Anda di halaman 1dari 17

Hukum - Hukum

Stratigrafi
LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI, STRATIGRAFI, DAN
ANALISIS BASIN
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
PENGERTIAN STRATIGRAFI
PENGERTIAN STRATIGRAFI

Stratigrafi merupakan salah satu cabang ilmu geologi,


membahas secara rinci terhadap jenis litologi yang ada, urut-
urutan batuan, dan korelasi terhadap satu sama lainnya.

Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau


penghubngan satuansatuan stratigrafi dengan
mempertimbangkan kesamaan waktu
HUKUM - HUKUM STRATIGRAFI
HUKUM SUPERPOSISI (NICHOLAS STENO,
1669)
Dalam kondisi normal (belum mengalami deformasi),
perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah
merupakan batuan yang pertama terbentuk dan tertua
dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
HUKUM HORIZONTALITAS (NICHOLAS
STENO, 1669)
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah
horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut
kemiringan asli (initial-dip) karena dasar cekungannya yang
memang menyudut. Bila suatu batuan sedimen ditemukan
dalam posisi miring atau terlipat maka batuan tersebut telah
mengalami suatu deformasi setelah pengendapan akibat
tektonik.
HUKUM ORIGINAL (NICHOLAS STENO,
1669)
Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan
bersinambungan (continuity), sampai batas cekungan
sedimentasinya. Lapisan sedimen tidak mungkin terpotong
secara tiba-tiba, dan berubah menjadi batuan lain dalam
keadaan normal. Pada dasarnya hasil suatu pengendapan
yakni bidang perlapisan, akan menerus walaupun tidak kasat
mata.
HUKUM FAUNAL SUCCESSION (ABBLE
GIRAUD-SOULAVIE, 1778)
 Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan
ditemukan fosil yang berbeda pula. Secara sederhana bisa
juga dikatakan Fosil yang berada pada lapisan bawah akan
berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.

 Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan


(terlindih) dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan
kenampakan fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan
fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi
dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
HUKUM STRATA IDENTIFIED BY FOSILS
(SMITH, 1816)
Perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yang lain
dengan melihat kandungan fosilnya yang khas.
HUKUM UNIFORMITARIANISME
(HUTTON,1785)
Hukum ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan
biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa
lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk
permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah
berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal
sebagai The present is the key to the past
HUKUM/PRINCIPLES OF LATERAL
ACCUMULATION
Terdapat 4 point penting dalam hukum ini, yaitu:
 Sebagian besar tubuh batuan sedimen terbentuk dari proses
akresi lateral (lateral accretion)
 A.Permukaan pengendapan biasanya miring.
 B.Akumulasi terjadi oleh proses akresi dan progradasi, terjadi
pada arah sedimen transport
 C.Akumulasi bisa terjadi terus menerus hingga keadaan
oversteepned yang membuat masa yang diakumulasi menjadi
longsor sepanjang lereng
HUKUM KOLERASI FASIES (WATHER,
1894)
Bila tidak ada selang waktu pengendapan dan tidak ada
gangguan struktur maka dalam suatu daur/siklus pengendapan
yang dapat dikenal secara lateral juga merupakan urutan
vertikalnya.
HUKUM FACIES SEDIMENTER
(SELLY,1975)
Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang
merupakan hasil dari suatu lingkungan pengendapan tertentu
maka dapat dikatakan itu merupakan fasies yang sama
(memiliki ciri fisik, kimia atau biologi yang sama). Dua tubuh
batuan yang diendapakan pada waktu yang sama dikatakan
berbeda fasies apabila kedua batuan tersebut berbeda fisik,
kimia atau biologi (Sandi Stratigrafi Indonesia).
HUKUM CROSS-CUTTING RELATIONSHIP
(A.W.R POTTER & H. ROBINSON)
Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship)
adalah hubungan kejadian antara satu batuan yang
dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang
dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan
dengan batuan yang menerobos.
HUKUM INKLUSI

Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak,


menelan fragmen2 besar disekitarnya yang tetap sebagai
inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan
yang terinklusi dalam suatu perlapisan batuan, maka
perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen batuan.
Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung
fragmen inklusi, lebih muda dari batuan/lapisan batuan yang
menghasilkan fragmen tersebut.
SELESAI
TUGAS SENIN DEPAN

Resume: LITHOSTRATIGRAFI

Anda mungkin juga menyukai