Anda di halaman 1dari 2

Resume Paper :

Combining TEM/Resistivity joint inversion and magnetic data for groundwater exploration : application
to the northeastern part of Greater Cairo, Egypt
Pendahuluan
Metode Elektrisitas dan Elektromagnetik digunakan pada dunia teknik, pertambangan dan
penyelidikan kandungan air tanah karena adanya korelasi yang baik antara sifat kelistrikan batuan dengan
kandungan fluida dari sebuah formasi geologi. Biasanya untuk penyelidikan air tanah digunakan metode
resistivitas karena lebih mudah dibanding yang lain. Sedangkan TEM merupakan metode yang baru
dikembangkan yang biasa digunakan untuk invetigasi hidrogeologi dan lingkungan. Sehingga pada
penelitian digunakan joint inversion dari DC VES dan data TEM untuk mendefinisikan unit unit stratigrafi
dan karakteristik aquifer hidrogeologi.
Pengukuran geofisika dan interpretasinya
Dilakukan pengukuran geofisika pada penelitian kali ini, termasuk 20 data VES dan TEM Sounding
serta 871 data stasiun magnetik.
Vertical Electrical Sounding
Pengukuran VES dilakukan menggunakan elektroda arus yang dipisahkan dengan jarak 2 1000
m. jarak AB/2 divariasikan dari 1 hingga 500 m. data diperoleh menggunakan SYSCAL-R2 resistivity meter.
Resistivitas semu didapat melalui inversi menggunakan IPI2win software. Dari hasil yang diperoleh dapat
ditandai bahwa adanya korelasi yang kuat antara resistivitas dan ketebalan beberapa lapisan.
Transient electromagnetic
Pengukuran TEM dilakukan menggunakan Instrumen SIROTEM-3 dengan konfigurasi yang tepat.
50 x 50 m2 transmitter/receiver loops digunakan. Data diinversikan dengan mengasumsikan model
berlapis dan menggunakan software TEMIX/XL versi 4. Dari data diperoleh kurva resistivitas semu dan
hasil inversinya. Pada umumnya TEM digunakan untuk menginversi 4 buah lapisan yang diasumsikan.
Join inversi antara data VES dan TEM
Kehadiran dari sebagian kecil heterogenitas didekat permukaan tanah pada posisi sounding
menyebabkan kurva resistivitas sounding melenceng , efek ini dinamakan static shift , sehingga apabila
tidak dihitung akan menyebabkan kesalahan interpretasi. Untuk menghilangkan efek static shift maka
kurva resistivitas semu VES dibandingkan dengan kurva resisitivitas semu TEM. Untuk melakukan
perbandingan ini waktu pada kurva TEM diubah menjadi jarak sesuai dengan persamaan meju :
L = 711.8 (t)1/2
L dalam meter, t dalam detik dan merupakan resistivitas homogen bawah permukaan ( ohm meter).
Faktor static shift (g) dihitung melalui persamaan
g = TEM / VES dengan TEM dan VES berturut turut merupakan resistivitas semu TEM dan VES
dari proses ini inversi ini didapat data berupa tabel berikut

tabel 1. Karakteristik geolistrik tiap tiap unit geologi dari VES/TEM data joint inversion
Unit Geologi

Nilai resistivitas (ohm


m)
Quartener deposit
2 250
Miosen deposit
4 1085
Miosen (aquifer)
1 99
Oligosen ( lapisan 5 72
basaltik)
Oligosen ( salty aquifer) 0.5 0.7

Ketebalan (m)

Konduktansi (Sm)

1 28
9.6 73
30 102
165 183

0.5 0.0538
2.4 0.0673
30 1.030
33 2.54

Data magnetik
Dilakukan 871 pengukuran magnetik pada area pengukuran. Medan magnet total diukur
menggunakan 2 envimag proton magnetometer. Satu magnetometer digunakan sebagai base untuk
koreksi diurnal, dan yang lain digunakan untuk pengukuran di area pengukuran. Data yang diukur
kemudian dikoreksi dengan variasi diurnal dan IGRF.
Dari data yang terkoreksi kemudian dibentuk peta kontur yang menggambarkan intensitas zona
magnetik. Intensitas magnetik tersebut telah dihilangkan efek kutub magnetiknya untuk meminimalisir
distorsi yang disebabkan oleh inklinasi dan deklinasi.
Dari hasil yang diperoleh didapat 31 anomali magnetik yang terjadi yang digunakan untuk
mengestimasi kedalaman dan setengah dari lebar lapisan basaltik. Pemodelan dilakukan dengan program
Geosoft dan diasumsikan nilai suseptabiltas magnetik yaitu 0.00765 cgs unit. Hasil dari interpretasi
disajikan dalam tabel 2.
Dari hasil berikut Miosen aquifer ditemukan pada
ketebalan lapisan 30 102 m dengan nilai resistivitas
bervariasi antara 1 hingga 99 ohm meter

Anda mungkin juga menyukai