net/publication/346496259
CITATIONS READS
0 1,007
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Review Paper "PENERAPAN APLIKASI PYTON DIDALAM PEMODELAN GEOLOGI" View project
ANALISA PETROLOGI BATUAN METAMORF PADA DAERAH TANJUNG KURUNG View project
All content following this page was uploaded by M. Gilang Alfuazri on 30 November 2020.
03071281924075@student.unsri.ac.id
SARI
Alterasi hidrotermal merupakan suatu proses kompleks karena yang terjadi perubahan
dalam mineralogy, kimia dan tekstur yang terbentuk dari interaksi antara larutan hidrotermal
dengan batuan yang dilewatinya pada kondisi fisika dan kimia tertentu (Pirajno, 1992). Proses
hidrotermal dalam keadaan tertentu akan menghasilkan kumpulan mineral mineral tertentu yang
sering dikenal himpunan mineral atau kumpulan mineral. Selain alterasi terdapat juga proses
metamorfisme suatu proses perubahan mineral mineral penyusun batuan dari padat ke padat tanpa
melalui fase cair yang di pengaruhi oleh tekanan dan temperature yang tinggi. Salah satu bukti
terjadinya perubahan hidrotermal dan peroses metamorfisme adalah munculnya mineral mineral
sekunder dan adanya perubahan bentukan dari mineral penyusunnya, seperti yang ditemukan pada
desa tanjung kurung, kabupaten OKU Selatan, provinsi sumatera selatan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui tektonik wilayah, studi berdasarkan analisis petrografi, mengetahui
karaktertistik batuan alterasi dan metamorf yang terdapat di wilayah penelitian berdasarkan
analisis petrografi, mengetahui jenis alterasi dan metamorfisme yang berkembang diwilayah
penelitian. Penelitian di desa tanjung kurung, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera selatan
dilakukan dengan menganalisis sampel batuan yang diambil dari daerah tersebut. Analisis
dilakukan dengan analisis petrografi dari satuan satuan yang berada di kawasan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis petrografi sayatan tipis sampel batuan, litologi yang terdapat pada
daerah tersebut adalah filit, granit. Andesit, schist dan konglomerat. Karakteristik
alterasi daerah penelitian diketahui dari karakteristik mineral sekunder, karakteristik mineral
alterasi dan mineral logam karakteristik. Mineral sekunder yang terdapat pada batuan alterasi
tersebut ialah klorit dan opaque. Pada batuan metamorf terdiri dari jenis batuan yang foliasi dan
non foliasi. Mineral alterasi karakteristik yang terdapat di daerah penelitian adalah klorit, serisit,
biotit, epidot dan kuarsa. Mineral besi oksida berupa magnetit dan hematit serta unsur mineral
berupa emas asli (Au). Jenis alterasi dikembangkan pada wilayah penelitian alterasi profilitik,
alterasi potasik, alterasi silisifikasi, dan alterasi karbonisasi. Jenis endapan mineral daerah
penelitian adalah endapan epitermal sulfidasi tinggi.
1
alterasi. yang akan menjadi studi kita pada plagioklas, hornblende dan alkali feldspar.
kali ini. Berdasarkan kandungan mineral ysng telah
dianalisis tersebut, petrogenesa dari batuan
METODE PENELITIAN ini berasal dari kristalisasi yang
berlangsung lambat dari magma yang
Metode yang digunakan dalam penelitian memiliki viskositas yang tinggi berada di
kaliini adalah metode analisis, meliputi dalam kerak bumi. (Gambar 2)
analisis petrologi Dan analisis petrografi.
Analisis petrologi dilakukan pada beberapa
sampel batuan beku dan metamorf .
sedangkan pada analisis petrografi
dilakukan pada empat sampel thin section .
HASIL PENELITIAN
2
butir equigranular. Serta memiliki struktur oleh mineral primer seperti plagioklas,
yang massif. (Gambar 4) kuarsa, dan biotit. Dan memiliki mineral
sekundernya klorit biotit, kuarsa sekunder
smektit, sanidin, epidot, serisit dan opaque.
(Gambar 6)
3
rendah sampai sedang. Dalam fasies terbentuk pada rentang suhu 120° C hingga
metamorfisme tekanan, temperature dan 320° C (Lawless, dkk., 1998).
deformasi menjadi faktor dominan yang Mineral kuarsa bewarna putih pada ppl dan
mengubahkan batuan. warna gradasi coklat ke hitam pada nikol
Terkait dengan fasies metamorfisme dan silang, relief rendah tanpa belahan. .
lempeng tektonik, Ernst (1976) dalam Kuarsa dapat terbentuk pada suhu 100 ° C
Winter (2014), mencoba menghubungkan hingga 360 ° C, pada pH asam atau pH
antara fasies metamorf dan tatanan netral (Morrison, 1997)
tektonik subduksi orogeni regional. Terlihat Mineral sanidin bewarna putih di ppl dan
bahwa greenschist terbentuk pada P/T abu abu pada nikol silang, relief rendah
komplek subduksi yang relatif rendah – sempurna dengan kembaran kalsbad.
medium. Dalam kondisi general diagram Mineral biotit berwarna coklat pada nikol
pada (Gambar 9) menjadi gambaran sejajar dan berwarna coklat kehitaman pada
konseptual dari fasies metamorfisme dalam nikol bersilang, relief rendah, bentuk
tatanan tektonik pada umumnya. tabular-pipih, pleokroisme kuat, gelapan
sejajar. Biotit berasal dari hornblend,
piroksen atau mineral mafik lainnya yang
telah teralterasi lanjut. Biotit terbentuk
pada suhu diatas 300 ° C.
Mineral serisit tidak berwarna pada nikol
sejajar dan berwarna merah orde I pada
nikol bersilang, bentuk pipih berserabut.
Serisit merupakan ubahan dari komposisi
Gambar 9. Posisi sampel pada daerah mineral plagioklas, juga pada metamorfisme
penelitian terhadap skema fasies kontak dengan pH hingga sedikit asam,
metaforfisme yang terbentuk dizona dengan suhu> 270 ° C
subduksi (Ernst,1971 dalam Winter, 2014)
F. Zonasi Tipe alterasi Hidrotermal
Tipe alterasi yang terdapat di daerah
D. Batuan Asal (Protolith) penelitian, yaitu Alterasi Propilitik dan
Shale dan mudstone merupakan batuan asal Alterasi Potasik.
pelite yang paling melimpah dari batuan a. Alterasi Profilitik
sedimen. Kumpulan mineral pelite relatif Alterasi propolitik dicirikan adanya mineral
terhadap kondisi perubahan P/T. Mineral klorit dengan kelimpahan yang dominan,
tersebut bersamaan dengan feldspathic dan dengan mineral asesoris berupa epidot
lithic sandstone akan menyusun mineral, serisit, dan biotit. (Corbett and
kebanyakan material klastik sepanjang leach, 1997). Secara petrografis terlihat
pada (Gambar 5.)
passive continental slopes dan active
continental margin yang dekat dengan b. Alterasi Potasik
busur magmatik. Alterasi potasik dicirikan dengan adanya
biotit sekunder yang melimpah. Mineral
E. Ciri Mineral Alterasi klorit dan epidot juga hadir dalam
Dari hasil pengamatan petrografi dijumpai perubahan ini (Corbett and leach,1997).
beberapa ubahan mineral yaitu, klorit, secara petrografis terlihat pada (Gambar 6.)
serisit, biotit, sanidin. Smektit Epidot dan
kuarsa. Mineral klorit berwarna hijau pada KESIMPULAN
nikol sejajar dan berwarna hijau gelap pada Zona alterasi hidrotermal pada
nikol bersilang, bentuk tabular, relief daerah penelitian sangat dipengaruhi oleh
rendah, dan gelapan miring. Mineral klorit pola struktur. Kehadiran extensional
terbentuk dari dekomposisi Fe-Mg. Klorit fracture, microcrack, dan fault sebagai jalur
fluida hidrotermal untuk menginklusi
4
batuan. Dan dari hasil penelitian petrografi
tersebut menunjukan bahwa zona alterasi di
desa tanjung kurung, kabupaten oku
selatan terdapat di zona profilitik dan DAFTAR PUSTAKA
potasik yang didukung dengan hadirnya
mineral klorit, smektit, serisit epidot, dan Barber, A. C. (2005). Sumatra: Geology,
kuarsa sekunder yang menunjukan bahwa Resources And Tectonic Evolution.
temperature keterbentukan diantara suhu London: Geological Society Memoir,
200o - >300o C dengan pH mendekati netral. 282 Pp
Berhubungan dengan zona alterasi Satuan Barker, A. J. (1990). Metamorphic Textures
batuan metamorf yang di temukan pada and Microstructures. Chapman and
Formasi Tarap sepanjang aliran Sungai Hall: New York.
Gilas dan Sungai Saka merupakan batuan Fatayaatis, Ainul, Salaamah, Et,Al. (2018).
tipe metamorfisme regional yang terdiri dari Penentuan Tipe Alterasi Berdasarkan
filit, sekis. Melalui analisa petrografi yang Analisis Petrografi, Mineragrafi, Dan
dilakukan disimpulkan bahwa batuan asal Geokimia Pada Daerah Kasimbar,
basement Formasi Tarap yang ditemukan Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi
merupakan pelitic rock. yang didukung oleh Sulawesi Tengah. Semarang : Teknik
mineral yang dijumpai berupa quatz, Geologi Universitas Diponegoro.
muscovite, dan chlorite Berdasarkan L.M. Liska, Et, Al. (2019). Pola Struktur
pengamatan thin section mineral tersebut Dan Mineral Alterasi Pada Formasi
disimpulkan bahwa fasies yang berkembang Granit Pra-Tersier, Daerah Kota Batu,
adalah greenschist yang terbentuk pada Lampung. Palembang : Teknik Geologi
suhu 300-500◦C dengan tekanan berkisar Universitas Sriwijaya.
0.2 – 0.8 Gpa, serta kedalaman 5-30km. Silalahi, F, Et, Al. (2019). Protolith Batuan
Batuan penyusun komplek metamorf ini Dasar Paleozoikum Formasi Tarap
umumnya berfoliasi baik akibat pengaruh Desa Tanjung Kurung, Kabupaten
deformasi pada komplek metamorf. Pada Oku Selatan. Palembang : Teknik
daerah penelitian didapati foliasi yang Geologi Universitas Sriwijaya.
berkembang baik dan adanya perubahan Sutarto. (2004). Petunjuk Praktikum
batuan dari filit hingga sekis yang Endapan Mineral Edisi Kedua.
merupakan salah satu ciri metamorfisme Yogyakarta :Teknik Geologi UPN
regional. Veteran.
Winter, John, D., (2014). Principles of
UCAPAN TERIMAKASIH Igneous and Metamorphic Petrology.
England and Associated Companies
Ucapan terimakasih saya sampaikan throughout the world.
kepada Dr.Ir, Endang Wiwik Dyah Hastuti,
M,Sc. Sebagai dosen mata kuliah petrologi
dan Corps Asisten Petrologi selaku
pembimbing mata kuliah praktikum
Petrologi yang telah memberikan arahan
selama pengerjaan laporan dan terimakasih
kepada semua pihak yang telah banyak
membantu hingga penelitian terlaksana dan
diselesaikan dengan lancar.