Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGU DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

HUKUM-HUKUM STRATIGRAFI

NOVTRIAN EXELLINE EKLESYA


F1B2 14 038

KENDARI
2016
Dalam ilmu geologi, hukum-hukum geologi sangatlah penting dan
merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum geologi yang
menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang susunan, aturan
dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam
geologi adalah tempat dimana batuan itu ntuk sedangkan pengertian waktu
adalah waktu pembentukan batuan dalam skala waktu geologi.

1. Hukum Superposisi (Nicholas Steno, 1669)

Dalam kondisi normal (belum mengalami deformasi), perlapisan suatu batuan


yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama
terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.

2. Hukum Horisontalitas (Nicholas Steno, 1669)

Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali


pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena dasar
cekungannya yang memang menyudut. Bila suatu batuan sedimen ditemukan
dalam posisi miring atau terlipat maka batuan tersebut telah mengalami suatu
deformasi setelah pengendapan akibat tektonik. horisontalitas yang
mengalami deformasi.

3. Hukum Original Continuity (Nicholas Steno, 1669)

Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan bersinambungan


(continuity), sampai batas cekungan sedimentasinya. Lapisan sedimen tidak
mungkin terpotong secara tiba-tiba, dan berubah menjadi batuan lain dalam
keadaan normal. Pada dasarnya hasil suatu pengendapan yakni bidang
perlapisan, akan menerus walaupun tidak kasat mata.

4. Hukum
Faunal
Succession
(Abble
Giraud-Soulavie,
1778)
Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil
yang berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada
pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.
Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan (terlindih)
dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda
(karena evolusi). Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas
satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.

5. Hukum
Strata
Identified
by
Fosils
(Smith,
1816)
Perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yang lain dengan melihat
kandungan fosilnya yang khas.

6. Hukum Uniformitarianisme (Hutton,1785)

Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini


menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang
berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gayagaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang
kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini
lebih terkenal sebagai The present is the key to the past dan sejak
itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian
jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu. Pada
tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang
alami dan asal usul batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil
menyusun urutan intrusi yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia
memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada
tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling tua.
Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada
tingkat individu dan telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek
fosil. Indek fosil telah digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi
horison dan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.

7. Hukum/Principles
of
Lateral
Accumulation
Sebagian besar tubuh batuan sedimen terbentuk dari proses akresi lateral
(lateral accretion)
1. Permukaan pengendapan biasanya miring.
2. Akumulasi terjadi oleh proses akresi dan progradasi, terjadi pada arah
sedimen transport

3. Akumulasi bisa terjadi terus menerus hingga keadaan oversteepned


yang membuat masa yang diakumulasi menjadi longsor sepanjang
lereng.

8. Hukum Kolerasi Fasies (Wather, 1894)

Bila tidak ada selang waktu pengendapan dan tidak ada gangguan struktur
maka dalam suatu daur/siklus pengendapan yang dapat dikenal secara
lateral juga merupakan urutan vertikalnya.
9. Hukum Facies Sedimenter (Selly,1975)

Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang merupakan hasil
dari suatu lingkungan pengendapan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau
biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang
diendapakan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fsies apabila kedua
batuan tersebut berbeda fisik, kimia atau biologi (Sandi Stratigrafi
Indonesia).

10. Hukum Cross-cutting Relationship (A.W.R Potter & H. Robinson)

Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan


kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya,
dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu
dibandingkan dengan batuan yang menerobos.

11. Hukum Inklusi

Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak, menelan


fragmen2 besar disekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang tidak
meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu
perlapisan batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen
batuan. Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung fragmen
inklusi, lebih muda dari batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai