Disusun Oleh:
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
Kata Pengantar...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.4 Manfaat Pembelajaran.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan......................................................................5
2.2 Subjek Pajak PBB.....................................................................................................5
2.3 Wajib Pajak PBB.......................................................................................................5
2.4 Objek Pajak PBB.......................................................................................................6
2.5 Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB.....................................................................6
2.6 Klasifikasi PBB...........................................................................................................6
2.7 Bentuk Sektor PBB....................................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................9
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembacanya.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan suatu iuran wajib bagi wajib pajak yang dipungut oleh
pemerintah berdasarkan Undang-undang. Adanya pajak dapat diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pajak ini sifatnya tidak dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat. Dalam hubungannya dengan adanya
suatu wilayah dipermukaan bumi dan segala sesuatu yang bernilai diatasnya,
dalam pelaksanaan pemungutan pajak harus memiliki aturan yang jelas.
Peraturan yang berkaitan dengan pajak ini diatur dalam Undang-undang No.12
tahun 1985 yang telah diubah dengan adanya undang-undang No.12 tahun
1994. Dengan adanya peraturan ini diharapkan adanya pemungutan pajak
yang berkaitan dengan bumi dan bangunan dapat dilakukan sesuai dengan
asas-asas yang ada.
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah
dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi
yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya
atau memperoleh manfaat dari padanya. Dasar pengenaan pajak dalam PBB
adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP ditentukan berdasarkan harga
pasar per wilayah dan ditetapkan setiap tahun oleh menteri keuangan.
Makalah ini memberikan gambaran secara utuh mengenai Pajak Bumi dan
Bangunan, yang meliputi antara lain ; Pengertian pajak bumi dan bangunan,
subjek PBB, Objek PBB , Wajib pajak PBB dan sebagainya.
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Permukaan meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak,
perairan) serta laut wilayah Republik Indonesia.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan atau perairan.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan
terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan undang-undang No.12 tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No.12 tahun 1994. PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti
besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi atau tanah dan
atau bangunan. Sementara itu keadaan Subjek (siapa yang membayar) tidak ikut
menentukan besarnya pajak.
Asas Pajak Bumi dan Bangunan:
1. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan
2. Adanya kepastian hukum
3. Mudah dimengerti dan adil
4. Menghindari pajak berganda
Yang menjadi subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh suatu manfaat atas
bangunan.
Dengan demikian tanda pembayaran/pelunasan pajak bukan merupakan
bukti peemilikan hak. Dalam pengertian diatas dapat diartikan / disumpulkan
bahwa subjek pajak terdiri dari:
a. Mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau bangunan.
b. Memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau bangunan.
c. Memiliki, menguasai atas bumi, dan/atau bangunan.
d. Memperoleh manfaat atas bumi dan/atau bangunan
Wajib pajak PBB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki hak
dan/atau memperoleh manfaat atas tanah dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas bangunan. Wajib pajak memiliki kewajiban membayar
PBB yang terutang setiap tahunnya. PBB harus dilunasi paling lambat 6
(enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Karna Wajib
Pajak Adalah 5-8 bulan.
Yang menjadi objek pajak adalah bumi dan atau bangunan. yang dimaksud
dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelempokan bumi dan
bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk
memudahkan penghitungan pajak yang terutang sebagai berikut :
Sektor Perkebunan
Objek pajak sektor perkebunan adalah adalah objek pajak bumi dan
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan yang diberikan hak
guna usaha perkebunan. Hal ini di atur dalam PER-64/PJ/2010 tanggal 27
Desember 2010 dan penegasan dalam SE-149/PJ/2010 tanggal 27 Desember
2010.
Sektor Perhutanan
Objek pajak sektor Perhutanan adalah bumi dan/atau bangunan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perhutanan yang diberikan hak pengusahaan
hutan. Objek pajak bumi di dalam sektor perhutanan terdiri dari areal produktif,
areal belum produktif, areal emplasemen, dan areal lain.
Sektor Pertambangan
Dasar : Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pertambangan. Berdasarkan undang-undang tersebut, yang
dimaksud dengan bahan galian adalah unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-
bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan
endapan-endapan alam.
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSAKA
https://bapenda.inhukab.go.id/web/detailberita/207
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/pajak-bumi-dan-
bangunan#:~:text=Subjek%20Pajak%20Bumi%20dan%20Bangunan,Memperoleh
%20manfaat%20atas%20bumi.&text=Memperoleh%20manfaat%20atas
%20bangunan.\
https://www.rusdionoconsulting.com/pajak-bumi-dan-bangunan-objek-pajak-dan-
cara-menghitungnya/#:~:text=Sesuai%20dengan%20namanya%2C%20yang
%20menjadi,bangunan%20termasuk%20dalam%20objek%20pajak.