Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

PENERAPAN DASAR – DASAR PENGETAHUAN DAN HAKIKAT


FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN OLEH TOKOH GEOLOGI DUNIA

Disusun Oleh:
Nadyk Evan Nino safara
21100116140081

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
OKTOBER 2019
ISI

1. James Hutton
James Hutton, (lahir 3 Juni 1726, Edinburgh, Skotlandia — meninggal 26 Maret
1797, Edinburgh), ahli geologi Skotlandia, ahli kimia, naturalis, dan pencetus salah
satu prinsip dasar geologi — uniformitarianisme, yang menjelaskan ciri-ciri Bumi.
kerak melalui proses alami dari waktu ke waktu geologis. Hutton mencurahkan
waktunya untuk membaca ilmiah yang luas dan melakukan perjalanan secara luas
untuk memeriksa batu dan mengamati proses secara alami. Kontribusi utamanya
untuk pengetahuan ilmiah, prinsip uniformiter, diajukan dalam makalahnya yang
dipresentasikan kepada Royal Society of Edinburgh pada tahun 1785. Dua dari
makalah ini diterbitkan pada tahun 1788 dalam Transaksi Royal Society of
Edinburgh dengan judul "Theory of the Earth; atau an Investigation of the Laws
Observable in the Composition, Dissolution, and Restoration of Land Upon the
Globe.” Pandangan Hutton sebagaimana dinyatakan dalam makalah ini adalah
bahwa fenomena geologis dunia dapat dijelaskan dalam hal proses yang dapat
diamati, dan bahwa proses-proses yang sekarang sedang bekerja di dalam Bumi
telah beroperasi dengan keseragaman umum selama periode waktu yang sangat
lama. Kedua makalah ini menandai titik balik bagi geologi; sejak saat itu, geologi
menjadi ilmu yang didirikan berdasarkan prinsip uniformitarianisme.
a. Ontology
Teori Hutton menjelaskan bumi mengalami suatu siklus lambat yang telah
berlangsung sangat lama. Batuan di permukaan tererosi, tertransportasi dan
kemudian terendapkan di laut dalam bentuk lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan
terkompaksi menjadi batuan karena panas dari dalam bumi. Energi panas atau
magma ini kemudian mengangkat batuan ke permukaan sehingga lama
kelamaan batuan tererosi dan siklus kembali terjadi. Teori yang di buat oleh
James Hutton yaitu uniformitarianisme yang artinya proses geologi yang terjadi
di masa lalu atau lampau juga terjadi di masa sekarang dan proses ini akan
terjadi terus merurus secara berulang ulang dalam jangka waktu yang tidak
menentu, atau skala waktu geologi.
b. Epistemilogi
James Watt. Hutton melakukan beberapa kali ekspedisi ke pantai-pantai,
pulau-pulau dan pegunungan untuk meneliti batuan di daerah-daerah tersebut.
Salah satu lokasi penting dalam rangkaian ekspedisi Hutton adalah Siccar Point,
daerah pesisir yang terletak di sebelah timur Edinburgh. Fakta-fakta yang ia
kumpulkan dari pengamatan di lapangan menjadi dasar dalam penyusunan
teorinya tentang bumi. Hutton menemukan banyak variasi tanah dan batuan di
tempat-tempat yang pernah ia kunjungi. Ia memperkirakan bahwa sebagian
jenis batuan terbentuk dari endapan pasir dan lumpur di dalam air. Hutton juga
menemukan batuan di daratan yang mengandung fosil cangkang hewan-hewan
laut. Sedikit demi sedikit Hutton tertarik untuk mempelajari geologi. pada tahun
1753 Hutton mempelajari permukaan bumi dan mengamati dengan seksama
setiap lubang galian, parit, atau endapan sungai yang ia temui, hingga dia bisa
menyimpulkan bahwa sebagian besar batuan yang ada sekarang tersusun oleh
material-material hasil rombakan tubuh batuan, binatang, tumbuhan dan
mineral, dari formasi yang lebih tua. Ide-ide teoritisnya mulai terkumpul pada
tahun 1760.
c. Aksiologi
Dari teori yang dikemukakan oleh James Hutton ilmu yang bisa di dapatkan
sangatlah banyak salah satunya yaitu paleontology, karena pada saat James
Hutton melakukan ekspedisi dia menemukan banyak sekali fosil cangkang
hewan laut, tumbuhan dan binatang lainnya. Selain paleontology ada juga ilmu
yang bisa di dapatkan dari teori James Hutton yaitu sedimentology dan
stratigrafi, selama ekspedisi hutton juga menemukan batuan dengan perlapisan
yang berbeda komposisi pada masing masing lapisan tersebut, mulai dari batu
pasir hingga batu lempung, pada masing masing lapisan batuan tersebut
memiliki komposisi yang berbeda dan terdapat fosil yang berbeda sehingga
dapat dikatakan bahwa masing masing lapisan memiliki beda jeda pengendapan
dan umur yang berbeda juga.
2. Nicholas Steno
Nicolaus Steno, Denmark Niels Steensen atau Niels Stensen, (lahir 1 Januari,
1638, Kopenhagen, Denmark — meninggal 25 November, 1686, Schwerin
Jerman), ahli geologi dan ahli anatomi yang pengamatan awalnya sangat maju
perkembangan geologi. Steno melakukan perjalanan secara luas di Italia, dan pada
tahun 1669 Stenno menerbitkan pengamatan geologisnya di De Solido Intra
Solidum Naturaliter Contento Dissertationis Prodromus (The Prodromus of
Nicolaus Steno’s Dissertation Concerning a Solid Body Enclosed by Process of
Nature Within a Solid). Dalam karya ini, paling penting dalam literatur geologi,
Steno meletakkan dasar ilmu kristalografi. Dia melaporkan bahwa, meskipun kristal
kuarsa sangat berbeda dalam penampilan fisik, semua Kristal mineral memiliki
sudut yang sama antara sudut yang sesuai. Selain itu, steno mengusulkan gagasan
revolusioner bahwa fosil adalah sisa-sisa organisme hidup purba dan bahwa banyak
batuan adalah hasil sedimentasi. Steno adalah orang pertama yang menyadari
bahwa kerak bumi mengandung sejarah kronologis peristiwa geologis dan bahwa
sejarah dapat diuraikan dengan mempelajari strata dan fosil secara cermat. Dia
mengusulkan bahwa gunung-gunung itu terbentuk oleh perubahan kerak bumi.
d. Ontology
Steno, dalam bukunya Dissertationis prodromus tahun 1669 memiliki
empat prinsip mendefinisikan ilmu stratigrafi.yaitu :
 hukum superposisi : menerangkan bahwa lapisan batuan yang letaknya
paling bawah merupakan batuan yang umurnya paling tua. Nah, jadi hukum
ini menjelaskan bahwa dalam suatu lapisan batuan, maka lapisan yang
letaknya berada di paling bawah relatif memiliki umur yang lebih tua
daripada lapisan batuan yang ada di atasnya. Hal ini berlaku selama lapisan
batuan masih dalam keadaan normal atau belum mengalami deformasi.
Hukum superposisi ini merupakan salah satu hukum yang berlaku di dalam
stratigrafi Bumi
 the principle of original horizontality : menerangkan bahwa semua batuan
atau material sedimen yang terendapkan maka material tersebut akan
terendapkan secara horizontal karena adanya gaya grafitasi. Prinsip ini
menyatakan bahwa material sedimen yang dipengaruhi oleh gravitasi akan
membentuk lapisan yang mendatar (horizontal). Implikasi dari pernyataan
ini adalah lapisan-lapisan yang miring atau terlipatkan, terjadi setelah proses
pengendapan.
 the principle of lateral continuity : Pelamparan suatu lapisan batuan akan
menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa
apabila pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya
berbeda litologinya maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut
berubah facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi apabila
dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan biologi yang
berbeda satu dengan lainnya.
 the principle of cross-cutting relationships : menerangkan hubungan
kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya,
dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu
dibandingkan dengan batuan yang menerobos.
b. Epistemilogi
Awal mula Seorang bangsawan dari Tuscany yang gemar pada seni dan
sains, memerintahkan Steno untuk membedah seekor Hiu. Gigi ikan Hiu
menyerupai batu lidah, sejenis batu-batu aneh yang dijumpai pada batuan di
Pulau Malta dan pegunungan dekat Florensia, Italia. Pliny the Elder, seorang
naturalis romawi kuno mengatakan jika batu ini jatuh dari langit. Pada masa
kegelapan eropa, legenda mengatakan jika batu itu dulunya lidah ular yang
diubah menjadi batu oleh Saint Paul. Steno menyadari bahwa batu lidah adalah
gigi ikan Hiu, ditandai dengan kesamaan struktur pertumbuhannya. Menyadari
jika kedua benda ini mirip satu sama lain dan terbentuk dengan cara yang mirip,
Steno berpendapat jika gigi kuno berasal dari hiu purba yang hidup di perairan
kuno, yang sekarang membentuk batu, dan kemudian terangkat kedaratan
menjadi pegunungan.
c. Aksiologi
Ilmu yang dapat diaplikasikan dalam bidang geologi dari hasil penelitian
steno di bidang geologi ini yaitu, sebagai ilmu paleontology, karena Steno pada
penelitiannya menemukan banyak fosil fosil sisa organisme yang hidup pada
zama purba, contoh fosil cangkang yang berasal dari laut, dan tumbuhan pada
penelitiannya contohnya fosil gigi hiu. Kemudian ilmu geologi dan stratigrafi,
pada penelitiannya steno menemukan prinsip sedimentasi dan stratigrafi yaitu :
hukum superposisi, the principle of original horizontality, the principle of
lateral continuity, dan the principle of cross-cutting relationships. Selain itu
juga terdapat ilmu kristalografi menyatakan bahwa sudut antara bidang-bidang
kristal yang saling berkaitan sama untuk semua spesimen material yang sama,
suatu terobosan besar yang membentuk dasar seluruh penelitian terhadap
struktur Kristal.
3. Alfred Wegenner
Alfred Wegener, sepenuhnya Alfred Lothar Wegener, (lahir 1 November 1880,
Berlin, Jerman - meninggal November 1930, Greenland), ahli meteorologi dan ahli
geofisika Jerman yang merumuskan pernyataan lengkap pertama dari hipotesis
pergeseran benua. Dia mengembangkan teori pergeseran benua dan merumuskan
gagasan tentang Pangaea. Seperti ilmuwan lain sebelumnya, Wegener terkesan
dengan kesamaan di garis pantai Amerika Selatan bagian timur dan Afrika bagian
barat dan berspekulasi bahwa tanah-tanah itu dulu pernah disatukan. Pada sekitar
tahun 1910 ia mulai mempermainkan gagasan bahwa pada akhir Era Paleozoikum
(sekitar 250 juta tahun yang lalu) semua benua masa kini telah membentuk satu
massa besar tunggal, atau benua super, yang kemudian pecah. Wegener menyebut
benua ini Pangea kuno. Ilmuwan lain telah mengusulkan benua seperti itu tetapi
telah menjelaskan pemisahan benua dunia modern sebagai hasil dari penurunan,
atau tenggelamnya, sebagian besar benua super untuk membentuk Atlantik dan
lautan India. Wegener, sebaliknya, mengusulkan bahwa bagian-bagian penyusun
Pangaea perlahan-lahan bergerak terpisah ribuan mil selama periode waktu
geologis yang lama. Istilahnya untuk gerakan ini adalah Die Verschiebung der
Kontinente ("perpindahan benua"), yang memunculkan istilah pergeseran benua.
a. Ontology
Teori apungan benua (Continental Drift Theory) Teori ini dikemukakan oleh
Alfred Wegener pada tahun 1912. Teori ini menjelaskan bahwa bumi bermula
dari benua tunggal yang disebut Pangea yang merupakan daratan yang luas dan
terpecah pecah akibat pergerakan dasar laut. Teori ini juga mengemukakan
tentang pengaruh rotasi bumi terhadap pergerakan pecahan benua. Arah rotasi
bumi dari Barat ke Timur mempengaruhi arah pergerakan pecahan. Pecahan
tersebut ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti
kenampakan alam berikut:
d. Epistemilogi
Dalam karyanya Alfred Wegenner yang paling penting, Die Entstehung
der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Dia mencari literatur
ilmiah untuk bukti geologis dan paleontologis yang akan mendukung teorinya,
dan dia mampu menunjukkan banyak organisme fosil yang terkait erat dan strata
batuan serupa yang terjadi di benua yang terpisah, terutama yang ditemukan di
Amerika dan Afrika. Teori pergeseran benua dari Wegener memenangkan
beberapa penganut pada dekade berikutnya. Selain itu pendukung teori ini
terdapat benua yang terpisah dan silang berhubungan sehingga dapat di cicikkan
dengan benua yang lain bahwa dahulunya benua yang sudah tepisah pisah ini
adalah satu benua yang utuh. Selain itu juga dilihat dari bentuk benua yang
berhadapan yang memiliki kesamaan bentuk. Selain itu juga terdapat teori teori
yang lain yaitu :
 Pada Samudra Hindia semakin mendesak ke utara
 Terdapat aktivitas seismik di patahan San Andreas
 Kepulauan Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan
 Greenland bergerak menjauhi Eropa
 Samudra Atlantik semakin luas karena pergerakan Benua Amerika ke arah
barat
 Adanya persamaan garis Contour pantai timur Benua Amerika Utara
dengan benua Amerika Selatan dengan garis kontur pantai barat benua
Eropa dan benua Afrika.
Gerakan benua tersebut menurut Wegener disebabkan oleh adanya rotasi
bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung ke arah
ekuator, sedangkan adanya gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan
menghasilkan gerak ke arah barat. Gerakan ke arah barat tersebut terjadi seperti
halnya pada saat terjadinya gelombang pasang, yaitu akibat revolusi bulan yang
bergerak dari arah barat ke timur. Akan tetapi, sekitar tahun 1960-an muncul
kritik terhadap teori itu yang mempertanyakan kemungkinan massa benua yang
sangat besar dan berat dapat bergeser di atas lautan yang keras.
e. Aksiologi
Teori yang dibuat oleh Wegener yaitu Continental Drift Theory dapat
dimanfaatkan sebagai ilmu geologi, yaitu digunakan untuk mengetahui sejarah
terbentuknya benua dari masa lampau hingga sekarang berdasarkan dari teori
pendukung yang sudah di sebutkan di atas, yaitu berupa kesamaan fosil antara
amerika dan afrika, dan kesamaan atau kecocokan bentuk antar benua.
Digunakan untuk mengetahui proses proses dan kejadian yang terjadi dari benua
yang awalnya satu atau biasa di sebut pangea hingga terpecah menjadi benua
sekarang ini. Selain itu juga dapat digunakan sebagai ilmu geologi yang
membahas asal usul benua yang sekarang terbentuk melalui proses geologi yang
banyak yang dimulai dari masa lampau atau pangea.
KESIMPULAN

1. James Hutton, (lahir 3 Juni 1726, Edinburgh, Skotlandia — meninggal 26 Maret 1797,
Edinburgh), ahli geologi Skotlandia, ahli kimia, naturalis, dan pencetus salah satu prinsip
dasar geologi — uniformitarianisme, yang menjelaskan ciri-ciri Bumi. kerak melalui
proses alami dari waktu ke waktu geologis. Teori yang di buat oleh James Hutton yaitu
uniformitarianisme yang artinya proses geologi yang terjadi di masa lalu atau lampau juga
terjadi di masa sekarang dan proses ini akan terjadi terus merurus secara berulang ulang
dalam jangka waktu yang tidak menentu, atau skala waktu geologi. pada tahun 1753
Hutton mempelajari permukaan bumi dan mengamati dengan seksama setiap lubang
galian, parit, atau endapan sungai yang ia temui, hingga dia bisa menyimpulkan bahwa
sebagian besar batuan yang ada sekarang tersusun oleh material-material hasil rombakan
tubuh batuan, binatang, tumbuhan dan mineral, dari formasi yang lebih tua. Ide-ide
teoritisnya mulai terkumpul pada tahun 1760. Dari teori James Hutton ini dapat diterapkan
pada ilmu geologi yaitu paleontology, sedimentology dan stratigrafi.
2. Nicolaus Steno, Denmark Niels Steensen atau Niels Stensen, (lahir 1 Januari, 1638,
Kopenhagen, Denmark — meninggal 25 November, 1686, Schwerin Jerman), ahli geologi
dan ahli anatomi yang pengamatan awalnya sangat maju perkembangan geologi. Steno,
dalam bukunya Dissertationis prodromus tahun 1669 memiliki empat prinsip
mendefinisikan ilmu stratigrafi.yaitu : hukum superposisi, the principle of original
horizontality, the principle of lateral continuity, dan the principle of cross-cutting
relationships. Dalam mendukung teorinya Steno berpendapat jika gigi kuno berasal dari
hiu purba yang hidup di perairan kuno, yang sekarang membentuk batu, dan kemudian
terangkat kedaratan menjadi pegunungan. Dari teori Nicolaus Steno ini dapat diterapkan
pada ilmu geologi yaitu paleontology, geologi, stratigrafi, sedimentasi dan ilmu
kristalografi
3. Alfred Wegener, sepenuhnya Alfred Lothar Wegener, (lahir 1 November 1880, Berlin,
Jerman - meninggal November 1930, Greenland), ahli meteorologi dan ahli geofisika
Jerman yang merumuskan pernyataan lengkap pertama dari hipotesis pergeseran benua.
Dia mengembangkan teori pergeseran benua dan merumuskan gagasan tentang Pangaea.
Teori apungan benua (Continental Drift Theory) Teori ini dikemukakan oleh Alfred
Wegener pada tahun 1912. Teori ini menjelaskan bahwa bumi bermula dari benua tunggal
yang disebut Pangea yang merupakan daratan yang luas dan terpecah pecah akibat
pergerakan dasar laut. Pendukung teori ini yaitu terdapat banyak organisme fosil yang
terkait erat dan strata batuan serupa yang terjadi di benua yang terpisah, terutama yang
ditemukan di Amerika dan Afrika dan adanya kesamaan garis pantai antara Amerika
Selatan dan Afrika. Dari teori Alfred Wegener ini dapat diterapkan pada ilmu geologi yaitu
untuk mengetahui sejarah terbentuknya benua dari masa lampau hingga sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.britannica.com/biography/James-Hutton
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:15 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/James_Hutton
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:20 WIB)
https://www.kompasiana.com/denimildan/59c3efc1ceb54d51dd2553f3/james-hutton-the-
present-is-the-key-to-the-past?page=all
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:25 WIB)
https://www.britannica.com/biography/Nicolaus-Steno
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:30 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Nicolas_Steno
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:35 WIB)
https://www.britannica.com/biography/Alfred-Wegener
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:40 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Wegener
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:45 WIB)
https://www.famousscientists.org/alfred-wegener/
(Diakses pada hari Senin, 30 September 2019, pukul 19:50 WIB)

Anda mungkin juga menyukai