Anda di halaman 1dari 275

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 1

Pajak Bumi Bangunan (PBB)

Pertemuan 1
Sejarah perkembangan UU PBB

 PajakTanah di Jakarta (1685-1811)



 Stamford menetapkan tarif pajak berdasarkan hasil produksi pertanian (1811-1816)

 Landrente dengan cultuurstelsel (1872-1923)

 Landrente diterapkan untuk seluruh orang Indonesia yang memiliki tanah

 Landrente diganti dengan Land Tax. Adm. Pajak dilakukan oleh “Zaimubu Shuzeika”
dan bertugas melakukan survei dan pemetaan di Pulau Jawa dan Madura (1942-1945)
 Pajak Bumi (1945-1949)

 ”Pajak Pendapatan Tanah” (1949-1959)

 UU 11 th1959 tentang Pajak Hasil Bumi & 1965 “Iuran Pembangunan
Daerah (IPEDA)”

 UU12 Th1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

 UU 28 Th2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Derah

 PBB-P2 ke Pemkot/kabupaten & PBB-P3 di Pemerintah Pusat

Objek pajak
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya
Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB:

 kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan


kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan

 digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu

 merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu
hak

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 1


 digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan
timbal balik

 Badan atau organisasi internasional

 yang telah dikenakan PBB sektor P2

subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatuhak atasbumi,
dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas bangunan

Pertemuan 2
Pengenaan : kegiatan menteapkan siapa wajib pajak dan berapa PBB terutang
Penelitian digunakan untuk melihat pemenuhan syarat subjektif dan objektif.

Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak


Nilai Jual Obyek Pajak adalah harga rata-rata yang diperolehdari transaksi jual beli yang
terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual ObyekPajak
ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai
perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak Pengganti.

Ditetapkan setiap 3 tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu
ditetapkan setiap tahun.

Apabila tidak terdapat transaksi jual beli maka:

 Perbandingan dengan objek lain yang sejenis : Pendekatan/metode penentuan nilai jual
suatu obyek pajak dengan membandingkannya dengan obyek lain yang sejenis yang
letaknya berdekatan, fungsinya sama, dan telah diketahui harga jualnya.

 Nilai Perolehan Baru : Pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu obyek pajak
dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh obyek
tersebut pada saat penilaian dilakukan, dikurangi dengan penyusutan berdasar
kondisi fisik obyek.

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 2


 NJOP Pengganti : Pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu obyek pajak
yang berdasarkan pada hasil produksi obyek
PENETAPAN NJOP
Ditetapkan setiap tahun oleh Kepala Kanwil DJP a.n. Menteri Keuangan
NJOPTKP
Ditetapkan sebesar Rp12.000.000 dan Diberikan untuk setiap Wajib Pajak.
NJKP
Nilai Jual Kena Pajak (assessment value) adalah nilai jual yang dipergunakan sebagai dasar
penghitungan pajak, yaitu suatu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya dan ditetapkan
dengan PP.

Kebun, Hutan, Tambang : 40% x NJOP

SelainKebun, Hutan, Tambang :

 40% x NJOP (NJOP≥Rp1M)



 20% x NJOP (NJOP<Rp1M)

Tarif PBB P3L 0,5%

SAAT TERUTANG
PBB terutang untuk suatu TahunPajak Berdasarkan kondisi tanggal 1 Januari Tahun Pajak.

Pertemuan 3

A. PENDATAAN
1. Pendataan : kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan
menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau Subjek Pajak yang belum terdapat dalam
administrasi perpajakan.
2. Pemutakhiran : kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan
menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau Subjek Pajak atau Wajib Pajak yang telah
terdaftar dalam administrasi perpajakan.
3. Pemetaan : kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan
menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau Subjek Pajak atau Wajib Pajak untuk

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 3


menghasilkan informasi geografis terkait Objek Pajak dan Wajib Pajak untuk
keperluan administrasi perpajakan.

B. PENDAFTARAN PBB
WP mengisi dan menyampaikan SPOP dan LSPOP ke KPP atau tempat lain lalu KPP
menyampaikan SPOP dan LSPOP ke WP dengan cara :
1) Langsung : Tanggal tanda terima menjadi tanggal disamapikannya berkas.
2) Pos/pengiriman : Tanggal bukti pengiriman
3) Cara lain : Tanggal lain
– WP wajib mengembalikan paling lama 30 hari sejak diterima.
– SPOP dianggap sudah diterima apabila SPOP diisi dengan jelas (tidak menimbulkan salah
tafsir), benar (sesuai keadaan sebenarnya), lengkap (memuat semua unsur sesuai form yang
ada) dan sudah ditandatangani subjek/wajib pajak atau kuasanya.
– WP dapat mengajukan penundaan pengembalian SPOP dengan cara WP mengajukan Surat
Pemberitahuan (SP) ke dan harus diterima KPP sebelum batas waktu 30 hari. Penundaan
diberikan paling lama 14 hari setelah jangka waktu 30 hari berakhir.
– Apabila SPOP tidak dikembalikan, maka KPP menerbitkan Surat Teguran. WP wajib
mengembalikan paling lama 15 hari setelah Surat Teguran diterima. Apabila tidak
disampaikan dilakukan pemeriksaan untuk penerbitan SKP PBB. SPOP tidak di TTD
dianggap tidak dikembalikan
– Jika telah disampaikan, KPP melakukan penelitian kebenaran dan kelengkapan pengisian.
Apabila hasil penelitian terdapat indikasi kesalahan,,dilakukan klarifikasi
– WP dapat melakukan pembetulan SPOP paling lama tanggal 15 Maret apabila SPOP
diterima sebelum 1 Januari tahun pajak dan paling lama 14 hari sejak permintaan klarifikasi
apabila SPOP diterima setelah 1 Januari tahun pajak. Jika WP tidak melakukan pembetulan,
WP diusulkan untuk diperiksa

C. NOP
NOP sebagai sarana adminisitrasi perpajakan paling sedikit dapat diidentifikasi
1. provinsi dan kabupaten/kota dimana Objek Pajak berada
2. KPP yang wilayahnya meliputi Objek Pajak atau KPP yang ditunjuk untuk mengadmi-
nistrasikan Objek Pajak; dan
3. sektor Objek Pajak.

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 4


Namun, NOP PBB Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi
berupa tubuh bumi dan permukaan bumi perairan (Offshore) dan/atau bangunan, PBB
Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Panas Bumi berupa tubuh bumi, dan PBB Sektor
Lainnya yang berada di luar wilayah administratif kabupaten/kota dan bahkan provinsi
ditentukan kode tersendiri yang berbeda dengan lainnya.
Secara umum, struktur NOP terdiri dari 18 (delapan belas) digit :

1. digit ke-1 dan ke-2 merupakan kode provinsi


Digit ke-1 menunjukkan kode pulau/ kepulauan; Digit ke-2 menunjukkan kode provinsi
di satu pulau/kepulauan. Kode provinsi diberikan secara urut mulai dari angka 1 sampai
dengan angka 9 pada setiap pulau/kepulauan.
Kode provinsi untuk Objek Pajak yang luasnya melebihi batas wilayah administratif
provinsi, diberikan untuk masing-masing provinsi dimana objek Pajak tersebut berada.
Namun, khusus objek Pajak berikut menggunakan angka 00 :
1) PBB Migas permukaan bumi berupa perairan (offshore) dan/atau bangunan;
2) PBB Migas tubuh bumi
3) PBB Panas Bumi tubuh bumi, dan
4) PBB Sektor Lainnya.

2. digit ke-3 dan ke-4 merupakan kode kabupaten/kota


Kode kabupaten diberikan secara urut mulai dari angka 01 - 69 sedangkan kode kota
diberikan secara urut mulai dari angka 71 - 99 pada setiap provinsi. Sehingga tidak ada kode

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 5


70. Kode provinsi untuk Objek Pajak yang luasnya melebihi batas wilayah administratif
kota/kabupaten, diberikan untuk masing-masing provinsi dimana objek Pajak tersebut
berada. Namun, khusus objek Pajak berikut menggunakan angka 00 :
1) PBB Migas permukaan bumi berupa perairan (offshore) dan/atau bangunan;
2) PBB Migas tubuh bumi
3) PBB Panas Bumi tubuh bumi, dan
4) PBB Sektor Lainnya.

3. digit ke-5 sampai digit ke-7 merupakan kode kecamatan


Dua digit pertama, yakni digit ke-5 dan digit ke-6, diberikan secara urut mulai dari angka
01 sampai dengan angka 99 pada setiap kabupaten/ kota. Digit ke-7, diberikan angka 0.
Penyusunan kode kecamatan untuk Objek Pajak PBB Sektor Perkebunan dan PBB Sektor
Perhutanan, ditentukan sebagai berikut:
1) kode kecamatan diberikan untuk masing-masing kecamatan dimana Objek Pajak berada;
2) dalam hal luas Objek Pajak melewati batas wilayah administratif kecamatan, diberikan
kode kecamatan yang wilayahnya meliputi areal terluas letak Objek Pajak.
Dikecualikan dari ketentuan di atas, kode kecamatan untuk Objek Pajak PBB Mineral dan
Batubara, PBB Migas, PBB Panas Bumi, dan PBB Sektor Lainnya memakai angka 000.

4. digit ke-8 sampai digit ke-10 merupakan kode KPP


5. digit ke-11 merupakan kode subsektor
a. PBB Sektor Perkebunan diberi angka 1
b. PBB Sektor Perhutanan diberi angka 2
c. PBB Sektor Pertambangan:
1). Subsektor Pertambangan Mineral dan Batubara diberi angka 3;
2). Subsektor Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi diberi angka 4;
3). Subsektor Pertambangan Panas Bumi diberi angka 5;
d. PBB Sektor Lainnya:
1). Subsektor Usaha Perikanan Tangkap diberi angka 1;
2). Subsektor Usaha Budidaya Perikanan diberi angka 2;
3). Subsektor Jaringan Pipa diberi angka 3;
4) Subsektor Jaringan Kabel Telekomunikasi diberi angka 4;
5). Subsektor Jaringan Kabel Listrik diberi angka 5; dan
6). Subsektor Ruas Jalan Tol diberi angka 6.

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 6


6. digit ke-12 merupakan kode jenis bumi
a. permukaan bumi berupa tanah (onshore) diberi angka 1;
b. tubuh bumi diberi angka 2; dan
c. permukaan bumi berupa perairan (offshore) diberi angka 3.

7. digit ke-13 merupakan kode rincian


a. Digit ke-13, diberi angka 0.
b. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, digit ke-13 untuk
Objek Pajak PBB Mineral dan Batubara diberikan untuk masing-masing jenis galian
tambang dengan ketentuan sebagai berikut:
1) mineral logam diberi angka 1;
2) mineral bukan logam diberi angka 2;
3) batuan diberi angka 3; dan
4) batubara diberi angka 4.

8. digit ke-14 sampai dengan digit ke-17 merupakan kode nomor urut Objek Pajak
a. Kode nomor urut Objek Pajak diberikan secara urut mulai dari angka 0001 sampai dengan
angka 9999 untuk masing-masing subsektor pada setiap KPP.
b. Dalam hal terdapat penambahan Objek Pajak baru pada subsektor yang sama, terhadap
Objek Pajak diberikan nomor urut yang dimulai setelah nomor urut terakhir yang sudah
digunakan untuk masing-masing subsektor pada setiap KPP tersebut.

9. digit ke-18 merupakan kode sektor Objek Pajak.


a. PBB Sektor Perkebunan diberi angka 1;
b. PBB Sektor Perhutanan diberi angka 2;
c. PBB Sektor Pertambangan diberi angka 3; dan
d. PBB Sektor Lainnya diberi angka 4;

D. KETENTUAN DALAM PEMBERIAN NOP

1. NOP sektor perkebunan dan perhutanan diberikan terhadap permukaan bumi berupa tanah
(onshore) dan/atau bangunan.

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 7


2 . NOP PBB Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara (PBB
Mineral dan Batubara) dan pertambangan untuk minyak bumi dan gas bumi diberikan
terhadap masing-masing:
a. permukaan bumi berupa tanah (onshore) dan/atau bangunan;
b. permukaan bumi berupa perairan (offshore) dan/atau bangunan; dan
c. tubuh bumi.
3. NOP PBB Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Panas Bumi (PBB Panas Bumi)
diberikan terhadap masing-masing:
a. permukaan bumi berupa tanah (onshore) dan/atau bangunan; dan
b. tubuh bumi.
4. NOP PBB Sektor Lainnya diberikan terhadap permukaan bumi berupa perairan (offshore)
dan/atau bangunan.

E. Contoh Pemberian NOP


PT A menguasai tanah perkebunan Teh seluas 1.000Ha yang terletak di Kecamatan Gunung
Putri (002), Kab Bogor (01), Jawa Barat (32) seluas 200Ha di Kec Citeureup dan seluas
500Ha yang terletak di Kab Cianjur (03) Kec Cibeber (003) disamping itu PT A juga
menguasai tanah tambang Minerba dengan jenis Tambang mineral bukan logam di Kab
Bogor, Kec Jonggol (006) seluas 500Ha. Berikan NOP atas OP yang dikuasai PT A
tersebut!
Jawab :
1) NOP perkebunan teh di Kec. Gunung Putri dan Kec Citeureup, Bogor (masuk ke Kec.
Gunung Putri karena luas lahan di kecematan tersebut lebih besar daripada di Kec.
Citeureup) : 32.01.002.XXX.110.XXXX.1
2) NOP perkebunan teh di Kec. Cibeber, Cianjur. Sebab beda kabupaten, maka NOP
perkebunan teh di wilayah tersebut dipisah dari NOP lahan di Bogor :
32.03.003.XXX.110.XXXX.1
3) NOP minerba : 32.01.006.XXX.314.XXXX.3

F. Penghapusan NOP
NOP dapat dihapus apabila :
- Perubahan Sektor dan Subsektor Objek Pajak
- Tindaklanjut Pembatalan Ketetapan Tidak Benar
- Tindaklanjut Penggabungan Objek Pajak

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 8


PERTEMUAN 4

A. NJOP PBB
- sebagai dasar pengenaan PBB sektor perkebunan, sektor perhutanan, sektor
pertambangan, dan sektor lainnya
- NJOP terdiri dari :
1) NJOP Bumi : Permukaan Bumi (onshore dan offshore) dan tubuh bumi.
2) Bangunan : bangunan umum (kantor, dst) dan bangunan khusus (oil rig, dst)
- Penilaian NJOP :
1) penilaian kantor : apabila SPOP telah benar, lengkap, dan jelas.
2) penilaian lapangan : apabila SPOP belum benar, lengkap, dan jelas.

B. PENDEKATAN PENILAIAN NJOP


1) Pendekatan Data Pasar :
Metode untuk mengestimasi nilai suatu properti dengan melakukan perbandingan dan
penyesuaian terhadap properti pembanding yang telah diketahui harga pasarnya,
dengan syarat : terdapat harga transaksi.
2) Pendekatan Biaya : Metode untuk mengestimasi nilai atas suatu properti dengan
menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun /reproduksi baru saat
penilaian dikurangi penyusutan.
3) Pendekatan Pendapatan : metode untuk mengestimasi nilai suatu properti dengan cara
mengkapitalisasi pendapatan bersih yang dihasilkan properti tersebut.

C. METODE PENDEKATAN DATA PASAR


- Tahapan langkah penilaian

1. Identifikasi objek penilaian

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 9


a. Lokasi dan Identitas : Letak tanah, akses menuju lokasi, jarak ke tempat tertentu.
b. Data Tanah : Kepemilikan serta bentuk, ukuran, dan keadaan permukaan.
c. Data Lingkungan : Penggunaan tanah sekitar, zoning, properti yang mudah
diidentifikasi, fasilitas umum yangg tersedia.
d. Pemanfaatan tanah
e. Penggunaan Tertinggi dan Terbaik (Highest and Best Use) :secara fisik,
hukum/peraturan (izin), layak secara keuangan, menghasilkan secara maksimal.
2. Pengumpulan harga pasar. data pembanding
Harga pasar dapat diperoleh dari penjual, iklan, broker, atau dari notaris/PPAT.
*harga dan nilai itu berbeda, harga itu bahan mentah untuk membentuk nilai.
3. Menentukan data pembanding
Properti/tanah yang dijadikan pembanding dapat dicari berdasarkan lokasi
berdekatan, waktu transaksi, atau tanah yang sejenis. Paling tidak digunakan 3
pembanding. Pembanding tersebut harus objek yang sejenis dan telah diketahui
harga pasarnya. Misal untuk menilai objek PKN STAN, maka dapat menggunakan
kos Perkici dan minimarket di depan kampus sebagai pembandingnya.
4. Analisis penyesuaian
Data pembanding kemungkinan memiliki perbedaan dalam jenis dan waktu
transaksinya. Maka pembanding tersebut harus disesuaikan sampai ke dalam
keadaan tanggal penilaian.
5. Analisis perbandingan
Setelah dilakukan analisis penyesuaian, maka dapat dilakukan analisis
perbandingan antara objek yang sedang dinilai data pembanding. Perbandingan
yang dapat dianalisis adalah keadaan fisik, lokasi, dan lingkungan sekitar dari objek
pajak yang dinilai.

Contoh analisis penyesuaian dan analisis perbandingan


Untuk menilai PKN STAN, maka dipilih tiga data pembanding, yakni A (rumah di
sebelah timur kampus), B (restoran di depan kampus), dan C (minimarket di depan
kampus). Diketahui data sbb :
1) Harga tanah pada objek A adalah 6juta/m2 . Harga diketahui dari transaksi pada
tanggal 5 Agustus 2017. Pada saat transaksi tersebut, tidak terjadi tawar-
menawar sehingga harga transaksi mencerminkan harga sebenarnya. Kondisi

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 10


fisik dan lokasi A tidak lebih baik dari kondisi objek PKN STAN. Diperkirakan
bahwa kondisi fisik dan lokasi A 10% di bawah kondisi fisik PKN STAN.
2) Harga tanah pada objek B adalah 4juta/m2 . Harga diketahui dari transaksi pada
tanggal 12 November 2017. Pada saat transaksi, harga transaksi tidak
mencerminkan harga sebenarnya sehingga harus diturunkan 5% agar mencapai
harga sebenarnya. Kondisi fisik dan lokasi B sama dengan kondisi objek PKN
STAN.
3) Harga tanah pada objek A adalah 3juta/m2 . Harga diketahui dari transaksi pada
tanggal 20 Oktober 2017. Pada saat transaksi, harga transaksi tidak
mencerminkan harga sebenarnya sehingga harus diturunkan 3% agar mencapai
harga sebenarnya. Kondisi fisik C sama dengan kondisi objek PKN STAN.
Sedangkan lokasi C tidak lebih baik dari kondisi objek PKN STAN,
diperkirakan lokasi C lebih rendah 5% dari lokasi PKN STAN.
4) Penilaian objek PKN STAN dilakukan pada 1 Januari 2018. Inflasi per bulan
(hitungan kasar) adalah 1%.

Penyesuaian :

1. Analisis penyesuaian
Penyesuaian A B C

- Waktu +5% +2% +2%

- Jenis transaksi - -5% -3%

- Transaksi properti A terjadi 5 bulan sebelum penilaian, sehingga disesuaikan dengan


inflasi per bulan = 5 bulan x 1% = 5%
- Transaksi properti B dan C terjadi 2 bulan (asumsi : transaksi di atas tgl 15 masuk ke
bulan berikutnya) sebelum penilaian, sehingga disesuaikan dengan inflasi per bulan =
2 bulan x 1% = 2%

2. Analisis perbandingan
Perbandingan A B C

- Fisik +10% - -

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 11


- Lokasi +10% - +5%

Jika lebih rendah dari PKN STAN, maka data pembanding harus ditambah nilainya
agar setara, begitu pula sebaliknya.

3. Total penyesuaian dan perbandingan


A B C

Harga awal 3.000.000 6.000.000 4.000.000

% penyesuaian +25% -3% +2%

Nilai disesuaikan 3.750.000 5.820.000 4.080.000

4. Nilai akhir = rata-rata nilai data pembanding


= (3.750.000 + 5.820.000 +4.080.000) / 3
= 4.550.000 / m2

Penetapan dan Pembayaran

Penetapan :

SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang)


 Surat yang digunakan oleh DJP untuk memberitahukan besarnya PBB yang
terutang kepada WP
- Berdasarkan SPOP
- Pelunasan SPPT : paling lambat 6 bulan sejak diterima WP

Tanggal diterima

a. tanggal tanda terima, dalam hal disampaikan secara langsung

b. tanggal bukti pengiriman, dalam hal dikirim melalui pos atau jasa pengiriman lainnya

SKP (Surat Ketetapan Pajak)


 surat ketetapan yang menentukan besarnya pokok PBB atau selisih pokok
PBB, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah PBB yang terutang

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 12


- DJP dapat menerbitkan SKP PBB paling lama 5 (tahun) setelah saat berakhirnya
tahun pajak. Dalam hal jangka waktu 5 tahun telah lewat, namun terdapat putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas tindak pidana perpajakan yang
mengakibatkan kerugian Negara, DJP dapat menerbitkan SKP PBB
- Diterbitkan dalam hal :
1) Terdapat PBB terutang berdasarkan hasil pemeriksaan atau penelitian PBB
2) SPOP tidak disampaikan dalam waktu 30 hari dan telah ditegur secara
tertulis
- Pelunasan SKP : paling lambat 1 bulan sejak diterima WP
- Jumlah yang harus dibayar : Pokok atau selisih pokok + sanksi administrasi 25%

STP (Surat Tagihan Pajak)


- Diterbitkan dalam hal terdapat PBB terutang dalam SPPT atau SKP PBB yang
tidak atau kurang dibayar setelah tanggal jatuh tempo pembayaran
- Pelunasan STP : paling lambat 1 bulan sejak diterima WP
- Jumlah yang harus dibayar : PBB terutang yang tidak atau kurang dibayar + denda
administrasi 2% sebulan (paling lama 24 bulan sejak tanggal jatuh tempo sampai
dengan tanggal pembayaran).

Pembayaran

Cara pembayaran PBB :

1. E-billing
2. Pemindahbukuan, khusus untuk WP :
 PBB Migas berlaku untuk Wajib Pajak yang kontraknya ditandatangani
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang
Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di
Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
 PBB Panas Bumi berlaku untuk Wajib Pajak yang memiliki kuasa pengusahaan
sumber daya panas bumi, kontrak operasi bersama pengusahaan sumber daya
panas bumi, dan/atau izin pengusahaan sumber daya panas bumi, sebelum
berlakunya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi

Pertemuan Minggu ke-6

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 13


Penagihan, Pemeriksaan, dan Penelitian

Penagihan

 Serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan
seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, melaksanakan pemblokiran,
menjual barang yang telah disita, yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang .

Utang pajak : pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi
(bunga, denda, kenaikan). Terdapat di SKP/surat sejenis.

Dasar penagihan menurut UU PBB :

SPPT
SKP
STP

Pemeriksaan

 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan mencari, menghimpun, dan mengolah data,


keterangan, dan/atau bukti, yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 14


kewajiban PBB dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan PBB

Tujuan :

1. Menguji kepatuhan
Sebab :
o Indikasi PBB terutang berdasarkan analisis risiko > PBB terutang berdasarkan
SPOP
o SP/WP tidak menyampaikan SPOP
o Peningkatan penelitian PBB
o Data baru yang belum diungkap dalam pemeriksaan dan penelitian
sebelumnya

Jangka waktu :

 pengujian : 4 bulan, bisa diperpanjang paling lama 2 bulan (khusus


tambang migas bisa diperpanjang paling banyak 3 kali)
 PAHP dan pelaporan : 2 bulan
2. Tujuan lain dalam rangka pelaksanaan UU PBB
Sebab :
o Dilaksanakan penagihan PBB
o WP mengajukan keberatan PBB

Jangka waktu : 2 bulan, bisa diperpanjang paling lama 1 bulan

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 15


 Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) : diterbitkan untuk satu tahun pajak atas satu
NOP/beberapa NOP yg diadministrasikan dalam 1 KPP
 Pemberitahuan dan Pertemuan dengan WP (untuk pemeriksaan menguji
kepatuhan) : menyampaikan SP2 secara langsung dan membuat berita acara
hasil pertemuan.
 Peninjauan : identifikasi, pengukuran, pemetaan, dan/atau penghimpunan data,
keterangan, dan/atau bukti, mengenai Objek Pajak dan/atau Subjek Pajak atau
Wajib Pajak
 Peminjaman dokumen : buku, catatan, dokumen, yang ditemukan di lokasi
dapat
langsung dipinjam dengan bukti peminjaman
 Penyegelan (untuk pemeriksaan menguji kepatuhan) : dilakukan jika
o WP tidak memberi kesempatan untuk memasuki tempat/ ruang dan
memeriksa tempat penyimpanan dokumen
o WP menolak memberi bantuan
o WP tidak berada di tempat dan tidak ada yang mewakili
o Pihak yang mewakili menolak memberi bantuan
 Permintaan Penjelasan dan Keterangan kepada Pihak Ketiga : pemeriksa dapat
meminta penjelasan lebih rinci mengenai obyek pajak dan subyek pajak kpd
pihak ke-3

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 16


 PHP dan PAHP :
 hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan diberitahukan kepada
WP dengan SPHP (dilampiri daftar temuan) , lalu WP memberikan
tanggapan secara tertulis
 WP diberi hak hadir untuk melaksanakan pembahasan atas hasil
pemeriksaan (PAHP)
 Pembahasan dengan Quality Assurance

Tindak lanjut hasil :

SKP PBB dari hasil pemeriksaan dapat dibatalkan bila :


- Dilaksanakan tanpa penyampaian SPHP
- Dilaksanakan tanpa PAHP

Penelitian

 serangkaian kegiatan pengujian pemenuhan kewajiban PBB berdasarkan keterangan


lain yang diperoleh dan/atau dimiliki DJP atau berdasarkan permohonan WP.

Tujuan :
1. Menguji kepatuhan
Sebab :
o Indikasi PBB terutang berdasarkan analisis risiko > PBB terutang
berdasarkan SPOP
o PBB terutang atas SPOP yang tidak disampaikan

Jangka waktu : Paling lama 2 bulan sejak Surat Pemberitahuan Penelitian


disampaikan kepada SP/WP

2. Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PBB (Restitusi)


Sebab :
o Pembayaran PBB > PBB dalam SPPT, STP, SKP PBB

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 17


o Pelunasan lebih dari sekali atas objek yang sama
o Kekeliruan penulisan data yang mengakibatkan kelebihan pembayaran
PBB
Jangka waktu : Paling lama 12 bulan sejak tanggal diterimanya Surat Permohonan.

Pertemuan Minggu ke-7

Hak-Hak Wajib Pajak

Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam UU PBB :

1. Pembatalan Penetapan Subjek Pajak Sebagai Wajib Pajak (Pasal 4)


- SP memberikan keterangan tertulis ke DJP bahwa ia bukan wajib pajaknya
- DJP dapat :

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 18


 Menyetujui : membatalkan penetapan (dalam jangka waktu 1 bulan sejak
surat keterangan diterima)
 Menolak : SK penolakan disertai alasan
- Apabila setelah jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterimanya keterangan DJP
tidak memberikan keputusan, maka keterangan yang diajukan itu dianggap
disetujui.

2. Keberatan PBB
Dasar hukum : Pasal 15 & 16 UU No 12 tahun 1994
PMK 253/PMK.03/2014
Diajukan atas : SPPT atau SKP PBB terkait materi penetapan besarnya PBB terutang
Siapa yang bisa mengajukan : WP yang namanya tercantum di SPPT atau SKP
Kemana? : Ditujukan ke DJP melalui KPP tempat objek terdaftar
Syarat :
a. Satu Surat Keberatan untuk satu SPPT atau SKP PBB;
b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
c. ditujukan kepada DJP dan disampaikan melalui KPP;
d. dilampiri dengan fotokopi SPPT atau SKP PBB yang diajukan keberatan;
e. dikemukakan jumlah PBB yang terutang menurut penghitungan Wajib
Pajak dan
disertai dengan alasan pengajuan keberatan
f. ditandatangani oleh Wajib Pajak
g. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan:
- pengurangan atau pembatalan SPPT atau SKP PBB yang tidak benar;
- pengurangan PBB; atau
- pengurangan denda administrasi PBB

Surat keputusan keberatan :

- Paling lama 12 bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima


- Menerima seluruh, sebagian, menolak, atau menambah
3. Pengurangan PBB (Pasal 19)
Menteri Keuangan dapat memberikan pengurangan pajak yang
terutang :

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 19


a. kondisi tertentu obyek pajak yang ada hubungannya dengan subyek pajak
dan/atau karena sebab-sebab tertentu lainnya;
1. Kondisi tertentu yaitu kerugian dan kesulitan likuiditas pada
(pengurangan max 75%):
a. WP Pembukuan : akhir tahun buku sebelum tahun
pengajuan permohonan Pengurangan PBB
b. WP Pencatatan : akhir tahun kalender sebelum tahun pengajuan
permohonan Pengurangan PBB
2. Bagi Wajib PBB Migas dalam tahap eksplorasi untuk tubuh bumi
(pengurangan 100%)
b. obyek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang diluar biasa
(pengurangan max 100%)

Diajukan melalui :

- Permohonan
- Tanpa permohonan
Hanya untuk WP PBB Migas tahap eksplorasi, yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. WP yang menandatangani kontrak kerja sama setelah berlakunya PP nomor
79 Tahun 2010;
b. WP yang menyampaikan SPOP; dan
c. WP yang melampirkan surat rekomendasi dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kegiatan usaha migas
yang menyatakan bahwa objek PBB Migas masih pada tahap eksplorasi

4. Pengurangan Denda Adiministrasi (Pasal 20)


Atas permintaan WP, DJP dapat mengurangkan denda administrasi karena hal-
hal tertentu:
- kealpaan WP
- bukan kesalahan WP
- WP mengalami kesulitan likuiditas pada:
Pembukuan : akhir tahun buku sebelum tahun pengajuan
Pencatatan : akhir tahun kalender sebelum tahun pengajuan
- terjadi bencana alam atau kejadian luar biasa lainnya

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 20


- hal-hal lain berdasarkan pertimbangan DJP

Denda apa?

a. Denda administrasi sebesar 25% dari pokok pajak yang tercantum dalam SKP
b. Denda administrasi 2% (dua persen) sebulan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3) dan ayat (4) UU PBB.

Terhadap SKP PBB/STP PBB yang telah diajukan permintaan pengurangan denda
administrasi tidak dapat lagi diajukan permintaan pengurangan denda administrasi.

Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam UU KUP :

1. Pengangsuran dan Penundaan


- Permohonan bisa diajukan paling lama 9 hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran
- Dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.

Berapa lama dapat diberikan ?


Angsuran : paling lama 12 bulan sejak diterbitkannya keputusan persetujuan
pengangsuran pembayaran pajak dengan angsuran paling banyak 1 kali dalam 1 bulan,
dengan besarnya angsuran ditetapkan dalam jumlah yang sama besar untuk setiap
angsuran.
Penundaan : paling lama 12 bulan sejak diterbitkannya keputusan persetujuan
penundaan pembayaran pajak.

2. Banding
- Hanya kepada badan peradilan Pajak
- Atas SK Keberatan
- Kapan? : paling lama 3 bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima
- Jangka waktu pelunasan pajak yang diajukan banding tertangguh sampai dengan 1
bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
- Ditolak/diterima sebagian : denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan.

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 21


3. Pembetulan
- Atas permohonan atau atas jabatan, DJP dapat membetulkan
a. STP
b. SK Pembetulan
c. SK Keberatan
d. SK Pengurangan Sanksi Administrasi
e. SK Penghapusan Sanksi Administrasi
f. SK Pengurangan Ketetapan Pajak
g. SK Pembatalan Ketetapan Pajak
h. SK Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak
i. SK Pemberian Imbalan Bunga
- Apabila terdapat :
a. Kesalahan tulis
b. Kesalahan hitung
c. Kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan

4. Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan
- DJP karena jabatan atau atas permohonan WP dapat:
1. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi (bunga, denda,
kenaikan) dikenakan karena kekhilafan WP atau bukan karena
kesalahannya  sanksi yang ada di STP dan SKP
2. Mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKP PBB, atau STP PBB yang
tidak benar
Pengurangan : ketidakbenaran atas
1) luas objek pajak bumi dan/atau bangunan;
2) NJOP bumi dan/atau bangunan; dan/atau
3) penafsiran peraturan perundang-undangan

Pembatalan : SPPT, SKP PBB, atau STP PBB seharusnya tidak diterbitkan

5. Pengembalian Kelebihan Pembayaran


- Jika WP mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih
dahulu utang pajak tersebut

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 22


6. Pemberian Imbalan Bungan
o sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah kelebihan pembayaran PBB
yang dihitung sejak batas waktu penerbitan SKPKPP PBB berakhir sampai
dengan tanggal penerbitan SKPKPP PBB

Pajak Bumi Bangunan | KMP 2018 23


PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

a. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak


1. Barang Kena Pajak
Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan
Undang Undang PPN8. Ruang lingkup Barang menurut Undang Undang PPN
meliputi barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud9.
Undang Undang PPN pada prinsipnya menganut prinsip negatif list, artinya
semua barang pada prinsipnya merupakan Barang Kena Pajak (dikenakan PPN)
kecuali yang ditentukan lain oleh Undang Undang. Sehingga yang diatur secara
rinci oleh Undang Undang PPN adalah barang-barang yang tidak dikenakan
PPN10. Dengan demikian, secara otomatis barang-barang lainnya merupakan
Barang Kena Pajak.
Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang
tertentu dalam kelompok barang sebagai berikut11 :

8 Pasal 1 angka 3 UU No.42 Tahun 2009


9 Pasal 1 angka 2 UU No.42 Tahun 2009
10 Diatur di pasal 4A ayat (2) Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009

11 Pasal 4A ayat (2) Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 dan penjelasannya

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 24


a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya. Barang
hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya yang tidak
terutang PPN meliputi:
a) minyak mentah (crude oil);
b) gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh
masyarakat;
c) panas bumi;
d) asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit,
dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit,
magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, fosfat
(phospat), talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif,
zeolit, basal, dan trakkit;
e) batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan
f) bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit.
b. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. Barang kebutuhan pokok
yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak yang tidak terutang PPN meliputi:
a) beras;
b) gabah;
c) jagung;
d) sagu;
e) kedelai;
f) garam, baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium;
g) daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses disembelih, dikuliti,
dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak dikemas, digarami, dikapur, diasamkan,
diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus;
h) telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan, atau dikemas;
i) susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun dipanaskan, tidak
mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak dikemas;

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 25


j) buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui proses dicuci,
disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas; dan
k) sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan pada
suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah.
c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan
dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering. Ketentuan ini dimaksudkan
untuk menghindari pengenaan pajak berganda karena sudah merupakan objek pengenaan Pajak
Daerah.
d. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

2. Jasa Kena Pajak


Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan Undang Undang PPN12.
Ruang lingkup Jasa menurut Undang Undang PPN adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan atau hak tersedia
untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan
dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan13.
Undang Undang PPN pada prinsipnya menganut prinsip negatif list, artinya semua jasa pada
prinsipnya merupakan Jasa Kena Pajak (dikenakan PPN) kecuali yang ditentukan lain oleh Undang Undang.
Sehingga yang diatur secara rinci oleh Undang Undang PPN adalah jasa-jasa yang tidak dikenakan PPN 14.
Dengan demikian, secara otomatis jasa-jasa lainnya merupakan Jasa Kena Pajak
Jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa tertentu dalam kelompok jasa
sebagai berikut:
a. Jasa pelayanan kesehatan medis.Jasa pelayanan kesehatan medis yang tidak terutang PPN meliputi:
1. jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi;
2. jasa dokter hewan;
3. jasa ahli kesehatan seperti ahli akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan ahli fisioterapi;
4. jasa kebidanan dan dukun bayi;
5. jasa paramedis dan perawat;

12 Pasal 1 angka 6 UU No.42 Tahun 2009


13 Pasal 1 angka 5 UU No.42 Tahun 2009

14 Diatur di pasal 4A ayat (3) Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 26


6. jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium;
7. jasa psikolog dan psikiater; dan
8. jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan oleh paranormal.
b. Jasa pelayanan sosial. Jasa pelayanan sosial yang tidak terutang PPN meliputi:
1. jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo;
2. jasa pemadam kebakaran;
3. jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan;
4. jasa lembaga rehabilitasi;
5. jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk krematorium; dan
6. jasa di bidang olahraga kecuali yang bersifat komersial.
c. Jasa pengiriman surat dengan perangko. Jasa pengiriman surat dengan perangko yang tidak terutang
PPN meliputi jasa pengiriman surat dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara
lain pengganti perangko tempel.
d. Jasa keuangan. Jasa keuangan yang tidak terutang PPN meliputi :
1. jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu;
2. jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek,
atau sarana lainnya;
3. jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa:
a) sewa guna usaha dengan hak opsi;
b) anjak piutang;
c) usaha kartu kredit; dan/atau
d) pembiayaan konsumen;
4. jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan
fidusia; dan
5. jasa penjaminan.
e. Jasa asuransi. Yang dimaksud dengan "jasa asuransi" adalah jasa pertanggungan yang meliputi
asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi, yang dilakukan oleh

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 27


perusahaan asuransi kepada pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa penunjang asuransi
seperti agen asuransi, penilai kerugian asuransi, dan konsultan asuransi
f. Jasa keagamaan. Jasa keagamaan yang tidak terutang PPN meliputi:
1. jasa pelayanan rumah ibadah;
2. jasa pemberian khotbah atau dakwah;
3. jasa penyelenggaraan kegiatan keagamaan; dan
4. jasa lainnya di bidang keagamaan.
g. Jasa pendidikan. Jasa pendidikan yang tidak terutang PPN meliputi:
1. jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelenggaraan pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan
keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional; dan
2. jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.
h. Jasa kesenian dan hiburan. Jasa kesenian dan hiburan yang tidak terutang PPN meliputi semua
jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan.
i. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan yang tidak terutang
PPN meliputi jasa penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta
yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial
j. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri.
k. jasa tenaga kerja. Jasa tenaga kerja yang tidak terutang PPN meliputi:
1. jasa tenaga kerja;
2. jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak
bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut; dan
3. jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja.
l. jasa perhotelan. Jasa perhotelan yang tidak terutang PPN meliputi:
1. jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel,
losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang
menginap; dan
2. jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen, dan hostel.
m. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.
Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 28


secara umum yang tidak terutang PPN meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, antara lain pemberian Izin Mendirikan Bangunan, pemberian lzin Usaha Perdagangan,
pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, dan pembuatan Kartu Tanda Penduduk
n. Jasa penyediaan tempat parkir. Yang dimaksud dengan “jasa penyediaan tempat parkir” adalah jasa
penyediaan tempat parkir yang dilakukan oleh pemilik tempat parkir dan/atau pengusaha kepada
pengguna tempat parkir dengan dipungut bayaran
o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam. Yang dimaksud dengan “jasa telepon umum
dengan menggunakan uang logam” adalah jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
atau koin, yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.
q. Jasa boga atau katering.

b. Penyerahan yang Terutang PPN


PPN terutang atas penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak. Ruang lingkup pengertian
penyerahan barang kena pajak menurut Undang Undang PPN meliputi 15 :
a. Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian. Yang dimaksud dengan
“perjanjian” meliputi jual beli, tukar-menukar, jual beli dengan angsuran, atau perjanjian lain yang
mengakibatkan penyerahan hak atas barang.
b. Pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna
usaha (leasing).
Penyerahan Barang Kena Pajak dapat terjadi karena perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian leasing
(sewa guna usaha). Adapun yang dimaksud dengan pengalihan karenaPenyerahan Barang Kena
Pajak dapat terjadi karena perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing). Yang
dimaksud dengan “pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa guna usaha
(leasing)” adalah penyerahan Barang Kena Pajak yang disebabkan oleh perjanjian sewa guna usaha
(leasing) dengan hak opsi.
Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian
sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi, Barang Kena Pajak dianggap diserahkan langsung dari
Pengusaha Kena Pajak pemasok (supplier) kepada pihak yang membutuhkan barang (lessee).

15 Pasal 1A ayat (1) Undang Undang No.42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 29


c. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang. Penyerahan
Barang Kena Pajak melalui juru lelang merupakan penyerahan Barang Kena Pajak yang dikenai
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang dilakukan dengan
penerbitan Faktur Pajak oleh pemilik barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
Dalam hal pemilik barang tidak menerbitkan Faktur Pajak, pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang
Kena Pajak melalui juru lelang dilakukan sendiri oleh pemenang lelang melalui Surat Setoran
Pajak.
d. Pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak. Pemakaian sendiri
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak merupakan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang
Kena Pajak" adalah pemakaian Barang Kena Pajak untuk kepentingan pengusaha sendiri,
pengurus, atau karyawannya, baik barang produksi sendiri maupun bukan produksi sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak" adalah pemakaian Jasa
Kena Pajak untuk kepentingan pengusaha sendiri, pengurus, atau karyawannya Pemakaian sendiri
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut meliputi pemakaian sendiri untuk16:
a. tujuan produktif; atau
b. tujuan konsumtif.
Yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
untuk tujuan produktif" adalah pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang nyata-
nyata digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya atau untuk kegiatan yang mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan, yang meliputi kegiatan
produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen.
Sedangkan yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak untuk tujuan konsumtif" adalah pemakaian Barang Kena

16 Pasal 5 PP No.1 Tahun 2012

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 30


Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang tidak ada kaitan dengan kegiatan produksi selanjutnya atau
untuk kegiatan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang
bersangkutan, yang meliputi kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen.
Contoh pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak:
Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan Konsumtif:
1) Pabrikan minuman ringan menggunakan hasil produksinya untuk konsumsi karyawan atau
para tamu.
2) Pabrikan sepatu dalam rangka promosi membeli topi dengan logo merek sepatu pabrik
tersebut dan sebagian dibagikan kepada karyawannya.
3) Perusahaan telekomunikasi selular memberikan fasilitas bebas biaya telepon selular kepada
para direksinya.
Pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan
produktif yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan yang mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan:
1) Pabrikan truk mempergunakan sendiri truk yang diproduksinya untuk kegiatan usaha
mengangkut suku cadang.
2) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit dari inti sawit
sebagai pengeras jalan di lingkungan pabrik.
3) Perusahaan telekomunikasi menggunakan saluran teleponnya untuk kegiatan
operasional perusahaan dalam berkomunikasi dengan mitra bisnisnya.
Pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan produktif
yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya:
1) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit dari inti sawit sebagai
bahan pembakaran boiler dalam proses pabrikasi.
2) Pabrikan kayu lapis (plywood) menggunakan hasil produksinya berupa kayu lapis
(plywood) untuk membungkus kayu lapis (plywood) yang akan dipasarkan agar tidak
rusak.
3) Perusahaan telekomunikasi menggunakan sambungan saluran teleponnya untuk melakukan
penyerahan jasa provider internet kepada konsumennya.
Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan produktif tidak
dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 31


Pajak Penjualan atas Barang Mewah, kecuali pemakaian sendiri yang digunakan untuk melakukan
penyerahan yang:
b. tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai; atau
c. mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Transaksi
pemakaian sendiri untuk tujuan produktif terutang Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Dalam rangka memberikan
kemudahan administrasi kepada Pengusaha Kena Pajak, pemakaian sendiri untuk tujuan produktif
tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah. Kemudahan administrasi tersebut diberikan karena Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas pemakaian sendiri untuk
tujuan produktif merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal pemakaian sendiri digunakan untuk kegiatan yang atas
penyerahannya tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai atau mendapat fasilitas dibebaskan dari
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Perlakuan ini diberikan karena Pajak Pertambahan Nilai yang
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas pemakaian sendiri merupakan Pajak Masukan yang tidak
dapat dikreditkan.
Contoh pemakaian sendiri untuk tujuan produktif: Pabrikan
ban menggunakan produksi ban sendiri untuk:
a. truk yang digunakan untuk pengangkutan ban produksinya; dan
b. kendaraan angkutan umumnya.
Atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif sebagaimana dimaksud pada contoh huruf a tidak
dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai. Namun demikian, atas pemakaian sendiri untuk
tujuan produktif sebagaimana dimaksud pada contoh huruf b tetap dipungut Pajak Pertambahan
Nilai, karena digunakan untuk penyerahan jasa angkutan umum yang merupakan penyerahan yang
tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak dalam rangka pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dapat
dikreditkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Dalam hal Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dipakai sendiri tidak
termasuk dalam kategori Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dibebaskan, Pajak
Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 32


dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sepanjang
memenuhi ketentuan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Dengan demikian apabila
yang dipakai sendiri adalah Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang mendapat fasilitas
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas
perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak merupakan Pajak Masukan yang tidak
dapat dikreditkan. Demikian juga apabila barang dan/atau jasa yang dipakai sendiri termasuk dalam
jenis bukan Barang Kena Pajak dan/atau bukan Jasa Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang
dibayar atas perolehan barang dan/atau jasa tersebut merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat
dikreditkan.
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan. Barang Kena Pajak berupa
persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih
tersisa pada saat pembubaran perusahaan, disamakan dengan pemakaian sendiri sehingga dianggap
sebagai penyerahan Barang Kena Pajak.
f. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang
Kena Pajak antar cabang. Dalam hal suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu tempat pajak
terutang baik sebagai pusat maupun sebagai cabang perusahaan, pemindahan Barang Kena Pajak
antar tempat tersebut merupakan penyerahan Barang Kena Pajak. Yang dimaksud dengan “pusat”
adalah tempat tinggal atau tempat kedudukan. Yang dimaksud dengan “cabang” antara lain lokasi
usaha, perwakilan, unit pemasaran, dan tempat kegiatan usaha sejenisnya
g. Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi. Dalam hal penyerahan secara konsinyasi, Pajak
Pertambahan Nilai yang sudah dibayar pada waktu Barang Kena Pajak yang bersangkutan
diserahkan untuk dititipkan dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak terjadinya
penyerahan Barang Kena Pajak yang dititipkan tersebut. Sebaliknya, jika Barang Kena Pajak titipan
tersebut tidak laku dijual dan diputuskan untuk dikembalikan kepada pemilik Barang Kena Pajak,
pengusaha yang menerima titipan tersebut dapat menggunakan ketentuan mengenai pengembalian
Barang Kena Pajak (retur).
h. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan
yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari
Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 33


Pajak. Contoh: dalam transaksi murabahah, bank syariah bertindak sebagai penyedia dana untuk
membeli sebuah kendaraan bermotor dari Pengusaha Kena Pajak A atas pesanan nasabah bank
syariah (Tuan B). Meskipun berdasarkan prinsip syariah, bank syariah harus membeli dahulu
kendaraan bermotor tersebut dan kemudian menjualnya kepada Tuan B, berdasarkan Undang-
Undang ini, penyerahan kendaraan bermotor tersebut dianggap dilakukan langsung oleh Pengusaha
Kena Pajak A kepada Tuan B
Sedangkan yang tidak termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah 17 :
a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang. Yang dimaksud dengan ”makelar” adalah makelar sebagaimana dimaksud
dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang, yaitu pedagang perantara yang diangkat oleh
Presiden atau oleh pejabat yang oleh Presiden dinyatakan berwenang untuk itu. Mereka
menyelenggarakan perusahaan mereka dengan melakukan pekerjaan dengan mendapat upah atau
provisi tertentu, atas amanat dan atas nama orangorang lain yang dengan mereka tidak terdapat
hubungan kerja.
b. Penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang.
c. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya atau antar cabang dalam hal
Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak terutang Dalam hal Pengusaha Kena
Pajak mempunyai lebih dari satu tempat kegiatan usaha, baik sebagai pusat maupun cabang
perusahaan, dan Pengusaha Kena Pajak tersebut telah menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak, pemindahan Barang Kena Pajak dari satu tempat kegiatan
usaha ke tempat kegiatan usaha lainnya (pusat ke cabang atau sebaliknya atau antarcabang)
dianggap tidak termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak, kecuali pemindahan
Barang Kena Pajak antartempat pajak terutang.
d. Pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang menerima
pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak. Yang dimaksud dengan “pemecahan usaha” adalah
pemisahan usaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
perseroan terbatas.
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang
masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang

17 Pasal 1A ayat (2) Undang Undang No.42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 34


Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan karena tidak terkait dengan usaha atau
perolehan kendaraan bermotor jenis sedan dan station wagon18

c. Objek PPN pasal 4 Undang Undang PPN


Berdasarkan pasal 4 ayat (1) Undang Undang No.42 Tahun 2009 PPN dikenakan atas delapan objek
yaitu :
a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
b. impor Barang Kena Pajak;
c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean;
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan
h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean


Contoh : PT A sebuah perusahaan bergerak dalam bidang penjualan komputer yang berkedudukan
di Bandung menjual sejumlah komputer kepada PT B sebuah perusahaan yang berkedudukan di Surabaya.
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik pengusaha yang
telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan.
Penyerahan barang yang dikenai pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak;
b. barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
c. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan
d. penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya.

18 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Undang Undang No.42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 35


2. Impor Barang Kena Pajak
Contoh : PT A sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif berkedudukan di Jakarta
melakukan impor kendaraan bermotor dari Jepang
Pajak juga dipungut pada saat impor Barang Kena Pajak. Pemungutan dilakukan melalui Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
Berbeda dengan penyerahan Barang Kena Pajak pada huruf a, siapapun yang memasukkan Barang
Kena Pajak ke dalam Daerah Pabean, tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usaha
atau pekerjaannya atau tidak, tetap dikenai pajak.

3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean


Contoh : PT A sebuah perusahaan bertempat kedudukan di Jakarta bergerak dalam bidang
persewaan kendaraan, menyewakan sejumlah mobil kepada PT B yang berkedudukan di Bandung.
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik pengusaha yang
telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak maupun pengusaha yang seharusnya dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan.
Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak;
b. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan
c. penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
Termasuk dalam pengertian penyerahan Jasa Kena Pajak adalah Jasa Kena Pajak yang dimanfaatkan untuk
kepentingan sendiri dan/atau yang diberikan secara cuma-cuma.
Terkait dengan transaksi jasa lintas negara Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan
Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha yang dimanfaatkan di dalam atau
di luar Daerah Pabean.19
Contoh 1: A Corp. yang berdomisili di Jepang mengirimkan lagu kepada PT B di Indonesia untuk dibuatkan
penulisan not balok atas lagu tersebut. Penulisan not balok yang telah selesai dikirim kembali ke Jepang.
Atas jasa penulisan not balok yang dilakukan oleh PT B tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Contoh 2: Z Corp. yang berdomisili di Korea Selatan berencana memasarkan produknya di Indonesia. Oleh
karena itu, Z Corp. menyewa PT DEF di Indonesia untuk melakukan survei pasar di Indonesia. Jasa survei
yang dilakukan oleh PT DEF tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai.

19 Pasal 6 PP No.1 Tahun 2012

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 36


4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Untuk dapat memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang Kena Pajak,
atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh
siapa pun di dalam Daerah Pabean juga dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
Contoh : Pengusaha A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak menggunakan merek yang
dimiliki Pengusaha B yang berkedudukan di Hongkong. Atas pemanfaatan merek tersebut oleh Pengusaha
A di dalam Daerah Pabean terutang Pajak Pertambahan Nilai.

5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean


Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah
Pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Misalnya, Pengusaha Kena Pajak C di Surabaya memanfaatkan
Jasa Kena Pajak dari Pengusaha B yang berkedudukan di Singapura. Atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak
tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai.

6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud


Contoh
PT A berkedudukan di bandung telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak. Pada suatu waktu
PT A melakukan ekspor sejumlah garmen ke Hongkong
Berbeda dengan Pengusaha yang melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan/atau
huruf c, Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud hanya Pengusaha yang
telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud


Contoh : PT Indocinema sebuah perusahaan berkedudukan di Jakarta bergerak dalam bidang
produksi film dan sinetron. Pada suatu waktu PT Indoncinema menjual hak pemutaran salah satu film
produksinya untuk ditayangkan di bioskop di Kuala Lumpur Malaysia.
Sebagaimana halnya dengan kegiatan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, pengusaha yang melakukan
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Kena Pajak.
Yang dimaksud dengan "Barang Kena Pajak Tidak Berwujud" adalah :

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 37


1) Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah,
paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak
kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya
2) penggunaan atau hak menggunakan peralatan/ perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah
3) pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial;
4) pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan
hak-hak tersebut pada angka 1, penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut
pada angka 2, atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3, berupa :
a. penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang
disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;
b. penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk
siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau
teknologi yang serupa; dan
c. penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi;
5) penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video
untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan
6) pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak
kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas.

8. Ekspor Jasa Kena Pajak


Termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak adalah penyerahan Jasa Kena Pajak dari dalam
Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan dan melakukan
ekspor Barang Kena Pajak Berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk
dari pemesan di luar Daerah Pabean.
Ketentuan mengenai batasan kegiatan dan jenis Jasa Kena Pajak yang atas ekspornya dikenai Pajak
Pertambahan Nilai diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.20 sebagai berikut:
a. Jasa Maklon yang batasan kegiatannya memenuhi ketentuan
b. jasa perbaikan dan perawatan yang batasan kegiatannya memenuhi ketentuan

20 Peraturan Menteri Keuangan No 70/PMK.03/2010 jo 30/PMK.03/2011 Tentang Batasan Kegiatan


Dan Jenis Jasa Kena Pajak Yang Atas Ekspornya Dikenai Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 38


c. jasa konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi,
yang batasan kegiatannya memenuhi ketentuan.
Batasan kegiatan Jasa Kena Pajak yang atas ekspornya dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah
sebagai berikut:
a. untuk Jasa Maklon:
1. pemesan atau penerima Jasa Kena Pajak berada di luar Daerah Pabean dan merupakan Wajib
Pajak Luar Negeri serta tidak mempunyai Bentuk Usaha Tetap (BUT) sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan perubahannya
2. spesifikasi dan bahan disediakan oleh pemesan atau penerima Jasa Kena Pajak;
3. bahan adalah bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan
diproses menjadi Barang Kena Pajak yang dihasilkan;
4. kepemilikan atas barang jadi berada pada pemesan atau penerima Jasa Kena Pajak; dan
5. pengusaha Jasa Maklon mengirim barang hasil pekerjaannya berdasarkan permintaan pemesan
atau penerima Jasa Kena Pajak ke luar Daerah Pabean.
b. untuk selain Jasa Maklon:
1. jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang bergerak yang dimanfaatkan di luar Daerah
Pabean; atau
2. jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang tidak bergerak yang terletak di luar Daerah
Pabean.
Saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas Ekspor Jasa Kena Pajak adalah pada saat Ekspor Jasa
Kena Pajak yaitu pada saat Penggantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai
penghasilan. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Ekspor Jasa Kena Pajak wajib membuat
Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak pada saat Ekspor Jasa Kena Pajak yang dilampiri dengan invoice
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan adalah dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak.
Atas kegiatan ekspor Barang Kena Pajak yang dihasilkan dari kegiatan ekspor Jasa Maklon oleh
Pengusaha Kena Pajak eksportir Jasa Maklon dilaporkan sebagai ekspor Barang Kena Pajak dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.
Pajak Pertambahan Nilai atas:
a. perolehan Barang Kena Pajak;
b. perolehan Jasa Kena Pajak;

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 39


c. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean;
d. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean; dan/atau
e. impor Barang Kena Pajak,
merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

d. Objek PPN pasal 16C Undang Undang PPN


Objek PPN pasal 16C sering disebut dengan istilah PPN Kegiatan Membangun Sendiri (PPN
KMS). Berdasarkan Undang Undang PPN21, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas kegiatan membangun
sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang
hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan22, PPN Kegiatan Membangun Sendiri terutang bagi
orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri. Yang dimaksud kegiatan
membangun sendiri adalah kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain. Kriteria
bangunan yang terutang PPN Kegiatan Membangun Sendiri yaitu bangunan yang berupa satu atau lebih
konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada satu kesatuan tanah dan/atau perairan
dengan kriteria:
a. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau
baja;
b. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c. luas keseluruhan paling sedikit 200m2
Pajak Pertambahan Nilai terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif 10% (sepuluh persen)
dengan Dasar Pengenaan Pajak. Dasar Pengenaan Pajak untuk PPN Kegiatan Membangun Sendiri adalah
20% dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk membangun bangunan, tidak
termasuk harga perolehan tanah. Dengan kata lain tarif efektif PPN Kegiatan Membangun Sendiri adalah
2% dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk membangun bangunan, tidak
termasuk harga perolehan tanah

21 pasal 16C Undang Undang No.18 Tahun 2000

22 Peraturan Menteri Keuangan No. 163/PMK.03/2012

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 40


Saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri dimulai pada saat
dibangunnya bangunan sampai dengan bangunan selesai. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan
secara bertahap dianggap merupakan satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antara tahapan-
tahapan tersebut tidak lebih dari dua tahun. Tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang atas kegiatan
membangun sendiri adalah di tempat bangunan tersebut didirikan.
Pajak Pertambahan Nilai terutang atas kegiatan membangun sendiri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 wajib disetor ke kas negara melalui kantor pos atau bank persepsi paling lama tanggal 15 bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang dilakukan dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak yang harus diisi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan. Dalam hal tempat bangunan didirikan berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak Pratama tempat orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri terdaftar,
kolom NPWP yang tercantum pada Surat Setoran Pajak diisi dengan NPWP orang pribadi atau badan
tersebut. Jika tempat bangunan didirikan berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang
berbeda dengan Kantor Pelayanan Pajak tempat orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan
membangun sendiri terdaftar, Surat Setoran Pajak diisi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. kolom NPWP diisi dengan :
 angka 0 (nol) pada 9 (sembilan) digit pertama;
 angka kode Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat bangunan
tersebut didirikan pada 3 (tiga) digit berikutnya; dan
 angka 0 (nol) pada 3 (tiga) digit terakhir.
b. pada kotak "Wajib Pajak/Penyetor" diisi nama dan NPWP orang pribadi atau badan yang melakukan
kegiatan membangun sendiri.
Jika orang pribadi yang melakukan kegiatan membangun sendiri belum memiliki NPWP, Surat Setoran
Pajak diisi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. kolom NPWP diisi dengan :
 angka 0 (nol) pada 9 (sembilan) digit pertama;
 angka kode Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat bangunan
tersebut didirikan pada 3 (tiga) digit berikutnya; dan
 angka 0 (nol) pada 3 (tiga) digit terakhir.
b. pada kotak "Wajib Pajak/Penyetor" diisi nama dan alamat orang pribadi atau badan yang melakukan
kegiatan membangun sendiri.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 41


Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri wajib melaporkan
penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya
meliputi tempat bangunan didirikan dengan mempergunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak paling lama
akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
Apabila orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak dan tempat bangunan didirikan berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak Pratama tempat orang pribadi atau badan tersebut terdaftar, orang pribadi atau badan yang melakukan
kegiatan membangun sendiri wajib melaporkan kegiatan membangun sendiri dalam Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan melampirkan lembar ketiga Surat Setoran Pajak
Jika orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak dan tempat bangunan didirikan berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak Pratama yang berbeda dengan Kantor Pelayanan Pajak tempat orang pribadi atau badan tersebut
terdaftar, orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri selain wajib melaporkan
penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang wajib melaporkan kegiatan membangun sendiri dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan melampirkan fotokopi lembar ketiga Surat Setoran
Pajak.
Apabila hal Pengusaha Kena Pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya, Kantor Pelayanan
Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, atau Kantor Pelayanan
Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Pengusaha Kena Pajak
tersebut selain wajib melaporkan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang wajib melaporkan kegiatan
membangun sendiri dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan melampirkan
fotokopi lembar ketiga Surat Setoran Pajak.

e. Objek PPN pasal 16D Undang Undang PPN


Berdasarkan pasal 16D Undang Undang No.42 Tahun 2009 Pajak Pertambahan Nilai dikenakan
atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan
karena :
a. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usaha23
b. perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon24

23 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b Undang Undang No.42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 42


Penyerahan Barang Kena Pajak, antara lain, berupa mesin, bangunan, peralatan, perabotan, atau
Barang Kena Pajak lain yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena
Pajak dikenai pajak. Namun, Pajak Pertambahan Nilai tidak dikenakan atas pengalihan Barang Kena Pajak
yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dan pengalihan aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yaitu kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon,
yang menurut ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Pajak Masukan atas perolehan aktiva tersebut
tidak dapat dikreditkan.
Tarif PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan adalah 10%. Dasar Pengenaan Pajak PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak
berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan adalah harga jual. Dengan demikian
PPN terutang dihitung 10% x harga jual. Contoh : Pengusaha Kena Pajak A bergerak dalam bidang industri
tekstil. Pada suat saat Pengusaha Kena Pajak A menjual aktiva berupa mesin yang selama ini digunakan
untuk memproduksi tekstil dengan harga jual Rp100.000.000,00. Atas penjualan mesin ini terutang PPN
pasal 16D yaitu atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan sebesar 10% x 100.000.000 atau Rp10.000.000,00

TARIF DAN DASAR PENGENAAN

a. Tarif
1. TarifPPN
Tarif umum Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%25. Berdasarkan pertimbangan perkembangan
ekonomi dan/atau peningkatan kebutuhan dana untuk pembangunan, Pemerintah diberi wewenang
mengubah tarif Pajak Pertambahan Nilai menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% dengan tetap
memakai prinsip tarif tunggal. Perubahan tarif tersebut dikemukakan oleh Pemerintah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat dalam rangka pembahasan dan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara26
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. ekspor Jasa KenaPajak.27
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean. Oleh karena itu, Barang Kena Pajak Berwujud yang diekspor, Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 43


dari dalam Daerah Pabean yang dimanfaatkan di luar Daerah Pabean; atau Jasa Kena Pajak yang diekspor
termasuk Jasa Kena Pajak yang diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan dan melakukan
ekspor Barang Kena Pajak atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesan di luar Daerah Pabean, dikenai Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 0%. Pengenaan tarif 0%
tidak berarti pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.Dengan demikian, Pajak Masukan yang
telah dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan kegiatan
tersebut dapat dikreditkan.

25 Pasal 7 ayat (1) Undang Undang No.42 Tahun 2009


26 Penjelasan Pasal 7 ayat (3) Undang Undang No.42 Tahun 2009
27 Pasal 7 ayat (2) Undang Undang No.42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 44


2. Tarif PPnBM
Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%. 28
Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada pengelompokan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0%.Pajak Penjualan
atas Barang Mewah adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
di dalam Daerah Pabean.Oleh karena itu, Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang diekspor atau
dikonsumsi di luar Daerah Pabean dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif 0%.Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang telah dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
yang diekspor tersebut dapat dimintakembali.

b. Dasar PengenaanPajak
Dasar Pengenaan Pajak adalah nilai yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang
terutang. PPN atau PPn BM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan Dasar
PengenaanPajak

PPN Terutang = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

PPn BM Terutang = Tarif PPn BM x Dasar Pengenaan Pajak

Gambar 3. Penghitungan PPN atau PPn BM Terutang


Ketentuan PPN29 mengatur bahwa dalam membuat kontrak atau perjanjian tertulis mengenai
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak paling sedikit memuat:
a. nilaikontrak;
b. Dasar Pengenaan Pajak;dan

28 Pasal 8 Undang Undang No.42 Tahun 2009

29 Pasal 10 PP No.1 Tahun 2012

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 45


c. besarnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yangterutang.
Apabila nilai kontrak atau perjanjian tertulis sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam kontrak atau perjanjian tertulis wajib
disebutkan nilai kontrak atau perjanjian tertulis tersebut termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Sedangkan jika kontrak atau perjanjian tertulis
tidak menyebutkan nilai kontrak atau perjanjian tertulis tersebut termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, nilai kontrak yang tercantum dalam
kontrak atau perjanjian tertulis tersebut dianggap sebagai Dasar Pengenaan Pajak.
Jika Pajak Pertambahan Nilai menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah 10/110
dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
Apabila penyerahan Barang Kena Pajak juga terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan telah
menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak, penghitungan Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah menggunakan
rumus sebagai berikut:
a. Pajak Pertambahan Nilai=
10 x Harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak 110 + t
b. Pajak Penjualan atas Barang Mewah =
t x harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak 110 + t
Jenis dasar pengenaan pajak yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang terdiri dari: 30
a. Hargajual
b. Penggantian
c. Nilaiimpor
d. Nilaiekspor
e. Nilailain

30 Pasal 1 angka 17 UU No.42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 46


1. HargaJual
Harga jual dipakai untuk menentukan dasar pengenaan pajak atas penyerahan barang kena pajak.
Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut
menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. 31 Yang termasuk
dalam pengertian biaya yg merupakan unsur harga jual, antara lain; pengangkutan, asuransi, bantuan teknik,
pemeliharaan dan garansi.
2. Penggantian
Harga jual dipakai untuk menentukan dasar pengenaan pajak atas transaksi jasa kena dan barang
kena pajak tidak berwujud. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut
menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa
uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.32
3. NilaiImpor
Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah
pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai
kepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Barang Mewah yang dipungut menurut Undang- Undang PPN 33.
Sejalan dengan ketentuan dalam peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai
kepabeanan dan cukai, nilai impor dihitung dengan formula sebagai berikut :
NilaiImpor = Harga Impor (CIF) + BeaMasuk
PPNimpor = 10% x NilaiImpor
Keterangan
Harga Impor (CIF) = C + I + F
C = Cost / Harga FOB

31 Pasal 1 angka 18 UU No.42 Tahun2009


32 Pasal 1 angka 19 UU No.42 Tahun2009

33 Pasal 1 angka 20 UU No.42 Tahun2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 47


I = Insurance

F = Freight
4. Nilaiekspor
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh eksportir34.Yaitu, nilai yg tercantum dalam dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah
difiat muat oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
5. NilaiLain
Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak untuk transaksi
tertentu. Transaksi menggunakan nilai lain yang ditetapkan Menteri Keuangan adalah sebagai berikut :
a. untuk pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi labakotor;
b. untuk pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi labakotor;
c. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata- rata;
d. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judulfilm;
e. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran. PPN menggunakan tarif
efektif yaitu = 8,4% dikalikan harga jual eceran, yaitu harga yang tercantum pada pita cukai.
(hargabandrol).
a. PPN atas rokok produksi dalan negeri yg diberikan secara cuma-cuma kepada karyawan =
8,4% x 50% x Harga Jual Eceran untuk merek dan jenis yangsama.
b. PPN atas rokok produksi dalan negeri yg diberikan secara cuma-cuma kepada pihak ketiga
= 8,4% x 75% x Harga Jual Eceran untuk merek dan jenis yang sama
c. Atas rokok produksi perusahaan rokok golongan K.1000 (Pengusaha Kecil) tidak
dikenakanPPN.
f. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga
pasarwajar;
g. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan
Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan;

34 Pasal 1 angka 26 UU No.42 Tahun 2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 48


h. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara adalah harga yang disepakati
antara pedagang perantara denganpembeli;
i. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah hargalelang;
j. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% dari jumlah yang ditagih atau jumlah yang
seharusnyaditagih;
k. untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% dari jumlah tagihan
atau jumlah yang seharusnyaditagih;
l. untuk penyerahan Emas Perhiasan dan/atau jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan oleh
Pengusaha Emas Perhiasan adalah 20% dari harga jual Emas Perhiasan atau nilai penggantian 35.;
m. untuk penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang didalam tagihan jasa
pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges) adalah 10% dari
jumlah yang ditagih atau seharusnyaditagih.
Terkait dengan perlakuan pajak masukan atas transaksi yang menggunakan nilai lain, pajak masukan
yang berhubungan dengan:
1. penyerahan jasa pengiriman paket (huruf j) yang dilakukan oleh pengusaha jasa pengirimanpaket;
2. penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata (huruf k) yang dilakukan oleh pengusaha
jasa biro perjalanan atau pengusaha jasa biropariwisata;
3. penyerahan emas perhiasan termasuk penyerahan jasa perbaikan dan modifikasi emas perhiasan
serta jasa-jasa lain yang berkaitan dengan emas perhiasan sebagaimana dimaksud dalam (huruf l)
yang dilakukan oleh pengusaha pabrikan emas;dan
4. penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang di dalam tagihan jasa
pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges) (huruf m) yang
dilakukan oleh pengusaha jasa pengurusantransportasi,
tidak dapat dikreditkan.

Nilai Lain Film untuk Cerita Impor


Penetapan Nilai Lain untuk penyerahan film cerita tidak termasuk penetapan Nilai Lain untuk film
cerita impor. Penetapan Nilai Lain untuk film cerita impor berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Nilai Lain sebagai dasar pengenaan pajak atas
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar daerah pabean didalam daerah pabean berupa
film cerita impor dan penyerahan film

35 PMK No. 30/PMK.03/2014

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 49


cerita impor, serta dasar pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas kegiatan impor film cerita. Pajak
Pertambahan Nilai yang terutang, dipungut pada saat impor media Film Cerita Impor. Dasar Pengenaan
Pajak yang digunakan untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah Nilai Lain yang
telah telah memperhitungkan nilai dari media Film Cerita Impor. Nilai Lain yang digunakan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah berupa uang yang ditetapkan sebesar Rp 12.000.000,00 per
copy FilmCeritaImpor. Atas penyerahan Film Cerita Impor oleh Importir kepada Pengusaha Bioskop,
terutang Pajak Pertambahan Nilai.Dasar Pengenaan Pajak yang digunakan untuk menghitung Pajak
Pertambahan Nilai terutang atas penyerahan Film Cerita Impor tersebut adalah Nilai Lain. Nilai Lain yang
digunakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tersebut adalah berupa uang yang
ditetapkan sebesar Rp 12.000.000,00 per copy Film Cerita Impor. Pajak Pertambahan Nilai tersebut
dipungut hanya sekali untuk setiap copy Film Cerita Impor, yang pemungutannya dilakukan pada saat
pertama kali copy Film Cerita Impor tersebut diserahkan kepada PengusahaBioskop.

Dasar Pengenaan Pajak Transaksi Dengan Mata Uang Asing


Apabila pembayaran atau Harga Jual atau Penggantian dilakukan dengan mempergunakan mata
uang asing, maka penghitungan besarnya Pajak yang terutang harus dikonversi ke dalam mata uang rupiah
dengan mempergunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri Keuangan pada saat pembuatan
Faktur Pajak.
Dalam hal pembayaran atau Harga JuaI atau Penggantian yang dilakukan sehubungan dengan
pelaksanaan Pasal 16A Undang-undang PPN (Pemungut PPN) mempergunakan mata uang asing, maka
besarnya Pajak yang terutang harus dikonversi ke dalam mata ang rupiah dengan mempergunakan kurs
yang berlaku menurut Keputusan Menteri Keuangan pada saat dilakukan pembayaran oleh Bendahara
Pemerintah selaku Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 50


FAKTUR PAJAK

a. Pengertian FakturPajak
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak.36 Pengusaha Kena Pajak wajib membuat
Faktur Pajak untuk setiap:37
a. Penyerahan barang kena pajak, ekspor barang kena pajak berwujud dan penyerahan aktiva tujuan
semula tidak untukdiperjualbelikan38.
b. Penyerahan jasa kenapajak39
c. Ekspor barang kena pajak tidakberwujud40
d. Ekspor jasa kenapajak41.

36 Pasal 1 angka 23 UU No.42 Tahun2009


37 Pasal 13 ayat (1) UU No.42 Tahun2009
38 Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D UU No.42
Tahun 2009
39 Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c UU No.42 Tahun2009
40 Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g UU No.42 Tahun2009

41 Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h UU No.42 Tahun2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 51


b. Bentuk dan Jenis FakturPajak
Faktur Pajak dapat berbentuk:42
a. Elektronik. Faktur Pajak berbentuk elektronik adalah Faktur Pajak yang dibuat secara elektronik sesuai
Peraturan Direktur Jenderal Pajak mengenai tata cara pembuatan Faktur Pajak yang berbentuk
elektronik, untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa KenaPajak.
Hal-hal yang perlu diketahui terkait dengan e-Faktur adalah sebagai berikut:

a) e-Faktur berbentuk elektronik, sehingga tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas,
namun demikian dalam hal diperlukan cetakan kertas baik oleh pihak penjual dan/atau pihak
pembeli, e-Faktur dipersilahkan untuk dicetak sesuai dengan kebutuhan.
b) e-Faktur ditandatangani secara elektronik sehingga tidak disyaratkan lagi untuk
ditandatangani secara basah oleh pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak.
c) e-Faktur menggunakan mata uangRupiah.43

b. Kertas (hardcopy). Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) adalah Faktur Pajak yang dibuat tidak
secara elektronik berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak untuk setiap penyerahan dan/atau
ekspor Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan dan/atau ekspor Jasa KenaPajak
Jenis-jenis faktur pajak yang dikenal dalam praktik PPNadalah:
a. FakturPajak44
b. Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan
kepada pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama 1 (satu)
bulankalender.
c. Dokumen tertentu dipersamakan dengan faktur pajak, yaitu:
1) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat
yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;

42 Peraturan Menteri Keuangan No. 151/PMK.011/2013


43 PENG - 01/PJ.02/2014
44 Dulu dikenal dengan istilah Faktur Pajak Standar. Setelah berlakunya UU No.42 Tahun 2009 istilah
faktur pajak standar tidak digunakan lagi, cukup menggunakan istilah faktur pajak

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 52


2) Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh BULOG/DOLOG
untuk penyaluran tepungterigu;
3) Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk
penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;
4) Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan telekomunikasi;
5) Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang dibuat/dikeluarkan
untuk penyerahan jasa angkutan udara dalamnegeri;
6) Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan;
7) Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaanlistrik;
8) Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang dilampiri
dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Pemberitahuan
Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, untuk ekspor Jasa Kena
Pajak/Barang Kena Pajak TidakTerwujud;
9) Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dilampiri dengan Surat Setoran
Pajak, Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor Barang KenaPajak;
10) Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang
Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar DaerahPabean;
11) Bukti tagihan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh Perusahaan
Air Minum:
12) Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan Jasa Kena Pajak oleh perantara
efek;dan
13) Bukti tagihan atas penyerahan Jasa Kena Pajak olehperbankan
d. Faktur pajak pengusaha kena pajak eceran45, yang dapatberupa:
1) bonkontan,

45 Dulu dikenal dengan istilah Faktur Pajak Sederhana.Setelah berlakunya UU No.42 Tahun 2009 istilah
faktur pajak sederhana tidak digunakan lagi.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 53


2) faktur penjualan,
3) segi cashregister,
4) karcis,
5) kuitansi,atau
6) tanda buktipenyerahan
Pengusaha Kena Pajak Eceran (PKP PE) adalah Pengusaha Kena Pajak yang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dengan cara sebagai berikut :
a) melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko dan kios atau langsung mendatangi dari
satu tempat konsumen akhir ke tempat konsumen akhirlainnya;
b) dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir, tanpa
didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang;dan
c) pada umumnya penyerahan Barang Kena Pajak atau transaksi jual beli dilakukan secara tunai
dan penjual langsung menyerahkan Barang Kena Pajak atau pembeli langsung membawa
Barang Kena Pajak yang dibelinya

c. Informasi Dalam Faktur Pajak


Faktur Pajak harus memuat keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit mencantumkan :
a) nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa
KenaPajak;
b) nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
KenaPajak;
c) jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potonganharga;
d) Pajak Pertambahan Nilai yangdipungut;
e) Pajak Penjualan atas Barang Mewah yangdipungut;
f) kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak;dan
g) nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani FakturPajak.
Untuk dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak dalam pembuatannya paling
sedikit harus memuat keterangan minimal berupa :
a. Nama, alamat dan NPWP yang melakukan ekspor ataupenyerahan;
b. Jumlah satuan barang apabilaada;
c. Dasar Pengenaan Pajak;dan

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 54


d. Jumlah Pajak yang terutang kecuali dalam halekspor.
Sedangkan Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh PKP PE paling sedikit harus
memuat keterangan :
a) nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang KenaPajak;
b) jenis Barang Kena Pajak yangdiserahkan;
c) jumlah Harga Jual yang sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau besarnya Pajak
Pertambahan Nilai dicantumkan secaraterpisah;
d) Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;dan
e) kode, nomor seri dan tanggal pembuatan FakturPajak
Faktur Pajak wajib diisi secara lengkap, jelas dan benar serta ditandatangani oleh PKP atau
pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh PKP untuk menandatanganinya. Faktur Pajak yang tidak diisi secara
lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditandatangani oleh PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh PKP
untuk menandatanganinya sesuai dengan tata cara dan prosedur merupakan Faktur Pajak Tidak Lengkap.
Pengisian faktur pajak harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Alamat harus diisi sesuai dengan alamat yang sebenarnya atau sesungguhnya. Dalam hal alamat
PKP yang sebenarnya atau sesungguhnya berbeda dengan alamat dalam Surat Keterangan Terdaftar
atau Surat Pengukuhan PKP, maka PKP harus memberitahukan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
PKP dikukuhkan untuk meminta perubahan alamat dalam Surat Keterangan Terdaftar atau Surat
Pengukuhan PKP agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atausesungguhnya.
b. Jenis barang atau jasa harus diisi dengan keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan. Dalam hal diperlukan, PKP dapat
menambahkan keterangan lain dalam Faktur Pajak dan Nomor Seri FakturPajak
c. Penandatangan Faktur Pajak. Nama yang berhak menandatangani Faktur Pajak diisi sesuai dengan
kartu identitas yang sah, yaitu Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengemudi, atau Paspor, yang
berlaku pada saat Faktur Pajak ditandatangani. PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis nama PKP atau pejabat/pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak disertai dengan
contoh tandatangannya, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas pejabat/pegawai
penandatangan Faktur Pajak yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang berwenang kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan
pejabat/pegawai tersebut mulai melakukan penandatanganan FakturPajak.PKP dapat menunjuk
lebih

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 55


dari 1 (satu) orang pejabat/pegawai untuk menandatangani Faktur Pajak Dalam hal terjadi
perubahan pejabat/pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak maka PKP wajib
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atas perubahan tersebut kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak paling lambat pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat/pegawai pengganti
mulai menandatangani Faktur Pajak. Dalam hal PKP melakukan pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang, maka pejabat/pegawai yang telah ditunjuk di tempat-tempat kegiatan
usaha sebelum pemusatan masih dapat menandatangani Faktur Pajak yang diterbitkan setelah
pemusatan yang dicetak di tempat-tempat kegiatan usaha masing-masing. Dalam hal PKP tidak
atau terlambat menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP
dikukuhkan atau tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang maka Faktur Pajak yang
diterbitkan oleh PKP sampai dengan diterimanya pemberitahuan merupakan Faktur Pajak Tidak
Lengkap.Untuk Faktur Pajak berbentuk elektronik, tanda tangan berupa Tanda Tangan
Elektronik.Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik
yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan
sebagai alat verifikasi danautentikasi.

d. Pembuatan FakturPajak
1. Pengadaan FakturPajak
Bentuk dan ukuran Faktur Pajak disesuaikan dengan kepentingan PKP. Bentuk dan ukuran Faktur
Pajak dapat dibuat sebagaimana contoh pada Lampiran IA dan Lampiran IB dari Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER - 24/PJ/2012
Pengadaan Faktur Pajak dilakukan oleh PKP. Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2 (dua)
rangkap yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut : Lembar ke-1, disampaikan kepada pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak. Lembar ke-2, untuk arsip PKP yang menerbitkan Faktur
Pajak.Dalam hal Faktur Pajak dibuat lebih dari yang ditetapkan, maka harus dinyatakan secara jelas
peruntukannya dalam lembar Faktur Pajak yan bersangkutan.
Faktur Penjualan yang memuat keterangan sesuai dengan keterangan dalam Faktur Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan pengisiannya
sesuai dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dipersamakan dengan
Faktur Pajak.
2. Saat Pembuatan FakturPajak
Faktur Pajak harus dibuat pada:

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 56


a. saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa KenaPajak;
b. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa KenaPajak;
c. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
d. saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah
sebagai Pemungut Pajak PertambahanNilai.
Sedangkan untuk Faktur Pajak Gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
Secara prinsip Faktur Pajak harus dibuat pada saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, namun demikian karena suatu hal dapat terjadi
keterlambatan penerbitan Faktur Pajak. Atas keterlambatan penerbitan Faktur Pajak dikenakan sanksi
sesuai Pasal 14 ayat (1) huruf d juncto Pasal 14ayat
(4) Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan tanpa adanya ketentuan
mengenai batas waktuketerlambatan.
Untuk menjamin kepastian terlaksananya pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak, perlu adanya pembatasan jangka waktu penerbitan Faktur Pajak. Di samping itu, ketentuan
ini dimaksudkan juga untuk menyelaraskan pengakuan penghasilan di dalam menghitung peredaran usaha
yang digunakan di dalam menghitung Pajak Penghasilan dengan peredaran usaha yang digunakan untuk
menghitung Pajak Pertambahan Nilai.Dengan demikian, saat pembuatan Faktur Pajak ditentukan sesuai
dengan prinsip bisnis yang sehat dan harus memenuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum serta
diterapkan secara konsisten.
Termasuk dalam pengertian Faktur Pajak dalam ketentuan ini adalah dokumen tertentu yang
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang diterbitkan atas penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
Pembuatan faktur pajak berkaitan dengan saat pajak terutang.Saat pajak terutang diartikan sebagai
saat mulai timbulnya utang pajak kepada negara, sehingga bukan merupakan batas akhir pembayaran pajak
ke kas negara. Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah terjadi pada saat:
a. penyerahan Barang KenaPajak;
b. impor Barang Kena Pajak;
c. penyerahan Jasa KenaPajak;

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 57


d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar DaerahPabean;
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar DaerahPabean;
f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; atau
h. ekspor Jasa KenaPajak.
Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan
Jasa Kena Pajak atau dalam hal pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya Pajak Pertambahan
Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah pada saat pembayaran.
Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk:
a. penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang
bergerak, terjadi padasaat:
1. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau
pihak ketiga untuk dan atas namapembeli;
2. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada penerima barang
untuk pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan/atau penyerahan antar cabang;
3. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa
angkutan;atau
4. harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau
pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secarakonsisten.
Saat penyerahan barang bergerak merupakan dasar penentuan saat terutangnya Pajak Pertambahan
Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan sekaligus sebagai
dasar pembuatan Faktur Pajak. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mensinkronisasikan saat
terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dengan praktik yang lazim terjadi dalam kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik
pencatatan atau pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan
secara konsisten oleh Pengusaha Kena Pajak.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 58


Dalam praktik kegiatan usaha dan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, maka:
a. penyerahan barang bergerak dapat terjadi pada saat barang tersebut dikeluarkan dari
penguasaan Pengusaha Kena Pajak (penjual) dengan maksud langsung atau tidak langsung
untuk diserahkan pada pihak lain. Karena itu Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terutang pada saat hak
penguasaan barang telah berpindah kepada pembeli atau pihak ketiga untuk dan atas
namapembeli.
b. Perpindahan hak penguasaan atas barang bisa juga terjadi pada saat barang diserahkan
kepada pihak kedua atau pembeli atau pada saat barang diserahkan melalui juru kirim,
pengusaha angkutan, perusahaan angkutan, atau pihak ketiga lainnya. Oleh karena itu, Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
terutang pada saat barang diserahkan kepada juru kirim atau perusahaanangkutan.
Saat penyerahan barang sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, tercermin dalam prinsip
akuntansi yang berlaku umum dalam bentuk pengakuan sebagai piutang atau penghasilan
denganpenerbitanfaktur penjualan sebagai sumber
dokumennya.Dalam kegiatan usaha, saat pengakuan piutang atau penghasilan atau saat penerbitan
faktur penjualan dapat terjadi tidak bersamaan dengan saat penyerahan barang secara fisik
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b. Oleh karena itu, dalam rangka memberikan
kemudahan administrasi terkait dengan saat penerbitan Faktur Pajak, saat penerbitan faktur
penjualan ditetapkan sebagai saat penyerahan barang yang menjadi dasar saat terutangnya Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Termasuk dalam pengertian faktur penjualan adalah dokumen lain yang berfungsi sama dengan
faktur penjualan.

b. penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang
tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena
Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli. Penyerahan Barang
Kena Pajak untuk Barang Kena Pajak tidak bergerak terjadi pada saat surat atau akta perjanjian yang
mengakibatkan perpindahan hak atas barang tersebut ditandatangani oleh para pihak yang
bersangkutan.Saat tersebut menjadi dasar penentuan saat terutang Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Namun demikian, dalam hal penyerahan hak atas barang tidak bergerak tersebut secara nyata telah
terjadi meskipun surat atau akta perjanjian yang mengakibatkan perpindahan hak belum
ditandatangani, penyerahan Barang Kena Pajak dianggap telah terjadi.
c. penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud, terjadi padasaat:
1. harga atas penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud diakui sebagai piutang atau
Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 59
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;atau
2. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas atau
kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya, dalam hal saat
sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidakdiketahui.
d. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan terjadi, adalah pada saat yang
terjadi lebih dahulu di antarasaat:
1. ditandatanganinya akta pembubaran olehNotaris;
2. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar;
3. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perusahaan dibubarkan;atau
4. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha
atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan atau berdasarkan data atau dokumen
yangada.
Yang dimaksud dengan "persediaan" adalah persediaan bahan baku, persediaan bahan pembantu,
persediaan barang dalam proses, persediaan barang setengah jadi, dan/atau persediaan barang jadi.
e. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 1Aayat
(2) huruf d Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai atau perubahan bentuk usaha, terjadi padasaat:
1. disepakati atau ditetapkannya penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha sesuai hasil Rapat Umum Pemegang
Saham yang tertuang dalam perjanjianpenggabungan,

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 60


peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk
usaha; atau
2. ditandatanganinya akta mengenai penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau
pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha oleh Notaris. Yang dimaksud dengan
"penggabungan usaha, pengambilalihan usaha, pemecahan usaha, dan peleburan usaha"
adalah penggabungan usaha, pengambilalihan usaha, pemisahan usaha, dan peleburan
usaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
perseroanterbatas.
Yang dimaksud dengan "pemekaran usaha" adalah pemisahan satu badan usaha menjadi dua badan
usaha atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian aktiva dan
pasiva kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa melakukan likuidasi badan usaha
yang lama.
Yang dimaksud dengan "perubahan bentuk usaha" adalahberubahnyabentuk usaha
yang digunakan oleh Pengusaha Kena Pajak, misalnya semula bentuk usaha Pengusaha Kena
Pajak adalah Commanditaire Vennotschap kemudian berubah menjadi PerseroanTerbatas.
Saat terutang pajak untuk Impor Barang Kena Pajak terjadi pada saat Barang Kena Pajak tersebut
dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.
Penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terjadi pada
saat:

a. harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat
diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan diterapkan secarakonsisten;
b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak
diketahui;atau
c. mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau
seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri Jasa KenaPajak.
Penyerahan Jasa Kena Pajak terjadi pada saat mulai tersedianya fasilitas atau
kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya. Saat penyerahan Jasa Kena Pajak
IIni merupakan dasar penentuan saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai dan sekaligus sebagai dasar
pembuatan Faktur Pajak.
Namun demikian, dalam praktik kegiatan usaha dan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, saat pengakuan piutang atau penghasilan, atau saat penerbitan faktur penjualan

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 61


dapat terjadi tidak bersamaan dengan saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara
nyata, baik sebagian atau seluruhnya. Dalam rangka memberikan kemudahan administrasi terkait dengan
saat penerbitan Faktur Pajak, saat penerbitan faktur penjualan dapat ditetapkan sebagai saat penyerahan
jasa yang menjadi dasar saat terutangnya Pajak PertambahanNilai.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mensinkronisasikan saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai
dengan praktik yang lazim terjadi dalam kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik pencatatan atau
pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan secara konsisten oleh
Pengusaha Kena Pajak.
Saat terutangnya pajak untuk Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean terjadi pada saat:
a. harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut
dinyatakan sebagai utang oleh pihak yangmemanfaatkannya;
b. harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau penggantian Jasa Kena Pajak tersebut
ditagih oleh pihak yang menyerahkannya;atau
c. harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar
baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya, yang terjadi lebihdahulu.

Contoh saat pembuatan Faktur Pajak:


1. Penyerahan Barang Kena Pajak bergerak.
Contoh 1:
PT Aman menyerahkan Barang Kena Pajak secara langsung kepada Tuan Igna pada tanggal 15 Mei
2011.Atas transaksi penyerahan Barang Kena Pajak tersebut PT Aman menerbitkan Faktur Pajak pada
tanggal 15 Mei 2011.
Contoh 2:
PT Berkah yang berkedudukan di Jakarta menjual Barang Kena Pajak kepada PT Ceria di Surabaya
dengan syarat pengiriman (term of delivery) loco gudang penjual (fob shipping point). Barang Kena
Pajak dikeluarkan dari gudang PT Berkah dan dikirim ke gudang PT Ceria pada tanggal 10 Juni 2011
dengan menggunakan perusahaan ekspedisi dengan tanggal DO (delivery order) 10 Juni 2011. Barang
diterima oleh PT Ceria pada tanggal 12 Juni 2011.Atas transaksi penyerahan Barang Kena Pajak
tersebut, PT Berkah menerbitkan Faktur Pajak pada tanggal 10 Juni 2011.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 62


Dalam hal pada contoh 1 dan contoh 2 di atas, faktur penjualan (invoice) diterbitkan tidak pada tanggal
penyerahan secara langsung atau pada saat diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa angkutan
karena kondisi tertentu, maka Faktur Pajak wajib dibuat pada saat penerbitan faktur penjualan.
Penerbitan faktur penjualan tersebut harus dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan dilakukan secara konsisten.
Contoh 3:
PT Cantik di Jakarta menjual Barang Kena Pajak kepada PT Sentosa di Semarang dengan syarat
pengiriman (term of delivery) franco gudang pembeli (fob destination). Barang dikeluarkan dari
gudang PT Cantik dan dikirim ke gudang PT Sentosa pada tanggal 12 Agustus 2011 dengan
menggunakan perusahaan ekspedisi. Barang diterima oleh PT Sentosa pada tanggal 13 Agustus
2011.PT Cantik menerbitkan faktur penjualan (invoice) pada tanggal 16 Agustus 2011. Atas
penyerahan Barang Kena Pajak tersebut, PT Cantik wajib menerbitkan Faktur Pajak pada tanggal 13
Agustus 2011 atau paling lama tanggal 16 Agustus 2011.

2. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak bergerak.


Contoh 1:
Perjanjian jual beli sebuah rumah ditandatangani tanggal 1 Mei 2011.Perjanjian penyerahan hak untuk
menggunakan atau menguasai rumah tersebut dibuat atau ditandatangani tanggal 1 September
2011.Faktur Pajak harus diterbitkan pada tanggal 1 September 2011. Bila sebelum surat atau akta
tersebut dibuat atau ditandatangani barang tidak bergerak telah diserahkan atau berada dalam
penguasaan pembeli atau penerimanya, maka Faktur Pajak harus diterbitkan pada saat barang tersebut
secara nyata diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli atau penerimabarang.
Contoh 2:
Rumah siap pakai dijual dan diserahkan secara nyata tanggal 1 Agustus 2011.Faktur Pajak harus
diterbitkan pada tanggal 1 Agustus 2011. Bila sebelum surat atau akte tersebut dibuat atau
ditandatangani, barang tidak bergerak telah diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli atau
penerimanya, maka Faktur Pajak harus dibuat pada saat barang tersebut secara nyata diserahkan atau
berada dalam penguasaan pembeli atau penerima barang.
Contoh 3:

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 63


Rumah siap pakai dijual dan diserahkan secara nyata tanggal 1 Agustus 2011.Perjanjian jual beli
ditandatangani tanggal 1 September 2011.Faktur Pajak harus diterbitkan pada tanggal 1 Agustus 2011.
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak.
Contoh 1:
PT Semangat menyewakan satu unit ruko kepada PT Diatetupa dengan masa kontrak selama 12 (dua
belas) tahun. Dalam kontrak disepakati antara lain:
- PT Diatetupa mulai menggunakan ruko tersebut pada tanggal 1 September2011.
- Nilai kontrak sewa selama 12 (dua belas) tahun sebesar Rp120.000.000,00.
- Pembayaran sewa adalah tahunan dan disepakati dibayar setiap tanggal 29 September dengan
pembayaran sebesar Rp10.000.000,00 pertahun.
Pada tanggal 29 September 2011 PT Diatetupa melakukan pembayaran sewa untuk tahun pertama. Atas
penyerahan Jasa Kena Pajak tersebut, PT Semangat wajib menerbitkan Faktur Pajak pada tanggal 29
September 2011 dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp10.000.000,00.
Contoh 2:
PT Toryung mengontrak Firma Cerah Konsultan untuk memberikan jasa konsultasi manajemen dan
pelatihan kepada staff marketing PT Toryung selama 6 (enam) bulan dengan nilai kontrak sebesar
Rp60.000.000,00.
Pembayaran jasa konsultasi akan dilakukan setiap bulan. Firma Cerah Konsultan mulai memberikan jasa
konsultasi sejak tanggal 1 Juli 2011. Pada tanggal 10 Agustus 2011, Firma Cerah Konsultan mengajukan
tagihan untuk pembayaran jasa konsultasi bulan Juli sebesar Rp10.000.000,00. PT Toryung melakukan
pembayaran atas tagihan tersebut pada tanggal 20 Agustus 2011.
Atas transaksi tersebut, Firma Cerah Konsultan wajib menerbitkan Faktur Pajak pada tanggal 10 Agustus
2011 dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp10.000.000,00 (sesuai dengan nilai tagihan) meskipun
pembayaran baru diterima tanggal 20 Agustus2011.
4. Penyerahan sebagian tahap pekerjaan (pembayarantermin)
Atas penyerahan sebagian tahap pekerjaan, misalnya penyerahan jasa pemborong bangunan atau barang
tidak bergerak lainnya, saat penerbitan
Faktur Pajaknya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Umumnya pekerjaan jasa pemborongan bangunan dan barang tidak bergerak lainnya diselesaikan dalam
suatu masa tertentu. Sebelum jasa pemborong itu selesai dan siap untuk diserahkan, telah diterima
pembayaran di muka sebelum pekerjaan pemborongan dimulai atau

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 64


pembayaran atas sebagian penyelesaian pekerjaan jasa sesuai dengan tahap atau kemajuan penyelesaian
pekerjaan. Dalam hal ini sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan Nilai terutang pada saat pembayaran tersebut diterima oleh
Pemborong atau Kontraktor.
Selanjutnya setelah bangunan atau barang tidak bergerak tersebut selesai dikerjakan, maka jasa
pemborongan seluruhnya diserahkan kepada penerima jasa. Dalam hal ini sesuai dengan Pasal 11 ayat (1)
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan Nilai terutang pada saat penyerahan Jasa
Kena Pajak IItu dilakukan, meskipun pembayaran lunas jasa pemborongan tersebut belum diterima oleh
Pemborong atau Kontraktor.
Contoh:
1. Tanggal 1 April 2011, perjanjian pemborongan ditandatangani dan diterima uang muka sebesar
20%.
2. Tanggal 1 Mei 2011, pekerjaan selesai 20%, diterima pembayaran tahapke-1.
3. Tanggal 1 Juni 2011, pekerjaan selesai 50%, diterima pembayaran tahapke-2.
4. Tanggal 20 Juni 2011, pekerjaan selesai 80%, diterima pembayaran tahapke-3.
5. Tanggal 25 Agustus 2011, pekerjaan selesai 100%, bangunan atau barang tidak bergerak
diserahkan.
6. Tanggal 1 September 2011, diterima pembayaran tahap akhir (ke-4) sebesar 95% dari
hargaborongan.
7. Tanggal 1 Maret 2012, diterima pembayaran pelunasan seluruh jasa pemborongan. Pada angka 1
sampai dengan angka 4 Pajak Pertambahan Nilai terutang pada tanggal diterimanya pembayaran (tahap),
sedang angka 5 sampai dengan angka 7 Pajak Pertambahan Nilai terutang pada tanggal 25 Agustus 2011
atau saat jasa pemborongan (bangunan atau barang tidak bergerak) selesai dilakukan dan diserahkan
kepada pemiliknya. Tanggal pembayaran yang tersebut pada angka 6 dan angka 7 tidak perlu
diperhatikan, karena tidak termasuk saat yang menentukan terutangnya Pajak Pertambahan Nilai sesuai
dengan dasar akrual yang dianut dalam Undang-Undang Pajak PertambahanNilai.
Cara penghitungan sebagaimana tersebut di atas juga berlaku dalam hal penjualan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dilakukan dengan pembayaran uang muka, sedangkan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dilakukan kemudian

Penerbitan Faktur Pajak Melewati Batas Waktu


PKP yang menerbitkan Faktur Pajak setelah melewati batas waktu dikenai sanksi administrasi sesuai
dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang Ketentuan Umum dan TataCara

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 65


Perpajakan.PKP yang menerbitkan Faktur Pajak setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat
Faktur Pajak seharusnya dibuat dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak. PKP Pembeli Barang Kena Pajak
atau Penerima Jasa Kena Pajak yang menerima Faktur Pajak tidak dapat mengkreditkan Pajak Pertambahan
Nilai yang tercantum di dalamnya sebagai Pajak Masukan..

3. Kode dan Nomor Seri FakturPajak


PKP harus membuat Faktur Pajak dengan menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak. Kode dan
Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 16 (enam belas) digit yaitu :
a. 2 (dua) digit KodeTransaksi;
b. 1 (satu) digit Kode Status; dan
c. 13 (tiga belas) digit Nomor Seri Faktur Pajak yang ditentukan oleh Direktorat
JenderalPajak.

Penulisan Kode dan Nomor Seri pada Faktur Pajak, harus lengkap sesuai dengan banyaknya digit.
Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan akan memberikan nomor seri Faktur Pajak ke PKP
sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dimulai dari Nomor Seri 900- 13.00000001 untuk
Faktur Pajak yang diterbitkan tanggal 1 April 2013. Untuk tahun 2014 akan dimulai dari nomor seri
Faktur Pajak 000- 14.00000001 demikian seterusnya.
Contoh penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagai berikut:
010.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
PPNnya dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Penjual yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena
Pajak (JKP), Faktur Pajak Normal (bukan Faktur Pajak Pengganti), dengan
nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri pemberian dari
Direktorat Jenderal Pajak.
011.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP
Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan status
Faktur Pajak Pengganti. FakturPajak

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 66


Pengganti diterbitkan dengan nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan
nomor seri Faktur Pajak yang diganti.

Tata Cara Penggunaan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak adalah sebagai berikut :
1. Tata Cara Penggunaan Kode Transaksi pada FakturPajak
a. Kode Transaksi diisi dengan ketentuan sebagaiberikut:
- 01 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN dan PPNnya
dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atauJKP.
Kode ini digunakan dalam hal bukan merupakan jenis penyerahan sebagaimana
dimaksud pada kode 04 sampai dengan kode 09.
- 02 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN
Bendahara Pemerintah yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN
BendaharaPemerintah.
- 03 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Lainnya
(selain Bendahara Pemerintah) yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN
Lainnya (selain Bendahara Pemerintah).
Pemungut PPN Lainnya selain Bendahara Pemerintah, dalam hal ini adalah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pengusahaan Minyak dan Gas, Kontraktor atau
Pemegang Kuasa/Pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi,
Badan Usaha Milik Negara atau Wajib Pajak lainnya yang ditunjuk sebagai
Pemungut PPN, termasuk perusahaan yang tunduk terhadap Kontrak Karya
Pertambangan yang di dalam kontrak tersebut secara lex specialist ditunjuk
sebagai PemungutPPN.
- 04 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP Nilai
Lain yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan
BKP dan/atauJKP.
- 05 Kode ini tidakdigunakan.
- 06 digunakan untuk penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual
yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP, dan penyerahan kepada orang
pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16E Undang- Undang Pajak PertambahanNilai.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 67


Kode ini digunakan atas penyerahan BKP dan/atau JKP selain jenis penyerahan
pada kode 01 sampai dengan kode 04 dan penyerahan BKP kepada orang pribadi
pemegang paspor luar negeri (turis asing), antara lain:
a. Penyerahan yang menggunakan tarif selain10%.
b. Penyerahan hasil tembakau yang dibuat di dalam negeri oleh Pengusaha
Pabrik hasil tembakau atau hasil tembakau yang dibuat di luar negeri oleh
importir hasil tembakau dengan mengacu pada ketentuan yang diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 62/KMK.03/2002 tentang Dasar
Penghitungan, Pemungutan dan Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai atas
Penyerahan Hasil Tembakau.
c. Penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis
asing) oleh PKP Toko Retail yang ditunjuk, terkait dengan penerbitan Faktur
PajakKhusus.
- 07 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN
Tidak Dipungut atau Ditanggung Pemerintah(DTP).
Kode ini digunakan atas Penyerahan yang mendapat fasilitas PPN Tidak
Dipungut atau Ditanggung Pemerintah (DTP), berdasarkan peraturan khusus
yang berlaku, antara lain:
a. Ketentuan yang mengatur mengenai Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan,
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak
Penghasilan Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang Dibiayai
Dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
b. Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan Perpajakan bagi Pengusaha
Kena Pajak Berstatus Entrepot Produksi Tujuan Ekspor (EPTE) Dan
Perusahaan Pengolahan Di Kawasan Berikat(KB).
c. Ketentuan yang mengatur mengenai Tempat PenimbunanBerikat.
d. Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan Perpajakan di Kawasan
Pengembangan EkonomiTerpadu.
e. Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai
atas Penyerahan Avtur Untuk Keperluan Penerbangan Internasional.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 68


f. Ketentuan yang mengatur mengenai Toko BebasBea.
g. Ketentuan yang mengatur mengenai Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung
Pemerintah Atas Penyerahan Bahan Bakar Nabati Di Dalam Negeri.
h. Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan,
dan Cukai Serta Pengawasan Atas dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari
Serta Berada Di Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas.
i. Ketentuan yang mengatur mengenai Tata Cara Pengawasan,
Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai
dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Pengeluaran dan/atau
Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak Dari Kawasan
Bebas Ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau
Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak Dari Tempat Lain
Dalam Daerah Pabean Ke KawasanBebas.
j. Ketentuan yang mengatur mengenai Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran
Barang Ke dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas.
- 08 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas
Dibebaskan dari pengenaanPPN.
Kode ini digunakan atas penyerahan yang mendapat fasilitas dibebaskan dari
pengenaan PPN, berdasarkan peraturan khusus yang berlaku antara lain:
a. Ketentuan yang mengatur mengenai Impor dan/atau Penyerahan Barang
Kena Pajak Tertentu dan/atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu yang
Dibebaskan dari Pengenaan Pajak PertambahanNilai.
b. Ketentuan yang mengatur mengenai Impor dan/atau Penyerahan Barang
Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari
Pengenaan Pajak PertambahanNilai.
c. Ketentuan yang mengatur mengenai pemberian pembebasan Pajak
Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada
Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasionalserta

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 69


pejabatnya
- 09 digunakan untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D yang PPNnya dipungut oleh
PKP Penjual yang melakukan penyerahanBKP.
b. Penyerahan yang menggunakan Kode Transaksi '01' adalah penyerahan yang terutang
PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP yang jenis penyerahannya tidak termasuk dalamkategori:
1) penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain (Kode04);
2) penyerahan lainnya dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar
negeri (turis asing) (Kode 06);dan/atau
3) penyerahan Aktiva Pasal 16D (Kode09).
c. Penyerahan yang menggunakan Kode Transaksi '02' atau '03' adalah penyerahan kepada
Pemungut PPN yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN, termasuk atas penyerahan
dalamkategori:
1) penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain (Kode04);
2) penyerahan lainnya dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar
negeri (turis asing) (Kode 06);dan/atau
3) penyerahan-Aktiva Pasal 16D (Kode09).
d. Dalam hal atas penyerahan kepada Pemungut PPN, PPN yang terutang dikecualikan
dari pemungutan oleh Pemungut PPN, maka kode transaksi yang digunakan mengacu
pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir b di atas.
e. Penyerahan yang mendapat fasilitas PPN tetap menggunakan Kode Transaksi '07' atau
'08', termasuk penyerahan kepada PemungutPPN.
2. Tata Cara Penggunaan Kode Status pada FakturPajak
a. Kode Status, diisi dengan ketentuan sebagaiberikut:
1) 0 (nol) untuk statusnormal;
2) 1 (satu) untuk statuspenggantian.
b. Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode
Status yang digunakan Kode Status'1'.
3. Tata Cara Penggunaan Nomor Seri FakturPajak
a. Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 11 (sebelas) digit nomor urut yang dipisahkan oleh
2 (dua) digit tahunpenerbitan.
b. NomorSeriFakturPajakdiberikandalambentukbloknomordenganjumlah

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 70


sesuai permintaan PKP.
Contoh:
PKP meminta 100 Nomor Seri Faktur Pajak, maka Nomor Seri Faktur Pajak yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak dapat berupa:
- 900.13.00000001 s.d.900.13.00000100;
- 900.13.99999901 s.d.901.13.00000000;
- 900.13.99999999 s.d. 901.13.00000098, dan sebagainya.
c. Nomor Seri Faktur Pajak digunakan untuk penerbitan Faktur Pajak dalam tahun yang
sama dengan 2 (dua) digit tahun penerbitan yang tertera dalam Nomor Seri Faktur Pajak.

Permohonan Kode Aktivasi Dan Password


Untuk mendapatkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak, PKP harus mengajukan surat permohonan Kode
Aktivasi dan Password ke Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan. Surat permohonan Kode
Aktivasi dan Password harus diisi dengan lengkap dan ditandatangani oleh PKP dan disampaikan secara
langsung ke Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan dengan menunjukkan asli kartu identitas
sesuai dengan identitas yang tercantum dalam surat permohonan. Jika surat permohonan Kode Aktivasi dan
Password ditandatangani oleh selain PKP, maka surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa.
Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Kode Aktivasi dan Password ke PKP dalam hal PKP
memenuhi syarat sebagai berikut:

a) PKP telah dilakukan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat
PKP terdaftar berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 05/PJ/2012 dan
perubahannya dan laporan hasil registrasi ulang/verifikasi menyatakan PKP tetap dikukuhkan;atau
b) PKP telah dilakukan verifikasi berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012.
Dalam hal PKP memenuhi persyaratan diatas, Kantor Pelayanan Pajak akan menerbitkan surat
pemberitahuan Kode Aktivasi yang ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan atas nama Kepala Kantor
Pelayanan Pajak dan dikirim melalui pos dalam amplop tertutup ke alamat PKP. Selanjutnya Kantor
Pelayanan Pajak akan mengirimkan Password melalui surat elektronik (email) ke alamat email PKP yang
dicantumkan dalam surat permohonan Kode Aktivasi dan Password. Sebaliknya jika PKP tidak memenuhi
peryaratan, Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat pemberitahuan penolakan Kode Aktivasi dan
Password.

Dalam hal surat pemberitahuan Kode Aktivasi tidak diterima oleh PKP dan kembali pos (kempos),
Kantor Pelayanan Pajak akan memberitahukan informasi tersebut melalui surat elektronik (email) ke alamat
email PKP yang dicantumkan dalam surat permohonan Kode Aktivasi dan Password. PKP dapat
mengajukan kembali surat permohonan Kode Aktivasi dan Password ke Kantor Pelayanan Pajak setelah
memenuhi syarat dan/atau telah menyampaikan surat pemberitahuan perubahan alamat ke Kantor

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 71


Pelayanan Pajak sesuai dengan prosedur pemberitahuan perubahanalamat.
Dalam hal PKP tidak menerima Password karena kesalahan penulisan alamat email pada Surat Permohonan
Kode Aktivasi dan Password, PKP harus melakukan update email.
Surat pemberitahuan Kode Aktivasi yang hilang dapat dimintakan kembali ke Kantor Pelayanan Pajak
dengan menyampaikan surat permohonan cetak ulang Kode Aktivasi dengan melampirkan fotokopi surat
keterangan kehilangan dari kepolisian dan fotokopi bukti penerimaan surat dari Kantor Pelayanan Pajak
atas surat permohonan Kode Aktivasi dan Password. Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat
pemberitahuan Kode Aktivasi atau surat pemberitahuan penolakan Kode Aktivasi dan Password dalam
jangka waktu paling lama 3 hari kerja setelah surat permohonanditerima.
PKP harus melakukan aktivasi wadah layanan perpajakan secara elektronik (Akun Pengusaha Kena Pajak)
yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan Kode Aktivasi, melalui:

a) Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan dengan menyampaikan surat Permintaan Aktivasi
Akun Pengusaha Kena Pajak ;atau
b) laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan
mengikuti petunjuk pengisian (manual user) yang disediakan oleh Direktorat JenderalPajak.
Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak dilakukan secara jabatan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk PKP
yang telah memperoleh Kode Aktivasi dan Password sebelum 1 Juli 2014.

Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak


PKP dapat melakukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak melalui:Kantor Pelayanan Pajak
tempat PKP dikukuhkan dan/atau laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
Tata cara permintaan Nomor Seri Faktur Pajak adalah sebagai berikut :

a. melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan dilakukan dengan menggunakan surat
permintaan Nomor Seri FakturPajak.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 72


b. melalui laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak:
1) untuk PKP yang telah memiliki sertifikat elektronik;dan
2) mengikuti petunjuk pengisian (manual user) yang disediakan oleh Direktorat
JenderalPajak.
Nomor Seri Faktur Pajak hanya diberikan kepada PKP yang telah memenuhi syarat sebagai berikut:

a) telah memiliki Kode Aktivasi danPassword;


b) telah melakukan aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak;dan
c) telah melaporkan SPT Masa PPN untuk 3 (tiga) masa pajak terakhir yang telah jatuh tempo secara
berturut-turut pada tanggal PKP mengajukan permintaan Nomor Seri FakturPajak.
PKP yang tidak memenuhi diatas, tidak dapat diberikan Nomor Seri Faktur Pajak. Atas surat permintaan
Nomor Seri Faktur Pajak yang disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak dan memenuhi
syarat, Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat pemberian Nomor Seri Faktur Pajak ke PKP. Atas
permintaan Nomor Seri Faktur Pajak yang disampaikan melalui laman (website) yang ditentukan dan/atau
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan memenuhi syarat, PKP akan menerima surat pemberian
Nomor Seri Faktur Pajak dalam bentuk elektronik ke PKP.
Dalam hal Surat pemberian Nomor Seri Faktur Pajak hilang, rusak, atau tidak tercetak dengan jelas, PKP
dapat meminta surat pemberian Nomor Seri Faktur Pajak tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak; atau
melakukan cetak ulang surat pemberian Nomor Seri Faktur Pajak melalui laman (website) yang ditentukan
dan/atau disediakan oleh Direktorat JenderalPajak.
Sertifikat Elektronik
Direktorat Jenderal Pajak memberikan sertifikat elektronik kepada PKP yang berfungsi sebagai
otentifikasi pengguna layanan perpajakan secara elektronik yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak,
berupa layanan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak melalui laman (website) yang ditentukan dan/atau
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan penggunaan aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan
dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk pembuatan Faktur Pajak berbentuk elektronik.
Sertifikat elektronik tersebut diberikan kepada PKP setelah PKP mengajukan permintaan sertifikat
elektronik dan menyetujui syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pengajuan
permintaan sertifikat elektronik dapat dilakukan oleh PKP mulai 1 Januari 2015, melalui Kantor Pelayanan
Pajak tempat PKP dikukuhkan dengan menyampaikan surat Permintaan Sertifikat Elektronik

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 73


atau laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan mengikuti
petunjuk pengisian (manual user) yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Pemberian sertifikat elektronik dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada PKP melalui Kantor
Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan atau melalui laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak. PKP yang melakukan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai
dapat mengajukan permintaan sertifikat elektronik melalui laman (website) yang ditentukan dan/atau
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak, untuk:

a) tempat kegiatan usaha yang tercantum dalam Surat Keputusan Pemusatan Tempat
TerutangPajakPertambahanNilaisebagaimanadimaksuddalamPasal12ayat(2)
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai; atau
b) tempat kegiatan usaha yang mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP Cabang) dalam hal
pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai dilakukan secara jabatan oleh Direktorat
Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Tata CaraPerpajakan.

4. Faktur Pajak Pengganti


Atas Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan, sehingga tidak
memuat keterangan yang lengkap, jelas, dan benar, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut dapat
menerbitkan Faktur Pajak pengganti.
Tata cara pembetulan atau penggantian faktur pajak yang rusak, salah dalam pengisian, atau salah
dalam penulisan :
1. Atas permintaan Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak atau atas
kemauan sendiri, Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat
Faktur Pajak Pengganti terhadap Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian, atau salah
dalampenulisan.
2. Pembetulan Faktur Pajak yang salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan tidak
diperkenankan dengan cara menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain dengan
cara membuat Faktur Pajak Pengganti sebagaimana dimaksud dalam butir1.
3. Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Pengganti dilaksanakan seperti penerbitan dan
peruntukan Faktur Pajak yang biasa sesuai dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang
telah ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak .

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 74


4. Faktur Pajak Pengganti sebagaimana dimaksud pada butir 1, diisiberdasarkan keterangan yang
seharusnya dan dilampiri dengan Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian atau salah
dalam penulisantersebut.
5. Faktur Pajak Pengganti tetap menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang sama dengan
Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti. Sedangkan tanggal Faktur Pajak Pengganti diisi dengan
tanggal pada saat Faktur Pajak Penggantidibuat.
6. Pada Faktur Pajak Pengganti sebagaimana dimaksud pada butir 1, dibubuhkan cap yang
mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak serta tanggal Faktur Pajak yang diganti.
Pengusaha Kena Pajak dapat membuat cap tersebut seperti contoh berikut. Kode dan Nomor
Seri serta tanggal Faktur Pajak yang diganti dapat diisi dengan caramanual.

Faktur Pajak yang diganti :


Kode dan Nomor Seri :.............................
Tanggal :.............................

7. Penerbitan Faktur Pajak Pengganti mengakibatkan adanya kewajiban untuk membetulkan


Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak terjadinya kesalahan
pembuatan Faktur Pajak tersebut.
8. Faktur Pajak Pengganti dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
pada Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang dilakukan
penggantian dengan mencantumkan nilai dan/atau keterangan yang sebenarnya atau
sesungguhnya setelahpenggantian.
9. Pelaporan Faktur Pajak Pengganti pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana dimaksud pada butir 8 harus mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
yang diganti pada kolom yang telahditentukan.
.
5. Faktur Pajak Hilang
Atas Faktur Pajak yang hilang, baik PKP yang menerbitkan maupun pihak yang menerima Faktur Pajak
tersebut dapat membuat copy dari arsip Faktur Pajak
Tata cara penggantian faktur pajak yang hilang :
1. Pengusaha Kena Pajak Penjual atau Pemberi Jasa Kena Pajak
a. PengusahaKenaPajakpenjualataupemberiJasaKenaPajakdapat

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 75


mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang
kepada Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dengan
tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau
pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajakdikukuhkan.
b. Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena
Pajak, Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak membuat copy
dari arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli atau
penerima Jasa Kena Pajak, untuk dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajakdikukuhkan.
Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu :
- Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa
Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak pembeli atau
penerima Jasa KenaPajak.
- Lembarke-2: arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.
c. Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur
Pajak dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena
Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak tersebut.
d. Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena
Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak
untuk meyakinkan bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah
dilaporkan sebagai PajakKeluaran.
2. Pengusaha Kena Pajak Pembeli atau Penerima Jasa KenaPajak
a. Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dapat
mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang
kepada Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dengan tembusan
kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima
Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha
Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan.

b. Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena
Pajak, Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat copy dari
arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa
Kena Pajak, untuk dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 76


Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan.
Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu:
- Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa
Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak penjual atau
pemberi Jasa KenaPajak.
- Lembarke-2: arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.
c. Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual
atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual
atau pemberi Jasa Kena Pajaktersebut.
d. Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa
Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena
Pajak untuk meyakinkan bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah
dikreditkan sebagai Pajak Masukan.

6. Faktur Pajak Batal


Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak harus melakukan
pembatalan Faktur Pajak.
Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak :
1. Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, maka Faktur Pajak tersebut
harusdibatalkan.
2. Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen yang membuktikan bahwa telah
terjadi pembatalan transaksi. Bukti dapat berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain yang
menunjukkan telah terjadi pembatalantransaksi.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 77


3. Faktur Pajak yang dibatalkan harus tetap diadministrasi (disimpan) oleh Pengusaha Kena
Pajak Penjual yang menerbitkan Faktur Pajaktersebut.
4. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur Pajak harus mengirimkan surat
pemberitahuan dan copy dari Faktur Pajak yang dibatalkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha
Kena Pajak Pembelidikukuhkan.
5. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belum melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan di
dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka Pengusaha Kena Pajak
penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN
danPPnBM.
6. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Keluaran, maka
Pengusaha Kena Pajak penjual harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang
dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN
danPPnBM.
7. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Masukan, maka
Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara melaporkan Faktur
Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau
PPN danPPnBM.

7. Pembetulan SPT Masa PPN akibat Pembatalan atau Penggantian FakturPajak


Penerbitan Faktur Pajak pengganti atau pembatalan Faktur Pajak dapat dilakukan sepanjang
terhadap Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dimana Faktur Pajak yang diganti atau
dibatalkan tersebut dilaporkan masih dapat dilakukan pembetulan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dapat dilakukan sepanjang terhadap Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dimana Faktur Pajak yang diganti atau dibatalkan tersebut
dilaporkan belum dilakukan pemeriksaan, belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yang bersifat
terbuka, dan/atau PKP belum menerima Surat Pemberitahuan HasilVerifikasi.

Pembeli Barang Kena Pajak dan/atau Penerima Jasa Kena Pajak yang telah melakukan
pengkreditan Pajak Masukan atas Pajak Pertambahan Nilai pada Faktur Pajak yang diganti atau dibatalkan
oleh PKP Penjual, harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada
Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 78
Masa Pajak dimana Faktur Pajak yang diganti atau dibatalkan tersebut dilaporkan, sepanjang terhadap Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dimana Faktur Pajak yang diganti atau dibatalkan tersebut
dilaporkan belum dilakukan pemeriksaan, belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yang bersifat
terbuka, dan/atau PKP belum menerima Surat Pemberitahuan HasilVerifikasi.

8. Faktur Pajak Elektronik(e-Faktur)


Faktur Pajak berbentuk elektronik (e-Faktur) adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau
sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.Pengusaha Kena
Pajak yang diwajibkan membuat e-Faktur adalah Pengusaha Kena Pajak yang telah ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak.Aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (manual user) yang merupakan satu
kesatuan dengan aplikasi atau sistem elektronik tersebut.e-Faktur harus mencantumkan keterangan tentang
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat:

a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa
KenaPajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
KenaPajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potonganharga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yangdipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yangdipungut;
f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak;dan
g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani FakturPajak.
Tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g berupa tanda tangan elektronik. e- Faktur dibuat
dengan menggunakan mata uang Rupiah.Untuk penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak yang menggunakan mata uang selain Rupiah maka harus terlebih dahulu dikonversikan ke
dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri Keuangan
pada saat pembuatan e-Faktur.
Atas e-Faktur yang salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan, sehingga tidak memuat keterangan
yang lengkap, jelas dan benar, Pengusaha Kena Pajak yang membuat e-Faktur

tersebut dapat membuat e-Faktur pengganti melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau
disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yange- Fakturnya telah dibuat, Pengusaha Kena Pajak yang
membuat e-Faktur harus melakukan pembatalan e-Faktur melalui aplikasi atau sistem elektronik yang
ditentukan dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Atas hasil cetak e-Faktur yang rusak atau hilang,
Pengusaha Kena Pajak yang membuat e-Faktur dapat melakukan cetak ulang melalui aplikasi atau sistem

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 79


elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Atas data e-Faktur yang rusak
atau hilang, Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permintaan data e-Faktur ke Direktorat Jenderal
Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan dengan menyampaikan
surat Permintaan data e-Faktur. Permintaan data e-Faktur terbatas pada data e-Faktur yang telah diunggah
(upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dan telah memperoleh persetujuan dari Direktorat
JenderalPajak.Dalam hal terjadi keadaan tertentu yang menyebabkan Pengusaha Kena Pajak tidak dapat
membuat e-Faktur, Pengusaha Kena Pajak diperkenankan untuk membuat Faktur Pajak berbentuk kertas
(hardcopy). Keadaan tertentu yang menyebabkan Pengusaha Kena Pajak tidak dapat membuat e-Faktur
adalah keadaan yang disebabkan oleh peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan,
kebakaran, dan sebab lainnya di luar kuasa Pengusaha Kena Pajak, yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak. Dalam hal keadaan tertentu telah berakhir oleh Direktur Jenderal Pajak, data Faktur Pajak berbentuk
kertas (hardcopy) yang dibuat dalam keadaan tertentu diunggah (upload) ke Direktorat Jenderal Pajak oleh
Pengusaha Kena Pajak melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. Bentuk e-Faktur
adalah berupa dokumen elektronik Faktur Pajak, yang merupakan hasil keluaran (output) dari aplikasi atau
sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.e-Faktur tidak
diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas(hardcopy).
e-Faktur wajib dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak ke Direktorat Jenderal Pajak dengan cara diunggah
(upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dan memperoleh persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.
Pelaporan e-Faktur dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau sistem elektronik yang telah ditentukan
dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal Pajak memberikan persetujuan untuk
setiap e-Faktur yang telah diunggah (upload) sepanjang Nomor Seri Faktur Pajak yang digunakan untuk
penomoran e-Faktur tersebut adalah Nomor Seri Faktur Pajak yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak
kepada Pengusaha Kena Pajak yang membuate-Faktur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.e-

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 80


Faktur yang tidak memperoleh persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak bukan merupakan Faktur Pajak

9. Sanksi Terkait Faktur Pajak


SanksiAdministrasi
PKP yang menerbitkan Faktur Pajak Tidak Lengkap dikenai sanksi administrasi sesuai dengan Pasal
14 ayat (4) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebesar 2% x Dasar Pengenaan
Pajak. Dikecualikan dari ketentuan pengenaan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah dalam hal Faktur Pajak tidak memuat
keterangan mengenai :
a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
Kena Pajak;atau
b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
Kena Pajak, serta nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak untuk
Pengusaha Kena Pajak PedagangEceran.
PKP Pembeli Barang Kena Pajak atau Penerima Jasa Kena Pajak tidak dapat mengkreditkan Pajak
Pertambahan Nilai yang tercantum di dalam Faktur Pajak Tidak Lengkap sesuai dengan ketentuan Pasal 9
ayat (2b) dan ayat (8) huruf f Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.
Sanksi Pidana
Sesuai pasal 39 A Undang Undang KUP Setiap orang yang dengan sengaja menerbitkan faktur
pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
dalam faktur pajak paling banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam fakturpajak.
Faktur pajak sebagai bukti pungutan pajak merupakan sarana administrasi yang sangat penting
dalam pelaksanaan ketentuan Pajak Pertambahan Nilai.Sehingga setiap penyalahgunaan faktur pajak Pajak
Pertambahan Nilai. Oleh karena itu, penyalahgunaan tersebut berupa penerbitan dan/atau penggunaan
faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dikenai sanksi pidana..

e. Nota Retur dan NotaPembatalan


Dalam hal Barang Kena Pajak yang diserahkan ternyata dikembalikan (retur) oleh Pembeli, Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dari Barang
Kena Pajak yang dikembalikan tersebut dapat mengurangi Pajak Keluaran

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 81


dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual dan
mengurangi:
a. Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal Pajak Masukan atas Barang
Kena Pajak yang dikembalikan telahdikreditkan;
b. biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal pajak atas Barang Kena
Pajak yang dikembalikan tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan sebagai biaya
atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut;atau
c. biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut telah dibebankan sebagai biaya atau
telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan hartatersebut.
Dalam hal Jasa Kena Pajak yang diserahkan ternyata dibatalkan, baik sebagian maupun seluruhnya oleh
Penerima Jasa, Pajak Pertambahan Nilai dari Jasa Kena Pajak yang dibatalkan tersebut mengurangi Pajak
Keluaran yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak Pemberi Jasa Kena Pajak danmengurangi:
a. Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak Penerima Jasa, dalam hal Pajak Masukan atas
Jasa Kena Pajak yang dibatalkan telahdikreditkan;
b. biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Penerima Jasa, dalam hal Pajak Pertambahan
Nilai atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan
sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta
tersebut;atau
c. biaya atau harta bagi Penerima Jasa yang bukan Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pajak
Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan tersebut telah dibebankan sebagai
biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan hartatersebut.
Pengembalian Barang Kena Pajak dianggap tidak terjadi dalam hal Barang Kena Pajak yang dikembalikan
diganti dengan Barang Kena Pajak yang sama, baik dalam jumlah fisik, jenis maupun harganya.
Saat Pengembalian Barang Kena Pajak adalah saat Barang Kena Pajak tersebut dikembalikan oleh
Pembeli.Saat Pembatalan Jasa Kena Pajak adalah saat dilakukannya pembatalan seluruhnya atau sebagian
hak atau fasilitas atau kemudahan oleh pihak Penerima Jasa.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 100


Dalam hal terjadi Pengembalian Barang Kena Pajak Pembeli harus membuat dan menyampaikan nota retur
kepada Pengusaha Kena Pajak Penjual. Nota retur paling sedikit harus mencantumkan:
a. nomor urut notaretur;
b. nomor, kode seri, dan tanggal Faktur Pajak dari Barang Kena Pajak yang dikembalikan;
c. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib PajakPembeli;
d. nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Kena PajakPenjual;
e. jenis barang, jumlah harga jual Barang Kena Pajak yangdikembalikan;
f. Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan, atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah yangdikembalikan;
g. tanggal pembuatan nota retur;dan
h. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur. Nota
retur harus dibuat pada saat Barang Kena Pajakdikembalikan.
Nota retur dibuat paling sedikit dalam rangkap 2 (dua) yaitu:
a. lembar ke-1: untuk Pengusaha Kena PajakPenjual;
b. lembar ke-2: untuk arsipPembeli.
Dalam hal Pembeli bukan Pengusaha Kena Pajak, nota retur dibuat paling sedikit dalam rangkap 3 (tiga),
dan lembar ke-3 harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pembeli terdaftar.
Pengembalian Barang Kena Pajak dianggap tidak terjadi dalam hal:
a. nota retur tidak selengkapnya mencantumkanketerangan;
b. nota retur tidak dibuat pada saat Barang Kena Pajak tersebutdikembalikan
c. nota retur tidakdisampaikan
Dalam hal terjadi pembatalan penyerahan Jasa Kena PajakPenerima Jasa harus membuat dan
menyampaikan nota pembatalan kepada Pengusaha Kena Pajak Pemberi Jasa Kena Pajak. Nota pembatalan
paling sedikit harus mencantumkan:
a. nomor notapembatalan;
b. nomor, kode seri dan tanggal Faktur Pajak dari Jasa Kena Pajak yang dibatalkan;
c. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak PenerimaJasa;
d. nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak Pemberi Jasa Kena
Pajak;

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 101


e. jenis jasa dan jumlah penggantian Jasa Kena Pajak yangdibatalkan;
f. Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yangdibatalkan;
g. tanggal pembuatan nota pembatalan;dan
h. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota pembatalan.
Nota pembatalan harus dibuat pada saat Jasa Kena Pajak dibatalkan.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 102


PENGHITUNGAN PPN

a. Penghitungan PPN Kurang (Lebih)Bayar


PPN yang kurang atau lebih dibayar dihitung dengan mengurangkan pajak masukan dari pajak
keluaran. Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha
Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang
Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak46.
Sedangkan Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha
Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.47
Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, selisihnya
merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor oleh Pengusaha Kena Pajak. Penyetoran Pajak
Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
disampaikan.Contoh PKP A pada masa pajak April 2014 mempunyai jumlah pajak keluaran Rp50.000.000
dan jumlah pajak masukan 40.000.000. PPN kurang (lebih) bayar dihitung sebagai berikut:

pajak keluaran Rp50.000.000


masukan (Rp40.000.000)
PPNkurangbayar Rp10.000.000
PPN kurang bayar sebesar Rp10.000.000 harus disetor ke kas negara paling lambat tanggal 31 Mei 2014

46 Pasal 1 angka 25 UU No.42 Tahun2009

47 Pasal 1 angka 24 UU No.42 Tahun2009

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 103


Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak
Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Atas
kelebihan Pajak Masukan tersebut dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir tahun buku.
Contoh PKP B pada masa Oktober memiliki pajak keluaran Rp60.000.000 dan pajak masukan
Rp80.000.000. Masa November 2014 memiliki pajak keluaran Rp50.000.000 dan pajak masukan
Rp40.000.000. Masa Desember memiliki pajak keluaran Rp30.000.000 dan pajak masukan Rp30.000.000.
PPN yang kurang (lebih) bayar dihitung sebagai berikut:
Masa Oktober 2014
Pajakkeluaran Rp60.000.000
Pajak masukan (Rp80.000.000)
PPNlebihbayar (Rp20.000.000)
Masa November 2014
Pajakkeluaran Rp50.000.000
Pajak masukan (Rp40.000.000)
Kompensasi lebih bayar masaOktober2014 (Rp20.000.000)
PPNlebihbayar (Rp10.000.000)
Masa Desember 2014
Pajakkeluaran Rp30.000.000
Pajak masukan (Rp30.000.000)
Kompensasi lebih bayar masaNovember2014 (Rp10.000.000)
PPNlebihbayar (Rp10.000.000)
Atas kelebihan bayar Rp10.000.000 dapat diajukan pengembalian di akhir tahun buku, yaitu Masa
Desember 2014
Khusus untuk pengusaha kena pajak yang melakukan transaksi tertentu dapat diajukan permohonan
pengembalian pada setiap Masa Pajak (tanpa menunggu akhir tahun buku) yaitu atas kelebihan Pajak
Masukan oleh:
a. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak kepada Pemungut Pajak PertambahanNilai;
c. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidakdipungut;
d. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak TidakBerwujud;
e. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak;dan/atau
f. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belumberproduksi
Pemgusaha kena pajak wajib meelaporkan PPN yang kurang atau lebih bayar tiap masa pajak dengan
menggunakan SPT Masa PPN. SPT Masa PPN wajib disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya
Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 104
setelah berakhirnya Masa Pajak.

b. Pengkreditan PajakMasukan
Mengurangkan pajak masukan dari pajak keluaran dikenal dengan istilah pengkreditan pajak
masukan. Terkait dengan pengkreditan pajak masukan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam Masa Pajak
yangsama.
b. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa
Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama tiga bulan setelah
berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum
dilakukanpemeriksaan.
c. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan yang
terutang pajak, Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor barang modal dapatdikreditkan.
d. Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan
formal danmaterial.
e. Pengkreditan Pajak Masukan tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:
1) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak. Ketentuan memberikan kepastian hukum bahwa Pajak Masukan
yang diperoleh sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak dapat
dikreditkan.Contoh:Pengusaha A melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak pada tanggal 19 April 2010. Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena
Pajak diberikan pada tanggal 20 April 2010 dan berlaku surut sejak tanggal 19 April2010.
Pajak

Masukan yang diperoleh sebelum tanggal 19 April 2010 tidak dapat dikreditkan
berdasarkan ketentuan ini.
2) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan usaha. Yang dimaksud dengan pengeluaran yang langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha adalah pengeluaran untuk kegiatan produksi, distribusi,
pemasaran, dan manajemen. Ketentuan ini berlaku untuk semua bidang usaha. Agar dapat
dikreditkan, Pajak Masukan juga harus memenuhi syarat bahwa pengeluaran tersebut
berkaitan dengan adanya penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai. Oleh karena
itu, meskipun suatu pengeluaran telah memenuhi syarat adanya hubungan langsung dengan
kegiatan usaha, masih dimungkinkan Pajak Masukan tersebut tidak dapat dikreditkan, yaitu
apabila pengeluaran dimaksud tidak ada kaitannya dengan penyerahan yang terutang Pajak
PertambahanNilai.
3) perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali
Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 105
merupakan barang dagangan ataudisewakan.
4) pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Ketentuan ini memberikan kepastian hukum bahwa Pajak Masukan yang diperoleh sebelum
pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak dapat dikreditkan. Contoh:
Pengusaha A melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak pada
tanggal 19 April 2010. Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak diberikan pada tanggal
20 April 2010 dan berlaku surut sejak tanggal 19 April 2010. Pajak Masukan atas
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean yang diperoleh sebelum tanggal 19 April 2010 tidak dapat dikreditkan berdasarkan
ketentuanini.
5) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memuat
informasi minimal yang harus dicantumkan atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan
Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa KenaPajak
6) pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi persyaratan informasi minimal
yang harusdicantumkan

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 106


7) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya ditagih dengan
penerbitan ketetapan pajak. Dalam hal tertentu dapat terjadi Pengusaha Kena Pajak baru
membayar Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas perolehan atau pemanfaatan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak setelah diterbitkan ketetapan pajak. Pajak Pertambahan
Nilai yang dibayar atas ketetapan pajak tersebut tidak merupakan Pajak Masukan yang
dapatdikreditkan.
8) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada waktu
dilakukanpemeriksaan
Sesuai dengan sistem self assessment, Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan seluruh
kegiatan usahanya dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Selain itu,
kepada Pengusaha Kena Pajak juga telah diberikan kesempatan untuk melakukan
pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sehingga sudah selayaknya
jika Pajak Masukan yang tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai tidak dapatdikreditkan.
Contoh:
Dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dilaporkan:
PajakKeluaran =Rp10.000.000,00
PajakMasukan = Rp 8.000.000,00
Dari hasil pemeriksaandiketahui:
PajakKeluaran =Rp15.000.000,00
PajakMasukan =Rp11.000.000,00
Dalam hal ini, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tidak sebesar Rp11.000.000,00, tetapi
tetap sebesar Rp8.000.000,00 sesuai dengan yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai.
Dengan demikian, perhitungan hasil pemeriksaan
PajakKeluaran =Rp15.000.000,00
PajakMasukan = Rp 8.000.000,00 (-)
Kurang Bayar menurut hasilpemeriksaan = Rp 7.000.000,00
Kurang Bayar menurut Surat Pemberitahuan = Rp 2.000.000,00 (-)
Masihkurang dibayar = Rp5.000.000,00
9) perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha
Kena Pajakberproduksi

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 107


10) Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang
yang tidak terutang PPN atau mendapat fasilitas
PPNdibebaskan

b. Penghitungan PPN Menggunakan Deem PajakMasukan


1. Deem Pajak Masukan Bagi PKP Yang Mempunyai Peredaran UsahaTertentu
Pengusaha Kena Pajak yang dapat menggunakan pedoman
penghitungan pengkreditan Pajak Masukan adalah Pengusaha Kena Pajak
yang mempunyai peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi
Rp 1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah).
Pengusaha Kena Pajak dapat menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan apabila memenuhi syarat :
a. mempunyai peredaran usaha dalam dua tahun buku sebelumnya
tidak melebihi Rp 1.800.000.000,00 untuk setiap satu tahunbuku;
b. Wajib Pajak yang baru dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan yang dihitung
menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, yaitu
sebesar :
a. 60% dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Jasa KenaPajak
b. 70% dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Barang KenaPajak.
Dengan mekanisme ini pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan
Jasa Kena Pajak akan berkewajiban menyetor PPN ke kas negara sebesar 4%
dari jumlah peredaran bruto. Sedangkan pengusaha kena pajak yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak akan berkewajiban menyetor
PPN ke kas negara sebesar 3% dari jumlah peredaran bruto
Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan menurut ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini tidak dapat membebankan Pajak
Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak sebagai biaya untuk penghitungan Pajak Penghasilan.

2. Deem Pajak Masukan Bagi PKP Yang Melakukan Kegiatan UsahaTertentu


Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu,
dalam menghitung besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, wajib
menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak
Masukan.Kegiatan Usaha Tertentu adalah kegiatan usaha yang semata- mata
melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran. Besarnya

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 108


Pajak Masukan yang dapat dikreditkan yang dihitung menggunakan
pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, yaitu sebesar 90% dari
Pajak Keluaran, dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan
kendaraan bermotor bekas secara eceran. Dengan mekanisme ini
pengusaha kena pajak yang melakukan kegiatan usaha yang semata-mata
melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran akan
berkewajiban menyetor PPN ke kas negara sebesar 1% dari jumlah
peredaran bruto. Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman
penghitungan pengkreditan Pajak Masukan tidak dapat membebankan Pajak
Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak sebagai biaya untuk penghitungan Pajak Penghasilan.

Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 109


PAJAK INTERNASIONAL

Pajak Internasional

Pertemuan 1
Internatinal Tax Policy

a. Latar belakang Pajak Internasional

Globalisasi, arus investasi, perdagangan dan mobilitas sumber daya manusia tidak lagi
mengenal bats – batas negara. Investasi internasional dianggap memiliki peran penting dalam
perkembangan ekonomi suatu negara. Selain itu perdagaungan internasional menjadi salah
satu factor utama untuk menentukan angka GDP (Gross Domestic Product). Selain itu
liberalisai berdampak pada mobilitas sumber daya sehingga setiap orang dapat mencari
pekerjaan di negara lain dengan alassan mencari kehidupan yang lebih baik, kondisi kerja
yang standar, dan alasan lainnya.

Perkembangan kegiatan ekonomi di era globalisasi yang telah melewati batas – batas
yuridiksi negara, menimbulkan permasalahan tersendiri yang telah melewati batas – batas
yuridiksi negara, menimbulkan permasalahan tersendiri dibidang perpajakan, setiap negara
mempunyai kebijakan memajaki penduduk maupun bukan penduduk di negaranya. Prinsip
tersebut memengaruhi perlakuan pemajakan terhadap subjek maupun objek luar negeri.

b. Transaksi lintas negara

Pajak internasional membahas transaksi yang lintas negara seperti perdagangan,


investasi, penanaman modal, kerja sama di bidang ekonomi, dan lain - lain

c. Pengertian pajak Internasional

Pajak yang membahas mengenai bagaimana pemajakan atas penghasilan orang asing atau
perusahaan (badan) asing yang diterima dari Indonesia dan bagaimana pemajakan atas
penghasilan orang atau perusahaan (badan) di Indonesia atas penghasilan yang diterima dari
luar negeri, dengan berdasarkan UU domestic dan UU negara lain serta perjanjian
perpajakan (tax treaty)

d. Yuridiksi Pemajakan

Pajak Internasional | KMP 2018 110


1) Asas domisili

Asas domisili adalah asas yang mrnyatakan bahwa subjek pajak dikenakan pajak atas
domisili (tempat dimana dia tinggal). Umumnya negara ini menggunakan prinsip
world wide income, yaitu penghasilan dikenakan pajak baik yang berasal dari dalam
negeri maupun luar negeri.

2) Asas sumber
Asas sumber adalah asas yang menyatakan pajak dikenakan berdasarkan dimana
sumber penghasilan berasal.

3) Asas kewarganegaraan
Berdasarkan asas kewarganegaraan pengenaan pajak didasarkan pada status
kewargenegaraan seseorang. Jadi setiap orang yang menjadi warga negara di suatu
negara akan dikenakan pajak di negara tersebut walaupun penghasilannya diterima dari
negara lain.

4) Asas campuran
Negara ini menganut campuran dari beberapa asas di atas

5) Asas territorial

Berdasarkan asas ini penghasilan hanya dikenakan pajak apabila diperoleh dari
dalam negara tersebut apabila diperoleh diluar maka tidak dikenakan pajak.

e. Sumber hukum pajak Internasional

1. Undang – undang perpajakan domestic

2. Undang – undang perpajakan negara lain

3. Perjanjian perpajakan antar negara (Tax treaty)

f. 3 Tujuan internatinal tax policy

1. National wealth maximization, memajaki SPDN dan SPLN

2. Tax equity or fairness, keadilan dalam pemajakan penghasilan dari DN dan


LN, World wide income

3. Economic efficiency

Pajak Internasional | KMP 2018 111


Taxation of inward investment

Taxation of outward investmment

Pajak Internasional | KMP 2018 112


Pertemuan 2

Double Taxation
Bahwa terdapat dua aspek mendasar dalam perpajakaninternasional, yaitu "source jurisdiction
of taxation" dan "residence jurisdiction of taxation". source jurisdiction of taxation adalah
pemajakan perdasarkan sumber penghasilan sedangkan residence jurisdiction of taxation
adalah pemajakan berdasarkan domisili penerima penghasilan.

Dalam kaitannya dengan yuridiksi pemajakan suatu negara, terdapat istilah benefit theory of
taxation yaitu bahwa suatu negara dapat memajaki penghasilan yang bersumber dari
negaranya apabila subjek pajak tersebut memperoleh benefit dari negaranya berupa public
good (keamanan, fasilitas dll). Contoh SPLN dipajaki karena adanya BUT yang memperoleh
benefit di Indonesia dan adanya time relative yang menunjukan bahwa SPLN memperoleh
benefit misalnya 60 hari. Selain benefit theory of taxation, terdapat juga istilah doctrine of
economic allegiance yaitu bahwa negara berhak memajaki berdasarkan kepentingan
ekonomis, dimana penghasilan berasal dan kekayaan timbul. Contoh SPLN yang
memperoleh dividen dari negara Indonesia maka atas dividen tersebut dipajaki di Indonesia

Juridical double taxation dan ekonomis double taxation

Juridical double taxation adalah atas penghasilan yang sama, subjek pajak yang sama dikenai
pajak oleh 2 negara yang berbeda. Sedangkan ekonomis double taxation adalah atas
penghasilan yang sama, subjek pajaknya yang berbeda dikenai pajak oleh 2 negara yang
berbeda.Contoh ekonomis double taxation adalah penghasilan perusahaan yang terbagi dari
saham-saham akan dipajaki dua kali secara ekonomis. Dikenai pajak ketika ada laba
perusahaan (Pajak badan) dan ketika dibagi dividen kepada pemengang saham (pajak atas
dividen).

Juridical double taxation dapat timbul dari 3 konflik, yaitu (1) source-source confict, (2)
residence-residence conflic. dan (3) source-residence conflict.

1. source-source confict, yaitu penghasilan dianggap bersumber dari dua negara,


contohnya perusahaan pelayaran dipajaki di negara asal dan negara tujuan.

2. residence-residence conflict, yaitu terjadi ketika seseorang dianggap penduduk di dua


negara berbeda

3. source-residence conflict,yaitu terjadi ketika seseorang yang menjadi penduduk


(residence) suatu negara memperoleh penghasilan dari negara lain (source)
Pajak Internasional | KMP 2018 113
Metode untuk mencegah pajak berganda
Ada 3 metode yang biasa dipakai yaitu:

1. Exemption method

2. Tax credit method

3. Deduction method

1. Exemption method

a. Full exemption, yaitu pembebasan penghasilan yang berasal dari negara lain
Contoh:
Penghasilan dalam negeri 50 dengan tarif 35% dan penghasilan luar negeri 50 dengan
tarif 40%.

Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50

Total 100
Pajak di luar negeri = 40% x 50 =20
Pajak dalam negeri = 35% x 50 =17,5
Total yang dibayar =37,5
b. Exemption with progresion, yaitu penghasilan luar negeri tetap dibebaskan dari
pengenaan pajak domestic, namun untuk keperluan penghitungan pajak dan tarif pajak
pengaruh progresi luar negeri terhadap pengenaan pajak atas penghasilan global tetap
dipertahankan.

Contoh: penghasilan luar negeri 400 dengan tarif 20% dan penghasilan dalam negeri

600 dengan tarif progresif 0-500 10%, 500-800 20% dan >800 30%.
Perhitungan:

Pajak luar negeri = 400 x 20% =80

Pajak dalam negeri:

Pajak Internasional | KMP 2018 114


Total penghasilan 1.000 sudah kena lapisan tarif 30%, maka pajak terutang

200 x 30% =60


200 x 20% =40
200 x 10% =20

600 =120

Total yang dibayar = 200

2. Tax credit method


a. Full credit, adalah metode yang mengurangkan pajak yang dibayar di luar negeri
sepenuhnya terhadap pajak domestic yang dialokasikan atas penghasilan tersebut.
Contoh:

Penghasilan dalam negeri 50 dengan tarif 35% dan penghasilan luar negeri 50 dengan
tarif 40%.

Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50

Total 100

Pajak di luar negeri = 40% x 50 =20


Pajak dalam negeri = 35% x 100 =35
Kurang kredit pajak LN =20
Pajak dalam negeri =15
Total pajak yang dibayar (20+15) =35

b. Ordinary credit, metode yang mengurangkan pajak yang dibayar di luar negeri
terhadap pajak domestic yang dialokasikan pada penghasilan luar negeri dengan
batasan terendah antara (1) pajak domestic yanag dialokasikan kepada penghasilan
luar negeri (batasan teoritis), dan (2) pajak yang sebenarnya terutang atau dibayar di
luar negeri (batasan factual) atas penghasilan dimaksud yang termasuk dalam
penghasilan global. (PPh pasal 24)

Contoh:

Pajak Internasional | KMP 2018 115


Penghasilan dalam negeri 50 dengan tarif 35% dan penghasilan luar negeri 50 dengan
tarif 40%.

Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50

Total 100

Pajak di luar negeri = 40% x 50 =20


Pajak dalam negeri = 35% x 100 =35
Kurang kredit pajak LN =17,5*
Pajak dalam negeri =17,5
Total pajak yang dibayar (20+17,5) =37,5

Jumlah kredit maksimum: 50/(50+50) x 35 =17,5*

3. Deduction method, yaitu suatu metode dimana pajak yang dibayat di luar negeri
menjadi pengurang dari total penghasilan.

Contoh:
Penghasilan dalam negeri 50 dengan tarif 35% dan penghasilan luar negeri 50 dengan
tarif 40%.

Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50

Total 100

Pajak luar negeri = 40% x 50 =20


Total penghasilan =100
Kurang pajak LN =20

Dasar pengenaan pajak di DN =80


Pajak dalam negeri = 35% x 80 =28
Total pajak yang dibayar (20+28) =48

Pajak Internasional | KMP 2018 116


Pertemuan 3

Double Tax Agreement atau Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah istilah
umum yang digunakan untuk menunjukkan kesepakatan antara dua negara atau lebih untuk
menghindari pajak berganda.

Berdasarkan PER – 08/PJ/2017 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah


perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra
untuk mencegah terjadinya pengenaan pajak berganda dan pengelakan pajak.

Tujuan dari P3B :

1. Menghindari terjadinya pajak berganda yang bisa timbul dari transaksi internasional.

2. Memberikan alokasi hak pemajakan bagi negara-negara yang terlibat dalam P3B.

3. Mencegah terjadinya praktik penghindaran pajak.

Jadi, P3B selain dirumuskan untuk mencegah terjadinya pajak berganda dan memberikan
alokasi mengenai hak pemajakan, P3B juga dirumuskan untuk mencegah terjadinya
penghindaran pajak. Di dalam OECD Model yang mengatur mengenai pencegahan terjadinya
penghindaran pajak diatur dalam :
 Article 9 – Associated enterprise
 Article 26 – Exchange of information
 Article 27 – Assistance in the collection of taxes

Model P3B ada 2 jenis, yaitu :

1. OECD Model

a. Dikembangkan oleh negara-negara maju

b. Mencerminkan kepentingan negara-negara industri

2. UN Model

Dikembangkan untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang.

Setiap negara melakukan modifikasi atas model-model tersebut untuk mengakomodasi


kepentingan negaranya.

Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Multilateral

Pajak Internasional | KMP 2018 117


Perjanjian pajak antara beberapa negara (lebih dari 2 negara) yag mengatur mengenai
pembagian hak pemajakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh penduduk dari
salah satu negara dari beberapa negara tersebut. Contohnya adalah Nordic Convention,
CARICOM Agreement, the Administrative Assistance Convention (1964) between the three
Benelux countries, dan masih banyak lagi.

Kerangka Hukum Pajak Berganda

Ketika pemerintah suatu negara mengadakan P3B dengan pemerintah negara lain, maka
negara tersebut harus memiliki suatu prosedur yang digunakan untuk memasukkan P3B tersebut
dalam aturan domestik suatu negara, agar P3B tersebut memiliki efek hukum dalam
yurisdiksinya.

P3B memang dirancang untuk diterapkan dalam hukum domestik sehingga P3B
membutuhkan peraturan pelaksanaan lebih lanjut, misalnya dengan dibuatkan undang-undang
yang mengatur. Di dalam hukum tiap-tiap negara, ada yang memberikan kedudukan P3B setara
dengan hukum domestiknya tetapin ada pula yang memberikan kedudukan P3B lebih tinggi
dibandingkan dengan hukum domestik.

Interpretasi P3B

Ketika kita membaca P3B, kita mencoba untuk memahami kata-kata yang terdapat
dalam P3B tersebut. Kita mencoba mengerti tujuan dan maksud dari kata-kata yang digunakan
tersebut. Ada 5 hal yang dapat dipertimbangkan di dalam melakukan interpretasi, yaitu :

a. Ketika dua negara terlibat dalam P3B, maka kita harus mempertimbangkan niat kedua negara
tersebut membuat P3B.

b. P3B menangani hal-hal yang cakupannya lebih luas dibandingkan dengan perundang-
perundangan domestik. P3B beroperasi pada dua tingkat. Pada tingkat pertama P3B mengatur
mengenai pembagian hak-hak perpajakan dan hal-hal administratif lainnya. Pada tingkat kedua,
bisa jadi P3B dapat dijadikan alat yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan
penghindaran pajak.

c. P3B sering menggunakan istilah-istilah yang berbeda dengan istilah yang terdapat dalam
perundang-undangan domestik.

d. P3B bukan aturan yang mengatur mengenai paksaan tentang kewajiban membayar pajak,
tetapi mereka menawarkan keringan apabila terdapat pajak yang dipungut berganda.

e. Interpretasi P3B dipengaruhi oleh OECD Model

Ketentuan Interpretasi dalam Vienna Convention Law Treaties (VCLT)

Tiga pasal yang berkaitan dengan ketentuan interpretasi dalam VCLT adalah sebagai berikut :

a. Pasal 31 mengatur tentang pendekatan umum dalam melakukan interpretasi dan juga memuat
beberapa ketentuan khusus (General Rule of Interpretation)

Pajak Internasional | KMP 2018 118


b. Pasal 32 mengatur tentang prosedur tambahan sebagai pelengkap dalam melakukan
interpretasi (Supplementary Means of Interpretation)

c. Pasal 33 mengatur tentang tata cara interpretasi dari suatu perjanjian internasional yang
menggunakan berbagai bahasa yang berbeda (Interpretation of Treaties Authenticated in Two
or More Languages)

Kedudukan P3B

Kedudukan P3B di Indonesia adalah lex specialis dari UU PPh. Bila terjadi perbedaan
pengaturan antara UU PPh dengan P3B, maka ketentuan yang terdapat dalam P3B yang
diberlakukan.

Pertemuan 4

Ketentuan P3B

P3B dapat bersifat komprehensif dan parsial. P3B yang bersifat komprehensif pada umumnya
terdiri dari beberapa ketentuan sebagai berikut :

a. ketentuan tentang hal-hal yang menjadi ruang lingkup (scope provisions) dari suatu P3B yang
terdiri dari :
 Jenis-jenis pajak yang diatur dalam P3B
 Subjek pajak yang dapat memanfaatkan P3B
 Negara yang dicakup dalam P3B

b. ketentuan yang mengatur tentang definisi dari istilah atau terminologi yang ada dalam P3B
(definition provisions)

c. ketetuan yang mengatur tentang hak pemajakan suatu negara atas suatu jenis penghasilan
(substantive provisions)

d. ketentuan yang mengatur tentang pemberian fasilitas eliminasi atau keringanan pajak
berganda (provisions for the eliminations of double taxation)

e. ketentuan yang mengatur tentang pencegahan upaya penghindaran pajak (anti avoidance
provisions) yang terdiri dari :
 Ketentuan tentang transaksi hubungan istimewa
 Ketentuan tentang kerjasama antar otoritas pajak (Mutual Agreement Procedure)
 Ketentuan tentang pertukaran informasi (Exchange of Information)

Pajak Internasional | KMP 2018 119


f. ketentuan khusus (special provisions), seperti ketentuan tentang nondiskriminasi, members of
diplomatic missions and consular posts, territorial extension, dan bantuan untuk pemungutan
pajak.

g. ketentuan tentang saat dimulai dan saat berakhirnya suatu P3B (final provisions)

Shall be Taxable Only

Hak pemajakan atas suatu penghasilan hanya diberikan kepada satu negara saja. Biasanya hak
tersebut diberikan kepada negara dimana Subjek Pajak tersebut terdaftar sebagai Subjek Pajak
Dalam Negeri.

May be Taxed

Hak pemajakan atas suatu penghasilan diberikan kepada negara domisili dan negara sumber.
Negara domisili dan negara sumber boleh melakukan pemungutan pajak atas penghasilan
tersebut. Untuk menghindari adanya pajak berganda, negara domisili diwajibkan untuk
memberikan keringanan pajak berganda melalui metode pembebasan (exemption method) atau
metode kredit (credit method).

Structure P3B OECD vs UN

OECD Model UN Model

Chapter 1 Chapter 1

Scope of The Convention Scope of The Convention

Art 1 Person Covered Art 1 Person Covered

Art 2 Taxes Covered Art 2 Taxes Covered

Chapter 2 Chapter 2

Definitions Definitions

Art 3 General Definitions Art 3 General Definitions

Art 4 Resident Art 4 Resident

Art 5 Permanent Establishment Art 5 Permanent Establishment

Chapter 3 Chapter 3

Pajak Internasional | KMP 2018 120


Taxation of Income Taxation of Income

Art 6 Income from Immovable Property Art 6 Income from Immovable Property

Art 7 Business profits Art 7 Business profits

Art 8 Shipping, inland waterways transports Art 8 Shipping, inland waterways transports
and air transport and air transport

Art 9 Associated enterprises Art 9 Associated enterprises

Art 10 Dividends Art 10 Dividends

Art 11 Interest Art 11 Interest

Art 12 Royalties Art 12 Royalties

Art 13 Capital Gains Art 13 Capital Gains

Art 14 (Deleted) Art 14 Independent Personal Services

Art 15 Income from employment Art 15 Dependent Personal Services

Art 16 Directors’ fees Art 16 Directors’ fees and remuneration of


top-level managerial officials
Art 17 Entertainers and sportsperson
Art 17 Artistes and sportsperson
Art 18 Pensions
Art 18 Pensions and social security
Art 19 Government services payments
Art 20 Students Art 19 Government services
Art 21 Other Income Art 20 Students

Art 21 Other Income

Chapter 4 Chapter 4

Taxation of Capital Taxation of Capital

Art 22 Capital Art 22 Capital

Chapter 5 Chapter 5

Methods for Eliminations of Double Methods for Eliminations of Double


Taxation Taxation

Art 23A Exemption method Art 23A Exemption method

Art 23B Credit method Art 23B Credit method

Pajak Internasional | KMP 2018 121


Chapter 6 Chapter 6

Special Provisions Special Provisions

Art 24 Non discrimination Art 24 Non discrimination

Art 25 Mutual agreement procedure Art 25 Mutual agreement procedure

Art 26 Exchange of information Art 26 Exchange of information

Art 27 Assistance in the collection of taxes Art 27 Assistance in the collection of taxes

Art 28 Members of diplomatic missions and Art 28 Members of diplomatic missions and
consular posts consular posts

Art 29 Entitlement to benefits

Art 30 Territorial Extension

Chapter 7 Chapter 7

Final Provisions Final Provisions

Art 31 Entry into force Art 29 Entry into force

Art 32 Termination Art 30 Termination

Commentaries adalah alat bantu untuk menginterpretasikan ketentuan tertentu. Bisa juga
disebut sebagai penjelasan dari suatu P3B.

Reservation adalah memuat perbedaan pandangan suatu negara atas ketentuan yang diatur
dalam suatu pasal (article) tertentu.

Observation adalah adalah memuat pandagan suatu negara atas suatu penjelasan
(commentaries) dalam suatu pasal tertentu.

Pajak Internasional | KMP 2018 122


Pertemuan V

Pemajakan orang asing/ekspatriat

Dianggap sebagai SPLN Dianggap sebagai SPDN

Indonesia PTKP

Penghasilannya dikenakan world

wide income

1. Penghasilan dari Pekerjaan Dalam Hubungan Kerja (Karyawan)


 Apabila seorang ekspatriat bekerja sebagai karyawan di Indonesia dengan status SPDN
maka atas pembayaran berupa gaji, tunjangan, honorarium dilakukan pemotongan
pajak oleh pemberi kerja atau pihak yang membayarkan ketentuan Pasal 21 UU PPh
sesuai dengan PER-16/PJ/2016.
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 berupa
o Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap, baik berupa
penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.
o Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pension secara teratur
berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.
o Penghasilan sehubungan dengan PHK dan penghasilan sehubungan dengan
pension yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat
pension, THT atau JHT dan pembayaran lain sejenis.
o Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa uang harian,
upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara
bulanan;
o Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee,
dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan.
o Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama
dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
2. Penghasilan dari Usaha atau Pekerjaan Bebas
 Untuk ekspatriat yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas penghitungan
penghasilannya bisa melalui dua pendekatan yaitu dihitung dengan menggunakan
norma penghasilan neto atau dihitung dari pembukuan
 Norma penghasilan neto adalah suatu prosentase tertentu yang sudah ditentukan oleh
Dirjen Pajak yang digunakan untuk menentukan penghasilan neto dari WP.
 Jadi, penghasilan neto dihitung dengan mengalikan penghasilan bruto dengan
Pajak Internasional | KMP 2018 123
persentase norma penghasilan neto tersebut.
 Besarnya prosentasi norma telah ditentukan dalam PER-17/PJ/2015.
 WP yang boleh menggunakan norma penghitungan adalah WP OP yang memenuhi
syarat-syarat berikut.

o Peredaran bruto dalam 1 tahun tidak mencapai Rp 4,8 M


o Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari
tahun buku
o Menyelenggarakan pencatatan

Standar gaji karyawan asing


- Kep Dirjen Pajak No. Kep. 173/PJ/2002 tanggal 3 April 2002 menetapkan pedoman standar
gaji karyawan asing yang bekerja dalam bidang di luar bidang pengeboran minyak dan gas
bumi.
- Penggunaan pedoman harus memperhatikan:
o Kebangsaan karyawan asing
o Jenis usaha dari perusahaan tempat bekerja
o Kedudukan dan jabatan karyawan asing

Pemajakan TKI

TKIbekerjadi • Statusnya sebagai WPDN


• Penghasilannya world wide income
LN<183hari • tetap menyampaikan SPT di Indonesia

tidak dikenakan pajak di Indonesia

Merupakan SPDN apabila tidak dapat

bulan

Pertemuan VI

Pemajakan Perusahaan Penanaman Modal Asing

Pajak Internasional | KMP 2018 124


Fasilitas PMA

 Diatur dlm psl 31 A UU PPh, kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-
bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi
dalam skala nasional.
 Psl 16B UU PPN
- Pembebasan PPN
- PPN ditanggung pemerintah
 PP No. 62 th 2008
- Pengurangan penghasilan neto paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari jumlah
penanaman yang dilakukan; dibebankan selama 6 th, masing-masing 5% per tahun.
- Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;

- Kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun

Pajak Internasional | KMP 2018 125


Dengan ketentuan:
- Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan penanaman
modal.
- Fasilitas penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada
penanaman modal yang :
o melakukan peluasan usaha; atau
o melakukan penanaman modal baru.
- Penanaman modal yang mendapat fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut ini:
o menyerap banyak tenaga kerja;
o termasuk skala prioritas tinggi;
o termasuk pembangunan infrastruktur;
o melakukan alih teknologi;
o melakukan industri pionir;
o berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau
daerah lain yang dianggap perlu;
o menjaga kelestarian lingkungan hidup;
o melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;
o bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; atau
o industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang
diproduksi di dalam negeri.
- Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu
tertentu hanya dapat diberikankepada penanaman modal baru yang merupakan industri
pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan
eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi
perekonomian nasional.

Pajak Internasional | KMP 2018 126


Pemajakan BUT

Pajak Internasional | KMP 2018 127


Pengecualian BUT

Istilah BUT dianggap tidak mencakup:


- Pengunaan fasilitas semata-mata dengan maksud untuk menyimpan atau memamerkan
barang-barang atau barang dagangan milik perusahaan (note: pada OECD Model, kegiatan
delivery juga dikecualikan dari pengertian BUT).
- Pengurusan suatu persediaan barang-barang atau barang dagangan milik perusahaan
semata-mata dengan maksud untuk disimpan atau dipamerkan;
- Pengurusan persediaan barang-barang atau barang dagangan milik perusahaan semata-
mata dengan maksud untuk diolah oleh perusahaan lain;
- Pengurusan atau tempat usaha tetap semata-mata dengan maksud untuk melakukan
pembelian barang-barang atau barang dagangan, atau untuk mengumpulkan informasi
bagi keperluan perusahaan;
- Pengurusan suatu tempat usaha semata-mata untuk tujuan periklanan atau penyediaan
informasi;
- Pengurusan suatu tempat usaha tetap semata-mata dengan maksud untk melakukan
kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat sebagai persiapan atau kegiatan penunjang, bagi
keperluan perusahaan;
- Pengurusan suatu tempat usaha tetap semata-mata dengan maksud untuk melakukan
gabungan kegiatan-kegiatan sperti disebutkan di atas sepanjang kegiatan-kegiatan tempat
usaha tetap yang merupakan hasil penggabungan tadi bersifat sebagai kegiatan persiapan
atau kegiatan penunjang.

Objek Pajak BUT

- Atribusi Faktual. Penghasilan dari usaha atau kegiatan BUT tersebut dan dari harta yang
dimiliki atau dikuasai (Pasal 5 ayat (1) huruf a)
- Force of Attraction. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang,
atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan
oleh BUT di Indonesia (Pasal 5 ayat (1) huruf b)
- Atribusi karena hubungan efektif .Penghasilan sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 yang
diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT
dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud. (Psl. 5 ay,(1)hrf c).

Biaya-biaya yang dapat dikurangkan

- Biaya untuk mendapatkan penghasilan yang diatribusi ke BUT (atribusi faktual, force of
Pajak Internasional | KMP 2018 128
attraction, atau atribusi karena hubungan efektif). Pasal 5 ayat (2)
- Biaya administrasi kantor pusat yang berkaitan dengan usaha atau kegiatan BUT
(Kep.Dirjen Pajak No.Kep-62/PJ./1995). Pasal 5 ayat (3) huruf a

- Kecuali, pembayaran kepada kantor pusat berupa:

o Royalti atau imbalan lain sehubungan dng penggunaan harta, paten, atau hak-hak
lainnya,

o Jasa manajemen dan jasa lainnya,


o Bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan.
Menentukan Besarnya Laba BUT

a. Baya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk dibebankan adalah Biaya yang
berkaitan dengan usaha atau kegiatan BUT, yang besarnya ditetapkan Oleh Dirjen Pajak
b. pembayaran kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan dibebankan sebagai biaya
adalah:
- royalti atau imbalan lainnya sehubungan dengan penggunaan harta, paten, atau
hak-hak lainnya;
- imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya;
- bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan;
c. pembayaran sebagaimana tersebut pada huruf b yang diterima atau diperoleh dari kantor
pusat tidak dianggap sebagai Objek Pajak kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha
perbankan.

Pengecualian dari Pasal 26 ayat (4) UU PPh (PMK 14 Tahun 2011)


a. Penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia
sebagai pendiri atau peserta pendiri.
b. Penyertaan modal saham pada perusahaan yang sudah didirikan dan berkedudukan di
Indonesia;
c. Pembelian aktiva tetap yang digunakan oleh BUT untuk menjalankan usaha/kegiatan di
Indonesia
d. Investasi aktiva tidak berwujud untuk menjalankan usaha/kegiatan BUT di Indonesia

Pajak Internasional | KMP 2018 129


Pertemuan VII dan VIII

Pengertian P3B
Persetujuan antara dua negara atau lebih dengan membagi hak untuk mengenakan pajak
atas suatu penghasilan yang berasal dari suatu negara yang diperoleh penduduk negara lain.

Tujuan P3B
- Mencegah hambatan dalam investasi dan perdagangan internasional
- Untuk menghindari pengenaan pajak berganda (double taxation)
- Untuk mencegah penghindaran dan pengelakan pajak (fiscal evasion and avoidance)

Kedudukan P3B
- P3B adalah perjanjian antara negara-negara yang berdaulat sesuai dengan hukum
internasional.
- Negara-negara yang membuatnya wajib memastikan bahwa P3B dapat diterapkan dalam
hukum domestiknya.
- Terdapat dua aliran dalam menerapkan P3B di dalam negeri:
o Monistic Principle
 Hukum internasional dan Hukum nasional menjadi hukum domestik dan
Hukum Nasional tunduk kepada Hukum Internasional (”doctrine of
incorporation”),
 Treaty yang telah disepakati dapat segera diberlakukan (”self executing”),
 Treaty secara otomatis menjadi bagian hukum domestik,
 Tidak perlu diundang-undangkan
o Dualistic Principle
 Hukum internasional terpisah dari Hukum nasional,
 Agar dapat diberlakukan Treaty harus dijadikan hukum domestik
terlebih dulu melalui proses legislasi (”doctrine of transformation”),
- Kedudukan P3B terhadap UU PPh
o Pemerintah berwenang untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara
lain dalam rangka penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak
(Pasal 32A)
o Kedudukan tax treaty: lex specialis dari UU PPh. (Penjelasan Pasal 32 A UU PPh)

Pajak Internasional | KMP 2018 130


o Bila terjadi perbedaan pengaturan antara UU PPh dan tax treaty, maka ketentuan
dalam tax treaty yang diberlakukan (”Tax Treaty Superceeding Domestic Tax
Laws”).

Model P3B
- OECD – Organization for Economic Corporation and Development Model. Dibuat
untuk kepentingan negara maju.
- UN – United Nation. Dibuat untuk kepentingan negara berkembang yang mengerucutkan
pada negara pemberi penghasilan.
- US – United States

Pada umumnya yang sering dipakai adalah OECD dan UN. Indonesia sendiri menganut model hasil
dari modifikasi UN yang disebut Indonesian Model.
Pemberlakuan P3B

Contoh Latihan Soal

1. PT VIP mengasuransikan aktivanya kepada perusahaan asuransi PT Bumi Nusantara di


Indonesia dengan premi sebesar Rp1Milyar. Kemudian PT Bumi Nusantara mereasuransikan
sebagian besar polis asuransi tersebut ke perusahaan asuransi Allianz di Jerman sebesar
USD100.000, Kurs KMK Rp12.100/USD ; Kurs tengah BI Rp12.150/USD; Kurs kesepakatan
Bank Mandiri Rp12.050/USD.
Jawab :
PPh pasal 26 = tarif pasal 26 x perkiraan netto x penghasilan brutto
= 20% x 10% x USD100.000
= USD2.000
Atau samadengan
= USD2.000 x Kurs KMK
= USD2.000 x Rp12.100/USD
= Rp24.200.000
Jadi, PT Bumi Nusantara akan memotong PPh pasal 26 sebesar Rp24.200.000 atas
penghasilan Allianz.

Pajak Internasional | KMP 2018 131


MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen Keuangan

Pertemuan 1

Introduction manajemen keuangan


1. Gambaran Umum Finance

Finance (keuangan) merupakan sebuah studi yang mempelajari tentang bagaimana pelaku
bisnis berinvestasi dan membiayai investasi tersebut. Komponen utama dari keuangan
adalah manajemen sumber daya dan interpretasi informasi.

Tiga pertanyaan mendasar yang diajukan pada studi finance antara lain :

a. Investasi jangka panjang seperti apakah yang harus diambil oleh perusahaan?
(capital budgeting decisions)

b. Bagaimana cara perusahaan membiayai investasi tersebut? (capital structure decisions)


c. Bagaimana cara perusahaan mengelola arus kas nya dengan baik dalam operasionalisasi
sehari-hari? (working capital management decisions)

2. Jenis Organisasi Bisnis

a. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan merupakan bentuk yang paling sederhana. Hanya dimiliki oleh

orang pribadi. Tidak ada pemisah antara kepemilikan pribadi dengan


kepemilikan perusahaan. Dan tanggung jawab yang tidak terbatas

Kelebihan perusahaan perseorangan adalah mudah untuk memulai, tidak perlu konsultasi
dalam pengambilan keputusan, pajak atas pribadi, dll. Kekurangan perusahaan
perseorangan antara lain modal relatif kecil, tanggung jawab tak terbatas ada harta pribadi,
perusahaan bubar ketika pemilik meninggal dunia, dll.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 132


b. Perusahaan Persekutuan

Perusahaan persekutuan adalah bentuk perusahaan yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang bersama-sama menjadi pemilik usaha dan menjalankan usaha untuk mendapatkan
profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, persekutuan tidak memiliki pemisah kekayaan
antara harta pribadi dan kekayaan perusahaan.

Kelebihan perusahaan persekutuan adalah mudah untuk memulai, modal lebih besar
dibanding perseorangan, pajak pribadi, dll. Sedangkan kekurangan perusahaan
persekutuan adalah tak terbatasnya tanggung jawab pada pemiliknya, harus ada perubahan
ketika ada anggota masuk atau keluar, dll.

c. Perusahaan Korporasi

Perusahaan korporasi merupakan bentuk perusahaan yang paling kompleks. Kepemilikan


perusahaan terbagi atas saham. Terdapat pemisah antara harta kekayaan pribadi pemilik
dengan harta kekayaan perusahaan. Umur usaha tidak terbatas. Pemilik saham
merupakan pihak yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

Kelebihan perusahaan korporasi adalah keterbatasan tanggung jawab pemiliknya, umur usaha
tidak bergantung pada pemilik, lebih mudah mentransfer kepemilikan, lebih mudah mencari
modal. Sedangkan kekurangan perusahaan korporasi adalah regulasi lebih besar, pajak
berganda (laba dan dividen), dll.

d. Perusahaan Hybrid
Perusahaan hybrid merupakan kombinasi atau persilangan antara perusahaan persekutuan
dan perusahaan korporasi. Dalam hal ini adalah mengambil keuntungan perpajakan
perusahaan persekutuan dan keuntungan sumber modal dari perusahaan korporasi. Nama lain
jenis perusahaan ini adalah Limited Liability Company (LLC).

3. Tujuan Manajer Keuangan

Manajer Keuangan harus bisa menjalankan misi korporasi. Diantaranya adalah


mensejahterakan pemilik perusahaan, yakni para pemegang saham. Dengan baiknya

Manajemen Keuangan | KMP 2018 133


kesejahteraan pemegang saham akan memberikan tambahan nilai bagi perusahaan
sehingga dengan mudah menarik para investor.

Manajer keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu
keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan
perusahaan (pendanaan). Beberapa tugas pokok manajer keuangan antara lain meliputi :

 Pengambilan keputusan penting mengenai investasi dan pendanaan



 Perencanaan dan pengendalian penggunaan dana dalam investasi dan
pembiayaan kegiatan usaha

 Pembagian dividen kepada pemilik perusahaan dan pembayaran kembali
hutang kepada para kreditur

 Pengoptimalan sumber daya (aset) yang dimiliki perusahaan

 Dan juga salah satu tugas pokok manajer keuangan adalah merencanakan
untuk memaksimumkan nilai perusahaan

Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan, manajer keuangan harus dapat melakukan fungsi-
fungsi dari seorang manajer keuangan meliputi bagaimana memperoleh dana dan bagaimana
menggunakan dana tersebut.

4. 5 Prinsip Dasar Keuangan

a. Money has a time value

Uang memiliki nilai yang berbeda pada saat yang berbeda, hal ini antara lain disebabkan
oleh dua hal, pertama, inflasi yang menjadikan nilai uang relatif terhadap harga barang
melemah, kedua, Investasi, yakni uang yang diinvestasikan memiliki potensi untuk menjadi
lebih banyak ketimbang uang tersebut dalam keadaan idle.

b. There is a risk-return trade-off

Manajemen Keuangan | KMP 2018 134


Semakin tinggi resiko yang dihadapi seseorang, maka ia berharap bahwa hasilnya juga
setimpal. Individu hanya akan tergerak untuk menantang suatu resiko manakala ia yakin
bahwa hasilnya sepadan dengan resiko tersebut.

c. Cash flows are the source of value

Laba yang tercatat dilaporan keuangan tidaklah sama dengan kas ditangan perusahaan,
karena laporan keuangan dibangun atas sejumlah estimasi yang bisa saja tidak sesuai dengan
kenyataan. Oleh karenanya instrumen yang tepat dalam menilai kinerja suatu perusahaan
adalah arus kas dari perusahaan yang bersangkutan.

d. Market prices reflect information

Kondisi pasar merupakan cerminan dari informasi dan begitupun sebaliknya. Dalam struktur
pasar yang efisien, informasi dapat dengan cepat mempengaruhi kondisi pasar, contohnya
adalah saham Apple yang sempat melemah sepeninggalan Steve Jobs.

e. Individuals respond to incentive

Perilaku individu amat dipengaruhi oleh motifnya, dengan demikian insentif tertentu dapat
mempengaruhi perilaku individu tersebut. Contohnya adalah pemberian insentif berupa
sejumlah tertentu saham atas perusahaan kepada manajer, dengan insentif tersebut
diharapkan manajer akan bekerja lebih giat dan efisien.

Pertemuan 2

Perusahaan dan Pasar Keuangan

Perusahaan (corporation) adalah sebuah organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi
atau kegiatan usaha dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan
menghasilkan sesuatu atau membuat barang, berdagang, emberikan jasa, dan sebagainya
baik dimiliki oleh perorangan atau kelompok. Pasar keuangan (financial market) adalah

Manajemen Keuangan | KMP 2018 135


tempat dimana terjadinya perputaran uang dan/atau pinjaman (kredit). Tiga komponen
utama dari pasak keuangan (financial market) antara lain :

1) Borrowers : pihak yang melakukan pinjaman. Biasanya berupa perorangan atau badan

2) Savers : pihak yang memiliki dana dan menyimpannya di bank atau sejenis.
Mayoritas berupa perorangan

3) Financial Institution : pihak-pihak yang mempertemukan pihak borrowers dengan savers.

1. Financial Institution

Financial institution merupakan pihak yang berada diantara peminjam dan investor. Lembaga
keuangan seperti bank komersial, perusahaan keuangan, perusahaan asuransi, bank investasi, dan
perusahaan investasi disebut sebagai financial intermediaries karena mereka berfungsi
mempertemukan pemilik uang (savers) dengan mereka yang membutuhkan uang (borrowers).

Financial Market atau pasar keuangan, dimana didalamnya dikenal istilah money
market (pasar uang) yang merujuk pada instrumen pembiayaan jangka pendek
(Treasury Bill, Commercial Paper) dan capital market (pasar modal) yang menyediakan
instrumen pembiayaan jangka panjang dan ekuitas (Bonds, Long-term Notes, Ordinary
Stock). Jenis Financial Institution

a. Lembaga Bank Komersial

Bank komersial menerima tabungan dari Savers, individu-individu dan juga badan usaha dan
selanjutnya meminjamkan uang yang terkumpul tersebut kepada borrowers, yaitu individu dan
badan usaha lain. Lembaga keuangan yang paling umum dijumpai. Bank memberikan fasilitas
pembiayaan seperti pinjaman yang disalurkan dari saldo anggotanya. Adapun bank memperoleh
keuntungan berdasarkan selisih lebih bunga pinjaman terhadap bunga simpanan.

b. Lembaga Keuangan Non-Bank


1) Perusahaan jasa keuangan
Perusahaan jasa keuangan memberikan jasa/layanan yang serupa dengan bank komersial.
Seperti jasa pinjaman, kartu kredit, KPR, dan sewa guna (leasing)

Manajemen Keuangan | KMP 2018 136


2) Perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi juga bergerak di bidang keuangan. Karena mereka menghimpun dana
dari para individu atau badan yang berbentuk premi atas kejadian yang mungkin terjadi di
masa depan. Dimana atas dana yang dihimpun oleh perusahaan asuransi tersebut akan diputar
lagi dalam bentuk reksadana atau investasi lain. Namun perusahaan asuransi tidak boleh
memberikan pinjaman.

3) Bank investasi

Bank investasi mengkhususkan diri sebagai lembaga keuangan non-bank yang membantu
perusahaan serta pemerintah dalam hal menghasilkan uang. Mereka menyediakan jasa
konsultasi bagi perusahaan maupun pemerintah dalam hal ekonomi bisnis. Terkhusus bagi
perusahaan-perusahaan yang hendak melakukan transaksi bisnis skala besar seperti
merger atau penggabungan dan mengambil komisi atas transaksi tersebut.

4) Perusahaan investasi

Perusahaan investasi adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari para individu
dan menginvestasikan uang tersebut ke dalam sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan
lain yang secara murni bertujuan melakukan investasi. Bentuk-bentuk produk perusahaan
investasi antara lain:

 Mutual Fund and Exchange Trade Funds (Reksadana)

Reksadana merupakan salah satu media investasi yang memungkinkan untuk para investor
yang memiliki dana tidak terlalu banyak. Reksadana merupakan sekumpulan uang dari para
peserta yang dikelola oleh manajer agar di investasikan pada sebuah perusahaan atau
lembaga keuangan lainnya, dimana hasil dari investasi tersebut akan dibagi sesuai jumlah
peserta. Perbedaan antara mutual fund dengan ETF adalah jika ETF dapat diperjualbelikan di
pasar saham

 Hedge Funds

Manajemen Keuangan | KMP 2018 137


Hedge funds mirip dengan mutual funds tetapi dana ini cenderung lebih berisiko dan secara
umum terbuka hanya bagi para investor dengan kekayaan bersih yang tinggi. Manajemen
fee-nya juga cenderung lebih tinggi dan sebagian besar dananya termasuk fee insentif yang
berbasis pada kinerja keseluruhan dana, yang besarnya sekitar 20% dari keuntungan.

 Private Equity Funds (Venture Capital; Firms and Leveraged Buy Out)

Venture capital firms menghasilkan uang bagi para investor (individu dan lembaga keuangan
lain yang kaya) dimana dana tersebut digunakan untuk memberikan pembiayaan bagi
perusahaan swasta yang baru akan berdiri yang mereka ketahui.

Leveraged buyout firms mengakuisisi suatu perusahaan yang kinerjanya tidak terlalu
bagus untuk kemudian dikelola agar menjadi perusahaan yang menguntungkan dan setelah
itu menjualnya. LBO ini biasanya menggunakan dana utang untuk membiayai pembelian

perusahaan. Transaksi LBO tumbuh dari $7.5 billion di tahun 1991 menjadi $500 billion di
tahun 2006.

2. Securities

Securities atau sekuritas merupakan sebuah instrumen dalam keuangan. Sekuritas


merupakan sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh badan atau perusahaan salah
satunya untuk mendapatkan sumber dana atau modal. Bentuk sekuritas dapat berupa
kepemilikan yang berbentuk saham dan berupa perjanjian utang yang berbentuk obligasi.

Pasar sekuritas merupakan tempat jual beli sekuritas. Dimana terdapat dua pasar sekuritas,
yaitu Pasar Primer dan Pasar Sekunder. Pasar primer merupakan tempat dimana perusahaan
pertama kali melakukan jual beli sekuritas atau dikenal istilah IPO. Sedangkan pasar
sekunder adalah dimana sekuritas perusahaan yang telah terjual di pasar primer, akan dijual
belikan di pasar ini. Ketika sekuritas perusahaan berpindah dari investor satu ke investor
yang lain.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 138


Proses Pengumpulan Uang

Step 1 : Sekuritas terjual pertama kali di pasar primer. Terjadi peralihan uang dari investor
ke perusahaan, dan peralihan sekuritas dari perusahaan ke investor

Step 2 : perusahaan dapat menginvestasikan uang tersebut dalam hal


pengembangan perusahaan untuk meraih keuntungan (laba)

Step 3 : terdapat aliran uang keluar perusahaan dikarenakan untuk memberikan hasil usaha
(dividen) kepada investor (pemilik sekuritas) dan pembayaran pajak atas hasil usaha
kepada pemerintah. Atau tanpa membagikan dividen, namun kembali diinvestasikan ke
perusahaan untuk pengembangan usaha.

Step 4 : sekuritas dijual belikan di pasar sekunder oleh investor atau pemilik sekuritas

Jenis-jenis sekuritas

a. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan uang.
Obligasi dijualbelikan di pasar utang. Jika utang memiliki jatuh tempo kurang dari satu
tahun, disebut utang jangka pendek dan dijual di pasar uang. Sedangkan utang yang memiiki
jatuh tempo lebih dari satu tahun disebut utang jangka panjang dan dijual di pasar modal.
Untuk utang obligasi ini, perusahaan akan membayar bunga tiap periode yang telah
ditentukan kepada investor (pembeli) sesuai tingkat bunga obligasi.

b. Saham
Saham merupakan jenis seuritas yang merepresentasikan sebuah kepemilikan perusahaan.
Semakin besar saham yang dimiliki, maka semakin besar pula kewenangan yang dimiliki
dalam hal pengambilan keputusan atas kebijakan perusahaan. Terdapat dua jenis saham,
yaitu saham biasa (ordinary stock) dan saham preferen (prefered tock).

Manajemen Keuangan | KMP 2018 139


 
Ordinary stock

Common stock adalah suatu sekuritas yang merepresentasikan kepemilikan modal dalam
perusahaan, memberikan hak suara, dan memberikan hak yang melekat kepada pemegangnya
berupa pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen dan bentuk apresiasi
lainnya yang ada dalam nilai sekuritas.

Pemegang saham biasa adalah pemilik residu dari perusahaan, maksudnya mereka
menerima pengembalian setelah seluruh klaim dari pemegang sekuritas lainnya (debt and
preferred equity) telah dibayarkan.

Dividen dari saham biasa tidak bernilai tetap dan tidak dijamin. Oleh karena itu,
perusahaan dalam saja memilih untuk menginvestasikan kembali keuntungan yang
diperoleh ke dalam proyek baru dan tidak membayarkan dividen.

 
Prefered stock

Saham yang pemegangnya tidak diberikan hak suara namun memiliki preferensi
dalam memperoleh dividen sebelum diberikan pada pemegang saham umum. Hak
prefern pemegang saham prefered antara lain :

 Dividen yang dibagikan sebelum pemegang saham biasa



 Claim on asset yang dibayarkan sebelum pemegan saham biasa jika perusahaan
mengalami kebangkrutan

Pertemuan 3

Laporan Keuangan Utama

Otoritas pembuat regulasi akuntansi dan keuangan memberikan mandat berupa 4 jenis laporan
keuangan, yaitu:
1. Income statement
2. Balance sheet

Manajemen Keuangan | KMP 2018 140


3. Cash flow statement
4. Statement of shareholder’s equity

Income Statement: laporan rugi laba menyediakan informasi berikut ini pada suatu periode
tertentu (misalnya, satu tahun penuh atau perkwartal)

Balance sheet: neraca berisikan informasi pada tanggal tertentu (contoh: per 31 Desember
2016) berupa:
 Assets (everything of value the company owns),
 Liabilities (the firm’s debts), and
 Shareholders’ equity (the money invested by the company owners).

Cash flow statement: laporan ini menyajikan informasi tentang kas yang diterima dan kas
yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode.

Statement of shareholder’s equity: laporan ini menyajikan jumlah detail aktivitas perusahaan
dalam akun-akun berikut ini, yaitu: Common stock & Preferred stock account, Retained
earnings account, and Changes to owners’ equity.

Mengapa kita perlu menganalisis Laporan Keuangan?

Analisis keuangan internal biasa digunakan:


 Untuk mengevaluasi kinerja pegawai.
 Untuk membandingkan kinerja dari divisi-divisi yang berbeda.
 Untuk menyiapkan proyeksi keuangan.
 Untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan kinerja
kompetitor.
Analisis keuangan eksternal dilakukan oleh:
 Bank atau institusi keuangan lain
 Para Supplier
 Agen pemeringkat kredit (Credit-rating agencies)
 Analis profesional
 Investor individu

A. Laporan Keuangan Common Size: Standardisasi Informasi Keuangan

Bagaimana menyiapkan laporan keuangan common size?


 Untuk Laporan Laba Rugi Common Size, bagi tiap item dalam Laporan Laba Rugi
dengan penjualan.
 Untuk Neraca Common Size, bagi tiap item dalam Neraca dengan total aset.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 141


B. Menggunakan Rasio Keuangan
 Rasio keuangan merupakan metode lain dalam standardisasi informasi keuangan atas
Laporan Laba Rugi dan Neraca.
 Rasio itu sendiri tidak memiliki arti apa-apa. Oleh karena itu, rasio yang ada harus
dibandingkan dengan (a) rasio tahun lalu; atau (b) rasio perusahaan lain pada industri
sejenis.

Berikut adalah pembahasan mengenai komponen yang terdapat dalam Rasio Keuangan

I. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengacu pada suatu pertanyaan dasar: Seberapa likuid kah perusahaan?

Suatu perusahaan dikatakan likuid jika ia mampu membayar seluruh utang-utangnya tepat
waktu. Kita dapat menganalisis likuiditas perusahaan dari dua perspektif, yaitu :
1. Likuiditas Keseluruhan – analisis yang membandingkan aset lancar dengan liabilitas
lancar.
2. Likuiditas atas Aset Tertentu – analisis dengan menilai mana saja aset likuid perusahaan
(misalnya accounts receivable dan inventories) yang dapat diubah segera menjadi kas.

Berikut adalah beberapa komponen yang terdapat dalam Rasio Likuiditas :

1) Current Rasio

Likuiditas keseluruhan suatu perusahaan dianalisis dengan menghitung current ratio dan acid-
test ratio. Current Ratio: membandingkan aset lancar (likuid) perusahaan dengan liabilitas
lancar (jangka pendek) perusahaan.

2) Acid-Test (Quick) Ratio

Acid-Test (Quick) Ratio mengeluarkan inventori dari aset lancar karena inventori dipandang
sebagai aset yang tidak likuid.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 142


3) Average Collectin Period

Average Collection Period mengukur jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan dalam menagih
piutang-piutangnya.

4) Account Receivable Turnover Ratio

Accounts Receivable Turnover Ratio mengukur berapa kali piutang “berputar” dalam satu
tahun.

5) Inventory Turnover Ratio

Inventory turnover ratio mengukur berapa kali perusahaan “memutar” inventorinya dalam
satu tahun. Perputaran inventori yang pendek menggambarkan tingkat likuiditas yang besar
karena hal ini berarti bahwa inventori perusahaan berubah menjadi kas dengan lebih cepat.

6) Days’ Sales in Inventory

Berapa lama inventory akan terjual

Rumus : Days’ Sales in Inventory = 365÷ inventory turnover ratio

Manajemen Keuangan | KMP 2018 143


II. Capital Structure Ratio
Capital structure mengacu pada cara perusahaan dalam mendanai aset-aset mereka. Capital
structure ratios mengarah pada suatu pertanyaan penting: Bagaimanakah perusahaan
membiayai pembelian aset-asetnya?

1) Debt Ratio
Debt ratio mengukur porsi aset perusahaan yang dibiayai melalui pinjaman atau utang.

2) Time Interest Earned Ratio


Times Interest Earned Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
membayar utang dan membayar bunga atas utang tersebut.

III. Asset Management Efficiency Ratio


• Asset management efficiency ratios mengukur efektivitas perusahaan dalam
pemanfaatan aset yang dimiliki dalam rangka memperoleh penjualan.
• Rasio ini juga biasa disebut dengan turnover ratios karena merefleksikan berapa kali
suatu aset “berputar” dalam satu tahun.

1) Total Asset Turnover Ratio


Total Asset Turnover Ratio menggambarkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari tiap dollar
(rupiah) aset yang diinvestasikan.

Rumus : Total Asset Turnver = Sales/Total Asset

2) Fixed Asset Turnover Ratio


Fixed asset turnover ratio mengukur efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan aset tetap (seperti
property, plant and equipment).

Rumus : Fixed Asset Turnover = Sales/Net Plant and Equipment

IV. Profitability Ratio


Profitability ratios mengarah pada suatu pertanyaan yang sangat fundamental: Apakah
perusahaan telah menghasilkan imbalan atas investasi (returns on investments) yang
memadai?

1) Gross Profit Margin


Gross profit margin menunjukkan seberapa baik manajemen perusahaan mengendalikan
biaya-biaya untuk mendapatkan profit.

Rumus : Gross Profit Margin = Gross Profit/Sales

Manajemen Keuangan | KMP 2018 144


2) Operating Profit Margin
Operating Profit Margin mengukur berapa banyak profit yang dihasilkan dari tiap dollar
(rupiah) penjualan setelah memperhitungkan costs of goods sold dan operating expenses. Rasio
ini juga mengindikasikan seberapa baik perusahaan dalam mengelola Laba Rugi-nya

Rumus : Operating Profit Margin = Net Operating Income or EBIT/Sales

3) Net Profit Margin


Net Profit Margin mengukur berapa banyak income yang diperoleh dari tiap dollar (rupiah)
penjualan setelah dilakukan penyesuaian atas seluruh biaya (termasuk income taxes).

4) Operating Return on Assets


Operating Return on Assets ratio adalah ikhtisar dari ukuran tingkat profitabilitas operasi
perusahaan. Nilai rasio ini turut menentukan tingkat kesuksesan manajemen dalam
mengendalikan biaya-biaya dan dalam efisiensi penggunaan aset.

V. Market Value Ratio


Market value ratios mengarah pada pertanyaan, bagaimanakah nilai saham perusahaan di
bursa saham?

1) Price Earning Ratio


Price-Earnings (PE) Ratio menggambarkan berapa banyak investor yang saat ini mau
membayar sebesar $1 dari earnings yang dilaporkan perusahaan.

Rumus : Price-Earning Ratio = Market Price per Share/Earnings per Share

2) Market to Book Ratio


Market-to-Book Ratio mengukur hubungan antara market value dengan akumulasi investasi
dalam ekuitas perusahaan.

Rumus : Market to Book Ratio = Market Price per Share/Book Value per Share
= Market Price per Share/(Common Shareholders’
Equity : Common Share Outstanding)

C. Memilih Suatu Pembanding Kinerja


Terdapat dua jenis pembanding (benchmark) yang biasa dipakai, yaitu:
– Analisis Trend– membandingkan laporan keuangan perusahaan dalam suatu kurun waktu
(time-series comparisons).
– Peer Group Comparisons – membandingkan subjek laporan keuangan perusahaan
dengan perusahaan “peer”.

D. Keterbatasan Analisis Ratio

Manajemen Keuangan | KMP 2018 145


1. Mendapatkan data industri pembanding kadang kala adalah hal yang sulit.
2. Data peer-group atau rata-rata industri yang di-publish, tidak selalu menggambarkan
perusahaan yang dianalisis.
3. Suatu rata-rata industri tidak selalu merupakan target atau norma yang diharapkan.
4. Praktik akuntansi berbeda jauh di antara berbagai perusahaan.
5. Banyak perusahaan musiman yang berubah-ubah kegiatan operasionalnya.
6. Rasio keuangan hanya menawarkan petunjuk (clues).
7. Hasil dari analisis keuangan tidak lebih baik dari kualitas laporan keuangan.

Pertemuan 4

Menggunakan timelines untuk memvisualisasikan arus kas


• Suatu timeline menggambarkan waktu dan jumlah skema pembayaran – baik kas yang
diterima dan cash yang dikeluarkan – bersamaan dengan tingkat bunga yang ditetapkan.
• Suatu timeline biasanya digambarkan dalam tahunan, tetapi bisa juga digambarkan
secara bulanan, harian, atau satuan waktu lainnya.

Compounding and Future Value


Penghitungan time value of money meliputi Present value (berapa nilai arus kas saat ini) dan
Future value (berapa nilai arus kas di masa yang akan datang).

Compound Interest with Shorter Compounding Periods


Bank biasanya menawarkan akun tabungan yang memajemukan bunga secara harian, bulanan,
atau pertiga bulanan. Semakin sering dimajemukan akan menghasilkan pendapatan bunga yang
semakin tinggi dan menjadikan nilai FV-nya juga semakin tinggi.

Discounting and Present Value


Pertanyaan Kunci :
• Berapakah nilai saat ini atas arus kas yang akan diterima di masa yang akan datang?
• Jawaban atas pertanyaan ini memerlukan penghitungan present value (PV) yaitu nilai
hari ini atas arus kas masa depan, dan proses discounting.

Making Interest Rates Coomparable


Annual Percentage Rate (APR) mengindikasikan tingkat bunga yang dibayar atau yang
diperoleh dalam satu tahun tanpa dimajemukkan. APR juga dikenal dengan istilah nominal or
quoted (stated) interest rate.

Menghitung tingkat bunga dan mengonversinya menjadi EAR


Kita tidak dapat membandingkan dua pinjaman berdasarkan APR bila keduanya tidak memiliki
periode majemuk yang sama. Untuk dapat diperbandingkan, kita harus menghitung keduanya

Manajemen Keuangan | KMP 2018 146


secara ekuivalen menggunakan periode tahunan majemuk. Kita lakukan dengan menghitung
effective annual rate (EAR).

Untuk hal yang ekstrim:


Compounding lanjutan
• Bila m (number of compounding period) meningkat, maka EAR pun meningkat. Saat
interval waktu dengan saat bunga dibayarkan sangat kecil, maka kita dapat
menggunakan persamaan matematika berikut untuk menghitung EAR.
• EAR = (e quoted rate ) – 1
– Where “e” is the number 2.71828

ANNUITIES

Ordinary Annuities
Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang sama yang dibuat pada akhir titik yang berjarak
sama dalam waktu, seperti bulanan, triwulanan, atau setiap tahun. Jika pembayaran dilakukan
pada akhir setiap periode, anuitas disebut sebagai anuitas biasa.

The Future Value of an Ordinary Annuity

The Present Value of an Ordinary Annuity

Manajemen Keuangan | KMP 2018 147


Amortized Loans

Amortized Loans adalah pinjaman yang dilunasi dalam jangka waktu dan jumlah pembayaran
yang sama - akibatnya, pembayaran pinjaman adalah anuitas. Contoh: Pinjaman hipotek
rumah.

Annuities Due

Merupakan anuitas yang pembayarannya dilakukan di awal periode. Misalnya, pembayaran


kosan yang biasanya dilakukan di awal masa penyewaan.
 Annuities Due: Future Value

 Annuities Due: Present Value

Perpetuities

Perpetuities adalah anuitas yang berlanjut selamanya atau tidak memiliki jatuh tempo.. Ada
dua tipe perpetuities:
 Growing Perpetuities di mana arus kas tumbuh pada tingkat yang konstan dari periode
ke periode dari waktu ke waktu.
 Level Perpetuities di mana pembayaran konstan dari waktu ke waktu. Tanpa ada
pertumbuhan.

1) Present Value of Level Perpetuity

2) Present Value of a Growing Perpetuity

Manajemen Keuangan | KMP 2018 148


Complex Cash Flow Streams
Arus kas mengalir di dunia bisnis mungkin tidak selalu melibatkan satu jenis arus kas. Arus
kas mungkin memiliki pola campuran arus kas masuk dan keluar, arus kas tunggal dan anuitas.

Chapter 5 The Time Value of Money—The Basics

Timeline menunjukan waktu dan jumlah yang berkaitan dengan kas, baik yang diterima
maupun kas yang dibayarkan beserta tingkat bunga yang terjadi.

Timeline biasanya tahunan, tetapi bias bulanan, harian, atau satuan waktu lain.

Contoh Timeline

Timeline diatas menunjukkan arus kas keluar sebesar $100 terjadi di tahun pertama,
kemudian arus kas masuk sebesar $30 dan $20 di tahun kedua dan ketiga, cash outflow $10,
cash inflow $50

Perhitungan time value of money adalah Present Value (Nilai yang wajar di masa sekarang)
dan Future Value (nilai yang wajar di masa yang akan datang)

Future Value

Contoh :

Misalkan kita mendepositkan uang Rp.1.000.000 dengan tingkat bunga tahunan 4%. Berapa
tabungan kita 3 tahun lagi?

FV = PV (1 + i)n = 1.000.000 (1 + 0,1)3 = Rp. 1.331.000

Biasanya Bank menawarkan akun tabungan yang menggunakan bunga harian, bulanan, atau
triwulanan.

Semakin sering/singkat pengakuan bunganya, maka bunga yang di dapat semakin besar
sehingga futue value yang di dapat semakin besar.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 149


Contoh :

Apabila kita mendepositkan uang $50.000 pada suatu akun dengan tingkat bunga tahunan
10% (bunga dibayar bulanan), maka berapa uang kita 10 tahun yang akan datang?

FV = PV (1+i/12)m*12

= $50,000 (1+0.10/12)10*12

= $50,000 (2.7070)

= $135,352.07

Using a Mathematical Formula

FV = PV (1+i/12)m*12

= $50,000 (1+0.10/12)10*12

= $50,000 (2.7070)

= $135,352.07

Present Value

Present value adalah nilai di masa sekarang dari aliran kas di masa yang akan datang.

Contoh :

Manajemen Keuangan | KMP 2018 150


Berapa present value dari $100.000 yang akan kita terima 25 tahun lagi jika tingkat bunga
diskonnya 5%?

PV = $100,000 [1/(1.05)25)

= $100,000 [0.2953]

= $29,530

The Rule of 72

Aturan 72 dapat digunakan untuk menentukan berapa tahun supaya investasi kita menjadi 2x
lipat.

N = 72/interest rate

Contoh :

Apabila kita menginvestasikan dengan tingkat bunga 8%, maka kita memebutuhkan waktu 9
tahun (N = 72/8) agar investasi kita menjadi 2x lipat

Problem untuk menentukan jumlah periode :

Berapa tahun yang diperlukan agar uang seharga $10.000 menjadi $200.000 apabila tingkat
bunga 15% tahunan?

PV = FV (1/(1+i)n)

10.000 = 200.000 (1/(1+0,15)n

(1+0,15)n = 200.000/10.000

1,15n =20

n = 1,15log20

= 21,4 tahun

Manajemen Keuangan | KMP 2018 151


Problem untuk menentukan tingkat bunga :

Pada tingkat bunga berapa uang sebesar $50.000 akan menjadi $1.000.000 dalam jangka
waktu 30 tahun?

PV = FV (1/(1+i)n)

50.000 = 1.000.000 (1/(1+i)30

(1+i)30 = 1.000.000/50.000

(1+i)30 =200

1+i = √200

1+ i = 1,105

i = 1,105 – 1 = 0,105 = 10,5%

Annual Percentage Rate (APR)

APR menunjukkan tingkat bunga yang diterima selama 1 tahun tanpa kemajemukan
(bulanan, harian, triwulanan). APR juga biasa disebut nominal or quoted interest.

Kita tidak bias membandingkan 2 hutang dengan APR jika memiliki periode pembayaran
berbeda (harian, bulanan, tahunan, atau yang lain). Untuk bisa dibandingkan, kita cari EAR
nya yaitu tingkat bunga yang didapat selama 1 tahun.

Contoh :

Berapa EAR jika nominal rate nya 13% yang buganya dibayarkan bulanan?

EAR = [1+.13/12]12 - 1

= 1.1380 – 1

= .1380 or 13.80%

EAR nya 13,8% menunjukkan jika bunga dibayarkan secara tahunan, maka tingkat bunganya
13,8% (sama dengan tingkat bunga 13% dibayar bulanan).

Chapter 6 The Time Value of Money— Annuities and Other Topics

Manajemen Keuangan | KMP 2018 152


Annuitas

Anuitas adalah pembayaran secara periodic/berkala di akhir perode, misalkan bulanan,


riwulanan, atau tahunan. Apabila pembayaran dilakukan di akhir periode disebut dengan
ordinary annuity. Apabila pembayaran dilakukan di awal periode disebut annuity due.

Ordinary Annuity

Contoh soal :

Apabila kita ingin mendapatkan uang sebesar $100.000 untuk Pendidikan anak di akhir tahun
ke-18 dengan tingkat bunga 12% per tahun, maka berapa investasi tahunan yang akan
dibayarkan untuk mendapatkan itu?

$100,000 = PMT {[ (1+.12)18 - 1] ÷ (.12)}

= PMT{ [6.69] ÷ (.12) }

= PMT {55.75}

==> PMT = $1,793.73

Amortized Loans

Kita berencana untuk meminjam uang $6.000 dari took furniture dengan tingkat bunga
thunan 15% dan akan dibayar tahunan selama 4 tahun. Bagaimana pembayaran hutangnya
per tahun dan buat table amortisasinya!

Manajemen Keuangan | KMP 2018 153


$6.000 = PMT { [1-1(1+0,15)4] : 0,15 }

= PMT{ [1 – 1(1,15)4] : 0,15 }

= PMT {2,8549)

==> PMT = $2.101,59

Untuk mencari pokok hutang pada akhir tahun ketiga dapat menggunakan rumus PV dengan
n=1 (sisa periode yang belum dibayar)

Pokok utang thn ke-3 = 2101,59 { [1-1(1+0,15)1] : 0,15 }

= 2101,59{ [1 – 1(1,15)1] : 0,15 }

= 1.827,48

Annuities Due

Yaitu sebuah anuitas yang pembayarannya dilakukan di awal periode.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 154


Perpetuities

Perpetuities adalah annuitas yang berlanjut terus-menerus tanpa memiliki jatuh tempo.
Contohnya adalah dividend dari saham preferen. 2 tipe perpetuities :

1. Growing perpetuities, yang mana cash flow tumbuh dengan tingkat bunga yang konstan
dari periode ke periode.

2. Level perpetuities, yang mana pembayaran dengan jumlah tetap pada seluruh periode.

Chapter 7
An Introduction to Risk and Return—History of Financial Market Returns

Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam bab ini:

• Prinsip 2: There is a Risk-Return Tradeoff.


• Prinsip 4: Market Prices Reflect Information.
7.1 REALISASI DAN EKSPEKTASI TINGKAT IMBALAN DAN RISIKO (Realized
and Expected Rates of Return and Risk)

• Realisasi imbalan atau imbalan tunai mengukur gain atau loss dari suatu investasi.

• Contoh: Anda investasi satu lembar saham PT. Unilever seharga $100 dan
menjualnya setahun kemudian seharga $230. Perusahaan tidak membayarkan dividen
apapun selama periode tersebut. Berapakah imbalan tunai atas investasi ini?
Imbalan tunai/Cash Return = $230 + 0 - $100 = $130

Rate of Return = 130/100 = 130%

• Imbalan dari investasi saham biasa dapat bernilai positif atau negatif. Oleh karena itu,
kinerja masa lalu bukanlah suatu indikator untuk menilai kinerja masa datang. Secara
umum, kita berharap untuk mendapatkan imbalan yang lebih tinggi karena kita juga
menanggung risiko yang lebih besar.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 155


• Ekspektasi imbalan (Expected return) adalah sesuatu yang diharapkan akan
diperoleh di masa depan oleh investor dari suatu investasi.

• Ekspektasi imbalan merupakan rata-rata tertimbang dari imbalan yang mungkin


terjadi, dimana peluangnya ditentukan oleh probabilitas keterjadian.

Ekspektasi Imbalan = (-10%×0.2) + (12%×0.3) + (22%×0.5) = 12.6%

• Mengukur Risiko
• Varian adalah kuadrat dari perbedaan rata-rata antara realisasi imbalan individual
dengan harapan imbalan.
• Standar Deviasi adalah akar pangkat dua dari varian. Standar deviasi lebih umum
digunakan untuk menguantifikasi risiko.
• Probabilitas distribusi suatu imbalan investasi berisikan seluruh kemungkinan
tingkat imbalan dari investasi yang berkaitan dengan probabilitas tiap hasil keluaran
(outcome).
Asumsikan ada dua kemungkinan alternatif investasi, yaitu:

1. U.S. Treasury Bill – U.S. Treasury bill dipandang sebagai risk-free, karena tidak
adanya risiko kegagalan dalam pembayaran bunga sebesar 5%.

2. Common stock of the Ace Publishing Company – Investasi dalam saham biasa
merupakan suatu investasi yang berisiko.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 156


• Probabilitas distribusi dari Treasury bill berupa suatu batang tunggal dengan tingkat
imbalan sebesar 5% yang mengindikasikan bahwa terdapat 100% probabilitas yang
akan menghasilkan imbalan 5% (pasti fix terjadi pembayaran imbalan sebesar 5%)
• Imbalan dari saham Ace Publishing company memiliki kisaran dari -10% (terendah)
hingga ke +40% (tertinggi). Oleh karena itu, investasi dalam bentuk saham biasa
adalah berisiko (risky), sedangkan Treasury bill tidak.
• Diketahui bahwa ekspektasi imbalan (expected return) atas saham adalah sebesar 15%
sedangkan ekspektasi imbalan dari Treasury bill sebesar 5%. Namun, apakah dengan
imbalan atas investasi saham yang lebih tinggi tersebut menjadikan investasi ini lebih
baik (daripada investasi Treasury bill)? Belum tentu, kita juga perlu mengetahui risiko
pada kedua investasi tersebut.
• Risiko, diukur menggunakan varian:

Mengukur Varian dan Standar Deviasi suatu Investasi dalam Saham Biasa Ace
Publishing

Manajemen Keuangan | KMP 2018 157


• Kita amati bahwa saham biasa menawarkan harapan imbalan yang lebih tinggi tetapi
juga lebih berisiko, yang diukur melalui standar deviasi. Pilihan seorang investor atas
investasi tertentu akan ditentukan oleh sikap mereka terhadap risiko.
7.2 Sejarah Singkat imbalan pasar keuangan

• Selama ini, para investor memperoleh tingkat imbalan yang lebih tinggi dari investasi
yang lebih berisiko.
• Oleh karena itu, menginginkan harapan tingkat imbalan yang lebih tinggi dapat
diartikan secara sederhana bahwa para investor “berharap” dapat merealisasikan
imbalan yang lebih tinggi.
• Imbalan yang lebih tinggi adalah sesuatu yang tidak dapat dijamin akan diperoleh.
7.3 Tingkat imbalan rata-rata geometrik vs aritmetik

• Tingkat imbalan rata-rata geometrik menjawab pertanyaan, “Berapakah tingkat


pertumbuhan investasi anda?”
• Tingkat imbalan rata-rata aritmatik menjawab pertanyaan, “Berapakah rata-rata
tingkat imbalan tahunan?”

• Dinda membeli stock pada awal tahun 2010, ia memutuskan untuk meyimpan stock
tersebut, namun, pada akhir tahun 2015, Dinda berniat menjual stock tersebut, Berapa
tingkat imbalan rata-rata aritmatik dan geometriknya, jika progress stock ada pada
table di bawah ini?
Year Annual Rate of Return Value of the Stock

0 $10,000.00

1 -15.0% $8,500.00

2 15.0% $9,775.00

3 25.0% $12,218.75

4 30.0% $15,884.38

Manajemen Keuangan | KMP 2018 158


5 -10.0% $14,295.94

• Arithmetic Average = Sum of the annual rates of return ÷ Number of years = 45% ÷
5 = 9%
Artinya tingkat imbalan yang Dinda harapkan di tahun depan berdasarkan imbalan-
imbalan tahun lalu yaitu sebesar 9%

• Geometric Average = [(1+Ryear1) × (1+Ryear 2 ) × (1+Ryear3) × (1+Ryear4) × (1+Ryear5)


]1/5 - 1
= [(.85) × (1.15) × (1.25) × (1.30) × (.90)] 1/5 - 1
= 7.41%
Artinya tingkat imbalan yang Dinda harapkan diterima selama 5 tahun adalah 7,41%

7.4 Hal-Hal yang Menentukan Harga Saham

• Secara umum, harga saham cenderung akan meningkat bila ada kabar baik tentang
profit masa depan, dan harga saham cenderung akan turun bila ada kabar buruk
tentang profit masa depan.
• Pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh spekulan atau sentimen investor.
• Hipotesis Efisiensi Pasar (HEP) menyatakan bahwa harga sekuritas merefleksikan
secara akurat harapan arus kas masa depan dan didasarkan pada seluruh informasi
yang tersedia di tangan para investor.
• Efisiensi Pasar adalah suatu pasar dimana seluruh informasi yang tersedia berkaitan
sepenuhnya dengan harga sekuritas dan imbalan yang diperoleh para investor atas
investasi mereka yang tidak dapat diprediksikan.
• Ada 3, yaitu
o The weak-form efficient market hypothesis
o The semi-strong form efficient market hypothesis
o The strong-form efficient market hypothesis
• Secara umum, pasar diharapkan setidaknya berbentuk weak-form dan semi-strong
form efficient.
• Jika terdapat strategi perolehan profit yang sederhana, maka strategi tersebut akan
menarik perhatian para investor, yang dengan mengimplemantasikan strategi-strategi
tersebut akan berlomba untuk mendapatkan profit.
• Hipotesis efisiensi pasar didasarkan pada asumsi bahwa para investor, sebagai suatu
kelompok, adalah orang-orang yang rasional. Pandangan ini telah “teruji”.
• Jika para investor tidak secara rasional dalam memproses informasi, maka pasar
mungkin saja tidak secara akurat menggambarkan informasi publik.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 159


Chapter 8 Risk and Return—Capital Market Theory

8.1 Imbalan portofolio dan risiko portofolio

• Untuk menghitung ekspektasi tingkat imbalan suatu portofolio, kita memberikan


bobot pada tiap-tiap ekspektasi tingkat imbalan dari investasi individual dengan
menggunakan pecahan (porsi) dari portofolio yang diinvestasikan pada tiap investasi
tersebut.
• Ekspektasi tingkat imbalan portofolio adalah suatu rata-rata tertimbang sederhana
dari ekspektasi tingkat imbalan investasi dalam portofolio tersebut.

E(rportfolio) = the expected rate of return on a portfolio of n assets.


Wi = the portfolio weight for asset i.
E(ri ) = the expected rate of return earned by asset i.
W1 × E(r1) = the contribution of asset 1 to the portfolio expected return.

• Contoh : Evaluasilah ekspektasi imbalan dari portofolio milik Penny di mana ia


menempatkan seperempat uangnya ke dalam Treasury Bill, setengah uangnya ke
Saham Starbuck, dan sisa uangnya ditempatkan ke Saham Emerson Electric.

E(rportfolio) = 0.25 × 0.04 + 0.25 × 0.08 + 0.50 × 0.12 = 0.09 or 9%

• Efek pengurangan risiko dengan memasukan sejumlah besar investasi dalam suatu
portofolio disebut dengan diversifikasi.
• Perolehan hasil dari diversifikasi bergantung pada tingkat korelasi diantara investasi-
investasi tersebut, yang diukur dengan koefisien korelasi.
• Koefisien korelasi dapat berkisar dari -1.0 (korelasi negatif sempurna), yang berarti
bahwa dua variabel bertentangan secara sempurna, hingga +1.0 (korelasi positif
sempurna).
• Semakin rendah korelasi, semakin besar keuntungan diversifikasi yang akan
diperoleh.
• Suatu portofolio dapat mengurangi risiko dibandingkan dengan risiko rata-rata dari
investasi individual yang ada di dalam portofolio tersebut.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 160


• Kunci dari pengurangan risiko ini melalui diversifikasi – suatu kombinasi investasi
yang imbalannya tidak berkorelasi positif sempurna.
• Menghitung Standar Deviasi dari Imbalan Portofolio

• Contoh : Evaluasilah ekspektasi imbalan dan standar deviasi dari portofolio S&P500
dan dana internasional dimana korelasinya diasumsikan 0,20 dan Sarah tetap
menempatkan separuh uangnya ke tiap dana-dana tersebut

E(rportfolio)= WS&P500 E(rS&P500) + WInternational E(rInternational)


= .5 (12) + .5(14)
= 13%
Standard deviation of Portfolio = √ { (.52x.22)+(.52x.32)+(2x.5x.5x.20x.2x.3)}
= √ {.0385}
= .1962 or 19.62%

Artinya :
Suatu rata-rata tertimbang sederhana dari standar deviasi dua buah dana akan
menghasilkan nilai standar deviasi sebesar 25% (20 x .5 + 30 x .5) atas portofolio
tersebut.
Namun demikian, standar deviasi dari portofolio bernilai kurang dari 25% (19.62%)
disebabkan oleh keuntungan diversifikasi (dengan korelasi kurang dari 1).

Manajemen Keuangan | KMP 2018 161


8.2 Risiko SIstematik dan Portofolio Pasar

• Untuk memahami bagaimana suatu investasi berkontribusi pada risiko portofolio, kita
mengategorisasi risiko dari investasi individual ke dalam dua kategori:
o Risiko sistematik
Komponen risiko sistematik mengukur kontribusi dari investasi pada risiko
portofolio pasar. Sebagai contoh: perang, resesi.
o Risiko tidak sistematik
Risiko tidak sistematik adalah elemen dari risiko yang tidak berkontribusi
pada risiko pasar dan telah didiversifikasikan. Sebagai contoh: penarikan
produk, unjuk rasa buruh, perubahan manajemen

Risiko Portofolio dan Jumlah Investasi dalam Portofolio

• Gambar diatas mengilustrasikan bahwa, di saat jumlah sekuritas dalam portofolio


meningkat, kontribusi dari risiko tidak sistematik terhadap standar deviasi menurun
sedangkan risiko sistematik tidak berkurang.
• Oleh karena itu, portofolio besar tidak akan terpengarih oleh risiko tidak sistematik.
Risiko Sistematik dan Beta
• Risiko sistematik diukur dengan koefisien beta, yang mengestimasi suatu perluasan
dimana imbalan dari investasi tertentu berbeda dengan imbalan dari portofolio pasar.
• Beta portofolio mengukur risiko sistematik dari suatu portofolio.

• Contoh : Suatu portofolio yang terdiri dari 4 investasi yang masing-masing beta nya
1,5; 0,75; 1,8; dan 0,6. Apabila investasinya dalam jumlah yang sama, berapa beta
dari potofolio tersebut?
Portofolio Beta = .25(1.50) + .25(0.75) + .25(1.80) + .25 (0.60) = 1.16

Manajemen Keuangan | KMP 2018 162


8.3 The Security Market Line and The CAPM

• Estimating the Expected Rate of Return Using the CAPM

Contoh : Estimasikan expected rates of return untuk 3 utilitas perusahaan dengan


menggunakan table dibawah ini, jika tingkat risk-free 4,5% dan tingkat market risk
premium nya 6%!
Tabel Koefisien Beta

Market Risk Premium = E(rMarket) – rf)

• Beta (AEP) = 4.5% + 0.74(6) = 8.94%


• Beta (DUK) = 4.5% + 0.40(6) = 6.9%
• Beta (CNP) = 4.5% + 0.82(6) = 9.42%

CHAPTER 9 Debt Valuation and Interest

9.1 Overview Of Corporate Debt

• Ada dua sumber utama pinjaman perusahaan, yaitu:


o Pinjaman dari Lembaga Keuangan (biasa disebut dengan utang privat/ private
debt sepanjang melibatkan dua pihak saja)
o Obligasi (biasa disebut dengan utang publik/ public debt sepanjang utang ini
diperdagangkan di pasar keuangan publik)
• Financial Institutions menyediakan berbagai pinjaman untuk membiayai operasi
sehari-hari perusahaan (working capital loans) atau dapat digunakan untuk membeli
equipment atau property (transaction loans).
• Pinjaman ada yang dijamin dan tidak dijamin dengan suatu jaminan yang biasa
disebut collateral.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 163


• Advantages of Private Debt Placement
o Speed
o Reduced costs
o Financing flexibility
• Disadvantages of Private Debt Placement
o Interest costs
o Restrictive covenants
o The possibility of future SEC registration
• Di pasar keuangan privat, pinjaman biasanya berjenis floating rate loans yaitu tingkat
bunga telah disesuaikan berbasarkan suatu tingkat pembanding khusus (specific
benchmark rate)
• Pembanding yang paling popular adalah London Interbank Offered Rate (LIBOR),
yaitu suatu tingkat bunga pinjaman yang ditawarkan oleh bank kepada para peminjam
di seluruh kota London atau pasar antarbank

• Contoh :
• Suatu perusahaan mungkin mendapatkan pinjaman satu tahun dengan tingkat bunga
sebesar 75 basis poin (atau 0,75%) di atas LIBOR dengan batas atas (ceiling) sebesar
2,5% dan batas bawah (floor) sebesar 1,75%.

• Meminjam Uang dari Pasar Keuangan Publik


• Perusahaan menggunakan jasa suatu investment banker saat akan menambah dana
jangka panjang melalui pasar keuanga publik.
• Investment banker menyediakan tiga layanan dasar, yaitu:
o Underwriting: menanggung risiko penjualan sekuritas yang diterbitkan. Pihak
klien diberikan uang sebelum sekuritas laku terjual kepada publik.
o Distributing
o Advising

• Obliglasi Perusahaan

Manajemen Keuangan | KMP 2018 164


• Corporate bond adalah suatu sekuritas utang yang diterbitkan oleh perusahaan yang
menjanjikan pembayaran di masa depan dan pada suatu tanggal jatuh tempo.
• Jika perusahaan gagal membayar bunga maupun pokok utang, maka wali amanat
(trustee) dapat mengklasifikasikan perusahaan sebagai insolvent dan memaksa
perusahaan untuk mengajukan kebangkrutan.
• Fitur dasar suatu obligasi meliputi hal-hal sbb:
o Bond indenture
o Claims on assets and income
o Par or face value
o Coupon interest rate
o Maturity and repayment of principal
o Call provision and conversion features
• Bond ratings mengindikasikan risiko kegagalan yaitu suatu tingkat kemungkinan
perusahaan dalam membayarkan bunga dan pokok utang obligasi.
• Rating agencies menggunakan laporan keuangan peminjam, financing mix,
profitability, keragaman profit masa lalu, dan membuat kesimpulan tentang kualitas
manajemen perusahaan dikaitkan dengan peringkatnya.
• Nilai utang perusahaan sama dengan nilai saat ini (present value) dari pokok utang
yang dijanjikan saat jatuh tempo dan pembayaran bunga (cash flows) yang
didiskotokan ke masa kini dengan menggunakan tingkat bunga pasar yang diinginkan
(ekspektasi) pada suatu risiko yang sama pada sekuritas sejenis.

• Menghitung Bond’s Yield to Maturity (YTM)


• YTM sebagai tingkat diskonto untuk menghitung nilai saat ini dari bunga dan pokok
utang obligasi yang nilainya sama dengan harga pasar

.
(Mirip dengan PV pada AKM 2)

• Promised versus Expected Yield to Maturity


• Hasil penghitungan pada saat jatuh tempo mengasumsikan bahwa kinerja obligasi
sesuai dengan yang tertera dalam sertifikat obligasi (bond contract atau indenture).
• Selama obligasi perusahaan merupakan subjek risiko kegagalan, maka hasil yang
dijanjikan pada saat tanggal jatuh tempo bisa saja tidak sama dengan hasil yang
diharapkan sebelumnya.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 165


• Contoh Anggaplah suatu obligasi satu tahun menjanjikan kupon bunga 8% dan
memiliki nilai nominal $1,000. Asumsikan juga bahwa obligasi tersebut
diperdagangkan senilai $850. Berapakah hasil yang dijanjikan saat jatuh tempo?
Promised YTM = {(Interest year 1 + Principal) ÷ (Bond Value)} – 1
= {($80+$1,000) ÷ ($850)} – 1
= 27.06%
• Hasil sebesar 27.06% didasarkan pada asumsi tidak ada kegagalan (no default).
Asumsikan bahwa terdapat 40% probabilitas gagal pada obligasi ini dan jika obligasi
gagal maka pemegang obligasi akan menerima hanya 60% dari pokok utang dan
bunga. Berapakah nilai YTM ekspektasi obligasi ini?
YTMdefault = {(Interest year 1 + Principal)} ÷ (Bond Value)} – 1
= {($80+$1000) × .60} ÷ ($850)} – 1
= -23.76%

= (27.06 × .60) + (-23.76 × .40)


= 6.73%

The financial press quotes promised yield and not expected YTM.

9.3 Bond Valuation : Four Keys Relationships

• First Relationship Nilai obligasi berhubungan terbalik dengan perubahan dalam hasil
saat jatuh tempo.
• Second Relationship: nilai pasar obligasi akan lebih rendah dari nilai nominal
(discount bond) jika hasil yang diharapkan oleh pasar di saat jatuh tempo di atas
tingkat kupon bunga dan akan bernilai lebih tinggi dari nilai nominal (premium
bond) jika hasil yang diharapkan oleh pasar di saat jatuh tempo di bawah tingkat
kupon bunga
• Third Relationship Sebagaimana pendekatan tanggal jatuh tempo, nilai pasar obligasi
mendekati nilai nominalnya. Hal ini dikarenakan pada saat jatuh tempo, obligasikan
akan diserahkan kembali dan investor akan menerima sejumlah nilai nominal obligasi.
• Fourth Relationship Obligasi jangka panjang memiliki risiko tingkat bunga yang lebih
besar dibandingkan dengan obligasi jangka pendek.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 166


9.4 Determinants Of Interest Rates

• Tingkat bunga dalam konteks keuangan lebih umum disebut dengan tingkat bunga
nominal (atau quoted interest rate). Sedangkan tingkat bunga yang telah
menyesuaikan pengaruh inflasi disebut Tingkat Bunga Riil.
• Tingkat Bunga Riil (kurang lebih) ≈ Nominal interest rate – Inflation premium
• Fisher Effect: Tingkat Bunga Nominal dan Riil
Hubungan antara tingkat bunga nominal, rnominal , tingkat inflasi yang telah
diantisipasi, rinflation, dan tingkat bunga riil dikenal dengan istilah Fisher effect.

• Interest-Rate Determinants – Breaking It Down


Return nominal atau tingkat bunga atas surat utang (note) atau obligasi (bond) dapat
terdiri dari lima komponen dasar, yaitu:

• Hubungan antara tingkat bunga dan saat jatuh tempo dengan risiko bernilai tetap
dikenal dengan istilah term structure of interest rates atau the yield curve.
• Gambar 9-3 mengilustrasikan suatu struktur syarat hipotetis dari U.S. Treasury
Bonds.

• Selama tidak ada risiko gagal (default risk) atau risiko likuiditas (liquidity risk) dan
risiko rill tingkat bunga bebas (real-risk free rate of interest) tidak berubah, maka
bentuk kurva yield ditentukan oleh premi inflasi (inflation premium) dan premi risiko
jatuh tempo (maturity risk premium).
• Selama periode dimana inflasi diharapkan menurun, premi inflasi akan turun terhadap
jatuh tempo yang lebih panjang, menghasilkan kemiringan (slope) yang menurun
pada kurva yield Treasury, sebagaimana terlihat pada Gambar ini

Manajemen Keuangan | KMP 2018 167


• Kebalikannya juga benar, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar ini

• Pergeseran pada Kurva Yield


• Kurva yield berubah sepanjang waktu seperti yang diharapkan, bergantung pada
masing-masing empat faktor yang menentika perubahan tingkat bunga.
• Gambar ini menunjukkan kurva yield satu hari sebelum serangan 911 dan dua minggu
kemudian. Para investor menggeser dana mereka ke Treasury yang aman, menekan
harga dan mengakibatkan penurunan yield.

Manajemen Keuangan | KMP 2018 168


• Kurva yield pada umumnya berupa kemiringan ke atas (upward sloping) namun bisa
juga berupa bentuk yang berbeda yaitu downward sloping atau flat

Manajemen Keuangan | KMP 2018 169


Lab PPh PotPut

Pengertian Pajak Penghasilan Pemotongan dan Pemungutan (PPh Pot/Put)

PPh pemotongan pemungutan merupakan penerapan dari sistem perpajakan withholding


system, yaitu pajak yang dibayar seseorang atau badan, dipotong dan dipungut Pajak
Penghasilan pihak ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga mempunyai kewajiban:

1. Memotong atau memungut pajak dari penerima penghasilan

2. Menyetorkan pajak tersebut ke kas negara lewat bank persepsi/kantor pos

3. Melaporkan pemotongan/pemungutan pajaknya ke KPP dimana Wajib Pajak pihak

ketiga tersebut terdaftar

Pelaksanaan PPh pemotongan dan pemungutan pada dasarnya merupakan pajak yang
dibayar dalam tahun pajak berjalan (prepaid tax), ini bertujuan agar pelunasan pajak tersebut
mendekati jumlah pajak yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, sehingga dapat
meringankan kewajiban pajak pada akhir tahun pajak. Untuk PPh final tidak termasuk
kategori prepaid tax karena pajak telah berakhir tanpa ada lagi pengkreditan pajak atau
penghitungan ulang.

Jenis-jenis PPh Pot-Put

1. PPh Pasal 21

Merupakan PPh yang terkait dengan penghasilan dari pekerjaan, jasa, kegiatan (active
income) yang dilakukan oleh orang pribadi dalam negeri baik yang bersifat sebagai
karyawan tetap atau bukan karyawan tetap.

2. PPh Pasal 22

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 170


Merupakan PPh potput dimana objeknya adalah penjualan atau pembelian. Tidak setiap

Wajib Pajak dapat memungut PPh Pasal 22. Pemungut PPh Pasal22 ditunjuk berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Direktur Jenderal pajak.

3. PPh Pasal 23

Merupakan pajak yang terkait dengan penghasilan dari pemanfaatan modal/aktiva (passive
income) dan pemanfaatan jasa (active income) yang diterima/diperoleh subyek pajak dalam
negeri.

4. PPh Pasal 26

Merupakan pajak yang terkait dengan penerima pengasilan yang berasal dari subyek
pajak luar negeri baik berasal dari active maupun passive income.

5. PPh Pasal 4 ayat (2)

Merupakan pajak yang bersifat Final (khusus) atas obyek-obyek pajak tertentu, jenis
penghasilan yang dikenakan PPh ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

6. PPh pasal 15

Merupakan PPh dengan menggunakan Norma Penghitungan Khusus untuk menghitung


penghasilan neto dari Wajib Pajak tertentu yang tidak dapat dihitung berdasarkan
ketentuan Pasal 16 ayat (1) atau ayat (3) ditetapkan Menteri Keuangan

Kewajiban menghitung, membayar dan melapor serta saat terutang

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 171


Pada dasarnya saat yang menentukan terutang PPh pemotongan pemungutan adalah saat
dibayarkan/tersedia untuk dibayarkan secara tunai atau saat dibebankan atau telah jatuh
tempo pembayarannya, mana yang terlebih dahulu. Pemotong pajak harus memotong pada
saat tersebut, kecuali ditentukan lain.

Sedangkan tempat terutang PPh pemotongan dan pemungutan pada dasarnya adalah
tempat di mana pekerjaan, jasa, atau kegiatan usaha dilakukan PPh pemotongan
pemungutan menganut sistem desentralisasi atau tidak mengenal adanya pemusatan,
kecuali ditentukan lain.

Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilan dan


Pemotong Setiap Wajib Pajak(pemotong) wajib:

 Mendaftarkan diri ke KPP



 Menghitung, memotong, menyetor dan melaporkan

 Membuat catatan atau kertas kerja

 Melaporkan kecuali nihil

 mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia
dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan

 menandatangani serta menyampaikannya ke kantor DJP tempat WP terdaftar
atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan Dirjen

Terkait bukti potong, pemotong harus memberikan bukti potong PPh pasal 21 kepada
pegawai tetap atau penerima pensiun berkala paling lama 1 bulan setelah tahun kalender
berakhir, jika pegawai tetap atau penerima pensiun berkala berhenti bekerja sebelum bulan
Desember Bukti Potong harus diberikan paling lama 1 bulan setelah yang bersangkutan
berhenti bekerja. Dan bukti potong diberikan sekali pada akhir masa.

Untuk selain pegawai tetap dan penerima pensiun berkala, pemotong harus memberikan bukti
potong setiap kali melakukan pemotongan dan apabila dalam 1 bulan kalender kepada 1

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 172


penerima penghasilan dilakukan lebih dari 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat
sekali dalam 1 bulan kalender tersebut.

Hak pemotong pajak

Kelebihan pajak dapat diperhitungkan dengan di masa pajak berikutnya.

Kewajiban penerima penghasilan

 Mendaftarkan diri ke KPP



 Membuat surat pernyataan tanggungan keluarga untuk pegawai, penerima
pensiun dan bukan pegawai yang mendapat pengurang PTKP

Penyetoran dan pelaporan

PPh pasal 21/26 yang dipotong setiap masa pajak wajib disetor paling lama 10 hari setelah
masa pajak berakhir dan dilaporkan paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Dalam hal jatuh temponya jatuh pada hari libur maka penyetoran dan pelaporan dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya.

PPh 21

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam
bentuk apa punditerima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.

Pemotong PPh Pasal 21

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 173


1. Pemberi Kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau
bukan pegawai.

2. Bendahara Pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan


pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan

3. Dana Pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiundan pembayaran
lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun

4. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas atau Badan
yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagaiimbalan sehubungan dengan
jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas

5. Penyelenggara Kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan


pelaksanaan suatu kegiatan

Bukan Pemotong PPh Pasal 21

1. Kantor Perwakilan Negara Asing

2. Organisasi Internasional yang ditetapkan oleh PMK

3. Pemberi kerja Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah
tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21/26

• Penghasilan Pegawai Tetap

– Penghasilan teratur

– Penghasilan tidak teratur

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 174


• Penghasilan penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun

• Uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang
dibayarkan sekaligus

• Penghasilan Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas

• Imbalan Bukan Pegawai

• Imbalan Peserta Kegiatan

• Honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur anggota dewan komisaris atau
dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan
yang sama

• Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak
teratur mantan pegawai

• penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang
masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan

• penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya yang diberikan


oleh: -WP yang dikenakan PPh yang bersifat final

-WP yang dikenakan PPh berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit)

Tidak Termasuk Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21/26

1. Pembayaran Manfaat atau Santunan Asuransi Kesehatan, Kecelakaan, Jiwa,


Dwiguna dan Beasiswa

2. Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah

3. Iuran Pensiun kepada Dana Pensiun yang telah disahkan Menkeu, Iuran THT/JHT
yang dibayar Pemberi Kerja

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 175


4. Zakat/Sumbangan wajib keagamaan dari Badan/Lembaga yang
dibentuk/disahkan Pemerintah

5. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh (cfm.
PMK 154/PMK.03/2009)

TABEL Perlakuan premi asuransi dan Iuran Pensiun

Uraian Pemberi Kerja Karyawan

JKK, JKM, JPK dibayar Biaya bagi perusahaan Penghasilan (digabung dalam
perusahaan (deductible) penghasilan bruto gaji)
(Premi Asuransi) Alasan : karena tidak
tercantum dalam Pasal 4 ayat
(3) (bukan obyek PPh)
sehingga merupakan obyek
PPh.

JKK, JKM, JPK dibayar - Bukan pengurang bagi OP


karyawan (karyawan) yang
(Premi Asuransi) membayarnya. Alasan : sesuai
Ps 9 (1) d UU Pajak
Penghasilan

Iuran JHT / Iuran Pensiun Biaya bagi perusahaan Bukan menambah


dibayar oleh (deductible) Semua iuran Penghasilan Bruto
perusahaan pensiun adalah biaya yang karyawan, tapi Obyek PPh
membayarnya, Pasal 6 ayat pada saat menerima JHT
(1) huruf c sekaligus dari PT Jamsostek.
Alasan : Pasal 4 ayat (3) huruf
g, iuran ke Dana Pensiun

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 176


bukan penghasilan.

Iuran JHT / Iuran Pensiun - Biaya bagi karyawan


dibayar oleh (pengurang Penghasilan
karyawan Bruto).
Alasan : Semua iuran pensiun
adalah biaya bagi yang
membayarnya (Pasal 6 ayat
(1) huruf c.

Perhitungan PPh 21 Pegawai Tetap

Pegawai Tetap :

• Menerima/memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk


anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas,

• pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu yang
menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur

Perhitungan PPh 21 untuk pegawai tetap dapat dibagi menjadi 2 yaitu perhitungan PPh 21
bulan Desember atau akhir masa dan perhitungan PPh 21 bulanan (selain bulan Desember
atau akhir masa)

1. Perhitungan Bulanan
a. Perhitungan Bulanan tanpa penghasilan tidak teratur

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 177


Contoh 1:

Tuan A ber-NPWP bekerja di perusahaan X dengan gaji bulan Januari 2018 sebesar
Rp8.000.000, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji sedangkan yang dibayar
sendiri 0,3% dari gaji. Selain itu, Tuan A membayar iuran pensiun sebesar 200.000 dan
pemberi kerja membayar sebesar 300.000. Diketahui Tuan A menikah dengan 2 anak
sesuai keadaan 1 Januari 2018. Hitunglah PPh 21 bulan Januari!

Jawab:
Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000

Penghasilan Bruto sebulan 8.040.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 402.000

Iuran pensiun 200.000 602.000

Penghasilan neto sebulan 7.438.000

Penghasilan neto setahun (... X 12) 89.256.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 21.756.000
PPh terutang setahun 1.087.800

PPh terutang sebulan (... / 12) 90.650

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 178


b. Perhitungan Bulanan dengan penghasilan tidak teratur

Untuk menghitung PPh 21 bulanannya maka dihitung dulu PPh 21 sebulan untuk
penghasilan teratur (caranya sama dengan bagian a) ditambah PPh 21 untuk penghasilan
tidak teratur. Cara perhitungannya sebagai berikut:

Contoh 2:

Kelanjutan contoh soal 1.

Pada bulan Februari Tuan A mendapat bonus atas kinerjanya sebesar 20.000.000 dan
penghasilan lain (gaji) tidak mengalami perubahan. Hitunglah PPh 21 bulan Februari

Jawab:

Perhitungan PPh 21 penghasilan teratur:

Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000

Penghasilan Bruto sebulan 8.040.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 402.000

Iuran pensiun 200.000 602.000

Penghasilan neto sebulan 7.438.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 179


Penghasilan neto setahun (... X 12) 89.256.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 21.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a

PPh terutang sebulan atas ph teratur (... / 12) 90.650

Perhitungan PPh 21 tidak teratur:

Gaji setahun 96.000.000


Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) setahun 480.000

Bonus (tidak teratur) 20.000.000

Penghasilan Bruto setahun 116.480.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max
6.000.000) 5.824.000

Iuran pensiun setahun 2.400.000 8.224.000

Penghasilan neto setahun 108.256.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 40.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur dan
bonus 2.037.800 b
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a
PPh 21 atas bonus (b-a) 950.000

PPh 21 bulan Februari = PPh 21 penghasilan teratur sebulan + PPh 21 atas bonus
= 90.650 + 950.000 =1.040.650
Berapakah jumlah penghasilan bruto yang diisi pada SPT Masa PPh 21 lampiran I?
Penghasilan bruto = gaji + premi yang dibayar pemberi kerja + bonus
= 8.000.000 + 40.000 + 20.000.000 =28.040.000

2. Perhitungan bulan Desember atau akhir masa

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 180


Karena pada bulan Desember atau akhir masa semua penghasilan yang diperoleh sudah
diketahui maka besar PPh 21 untuk tahun tersebut sudah diketahui dengan pasti pula.
Maka untuk mencari PPh 21 bulan Desember tinggal mengurangi PPh 21 setahun itu
dengan jumlah PPh 21 yang telah dipotong masa-masa sebelumnya

Contoh 3:
Kelanjutan contoh soal 1 dan 2
Pada bulan Desember Tuan A mendapatkan kenaikan gaji menjadi 9.000.000. Berapakah
PPh 21 bulan Desember!
Jawab:

Gaji (8jt x 11 + 9jt) 97.000.000


Premi yang dibayar pemberi kerja (40ribu x 11 + 0,5% x
9jt) 485.000

Bonus (tidak teratur) 20.000.000

Penghasilan Bruto setahun 117.485.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max
6.000.000) 5.874.250

Iuran pensiun 2.400.000 8.274.250

Penghasilan neto setahun 109.210.750

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 41.710.750
PPh terutang setahun 2.085.538

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 181


PPh 21 yang telah dipotong (90.650 x 10 bulan +
1.040.650) 1.947.150
PPh 21 bulan Desember 138.388

Gimana jika pada bulan Desember selain mendapatkan kenaikan gaji Tuan A juga mendapat
THR sebesar 15.000.000. Berapakah PPh 21 bulan Desember ?
Jawab:

Gaji (8jt x 11 + 9jt) 97.000.000


Premi yang dibayar pemberi kerja (40ribu x 11 + 0,5% x
9jt) 485.000

Bonus (tidak teratur) 20.000.000

THR (tidak teratur) 15.000.000

Penghasilan Bruto setahun 132.485.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max
6.000.000) 6.000.000

Iuran pensiun 2.400.000 8.400.000

Penghasilan neto setahun 124.085.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 56.585.000
PPh terutang setahun 3.487.750
PPh 21 yang telah dipotong (90.650 x 10 bulan +
1.040.650) 1.947.150
PPh 21 bulan Desember 1.540.600
*tanpa perlu menghitung PPh 21 atas THR (penghasilan tidak teratur)

Perhitungan PPh 21 untuk pegawai tetap yang dibayarkan mingguan atau harian
a) Untuk yang dibayarkan mingguan maka dihitung dulu penghasilan sebulannya dengan
cara dikali 4. Perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan contoh sebelumnya.
Setelah didapat PPh 21 sebulannya lalu dibagi 4 untuk mendapat PPh 21 seminggunya
b) Untuk yang dibayarkan harian maka dihitung dulu penghasilan sebulannya dengan
cara dikali 26. Perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan contoh sebelumnya.
Setelah didapat PPh 21 sebulannya lalu dibagi 26 untuk mendapat PPh 21 seharinya.

1) Perhitungan PPh 21 untuk karyawati

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 182


Perhitungan PPh 21 karyawati hampir sama dengan perhitungan PPh 21 pegawai tetap
pada umumnya, yang membedakan adalah penentuan besar PTKP-nya.

2) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan kewajiban
subjektifnya sudah ada
Contoh 4:
Siswono (K/2) mulai bekerja di PT X pada bulan Juli 2018 dengan gaji sebesar 15 juta,
premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji dan iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebesar 200.000. Berapakah PPh 21 bulan Juli ?
Jawab:

Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000

Penghasilan Bruto sebulan 15.075.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran pensiun 200.000 700.000

Penghasilan neto sebulan 14.375.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 183


Penghasilan neto setahun (... X 6 bulan) 86.250.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 18.750.000
PPh 21 terutang setahun 937.500

PPh 21 terutang sebulan (... / 6 bulan) 156.250

3) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan sekaligus
kewajiban subjektifnya baru dimulai
Contoh 5:
Ahmed Jafar (K/2) mulai bekerja di Indonesia yaitu di PT X pada bulan Juli 2018 dengan
gaji sebesar 15 juta, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji. Berapakah PPh 21
bulan Juli ?
Jawab:

Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000

Penghasilan Bruto sebulan 15.075.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran pensiun 0 500.000

Penghasilan neto sebulan 14.575.000

Penghasilan neto setahun (... X 6 bulan) 87.450.000

Penghasilan neto disetahunkan (... X 12/6) 174.900.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 107.400.000
PPh 21 terutang disetahunkan 11.110.000
PPh 21 setahun (... X 6/12) 5.555.000

PPh terutang sebulan atas ph teratur (... / 6 bulan) 925.833

4) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang berhenti bekerja pada tahun berjalan tapi
tidak kehilangan kewajiban subjektifnya
Contoh 6:

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 184


Siswanto (K/2) pegawai tetap di PT X dan selama tahun 2018 memperoleh gaji sebesar
12.000.000 sebulan, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji dan iuran pensiun
yang dibayar sendiri sebesar 200.000. Sejak tanggal 1 September Siswanto tidak lagi
bekerja di PT X. Berapakah PPh 21 bulan Agustus 2018?
Jawab
Perhitungan PPh 21 bulan Januari-Juli

Gaji 12.000.000

Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x gaji) 60.000

Penghasilan Bruto sebulan 12.060.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran pensiun 200.000 700.000

Penghasilan neto sebulan 11.360.000

Penghasilan neto setahun (... X 12 bulan) 136.320.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 68.820.000
PPh 21 terutang setahun 5.323.000

PPh 21 terutang sebulan (... / 12 bulan) 443.583

Jumlah PPh 21 yang dipotong bulan Januari-Juli = 7 x 443.583 =3.105.081


Perhitungan akhir masa (bulan Agustus)

Gaji (12jt x 8 bulan) 96.000.000

Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x 12jt x 8 bulan) 480.000

Penghasilan Bruto setahun 96.480.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 4.000.000 8
bulan) 4.000.000

Iuran pensiun (8 bulan) 1.600.000 5.600.000

Penghasilan neto setahun 90.880.000

PTKP (K/2) 67.500.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 185


PKP 23.380.000
PPh terutang setahun 1.169.000
PPh 21 yang telah dipotong bulan Januari-Juli 3.105.081
lebih
PPh 21 bulan Agustus (1.936.081) potong
*Atas kelebihan potong ini direstitusikan kepada Siswanto pada bulan Agustus oleh pemberi
kerja

Pengertian Pajak Penghasilan Pemotongan dan Pemungutan (PPh Pot/Put)

PPh pemotongan pemungutan merupakan penerapan dari sistem perpajakan withholding


system, yaitu pajak yang dibayar seseorang atau badan, dipotong dan dipungut Pajak
Penghasilan pihak ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga mempunyai kewajiban:
1. Memotong atau memungut pajak dari penerima penghasilan
2. Menyetorkan pajak tersebut ke kas negara lewat bank persepsi/kantor pos
3. Melaporkan pemotongan/pemungutan pajaknya ke KPP dimana Wajib Pajak pihak
ketiga tersebut terdaftar
Pelaksanaan PPh pemotongan dan pemungutan pada dasarnya merupakan pajak yang dibayar
dalam tahun pajak berjalan (prepaid tax), ini bertujuan agar pelunasan pajak tersebut
mendekati jumlah pajak yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, sehingga dapat
meringankan kewajiban pajak pada akhir tahun pajak. Untuk PPh final tidak termasuk
kategori prepaid tax karena pajak telah berakhir tanpa ada lagi pengkreditan pajak atau
penghitungan ulang.

Jenis-jenis PPh Pot-Put

1. PPh Pasal 21
Merupakan PPh yang terkait dengan penghasilan dari pekerjaan, jasa, kegiatan (active
income) yang dilakukan oleh orang pribadi dalam negeri baik yang bersifat sebagai karyawan
tetap atau bukan karyawan tetap.
2. PPh Pasal 22
Merupakan PPh potput dimana objeknya adalah penjualan atau pembelian. Tidak setiap
Wajib Pajak dapat memungut PPh Pasal 22. Pemungut PPh Pasal22 ditunjuk berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Direktur Jenderal pajak.
3. PPh Pasal 23
Merupakan pajak yang terkait dengan penghasilan dari pemanfaatan modal/aktiva (passive
income) dan pemanfaatan jasa (active income) yang diterima/diperoleh subyek pajak dalam
negeri.
4. PPh Pasal 26
Merupakan pajak yang terkait dengan penerima pengasilan yang berasal dari subyek pajak
luar negeri baik berasal dari active maupun passive income.
5. PPh Pasal 4 ayat (2)
Merupakan pajak yang bersifat Final (khusus) atas obyek-obyek pajak tertentu, jenis
penghasilan yang dikenakan PPh ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
6. PPh pasal 15

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 186


Merupakan PPh dengan menggunakan Norma Penghitungan Khusus untuk menghitung
penghasilan neto dari Wajib Pajak tertentu yang tidak dapat dihitung berdasarkan ketentuan
Pasal 16 ayat (1) atau ayat (3) ditetapkan Menteri Keuangan

Kewajiban menghitung, membayar dan melapor serta saat terutang

Pada dasarnya saat yang menentukan terutang PPh pemotongan pemungutan adalah saat
dibayarkan/tersedia untuk dibayarkan secara tunai atau saat dibebankan atau telah jatuh tempo
pembayarannya, mana yang terlebih dahulu. Pemotong pajak harus memotong pada saat
tersebut, kecuali ditentukan lain.
Sedangkan tempat terutang PPh pemotongan dan pemungutan pada dasarnya adalah tempat di
mana pekerjaan, jasa, atau kegiatan usaha dilakukan PPh pemotongan pemungutan menganut
sistem desentralisasi atau tidak mengenal adanya pemusatan, kecuali ditentukan lain.

Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilan dan Pemotong


Setiap Wajib Pajak(pemotong) wajib:
 Mendaftarkan diri ke KPP
 Menghitung, memotong, menyetor dan melaporkan
 Membuat catatan atau kertas kerja
 Melaporkan kecuali nihil
 mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
 menandatangani serta menyampaikannya ke kantor DJP tempat WP terdaftar atau
dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan Dirjen

Terkait bukti potong, pemotong harus memberikan bukti potong PPh pasal 21 kepada
pegawai tetap atau penerima pensiun berkala paling lama 1 bulan setelah tahun kalender
berakhir, jika pegawai tetap atau penerima pensiun berkala berhenti bekerja sebelum bulan
Desember Bukti Potong harus diberikan paling lama 1 bulan setelah yang bersangkutan
berhenti bekerja. Dan bukti potong diberikan sekali pada akhir masa.
Untuk selain pegawai tetap dan penerima pensiun berkala, pemotong harus memberikan
bukti potong setiap kali melakukan pemotongan dan apabila dalam 1 bulan kalender kepada 1
penerima penghasilan dilakukan lebih dari 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat
sekali dalam 1 bulan kalender tersebut.

Hak pemotong pajak


Kelebihan pajak dapat diperhitungkan dengan di masa pajak berikutnya.

Kewajiban penerima penghasilan


 Mendaftarkan diri ke KPP
 Membuat surat pernyataan tanggungan keluarga untuk pegawai, penerima pensiun
dan bukan pegawai yang mendapat pengurang PTKP

Penyetoran dan pelaporan


PPh pasal 21/26 yang dipotong setiap masa pajak wajib disetor paling lama 10 hari setelah
masa pajak berakhir dan dilaporkan paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir. Dalam
hal jatuh temponya jatuh pada hari libur maka penyetoran dan pelaporan dapat dilakukan
pada hari kerja berikutnya.

PPh 21

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 187


penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk
apa punditerima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.
Pemotong PPh Pasal 21
1. Pemberi Kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau
bukan pegawai.
2. Bendahara Pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
3. Dana Pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiundan pembayaran lain
dengan nama apa pun dalam rangka pensiun
4. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas atau Badan yang
membayar honorarium atau pembayaran lain sebagaiimbalan sehubungan dengan jasa
termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
5. Penyelenggara Kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan
suatu kegiatan

Bukan Pemotong PPh Pasal 21


1. Kantor Perwakilan Negara Asing
2. Organisasi Internasional yang ditetapkan oleh PMK
3. Pemberi kerja Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21/26


• Penghasilan Pegawai Tetap
– Penghasilan teratur
– Penghasilan tidak teratur
• Penghasilan penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun
• Uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang
dibayarkan sekaligus
• Penghasilan Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
• Imbalan Bukan Pegawai
• Imbalan Peserta Kegiatan
• Honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur anggota dewan komisaris atau
dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang
sama
• Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur
mantan pegawai
• penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih
berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan
• penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya yang diberikan oleh:
-WP yang dikenakan PPh yang bersifat final
-WP yang dikenakan PPh berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit)

Tidak Termasuk Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21/26


1. Pembayaran Manfaat atau Santunan Asuransi Kesehatan, Kecelakaan, Jiwa, Dwiguna dan
Beasiswa
2. Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 188


3. Iuran Pensiun kepada Dana Pensiun yang telah disahkan Menkeu, Iuran THT/JHT yang
dibayar Pemberi Kerja
4. Zakat/Sumbangan wajib keagamaan dari Badan/Lembaga yang dibentuk/disahkan
Pemerintah
5. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh (cfm. PMK
154/PMK.03/2009)

TABEL Perlakuan premi asuransi dan Iuran Pensiun

Uraian Pemberi Kerja Karyawan


JKK, JKM, JPK dibayar Biaya bagi perusahaan Penghasilan (digabung dalam
perusahaan (deductible) penghasilan bruto gaji)
(Premi Asuransi) Alasan : karena tidak
tercantum dalam Pasal 4 ayat
(3) (bukan obyek PPh)
sehingga merupakan obyek
PPh.
JKK, JKM, JPK dibayar - Bukan pengurang bagi OP
karyawan (karyawan) yang
(Premi Asuransi) membayarnya. Alasan : sesuai
Ps 9 (1) d UU Pajak
Penghasilan
Iuran JHT / Iuran Pensiun Biaya bagi perusahaan Bukan menambah
dibayar oleh (deductible) Semua iuran Penghasilan Bruto
perusahaan pensiun adalah biaya yang karyawan, tapi Obyek PPh
membayarnya, Pasal 6 ayat pada saat menerima JHT
(1) huruf c sekaligus dari PT Jamsostek.
Alasan : Pasal 4 ayat (3) huruf
g, iuran ke Dana Pensiun
bukan penghasilan.
Iuran JHT / Iuran Pensiun - Biaya bagi karyawan
dibayar oleh (pengurang Penghasilan
karyawan Bruto).
Alasan : Semua iuran pensiun
adalah biaya bagi yang
membayarnya (Pasal 6 ayat
(1) huruf c.

Perhitungan PPh 21 Pegawai Tetap

Pegawai Tetap :

• Menerima/memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk


anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas,

• pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu yang
menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 189


Perhitungan PPh 21 untuk pegawai tetap dapat dibagi menjadi 2 yaitu perhitungan PPh 21
bulan Desember atau akhir masa dan perhitungan PPh 21 bulanan (selain bulan Desember
atau akhir masa)

3. Perhitungan Bulanan
c. Perhitungan Bulanan tanpa penghasilan tidak teratur

Contoh 1:

Tuan A ber-NPWP bekerja di perusahaan X dengan gaji bulan Januari 2018 sebesar
Rp8.000.000, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji sedangkan yang dibayar
sendiri 0,3% dari gaji. Selain itu, Tuan A membayar iuran pensiun sebesar 200.000 dan
pemberi kerja membayar sebesar 300.000. Diketahui Tuan A menikah dengan 2 anak
sesuai keadaan 1 Januari 2018. Hitunglah PPh 21 bulan Januari!

Jawab:
Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000

Penghasilan Bruto sebulan 8.040.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 402.000

Iuran pensiun 200.000 602.000

Penghasilan neto sebulan 7.438.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 190


Penghasilan neto setahun (... X 12) 89.256.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 21.756.000
PPh terutang setahun 1.087.800

PPh terutang sebulan (... / 12) 90.650

d. Perhitungan Bulanan dengan penghasilan tidak teratur

Untuk menghitung PPh 21 bulanannya maka dihitung dulu PPh 21 sebulan untuk
penghasilan teratur (caranya sama dengan bagian a) ditambah PPh 21 untuk penghasilan
tidak teratur. Cara perhitungannya sebagai berikut:

Contoh 2:

Kelanjutan contoh soal 1.

Pada bulan Februari Tuan A mendapat bonus atas kinerjanya sebesar 20.000.000 dan
penghasilan lain (gaji) tidak mengalami perubahan. Hitunglah PPh 21 bulan Februari

Jawab:

Perhitungan PPh 21 penghasilan teratur:

Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 191


Penghasilan Bruto sebulan 8.040.000
Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 402.000

Iuran pensiun 200.000 602.000

Penghasilan neto sebulan 7.438.000

Penghasilan neto setahun (... X 12) 89.256.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 21.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a

PPh terutang sebulan atas ph teratur (... / 12) 90.650

Perhitungan PPh 21 tidak teratur:

Gaji setahun 96.000.000


Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) setahun 480.000

Bonus (tidak teratur) 20.000.000

Penghasilan Bruto setahun 116.480.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max
6.000.000) 5.824.000

Iuran pensiun setahun 2.400.000 8.224.000

Penghasilan neto setahun 108.256.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 40.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur dan
bonus 2.037.800 b
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a
PPh 21 atas bonus (b-a) 950.000

PPh 21 bulan Februari = PPh 21 penghasilan teratur sebulan + PPh 21 atas bonus
= 90.650 + 950.000 =1.040.650

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 192


Berapakah jumlah penghasilan bruto yang diisi pada SPT Masa PPh 21 lampiran I?
Penghasilan bruto = gaji + premi yang dibayar pemberi kerja + bonus
= 8.000.000 + 40.000 + 20.000.000 =28.040.000

4. Perhitungan bulan Desember atau akhir masa


Karena pada bulan Desember atau akhir masa semua penghasilan yang diperoleh sudah
diketahui maka besar PPh 21 untuk tahun tersebut sudah diketahui dengan pasti pula.
Maka untuk mencari PPh 21 bulan Desember tinggal mengurangi PPh 21 setahun itu
dengan jumlah PPh 21 yang telah dipotong masa-masa sebelumnya

Contoh 3:
Kelanjutan contoh soal 1 dan 2
Pada bulan Desember Tuan A mendapatkan kenaikan gaji menjadi 9.000.000. Berapakah
PPh 21 bulan Desember!
Jawab:

Gaji (8jt x 11 + 9jt) 97.000.000


Premi yang dibayar pemberi kerja (40ribu x 11 + 0,5% x
9jt) 485.000

Bonus (tidak teratur) 20.000.000

Penghasilan Bruto setahun 117.485.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max
6.000.000) 5.874.250

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 193


Iuran pensiun 2.400.000 8.274.250

Penghasilan neto setahun 109.210.750

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 41.710.750
PPh terutang setahun 2.085.538
PPh 21 yang telah dipotong (90.650 x 10 bulan +
1.040.650) 1.947.150
PPh 21 bulan Desember 138.388

Gimana jika pada bulan Desember selain mendapatkan kenaikan gaji Tuan A juga mendapat
THR sebesar 15.000.000. Berapakah PPh 21 bulan Desember ?
Jawab:

Gaji (8jt x 11 + 9jt) 97.000.000


Premi yang dibayar pemberi kerja (40ribu x 11 + 0,5% x
9jt) 485.000

Bonus (tidak teratur) 20.000.000

THR (tidak teratur) 15.000.000

Penghasilan Bruto setahun 132.485.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max
6.000.000) 6.000.000

Iuran pensiun 2.400.000 8.400.000

Penghasilan neto setahun 124.085.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 56.585.000
PPh terutang setahun 3.487.750
PPh 21 yang telah dipotong (90.650 x 10 bulan +
1.040.650) 1.947.150
PPh 21 bulan Desember 1.540.600
*tanpa perlu menghitung PPh 21 atas THR (penghasilan tidak teratur)

Perhitungan PPh 21 untuk pegawai tetap yang dibayarkan mingguan atau harian

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 194


c) Untuk yang dibayarkan mingguan maka dihitung dulu penghasilan sebulannya dengan
cara dikali 4. Perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan contoh sebelumnya.
Setelah didapat PPh 21 sebulannya lalu dibagi 4 untuk mendapat PPh 21 seminggunya
d) Untuk yang dibayarkan harian maka dihitung dulu penghasilan sebulannya dengan
cara dikali 26. Perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan contoh sebelumnya.
Setelah didapat PPh 21 sebulannya lalu dibagi 26 untuk mendapat PPh 21 seharinya.

5) Perhitungan PPh 21 untuk karyawati


Perhitungan PPh 21 karyawati hampir sama dengan perhitungan PPh 21 pegawai tetap
pada umumnya, yang membedakan adalah penentuan besar PTKP-nya.

6) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan kewajiban
subjektifnya sudah ada
Contoh 4:
Siswono (K/2) mulai bekerja di PT X pada bulan Juli 2018 dengan gaji sebesar 15 juta,
premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji dan iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebesar 200.000. Berapakah PPh 21 bulan Juli ?
Jawab:

Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 195


Penghasilan Bruto sebulan 15.075.000
Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran pensiun 200.000 700.000

Penghasilan neto sebulan 14.375.000

Penghasilan neto setahun (... X 6 bulan) 86.250.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 18.750.000
PPh 21 terutang setahun 937.500

PPh 21 terutang sebulan (... / 6 bulan) 156.250

7) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan sekaligus
kewajiban subjektifnya baru dimulai
Contoh 5:
Ahmed Jafar (K/2) mulai bekerja di Indonesia yaitu di PT X pada bulan Juli 2017 dengan
gaji sebesar 15 juta, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji. Berapakah PPh 21
bulan Juli ?
Jawab:

Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000

Penghasilan Bruto sebulan 15.075.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran pensiun 0 500.000

Penghasilan neto sebulan 14.575.000

Penghasilan neto setahun (... X 6 bulan) 87.450.000

Penghasilan neto disetahunkan (... X 12/6) 174.900.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 107.400.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 196


PPh 21 terutang disetahunkan 11.110.000
PPh 21 setahun (... X 6/12) 5.555.000

PPh terutang sebulan atas ph teratur (... / 6 bulan) 925.833

8) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang berhenti bekerja pada tahun berjalan tapi
tidak kehilangan kewajiban subjektifnya
Contoh 6:
Siswanto (K/2) pegawai tetap di PT X dan selama tahun 2018 memperoleh gaji sebesar
12.000.000 sebulan, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji dan iuran pensiun
yang dibayar sendiri sebesar 200.000. Sejak tanggal 1 September Siswanto tidak lagi
bekerja di PT X. Berapakah PPh 21 bulan Agustus 2018?
Jawab
Perhitungan PPh 21 bulan Januari-Juli

Gaji 12.000.000

Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x gaji) 60.000

Penghasilan Bruto sebulan 12.060.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran pensiun 200.000 700.000

Penghasilan neto sebulan 11.360.000

Penghasilan neto setahun (... X 12 bulan) 136.320.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 68.820.000
PPh 21 terutang setahun 5.323.000

PPh 21 terutang sebulan (... / 12 bulan) 443.583

Jumlah PPh 21 yang dipotong bulan Januari-Juli = 7 x 443.583 =3.105.081


Perhitungan akhir masa (bulan Agustus)

Gaji (12jt x 8 bulan) 96.000.000

Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x 12jt x 8 bulan) 480.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 197


Penghasilan Bruto setahun 96.480.000
Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 4.000.000 8
bulan) 4.000.000

Iuran pensiun (8 bulan) 1.600.000 5.600.000

Penghasilan neto setahun 90.880.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 23.380.000
PPh terutang setahun 1.169.000
PPh 21 yang telah dipotong bulan Januari-Juli 3.105.081
lebih
PPh 21 bulan Agustus (1.936.081) potong
*Atas kelebihan potong ini direstitusikan kepada Siswanto pada bulan Agustus oleh pemberi
kerja

9) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang berhenti bekerja pada tahun berjalan
sekaligus kehilangan kewajiban subjektifnya
Contoh 7:
Ahmed Jafar (K/2) mulai bekerja di Indonesia yaitu di PT X pada bulan Juli 2017 dengan gaji
sebesar 15 juta, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji. Pada tanggal 31 Agustus
2018 Ahmed Jafar berhenti bekerja dan kembali ke negaranya, berapa besar PPh 21 bulan
Agustus 2018?
Perhitungan akhir masa (bulan Agustus)

Gaji (15jt x 8 bulan) 120.000.000

Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x 15jt x 8 bulan) 600.000

Penghasilan Bruto 8 bulan 120.600.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 4.000.000 8
bulan) 4.000.000

Iuran pensiun (8 bulan) - 4.000.000

Penghasilan neto 8 bulan 116.600.000

Penghasilan neto disetahunkan (... X 12/8) 174.900.000

PTKP (K/2) 67.500.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 198


PKP 107.400.000

PPh 21 disetahunkan 11.110.000

PPh 21 setahun 7.406.666

PPh 21 yang telah dipotong 6.480.831 7 x 925.833

PPh 21 bulan Agustus 925.835

10) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang pindah cabang


Contoh 8:
Asnawi (K/2) mulai bekerja pada PT X cabang Jakarta sejak 1 September 2018, sebelumnya
ia bekerja di PT X cabang Bandung, di Bandung Asnawi mendapat gaji sebulan 12 juta,
premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji dan iuran yang dibayar sendiri 200.000.
Sedangkan di Jakarta gajinya naik sebesar 15 juta, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5%
dari gaji dan iuran yang dibayar sendiri 200.000. Berapakah PPh 21 bulan September ?
Bukti Potong di cabang Bandung:
Gaji (12jt x 8 bulan) 96.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x 12jt x 8 bulan) 480.000
Penghasilan Bruto setahun 96.480.000
Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 4.000.000 8
4.000.000
bulan)
Iuran pensiun (8 bulan) 1.600.000 5.600.000
Penghasilan neto setahun 90.880.000
Penghasilan neto disetahunkan (12/8 x ....) 136.320.000
PTKP (K/2) 67.500.000
PKP 68.820.000
PPh 21 disetahunkan
5.323.000
PPh 21 setahun
3.548.667

Penghasilan neto di cabang Bandung :90.880.000


PPh 21 yang dipotong di cabang Bandung :3.548.667

Di Cabang Jakarta bulan September

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 199


Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000

Penghasilan Bruto sebulan 15.075.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran pensiun 200.000 700.000

Penghasilan neto sebulan 14.375.000

Penghasilan neto setahun (... X 4 bulan) 57.500.000

Penghasilan neto di cabang Bandung 90.880.000

Penghasilan neto setahun 148.380.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 80.880.000
PPh 21 setahun 7.132.000
PPh 21 yang dipotong di cabang Bandung 3.548.667

PPh 21 terutang di Cabang Jakarta 3.583.333

PPh 21 sebulan (.... /4 bulan) 1.194.444

11) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap atas Rapel


Untuk PPh 21 atas rapel maka dicari selisih perhitungan PPh 21 sebelum kenaikan dan
setelah kenaikan.
Contoh 9:
Kepada Dendi Setiawan (K/2) diberikan kenaikan gaji yang semula 8 juta sebulan menjadi 10
juta sebulan yang berlaku mulai bulan Agustus. Selisih akibat kenaikan gaji ini bari
dibayarkan pada bulan November.Premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji dan iuran
JHT yang dibayar sendiri sebesar 2% dari gaji Berapah PPh 21 bulan November? Dan
berapakah besar penghasilan bruto yang diisi pada SPT Masa bulan November?
Jawab:
Karena pada bulan November ada pembayaran rapelan maka dihitung dulu PPh 21 atas rapel
PPh 21 atas rapel:
PPh 21 bulan Agustus-Oktober sebelum kenaikan (telah dilakukan pemotongan)

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 200


Gaji 8.000.000

Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x gaji) 40.000

Penghasilan Bruto sebulan 8.040.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 402.000

Iuran JHT (2% x gaji) 160.000 562.000

Penghasilan neto sebulan 7.478.000

Penghasilan neto setahun (... X 12) 89.736.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 22.236.000
PPh 21 terutang setahun 1.111.800

PPh 21 terutang sebulan (... / 12) 92.650

Total (.... X 3 bulan) 277.950

PPh 21 21 bulan Agustus-Oktober setelah kenaikan (seharusnya dipotong)

Gaji 10.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 50.000

Penghasilan Bruto sebulan 10.050.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran JHT (2% x gaji) 200.000 700.000

Penghasilan neto sebulan 9.350.000

Penghasilan neto setahun (... X 12) 112.200.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 44.700.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 201


PPh 21 terutang setahun 2.235.000

PPh 21 terutang sebulan (... / 12) 186.250

Total (.... X 3 bulan) 558.750

PPh 21 atas rapel=558.750-277.950=280.800

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 202


Perhitungan PPh 21 bulan November

Gaji 10.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 50.000

Penghasilan Bruto sebulan 10.050.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 500.000

Iuran JHT (2% x gaji) 200.000 700.000

Penghasilan neto sebulan 9.350.000

Penghasilan neto setahun (... X 12) 112.200.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 44.700.000
PPh 21 terutang setahun 2.235.000

PPh 21 terutang sebulan (... / 12) 186.250

PPh 21 atas rapel 280.800

PPh 21 bulan November 467.050

Penghasilan bruto bulan November


=gaji bulan November + rapelan + premi bulan November +premi yang kurang dibayar bulan
Agustus-Oktober
=10.000.000 + 3x2.000.000 +50.000 + 3x(50.000-40.000) =16.080.000

Gimana jika rapelannya dibayar di bulan Desember bukan November? Maka tidak perlu
mencari PPh PPh 21atas rapel seperti perhitungan di atas tapi langsung dihitung PPh 21
setahun itu dikurangi PPh 21 yang telah dipotong, maka didapatkan PPh 21 akhir masa
Desember.
Contoh 10:
Kepada Dendi Setiawan (K/2) diberikan kenaikan gaji yang semula 8 juta sebulan menjadi 10
juta sebulan yang berlaku mulai bulan Agustus. Selisih akibat kenaikan gaji ini bari
dibayarkan pada bulan Desember.Premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji dan iuran
JHT yang dibayar sendiri sebesar 2% dari gaji Berapah PPh 21 bulan Desember?
Jawab:

Gaji (8jt x 7 bulan + 10jt x 5 bulan) 106.000.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 203


Premi yang dibayar pemberi kerja (40.000 x 7 +50.000 x 5) 530.000

Penghasilan Bruto setahun 106.530.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 6.000.000) 5.326.500

Iuran JHT( 7 x 160rb + 5 x 200rb 2.120.000 7.446.500

Penghasilan neto setahun 99.083.500

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 31.583.000 Dibulatkan


PPh terutang setahun 1.579.150
PPh 21 yang telah dipotong 1.019.150 11 x 92.650
PPh 21 bulan Desember 560.000

12) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang memiliki NPWP pada tahun berjalan
Pertama menghitung selisih perhitungan masa-masa sebelumnya untuk yang ber-NPWP
dan yang tidak ber-NPWP. Atas selisih ini akan mengurangi PPh 21 masa saat pegawai
tetap baru memiliki NPWP
Contoh:
Haise Sasaki (K/0) mulai bekerja di PT Aogiri Tree bulan Januari 2018. Ia menerima gaji
sebesar 8 juta sebulan dan premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dar gaji. Tapi ia baru
memiliki NPWP pada bulan Mei 2018. Hitunglah PPh 21 bulan Mei!
Jawab:
Perhitungan bulan Januari-April (yang telah dipotong)

Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000

Penghasilan Bruto sebulan 8.040.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 402.000

Iuran JHT (2% x gaji) - 402.000

Penghasilan neto sebulan 7.638.000

Penghasilan neto setahun (... X 12) 91.656.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 204


PTKP (K/0) 58.500.000

PKP 33.156.000
PPh 21 terutang setahun 1.657.800

PPh 21 terutang sebulan (... / 12) 138.150

Kenaikan tarif (120% x ...) 165.780

Selisih =165.780-138.150 =27.630


Total selisih (4 x 27.630) =110.520
Perhitungan PPh 21 bulan Mei

Gaji 8.000.000

Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x gaji) 40.000

Penghasilan Bruto sebulan 8.040.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 500.000) 402.000

Iuran JHT (2% x gaji) - 402.000

Penghasilan neto sebulan 7.638.000

Penghasilan neto setahun (... X 12) 91.656.000

PTKP (K/0) 58.500.000

PKP 33.156.000
PPh 21 terutang setahun 1.657.800

PPh 21 terutang sebulan (... / 12) 138.150

Selisih atas pemotongan masa sebelumnya 110.520

PPh 21 bulan Mei 27.630

13) Perhitungan PPh 21 Penerima pensiun yang memasuki pensiun pada tahun pertama
Contoh:
Agus Martin (K/2) sejak 1 Juli 2018 memasuki masa pensiun dengan uang pensiun
sebesar 6 juta. Sebelum pensiun Agus bekerja di PT X dengan gaji sebesar 12 juta dan
iuran pensiun dibayar sendiri sebesar 200.000. Berapakah PPh 21 bulan Juli?

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 205


Jawab:
Bukti Potong di PT X

Gaji (12 jt x 6 bulan) 72.000.000

Penghasilan Bruto setahun 72.000.000


Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max
3.000.000) 3.000.000

Iuran pensiun (200rb x 6 bulan) 1.200.000 4.200.000

Penghasilan neto setahun 67.800.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 300.000
PPh 21 setahun 15.000
Penghasilan neto setahun 67.800.000
PPh 21 setahun 15.000
Perhitungan PPh 21 bulan Juli

Uang pensiun 6.000.000

Penghasilan Bruto sebulan 6.000.000


Pengurang:

Biaya jabatan (5% x Ph Bruto max 200.000) 200.000

Penghasilan neto sebulan 5.800.000

Penghasilan neto setahun (... X 6 bulan) 34.800.000

Penghasilan neto di PT X 67.800.000

Penghasilan neto setahun 102.600.000

PTKP (K/2) 67.500.000

PKP 35.100.000
PPh 21 setahun 1.755.000

PPh 21 yang dipotong di PT X 15.000

PPh 21 terutang di Dana Pensiun 1.740.000

PPh 21 sebulan (.... /6 bulan) 435.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 206


14) Perhitungan PPh 21 dalam mata uang asing
Maka perhitungan dikonversi dulu menjadi rupiah dengan menggunakan kurs Menteri
Keuangan.
15) Perhitungan PPh 21 dalam bentuk natura atau kenikmatan
Natura atau kenikmatan akan menjadi objek perhitungan PPh 21 apabila
pemotongnya/pemberi kerjanya dikenai PPh Final atau dikenai Norma Perhitunga
Khusus. Untuk mengetahu besar rupiah naturanya maka digunakan harga pasar. Misal
PT X yang dikenai Norma Perhitungan Khusus memberi beras kepada pegawainya
sebesar 10 liter. Harga pasar 1 liter beras adalah 16.000, maka besar naturanya adalah
16.000 x 10 liter.

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 207


Perhitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap

Adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan
bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau
penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
Contoh:
Nurcahyo dengan status belum menikah pada bulan Januari 2016 bekerja sebagai buruh harian
PT Cipta Mandiri Sejahtera. Ia bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp450.000,00
Upah sehari Rp 450.000,00
Batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh Rp 450.000,00. Penghasilan Kena Pajak
Sehari Rp 0,00
Sampai dengan hari ke-10, karena jumlah kumulatif upah yang diterima belum melebihi
Rp4.500.000 maka tidak ada PPh Pasal 21 yang dipotong.Pada hari ke-11 jumlah kumulatif
upah yang diterima melebihi Rp4.500.000, maka PPh Pasal 21 terutang dihitung berdasarkan
upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.
Upah s.d. hari ke-11(11 X Rp 450.000) Rp 4.950.000
PTKP sebenarnya(11 X (Rp 54.000.000 /360)) (Rp 1.650.000)
Penghasilan Kena Pajak s.d. hari ke-11 Rp 3.300.000
PPh Pasal 21 terutang s.d hari ke-11(5% X Rp 3.300.000) Rp 165.000
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-10 Rp 0
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-11 Rp 165.000
Sehingga pada hari ke-11, menerima upah bersih Rp 285.000
(Rp 450.000 - Rp 165.000 )
Misalkan Nurcahyo bekerja selama 12 hari, maka penghitungan PPh Pasal 21 yang harus
dipotong pada hari ke- 12 adalah sebagai berikut. Pada hari kerja ke-12, jumlah PPh Pasal 21
yang dipotong adalah:
Upah sehari Rp 450.000
PTKP sehari (Rp54.000.000/360) (Rp 150.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 300.000

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 208


PPh Pasal 21 Terutang(5% X Rp 300.000) Rp 15.000
Sehingga pada hari ke-12, Nurcahyo menerima upah bersih: Rp 435.000
(Rp 450.000 - Rp 15.000)

Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai


adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas yang
memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21
dan/ atau PPh Pasal 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau
permintaan dari pemberi penghasilan,
Yang termasuk Wajib Pajak orang pribadi kategori Bukan Pegawai antara lain pengacara,
arsitek, dokter, notaris, akuntan, aktuaris, konsultan, olahragawan, pengajar, peneliti,
penceramah, penyanyi, bintang film, petugas dinas luar asuransi, dll, dikelompokkan menjadi
3 (tiga), yaitu:

a) menerima atau memperoleh penghasilan yang tidak bersifat berkesinambungan;


Yang dimaksud imbalan yang bersifat tidak berkesinambungan merupakan imbalan yang
dibayarkan kepada Wajib Pajak orang pribadi Bukan Pegawai hanya satu kali dalam 1 (satu)
tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan dan jasa.

PPh 21= (50% x Penghasilan Bruto) x tarif pasal 17


Dengan 50% x Penghasilan bruto adalah DPP-nya

Contoh
Nashrun Berlianto melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT Cahaya Kurnia dengan fee
sebesar Rp5.000,000,00.
Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar:
5% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp125.000,00
Dalam hal Nashrun Berlianto tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang
menjadi sebesar:
120% x 5% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp150.000,00

b) menerima atau memperoleh penghasilan semata-mata dari satu pemberi penghasilan


yang bersifat berkesinambungan

PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh (Tarif Pajak)
atas jumlah kumulatif penghasilan kena pajak.
DPP= (50% x Penghasilan bruto sebulan-PTKP sebulan) kumulatif
PPh 21 sebulan = DPP x tarif pajak

c) menerima atau memperoleh penghasilan yang bersifat berkesinambungan dan


mempunyai penghasilan lain bagi Wajib Pajak orang pribadi kategori Bukan Pegawai
yang menerima imbalan bersifat berkesinambungan dan berasal bukan hanya dari 1
(satu) pemberi penghasilan, dasar pengenaan pajaknya tidak memperhitungkan
besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebulan.
DPP = (50% x penghasilan bruto) kumulatif
PPh 21 sebulan = DPP x tarif

Catatan : Besarnya tarif sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) huruf (a) UU PPh yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 209


tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Dalam penentuan besar penghasilan bruto Bukan Pegawai ditentukan bahwa:


 Untuk Dokter praktek RS/klinik, besarnya penghasilan bruto adalah sebelum dipotong
biaya atau bagi hasil
 Untuk pegawai lainnya, besarnya penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya
upah atau biaya penyerahan material
PPh Pasal 21 Bagi Peserta Kegiatan
adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu kegiatan tertentu, termasuk mengikuti rapat,
sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau kegiatan
lainnya dan menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam
kegiatan tersebut.

PPh Pasal 21 bagi peserta kegiatan = Penghasilan bruto x tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a
UU PPh.

Contoh
Sony Gemilang adalah seorang atlet bulutangkis profesional Indonesia yang bertempat
tinggal di Jakarta. Ia menjuarai turnamen Indonesia Grand Prix Gold dan memperoleh hadiah
sebesar Rp200.000.000.
PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah turnamen Indonesia Grand Prix Gold tersebut adalah:
5% X Rp50.000.000 =Rp 2.500.000
15% X Rp 150.000.000 =Rp 22.500.000
PPh 21 =Rp 25.000.000
Catatan: Apabila yang bersangkutan tidak memiliki NPWP akan dikenakan tarif 20% lebih
tinggi

PPh Pasal 21 Final :


Bagi Penerima Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan
Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai berupa Uang Pesangon, Uang
Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus
dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final.
Penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau
Jaminan Hari Tua dianggap dibayarkan sekaligus jika sebagian atau seluruh pembayarannya
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender.
PPh Pasal 21 terutang = Ph Bruto X Tarif
a. Uang Pesangon
Berikut Tarif PPh Pasal 21 atas uang pesangon yang diterima secara sekaligus:

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 210


Pesangon
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
Penghasilan Bruto Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto Penghasilan Bruto
di atas Rp50 Jt s.d di atas Rp100 Jt
s.d Rp50 Jt di atas Rp500 Jt
Rp100 Jt s.d Rp500 Jt

tarif 0% tarif 5% tarif 15% tarif 25%

b. Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan
Sekaligus

UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN


HARI TUA, JAMINAN HARI TUA

penghasilan bruto penghasilan bruto


s.d. 50 jt diatas 50 jt

tarif 0% tarif 5%

PPh 21 untuk mantan pegawai, peserta program pensiun yang melakukan penarikan
dana pensiun dan dewan komisaris/pengawas bukan pegawai tetap

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 211


Penghasilan Pejabat Negara, PNS/TNI/Polri dan Pensiunannya yang menjadi beban
APBN/D

– Penghasilan tetap dan teratur (tidak final)


• menerapkan tarif Pasal 17 atas jumlah penghasilan bruto setelah
dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun, iuran pensiun, dan
PTKP
• PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah
– Penghasilan lain (final)
• 0% untuk PNS Gol I dan II, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat
Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
• 5% untuk PNS Gol III, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat
Perwira Pertama, dan pensiunannya;
• 15% untuk pejabat Negara, PNS IV, Anggota TNI/POLRI Golongan
Pangkat perwira Menengah dan Tinggi, dan Pensiunannya.

Pengisian SPT Masa PPh 21


Formulir 1721 halaman 1 pada huruf A diisi identitas pemotong yaitu nama
badan/perusahaan atau individu yang memiliki kewajiban melakukan pemotongan
Pada huruf B khususnya no 4, 4e dan 4f diisi ketika jenis Bukan Pegawai yang dimaksud
tidak termasuk dalam Bukan Pegawai dari no 4a-4d. Tenaga ahli (no 4d) terdiri dari
pengacara, konsultan, akuntan, notaris, dokter, arsitek, penilai, dan aktuaris
Pada formulir halaman 2 huruf E, nama pemotong diisi dengan nama pimpinan atau dapat
diisi nama kuasa apabila ada kuasanya.

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 212


Formulir 1721-I
Formulir untuk melaporkan pemotongan PPh untuk:
a. Satu masa pajak, dilakukann setiap masa pajak (Januari-Desember)
b. Satu tahun pajak, dilakukan pada masa pajak Desember. Oleh karena itu, pada masa
Desember pemotong melaporkan PPh dengan menggunakan 2 set yaitu masa pajak
Desember dan untuk satu tahun pajak.
Kolom (4), (5) dan (9) hanya diisi dalam pelaporan PPh untuk satu tahun pajak (masa
pajak Desember). Dan Kolom (9) diisi dengan format mmmm, dengan mm pertama
merupakan bulan mulainya perolehan penghasilan dan mm terakhir untuk akhir masa
perolehan. Contoh Tuan Budi mempeoleh penghasilan mulai bulan Januari-Juli, maka
diisi dengan 0107
Kolom (10) diisi dengan kode negara domisili. Contoh Jepang kode negaranya JPN,
Amerika Serikat USA.

Formulir 1721-II
Diisi daftar Bukti Pemotongan yang Tidak Final

Formulir 1721-III
Diisi daftar Bukti Pemotongan yang Final, yaitu PPh 21 penerima pesangon dan manfaat
pensiun

Formulir 1721-IV
Diisi kode akun pajak. KAP 411121 untuk jenis pajak PPh pasal 21
Kode jenis setoran:
100 untuk Masa PPh pasal 21 tidak final
200 untuk tahunan PPh pasal 21 yang masih harus disetor
300 untuk STP PPh pasal 21
401 untuk PPh final atas pembayaran sekaligus JHT, uang tebusan dan uang pesangon
402 untuk PPh final atas honorarium atau imbalan yang diterima pejabat negara, PNS,
anggota TNI/Polri dan para pensiunannya

Formulir 1721-VI
Nomor Bukti Potong diisi dengan format 1.3-mm.yy-xxxxxxx
1.3 untuk kode bukti potong PPh pasal 21 dan pasal 26 tidak Final
mm, diisi dengan masa pajak perolehan penghasilan
yy, diisi dengan 2 digit terakhir dari tahun pajak
xxxxxxx, diisi dengan nomor urut pemotongan selama satu tahun pajak tersebut
Pada kolom (5), penulisan tarif hanya menuliskan tarif tertingginya saja
Pada huruf C, identitas pemotong dilakukan oleh pemotong/pimpinan/kuasanya

Formulir 1721-VII
Nomor Bukti Potong diisi dengan format 1.4-mm.yy-xxxxxxx
1.4 untuk kode bukti potong PPh pasal 21 dan pasal 26 Final
mm, diisi dengan masa pajak perolehan penghasilan
yy, diisi dengan 2 digit terakhir dari tahun pajak
xxxxxxx, diisi dengan nomor urut pemotongan selama satu tahun pajak tersebut
Pada kolom (5), penulisan tarif hanya menuliskan tarif tertingginya saja
Pada huruf C, identitas pemotong dilakukan oleh pemotong/pimpinan/kuasanya

Formulir 1721-A1

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 213


Nomor Bukti Potong diisi dengan format 1.1-mm.yy-xxxxxxx
1.1 untuk kode bukti potong PPh pasal 21 dan pasal 26 atas pegawai tetap atau penerima
pensiun
mm, diisi dengan masa pajak perolehan penghasilan
yy, diisi dengan 2 digit terakhir dari tahun pajak
xxxxxxx, diisi dengan nomor urut pemotongan selama satu tahun pajak tersebut
NPWP dan nama pemotong diisi dengan nama badan/perusahaan atau individu
Kode objek pajak:
21-100-01 untuk pegawai tetap
21-100-02 untuk penerima pensiun
Angka 13 hanya diisi dalam hal pegawai merupakan pindahan dari kantor pusat atau
dari cabang lain atau merupakan peserta Dana pensiun yang baru dalam tahun pajak
berjalan
Contohnya, diisi penghasilan neto dari cabang X sebelum pindah ke cabang Y atau
penghasilan neto di perusahaan A sebelum ia pensiun.
Angka 14 diisi sama dengan angka 12 apabila penghasilan netonya tidak disetahunkan.
Angka 17 diisi dengan besarnya perhitungan PPh atas PKP dengan menggunakan tarif
pasal 17
Angka 18 diisi apabila pegawai adalah pindahan dari kantor pusat atau cabang lain atau
merupakan peserta Dana Pensiun yang baru dalam tahun berjalan. Makan diisi sesuai
dengan jumlah angka 19 Formulir PPh 21(jumlah PPh yang dipotong) yang dibuat
pemberi kerja sebelumnya.
Pada huruf C, identitas pemotong dilakukan oleh pemotong/pimpinan/kuasanya

Formulir 1721-A2
Untuk Bukti Potong PPh 21 PNS, Tentara/Polri, pejabat negara dan pensiunannya
Nomor Bukti Potong diisi dengan format 1.2-mm.yy-xxxxxxx

*Jika masih kurang jelas, langsung liat petunjuk pengisian SPT Masa PPh 21 ya*

Soal Latihan
Roy Mustang belum ber-NPWP (TK/0) bekerja di PT Tepok Jidat pada bulan Januari 2018,
pada bulan Agustus mendapat kenaikan gaji dari 10 juta menjadi 12 juta yang berlaku surut
mulai bulan Mei dan baru dibayarkan pada bulan Agustus. Selain itu, pada bulan Agustus
juga mendapat bonus 20 juta dan baru memiliki NPWP. Premi yang ditanggung perusahaan
sebesar 0,5% dari gaji dan iuran dibayar sendiri sebesar 200.000 pe bulan. Hitunglah PPh 21
bulan Agustus!
Caranya:
1.Cari dulu PPh atas bonus,
2.kemudian cari PPh atas rapel termasuk selisih akibat adanya kenaikan tarif bulan Mei-Juli,
3.cari selisih akibat adanya kenaikan tarif bulan Januari-April,
4.PPh 21 bulan Agustus adalah penghasilan teratur bulan Agustus + PPh 21 atas bonus
+perhitungan no.2 (bernilai positif jika perhitungan PPh 21 setelah kenaikan dan ber-NPWP
>sebelum kenaikan dan tidak ber-NPWP, bernilai negatif jika sebaliknya) – perhitungan no.3

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 214


**hal yang perlu diingat dalam perhitungan PPh 21 adalah PKP dibulatkan dalam ribuan
rupiah, PPh 21 terutang dalam satuan rupiah dan satu hal lagi kenaikan tarif 20% Cuma
berlaku buat PPh 21 yang Tidak Final**

Lab PPh Pot-Put | KMP 2018 215


Etika PNS

Pertemuan 1

A. Kedudukan Mata Kuliah Etika PNS

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi


memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan
dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utilitas, dan lainnya. Peningkatan
kualitas pelayanan publik mutlak diperlukan mengingat kondisi sosial masyarakat yang
semakin baik sehingga mampu merespon setiap penyimpangan dalam pelayanan publik
melalui gerakan maupun tuntutan dalam media cetak dan elektronik.

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik dapat dibedakan


menjadi tiga, yaitu:

1. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi privat, semua penyediaan barang
atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, misalnya rumah sakit swasta dan
perusahaan pengangkutan.

2. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi publik yang bersifat primer adalah
semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah
merupakan satu-satunya penyelenggara sehingga klien/pengguna mau tidak mau harus
memanfaatkannya. Misalnya pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara, dan pelayanan
perizinan.

3. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi publik yang bersifat sekunder adalah
segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi
yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan.

Pelayanan publik yang profesional memiliki ciri-ciri :

a. Efektif

b. Sederhana

c. Transparan

d. Efisiensi

Etika PNS | KMP 2018 216


e. Keterbukaan

f. Ketepatan Waktu

Cara-cara yang diperlukan untuk memberikan pelayanan publik yang profesional


adalah sebagai berikut:

1. Menentukan pelayanan publik yang disediakan, apa saja macamnya,

2. Memperlakukan pengguna pelayanan sebagai customers,

3. Berusaha memuaskan pengguna pelayanan sesuai dengan yang diinginkan mereka,

4. Mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik dan berkualitas,

5. Menyediakan alternatif bila pengguna pelayanan tidak memiliki pilihan lain.

Kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuannya mengatasi berbagai


permasalahan. Hal-hal yang dapat diajukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara
lain :

a. Penetapan Standar Pelayanan

Standar pelayanan merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan


pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-
harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan.

b. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP)

Dengan adanya SOP, maka proses pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit
pelayanan dapat berjalan sesuai dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara
konsisten.

c. Pengembangan Survei Kepuasan Pelanggan

Dalam konsep manajemen pelayanan, kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila produk
pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan memenuhi kualitas yang diharapkan
masyarakat. Oleh karena itu, survei kepuasan pelanggan memiliki arti penting dalam upaya
peningkatan pelayanan publik.

d. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan

Etika PNS | KMP 2018 217


Perlu didisain suatu sistem pengelolaan pengaduan yang secara efektif dan efisien mampu
mengolah berbagai pengaduan masyarakat menjadi bahan masukan bagi perbaikan kualitas
pelayanan.

B. Urgensi Etika PNS dalam reformasi birokrasi

Reformasi Birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaruan dan perubahan


mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek-aspek
berikut :

a. Kelembagaan (organisasi)

b. Ketatalaksanaan (business process)

c. sumber daya manusia aparatur

Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan


pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak berjalan dengan baik, harus ditata ulang
atau diperbarui. Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance).

Fungsi Pelayanan Publik :

a. Fungsi Pengaturan

Fungsi pengaturan pada dasarnya mengandung tujuan pokok pemeliharaan sistem, yakni
mewujudkan ketertiban sosial. Dalam rangka ketertiban sosial ini pemerintah bertanggung
jawab untuk menentukan peraturan-peraturan tertentu yang secara hokum mengikat setiap
warga Negara.

b. Fungsi Pelayanan

Fungsi pelayanan mengacu kepada konsepsi negara kesejahteraan, bahwa pemerintahan negara
yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan hidup seluruh rakyatnya.

Etika pelayanan publik atau etika profesi PNS berkaitan dengan penerapan prinsip-
prinsip atau standar-standar moral dalam menjalankan tanggung jawab peran aparatur birokrasi
pemerintahan dalam menyelenggarakan pelayanan bagi kepentingan publik. Fokus utama

Etika PNS | KMP 2018 218


dalam etika pelayanan publik adalah apakah aparatur pelayanan publik, pegawai negeri, atau
birokrat telah mengambil keputusan dan berperilaku sesuai dengan sudut pandang etika.
Karena etika terkait dengan bagaimana agar manusia mencapai kehidupan yang baik, maka
penerapan etika dalam konteks pelayanan publik dimaksudkan agar pelayanan kepada
masyarakat oleh aparatur birokrasi benar-benar memenuhi harapan masyarakat tersebut.

Pertemuan 2

A. Pengertian Etika

Etika memiliki beberapa pengertian, yaitu :

1. Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.

2. Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat tertentu mengenai


perbuatan yang baik dan benar.

3. Studi tentang prinsip-prinsip perilaku baik dan benar sebagai falsafat moral.

4. Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia.

Tiga bagian utama etika :

a. Meta-Etika (Studi Konsep Etika).

Meta-Etika adalah konsepsi mengenai benar atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa.

b. Etika Normatif (Studi Penentuan Nilai Etika).

Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara
baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati
dan berlaku di masyarakat.

c. Etika Terapan (Studi Penggunaan Nilai-Nilai Etika)

Etika merupakan pengetahuan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah Etika

a. Etika filosof Yunani Kuno: Socrates, Plato, Aristoteles

Etika PNS | KMP 2018 219


Menurut Sokrates, objek utama dari aktivitas manusia adalah kebahagiaan, dan sarana yang
diperlukan untuk mencapainya adalah kebajikan. Plato menyatakan bahwa summum bonum
terdiri atas imitasi sempurna dari Tuhan, baik yang mutlak, tiruan yang tidak dapat diwujudkan
sepenuhnya dalam hidup ini. Aristoteles berpendapat bahwa etika adalah nyata dan sistematis.

b. Etika Filosof Yunani dan Romawi: Hedonisme, Epicurus, Sinis, Stoicisme, Skeptis

Etika lebih hedonistik (edone, "kenikmatan") dimulai dengan Democritus (460-370 SM), yang
menganggap disposisi gembira dan ceria sebagai kebaikan dan kebahagiaan tertinggi manusia.
Para Sinis, Antisthenes (444-369 SM) dan Diogenes dari Sinope (414-324 SM), mengajarkan
kebalikan dari Hedonisme, yaitu bahwa kebajikan saja sudah cukup untuk kebahagiaan, bahwa
kesenangan adalah kejahatan, dan bahwa manusia benar-benar bijaksana atas hukum manusia.

c. Etika: Sejarah Moralitas Kristen

Tuhan telah menulis hukum moral di hati semua orang, bahkan yang berada di luar pengaruh
Wahyu Kristen; hukum ini memanifestasikan dirinya dalam hati nurani setiap orang dan adalah
norma yang menurut seluruh umat manusia akan dinilai pada hari perhitungan.

d. Etika: Sejarah Filsafat Abad Pertengahan Etika

Pada fondasi diletakkan filsuf dan teolog Katolik yang berhasil terus membangun. Abad
keenam belas ditandai dengan kebangkitan kembali pertanyaan etis, meskipun sebagian besar
dijawab melalui teologi.

e. Etika: Sejarah Filsafat Etika 1500-1700-an

Para Reformator benar-benar memegang teguh kesucian sebagai sumber wahyu yang
sempurna. Thomas Hobbes (1588-1679) mengandaikan bahwa manusia awalnya dalam kondisi
kasar (Naturae status) di mana setiap orang bebas untuk bertindak saat dia senang, dan
memiliki hak untuk semua hal, sehingga muncul perang semua melawan semua.

f. Sejarah Filsafat Etika: Kant, John Stuart Mill, Altruisme

Hukum ini tidak harus dipahami sebagai otoritas eksternal, karena ini akan heteromony yang
asing bagi moralitas sejati, melainkan lebih merupakan hukum akal kita sendiri, yang otonom
yaitu, harus diamati untuk kepentingan sendiri, tanpa memperhatikan setiap kesenangan atau
utilitas yang timbul darinya.

Etika PNS | KMP 2018 220


g. Etika: Filsafat Evolusioner, Sosialisme, Nietzsche

Tidak ada kode universal moralitas yang mengikat semua manusia pada segala waktu. Manusia
berbeda satu sama lain dan selalu berubah, dan mereka melihat dunia dengan cara mereka
sendiri.

C. Teori Etika

a. Teori Teleologi

Teori teleleologi disebut juga teori konsekuensialis, menyatakan bahwa nilai moral
suatu tindakan ditentukan semata-mata oleh konsekuensi tindakan tersebut. Benar atau
salahnya tindakan ditentukan oleh hasil atau akibat dari tindakan tersebut. Maka, yang
menyebabkan tindakan itu benar atau salah adalah bukan tindakan itu sendiri melainkan akibat
dari tindakan tersebut.

Ucok Sarimah (2008, 5-6) membedakan teori teleleologi menjadi 3, yaitu:

1) Egoisme Etis

Suatu tindakan benar atau salah tergantung semata-mata pada baik buruknya akibat tindakan
tersebut bagi pelakunya.

2) Altruisme Etis

Berlawanan dengan egoisme etis, bahwa baik buruknya suatu tindakan ditentukan oleh baik
buruknya akibat tindakan tersebut terhadap orang lain, kecuali pelaku.

3) Utilitarianisme

Gabungan antara egoisme etis dan altruisme etis, bahwa benar salahnya tindakan tergantung
pada baik buruknya konsekuensi tindakan tersebut bagi siapa saja yang dipengaruhi oleh
tindakan tersebut.

b. Teori Deontologi

Menurut Teori Deontologi perbuatan tertentu adalah benar bukan karena manfaat bagi
kita sendiri atau orang lain tetapi karena sifat atau hakikat perbuatan itu sendiri atau kaidah
yang diikuti untuk berbuat.

Teori Deontologi dibedakan menjadi :

1) Deontologi Tindakan

Etika PNS | KMP 2018 221


Menurut teori ini, bila seseorang dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan,
seseorang harus segera memahami apa yang harus dilakukan tanpa mendasarkan pada
peraturan atau pedoman.

2) Deontologi Kaidah

Suatu tindakan benar atau salah karena kesesuaian atau tidak sesuainya dengan suatu prinsip
moral yang benar.

3) Deontologi Monistik

Teori ini mendukung suatu kaidah umum seperti “the golden rule” sebagi prinsip moral
tertinggi yang menjadi dasar untuk menurunkan kaidah atau prinsip-prinsip moral lainnya.

4) Dentologi Pluralistik

Teori ini dikemukakan oleh William David Ross yang mengidentifikasi tujuh kewajiban moral
pada pandangan pertama (prime face).

c. Teori Keutamaan

Teori keutamaan (virtue) adalah teori yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan:
apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya.

D. Konsep Hak, Kewajiban, Keadilan, dan Kepedulian

1) Hak

Hak merupakan konsep moral yang penting, yang memungkinkan individu memilih
secara bebas dalam memenuhi kepentingan atau menjalankan aktivitas tertentu dan melindungi
pilihan-pilihan tersebut. Hak adalah suatu klaim yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Macam-macam Hak :
 Hak Legal dan Hak Moral
Hak legal adalah hak yang diakui dan ditegakkan sebagai bagian dari hukum. Hak
moral meliputi hak-hak yang secara moral seharusnya kita miliki, terlepas apakah
diakui atau tidak oleh hukum.

 Hak Khusus dan Hak Umum


Hak khusus berkaitan dengan individu-individu tertentu. Hak umum adalah hak yang
melibatkan klaim terhadap setiap orang, atau kemanusiaan secara umum.

Etika PNS | KMP 2018 222


 Hak Positif dan Hak Negatif
Hak positif adalah hak yang mewajibkan orang lain bertindak untuk kita. Contoh, hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan, mengharuskan pihak lain untuk menyediakan
sumber daya yang diperlukan. Hak negatif berkorelasi dengan kewajiban pada pihak
lain untuk tidak bertindak terhadap kita. Contoh adalah hak milik.

 Hak Individual dan Hak Sosial


Hak individual adalah hak yang dimiliki individu-individu terhadap negara. Hak sosial
bukan hanya hak kepentingan terhadap negara saja, akan tetapi sebagai anggota
masyarakat bersama dengan anggota-anggota lain.

 Hak Absolut
Hak yang bersifat absolut adalah suatu hak yang bersifat mutlak tanpa pengecualian,
berlaku dimana saja dengan tidak dipengaruhi oleh situasi dan keadaan.

2) Kewajiban

Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan atau dilakukan oleh semua
individu agar bisa mendapatkan haknya secara layak, karena dengan melakukan kewajiban ini
hak yang diperoleh itu menjadi hasil karena kita sudah melakukan kewajiban.

3) Keadilan

Konsep keadilan dipergunakan untuk:

a. Menilai tindakan seseorang.

b. Menilai praktik-praktik dan institusi sosial, politik, dan ekonomi.

Seringkali dijadikan sebagai kriteria tunggal untuk menilai benar/salahnya suatu perbuatan.

Menurut konsep tradisional (Aristoteles), keadilan terdiri dari keadilan universal dan keadilan
khusus.

a. Keadilan Universal

Keadilan yang berlaku bagi keseluruhan “keutamaan”. Orang yang adil adalah orang yang
selalu berbuat benar secara moral dan mematuhi hukum.

b. Keadilan Khusus

Etika PNS | KMP 2018 223


Berkaitan dengan “keutamaan” pada situasi khusus. Adil berarti mengambil hanya bagian yang
patut atau tepat; memberikan kepada siapa saja (tanpa pandang bulu) apa yang menjadi haknya.
Tidak adil berarti mengambil terlalu banyak kekayaan, kehormatan atau manfaat lain yangg
diberikan oleh masyarakat; menolak untuk menanggung bagian yang wajar dari suatu beban.
Keadilan khusus dibagi menjadi 3 macam yaitu:

 Keadilan distributif
Keadilian distributif adalah keadilan dalam pendistribusian manfaat dan beban.
Keadilan ini diperlukan dalam kondisi:
a) Manfaat yang akan dibagikan (yang tersedia) lebih sedikit daripada jumlah dan
keinginan orang. (contoh: pembagian kompor gas).
b) Beban atau pekerjaan yang tidak menyenangkan terlalu banyak dibandingkan dengan
jumlah orang yang bersedia memikul.

 Keadilan kompensasi
Keadilan kompensasi berhubungan dengan masalah pemberian imbalan atau
penggantian (kompensasi) kepada seseorang karena kekeliruan atau kesalahan yang
menimpa dan merugikannya. Alasan yang mendasari adanya kompensasi adalah terjadi
suatu kekeliruan atau kecelakaan yang disebabkan kelalaian sehingga menyebabkan
seseorang dalam keadaan lebih buruk, misalnya merusak keseimbangan moral. Dengan
memberikan kompensasi maka keadaan si korban dapat dikembalikan seperti semula,
sehingga keseimbangan moral tercapai kembali.

 Keadilan retributif
Keadilan retributif berkaitan dengan pemberian hukuman terhadap pelaku kesalahan.
Alasan yang mendasari pemberian hukuman adalah seseorang yang melakukan suatu
kejahatan telah merusak kesimbangan moral karena menjadikan orang lain dalam
keadaan buruk. Pemulihan keseimbangan moral dalam kasus ini dicapai dengan
memberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatan tersebut.

Pertemuan 3

A. Perbedaan Etika dan Etiket

Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral. Sedangkan etiket adalah Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada
kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang
itu atau Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan
dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.

Etika PNS | KMP 2018 224


Perbedaan Etika dan Etiket adalah :

1. Etiket menyangkut tata acara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya
menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan
tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar
etiket.

Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan
itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil
barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan
suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan
kanan atau tangan kiri.

2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar
kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja
makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak
ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.

Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri
selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus
dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.

3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap
sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.

Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika
yang tidak bisa ditawar-tawar.

4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa
juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil dari luar sangan sopan dan halus, tapi di
dalam penuh kebohongan.

Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,
sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

Etika PNS | KMP 2018 225


B. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Menurut Schwartz, ada 10 tipe nilai (value types) yaitu :

a. Power

b. Achievement

c. Hedonism

d. Stimulation

e. Self-direction

f. Universalism

g. Benevolence

h. Tradition

i. Comformity

j. Security

C. Pengertian Norma

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan
untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Norma terdiri dari
beberapa macam, antara lain yaitu :

a. Norma Agama

b. Norma Kesusilaan

c. Norma Kesopanan

d. Norma Kebiasaan (Habit)

e. Norma Hukum

 Norma Agama

Etika PNS | KMP 2018 226


Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat
mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak
memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-
norma agama. Norma ini merupakan peraturan hidup yang harus diterima manusia
sebagai perintah-perintah, laranganlarangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari
Tuhan Yang Maha Esa.

 Norma Kesusilaan
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan
seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan. Dengan kata lain
norma kesusilaan merupakan peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat
penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh
umat manusia.

 Norma Kesopanan
Sebuah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat.
Norma Kesopanan ini timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati.
Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber
norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.

Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat
istiadat.

 Norma Kebiasaan
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan
norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara
selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma
ini.

 Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan
memaksa. Norma Hukum merupakan peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh
lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa
peraturan perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama.
Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa
ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan
hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu
kekuasaan negara.

Etika PNS | KMP 2018 227


Pertemuan 4

A. Pengertian Profesi dan Etika Profesi

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan
“apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

Ciri-ciri suatu profesi adalah:

a. Adanya pengetahuan khusus, biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

d. Izin khusus untuk menjalankan suatu profesie. Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu profesi.

Syarat Suatu Profesi

1) Melibatkan kegiatan intelektual.

2) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

3) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.

4) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

5) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

Etika Profesi adalah suatu bidang etika (sosial) terapan. Etika profesi berkaitan dengan
kewajiban etis mereka yang menduduki posisi yang disebut profesional. Etika profesi berfungsi
sebagai panduan bagi para profesional dalam menjalani mereka memberikan dan
mempertahankan jasa kepada masyarakta yang berstandar tinggi.

Etika PNS | KMP 2018 228


Kode Etik Profesi adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

B. Urgensi Etika Profesi

Kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang


diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang
dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol
dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi
dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan
diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian

Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam
diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
Tanpa etika profesi, apa yang semua dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera
jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-
adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional
ini.

C. Prinsip-Prinsip Etika Profesi

Terdapat beberapa prinsip yang melekat dengan etika profesi diantaranya adalah
sebagai berikut:
 Tanggung jawab.
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya dan tangggung
jawab terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
 Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
 Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya, tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen profesional dan tidak
mengganggu kepentingan umum.
 Prinsip integritas moral yang tinggi.
Komitm6en pribadi menjaga keluhuran profesi.

Etika PNS | KMP 2018 229


Pertemuan 5

Pengertian Etika Bisnis :


Pengertian Etika dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral (apa yang dilakukan sejauh sesuai
atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral).
2. Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya
tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. (dalam hal ini adalah menyoroti
dan menilai baik-buruknya perilaku seseorang)
Sedangkan, pengertian Etika Bisnis dapat dibedakan menjadi:
1. Secara makro: etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi secara
keseluruhan.
2. Secara meso: etika bisnis mempelajari masalah-masalah etis di bidang organisasi
3. Secara mikro: etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan ekonomi dan bisnis.

Prinsip-Prinsip Etika Bisnis :


Von der Embse dan R.A. Wagley dalam publikasi yang berjudul Management Journal pada
tahun 1988 mengungkapkan bahwa pada dasarnya terdapat tiga pendekatan dalam
merumuskan prinsip etika bisnis, yaitu:
1. Pendekatan Utilitarian (Utilitarian Approach)
Menurut pendekatan ini, setiap tindakan dalam dunia bisnis harus didasarkan pada konsekuensi
yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Oleh karena itu, dalam bertindak, seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya yang serendah-
rendahnya.
2. Pendekatan Hak Individu (Individual Rights Approach)
Menurut pendekatan ini, setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun, tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Pendekatan Keadilan (Justice Approach)
Menurut pendekatan ini, para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, baik secara perseorangan
maupun secara kelompok.

Dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etik dalam pengambilan keputusan,
yaitu:
Prinsip konsekuensi (Principle of Consequentialist)
a. Adalah konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan.
Artinya keputusan dinilai etik atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan
tersebut.
b. Prinsip tidak konsekuensi (Principle of Nonconsequentialist)
Adalah terdiri dari rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan
pengambilan keputusan etik dan berdasarkan alas an bukan akibat, antara lain:
1) Prinsip Hak, yaitu menjamin hak asasi manusia yang berhubungan dengan kewajiban
untuk tidak saling melanggar hak orang lain.
2) Prinsip Keadilan, yaitu keadilan yang biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan
kesamaan.
Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
a). Keadilan distributive, yaitu keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan
beban antar anggota kelompok sesuai dengan kontribusi tenaga dan pikirannya terhadap

Etika PNS | KMP 2018 230


benefit. Benefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan, kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang.
Beban terdiri dari tugas kerja, pajak dan kewajiban social.
b). Keadilan retributive, yaitu keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi) dan
hukuman atas kesalahan tindakan. Seseorang bertanggungjawab atas konsekuensi negatif atas
tindakan yang dilakukan kecuali tindakan tersebut dilakukan atas paksaan pihak lain.
c). Keadilan kompensatoris, yaitu keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang
dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan barang
penebus kerugian. Masalah terjadi apabila kompensasi tidak dapat menebus kerugian, misalnya
kehilangan nyawa manusia.

Sementara itu, menurut Muslich (1998 : 31-33) prinsip-prinsip etika bisnis terdiri dari:
a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai
dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang
dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi
dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan
komunitasnya.
b. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan suatu
perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal
perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
c. Prinsip Tidak Berniat Jahat
Prinsip ini memiliki hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang
ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
d. Prinsip Keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis.
Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama
kepada konsumen, dan lain-lain.
e. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat
dan prinsip keadilan.

Adiwarman Karim merumuskan prinsip-prinsip etika yang harus dianut dalam dunia bisnis.
Prinsip-prinsip itu terdiri dari:
a. Kejujuran
b. Keadilan
c. Rendah Hati
d. Simpatik
e. Kecerdasan
f. Lakukan dengan Cara yang Baik, Lebih Baik, atau Dipandang Baik

Isu-Isu Etika Bisnis


Isu-isu yang dicakup oleh etika bisnis meliputi topik-topik yang luas. Isu-isu ini dapat
dikelompokkan ke dalam 3 dimensi atau jenjang, yaitu:
1. Isu sistemik yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan etika yang timbul mengenai
lingkungan dan sistem yang menjadi tempat beroperasinya suatu bisnis atau perusahaan:
ekonomi, politik, hukum, dan sistem-sistem sosial lainnya.
2. Isu organisasi yang berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan etika tentang perusahaan
tertentu.

Etika PNS | KMP 2018 231


3. Isu individu yang menyangkut tentang pertanyaan-pertanyaan etika yang timbul dalam
kaitannya dengan individu tertentu di dalam suatu perusahaan.

Pengertian Pelayanan Publik


Etika pelayanan publik berkaitan dengan prinsip-prinsip atau standar-standar moral dalam
menjalankan tanggung jawab peran aparatur birokrasi pemerintahan dalam menyelenggarakan
pelayanan bagi kepentingan publik. Fokus utama dalam etika pelayanan publik adalah apakah
aparatur pelayanan publik, pegawai negeri atau birokrasi telah mengambil keputusan dan
berperilaku yang dapat dibenarkan dalam sudut pandang etika.Karena etika bersangkut paut
dengan bagaimana agar manusia mencapai kehidupan yang baik, maka penerapan etika dalam
konteks pelayanan publik dimaksudkan agar pelayanan kepada masyarakat oleh aparatur
birokrasibenar-benar memenuhi harapan masyarakat tersebut.

Urgensi Pelayanan Publik


Di sektor manapun, termasuk sektor publik (pemerintahan), ada dua aspek penting yang
umumnya diyakini sebagai penentu kinerja prima, yaitu profesionalisme dan etika. Seperti
halnya di sektor bisnis, sektor publik juga dituntut untuk mencapai kinerja prima, dengan
ukuran-ukuran seperti efisiensi, produktivitas dan efektivitas, dan pada saat yang sama dituntut
untuk senantiasa menjunjung tinggi standar etika, sepertiintegritas, objektivitas atau
imparsialitas, keadilan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, sektor publik, seperti sektor
bisnis, dituntut untuk memiliki dua keunggulan, yaitu keunggulan teknis (profesionalisme) dan
keunggulan moral (etika). Ada beberapa alasan, baik normatif maupun objektif, yang dapat
digunakan untuk menjelaskan relevansi dan makin pentingnya etika dalam birokrasi atau
pelayanan publik.

Prinsip-Prinsip Etika Pelayanan Publik


Ada sejumlah prinsip etika dalam pelayanan publik yang dapat diidentifikasi dengan mengacu
kepada nilai-nilai dasar yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Pasal 6). Beberapa nilai-
nilai dasar tersebut yaitu:
a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945.
c. Semangat nasionalisme
d. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.

Untuk mencapai standar pelayanan prima ini, ada sejumlah prinsip yang harus dijadikan
panduan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Kondisional
4. Partisipasif
5. Kesamaan hak
6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Kualitas Pelayanan Publik


Pada dasarnya, pelayanan bermutu ditentukan oleh sekurang-kurangnya 5 faktor ,yaitu:
a. Adanya atau hadirnya fasilitas fisik, peralatan dan orang (pelayan atau petugas) yang
memenuhi syarat untuk pelayanan yang baik.
b. Keandalan, kemampuan untuk memberikan layanan yang diharapkan secara teliti dan
konsisten.

Etika PNS | KMP 2018 232


c. Kesiagaan atau ketanggapan, yakni kemauan untuk memberikan pelayanan dengan segera
atau cepat dan kesediaan untuk membantu pelanggan.
d. Jaminan, pengetahuan, keramahtamahan, dan kemampuan untuk memberikan kepercayaan
dan keyakinan.
e. Empati, kepedulian dan perhatian khusus kepada pelanggan (pihak yang membutuhkan
pelayanan).

Netralitas PNS
Pada dasarnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negara manapun mempunyai tiga peran
yang serupa.
Pertama, sebagai pelaksana peraturan dan perundangan yang telah ditetapkan
pemerintah.Untuk mengemban tugas ini, netralitas PNS sangat diperlukan.
Kedua, melakukan fungsi manajemen pelayanan publik. Ukuran yang dipakai untuk
mengevaluasi peran ini adalah seberapa jauh masyarakat puas atas pelayanan yang diberikan
PNS. Apabila tujuan utama otonomi daerah adalah mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga desentralisasi dan otonomi terpusat pada pemerintah kabupaten dan
pemerintah kota, maka PNS pada daerah-daerah tersebut mengerti benar keinginan dan harapan
masyarakat setempat.
Ketiga, PNS harus mampu mengelola pemerintahan.Artinya pelayanan pada pemerintah
merupakan fungsi utama PNS. Setiap kebijakan yang diambil pemerintah harus dapat
dimengerti dan dipahami oleh setiap PNS sehingga dapat dilaksanakan dan disosialisasikan
sesuai dengan tujuan kebijakan tersebut. Dalam hubungan ini maka manajemen dan
administrasi PNS harus dilakukan secara terpusat, meskipun fungsi-fungsi pemerintahan lain
telah diserahkan kepada pemerintah kota dan pemerintah kabupaten dalam rangka otonomi
daerah yang diberlakukan saat ini.

Ketiga peran tersebut di atas juga merupakan prasyarat netralitas. Untuk mewujudkan ketiga
peran tersebut diharapakan dalam manajemen sistem kepegawaian perlu selalu ada:
a. Stabilitas, yang menjamin agar setiap PNS tidak perlu kuatir akan masa depannya serta
ketenangan dalam mengejar karier.
b. Balas jasa yang sesuai untuk menjamin kesejahteraan PNS beserta keluarganya. Sehingga
keinginan untuk melakukan korupsi, baik korupsi jabatan maupun korupsi harta, menjadi
berkurang, kalau tidak mungkin dihapuskan sama sekali dan
c. Promosi dan mutasi yang sistematis dan transparan, sehingga setiap PNS dapat
memperkirakan kariernya dimasa depan serta bisa mengukur kemampuan pribadi.

Pertemuan 6-7

Presentasi atas laporan kunjungan ke kantor pemerintah

Pertemuan 8

Etiket dan Kepemimpinan


Etiket kepemimpinan adalah cara-cara yang dianggap benar secara umum oleh sekelompok
atau suatu komunitas masyarakat dalam upaya untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai
suatu tujuan bersama yang dimiliki oleh suatu organisasi. Etiket kepemimpinan sebagaimana
etiket lainnya berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, organisasi ke organisasi lain,
bahkan bisa berbeda dari satu bagian ke bagian lain, karena sifat etiket yang berupa hukum
tidak tertulis dan sangat relatif.

Etika PNS | KMP 2018 233


Nilai-Nilai Umum Etiket
Walaupun etiket di setiap masyarakat bisa berbeda, prinsip-prinsip umum dalam etiket selalu
tetap, tidak berubah, bersifat universal, dan tak terbatas waktu dan tempat. Terdapat tiga prinsip
dalam etiket, yaitu respek, empati dan kejujuran.
1. Respek
Respek berarti menghargai orang lain, peduli pada orang lain dan memahami orang lain apa
adanya. Tidak peduli mereka berbeda, berasal dari kultur berbeda, atau keyakinan berbeda.
Sangat penting untuk menunjukkan penghargaan kepada setiap orang dengan kelebihan,
kekurangan, kesamaan dan perbedaan yang ada.Karena dengan bersikap respek kepada orang
lain maka orang lain juga akan bersikap respek kepada kita.
2. Empati
Empati berarti meletakkan diri di pihak orang lain. Sebelum bertindak atau berucap, kamu
harus berpikir dulu, apa pengaruhnya bagi orang lain. Bagaimana bila hal itu diucapkan atau
dilakukan orang lain kepadamu. Apakah akan membuatmu senang atau berang. Pikirkan dulu,
jangan sampai tindakan atau ucapankita menyinggung dan menyakiti orang-orang di sekitar
kita, atau membuat diri kita terlihat buruk di mata orang lain. Kata-kata dan sikap yang penuh
pertimbangan dan empati, akan membuat seseorang terlihat bijaksana, dewasa dan manusiawi.
3. Kejujuran
Kejujuran adalah sebuah bahasa yang universal, setiap orang bahkan mafia seklipun
membutuhkan kejujuran dari bawahannya. Kejujuran akan diterima di manapun kita berada.
Namun kejujuran juga harus menilai situasi dan kondisi, kejujuran yang akan kita katakan
sebaiknya tidak menyinggung atau mengorbankan orang lain, atau apabila terpaksa, kejujuran
yang kita terapkan haruslah lebih memiliki aspek manfaat dibanding mudharat.

Nilai-Nilai Umum Etiket Kepemimpinan


Untuk lebih memahami bagaimana seharusnya seorang pimpinan beretiket, maka kita perlu
melihat contoh-contoh pemimpin yang kesuksesan dan kewibawaanya sudah diakui oleh dunia.
Seorang pemimpin yang sukses akan mmeninggalkan pengaruh yang berlangsung lama dan
luas, bahkan ketika beliau sudah tidak ada atau sudah tidak menjadi pemimpin lagi.

Urgensi Etika Pemimpin


Etika sangat dibutuhkan di dalam kehidupan manusia yang hidup di zaman globalisasi.
Baik dan buruk dalam masyarakat sudah bukan urusan pribadi atau suatu masyarakat saja,
tetapi sudah menjadi kepedulian bersama suatu konteks yang lebih besar, misalnya lingkungan
hidup, kekejaman, korupsi, kemiskinan, dan ketidakadilan, juga termasuk banyak kasus
moralitas di dalam kehidupan pemimpin.
Dalam suatu organisasi, etika kepemimpinan sangatlah penting. Pemimpin harus
membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan, tetapi pemimpin juga harus
memikirkan tentang pengaruhnya terhadap masyarakat. Pemimpin yang baik mengetahui nilai-
nilai dan etika, serta mengaplikasikannya dalam gaya dan pelaksanaan kepemimpinannya.
Ketika seorang pemimpin menggunakan etika dalam kepemimpinannya, ia akan dihormati dan
dikagumi oleh bawahan dan karyawannya.

Karakter Utama Dalam Kepemimpinan


Kita sering mengatakan penampilan seseorang adalah etika dari orang tersebut, yang
dapat menempatkan diri dengan baik di setiap situasi. Dapat dikatakan orang ini adalah
individu yang beretika. Bagaimanapun ketika, orang yang beretika tidak lagi mementingkan
kualitas karakter kehidupan yang baik, maka dia telah berhasil memanipulasi orang lain dengan
etikanya yang baik itu karena apa yang terlihat oleh orang lain pada seseorang terjadi pada
situasi normal.

Etika PNS | KMP 2018 234


Karakter individu yang sebenarnya akan terlihat ketika indvidu berhadapan dengan
tekanan, tantangan atau masalah-masalah. Kita mempunyai potensi-potensi untuk
memanipulasi orang lain dengan kepintaran, pengalaman dan kekuatan penampilan luar kita
tetapi ada satu hal yang penting jika kita ingin mengetahui kualitas hidup sebenarnya dari
seseorang yaitu waktu. Waktu adalah cara pengujian yang ampuh.

7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif

Habit 1 - Proactive
Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Proaktif berarti
menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihanpilihan kita dan memiliki kebebasan
untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi
di sekitar kita. Orang-orang yang proaktif adalah agen-agen perubahan, dan memilih untuk
tidak menjadi korban, untuk tidak menjadi reaktif; mereka memilih untuk tidak menyalahkan
orang lain.

Habit 2 – Start from the End


Individu, keluarga, tim dan organisasi membentuk masa depan mereka dengan terlebih dahulu
menciptakan sebuah visi mental untuk segala proyek, baik besar maupun kecil, pribadi atau
antarpribadi. Mereka tidak sekedar hidup dari hari ke hari tanpa tujuan yang jelas dalam pikiran
mereka. Mereka mengidentifikasi diri dan memberikan komitmen terhadap prinsip, hubungan,
dan tujuan yang paling berarti bagi mereka.

Habit 3 – Put First thing first


Mendahulukan yang utama berarti mengatur aktivitas dan melaksanakannya berdasarkan
prioritas-prioritas yang paling penting. Apa pun situasinya, hal itu berarti menjalani kehidupan
dengan didasarkan pada prinsip-prinsip yang dirasakan paling berharga, bukan oleh agenda dan
kekuatan sekitar yang mendesak saja.

Habit 4 – Think Win Win


Berpikir menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang berusaha mencari manfaat
bersama dan saling menghormati di dalam segala jenis interaksi. Berpikir menang-menang
adalah berpikir dengan dasar-dasar Mentalitas Berkelimpahan yang melihat banyak peluang,

Etika PNS | KMP 2018 235


dan bukan berpikir dengan Mentalitas Berkekurangan dan persaingan yang saling mematikan.
Karakter ini bukanlah berpikir secara egois (menang-kalah) atau seperti martir (kalahmenang).
Karakter ini adalah berpikir dengan mengacu kepada kepentingan “kita”, bukan “aku”.

Habit 5 – Effective Communication


Effective Communication yang dimaksud adalah berkomunikasi dengan empathy; berusaha
memahami dulu, baru kemudian berusaha dipahami. Jika kita mendengar dengan maksud untuk
memahami orang lain, dan bukan sekedar untuk mencai celah untuk menjawab, kita bisa
memulai komunikasi dan pembentukan hubungan yang sejati. Peluang-peluang untuk
berbicara secara terbuka dan untuk dipahami kemudian akan datang secara lebih alamiah dan
mudah. Berusaha untuk memahami memerlukan pertimbangan matang; berusaha untuk
dipahami memerlukan keberanian. Efektivitas terletak pada menyeimbangkan atau
menggabungkan keduanya.

Habit 6 – Synergy
Sinergi adalah alternatif ketiga – bukan cara saya, cara Anda, tetapi sebuah cara ketiga yang
lebih baik daripada apa yang bisa kita capai sendiri-sendiri. Sinergi merupakan buah dari sikap
menghormati, menghargai, dan bahkan merayakan adanya perbedaan di antara orang-orang.

Habit 7 – Sharpen the Saw


Mengasah gergaji berkenaan dengan upaya kita untuk memperbarui diri secara terus-menerus
pada empat bidang dasar kehidupan: fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Ini adalah
karakter yang meningkatkan kapasitas kita untuk menjalankan semua kebiasaan lain yang akan
meningkatkan efektivitas kita.

Prinsip-Prinsip Yang Diwujudkan Dalam 7 Kebiasaan


Tujuh Kebiasaan adalah prinsip-prinsip yang menyangkut karakter yang membentuk siapa dan
apa diri Anda. Kebiasaan itu terletak pada inti dari peran pertama pada 4 Peran
Kepemimpinan—yaitu menjadi Panutan. 4 Peran Kepemimpinan itu adalah apa yang Anda
lakukan sebagai pemimpin untuk mengilhami orang lain agar menemukan suara mereka.

Paradigma 7 Kebiasaan
Saat kita memikirkan secara lebih mendalam bahwa Kebiasaan 1, 2, dan 3 diwakili oleh
empat kata "membuat dan memenuhi janji," kita menjadi paham mengenai paradigma yang
menyertai masing-masing kebiasaan. Kebiasaan 1, Menjadi Proaktif, adalah sebuah paradigma
determinasi diri atau penetapan diri, dan bukan sekadar determinasi genetik, sosial, fisik, atau
lingkungan, melainkan "Saya bisa dan akan membuat janji." Inilah kekuatan dari pilihan.

Etika PNS | KMP 2018 236


Kebiasaan 2, Memulai dengan Tujuan Akhir, adalah sebuah paradigma yang
menyatakan bahwa semua hal diciptakan dua kali, pertama secara mental, dan baru kemudian
secara fisik. Ini adalah isi dari janji tersebut—"Saya bisa memikirkan baik isi dari janji yang
ingin saya buat maupun apa yang saya harapkan akan saya capai dari situ." Ini adalah kekuatan
fokus. Kebiasaan 3 adalah paradigma prioritas, tindakan, dan pelaksanaan—"Saya memiliki
kemampuan dan tanggung jawab untuk memenuhi janji tersebut."
Kebiasaan 4, 5, dan 6—Berpikir Menang-Menang, Berusaha Memahami Dulu Lalu
Berusaha Dipahami, dan Bersinergi—adalah paradigma-paradigma pemikiran berkelimpahan
saat berhubungan dengan pihak lain—melimpahnya rasa hormat, rasa saling memahami
(menyeimbangkan antara pertimbangan dan keberanian), dan menghargai perbedaan. Ini
adalah inti dari tim yang saling melengkapi.
Kebiasaan 7 adalah paradigma perbaikan terus-menerus dari sebuah pribadi utuh. Ini
adalah kebiasaan untuk pendidikan, pembelajaran, dan pembuatan komitmen ulang—apa yang
disebut oleh bangsa Jepang sebagai "Kaizen." Inilah sebabnya mengapa diagram melingkar
yang dipergunakan di sepanjang buku ini memiliki sebuah mata panah yang tidak menutup
lingkaran tersebut tetapi akan menciptakan sebuah spiral naik yang melambangkan sebuah
perbaikan tanpa henti dalam masing-masing wilayah dari empat wilayah yang dipilih.

Solusi Kepemimpinan Organisasi


Solusi kepemimpinan organisasi dilihat dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang sukses
apabila terjadi permasalahan :

Pentingnya Urutan Peran


Peran-peran ini tampaknya berurutan. Tetapi dari sisi lain, peran-peran ini dijalankan secara
bersamaan. Kedua sisi tersebut sama-sama benar. Peran-peran ini berurutan karena kita harus
bisa mendapatkan kepercayaan yang tumbuh dari kelayakan kita untuk dipercaya, sebelum kita
benar-benar bisa berpindah ke peran-peran lain yang akan membebaskan potensi alamiah
manusia. Kendati demikian, peran-peran ini juga bekerja secara simultan jika dipandang dari
sisi saat setelah terbentuknya sebuah budaya berdasarkan kepemimpinan ini. Keempat proses
atau peran ini tetap harus diper-hatikan secara terus-menerus.

Etika PNS | KMP 2018 237


APLIKOM

PERTEMUAN 1

Header dan Footer

Header merupakan teks yang selalu diulang pada bagian atas tiap halaman sedangkan Footer
adalah teks yang selalu diulang pada bagian bawah tiap halaman. Ini berguna untuk
memberikan penomoran halaman atau tulisan lainnya. Header dan Footer dapat diaktifkan
melalui Tab Insert lalu Header & Footer Group

STYLE

Style adalah salah satu fitur di MS word untuk membantu kita membuat template suatu
format. Sehingga bisa digunakan untuk text selanjutnya tanpa harus format ulang.

Aplikom 2 | KMP 2018 238


Untuk menerapkan salah satu style, cukup pilih teks yang ingin di format dan klik style.
Ada banyak style yang tersedia daripada yang dapat lihat pada gambar 7.24. Untuk melihat
opsi tambahan, klik tombol Change Style yang terletak di sebelah Quick Gallery Style.

Opsi pertama adalah Set Style. Opsi ini memungkinkan untuk memilih Group Style yang
lain. Opsi kedua, Colors, memungkinkan untuk memilih skema warna yang lain. Opsi ketiga,
Fonts, memungkinkan untuk memilih skema lain dari font. (Perhatikan bahwa font dan colors
tidak akan bekerja dengan semua set style.)

Jadi, apabila pengguna memilih mengatur gaya modern namun tidak suka dengan warnanya,
Pengguna dapat memilih skema warna yang berbeda dari daftar Warna untuk dengan mudah
menyesuaikan Style nya.

SECTIONS BREAKS
Fungsinya memisahkan format all page antar section.
PERTEMUAN 2
TABLE OF CONTENT
Table of Content adalah fitur untuk membuat daftar isi secara otomatis. Fitur ini
sangat bergantung dengan style yang dibuat.

Membuat Table of Content (TOC) dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara yang pertama
adalah membuat TOC dengan cara manual, sedangkan yang kedua adalah membuat dengan
cara otomatis. Untuk pembuatan TOC secara manual dapat digunakan fitur tabulasi

Aplikom 2 | KMP 2018 239


kemudian dilakukan set tabulasi diikuti dengan tanda titik ( . ) sebagai leader. Untuk
pembuatan secara otomatis, dapat digunakan fitur Quick Style dan TOC pada Tab
References .

Saat ini yang akan dibahas secara cukup detail adalah membuat TOC dengan cara otomatis.
Berikut ini adalah langkah – langkah membuat TOC secara otomatis:
1. Menentukan Style untuk level paragraf
Secara standar, word menggunakan style heading untuk membuat level pada TOC. Style
yang digunakan adalah Heading1 untuk TOC level 1, Heading2 untuk TOC level 2, Heading3
untuk TOC level 3 dan seterusnya.

dapat dilihat bahwa Teks “4. KOMUNIKASI DATA” menggunakan style heading1 dengan
format font adalah Cabria dengan besar 14 point, dicetak tebal dan menggunakan warna
biru dengan allignment rata kiri. Format ini dapat dirubah dengan cara klik kanan pada
Quick Style dan klik Modify. Pengguna dapat merubahnya sesuai dengan keinginan untuk
semua format yang ada.

Aplikom 2 | KMP 2018 240


Untuk merubah format style tersebut juga dapat langsung dilakukan di dokumen kerja dengan
cara blok teks yang akan dirubah (telah diaplikasikan style) kemudian ganti jenis huruf, besar
huruf dan warna, juga paragraf nya.

2. Mengaplikasikan Style pada text yang akan munculkan pada TOC

Untuk mengaplikasikan style pada teks, sangat disarankan untuk dilakukan per level TOC,
misalkan level 1 menggunakan style heading1, maka aplikasikan style heading1 untuk
semua text yang dikategorikan sebagai level 1 TOC di dokumen, misalkan judul bab. Setelah
itu beralih ke Level 2 TOC, Level 3 dan seterusnya.

Agar mudah mengaplikasikan style pada teks, dapat menggunakan Format Painter yang
terletak pada Tab Home – Group Clipboard

Format Painter adalah fitur yang digunakan untuk meng-copy hanya format dari suatu
teks saja, tidak dengan hurufnya. Fitur ini dapat diaplikasikan dalam atau antar dokumen.
Cara menggunakan format painter adalah:

a. Pilih teks yang memiliki format yang ingin diduplikasi di tempat lain

b. Klik ikon format painter pada tab home atau dapat menggunakan shortcut Ctrl+Shift+C.

Aplikom 2 | KMP 2018 241


c. Pilih teks yang akan di format. Format teks yang baru akan menggantikan teks lama.

d. Pilih teks yang akan di format. Format teks yang baru akan menggantikan teks lama.

Aplikom 2 | KMP 2018 242


3. Mengaktifkan TOC pada halaman Daftar Isi

Setelah dilakukan format painter terhadap seluruh teks yang akan dijadikan isi TOC pada
dokumen, berdasarkan level TOC yang dipilih dari quick style, maka pengguna dapat
menerapkan TOC secara otomatis dengan meletakkan kursor pada halaman daftar ini klik
pada Tab References Table of Contents Plih format TOC yang diinginkan, misalkan
Automatic Table 2

Aplikom 2 | KMP 2018 243


Pertemuan 3 dan 4

Penggunaan Fungsi – Fungsi Excel

Excel memiliki banyak sekali fungsi yang dapat digunakan, diantaranya adalah fungsi
yang terkait dengan text, aritmatika, statistika, logika dan masih banyak fungsi lainnya.
Diantara fungsi – fungsi terebut, akan dibahas beberapa fungsi.

a. Change case
1) Merubah ke huruf kecil (LOWER)

Sintaks: LOWER (text)


Teks adalah teks yang ingin Anda dikonversi ke huruf kecil. LOWER tidak mengubah
karakter dalam teks yang bukan huruf.

Contoh:
A B
1 Hujan di Bogor
2 123

=LOWER("E. E. Cummings") e. e. cummings

=LOWER(A1) hujan di bogor

=LOWER("Training@STAN.A training@stan.ac.id
C.ID")

Merubah huruf pertama dari setiap kata menjadi huruf kapital (PROPER)
Sintaks: PROPER (teks)

Teks adalah teks tertutup dalam tanda kutip, formula dengan hasil teks, atau referensi ke
sebuah sel yang berisi teks yang ingin huruf pertama dari setiap kata menjadi huruf kapital
Contoh:

= PROPER ("ini adalah Ini Adalah Judul


judul")
= PROPER (A1) Hujan Di Bogor
= PROPER ("76BudGet") 76Budget

Merubah ke huruf besar (UPPER)


Sintaks: UPPER (teks)
Teks adalah teks yang ingin dikonversi ke huruf besar. Teks dapat berupa referensi cell atau
string teks.

Aplikom 2 | KMP 2018 244


Contoh:

= UPPER ("total") TOTAL


= UPPER (A1) HUJAN DI BOGOR
= UPPER ("excel") EXCEL

LEFT : Mengambil sebagian teks dimulai dari sisi kiri teks

Sintaks: LEFT (text, jml_char)

Teks adalah string teks yang berisi karakter yang ingin di ekstrak

jml_char adalah jumlah karakter yang diinginkan. Karakter yang ingin di ekstrak harus lebih besar
atau sama dengan nol. Jika jml_char adalah lebih banyak dari panjangnya teks, maka akan
ditampilkan semua teks, jika jml_char diabaikan, maka diasumsikan itu adalah 1

= LEFT ("Harga Jual", 5) Harga

= LEFT (A1) H

= LEFT (A1, 5) Hujan

MID : Mengambil jumlah tertentu dari string teks

Sintaks: MID (text,start_num, jml_char)

Teks adalah string teks yang berisi karakter yang ingin di ekstrak

Start_num adalah posisi karakter pertama yang ingin di ekstrak dalam teks. Karakter pertama dari
teks tersebut adalah karakter ke-1 dan seterusnya. Jika start_num lebih besar dari panjangnya teks,
MID akan memunculkan “ (teks kosong)”. Jika start_num lebih kecil dari 1, maka MID akan
menampilkan #Value! error value.

Jml_char adalah jumlah karakter yang dinginkan. Jika jml_char negatif, maka MID akan menampilkan
#Value! error value.

Contoh:

= MID ("Bintaro Jaya", Bintaro


1,7)
= MID (A1, 7,2) Di
= MID ("1234", 5,5) (Teks kosong)

RIGHT : Mengambil sebagian dari teks, dimulai dari sisi kanan teks

Sintaks: RIGHT (text, jml_char)

Aplikom 2 | KMP 2018 245


Teks adalah string teks yang berisi karakter yang ingin di ekstrak

jml_char adalah jumlah karakter yang diinginkan. Karakter yang ingin di ekstrak harus lebih besar
atau sama dengan nol. Jika jml_char adalah lebih banyak dari panjangnya teks, maka akan
ditampilkan semua teks, jika jml_char diabaikan, maka diasumsikan itu adalah 1

=RIGHT("Sale Price",5) Price

=RIGHT("Stock r
Number")

=RIGHT(A1,5) Bogor

Fungsi lookup merupakan fungsi bantuan references. Fungsi Vlookup dipakai untuk menghasilkan
nilai pada tabel secara vertikal, sedangkan fungsi hlookup dipakai untuk menghasilkan nilai pada
tabel secara horizontal

Sintaks : VLOOKUP(lookup_value,table_array,col_index_num,range_lookup)

HLOOKUP(lookup_value,table_array,col_index_num,range_lookup)

Lookup_value adalah nilai yang dicari pada kolom (vlookup) atau baris (hlookup) pertama dari tabel
array (tabel referensi)

Table_array adalah tabel suatu text, angka atau nilai logical dimana data akan diambil. Table_array
dapat berupa range tabel atau nama suatu range table.

Col_index_num adalah nomor/ururan kolom pada tabel referensi dimana data akan diambil

Range_lookup adalah nilai logical. Untuk nilai yang mendekati sama dengan kolom/baris pertama
pada table_array diisi dengan TRUE atau dikosongkan sedangkan jika diisi dengan FALSE maka nilai
yang dibandingkan adalah benar-benar sama.

a. Sheet Daftar Gaji

Aplikom 2 | KMP 2018 246


b. Sheet Referensi

=VLOOKUP(B6,Referensi!$A$3: Menghitung Gaji Pokok


$D$6,2)
=VLOOKUP(B6,Referensi!$A$3: Menghitung Tunjangan
$D$6,3)
=VLOOKUP(B6,Referensi!$A$3: Menghitung Transport
$D$6,4)
=SUM(D6:F6) Menghitung Total Gaji
=HLOOKUP(B6,Referensi!$F$2: Menghitung Pajak
$I$3,2)*G6

Pertemuan 5

HLOOK UP
Deskripsi
Mencari nilai di baris sebuah nilai array nilai, dan kemudian mengembalikan nilai dalam kolom yang
sama dari baris yang ditentukan dalam tabel atau array secara horizontal.

Syntax
HLOOKUP(lookup_value, table_array, row_index_num, [range_lookup])
lookup_value: Nilai yang akan dicari.
table_array: Tabel yang berisi nilai yang akan dicari.
row_index_num: Nomor baris pada tabel untuk mencari nilai yang diinginkan.
range_lookup: Nilai logika berupa TRUE dan FALSE yang digunakan untuk mencari nilai dan nilai
defaultnya adalah TRUE. Jika logika TRUE yang dipilih, maka nilai yang dicari akan bersifat
approximate match2. Sebaliknya jika logika FALSE yang dipilih, maka nilai yang dicari akan bersifat
exact match3.

Contoh:
Tabel 2.12.
ContohPenggunaanHLOOK UP DATA
A B C

Aplikom 2 | KMP 2018 247


1 Axles Bearings Bolts
2 4 4 9
3 5 7 10
4 6 8 11

Formula Deskripsi Hasil


=HLOOKUP("Axles", Mencari "Axles" di baris 1, 4
A1:C4, 2, TRUE) danmenghasilkannilaidaribaris 2 yang ada
di kolom yang sama (kolom A).
=HLOOKUP("Bearings", Mencari "Bearing" di baris 1, 7
A1:C4, 3, FALSE) danmenghasilkannilaidaribaris 3 yang ada
di kolom yang sama (kolom B).

Pertemuan 6 – 8

Jaringan Komputer

Jaringan komputer atau Computer Network, merupakan sekumpulan komputer, printer atau
peralatan pendukung lainnya yang dihubungkan melalui suatu media (kabel, microwave)
dengan menggunakan software yang memfasilitasi komunikasi antara komputer-komputer
tersebut, dengan demikian komunikasi antar sekumpulan komputer tersebut dapat berjalan
dengan baik.

Jenis-jenis jaringan

1. Jaringan menurut Area

Suatu jaringan sering diklasifikasikan oleh batas fisik, organisasi atau tujuan dibuatnya
jaringan tersebut. Klasifikasi tersebut dapat berbeda terhadap penggunaan, tingkat kepercayaan
(trust level) dan hak aksesnya. Berikut adalah jenis jaringan menurut areanya:

a. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang menghubungkan komputer dan perangkat di
wilayah geografis terbatas seperti rumah, sekolah, komputer laboratorium, gedung
perkantoran, atau kelompok tertentu yang diposisikan dekat gedung. Setiap komputer atau
perangkat pada jaringan adalah node/titik jaringan.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan komputer yang biasanya mencakup sebuah
kota atau kampus yang besar. MAN biasanya menghubungkan sejumlah jaringan area lokal
(LAN) dengan menggunakan teknologi backbone berkapasitas tinggi, seperti serat-optik link,
dan menyediakan layanan up-link untuk Wide Area Network (WAN) dan Internet.

c. Wide Area Network (WAN)

Aplikom 2 | KMP 2018 248


Wide Area Network (WAN) adalah jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas
(yaitu, jaringan apapun yang link di metropolitan, regional, atau batas-batas nasional). Entitas
bisnis dan pemerintah memanfaatkan WAN untuk relay data antar karyawan, klien, pembeli,
dan pemasok dari berbagai lokasi geografis. Pada dasarnyatelekomunikasi mode ini
memungkinkan bisnis untuk secara efektif melaksanakan fungsi sehari-hari tanpa memandang
lokasi.

2. Topologi jaringan

Topologi jaringan adalah pola tata letak interkoneksi dari berbagai elemen dari suatu komputer.
Topologi jaringan dapat berbentuk fisik dan logik. Topologi fisik mengacu pada desain fisik
jaringan termasuk perangkat, lokasi dan instalasi kabel. Topologi logis mengacu pada
bagaimana data sebenarnya ditransfer dalam jaringan. Dalam topologi fisik secara umum
berhubungan dengan jaringan inti sedangkan topologi logis berhubungan dengan jaringan
dasar. Topologi dapat dipahami sebagai bentuk atau struktur dari jaringan. Bentuk ini tidak
selalu sesuai dengan desain fisik yang sebenarnya dari perangkat pada jaringan komputer.
Komputer di jaringan rumah dapat disusun dalam lingkaran tetapi tidak berarti bahwa itu
merupakan topologi ring.

a. Topologi Bus

Topologi bus diimplementasikan dengan menggunakan media fisik berupa kabel koaksial
dalam bentuk satu garis lurus. Topologi ini umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang
terhubung secara sederhana sehingga komputer-komputer yang terlibat di dalamnya bisa
berkomunikasi satu sama lainnya. Realisasi dari topologi bus ini adalah adanya sebuah jalur
utama yang menjadi penghubung antar komputer. Komputer terhubung ke jalur utama melalui
sebuah jalur cabang. Sebelum mengirimkan data, NIC komputer pengirim akan melihat dahulu
apakah jalur transmisi sedang sibuk atau tidak. Apabila jalur sedang sibuk (sedang digunakan
oleh komputer lainnya), maka ia akan menunggu selama beberapa waktu yang acak sebelum
mencoba mengirimkan data kembali. Data akan dikirimkan begitu ada indikasi bahwa jalur
transmisi sedang tidak digunakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrokan
pada saat transmisi data.

b. Topologi Star

Topologi star dirancang untuk mengatasi masalah kepadatan jalur komunikasi. Metode
operasinya mirip dengan metode operasi topologi bus, dengan satu perbedaan mendasar yaitu
pada bagian pusat dari topologi ini terdapat sebuah switch. Sebuah switch merupakan sebuah
hardware “cerdas” yang digunakan untuk mengantisipasi bentrokan pada saat transmisi data.
Semua data akan ditransfer melalui switch. Switch ini berfungsi untuk menyediakan sebuah
jalur komunikasi virtual antara komputer yang akan berkomunikasi. Switch mendeteksi bila
ada dua buah komputer yang ingin saling berkomunikasi, kemudian switch akan membuat jalur
komunikasi virtual di antara keduanya sehingga data bisa dikirimkan melalui jalur tersebut.
Setelah transfer data selesai, jalur virtual ini akan dihancurkan. Keuntungan yang bisa
diperoleh dengan menggunakan topologi star ini adalah efisiensi dalam penggunaan sumber
daya jaringan. Sumber daya jaringan digunakan dengan sangat efisien karena jalur virtual bisa

Aplikom 2 | KMP 2018 249


dibuat bila diperlukan dan dihancurkan lagi bila tidak digunakan lagi, di samping tidak
mengakibatkan gangguan pada jaringan ketika akan memasang atau memindahkan perangkat
jaringan lainnya, serta mudah untuk mendeteksi kesalahan dan memindahkan perangkat-
perangkat lainnya. Namun demikian ditinjau dari segi biaya penggunaan switch tergolong
cukup mahal.

c. Topologi Ring

Topologi ring merupakan sebuah alternatif yang juga bisa diimplementasikan pada sebuah
jaringan komputer. Secara sederhana, sebuah jaringan bertopologi ring dapat diilustrasikan
pada Gambar 4.11. Pada topologi ring, salah satu komputer pada jaringan ini berfungsi sebagai
penghasil token. Token di sini dapat diibaratkan sebagai kendaraan yang berfungsi membawa
data melalui media fisik. Token akan membawa data melalui jalur transmisi hingga
menemukan tujuannya. Sebuah token dapat berada dalam dua jenis keadaan yang berbeda,
yaitu sedang digunakan, atau sedang bebas. Bila sebuah token berada dalam kondisi sedang
digunakan, ini berarti token tersebut sedang membawa data dan sedang digunakan oleh salah
satu komputer untuk mengirimkan datanya. Token yang sedang berada dalam keadaan ini akan
berkeliling mencari komputer tujuannya. Selama tujuannya belum ditemukan, token ini akan
berada dalam keadaan tersebut. Setelah token menemukan tujuannya, ia akan menyampaikan
data yang dibawanya. Kemudian token tersebut akan berada dalam keadaan bebas. Ini berarti
token tersebut bisa dibebani dengan data lagi dan siap untuk membawa data baru. Token yang
bebas akan berkeliling lagi untuk menerima tugas untuk membawa data baru.

Keuntungan menggunakan topologi ring adalah kemungkinan terjadinya bentrokan dalam


transfer data ditiadakan. Kelemahan penggunaan topologi ini adalah harga implementasinya
yang relatif lebih mahal. Selain itu tingkat kesulitan untuk menjaga jaringan bertopologi ring
juga lebih susah serta apabila ada kerusakan makauntuk memperbaikinya kembali juga susah.
Karenanya topologi ring kurang begitu banyak diimplementasikan karena membutuhkan
peralatan yang khusus.

d. Topologi pada Jaringan Wireless

Jaringan tanpa kabel (wireless) merupakan jaringan yang menggunakan gelombang radio
sebagai media transmisi data. Dalam menggunakan jaringan wireless ini, paling tidak ada 2
perangkat yang dapat digunakan yaitu kartu wireless LAN (dapat berupa kartu jaringan yang
di hubungkan dengan port PCI, PCMCIA atau dengan koneksi ke port USB) dan Access Point
yang digunakan sebagai pusat transmisi data. Dalam penggunaan perangkat tersebut dapat
dibentuk 2 topologi jaringan wireless, yaitu:

1) Topologi Ad Hoc Topologi Ad Hoc adalah topologi jaringan peer to peer yang
menggunakan kartu wireless LAN dalam menghubungkan komputer yang satu dengan yang
lainnya dengan menggunakan SSID (Service Set IDentifier) yang telah di buat dan berasal dari
salah satu komputer. Tidak seperti jaringan peer to peer dengan topologi yang menggunakan
kabel yang hanya dapat menghubungkan 2 komputer saja, pada topologi Ad Hoc ini komputer
yang dapat terhubung ke jaringan dapat lebih dari 2.

Aplikom 2 | KMP 2018 250


2) Topologi Infrastuktur

Topologi Infrastruktur adalah topologi yang menggunakan access point sebagai media
penghubung untuk transmisi data. Penggunaan access point ini lebih dikenal dengan istilah
Hotspot. Berbeda dengan topologi ad hoc yang menampilkan SSID dari salah satu komputer,
pada topologi Infrastruktur, SSID yang yang terlihat pada jaringan wireless berasal dari access
point.

Aplikom 2 | KMP 2018 251


AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

SIMULTAX AKM 2

NON CURRENT LIABILITIES


Hutang jangka Panjang terdiri dari arus keluar yang terjadi di masa datang akibat hutang
saat ini yang tidak dibayar dalam 1 tahun atau 1 siklus operasi perusahaan, mana yang lebih
panjang.

Contoh :

► Bonds payable ► Mortgages ► Lease liabilities


payable
► Long-term notes
payable ► Pension liabilities

1. Bonds Payable

 Menunjukkan sebuah perjanjian untuk membayar :



a. sejumlah uang yang telah ditentukan pada saat jatuh tempo

b. bunga periodic pada tingkat tertentu pada nilai nominal (nilai saat jatuh tempo)

 berupa sertifikat kertas, biasanya face value nya €1000



 pembayaran bunga biasanya dibuat semi-annually (semester)

 Digunakan bila jumlah modal yang dibutuhkan terlalu besar untuk satu
pemberi pinjaman.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 252


 Issued dan menjual bond ke public membutuhkan waktu beberapa minggu
bahkan bulan, karena dalam mengisu bonds harus :

o Mengatur penjamin

o Mendapatkan persetujuan peraturan dari penerbitan obligasi, menjalani


audit, dan mengeluarkan prospektus.

o Mencetak sertifikat obligasi

 Harga jual suatu penerbitan obligasi ditetapkan oleh


o penawaran dan permintaan pembeli dan penjual,

o risiko relatif,

o kondisi pasar,

o dankeadaan ekonomi

 Suku bunga
Stated, kupon, atau tingkat nominal = Nilai ditulis dalam ketentuan indenture obligasi.
o Penerbit obligasi menetapkan tingkat suku bunga ini.

o Dinyatakan sebagai persentase nilai nominal obligasi (par).

Suku bunga pasar atau hasil efektif = Nilai yang memberikan pengembalian
yang dapat diterima sesuai dengan risiko penerbit

o Tingkat bunga benar-benar diterima oleh pemegang obligasi.

 Interest yang dibayar kepada pemegang bonds setiap periode = (Stated rate x
Face Value of the bond)

 Interest yang dicatat sebagai beban oleh penerbit obligasi = (Market rate
x Carrying Value of the bond)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 253


 Bonds Issued pada Par
Iustrasi :

PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh
tempo dalam lima tahun dengan bunga 9 persen dibayarkan setiap tahun pada
tanggal 1 Januari. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi tersebut
adalah 9 persen.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 254


 Bonds Issued at a
Discount Iustrasi :

PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh
tempo dalam lima tahun dengan bunga 9 persen dibayarkan setiap tahun pada
tanggal 1 Januari. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi tersebut
adalah 11 persen

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 255


Effective-Interest Method

Menghasilkan beban bunga periodik sebesar persentase konstan dari nilai tercatat obligasi

 Bonds Issued at a
Discount Iustrasi :

PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh
tempo dalam lima tahun dengan bunga 8 persen jatuh tempo 1 Januari 2020
dibayarkan setiap 6 bulan sekali pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Pada saat
dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi tersebut adalah 10 persen

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 256


Journal entry on date of issue, Jan. 1, 2015.
Cash 92,278
Bonds Payable 92,278
Journal entry to record first payment and amortization of the discount on July 1, 2015.
Interest expense

Bonds payable 614

Cash 4,000

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 257


Journal entry to record accrued interest and amortization of the discount on Dec. 31, 2015.
Interest expense 4,645

Interest payable 4,000

Bonds payable 645

 Bonds Issued at a
Premium Iustrasi :

PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh
tempo dalam lima tahun dengan bunga 8 persen dibayarkan setiap semester pada
tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi
tersebut adalah 6 persen

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 258


Journal entry on date of issue, Jan. 1, 2015.

Cash 108,530

Bonds payable 108,530

Journal entry to record first payment and amortization of the premium on July 1, 2015.

Interest expense 3,256

Bonds payable 744

Cash 4,000
Accrued Interest
Apabila PT Sinar laporan keuangannya dibuat di akhir Februari 2015, maka pengakuan beban
bunganya :

Interest expense 1,085.33

Bonds payable 248.00

Interest payable 1,333.33

Bonds Issued between Interest Dates


Asumsikan PT. Sinar mengissued bonds payable bertanggal 1 Januari 2015 dengan tingkat
bunga 8% jatuh tempo 5 tahun pada 1 Mei 2015 pada nilai par €100.000. Bunga diberikan
setiap tanggal 1 Juli dan 1 januari.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 259


Jurnal pada 1 Mei 2015
Cash 100,000
Bonds payable 100,000

Cash 2,667
Interest expense 2,667
(€100,000 x .08 x 4/12) = €2,667
Jurnal pada 1 Juli 2015
Interest expense 4,000
Cash 4,000
($100,000 x .08 x 1/2) = $4,000

Pada Discount atau Premium


Asumsikan PT. Sinar mengissued bonds payable bertanggal 1 Januari 2015 dengan tingkat
bunga 8% jatuh tempo 5 tahun pada 1 Mei 2015 pada tingkat bunga pasar 6%. Bonds issue
pada harga premium €108.039 . Bunga diberikan setiap tanggal 1 Juli dan 1 januari.

Jurnal pada 1 Mei 2015


Cash 108,039
Bonds payable 108,039

Cash 2,667
Interest expense 2,667
(€100,000 x .08 x 4/12) = €2,667

Jurnal pada 1 Juli 2015

Interest expense 4,000


Cash 4,000

($100,000 x .08 x 1/2) = $4,000


Bonds payable 253

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 260


Interest expense 253

2. Notes Payable

Akuntansi nya sama seperti Bons payable.

Coldwell, Inc. mengeluarkan € 100,000, 4 tahun, 10% note pada nilai nominal ke Flint
Hills Bank pada 1 Januari 2015, dan menerima € 100,000 tunai. Catatan ini membutuhkan
pembayaran bunga tahunan setiap tanggal 31 Desember. Siapkan catatan jurnal Coldwell
untuk mencatat (a) penerbitan surat dan (b) pembayaran bunga 31 Desember.

(a) Cash 100,000

Notes payable 100,000

(b) Interest expense 10,000

Cash 10,000

(€100,000 x 10% = €10,000)

Zero-Interest-Bearing Notes
Ilustrasi: Turtle Cove Company mengeluarkan surat berharga tiga tahun, $ 10.000, tanpa
bunga kepada Jeremiah Company. Tingkat implisit yang menyamakan total kas yang
harus dibayar ($ 10.000 pada saat jatuh tempo) ke nilai sekarang dari arus kas masa depan
($ 7.721,80 hasil tunai pada tanggal penerbitan) adalah 9 persen.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 261


Cash 7,721.80
Notes Payable 7,721.80
(di Present Value kan 10.000-nya tanpa anuitas/bunga tahunan)

Interest Bearing Notes

Marie Co. mengeluarkan uang tunai sebesar € 10.000, Notes payable tiga tahun dengan
suku bunga 10 persen untuk Morgan Corp. Tingkat bunga pasar untuk risiko serupa adalah
12 persen. Dalam hal ini, karena tingkat bunga efektif (12%) lebih besar dari tingkat yang
dinyatakan (10%), nilai sekarang dari Notes kurang dari nilai nominal. Artinya, Notes
payable itu ditukarkan dengan harga diskon.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 262


Cash 9,520
Notes Payable 9,520

Interest Expense 1,142

Notes Payable 142

Cash 1,000

Special Notes Payable Situations

Ilustrasi: Pada tanggal 31 Desember 2015, Wunderlich Company mengeluarkan Notes


Payable kepada Brown Interiors Company untuk layanan arsitektural. Notes tersebut
memiliki nilai nominal sebesar £ 550.000, jatuh tempo tanggal 31 Desember 2020, dan
dikenakan suku bunga 2 persen, dibayarkan setiap akhir tahun. Wunderlich tidak dapat
dengan mudah menentukan nilai wajar dari layanan arsitektur, juga tidak ada catatan yang
mudah dipasarkan. Atas dasar peringkat kredit Wunderlich, tidak adanya agunan, suku
bunga utama pada tanggal tersebut, dan bunga yang berlaku atas hutang Wunderlich yang
lain, perusahaan menetapkan suku bunga 8 persen yang sesuai dalam keadaan ini.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 263


Jurnal pada 31 Desember 2015

Building (or Construction in Process) 418,239

Notes Payable 418,239

Interest Expense 33,459

Notes Payable 22,459

Cash 11,000

Extinguishment of Non-Current Liabilities


1. Pelunasan dengan cash sebelum jatuh tempo

PT Sinar menerbitkan € 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh tempo
dalam lima tahun dengan bunga 8 persen dibayarkan setiap semester pada tanggal 1 Januari
dan 1 Juli. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi tersebut adalah 10 persen

Gain on Extinguishment of Debt 4,000,000

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 264


3. Pelunasan dengan modifikasi terms

Ilustrasi: Pada 31 Desember 2015, Morgan National Bank melakukan perjanjian modifikasi
utang dengan Resorts Development Company. Bank merestrukturisasi pinjaman ¥10.500.000
yang diterbitkan pada nilai nominal (pembayaran bunga sampai saat ini) dengan :

 Mengurangi kewajiban pokok dari ¥ 10.500.000 menjadi ¥ 9.000.000;



 Memperpanjang tanggal jatuh tempo dari tanggal 31 Desember 2015 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2019; dan

 Mengurangi tingkat suku bunga dari tingkat efektif historis sebesar 12 persen
menjadi 8 persen. Dengan tekanan keuangan Resorts Development, tingkat pinjaman
berbasis pasar adalah 15 persen.

Note Payable (old) 10,500,000

Gain on Extinguishment of Debt 3,298,664

Note Payable (new) 7,201,336

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 265


EKUITAS (EQUITY)
1. Instrumen dan Klasifikasi Ekuitas
Meurut PSAK pasal 49 Ekuitas merupakan hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban. Pada Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas terletak pada sisi kredit, dimana total
Ekuitas merupakan hasil dari Total Aset dikurangi Total Liabilitas. Ekuitas diklasifikasikan
menjadi dua sumber utama, yaitu contributed capital yang terdiri atas saham dan retained earnings
atau saldo laba. Akun-akun yang terdapat di bagian ekuitas antara lain Share Capital, Share
Premium, Retained Earnings, Accumulated Other Comprehensive Income, Traesury Share,
dan Non-controlling interest. Pada Akuntansi Keuangan Menengah ini akan lebih berfokus
membahas mengenai saham yang mana merupakan media perusahaan dalam rangka mencari
sumber modal atau biaya. Saham sendiri terdapat 2 jenis utama, yaitu Ordinary Share dan
Preference Share. Kedua saham tersebut memiliki beberapa perbedaan, diantaranya adalah, Saham
Preferen memiliki hak lebih untuk mendapatkan dividen daripada pemegang Saham Biasa.
Pemegang Saham Preferen mendapatkan dividen sesuai dengan persentase yang telah ditetapkan
diawal, oleh sebab itu bisa saja dividen yang didapat pemegang saham biasa lebih besar dari
pemegang saham preferen. Selain itu, pemegang saham biasa memiliki hak suara di dalam rapat
pemegang saham, sedangkan pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara.

2. Pencatatan Terkait Transaksi Ekuitas


A. Penerbitan
Berbicara mengenai penerbitan ekuitas (saham), di dalam akuntansi menengah kali ini akan
membahas beberapa kasus, diantaranya :
1) Saham dengan nilai par
Nilai par adalah nilai yang tertera pada tiap lembar saham tersebut. Atau bisa dikatakan
nilai yang ditetapkan untuk perlembar saham. Penerbitan saham dengan nilai par saham
yang rendah membantu perusahaan menghindari kewajiban kontinjensi ketika saham dijual
di bawah par.
2) Saham tidak memiliki nilai par
Penerbitan saham tanpa nilai par adalah digunakan karena untuk menghindari kewajiban
kontijensi. Selain itu juga menghindari kebingunan di dalam pencatatan nilai par dengan
nilai pasar. Ada juga aturan yang mengharuskan suatu perusahaan menentukan nilai yang
ditetapkan (stated value) ketika tidak ada nilai par.
3) Saham diterbitkan dengan kombinasi saham lainnya ( Lump-Sum Sales)
Terjadi pula penerbitan saham dengan metode lump-sum atau borongan. Dimana suatu
penjualan saham biasa dan saham preferen dilakukan secara bersamaan atau digabung.
Sehingga harus menentukan berapakah premium yang didaptkan tiap jenis saham. Untuk
menghitungnya terdapat dua metode, yaitu metode proporsional dan metode inkremental.
 Metode proporsional
Metode proporsional dapat digunakan apabila diketahui harga pasar masing-masing
jenis saham.
Contoh : PT A menjual 300 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 1.000 dan 100
lembar saham preferen dengan nilai par Rp 5.000. penjualan tersebut dilakukan
sekaligus dengan sejumlah uang Rp 13.500.0000. harga pasar saham biasa adalah Rp
2.000 dan harga pasar saham preferen adalah Rp 9.000.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 266


Jumlah Harga Total Persentase

Saham Biasa 300 X Rp 2.000 = Rp 600.000 40%

Saham Preferen 100 X Rp 9.000 = Rp 900.000 60%

Harga Pasar Rp 15.000.000 100%

Alokasi
Saham Biasa Saham Preferen

Harga Jual Rp 13.500.000 Rp 13.500.000

Alokasi % 40% 60%

Total Rp 5.400.000 Rp 8.100.000

Jurnal :
Cash Rp 13.500.000
Share Capital-Preference Rp 5.000.000
Share Premium-Preference Rp 3.100.000
Share Capital-Ordinary Rp
3.000.000
Share Premium-Ordinary Rp 2.400.000

 Metode inkremental
Metode inkremental dapat dilakukan ketika hanya satu jenis saham yang harga
pasarnya diketahui dari informasi yang ada. Contoh : PT A menjual 300 lembar saham
biasa dengan nilai par Rp 10.000 dan 100 lembar saham preferen dengan nilai par Rp
50.000. penjualan tersebut dilakukan sekaligus dengan sejumlah uang Rp 3.500.0000.
harga pasar saham biasa adalah Rp 20.000 dan harga pasar saham preferen tidak
diketahui.
Jumlah Harga Total

Saham Biasa 300 X Rp 20.000 = Rp 6.000.000

Saham Preferen 100 X =

Harga Pasar Rp 6.000.000

Alokasi
Saham Biasa Saham Preferen

Harga Jual Rp 13.500.000

Saham Biasa (Rp 6.000.000)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 267


Total Rp 6.000.000 Rp 7.500.000

Jurnal :
Cash Rp 13.500.000
Share Capital-Preference Rp 5.000.000
Share Premium-Preference Rp 2.500.000
Share Capital-Ordinary Rp
3.000.000
Share Premium-Ordinary Rp 3.000.000

4) Saham diterbitkan dengan transaksi non tunai


Dalam hal perusahaan menerbitkan saham dengan menukar selain kas, maka perusahaan
harus menentukan berapakah nilai wajar/nilai pasar barang atau jasa yang diterimanya. Jika
nilai wajar atas barang dan tersebut tidak dapat diukur dengan andal, maka digunakan nilai
wajar saham yang diterbitkan.
Contoh : PT A mendapatkan tanah yang dibanderol harga Rp 110.000.000 dengan menukar
saham biasa dengan nilai par Rp 10.000 sebanyak 8.000 lembar. Diketahui harga pasar
tanah adalah Rp 100.000.000 dan harga pasar saham adalah Rp 15.000. bagaimanakah
jurnalnya?

Land Rp 100.000.000
Share Capital-Ordinary Rp
80.000.000
Share Premium-Ordinary Rp 20.000.000

(Land berasal dari nilai pasar. Share Capital berasal dari nilai par dikali jumlah saham.
Share Premium merupakan sisa dari harga pasar tanah dengan nilai par saham.)

5) Biaya penerbitan saham


Biaya yang berhubungan langsung dengan penerbitan saham (seperti : biaya akuntansi dan
hukum, biaya percetakan dan pajak) didebit ke Tambahan Modal Disetor (Share Premium)
karena biaya tersebut tidak berhubungan dengan operasi perusahaan Biaya TIDAK
LANGSUNG berhubungan dengan penerbitan saham harus dibebankan pada saat
dikeluarkan.

B. Penarikan Kembali (Treasury)


Ada kalanya saham yang beredar di masyarakat (outstanding) akan dibeli lagi oleh perusahaan
penjual. Ada beberapa alasan yang menjadikan perusahaan menarik sahamnya yang beredar.
Diantaranya adalah meminimalisasi pengaruh pengambilan keputusan dari pemilik
saham, mengurangi pembayaran dividen yang dibagikan, meningkatkan earning per
share, strategi pemasaran perusahaan, dll. Mengenai penarikan saham yang dilakukan oleh
perusahaan, ada beberapa catatan yang diperhatikan dalam perlakuan akuntansi.
 Saham yang dibeli lagi dinamakan Treasury Share
 Dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan sebagai pengurang Ekuitas
 Nilai saham treasuri diungkapkan secara terpisah
 Terdapat dua metode pencatatan yaitu cost method dan par method, kebanyakan
menggunakan cost method

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 268


 Kerugian atau keuntungan atas pembelian maupun pemnjualan saham treasuri tidak
mempengaruhi Laporan Laba Rugi.

Contoh : PT A telah mengesahkan 100.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 1.000 per
lembar. Saham tersebut telah beredar di masyarakat sebanyak 4.000 lembar. Pada tanggal 1
Maret, PT A membeli saham yang beredar sejumlah 1.500 lembar dengan harga Rp 4.500. Pada
tanggal 1 Juni, PT A menjual saham treasuri dengan harga Rp 5.000 sebanyak 500 lembar. Pada
tanggal 1 September, PT A menjual lagi saham treasuri sebanyak 600 lembar dengan harga Rp
3.500. Buat jurnal transaksi tersebut.

01-Mar Treasury Share Rp 6.750.000


Cash Rp 6.750.000

01-Jun Cash Rp 2.500.000


Treasury Share Rp 2.250.000
Share Premium-Treasury Rp 250.000

01-Sep Cash Rp 2.100.000


Retained Earnings Rp 350.000
Share Premium-Treasury Rp 250.000
Treasury Share Rp 2.700.000

(Pada tanggal 1 September PT A mendebit Retained Earning karena jumlah agio saham
treasury (Share Premium) melebihi batas saldo normal. Saldo normal Share Premium adalah
kredit, karena PT A menjual lebih murah dari harga beli semula, dimana mengakibatkan agio
saham melebihi saldo normal, maka perusahaan menutup dengan Retained Earnings.)

C. Pemecahan saham (Share Split)


Stock split atau pemecahan saham adalah suatu kebijakan perusahaan untuk memecah saham
yang dimiliki. Pemecahan ini dilakukan karena memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah
menurunkan nilai saham tersebut. Karena tingginya nilai, mengakibatkan likuiditas perusahaan
menjadi kecil, hal tersebut membuat perusahaan kesulitan mencari pembiayaan. Konsekuensi
pemecahan saham ini diikuti dengan banyaknya jumlah lembar saham yang beredar. Dalam
akuntansi, tidak ada pencatatan dalam kejadian pemecahan ini, namun harus diinformasikan
dalam laporan keuangan.

3. Dividen
Imbalan atas kepemilikan saham adalah pemberian dividen. Dividen sendiri tidak selalu dibagikan
dalam bentuk kas. Ada beberapa macam jenis dividen, diantaranya adalah Cash Dividend, Share
Dividend, Property Dividend, dan Liquidating Dividend. Ada tiga tanggal penting yang harus
diperhatikan dalam pembagian dividen. Yaitu tanggal deklarasi, tanggal pencatatan, dan tanggal
pembayaran.
Tanggal deklarasi (declaration) merupakan tanggal saat terutangnya pembayaran dividen. Pada saat
itu perusahaan mengumumkan jumlah dividen yang akan dibagikan dan melakukan pencatatan.
Pada tanggal pencatatan (record) perusahaan akan mendata siapa saja pemilik saham yang berhak
untuk menerima dividen, dan berapa besar dividen yang diterima, namun tidak ada jurnal pada
tanggal ini. Terakhir, pada tanggal pembayaran (payment) perusahaan akan membayar dividen yang
telah diumumkan dan melakukan jurnal.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 269


A. Cash Dividend
Cash dividend merupakan pembagian dividen menggunakan kas atau uang tunai.
Contoh : Pada tanggal 1 November PT A mengumumkan akan membagikan dividen tunai
kepada pemegang saham sejumlah Rp 10.000.000. PT A mencatat siapa saja yang berhak
mendapat dividen pada tanggal 30 November. PT A membayarkan dividen yang telah
diumumkan ada tanggal 20 Desember.
Jurnal :
01-Nov Retained Earnings Rp 10.000.000
Dividends Payable Rp 10.000.000

30-Nov No Entry

20-Des Dividends Payable Rp 10.000.000


Cash Rp 10.000.000

B. Property Dividend
Property dividend adalah pembayaran dividen dengan menggunakan aset selain kas. Untuk hal
ini harus diperhatikan berapa nilai fair value aset yang dibagikan. Contoh : PT akan
membagikan tanah kepada pemilik saham. Dalam catatan PT A tanah tersebut bernilai Rp
25.000.000, namun ketika perusahaan mengumumkan pembagian dividen pada tanggal 20
Oktober, diketahui nilai tanah di pasar adalah Rp 40.000.000. tanah tersebut akan dibagikan
kepada pemegang saham pada tanggal 1 Desember.
Jurnal
20-Okt Land Rp 15.000.000
Unrealized Holding Gain-Income Rp 15.000.000
Retained Earnings Rp 40.000.000
Property Dividends Payable Rp 40.000.000

1-Des Property Dividends Payable Rp 40.000.000


Land Rp 40.000.000

(Perusahaan harus melakukan penyesuaian nilai tanah pada saat melakukan deklarasi,
sehingga nilai tanah menjadi sama dengan nilai pasar saat itu. Perusahaan mengakui
keuntungan di Laporan Laba Rugi)

C. Liquidating Dividend
Liquidating dividen merupakan dividen yang dibayar kepada pemegang saham atas agio saham
yang telah dibayarkan atau Share Premium.
Contoh : PT A akan membagikan dividen kepada pemegang saham sejumlah Rp 15.000.000
yang akan diambil dari agio saham biasa.

Share Premium-Ordinary Rp 15.000.000


Dividends Payable Rp 15.000.000

Dividends Payable Rp 15.000.000


Cash Rp 15.000.000
D. Share Dividend

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 270


Share dividen adalah dividen yang dibagikan dengan membagikan saham kembali kepada
pemegang saham. Dalam pencatatannya, perusahaan tidak melihat berapa nilai pasar saham
saat itu, tetapi hanya melihat nilai par saham tersebut.
Contoh : PT A akan membagikan dividen dalam bentuk saham. Dimana saham tersebut
memiliki nilai par Rp 1.500. Saham yang dibagikan sebagai dividen berjumlah 5.000 lembar
yang pada saat itu nilai pasarnya adalah Rp 5.000.

Retained Earnings Rp 7.500.000


Ordinary Share Dividends Distributable Rp
7.500.000
Ordinary Share Dividends Distributable Rp
7.500.000
Share Capital-Ordinary Rp
7.500.000

4. Pelaporan Ekuitas
Ekuitas dilaporkan di Laporan Posisi Keuangan pada bagian sisi kredit. Akun-akun yang terdapat
di bagian ekuitas antara lain Share Capital, Share Premium, Retained Earnings, Accumulated Other
Comprehensive Income, Traesury Share, dan Non-controlling interest. Contoh : PT A memiliki
Laporan Posisi Keuangan pada 31 Desember 2016 bagian ekuitas sebagai berikut

Share Capital – Preference, 8%, $100 par (10.000 shared authorized, 2.000 $ 200.000
shares issued, 2.000 outstandings)

Share Capital – Ordinary, $5 par (100.000 shares authorized, 20.000 shares $ 100.000
issued, 20.000 outstandings)

Share Premium – Preference $ 125.000

Retained Earnings $ 450.000

Total Equity $ 875.000

BAB 17 Investasi

Aset Keuangan terdiri dari tiga jenis, yaitu:


 Cash
 Investasi saham pada perusahaan lain
 Atau perjanjian kontrak untuk menerima cash dari bagian utang, piutang, maupun obligasi

A. Debt Investment
Debt Investment dicirikan dengan kontrak pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan
atas pokok investment dan bunga dari pokok.
Perusahaan menilai Debt Investment pada:
 Amortized cost: apabila tujuan bisnis perusahaan adalah menahan aset keuangan

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 271


untuk memperoleh pembayaran kontrak.
 Fair Value: apabila kriteria untuk pengukuran dengan amortized cost tidak diketahui.

1. Amortized Cost
Hanya Debt Investment yang dapat diukur dengan amortized cost. Debt Investment
yang merupakan Held for collection tidak hanya ditahan sampai dengan tanggal
jatuh tempo namun investment ini dapat dijual sebelum jatuh tempo.

Contoh 1.a
Pada 1 Januari 2015, PT A membeli obligasi PT B sebesar Rp 100.000.000 dengan
tingkat bunga obligasi 8% dan suku bunga pasar 10%. Jatuh tempo obligasi 1 Januari
2020 dimana pembayaran bunga dilakukan setiap 1 July dan 1 Januari, jumlah uang
yang dibayarkan PT A kepada PT B sebesar Rp 92.278.265. Tentukan:
a. Jurnal pada saat
pembelian. Jurnal
pembelian
1/01/15 Debt Investment 92.278.265
Cash 92.278.265

b. Jurnal amortisasi dan penerimaan bunga.


Amortisasi obligasai dilakukan dengan menggunakan metode effective
interest. Berikut tabel amortisasi atas obligasi tersebut.
Periode Cash Paid Interest Exp. Discount Caraying
(Pokok x CR) (CA x MR) Amortization Amount
Rp 92.278.265
1/01/15 Rp 4.000.000a Rp 4.613.913b Rp 613.913c 92.892.178d
1/07/15 4.000.000 4.644.608 644.608 93.536.786
1/01/16 4.000.000 4.676.839 676.839 94.213.625
1/07/16 4.000.000 4.710.681 710.681 94.924.306
1/01/17 4.000.000 4.746.215 746.215 95.670.521
1/07/17 4.000.000 4.783.526 783.526 96.454.047
1/01/18 4.000.000 4.822.702 822.702 97.276.749
1/07/18 4.000.000 4.863.837 863.837 98.140.586
1/01/19 4.000.000 4.907.029 907.029 99.047.615
1/07/19 4.000.000 4.952.380 952.380 99.999.995
1/01/20 4.000.000 4.999.999 5 100.000.000
a c
4.000.000 = Rp 100.000.000 x 8% x 6/2 613.913 = Rp 4.000.000 - 4.613.913
4.613.913b = Rp 92.278.265 x 10% x 6/2 92.892.178d = Rp 613.913 + 92.278.265

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 272


Jurnal penerimaan pembayaran bunga semiannual
1/07/15 Cash 4.000.000
Debt Investment 613.913
Interest Revenue 4.613.913

c. Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian dilakukan untuk mengakui Interest Revenue yang sehrusnya
diterima oleh PT A
31/12/15 Interest Receivable 4.000.000
Debt Invest,ent 644.608
Interest Revenue 4.644.608
Contoh 1.b
Melanjutkan kasus pada contoh 1a, apabila obligasi dijual pada tanggal 1 Maret 2017
dimana harga jual obligasi Rp 95.000.000. tentukan jurnal penjualan obligasi
tersebut.

Selling Price on bonds Rp 97.000.000


Less: Book Value of Bonds on Jan 1, 2017 Rp 95.670.521
Add: Discount amortized for the periode 248.738 ( 95.919.259)
Jan 1, 2017 to Mar 1, 2017 (2/6 x Rp Rp 1.080.741

 Jurnal Amortisasinya
1/3/18 Debt Investment 248,738
Interest Revnue 248.738
(2/6 x 746.215)
 Jurnal penjualan
1/Mar/2017 Cash 98.333.333
Interest Revenue 1.333.333*
Debt Investment 95.919.259
Gain on Sale of Investment 1.080.741
(2/6 x 4.000.000)*

2. Fair Value
Penilaian obligasi dengan fair value biasanya digunakan untuk obligasi yang dibeli
dengan tujuan untuk dijual kembali dalam waktu yang relatif singkat. Obligasi
seperti ini disedut dengan trading investment. Perlakuan jurnal dengan
menggunakan fair value sebenarnya sama dengan amortized cost. Namun pada setiap
akhir tahun perusahaan harus melakukan:
 Penyesuaian amortized cost obligasi terhadap fair value
 Mengakui gain or loss yang dilaporkan dalam bagian net income

Contoh 2.c
Melanjutkan kasus 1.a, karena danya penurunan suku bunga pasar maka, fair value dari
debt investment meningkat sebesar Rp 95.000.000,00 dia akhir tahun 2015. Tentukan
jurnal atas transaksi ini!

Fair Value at December 31, 2015 Rp 95.000.000


Amortized cost at December 31, 2015 94.213.625
Unrealized gain or (loss) Rp 786.375

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 273


31/12/15 Fair Value Adjustment 786.375
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 786.375

Apabila di akhir tahun 2016 fair value debt investment sebesar Rp 94.500.000 maka
Debt Investment
December 31, 2016
Investment Amortized Fair Value Unrealized gain or
Cost (loss)
PT B 10% bonds Rp 94.924.306 Rp 94.500.000 Rp 424.306
Less: previous fair value adj
balance (Dr.) (786.375)
Fair Value adj (Cr.) Rp (362.069)
31/12/16 Fair Value Adjustment 362.069
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 362.069
3. Fair Value Option
Perusahaan memiliki pilihan untuk mencatat aset keuangannya pada fair value.
Pilihan pencatatan tersebut dilakukan dengan:
 basis investment by investment
 biasanya digunakan pada saat pertama kali perusahaan membeli investment.
Apabila perusahaan memilih menggunakan fair value maka perusahaan harus
menerapkan fair vaue sampai asset tidak lagi menjadi milik perusahaan.

Contoh 3.a
PT C membeli obligasi yang diterbitkan oleh PT E, dimana obligasi akan ditahan PT C
sampai tanggal jatuh tempo dan PT C menilai obligasi tersebut dengan fair value
option. Pada 31 Desember 2015 amortized cot dari obliagasi tersebut adalah Rp
900.000.000 dan niali pasarnya sebesar Rp 1.000.000.000. Maka pada tanggal 31
Desember 2015 PT C melakukan pencatatan sebagai berikut.
Jawaban:
31/12/15 Debt Investment 10.000.000
Unrealized gain or (loss) 10.000.000

B. Equity Investment
Equity investment merepresentasikan kepemilikan saham baik ordinary share, preference
share, maupun share capital lainnya. Biaya dari equity investment ditentukan pada harga
beli sekuritas tersebut, sedangkan komisi broker/pialang dan biaya lainnya dicatat
sebagai expense.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 274


Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 275
1. Holding of Less 20%
a. Trading
Equity investment-Trading dinilai berdasarkan fair value, atas unrealized gain or
loss dilaporkan dalam net income.

Contoh 4.a
Pada 1 Maret 2015 PT X membeli saham biasa dari PT Y seharga Rp 100.000.000.
investasi tersebut merepresentasikan kepemilikan kurang dari 20%. Tanggal 10
Desember 2015 PT Y membagikan cash dividen sebanyak Rp 10.000.000.
tentukan jurnal-jurnal berikut ini.
Jawaban:
 Jurnal pembelian investment
1/03/2015 Equity Investment 100.000.000
Cash 100.000.000

 Jurnal penerimaan dividen


10/12/2015 Cash 10.000.000
Dividend Revenue 10.000.000

 Jurnal penyesuaian fair value


Apabila pada 31 Desember 2015 fair value investasi menjadi Rp 120.000.000, maka
PT X akan mencatat:
31/12/2015 Fair Value Adjustment 20.000.000
Unrelized gain or (loss) 20.000.000

Apabila akhir tahun 2017 fair value investasi menjadi Rp


110.000.000 31/12/2016 Unrealized gain or (loss)
10.000.
000
Fair Value Adjustment 10.000.000

 Jurnal penjualan investment


Apabila pada tanggal 10 Mei 2017 equity investment tersebut dijual seharga Rp
150.000.000, maka pencatatan yang dilakukan
10/05/16 Cash 150.000.000
Equity Investment 110.000.000
gain on sale investment 40.000.000

b. Non-Trading
Perlakuan akuntansi untuk equity investment-non trading sama seperti dengan
trading, namun unreized gain or (loss) yang harus diakui dilaporkan dlam other
comprehensive income.

2. Holding Between 20% and 50%


Equity investment dengan kepemilikan 20% sampai 50% memiliki pengaruh yang
signifikan, dengan demikian biasanya investor mencatatny dengan menggunakan

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 276


equity method. Equity method adalah mencatat investment pada cost, setelah itu
melakukan penyesuaian atas keuntungan dan kerugian pada setiap periode.

3. Holding more than 50%


Ketika investor memiliki kepemilikan lebih dari 50% pada perusahaan lain maka:
 Investor merupakan induk dari perusahaan
 Investee menjadi anak dari perusahaan induk
 Investment dalam anak perusahaan dicatat dalam pencatatan induk perusahaan
sebagai long term investment
 Perusahaan induk biasanya mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi
yang merupakan laporan yang menerangkan bahwa induk dan anak perusahaan
sebagai satu kesatuan entitas.

REVENUE RECOGNITION (PERTEMUAN 7-8)

a. Standar baru pengakuan pendapatan (RevenueFrom Contracts with Customer)


Pendapatan pada umumnya sulit untuk ditentukan kapan harus diakui. IFRS menerapkan
standar baru untuk mengakui pendapatan yang diberi nama “ Revenue From Contracts with
Customer”. Standar ini mengadopsi pendekatan asset-liability. Pendekatan ini mengakui
pendapatan ketika terjadi suatu kontrak yang menimbulkan perubahan asset atau liabilitas.

 Langkah Langkah dalam standard baru IFRS dalam mengakui pendapatan:

 Tujuan Utama ( Key Objective)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 277


Mengakui Pendapatan untuk menggambarkan transfer barang atau jasa kepada pelanggan
dalam jumlah yang merefleksikan jumlah dimana perusahaan menerima, atau
diharapkan menerima sesuatu, terkait pertukaran barang atau jasa.

 5 Langkah Proses Mengakui Pendapatan


Contoh: Airbus menandatangani kontrak untuk menjual pesawat terbang kepada
Cathay Pacific senilai 100 dollar, berikut adalah cara mengakui pendapatannya:
1. Mengidentifikasi Kontrak dengan Pelanggan
Sebuah Kontrak adalah sebuah Kesepakatan antara dua pihak yang menciptakan suatu hak
dan kewajiban yang mengikat. Dalam contoh, Airbus menandatangani kontrak untuk
mengirimkan pesawat kepada Cathay Pacific.

Pendapatan dari suatu kontrak tidak dapat diakui sampai satu atau kedua pihak
menyelesaikan kewajiban atau mendapatkan haknya.

a. Suatu kontrak yang menimbulkan terjadinya kelebihan hak daripada kewajiban maka
disebut kontrak asset, sebaliknya, Jika suatu kontrak menimbulkan kelebihan
kewajiban daripada hak maka disebut kontrak liabilitas.
Contoh kasus:

Pada 1 Maret 2015, Margo Company mengadakan suatu kontrak dengan Sun Yoong yang
akan dikirim pada 30 juli 2015. Kontrak menjelaskan bahwa Sun Yoong harus membayarkan
nilai kontrak secara penuh sebesar 5000 pada 31 Agustus 2015. Harga pokok Penjualan yang
ditransfer adalah 3000. Margo mengirim barang pada 31 juli 2015. Jurnal yang harus dibuat:

Pada 1 Maret tidak perlu dibuat jurnal karena belum dilakukan pemenuhan kewajiban

31 Juli 2015

Account Receivable 5.000

Sales Revenue 5.000

COGS 3.000

Inventory 3.000

Setelah menerima kas pada 31 Agustus 2015, Jurnal Margo:

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 278


Cash 5.000

A/R 5.000

b. Modifikasi Kontrak

 Separate Performance Obligation


Harus memenuhi kedua syarat berikut ini:

a. Barang atau jasa yang dimaksud pada kontrak yang baru terpisah dari
kontrak lama
b. Perusahaan memiliki hak untuk menerima jumlah pembayaran yang
memiliki harga jual yang berbeda.
Misal: 100 barang akan dikirim sesuai perjanjian dengan harga jual 100 per
product, setelah melakukan pengiriman barang sebanyak 60 unit, perusahaan
melakukan modifikasi perjanjian dengan akan mengirim tambahan 20 unit
barang dengan harga jual 95 per product

Maka revenue recognition adalah (100-60) x 100= 4000 ditambah (20x95)=


1900

Prospective Performance Obligation

Tidak memenuhi kedua syarat pada separate performance obligation.

Mencatat dengan harga rata rata atau blended price

Misal: seperti contoh diatas: harga barang menurut perjanjian lama = 4000

Harga barang menurut perjnjian baru = 1900

5900 / 60 unit

= 98.3/unit

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 279


2. Langkah 2: Mengidentifikasi masing masing kewajiban yang harus dipenuhi
pada kontrak

Sale of asset
Sale of Permitting
Performing other than
product of use of an
Service inventory
inventory asset

Revenue Revenue Revenue from Gain or loss


Deskripsi from sales from fees or interest, rent , on
service and royalti
revenue disposition

Service
Date of
waktu Performed As time passes Date of sale
sales (date
and billable or assets are or trade in
pencatatan of delivery)
used

pada langkah ini menjelaskan bagaimana pemenuhan kewajiban dapat digolongkan sebagai
separate performance obligation atau single performance obligation.

Syarat yang dipenuhi agar dapat diakui single performance obligation adalah antara
kewajiban yang dimaksud disajikan secara terpisah dari yang lainnya dan tidak saling
berhubungan

Contoh: 1. PT Kaskus menjual produk komputernya dengan menjanjikan akan


memberikan jasa konsultasi atas software computer. (single performance obligation)

3. PT Pesbuk menjual computer dengan garansi tipe assurance selama 120


hari pemakaian. Selain itu sebagai tambahan juga menjual asuransi tipe
servis yang terpisah dari produk ( separate performance obligation)
Langkah 3 : menentukan harga transaksi

Harga transaksi adalah jumlah pembayaran yang diharapkan akan diperoleh


perusahaan dari customer karena pertukaran barang atau jasa.

Faktor factor yang harus diperhatikan dalam menghitung harga transaksi:

a. Variable Consideration

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 280


Adalah kondisi dimana terdapat pembayaran yang lain selain nilai yang tertera di
kontrak ketika terjadi kondisi tertentu dimasa mendatang. Missal terdapat bonus,
diskon ,rebates ,dll

Contoh perhitungan: menggunakan probability weighted average


Digunakan ketika ada perusahaan memiliki kontrak yang besar dengan
karakter yang sama
Digunakan ketika ada beberapa perkiraaan outcome yang terjadi

PT JasaMarga mengadakan perjanjian jasa terkait pembangunan gedung senilai


100.000, dan akan menrima bonus sebesar 50.000 yang akan dibayar pada saat
penyelesian tiap termin
Bonus akan berkurang dengan rate 10 persen per minggu. Probabilitas untuk dapat
mengerjakan pekerjaan tepat waktu adalah 60 persen, 1minggu telat 30 persen, 2
minggu telat 10 %.
Menggunakan cara probability weighted method:
60 % probabilitas tepat waktu : 100.000 +(50.000x1)= 150.000 x 0.6= 90.000
30% probabiltas telat 1 minggu: 100.000+(50.000x0.9)= 145.000x 0,3=43.500
10% probabilitas telat 2 minggu: 100.000+(50.000x0.8)= 140.000x0.1= 14.000
TOTAL: 147.500

Jika menggunakan metode most likely Amount yang dicatat adalah 100.000
+50.000
Pada metode ini digunakan jika perusahaan tidak bisa mengestimasi kondisi kondisi
yang terjadi di masa depan dan ada hanya dua outcome yaitu sukses atau gagal
menepati kontrak

REVENUE CONSTRAINT: Ketika suatu kontrak dengan tambahan consideration


ternyata tidak memenuhi dua syarat yaitu (1) telah adanya pengalaman terhadap
kontrak yang sama dan dapat memprediksi kumulatif revenue serta (2) berdasar
pengalaman, jika terjadi kemungkinan yang tinggi tidak akan terjadi reversal
signifikan dari pendapatan yang diakui.

b. Time Value of Money


Ketika terjadi pembayaran yang dilakukan dengan instrumen keuangan jangka
panjang maka akan dilakukan ketika mempertukarkan barang dan jasa, maka
perhitungannya :

Contoh: pada 1 juli 2015,SEK Company menjual barang kepada Silva Company
dengan harga 900.000 dengan penerbitan notes zero bearing interest berumur 4 tahun
dengan face amount 1.416.163. barang dagangannya memiliki cost of inventory pada
pembukuan SEK sebesar 590.000

Penyelesaian: a. 1 Juli 2015

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 281


Notes Receivable 1.416.163

Sales Revenue 900.000

Discount on Notes 516.163


Receivable

1 Juli 2015
COGS 590.000

Inventory 590.000

31 Desember 2015
Discount on Notes Receivable 4000

Interest Revenue 4000


( 12%x0,5x900.000)

Dalam prakteknya Perusahaan tidak perlu menyesuaikan time value of money jika
time of period pembayarannya kurang dari satu tahun.

c. Non-cash Consideration
Perusahaan kadang menerima pembayaran dalam bentuk barang, jasa, atau non-
consideration lainnya. Ketika situasi ini terjadi, perusahaan umumnya mengakui
pendapatan atas dasar fair value barang yang diterima. Contohnya, Djan Cough
menerima saham biasa dari Monroe Company untuk membayar jasa konsultasi. Pada
kasus ini pendapatan diakui sebesar fair value dari saham biasa yang diterima. Jika
Djan Cough tidak dapat menentukan jumlah itu maka digunakanlah selling price dari
jasa yang diserahkan.

Tambahan, Perusahaan kadang menerima uang kontribusi( ex: donasi, dan hadiah)
atau berupa penghapusan utang dapat berupa asset( plant, building, dll). Maka harus
dinilai dengan fair value barang yang diterima.

d. Consideration Paid or Payable to Customer

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 282


Pembayaran atas kewajiban yang telah dilakukan kadang melibatkan diskon, volume
rebates,coupons, free product, atau servis. Umumnya perlakuan akuntansinya
mengurangi jumlah pembayaran yang diterimanya.

VOLUME DISCOUNT

Samsung menawarkan kepada pelanggganya 3% volume diskon, jika pelanggan


membeli minimal nominal 2 million. Pada 31 Maret 2015 samsung menmperoleh
sales sebesar 700.000.
Bagaimana jurnal pendapatannya pada tiga bulan pertama tahun 2015?

31 March 2015
A/R 679.000

Sales revenue 679.000*

* 700.000-(700.000 x 3%)

Ketika pembeli membeli pada rentang diskon

Cash 679.000

A/R 679.000

Ketika pembeli membeli pada rentang diskon

Cash 700.000

A/R 679.000

Sales discount 21.000


forfeited

Langkah 4: Mengalokasikan harga transaksi ke Separate Performance Obligation

Perusahaan biasanya harus mengalokasikan harga transaksi terhadap pemenuhan kewajiban


yang lebih dari satu macam di dalam sebuah kontrak. Perusahaan mengalokasikan harga
tersebut sesuai fair value, yaitu harga terbaik yang merepresentasikan “standalone price”.

Ketika harga tersebut tidak dapat ditentukan, perusahaan seharusnya menggunakan perkiraan
terbaik harga jual standalone price. Berikut merupakan pendekatan yang digunakan

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 283


Allocation Approaches Implementation

Adjusted market assesment Mengevaluasi pasar yang menjual barang


atau jasa tersebut dan mengestimasikan
harga dimana konsumen bersedia membeli.
Dapat juga mengevaluasi harga barang yang
terkait yang dimiliki oleh competitor dan
menyesuaikannya.

Ramalan biaya perkiraan dari pemenuhan


kewajiban dan menjumlahkannya dengan
Expected cost plus margin
margin yang sesuai dari barang atau jasa
tersebut

Jika harga “standalone” bervariasi,


perusahaan mengestimasinya dengan
memperhitungkan total harga transaksi
dikurangi jumlah standalone price yang
Residual Approach
diobservasi dari barang lain yang dijanjikan
di dalam kontrak

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 284


Contoh Multiple Performance Obligation

Chai Co membeli peralatan dari Handler Co dengan harga 2.000.000, harga wajar
pemasangan peralatan adalah 20.000 yang dikerjakan juga oleh Handler Co. Chai Co. juga
menyewa jasa training dari Handler dengan harga wajar 50.000. Chai berkewajiban
membayar Handler 2.000.000 pada saat pengiriman barang dan instalasi. Handler mengirim
barang pada 1 September 2015 dan menyelesaikan instalasi pada 1 November 2015.

Bagaimana mengalokasikan harga 2.000.000 kepada komponen yang bervariasi?

( Equipment,Installation,Training)

Fair value Equipment: 2.000.000; Instalasi: 20.000; Training:50.000; total: 2.070.000

Alokasi: Equipment: 1.932.367 ((2.000.000/2.070.000)x2.000.000)

instalasi 19,324 ((20.000/2070.000)x 2.000.000)

training 48.309 ((50.000/2.070.000)x2.000.000)

1 November 2015

Cash 2.000.000

Service Revenue 19.324

Unearned Service 48.309


Revenue

Sales Revenue 1.932.367

Asumsi Biaya penjualan dari equipment adalah 1.500.000

1 November 2015

COGS 1.500.000

Inventory 1.500.000

Training dilaksanakan ketika tepat instalasi selese dalam kurun waktu satu tahun

Alokasi training 48.309/12= 4026 per bulan

31 Desember 2015

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 285


Unearned S.R 8052

S.R (4026x2) 8052

Langkah 5: Mengakui pendapatan ketika masing masing obligation dipenuhi (kapan)

Pendapatan yang timbul pada satu waktu diakui pada saat transaksi

Pendapatan yang timbul selama periode tertentu ketika:

1. Konsumen merasakan benefit dari pemenuhan kewajiban oleh konsumen dan,


2. Konsumen memegang kontrol dari asset yang sedang dibangun atau dibuat (ex:
pembangun rumah membangun rumah di atas tanah konsumen)
3. Perusahaan tidak memiliki alternative lain karena sudah sesuai spesifikasi
pelanggan dan
Konsumen telah mendapat manfaat dari barang dan puas sehingga tidak ada
lagi pengerjaan kembali serta Perusahaan mendapaykan hak untuk dibayar

OTHER REVENUE RECOGNITION

a. Right Of Return
Jaminan hak pengembalian untuk produk karena alasan tertentu (ketidakpuasan

terhadap suatu produk). Perusahaan


menerima claim sbb: Refund
keseluruhan atau sebagian atas
pembayaran

Kredit yang bisa diterapkan terhadap


jumlah yang dimiliki Produk
pertukaran lainnya.

Contoh

PT X menjual 100 produk kepada PT Z dengan masing-masingg


produk seharga Rp 100.000, secara tunai. PT X mengizinkan PT
Z untuk mengembalikan produk yang tidak sesuai. HPP setiap
produk adalah Rp 60.000. untuk menentukan transaction price, PT
X memutuskan untuk menggunakan metode most likely amount.
PT X mengestimasikan bahwa:

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 286


2 Tiga produk akan dikembalikan
3 Biaya untuk recovering produk adalah immaterial

4 Pengembalian produk diharapkan bisa dijual kembali dan


mengahsilakan profit Bagaimana PT X akan mecatat
penjualan ini?
Jaaban:
Cash 100.000.000
9.700.00
Sales Revenue [Rp100.000 x 97] 0
Refund Liability (Rp100.000 x 3) 300.000

COGS 5.820.000

Estimate Inventory Return (3 x Rp 60.000) 180.000


600.000.00
Inventory 0

Ketika pembalian terjadi maka pencatatannya adala sebagai berikut.


Refund Liability (2 x Rp100.000) 200.000
Accounts Payable 200.000
Returned Inventory (2 x Rp 60.000) 120.000
Estimated Inventory Returns 120.000

Perusahaan mencatat pengembalian aset dalam akun yang


terpisah dengan inventory agar terjadi transparansi.

2. Repurchase Agreement

Perjanjian yang memindahkan hak kendali atas penjualan aset


kepada pelanggan tetapi memiliki kewajiban untuk membeli aset
di kemudian hari. Apabila perusahaan memiliki kewajiban atau
hak membeli aset kembali adalah dengan jumlah yang lebih besar
atau sama dengan harga jual maka transaksi ini termasuk transaksi
pembiayaan.
Contoh

PT Kami sebuah dealer equipment yang menjual equipment pada


1 Maret 2015 kepada PT Kita seharga Rp 200.000.000. perjanjian

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 287


untuk membeli kembali equipment ini pada 31 Desember 2015
seharga Rp 220.000.000. bagaimana pencatatan yang atas
transaksi ini?

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 288


Jawaban:
Jurnal pencatatan financing

1/03/15 Cash 200.000.000


Liability to PT Kita 200.000.000

Jurnal pencatatan bunga diakhir tahun 2015

31/12/16 Interest Expense 20.000.000


Liability to PT Kita 20.000.000*
(Rp 200.000.000 x 10%)*

Jurnal pencatatan bunga dan penghapusan kewajiban kepada PT Kita

31/12/16 Interest Expense 22.000.000


Liability to PT Kita 22.000.000
(RP 220.000.000 x 10%)
Liability to PT Kita 242.000.000
242.000.00
Cash 0
(Rp 200jt + Rp 22jt + 20jt)

b.
c. Warraties
Jaminan Warranty adalah garansi atas produk yang memenuhi persetujuan
dalam

kontrak pada waktu barang dijual. Warranty terdiri


dari dua jenis, yiatu: Warranty yang termasuk ke
dalam harga jual

Warranty yang tidak termasuk ke dalam harga jual

Contoh
PT ABC menjual 1.000 unit rollmatic selama tahun 2015 dengan total harga
Rp

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 289


6.000.000 dengan garansi yang terpisah. HPP setiap rollmatic sebesar Rp
4.000.000.
Warranty Asurance berlaku selama 2 tahun dengan perkiraan biaya Rp 30.000.
PT ABC

menjual warranty tambahan terkait 400 unit Rollomatics selama 3 tahun diluar
periode
2 tahun. Buatlah jurnal-jurnal terkait!
Jawaban:
Jurnal pencatatan revenue dan liability terkait warranty

Cash ($6,000,000 + $12,000) 6,012,000


Warranty Expense 30,000
Warranty Liability 30,000
Unarned Warranty Revenue 12,000

Sales Revenue 6,000,000


Jurnal pengakuan COGS

Cost of Goods Sold 4,000,000


Inventory 4,000,000

 Consigment/Konsinyasi
Consignor : Pengusaha manufaktur menitipkan barang kepada
agen/Consignee namun menahan kepemilikan barang tersebut
hingga barang tersebt dijual.
Consignor memperoleh profit
atas penjualan. Consignee :
memperoleh komisi atas
penjualan.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 290


Contoh:

Akuntansi Keuangan Menengah 2 | KMP 2018 291


TERIMAKASIH

SEMANGAT UTS

PAJAK ZERO D.O !!!!!!

Anda mungkin juga menyukai