Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : 2&3 (Batuan Beku Asam dan Intermediat) Nama : GUNAWAN


Hari/Tanggal : 01 Oktober 2019 Nim : F 121 18 044

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No. Sampel : 01
2. Warna lapuk : ABU-ABU KECOKLATAN
3. Warna segar : ABU-ABU
4. Tekstur
 Kristanilitas : HIPOKRISTALIN
 Granularitas : AFANITIK
 Fabric
 Bentuk : SUBHEDRAL
 Relasi : INEQUIGRANULAR
5. Struktur : MASIF
6. Komposisi mineral :
KUARSA 40%
PIROKSIN 25%
HORNBLENDE 15%
BIOTIT 15%
MINERAL LAIN 5%

7. Jenis batuan : BATUAN BEKU INTERMEDIET


8. Nama batuan : Andesit
9. Genesa : Andesit terbentuk dari magma yang
Mengalami intrusi sekunder sebagai dike maupun sill, secara genetik andesit
termasuk batuan vulkanik, sehingga pada saat penurunan suhu berlangsung sangat
cepat, sehingga terbentuk kristal yang sebagian kasar dan sebagian sedang.
Bantuan beku ini juga merupakan hasil ekstrusif yang terbentuk dari proses
kristalisasi magma. Awalnya, terjadi tumbukan antara lempeng samudra dan
lempeng benua pada zona subdaksi. Akibat dari komposisi lempeng samudra yang
dominan magnesium dan besi menyebabkan menunjamnya lempeng samudra ke
bawah permukaan. Suhu yang tinggi di bawah permukaan mejadikan batuan yang
ada pada lempeng samudra mengalami peleburan (melting) yang kemudian
menjadi magma. Magma tersebut akan bercampur dengan air laut. Akibat dari
tekanan yang tinggi dan oksigen yang berasal dari air laut menyebabkan magma
tersbut naik ke atas melalui rekahan-rekahan. Awalnya magma tersebut bersifat
basa, namun seiring dengan bertambah naiknya magma ke permukaan dan
pengaruh dari batuan yang dilewatinya menyebabkan terjadinya diferensiasi
magma yang secara geokimia berubah menjadi magma intermediate ataupun
magma asam.
Dalam mendeskripsi batuan beku kita harus memperhatikan aspek yang di
gunakan dalam mendeskripsikan batuan tersebut.
Warna pada batuan terbagi menjadi dua yaitu warna lapuk dan warna segar.
Warna lapuk adalah warna yang telah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar
sedangkan warna segar adalah warna dari batuan yang belum terkontaminasi
dengan lingkungan sekitar. Dalam mendeskripsi batuan kita harus menentukan
tekstur dan struktur dari batuan tersebut. Tekstur terdiri dari kristalinitas,
granularitas, dan fabric. Kristalinitas yaitu derajat kristalisasi dari suatu batuan
beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Dalam pembentukannya dikenal
tiga kelas derajat kristalisasi yaitu:
 Holokristalin, yaitu batuan beku di mana semuanya tersusun oleh kristal.
 Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan
sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
 Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas.
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
 Fanerik/fanerokristalin, yaitu besar kristal-kristal dari golongan ini dapat
dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa.
 Afanitik, yaitu kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop.
Fabrik terdiri dari bentuk dan relasi. Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal
dalam batuan yaitu euhedral (batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang
kristal), subhedral (apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi)
dan anhedral (mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli). Relasi adalah
hubungan antar kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan,
relasi dapat dibagi menjadi dua yaitu equigranular (ukuran kristalnya yang
membentuk batuan berukuran sama besar) dan inequigranular (ukuran butir
kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar). Struktur adalah
kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang
jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku dibagi menjadi 8
diantaranya:
 Pillow lava, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut,
membentuk struktur seperti bantal.
 Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang
tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran.
Adapun struktur batuan yang biasa di temukan atau terlihat padan hand
speciment sample antara lain:
 Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya aliran, jejak-jejak gas.
 Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma.
 Skoria, yaitu struktur yang sama dengan vesikuler tetapi lubang-lubangnya
besar.
 Amigdaloidal, yaitu lubang-lubang gas telah terisi mineral.
 Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen.
 Columnar joint, struktur yang memperlihatkan seperti kumpulan tiang-tiang,
hal ini disebabkan adanyakontraksi pada proses pendinginannya.

Kesimpulan:
Pada sampel batuan nomor 01, ditemukan batuan beku dengan warna lapuk
abu-abu kecoklatan karena telah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar dan
warna segar abu-abu karena belum terkontaminasi lingkungan sekitar, memiliki
kristalinitas hipokristalin (pada batuan terdiri dari massa gelas dan massa kristal),
granularitas afanitik (kristal-kristal pada batuan ini tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop), bentuk subhedral (sebagian
dari batas kristalnya batu tersebut sudah tidak terlihat lagi), relasi inequigranular
(pada batuan ditemukan ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran
sama besar), struktur massif (karena tidak menunjukkan adanya aliran, jejak-jejak
gas), komposisi mineralnya terdiri dari kuarsa (40%), pirokain (25%), hornblende
(15%) biotit (15%) , mineral lain (5%). Dengan jenis batuan beku intermediet dan
nama batuan andesit (dr. Russel b. Travis,1955).

Referensi:
1. Pellant Chirs, 1992, Rock And Minerals. Dorling Kindersley, London
New York. Stuttgart
2. Dikutip dari: https://www.geologinesia.com/2016/01/batuan-andesit-
dan-proses-pembentukannya.html
3. Dikutip dari: www.academia.edu/2015/11/mineral-dan-batuan

ASISTEN PRAKTIKAN

Mega Maharani H.R.K Gunawan


Nim: F121 16 070 Nim: F121 18 044

Anda mungkin juga menyukai