Z A E N A L M U S TA Q I M
111 7 0 8 2 0 0 0 0 0 5 5
M. BAGUS DWI
111 7 0 8 2 0 0 0 0 0 5 7
PA N G L I M A M A D A N I
111 7 0 8 2 0 0 0 0 0 6 3
N U R U L R I FA N I
111 7 0 8 2 0 0 0 0 0 6 6
TB
PH
B
&
B B
P
PBB
Pengertian PBB
Jalan tol
Kolam renang
Pagar mewah
Tempat olahraga
Taman mewah
Cara Penilaian
Penilaian Penilaian
Massal Individu
DASAR PENGENAAN, PERHITUNGAN, PENAGIHAN.
Dasar Pengenaan
PBB sector pertambangan untuk pertambangan mineral dan batubara, yang selanjutnya
disebut PBB mineral dan batubara, adalah PBB atau bumi dan/atau bangunan yang
berada didalam kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan mineral
dan batubara.
Objeknya adalah bumi dan/atau bangunan yang berada didalam kawasan yang
digunakanuntuk kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara.
Bumi dan bangunan yang dimaksud dalam sector ini adalah :
1. Permukaan bumi (tanah dan/atau perairan darat (onshore),
2. perairan lepas pantai (offshore) tubuh bumi yang berada dibawah permukaan bumi
SEKTOR PERTAMBANGAN MINYAK BUMI, GAS BUMI, DAN PANAS BUMI.
PBB sector pertambangan untuk pertambangan Panas Bumi yang selanjutnya disebut
PBB Panas Bumi adalah PBB atas bumi dan bangunan yang berada didalam kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan Panas Bumi.
Objek PBB Migas adalah bangunan yang berada didalam kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi.
Objek PBB Panas Bumi adalah Bumi dan bangunan yang berada didalam kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan Panas Bumi.
Bumi yang dimaksud adalah :
1. Permukaan bumi (onshore dan offshore)
2. Tubuh bumi
Sektor lainnya
A. Bumi berupa perairan lepas pantai yang digunakan untuk :
1. Usaha perikanan tangkap
2. Usaha pembudidayaan ikan
3. Jaringan pipa
4. Jaringan kabel telekomunikasi
5. Jaringan kabel listrik
6. Ruas jalan tol.
B. Bangunan berupa konstruksi tekni yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
bumi sebagaimana dimaksud nomor (1).
DASAR PERHITUNGAN
Aspek PBB UU Pajak Bumi dan Bangunan UU PDRD No. 28
No 12 Tahun 1993 Tahun 2009
Dasar NJOP yang ditetapkan setiap 3 NJOP yang ditetapkan
pengenaan PBB tahun oleh Menteri Keuangan setiap 3 tahun oleh
kepala daerah
Dasar Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), adalah NJOPKP = NJOP -
perhitungan nilai jual yang dipergunakan NJOPTKP
PBB sebagai dasar perhitungan pajak
yaitu suatu presentase tertentu
dari nilai jual sebenarnya.
Pasal 6 ayat 3 UU PBB
menyebutkan bahwasanya dasar
perhitungan pajak adalah Nilai Jual
Kena Pajak yang ditetapkan
serendah-rendahnya 20% (dua
puluh persen) dan setinggi-
tingginya 100% (seratus persen)
dari Nilai jual Objek Pajak setelah
dikurangi Nilai Jual Objek Pajak
NJOPTKP - Paling tinggi 12.000.000 Paling rendah
(sebelum 1 januari 2012) Rp.10.000.000
- Paling tinggi 24.000.000 ditetapkan dengan
(sejak januari 2012) peraturan daerah
- Ditetapkan sebesar
12.000.000 (sejak 1
januari 2014) PMK
243/PMK.03/2014
2. Mengajukan Banding
Wajib Pajak yang tidak atau belum puas terhadap Keputusan atas penolakan keberatan
yang diajukannya, maka dapat mengajukan banding kepada badan peradilan pajak.
Adapun syarat pengajuan banding adalah sebagai berikut:
• Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan atas keberatan,
• Tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas,
• Dilampiri surat keputusan atas keberatan.
3. Mengajukan Pengurangan
Yang boleh mendapat pengurangan :
a. kondisi objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak
b. objek pajak terkena bencana alam atau sebab lainnya yang luar biasa
N
,
N
A
A
N
A
G
T
U
H
N
A R
T E
U
R P
A ,
T
K N
I
A A
J N
H
I U
K B
D E
R
K
I R
E
D E
P
(
P
2
P 3
B P
H
B B
P B
O
N P
A N
T
G A
N G
N
U N
T
U
I
T )
O
H I
R H N
E A
C
R
P E G
P N
H A
O H B
T O M
N T A
O N T
C O R
C E
P
CONTOH PERHITUNGAN PBB P2 DI DKI JAKARTA
Contoh: 1
Wajib pajak A mempunyai objek pajak di Jakarta, berupa:
Tanah seluas 200 m2 dengan harga jual Rp. 500.000/m2
Bangunan seluas 100 m2 dengan harga jual Rp. 900.000/m2
JAWAB:
Besarnya pajak yang terutang adalah sebagai berikut:
Nilai jual tanah : 200 x Rp 500.000 = Rp. 100.000.000
Nilai jual bangunan : 100 x Rp 900.000 = Rp. 90.000.000
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) = Rp. 190.000.000
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP = Rp.
15.000.000
Nilai Jual Objek Kena Pajak (NJOPKP) = Rp. 175.000.000
Besarnya pajak teruang PBB :
0,01% x Rp. 175.000.000 = Rp. 17.500
PERHITUNGAN PBB ATAS SEKTOR PERKEBUNAN
Bangunan
PT. Triloves, suatu perusahaan
bidang kehutanan (HPH) di
Kalimantan Barat 1. Pabrik : 1.000 M2; kls A.10
memiliki/menguasai/mendapat (Rp264.000,- / M2 )
manfaat dari bumi dan bangunan 2. Gudang : 500 M2; kls A.10
sbb :
3. Kantor : 200 M2 ; kls A.9
Bumi ( Rp310.000,- / M2 )
1. Areal produktif 4. Perumahan : 5.000 M2 ; kls
Tanah hutan blok tebangan : 200 Ha,
kls A.49 (Rp200,-/ M2)
A.9
2. Areal belum/tidak produktif
Tanah hutan non blok tebangan : • Angka kapitalisasi : 8,5
4.000 Ha, kls A.49 • Hasil bersih sebelum tahun
a. Log ponds : 10 Ha, kls A.49
b. Log yards : 5 Ha, kls A.49 pajak berjalan :
3. Areal lainnya (rawa, payau) : 100 Rp1.000.000.000,-
Ha, kls A.50 ( Rp140,- / M2 ) Hitung PBB yang menjadi
4. Areal Emplasemen :
• Pabrik : 20.000 M2 ; kls A.45 ( Rp
kewajiban PT. Wanalestari
660,-/M2 ) tersebut bila NJOPTKP =
• Gudang : 2.000 M2 ; kls A.45 Rp12.000.000,-
• Kantor : 1.000 M2 ; kls A.45
*keterangan : 1 Ha = 10.000 m2
• Perumahan : 10.000 M2 ; kls A.44
( Rp910,-/ M2 )
PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MIGAS
Bangunan
• Pabrik : 50.000 m2, nilai = Rp
PT. Mutiara Hitam, sebuah usaha 365.000/m2
tambang minyak bumi yang • Gudang : 5.000 m2, nilai = Rp
beroperasi di pedalaman Kalimantan 429.000/m2
menguasai/memperoleh manfaat • Kantor : 2000 m2, nilai = Rp
dari bumi dan bangunan dengan 505.000/m2
rincian sbb: • Perumahan : 10.000 m2, nilai = Rp
Bumi (Tanah) 595.000/m2
1. Areal produktif : 200 Ha, nilai = Hasil penjualan minyak bumi/ gas setahun
Rp 300/M2 dapat dicatat sebagai berikut :
2. Areal belum produktif : 300 Ha, 1. Triwulan pertama produksi 25.000
nilai = Rp 200/M2 barel, dengan harga US$ 45/ barel.
3. Areal tidak produktif : 100 Ha, 2. Triwulan kedua produksi 30.000 barel,
nilai = Rp 150/M2 dengan harga US$ 46/ barel.
4. Areal pengaman : 1 Ha, nilai = 3. Triwulan ketiga 33.000 barel, dengan
harga US$ 45,5/ barel
Rp 150/M2 4. Triwulan keempat 34.000 barel, dengan
5. Area implasemen: harga US$ 46/barel
- Pabrik : 20 Ha, nilai = Rp 900/M2
- Gudang : 2 Ha, nilai = Rp 900/m2 Dengan catatan US$ 1 kursnya adalah Rp
- Kantor : 1 Ha, nilai = Rp1.000/m2 9.100 (berdasarkan kurs BI), dan Rp 9.150
- Perumahan luasnya 5 Ha, nilai = (berdasarkan kurs MenKeu).
Rp 1.100/m2 Angka kapitalisasi 9,5, dengan NJOPTKP
sebesar Rp 12.000.000. Hitung PBB
terutang!
A H
N
TA
A S B)
A T PH T
A N (B
E H N
L N A
O
R G U
E
P AN
E A B
B AN
D
BEA PEROLEHAN ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)
DASAR HUKUM
UU PDRD No 28 tahun 2009 pasal 85 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah
3. Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling
rendah sebesar Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) untuk setiap Wajib
Pajak.
4. Dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima
orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan
pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak
Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
CARA PERHITUNGAN BPHTB
Saat terutangnya pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
ditetapkan untuk:
a. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
b. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
c. hibah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
e. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan
haknya ke kantor bidang pertanahan;
f. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah sejak
tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejak tanggal
dibuat dan ditandatanganinya akta;
h. putusan hakim adalah sejak tanggal putusan pangadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
i. pemberian hak baru atas Tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak
adalah sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan pemberian hak;
j. pemberian hak baru di luar pelepasan hak adalah sejak
tanggal diterbitkannya surat keputusan pemberian hak;
k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
l. lpeleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
m. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya
akta; dan
o. lelang adalah sejak tanggal penunjukkan pemenang lelang.
KETETAPAN PAJAK BPHTB
DASAR HUKUM
Didalam UU No.21 Tahun 1997 dan UU No.20 tahun 2000 terdapat
instrumen sanksi yaitu di pasal 19. Penerapan sanksi ini dilakukan dengan
penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan pajak.
SURAT KETETAPAN BPHTB
Direktur jendral pajak melakukan pemeriksaan lapangan ataupun kantor,
menerbitkan :
1. Surat ketetapan BPHTB lebih bayar, apabila jumlah pajak yang dibayar
ternyata lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau dilakukan
pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
2. Surat ketetapan BPHTB Nihil, apabila jumlah pajak yang dibayar sama
dengan jumlah pajak yang terutang.
3. Surat ketetapan BPHTB kurang bayar (SKBKB) apabila bedasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang
kurang bayar.
Contoh pengenaan Surat ketetapan BPHTB
Pak gus membeli rumah di JL. Halimah Jakarta Selatn pada Tanggal 10
Desember 2016 dengan harga beli sebesar Rp. 100.000.000. pada saat
penandatanganan oleh Notaris BPHTB-nya telah dibyar oleh pembeli sebesar
Rp.2.000.000. bedasarkan hasil pemeriksaan ternyata nilai pembelian
adalah sebesar Rp. 150.000.000 dan seharusnya terutang BPHTB sebesar
Rp.4.500.000. oleh karena itu kurang bayar tersebut dikuluarkan SKBKB
pada tanggal 20 januari 2017. Berapa jumlah BPHTB kurang bayar ?
jawab :
Yang terutang (bedasarkan pemeriksaan) Rp. 4.500.000
BPHTB yang telah dibayar Rp. 2.000.000