Disusun Oleh:
Kelompok: 8
Putri Gayatri (01010581923042)
Meity Triana (01010581923043)
Riko Sufriyanto(01010581923025)
Sandy Aris Pratama
Dosen Pembimbing
Ermadiani, S.E., M.M., Ak., C.A.
Patmawati, S.E., M.Si., Ak., C.A.
HALAMAN JUDUL
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah dengan judul “PPH
Secara Umum” adalah murni hasil karya kami sendiri. Tidak ada bagian atau keseluruhan tulisan
orang lain yang kami salin, tiru, atau yang kami ambil tanpa menyebutkan sumber aslinya.
Apablila kami terbukti melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain tanpa
menyebutkan sumber aslinya dalam makalah ini, maka kami bersedia menerima sanksi berupa
mendapatkan nilai nol atas makalah ini dan nilai akhir mata kuliah Hukum Pajak yang kami
peroleh minimal E.
Riko Sufriyanto(01010581923025)
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS MAKALAH........................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
I.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
I.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
I.3 TUJUAN...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
II.1 DASAR HUKUM PENGHASILAN DAN PENGERTIAN PENGHASILAN...............6
II.2 BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN....................................................................6
II.3 BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN.......................................................8
II.4 KREDIT PAJAK...............................................................................................................9
Jenis Kredit Pajak...................................................................................................................10
Ketentuan Pengembalian Pajak..............................................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
SOAL.............................................................................................................................................13
PENDAHULUAN
Definisi PPh adalah pajak yang dibebankan atas suatu penghasilan yang diperoleh
wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri.
Dasar hukum PPh adalah Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan.
Pada tahun 1932 misalnya, diberlakukan yang disebut dengan Ordonansi Pajak
Pendapatan.Ordonansi Pajak Pendapatan ini dikenakan untuk orang Indonesia maupun
orang yang bukan penduduk Indonesia tetapi memiliki pendapatan di Indonesia.Setelah
itu pada tahun 1935 diberlakukan Ordonansi Pajak Upah yang mengharuskan majikan
memotong gaji atau upah pegawai untuk membayar pajak atas gaji atau upah yang
diterima.
Berdasarkan latar belakang yang sudah tertera diatas, kami harap makalah yang
kami kerjakan dapat memberikan informasi lebih tentang materi “Pph Secara Umum”
kepada kalian
I.2 RUMUSAN MASALAH
I.3 TUJUAN
Dasar hukum pemberlakuan PPh final atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan atau bangunan ialah pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Peraturan terkait
lainnya antara lain:
Penghasilan atau pendapatan adalah uang yang diterima seseorang atau bisnis sebagai
imbalan setelah mereka menyediakan barang, jasa, atau melalui modal investasi dan
digunakan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari.
PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau
badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak.Penghasilan yang dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium,
hadiah, dan yang lainnya
.Direktorat Jenderal Pajak membagi pajak penghasilan menjadi dua dalam PPh 21
dan PPh 23. Di mana, keduanya masih berhubungan dengan penghasilan karyawan.
PPh pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan, dapat berupa gaji, upah,
honorarium,tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang berhubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, maupun kegitan yang dilakukan
oleh orang pribadi dalam negeri. Sedangkan PPh 23 ditujukan untuk penghasilan atas
modal,penyerahan jasa, atau hadiah, dan penghargaan.
II.2 BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN
Biaya-biaya yang boleh dikurangkan untuk menghitung penghasilan kena pajak diatur dalam
Pasal 6 UU PPh. Berikut rinciannya:
1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha,
meliputi:
biaya pembelian bahan
biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
bunga, sewa, dan royalti
biaya perjalanan
biaya pengolahan limbah
premi asuransi
biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK 02/PMK.03/2010)
biaya administrasi
pajak kecuali Pajak Penghasilan
2. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A (ayat (1)
huruf b)
3. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan (Pasal 6 ayat (1) huruf c)
4. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan (Pasal 6 ayat (1) huruf d)
5. kerugian selisih kurs mata uang asing; (Pasal 6 ayat (1) huruf e)
6. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia (Pasal
6 ayat (1) huruf f)
7. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6 ayat (1) huruf g)
8. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan
telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau
adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang
tertentu;
syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
k;
9. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur
dengan PP 93 Tahun 2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf i)
10. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
yang ketentuannya diatur dengan PP 93 Tahun 2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf j)
11. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan PP 93 Tahun
2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf k)
12. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah (Pasal 6 ayat (1) huruf l)
13. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan PP 93
Tahun 2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf m)
Menurut Pasal 13 PP 94 TAHUN 2010, Pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan
dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap, termasuk:
1. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi (Pasal 9 ayat 1 huruf a)
2. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota (Pasal 9 ayat 1 huruf b)
4. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar
oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak
yang bersangkutan (Pasal 9 ayat 1 huruf d)
5. (Pasal 9 ayat 1 huruf e) penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan
minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK 83/PMK.03/2009)
6. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan (Pasal 9 ayat 1 huruf f)
7. (Pasal 9 ayat 1 huruf g) harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah (PP 18 Tahun 2009 dan SE-80/PJ/2010)
9. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya (Pasal 9 ayat 1 huruf i)
10. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham (Pasal 9 ayat 1 huruf j)
II.4 KREDIT PAJAK
Kredit pajak merupakan jumlah pembayaran pajak yang telah dibayar atau
diperhitungkan oleh wajib pajak di awal periode. Jumlah pajak yang dibayar ini merupakan
akumulasi dari pajak yang dipungut oleh pihak lain, serta dikurang pajak terutang (termasuk
pajak penghasilan yang terutang di luar negeri).
Dalam setiap tahun pajak berjalan, wajib pajak harus melunasi pajak terutang yang dihitung pada
tahun pajak tersebut. Pelunasannya akan dilakukan melalui pemotongan dan pemungutan pajak
yang dilakukan oleh pihak berwenang atau melalui pembayaran pajak yang dilakukan sendiri
oleh wajib pajak.
Wajib pajak harus mengkreditkan pajak yang telah dipotong dan dipungut untuk mengurangi
jumlah pajak terutangnya pada akhir tahun. Aturan mengenai kredit pajak ini diatur dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007
(UU KUP)
Berdasarkan ketentuan pasal 28 UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang telah
mengalami perubahan menjadi UU Nomor 36 Tahun 2008 atau dikenal dengan UU PPh, berikut
ini jenis-jenis kredit pajak yang berlaku:
a. Pemungutan pajak atas penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di
bidang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU PPh.
b. Pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan, jasa dan kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 UU PPh.
c. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalti, sewa, hadiah dan
penghargaan, dan imbalan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 UU PPh.
d .Pemotongan pajak atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5) UU PPh.
e. Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar negeri yang boleh dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 UU PPh.
f. Pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
UU PPh.
Kelebihan pembayaran pajak dikembalikan setelah diperhitungkan dengan utang pajak berikut
sanksi-sanksinya.Sesuai dengan pasal 17B ayat 1 UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, Direktur jenderal pajak atau pejabat yang ditunjuk berwenang untuk mengadakan
pemeriksaan sebelum dilakukan pengembalian atau perhitungan kelebihan pajak.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum dilakukan pengembalian pajak di antaranya:
Keabsahan bukti pungutan dan bukti potongan serta bukti pembayaran pajak oleh wajib
pajak sendiri untuk tahun pajak bersangkutan.
Kebenaran materiil tentang besarnya pajak penghasilan yang terutang.
Oleh karena itu, pihak yang telah ditentukan berhak untuk mengadakan pemeriksaan atas laporan
keuangan dan catatan lain yang berkaitan dengan penentuan besarnya pajak penghasilan
terutang. Berdasarkan pasal 28A UU PPh, kelebihan pembayaran pajak merupakan hak wajib
pajak dan harus dikembalikan kepada wajib pajak sebagai restitusi.
Sedangkan kekurangan pembayaran pajak yang terutang harus dilunasi sebelum SPT Pajak
Penghasilan disampaikan, paling lambat pada batas akhir penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan.
KESIMPULAN
Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan.Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan
terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperoleh selama satu tahun pajak
Dalam Pph secara umum pun terdapat Biaya-biaya yang boleh dikurangkan untuk menghitung
penghasilan kena pajak diatur dalam Pasal 6 UU PPh. Dan juga terdapat biaya-biaya yang tidak
boleh dikurangkan yang telah diatur dalam Pasal 13 PP 94 TAHUN 2010.
Selain itu pula terdapat krdit pajak yang Secara definisi, 'kredit pajak' adalah jumlah
pembayaran pajak yang sudah dibayar oleh wajib pajak sendiri, setelah ditambah dengan pajak
yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain dan dikurangkan dari seluruh pajak yang terhutang
termasuk apabila ada jumlah pajak atas penghasilan yang terhutang di luar negeri.Yang
berdasarkan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008
(UU PPh)
DAFTAR PUSTAKA
https://tipspajak.com/biaya-yang-boleh-dan-tidak-boleh-dikurangkan-dalam-perhitungan-
pph/
https://www.pajakku.com/read/5da034e6b01c4b456747b723/Pengertian-Pajak-Penghasilan
https://www.cermati.com/artikel/pajak-penghasilan-pengertian-dan-cara-
menghitungnya#:~:text=Dasar%20hukum%20untuk%20pajak%20penghasilan,UU
%20Nomor%2036%20%26%20Tahun%202008.&text=Pajak%20tersebut%20dinamakan
%20dengan%20Pajak%20Perseroan%20(PPs).
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pengertian-kredit-pajak-dan-jenisnya
SOAL
PILGAN
1. Berikut adalah contoh-contoh perilaku tidak etis dan melanggar peraturan. Manakah yang
merupakan contoh perilaku tidak etis yang disebabkan oleh faktor struktural?
B. Seorang manajer operasi yang terpaksa memanipulasi laporan jumlah produksi akibat
target produksi yang tidak tercapai.
2. Wajib Pajak dalam menghitung besarnya pajak yang terutang menurut UU KUP adalah
dengan menggunakan sarana, yaitu
B. Surat Pemberitahuan.
D. Impor.
5. PT Andrian Lestari adalah pengusaha kena pajak yang bergerak di bidang industri pabrik
hasil tembakau dalam negeri. Pada tanggal 30 Mei 2016 menebus pita cukai pada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan nilai penyerahan sebesar Rp12.000.000.000
berapakah nilai PPN terutang?
A. Rp1.002.000
B. Rp1.008.000
C. Rp1.002.000.000
D. Rp1.008.000.000
A. Rp825.000.000
B. B. Rp850.000.000
C. C. Rp905.000.000
D. D. Rp925.000.000
7. 15. Bapak Yadi membeli tanah dan bangunan dengan nilai perolehan objek pajak sebesar
Rp70.000.000. Berapakah jumlah yang harus dikeluarkan Bapak Yadi untuk membayar
BPHTB?
A. Rp500.000
B. Rp12.500.000
C. Rp15.000.000
D. Rp25.000.000
D. Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan orang yang satu dengan yang lainnya,
khususnya dalam perniagaan
10. Selain oleh Kreditur dan debitur sendiri, pihak mana yang dapat mengajukan permohonan
pailit di antara Debiturnya adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi?
11. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan oleh Wali Amanat (trustee) yang diatur dalam
UU Nomor 8 Tahun 1995 dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-
412/BL/2010, manakah yang tidak tepat?
12. Apakah yang dimaksud dengan pasar modal menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8
Tahun 1995?
A. Seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka
panjang; pusat keuangan, bank dan firma yang meminjamkan uang secara besarbesaran;
pasar atau bursa modal yang memperjualbelikan surat berharga yang berjangka waktu
lebih dari satu tahun.
B. Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-
surat berharga yang beredar.
C. Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.
D. Suatu sistem keuangan yang teroganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-
surat berharga yang beredar
13. Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat, kecuali
14. Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan
pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu adalah
16. Hal apakah yang dapat mengakibatkan suatu saham atas nama tidak dapat digadaikan
oleh pemegangnya?
17. Department store sering menggunakan strategi harga dimana mereka memiliki harga
reguler yang relatif tinggi, tetapi menawarkan penjualan khusus di mana harga ditetapkan
lebih rendah daripada pesaing. Apakah strategi harga yang sesuai dengan konsep
tersebut?
A. Penetration.
B. Bundling.
C. Strategic.
D. High-low
18. Berikut adalah contoh-contoh perilaku tidak etis dan melanggar peraturan. Manakah yang
merupakan contoh perilaku tidak etis yang disebabkan oleh faktor struktural?
B. Seorang manajer operasi yang terpaksa memanipulasi laporan jumlah produksi akibat
target produksi yang tidak tercapai.
19. Sulaiman, seorang direktur, mendelegasikan tanggung jawab untuk sebuah proyek
kepada Andre, bawahannya. Apakah fungsi manajemen yang relevan yang dilakukan
oleh Sulaiman terhadap Andre?
A. Staffing.
B. Organizing.
C. Motivating.
D. Leading
20. PT Media Saya adalah perusahaan yang bergerak di bidang peneribitan buku dan
percetakan. Pada 2 Mei 20X9 dia melakukan pembayaran terhadap royalti untuk Sheila
yang belum memiliki NPWP sebesar Rp5.000.000. Berapa Pajak Penghasilan atas
transaksi tersebut?
A. Rp500.000
B. Rp750.000
C. Rp1.000.000
D. Rp1.500.000
Essay
1. Pasal berapa yang mengatur dasar hukum pemberlakuan PPh final atas penghasilan
dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan ?
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 635/KMK.04/1994 berisi tentang?
3. Pengertian penghasilan adalah?
4. Biaya pengolahan limbah termasuk kedalam?
5. Ketentuan yang mengatur sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
nasional adalah?
6. Kredit pajak adalah?
7. Pihak manakah yang akan melakukan Pelunasannya yangdilakukan melalui
pemotongan dan pemungutan pajak ?
8. Jenis-jenis kredit pajak?
9. Jelaskan mengenai ketentuan pengembalian pajak?
10. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum dilakukan pengembalian pajak
adalah?
Soal Kasus
1. Jika diketahui Pak Harun memiliki penghasilan Rp. 90.000.000,00 per
tahunnya. Pak Harun belum menikah sehingga belum mempunyai anak. Hitung
berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayar pak Harun perbulannya?
2. Pada sebuah keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Bapak Joko dan 3
anaknya. Istrinya sudah lama meninggal, sehingga kini ia yang harus mencukupi
kebutuhan keluarganya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya itu, ia bekerja
sebagai Pegawai Bank dengan gaji yang diterimanya sebesar Rp. 6.500.000,00
perbulannya. Berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh pak Joko
perbulannya?
3. Bapak Eko dan istrinya serta 4 orang anaknya tinggal di sebuah desa. Untuk
mencukupi kebutuhannya ia bekerja sebagai seorang Kepala Sekolah dengan gaji
sebesar Rp. 9.800.000,00. Hitunglah berapa besar pajak penghasilannya yang
harus dibayarkan perbulannya oleh pak Eko?