Anda di halaman 1dari 7

Nama :

Nim :
Mata Kuliah :
Dosen Pengampu :
Hukum Agraria UAS
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya
Soal
Ujian Akhir Semester.
1. Jelaskan bagaimana jaminan bagi masyarakat terhadap hak tanah ? sebut aturan dan
pasalnya .
2. Sebutkan dan jelaskan menggapa tanah wajib didaftarkan ?
3. Jelaskan apa perbedaan dan persamaan hukum agraria dan hukum pertanahan ?
4. Jelaskan politik agraria terhadap perkembangan sekarang ?
5. Buat makalah standar tema “hak tanggungan tanah dalam peningkatan pendapatan
daerah melalui pajak bumi dan bangunan. Minimal 3 halaman.

Selamat mengerjakan
Catatan :
- Kerjakan secara individu, baik tulis tangan atau di ketik,
- Dikumpul jadi satu melalui komti paling lambat pukul 08 12 22 hari selasa besok pagi
tgl 13 12 22.
- Selamat Menggerjakan.

Jawaban

1. Menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah. .pasal 9 ayat 2  mengatakan


bahwa Tiap-tiap warga Negara Indonesia,baik laki-laki maupun wanita mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak  atas tanah untuk mendapat
manfaat dan hasilnya baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.
2. Pendaftaran hak atas tanah dianggap penting, sebab untuk menjamin kepastian hukum
dan perlindungan hukum kepada pemegang tanah sehingga menimbulkan rasa aman
atas tanah yang ia kuasai. Selain itu juga untuk mencegah gangguan-gangguan dari
pihak yang tidak berkepentingan atau tidak berhak
3. Hukum Agraria dan Hukum Tanah mempunyai sifat yang sama yakni sama- sama
mengatur tentang hak penguasaan (tenure) yakni hak untuk berbuat sesuatu.
Perbedaan hanya berada pada lingkup objek yang diaturnya itu.
4. Kabinet Jokowi-JK membuka diri dan melibatkan pegiat reforma agraria baik dari
LSM maupun organisasi tani untuk menyamakan persepsi dan mendesain program
reforma agraria yang akan dijalankan. Setelah dalam periode sebelumnya antara
pegiat reforma agraria dan pemerintah masih berjarak, di masa Jokowi mereka
diberikan tempat di lingkaran istana kepresidenan (KSP). Keterbukaan ini belum
pernah terjadi di periode sebelumnya. Meskipun begitu, masih ada beberapa LSM dan
organisasi tani yang merasa tidak puas dengan implementasi kebijakan reforma
agraria Jokowi-JK. Apa yang membedakan reforma agraria Jokowi-JK dengan
periode sebelumnya? Jokowi sangat paham, menuntaskan reforma agraria di
Indonesia tidak mudah dan tidak bisa menempuh jalan pintas, apalagi dengan gaya
penuh retorika revolusioner. Karena karakter Jokowi yang lebih suka kerja konkret
berdasarkan prioritas dan terukur, program reforma agraria yang begitu kompleks dan
sarat dengan kepentingan korporasi besar dan elite politik yang melindunginya
dijalankan agar tidak menimbulkan konflik politik nasional seperti sejarah kelam
pelaksanaan land reform 1960-an. Upaya terpenting yang dilakukan Jokowi-JK ialah
menyamakan persepsi di kabinet dan menyinergikan antarkementerian agar
pelaksanaan reforma agraria berjalan dengan baik. Sebelum periode Jokowi-JK
sektoralisme antarkementerian sangat kuat, sedangkan di era sekarang sektoralisme
tersebut mulai mencair. Sebagai contoh dulu kawasan kehutanan hampir tidak
tersentuh sama sekali, tapi kini melalui program perhutanan sosial lahan kehutanan
masuk dalam objek reforma agraria.
Nomor 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terlahir memiliki jumlah


penduduk yang padat dan wilayah yang sangat luas. Dengan demikian penyelenggaraan
pemerintah daerah tidak lepas dari pemerintahan pusat. Pemerintah pusat memberikan
wewenang kepada pemerintah daerah dengan tujuan mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang disebut dengan otonomi daerah. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, ini menjadikan
kewenangan daerah semakin luas dalam mendapatkan sumber-sumber keuangan, maupun
yang berasal dari pendapatan daerah itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa apa saja hak tanggungan tanah dalam peningkatan pendapatan daerah melalui
pajak bumi dan bangunan

1.3 Menfaat Penelitian

Sebagai Kegiatan Civitas Akademika Di universitas Palangkaraya, dan sebagai bahan


pembelajaran Penulis sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hak tanggungan tanah dalam peningkatan pendapatan melaui pajak Bumi

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan sebuah biaya yang harus disetorkan atas
keberadaan tanah dan bangunan yang memberikan keuntungan dan kedudukan sosial
ekonomi bagi seseorang ataupun badan. Karena Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bersifat
kebendaan, maka besaran tarifnya ditentukan dari keadaan objek bumi atau bangunan yang
ada. definisi dari objek Pajak Bumi dan Bangunan (objek PBB) sendiri merupakan tanah atau
bangunan yang wajib untuk dipungut pajak. Objek bumi dalam Pajak Bumi dan Bangunan
meliputi:

1. Sawah
2. Ladang
3. Kebun
4. Tanah
5. Pekarangan
6. Tambang

Sedangkan, untuk objek bangunan dalam Pajak Bumi dan Bangunan meliputi:

1. Rumah tinggal
2. Bangunan usaha
3. Gedung bertingkat
4. Pusat perbelanjaan
5. Pagar mewah
6. Kolam renang
7. Jalan tol

Definisi dari subjek Pajak Bumi dan Bangunan (subjek PBB) merupakan orang pribadi
atau badan yang secara sah dan nyata memiliki hak atas bumi, memperoleh manfaatnya,
memiliki dan menguasai bangunan tersebut, serta merasakan manfaatnya. Sebagai dasar
pengenaan pungutan atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat disebut Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) dan dihitung berdasarkan harga rata-rata atau harga pasar pada saat melakukan
transaksi jual beli. Dasar pengenaan pungutan ini ditetapkan oleh Menteri Keuangan
(Menkeu) Namun, setiap daerah memiliki Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berbeda-beda
dikarenakan adanya pengaruh dari beberapa dasar penetapan untuk objek bumi dan
bangunan,

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan indikator dominan guna kelancaran


pembangunan suatu daerah. Ini berarti pemerintah khususnya Kota harus berupaya
semaksimal mungkin dalam pelaksanaan pemungutan PBB-P2 agar Pembangunan di daerah
dapat berjalan dengan lancar dan baik. Adapun upaya yang dilakukan oleh Badan Keuangan
Daerah Kota Palangka Raya untuk mendukung pelaksanaan pemungutan PBB-P2 adalah
sebagai berikut:

1. Mengadakan Penertiban Buku Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Pelaksanaan Sosialisasi Menggunakan fitur Go-Bills

3. Memberikan Pelatihan Mengenai Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) Terhadap Petugas Pemungut Pajak

4. Memberikan edukasi pentingnya membayar pajak melalui media massa


BAB III

PENTUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penulis dari teori yang diambil serta peraturan yang
digunakan oleh penulis saat kegiatan magang, maka penulis dapat menyatakan kesimpulan
yaitu :

1. Optimalisasi Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dalam
memperluas basis penerimaan, meningkatkan pengawasan, efesiensi administrasi, dan
meningkatkan kapasitas penerimaan. Namun optimalisasi dalam memperkuat proses
pemungutan masih belum optimal. Data periode tahun 2017-2019 realisasi penerimaan PBB
rata rata sebesar 98,3% tahun selanjutnya 2018 realisasi penerimaan PBB terjadi peningkatan
yaitu realisasi melebihi target yaitu 105,46%. Tahun 2019 terjadi penurunan yang dimana
penerimaan PBB tidak mencapai target walaupun pada tahun 2019 sudah mulai
diperkenalkan sistem fitur Gobills hal ini terjadi karena dipengaruhi kondisi masa pandemi
Covid-19.

2. Kendala-kendala yang dihadapi pemerintah Kota Palangka Raya dalam melakukan


pengelolaan PBB-P2 dimasa pandemi covid-19, antara lain ialah masyarakat tidak
memperhatikan dan memahami akan pentingnya membayar pajak, masih kurangnya
sosialisasi tentang prosedur pembayaran PBB-P2 melalui Gobills, masih kurangnya Sumber
Daya Manusia serta kurangnya kesadaran dan tidak taat membayar PBB-P2, pelayanan dan
pemanfaatan hasil pajak yang belum optimal, tidak akuratnya data wajib pajak

Daftar Isi
Abuyamin, Oyok. 2012. Perpajakan Pusat & Daerah. Bandung : Humaniora
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azman, Nur dkk. 2013. Kamus Standar Bahasa Indonesia. Bandung: Fokus Media
Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : PT Refika Adimata. Dwi Rahayu
Djumhana, Muhammad. 2007. Pengantar Hukum Keuangan Daerah. Bandung: Citra Aditya
Bakti

Anda mungkin juga menyukai