PROPERTI
D III PENILAI - PKN STAN
Pendahuluan
Penting dalam pembangunan
UU No.28/ 2009 ttg Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak: kontribusi wajib kpd negara (daerah) yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yg bersifat memaksa berdasarkan UU dg tidak
mendapatkan imbalan langsung dan digunakan utk keperluan negara
(daerah) bg sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Unsur: iuran/pungutan, berdasarkan UU, memaksa, tdk ada kontra
prestasi langsung, utk pembiayaan pengeluran pemerintah
Berbeda dg retribusi
Fungsi pajak :
Alokasi: sumber penerimaan negara yg dialokasikan utk pengeluaran
rutin
Regulasi : utk mengatur mencapai tujuan tertentu
Pendahuluan:
• Siapa pihak yang menanggung beban:
Pajak langsung: secara langsung dibebankan ke WP setelah terbit
Surat Pemberitahuan Pajak : PBB, PPh
Pajak tidak langsung: WP menanggung saat tertentu ketida terjadi
peristiwa yg dikenai pajak: PPN
Siapa yg memungut:
Pajak Negara/pusat: PPh, PPN, PPnBM, Bea Materei
Pajak Daerah: PBB, PKB, Pajak Reklame, Retribusi
Pendahuluan
Definisi
Subyek pajak atau Wajib Pajak:
orang/badan usaha yg menurut UU wajib membayar pajak (ada
NPWP).
Objek pajak:
Segala sesuatu yg menurut UU menjadi dasar/sasaran pemungutan
pajak: kendaraan tanah, bangunan, penghasilan.
Tarif pajak:
Dasar pengenaan pajak tdp objek pajak yg menjadi tanggungannya
(berbentuk persentase: %).
Proporsional, progresif, regresif
Pajak Properti
1. Pajak Bumi dan Bangunan/PBB
2. Bea perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan/BPHTB
3. Pajak Penghasilan/PPh
4. Pajak Pertambahan Nilai/PPN
5. Pajak penjualan Barang Mewah/PPnBM
1. PBB
Filosofi PBB
Pajak sumber penerimaan negara yg penting bg pembangunan utk
kemakmuran rakyat, shg perlu peran serta masyarakat.
Bumi dan bangunan memberi keuntungan /kedudukan sosial ekonomi
bg orang/badan yg memiliki hak atau mendapat manfaat dr-nya maka
wajar utk memberikan sebagian manfaat kpd negara
1. PBB
Objek PBB utk bangunan: pasal ayat 22 UU PDRD bangunan
Jalan Tol
Kolam renang
Pagar Mewah
Tempat olah Raga Galangan Kapal
Dermaga
Taman mewah
Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas (daerah), pipa minyak
laut (pusat)
Menara
Fasilitas lain yg memberikan manfaat
Tarif PBB
Pusat
Dasar hukum: UU No. 12/1985 ttg PBB sebagaimana telah diubah dg
UU12/1994 ditetapkan sebesar 0,5%
Daerah
Dasar hukum : pasal 80 ayat (1) dan (2) UU No. 28/2009 ttg PDRD ditetapkan
paling tinggi 0,3% yg ditetapkan dengan peraturan daerah
1. PBB
Perhitungan PBB
1.Daerah; PBB terhutang
PBB = Tarif PBB x (NJOP PBB – NJOPTKP)
tarif maksimal 0,3% dan NJOPTKP minimal 10 juta sesuai daerah)
NJOP = Rp 600.000.000
NJOPTKP = Rp 0
NJOP utk perhitungan = Rp 600.000.000
PBB (0,3% X 590 juta) = Rp 1.800.000
1. PBB
Perhitungan PBB P2
2.Ruko di Jl. Sudirman dengan NJOP Total 1,4 Milyar
NJOP = Rp 1.400.000.000
NJOPTKP = Rp 10.000.000
NJOP utk perhitungan = Rp 1.390.000.000
PBB (0,3% x 1,390 M) = Rp 4.170.000
Perbandingan
2. BPHTB
Bea ?
Ciri Bea:
1. Saat pembayaran pajak terjadi lebih dulu dr pada saat
terutang
2. Frekuensi pembayaran bea terutang dpt dilakukan
insidentil/ berkali kali dan tidak terikat oleh waktu
BPHTB dikenakan dikenakan terhadap orang atau
badan yg memperoleh hak atas tanah dan atau
bangunan
Dikenakan atas pembeli
2. BPHTB
Dasar Hukum:
1. UU No. 21 Tahun 1997 ttg Bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan
2. UU No. 20 Tahun 2000 ttg Perubahan atas UU
No.21/1997 ttg Bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan
3. UU No. 28 tahun 2009 ttg PDRD (pasal 85 sd 93:
BPHTB)
4. Peraturan menteri keuangan terkait BPHTB ( hal 61
buku Pajak-pajak properti utk profesional).
2. BPHTB
Subyek
Objek BPHTB
1. Perolehan Hak Baru:
a.Jual-beli adalah harga transaksi
b.Tukar menukar adalah nilai pasar
c.Hibah adalah niali pasar
d.Hibah wasiat adalah nilai pasar
e.Waris adalah nilai pasar
f.Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai pasar
pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar
2. BPHTB
Objek BPHTB
1. Perolehan Hak Baru:
g.Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang berkekuatan hukum
tetap dalah nilai pasar
h.Pemberian hak karena kelanjutan pelepasan hak atau karena diluar
pelepasan hak adalah nilai pasar
i.Penggbungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha adalah nilai pasar
j.Hadiah adalah nilai pasar
2. BPHTB
Objek BPHTB
a.Kelanjutan pelepasan Hak: pemberian hak baru atas tanah kpd orang pribadi
atau badan hukum dari negara atas tanah yg berasal dari pelepasan hak.
b.Diluar pelepasan hak: pemberian hak baru atas tanah kpd orang pribadi atau
badan hukum dr negara atau dr pemegang hak milik menurut perundangan yg
berlaku.
2. BPHTB
Objek yang tidak dikenakan BPHTB
Perhitungan
•BPHTB = tarif BPHTB max 5% x (NPOP - NPOPTKP)
atau
•BPHTB = tarif BPHTB Max 5 % x (NJOP - NPOPTKP)
Nilai transaksi / perolehan lebih rendah dr NJOP
2. BPHTB
Contoh :
Tgl 18 Februari 2019 . Ibu Ira membeli tanah di Depok dg
NPOP Rp 30 juta, apabila NPOPTKP Kota Depok Rp 40
juta, Maka BPHTB yang dibayarkan?
2. BPHTB
Contoh :
Tgl 18 Februari 2019. Ibu Ira membeli tanah di Depok dg
NPOP Rp 30 juta, apabila NPOPTKP Kota Depok Rp
40juta, Maka BPHTB yang dibayarkan?
Subyek Pajak
Orang pribadi atau badan yg mengalihkan tanah dan atau
bangunan
Pajak Penghasilan (PPh)
Dasar pengenaan Pajak (DPP)
• DPP adalah jumlah bruto nilai pengalihan, dengan batas
pengalihan yang dikenakan PPh sebesar Rp 60jt
• Nilai pengalihan : nilai tertinggi antara NJOP dg nilai
berdasarkan akta pengalihan Hak, kecuali:
Pengalihan hak kpd pemerintah: berdasarkan keputusan
pejabat yg bersangkutan
Lelang: nilai menurut risalah lelang
Pajak Penghasilan
NPOPTKP 60.000.000
NPOPTKP 1.040.000.000
PPN (*Pembeli)
PPnBM (Pembeli)
BPHTB (Pembeli)
NPOP 39.000.000.000
NPOPTKP 60.000.000 -
PPh (penjual)