Iyan Haryanto
Laboratorium Geodinamik, Jurusan Geologi, FMIPA, Universitas Padjadjaran
ABSTRACT
Regional Structure in Java influenced by collision between Hindia-Australia plate and Eurasi plate
activities. This collision formed mlange rock that now outcropped in Ciletuh, Sukabumi. Beside mlange
rock are found, this collision form regional structure of in Java both under and also above surface.
Under surface Structure generally expand from southern part of Java continent to Java Sea. This
North-south Structure can be classified as Sunda Pattern. Other Regional Structural Geology can be seen
on the surface of either direct field perception and also from satellite imagenary, for example Cimandiri
fault, Baribius fault and Lembang fault. Cimandiri fault represent Meratus pattern while Baribis fault and
lembang fault represent Java pattern.
The forming of this three fault pattern also followed by volcanic activities along with continental
plates collision activities. The Changes of volcanic belts in are related to the subduction belt changes or
the changes of subduction zone angle. These changes also influence regional structural geology in West
Java.
Keywords: Regionals geological structure
ABSTRAK
Struktur regional di Jawa dipengaruhi oleh aktifitas tumbukan lempeng Eurasi dan Hindia-Australia.
Tumbukan lempeng ini menghasilkan batuan mlange yang pada saat ini tersingkap di Ciletuh,
Sukabumi. Disamping ditemukannya batuan mlange, peristiwa tumbukan ini membentuk struktur
regional di Jawa baik yang berada di bawah maupun di atas permukaan.
Struktur bawah permukaan umumnya berkembang di daratan Jawa bagian utara hingga laut Jawa.
Struktur ini berarah utara-selatan dan dikelompokan ke dalam Pola Sunda. Struktur geologi regional
lainnya dapat dilihat dipermukaan baik melalui pengamatan langsung dilapangan maupun dari citra
indraja, misalnya sesar Cimandiri, sesar Baribius dan sesar Lembang. Sesar Cimandiri mewakili pola
Meratus sedangkan sesar Baribis dan sesar lembang mewakili pola Jawa.
Pembentukan ketiga pola sesar tersebut juga diiukti oleh aktifitas vulkanik sejalan dengan terus
berlangsungnya aktifitas tumbukan lempeng. Perubahan posisi jalur gunungapi di Jawa Barat tentunya
berkaitan dengan adanya perubahan jalur subduksi atau mungkin juga terjadi akibat adanya perubahan
sudut zona tunjaman. Perubahan inilah yang mempengaruhi pula pembentukan struktur geologi regional
di Jawa Barat khususnya.
Kata Kunci : Struktur geologi regional
87
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95
Palung (Trench) berada di selatan namun hingga saat ini penjelasan me-
Pulau Jawa. Di daerah ini Lempeng ngenai mekanisme pembentukan
Samudra Hindia Australia menyusup struktur sesarnya masih belum jelas.
ke bawah Lempeng Asia.
1. Busur luar non volkanic terdiri
atas batuan melange yang terse- METODA PENELITIAN
sarkan secara intensif. Terletak di
Untuk mendapatkan hasil peneli-
bawah permukaan laut di selatan
tian yang baik, dilakukan beberapa
Pulau Jawa.
tahapan dan metode penelitian mulai
2. Cekungan Depan Busur (Outer arc
dari penafsiran foto udara/landsat,
basin) yang terletak antara Busur
penelitian lapangan, penelitian labo-
luar non volkanik dengan Pulau
ratorium dan analisis data.
Jawa. Di daerah ini terbentuk
Interpretasi foto udara/landsat di-
lapisan sedimen terdiri atas bahan
gunakan untuk menafsirkan struktur
volkanik dan sedimen asal volka-
geologi daerah penelitian, yaitu de-
nik dengan batugamping terumbu.
ngan cara mengamati ada/tidaknya
3. Busur Magmatik dijumpai di
pola-pola kelurusan topografi yang
daratan Pulau Jawa, membentang
mungkin disebabkan oleh struktur
relatif barat-timur.
geologi.
4. Cekungan Belakang Busur (Back
Penelitian lapangan mencakup pe-
arc basin) posisinya berada
ngamatan, deskripsi, analisis, ploting
diantara Jalur magmatik dengan
data-data geologi serta pengambilan
Paparan Sunda.
conto batuan untuk kepentingan labo-
5. Paparan Sunda merupakan inti
ratorium.
benua, terdiri atas batuan sedi-
Pekerjaan studio berupa pengolah-
men dan kristalin yang telah
an data-data lapangan, pembuatan
termalihkan.
peta dan penampang geologi. Pengo-
lahan data dilakukan secara kompu-
Struktur Pulau Jawa telah banyak
tasi dengan menggunakan program
dipelajari oleh para peneliti sebelum
dip dan program stress.
ini baik berdasarkan data foto udara,
penelitian lapangan, citra satelit, data
magnetik, data gaya berat maupun
HASIL DAN PEMBAHASAN
data seismik.
Berdasarkan berbagai macam pe- Berdasarkan hasil penafsiran foto
nelitian itu serta data dari pemboran udara dan citra indraja (citra landsat)
migas, dapat disimpulkan bahwa pada daerah Jawa Barat, diketahui adanya
dasarnya di pulau Jawa ada 3 (tiga) banyak kelurusan bentang alam yang
arah kelurusan struktur yang domi- di-duga merupakan hasil proses pen-
nan. Masing-masing ketiga pola struk- sesaran. Jalur sesar tersebut umum-
tur tersebut adalah Pola Meratus, Pola nya berarah barat-timur, utara-
Sunda dan Pola Jawa. selatan, timurlaut-baratdaya dan
Dari sekian banyak struktur sesar baratlaut-tenggara. Secara regional
yang berkembang di Jawa Barat, ada struktur sesar berarah timurlaut-
tiga struktur regional yang memegang baratdaya dikelom-pokan sebagai Pola
peranan penting, yaitu Sesar Ciman- Meratus, sesar ber-arah utara-selatan
diri, Sesar Baribis dan Sesar Lem- dikelompokan sebagai Pola Sunda dan
bang. Ketiga sesar tersebut untuk sesar berarah barat-timur dikelom-
pertamakalinya diperkenalkan oleh pokkan sebagai Pola Jawa. Struktur
van Bemmelen (1949) dan diduga sesar dengan arah barat-timur
ketiganya masih aktif hingga seka- umumnya berjenis sesar naik, se-
rang. Walaupun seluruh sesar terse- dangkan struktur sesar dengan arah
but memegang peranan penting da- lainnya berupa sesar mendatar. Sesar
lam sejarah tektonik di Jawa Barat,
89
Struktur Geologi Paleogen dan Neogen di Jawa Barat
(Iyan Haryanto)
normal umum terjadi dengan arah ponen gerak naik atau jenis sesarnya
bervariasi. termasuk ke dalam jenis sesar naik.
Bukti-bukti lapangan yang memper-
Struktur Geologi Permukaan kuat kesimpulan ini adalah ditemu-
kannya sejumlah bidang sesar naik
Dari sekian banyak sesar yang
dengan pitch lebih besar dari 70
berkembang di Jawa Barat, ada 3
dengan sifat gerak dip slip naik.
jalur sesar yang terekam di permu-
kaan, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar
Sesar Baribis
Baribis dan Sesar Lembang. Ketiga
sesar tersebut dapat dikenali di la- Sesar Baribis merupakan sesar
pangan ataupun dengan pengamatan utama di utara Jawa Barat. Dari hasil
citra landsat. Masing-masing karaistik penafsiran foto udara dan citra land-
umum ketiga sesar tersebut baik yang sat, diketahui dibagian utara dijumpai
ditemukan di lapangan maupun adanya kelurusan regional yang arah-
melalui citra landsat adalah sebagai nya baratlaut tenggara. Arah kelurus-
berikut : an ini selanjutnya menerus ke arah
tenggara.
Sesar Cimandiri Di daerah Kadipaten, yaitu tepat-
nya di Desa Baribis, ditemukan se-
Sesar Cimandiri merupakan sesar
jumlah bidang sesar dan struktur se-
paling tua (umur Kapur), memben-
sar minor yang memotong tubuh
tang mulai dari Teluk Pelabuhanratu
batu-gamping. Ukuran bidang sesar
menerus ke timur melalui Lembah
tersebut relatif besar, dengan arah
Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, Gu-
jurus dan sudut kemiringan bidangnya
nung Tanggubanprahu- Burangrang
berkisar antara N 280E N 300E /
dan diduga mene-rus ke timur laut
30 - 45, pitch berkisar antara 60 -
menuju Subang. Secara keseluruhan,
89. Seluruh bidang sesar naik terse-
jalur sesar ini berarah timurlaut-
but tersebut menunjukan pergerakan
baratdaya dengan jenis sesar men-
naik. Jenis sesar naik berdasarkan
datar hingga oblique (miring). Oleh
besarnya nilai Pitch dan kemiringan
Martodjojo dan Pulunggono (1986),
bidang sesarnya adalah Thrust right
sesar ini dikelompokan sebagai Pola
slip fault. Disamping adanya bidang
Meratus.
sesar naik, juga ditemukan sejumlah
Sesar Cimandiri di segmen Cipa-
bidang sesar yang menunjukan perge-
tat, menyebabkan batuan dari For-
seran lateral. Bidang sesar ini umum-
masi Citarum dan Formasi Rajaman-
nya berarah N 320E N 335E / 75
dala terlipat kuat sehingga bidang
- 80, pitch berkisar antara 5 - 15.
perlapisan batuan di kedua formasi
Selanjutnya ditemukan pula sejumlah
tersebut umumnya di atas 50. Di
struktur sesar minor dengan arah
Sungai Cibogo, Rajamandala, kemi-
yang beragam dan sifat pergeseran
ringan bidang lapisan batuan ada
naik, normal dan mendatar, dengan
yang mencapai 80 hingga 90 bah-
Pitch berkisar antara 5 hingga 89.
kan di beberapa segmen telah meng-
Di beberapa bidang sesar minor
alami pembalikan.
dijumpai adanya dua gores garis yang
Jalur sesar Cimandiri di segmen
saling berpotongan.
Rajamandala, berarah timurlaut-
Indikasi sesar Baribis yang jejak-
baratdaya. Arah jalur sesar ini ternya-
nya dapat diamati di lapangan adalah
ta relative sejajar dengan arah umum
ditemukannya singkapan batuan dari
jurus perlapisan batuan. Dengan
Formasi Kaliwangu (Pliosen) dan For-
memperhatikan hubungan sudut jalur
masi Citalang (Pliosen-Plistosen),
sesar dengan bidang perlapisan batu-
dengan kemiringan lapisan batuan
annya, maka dapat disimpulkan bah-
yang cukup besar, yaitu diatas 50
wa Sesar Cimandiri pada segmen
bahkan dibeberapa lokasi pengamatan
Rajamandala dipengaruhi oleh kom-
90
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95
91
Struktur Geologi Paleogen dan Neogen di Jawa Barat
(Iyan Haryanto)
92
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95
93
Struktur Geologi Paleogen dan Neogen di Jawa Barat
(Iyan Haryanto)
94
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :88-95
95