A031191052
A. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
1. 1. Pengertian
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya.
Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa,
tambak, perairan) serta laut wilayah Republik Indonesia. Bangunan adalah
konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau
perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha dan tempat yang diusahakan.
b. b) Jalan tol.
c. c) Kolam renang.
d. d) Tempat olahraga.
f. f) Taman mewah.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap
bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan
UndangUndang nomor 12 Tahun 1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang
ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan
subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.
Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP ) adalah surat yang digunakan oleh Wajib
Pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut ketetuan undang-undang PBB.
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang digunakan
oleh Direktorat Jendral Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak yang
terutang kepada Wajib Pajak.
1. 2. Dasar Hukum
a. a) UU No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No.
12 Tahun 1994
b. b) Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya
Persentase Nilai Jual Kena Pajak untuk Pajak Bumi dan Bangunan.
c. c) Keputusan Menteri Keuangan No.201/KMK.04/2002 tentang Penyesuaian
Besar Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) sebagai Dasar
Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
d. d) Keputusan menteri Keuangan No. 552/KMK.04/2002 tentang Perubahan
atas Keputusan Menteri Keuangan No.82/KMK.04/2002 tentang Pembagian
Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
B. BEA MATERAI
1. Pengertian
Bea Materai adalah pajak atas dokumen yang dipakai oleh masyarakat dalam
lalu lintas hukum. Beberapa pengertian-pengertian lain yang perlu diketahui
dalam bea materai, antara lain :
⎫ Bea Materai adalah pajak atas dokumen.
⎫ Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan
maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau
pihak-pihak yang berkepentingan.
⎫ Benda Materai adalah materai tempel dan kertas materai yang
dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
⎫ Tanda Tangan adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan,
termasuk pula paraf, teraan atau cap tanda tangan atau cap paraf, teraan cap
nama atau tanda lainnya sebagai pengganti tanda tangan.
⎫ Pemateraian kemudian adalah cara pelunasan Bea Materai yang
dilakukan oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang dokumen yang Bea
Materainya belum dilunasi sebagaimana mestinya.
⎫ Pejabat Pos adalah pejabat PT. Pos dan Giro yang diserahi tugas
melayani permintaan pemateraian-kemudian.
2. Dasar Hukum
⎫ Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.
⎫ Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif
Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal Yang
Dikenakan Bea Materai.
⎫ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2005 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.03/2005 Tentang
Bentuk, Ukuran, Warna, Dan Desain Materai Tempel Tahun 2005.
⎫ Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang
Pelunasan Bea Materai dengan Menggunakan Cara Lain.
⎫ Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122b/PJ./2000 tentang Tatacara
Pelunasan Bea Materai dengan membubuhkan Tanda Bea Materai Lunas
dengan Mesin Teraan.
⎫ Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122c/PJ./2000 tentang Tatacara
Pelunasan Bea Materai dengan membubuhkan Tanda Bea Materai dengan
Teknologi Percetakan.
⎫ Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122d/PJ./2000 tentang Tatacara
Pelunasan Bea Materai dengan membubuhkan Tanda Bea Materai dengan
Sistem Komputerisasi.
⎫ Keputusan Menteri Keuangan Nomor 476/KMK.03/2002 tentang
Pelunasan Bea Materai dengan Cara Pemateraian Kemudian.
⎫ Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-02/PJ./2003 tentang Tatacara
Pemateraian Kemudian.
⎫ Surat Edaran Nomor 29/PJ.5/2000 tentang Dokumen Perbankan yang
dikenakan Bea Materai.
3. Subjek dan Objek Pajak
⎫ Subjek Pajak
Subjek Bea Materai adalah pihak yang menerima atau mendapat manfaat dari
dokumen, kecuali pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain.
⎫ Objek Pajak
Pada prinsipnya dokumen yang harus dikenakan materai adalah dokumen
menyatakan nilai nominal sampai jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata
dan dokumen yang digunakan di muka pengadilan, antara lain :
1. 1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.
2. 2. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
3. 3. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk
rangkap-rangkapnya.
4. 4. Surat yang memuat jumlah uang yaitu:
1. • yang menyebutkan penerimaan uang;
2. • yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam
rekening bank;
3. • yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank
4. • yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagian
telah dilunasi atau diperhitungkan.
1. 5. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek.
2. 6. Dokumen yang dikenakan Bea Materai juga terhadap dokumen yang
akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan yaitu surat-
surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan, dan surat-surat yang
semula tidak dikenakan Bea Materai berdasarkan tujuannya, jika
digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dan
maksud semula Yang Tidak Dikenakan Bea Materai :
• Dokumen yang berupa, antara lain surat penyimpanan barang,
konosemen, surat angkutan penumpang dan barang, bukti pengiriman dan
dan penerimaan barang, surat pengiriman barang untuk dijual atas
tanggungan pengirim, surat-surat lainnya yang disamakan dengan surat-
surat tersebut di atas.
• Segala bentuk Ijasah. Yang termasuk dalam pengertian ini adalah Surat
Tanda Tamat Belajar (STTB), tanda lulus, surat keterangan telah mengikuti
suatu pendidikan, latihan, kursus, dan penataran.
• Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran
lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang
diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu.
• Tanda bukti penerimaan uang negara dari Kas Negara, Kas Pemerintah
Daerah, dan Bank.
• Kuitansi untuk semua jenis pajak dan penerimaan lainnya yang dapat
disamakan dengan itu dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan Bank.
• Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan internal organisasi.
• Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayarn uang tabungan kepada
penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di
bidang tersebut.
• Surat gadai yang diberikan oleh Perum Pegadaian.
• Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan
dalam bentuk apapun.
• Surat-surat yang
semula tidak
dikenakan Bea
Materai berdasarkan
tujuannya, jika
digunakan untuk
tujuan lain atau
digunakan untuk
orang lain, lain dari
maksud semula.
• Yang berisi
pemberitahuan saldo
rekening di bank.
• Yang berisi
pengakuan bahwa
utang uang sebagian
atau seluruhnya telah
dilunasi atau
diperhitungkan.