Anda di halaman 1dari 6

Review Artikel dan Video

Nama : Muhammad Rakha Aqiliyan

NIM : 20137043

Dosen : Ansosry, S.T, M.T

Seksi : 202111370107

1. REVIEW VIDEO “Siaran Informasi BPPTKG Petrologi Batuan Beku”

Apakah kaitan antara Ilmu Petrologi dengan Pertambangan dan apa manfaat
mempelajarinya? Pertanyaan inilah yang sering kali terlintas saat kita akan mempelajari
suatu ilmu baru. Ilmu Petrologi memiliki peranan penting dalam dunia pertambangan
karena pada ilmu petrologi umumnya akan mempelajari studi mengenai batuan dan kondisi
bagaimanana terbentuknya. Tidak hanya itu, petrologi juga mencakup mengenai struktur,
tekstur, cara terjadinya, klasifikasi atau pengelompokan, komposisi, dan asal-usul batuan
yang berkaitan dengan sejarah dan proses geologinya.

Dalam salah satu video Siaran Informasi BPPTKG membahas mengenai Petrologi
Batuan yang dapat kita saksikan di Youtube, dijelaskan didalamnya apa itu ilmu petrologi?
Bagaimana proses terbentuknya batuan yang menyusun kulit bumi ini? Pertanyaan diatas
dijawab oleh narasumber Lestari Agustiningtyas didalam video tersebut. Petrologi ialah
salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi atau kerak
bumi dan interpretasi mengenai permuakaan bumi ini. Disebutkan ada 3 batuan penyusun
kulit bumi yang dikelompokkan, yaitu: Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan
Metamorf.

Apakah yang membedakan ketiga jenis batuan tersebut? Narasumber menyebutkan


bahwa ketiga jenis batuan ini dibedakan berdasarkan proses terjadi dan proses
pembentukan batu tersebut. Secara umum, Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
pembekuan magma. Batuan sedimen adalah batuan endapan yang terjadi karena
perombakan, pelapukan, terkikis yang terbawa oleh air, udara, atau es yang kemudian
terendapkan. Sedangkan batuan metamorf terjadi akibat pengaruh suhu serta tekanan yang
tinggi. Proses pembentukan batuan ini memiliki siklus yang bekerja dalam waktu yang lama.
Untuk mengetahui proses geologi yang menyertai pembentukan batuan dapat dilakukan
dengan analisis petrologi. Analisis ini dilakukan dengan melalui deskripsi batuan secara
megaskopis dan mikroskopis serta kimia batuan.

Konten dan topik yang diberikan oleh narasumber dapat dijelaskan dengan sangat
baik sehingga kita sebagai pendengar dapat dengan mudah memahami informasi serta
wawasan yang diberikan narasumber. Tata bahasa yang digunakan narasumber juga baik
dan efektif. Banyak informasi yang dijelaskan beliau dapat dijadikan wawasan bagi kita yang
mengamatinya. Dengan video tersebut kita mendapatkan pembelajaran dalam bentuk
media visual dan audio. Disertai oleh gambar-gambar yang membuat kita dapat mengetahui
seperti kira-kira proses batuan dan bagaimana bentuknya.

Kesimpulannya ialah ilmu petrologi merupakan cabang ilmu geologi yang


mempelajari batuan pembentuk kerak bumi serta interpretasinya mengenai permukaan
bumi. Lalu, Apakah manfaat bagi kita mempelajari Ilmu Petrologi? Dengan ilmu petrologi,
banyak manfaat yang dapat kita dapatkan sebagai seorang yang berkaitan dengan dunia
pertambangan. Salah satunya ialah kita dapat mengetahui sifat-sifat yang terkandung dalam
mineral batuan-batuan yang akan ditambang. Sebab itulah untuk menjadi penambang yang
baik, kita perlu mempelajari dan memahami ilmu petrologi.

Jadi, apakah sebagai seorang yang berada didunia tambang kita perlu memahami
petrologi? Perlu, karena dengan adanya pemahaman kita terkait batuan-batuan yang ada,
kita dapat mengetahui asal mula terbentuknya, komposisi, serta mineral yang ada
didalamnya yang akan sangat bermanfaat bagi seorang yang bergerak di bidang tambang.
2. REVIEW ARTIKEL

“Studi Karakteristik Petrologi, Geokimia dan Sifat Keteknikan Andesit Formasi Arjosari di Daerah
Tanjungsari dan Sekitarnya, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur”

Judul Studi Karakteristik Petrologi, Geokimia dan Sifat Keteknikan Andesit


Formasi Arjosari di Daerah Tanjungsari dan Sekitarnya, Kecamatan
Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur
Jurnal Jurnal Penelitian
Penulis Siti Laili Nailul Farih dan Agus Hendratno
Tahun Oktober 2014
Halaman Halaman 34-44
Review Muhammad Rakha Aqiliyan
Tanggal 20 Agustus 2021
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menguji karakteristik petrologi, geokimia dan
sifat keteknikan terutama andesit yang ada di daerah Tanjungsari dan
sekitarnya, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa
Timur.
Subjek Penelitian Batuan Andesit
Latar Belakang Pada kenampakan di lapangan secara megaskopis andesit di daerah
penelitian berwarna abu-abu kehitaman sampai abu-abu kehijau-
hijauan, struktur masif, tekstur porfiroafanitik, terdiri dari fenokris
dan massa dasar, ukuran kristal fenokris 1 – 5 mm, ukuran massa
dasar < 1 mm. Berdasarkan data petrografi batuan beku andesit di
daerah penelitian memiliki derajat kristalinitas holokristalin, tekstur
umum inekuigranular, porfiritik, dan memperlihatkan tekstur khusus
berupa tekstur pilotaxitic, sieve, dan zoning pada plagioklas. Tektur
tersebut merupakan penciri lava. Zoning yang pada kristal plagioklas
memiliki tipe normal dan oscillatory yang terbentuk karena selama
proses kristalisasi larutan magma terjadi perubahan komposisi,
temperatur dan tekanan H2O. Pada andesit di daerah penelitian
plagioklas dengan tekstur zoning tipe oscillatory sangat melimpah,
hal ini merupakan penciri kandungan Ca yang tinggi dalam magma.
Kandungan Ca yang melimpah biasanya berasosiasi dengan
kandungan H2O yang tinggi dalam magma. Tekstur khusus lainnya
yang dijumpai yaitu tekstur sieve, tekstur menyerupai saringan, yang
mana terdapat lubang-lubang pada kristal plagioklas, tektur ini juga
merupakan penciri lava. Tekstur ini terbentuk karena proses
dekompresi dan disolusi, atau karena proses pemanasan lanjut.
Pemanasan lanjut akan membentuk tekstur saringan yang lebih
halus.
Abstraksi Andesit merupakan komoditas bahan galian yang banyak
dimanfaatkan menjadi bahan bangunan. Penelitian tentang studi
karakteristik petrologi, geokimia dan sifat keteknikan andesit penting
untuk dilakukan guna mengoptimalkan pemanfaatan andesit. Andesit
di daerah tanjungsari dan sekitarnya, Kabupaten Pacitan memiliki
karateristik khusus berupa tekstur pilotaxitic, sieve, dan zoning pada
plagioklas, disusun oleh mineral plagioklas, klinopiroksen,
ortopiroksen, mineral opak, dan mineral sekunder berupa oksida
besi, mineral lempung, kalsit dan klorit. Secara geokimia andesit di
daerah penelitian komposisi SiO2 sebesar 57,59 – 59,14 %, afinitas
tegolong tholeiitic–calc-alkaline, menunjukkan anomali negatif pada
Nb, pemiskinan unsur Ti, Fe, dan pengkayaan unsur Sr, Rb, Th, K.
Secara keteknikan andesit tersebut memiliki nilai kuat tekan
maksimumnya 919,518 kg/cm2, nilai serapan air maksimumnya
15,162%, nilai ketahanan aus maksimumnya 0,396 mm/menit, dan
berat jenis kering maksimumnya yaitu 2,632 gr/cm3. Secara umum
kualitas andesit di daerah penelitian memenuhi standar batu alam
untuk bahan bangunan.
Konten Berdasarkan hasil analisis kimia oksida utama, kandungan SiO2 pada
ke-sembilan sampel andesit di daerah penelitian berkisar antara
57,59 – 59,14% berat. Batuan dengan dengan komposisi SiO2 sebesar
52 - 66 % berat, tergolong dalam batuan beku intermediet yang
berasal dari pembekuan magma andesitik (Best, 2003). Hasil
pengeplotan SiO2 (% berat) sebagai absis dan Na2O + K2O (% berat)
sebagai ordinat pada diagram klasifikasi TAS (Le Bas, dkk., 1986)
menunjukkan bahwa ke sembilan sampel batuan tersebut termasuk
dalam kelompok batuan beku intermediet berjenis andesit.
Selanjutnya hasil pengeplotan K2O terhadap SiO2 pada diagram
klasifikasi afinitas (Peccerillo dan Taylor, 1976), menunjukkan
sebagian besar sampel termasuk dalam seri tholeiitic, kecuali sampel
SL/BB/04 (Tanjungsari) dan sampel SL/BB/11 (Nanggungan) yang
mengarah pada seri calc-alkaline. Sedangkan hasil pengeplotan unsur
mayor pada diagram AFM (Irvine dan Baragar, 1971) sebagian besar
sampel termasuk dalam seri calc-alkaline kecuali sampel SL/BB/2.1
(Pacitan), SL/BB/4 (Pacitan) dan SL/BB/6 (Pacitan). Pengeplotan jenis
afinitas magma pada kedua diagram tersebut memberikan hasil yang
berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan pendekatan
yang digunakan pada masing-masing diagram. Meskipun demikian,
keduanya secara umum memberikan gambaran bahwa magma
pembentuk andesit di daerah penelitian mengarah pada seri calc-
alkaline dan seri tholeiitic. Afinitas magma batuan mencirikan
tatanan tektonik lokasi pembentukan batuan tersebut. Andesit di
daerah penelitian memiliki afinitas tholeiitic dan calc-alkaline.
Menurut Wilson (2007), magma seri tholeiitic dapat terbentuk pada
berbagai tatanan tektonik, sedangkan magma seri calc-alkaline hanya
terbentuk pada tatanan tektonik subduksi. Pengeplotan unsur mayor
pada Diagram Harker menunjukkan korelasi negatif TiO2, Fe2O3,
MgO, Na2O dan Al2O3 terhadap SiO2, dan korelasi positif CaO
terhadap SiO2 menunjukkan korelasi positif. Korelasi negatif TiO2
dan Fe2O3 terhadap SiO2 menunjukkan terjadinya proses fraksinasi
kristalisasi magnetit pada kondisi oksidasi. Korelasi negatif pada
hubungan MgO terhadap SiO2 mengindikasikan hilangnya mineral
olivin saat proses fraksinasi. Korelasi negatif pada diagram Fe2O3 dan
MgO terhadap SiO2 menunjukkan olivin mengalami removal, unsur
Fe dan Mg hilang membentuk ortopiroksen dan magnetit. Selain
olivin mineral yang mengalami removal pada proses fraksinasi
kristalisasi adalah mineral hidrous (hornblenda dan biotit). Hal ini
ditunjukkan pada hubungan CaO tehadap SiO2 yang menunjukkan
korelasi positif. Proses removal olivin dan mineral hidrous
(hornblenda dan biotit), hal ini yang menyebabkan tidak dijumpainya
mineral-mineral tersebut pada analisis petrografi batuan. Proses
fraksinasi kristalisasi juga ditunjukkan pada diagram Al2O3 terhadap
SiO2 yang memperlihatkan korelasi negatif, hal ini merupakan
indikasi fraksinasi kristalisasi plagioklas. Sedangan pada diagram
Na2O terhadap SiO2 memperlihatkan korelasi negatif. Pada
keseluruhan diagram Harker yang menunjukkan hubungan antara
unsur mayor terhadap SiO2, grafik yang terbentuk tidak terlalu linier
(linearitas lemah) sehingga menjadi indikasi bahwa tekanan fraksinasi
kristalisasi kuat. Tekanan fraksinasi kristalisasi yang kuat ditunjukkan
juga dari kandungan TiO2 yang kurang dari 1%. Rendahnya
kandungan TiO2 merupakan penciri batuan busur kepulauan dan
menunjukkan adanya fraksinasi atau pemisahan olivin, piroksen dan
titano magnetit yang cukup kuat.
Kesimpulan Andesit di daerah tanjungsari dan sekitarnya, Kabupaten Pacitan
memiliki karateristik bertekstur holokristalin, inekuigranular,
porfiritik, dan memperlihatkan tekstur khusus berupa tekstur
pilotaxitic, sieve, dan zoning pada plagioklas, disusun oleh mineral
plagioklas, klinopiroksen, ortopiroksen, mineral opak, dan mineral
sekunder berupa oksida besi, mineral lempung, kalsit dan klorit.
Secara geokimia andesit di daerah penelitian komposisi SiO2 sebesar
57,59 – 59,14 %, afinitas tegolong tholeiitic – calc-alkaline,
menunjukkan anomali negatif pada Nb, pemiskinan unsur Ti, Fe, dan
pengkayaan unsur Sr, Rb, Th, K. Secara keteknikan andesit tersebut
memiliki nilai kuat tekan maksimumnya 919,518 kg/cm2, nilai
serapan air maksimumnya 15,162%, nilai ketahanan aus
maksimumnya 0,396 mm/menit, dan berat jenis kering
maksimumnya yaitu 2,632 gr/cm3. Secara umum kualitas andesit di
daerah penelitian memenuhi standar batu alam untuk bahan
bangunan.
Opini Kelebihan:
Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan disajikan dengan jelas.
Pemaparannya juga lengkap mulai dari pendahuluan sampai hasil
penelitiannya. Penulisan jurnal ini teratur dan sesuia dengan
kaidahnya.

Kekurangan:
Deskripsi yang diberikan kurang lengkap karena tidak menyertai
gambar didalamnya. Ada beberapa istilah asing yang tanpa
penjalasan yang tentunya kurang dapat dipahami oleh orang awam.

Anda mungkin juga menyukai