Anda di halaman 1dari 18

ANDESIT

DESKRIPSI
Jenis Batuan

: Batuan Beku Vulkanik

Sifat Batuan

: Intermediet

Warna

: Abu abu gelap

Tekstur

: Bagian-bagian kecil yang berwarna hitam disebut


mineral biotite dan yang berwarna putih disebut
potassium

feldspar

phenocryst,
terletuskan
tersebut

Kristal

terbentuk
dan

dari

terbesar

jauh

membeku,

bentuknya

dinamakan

sebelum
dan

dapat

lava

kristal-kristal
menceritakan

sejarah dari proses perjalanan magma. bertekstur


porphyritic
a. Derajat Kristalisasi : Holokristalin sampai
Hipokristalin
b. Granularitas
c. Bentuk Kristal

: Porfiritik
: Subhedral

d. Keseragaman Butir : Inequigranular


Struktur

: Masif

Komposisi Mineral

: Silika (55 65 %),

Kuarsa ( 20 % )

Plagioklas ( 10 % )
Piroksen, Hornblende, Amphibol, Biotit, Mika
Hornblende dan Piroksen adalah mineral-mineral
gelap lainnya yang terdapat pada batuan Andesit
Genesa

Andesit

berasal

dari

Magma

yang

biasanya

meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang


mengalir,
dapat

beberapa

mencapai

diantaranya

beberapa

penyebarannya

kilometer.

Magma

Andesit dapat juga menghasilkan letusan seperti


bahan

peledak

yang

kuat

yang

kemudian

membentuk arus piroklastik dan surges dan suatu


kolom letusan yang sangat besar.
Nama Batu
Kegunaan

: ANDESIT
: Sebagai bahan konstruksi ( bangunan, jalan,
jembatan, bendungan, dll ) dan juga digunakan
sebagai bahan baku industri

BASALT

DESKRIPSI:
Jenis Batuan

: Batuan Beku Vulkanik

Sifat Batuan

: Basa

Warna

: Gelap / Kehitaman

Tekstur

: Secara megaskopis, bila dalam keadaan segar,


basalt dapat dikenal dari warnanya yang hitam atau
gelap dan dengan butiran kristal mineral yang halus.
a.
b.
c.
d.

Struktur

Derajat Kristalisasi
Granularitas
Bentuk Kristal
Keseragaman Butir

:
:
:
:

Holokristalin
Afanitik
Euhedral
Equigranular

: Pillow Lava, Vesikuler

Komposisi Mineral

Berkomposisi plagioklas-Ca, piroksin dan

magnetit,

dengan

atau

tanpa

olivine,

dan

mengandung SiO2, plagioclase feldspar dan pyroxene.


Olivine dapat juga konstituen yang signifikan. Mineral
hadir dalam jumlah yang relatif kecil termasuk
oksida besi dan besi-titanium oksida, seperti
magnetit, ulvospinel, dan ilmenite.
1. K-Feldspar

: 10 %

2. Kuarsa

: 10 %

3. Feldspatoid

Ganesa

: 10 %

: Basalt memiliki tinggi likuidus dan solidus-nilai


temperatur dipermukaan bumi didekat 1200

(Likuidus) dan didekat atau dibawah 1000

(Solidus),
umum

nilai-nilai

lainnya

ini

lebih

batuan.

tinggi

Mayoritas

daripada
tholeiites

terbentuk pada sekitar 50-100 km kedalaman


dalam mantel. Banyak alkali basalt-basalt dapat
dibentuk

pada

sedalam150-200
terus

kedalaman
km

usul

lebih
basal

besar,

mungkin

alumina-tinggi

menjadi kontroversial, dengan interpretasi

bahwa itu adalah mencair utama dan bahw a itu


bukan berasal darijenis basalt lain

Nama Batu
Kegunaan

: BASALT
: biasa digunakan sebagai bahan baku sekunder untuk
konstruksi bangunan

DASIT

DESKRIPSI:
Jenis Batuan

: Batuan Beku Plutonik

Sifat batuan

: Asam hingga Intermediet

Warna

: Abu-abu cerah

Tekstur

: Pada batu dasit terdapat sisi yang berwarna


terang

dan

berwarna

gelap

dimana

sisi

yang

berwarna terang ialah sebagian besar yaitu mineral


feldspar.
a.
b.
c.
d.
Komposisi Mineral

Derajat Kristalisasi : Holokristalin


Granularitas
: Fanerik sedang kasar
Bentuk Kristal
: Subhedral
Keseragaman Butir : Inequigranular
: Mineral utamanya Feldspar dan Plagioklas

dengan biotit, hornblende, dan pyroxene. Pada


batu dasit terdapat mineral feldspar hingga 60 %.
Struktur

: Masif

Ganesa

: Dasit adalah sebuah batuan beku, batuan volkanik


Andesiterhyolite.

Ini

komposisi

andesit

antara

adalah

penengah

dan

rhyolite.

dalam
Proporsi

relatif feldspars dan kuarsa di dacite, dan dalam


banyak

batu

vulkanik lain, diilustrasikan dalam

diagram QAPF. Dacite juga ditentukan oleh silica


dan alkali isi dalam klasifikasi TAS.
Kata dacite berasal dari Dacia, sebuah provinsi dari
Kekaisaran Romawi yang terletak antara Sungai
Danu bedan Carpathian Mountains (sekarang modern
Rumania) dimana batu pertama kali dijelaskan.
Nama Batu
Kegunaan

: DASIT
: Bahan baku konstruksi

DIORIT

DESKRIPSI

Jenis Batuan

: Batuan Beku Plutonik

Sifat Batuan

: Intermediet

Warna

: Abu-abu gelap dan corak putih

Tekstur

: Holokristalin, berbutir menengah sampai kasar,


jarang yang forfiritik dan bila dibandingkan dengan
granit ukuran butirnya lebih kecil.

e.
f.
g.
h.
Struktur

Derajat Kristalisasi : Holokristalin


Granularitas
: Fanerik sedang kasar
Bentuk Kristal
: Subhedral
Keseragaman Butir : Inequigranular

: Masif

Komposisi mineral

Komposisi

hornblenda,

utamanya

kadang

plagioklas

kadang

ada

dan
yang

mengandung biotit dan kuarsa.

Ganesa

1. Plagioklas

: 55 %

2. Hornblenda

: 25 %

3. Biotit

: 10 %

4. Kuarsa

: 10 %

: Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku


(instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan
lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone. biasanya diproduksi pada busur
lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung
didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi
suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths
(

banyak

beribu-ribu

mil-kwadrat)

dan

mengantarkan magma sampai pada permukaan


untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan
lahar andesite.
Nama Batu

: DIORIT

Kegunaan

: Batu diorit memiliki kualitas yang baik untuk


dimanfaatkan sebagai batuan ornamen dan juga dapat
diolah menjadi lantai menyerupai marmer ketika telah
di poles

GABBRO

DESKRIPSI
Jenis Batuan

: Batuan Beku Plutonik

Sifat Batuan

: Basa

Warna

: Hitam kehijauan

Tekstur

:
a.
b.
c.
d.

Struktur

Derajat Kristalisasi
: Holokristalin
Granularitas
: Faneritik
Bentuk Kristal
: Subhedral
Keseragaman Butir
: Equigranular

: Masif atau Pejal

Komposisi Mineral

besar

Berwarna

gelap

k a re n a

m i n e r a l penyusunya

adalah

sebagian
piroksen

dan olivin dan mengandung plagioklas, amphibol.


1. Olivin

: 40 %

2. Piroksen

: 50 %

3. Amphibole : 10 %
Ganesa

: Merupakan batuan beku akibat proses plutonik.


Gabbro adalah nama sebuah kota di Tuscany, Italia.

Nama Batu

: GABBRO

Kegunaan

: batuan gabro merupakan batuan beku dalam yang


menyerupai granit sehingga pemanfaatannya juga
hampir sama, warna gabbro yang cenderung gelap
memberikan kesan mewah untuk diolah menjadi
ornamen, lantai, batu nisan, dll.

GRANIT

DESKRIPSI
Jenis Batuan

: Batuan Beku Plutonik

Sifat Batuan

: Intermediet

Warna

: Hitam dan semu hijau

Tekstur

:
a.
b.
c.
d.

Struktur

Derajat Kristalisasi
Granularitas
Bentuk Kristal
Keseragaman Butir

:
:
:
:

Holokristalin
Fanerik
Euhedral
Inequigranular

: Masif

Komposisi Mineral

: Komposisi mineral utamanya adalah kuarsa,

ortoklas (K-Feldspar), dan ploagioklas (plagioklas-Ca).


1.
2.
3.
4.

Kuarsa
: 50 %
Alkali Feldspar : 10 %
Ortoklas : 20 %
Plagioklas : 20 %

Ganesa

: Granit terbentuk di daerah kontinen atau benua


sebagai batuan beku intrusif. Ukuran butir kristal
mineral

penyusunnya

menunjukkan

granit

yang
terbentuk

berukuran
melalui

kasar
proses

pembekuan magma yang sangat lambat.


Nama Batu

: GRANIT

Kegunaan

batu

granit

memiliki

kualitas

yang

baik

jika

dimanfaatkan sebagai batu hias, dapat diolah menjadi


meja granit, lantai menyerupai marmer yang memiliki
daya tahan lebih baik dari batu marmer itu sendiri,
dapat dijadikan bahan konstruksi bangunan karena
memiliki struktur yang kompak dan keras.

GRANODIORIT

DESKRIPSI
Jenis Batuan

: Batuan Beku Plutonik

Sifat Batuan

: Asam

Warna

: Putih kehitaman

Tekstur

:
a. Derajat Kristalisasi

: Holokristalin

b. Granularitas
: Anhedral
c. Bentuk Butir
: Fanerik
d. Keseragaman Butir
: Inequigranular
Struktur

: Masif

Komposisi Mineral

: Granodiorit memiliki komponen mineral modal

berikut :
1. Kuarsa

: 19 - 26%

2. Alkali felspar

: 17 - 21%

3. Plagioklas

: 44 - 48%

4. Biotit

: 3 -10%

5. Hornblende

: 0 - 7%

6. Mineral bijih dapat menjelaskan sampai 1,5%.


Genesa

: Granodiorit ini asal muasalnya adalah batuan yang


terjadi dari proses pembekuan magma yang bersifat
asam, terbentuk jauh didalam kulit bumi, sehingga
disebut sebagai batuan dalam. Terbentuknya sekitar
3-4 km di bawah permukaan bumi.
Bentuk intrusi dapat berupa batholit, lakolit, maupun
phacolit. Karena membekunya jauh didalam kulit
bumi, bentuk dan ukuran mineral pembentukanya
besar-besar dan dan mudah dibedakan antara mineral
yang satu dengan mineral yang lain

Nama Batu
Kegunaan

: GRANODIORIT
: kegunaan batu granodiorit secara umum hampir
sama

dengan

batu

granit,

hanya

saja

terdapat

perbedaan pada tampilan dari bahan hasil olahannya


dari segi warna.

OBSIDIAN

DESKRIPSI
Jenis Batuan

: Batuan Beku Vulkanik

Sifat Batuan

: Basa

Warna

: Hitam mengkilat

Tekstur

:
a.
b.
c.
d.

Struktur

:
:
:
:

Holohialin
Afanitik
Glassy
Equigranular

: Masif

Komposisi Mineral
Ganesa

Derajat Kristalisasi
Granularitas
Bentuk Kristal
Keseragaman Butir

: 70% atau lebih SiO2

: Obsidian adalah batuan beku yang terbentuk ketika


bahan batuan cair mendingin begitu cepat sehingga
atom tidak mampu mengatur diri menjadi struktur
kristal. Hasilnya adalah sebuah gelas vulkanik dengan
tekstur halus yang seragam.

Nama Batu
Kegunaan

: OBSIDIAN
: obsidian banyak dimanfaatkan sebagai batu
perhiasan dan ornamen

PERIDOTIT

DESKRIPSI
Jenis Batuan

: Batuan Beku Plutonik

Sifat Batuan

: Ultra basa

Warna

: Hitam kehijauan

Tekstur

:
a.
b.
c.
d.

Struktur

Derajat Kristalisasi
: Holokristalin
Granularitas
: Faneritik
Bentuk Butir
: Subhedral
Keseragaman Butir
: Equigranular

: Masif

Komposisi Mineral

: Peridotit mengandung setidaknya 40 % olivin,

sisanya sebagian besar terdiri dari orthopyroxene,


clinopyroxene

dan

mineral

tambahannya

hornblende, biotit.
4. Olivin

: 40 %

5. Piroksen

: 30 %

6. K-Feldspar

: 10 %

7. Kuarsa
8. Feldspatoid

: 10 %
: 10 %

adalah

Genesa

: Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik,


yang

terjadi

dari

hasil

pembekuan

magma

berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari


permukaan bumi. Merupakan suatu batuan ultramafic
yang memiliki butiran kasar dengan suatu tenunan
crystallkine,
samudra

merupakan

bagian

bawah

karakteristik
dan

dari

pembentukan

kerak
jenis

batuan dengan prinsip theupper mantel. Mineral


penyusun Peridotite sebagian besar terdiri olivine dan
pyroxene.
Nama Batu

: PERIDOTIT

Kegunaan

: batuan ini biasanya berasosiasi dengan nikel dan


logam logam lainnya sehingga dapat dimanfaatkan
dalam bahan baku industri, sebagian dari batuan
peridotit juga digunakan sebagai bahan baku
konstruksi

TUFF

DESKRIPSI
Jenis Batuan

: Batuan Beku Vulkanik

Sifat Batuan

: Asam

Warna
Tekstur

: Putih Cream
:
a.
b.
c.
d.

Struktur

:
:
:
:

Holohialin
Afanitik
Glassy
Equigranular

: Masif

Komposisi Mineral
Ganesa

Derajat Kristalisasi
Granularitas
Bentuk Kristal
Keseragaman Butir

: Mayoritas Glass

: Petrogenesa dari batuan terbentuk dari hasil


letusan gunung api dan kemudian di endapkan. Tu f
(bahasa Italia "tufo") adalah jenis batu
yang

terdiri

dari

konsolidasi abu vulkanik

yang dikeluarkan dari lubang ventilasi selama


letusan gunung berapi. Tuf kadang-kadang disebut
tufa,

terutama

bila

digunakan

sebagai bahan

bangunan, meskipun tufa juga mengacu pada batu


yang sangat berbeda.
Nama Batu
Kegunaan

: TUFF
: sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan

bangunan
Penambangan Batuan Beku Yang Bernilai Ekonomis
Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
1.

Penelitian geologi
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas
penyebaran secara lateral, termasuk mengumpulkan segala
informasi geologi dan pemetaan topografi. Peta topografi pada
tahap ini berskala 1 : 500;

2.

Penelitian geofisika
Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik, yaitu
penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis batuan. Kegiatan ini
diselaraskan dengan data geologi permukaan ataupun bawah

permukaan. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk penampang


geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan data pengukuran
geolistrik dengan menghubungkan setiap titik duga satu dengan
yang lainya. Keadaan geologi ini akan memperlihatkan penyebaran,
baik secara vertikal maupun lateral pada suatu penampang.
Pendugaan geolistrik secara umum akan menyajikan data lapisan
tanah pucuk dan lapisan granit.
3.

Pemboran
Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan
bagi keperluan perhitungan cadangan.
a. Pengambilan contoh
Kegiatan ini dimaksudkan untuk keperluan analisis laboratorium
dan mekanika batuan.
b. Perhitungan cadangan
Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan
dilakukan dengan cara metoda penampang (cross section
method) yang sangat cocok untuk batuan yang penyebarannya
homogen serta ketebalannya relatif merata.
Volume cadangan dihitung per luas penampang yang
dimensinya adalah di antara dua luas daerah penampang dan
ketebalan pada titik-titik eksplorasi di sekelilingnya. Dengan
menjumlahkan volume seluruh penampang yang ada di daerah
penyelidikan tersebut, maka jumlah cadangan dapat diketahui.

Penambangan
Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap contoh
batuan diatas adalah tambang terbuka (quarry). Bentuk topografi bahan
galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari
puncak bukit (top hill type) ke arah bawah (top down) secara bertahap
membentuk jenjang (bench). Secara garis besar tahapan kegiatan
penambangan dapat diuaraikan sebagai berikut :
1.

Persiapan (development)
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain
jalan, perkantoran, tempat penumpukan (stockpile), mobil-isasi
peralatan, sarana air, work-shop, listrik (genset), serta poliklinik.

2.

Pembersihan permukaan (land clearing)


Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan
semak belukar dengan alat konvensional atau buldoser.

3.

Pengupasan lapisan penutup (stripping overburden)


Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back hoe.
Tanah penutup didorong dan dibuang ke arah lembah (disposal area)
yang terdekat, namun bila tumpukan hasil pengupasan ini jauh dari
disposal area pembuangan-nya dapat dibantu dengan dump truck.

4.

Pembongkaran (lossening).
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar granit dari batuan
induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan
dengan cara pemboran dan peledakan.
Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang
tembak yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling
dan spasi. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemboran
adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor.Sedangkan untuk
kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO/ damotin.
Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran produk
yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak;
makin rapat ukuran semakin kecil ukuran produknya.

5.

Pemuatan (loading).
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis
untuk memuat hasil kegiatan pembongkaran ke dalam alat angkut
yaitu truk.

6.

Pengangkutan (transporting)
Bongkahan granit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan
dump truck.

Peremukan
Pengolahan granit adalah mereduksi ukuran yang sesuai dengan
berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit
peremukan (crushing plant). Tahapan pengolahan meliputi :
1
2
3
4

Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone


crusher atau gyratory crusher yang dilanjutkan dengan Secondary
crusher;
Pengangkutan menggunakan ban berjalan;
Pemisahan menggunakan pengayak (screen);
Penghalus ukuran dengan rotopactor.

Dari proses peremukan akan menghasilkan beberapa macam ukuran


antara lain :

jenis sirtu

ukuran 50 + 30 mm

ukuran 30 + 20 mm

ukuran 20 + 10 mm

ukuran 10 + 4 mm
ukuran 4 m (abu-abu).

Jenis peralatan pada unit peremukan terdiri dari :


Pengumpan grizzly getar, suatu alat yang berfungsi sebagai
pengatur banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk berahang
(jaw crusher) dan ayakan pemisah dengan sirtu;
Pengumpan getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur
banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk rahang II (secondary
crusher);
Peremuk, digunakan untuk memperkecil ukuran yang sesuai
dengan permintaan. Alat yang digunakan adalah :
o Peremuk tingkat 1, yaitu peremuk berahang (jaw crusher)
jenis single toggle;
o Peremuk tingkat II yaitu peremuk berahang II, memakai tipe
80 dan 71, dengan ukuran masing-masing 36 x 10 dan 36 x
4.
Untuk kepentingan lain seperti pembuatan hias, lantai, nisan dan
peralatan rumah tangga, perlu dilakukan tahap pengolahan, pemahatan, penghalusan, dan pemolesan.

TUGAS
PRAKTIKUM PETROLOGI

Contoh Batuan Beku Bernilai Ekonomis dan Cara Penambangannya

Oleh :
Martin Kristian Setiady M.
F1D114044

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2016

Anda mungkin juga menyukai