Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Nama : AnggI Windi Utami


Nim: 213020601173
Mata Kuliah : Hukum pajak

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu instrumen yang paling penting dalam
menentukan pendapatan suatu negara. Mengingat peranan pajak yang sangat
penting bagi suatu negara maka pemerintah mewajibkan bahwa setiap orang
dikenai pajak, sehingga terdapat peraturan yang telah ditetapkan pemerintah
tentang pajak.
Pajak bumi dan bangunan dikenakan atas bumi atau bangunan. Subjek
pajak dalam pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang secara
nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan memperoleh manfaat atas bumi,
memiliki atau menguasai manfaat atas bangunan. Dengan demikian , subjek
pajak tersebut menjadi wajib pajak bumi dan bangunan.
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dipungut atas tanah dan
bangunan karena adanya keuntungan atau kedudukan social ekonomi yang
lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau
memperoleh manfaat dari padanya. Dasar pengenaan pajak dalam PBB adalah
nilai jual objek pajak (NJOP). Ditentukan berdasarkan harga pasar perwilayah
dan ditetapkan setiap tahun oleh mentri keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Dasar hukum pajak bumi dan bangunan?
2. Objek pajak bumi dan bangunan?
3. Subjek pajak bumi dan bangunan?
4. Tarif pajak bumi dan bangunan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan


Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas objek pajak bumi
dan bangunan yang diatur pengenaannya berdasarkan undang-undang. UU No. 12
Tahun 1985 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 1994
tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
· KMK No. 201/KMK.04/2000 tentang penyesuaian besarnya nilai
jual objek pajak tidak kena pajak sebagai dasar penghitungan besar
pajak bumi dan bangunan.
· KMK No. 523/KMK 04/1998 tentang penentuan klasifikasi dan
besarnya nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak bumi
dan bangunan.
· KMK No. 1004/KMK.04/1985 tentang penentuan badan atau
perwakilan organisasi internasional yang menggunakan objek pajak
bumi dan bangunan yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan.
· Kep Dirjen Pajak Nomor: KEP-251/PJ./2000 tentang tata cara
penetapan besarnya nilai jual objek pajak tidak kena pajak sebagai
dasar penghitungan pajak bumi dan bangunan.
· Kep Dirjen Pajak Nomor: KEP-16/PJ.6/1998 tentang pengenaan
pajak budan bangunan.
· Surat edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-43/PJ.6/2003 tentang
penyesuaian besarnya nilai jual objek pajak tidak kena pajak
(NJOPTKP) PBB dan perubahan nilai perolehan objek pajak tidak
kena pajak (NPOPTKP) BPHTB untuk tahun pajak 2004.
· Surat edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-57/PJ.6/1994 tentang
penegasan dan penjelasan pembebasan PBB atas fasilitas umum dan
sarana sosial untuk kawasan industry real estate.

B. Objek Pajak
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pajak bumi dan bangunan
dikenakan atas bumi dan bangunan, otomatis yang menjadi objek pajaknya adlah
bumi dan bangunan.
Yang menjadi objek pajak adalah
· Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di
bawahnya.
· Bangunnan adalah konstruksi tekhnik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah atau perairan
Yang termasuk pengertian bangunan adalah
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu komplek bangunan
seperti hotel, pabrik, dan emplampesemennya dan lain-lain yang
merupakan satu kesatuan dengan komplek bangunan tersebut
b. Jalan tol
c. Kolam renang
d. Pagar mewah
e. Tempat olahraga
f. Galangan kapal, dermaga
g. Taman mewah
h. Tempat penampungan atau kilang minyak, air, dan gas, pipa
minyak
i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat
j. Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang dikecualikan
Objek yang dikecualikan adalah:
1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
dibidang ibadah, sosial, pendidikan dan kebudayaan nasional yang
tidak dimaksudkan utuk memperoleh keutungan, seperti: masjid,
rumah sakit, sekolah, panti asuhan, candi, gereja, dan lain-lain.
2. Digunakan untuk kuburan
3. Digunakan sebagai tempat penyimpanan peninggalan purbakala
dan situs sejarah
4. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman
nasionl, dan lain-lain
5. Dimiiki oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas timbale balik
dan organisasi iternasional yang ditentukan oleh mentri keuangan.

C. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan


Pajak bumi dan bangunan dikenakan atas bumi atau bangunan. Subjek pajak
bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak
atas bumi,dan memperoleh manfaat atas bumi, dan menguasai atau memperoleh
manfaat atas bangunan. Dengan demikian, subjek pajak tersebut menjadi wajib pajak
bumi dan bangunan.
Jika subjek pajak dalam waktu yang lama berada diluar wilayah letak objek
pajak sedangkan peralatannya dikusakan kepada orang atau badan, orang atau badan
yng diberi kuasa dapat ditunjuk sebagi wajib pajak oleh direktur jenderal pajak.
Namun penunjukan tersebut bukan merupakan bukti kepemilikan. Subjek
pajak yag ditetapkan seperti pada contoh diatas dapat memberikan keterangan secara
tertulis kepada direktur jenderal pajak bahwa ia bukan wajib pajak terhadap objek
pajak yang dimaksud. Apabila keterangan yang diajukan oleh wajib pajak disetujui,
maka direktur jenderal pajak membatalkan sebagai wajib pajak dalam jangka waktu
satu bulan sejak diterimanya surat keterangan tersebut.

D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan


Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah 0,5% dan jenis
tariff ini disebut sebagai tariff tunggal yang berlaku bgi objek pajak jenis
apapun diseluruh wilayah idonesia. Trif efektif pajak bumi dan bangunan
adlah 0,1% untuk ojek yang nilai jual objek pajak (NJOP) kurang dari 1 milyar
dan 0,2% untuk objek yang nilai jual objek pajak (NJOP) sama diatas milyar.
Dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan
Dasar perhitungan bumi dan bangunan adalah nilai jual kena pajak (NJKP).
Besarnya NJKP adalah :
1. Objek pajak perkebunan adalah 40%
2. Objek pajak kehutanan adalah 40%
3. Objek pajak pertambangan 40%
4. Apabila NJOP nya < Rp. 1.000.000.000 adalah 40%Apabila NJOP
nya > Rp. 1.000.000.000 adalah 20%
Rumus Pajak Rumus Pajak
Rumus Pajak Bumi dan Bangunan = tariff X NJKP
Contoh :
Jika NJKP = 40% X (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya pajak bumi dan
bangunan
= 0,5% X 40% X (NJOP – NJOPTKP)
= 0,2% X (NJOP – NJOPTKP)
Jika NJKP = 20% X (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya pajak bumi dan
bangunan
= 0,5% X 20% (NJOP – NJOPTKP)
= 0,1 % X (NJOP – NJOPTKP)
Contoh Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
Otong memiliki tanah seluas 72 meter persegi, setiap meter persegi sehaarga
Rp. 2.000.000. bangunan seluas 36 meter persegi, setiap meter persegi seharga
Rp. 1.000.000. dan taman seluas 36 meter persegi, setiap meter persegi
seharga Rp. 500.000. apabila NJOPTKP yang ditetapkan adalah Rp.
10.000.000, berapa PBB yang harus dibayar Otong?
Diketahui:
Nilai tanah 72 x Rp. 2.000.000 = Rp. 144.000.000
Bangunan 36 x Rp. 1.000.000 = Rp. 36.000.000
Taman 36 x Rp. 500.000 = Rp. 18.000.000
1. Menghitung nilai bangunan
Nili bangunan = bangunan + taman – NJOPTKP
Bangunan Rp. 36.000.000
Taman Rp. 18.000.000 (+)
Rp. 54.000.000
NJOPTKP Rp. 10.000.000 (-)
Nilai bangunan Rp. 44.000.000

2. Menghitung Niai Jual Objek Pajak (NJOP)


NJOP = nilai bangunan + taman
Nilai bangunan Rp. 44.000.000
Nilai tanah Rp. 144.00.000 (+)
NJOP Rp. 188.000.000

3. Menghitung PBB yang harus dibayarkan


Nilai tanah 0,5% x 20% x Rp. 144.000.000 = Rp 144.000
Nilai bangunan 0,5% x 20% x Rp. 44.000.000 = Rp. 44.000 (+)
PBB yang harus dibayarkan = Rp. 188.000 (harus sama dengan NJOP)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap
bumi atau bangunan berdasarkan Udang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang pajak
bumi dan bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 12
Tahun 1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendan dalam arti besarnya pajak terutang
terutang ditentukan oleh kedaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan
subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak. Yang menjadi
objek pajak adalah bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di
bawahnya, dll. Bangunnan adalah konstruksi tekhnik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah atau perairan Yang termasuk pengertian bangunan adalah
Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu komplek bangunan seperti hotel, pabrik,
dan emplampesemennya dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan komplek
bangunan tersebut, jalan tol ,kolam renang, paagar mewah.

B. Saran
Penulis mengingatkan bahwa sebagai warga negara Indonesia wajib membayar pajak
karena itu itu suatu kwajiban sebagai warga negara yang cinta dengan negaranya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-bangunan-
pbb.
http://www.tarif.depeu.go.id/bidang/?bid=pajak&pbb.
Mardiasmo, perpajakan, Yogyakarta: Andi, 2003.
Sambodo, Agus, Pajak dalam Entitas Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, 2015.
Waluyo, Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Anda mungkin juga menyukai