0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan14 halaman
Teks tersebut merangkum sejarah perkembangan ilmu geologi, mulai dari pandangan awal mengenai bumi, teori-teori geologi klasik, hingga perkembangan cabang-cabang ilmu geologi modern dan konsep tektonik lempeng.
Teks tersebut merangkum sejarah perkembangan ilmu geologi, mulai dari pandangan awal mengenai bumi, teori-teori geologi klasik, hingga perkembangan cabang-cabang ilmu geologi modern dan konsep tektonik lempeng.
Teks tersebut merangkum sejarah perkembangan ilmu geologi, mulai dari pandangan awal mengenai bumi, teori-teori geologi klasik, hingga perkembangan cabang-cabang ilmu geologi modern dan konsep tektonik lempeng.
Bumi merupakan salah satu planet bagian dari tata surya
matahari yang dinamik. Ilmu yang mempelajari tentang bumi disebut ilmu geologi. Karena bumi dinamik maka ilmu geologi juga merupakan ilmu yang dinamik, yang mengkaji dan menguraikan proses-proses yang menghasilkan suatu perubahan-perubahan yang berlangsung terus menerus pada bumi ini terutama pada kerak bumi. Perubahan-perubahan tersebut berlangsung pada segala tingkatan dengan berbagai kecepatan. Perubahan yang terjadi pada bumi terutama pada kerak bumi disebabkan oleh aktifitas fisik, kimia maupun biologi. Data dan informasi geologi dapat diperoleh dari batuan dan mineral penyusun kerak bumi. Dari batuan dan mineral dapat diperoleh mengenai proses-proses yang berlangsung pada waktu pembentukannya dan keadaan lingkungan dimana batuan dan mineral terbentuk yang merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi sifat-sifat fisik batuan dan mineral. Konsep- mengenai perkembangan ilmu geologi, dari konsep lama akan memunculkan konsep-konsep baru, mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. BEBERAPA PANDANGAN MENGENAI BUMI MASA LALU
Beberapa pandangan mengenai bumi yang pernah ada
dikemukakan oleh para akhli antara lain : Eratosthanes, Steno, Wenner, Hutton dan Lyell. Eratosthanes; ahli astronomi Yunani hidup sekitar 350 tahun sebelum Masehi, Dia melakukan pengukuran keliling bumi dengan menggunakan ilmu astronomi. Membuktikan pendapat ahli astronomi sebelumnya bahwa bumi tidak datar melainkan berbentuk bulat. Pengukuran yang dilakukan Eratosthanes menghasilkan bahwa keliling bumi adalah sekitar 40.000 km. • Steno; sebelum abad ke 17, ada beberapa gejala dalam ilmu geologi yang masih diluar jangkauan pemikiran manusia seperti keterdapatan fosil dalam batuan, gempa bumi, gunung berapi dan sebagainya. Beliaulah yang pertama mengajukan pemikiran dasar mengenai batuan endapan (batuan sedimen). Hukum-hukum yang menjadi dasar dari pemikiran batuan sedimen yaitu : Hukum Horizontalitas; batuan endapan (sedimen) yang terbentuk pada lingkungan air diendapkan sebagai lapisan-lapisan mendatar (horizontal) dan sejajar dengan permukaan batuan dasarnya. Hukum superposisi; setiap urutan lapisan-lapisan sedimen atau batuan sedimen yang belum mengalami gangguan (deformasi), lapisan yang terletak dibawah akan berumur lebih tua daripada lapisan yang berada diatasnya. Abraham Wenner; pada abad ke 18, mengemukakan Teori mengenai asal daripada batuan penyusun kerak bumi. Beliau menyatakan bahwa kerak bumi disusun oleh batuan yang berlapis, diawali oleh batuan kristalin yang sifat fisiknya semakin ke atas batuannya semakin lunak dan kurang sifat kristalinnya. Batuan-batuan tersebut terbentuk dinyatakan pada suatu samudera purba yang sangat luas dimasa lampau, yang disebut dengan Teori Neptunisme. Batuan kristalin yang terbentuk pada dasar kerak bumi melalui proses kimiawi. Sedangkan batuan yang letaknya pada bagian atas dan mengandung fosil terbentuk oleh proses fisika (mekanik), dan materialnya berasal dari batuan kristalin yang mengalami pengangkatan dan tererosi. James Hutton (1726 – 1797); pada akhir abad ke 18, teorinya yang menggoyahkan teori-teori sebelumnya seperti Teori Katastrofisme dan Teori Neptunisme. Menyatakan bahwa semua proses pembentukan batauan yang menyusun kerak bumi terbentuk dengan proses yang sangat lama. Selain itu, juga manyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada permukaan bumi dapat juga disebabkan karena adanya gaya-gaya yang bekerja di dalam bumi. Hutton juga berpendapat bahwa pembentukan batuan granit dan basalt yang dijumpainya pada waktu itu adalah hasil dari terobosan material kental dan panas yang berasal dari dalam bumi. Material tersebut telah memanaskan batuan disekitarnya. Teorinya mengenai material cair dan sangat panas dari dalam bumi ini dikenal dengan nama teori plutonisme. Harles Lyell (1797- 1875); pada awal abad ke 19, mengemukakan teorinya yang menegaskan dan menyempurnakan konsep yang dikemukakan oleh Hutton. Dengan konsepnya yang terkenal yaitu “uniformitarianism” menyatakan bahwa segala kejadian yang terjadi pada bumi merupakan proses yang sama sejak masa lampau sampai masa kini. Berdasarkan konsep tersebut maka muncul pendapat yang menyatakan “the present is the key to the pass” atau masa sekarang merupakan kunci bagi masa lampau. Perkembangan ilmu Geologi di Zaman Modern Pada awal abad ke 20, perkembangan ilmu geologi semakin pesat yang ditunjang dengan kemajuan teknologi yang mampu menerapkan hukum-hukum yang berkaitan denga ilmu pengetahuan dasar (fisika, kimia dan biologi) yang didukung oleh disiplin ilmu lain sebagai cabang dari ilmu geologi yang memungkinkan untuk mengkaji bumi lebih spesifik. Cabang-cabang ilmu geologi yang dimaksud antara lain : mineralogi, petrologi, geokimia, geofisika, stratigrafi, geologi minyak bumi. Geologi ekonomi, geologi rekayasa, hidrogeologi dan agrogeologi. Hubungan ilmu Geologi dengan ilmu-ilmu lainnya. Cabang-cabang ilmu Geologi antara lain : Mineralogi ; salah satu cabag ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terjadinya dan kegunaannya. Petrologi; bidang geologi yang berfokus pada studi tentang batuan, dan kondisi pembentukannya. Geokimia; salah satu cabang ilmu geologi yang menganalisis dan menjelaskan pembagian unsur- unsur dan migrasinya. Geofisika; mempelajari sifat-sifat fisis bumi, terutama inti bumi, selubung bumi, dibagi lagi seismologi, gravimetri, magnetometri dan sebagainya. Stratigrafi; mempelajari rangkaian lapisan, rekonstriksi sejarah (geologi sejarah), paleontologi (fosil, evolusi), geokronologi (umur absolut). Geologi terapan; misalnya geologi minyak bumi, geologi teknik (geologi rekayasa), geologi ekonomi, hidrogeologi, agrogeologi dan sebagainya. Pada abad ke 20, muncul suatu konsep baru yang benar-benar merombak pemikiran-pemikiran tentang ilmu geologi secara drastis. Konsep terseut dikenal dengan nama Tektonik Lempeng. Pada konsep ini para ahli geologi lebih dapat menjelaskan mengenai proses-proses atau kejadian- kejadian yang berlangsung di bumi yang selama ini tidak dapat dijelaskan dengan teori-teori atau konsep-konsep sebelumnya.