Anda di halaman 1dari 15

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Taxation.


Dosen pengampu : Kholida Atiyatul Maula, SE.,Akt.,M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 4

 Hotma Rade Aurelia (1810630110024)


 Lutfi Adi (1810630110035)
 Putri Nur Adhelya (1810630110039)
 Hasan (1810630110047)
 Febri Yaneko (1810630110049)
 Billly Daniel (1810630110061)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan YME, kami panjatkan puji dan syukur atas hadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah Taxation tentang “Pajak Bumi dan Bangunan”. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Khususnya
kepada ibu Kholida Atiyatul Maula, SE.,Akt.,M.Si. selaku dosen mata kuliah Taxation.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah Taxation
tentang “Pajak Bumi dan Bangunan” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Karawang, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1 Pengertian Pajak dan Pajak Bumi dan Bangunan ............................. 3

2.2 Fungsi Pajak ...................................................................................... 3

2.3Subjek Pajak Bumi danBangunan ....................................................... 4

2.4 Objek Pajak Bumi dan Bangunan ...................................................... 6

2.5 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ................................... 7

2.6 Tarif dan Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan .................. 7

BAB III PENUTUP.................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak bumi dan bangunan memiliki peranan penting dan manfaat yang besar bagi
kehidupan masyarakat.Pajak memiliki peran yang sangat penting terhadap
kelangsungan masyarakat, terutama di Indonesia

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan
bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa,tambak,perairan)
serta laut wilayah Republik Indonesia. Bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan. Dasar hukum
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-Undang No.12 Tahun 1985
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1994.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah iuran wajib kepada kas negara atas
dasar kepemilikan, penguasaan dan perolehan manfaat dari bumi dan bangunan.
Apabila dilihat lebih mendetail pajak bumi adalah pengenaan pajak atas permukaan
bumi (lahan) dan pajak bangunan adalah pengenaan pajak atas konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada lahan tersebut. Dasar yang digunakan untuk
mengenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). Nilai
jual obyek pajak (NJOP) merupakan taxe base/dasar bagi penentuan pengenaan dan
cara perhitungan besarnya nilai pajak bumi dan bangunan khususnya dalam
perhitungan besarnya nilai harga jual lahan yang umum dan wajar. Jika tidak terdapat
transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain
yang sejenis atau nilai perolehan atau Nilai Jual Pengganti

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Pajak dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ?


2. Apa saja fungsi pajak?
3. Apa subjek Pajak bumi dan bangunan?
4. Apa saja objek Pajak bumi dan bangunan?

1
5. Bagaimana dasar pengenaan pajak bumi dan bagunan?
6. Bagaimana Tarif PBB dan dasar perhitungannya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membatu para pembaca
mengetahui lebih tentang Pajak Bumi dan Bangunan sehingga para pembaca tidak
hanya membaca saja melainkan kami penulis berharap agar pembaca lebih
mengetahui lagi apa yang dimaksud dengan Pajak Bumi dan Bangunan dan
mengetahui bagaimana cara bekerja pajak bumi dan bagunan di Indonesia dan juga
mengetahui bagaimana hasil pajak bumi dan bangunan tersebut harus digunakan.

2
3

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pengertian Pajak secara umum adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan
undang-undang, sehingga dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara
langsung. Pajak dapat dipaksakan dan dipungut oleh pemerintah atau instansi yang
berwenang pada orang atau badan usaha yang memenuhi wajib pajak.

Pengertian Pajak menurut para ahli

Menurut R.R.A. Seligman, pengertian pajak adalah pungutan yang memiliki sifat
memaksa kepada pemerintah guna biaya segala pengeluaran yang ada hubungannya
dengan masyarakat serta tanpa ditunjuk dan tidak ada keuntungan khusus yang dapat
diperoleh.

Menurut Leroy Beaulieu Pengertian pajak adalah bantuan, baik secara langsung
maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang,
untuk menutup belanja pemerintah.

Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan
bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih
baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh
manfaat dari padanya.

2.2 Fungsi Pajak

1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara


mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai
pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya. Sehingga fungsi pajak
merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan menyeimbangkan
pengeluaran negara dengan pendapatan negara.
4

2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)

Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam
lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:
1) Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.

2) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti:
pajak ekspor barang.

3) Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari
dalam negeri, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

4) Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian
agar semakin produktif.

3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara


pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Stabilisasi

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian,


seperti: untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan
ekonomi atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang
beredar dapat ditambah dan deflasi dapat di atasi.

2.3 Subjek Pajak bumi dan bangunan

Subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai,
dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. Melihat pengertian subjek pajak
5

tersebut, tidak jarang ada objek pajak yang diakui oleh lebih dari satu orang subjek
pajak, yang berarti ada satu objek pajak tetapi memiliki beberapa wajib pajak.
6

2.4 Objek Pajak bumi dan bangunan

Objek Pajak adalah bumi dan bangunan. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi
dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan
digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak terutang.

Dalam menentukan klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a) Letak
b) Peruntukan
c) Pemanfaatan
d) Kondisi lingkungan dan lain-lain.

Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a) Bahan yang digunakan


b) Rekayasa
c) Letak
d) Kondisi lingkungan dan lain-lain.

Pengecualian objek pajak adalah objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan
Bangunan seperti :

a) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak untuk


mencari keuntungan, antara lain :
- Di bidang ibadah, contoh: masjid,gereja,wihara.
- Di bidang kesehatan, contoh: rumah sakit
- Di bidang pendidikan, contoh: madrasah,pesantren
- Di bidang sosial, contoh: panti asuhan
-Di bidang kebudayaan nasional, contoh: museum,candi.
b) Digunakan untuk kuburan,peninggalan purbakala,atau sejenisnya
c) Merupakan hutan lindung,hutan suaka alam,hutan wisata,taman nasional,
tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa,dan tanah negara yang belum
dibebani suatu hak.
d) Digunakan oleh perwakilan diplomatic,konsultan berdasarkan asas perlakuan
timbal balik.
e) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan.
7

2.5 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

Adanya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) ada;lah harga rata-rata yang diperoleh
dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi
jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang
sejenis,atau nilai perolehan baru atau nilai objek pajak pengganti. Besarnya Nilai Jual
Objek Pajak ditetapkan oleh Menteri Keuangan setiap 3 tahun sekali, kecuali untuk
daerah tertentu ditetapkan setiap tahun dengan perkembangan daerahnya.

Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan serendah-
rendahnya 20 dan setinggi-tingginya 100 dari Nilai Jual Kena Pajak.Besar Nilai
Jual Kena Pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan
kondisi ekonomi nasional.

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) adalah batas NJOP atas bumi
dan/atau bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah
Kabupaten/Kota setinggi-tingginya Rp 12.000.000, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali


dalam satu Tahun Pajak.
b) Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, maka yang
mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu Objek Pajak yang nilainya
terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan Objek Pajak lainnya.

2.6 Tarif dan dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan

Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5 dan jenis tarif ini
disebut tarif Tunggal yang berlaku terhadap obyek pajak jenis apapun di seluruh
wilayah Indonesia. Tarif efektif Pajak bumi dan bangunan adalah 0,1 untuk objek
yang Nilai Jual Objek Pajak(NJOP) kurang dari 1 milyar dan 0,2 untuk objek yang
Nilai Jual Objek Pajak(NJOP) sama dan diatas 1 milyar.
8

Dasar Penghitungan PBB

Dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Besarnya
persentase NJKP adalah sebagai berikut :

a. Objek pajak perkebunan adalah 40%

b. Objek pajak kehutanan adalah 40%

c. Objek pajak pertambangan adalah 40%

d. Objek pajak lainnya (pedesaan dan perkotaan)

e. Apabila NJOP-nya≥ Rp1.000.000.000,00adalah 40%

f. Apabila NJOP-nya < Rp1.000.000.000,00 adalah 20%

Rumus Penghitungan PBB

Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKP

a). Jika NJKP = 40% x (NJOP - NJOPTKP)

maka besarnya PBB = 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP)

= 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)

b). Jika NJKP = 20% x (NJOP - NJOPTKP)

maka besarnya PBB = 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)

= 0,1% x (NJOP-NJOPTKP)

CONTOH SOAL

1. Tuan Poneng adalah seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah yang terletak
di Blitar. Objek pertama terletak di jalan semeru dan objek kedua terletak di jalan raya
rinjani. Diketahui objek pertama NJOP bumi sebesar Rp. 1.000.000.000,- (1 M) dan
NJOP bangunan Rp. 3.500.000,- (3,5 M) sedangkan untuk yang kedua diketahui
9

NJOP bumi sebesar Rp. 1.000.000.000,- (1 M) dan NJOP Bangunan sebesar Rp.
4.500.000.000,- (4,5 M). Hitunglah PBB terhutang Tuan Poneng atas kedua objek
tersebut.

Jawab :
NJOP terbesar adalah terletak pada NJOP di Jalan Raya Rinjani dengan :
NJOP Bumi = Rp. 1. 000.000.000,-
NJOP Bangunan = Rp. 4.500.000.000,- +
NJOP sbg dasar
Pengenaan PBB = Rp. 5.500.000.000,-
NJOPTKP = Rp. 12.000.000,- (-)
NJOP utk
Perhitungan PBB Rp. 5.488.000.000,-

Jl. Semeru :
NJOP Bumi = Rp. 1.000.000.000,-
NJOP bangunan = Rp. 3.500.000.000,- +
NJOP sbg dasar
Pengenaan PBB = Rp. 4.500.000.000,-
NJOPTKP = Rp. 0,- (-)
NJOP utk
Perhitungan PBB = Rp. 4.500.000.000,-

NJOP = NJOP Bumi + NJOP Bangunan


= Rp. 5.488.000.000 + Rp. 4.500.000.000,-
= Rp.9.988.000.000.

PBB Terhutang = Tarif x NJKP = Tarif x (NJOP-NJOPTKP)


= 0,5% x 40% x 9.988.000.000.
= Rp. 19.970.000,-
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi
dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang nomor 12
Tahun 1994.

PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalm arti besarnya pajak terutang
ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan banguna. Keadaan subjek(siapa
yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

3.2 Saran

Pajak Bumi dan Bangunan ini sangat berguna bagi pembangunan serta
melengkapi sarana dan prasarana di Indonesia (khususnya daerah tempat tinggal kita)
oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat sekitar untuk lebih meningkatkan
kesadaran serta kemauan untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan ini,karena
semua ini yang akan menikmati adalah kita sendiri.Jika kesadaran masyarakat untuk
membayar PBB meningkat maka pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana
yang seharusnya diperbaiki semua akan berjalan dengan lancar sehingga akan tercipta
pembangunan ekonomi yang baik pula. Dan bagi pemerintah hendaknya memperluas
sosialisasi terhadap masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya membayar pajak(PBB) sehingga masyarakat termotivasi dalam
pembayaran PBB karena dapat memperlancar pembangunan ekonomi.

Penulis mengingatkan bahwa sebagai warga Negara Indonesia wajib membayar


pajak karena itu suatu kewajiban sebagai warga Negara yang cinta dengan Negaranya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya

https://eddiwahyudi.com/perspektif-pajak-sebagai-sarana-pendukung-pembangunan/pajak-
bumi-dan-bangunan-pbb/

Madiasmo.1995.Perpajakan.Yogyakarta:ANDI

http://www.blogkeuangan.com/2012/03/contoh-latihan-soal-perhitungan-pajak.html

11

Anda mungkin juga menyukai