Anda di halaman 1dari 26

ASAL USUL MAGMA

SIFAT FISIK DAN KIMIA


MAGMA
Gunung api merupakan ‘jendela’ keluarnya magma
dari dalam bumi (atau Sistem Solar) ke permukaan.
Pernyataan itu dapat lebih ditegaskan lagi bahwa
setiap magma yang keluar ke permukaan bumi atau
Sistem Solar disebut gunung api.
MAGMA
Mengacu kepada para ahli geologi dan gunung api, beberapa definisi tentang magma dapat diuraikan sebagai
berikut:
• a. The molten rock, whether it is still within the earth or has been ejected onto the surface (Macdonald, 1972).
Magma adalah batuan kental pijar yang masih berada di dalam bumi atau yang sudah dilontarkan ke
permukaan bumi.
• b. A completely or partly molten natural substance which, on cooling, solidifies as a crystalline or glassy igneous rocks
(Williams dan McBirney, 1979). Magma adalah suatu substansi alam yang seluruhnya atau sebagian berupa
bahan kental pijar yang pada proses pendinginan akan membeku dan membentuk batuan beku yang tersusun
oleh kristal atau gelas.
• c. Cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara ilmiah, bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu
antara 900 - 11000 C, dan berasal atau terbentuk pada kerak bumi bagian bawah hingga selubung bumi
bagian atas ( Alzwar dkk., 1988).
• d. Berdasarkan pengertian kimia-fisika, magma adalah bahan yang mempunyai sistem berkomponen ganda (a
multi componen system) yang terdiri atas fase cair sebagai komponen utama, sejumlah kristal sebagai fase padat,
dan fase gas pada kondisi tertentu.
GAMBAR PENAMPANG BUMI, YANG TERSUSUN Penampang bumi yang memperlihatkan sumber-sumber magma
OLEH INTI DALAM, INTI LUAR, SELUBUNG DAN di zona panas, antara selubung bagian atas sampai
KERAK BUMI. MAGMA DIYAKINI TERBENTUK DI dengan kerak bagian bawah, kedalaman 20 - 30 km, serta
pembentukan dapur magma di dalam kerak bumi bagian atas
SELUBUNG BAGIAN ATAS SAMPAI DENGAN
di
KERAK BUMI BAGIAN BAWAH. DIGAMBAR bawah tubuh gunung api. Disederhanakan dari Williams dan
KEMBALI DARI KRAUSKOPF DAN BIRD (1995). McBirney (1979).
ASAL-USUL MAGMA
Asal-usul magma berkaitan dengan sumber panas yang ada di dalam bumi. Beberapa
pendapat tentang asal-usul magma adalah:
• a. Sebagai hasil disintegrasi unsur-unsur radioaktif. Sebagai contoh peluruhan unsur radioaktif
238U sebanyak 1 gram menjadi unsur-unsur Uranium yang lain yang lebih stabil akan
menghasilkan panas sekitar 0,94 erg/detik atau sekitar 0,03 kalori/tahun. Sementara 1 gram
40K akan menghasilkan panas sebanyak 0,28 erg/detik. Apabila panas itu sudah mencapai
temperatur antara 800 - 1000oC, maka akan terjadi peleburan material bumi menjadi
magma. Secara teori, perhitungan dapat digunakan rumus: Kalori (Q) = massa x kalor jenis x
kenaikan suhu. Jika diketahui jumlah massa unsur radioaktif dan suhu awal material, maka
dapat diperkirakan kapan akan tercapai temperatur magma tersebut.
• b. Meleburnya batuan sebagai akibat gesekan deformasi. Ini dibuktikan dengan terjadinya
magma granit yang berasal dari batuan malihan, misalnya di Zona Gunung Api Taupo (Taupo
Volcanic Zone), New Zealand.
c. Penunjaman lempeng kerak bumi ke dalam selubung bumi (Ringwood, 1974). Berdasarkan
teori Tektonik Lempeng maka ada bagian lempeng kerak bumi yang menunjam hingga
mencapai selubung bumi. Karena tekanan yang besar hasil penunjaman dan suhu yang
tinggi di lingkungan selubung bumi itu maka kerak bumi yang menunjam tersebut melebur
menjadi magma.
• d. Pencairan bahan selubung
bumi akibat penambahan H2O
yang berasal dari sedimen
lautan dan alterasi batuan
gunung api, bersama-sama
dengan lempeng kerak bumi
menunjam ke dalam selubung
bumi (Tatsumi dkk., 1983;).
• e. Pembubungan selubung bumi (upwelling mantle atau plumbing mantle). Dalam hal ini
sebagai akibat tertentu (gerak-gerak dinamika bumi) bahan selubung bumi meleleh dan
kemudian membubung naik secara diapiris atau seperti gelembung udara di dalam air
yang sedang naik (Sisson dan Bronto, 1998; Maruyama, 1999;

Pembentukan magma dan gunung api di zona penunjaman


berdasar pembubungan magma dari selubung bumi (upwelling Pembentukan magma dan gunung api berdasar pembubungan
mantle; Sisson dan Bronto, 1998). magma dari selubung bumi (Maruyama, 1999).
MAGMA STORAGE
• Magma dari mantel yang terdorong ke atas akan menemui dua kemungkinan, yang
pertama langsung mencapai permukaan bumi atau terhenti di kerak untuk beberapa
saat sebelum akhirnya tererupsi, dengan kata lain magma ‘tersimpan’ terlebih dahulu
di kerak. Penyimpanan magma di kerak bumi ini dikenal juga dengan istilah magma
storage.Magma storage dapat terjadi secara permanen, di mana magma berhenti di
kerak bumi lalu mendingin membentuk tubuh intrusi tanpa sempat mencapai
permukaan.Magma storage dapat juga terjadi secara temporer.Di bawah ini tiga
hal yang dipengaruhi magma storage:
• 1. komposisi magma,
• 2. sifat fisik magma (misal viskositas),
• 3. ukuran dan frekuensi erupsi.
Magma adalah cairan atau larutan silika pijar yang
terbentuk secara alamiah dan bersifat mobile, bersuhu
antara 900 ° - 1200 °C atau lebih dan berasal dari
kerak bumi bagian bawah ( F.F. Grouts, 1947; Tumer
dan verhogen 1960, H. Williams, 1962 ).

MAGMATISME ?
PHYSICS MAGMA
• Temperature
• Density
• Volatile Content
• Viscosity
Batuan Beku
Tipe Kandunga
yang Komposisi Kimia Temperatur Viskositas
Magma n Gas
dihasilkan
45-55 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg, dan 1000 –
Basaltik Basalt Rendah Rendah
Ca tinggi, kandungan K, 1200oC
dan Na rendah.
55-65 SiO2 %,
800 –
Andesitik Andesit kandungan Fe, Mg, Ca, Menengah Menengah
1000oC
Na, dan K menengah.
65-75 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg, dan 650 –
Rhyolitik Rhyolit Tinggi Tinggi
Ca rendah, kandungan K, 800 oC
dan Na tinggi.
SIFAT FISIK MAGMA
• Berhubung magma berupa bahan cair kental pijar, mengandung gas,
dan bersuhu tinggi, maka secara umum sifatnya mudah bergerak dan
pergerakannya cenderung menuju ke permukaan bumi. Apabila pada
perjalanannya belum sampai di permukaan bumi sudah membeku maka
akan terbentuk batuan beku dalam atau batuan beku intrusi.
Selanjutnya, apabila magma tersebut dapat keluar ke permukaan bumi,
maka terbentuklah gunung api. Dalam beberapa hal di bawah tubuh
gunung api banyak terdapat batuan beku intrusi dekat permukaan
yang sering disebut sub volcanic intrusions, hypabyssal intrusions atau
shallow magma intrusions.
Tipe magma memberikan implikasi terhadap sifat magma,
yaitu :
a) Keliatan Bergantung pada kandungan silika Kandungan
silika yang tinggi, viskositas juga tinggi
b) Suhu Suhu yang rendah, viskositas tinggi Suhu yang
tinggi, viskositas rendah
• c) Kandungan Gas Viskositas tinggi, kandungan gas
banyak Viskositas rendah, kandungan gas sedikit
Apabila penerobosan magma sampai ke luar permukaan bumi, maka prosesnya dinamakan
ekstrusi, sedangkan cara keluar magma seperti ini dinamakan erupsi dan pristiwanya dinamakan
vulkanisma.
Terdapat dua macam magma, yaitu magma Asam (granitis) dan magma basa (basaltis), magma
granitis yang bersifat asam mengandung silica lebih dari 65 %, berbeda dengan magma
basaltis, kandungan silikanya kurang dari 55%, sifat fisik magma basaltis lebih encer.
Apabila temperature magma turun maka akan terjadi kristalisasi, yaitu proses terbentuknya
mineral-mineral penyusun batuan beku. Jenis-jenis batuan beku yang dihasilkan dari kristalisasi
magma diantaranya:
1. Batuan Beku dalam : Granit, Diorit, Gabro, dan Ultra basa
2. Batuan Beku luar : Riolit, Andesit, dan Basalt
Berdasarkan ruang pembekuan magmanya, batuan beku dapat dibedakan menjadi : batolit, Sill,
Dike, Lakolit, lavolit, hypabisa, dan batuan ekstrusif.
Unsur kimia dalam magma
• Senyawa-senyawa yang bersifat non-volatil
SiO2 , Al2 O2 , Fe2O3 , FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5, MgO.
• Senyawa volatil
CH4 , CO2 , HCl, H2S, SO2
• Trace element
Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S danPb
SIFAT KIMIA MAGMA
Sesuai dengan pengertian fisika dan kimia, magma terdiri atas bahan cair,
bahan padat, dan bahan gas. Dua bahan pertama tersebut disebut juga bahan
non-volatil, sedangkan bahan ketiga disebut bahan volatil. Pengertian bahan
volatil adalah bahan berupa unsur atau senyawa kimia yang mempunyai titik
lebur rendah, biasanya berbentuk gas yang terlarut dalam cairan magma.
SIFAT KIMIA MAGMA
Bahan non-volatil merupakan unsur atau oksida logam dan metaloid yang
berdasarkan kelimpahannya dapat dibagi unsur utama (major elements), unsur
jejak (trace elements) dan unsur tanah jarang (rare earth elements). Unsur utama
membentuk senyawa oksida (major oxides) yang jumlahnya sangat dominan
(lebih kurang 99 %), terdiri atas SiO2, TiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO,
CaO, Na2O, K2O, dan P2O5

Contoh unsur jejak adalah Ni, Sr, Ba, dan V; sedang contoh unsur jarang
tanah misalnya Mo, Ir, Eu, dan Sm. Kelompok unsur jejak dan unsur tanah jarang ini
karena sangat kecil
proporsinya juga disebut unsur kelumit.
Berdasarkan komposisi kimia oksida utama, biasanya SiO2, K2O, dan Na2O,
magma dapat dibagi menjadi beberapa macam. Namun dalam beberapa hal
MgO dan Al2O3 juga dijadikan parameter. Pembagian magma berdasarkan
SiO2, menjadi magma basa (SiO2 < 53 %), magma menengah (SiO2: 53 - 63
%), dan magma asam (SiO2 > 63 %). Termasuk magma basa adalah pikrit
dan basal. Magma menengah masih dibagi menjadi magma andesit basal
(SiO2 : 53 - 57 %), dan magma andesit (SiO2: 57 - 63 %). Magma asam
terdiri atas magma dasit (SiO2 : 63 - 69 %) dan magma riolit (SiO2 > 69 %).
Kombinasi antara SiO2 dan K2O (Peccerillo dan Taylor, 1976;) menunjukkan
adanya magma seri kalium rendah (Low-K Series) atau toleiit, seri kalk-alkali
(kalium menengah) (Calc-Alkaline Series), seri kalk-alkali dengan kalium tinggi
(High-K Calc Alkaline Series), dan seri sosonit atau kalium sangat tinggi
(Shoshonite Series).
TIPE MAGMA YANG LAIN
BAGAIMANA TERBENTUKNYA

Anda mungkin juga menyukai