Disusun oleh :
Nama Anggota :
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami bisa menyusun makalah ini dengan judul
”pajak bumi dan bangunan”.
Namun demikian, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, bersama ini penulis
mempersembahkan makalah dengan judul ” Pajak Bumi Bangunan” kehadapan para pembaca
sekalian.
Apabila Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)-nya Rp. 1.000.000.000,00 ke atas adalah 40%
Apabila Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)-nya kurang dari Rp. 1.000.000.000,00 adalah
20%
Sedangkan untuk NJOPTKP berdasarkan Surat Edaran No. 43/PJ.6/2003 memutuskan
bahwa NJOPTKP untuk setiap daerah berbeda.
2.11 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Saat ini hasil penerimaan PBB 100% diterima dan diatur oleh pemerintah daerah
sehingga tidak ada lagi pembagian bagian dengan pemerintah pusat, provinsi, dan pihak
lainnya seperti sebelumnya.
Kelas Pengelompokan Nilai Jual Bangunan (Rp/m2) Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Bangunan (Rp/m2)
001 > 14.700.000 s/d 15.800.000 15.250.000
002 > 13.600.000 s/d 14.700.000 14.150.000
003 > 12.550.000 s/d 13.600.000 13.075.000
004 > 11.550.000 s/d 12.550.000 12.050.000
005 > 10.600.000 s/d 11.550.000 11.075.000
006 > 9.700.000 s/d 10.600.000 10.150.000
007 > 8.850.000 s/d 9.700.000 9.275.000
008 > 8.050.000 s/d 8.850.000 8.450.000
009 > 7.300.000 s/d 8.050.000 7.675.000
010 > 6.600.000 s/d 7.300.000 6.950.000
011 > 5.850.000 s/d 6.600.000 6.225.000
012 > 5.150.000 s/d 5.850.000 5.500.000
013 > 4.500.000 s/d 5.150.000 4.825.000
014 > 3.900.000 s/d 4.500.000 4.200.000
015 > 3.350.000 s/d 3.900.000 3.625.000
016 > 2.850.000 s/d 3.350.000 3.100.000
017 > 2.400.000 s/d 2.850.000 2.625.000
018 > 2.000.000 s/d 2.400.000 2.200.000
019 > 1.666.000 s/d 2.000.000 1.833.000
020 > 1.366.000 s/d 1.666.000 1.516.000
021 > 1.034.000 s/d 1.366.000 1.200.000
022 > 902.000 s/d 1.034.000 968.000
023 > 744.000 s/d 902.000 823.000
024 > 656.000 s/d 744.000 700.000
025 > 534.000 s/d 656.000 595.000
026 > 476.000 s/d 534.000 505.000
027 > 382.000 s/d 476.000 429.000
028 > 348.000 s/d 382.000 365.000
029 > 272.000 s/d 348.000 310.000
030 > 256.000 s/d 272.000 264.000
031 > 194.000 s/d 256.000 225.000
032 > 188.000 s/d 194.000 191.000
033 > 136.000 s/d 188.000 162.000
034 > 128.000 s/d 136.000 132.000
035 > 104.000 s/d 128.000 116.000
036 > 92.000 s/d 104.000 98.000
037 > 74.000 s/d 92.000 83.000
038 > 68.000 s/d 74.000 71.000
039 > 52.000 s/d 68.000 60.000
040 < 52.000 50.000
2.12 Cara Mendaftarkan Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Orang atau Badan yang menjadi Subjek PBB harus mendaftarkan Objek Pajaknya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, Kantor Pelayanan PBB (KP PBB), Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan
Potensi Perpajakan (KP4) yang wilayah kerjanya meliputi letak objek tersebut, dengan
menggunakan formulir Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang tersedia gratis di KPP
Pratama, KP PBB, KP2KP atau KP4 setempat. Pendaftaran objek PBB juga melampirkan bukti
pendukung, seperti:
1. Sket/denah objek pajak.
2. Foto copy KTP dan NPWP.
3. Foto copy sertifikat tanah.
4. Foto copy akte jual beli.
5. Bukti pendukung lainnya.
2.13 Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Wajib Pajak yang telah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat
Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Kantor Pelayanan PBB atau
disampaikan lewat Pemerintah Daerah harus melunasinya tepat waktu pada tempat
pembayaran yang telah ditunjuk. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) saat ini dapat
dilakukan melalui :
1. Bank atau Kantor Pos dan Giro Tempat pembayaran yang tercantum dalam SPPT.
2. Petugas Pemungut PBB Kelurahan/Desa yang ditunjuk resmi.
3. Fasilitas elektronik yang disediakan oleh Bank, seperti : Mesin ATM, SMS Banking,
Phone Banking, Internet Banking.
Resi atau struk ATM, Print out internet banking ataupun bukti pembayaran (melalui
teller) diperlakukan sebagai pengganti Surat Tanda Terima Setoran (STTS). Apabila tanda
terima pembayaran tersebut rusak atau hilang, Wajib Pajak dapat meminta surat keterangan
lunas ke KPPBB/KPP Pratama.
3.2 Saran
Sebagai warga negara Indonesia wajib membayar pajak karena itu suatu kewajiban sebagai
warga negara yang cinta dengan negaranya.