PENDAHULUAN
1.1
Batuan sebagai agregat mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis batuan, yaitu :
1. Batuan beku (igneous rocks), adalah kumpulan mineral silikat sebagai hasil
pembekuan daripada magma yang mendingin (Huang, 1962).
2. Batuan sedimen (sedimentary rocks), adalah batuan hasil litifikasi bahan
rombakan batuan yang berasal dari proses denudasi atau hasil reaksi kimia
maupun hasil kegiatan organisme (Pettijohn, 1964).
3. Batuan metamorf atau batuan malihan (metamorphic rocks), adalah batuan
yang berasal dari suatu batuan yang suda ad yang mengalami perubahan tekstur
dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai perubahan kondisi fisika (tekanan
dan temperatur) (Winkler, 1967).
Siklus Batuan
Dalam sejarah pembentukannya ketiga jenis batuan tersebut dapat
yang relative kecil didalam mantel atas dan kerak, yang cair. Kebanyakan dari
material yang padat merupakan batuan metamorf, ini dikarenakan batuan di inti
dalam, mantel dan kerak telah terubah dikarenakan tekanan dan temperature yang
tinggi. Magma yang terbentuk pada mantel atas naik ke level yang lebih tinggi
didalam kerak dan mengalami kristalisasi. Batuan sediment terbentuk di
permukaan atau dekat permukaan.
Di daratan, batuan sediment menutupi sekitar 66 % dari total batuan
yang tersingkap (Blatt dan Jones, 1975). Sisanya sekitar 34 % adalah batuan
kristalin yang berupa batuan beku dan metamorf. Di bawah samudra kebanyakan
ditutupi oleh material sediment atau batuan sediment yang tipis. Dibawah tutupan
sediment, didominasi oleh batuan beku dan metamorf.
1.2
1.3
1.4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
BATUAN BEKU
cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan
beku itu sendiri. Apabila terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan
mineral berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik
putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna
mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan beku
PETROLOGI BATUAN BEKU DAN GUNUNG API
Page 6
TUGAS PETROLOGI I
a. Faneritik tekstur
b.
b. Porfiri tekstur
c. Afanitik tekstur
TINGKAT KRISTALISASI
a. Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.
b. Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.
c. Hipokristalin, batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian kristal.
BENTUK KRISTALISASI
KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan
mineral
4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal
atau amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat
cepat dan hanya terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi,
sehingga sering disebut kaca gunungapi (volcanic glass).
PENAMAAN / KLASIFIKASI
Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi
menjadi batuan beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi
selanjutnya dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku
intrusi dekat permukaan.
Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku dapat
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku
mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering
diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.
Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit,
peridotit dan norit. Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang
piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari
mineral olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen dan
plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau
vitrofirik dan disebut pikrit.
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen
dan plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan
beku dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan
plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya dinamakan andesit. Antara
andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebut andesit basal.
PETROLOGI BATUAN BEKU DAN GUNUNG API
Page 13
TUGAS PETROLOGI I
Gambar.1.7.
Afanitik
tekstur
PETROLOGI
BATUAN
BEKU DAN GUNUNG API
Page 16
TUGAS PETROLOGI I
Gambar 2.5. Contoh batuan beku. Sisi atas adalah batuan beku dalam, sisi
bawah merupakan batuan beku luar.
2.2.
Lebih dari 80% permukaan bumi, baik di dasar laut hingga daratan
tersusun atas batuan gunung api. Di Indonesia saja, terdapat 128 gunung api aktif
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan sebanyak 84 di antaranya
menunjukkan aktivitas eksplosifnya sejak 100 tahun terakhir. Di samping itu,
batuan gunung api berumur Tersier atau yang lebih tua juga samgat melimpah di
permukaan, bahkan jauh lebih banyak dari pada batuan sedimen dan metamorf.
bersamaan dengan itu sebagian magma panas juga akan terlempar ke udara.
Akibat dari letusan tersebut terjadi proses pendinginan yang cepat, sehingga
magma akan membeku dengan cepat dan membentuk gelas (obsidian), tufa atau
abu halus, lapili dan bom (berupa batuapung dengan rongga-rongga gas). Material
yang halus (tufa) akan terlempar jauh dan terbawa angin ke tempat yang lebih
jauh, sedangkan bom, lapili, dan gelas, dan material-material lain yang berukuran
pasir dan kerikil akan jatuh di sekitar puncak gunung.
Dengan demikian, pada prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan
beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja pada proses pengendapan,
batuan piroklastika ini mengikuti hukum-hukum di dalam proses pembentukan
batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk strukturstruktur sedimen, sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya
seperti batuan sedimen. Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu
mudah untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari
suatu letusan gunungapi (sebagai endapan primer piroklastika), atau sudah
mengalami pengerjaan kembali (reworking) sehingga secara genetik dimasukkan
sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan epiklastika.
halus dapat dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu vitric tuff, lithic tuff dan
chrystal tuff. Menurut Fisher (1966), endapan gunung api fragmental tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam lima kelas didasarkan atas ukuran dan bentuk
butir batuan penyusunnya.(Gambar 2.6) adalah klasifikasi batuan vulkanik
menurutkeduanya.
masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat
dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi
batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria
dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat
batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung
dan batulapili skoria. Berikut table klasifikasi batuan pyroklastika berdasarkan
ukuran butiran yang terkandung.
Ukuran
Nama butiran
butir
(klastika)
Nama batuan
> 64 mm
Bom gunungapi
Aglomerat
Breksi
2 64 mm
Blok/bongkah gunungapi
piroklastika
Lapili
Batulapili
(pasir kasar)
Tuf kasar
< 1 mm
Tuf halus
Gambar 2.9. Material Tefra. Dari kiri berurutan adalah Bomb, block,
laipili dan Ash/tuff
Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur
gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah)
dinamakan obsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom
gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai
hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur-struktur pendinginan. Dengan
demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur
pada saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal
dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik
primer, material esensial ataujuvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan
batuan dinding (batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut
bahan aksesori), atau fragmen non-gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan
(bahan aksidental).
Gambar 2.10. Contoh batuan gunung api. Dari kiri berurutan adalah
batu tuff, pumice, scoria, breaksi pyroklastik.
c. Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian
batuan yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku
biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau
singkapan dilapangan. Pada batuan beku struktur yang sering
ditemukan adalah:
Bomb ( d > 64 mm), Bomb adalah gumpalanlava yang mempunyai ukuran lebih besar dari 64 mm.
glass.
Fragmental, ialah bentuk tekstur pada batuan
piroklastik yang nampak pada batuan tersebut ialah
fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
INTERNET:
https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/. Diakses:
23 Maret 2015.
2015
Wingmanarrow.com. 2012. Batuan beku. (online)
https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-beku/.
2015.
Tambanggunp.com. 2011. Batuan pyroklastik. (online)
http://tambangunp.blogspot.com/2013/07/batuan-piroklastik.html. Diakses
26 Maret 2015.