Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : 01 Nama : Muh Diftiya


Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2019 Nim : F 121 18 029

1. No. Sampel : 01
2. Warna : HITAM
3. Belahan : DUA ARAH
4. Pecahan : COLUMN
5. Kekerasan (MOHS) : 5-6,5
6. Kilap : KACA
7. Cerat : PUTIH
8. Tenacity : DUCTILE
9. Berat Jenis (gr/cmᵌ) : 2,9-3,6
10. Sistem Kristal : ORTHOROMBIK
11. Rumus Kimia : (Ca,Na) (Mg,Fe,Al) (Si,Al)₂O₆
12. Nama Mineral : PIROKSIN
13. Genesa : Piroksin mineral yang terbentuk akibat proses
Kristalisasi magma. awalnya terjadi tumbukan Antara
lempeng samudera dan lempeng benua di zona
subdaksi yang mengakibatkan runtuhnya lempeng
samudera. Setelah lempeng samudera runtuh ke bawah,
lempeng samudera tersebut mengalami proses
pencairan (melting). Hasil dari proses pencairan itu
selanjutnya akan mencari rekahan dan terjadilah proses
asimilasi. Dalam asimilasi ini terjadi pembagian
magma,yaitu magma asam dan magma basa. Magma
yang berada di bawah akan terdorong ke atas oleh
oksigen. Saat tiba di dapur gunung berapi yang
mencapai suhu 1100ºC-1000ºC. dari sinilah terbentuk
awal mula terbentuk mineral piroksin yang berwarna
hitam. Belahan dari mineral piroksin ini Dua arah yang
memang kenampakan bidangnya dalam keteraturan
sifatnya yang Nampak berjajar dan teratur. Piroksin
pecahannya column karena bentuknya terdiri atas
prisma. Serta piroksin ini memiliki tingkat kekerasan
5,6-6 Skala mohs. Sistem Kristalnya orthorombik yang
susunannya itu terbentuk oleh system atom dan
molekul yang teratur.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI MUH DIFTIYA YOGI


F 121 16 070 F 121 18 029
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 01 Nama : Muh Diftiya
Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2019 Nim : F 121 18 029

1. No. Sampel : 02
2. Warna : HITAM
3. Belahan : DUA ARAH TEGAK
LURUS (SEMPURNA)
4. Pecahan : EVEN
5. Kekerasan (MOHS) : 2-3
6. Kilap : KACA
7. Cerat : PUTIH
8. Tenacity : SECTILE
9. Berat Jenis (gr/cmᵌ) : 2,8-3,2
10. Sistem Kristal : MONOKLIN
11. Rumus Kimia : K(Fe,Mg)₃AlSi₃O₁₀(OH)₂
12. Nama Mineral : BIOTIT
13. Genesa : Biotit merupakan mineral utama yang terbentuk oleh
proses kristalisasi magma. Awalnya, terjadi
tumbukan antara lempeng benua dan lempeng
samudera di zona subdaksi yang mengakibatkan
runtuhnya lempeng samudera. Setelah lempeng
samudera runtuh ke bawah, lempeng samudera
tersebut mengalami proses pencairan ( melting ).
Hasil dari proses pencairan itu selanjutnya akan
mencari rekahan dan terjadilah proses asimilasi.
Dalam asimilasi ini terjadi pembagian magma, yaitu
magma basa dan magma asam. Magma yang berada di
bawah akan terdorong ke atas oleh oksigen. Saat tiba
di dapur gunung berapi yang mencapai suhu 800°C.
Dari sinilah mineral biotit terbentuk berwarna hitam.
Belahan dari mineral biotit ini dua arah yang memang
kenampakan bidangnya dalam keteraturan sifatnya
yang nampak berjajar dan teratur. Biotit mempunyai
pecahan yang rata (even). Serta biotit juga
mempunyai tingkat kekerasan 2-3 skala mohs. System
kristalnya yaitu monoklin yang hanya mempunyai
satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI MUH DIFTIYA YOGI


F 121 16 070 F 121 18 029
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 01 Nama : Muh Diftiya Yogi
Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2019 Nim : F 121 18 029

1. No. Sampel : 03
2. Warna : HITAM
3. Belahan : DUA ARAH
(TIDAK SEMPURNA)
4. Pecahan : EVEN
5. Kekerasan (MOHS) : 5-6
6. Kilap : KACA
7. Cerat : ABU-ABU
8. Tenacity : DUCTILE
9. Berat Jenis (gr/cmᵌ) : 2,3-3,3
10. Sistem Kristal : MONOKLIN
11. Rumus Kimia : Ca₂(Mg,Fe,Al)₅(Al,Si₈)O₂₂(OH)₂
12. Nama Mineral : HORNBLENDE
13. Genesa : Hornblende merupakan mineral utama yang terbentuk
pada proses kristalisasi magma. Awalnya, terjadi
tumbukan antara lempeng benua dan lempeng
samudera di zona subdaksi yang mengakibatkan
runtuhnya lempeng samudera. Setelah lempeng
samudera runtuh ke bawah, lempeng samudera
tersebut mengalami proses pencairan ( melting ).
Hasil dari proses pencairan itu selanjutnya akan
mencari rekahan dan terjadilah proses asimilasi.
Dalam asimilasi ini terjadi pembagian magma, yaitu
magma basa dan magma asam. Magma yang berada di
bawah akan terdorong ke atas oleh oksigen. Saat tiba
di dapur gunung berapi yang mencapai suhu 900°C.
Dari sinilah terbentuk mineral hornblende yang
berwarana hitam. Belahan dari mineral hornblende
yang memang kenampakan bidangnya dalam
keteraturan sifatnya yang nampak berjajar dan teratur.
hornblende juga mempunyai pecahan rata (even).
Hornblende mempunyai tingkat kekerasan 5-6 skala
mohs. Hornblende mempunyai sistim Kristal
monoklin yang hanya mempunyai satu sumbu yang
miring dari tiga sumbu yang dimilikinya.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI MUH DIFTIYA YOGI


F 121 16 070 F 121 18 029
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 01 Nama : Muh Diftiya Yogi
Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2019 Nim : F 121 18 029

1. No. Sampel : 04
2. Warna : PUTIH
3. Belahan : DUA ARAH
4. Pecahan : CONCHOIDAL
5. Kekerasan (MOHS) : 6-6,5
6. Kilap : KACA
7. Cerat : PUTIH
8. Tenacity : DUCTILE
9. Berat Jenis (gr/cmᵌ) : 2,61
10. Sistem Kristal : TRIKLIN
11. Rumus Kimia : (Ca,Na)AlSi₃O₈
12. Nama Mineral : PLAGIOKLAS
13. Genesa : Plagioklas merupakan mineral utama yang terbentuk
oleh proses kristalisasi magma. Awalnya, terjadi
tumbukan antara lempeng benua dan lempeng
samudera di zona subdaksi yang mengakibatkan
runtuhnya lempeng samudera. Setelah lempeng
samudera runtuh ke bawah, lempeng samudera
tersebut mengalami proses pencairan ( melting ).
Hasil dari proses pencairan itu selanjutnya akan
mencari rekahan dan terjadilah proses asimilasi.
Dalam asimilasi ini terjadi pembagian magma, yaitu
magma basa dan magma asam. Magma yang berada di
bawah akan terdorong ke atas oleh oksigen. Saat tiba
di dapur gunung berapi yang mencapai suhu 700°C.
Dari sinilah terbentuk mineral plagioklas berwarna
putih dan mempunyai belahan dua arah yang memang
kenampakan bidangnya dalam keteraturan sifatnya
yang nampak berjajar dan teratur. Plagioklas
mempunyai pecahan conchoidal yang melengkung di
permukaan pecahan,seperti kenampakan kulit kerang
atau pecahan botol. Dan serta mempunyai tingkat
kekerasan 6-6,5 skala mohs.plagioklas juga
mempunyai kilap kaca yang kenampakannya dapat
memantulkan cahaya. System Kristalnya adalah
triklin yang mempunyai 3 sumbu simetri yang satu
dengan lainnya tidak saling tegak lurus.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI MUH DIFTIYA YOGI


F 121 16 070 F 121 18 029
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 01 Nama : Muh Diftiya Yogi
Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2019 Nim : F 121 18 029

1. No. Sampel : 05
2. Warna : HIJAU
3. Belahan : SATU ARAH
4. Pecahan : CONCHOIDAL
5. Kekerasan (MOHS) : 6,5-7
6. Kilap : KACA
7. Cerat : PUTIH
8. Tenacity : DUCTILE
9. Berat Jenis (gr/cmᵌ) : 3,27-4,20
10. Sistem Kristal : ORTHOROMBIK
11. Rumus Kimia : (Mg,Fe)₂SiO₄
12. Nama Mineral : OLIVIN
13. Genesa : Olivin merupakan mineral utama yang terbentuk oleh
proses kristalisasi magma. Awalnya, terjadi tumbukan
antara lempeng benua dan lempeng samudera di zona
subdaksi yang mengakibatkan runtuhnya lempeng
samudera. Setelah lempeng samudera runtuh ke
bawah, lempeng samudera tersebut mengalami proses
pencairan ( melting ). Hasil dari proses pencairan itu
selanjutnya akan mencari rekahan dan terjadilah
proses asimilasi. Dalam asimilasi ini terjadi
pembagian magma, yaitu magma basa dan magma
asam. Magma yang berada di bawah akan terdorong
ke atas oleh oksigen. Saat tiba di dapur gunung berapi
yang mencapai suhu 1200°C. Dari sinilah terbentuk
mineral olivine. Belahan dari mineral olivine satu arah
yang memang kenampakan bidangnya dalam
keteraturan sifatnya yang nampak berjajar dan teratur.
Pecahan dari olivin conchoidal yang bila diperhatikan
gelombang yang melengkung di permukaan pecahan
seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol.
Dan serta mempunyai tingkat kekerasan 6,5-7 skala
mohs. Sistim Kristal olivine orthorombik yang
mempunyai 3 sumbu simetri Kristal yang saling tegak
lurus satu dengan yang lainnya.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI MUH DIFTIYA YOGI


F 121 16 070 F 121 18 02
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : 01 Nama : Muh Diftiya Yogi
Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2019 Nim : F 121 18 029

1. No. Sampel : 06
2. Warna : PUTIH
3. Belahan : MICACEOUS
4. Pecahan : CONCHOIDAL
5. Kekerasan (MOHS) : 2-3
6. Kilap : KACA
7. Cerat : PUTIH
8. Tenacity : ELASTIS
9. Berat Jenis (gr/cmᵌ) : 2,65
10. Sistem Kristal : MONOKLIN
11. Rumus Kimia : K Al₂ (Al,Si₃)O₁₀(OH)₂
12. Nama Mineral : MUSCOVIT
13. Genesa : Muscovit merupakan mineral utama yang terbentuk
oleh proses kristalisasi magma. Awalnya, terjadi
tumbukan antara lempeng benua dan lempeng
samudera di zona subdaksi yang mengakibatkan
runtuhnya lempeng samudera. Setelah lempeng
samudera runtuh ke bawah, lempeng samudera
tersebut mengalami proses pencairan ( melting ).
Hasil dari proses pencairan itu selanjutnya akan
mencari rekahan dan terjadilah proses asimilasi.
Dalam asimilasi ini terjadi pembagian magma, yaitu
magma basa dan magma asam. Magma yang berada di
bawah akan terdorong ke atas oleh oksigen. Saat tiba
di dapur gunung berapi yang mencapai suhu 600°C.
Dari sinilah terbentuk mineral muskovit yang
berwarna putih. Muskovit mempunyai belahan
micaceous yang memang kenampakan bidangnya
dalam keteraturan sifatnya yang nampak berjajar dan
teratur. Pecahan dari muskovit conchoidal yang bila
diperhatikan gelombang yang melengkung di
permukaan pecahan seperti kenampakan kulit kerang
atau pecahan botol. Dan serta mempunyai tingkat
kekerasan 2-3 skala mohs. Sistim Kristal dari
muskovit adalah monoklin yang mempunya satu
sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilkinya.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI MUH DIFTIYA YOGI


F 121 16 070 F 121 18 029

Anda mungkin juga menyukai