BANGUNAN
Nama Kelompok :
Memiliki, Mempunyai
menguasai suatu hak
bangunan atas bumi
Dikenakan
SUBJEK kewajiban WAJIB
PAJAK membayar PAJAK
pajak
PBB Sebagai Pajak Pusat & Daerah
PBB Sebagai Pajak Pusat
Berdasarkan UU PDRD Th 2009, PBB yang masih menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat yaitu :
1. PBB sektor Perkebunan
2. PBB sektor Perhutanan
3. PBB sektor Pertambangan
PBB Sebagai Pajak Daerah
Objek PBB pedesaan dan perkotaan adalah Bumi dan/atau bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan oleh Orang Pribadi atau Badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan dan pertambangan.
Dasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaa pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP)
NJOP ditetapkan setiap 3 tahun oleh Menkeu, kecuali
untuk daerah tertentu setiap tahun sesuai
perkembangan daerahnya, dengan memperhatikan :
1. Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual
beli yang wajar
2. Perbandingan harga dengan objek sejenis
3. Nilai perolehan baru
4. Penentuan NJOP pengganti
PENENTUAN NJOP
PENDEKATAN
PENILAIAN :
1. Pendekatan Data Pasar
2. Pendekatan Biaya
3. Pendekatan
Pendapatan
PENILAIAN
OBJEK PBB
CARA PENILAIAN :
1. Penilaian Massal
2. Penilaian Individual
Pendekatan Penilaian
A. Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)
NJOP dihitung dengan cara membandingkan Objek pajak yang sejenis dengan
Objek lain yang telah diketahui harga pasarnya. Pendekatan ini pada umumnya
digunakan untuk menentukan NJOP tanah, namun dapat juga dipakai untuk
menentukan NJOP bangunan.
B. Pendekatan Biaya (Cost Approach)
Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai tanah atau bangunan terutama
untuk menentukan NJOP bangunan dengan menghitung seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk membuat bangunan baru yang sejenis dikurangi dengan
penyusutan pisiknya.
C. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendekatan ini digunakan untuk menentukan NJOP yang tidak dapat dilakukan
berdasarkan pendekatan data pasar atau pendekatan biaya, tetap ditentukan
berdasarkan hasil bersih objek pajak tersebut. Pendekatan ini terutama digunakan
untuk menentukan NJOP galian tambang atau objek perairan.
Cara Penilaian
A. Penilaian Massal (Mass Appraissal)
NJOP bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) yang
terdapat pada setiap Zona Nilai Tanah (ZNT).
NJOP bangunan dihitung berdasarkan Daftar Biaya Komponen Bangunan
(DBKB) dikurangi penyusutan phisik.
Perhitungan penilaian massal dilakukan dengan menggunakan program
komputer (Computer Assisted Valuation / CAV).
B. Penilaian Individual (Individual Appraissal)
Ditetapkan untuk Objek tertentu yang bernilai tinggi atau keberadaannya
mempunyai sifat khusus, antara lain jalan tol, pelabuhan
laut/sungai/udara, lapangan golf, industri semen/pupuk, PLTA, PLTU,
PLTG, pertambangan, tempat rekreasi, objek pajak tertentu seperti
rumah mewah, pompa bensin, usaha perkebunan, dan perhutanan.
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP)
NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan bangunan yang tidak
kena pajak.
Besarnya NJOPTKP dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Setiap WP memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali
dalam satu tahun pajak
2. Apabila WP mempunyai beberapa objek pajak, maka yang
mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang
nilainya terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan objek lainnya
Pengaturan NJOPTKP
Keputusan Menteri Keuangan nomor
KMK-201/KMK.04/2000 paling tinggi Rp 12.000.000
berlaku sampai 31 Desember 2011
Peraturan Menteri Keuangan nomor
PMK-67/PMK.03/2011 paling tinggi Rp 24.000.000
berlaku mulai 1 Januari 2012
Proses Penetapan NJOPTKP
Rekomendasi dari Bupati/Walikota tentang
NJOPTKP