Nim :
Mata Kuliah :
Dosen Pengampu :
Hukum Agraria UAS
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya
Soal
Ujian Akhir Semester.
1. Jelaskan bagaimana jaminan bagi masyarakat terhadap hak tanah ? sebut aturan dan
pasalnya .
2. Sebutkan dan jelaskan menggapa tanah wajib didaftarkan ?
3. Jelaskan apa perbedaan dan persamaan hukum agraria dan hukum pertanahan ?
4. Jelaskan politik agraria terhadap perkembangan sekarang ?
5. Buat makalah standar tema “hak tanggungan tanah dalam peningkatan pendapatan
daerah melalui pajak bumi dan bangunan. Minimal 3 halaman.
Selamat mengerjakan
Catatan :
- Kerjakan secara individu, baik tulis tangan atau di ketik,
- Dikumpul jadi satu melalui komti paling lambat pukul 08 12 22 hari selasa besok pagi
tgl 13 12 22.
- Selamat Menggerjakan.
Jawaban
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Hak tanggungan tanah dalam peningkatan pendapatan melaui pajak Bumi
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan sebuah biaya yang harus disetorkan atas
keberadaan tanah dan bangunan yang memberikan keuntungan dan kedudukan sosial
ekonomi bagi seseorang ataupun badan. Karena Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bersifat
kebendaan, maka besaran tarifnya ditentukan dari keadaan objek bumi atau bangunan yang
ada. definisi dari objek Pajak Bumi dan Bangunan (objek PBB) sendiri merupakan tanah atau
bangunan yang wajib untuk dipungut pajak. Objek bumi dalam Pajak Bumi dan Bangunan
meliputi:
1. Sawah
2. Ladang
3. Kebun
4. Tanah
5. Pekarangan
6. Tambang
Sedangkan, untuk objek bangunan dalam Pajak Bumi dan Bangunan meliputi:
1. Rumah tinggal
2. Bangunan usaha
3. Gedung bertingkat
4. Pusat perbelanjaan
5. Pagar mewah
6. Kolam renang
7. Jalan tol
Definisi dari subjek Pajak Bumi dan Bangunan (subjek PBB) merupakan orang pribadi
atau badan yang secara sah dan nyata memiliki hak atas bumi, memperoleh manfaatnya,
memiliki dan menguasai bangunan tersebut, serta merasakan manfaatnya. Sebagai dasar
pengenaan pungutan atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat disebut Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) dan dihitung berdasarkan harga rata-rata atau harga pasar pada saat melakukan
transaksi jual beli. Dasar pengenaan pungutan ini ditetapkan oleh Menteri Keuangan
(Menkeu) Namun, setiap daerah memiliki Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berbeda-beda
dikarenakan adanya pengaruh dari beberapa dasar penetapan untuk objek bumi dan
bangunan,
3. Memberikan Pelatihan Mengenai Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) Terhadap Petugas Pemungut Pajak
PENTUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penulis dari teori yang diambil serta peraturan yang
digunakan oleh penulis saat kegiatan magang, maka penulis dapat menyatakan kesimpulan
yaitu :
1. Optimalisasi Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dalam
memperluas basis penerimaan, meningkatkan pengawasan, efesiensi administrasi, dan
meningkatkan kapasitas penerimaan. Namun optimalisasi dalam memperkuat proses
pemungutan masih belum optimal. Data periode tahun 2017-2019 realisasi penerimaan PBB
rata rata sebesar 98,3% tahun selanjutnya 2018 realisasi penerimaan PBB terjadi peningkatan
yaitu realisasi melebihi target yaitu 105,46%. Tahun 2019 terjadi penurunan yang dimana
penerimaan PBB tidak mencapai target walaupun pada tahun 2019 sudah mulai
diperkenalkan sistem fitur Gobills hal ini terjadi karena dipengaruhi kondisi masa pandemi
Covid-19.
Daftar Isi
Abuyamin, Oyok. 2012. Perpajakan Pusat & Daerah. Bandung : Humaniora
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azman, Nur dkk. 2013. Kamus Standar Bahasa Indonesia. Bandung: Fokus Media
Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : PT Refika Adimata. Dwi Rahayu
Djumhana, Muhammad. 2007. Pengantar Hukum Keuangan Daerah. Bandung: Citra Aditya
Bakti