Anda di halaman 1dari 20

PPH SECARA UMUM

Disusun Oleh:

Kelompok: 8
Putri Gayatri (01010581923042)
Meity Triana (01010581923043)
Riko Sufriyanto(01010581923025)
Sandy Aris Pratama
Dosen Pembimbing
Ermadiani, S.E., M.M., Ak., C.A.
Patmawati, S.E., M.Si., Ak., C.A.

HALAMAN JUDUL

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS MAKALAH

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah dengan judul “PPH

Secara Umum” adalah murni hasil karya kami sendiri. Tidak ada bagian atau keseluruhan tulisan

orang lain yang kami salin, tiru, atau yang kami ambil tanpa menyebutkan sumber aslinya.

Apablila kami terbukti melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain tanpa

menyebutkan sumber aslinya dalam makalah ini, maka kami bersedia menerima sanksi berupa

mendapatkan nilai nol atas makalah ini dan nilai akhir mata kuliah Hukum Pajak yang kami

peroleh minimal E.

Palembang, 10 November 2020


Yang memberi pernyataan

Meity Triana (01010581923043) Putri Gayatri(01010581923042)

Riko Sufriyanto(01010581923025)
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS MAKALAH........................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
I.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
I.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
I.3 TUJUAN...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
II.1 DASAR HUKUM PENGHASILAN DAN PENGERTIAN PENGHASILAN...............6
II.2 BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN....................................................................6
II.3 BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN.......................................................8
II.4 KREDIT PAJAK...............................................................................................................9
Jenis Kredit Pajak...................................................................................................................10
Ketentuan Pengembalian Pajak..............................................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
SOAL.............................................................................................................................................13
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Definisi PPh adalah pajak yang dibebankan atas suatu penghasilan yang diperoleh
wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri.

Dasar hukum PPh adalah Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan. 

Pajak penghasilan biasa disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 25 atau PPh


25 adalah pajak yang dikenakan untuk orang pribadi, perusahaan atau badan hukum
lainnya atas penghasilan yang didapat. Dasar hukum untuk pajak penghasilan adalah
Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983. Kemudian mengalami perubahan berturut-
turut, dari mulai UU Nomor 7 & Tahun 1991, UU Nomor 10 & Tahun 1994, UU Nomor
17 & Tahun 2000, serta terakhir UU Nomor 36 & Tahun 2008.
Di Indonesia, awalnya pajak penghasilan diterapkan pada perusahaan perkebunan
yang banyak didirikan di Indonesia. Pajak tersebut dinamakan dengan Pajak Perseroan
(PPs).Pajak Perseroan adalah pajak yang dikenakan terhadap laba perseroan dan
diberlakukan pada tahun 1925.Setelah pajak dikenakan hanya untuk perusahaan-
perusahaan yang didirikan di Indonesia, berangsur-angsur akhirnya diterapkan pula pajak
yang dikenakan untuk perorangan atau karyawan yang bekerja di suatu perusahaan.

Pada tahun 1932 misalnya, diberlakukan yang disebut dengan Ordonansi Pajak
Pendapatan.Ordonansi Pajak Pendapatan ini dikenakan untuk orang Indonesia maupun
orang yang bukan penduduk Indonesia tetapi memiliki pendapatan di Indonesia.Setelah
itu pada tahun 1935 diberlakukan Ordonansi Pajak Upah yang mengharuskan majikan
memotong gaji atau upah pegawai untuk membayar pajak atas gaji atau upah yang
diterima.

Berdasarkan latar belakang yang sudah tertera diatas, kami harap makalah yang
kami kerjakan dapat memberikan informasi lebih tentang materi “Pph Secara Umum”
kepada kalian
I.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa dasar hukum penghasilan?


 Apa pengertian penghasilan
 biaya apa saja yang boleh dikurangkan?
 biaya apa saja yang tidak boleh dikurangkan?
 Apa yang dimaksud kredit pajak?
 Jenis dan ketentuan pengembalian pajak?

I.3 TUJUAN

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum pajak


 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penghasilan
 Untuk mengetahui apa saja biaya yang boleh dikurangkan
 Untuk mengetahui apa saja biaya yang tidak boleh dikurangkan
 Untuk mengatahui tentang kredit pajak
PEMBAHASAN

II.1 DASAR HUKUM PENGHASILAN DAN PENGERTIAN PENGHASILAN

Dasar hukum pemberlakuan PPh final atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan atau bangunan ialah pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Peraturan terkait
lainnya antara lain:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan


Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2008,
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 635/KMK.04/1994 tentang Pelaksanaan
Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan hak atas tanah dan/atau
Bangunan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 243/PMK.03/2008,
3. Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER – 28/PJ/2009, 20 April 2009 tentang Pelaksanaan
Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2008 tentang Perubahan ketiga
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan
Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan.

Penghasilan atau pendapatan adalah uang yang diterima seseorang atau bisnis sebagai
imbalan setelah mereka menyediakan barang, jasa, atau melalui modal investasi dan
digunakan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari.

PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau
badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak.Penghasilan yang dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium,
hadiah, dan yang lainnya

.Direktorat Jenderal Pajak membagi pajak penghasilan menjadi dua dalam PPh 21
dan PPh 23. Di mana, keduanya masih berhubungan dengan penghasilan karyawan.
PPh pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan, dapat berupa gaji, upah,
honorarium,tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang berhubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, maupun kegitan yang dilakukan
oleh orang pribadi dalam negeri. Sedangkan PPh 23 ditujukan untuk penghasilan atas
modal,penyerahan jasa, atau hadiah, dan penghargaan.
II.2 BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN

Biaya-biaya yang boleh dikurangkan untuk menghitung penghasilan kena pajak diatur dalam
Pasal 6 UU PPh. Berikut rinciannya:

1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha,
meliputi:
 biaya pembelian bahan
 biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
 bunga, sewa, dan royalti
 biaya perjalanan
 biaya pengolahan limbah
 premi asuransi
 biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK 02/PMK.03/2010)
 biaya administrasi
 pajak kecuali Pajak Penghasilan
2. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A (ayat (1)
huruf b)
3. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan (Pasal 6 ayat (1) huruf c)
4. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan (Pasal 6 ayat (1) huruf d)
5. kerugian selisih kurs mata uang asing; (Pasal 6 ayat (1) huruf e)
6. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia (Pasal
6 ayat (1) huruf f)
7. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6 ayat (1) huruf g)
8. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
 telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
 Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan
 telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau
adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang
tertentu;
 syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
k;
9. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur
dengan PP 93 Tahun 2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf i)
10. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
yang ketentuannya diatur dengan PP 93 Tahun 2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf j)
11. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan PP 93 Tahun
2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf k)
12. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah (Pasal 6 ayat (1) huruf l)
13. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan PP 93
Tahun 2010 (Pasal 6 ayat (1) huruf m)

II.3 BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN

Menurut Pasal 13 PP 94 TAHUN 2010, Pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan
dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap, termasuk:

1. biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang:


 bukan merupakan objek pajak; 
 pengenaan pajaknya bersifat final; dan/atau 
 dikenakan pajak berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 UU PPh dan Norma Penghitungan Khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 UU PPh.

2. PPh yang ditanggung oleh pemberi penghasilan.


Adapun Biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menurut pasal 9 UU PPh
sebagai berikut:

1. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi (Pasal 9 ayat 1 huruf a)

2. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota (Pasal 9 ayat 1 huruf b)

3. pembentukan atau pemupukan dana cadangan (Pasal 9 ayat 1 huruf c), kecuali:


 cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang; 
 cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 
 cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;  
 cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
 cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan  
 cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah industri, 

4. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar
oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak
yang bersangkutan (Pasal 9 ayat 1 huruf d)

5. (Pasal 9 ayat 1 huruf e) penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan
minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK 83/PMK.03/2009)
  
6. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan (Pasal 9 ayat 1 huruf f)

7. (Pasal 9 ayat 1 huruf g) harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah (PP 18 Tahun 2009 dan SE-80/PJ/2010)

8. Pajak Penghasilan (Pasal 9 ayat 1 huruf h)

9. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya (Pasal 9 ayat 1 huruf i)

10. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham (Pasal 9 ayat 1 huruf j)
II.4 KREDIT PAJAK

Kredit pajak merupakan jumlah pembayaran pajak yang telah dibayar atau
diperhitungkan oleh wajib pajak di awal periode. Jumlah pajak yang dibayar ini merupakan
akumulasi dari pajak yang dipungut oleh pihak lain, serta dikurang pajak terutang (termasuk
pajak penghasilan yang terutang di luar negeri).

Dalam setiap tahun pajak berjalan, wajib pajak harus melunasi pajak terutang yang dihitung pada
tahun pajak tersebut. Pelunasannya akan dilakukan melalui pemotongan dan pemungutan pajak
yang dilakukan oleh pihak berwenang atau melalui pembayaran pajak yang dilakukan sendiri
oleh wajib pajak. 

Wajib pajak harus mengkreditkan pajak yang telah dipotong dan dipungut untuk mengurangi
jumlah pajak terutangnya pada akhir tahun. Aturan mengenai kredit pajak ini diatur dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007
(UU KUP) 

Jenis Kredit Pajak 


Setelah diketahui jumlah pajak yang terutang, wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT) dapat mengurangi pajak terutang dengan kredit pajak untuk tahun pajak yang
bersangkutan.

Berdasarkan ketentuan pasal 28 UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang telah
mengalami perubahan menjadi UU Nomor 36 Tahun 2008 atau dikenal dengan UU PPh, berikut
ini jenis-jenis kredit pajak yang berlaku: 

a. Pemungutan pajak atas penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di
bidang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU PPh.

b. Pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan, jasa dan kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 UU PPh.

c. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalti, sewa, hadiah dan
penghargaan, dan imbalan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 UU PPh.
d .Pemotongan pajak atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5) UU PPh.

e. Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar negeri yang boleh dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 UU PPh.

f. Pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
UU PPh.

Ketentuan Pengembalian Pajak 


Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih kecil dari jumlah kredit pajak
yang dimaksud dalam pasal 28 UU PPh, maka kelebihan pembayaran pajak dikembalikan atau
diperhitungkan dengan utang pajak lainnya.Sedangkan segala bentuk penghasilan yang sudah
dikenakan pajak yang bersifat final, tidak boleh diperlakukan sebagai kredit pajak. 

Kelebihan pembayaran pajak dikembalikan setelah diperhitungkan dengan utang pajak berikut
sanksi-sanksinya.Sesuai dengan pasal 17B ayat 1 UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, Direktur jenderal pajak atau pejabat yang ditunjuk berwenang untuk mengadakan
pemeriksaan sebelum dilakukan pengembalian atau perhitungan kelebihan pajak. 

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum dilakukan pengembalian pajak di antaranya: 

 Keabsahan bukti pungutan dan bukti potongan serta bukti pembayaran pajak oleh wajib
pajak sendiri untuk tahun pajak bersangkutan.
 Kebenaran materiil tentang besarnya pajak penghasilan yang terutang.

Oleh karena itu, pihak yang telah ditentukan berhak untuk mengadakan pemeriksaan atas laporan
keuangan dan catatan lain yang berkaitan dengan penentuan besarnya pajak penghasilan
terutang. Berdasarkan pasal 28A UU PPh, kelebihan pembayaran pajak merupakan hak wajib
pajak dan harus dikembalikan kepada wajib pajak sebagai restitusi.

Sedangkan kekurangan pembayaran pajak yang terutang harus dilunasi sebelum SPT Pajak
Penghasilan disampaikan, paling lambat pada batas akhir penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan.
KESIMPULAN

Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan.Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan
terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperoleh selama satu tahun pajak

Dalam Pph secara umum pun terdapat Biaya-biaya yang boleh dikurangkan untuk menghitung
penghasilan kena pajak diatur dalam Pasal 6 UU PPh. Dan juga terdapat biaya-biaya yang tidak
boleh dikurangkan yang telah diatur dalam Pasal 13 PP 94 TAHUN 2010.

Selain itu pula terdapat krdit pajak yang Secara definisi, 'kredit pajak' adalah jumlah
pembayaran pajak yang sudah dibayar oleh wajib pajak sendiri, setelah ditambah dengan pajak
yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain dan dikurangkan dari seluruh pajak yang terhutang
termasuk apabila ada jumlah pajak atas penghasilan yang terhutang di luar negeri.Yang
berdasarkan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008
(UU PPh)
DAFTAR PUSTAKA

https://tipspajak.com/biaya-yang-boleh-dan-tidak-boleh-dikurangkan-dalam-perhitungan-
pph/

https://www.pajakku.com/read/5da034e6b01c4b456747b723/Pengertian-Pajak-Penghasilan

https://www.cermati.com/artikel/pajak-penghasilan-pengertian-dan-cara-
menghitungnya#:~:text=Dasar%20hukum%20untuk%20pajak%20penghasilan,UU
%20Nomor%2036%20%26%20Tahun%202008.&text=Pajak%20tersebut%20dinamakan
%20dengan%20Pajak%20Perseroan%20(PPs).

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pengertian-kredit-pajak-dan-jenisnya
SOAL
PILGAN

1. Berikut adalah contoh-contoh perilaku tidak etis dan melanggar peraturan. Manakah yang
merupakan contoh perilaku tidak etis yang disebabkan oleh faktor struktural?

A. Seorang staf warehousing yang mengambil inventory perusahaan tanpa izin

B. Seorang manajer operasi yang terpaksa memanipulasi laporan jumlah produksi akibat
target produksi yang tidak tercapai.

C. Seorang manajer keuangan yang melakukan manipulasi laporan keuangan untuk


menyelewengkan dana perusahaan.

D. Seorang tenaga pemasar yang menggunakan fasilitas telepon kantor untuk


kepentingan pribad

2. Wajib Pajak dalam menghitung besarnya pajak yang terutang menurut UU KUP adalah
dengan menggunakan sarana, yaitu

A. Surat Ketetapan Pajak.

B. Surat Pemberitahuan.

C. Laporan Keuangan sebagai produk dari pembukuan.

D. Surat Setoran Pajak

3. Yang termasuk ke dalam pengecualian pemungutan PPh pasal 22 adalah

A. Pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara pemerintah.

B. Penjualan hasil produksi.

C. Pembayaran untuk pembelian gabah dan atau beras oleh Bulo

D. Impor.

4. Apabila dividen bukan merupakan obyek pajak, maka bagaimana memperlakukan


perpajakan bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli saham?

A. Dapat dibebankan sebagai biaya.


B. Sebagai obyek pajak.

C. Bukan obyek pajak.

D. Tidak dapat dibebankan sebagai biaya

5. PT Andrian Lestari adalah pengusaha kena pajak yang bergerak di bidang industri pabrik
hasil tembakau dalam negeri. Pada tanggal 30 Mei 2016 menebus pita cukai pada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan nilai penyerahan sebesar Rp12.000.000.000
berapakah nilai PPN terutang?

A. Rp1.002.000

B. Rp1.008.000

C. Rp1.002.000.000

D. Rp1.008.000.000

6. PT Pasaraya memiliki laba bersih usaha sebesar Rp750.000.000. PT Pasaraya juga


menerima penghasilan di luar usaha berupa pendapatan lain-lain sebesar Rp75.000.000
dan pendapatan bunga sebesar Rp25.000.000. Dalam beban lain-lain, terdapat sumbangan
yang bukan merupakan beban yang dapat dibiayakan menurut pajak sebesar
Rp10.000.000 dan piutang tak tertagih sebesar Rp50.000.000. Selain itu, terdapat selisih
penyusutan komersial di atas penyusutan fiskal sebesar Rp20.000.000. Berapakah laba
bersih fiskal setelah dilakukan koreksi?

A. Rp825.000.000
B. B. Rp850.000.000
C. C. Rp905.000.000
D. D. Rp925.000.000

7. 15. Bapak Yadi membeli tanah dan bangunan dengan nilai perolehan objek pajak sebesar
Rp70.000.000. Berapakah jumlah yang harus dikeluarkan Bapak Yadi untuk membayar
BPHTB?

A. Rp500.000

B. Rp12.500.000

C. Rp15.000.000

D. Rp25.000.000

8. Manakah pengertian hukum bisnis yang paling tepat?


A. Rangkaian peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan antar orang yang
satu dengan yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan.
B. Keseluruhan kaidah hukum yang mengatur dan mempengaruhi segala sesuatu yang
berkaitan dengan dan kehidupan perekonomian nasional negara, baik kaidah hukum yang
bersifat privat maupun publik, tertulis dan tidak tertulis, yang mengatur kegiatan dan
kehidupan perekonomian nasional negara.
C. Keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari suatu perjanjian-
perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.

D. Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan orang yang satu dengan yang lainnya,
khususnya dalam perniagaan

9. Contoh Kasus, Si A meminjam sepeda motor kepada Si B kemudian tanpa izin Si B


sepeda motor itu dijual dan uang hasil penjualannya dihabiskan, sesuai Pasal 372 KUHP
tindakan semacam ini dapat diancam dengan hukuman, yaitu

A. Pidana penjara paling lama enam tahun.


B. Pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan
ratus rupiah.
C. Pidana penjara paling lama lima tahun.
D. Pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah

10. Selain oleh Kreditur dan debitur sendiri, pihak mana yang dapat mengajukan permohonan
pailit di antara Debiturnya adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi?

A. Jaksa untuk kepentingan umum.


B. Bank Indonesia.
C. Badan Pengawas Pasar Modal.
D. Menteri Keuangan

11. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan oleh Wali Amanat (trustee) yang diatur dalam
UU Nomor 8 Tahun 1995 dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-
412/BL/2010, manakah yang tidak tepat?

A. Menilai kekayaan emiten.


B. Bertindak sebagai agen pembayaran.
C. Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi.
D. Sebagai perantara dalam jual beli efek

12. Apakah yang dimaksud dengan pasar modal menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8
Tahun 1995?
A. Seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka
panjang; pusat keuangan, bank dan firma yang meminjamkan uang secara besarbesaran;
pasar atau bursa modal yang memperjualbelikan surat berharga yang berjangka waktu
lebih dari satu tahun.
B. Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-
surat berharga yang beredar.
C. Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.
D. Suatu sistem keuangan yang teroganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-
surat berharga yang beredar

13. Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat, kecuali

A. Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya.


B. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
C. Suatu sebab yang tidak terlarang.
D. Kesepakatan yang disepakati Anak di bawah pengampuan.

14. Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan
pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu adalah

A. Pembiayaan Modal Ventura.


B. Pembiayaan Sewa Guna Usaha.
C. Pembiayaan Anjak Piutang.
D. Pembiayaan Kartu Kredit

15. Pasal 46 KUHD memuat ketentuan mengenai :

A. Kewajiban untuk membuat kas cadangan dalam akta perseroan


B. Pertanggung jawaban para pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang
dimiliki.
C. Kemungkinan untuk memperpanjang perseroan terbatas yang telah habis
jangka waktunya.
D. Kewajiban untuk menyetor paling sedikit 10% dari modal disetor.

16. Hal apakah yang dapat mengakibatkan suatu saham atas nama tidak dapat digadaikan
oleh pemegangnya?

A. Saham tersebut bukan atas nama yang bersangkutan


B. Sebagian pemegang saham lain tidak setuju.
C. Terdapat larangan dalam anggaran dasar perseroan.
D. Saham tersebut dibeli dengan harga lebih murah daripada harga pasar.

17. Department store sering menggunakan strategi harga dimana mereka memiliki harga
reguler yang relatif tinggi, tetapi menawarkan penjualan khusus di mana harga ditetapkan
lebih rendah daripada pesaing. Apakah strategi harga yang sesuai dengan konsep
tersebut?

A. Penetration.

B. Bundling.

C. Strategic.

D. High-low

18. Berikut adalah contoh-contoh perilaku tidak etis dan melanggar peraturan. Manakah yang
merupakan contoh perilaku tidak etis yang disebabkan oleh faktor struktural?

A. Seorang staf warehousing yang mengambil inventory perusahaan tanpa izin.

B. Seorang manajer operasi yang terpaksa memanipulasi laporan jumlah produksi akibat
target produksi yang tidak tercapai.

C. Seorang manajer keuangan yang melakukan manipulasi laporan keuangan untuk


menyelewengkan dana perusahaan.

D. Seorang tenaga pemasar yang menggunakan fasilitas telepon kantor untuk


kepentingan pribadi.

19. Sulaiman, seorang direktur, mendelegasikan tanggung jawab untuk sebuah proyek
kepada Andre, bawahannya. Apakah fungsi manajemen yang relevan yang dilakukan
oleh Sulaiman terhadap Andre?

A. Staffing.

B. Organizing.

C. Motivating.
D. Leading

20. PT Media Saya adalah perusahaan yang bergerak di bidang peneribitan buku dan
percetakan. Pada 2 Mei 20X9 dia melakukan pembayaran terhadap royalti untuk Sheila
yang belum memiliki NPWP sebesar Rp5.000.000. Berapa Pajak Penghasilan atas
transaksi tersebut?

A. Rp500.000

B. Rp750.000

C. Rp1.000.000

D. Rp1.500.000

Essay

1. Pasal berapa yang mengatur dasar hukum pemberlakuan PPh final atas penghasilan
dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan ?
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 635/KMK.04/1994 berisi tentang?
3. Pengertian penghasilan adalah?
4. Biaya pengolahan limbah termasuk kedalam?
5. Ketentuan yang mengatur sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
nasional adalah?
6. Kredit pajak adalah?
7. Pihak manakah yang akan melakukan Pelunasannya yangdilakukan melalui
pemotongan dan pemungutan pajak ?
8. Jenis-jenis kredit pajak?
9. Jelaskan mengenai ketentuan pengembalian pajak?
10. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum dilakukan pengembalian pajak
adalah?

Soal Kasus
1. Jika diketahui Pak Harun memiliki penghasilan Rp. 90.000.000,00 per
tahunnya. Pak Harun belum menikah sehingga belum mempunyai anak. Hitung
berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayar pak Harun perbulannya?

2. Pada sebuah keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Bapak Joko dan 3
anaknya. Istrinya sudah lama meninggal, sehingga kini ia yang harus mencukupi
kebutuhan keluarganya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya itu, ia bekerja
sebagai Pegawai Bank dengan gaji yang diterimanya sebesar Rp. 6.500.000,00
perbulannya. Berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh pak Joko
perbulannya?

3. Bapak Eko dan istrinya serta 4 orang anaknya tinggal di sebuah desa. Untuk
mencukupi kebutuhannya ia bekerja sebagai seorang Kepala Sekolah dengan gaji
sebesar Rp. 9.800.000,00. Hitunglah berapa besar pajak penghasilannya yang
harus dibayarkan perbulannya oleh pak Eko?

Anda mungkin juga menyukai