0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut merangkum 11 hukum penting dalam sedimentologi dan stratigrafi, di antaranya hukum superposisi, horizontalitas, original continuity, faunal succession, strata identified, uniformitarianisme, lateral accumulation, Walther, facies sedimentasi, cross-cutting relationship, dan inklusi. Hukum-hukum tersebut memberikan kerangka dasar untuk memahami proses pembentukan batuan sedimen dan hubungannya dengan lingkungan, umur, dan peristiwa geologi.
Dokumen tersebut merangkum 11 hukum penting dalam sedimentologi dan stratigrafi, di antaranya hukum superposisi, horizontalitas, original continuity, faunal succession, strata identified, uniformitarianisme, lateral accumulation, Walther, facies sedimentasi, cross-cutting relationship, dan inklusi. Hukum-hukum tersebut memberikan kerangka dasar untuk memahami proses pembentukan batuan sedimen dan hubungannya dengan lingkungan, umur, dan peristiwa geologi.
Dokumen tersebut merangkum 11 hukum penting dalam sedimentologi dan stratigrafi, di antaranya hukum superposisi, horizontalitas, original continuity, faunal succession, strata identified, uniformitarianisme, lateral accumulation, Walther, facies sedimentasi, cross-cutting relationship, dan inklusi. Hukum-hukum tersebut memberikan kerangka dasar untuk memahami proses pembentukan batuan sedimen dan hubungannya dengan lingkungan, umur, dan peristiwa geologi.
NIM : 410015156 No Hukum Isi Aplikasi . 1. Hukum Superposisi Dalam suatu urutan (Nicolas perlapisan batuan, maka Steno,1669) lapisan batuan yang terletak di bawah umurnya relatif lebih tua dibanding lapisan diatasnya selama lapisan batuan tersebut belum mengalami Teori pada hukum superposisi deformasi. telah menentukan umur perlapisan karena pengendapan terus menerus mengendap pada cekungan. Dari lapisan endapan tersebut dapat ditentukan umur batuan nya. 2. Hukum Pada awal proses Horizontalitas sedimentasi, sebelum (Nicolas Steno, terkena gaya atau 1669) perubahan, sedimen terendapkan secara horizontal
Pengendapan sedimen terus
menerus mengendap pada cekungan dan endapan nya berbentuk horizontal, karena adanya gaya tektonik endapan tersebut berubah dan tidak berbentuk horizontal. 3. Hukum Original Batuan sedimen melampar Continuty (Nicolas dalam area yang luas di Steno, 1669) permukaan bumi.
Pada teori 70 % batuan di
permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. 4. Hukum Faunal Pada setiap lapisan yang Sucession (Abble berbeda umur Giraud-Soulavie, geologinya akan ditemukan 1778) fosil yang berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.
Pada dasar nya fosil yang
mengendap paling bawah umur nya akan berbeda dengan pengendapan yang ada diatas dan berbeda juga jenis. 5. Hukum Strata Perlapisan batuan dapat Identified (Smith, dibedakan satu dengan 1816) yang lain dengan melihat kandungan fosilnya yang khas
Pada batuan kandungan fosil dapat
menentukan umur batuan karena fosil hidup pada zaman yang berbeda. 6. Hukum Peristiwa yang terjadi pada Uniformitarianisme masa geologi lampau (James Hutton, dikontrol oleh hukum- 1785) hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada masa kini.
Hukum ini lebih dikenal dengan
semboyannya yaitu “The Present is the key to the past.”Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa lampau. 7. Hukum Lateral Sebagian besar tubuh Accumulation batuan sedimen terbentuk dari proses akresi lateral (lateral accretion) : A. Permukaan pengendapan biasanya miring. B. Akumulasi terjadi oleh proses akresi dan progradasi, terjadi pada arah sedimen transport C. Akumulasi bisa terjadi terus menerus hingga Proses pengendapan sedimen keadaan oversteep yang biasanya tergantung pada membuat masa yang cekungan nya, bila cekungan diakumulasi menjadi miring dapat terbentuk sedimen longsor sepanjang lereng dengan perlapisan miring. Akumulasi bisa terjadi terus menerus hingga keadaan oversteep yang membuat masa yang diakumulasi menjadi longsor sepanjang lereng 8. Hukum Walther Menyatakan bahwa dalam sedimentasi urutan-urutan fasies suatu sedimen vertical mencerminkan urutan lateral.
Pada hukum Walther, lingkungan-
lingkungan pengendapan yang dalam suatu waktu berada berdampingan oleh proses progradasi terutama transgresi dan regresi dapat bertumpuk dimana suatu lingkungan pengendapan berada diatas yang lain. 9. Hukum Facies Suatu kelompok litologi Sedimenter (Selley, dengan ciri-ciri yang khas 1978) yang merupakan hasil dari suatu lingkungan pengendapan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapakan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fsies apabila kedua batuan tersebut berbeda fisik, kimia atau biologi (Sandi Stratigrafi Indonesia). Dalam pengendapan memiliki ciri yang khas karena tergantung dari tempat pengendapan atau cekungan itu sendiri. Misalnya pada sebuah endapan akan berbeda batuan nya antara fisik, kimia & biologi nya. 10. Hukum Cross- Hubungan petong- Cutting memotong (cross-cutting Relationship relationship) adalah (A.W.R Potter & H. hubungan kejadian antara Robinson) satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan Batuan semula berlapis, lalu suatu batuan yang menerobos. batuan memotong/menerobos. Dimana batuan yang menerebos lebih muda dibandingkan batuan yang diterobos. 11. Hukum Inklusi Inklusi terjadi apbila magma bergerak menembus kerak, menelan fragmen2 besar di sekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen Pada hukum inklusi, magma yang batuan. Dengan kata lain menerobos lapisan kerak bumi lapisan batuan yang akan menelan/membawa fragmen mengandung fragmen fragmen yang resisten nya sangat inklusi, lebih muda dari tinggi sehingga tidak meleleh. lapisan batuan yang Fragmen batuan yang terinklusi menghasilkan fragmen dalam suatu perlapisan batuan tersebut. akan memiliki umur lebih muda dari lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut.