PERTEMUAN 12:
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai PBB, Anda harus mampu:
1.1 Memahami Prinsip Pola SISMIOP
1.2 Menjelaskan Pengertian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
1.3 Memahami Komponen Penilaian Bangunan
1.4 Memahami Unsur Penentuan Besarnya Ketetapan PBB
1.5 Memahami Prinsip Pengajuan Pengurangan PBB secara Kolektif
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Menjelaskan Prinsip Pola SISMIOP
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikenakan atas bumi dan atau bangunan.
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya, sedangkan
bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan atau perairan. Dasar hukum pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
adalah undang undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan
Undang undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Subjek pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan
yang secara nyata mempunyai hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas
bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas
bangunan. Subjek pajak ini sekaligus menjadi wajib pajak Pajak Bumi dan
Bangunan.
Objek pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi, dan atau
bangunan. Termasuk dalam pengertian bangunan meliputi:
Nilai objek pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, jika tidak
terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan anatara
harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP
pengganti (pasal 1 ayat 3 UU No 12/1985 sebagai mana telah diubah dengan
UU No. 12/1994.) Karena NJOP berkait erat harga transaksi jual beIi
yang terjadi secara wajar, sedangkan transa
ksi dimaksud terjadi atau adanya di masyarakat, maka pada dasamya yang
menentukan NJOP itu sendiri adalah masyarakat.Fiskus dalam hal ini kantor
pelayanan pajak bumi dari bangunan sebatas mengumpulkan atau mencari
data harga jual, untuk dianalisis dan hasilnya digunakan sebagai bahan
penyusunan atau pembentukan Zone Nilai Tanah (ZNT). Dari ZNT yang
terbentuk inilah kemudian disusun/ditetapkan klasifikasi/NJOP untuk
dipergunakan sebagai dasar pengenaan pajak (PBB ) Secara garis besar, tinggi
dan rendahnya NJOP
(Tanah) di dalam masyarakat, disamping factor
permintaan dan persediaan, juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang
serupa antara lain;
1. Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur
2. Perkembangan perekonomian rakyat
3. Perkembangan lingkungan
4. Dan lain sebagainya yang semua itu pada dasamya merupakan salah satu
bukti dari serangkaian keberhasilan pembangunan yang selama ini.
PBB
2. NJOP bumi (sesuai dengan klasifikasi NJOP yang telah ditetapkan oleh
kepala kantor wilayah Ditjen Pajak)
4. NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) menurut pasal 6 ayat 3 UU No. 12/1985
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12/1994, ditetapkan
serendah- rendahnya 20 % dan setinggi-tingginya 100 % dari NJOP.
= 1/1000 x NJOP
= 2/1000 x NJOP
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
D. DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Diana, Lislis Setiawati, 2009, Perpajakan Indonesia, Konsep,
Aplikasi dan Penuntun Praktis, Andi, Yogyakarta.