Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROGEOLOGI
IDENTIFIKASI BATUAN BEKU

OLEH :

NAMA : M. FAUZI ALFAJRI


NO. BP : 2110233029
KELAS KULIAH : TANAH A
KELAS PRAKTIKUM : TANAH A
DOSEN PENJAP : ZULDADAN NASPENDRA,SP.,MSi.

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat (kumpulan) mineral yang telah menghablur. Tekstur batuan mengacu kepada
kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat
kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (Fabric).
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif maupun di atas permukaan sebagai batuan ektrusif. Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cairmaupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
maupun kerak bumi. Proses pelelehan terjadi oleh kenaikan temperatur, penurunan
tekanan, atau perubahan komposisi.

Batuan dalam istilah Geologi merupakan masa padat yang terdapat pada
kumpulan satu atau lebih mineral sebagai pembentuk kerak bumi, dimana masa
kerak bumi yang kompak dengan tekstur yang keras (Hard) maupun sedang (Semi
Hard). Definisi mineral adalah suatu senyawa anorganik yang terbentuk secara
alamiah, bersifat padat, serta mempunyai komposisi kimia dan struktur dalam
tertentu. Batu memiliki siklus sehingga jumlah batuan di bumi tidak akan habis.
Siklus batuan merupakan suatu proses yang menggambarkan perubahan dari
magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku,
kemudian sedimen, batuan sedimen dan batuan metamorphic hingga akhirnya
berubah menjadi magma kembali.

Mekanisme siklus batuan yaitu magma mengalami proses siklus


pendinginan, kemudian terjadi kristalisasi membentuk batuan beku pada siklus
ini, Ketika batu didorong jauh di bawah permukaan bumi, maka batuan
dapatmelebur menjadi magma. Kemudian batuan beku tersebut mengalami
pelapukan, tererosi, terangkut dalam bentuk larutan ataupun tidak terlarut,
diendapkan, sedimentasi membentuk batuan sedimen. Selain itu, ada juga yang
langsung mengalami perubahan bentuk menjadi metamorf saat siklus terjadi.
Kemudian pada siklus ini, batuan sedimen dapat mengalami perubahan baik
secara kontak, dynamo dan hidrotermik akan mengalami perubahan bentuk dan
menjadi metamorf. Siklus selanjutnya, batuan metamorf yang mencapai lapisan
bumi yang bersuhu tinggi, sehingga berubah lagi menjadi magma melalui proses
magmatisasi.Setelah mengalami siklus mulai dari magma tadi, batuan akan
berubah bentuk dan jenisnya menjadi batuan beku, batuan metamorf dan batuan
sedimen kemudian menjadi magma kembali jika terdorong kedalam bumi, lalu
meleleh.

Aktivitas erupsi suatu gunung api yang tercatat dalam sejarah


memiliki perbedaan yang terlihat dari komposisi magma dan komposisi
gas pada magmanya. Studi terhadap perbedaan dari setiap sejarah erupsi
gunung api bermanfaat dalam pembelajaran erupsi yang sedang dan yang
akan terjadi. Batuan yang terbentuk dari hasil erupsi suatu gunung api
dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam mempelajari
karakteristik dari erupsi gunung api. Studi mengenai batuan beku hasil
erupsi dari gunung api pada saat ini mengalami perkembangan sangat
pesat berkat penemuan baru mengenai ketepatan analisis kimia dengan
menggunakan instrumen yang mengalami penyempurnaan secara terus-
menerus. Selain itu studi dari batuan beku dapat dipakai untuk
mempelajari suatu cekungan dan evolusi tatanan tektonik. Dengan
berkembangnya teori tektonik lempeng maka dapat diketahui kondisi dari
masing-masing lingkungan tektonik lempeng yang dicirikan oleh
magmatisme (Hutabarat, 2007).

Batuan Batuan beku merupakan jenis batuan yang terbentuk dari magma
yang mengeras dan mendingin, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik diatas
permuklaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik) maupun dibawah permukaan
sebagai batuan intrusif (plutonik). Dalam batuan beku kita dapat mengetahui
istilah penghabluran. Penghabluran merupakan peristiwa dimana mineral-mineral
akan terbentuk paada saat magma mengalami penurunan suhu, akibat perjalanan
magma ke permukaan bumi. Berdasarkan penghabluran mineral silikat (magma),
komposisi magma berubah sifat dari basaltis menuju andesitik, lalu rhyolitik.
NL.Bowen (1887-1956) menyusun suatu seri yang terkenal dengan nama
Bowen’s Reaction Series.

Warna segar batuan beku dapat bervariasi, dari hitam, abu-abu sampai
putihcerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi meneral penyusun
batuannya (rock forming minerals). Apabila terjadi pencampuran antara mineral gelap
dengan terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih,abu-abu
bercak putih, atau putih bercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan.

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-
mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral denganmassa gelas
yang membentuk massa dasar dari batuan. Pada umumnya dikenaldua kelompok
tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik
Suatu batuan dikatakan memiliki tekstur fanerik jika kristalnya dapat dilihat jelas
dengan mata biasa. Kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
 Halus (fine), ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
 Sedang (medium), ukuran diameter butir antara 1-5 mm.
 Kasar (coarse), ukuran diameter butir antara 5-30 mm.
 Sangat kasar (very coarse), ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b. Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan matabiasa
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat
tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat
dibedakan:
 Mikrokristalin, ukuran butiran sekitar 0,1–0,01 mm.
 Kriptokristalin, Ukuran butiran berkisar antara 0,01–0,002 mm.
 Holohialin, apabila batuan beku tersusun oleh gelas

Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan


lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur yang dapat dilihat pada contoh-
contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
 Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya
fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
 Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut
menunjukkan arah yang teratur.
 Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-
lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
 Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh
mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
 Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan
batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Mineral primer adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan


magma, dalam jumlah yang melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan
nama batuan beku. berdasarkan warnanya dibagi menjadi 2: a) Mineral felsik, yaitu
mineral yang berwarna terang, terutama terdiri darimineral kwarsa, feldspar,
feldspatoid dan muskovit, b) Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap,
terutama biotit,piroksen, amphibol dan olivin.

Mineral sekunder adalah mineral hasil ubahan dari mineral primer, baik karena
pelapka, reaksi hidrothermal, atau metamorfisme. Jadi tidak terbentuk langsung dari
pembekuan magma. Namun begitu keberadaannya melimpah, dapat mempengaruhi
penamaan batuan. Contohnya: kalsit, klorit, limonit, mineral lempung. Adapun
mineral aksesoris adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma
namun jumlahnya sangat sedikit sekali, sehingga tidak mempengaruhi
penamaanbetuan. Contohnya: Kromit, magnetit, ilmenit, rutil, dan zirkon.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah dapat mengetahui komposisi mineral,
proses pembentukannya, bagaimana kira-kira tanah yg terbentuk, dan hubungan nya
dg kesuburan tanah.

BAB II METODE
A. Tempat dan Waktu
Praktikum tentang identifikasi batuan beku dilaksanakan pada hari Seasa
tanggal 27 September 2022 pada pukul 16.00-18.00 WIB, di ruang seminar tanah,
Departemen Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah kamera handphone dan alat
tulis, sedangkan bahan yang digunakan yaitu beberapa jenis batuan beku.

C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu sebagai
berkut:
1. Disiapkan batu yang akan diidentifikasi
2. Disiapkan alat tulis untuk mencatat hasil identifikasi batuan.
3. Diamati batuan yang akan diidentifikasi
4. Ditentukan jenisnya masuk ke faneririk atau non faneritik, jika masuk ke non
faneritik sebaiknya dilakukan pengamatan atau identifikasi lanjut menggunakan
bantuan mikroskop untuk melihat lebih ditail fragmen dan lainnya
5. Dicatat hasil pengamatannya.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Gambar Keterangan

Batu Gabro
(fanerik)

Batu Basal Porfiri

(non fanerik)

Batu Granit

(fanerik)

Batu Andesit Porfiri

(non fanerik)

Tabel 1. Identifikasi batuan beku

B. Pembahasan
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui jenis batuan apa yang sudah di
perlihatkan. Betuan dengan warna kelamnya besar dari 40%, memiliki plagioklas
banyak dengan butiran kasar disebut juga dengan batuan gabro. Batuan gabro adalah
batuan beku intrusif yang berwarna gelap. Batuan ini tidak memiliki rongga atau
lubang udara maupun retakan-retakan. Dalam batuan gabro juga memiliki mineral
kuarsa yang mengandung silika rendah sehingga barsifat basa (mafic) dan
menyebabkan batuan gabro berwarna hitam atau gelap kehijauan. Batuan ini
bertekstur faneritik karena kristal dapat dibedakan dengan mata biasa dan mineralnya
yang besar terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif rendah. Batuan gabro
terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Ciri-ciri dari batuan gabro
adalah berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini adalah massive,
tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Adapun manfaat
batuan gabro: sebagai ubin lantai; sebagai batu nisan; facing stone; sebagai base
material construction yang berperan sangat penting bagi bidang konstruksi gabro
yang telah dihancurkan digunakan dalam pembangunan jalan, kereta api dan juga
landasan konstruksi bangunan

Batuan selanjutnya ada batuan beku basa porfiri. Basal Porfiri merupakan
batuan ekstrusif yang terbentuk akibat proses dari pembekuan magma yang
berlangsung secara cepat sehingga bentuk kristal yang dihasilkan tidak sempurna.
Batuan beku basalpolri terbentuk pada temperature sekitar 1200 derajat sampai 900
derajat Celcius di dapur magma dan memiliki kandungan mineral yang dominan yaitu
mineral piroksil sebagai penyusun mineral utamanya sehingga berwarna lebih gelap
yang bedanya pada batuan basalpolri adalah tekstur yang tersusun atas kristal dan
massa gelas. Batuan beku jenis basal porfiri merupakan batu yang termasuk ke dalam
jenis batuan mikroskopik dengan tekstur afanitik. Batu basal porfiri berwarna
kelam dengan kandungan fenokris plagioklas, piroksen.

Selanjutnya adalah batu granit, yang bercirikan batuan beku dalam,


mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna
(umumnya putih, kelabu, merah jambu atau merah). Warna ini disebabkan oleh
variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan
tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Batuan Granit
merupakan batuan beku yang berasal dari dalam perut bumi (muntahan magma) yang
berstruktur granitik dan struktur holokristalin, yang terdiri dari elemen kuarsa dan
feldspar, sedangkan mineral lainnya dalam jumlah kecil seperti biotit, muskovit,
hornblende, dan piroksen (ESDM, 2015).

Batu andesit porfiri merupakan batuan intermediet yang dalam hal komposisi
berada antara keluarga granit-riolit dengan keluarga gabro-basalt. Batuan ini dicirikan
oleh susunan mineral sebagai berikut:
Plagioklas …………………….. 55-70%
Amfibol dan Biotit …………… 25-40%
Andesit umumnya berwarna kelabu gelap, hijau atau merah dan oleh
pelapukan warnanya bisa berubah menjadi coklat gelap atau coklat kemerahan.
Andesit yang memiliki tekstur afanitik sempurna relatif jarang ditemukan karena
beberapa fenokrist hampir selalu ada dalam andesit. Andesit porfiritik merupakan
varietas batuan beku luar intermediet yang paling sering dijumpai. Fenokristnya
terutama tersusun dari plagioklas, amfibol atau biotit dalam matriks plagioklas
afanitik dan beberapa gelas.

BAB IV KESIMPULAN
Batuan beku terbagi atas batuan beku asam dan batuan beku basa. Jika
batuan induk nya asam maka tanah yang dihasilkan dari pelapukan jua bersifat
asam begitu juga pada batuan beku basa. Apabila batuannya besifat basa maka
tanah yang terbentuk juga basa. Karena pelapukan yang terjai pada batuan induk
berpengaruh besar terhadap jeni tanah yang dibenuknya. Kandungan mineral yang
terdapat pada batuan tersebut akan menjadi mineral dan unsur hara bagi tanah dan
ketersedian hara tanah yang nantinya akan berperan penting bagi pertumbuhan
tanaman dan meningkatkan produktivitas.

DAFTAR PUSTAKA
Johannes.F.T.dkk.2018. identifikasi tekstur dan warna mineral untuk klasifikasi
batuan beku dengan menggunakan metode histogram of oriented gradient
dan linear discriminant analysis. Jurnal e-Proceeding of Engineering :
Vol.5, No.3 Page 4909.

Le Maitre, RW (2005). Batuan Beku: Klasifikasi dan Daftar Istilah: Rekomendasi


dari Subkomisi International Union of Geological Sciences tentang
Sistematika Batuan Beku , Edisi ke-2. Pers Universitas Cambridge.

Naspendra, Z.- Tahapan Identifikasi Batuan Beku. Padang: Fakultas Pertanian,


Universitas Andalas.

Spera, Frank J. (2000), "Physical Properties of Magma", in Sigurdsson, Haraldur


(editor-in-chief), Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press, pp. 171–190,
ISBN 978- 0126431407

Sutikno, B. 2002. Vulkanologi. Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi


Nasional Yogyakarta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai