Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

SEKUEN STRATIGRAFI

OLEH :
ANGELA GC
D061211045

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2024
Adapun prinsip atau hukum yang mendasari studi stratigrafi adalah
1. Superposition
Prinsip ini menyatakan bahwa pada sekuen lapisan yang belum terganggu,
batuan yang tertua atau yang terendapkan paling awal akan berada paling
bawah, dan batuan yang termuda atau yang terendapkan paling akhir, akan
berada di paling atas. Kecuali apabila lapisan lapisan telah emngalami
pembalikan. Jadi ketika dalam keadaan tidak terganggu, dalam suatu urutan
perlapisan batuan, lapisan yang terbentuk terdahulu (yang tua) akan terletak
dibawah lapisan yang terbentuk kemudian (yang muda) > lapisan muda di atas
lapisan tua.

2. Original Horizontality
Hukum datar asal menyatakan bahwa material sedimen yang dipengaruhi oleh
gravitasi akan membentuk lapisan yang mendatar (horizontal). Implikasi dari
pernyataan ini adalah lapisan-lapisan yang miring atau terlipatgandakan
terjadi setelah proses pengendapan.

3. Lateral Continuity
Pada mulanya batuan sedimen diendapkan secara horizontal di dasar
cekungan, sejajar dengan permukaan bumi. Jadi kalau sekarang dijumpai
batuan sedimen dengan kedudukan lapisannya miring, berarti batuan tsb
sudah dipengaruhi oleh gaya tektonik. Perlapisan batuan akan terendapkan
secara horizontal dan terdeformasi setelahnya. Lapisan sedimen diendapkan
secara menerus dan berkesinambungan sampai batas cekungan
sedimentasinya. Penerusan bidang perlapisan adalah penerusan bidang
kesamaan waktu atau merupakan dasar dari prinsip korelasi stratigrafi.

Dalam keadaan normal suatu lapisan sedimen tidak mungkin terpotong secara
lateral dengan tiba-tiba, kecuali oleh beberapa sebab yang menyebabkan
terhentinya kesinambungan lateral, yaitu :
- Pembajian yaitu menipisnya suatu lapisan batuan pada tepi
cekungan sedimentasinya.
- Perubahan Fasies Dimana perbedaan sifat litologi dalam suatu garis
pengendapan yang sama atau perbedaan lapisan batuan pada umur
yang sama (menjemari)
- Pemancungan atau pemotongan karena ketidakselarasan Dimana
berhentinya kesinambungan lateral lateral dijumpai pada jenis
ketidakselarasan bersudut (angular unconformity) di mana urutan
batuan di bawah bidang ketidakselarasan membentuk sudut dengan
batuan diatasnya.
4. Cross-Cutting relationships
Hubungan potong-memotong adalah hubungan kejadian antara satu batuan
yang dipotong / diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang
dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang
menerobos. Sehingga apabila suatu tumpukan perlapisan batuan diterobos
oleh batuan beku, maka batuan yang menerobos tadi berumur lebih muda dari
lapisan batuan yang paing muda yang diterobos.

5. Inclusions
Suatu tubuh batuan yang mengandung fragmen dari batuan yang lain selalu
lebih muda dari tubuh batuan yang menghasilkan fragmen tersbut. Batuan
yang menjadi inklusi batuan lain terbentuk lebih dulu daripada yang
menginklusinya. Hampir sama seperti prinsip cross-cutting. Suatu fragmen
(yang direkatkan) dalam batuan sedimen selalu lebih tua dari semen
(perekatnya).
6. Unconformities
Kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan diatas bidang
erosi tersebut diendapkan lapisan lain.

7. Fossil Succession
Dalam suatu urutan batuan secara vertical, kandungan fosinya mengalami
pergantian secara sistematis.

8. Principle of biological succession and the lithology of A rock


(Prinsip Suksesi Biologis dan Litologi Batuan: Prinsip ini mengacu pada
penggunaan suksesi fosil dan karakteristik lithologi (sifat fisik dan kimia
batuan) untuk mengidentifikasi dan memetakan urutan relatif batuan-
batuan dalam suatu daerah. Ini membantu dalam memahami Sejarah geologis
suatu wilayah.

9. Uniformitarianism and Catastrophism


Doktrin keseragaman (uniformitarianism) merupakan konsep dasar geologi
modern. Doktrin ini menyatakan bahwa hukum hukum fisika, kimia, biologi
yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya gaya
gaya dan proses proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita
amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih
terkenal sebagai “The present is the key to the past” dan sejak itulah orang
menyadari bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa
geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.
Doktrin katastrofisme (Catastrophism) dicetuskan oleh Cuvier, seorang
kebangsaan Perancis pada tahun 1830. Ia berpendapat bahwa flora dan fauna
dari setiap zaman itu berjalan tidak berubah dan sewaktu waktu terjadinya
revolusi maka hewan hewan ini musnah. Sesudah malapetakan itu terjadi,
maka akan muncul hewan dan tumbuhan baru, sehingga teori ini lebih umum
disebut dengan teori malapetaka.

Anda mungkin juga menyukai