KETERIKATAN KEILMUAN
(Sebuah Makalah)
Disusun oleh
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN………………...…………………………….
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….
2.1.1 Pengertian……………………………………………….........
2.3 Paleontologi…………………………………………………………
2.4 Vulkanologi/kegunungapian………………………………………...
2.4.3 Geothermal……………………………………………………
2.4.4 Fasies………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan……………………………………………….………….
Daftar Pustaka…………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
2.3 Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu alam yang berkaitan dengan biologi dan geologi yang
bertujuan untuk merekonstruksi makhluk hidup yang punah, asal-usulnya,
hubungan mereka, lingkungan dan migrasi yang berkaitan dengan sisa-sisa
mereka. Paleontologi merupakan ilmu bantu sejarah bermanfaat dalam
mengungkapkan hasil penelitian fosil-fosil manusia purba. Ilmu ini akan
membantu kita untuk merekonstruksi makhluk hidup yang hidup di zaman kuno,
mempelajari asal usulnya, perubahannya dari waktu ke waktu dan hubungan
yang terjadi di antara mereka dan dengan lingkungan mereka, distribusi spasial
dan migrasi yang berbeda, kepunahan, proses fosilisasi dan korelasi dan
penanggalan batuan yang mengandungnya. Tak hanya itu, paleontologi juga
akan membantu kita untuk memahami keanekaragaman hayati yang kita miliki
saat ini serta distribusi semua makhluk hidup yang kita amati di planet ini.
Paleontologi akan memberikan bukti penting untuk menyelesaikan beberapa
kontroversi ilmiah paling penting yang telah muncul dari waktu ke waktu
mengenai evolusi makhluk hidup dan arus dari benua, di samping menyediakan
mereka dengan alat yang diperlukan untuk analisis tentang bagaimana
perubahan iklim dapat mempengaruhi biosfer.
2.
4.2 Intrusi Magma
intrusi magma adalah pergerakan magma pada lapisan kulit bumi yang tidak
sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma terjadi karena tekanan yang dimiliki
magmanya sangat kecil, sehingga ia hanya bisa melewati celah-celah lapisan
batuan di lapisan kulit bumi, dan membeku di dalam kulit bumi. intrusi magma
terbagi menjadi berbagai macam bentuk, antara lain adalah: Batolit adalah
batuan beku yang terbentuk di dapur magma.
Lakolit Berikutnya, lakolit adalah magma dengan sifat asam yang menyusup di
antara lapisan batuan yang kemudian menyebabkan lapisan batuan di atasnya
terangkat. Karena adanya tekanan magma yang begitu kuat, lapisan batuan di
atasnya mengalami perubahan bentuk seperti bentuk kubah, lalu Sill adalah
lapisan magma tipis yang menyusup di antara celah batuan. selain itu ada juga
Diatrema merupakan sebuah pipa yang menghubungkan dapur magma dengan
permukaan bumi, lalu Intrusi Korok/Gang adalah lapisan magma yang
memotong lapisan batuan secara vertikal, dan yang terakhir adalah Apolisa
merupakan cabang dari intrusi korok
2.4.3 Geothermal
Energi panas bumi juga dikenal dengan nama energi geothermal yang berasal
dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani kata “geo” memiliki arti bumi dan
kata “thermal” memiliki arti panas jadi ketika digabungkan kata geothermal
memiliki arti panas bumi. Energi panas bumi sendiri dihasilkan dan disimpan di
dalam inti bumi. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, panas bumi
merupakan sumber energi bersih dan hanya melepaskan sedikit gas rumah kaca.
Menurut UU No. 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi, sumber daya panas bumi
adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya
tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangkitan tenaga listrik atau pemanfaatan langsung lainnya. Salah
satu pemanfaatan energi panas bumi adalah untuk menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar
dilakukan dengan cara melihat resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu
daerah memiliki panas bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam
tersebut langsung dapat digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan
menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energi listrik. Setelah
selesai steam tersebut diarahkan menuju condenser sehingga steam tersebut
terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi
secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka
air panas tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses
perubahan ini membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger,
dimana air panas ini dialirkan menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap
air. Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di Indonesia.
Diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi panas bumi terbesar di dunia.
Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat Indonesia
dimana ada permintaan energi yang paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali.
Sulawesi Utara adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan geothermal
untuk energi listrik: sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi
geothermal.
2.4.4 Fasies
Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik
yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi
memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di
bawah, atas dan di sekelilingnya. Fasies umumnya dikelompokkan ke dalam
facies association dimana fasies-fasies tersebut berhubungan secara genetis
sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan. Dalam skala lebih luas
asosiasi fasies bisa disebut atau dipandang sebagai basic architectural element
dari suatu lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan
makna bentuk tiga dimensi tubuhnya (Walker dan James, 1992). Menurut Slley
(1985), Fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan
dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur
sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Fasies sedimen merupakan produk dari
proses pengendapan batuan sedimen di dalam suatu jenis lingkungan
pengendapannya. Diagnosa lingkungan pengendapan tersebut dapat dilakukan
berdasarkan analisa faises sedimen, yang merangkum hasil interpretasi dari
berbagai data
Fasies gunung api dapat dikenali dengan baik pada gunung api aktif tipe
komposit atau gunung api yang dibentuk oleh proses subduksi. Fasies gunung
api dapat dikelompokkan dengan didasarkan pada aktivitas dan mekanisme
pengendapan material gunung api, tipe dan komposisi material gunung api, serta
geomorfologinya. Menurut Bogie & Mackenzie (1998), gunung api komposit
aktif dapat terbagi ke dalam empat fasies, yaitu pusat gunung api, proksimal,
medial dan distal, Pemahaman fasies gunung api dapat diaplikasikan dalam
pemetaan geologi di lingkungan gunung api, terutama pada gunung api-gunung
api yang berumur Tersier atau yang lebih tua, yang tidak lagi menunjukkan
geomorfologi kerucutnya dan tidak lagi diketahui aktivitasnya. Pada gunung api
purba, pengenalan daerah fasies gunung api merupakan bagian penting dalam
eksplorasi mineral, terutama pada daerah daerah termineralisasi yang berkaitan
dengan kegiatan vulkanisme dan magmatisme. Identifikasi dan pemetaan ciri
fisik dari jenis batuan, geomorfologi, struktur geologi, dan tingkat alterasi
hidrotermal dapat menuntun ke arah pemahaman tentang hubungan proses
vulkanisme, magmatisme, dan mineralisasi. Fasies gunung api dapat dipahami
dari proses-proses/ mekanisme erupsi, produk dari erupsi gunung api dan
bentang alam yang dihasilkan oleh erupsi gunung api, termasuk aspek-aspek ciri
fisik dari produk erupsi, stratigrafi dan rekonstruksi lingkungan purba
(paleoenvironment), serta evolusi tektonisme yang mengontrolnya. Fasies
sendiri adalah suatu endapan atau satuan erupsi atau kedua-duanya yang
mempunyai hubungan spasial, geometrik, dan ciri internal. Telah disebutkan
sebelumnya, bahwa gunung api komposit dalam perkembangannya dapat
melakukan erupsi sangat eksplosif membentuk kaldera baru. Erupsi gunung api
tersebut selalu berlangsung secara siklis, yaitu proses pembangunan kerucut
gunung api (konstruktif), proses penghancuran kerucut gunung api (destruktif),
proses pembangunan kembali, proses penghancuran kembali dan seterusnya;
yang disebut sebagai siklus kaldera. Siklus kaldera adalah sekuen kejadian dari
perkembangan kaldera dalam pengertian runtuhnya gunung api (volcano
collapse). Kaldera adalah suatu depresi gunung api berbentuk lingkaran, lebih
kurang berbentuk agak melingkar atau lingkaran yang dihasilkan oleh runtuhnya
penutup dapur magma, akibat pengosongan secara katastropik dari dapur magma
tersebut ketika terjadi erupsi (William, 1979). Kejadian tersebut akan
menghasilkan rekahan-rekahan yang berperan sebagai jalan keluarnya larutan
hidrotermal, dan di percaya di kemudian hari dapat mengendapkan urat-urat
epitermal mengandung logam mulia.
2.5.3 Stratigrafi
Stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang berhubungan dengan deskripsi
batuan atau interpretasi skala waktu geologi. Ilmu ini utamanya berlaku untuk
mempelajari batuan sedimen, batuan beku vulkanik, atau batuan metamorf yang
terbentuk dari bahan ekstrusif. Tujuan umum dari stratigrafi adalah pembagian
urutan lapisan batuan menjadi unit yang dapat dipetakan, menentukan hubungan
waktu yang terlibat, dan menghubungkan urutannya dengan kondisi lapisan
batuan di lokasi lain. Dengan demikian, stratigrafi dapat memberikan wawasan
mengenai sejarah geologi strata, mulai dari dari mana batuan berasal dan sejak
kapan terbentuknya. Kedua aspek inilah yang kemudian berkaitan sebagai
subdivisi.
Berikut salah satu contoh stratigrafi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah geologi dan keilmuan pertambangan tidak
bisa lepas keterkaitannya sebab aspek dalam pertambangan pun juga didasari
oleh keilmuan geologi yang pada hakikatnya sebagai salah satu dasar dari
keilmuan pertambangan, dan pula geologi dari penjelasan makalah ini adalah
sesuatu yang kompleks dan memiliki tingkat keterkaitan yang kuat untuk
keilmuan lain kehidupan di masyarakat dunia, demikian makalah ini dibuat lebih
dan kurangnya penulis meminta maaf
Daftar Pustaka
https://parboaboa.com/pengertian-geologi-lengkap-dengan-jenis-dan-
cabangnya
https://parboaboa.com/mengenal-sejarah-tentang-paleontologi
https://tirto.id/pengertian-tenaga-eksogen-sumber-dampak-dan
contohnya-gdK4
https://www.merdeka.com/sumut/mengenal-proses-pembentukan-
muka-bumi-ini-tahapannya-kln.html
https://solarindustri.com/blog/prinsip-stratigrafi/
https://dinaspendidikan.deliserdangkab.go.id/definisi-dan-pengertian-
ilmu-geologi.html
https://www.ruangguru.com/blog/intrusi-dan-ekstrusi-magma
Alzwar, M., 1985, G. Kelut, Berita Berkala Volkanologi Edisi Khusus,
no.108, Direkt. Vulkanologi, 60.
Alzwar, M., Samodra, H., & Tarigan, J.J., 1988, Pengantar Dasar
IlmuGunungapi, Nova, Bandung, 226.