Anda di halaman 1dari 5

TUGAS GEOLOGI INDONESIA

Nama: Adi Harja

NPM: 1706046786

Program Studi: Geologi

Gambar 1 Lokasi blok Masela secara geografis

Sumber: http://www.monitoringoil.com/2018/11/giant-fields-become-stack.html

Pulau Masela merupakan salah satu pulau terluar yang ada di Kabupaten Maluku Barat
Daya yang berbatasan langsung dengan dua Negara yaitu Timor Leste dan Australia. Secara
geografis, pulau Masela dibatasi oleh Laut Timor di sebelah selatan, sebelah utara Laut Babar,
Laut Arafura di sebelah timur dan barat. Blok Masela adalah salah satu blok yang memiliki
cadangan gas terbesar di Indonesia. Cadanganya mencapai 10,73 Trillion Cubic Feet (TCF).

Pengerjaan blok Masela dilakukan setelah penemuan gas setelah pengeboran sumur
eksplorasi Abadi-1. Mirip dengan ladang gas yang ditemukan di wilayah Australia, interval
Jurassic Plover juga terbukti menjadi target reservoir utama. Interval ini ditandai oleh batu pasir
yang sangat matang dengan komposisi kuarstos yang berasal dari laut dangkal. Shale laut yang
diendapkan bersamaan dengan formasi Plover juga didalilkan sebagai batuan sumber utama untuk
lapangan gas Abadi (Nagura et al. 2003).
Gambar 2 Lokasi blok Masela

Sumber: Ohara dan Saputra, 2016

Pembentukan Masela, Selaru, Yamdena dan Kepulauan Tanimbar berasal dari bagian
kepaparan Benua Australia sekitar 45 juta tahun yang lalu. Kepulauan Tanimbar terletak di bagian
utara Benua Australia kemudian bermigrasi ke wilayah Indonesia. Pulau ketiga yang terletak
sekitar 500 km dari utara Australia merupakan pulau-pulau yang terangkat yang dipisahkan oleh
Laut Timor. Pulau-pulau di daerah ini dibentuk oleh sistem barat-timur sabuk lipat-dorong (Fold-
Thrust Belt Arc) Banda Luar non-vulkanik di Indonesia Timur dengan panjang 2.000 km di Pulau
Tanimbar, Kai, Seram dan Buru. Paparan Sahul termasuk dalam sistem benua Australia dari
lempeng Gondwana. Bagian utara sistem benua Australia merupakan area yang diperluas dari
benua Australia. Paparan Sahul tidak berkorelasi dengan tektonik Tersier, tetapi membentuk pola
lipatan dari sedimen Jurassic sejak Mesozoikum Tengah ke Kenozoikum yang terletak di blok
batuan dasar yang rusak di Paleozoikum pada waktu Mesozoikum awal.
Gambar 3 Stratigrafi blok Masela secara umum

Sumber: Ohara dan Saputra, 2016

Secara stratigrafi, blok Masela terbagi atas 3 periode, yaitu Mesozoikum, Paleogen, dan
Neogen. Zaman Mesozoikum sangat penting untuk wilayah ini karena kebanyakan sumber utama
dan reservoir terendapkan pada masa ini. Secara regional, terjadi rifting di sepanjang baratlaut
Australia pada zaman Jurassic, yang menyebabkan aktivasi Masela Deep dan Calder Graben di
daerah lepas pantai Tanimbar. Sedimen terkonsentrasi pada area sag(turun) dalam graben dan area
blok Babar Selaru terletak pada struktur tinggi. Pada Paleogene Tidak ada aktivitas patahan namun,
depocenter terpindahkan ke Masela Deep (Ohara et al., 2015). Wilayah ini sebagian besar terletak
pada margin pasif saat ini. Endapan yang diendapkan terdiri dari prograding karbonat Formasi
Johnson, Hibernia, dan Cartier. Pada periode Miosen, di lepas pantai wilayah Tanimbar relatif
stabil yang ditandai dengan perkembangan karbonat dan tidak ada perubahan ketebalan yang
signifikan. Kolisi yang terjadi antara busur Banda dengan benua Australia menyebabkan
pembentukan fold thrust belt di busur Banda, palung Timor-Tanimbar, dan pengaktifan kembali
sesar normal Mesozoikum di selatan batas kontinen Australia.

Sistem petroleum blok Masela secara regional, terdapat beberapa tingkatan batuan induk
yang mungkin berada di dalam area. Batuan serpih laut dari formasi Plover dianggap sebagai
batuan induk utama pada lapangan Abadi. Calder-Malita Graben dan Masela Deep diduga sebagai
dapur utama dalam proses pematangan hidrokarbon. Berdasarkan evaluasi internal, kerogen tipe
III dominan diplot pada diagram Van Krevelen. Batuan sumber serpih laut dipengaruhi oleh input
terestrial. Sumber batuan potensial kedua yang telah dipertimbangkan dalam model ini adalah
Formasi Aitutu Triassic. Jumlah kondungan organic (TOC) dari Formasi Aitutu pada sampel
adalah 23,3 persen. Evaluasi batuan induk yang menghasilkan hingga 8% TOC dan HI 396 mgHC
/ g TOC berasal dari daerah yang sama. Analisis family oil dilakukan oleh JOGMEC-INPEX (2011)
yang menunjukkan bahwa minyak dari Kepulauan Tanimbar bersumber dari batuan induk berumur
Pra-Jurassic.

Area dapur aktif pertama terletak di Masela Deep / Calder Graben pada zaman Cretaceous
Akhir, sedangkan lapangan Abadi dan Babar Selaru Block masih belum menghasilkan. Batuan
induk Jurassic di bagian terdalam Masela Deep mencapai jendela gas basah. Pada Oligosen,
pengendapan sedimen bergeser ke utara dan mulai meningkatkan tingkat kematangan batuan induk
Jurassic di lapangan Abadi. Hal itu berlanjut hingga Miosen Akhir, di mana batuan sumber Jurassic
berada di jendela minyak di seluruh area Lapangan Abadi. Tepat sebelum thrust terjadi (~ 2Ma),
batuan sumber Jurassic di Masela Deep mencapai jendela gas kering dan beberapa bagian dari
Lapangan Abadi selatan sudah ada di jendela gas basah. Sementara itu, Lapangan Abadi dan Babar
Selaru memasuki tahap tengah hingga akhir jendela minyak. Batu sumber Jurassic di Masela Deep
sepenuhnya diubah menjadi jendela gas kering di seluruh graben dan jendela gas basah menutupi
semua area lapangan Abadi selatan pada saat ini.

Pada Miosen Akhir, sebagian besar Masela Deep dan selatan lapangan Abadi sudah ada
di jendela gas. Pleistocene hingga Recent adalah waktu penting akumulasi migrasi di Lapangan
Abadi. Jalur migrasi yang paling mungkin untuk Abadi adalah dari selatan atau tenggara di mana
offset sesar menurun. Di daerah Babar Selaru, pembangkitan dan perpindahan (expulsion) kurang
dikenal karena kompleksitas sesar naik. Sesar naik bisa menjadi cara yang baik untuk migrasi
vertikal selama aktivitas. Ohara et al. (2016) melaporkan indikasi kejadian hidrokarbon
termogenik dari dasar laut sebagai bukti migrasi hidrokarbon melalui patahan dorong. Sementara
itu migrasi lateral juga dapat diharapkan dalam setiap potensi reservoir berpori di wilayah Babar
Selaru.

REFERENSI

Nagura H, Bandjarnahor HMP, Suzuki I, Kihara K, Teramoto T, Swiecicki T, Hayashi Y, Bird


R, Yoshida T. (2003). The Abadi Gas Field. Proc Annu Conv–Indones Pet Assoc 29(1):
pp.1–16

Ohara, M dan Afif S. (2016)., BASIN AND PETROLEUM SYSTEM MODELING OF


OFFSHORE TANIMBAR REGION: IMPLICATIONS OF STRUCTURAL
DEVELOPMENT HISTORY. PROCEEDINGS, INDONESIAN PETROLEUM
ASSOCIATION Fortieth Annual Convention & Exhibition.

Ohara, M., Nakamura, K., Sasaki, Y., (2015), The Structural Evolution of Babar Selaru Region
In The Southern Banda Outer Arc, Eastern Indonesia, IPA15-G-180, Proceedings
Indonesian Petroleum Association, 39th Annual Convention and Exhibition.

Surjono, S.S., Hidayat, R., dan Naryanto M. (2017). Triassic Petroleum System as An Alternative
Exploration Concept in Offshore Western Timor Indonesia. Journal of Petroleum
Exploration and Production Technology.

Usman, Ediar and Priatin Hadi Wijaya. (2012). Morphotectonic Analysis at Tanimbar Trench as
a Base for Gas Pipe Laying Between Masela Block and Selaru Island, Moluccas
Province. Bulletin of the Marine Geology, Vol. 27, No. 1, June 2012, pp. 27 to 34.

Anda mungkin juga menyukai