Anda di halaman 1dari 15

Geo-Science J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal.

89 - 103

Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral


Journal of Geology and Mineral Resources
Center for Geological Survey, Geological Agency, Ministry of Energy and Mineral Resources
Journal homepage: http://jgsm.geologi.esdm.go.id
ISSN 0853 - 9634, e-ISSN 2549 - 4759

Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku

Cenozoic Deformation Period of Aru Islands, Wokam Basin, Maluku


Iwan Sukma Gumilar
Pusat Survei Geologi
Jalan Diponegoro No.57 Bandung 40112
Email : iwangumilar79@gmail.com

Naskah diterima : 16 Maret 2017, Revisi terakhir : 22 Mei 2017, Disetujui : 23 Mei 2017, Online : 30 Mei 2017

Abstrak - Penelitian struktur geologi untuk menentukan Abstract - Research on structural geology to determine
periode deformasi Kenozoikum di daerah Kepulauan Aru, deformation periodes at the Aru Islands of Wokam Basin,
Cekungan Wokam, Maluku telah dilakukan. Penentuan Maluku have been done. Determaining the deformation
periode deformasi dilakukan dengan mengelompokkan periodes are approached by grouping the lineament
J

pola kelurusan struktur dan analisis stress tensor dari hasil structure and stress tensor analysis of bedding, joints,
pengukuran bidang-bidang kekar dan gores-garis yang slicken side data which collected during fieldwork. The
diukur di lapangan. Rekonstruksi umur struktur yang age of structural geology which formed at these area are
G

berkembang direkonstruksi dari hubungan stratigrafi reconstructed from stratigraphic relationship of deformed
batuan yang terdeformasi. Pada Kenozoikum, telah terjadi rocks. At Cenozoic, the deformation of Aru Islands,
tiga tahapan periode deformasi yang masing-masing Maluku can be divided into three main periodes which
tahapan mempunyai karakteristik dan struktur geologi have different characteristic and geological structures
yang berbeda. Periode deformasi pertama dimulai pada pattern. The first periode were started at Late Miocene
S

Miosen Akhir setelah Formasi Koba diendapkan, dengan where the Koba Formation had been deposited, the main
tegasan utama berarah relatif baratlaut-tenggara dengan stress direction was Northwest-Southeast and the stress
stress tensor bersifat pure strike-slip. Periode deformasi tensor tend to pure strike-slip. The second periode occured
kedua terjadi setelah Formasi Manumbai diendapkan pada after Manumbai Formation were deposited at Late
M

Plistosen Akhir dengan gaya ekstensional berkembang Pleistocene, the main stress was extentional and yielded
sangat dominan dan menghasilkan sesar normal sebagai normal faults as fault reactivation. At B the third periode
reaktifasi dari sesar-sesar tua. Periode deformasi ketiga take place and generated North-South structural
terjadi ketika Holosen, yang menghasilkan kelurusan lineations.
hampir utara-selatan.
Keywords : deformation, Cenozoic, geological structures, Aru
Kata Kunci : deformasi, Kenozoikum, struktur geologi, Islands.
Kepulauan Aru.

© JGSM - 2017, All right reserved

Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral - Terakreditasi oleh LIPI No. 596/Akred/P2MI-LIPI//03/2015, sejak 15 April 2015 - 15 April 2018
90 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103

PENDAHULUAN Cekungan ini adalah cekungan passive margin berumur


Kenozoikum (Gambar 1) yang diduga prospek terhadap
Dalam dekade ini, produksi minyak dan gas bumi di kandungan migas. Secara tektonik, posisi cekungan ini
Indonesia cenderung menurun, sementara itu termasuk ke dalam daratan Benua Australia yang berada
kebutuhan energi ini terus meningkat. Untuk pada paparan Arafura relatif stabil dan dibatasi oleh
mendongkrak angka produksi migas, maka perlu Sesar naik Timor-Tanimbar Through di bagian
dilakukan eksplorasi yang menerus dan sistematis. timurnya, Zona ekstensi Aru Through di bagian
Daerah yang pada awalnya dianggap tidak prospek, baratlaut, dan sesar mendatar Tarera-Aiduna dan
namun dengan berkembangnya teknologi dan Central Ranges Papua Fold belts di bagian utaranya
pengetahuan di daerah tersebut diharapkan dapat (Charlton 2000, 2001).
menjadi daerah prospek untuk produksi sumberdaya
minyak dan gas bumi (Direktorat Jendral Minyak dan Kepulauan Aru terletak di selatan Pulau Papua, secara
Gas Bumi, 2015). Penelitian geologi yang mencakup administrasi termasuk kedalam Kabupaten Kepulauan
aspek geologi struktur dan periode deformasi akan Aru, Propinsi Maluku (Gambar 2). Tulisan ini akan
menambah nilai tambah suatu wilayah kerja ketika akan membahas evolusi tektonik Kepulauan Aru pada
ditawarkan oleh Ditjen Migas kepada para investor. Kenozoikum berdasarkan data struktur geologi yang
Informasi periode deformasi ini adalah informasi awal diperoleh selama kegiatan lapangan. Penelitian ini
yang pemanfaatannya akan berguna untuk menentukan bermaksud untuk merekonstruksi periode deformasi
sistem perangkap dimana hidrokarbon dapat pada masa Kenozoikum di Kepulauan Aru yang dapat
terakumulasi. digunakan dalam studi eksplorasi potensi sumberdaya
migas di daerah-daerah frontier.
J

Kepulauan Aru yang termasuk ke dalam Cekungan


Wokam, secara geografi termasuk salah satu kepulauan
GEOLOGI REGIONAL
terpencil di Indonesia, namun dalam rangka eksplorasi
G

migas, daerah ini dilakukan penelitian geologi yang Tektonik Wilayah Indonesia Timur adalah sangat
lebih rinci. Berdasarkan Peta Cekungan Sedimen komplek, karena merupakan tumbukan antara tiga
Indonesia (Badan Geologi, 2009), Kepulauan Aru lempeng yaitu: Lempeng Benua Eurasia, Australia dan
merupakan kepulauan di dalam Cekungan Wokam. Lempeng Samudera Pasifik-Filipina. Berdasarkan pada
S
M

KLASIFIKASI CEKUNGAN BERDASARKAN UMUR LEGENDA / LEGEND


BASIN CLASSIFICATION BASED ON AGE

Ibukota propinsi Batas zona ekonomi eksklusif


CEKUNGAN TERSIER Province capital city Boundari of exclusive economic zone
CEKUNGAN PRATERSIER
TERTIARY BASIN PRE-TERTIARYBASIN
Batas propinsi ++++++ Batas negara (daratan)
Province boundary On shore country boundary
CEKUNGAN PRATERSIER-TERSIER
PRE-TERTIARY-TERTIARY BASIN Batas landas kontinen
Continental slope boundary Lokasi Cekungan Wokam

Batas laut teritorial


Territorial sea boundary

Sumber : Badan Geologi (2009)

Gambar 1. Peta Cekungan Sedimen Indonesia


Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 91

134000' BT 135000' BT
utama yaitu pembentukan pegunungan dan erosi yang
5015' LS

5015' LS
berkaitan dengan tumbukan busur benua di mana
bagian utaranya adalah zona subduksi dengan
kemiringan ke arah utara. Proses tektonik pembentukan
A
ND

P. KOLA
pegunungan berpangaruh di bagian utara pulau Papua
BA
UT
LA

dan menghasilkan sumber batuan sedimen yang


kemudian banyak diendapkan di Palung Aru.
P. WOKAM
Sedangkan proses tektonik kedua yang terjadi pada
Oligosen dimana terjadi penurunan muka air laut
sekitar 90 meter dan diikuti fase kompresi yang
diakibatkan oleh tumbukan antara Lempeng Samudera
Pasifik dan Lempeng Benua Australia. Fase ini
menghasilkan fold belt dan patahan yang merupakan
perangkap potensial bagi terakumulasinya hidrokarbon
P. KOBROR
(Hall, 1995; van Ufford and Cloos, 2005; Alda and Kim,
P. MAIKOOR 2008; Granath, et al., 2010).
Paparan Arafuru bersama dengan dataran selatan Papua
P. KOBA P. PENAMBULAN
adalah blok yang mempunyai arah timurlaut-baratdaya
yang umumnya berasosiasi dengan sesar normal dan
J

P. BAUN
sesar oblik, sebagai sisa-sisa lempeng benua Australia
di bagian selatannya. Sedangkan Palung Aru adalah
P. TRANGAN hasil kegiatan tektonik yang lebih muda dimana batas
barat dari paparan Aru tersubduksi ke bagian bawah
G

P. WORKAI

Busur Banda yang terjadi pada Plio-Plistosen yang


menghasilkan busur volkanik Banda. Di bagian utara
A
UR

Laut Arafura, paparan Arafura yang berumur pra


AF
AR
UT

Kenozoikum mengalami penunjaman di bagian bawah


S
LA

7 00' LS
7000' LS

Palung Aru (Alda dan Kim, 2008).


0

0
134 00' BT 0
135 00' BT
KORELASI SATUAN PETA
CORRELATION OF MAP UNITS
Endapan permukaan Batuan Sedimen
Surficial deposits Sedimentary rocks
HOLOSEN
Menurut Hartono dan Ratman (1992), batuan yang
QUATERNARY

HOLOCENE
KUARTER

Qt PLISTOSEN
Qa
PLISTOCENE
TQw
PLIOSEN
tersingkap di Kepulauan Aru terdiri atas Formasi Koba,
M

Tmpl PLIOCENE
Tmpj
AKHIR
LATE
TERTIARY

Formasi Menumbai, Anggota Jambulenga Formasi


Miocene

TERSIER
Miosen

TENGAH
Tmk MIDDLE
INDEK PEMETAAN GEOLOGI AWAL
INDEX TO GEOLOGIC MAPPING EARLY

Manumbai, Formasi Wasir, Formasi Tanah merah dan


Sumber : Hartono dan Ratman, (1992)
ditindih secara tidak selaras oleh Aluvium. Formasi
Gambar 2. Peta Geologi Kepulauan Aru Koba yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah di
Kepulauan Aru dapat disebandingkan dengan Formasi
korelasi fosil-fosil berumur Mesozoikum yang banyak Digul di Pulau Papua yang tersusun oleh batugamping
ditemukan di Kepulauan Indonesia Timur, banyak dan napal dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal.
pulau di wilayah ini, seperti Buru, Seram, Banggai- Terjadi penurunan muka air laut yang diakibatkan oleh
Sula, Timor dan Pulau Buton merupakan pecahan- proses glasiasi yang mencapai puncaknya pada Miosen
pecahan benua hasil proses pemekaran (rifting) di Akhir (Davies, 2012), hal ini masih berlanjut hingga
bagian utara Australia (Pigram and Panggabean, 1984; Plistosen yang mengakibatkan Kepulauan Aru dan
Hall,1995; Charlton, 2001). Lain halnya dengan Daratan Papua bersatu (Amri,drr., 2015), sehingga
Cekungan Wokam yang terletak di bagian tepi Daratan Formasi Menumbai, Anggota Jambulenga Formasi
Benua Australia, secara geologi merupakan daerah Manumbai, Formasi Wasir dan Formasi Tanah Merah di
relatif lebih stabil. Berdasarkan data gayaberat dan Kepulauan Aru yang diendapkan di lingkungan laut
geomagnet di bagian selatan dari cekungan merupakan dangkal sampai darat dapat disebandingkan dengan
paparan Depresi Arafura, dan bagian utaranya adalah Formasi Burudi Pulau Papua yang tersusun oleh
Palung Aru (Padmawidjaya dan Subagyo, 2014). batupasir dan batulumpur karbonan berselang seling
dengan batugamping mikrit yang berumur Miosen Akhir
Van Ufford dan Cloos (2005) menyebutkan bahwa
sampai Plistosen (Gambar 3).
Papua sangat dipengaruhi oleh dua kejadian tektonik
92 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103

P. IRIAN LINGKUNGAN
UMUR KEP. ARU (Provinsi stratigrafi
“ New Guinea” Selatan) PENGENDAPAN

Holosen
Fm. Tanah merah
Darat
Fm. wasir
3 .
T4 Angg. Jambulenga
2
Pliosen Th Fm. Buru Laut dangkal
1
Fm. manumbai
?
5 Tg
? ?
4
UT1
T3 3 Laut dangkal
? Fm. Digul
Miosen
2
LT1
1
Fm. Koba
7

T2 6
UTe

5
J

Oligosen

Sumber : Hartono dan Ratman, 1992

Gambar 3. Korelasi stratigrafi Kepulauan Aru dan Pulau Papua


G

DATA DAN METODE PENELITIAN HASIL DAN ANALISIS

Penelitian evolusi tektonik Kenozoikum di Kepulauam Interpretasi Citra DEM


Aru, Cekungan Wokam, diawali dengan menganalisis
S

citra DEM (Digital Elevation Model) yang berasal dari Analisis struktur geologi dengan menggunakan citra
data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) yaitu DEM yang disebandingkan dengan Peta Geologi
data topografi digital resolusi tinggi, yang Lembar (Hartono dan Ratman, 1992) telah
menghasilkan pola struktur hasil interpretasi Kepulauan
M

menggambarkan topografi atau bentuk ketinggian di


suatu daerah yang kemudian dianalisis bentuk dan pola Aru, Maluku (Gambar 4). Pola ini akan membantu
kelurusannya. Selain itu,data geologi struktur berupa untuk memperkirakan arah tegasan utama dan
mekanisme tektonik daerah ini.
jurus dan kemiringan lapisan batuan, bidang kekar dan
bidang gores-garis juga diamati pada singkapan batuan. Pola struktur hasil interpretasi ini kemudian dituangkan
dalam diagramroset yang hasilnya menunjukkan
Penentuan periode deformasi ini diawali dengan
distribusi arah dan frekwensi kelurusan (Gambar 5).
mengelompokkan pola-pola kelurusan dan mengamati
Pengukuran arah kelurusan di daerah ini berjumlah 355
umurnya berdasarkan prinsip kelurusan yang lebih
dan hasil pengeplotan arah kelurusan ke dalam diagram
muda akan memotong kelurusan yang yang lebih tua,
roset yang paling dominan adalah berarah U040o-
kemudian kelompok kelurusan ini disusun umurnya
060oT–U220o-240oT dengan populasi 25,2%, namun
dari tua ke muda. Selain itu, penulis menggunakan
secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu
program TENSOR (Delvaux, D., dan Sperner., 2003)
Kelompok Kelurusan A (U50o T – U230oT), Kelompok
untuk menentukan arah gaya yang berkembang pada Kelurusan B (U130oT – U310o T), dan Kelompok
saat terbentuknya struktur-struktur brittle dan jenis Kelurusan C (U100T – U(1900T) (Tabel 1).
stress tensor-nya. Data yang digunakan pada program
ini adalah data struktur brittle seperti halnya kekar dan Berdasarkan hubungan pola kelurusan yang saling
gores garis. Pada pengambilan data lapangan, data memotong, kelompok kelurusan diatas dapat diketahui
kekar dapat diamati dengan lebih baik dibandingkan urutan peristiwa tektoniknya. Pola kelurusan A, berarah
data gores garis yang umumnya lebih sulit untuk U050o T – U230o T ini dominan di bagian barat daerah
didapatan di lapangan. penelitian, dengan panjang bervariasi dari 5 (lima) km
sampai 50 km.
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 93

Gambar 5. Diagram roset yang menunjukkan kelompok arah


J

kelurusan maksimum yang berarah U040o-060oT,


sampai minimum yang berarah U10oT.

Tabel 1. Kelompok kelurusan berdasarkan frekwensi pada roset


G

diagram hasil interpretasi citra DEM di daerah


Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku.

Kelompok Mode Kisaran Nilai


A U050oT – U230oT (030-060) – (210-240) Maksimum
S

B U130oT – U310oT (120-140) – (300-320) Sub Maksimum


C U010oT – U190oT (000-020) – (180-200) Minimum

pergerakan dominan horisontal (strike-slip movement)


M

dan atau mekanisme peregangan (extension).


Gambar 4. Peta Hasil Interpretasi Citra DEM yang
menunjukkan pola kelurusan di Kepulauan Aru, Pola kelurusan C yang berarah U010o T - U190o T
Cekungan Wokam, Maluku berkembang hampir di semua bagian utara dan tengah
daerah penelitian, dengan panjang berkisar antara 10
Pola kelurusan tersebut bisa diselusuri mengikuti pola km sampai dengan 30 km. Pada citra DEM terlihat
punggungan yang terlihat pada citra DEM. Pola seperti sebagai kelurusan yang memotong punggungan dan
ini umumnya berasosiasi dengan sesar yang kelurusan sungai yang mengakibatkan pembelokan
mempunyai arah pergerakan horisontal (strike-slip secara tiba-tiba.
movement) atau bidang perlapisan batuan. Pola
kelurusan ini dipotong oleh pola kelurusan B dan C Analisis Arah Umum dan Tegasan Utama
yang lebih pendek. Hal ini menunjukkan bahwa pola Bidang Kekar
struktur A ini diperkirakan relatif lebih tua di
bandingkan dengan pola struktur B dan C. Pengukuran bidang kekar pada setiap formasi batuan di
Kepulauan Aru, Cekungan Wokam telah dilakukan
Pola kelurusan B berarah U130o T – U310o T, yang dimana lokasi pengukuran ditampilkan pada (Gambar
umumnya berkembang di bagian barat daerah 6) dan data pengukuran bidang kekar ditampilkan pada
penelitian, dengan panjang yang bervariasi antara 5 Lampiran 1. Data ini kemudian ditampilkan pada
(lima) km sampai 30 km. Pola kelurusan ini mengikuti diagram roset untukmengetahui pola arah bidang kekar
kelurusan sungai (selat) dan lembah yang terlihat pada di setiap formasi (Gambar 7). Berdasarkan pola ini,
citra DEM. Pola ini dipotong oleh pola struktur C yang dapat diperkirakan arah umum kekar dan kelurusan di
lebih muda dan diperkirakan berasosiasi dengan pola setiap formasi.
94 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103

Litho Roset Diagram Hasil Pengukuran Kekar


Umur logi

Formasi Tanahmerah
PLISTOSEN
PLIOSEN - PLISTOSEN

Formasi Wasir
Anggota Jambulenga
Formasi Manumbai
PLIOSEN
MIOSEN AKHIR-

Manumbai
PLIOSEN

Formasi
J
MIOSEN TENGAH
MIOSEN AWAL-

Formasi Kaba
G

Gambar 7. Hasil pengeplotan data bidang kekar pada diagram


S

roset untuk mengetahui arah umum dan pola


struktur di setiap formasi batuan di Kepulauan Aru.
Maluku.

Gambar 6. Peta lintasan dan lokasi pengamatan kekar di daerah selatan tenggara dan utara timurlaut-selatan baratdaya
M

penelitian. tampak pada pengukuran kekar di lokasi 11/WG/066


dan 11/RT/06 (Gambar 7).
Formasi Koba adalah kelompok batuan sedimen tertua
yang tersingkap di daerah Kepulauan Aru, Cekungan Formasi Manumbai berumur Miosen Akhir-Pliosen dan
Wokam. Formasi ini diperkirakan berumur Miosen terusun oleh batugamping coquina kaya akan fosil
Awal - Miosen Tengah, yang tersusun oleh kalkarenit moluska dan koral. Kekar tidak berkembang dengan
dan napal. Sebagai batuan berumur paling tua di daerah baik di dalam formasi ini, kemungkinan diakibatkan
ini, Formasi Koba telah mengalami deformasi yang oleh komposisi batugamping yang banyak mengandung
lebih komplek dibandingkan dengan formasi batuan fossil berukuran mikro sampai makro.
lainnya. Hal ini ditunjukkan pada pola umum arah kekar
Arah struktur kekar yang berkembang di formasi ini
yang sangat bervariasi. Pola umum arah kekar yang
adalah barat-timur yang tampak pada pengukuran di
berkembang di satuan ini berarah baratlaut-tenggara,
lokasi 11/WG/059 dan baratlaut-tenggara, seperti yang
barat–timur, utara baratlaut–selatan tenggara dan
ditunjukkan pada pengukuran kekar di lokasi 11/IG/304
sebagian hampir utara timurlaut- selatan baratdaya.
dan 11/WG/60. Selain itu, berkembang pula kekar
Arah utama kekar yang berarah baratlaut – tenggara
dengan frekuensi yang lebih rendah, dengan arah
tampak di lokasi 11/RT/006 dan 11/WG/071 dengan
timurlaut - baratdaya yang ditunjukkan oleh seluruh
arah U3000 T sampai U3100 T. Di lokasi 11/WG/063 dan
hasil pengukuran kekar di formasi ini (Gambar 7).
11/WG/065 tampak pola kekar berarah U2600 T sampai
U2800 T yang berarah relatif barat-timur. Sedangkan Anggota Jambulenga Formasi Manumbai, terususun
pada arah kelurusan minor, seperti utara baratlaut- oleh napal dan diperkirakan berumur Pliosen.
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 95

Kekar berkembang sangat baik pada satuan napal ini Formasi Tanah Merah berumur Plistosen dan tersusun
(Gambar 8), sehingga rekaman data kekar di formasi ini oleh batupasir kuarsa dan menempati bagian selatan
cukup banyak yaitu sebanyak 8 (delapan) lokasi Kepulauan Aru. Struktur kekar berkembang sangat
pengukuran. Arah umum kekar di formasi ini adalah buruk di formasi ini, sehingga hanya dapat dilakukan
utara timurlaut-selatan baratdaya seperti yang pengukuran di satu lokasi yaitu di 11/WG/67 dengan
ditunjukkan pada hasil pengukuran di lokasi 11/IG/311 kekar terutama berarah hampir utara-selatan dan
dan 11/RT/14, kemudian diikuti oleh kekar yang baratlaut-tenggara (Gambar 7).
berarah baratlaut-tenggara pada pengukuran di lokasi
11/IG/305. 11/RT/12, 11/RT/10. 11/RT/13 dan DISKUSI
11/RT/14. Sedangkan kekar berarah relatif barat-timur
tampak di hampir semua lokasi pengukuran, walaupun Kelompok Kelurusan dan Sesar
dengan frekuensi yang cukup rendah (Gambar 7).
Berdasarkan hasil analisis citraDEM didapatkan 3 (tiga)
Formasi Wasir berumur Pliosen-Plistosen disusun oleh kelompok kelurusan yaitu: Kelompok Kelurusan A
napal, batulumpur gampingan dan batupasir dengan arah U50o T – U230oT, Kelompok Kelurusan B
gampingan. Satuan batuan ini menempati disebelah dengan arah U130o T – U310o T, dan Kelompok
barat daerah penelitian. Berdasarkan pengukuran kekar Kelurusan C dengan arah U100 T– U1900 T.
yang dilakukan di 3 (tiga) titik yang mewakili, tampak
Untuk mengetahui struktur apa saja yang berkembang
pola utama yaitu berarah U350T sampai U360T di
pada masing-masing kelompok kelurusan, maka mode
lokasi 11/RT/01 dan 11/IG/303, kemudian diikuti oleh
kelurusan ini disebandingkan dengan hasil analisis
kekar yang berarah utara baratlaut-selatan baratdaya
J

pengukuran bidang kekar agar diketahui kedudukan


yang tampak di lokasi pengukuran 11/RT/01, dan kekar
tegasan utama dan jenis stress tensor-nya (Delvaux dan
yang berarah baratlaut-tenggara berkembang pula
Sperner, 2003) seperti pada (Gambar 9).
dengan frekuensi yang minor di lokasi 11/RT/01
G

(Gambar 7). Kelurusan kelompok A, dominan berkembang di


bagian barat daerah penelitian, dengan arah U050 o T –
Gambar 8 A) Kekar yang berkembang pada Anggota
U230 o T, dan panjang yang bervariasi dari 5 (lima) km
Jambulenga Formasi Manumbai di Lokasi 11/IG/305, sampai dengan 50 km. Pola ini, umumnya berasosiasi
kekar yang berkembang terutama berarah
S

dengan struktur yang mempunyai arah pergerakan


baratlaut–tenggara dan timurlaut-baratdaya. B) horisontal (strike-slip movement) atau sumbu-sumbu
Singkapan Anggota Jambulenga Formasi Manumbai di lipatan. Lipatan yang terbentuk yaitu: Sinklin
lokasi 11/WG/056. Satuan napal kelabu terang Jerwatu, Antiklin Kobamar dan Sinklin Sarwatu,
M

kecoklatan, konkoidal, massif, sebagian menyerpih, sedangkan sesar yang terbentuk adalah: Sesar
tertindih lumpur, lempung aluvial. Tersingkap di muara Manumbai dengan pergerakan normal, Sesar Maikor
anak sungai di S. Workai, daerah Benjina. dan Sesar Sarwatu dengan pergerakan mendatar.

A B

Gambar 8. A) Kekar yang berkembang pada Anggota Jambulenga Formasi Manumbai di Lokasi 11/IG/305, kekar yang berkembang
terutama berarah baratlaut–tenggara dan timurlaut-baratdaya. B) Singkapan Anggota Jambulenga Formasi Manumbai di
lokasi 11/WG/056.
96 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103

A B

Gambar 9. Contoh hasil analisis bidang kekar untuk mengetahui kedudukan tegasan utama (σ1), (σ2) dan (σ3) dan jenis stress tensor
yang dominan. (A) adalah hasil analisis bidang kekar di lokasi 11/IG/311 dengan stress tensor jenis extensional. (B) adalah
hasil analisis bidang kekar di lokasi 11/IG/312 dengan stress tensor jenis pure strike - slip.

Struktur geologi tersebut diatas umumnya (Gambar 10). Tampak pada bagian tengah Kepulauan
mempengaruhi batuan setelah pengendapan Formasi Aru gaya gaya yang bekerja adalah sistem strike-slip.
J

Manumbai yang berumur Plistosen. Maka struktur ini Berdasarkan umur batuan yang terpengaruh oleh gaya
diperkirakan adalah Plistosen Akhir. yang bekerja, sistem strike-slip berpengaruh pada
batuan Formasi Koba yang berumur Miosen Awal
Kelurusan Kelompok B, umumnya berkembang di
G

sampai Miosen Tengah (Gambar 11). Maka pada


sebelah barat daerah penelitian, dengan panjang yang
Miosen Akhir, gaya ini bekerja dan membentuk sesar
bervariasi antara 5 (lima) km sampai dengan 30 km,
geser yang memisahkan Pulau Trangan dan Pulau
dengan arah U130o T – U310o T. Pola kelurusan ini
Maikor serta memisahkan Pulau Maikor dan Pulau
mengikuti kelurusan sungai (selat) dan lembah yang
S

Kobroor. Berbeda dengan apa yang Padmawidjaja dan


tampak pada citra DEM dan berasosiasi dengan jenis Subagyo (2014) paparkan bahwa selat-selat yang
struktur yang bersifat bukaan atau ekstensional, yang terbentuk di Kepulauan Aru terbentuk pada masa
merupakan kelanjutan dari periode tektonik Plistosen.
sebelumnya. Fase bukaan ini menyebabkan Kepulauan
M

Aru terbelah oleh selat yang relatif menunjukkan arah Stress tensor jenis extensional bekerja hampir di
seragam yaitu sekitar U120o T - U140o T, yaitu Selat seluruh Kepulauan Aru dan mempengaruhi batuan
Sarwatu, Selat Maikor dan Selat Workai. batuan yang lebih muda dari Formasi Koba. Sistem ini
membentuk sesar-sesar normal dan memperlebar selat-
Kelurusan kelompok C, berkembang hampir di semua selat yang memisahkan antara pulau di Kepulauan Aru
bagian utara dan tengah daerah penelitian, dengan yang sebelumnya telah bergeser akibat sistem gaya
panjang berkisar antara 10 km sampai dengan 30 km strike-slip.
dan arah U010o T - U 190o T. Pola struktur yang
berkembang sangat sulit diidentifikasi, hal ini Hasil analisis bidang kekar dengan stereonet
dikarenakan kekar-kekar yang terbentuk pada memperlihatkan tegasan utama (σ1) yang berbeda-
batugamping terlarutkan oleh air, namun jejaknya beda arah (trend) dan kemiringannya (plunge) (Tabel
masih dapat diidentifikasi pada citra DEM yang 2). Untuk mengetahui arah tegasan rata-rata dan
memotong batuan yang berumur Plistosen Akhir periode deformasi di Kepulauan Aru, maka data
(Formasi Tanah Merah), sehingga struktur ini tersebut kembali diplotkan di stereonet untuk
diperkirakan terbentuk pada Holosen. kemudian dianalisis (Gambar 12). Dengan asumsi arah
tegasan utama orde tertua akan mempunyai
Sesar dan Tektonika kemiringan (plunge) yang lebih tinggi atau berada
relatif di tengah pada proyeksi stereonet dibandingkan
Membahas tektonika daerah penelitian, penulis hanya orde yang lebih muda yang mempunyai kemiringan
menggunakan hasil analisis bidang kekar yang sifat (plunge) yang lebih rendah, maka dapat direkonstruksi
arah tegasannya regional. Hasil analisis stress tensor sejarah deformasi yang meliputi orde, kedudukan dan
pada setiap lokasi pengamatan ditampilkan pada arah umum tegasan utama (σ1) dan jenis stress regime.
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 97

J
G
S
M

Gambar 10. Peta integrasi hasil interpretasi citra DEM yang menunjukkan kelurusan dan analisis stress tensor di daerah penelitian.
Tampak bahwa stress tensor berjenis extensional mendominasi hampir seluruh daerah penelitan dan menghasilkan sesar
normal, sedangkan di bagian tengah beberapa hasil analisis menunjukkan strees tensor jenis strike-slip yang
menghasilkan sesar mendatar.

A B

Gambar 11 (A) analisis bidang kekar di lokasi 11/WG/063 dan (B) analisis bidang kekar di lokasi 11/WG/065, keduanya diukur pada
Formasi Koba yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah dan menunjukkan stress tensor jenis strike-slip.
98 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103

Tabel 2. Hasil Pengukuran Arah Tegasan Utama (s 1) dengan Umur


Endapan Batuan Periode Deformasi &
Arah Tegasan Utama Stress Regime
stereonet di setiap Formasi. Permukaan Sedimen

Umur Formasi Lokasi Arah Tegasan Utama (σ1) Holosen Strike - Slip
Trend Plunge D III Extensive

Kuarter
PlistosenAkhir Tanah Merah 11-WG067 156 20
Wasir 11-IG301 15 9 Plistosen
D II Strike - Slip
Wasir 11-IG303 34 24 Extensive
Wasir 11 RT001 236 23 Pliosen
Jambulenga 11-IG305 9 28
Jambulenga 11-IG311 229 30
Akhir Pure
Jambulenga 11-IG312 300 23 DI Strike - Slip
Jambulenga 11-RT010 261 20

Miosen

Tersier
Pliosen - Plistosen Jambulenga 11-RT012 164 60
Tengah
Jambulenga 11-RT013 257 31
Jambulenga 11-RT014 7 49
Jambulenga 11-WG056 59 16 Awal
Manumbai 11-IG304 276 29
Manumbai 11-IG310 22 51
Manumbai 11-WG059 284 28
Manumbai 11 WG060 7 19 Gambar 13. Evolusi Tektonik Kepulauan Aru, Cekungan
Koba 11-RT003 246 23 Wokam yang telah mengalami tiga kali periode
Koba 11-RT006 90 20 deformasi serta stress regime pada masing-
Koba 11-WG063 77 9
Miosen
Koba 11-WG065 103 61
masing periode deformasi
Koba 11-WG066 148 46
Koba 11-WG071 102 37
sesar mendatar yang hampir timurlaut-baratdaya. Hal ini
berkesusaian dengan apa yang dipaparkan oleh Hall
(1995) bahwa pada Miosen Akhir adalah periode dimana
strike-slip zone yang berarah timurlaut-baratdaya
J

terbentuk akibat pergerakan lempeng benua Australia


yang terus bergerak ke arah utara sehingga menubruk
lempeng Pasifik di bagian utaranya yang tejadi pada
G

Oligosen-Miosen Tengah. Pertemuan lempeng yang


bersifat oblique inilah yang menghasilkan sesar-sesar
mendatar berarah timurlaut-baratdaya sepanjang zona
patahan Tarera-Aiduna yang berarah hampir barat-timur
S

(Alda and Kim, 2008).


Setelah Formasi Manumbai diendapkan, terjadi periode
deformasi regional II (DII) dengan sifat strike-slip
M

Extensive, dan arah tegasan utama (σ1) yaitu U080o


T–U260o T. Periode ini merupakan periode deformasi
yang terekam sangat baik di Kepulauan Aru. Cekungan
Wokam, dan merupakan periode deformasi yang
Gambar 12. Orde dan kedudukan tegasan utama (σ1) di bersifat ektensional, sehingga terbentuk beberapa selat
Cekungan Wokam, dimana arah dan urutan yang berarah baratlaut-tenggara yang memisahkan
periode dari tua ke muda adalah: tegasan utama
pertama (D I) berarah U150o T, arah tegasan pulau-pulau di Kepulauan Aru.
utama kedua (D II) berarah U80o T dan arah
tegasan utama ketiga (D III) berarah U20o T. Periode Deformasi Regional III (DIII) dengan sifat
strike-slip Extensive, periode ini dimulai setelah
Berdasarkan hasil rekonstruksi,yang kemudian Formasi Tanah Merah diendapakan atau diperkirakan
disebandingkan dengan geologi regional, maka dapat terbentuk pada Holosen, dengan arah tegasan utama (σ1)
disusun evolusi tektonik regional daerah Kepulauan yaitu U020o T – U200o T. Periode deformasi ini
Aru, Cekungan Wokam yang telah mengalami 3 (tiga)
menghasilkan kelurusan kelompok C yang sangat susah
kali periode deformasi (Gambar 13), yaitu:
diidentifikasi arah pergerakannya di lapangan. Pada
Periode deformasi regional I (DI) terjadi pada Miosen kedua periode deformasi terakhir ini, wilayah
Akhir dengan sifat Pure strike-slip, dan arah tegasan Kepulauan Aru mengalami fase tektonik yang relatif
utama (σ1) yaitu U150o T – U330o T. Periode ini dimulai stabil, ditandai dengan reaktifasi yang bersifat
setelah Formasi Koba diendapkan, menghasilkan struktur extensional dari sesar-sesar mendatar yang telah
lipatan yang hampir berarah timurlaut-baratdaya, dan terbentuk sebelumnya.
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 99

Berdasarkan tektonostratigrafi yang disusun oleh dengan Palung Aru dan bersifat regional, sedangkan apa
Robertson (1992) dalam (Alda dan Kim, 2008), pada yang penulis lakukan berada didaerah yang relatif lebih
Kenozoikum daerah paparan Arafura telah mengalami stabil di sebelah timur zona subduksi dan berdasarkan
tiga kali periode deformasi yang diawali pada Paleosen data-data lokal yang terekam di daerah penelitian.
dengan adanya Thermal Sag, periode kedua pada
Miosen Tengah adalah fase convergen dan periode KESIMPULAN
ketiga pada Miosen Akhir-Plistosen terjadi fase
Struktur geologi yang berkembang di Cekungan
kompresi (Gambar 14). Ada beberapa poin yang dapat
Wokam, Kepulauan Aru mengikuti pola periode
ditarik kesebandingannya dengan hasil penelitian, yaitu
deformasi regional yang berkaitan dengan pergerakan
periode deformasi yang terjadi pada Miosen adalah fase
Lempeng Benua Australia ke arah utara sehingga
konvergen yang dalam hal ini berbeda dengan hasil
menabrak Lempeng Samudera Pasifik pada Oligosen-
penelitian penulis dimana pada Miosen Akhir adalah
Miosen Tengah. Periode deformasi di daerah ini dimulai
periode pure strike-slip. Pada Plistosen Robertson
pada Miosen Akhir setelah Formasi Koba diendapkan,
menyatakan didominasi gaya-gaya kompresi, hal ini
dengan tegasan utama berarah relatif baratlaut-tenggara
berbeda dengan hasil penelitian penulis yang
dengan stress tensor bersifat pure strike-slip. Periode ini
berargumen bahwa fase Strike-slip Extenstive masih
menghasilkan sumbu lipatan dan sesar mendatar yang
berlanjut hingga Holesen. Perbedaan ini dimungkinkan
berarah timurlaut - baratdaya yang merupakan cabang-
karena lokasi yang dibahas oleh Robertson berada di
cabang dari Tarera-Aiduna Fault Zone.
bagian baratlaut paparan Arafura yang berdekatan
J

Periode deformasi kedua terjadi setelah Formasi


PERIOD SOURCE DISCOVERY

ERA FORMATION LITHOLOGY


TECTONIC Manumbai diendapkan pada Plistosen Akhir, gaya
EVENTS
EPOCH PAY-ZONE FIELD
ekstensional berkembang sangat dominan dan
UPPER MIOCENE
-PLEISTOCENE

menghasilkan sesar normal sebagai reaktifasi dari sesar-


G
COMPRESSION

BURU
sesar yang terbentuk sebelumnya serta membentuk
selat-selat di Kepulaun Aru. Pada Holosen, kegiatan
WALIO tektonik masih berlangsung dengan terbentuknya pola
MIOCENE

CONERGENCE

JAYA
MIDDLE

KASIM
UPPER
kelurusan hampir utara-selatan. Kelurusan ini
S
CENOZOIC

FIELD
TERTIARY

NEW GUINEA LIMESTONE

YAWEE

LOWER
diperkirakan sebagai sesar, akan tetapi arah
MIOCENE
OLIGOCENE pergerakannya tidak dapat dideskripsikan dengan baik,
disebabkan proses pelarutan batugamping yang intensif
M
EOCENE

sehingga jejak-jejak struktur geologi tidak dapat


THERMAL SAG

LOWER
YAWEE/
FAUMAI
terekam di lapangan. Pada kedua periode deformasi
terkahir ini, wilayah Kepulauan Aru mengalami fase
WARIPI
PALEOCENE

EKMAI
PUFFIN
FIELD
tektonik yang relatif stabil yang ditandai oleh stress
CRETACEOUS

SS
tensor yang bersifat extensional.
KEMBELANGAN GROUP

PASSIVE MARGIN
MESOZOIC

PINIYA
MUDSTONE

WONIWOGI
ROABIBA
UCAPAN TERIMA KASIH
JABRU
JURASSIC KOPAI BULA
CHALLIS Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
TRIASSIC TIPUMA
kepada seluruh anggota tim penelitian geologi dan
AIDUNA
geofisika cekungan Wokam, khusunya kepada saudara
AIFAM GROUP
PALEOZOIC

Dr. Ir. Wahyu Gunawan dan saudara Rahmat Y. Saragih,


PERMIAN

SYN - RIFT

S.T., atas bantuannya dalam pengambilan data geologi


DOLOMITE
MODIO

struktur di lapangan, serta Kepala Pusat Survei Geologi


atas izinnya untuk menerbitkan artikel ini.
ORDOVICIAN KEMUM PRE-RIFT

PRE-CAMBRIAN

Gambar 14. Kolom stratigrafi daerah Paparan Arafura bagian


baratlaut (Robertson (1992) dalam (Alda and Kim,
2008) yang menunjukkan perbandingan
tektonostraigrafi dari Paleozoikum hingga
Kenozoikum dari hasil penulis.
100 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103

ACUAN
Alda, Ho., and Kim Jae Ho., 2008. Tertiary Hydrocarbon Play in NW Arafura Shelf, Offshore South Papua: Frontier
Area in Eastern Indonesia., Proceeding of Indonesian Petroleum Association32nd Annual Convention and
Exhibition.
Amri, U., P.H. Wijaya, T. Hestirianoto., H.M. Manik., 2015. Bathimetry and Recent Sediments Profiles of North Aru
Islands Offshore West Papua., Bulletin of Marine Geology., Vol. 30, No.2, 55-64.
Badan Geologi., 2009. Peta Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat dan Geologi. Badan
Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.
Charlton, T. R., 2000. Tertiary evolution of the eastern Indonesia complex. Journal of Asian Earth Sciences, 18: 603-
631.
Charlton, T. R., 2001. Permo-Triassic evolution of Gondwanan eastern Indonesia, and the final Mesozoic separation
of SE Asia from Australia. Journal of Asian Earth Sciences, 19: 595-617.
Davies, H. L., 2012. The Geology of New Guinea-the cordilleran margin of the Australian Continent., Episodes, Vol.
5, No.1, 87-102.
Delvaux, D., and B. Sperner., 2003. New Aspect of Tectonic Stress Inversion with Referrence to the TENSOR
Program. From Nieuwland, D.A, (ed.), New Insights into Structural Interpretation and Modelling. Geological
Society, London, Special Publication, 212, 75-100.
J

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi., 2015. Rencana Strategis 2015-2019 Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
G

Granath, J.W., ChristJ.M., Emmet,P.A., Dinkelman, M.G., 2010. Insight into the Tectonic of Eastern Indonesia from
Arafuraspan, A Long-Offset A-Long Record 2D Seismic Reflection Data Set., Proceeding of Indonesian
Petroleum Association 34th Annual Convention and Exhibition.
Hall, R., 1995. Plate Tectonic Reconstructions of the Indonesian Region., Proceeding of Indonesian Petroleum
S

Association 24th Annual Convention and Exhibition.


Hartono dan Ratman., 1992. Peta Geologi Lembar Aru, Maluku Tenggara skala 1:250.000. Pusat Survei Geologi,
Bandung.
M

Padmawidjaya, T., dan Subagyo., 2014. Penelitian Gaya Berat dan Geomagnet Kepulauan Aru, Cekungan Wokam.,
Jurnal Geologi Kelautan, Vol. 12, No. 1, 1-14.
Pigram, C.J., Panggabean, H., 1984. Rifting of the northern margin of the Australian Continent and the origin of some
microcontinents in Eastern Indonesia. Tectonophysics, 107, 331-353.
van Ufford, A. Q., and Cloos, M., 2005. Cenozoic tectonics of New Guinea. American Association of Petroleum
Geologists Bulletin, 89(1), 119–140.
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 101

LAMPIRAN 1
Data Pengukuran Bidang Kekar pada setiap Formasi Batuan di Kepulauan Aru, Maluku

J
G
S
M
102 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103

LAMPIRAN 1
Lanjutan

J
G
S
M
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 103

LAMPIRAN 1
Lanjutan

J
G
S
M

Anda mungkin juga menyukai