89 - 103
Naskah diterima : 16 Maret 2017, Revisi terakhir : 22 Mei 2017, Disetujui : 23 Mei 2017, Online : 30 Mei 2017
Abstrak - Penelitian struktur geologi untuk menentukan Abstract - Research on structural geology to determine
periode deformasi Kenozoikum di daerah Kepulauan Aru, deformation periodes at the Aru Islands of Wokam Basin,
Cekungan Wokam, Maluku telah dilakukan. Penentuan Maluku have been done. Determaining the deformation
periode deformasi dilakukan dengan mengelompokkan periodes are approached by grouping the lineament
J
pola kelurusan struktur dan analisis stress tensor dari hasil structure and stress tensor analysis of bedding, joints,
pengukuran bidang-bidang kekar dan gores-garis yang slicken side data which collected during fieldwork. The
diukur di lapangan. Rekonstruksi umur struktur yang age of structural geology which formed at these area are
G
berkembang direkonstruksi dari hubungan stratigrafi reconstructed from stratigraphic relationship of deformed
batuan yang terdeformasi. Pada Kenozoikum, telah terjadi rocks. At Cenozoic, the deformation of Aru Islands,
tiga tahapan periode deformasi yang masing-masing Maluku can be divided into three main periodes which
tahapan mempunyai karakteristik dan struktur geologi have different characteristic and geological structures
yang berbeda. Periode deformasi pertama dimulai pada pattern. The first periode were started at Late Miocene
S
Miosen Akhir setelah Formasi Koba diendapkan, dengan where the Koba Formation had been deposited, the main
tegasan utama berarah relatif baratlaut-tenggara dengan stress direction was Northwest-Southeast and the stress
stress tensor bersifat pure strike-slip. Periode deformasi tensor tend to pure strike-slip. The second periode occured
kedua terjadi setelah Formasi Manumbai diendapkan pada after Manumbai Formation were deposited at Late
M
Plistosen Akhir dengan gaya ekstensional berkembang Pleistocene, the main stress was extentional and yielded
sangat dominan dan menghasilkan sesar normal sebagai normal faults as fault reactivation. At B the third periode
reaktifasi dari sesar-sesar tua. Periode deformasi ketiga take place and generated North-South structural
terjadi ketika Holosen, yang menghasilkan kelurusan lineations.
hampir utara-selatan.
Keywords : deformation, Cenozoic, geological structures, Aru
Kata Kunci : deformasi, Kenozoikum, struktur geologi, Islands.
Kepulauan Aru.
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral - Terakreditasi oleh LIPI No. 596/Akred/P2MI-LIPI//03/2015, sejak 15 April 2015 - 15 April 2018
90 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103
migas, daerah ini dilakukan penelitian geologi yang Tektonik Wilayah Indonesia Timur adalah sangat
lebih rinci. Berdasarkan Peta Cekungan Sedimen komplek, karena merupakan tumbukan antara tiga
Indonesia (Badan Geologi, 2009), Kepulauan Aru lempeng yaitu: Lempeng Benua Eurasia, Australia dan
merupakan kepulauan di dalam Cekungan Wokam. Lempeng Samudera Pasifik-Filipina. Berdasarkan pada
S
M
134000' BT 135000' BT
utama yaitu pembentukan pegunungan dan erosi yang
5015' LS
5015' LS
berkaitan dengan tumbukan busur benua di mana
bagian utaranya adalah zona subduksi dengan
kemiringan ke arah utara. Proses tektonik pembentukan
A
ND
P. KOLA
pegunungan berpangaruh di bagian utara pulau Papua
BA
UT
LA
P. BAUN
sesar oblik, sebagai sisa-sisa lempeng benua Australia
di bagian selatannya. Sedangkan Palung Aru adalah
P. TRANGAN hasil kegiatan tektonik yang lebih muda dimana batas
barat dari paparan Aru tersubduksi ke bagian bawah
G
P. WORKAI
7 00' LS
7000' LS
0
134 00' BT 0
135 00' BT
KORELASI SATUAN PETA
CORRELATION OF MAP UNITS
Endapan permukaan Batuan Sedimen
Surficial deposits Sedimentary rocks
HOLOSEN
Menurut Hartono dan Ratman (1992), batuan yang
QUATERNARY
HOLOCENE
KUARTER
Qt PLISTOSEN
Qa
PLISTOCENE
TQw
PLIOSEN
tersingkap di Kepulauan Aru terdiri atas Formasi Koba,
M
Tmpl PLIOCENE
Tmpj
AKHIR
LATE
TERTIARY
TERSIER
Miosen
TENGAH
Tmk MIDDLE
INDEK PEMETAAN GEOLOGI AWAL
INDEX TO GEOLOGIC MAPPING EARLY
P. IRIAN LINGKUNGAN
UMUR KEP. ARU (Provinsi stratigrafi
“ New Guinea” Selatan) PENGENDAPAN
Holosen
Fm. Tanah merah
Darat
Fm. wasir
3 .
T4 Angg. Jambulenga
2
Pliosen Th Fm. Buru Laut dangkal
1
Fm. manumbai
?
5 Tg
? ?
4
UT1
T3 3 Laut dangkal
? Fm. Digul
Miosen
2
LT1
1
Fm. Koba
7
T2 6
UTe
5
J
Oligosen
citra DEM (Digital Elevation Model) yang berasal dari Analisis struktur geologi dengan menggunakan citra
data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) yaitu DEM yang disebandingkan dengan Peta Geologi
data topografi digital resolusi tinggi, yang Lembar (Hartono dan Ratman, 1992) telah
menghasilkan pola struktur hasil interpretasi Kepulauan
M
Formasi Tanahmerah
PLISTOSEN
PLIOSEN - PLISTOSEN
Formasi Wasir
Anggota Jambulenga
Formasi Manumbai
PLIOSEN
MIOSEN AKHIR-
Manumbai
PLIOSEN
Formasi
J
MIOSEN TENGAH
MIOSEN AWAL-
Formasi Kaba
G
Gambar 6. Peta lintasan dan lokasi pengamatan kekar di daerah selatan tenggara dan utara timurlaut-selatan baratdaya
M
Kekar berkembang sangat baik pada satuan napal ini Formasi Tanah Merah berumur Plistosen dan tersusun
(Gambar 8), sehingga rekaman data kekar di formasi ini oleh batupasir kuarsa dan menempati bagian selatan
cukup banyak yaitu sebanyak 8 (delapan) lokasi Kepulauan Aru. Struktur kekar berkembang sangat
pengukuran. Arah umum kekar di formasi ini adalah buruk di formasi ini, sehingga hanya dapat dilakukan
utara timurlaut-selatan baratdaya seperti yang pengukuran di satu lokasi yaitu di 11/WG/67 dengan
ditunjukkan pada hasil pengukuran di lokasi 11/IG/311 kekar terutama berarah hampir utara-selatan dan
dan 11/RT/14, kemudian diikuti oleh kekar yang baratlaut-tenggara (Gambar 7).
berarah baratlaut-tenggara pada pengukuran di lokasi
11/IG/305. 11/RT/12, 11/RT/10. 11/RT/13 dan DISKUSI
11/RT/14. Sedangkan kekar berarah relatif barat-timur
tampak di hampir semua lokasi pengukuran, walaupun Kelompok Kelurusan dan Sesar
dengan frekuensi yang cukup rendah (Gambar 7).
Berdasarkan hasil analisis citraDEM didapatkan 3 (tiga)
Formasi Wasir berumur Pliosen-Plistosen disusun oleh kelompok kelurusan yaitu: Kelompok Kelurusan A
napal, batulumpur gampingan dan batupasir dengan arah U50o T – U230oT, Kelompok Kelurusan B
gampingan. Satuan batuan ini menempati disebelah dengan arah U130o T – U310o T, dan Kelompok
barat daerah penelitian. Berdasarkan pengukuran kekar Kelurusan C dengan arah U100 T– U1900 T.
yang dilakukan di 3 (tiga) titik yang mewakili, tampak
Untuk mengetahui struktur apa saja yang berkembang
pola utama yaitu berarah U350T sampai U360T di
pada masing-masing kelompok kelurusan, maka mode
lokasi 11/RT/01 dan 11/IG/303, kemudian diikuti oleh
kelurusan ini disebandingkan dengan hasil analisis
kekar yang berarah utara baratlaut-selatan baratdaya
J
kecoklatan, konkoidal, massif, sebagian menyerpih, sedangkan sesar yang terbentuk adalah: Sesar
tertindih lumpur, lempung aluvial. Tersingkap di muara Manumbai dengan pergerakan normal, Sesar Maikor
anak sungai di S. Workai, daerah Benjina. dan Sesar Sarwatu dengan pergerakan mendatar.
A B
Gambar 8. A) Kekar yang berkembang pada Anggota Jambulenga Formasi Manumbai di Lokasi 11/IG/305, kekar yang berkembang
terutama berarah baratlaut–tenggara dan timurlaut-baratdaya. B) Singkapan Anggota Jambulenga Formasi Manumbai di
lokasi 11/WG/056.
96 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103
A B
Gambar 9. Contoh hasil analisis bidang kekar untuk mengetahui kedudukan tegasan utama (σ1), (σ2) dan (σ3) dan jenis stress tensor
yang dominan. (A) adalah hasil analisis bidang kekar di lokasi 11/IG/311 dengan stress tensor jenis extensional. (B) adalah
hasil analisis bidang kekar di lokasi 11/IG/312 dengan stress tensor jenis pure strike - slip.
Struktur geologi tersebut diatas umumnya (Gambar 10). Tampak pada bagian tengah Kepulauan
mempengaruhi batuan setelah pengendapan Formasi Aru gaya gaya yang bekerja adalah sistem strike-slip.
J
Manumbai yang berumur Plistosen. Maka struktur ini Berdasarkan umur batuan yang terpengaruh oleh gaya
diperkirakan adalah Plistosen Akhir. yang bekerja, sistem strike-slip berpengaruh pada
batuan Formasi Koba yang berumur Miosen Awal
Kelurusan Kelompok B, umumnya berkembang di
G
Aru terbelah oleh selat yang relatif menunjukkan arah Stress tensor jenis extensional bekerja hampir di
seragam yaitu sekitar U120o T - U140o T, yaitu Selat seluruh Kepulauan Aru dan mempengaruhi batuan
Sarwatu, Selat Maikor dan Selat Workai. batuan yang lebih muda dari Formasi Koba. Sistem ini
membentuk sesar-sesar normal dan memperlebar selat-
Kelurusan kelompok C, berkembang hampir di semua selat yang memisahkan antara pulau di Kepulauan Aru
bagian utara dan tengah daerah penelitian, dengan yang sebelumnya telah bergeser akibat sistem gaya
panjang berkisar antara 10 km sampai dengan 30 km strike-slip.
dan arah U010o T - U 190o T. Pola struktur yang
berkembang sangat sulit diidentifikasi, hal ini Hasil analisis bidang kekar dengan stereonet
dikarenakan kekar-kekar yang terbentuk pada memperlihatkan tegasan utama (σ1) yang berbeda-
batugamping terlarutkan oleh air, namun jejaknya beda arah (trend) dan kemiringannya (plunge) (Tabel
masih dapat diidentifikasi pada citra DEM yang 2). Untuk mengetahui arah tegasan rata-rata dan
memotong batuan yang berumur Plistosen Akhir periode deformasi di Kepulauan Aru, maka data
(Formasi Tanah Merah), sehingga struktur ini tersebut kembali diplotkan di stereonet untuk
diperkirakan terbentuk pada Holosen. kemudian dianalisis (Gambar 12). Dengan asumsi arah
tegasan utama orde tertua akan mempunyai
Sesar dan Tektonika kemiringan (plunge) yang lebih tinggi atau berada
relatif di tengah pada proyeksi stereonet dibandingkan
Membahas tektonika daerah penelitian, penulis hanya orde yang lebih muda yang mempunyai kemiringan
menggunakan hasil analisis bidang kekar yang sifat (plunge) yang lebih rendah, maka dapat direkonstruksi
arah tegasannya regional. Hasil analisis stress tensor sejarah deformasi yang meliputi orde, kedudukan dan
pada setiap lokasi pengamatan ditampilkan pada arah umum tegasan utama (σ1) dan jenis stress regime.
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 97
J
G
S
M
Gambar 10. Peta integrasi hasil interpretasi citra DEM yang menunjukkan kelurusan dan analisis stress tensor di daerah penelitian.
Tampak bahwa stress tensor berjenis extensional mendominasi hampir seluruh daerah penelitan dan menghasilkan sesar
normal, sedangkan di bagian tengah beberapa hasil analisis menunjukkan strees tensor jenis strike-slip yang
menghasilkan sesar mendatar.
A B
Gambar 11 (A) analisis bidang kekar di lokasi 11/WG/063 dan (B) analisis bidang kekar di lokasi 11/WG/065, keduanya diukur pada
Formasi Koba yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah dan menunjukkan stress tensor jenis strike-slip.
98 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103
Umur Formasi Lokasi Arah Tegasan Utama (σ1) Holosen Strike - Slip
Trend Plunge D III Extensive
Kuarter
PlistosenAkhir Tanah Merah 11-WG067 156 20
Wasir 11-IG301 15 9 Plistosen
D II Strike - Slip
Wasir 11-IG303 34 24 Extensive
Wasir 11 RT001 236 23 Pliosen
Jambulenga 11-IG305 9 28
Jambulenga 11-IG311 229 30
Akhir Pure
Jambulenga 11-IG312 300 23 DI Strike - Slip
Jambulenga 11-RT010 261 20
Miosen
Tersier
Pliosen - Plistosen Jambulenga 11-RT012 164 60
Tengah
Jambulenga 11-RT013 257 31
Jambulenga 11-RT014 7 49
Jambulenga 11-WG056 59 16 Awal
Manumbai 11-IG304 276 29
Manumbai 11-IG310 22 51
Manumbai 11-WG059 284 28
Manumbai 11 WG060 7 19 Gambar 13. Evolusi Tektonik Kepulauan Aru, Cekungan
Koba 11-RT003 246 23 Wokam yang telah mengalami tiga kali periode
Koba 11-RT006 90 20 deformasi serta stress regime pada masing-
Koba 11-WG063 77 9
Miosen
Koba 11-WG065 103 61
masing periode deformasi
Koba 11-WG066 148 46
Koba 11-WG071 102 37
sesar mendatar yang hampir timurlaut-baratdaya. Hal ini
berkesusaian dengan apa yang dipaparkan oleh Hall
(1995) bahwa pada Miosen Akhir adalah periode dimana
strike-slip zone yang berarah timurlaut-baratdaya
J
Berdasarkan tektonostratigrafi yang disusun oleh dengan Palung Aru dan bersifat regional, sedangkan apa
Robertson (1992) dalam (Alda dan Kim, 2008), pada yang penulis lakukan berada didaerah yang relatif lebih
Kenozoikum daerah paparan Arafura telah mengalami stabil di sebelah timur zona subduksi dan berdasarkan
tiga kali periode deformasi yang diawali pada Paleosen data-data lokal yang terekam di daerah penelitian.
dengan adanya Thermal Sag, periode kedua pada
Miosen Tengah adalah fase convergen dan periode KESIMPULAN
ketiga pada Miosen Akhir-Plistosen terjadi fase
Struktur geologi yang berkembang di Cekungan
kompresi (Gambar 14). Ada beberapa poin yang dapat
Wokam, Kepulauan Aru mengikuti pola periode
ditarik kesebandingannya dengan hasil penelitian, yaitu
deformasi regional yang berkaitan dengan pergerakan
periode deformasi yang terjadi pada Miosen adalah fase
Lempeng Benua Australia ke arah utara sehingga
konvergen yang dalam hal ini berbeda dengan hasil
menabrak Lempeng Samudera Pasifik pada Oligosen-
penelitian penulis dimana pada Miosen Akhir adalah
Miosen Tengah. Periode deformasi di daerah ini dimulai
periode pure strike-slip. Pada Plistosen Robertson
pada Miosen Akhir setelah Formasi Koba diendapkan,
menyatakan didominasi gaya-gaya kompresi, hal ini
dengan tegasan utama berarah relatif baratlaut-tenggara
berbeda dengan hasil penelitian penulis yang
dengan stress tensor bersifat pure strike-slip. Periode ini
berargumen bahwa fase Strike-slip Extenstive masih
menghasilkan sumbu lipatan dan sesar mendatar yang
berlanjut hingga Holesen. Perbedaan ini dimungkinkan
berarah timurlaut - baratdaya yang merupakan cabang-
karena lokasi yang dibahas oleh Robertson berada di
cabang dari Tarera-Aiduna Fault Zone.
bagian baratlaut paparan Arafura yang berdekatan
J
BURU
sesar yang terbentuk sebelumnya serta membentuk
selat-selat di Kepulaun Aru. Pada Holosen, kegiatan
WALIO tektonik masih berlangsung dengan terbentuknya pola
MIOCENE
CONERGENCE
JAYA
MIDDLE
KASIM
UPPER
kelurusan hampir utara-selatan. Kelurusan ini
S
CENOZOIC
FIELD
TERTIARY
YAWEE
LOWER
diperkirakan sebagai sesar, akan tetapi arah
MIOCENE
OLIGOCENE pergerakannya tidak dapat dideskripsikan dengan baik,
disebabkan proses pelarutan batugamping yang intensif
M
EOCENE
LOWER
YAWEE/
FAUMAI
terekam di lapangan. Pada kedua periode deformasi
terkahir ini, wilayah Kepulauan Aru mengalami fase
WARIPI
PALEOCENE
EKMAI
PUFFIN
FIELD
tektonik yang relatif stabil yang ditandai oleh stress
CRETACEOUS
SS
tensor yang bersifat extensional.
KEMBELANGAN GROUP
PASSIVE MARGIN
MESOZOIC
PINIYA
MUDSTONE
WONIWOGI
ROABIBA
UCAPAN TERIMA KASIH
JABRU
JURASSIC KOPAI BULA
CHALLIS Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
TRIASSIC TIPUMA
kepada seluruh anggota tim penelitian geologi dan
AIDUNA
geofisika cekungan Wokam, khusunya kepada saudara
AIFAM GROUP
PALEOZOIC
SYN - RIFT
PRE-CAMBRIAN
ACUAN
Alda, Ho., and Kim Jae Ho., 2008. Tertiary Hydrocarbon Play in NW Arafura Shelf, Offshore South Papua: Frontier
Area in Eastern Indonesia., Proceeding of Indonesian Petroleum Association32nd Annual Convention and
Exhibition.
Amri, U., P.H. Wijaya, T. Hestirianoto., H.M. Manik., 2015. Bathimetry and Recent Sediments Profiles of North Aru
Islands Offshore West Papua., Bulletin of Marine Geology., Vol. 30, No.2, 55-64.
Badan Geologi., 2009. Peta Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat dan Geologi. Badan
Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.
Charlton, T. R., 2000. Tertiary evolution of the eastern Indonesia complex. Journal of Asian Earth Sciences, 18: 603-
631.
Charlton, T. R., 2001. Permo-Triassic evolution of Gondwanan eastern Indonesia, and the final Mesozoic separation
of SE Asia from Australia. Journal of Asian Earth Sciences, 19: 595-617.
Davies, H. L., 2012. The Geology of New Guinea-the cordilleran margin of the Australian Continent., Episodes, Vol.
5, No.1, 87-102.
Delvaux, D., and B. Sperner., 2003. New Aspect of Tectonic Stress Inversion with Referrence to the TENSOR
Program. From Nieuwland, D.A, (ed.), New Insights into Structural Interpretation and Modelling. Geological
Society, London, Special Publication, 212, 75-100.
J
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi., 2015. Rencana Strategis 2015-2019 Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
G
Granath, J.W., ChristJ.M., Emmet,P.A., Dinkelman, M.G., 2010. Insight into the Tectonic of Eastern Indonesia from
Arafuraspan, A Long-Offset A-Long Record 2D Seismic Reflection Data Set., Proceeding of Indonesian
Petroleum Association 34th Annual Convention and Exhibition.
Hall, R., 1995. Plate Tectonic Reconstructions of the Indonesian Region., Proceeding of Indonesian Petroleum
S
Padmawidjaya, T., dan Subagyo., 2014. Penelitian Gaya Berat dan Geomagnet Kepulauan Aru, Cekungan Wokam.,
Jurnal Geologi Kelautan, Vol. 12, No. 1, 1-14.
Pigram, C.J., Panggabean, H., 1984. Rifting of the northern margin of the Australian Continent and the origin of some
microcontinents in Eastern Indonesia. Tectonophysics, 107, 331-353.
van Ufford, A. Q., and Cloos, M., 2005. Cenozoic tectonics of New Guinea. American Association of Petroleum
Geologists Bulletin, 89(1), 119–140.
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 101
LAMPIRAN 1
Data Pengukuran Bidang Kekar pada setiap Formasi Batuan di Kepulauan Aru, Maluku
J
G
S
M
102 J.G.S.M. Vol. 18 No. 2 Mei 2017 hal. 89 - 103
LAMPIRAN 1
Lanjutan
J
G
S
M
Periode Deformasi Kenozoikum Kepulauan Aru, Cekungan Wokam, Maluku (I.S. Gumilar) 103
LAMPIRAN 1
Lanjutan
J
G
S
M