Anda di halaman 1dari 8

Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No.

, 1, Januari 2006 :88-95

STRUKTUR GEOLOGI PALEOGEN DAN NEOGEN


DI JAWA BARAT

Iyan Haryanto
Laboratorium Geodinamik, Jurusan Geologi, FMIPA, Universitas Padjadjaran

ABSTRACT

Regional Structure in Java influenced by collision between Hindia-Australia plate and Eurasi plate
activities. This collision formed mlange rock that now outcropped in Ciletuh, Sukabumi. Beside mlange
rock are found, this collision form regional structure of in Java both under and also above surface.
Under surface Structure generally expand from southern part of Java continent to Java Sea. This
North-south Structure can be classified as Sunda Pattern. Other Regional Structural Geology can be seen
on the surface of either direct field perception and also from satellite imagenary, for example Cimandiri
fault, Baribius fault and Lembang fault. Cimandiri fault represent Meratus pattern while Baribis fault and
lembang fault represent Java pattern.
The forming of this three fault pattern also followed by volcanic activities along with continental
plates collision activities. The Changes of volcanic belts in are related to the subduction belt changes or
the changes of subduction zone angle. These changes also influence regional structural geology in West
Java.
Keywords: Regionals geological structure

ABSTRAK
Struktur regional di Jawa dipengaruhi oleh aktifitas tumbukan lempeng Eurasi dan Hindia-Australia.
Tumbukan lempeng ini menghasilkan batuan mlange yang pada saat ini tersingkap di Ciletuh,
Sukabumi. Disamping ditemukannya batuan mlange, peristiwa tumbukan ini membentuk struktur
regional di Jawa baik yang berada di bawah maupun di atas permukaan.
Struktur bawah permukaan umumnya berkembang di daratan Jawa bagian utara hingga laut Jawa.
Struktur ini berarah utara-selatan dan dikelompokan ke dalam Pola Sunda. Struktur geologi regional
lainnya dapat dilihat dipermukaan baik melalui pengamatan langsung dilapangan maupun dari citra
indraja, misalnya sesar Cimandiri, sesar Baribius dan sesar Lembang. Sesar Cimandiri mewakili pola
Meratus sedangkan sesar Baribis dan sesar lembang mewakili pola Jawa.
Pembentukan ketiga pola sesar tersebut juga diiukti oleh aktifitas vulkanik sejalan dengan terus
berlangsungnya aktifitas tumbukan lempeng. Perubahan posisi jalur gunungapi di Jawa Barat tentunya
berkaitan dengan adanya perubahan jalur subduksi atau mungkin juga terjadi akibat adanya perubahan
sudut zona tunjaman. Perubahan inilah yang mempengaruhi pula pembentukan struktur geologi regional
di Jawa Barat khususnya.
Kata Kunci : Struktur geologi regional

ruhi oleh aktivitas tumbukan Lempeng


PENDAHULUAN Indo-Auastralia yang menunjam di
bawah Lempeng Erasia (Hamilton,
Geologi Jawa Barat merupakan
1979). Akibat dari adanya aktivitas
salah satu daerah di Pulau Jawa yang
tumbukan lempeng ini menghasilkan
memiliki daya tarik tersendiri. Ak-
elemen tektonik utama di Jawa Barat
tifitas geologi yang telah berlangsung
berupa palung, busur luar non volka-
selama berjuta-juta tahun lalu di wila-
nik, cekungan depan busur, jalur
yah ini menghasil-kan berbagai jenis
magmatisma, cekungan belakang
batuan mulai dari batuan sedimen,
busur dan Paparan Sunda (Katili,
ba-tuan beku (ekstrusif dan intrusif)
1973). Sebagian gambaran masing-
dan batuan metamorfik dengan umur
masing elemen tektonik pada saat ini,
yang beragam.
dari selatan ke utara, adalah sebagai
Struktur geologi yang berkembang di
berikut :
Jawa Barat pada dasarnya dipenga-

87
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95

Palung (Trench) berada di selatan namun hingga saat ini penjelasan me-
Pulau Jawa. Di daerah ini Lempeng ngenai mekanisme pembentukan
Samudra Hindia Australia menyusup struktur sesarnya masih belum jelas.
ke bawah Lempeng Asia.
1. Busur luar non volkanic terdiri
atas batuan melange yang terse- METODA PENELITIAN
sarkan secara intensif. Terletak di
Untuk mendapatkan hasil peneli-
bawah permukaan laut di selatan
tian yang baik, dilakukan beberapa
Pulau Jawa.
tahapan dan metode penelitian mulai
2. Cekungan Depan Busur (Outer arc
dari penafsiran foto udara/landsat,
basin) yang terletak antara Busur
penelitian lapangan, penelitian labo-
luar non volkanik dengan Pulau
ratorium dan analisis data.
Jawa. Di daerah ini terbentuk
Interpretasi foto udara/landsat di-
lapisan sedimen terdiri atas bahan
gunakan untuk menafsirkan struktur
volkanik dan sedimen asal volka-
geologi daerah penelitian, yaitu de-
nik dengan batugamping terumbu.
ngan cara mengamati ada/tidaknya
3. Busur Magmatik dijumpai di
pola-pola kelurusan topografi yang
daratan Pulau Jawa, membentang
mungkin disebabkan oleh struktur
relatif barat-timur.
geologi.
4. Cekungan Belakang Busur (Back
Penelitian lapangan mencakup pe-
arc basin) posisinya berada
ngamatan, deskripsi, analisis, ploting
diantara Jalur magmatik dengan
data-data geologi serta pengambilan
Paparan Sunda.
conto batuan untuk kepentingan labo-
5. Paparan Sunda merupakan inti
ratorium.
benua, terdiri atas batuan sedi-
Pekerjaan studio berupa pengolah-
men dan kristalin yang telah
an data-data lapangan, pembuatan
termalihkan.
peta dan penampang geologi. Pengo-
lahan data dilakukan secara kompu-
Struktur Pulau Jawa telah banyak
tasi dengan menggunakan program
dipelajari oleh para peneliti sebelum
dip dan program stress.
ini baik berdasarkan data foto udara,
penelitian lapangan, citra satelit, data
magnetik, data gaya berat maupun
HASIL DAN PEMBAHASAN
data seismik.
Berdasarkan berbagai macam pe- Berdasarkan hasil penafsiran foto
nelitian itu serta data dari pemboran udara dan citra indraja (citra landsat)
migas, dapat disimpulkan bahwa pada daerah Jawa Barat, diketahui adanya
dasarnya di pulau Jawa ada 3 (tiga) banyak kelurusan bentang alam yang
arah kelurusan struktur yang domi- di-duga merupakan hasil proses pen-
nan. Masing-masing ketiga pola struk- sesaran. Jalur sesar tersebut umum-
tur tersebut adalah Pola Meratus, Pola nya berarah barat-timur, utara-
Sunda dan Pola Jawa. selatan, timurlaut-baratdaya dan
Dari sekian banyak struktur sesar baratlaut-tenggara. Secara regional
yang berkembang di Jawa Barat, ada struktur sesar berarah timurlaut-
tiga struktur regional yang memegang baratdaya dikelom-pokan sebagai Pola
peranan penting, yaitu Sesar Ciman- Meratus, sesar ber-arah utara-selatan
diri, Sesar Baribis dan Sesar Lem- dikelompokan sebagai Pola Sunda dan
bang. Ketiga sesar tersebut untuk sesar berarah barat-timur dikelom-
pertamakalinya diperkenalkan oleh pokkan sebagai Pola Jawa. Struktur
van Bemmelen (1949) dan diduga sesar dengan arah barat-timur
ketiganya masih aktif hingga seka- umumnya berjenis sesar naik, se-
rang. Walaupun seluruh sesar terse- dangkan struktur sesar dengan arah
but memegang peranan penting da- lainnya berupa sesar mendatar. Sesar
lam sejarah tektonik di Jawa Barat,

89
Struktur Geologi Paleogen dan Neogen di Jawa Barat
(Iyan Haryanto)

normal umum terjadi dengan arah ponen gerak naik atau jenis sesarnya
bervariasi. termasuk ke dalam jenis sesar naik.
Bukti-bukti lapangan yang memper-
Struktur Geologi Permukaan kuat kesimpulan ini adalah ditemu-
kannya sejumlah bidang sesar naik
Dari sekian banyak sesar yang
dengan pitch lebih besar dari 70
berkembang di Jawa Barat, ada 3
dengan sifat gerak dip slip naik.
jalur sesar yang terekam di permu-
kaan, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar
Sesar Baribis
Baribis dan Sesar Lembang. Ketiga
sesar tersebut dapat dikenali di la- Sesar Baribis merupakan sesar
pangan ataupun dengan pengamatan utama di utara Jawa Barat. Dari hasil
citra landsat. Masing-masing karaistik penafsiran foto udara dan citra land-
umum ketiga sesar tersebut baik yang sat, diketahui dibagian utara dijumpai
ditemukan di lapangan maupun adanya kelurusan regional yang arah-
melalui citra landsat adalah sebagai nya baratlaut tenggara. Arah kelurus-
berikut : an ini selanjutnya menerus ke arah
tenggara.
Sesar Cimandiri Di daerah Kadipaten, yaitu tepat-
nya di Desa Baribis, ditemukan se-
Sesar Cimandiri merupakan sesar
jumlah bidang sesar dan struktur se-
paling tua (umur Kapur), memben-
sar minor yang memotong tubuh
tang mulai dari Teluk Pelabuhanratu
batu-gamping. Ukuran bidang sesar
menerus ke timur melalui Lembah
tersebut relatif besar, dengan arah
Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, Gu-
jurus dan sudut kemiringan bidangnya
nung Tanggubanprahu- Burangrang
berkisar antara N 280E N 300E /
dan diduga mene-rus ke timur laut
30 - 45, pitch berkisar antara 60 -
menuju Subang. Secara keseluruhan,
89. Seluruh bidang sesar naik terse-
jalur sesar ini berarah timurlaut-
but tersebut menunjukan pergerakan
baratdaya dengan jenis sesar men-
naik. Jenis sesar naik berdasarkan
datar hingga oblique (miring). Oleh
besarnya nilai Pitch dan kemiringan
Martodjojo dan Pulunggono (1986),
bidang sesarnya adalah Thrust right
sesar ini dikelompokan sebagai Pola
slip fault. Disamping adanya bidang
Meratus.
sesar naik, juga ditemukan sejumlah
Sesar Cimandiri di segmen Cipa-
bidang sesar yang menunjukan perge-
tat, menyebabkan batuan dari For-
seran lateral. Bidang sesar ini umum-
masi Citarum dan Formasi Rajaman-
nya berarah N 320E N 335E / 75
dala terlipat kuat sehingga bidang
- 80, pitch berkisar antara 5 - 15.
perlapisan batuan di kedua formasi
Selanjutnya ditemukan pula sejumlah
tersebut umumnya di atas 50. Di
struktur sesar minor dengan arah
Sungai Cibogo, Rajamandala, kemi-
yang beragam dan sifat pergeseran
ringan bidang lapisan batuan ada
naik, normal dan mendatar, dengan
yang mencapai 80 hingga 90 bah-
Pitch berkisar antara 5 hingga 89.
kan di beberapa segmen telah meng-
Di beberapa bidang sesar minor
alami pembalikan.
dijumpai adanya dua gores garis yang
Jalur sesar Cimandiri di segmen
saling berpotongan.
Rajamandala, berarah timurlaut-
Indikasi sesar Baribis yang jejak-
baratdaya. Arah jalur sesar ini ternya-
nya dapat diamati di lapangan adalah
ta relative sejajar dengan arah umum
ditemukannya singkapan batuan dari
jurus perlapisan batuan. Dengan
Formasi Kaliwangu (Pliosen) dan For-
memperhatikan hubungan sudut jalur
masi Citalang (Pliosen-Plistosen),
sesar dengan bidang perlapisan batu-
dengan kemiringan lapisan batuan
annya, maka dapat disimpulkan bah-
yang cukup besar, yaitu diatas 50
wa Sesar Cimandiri pada segmen
bahkan dibeberapa lokasi pengamatan
Rajamandala dipengaruhi oleh kom-

90
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95

seperti yang dijumpai di Sungai kembang sesar-sesar bongkah ber-


Cibayawak, kemiringan lapisan batuan arah utara-selatan. Sesar tersebut
mendekati 80. Selanjutnya pada tu- merupakan control dari pembentukan
buh batuan yang terlipat kuat ini di- cekungan sedimentasi Paleogen.
jumpai sejumlah sesar minor, seperti Pola struktur utara-selatan seperti
yang dijumpai di Sungai Cibayawak, yang nampak pada gambaran seismic,
Sungai Cipelang, Sungai Cipanas dan terletak relative saling sejajar dan di
Sungai Cikandung. Besarnya kemi- pada zona bagian atas (dekat permu-
ringan lapisan batuan dan ditemu- kaan), jalur sesarnya bercabang dan
kannya sejumlah sesar minor tersebut makin melandai. Pola struktur demi-
diyakini sebagai akibat adanya tek- kian umumnya terbentuk akibat per-
tonik kompresi yang cukup kuat. geseran lateral (strikr slip) dan mem-
Tektonik inilah sebagai penyebab bentuk struktur bunga (flower
terbentuknya Sesar Baribis di structure).
sepanjang jalur tersebut. Block faulting yang terbentuk di
dalam system wrench fault tersebut
Sesar Lembang dapat terjadi bersamaan apabila
tegasan pembentuk sesar tersebut
Sesar Lembang yang letaknya di
bersifat transtensional.
utara Bandung, membentang sepan-
jang kurang lebih 30 km dengan arah
Batuan Bancuh atau Melange
barat-timur. Sesar ini berjenis sesar
normal (sesar turun) dimana blok Batuan bancuh atau mlange
bagian utara relatif turun membentuk merupakan batuan tertua yang
morfologi pedataran (pedataran tersingkap di Jawa Barat, ditemukan
Lembang), sedangkan foot wall yang di daerah Ciletuh, Sukabumi. Batuan
berada di bagian selatan membentuk ini secara genetic terbentuk di
jalur perbukitan berarah barat-timur. lingkungan palung yang merupakan
Gawir sesar Lembang dapat di- pertemuan dua lempeng yang saling
amati dengan baik di daerah Cibodas bertumbukan.
yaitu sekitar 3 km ke arah timur dari Di dalam lembah Ciletuh, dijumpai
Maribaya. Di lokasi ini tampak jelas rangkaian bukit-bukit kecil dan bukit
bahwa gawir sesar Lembang terdiri soliter (berdiri sendiri). Bukit-bukit
atas beberapa bidang yang menangga tersebut disusun oleh batuan Pra-
(steep fault). Walupun gawir sesarnya Tersier dan batuan sedimen dari
berkembang baik namun tidak di- Formasi Ciletuh dan Formasi bayah
temukan adanya jejak-jejak perge- yang berumur Paleogen. Beberapa
seran berupa cermin sesar. Salah satu morfologi bukit yang dapat dengan
bukti adanya jalur sesar di lokasi ini jelas dilihat dari daerah tinggian ini,
adalah berkembangnya struktur kekar antara lain Pasir. Beas dan Gunung
pada batuan beku andesitik dengan Badak.
intensitas yang sangat tinggi. Batuan Pra-Tersier disusun oleh
batuan beku basa dan ultra basa,
Struktur Sesar Bawah Permukaan terdiri atas gabro dan peridotit,
sedangkan batuan berumur sedimen
Struktur geologi bawah permuka-
Paleogen terdiri atas batupasir
an hanya dapat dilihat melalui seimik.
greywacke, tuf, batupasir kuarsa dan
Beberapa lintasan seimik di daratan
konglomerat. Kelompok batuan Pra-
Jawa Barat bagian utara yang dikerja-
Tersier dan Paleogen juga sebagai
kan oleh Pertamina, umumnya mem-
penyusun utama di Pulau Mandra,
perlihatkan struktur bawah permu-
Pulau Kunti, Pulau Manuk dan pulau-
kaan yang cukup kompleks.
pulau kecil lainnya yang berada di
Dari rekaman salah satu seismic
sekitar pantai Ciletuh.
seperti yang terlihat pada gambar 4,
nampak di bawah permukaan ber-

91
Struktur Geologi Paleogen dan Neogen di Jawa Barat
(Iyan Haryanto)

Batuan Vulkanik/Plutonik ini dijumpai pula batuan melange


yang berumur sama.
Batuan vulkanik/plutonik di Jawa
Paleosuduk Kapur dapat teraktif-
merupakan hasil aktifitas magmatik
kan kembali oleh tektonik yang lebih
yang berhubungan dengan kegiatan
muda. Salah satu jalur sesar yang
tumbukan lempeng Eurasia dan Hin-
berasosiasi dengan paleo subduk ini
dia-Australia. Jalur gunungapi baik
adalah Sesar Cimandiri. Dari gam-
yang bertumur tua (Tersier) hingga
baran citra landsat nampak bahwa
yang muda (Kuarter) merupakan
jalur sesar ini memiliki arah relative
bagian dari pembentukan daratan
sejajar dengan jalur subduksi Kapur
Jawa.
yang beraran timurlaut-baratdaya.
Dari waktu ke waktu jalur vulkanik
Peristiwa tumbukan lempeng sela-
ini berubah-ubah. Secara teoritis per-
in menghasilkan batuan melange, ju-
ubahan jalur vulkanik ini disebabkan
ga selalu diikuti oleh aktifitas mag-
oleh adanya perubahan jalur subduk-
matik. Endapan gunungapi Formasi
si. Oleh karenanya berdasarkan imur
Jatibarang dan Formasi Cikotok meru-
dan posisi jalur vulkaniknya, maka
pakan produk dari aktifitas tumbukan
palung di Jawa telah beberapa kali
lempeng pada jaman Kapur. Pada
mengalami perubahan posisi.
saat ini Formasi Jatibarang menem-
pati bagian utara Jawa dan berada
Analisis Tektonik
jauh di bawah permukaan, sedangkan
Mekanisme pembentukan struktur Formasi Cikotok sudah tersingkap di
geologi Jawa Barat terjadi secara daerah Bayah dan sekitarnya.
simultan di bawah pengaruh aktifitas Pengendapan Formasi Jatibarang
tumbukan lempeng Hindia-Australia dan Cikotok tentunya diawali dulu
dengan lempeng Eurasia yang ber- dengan pembentukan cekungan sedi-
langsung sejak Zaman Kapur hingga mentasi. Dari gambaran seismic nam-
sekarang. Posisi jalur tumbukan pak secara jelas bahwa cekungan ter-
(subduction zone) dalam kurun waktu sebut dikontrol oleh sejumlah sesar
tersebut telah mengalami beberapa berarah utara-selatan yang pemben-
kali perubahan. tukannya berkaitan dengan system
Jalur paleosubduk Jawa (subduk tegasan transtensional. Struktur sesar
tua) diketahui berdasarkan pemun- utara-selatan ini terbentuk pada Awal
culan batuan melange berumur Kapur Paleogen dan merupakan kelompok
yang tersingkap di beberapa tempat. pola Sunda.
Batuan melange merupakan batuan Struktur pola Sunda umumnya
campur aduk yang pembentukannya berkembang di daratan Jawa bagian
berasal dari zona subduksi. Di Pulau utara hingga ke laut Jawa. Pola struk-
Jawa hanya ada tiga lokasi yang me- tur ini tidak berkembang di Jawa bagi-
miliki jenis batuan tersebut, yaitu di an Tengah dan selatan. Ketidakhadir-
daerah Ciletuh, Sukabumi-Jawa Barat, an pola Sunda di bagian ini mungkin
daerah Karangsambung, Kebumen- disebabkan oleh pengaruh tegasan
Jawa Tengah dan daerah Bayat, yang semakin berkurang/melemah
Klaten-Yogyakarta. sejalan semakin jauh letaknya dengan
Berdasarkan pada posisi singkapan zona subduksi.
batuan melange tersebut, Katili Pada Akhir Eosen, posisi jalur sub-
(1973) menarik jalur subduk melalui duksi Jawa untuk pertamakalinya ber-
ketiga daerah tersebut, yang pada geser ke arah selatan. Perubahan po-
saat sekarang berada di poros tengah sisi ini ditandai oleh adanya endapan
Jawa sekarang. Selanjutnya penulis gunungapi dari Formasi Jampang
ini menggambarkan jalur paleosubduk yang berumur Miosen. Penyebaran
Jawa menerus ke daerah Meratus, Formasi Jampang terletak di bagian
Kalimantan Timur, karena di daerah selatan Formasi Jatibarang dan For-
masi Cikotok. Sebaran batuannya

92
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95

meliputi wilayah Sukabumi selatan, Berdasarkan pada posisi batuan


Cianjur selatan, Garut, Tasikmalaya mlange, jalur gunungapi serta ter-
dan Ciamis. bentuknya jalur sesar regional di Ja-
Posisi jalur subduksi pada saat wa, nampaknya telah terjadi beberapa
sekarang berada di Samudra Hindia, kali peristiwa tektonik penting di
jauh di selatan Pulau Jawa. Aktifitas Jawa. Peristiwa tersebut dapat terjadi
tumbukan lempeng yang terakhir ini akibat adanya loncatan posisi jalur
menghasilkan jalur gunungapi aktif di subduksi atau mungkin saja terjadi
poros tengah Jawa Barat. Beberapa perubahan sudut kemiringan zona
contoh gunungapi aktif di Jawa Barat, benioff.
antara lain Gunung Salak, Gunung
Gede, Gunung Malabar, Gunung
Tanggubanprahu dan Gunung DAFTAR PUSTAKA
Ciremai.
Hamilton, R., 1979, Tectonics of the
Walaupun posisi jalur subduksi di
Indonesiuan Region: Geological
Jawa barat berubah-ubah, namun
Survey Professional Papar 1078,
arah jalur subduksinya relatif sama,
345 p.
yaitu relatif berarah barat-timur.
Katili, J.A., 1974, Volcanism and Plate
Posisi tumbukan ini menghasilkan
Tectonics in the Indonesian Island
sistem tegasan (gaya) berarah utara-
Arcs. Tectonophysic 26, p. 165
selatan. Akibat dari sistem tegasan
168.
ini, batuan sedimen Tersier di Jawa
Martodjojo, S., 1984, Evolusi
mengalami proses perlipatan dengan
Cekungan Bogor, Jawa Barat,
sumbu lipatannya berarah barat-timur
Tesis Doktor, Pasca Sarjana ITB.
atau dikelompokan sebagai Pola Jawa.
(Tidak dipublikasikan)
Pembentukan struktur lipatan di Jawa
Pulunggono, A., dan S. Martodjojo,
Barat umumnya diikuti oleh
1994, Perubahan tektonik Paleo-
pembentukan sejumlah sesar naik,
gen dan Neogen merupakan pe-
sehingga secara keseluruhan
ristiwa tektonik terpenting di
membentuk pola struktur lipatan
Jawa, Proceeding geologi dan
anjakan atau fold thrus belt. Contoh
geoteknik
klasik dari Pola Jawa diwakili oleh
Van Bemmelen, R.W., 1949, The
sesar naik Baribis.
geology of Indonesian vol. I A:
Government Printing Office, The
Hague, 732 p.
KESIMPULAN
Pembentukan struktur geologi
Jawa Barat dipengaruhi oleh aktifitas
tumbukan lempeng Eurasia dengan
Lempeng Hindia-Australia. Aktifitas
tumbukan ini mempengaruhi pem-
bentukan struktur geologi, khususnya
di Jawa Barat.
Struktur regional di Jawa umum-
nya berarah timurlaur-baratdaya,
baratlaut-tenggara, utara-selatan dan
barat-timur. Seluruh jalur sesar ter-
sebut terbentuk secara simultan mulai
dari jaman Kapur hingga Kuarter.

93
Struktur Geologi Paleogen dan Neogen di Jawa Barat
(Iyan Haryanto)

Gambar 1. Citra landsat sebagian Jawa Barat

Gambar 2. Diagram roset kelurusan struktur Jawa Barat

94
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95

Gambar 3. Stereogram cermin sesar di Sungai Cibogo Rajamandala.

Gambar 4. Stereogram sesar minor di daerah Baribis, Kadipaten.

95

Anda mungkin juga menyukai