Anda di halaman 1dari 10

Tugas Week-12

Rekonstruksi Blok Masela

Nama : Riftika Ayu R S

NPM : 1706046615

Matkul : Geologi Indonesia

Dosen : Felix M. H. Sihombing, S. T., MMinRes dan M. Rizqy Septyandi S.T, M.T

a. Geologi Regional
Blok Masela atau biasa disebut dengan Pulau Abadi merupakan salah satu dari
pulau-pulau terluar yang ada di Kabupaten Maluku Barat Daya yang berbatasan
langsung dengan dua negara yaitu Timor Leste dan Australia. Blok Masela atau Abadi
Field terletak di Cekungan Bonaparte Utara di Sahul Platform sebelah timur akhir dari
Sunrise-Troubadour high yang dibatas oleh Masela Deep di sebelah timur dan
merupakan perpanjangan utara dari Calder Graben (Nagura, dkk., 2003).
Pengembangan Cekungan Bonaparte Utara dipengaruhi oleh adanya rifting dan
pemisahan benua di Jurassic Tengah ke masa Cretaceous awal di sepanjang batas
baratlaut Australia dan kemudian dimodifikasi oleh adanya collision antara lempeng
Indo-Australia dan Sunda dari Miosen hingga saat ini (Whittam, dkk., 1996 dalam
Nagura, dkk., 2003).

Sumber : Nagura, dkk., 2003


b. Event Tektonik
Berikut event tektonik yang terjadi di Blok Masela menurut Afif dan Ohara (2016)
:
- Mesozoikum
Pada periode ini, terjadi proses rifting yang terjadi di sepanjang baratlaut Australia,
hal itu menyebabkan aktifnya Masela Deep dan Calder Graben di daerah pantai
Tanimbar di Jurassic dan Sebagian besar source rock dan reservoir diendapkan
selama waktu ini.
- Palaeogene
Pada periode ini, tidak ada aktivitas sesar. Sebagian besar wilayah ini terletak pada
passive margin dan Endapan yang diendapkan terdiri dari prograding karbonat dari
Formasi Johnson, Hibernia dan Cartier.
- Neogene-Recent
Menurut rekonstruksi dari Hall (2012) dalam Afif dan Ohara (2016), pergerakan
lempeng pada periode Neogene di bagian Indonesia Timur sangat rumit, karena
terkait dengan interaksi tiga batas lempeng utama yaitu antara Lempeng Eurasia,
Pasifik dan Australia. Pada periode Miosen, di lepas pantai wilayah Tanimbar
relative stabil yang ditandai dengan perkembangan karbonat dan tidak terjadi
perubahan ketebalan yang signifikan. Selain itu, terjadi collision antara Banda Arc
dan Benua Australia sehingga menghasilkan fold-thrust belt, Palung-Timor dan
mengaktifkan kembali sesar normal Mesozoikum di selatan pada margin
continental Australia.
c. Stratigrafi

Sumber : Nagura, dkk., 2003

Pada periode Jurassic Tengah, lingkungannya yaitu fluvio-deltaic hingga


endapan laut dangkal dari Formasi Semass yang terakumulasi dalam rezim tektonik
pre-rift hingga syn-rift awal. Formasi Semass merupakan reservoir utama di Blok
Masela atau Abadi Field. Batulempung laut dari Formasi Echua Shoals pada Periode
Cretaceous bawah secara tidak selaras menutupi Formasi Plover. Diatasnya Formasi
Echua Shoals terdapat Formasi Jamieson yang didominasi karbonat dan diikuti oleh
lapisan prograding tebal dan sedimen lereng Formasi Wangarlu pada periode
Cretaceous. Saat periode Tersier terdiri dari endapan fase drift yang di dominasi oleh
paparan karbonat yang tebal. Pada periode Miosen Akhir terjadi collision antara
lempeng Indo-Australia dan berlanjut hingga sekarang. Transtension lateral dan
flexura plate memulihkan sesar normal yang terjadi di periode Jurassic dan
menghasilkan sesar normal baru dengan arah strike utara-timur yang dominan
(Nagura, dkk., 2003).
d. Petroleum System
Afif dan Ohara (2016) membuat pemodelan sistem minyak bumi dengan
menggabungkan sejarah cekungan berdasarkan tektonik dan stratigrafi, sifat batuan
sumber, dan kondisi batas. Lokasi yang digunakan yaitu terletak di Masela Deep dan
sekitarnya dari area lapangan Abadi untuk mengetahui sejarah kematangan, generasi
hidrokarbon, dan expulsion di wilayah lepas pantai Tanimbar. Terdapat 21 lokasi untuk
pemodelan 1D cekungan yang disimulasikan.
- Stratigraphy
Data stratigrafi yang digunakan dari interpretasi geologi berdasarkan seismic
vintage 2D regional dan INPEX Babar Selaru data seismic broadband 3D yang
terkait dengan Abadi wells. Litologi digunakan untuk interpretasi lingkungan
palaeo-depositional. Input sifat batuan didasarkan pada konduktivitas termal, panas
radiogenic, kapasitas panas, densitas mekanik-kimia. Sedangkan menurut Nagura,
dkk (2003), urutan stratigrafi dapat dengan mudah dibagi menjadi serangkaian zona
terkait genetic berdasarkan pada keberadaan permukaan yang terkait dengan
periode banjir laut yang cepat dan mengacu pada interval palynology yang
mengandung mereka. Suksesi delta dibatasi oleh serpih tipis yang terkait dengan
peristiwa banjir, maximum flooding surface verrucose. Reservoir gas Abadi sejauh
ini terletak di atas permukaan banjir maksimum ini.

Sumber : Afif dan Ohara, 2016


Sumber : Nagura, dkk., 2003

- Source Rock dan Geochemical Characteristic


Secara regional menurut Nagura, dkk,. 2003 dalam Afif dan Ohara, 2016 ada
beberapa kemungkinan level sumber batuan. Serpih laut yang setara dengan
Formasi Plover dianggap sebagai batuan sumber utama Lapangan Abadi. Calder-
Malita Graben dan Masela Deep disarankan sebagai main kitchen. Berdasarkan
evaluasi internal, kerogen tipe III yang paling dominan diplot pada diagram Van
Krevelen. Batuan sumber serpih laut dipengaruhi oleh input terrestrial. Sumber
batuan kedua yaitu setara Formasi Aitutu Trias. Analisis family oil dilakukan oleh
JOGMEC-INPEX (2011) yang menunjukkan bahwa noda minyak dari kepulauan
Tanimbar bersumber dari batuan sumber pra-Jurassic.
- Boundary Condition
Kondisi batas meliputi palaeo-water depth, sediment-water interface dan heat
flow. Palaeo-water depth didasarkan pada analisis lingkungan sumur Abadi dan
interpretasi seismik (Afif dan Ohara, 2016).
- Palaeo Water Depth and Sediment-Water Interface Temperature
Secara umum, batimetri dimulai sekitar neritik luar saat periode Trias
(Pertamina-Core Laboratories, 1995 dalam Afif dan Ohara, 2016) dan diikuti oleh
laut dangkal di Jurassic (Aswan, dkk., 2012 dalam Afif dan Ohara, 2016). Fasies air
dalam dikembangkan sebagai subsidensi termal di Cretaceous. Saat periode
Paleogene, kedalaman air mulai turun dan semakin dangkal hingga Miosen. Daya
dorong mengangkat daerah utara, namun wilayah selatan (Palung Timor-Tanimbar)
semakin dalam karena deepening lempeng (Ohara, dkk., 2015 dalam Afif dan
Ohara., 2016). Temperature dasar laut berasal dari wireline log dan data DST. Suhu
antarmuka sedimen-air melalui waktu dihitung dalam PetroMod oleh suatu
algoritma (Wygrala, 1990 dalam Afif dan Ohara, 2016) yang menghubungkan rata-
rata suhu permukaan palaeosurface dan usia geologi sebagai fungsi dari
rekonstruksi tektonik lempeng pada garis lintang dan kedalaman saat ini (Hantschel
dan Kauerauf, 2009 dalam Afif dan Ohara, 2016).
- Heat Flow
Aliran panas ditentukan oleh evolusi sejarah termal cekungan dan kematangan
organik. Aliran panas saat ini di daerah Abadi sekitar 60-65 Mw/m2, aliran panas
relative rendah karena terjadi penebalan kerak dari daya dorong formasi seperti.
Aliran panas relative tinggi selama terjadi proses rifting di periode Mesozoikum di
sekitar 80 mW/m2 dan menurun secara bertahap karena penurunan panas terjadi di
Cretaceous ke Palaeogene (50-60 Mw/m2). Aliran panas diinterpretasikan akan
meningkat lagi pada Late-Miocene-Pliocene sejak terjadi reaktivasi sesar normal
Mesozoikum akibat pembengkokan Lempeng Australia (Afif dan Ohara, 2016).
- Modelled Maturity Calibration and Analysis
Afif dan Ohara (2016) menyebutkan bahwa hasil model kematangan dikalibrasi
terhadap data kematangan yang diukur dari Abadi Wells (Gambar 7). Pada periode
Cretaceous, data Ro digeser menjadi nilai-nilai rendah yang diduga karena
komponen maceral yang kurang vitrinit karena Formasi Wangarlu sepenuhnya
disimpan di lingkungan laut. Oleh karena itu, kalibrasi berfokus pada Formasi
Pegas Jurassic yang memiliki tipe kerogen III dan nilai Ro yang lebih valid. Hasil
pemodelan menunjukkan perbedaan dalam sejarah kematangan (Gambar 8) yang
mungkin mengendalikan perbedaan burial history secara spasial dan variasi aliran
panas di seluruh area.
Sumber : Afif dan Ohara, 2016

Sumber : Afif dan Ohara, 2016

- Trap and Seal


Menurut Nagura, dkk. (2003), struktur Abadi merupakan tinggi palaeo yang
telah diaktifkan kembali dan dimodifikasi dengan subsequent rifting di Late
Jurassic/Earliest Cretaceous dan di Neogene. Lapangan Abadi merupakan sesar
yang dibatasi ke timur dan dibagi menjadi dua bagian, yaitu blok utara dan blok
selatan oleh sesar noemal yang berarah timur-barat (Gambar 5). Beberapa konjugasi
sesar memotong bidang, tetapi hingga saat ini tidak ada bukti yang jelas tentang
kompartementalisasi sesar. Titik tumpahan structural ke barat memisahkan bidang
Abadi dari pemutakhiran akumulasi Sunrise-Troubadour.
Sumber : Nagura, dkk., 2003

Pergerakan di sepanjang patahan pembatas selatan dan timur menjajarkan


suksesi reservoir Plover terhadap serpihan Cretaceous awal Formasi Shoal Echuca
yang memberikan seal sisi utama. Tosela disediakan oleh Formasi Echuca Shoals
regional (Nagura, dkk., 2003).
- Reservoir Quality
Menurut Nagura, dkk (2003), kualitas reservoir dalam batupasir quartzarenite
pada Formasi Plover tergantung pada interaksi kompleks dari pengaturan
pengendapan primer dan diagenesis. Di Lapangan Abadi, pasir terbersih menjaga
kualitas reservoir yang sangat baik meskipun kedalaman burial lebih dari 3.400 m
di bawah dasar laut. Meskipun kedalaman burial batupasir Plover hamper 1.500 m
lebih dalam daripada di bidang Sunrise-Troubadour, batupasir di Lapangan Abadi
masih memiliki sifat reservoir yang mampu laju aliran komersial.
- Generation, Migration and Accumulation
Masala Deep/Calder Graben adalah pod kitchen paling awal yang memasuki
jendela gas di sekitar Cretaceous. Generasi gas di Masela Deep/Calder Graben
selama ini tidak begitu signifikan dan kondisi ini konsisten hingga sekitar Miosen.
Saat periode Miosen Aakhir, sebagian besar Masela Deep dan selatan Lapangan
Abadi sudah ada di jendela gas. Saat ini, struktur Abadi belum terbentuk.
Berdasarkan peta kedalaman paleo yang dipulihkan yang setara dengan Formasi
Plover, struktur Abadi terbentuk pada usia yang sangat muda di sekitar periode
Pliosen-Pleistosen sebagai bagian dari lempeng akibat Busur Banda-Collision
Benua Australia (Afif dan Ohara, 2016).
Pleistosen hingga sekarang adalah waktu yang penting akumulasi migrasi di
Lapangan Abadi. Sesar besar Masela Deep akan tertutup karena offsetnya
signifikan (Gambar 3a). Oleh karena itu, jalur migrasi yang paling mungkin untuk
Abadi adalah dari selatan atau tenggara, dimana offset sesar menurun (Afif dan
Ohara, 2016).

Sumber : Afif dan Ohara, 2016

Di daerah Babar Selaru, generation dan expulsion kurang dikenal karena


terdapat sesar-sesar yang sangat kompleks. Namun, sebelum dorongan (thrust)
terjadi di periode Jurassic dan Triassic masih di jendela minyak. Oleh karena itu,
ada peluang besar untuk menghasilkan minyak di batuan bersumber yang terangkat.
Adanya thrust fault dapat menjadi cara yang baik untuk migrasi vertical selama
aktivitas. Ohara, dkk (2016) dalam Afif dan Ohara (2016) mengemukakan terdapat
indikasi kejadian hidrokarbon termogenik dari dasar laut sebagai bukti migrasi
hidrokarbon melalui thrust fault. Sementara migrasi lateral dapat diharapkan dalam
setiap potensi reservoir berpori di wilayah Babar Selaru (Afif dan Ohara, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Nagura, dkk,. (2003). The Abadi Gas Field. Twenty-Ninth Annual Convention and Exhibition
IPA.

Saputra, A dan Ohara, M. (2016). Basin and Petroleum System Modelling of Offshore
Tanimbar Region : Implications of Structural Development History. Fortieth Annual
Convention and Exhibition IPA.

Anda mungkin juga menyukai