Pertemuan 1
Sejarah perkembangan UU PBB
Objek pajak
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya
Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB:
subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatuhak atasbumi,
dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas bangunan
Pertemuan 2
Pengenaan : kegiatan menteapkan siapa wajib pajak dan berapa PBB terutang
Penelitian digunakan untuk melihat pemenuhan syarat subjektif dan objektif.
Ditetapkan setiap 3 tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu
ditetapkan setiap tahun.
Perbandingan dengan objek lain yang sejenis : Pendekatan/metode penentuan nilai jual
suatu obyek pajak dengan membandingkannya dengan obyek lain yang sejenis yang
letaknya berdekatan, fungsinya sama, dan telah diketahui harga jualnya.
Nilai Perolehan Baru : Pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu obyek pajak
dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh obyek
tersebut pada saat penilaian dilakukan, dikurangi dengan penyusutan berdasar
kondisi fisik obyek.
SAAT TERUTANG
PBB terutang untuk suatu TahunPajak Berdasarkan kondisi tanggal 1 Januari Tahun Pajak.
Pertemuan 3
A. PENDATAAN
1. Pendataan : kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan
menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau Subjek Pajak yang belum terdapat dalam
administrasi perpajakan.
2. Pemutakhiran : kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan
menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau Subjek Pajak atau Wajib Pajak yang telah
terdaftar dalam administrasi perpajakan.
3. Pemetaan : kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan
menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau Subjek Pajak atau Wajib Pajak untuk
B. PENDAFTARAN PBB
WP mengisi dan menyampaikan SPOP dan LSPOP ke KPP atau tempat lain lalu KPP
menyampaikan SPOP dan LSPOP ke WP dengan cara :
1) Langsung : Tanggal tanda terima menjadi tanggal disamapikannya berkas.
2) Pos/pengiriman : Tanggal bukti pengiriman
3) Cara lain : Tanggal lain
– WP wajib mengembalikan paling lama 30 hari sejak diterima.
– SPOP dianggap sudah diterima apabila SPOP diisi dengan jelas (tidak menimbulkan salah
tafsir), benar (sesuai keadaan sebenarnya), lengkap (memuat semua unsur sesuai form yang
ada) dan sudah ditandatangani subjek/wajib pajak atau kuasanya.
– WP dapat mengajukan penundaan pengembalian SPOP dengan cara WP mengajukan Surat
Pemberitahuan (SP) ke dan harus diterima KPP sebelum batas waktu 30 hari. Penundaan
diberikan paling lama 14 hari setelah jangka waktu 30 hari berakhir.
– Apabila SPOP tidak dikembalikan, maka KPP menerbitkan Surat Teguran. WP wajib
mengembalikan paling lama 15 hari setelah Surat Teguran diterima. Apabila tidak
disampaikan dilakukan pemeriksaan untuk penerbitan SKP PBB. SPOP tidak di TTD
dianggap tidak dikembalikan
– Jika telah disampaikan, KPP melakukan penelitian kebenaran dan kelengkapan pengisian.
Apabila hasil penelitian terdapat indikasi kesalahan,,dilakukan klarifikasi
– WP dapat melakukan pembetulan SPOP paling lama tanggal 15 Maret apabila SPOP
diterima sebelum 1 Januari tahun pajak dan paling lama 14 hari sejak permintaan klarifikasi
apabila SPOP diterima setelah 1 Januari tahun pajak. Jika WP tidak melakukan pembetulan,
WP diusulkan untuk diperiksa
–
C. NOP
NOP sebagai sarana adminisitrasi perpajakan paling sedikit dapat diidentifikasi
1. provinsi dan kabupaten/kota dimana Objek Pajak berada
2. KPP yang wilayahnya meliputi Objek Pajak atau KPP yang ditunjuk untuk mengadmi-
nistrasikan Objek Pajak; dan
3. sektor Objek Pajak.
8. digit ke-14 sampai dengan digit ke-17 merupakan kode nomor urut Objek Pajak
a. Kode nomor urut Objek Pajak diberikan secara urut mulai dari angka 0001 sampai dengan
angka 9999 untuk masing-masing subsektor pada setiap KPP.
b. Dalam hal terdapat penambahan Objek Pajak baru pada subsektor yang sama, terhadap
Objek Pajak diberikan nomor urut yang dimulai setelah nomor urut terakhir yang sudah
digunakan untuk masing-masing subsektor pada setiap KPP tersebut.
1. NOP sektor perkebunan dan perhutanan diberikan terhadap permukaan bumi berupa tanah
(onshore) dan/atau bangunan.
F. Penghapusan NOP
NOP dapat dihapus apabila :
- Perubahan Sektor dan Subsektor Objek Pajak
- Tindaklanjut Pembatalan Ketetapan Tidak Benar
- Tindaklanjut Penggabungan Objek Pajak
A. NJOP PBB
- sebagai dasar pengenaan PBB sektor perkebunan, sektor perhutanan, sektor
pertambangan, dan sektor lainnya
- NJOP terdiri dari :
1) NJOP Bumi : Permukaan Bumi (onshore dan offshore) dan tubuh bumi.
2) Bangunan : bangunan umum (kantor, dst) dan bangunan khusus (oil rig, dst)
- Penilaian NJOP :
1) penilaian kantor : apabila SPOP telah benar, lengkap, dan jelas.
2) penilaian lapangan : apabila SPOP belum benar, lengkap, dan jelas.
Penyesuaian :
1. Analisis penyesuaian
Penyesuaian A B C
2. Analisis perbandingan
Perbandingan A B C
- Fisik +10% - -
Jika lebih rendah dari PKN STAN, maka data pembanding harus ditambah nilainya
agar setara, begitu pula sebaliknya.
Penetapan :
Tanggal diterima
b. tanggal bukti pengiriman, dalam hal dikirim melalui pos atau jasa pengiriman lainnya
Pembayaran
1. E-billing
2. Pemindahbukuan, khusus untuk WP :
PBB Migas berlaku untuk Wajib Pajak yang kontraknya ditandatangani
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang
Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di
Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
PBB Panas Bumi berlaku untuk Wajib Pajak yang memiliki kuasa pengusahaan
sumber daya panas bumi, kontrak operasi bersama pengusahaan sumber daya
panas bumi, dan/atau izin pengusahaan sumber daya panas bumi, sebelum
berlakunya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi
Penagihan
Serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan
seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, melaksanakan pemblokiran,
menjual barang yang telah disita, yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang .
Utang pajak : pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi
(bunga, denda, kenaikan). Terdapat di SKP/surat sejenis.
SPPT
SKP
STP
Pemeriksaan
Tujuan :
1. Menguji kepatuhan
Sebab :
o Indikasi PBB terutang berdasarkan analisis risiko > PBB terutang berdasarkan
SPOP
o SP/WP tidak menyampaikan SPOP
o Peningkatan penelitian PBB
o Data baru yang belum diungkap dalam pemeriksaan dan penelitian
sebelumnya
Jangka waktu :
Penelitian
Tujuan :
1. Menguji kepatuhan
Sebab :
o Indikasi PBB terutang berdasarkan analisis risiko > PBB terutang
berdasarkan SPOP
o PBB terutang atas SPOP yang tidak disampaikan
2. Keberatan PBB
Dasar hukum : Pasal 15 & 16 UU No 12 tahun 1994
PMK 253/PMK.03/2014
Diajukan atas : SPPT atau SKP PBB terkait materi penetapan besarnya PBB terutang
Siapa yang bisa mengajukan : WP yang namanya tercantum di SPPT atau SKP
Kemana? : Ditujukan ke DJP melalui KPP tempat objek terdaftar
Syarat :
a. Satu Surat Keberatan untuk satu SPPT atau SKP PBB;
b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
c. ditujukan kepada DJP dan disampaikan melalui KPP;
d. dilampiri dengan fotokopi SPPT atau SKP PBB yang diajukan keberatan;
e. dikemukakan jumlah PBB yang terutang menurut penghitungan Wajib
Pajak dan
disertai dengan alasan pengajuan keberatan
f. ditandatangani oleh Wajib Pajak
g. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan:
- pengurangan atau pembatalan SPPT atau SKP PBB yang tidak benar;
- pengurangan PBB; atau
- pengurangan denda administrasi PBB
Diajukan melalui :
- Permohonan
- Tanpa permohonan
Hanya untuk WP PBB Migas tahap eksplorasi, yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. WP yang menandatangani kontrak kerja sama setelah berlakunya PP nomor
79 Tahun 2010;
b. WP yang menyampaikan SPOP; dan
c. WP yang melampirkan surat rekomendasi dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kegiatan usaha migas
yang menyatakan bahwa objek PBB Migas masih pada tahap eksplorasi
Denda apa?
a. Denda administrasi sebesar 25% dari pokok pajak yang tercantum dalam SKP
b. Denda administrasi 2% (dua persen) sebulan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3) dan ayat (4) UU PBB.
Terhadap SKP PBB/STP PBB yang telah diajukan permintaan pengurangan denda
administrasi tidak dapat lagi diajukan permintaan pengurangan denda administrasi.
2. Banding
- Hanya kepada badan peradilan Pajak
- Atas SK Keberatan
- Kapan? : paling lama 3 bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima
- Jangka waktu pelunasan pajak yang diajukan banding tertangguh sampai dengan 1
bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
- Ditolak/diterima sebagian : denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan.
4. Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan
- DJP karena jabatan atau atas permohonan WP dapat:
1. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi (bunga, denda,
kenaikan) dikenakan karena kekhilafan WP atau bukan karena
kesalahannya sanksi yang ada di STP dan SKP
2. Mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKP PBB, atau STP PBB yang
tidak benar
Pengurangan : ketidakbenaran atas
1) luas objek pajak bumi dan/atau bangunan;
2) NJOP bumi dan/atau bangunan; dan/atau
3) penafsiran peraturan perundang-undangan
Pembatalan : SPPT, SKP PBB, atau STP PBB seharusnya tidak diterbitkan
11 Pasal 4A ayat (2) Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 dan penjelasannya
18 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Undang Undang No.42 Tahun 2009
23 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b Undang Undang No.42 Tahun 2009
a. Tarif
1. TarifPPN
Tarif umum Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%25. Berdasarkan pertimbangan perkembangan
ekonomi dan/atau peningkatan kebutuhan dana untuk pembangunan, Pemerintah diberi wewenang
mengubah tarif Pajak Pertambahan Nilai menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% dengan tetap
memakai prinsip tarif tunggal. Perubahan tarif tersebut dikemukakan oleh Pemerintah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat dalam rangka pembahasan dan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara26
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. ekspor Jasa KenaPajak.27
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean. Oleh karena itu, Barang Kena Pajak Berwujud yang diekspor, Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
b. Dasar PengenaanPajak
Dasar Pengenaan Pajak adalah nilai yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang
terutang. PPN atau PPn BM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan Dasar
PengenaanPajak
F = Freight
4. Nilaiekspor
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh eksportir34.Yaitu, nilai yg tercantum dalam dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah
difiat muat oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
5. NilaiLain
Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak untuk transaksi
tertentu. Transaksi menggunakan nilai lain yang ditetapkan Menteri Keuangan adalah sebagai berikut :
a. untuk pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi labakotor;
b. untuk pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi labakotor;
c. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata- rata;
d. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judulfilm;
e. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran. PPN menggunakan tarif
efektif yaitu = 8,4% dikalikan harga jual eceran, yaitu harga yang tercantum pada pita cukai.
(hargabandrol).
a. PPN atas rokok produksi dalan negeri yg diberikan secara cuma-cuma kepada karyawan =
8,4% x 50% x Harga Jual Eceran untuk merek dan jenis yangsama.
b. PPN atas rokok produksi dalan negeri yg diberikan secara cuma-cuma kepada pihak ketiga
= 8,4% x 75% x Harga Jual Eceran untuk merek dan jenis yang sama
c. Atas rokok produksi perusahaan rokok golongan K.1000 (Pengusaha Kecil) tidak
dikenakanPPN.
f. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga
pasarwajar;
g. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan
Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan;
a. Pengertian FakturPajak
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak.36 Pengusaha Kena Pajak wajib membuat
Faktur Pajak untuk setiap:37
a. Penyerahan barang kena pajak, ekspor barang kena pajak berwujud dan penyerahan aktiva tujuan
semula tidak untukdiperjualbelikan38.
b. Penyerahan jasa kenapajak39
c. Ekspor barang kena pajak tidakberwujud40
d. Ekspor jasa kenapajak41.
a) e-Faktur berbentuk elektronik, sehingga tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas,
namun demikian dalam hal diperlukan cetakan kertas baik oleh pihak penjual dan/atau pihak
pembeli, e-Faktur dipersilahkan untuk dicetak sesuai dengan kebutuhan.
b) e-Faktur ditandatangani secara elektronik sehingga tidak disyaratkan lagi untuk
ditandatangani secara basah oleh pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak.
c) e-Faktur menggunakan mata uangRupiah.43
b. Kertas (hardcopy). Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) adalah Faktur Pajak yang dibuat tidak
secara elektronik berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak untuk setiap penyerahan dan/atau
ekspor Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan dan/atau ekspor Jasa KenaPajak
Jenis-jenis faktur pajak yang dikenal dalam praktik PPNadalah:
a. FakturPajak44
b. Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan
kepada pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama 1 (satu)
bulankalender.
c. Dokumen tertentu dipersamakan dengan faktur pajak, yaitu:
1) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat
yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
45 Dulu dikenal dengan istilah Faktur Pajak Sederhana.Setelah berlakunya UU No.42 Tahun 2009 istilah
faktur pajak sederhana tidak digunakan lagi.
d. Pembuatan FakturPajak
1. Pengadaan FakturPajak
Bentuk dan ukuran Faktur Pajak disesuaikan dengan kepentingan PKP. Bentuk dan ukuran Faktur
Pajak dapat dibuat sebagaimana contoh pada Lampiran IA dan Lampiran IB dari Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER - 24/PJ/2012
Pengadaan Faktur Pajak dilakukan oleh PKP. Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2 (dua)
rangkap yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut : Lembar ke-1, disampaikan kepada pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak. Lembar ke-2, untuk arsip PKP yang menerbitkan Faktur
Pajak.Dalam hal Faktur Pajak dibuat lebih dari yang ditetapkan, maka harus dinyatakan secara jelas
peruntukannya dalam lembar Faktur Pajak yan bersangkutan.
Faktur Penjualan yang memuat keterangan sesuai dengan keterangan dalam Faktur Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan pengisiannya
sesuai dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dipersamakan dengan
Faktur Pajak.
2. Saat Pembuatan FakturPajak
Faktur Pajak harus dibuat pada:
b. penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang
tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena
Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli. Penyerahan Barang
Kena Pajak untuk Barang Kena Pajak tidak bergerak terjadi pada saat surat atau akta perjanjian yang
mengakibatkan perpindahan hak atas barang tersebut ditandatangani oleh para pihak yang
bersangkutan.Saat tersebut menjadi dasar penentuan saat terutang Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Namun demikian, dalam hal penyerahan hak atas barang tidak bergerak tersebut secara nyata telah
terjadi meskipun surat atau akta perjanjian yang mengakibatkan perpindahan hak belum
ditandatangani, penyerahan Barang Kena Pajak dianggap telah terjadi.
c. penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud, terjadi padasaat:
1. harga atas penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud diakui sebagai piutang atau
Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 59
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;atau
2. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas atau
kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya, dalam hal saat
sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidakdiketahui.
d. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan terjadi, adalah pada saat yang
terjadi lebih dahulu di antarasaat:
1. ditandatanganinya akta pembubaran olehNotaris;
2. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar;
3. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perusahaan dibubarkan;atau
4. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha
atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan atau berdasarkan data atau dokumen
yangada.
Yang dimaksud dengan "persediaan" adalah persediaan bahan baku, persediaan bahan pembantu,
persediaan barang dalam proses, persediaan barang setengah jadi, dan/atau persediaan barang jadi.
e. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 1Aayat
(2) huruf d Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai atau perubahan bentuk usaha, terjadi padasaat:
1. disepakati atau ditetapkannya penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha sesuai hasil Rapat Umum Pemegang
Saham yang tertuang dalam perjanjianpenggabungan,
a. harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat
diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan diterapkan secarakonsisten;
b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak
diketahui;atau
c. mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau
seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri Jasa KenaPajak.
Penyerahan Jasa Kena Pajak terjadi pada saat mulai tersedianya fasilitas atau
kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya. Saat penyerahan Jasa Kena Pajak
IIni merupakan dasar penentuan saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai dan sekaligus sebagai dasar
pembuatan Faktur Pajak.
Namun demikian, dalam praktik kegiatan usaha dan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, saat pengakuan piutang atau penghasilan, atau saat penerbitan faktur penjualan
Penulisan Kode dan Nomor Seri pada Faktur Pajak, harus lengkap sesuai dengan banyaknya digit.
Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan akan memberikan nomor seri Faktur Pajak ke PKP
sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dimulai dari Nomor Seri 900- 13.00000001 untuk
Faktur Pajak yang diterbitkan tanggal 1 April 2013. Untuk tahun 2014 akan dimulai dari nomor seri
Faktur Pajak 000- 14.00000001 demikian seterusnya.
Contoh penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagai berikut:
010.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
PPNnya dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Penjual yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena
Pajak (JKP), Faktur Pajak Normal (bukan Faktur Pajak Pengganti), dengan
nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri pemberian dari
Direktorat Jenderal Pajak.
011.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP
Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan status
Faktur Pajak Pengganti. FakturPajak
Tata Cara Penggunaan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak adalah sebagai berikut :
1. Tata Cara Penggunaan Kode Transaksi pada FakturPajak
a. Kode Transaksi diisi dengan ketentuan sebagaiberikut:
- 01 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN dan PPNnya
dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atauJKP.
Kode ini digunakan dalam hal bukan merupakan jenis penyerahan sebagaimana
dimaksud pada kode 04 sampai dengan kode 09.
- 02 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN
Bendahara Pemerintah yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN
BendaharaPemerintah.
- 03 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Lainnya
(selain Bendahara Pemerintah) yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN
Lainnya (selain Bendahara Pemerintah).
Pemungut PPN Lainnya selain Bendahara Pemerintah, dalam hal ini adalah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pengusahaan Minyak dan Gas, Kontraktor atau
Pemegang Kuasa/Pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi,
Badan Usaha Milik Negara atau Wajib Pajak lainnya yang ditunjuk sebagai
Pemungut PPN, termasuk perusahaan yang tunduk terhadap Kontrak Karya
Pertambangan yang di dalam kontrak tersebut secara lex specialist ditunjuk
sebagai PemungutPPN.
- 04 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP Nilai
Lain yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan
BKP dan/atauJKP.
- 05 Kode ini tidakdigunakan.
- 06 digunakan untuk penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual
yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP, dan penyerahan kepada orang
pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16E Undang- Undang Pajak PertambahanNilai.
a) PKP telah dilakukan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat
PKP terdaftar berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 05/PJ/2012 dan
perubahannya dan laporan hasil registrasi ulang/verifikasi menyatakan PKP tetap dikukuhkan;atau
b) PKP telah dilakukan verifikasi berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012.
Dalam hal PKP memenuhi persyaratan diatas, Kantor Pelayanan Pajak akan menerbitkan surat
pemberitahuan Kode Aktivasi yang ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan atas nama Kepala Kantor
Pelayanan Pajak dan dikirim melalui pos dalam amplop tertutup ke alamat PKP. Selanjutnya Kantor
Pelayanan Pajak akan mengirimkan Password melalui surat elektronik (email) ke alamat email PKP yang
dicantumkan dalam surat permohonan Kode Aktivasi dan Password. Sebaliknya jika PKP tidak memenuhi
peryaratan, Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat pemberitahuan penolakan Kode Aktivasi dan
Password.
Dalam hal surat pemberitahuan Kode Aktivasi tidak diterima oleh PKP dan kembali pos (kempos),
Kantor Pelayanan Pajak akan memberitahukan informasi tersebut melalui surat elektronik (email) ke alamat
email PKP yang dicantumkan dalam surat permohonan Kode Aktivasi dan Password. PKP dapat
mengajukan kembali surat permohonan Kode Aktivasi dan Password ke Kantor Pelayanan Pajak setelah
memenuhi syarat dan/atau telah menyampaikan surat pemberitahuan perubahan alamat ke Kantor
a) Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan dengan menyampaikan surat Permintaan Aktivasi
Akun Pengusaha Kena Pajak ;atau
b) laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan
mengikuti petunjuk pengisian (manual user) yang disediakan oleh Direktorat JenderalPajak.
Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak dilakukan secara jabatan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk PKP
yang telah memperoleh Kode Aktivasi dan Password sebelum 1 Juli 2014.
a. melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan dilakukan dengan menggunakan surat
permintaan Nomor Seri FakturPajak.
a) tempat kegiatan usaha yang tercantum dalam Surat Keputusan Pemusatan Tempat
TerutangPajakPertambahanNilaisebagaimanadimaksuddalamPasal12ayat(2)
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai; atau
b) tempat kegiatan usaha yang mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP Cabang) dalam hal
pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai dilakukan secara jabatan oleh Direktorat
Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Tata CaraPerpajakan.
b. Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena
Pajak, Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat copy dari
arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa
Kena Pajak, untuk dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena
Pembeli Barang Kena Pajak dan/atau Penerima Jasa Kena Pajak yang telah melakukan
pengkreditan Pajak Masukan atas Pajak Pertambahan Nilai pada Faktur Pajak yang diganti atau dibatalkan
oleh PKP Penjual, harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada
Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 78
Masa Pajak dimana Faktur Pajak yang diganti atau dibatalkan tersebut dilaporkan, sepanjang terhadap Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dimana Faktur Pajak yang diganti atau dibatalkan tersebut
dilaporkan belum dilakukan pemeriksaan, belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yang bersifat
terbuka, dan/atau PKP belum menerima Surat Pemberitahuan HasilVerifikasi.
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa
KenaPajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
KenaPajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potonganharga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yangdipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yangdipungut;
f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak;dan
g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani FakturPajak.
Tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g berupa tanda tangan elektronik. e- Faktur dibuat
dengan menggunakan mata uang Rupiah.Untuk penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak yang menggunakan mata uang selain Rupiah maka harus terlebih dahulu dikonversikan ke
dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri Keuangan
pada saat pembuatan e-Faktur.
Atas e-Faktur yang salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan, sehingga tidak memuat keterangan
yang lengkap, jelas dan benar, Pengusaha Kena Pajak yang membuat e-Faktur
tersebut dapat membuat e-Faktur pengganti melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau
disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yange- Fakturnya telah dibuat, Pengusaha Kena Pajak yang
membuat e-Faktur harus melakukan pembatalan e-Faktur melalui aplikasi atau sistem elektronik yang
ditentukan dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Atas hasil cetak e-Faktur yang rusak atau hilang,
Pengusaha Kena Pajak yang membuat e-Faktur dapat melakukan cetak ulang melalui aplikasi atau sistem
b. Pengkreditan PajakMasukan
Mengurangkan pajak masukan dari pajak keluaran dikenal dengan istilah pengkreditan pajak
masukan. Terkait dengan pengkreditan pajak masukan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam Masa Pajak
yangsama.
b. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa
Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama tiga bulan setelah
berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum
dilakukanpemeriksaan.
c. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan yang
terutang pajak, Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor barang modal dapatdikreditkan.
d. Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan
formal danmaterial.
e. Pengkreditan Pajak Masukan tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:
1) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak. Ketentuan memberikan kepastian hukum bahwa Pajak Masukan
yang diperoleh sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak dapat
dikreditkan.Contoh:Pengusaha A melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak pada tanggal 19 April 2010. Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena
Pajak diberikan pada tanggal 20 April 2010 dan berlaku surut sejak tanggal 19 April2010.
Pajak
Masukan yang diperoleh sebelum tanggal 19 April 2010 tidak dapat dikreditkan
berdasarkan ketentuan ini.
2) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan usaha. Yang dimaksud dengan pengeluaran yang langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha adalah pengeluaran untuk kegiatan produksi, distribusi,
pemasaran, dan manajemen. Ketentuan ini berlaku untuk semua bidang usaha. Agar dapat
dikreditkan, Pajak Masukan juga harus memenuhi syarat bahwa pengeluaran tersebut
berkaitan dengan adanya penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai. Oleh karena
itu, meskipun suatu pengeluaran telah memenuhi syarat adanya hubungan langsung dengan
kegiatan usaha, masih dimungkinkan Pajak Masukan tersebut tidak dapat dikreditkan, yaitu
apabila pengeluaran dimaksud tidak ada kaitannya dengan penyerahan yang terutang Pajak
PertambahanNilai.
3) perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali
Pajak Pertambahan Nilai | KMP 2018 105
merupakan barang dagangan ataudisewakan.
4) pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Ketentuan ini memberikan kepastian hukum bahwa Pajak Masukan yang diperoleh sebelum
pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak dapat dikreditkan. Contoh:
Pengusaha A melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak pada
tanggal 19 April 2010. Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak diberikan pada tanggal
20 April 2010 dan berlaku surut sejak tanggal 19 April 2010. Pajak Masukan atas
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean yang diperoleh sebelum tanggal 19 April 2010 tidak dapat dikreditkan berdasarkan
ketentuanini.
5) perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memuat
informasi minimal yang harus dicantumkan atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan
Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa KenaPajak
6) pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi persyaratan informasi minimal
yang harusdicantumkan
Pajak Internasional
Pertemuan 1
Internatinal Tax Policy
Globalisasi, arus investasi, perdagangan dan mobilitas sumber daya manusia tidak lagi
mengenal bats – batas negara. Investasi internasional dianggap memiliki peran penting dalam
perkembangan ekonomi suatu negara. Selain itu perdagaungan internasional menjadi salah
satu factor utama untuk menentukan angka GDP (Gross Domestic Product). Selain itu
liberalisai berdampak pada mobilitas sumber daya sehingga setiap orang dapat mencari
pekerjaan di negara lain dengan alassan mencari kehidupan yang lebih baik, kondisi kerja
yang standar, dan alasan lainnya.
Perkembangan kegiatan ekonomi di era globalisasi yang telah melewati batas – batas
yuridiksi negara, menimbulkan permasalahan tersendiri yang telah melewati batas – batas
yuridiksi negara, menimbulkan permasalahan tersendiri dibidang perpajakan, setiap negara
mempunyai kebijakan memajaki penduduk maupun bukan penduduk di negaranya. Prinsip
tersebut memengaruhi perlakuan pemajakan terhadap subjek maupun objek luar negeri.
Pajak yang membahas mengenai bagaimana pemajakan atas penghasilan orang asing atau
perusahaan (badan) asing yang diterima dari Indonesia dan bagaimana pemajakan atas
penghasilan orang atau perusahaan (badan) di Indonesia atas penghasilan yang diterima dari
luar negeri, dengan berdasarkan UU domestic dan UU negara lain serta perjanjian
perpajakan (tax treaty)
d. Yuridiksi Pemajakan
Asas domisili adalah asas yang mrnyatakan bahwa subjek pajak dikenakan pajak atas
domisili (tempat dimana dia tinggal). Umumnya negara ini menggunakan prinsip
world wide income, yaitu penghasilan dikenakan pajak baik yang berasal dari dalam
negeri maupun luar negeri.
2) Asas sumber
Asas sumber adalah asas yang menyatakan pajak dikenakan berdasarkan dimana
sumber penghasilan berasal.
3) Asas kewarganegaraan
Berdasarkan asas kewarganegaraan pengenaan pajak didasarkan pada status
kewargenegaraan seseorang. Jadi setiap orang yang menjadi warga negara di suatu
negara akan dikenakan pajak di negara tersebut walaupun penghasilannya diterima dari
negara lain.
4) Asas campuran
Negara ini menganut campuran dari beberapa asas di atas
5) Asas territorial
Berdasarkan asas ini penghasilan hanya dikenakan pajak apabila diperoleh dari
dalam negara tersebut apabila diperoleh diluar maka tidak dikenakan pajak.
3. Economic efficiency
Double Taxation
Bahwa terdapat dua aspek mendasar dalam perpajakaninternasional, yaitu "source jurisdiction
of taxation" dan "residence jurisdiction of taxation". source jurisdiction of taxation adalah
pemajakan perdasarkan sumber penghasilan sedangkan residence jurisdiction of taxation
adalah pemajakan berdasarkan domisili penerima penghasilan.
Dalam kaitannya dengan yuridiksi pemajakan suatu negara, terdapat istilah benefit theory of
taxation yaitu bahwa suatu negara dapat memajaki penghasilan yang bersumber dari
negaranya apabila subjek pajak tersebut memperoleh benefit dari negaranya berupa public
good (keamanan, fasilitas dll). Contoh SPLN dipajaki karena adanya BUT yang memperoleh
benefit di Indonesia dan adanya time relative yang menunjukan bahwa SPLN memperoleh
benefit misalnya 60 hari. Selain benefit theory of taxation, terdapat juga istilah doctrine of
economic allegiance yaitu bahwa negara berhak memajaki berdasarkan kepentingan
ekonomis, dimana penghasilan berasal dan kekayaan timbul. Contoh SPLN yang
memperoleh dividen dari negara Indonesia maka atas dividen tersebut dipajaki di Indonesia
Juridical double taxation adalah atas penghasilan yang sama, subjek pajak yang sama dikenai
pajak oleh 2 negara yang berbeda. Sedangkan ekonomis double taxation adalah atas
penghasilan yang sama, subjek pajaknya yang berbeda dikenai pajak oleh 2 negara yang
berbeda.Contoh ekonomis double taxation adalah penghasilan perusahaan yang terbagi dari
saham-saham akan dipajaki dua kali secara ekonomis. Dikenai pajak ketika ada laba
perusahaan (Pajak badan) dan ketika dibagi dividen kepada pemengang saham (pajak atas
dividen).
Juridical double taxation dapat timbul dari 3 konflik, yaitu (1) source-source confict, (2)
residence-residence conflic. dan (3) source-residence conflict.
1. Exemption method
3. Deduction method
1. Exemption method
a. Full exemption, yaitu pembebasan penghasilan yang berasal dari negara lain
Contoh:
Penghasilan dalam negeri 50 dengan tarif 35% dan penghasilan luar negeri 50 dengan
tarif 40%.
Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50
Total 100
Pajak di luar negeri = 40% x 50 =20
Pajak dalam negeri = 35% x 50 =17,5
Total yang dibayar =37,5
b. Exemption with progresion, yaitu penghasilan luar negeri tetap dibebaskan dari
pengenaan pajak domestic, namun untuk keperluan penghitungan pajak dan tarif pajak
pengaruh progresi luar negeri terhadap pengenaan pajak atas penghasilan global tetap
dipertahankan.
Contoh: penghasilan luar negeri 400 dengan tarif 20% dan penghasilan dalam negeri
600 dengan tarif progresif 0-500 10%, 500-800 20% dan >800 30%.
Perhitungan:
600 =120
Penghasilan dalam negeri 50 dengan tarif 35% dan penghasilan luar negeri 50 dengan
tarif 40%.
Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50
Total 100
b. Ordinary credit, metode yang mengurangkan pajak yang dibayar di luar negeri
terhadap pajak domestic yang dialokasikan pada penghasilan luar negeri dengan
batasan terendah antara (1) pajak domestic yanag dialokasikan kepada penghasilan
luar negeri (batasan teoritis), dan (2) pajak yang sebenarnya terutang atau dibayar di
luar negeri (batasan factual) atas penghasilan dimaksud yang termasuk dalam
penghasilan global. (PPh pasal 24)
Contoh:
Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50
Total 100
3. Deduction method, yaitu suatu metode dimana pajak yang dibayat di luar negeri
menjadi pengurang dari total penghasilan.
Contoh:
Penghasilan dalam negeri 50 dengan tarif 35% dan penghasilan luar negeri 50 dengan
tarif 40%.
Perhitungan:
Penghasilan dalam negeri 50
Penghasilan luar negeri 50
Total 100
Double Tax Agreement atau Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah istilah
umum yang digunakan untuk menunjukkan kesepakatan antara dua negara atau lebih untuk
menghindari pajak berganda.
1. Menghindari terjadinya pajak berganda yang bisa timbul dari transaksi internasional.
2. Memberikan alokasi hak pemajakan bagi negara-negara yang terlibat dalam P3B.
Jadi, P3B selain dirumuskan untuk mencegah terjadinya pajak berganda dan memberikan
alokasi mengenai hak pemajakan, P3B juga dirumuskan untuk mencegah terjadinya
penghindaran pajak. Di dalam OECD Model yang mengatur mengenai pencegahan terjadinya
penghindaran pajak diatur dalam :
Article 9 – Associated enterprise
Article 26 – Exchange of information
Article 27 – Assistance in the collection of taxes
1. OECD Model
2. UN Model
Ketika pemerintah suatu negara mengadakan P3B dengan pemerintah negara lain, maka
negara tersebut harus memiliki suatu prosedur yang digunakan untuk memasukkan P3B tersebut
dalam aturan domestik suatu negara, agar P3B tersebut memiliki efek hukum dalam
yurisdiksinya.
P3B memang dirancang untuk diterapkan dalam hukum domestik sehingga P3B
membutuhkan peraturan pelaksanaan lebih lanjut, misalnya dengan dibuatkan undang-undang
yang mengatur. Di dalam hukum tiap-tiap negara, ada yang memberikan kedudukan P3B setara
dengan hukum domestiknya tetapin ada pula yang memberikan kedudukan P3B lebih tinggi
dibandingkan dengan hukum domestik.
Interpretasi P3B
Ketika kita membaca P3B, kita mencoba untuk memahami kata-kata yang terdapat
dalam P3B tersebut. Kita mencoba mengerti tujuan dan maksud dari kata-kata yang digunakan
tersebut. Ada 5 hal yang dapat dipertimbangkan di dalam melakukan interpretasi, yaitu :
a. Ketika dua negara terlibat dalam P3B, maka kita harus mempertimbangkan niat kedua negara
tersebut membuat P3B.
b. P3B menangani hal-hal yang cakupannya lebih luas dibandingkan dengan perundang-
perundangan domestik. P3B beroperasi pada dua tingkat. Pada tingkat pertama P3B mengatur
mengenai pembagian hak-hak perpajakan dan hal-hal administratif lainnya. Pada tingkat kedua,
bisa jadi P3B dapat dijadikan alat yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan
penghindaran pajak.
c. P3B sering menggunakan istilah-istilah yang berbeda dengan istilah yang terdapat dalam
perundang-undangan domestik.
d. P3B bukan aturan yang mengatur mengenai paksaan tentang kewajiban membayar pajak,
tetapi mereka menawarkan keringan apabila terdapat pajak yang dipungut berganda.
Tiga pasal yang berkaitan dengan ketentuan interpretasi dalam VCLT adalah sebagai berikut :
a. Pasal 31 mengatur tentang pendekatan umum dalam melakukan interpretasi dan juga memuat
beberapa ketentuan khusus (General Rule of Interpretation)
c. Pasal 33 mengatur tentang tata cara interpretasi dari suatu perjanjian internasional yang
menggunakan berbagai bahasa yang berbeda (Interpretation of Treaties Authenticated in Two
or More Languages)
Kedudukan P3B
Kedudukan P3B di Indonesia adalah lex specialis dari UU PPh. Bila terjadi perbedaan
pengaturan antara UU PPh dengan P3B, maka ketentuan yang terdapat dalam P3B yang
diberlakukan.
Pertemuan 4
Ketentuan P3B
P3B dapat bersifat komprehensif dan parsial. P3B yang bersifat komprehensif pada umumnya
terdiri dari beberapa ketentuan sebagai berikut :
a. ketentuan tentang hal-hal yang menjadi ruang lingkup (scope provisions) dari suatu P3B yang
terdiri dari :
Jenis-jenis pajak yang diatur dalam P3B
Subjek pajak yang dapat memanfaatkan P3B
Negara yang dicakup dalam P3B
b. ketentuan yang mengatur tentang definisi dari istilah atau terminologi yang ada dalam P3B
(definition provisions)
c. ketetuan yang mengatur tentang hak pemajakan suatu negara atas suatu jenis penghasilan
(substantive provisions)
d. ketentuan yang mengatur tentang pemberian fasilitas eliminasi atau keringanan pajak
berganda (provisions for the eliminations of double taxation)
e. ketentuan yang mengatur tentang pencegahan upaya penghindaran pajak (anti avoidance
provisions) yang terdiri dari :
Ketentuan tentang transaksi hubungan istimewa
Ketentuan tentang kerjasama antar otoritas pajak (Mutual Agreement Procedure)
Ketentuan tentang pertukaran informasi (Exchange of Information)
g. ketentuan tentang saat dimulai dan saat berakhirnya suatu P3B (final provisions)
Hak pemajakan atas suatu penghasilan hanya diberikan kepada satu negara saja. Biasanya hak
tersebut diberikan kepada negara dimana Subjek Pajak tersebut terdaftar sebagai Subjek Pajak
Dalam Negeri.
May be Taxed
Hak pemajakan atas suatu penghasilan diberikan kepada negara domisili dan negara sumber.
Negara domisili dan negara sumber boleh melakukan pemungutan pajak atas penghasilan
tersebut. Untuk menghindari adanya pajak berganda, negara domisili diwajibkan untuk
memberikan keringanan pajak berganda melalui metode pembebasan (exemption method) atau
metode kredit (credit method).
Chapter 1 Chapter 1
Chapter 2 Chapter 2
Definitions Definitions
Chapter 3 Chapter 3
Art 6 Income from Immovable Property Art 6 Income from Immovable Property
Art 8 Shipping, inland waterways transports Art 8 Shipping, inland waterways transports
and air transport and air transport
Chapter 4 Chapter 4
Chapter 5 Chapter 5
Art 27 Assistance in the collection of taxes Art 27 Assistance in the collection of taxes
Art 28 Members of diplomatic missions and Art 28 Members of diplomatic missions and
consular posts consular posts
Chapter 7 Chapter 7
Commentaries adalah alat bantu untuk menginterpretasikan ketentuan tertentu. Bisa juga
disebut sebagai penjelasan dari suatu P3B.
Reservation adalah memuat perbedaan pandangan suatu negara atas ketentuan yang diatur
dalam suatu pasal (article) tertentu.
Observation adalah adalah memuat pandagan suatu negara atas suatu penjelasan
(commentaries) dalam suatu pasal tertentu.
Indonesia PTKP
wide income
Pemajakan TKI
bulan
Pertemuan VI
Diatur dlm psl 31 A UU PPh, kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-
bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi
dalam skala nasional.
Psl 16B UU PPN
- Pembebasan PPN
- PPN ditanggung pemerintah
PP No. 62 th 2008
- Pengurangan penghasilan neto paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari jumlah
penanaman yang dilakukan; dibebankan selama 6 th, masing-masing 5% per tahun.
- Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
- Kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun
- Atribusi Faktual. Penghasilan dari usaha atau kegiatan BUT tersebut dan dari harta yang
dimiliki atau dikuasai (Pasal 5 ayat (1) huruf a)
- Force of Attraction. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang,
atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan
oleh BUT di Indonesia (Pasal 5 ayat (1) huruf b)
- Atribusi karena hubungan efektif .Penghasilan sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 yang
diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT
dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud. (Psl. 5 ay,(1)hrf c).
- Biaya untuk mendapatkan penghasilan yang diatribusi ke BUT (atribusi faktual, force of
Pajak Internasional | KMP 2018 128
attraction, atau atribusi karena hubungan efektif). Pasal 5 ayat (2)
- Biaya administrasi kantor pusat yang berkaitan dengan usaha atau kegiatan BUT
(Kep.Dirjen Pajak No.Kep-62/PJ./1995). Pasal 5 ayat (3) huruf a
o Royalti atau imbalan lain sehubungan dng penggunaan harta, paten, atau hak-hak
lainnya,
a. Baya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk dibebankan adalah Biaya yang
berkaitan dengan usaha atau kegiatan BUT, yang besarnya ditetapkan Oleh Dirjen Pajak
b. pembayaran kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan dibebankan sebagai biaya
adalah:
- royalti atau imbalan lainnya sehubungan dengan penggunaan harta, paten, atau
hak-hak lainnya;
- imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya;
- bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan;
c. pembayaran sebagaimana tersebut pada huruf b yang diterima atau diperoleh dari kantor
pusat tidak dianggap sebagai Objek Pajak kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha
perbankan.
Pengertian P3B
Persetujuan antara dua negara atau lebih dengan membagi hak untuk mengenakan pajak
atas suatu penghasilan yang berasal dari suatu negara yang diperoleh penduduk negara lain.
Tujuan P3B
- Mencegah hambatan dalam investasi dan perdagangan internasional
- Untuk menghindari pengenaan pajak berganda (double taxation)
- Untuk mencegah penghindaran dan pengelakan pajak (fiscal evasion and avoidance)
Kedudukan P3B
- P3B adalah perjanjian antara negara-negara yang berdaulat sesuai dengan hukum
internasional.
- Negara-negara yang membuatnya wajib memastikan bahwa P3B dapat diterapkan dalam
hukum domestiknya.
- Terdapat dua aliran dalam menerapkan P3B di dalam negeri:
o Monistic Principle
Hukum internasional dan Hukum nasional menjadi hukum domestik dan
Hukum Nasional tunduk kepada Hukum Internasional (”doctrine of
incorporation”),
Treaty yang telah disepakati dapat segera diberlakukan (”self executing”),
Treaty secara otomatis menjadi bagian hukum domestik,
Tidak perlu diundang-undangkan
o Dualistic Principle
Hukum internasional terpisah dari Hukum nasional,
Agar dapat diberlakukan Treaty harus dijadikan hukum domestik
terlebih dulu melalui proses legislasi (”doctrine of transformation”),
- Kedudukan P3B terhadap UU PPh
o Pemerintah berwenang untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara
lain dalam rangka penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak
(Pasal 32A)
o Kedudukan tax treaty: lex specialis dari UU PPh. (Penjelasan Pasal 32 A UU PPh)
Model P3B
- OECD – Organization for Economic Corporation and Development Model. Dibuat
untuk kepentingan negara maju.
- UN – United Nation. Dibuat untuk kepentingan negara berkembang yang mengerucutkan
pada negara pemberi penghasilan.
- US – United States
Pada umumnya yang sering dipakai adalah OECD dan UN. Indonesia sendiri menganut model hasil
dari modifikasi UN yang disebut Indonesian Model.
Pemberlakuan P3B
Manajemen Keuangan
Pertemuan 1
Finance (keuangan) merupakan sebuah studi yang mempelajari tentang bagaimana pelaku
bisnis berinvestasi dan membiayai investasi tersebut. Komponen utama dari keuangan
adalah manajemen sumber daya dan interpretasi informasi.
Tiga pertanyaan mendasar yang diajukan pada studi finance antara lain :
a. Investasi jangka panjang seperti apakah yang harus diambil oleh perusahaan?
(capital budgeting decisions)
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk yang paling sederhana. Hanya dimiliki oleh
Kelebihan perusahaan perseorangan adalah mudah untuk memulai, tidak perlu konsultasi
dalam pengambilan keputusan, pajak atas pribadi, dll. Kekurangan perusahaan
perseorangan antara lain modal relatif kecil, tanggung jawab tak terbatas ada harta pribadi,
perusahaan bubar ketika pemilik meninggal dunia, dll.
Perusahaan persekutuan adalah bentuk perusahaan yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang bersama-sama menjadi pemilik usaha dan menjalankan usaha untuk mendapatkan
profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, persekutuan tidak memiliki pemisah kekayaan
antara harta pribadi dan kekayaan perusahaan.
Kelebihan perusahaan persekutuan adalah mudah untuk memulai, modal lebih besar
dibanding perseorangan, pajak pribadi, dll. Sedangkan kekurangan perusahaan
persekutuan adalah tak terbatasnya tanggung jawab pada pemiliknya, harus ada perubahan
ketika ada anggota masuk atau keluar, dll.
c. Perusahaan Korporasi
Kelebihan perusahaan korporasi adalah keterbatasan tanggung jawab pemiliknya, umur usaha
tidak bergantung pada pemilik, lebih mudah mentransfer kepemilikan, lebih mudah mencari
modal. Sedangkan kekurangan perusahaan korporasi adalah regulasi lebih besar, pajak
berganda (laba dan dividen), dll.
d. Perusahaan Hybrid
Perusahaan hybrid merupakan kombinasi atau persilangan antara perusahaan persekutuan
dan perusahaan korporasi. Dalam hal ini adalah mengambil keuntungan perpajakan
perusahaan persekutuan dan keuntungan sumber modal dari perusahaan korporasi. Nama lain
jenis perusahaan ini adalah Limited Liability Company (LLC).
Manajer keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu
keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan
perusahaan (pendanaan). Beberapa tugas pokok manajer keuangan antara lain meliputi :
Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan, manajer keuangan harus dapat melakukan fungsi-
fungsi dari seorang manajer keuangan meliputi bagaimana memperoleh dana dan bagaimana
menggunakan dana tersebut.
Uang memiliki nilai yang berbeda pada saat yang berbeda, hal ini antara lain disebabkan
oleh dua hal, pertama, inflasi yang menjadikan nilai uang relatif terhadap harga barang
melemah, kedua, Investasi, yakni uang yang diinvestasikan memiliki potensi untuk menjadi
lebih banyak ketimbang uang tersebut dalam keadaan idle.
Laba yang tercatat dilaporan keuangan tidaklah sama dengan kas ditangan perusahaan,
karena laporan keuangan dibangun atas sejumlah estimasi yang bisa saja tidak sesuai dengan
kenyataan. Oleh karenanya instrumen yang tepat dalam menilai kinerja suatu perusahaan
adalah arus kas dari perusahaan yang bersangkutan.
Kondisi pasar merupakan cerminan dari informasi dan begitupun sebaliknya. Dalam struktur
pasar yang efisien, informasi dapat dengan cepat mempengaruhi kondisi pasar, contohnya
adalah saham Apple yang sempat melemah sepeninggalan Steve Jobs.
Perilaku individu amat dipengaruhi oleh motifnya, dengan demikian insentif tertentu dapat
mempengaruhi perilaku individu tersebut. Contohnya adalah pemberian insentif berupa
sejumlah tertentu saham atas perusahaan kepada manajer, dengan insentif tersebut
diharapkan manajer akan bekerja lebih giat dan efisien.
Pertemuan 2
Perusahaan (corporation) adalah sebuah organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi
atau kegiatan usaha dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan dengan
menghasilkan sesuatu atau membuat barang, berdagang, emberikan jasa, dan sebagainya
baik dimiliki oleh perorangan atau kelompok. Pasar keuangan (financial market) adalah
1) Borrowers : pihak yang melakukan pinjaman. Biasanya berupa perorangan atau badan
2) Savers : pihak yang memiliki dana dan menyimpannya di bank atau sejenis.
Mayoritas berupa perorangan
1. Financial Institution
Financial institution merupakan pihak yang berada diantara peminjam dan investor. Lembaga
keuangan seperti bank komersial, perusahaan keuangan, perusahaan asuransi, bank investasi, dan
perusahaan investasi disebut sebagai financial intermediaries karena mereka berfungsi
mempertemukan pemilik uang (savers) dengan mereka yang membutuhkan uang (borrowers).
Financial Market atau pasar keuangan, dimana didalamnya dikenal istilah money
market (pasar uang) yang merujuk pada instrumen pembiayaan jangka pendek
(Treasury Bill, Commercial Paper) dan capital market (pasar modal) yang menyediakan
instrumen pembiayaan jangka panjang dan ekuitas (Bonds, Long-term Notes, Ordinary
Stock). Jenis Financial Institution
Bank komersial menerima tabungan dari Savers, individu-individu dan juga badan usaha dan
selanjutnya meminjamkan uang yang terkumpul tersebut kepada borrowers, yaitu individu dan
badan usaha lain. Lembaga keuangan yang paling umum dijumpai. Bank memberikan fasilitas
pembiayaan seperti pinjaman yang disalurkan dari saldo anggotanya. Adapun bank memperoleh
keuntungan berdasarkan selisih lebih bunga pinjaman terhadap bunga simpanan.
3) Bank investasi
Bank investasi mengkhususkan diri sebagai lembaga keuangan non-bank yang membantu
perusahaan serta pemerintah dalam hal menghasilkan uang. Mereka menyediakan jasa
konsultasi bagi perusahaan maupun pemerintah dalam hal ekonomi bisnis. Terkhusus bagi
perusahaan-perusahaan yang hendak melakukan transaksi bisnis skala besar seperti
merger atau penggabungan dan mengambil komisi atas transaksi tersebut.
4) Perusahaan investasi
Perusahaan investasi adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari para individu
dan menginvestasikan uang tersebut ke dalam sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan
lain yang secara murni bertujuan melakukan investasi. Bentuk-bentuk produk perusahaan
investasi antara lain:
Reksadana merupakan salah satu media investasi yang memungkinkan untuk para investor
yang memiliki dana tidak terlalu banyak. Reksadana merupakan sekumpulan uang dari para
peserta yang dikelola oleh manajer agar di investasikan pada sebuah perusahaan atau
lembaga keuangan lainnya, dimana hasil dari investasi tersebut akan dibagi sesuai jumlah
peserta. Perbedaan antara mutual fund dengan ETF adalah jika ETF dapat diperjualbelikan di
pasar saham
Hedge Funds
Private Equity Funds (Venture Capital; Firms and Leveraged Buy Out)
Venture capital firms menghasilkan uang bagi para investor (individu dan lembaga keuangan
lain yang kaya) dimana dana tersebut digunakan untuk memberikan pembiayaan bagi
perusahaan swasta yang baru akan berdiri yang mereka ketahui.
Leveraged buyout firms mengakuisisi suatu perusahaan yang kinerjanya tidak terlalu
bagus untuk kemudian dikelola agar menjadi perusahaan yang menguntungkan dan setelah
itu menjualnya. LBO ini biasanya menggunakan dana utang untuk membiayai pembelian
perusahaan. Transaksi LBO tumbuh dari $7.5 billion di tahun 1991 menjadi $500 billion di
tahun 2006.
2. Securities
Pasar sekuritas merupakan tempat jual beli sekuritas. Dimana terdapat dua pasar sekuritas,
yaitu Pasar Primer dan Pasar Sekunder. Pasar primer merupakan tempat dimana perusahaan
pertama kali melakukan jual beli sekuritas atau dikenal istilah IPO. Sedangkan pasar
sekunder adalah dimana sekuritas perusahaan yang telah terjual di pasar primer, akan dijual
belikan di pasar ini. Ketika sekuritas perusahaan berpindah dari investor satu ke investor
yang lain.
Step 1 : Sekuritas terjual pertama kali di pasar primer. Terjadi peralihan uang dari investor
ke perusahaan, dan peralihan sekuritas dari perusahaan ke investor
Step 3 : terdapat aliran uang keluar perusahaan dikarenakan untuk memberikan hasil usaha
(dividen) kepada investor (pemilik sekuritas) dan pembayaran pajak atas hasil usaha
kepada pemerintah. Atau tanpa membagikan dividen, namun kembali diinvestasikan ke
perusahaan untuk pengembangan usaha.
Step 4 : sekuritas dijual belikan di pasar sekunder oleh investor atau pemilik sekuritas
Jenis-jenis sekuritas
a. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan uang.
Obligasi dijualbelikan di pasar utang. Jika utang memiliki jatuh tempo kurang dari satu
tahun, disebut utang jangka pendek dan dijual di pasar uang. Sedangkan utang yang memiiki
jatuh tempo lebih dari satu tahun disebut utang jangka panjang dan dijual di pasar modal.
Untuk utang obligasi ini, perusahaan akan membayar bunga tiap periode yang telah
ditentukan kepada investor (pembeli) sesuai tingkat bunga obligasi.
b. Saham
Saham merupakan jenis seuritas yang merepresentasikan sebuah kepemilikan perusahaan.
Semakin besar saham yang dimiliki, maka semakin besar pula kewenangan yang dimiliki
dalam hal pengambilan keputusan atas kebijakan perusahaan. Terdapat dua jenis saham,
yaitu saham biasa (ordinary stock) dan saham preferen (prefered tock).
Common stock adalah suatu sekuritas yang merepresentasikan kepemilikan modal dalam
perusahaan, memberikan hak suara, dan memberikan hak yang melekat kepada pemegangnya
berupa pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen dan bentuk apresiasi
lainnya yang ada dalam nilai sekuritas.
Pemegang saham biasa adalah pemilik residu dari perusahaan, maksudnya mereka
menerima pengembalian setelah seluruh klaim dari pemegang sekuritas lainnya (debt and
preferred equity) telah dibayarkan.
Dividen dari saham biasa tidak bernilai tetap dan tidak dijamin. Oleh karena itu,
perusahaan dalam saja memilih untuk menginvestasikan kembali keuntungan yang
diperoleh ke dalam proyek baru dan tidak membayarkan dividen.
Prefered stock
Saham yang pemegangnya tidak diberikan hak suara namun memiliki preferensi
dalam memperoleh dividen sebelum diberikan pada pemegang saham umum. Hak
prefern pemegang saham prefered antara lain :
Pertemuan 3
Otoritas pembuat regulasi akuntansi dan keuangan memberikan mandat berupa 4 jenis laporan
keuangan, yaitu:
1. Income statement
2. Balance sheet
Income Statement: laporan rugi laba menyediakan informasi berikut ini pada suatu periode
tertentu (misalnya, satu tahun penuh atau perkwartal)
Balance sheet: neraca berisikan informasi pada tanggal tertentu (contoh: per 31 Desember
2016) berupa:
Assets (everything of value the company owns),
Liabilities (the firm’s debts), and
Shareholders’ equity (the money invested by the company owners).
Cash flow statement: laporan ini menyajikan informasi tentang kas yang diterima dan kas
yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode.
Statement of shareholder’s equity: laporan ini menyajikan jumlah detail aktivitas perusahaan
dalam akun-akun berikut ini, yaitu: Common stock & Preferred stock account, Retained
earnings account, and Changes to owners’ equity.
Berikut adalah pembahasan mengenai komponen yang terdapat dalam Rasio Keuangan
I. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengacu pada suatu pertanyaan dasar: Seberapa likuid kah perusahaan?
Suatu perusahaan dikatakan likuid jika ia mampu membayar seluruh utang-utangnya tepat
waktu. Kita dapat menganalisis likuiditas perusahaan dari dua perspektif, yaitu :
1. Likuiditas Keseluruhan – analisis yang membandingkan aset lancar dengan liabilitas
lancar.
2. Likuiditas atas Aset Tertentu – analisis dengan menilai mana saja aset likuid perusahaan
(misalnya accounts receivable dan inventories) yang dapat diubah segera menjadi kas.
1) Current Rasio
Likuiditas keseluruhan suatu perusahaan dianalisis dengan menghitung current ratio dan acid-
test ratio. Current Ratio: membandingkan aset lancar (likuid) perusahaan dengan liabilitas
lancar (jangka pendek) perusahaan.
Acid-Test (Quick) Ratio mengeluarkan inventori dari aset lancar karena inventori dipandang
sebagai aset yang tidak likuid.
Average Collection Period mengukur jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan dalam menagih
piutang-piutangnya.
Accounts Receivable Turnover Ratio mengukur berapa kali piutang “berputar” dalam satu
tahun.
Inventory turnover ratio mengukur berapa kali perusahaan “memutar” inventorinya dalam
satu tahun. Perputaran inventori yang pendek menggambarkan tingkat likuiditas yang besar
karena hal ini berarti bahwa inventori perusahaan berubah menjadi kas dengan lebih cepat.
1) Debt Ratio
Debt ratio mengukur porsi aset perusahaan yang dibiayai melalui pinjaman atau utang.
Rumus : Market to Book Ratio = Market Price per Share/Book Value per Share
= Market Price per Share/(Common Shareholders’
Equity : Common Share Outstanding)
Pertemuan 4
ANNUITIES
Ordinary Annuities
Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang sama yang dibuat pada akhir titik yang berjarak
sama dalam waktu, seperti bulanan, triwulanan, atau setiap tahun. Jika pembayaran dilakukan
pada akhir setiap periode, anuitas disebut sebagai anuitas biasa.
Amortized Loans adalah pinjaman yang dilunasi dalam jangka waktu dan jumlah pembayaran
yang sama - akibatnya, pembayaran pinjaman adalah anuitas. Contoh: Pinjaman hipotek
rumah.
Annuities Due
Perpetuities
Perpetuities adalah anuitas yang berlanjut selamanya atau tidak memiliki jatuh tempo.. Ada
dua tipe perpetuities:
Growing Perpetuities di mana arus kas tumbuh pada tingkat yang konstan dari periode
ke periode dari waktu ke waktu.
Level Perpetuities di mana pembayaran konstan dari waktu ke waktu. Tanpa ada
pertumbuhan.
Timeline menunjukan waktu dan jumlah yang berkaitan dengan kas, baik yang diterima
maupun kas yang dibayarkan beserta tingkat bunga yang terjadi.
Timeline biasanya tahunan, tetapi bias bulanan, harian, atau satuan waktu lain.
Contoh Timeline
Timeline diatas menunjukkan arus kas keluar sebesar $100 terjadi di tahun pertama,
kemudian arus kas masuk sebesar $30 dan $20 di tahun kedua dan ketiga, cash outflow $10,
cash inflow $50
Perhitungan time value of money adalah Present Value (Nilai yang wajar di masa sekarang)
dan Future Value (nilai yang wajar di masa yang akan datang)
Future Value
Contoh :
Misalkan kita mendepositkan uang Rp.1.000.000 dengan tingkat bunga tahunan 4%. Berapa
tabungan kita 3 tahun lagi?
Biasanya Bank menawarkan akun tabungan yang menggunakan bunga harian, bulanan, atau
triwulanan.
Semakin sering/singkat pengakuan bunganya, maka bunga yang di dapat semakin besar
sehingga futue value yang di dapat semakin besar.
Apabila kita mendepositkan uang $50.000 pada suatu akun dengan tingkat bunga tahunan
10% (bunga dibayar bulanan), maka berapa uang kita 10 tahun yang akan datang?
FV = PV (1+i/12)m*12
= $50,000 (1+0.10/12)10*12
= $50,000 (2.7070)
= $135,352.07
FV = PV (1+i/12)m*12
= $50,000 (1+0.10/12)10*12
= $50,000 (2.7070)
= $135,352.07
Present Value
Present value adalah nilai di masa sekarang dari aliran kas di masa yang akan datang.
Contoh :
PV = $100,000 [1/(1.05)25)
= $100,000 [0.2953]
= $29,530
The Rule of 72
Aturan 72 dapat digunakan untuk menentukan berapa tahun supaya investasi kita menjadi 2x
lipat.
N = 72/interest rate
Contoh :
Apabila kita menginvestasikan dengan tingkat bunga 8%, maka kita memebutuhkan waktu 9
tahun (N = 72/8) agar investasi kita menjadi 2x lipat
Berapa tahun yang diperlukan agar uang seharga $10.000 menjadi $200.000 apabila tingkat
bunga 15% tahunan?
PV = FV (1/(1+i)n)
(1+0,15)n = 200.000/10.000
1,15n =20
n = 1,15log20
= 21,4 tahun
Pada tingkat bunga berapa uang sebesar $50.000 akan menjadi $1.000.000 dalam jangka
waktu 30 tahun?
PV = FV (1/(1+i)n)
(1+i)30 = 1.000.000/50.000
(1+i)30 =200
1+i = √200
1+ i = 1,105
APR menunjukkan tingkat bunga yang diterima selama 1 tahun tanpa kemajemukan
(bulanan, harian, triwulanan). APR juga biasa disebut nominal or quoted interest.
Kita tidak bias membandingkan 2 hutang dengan APR jika memiliki periode pembayaran
berbeda (harian, bulanan, tahunan, atau yang lain). Untuk bisa dibandingkan, kita cari EAR
nya yaitu tingkat bunga yang didapat selama 1 tahun.
Contoh :
Berapa EAR jika nominal rate nya 13% yang buganya dibayarkan bulanan?
EAR = [1+.13/12]12 - 1
= 1.1380 – 1
= .1380 or 13.80%
EAR nya 13,8% menunjukkan jika bunga dibayarkan secara tahunan, maka tingkat bunganya
13,8% (sama dengan tingkat bunga 13% dibayar bulanan).
Ordinary Annuity
Contoh soal :
Apabila kita ingin mendapatkan uang sebesar $100.000 untuk Pendidikan anak di akhir tahun
ke-18 dengan tingkat bunga 12% per tahun, maka berapa investasi tahunan yang akan
dibayarkan untuk mendapatkan itu?
= PMT {55.75}
Amortized Loans
Kita berencana untuk meminjam uang $6.000 dari took furniture dengan tingkat bunga
thunan 15% dan akan dibayar tahunan selama 4 tahun. Bagaimana pembayaran hutangnya
per tahun dan buat table amortisasinya!
= PMT {2,8549)
Untuk mencari pokok hutang pada akhir tahun ketiga dapat menggunakan rumus PV dengan
n=1 (sisa periode yang belum dibayar)
= 1.827,48
Annuities Due
Perpetuities adalah annuitas yang berlanjut terus-menerus tanpa memiliki jatuh tempo.
Contohnya adalah dividend dari saham preferen. 2 tipe perpetuities :
1. Growing perpetuities, yang mana cash flow tumbuh dengan tingkat bunga yang konstan
dari periode ke periode.
2. Level perpetuities, yang mana pembayaran dengan jumlah tetap pada seluruh periode.
Chapter 7
An Introduction to Risk and Return—History of Financial Market Returns
• Realisasi imbalan atau imbalan tunai mengukur gain atau loss dari suatu investasi.
• Contoh: Anda investasi satu lembar saham PT. Unilever seharga $100 dan
menjualnya setahun kemudian seharga $230. Perusahaan tidak membayarkan dividen
apapun selama periode tersebut. Berapakah imbalan tunai atas investasi ini?
Imbalan tunai/Cash Return = $230 + 0 - $100 = $130
• Imbalan dari investasi saham biasa dapat bernilai positif atau negatif. Oleh karena itu,
kinerja masa lalu bukanlah suatu indikator untuk menilai kinerja masa datang. Secara
umum, kita berharap untuk mendapatkan imbalan yang lebih tinggi karena kita juga
menanggung risiko yang lebih besar.
• Mengukur Risiko
• Varian adalah kuadrat dari perbedaan rata-rata antara realisasi imbalan individual
dengan harapan imbalan.
• Standar Deviasi adalah akar pangkat dua dari varian. Standar deviasi lebih umum
digunakan untuk menguantifikasi risiko.
• Probabilitas distribusi suatu imbalan investasi berisikan seluruh kemungkinan
tingkat imbalan dari investasi yang berkaitan dengan probabilitas tiap hasil keluaran
(outcome).
Asumsikan ada dua kemungkinan alternatif investasi, yaitu:
1. U.S. Treasury Bill – U.S. Treasury bill dipandang sebagai risk-free, karena tidak
adanya risiko kegagalan dalam pembayaran bunga sebesar 5%.
2. Common stock of the Ace Publishing Company – Investasi dalam saham biasa
merupakan suatu investasi yang berisiko.
Mengukur Varian dan Standar Deviasi suatu Investasi dalam Saham Biasa Ace
Publishing
• Selama ini, para investor memperoleh tingkat imbalan yang lebih tinggi dari investasi
yang lebih berisiko.
• Oleh karena itu, menginginkan harapan tingkat imbalan yang lebih tinggi dapat
diartikan secara sederhana bahwa para investor “berharap” dapat merealisasikan
imbalan yang lebih tinggi.
• Imbalan yang lebih tinggi adalah sesuatu yang tidak dapat dijamin akan diperoleh.
7.3 Tingkat imbalan rata-rata geometrik vs aritmetik
• Dinda membeli stock pada awal tahun 2010, ia memutuskan untuk meyimpan stock
tersebut, namun, pada akhir tahun 2015, Dinda berniat menjual stock tersebut, Berapa
tingkat imbalan rata-rata aritmatik dan geometriknya, jika progress stock ada pada
table di bawah ini?
Year Annual Rate of Return Value of the Stock
0 $10,000.00
1 -15.0% $8,500.00
2 15.0% $9,775.00
3 25.0% $12,218.75
4 30.0% $15,884.38
• Arithmetic Average = Sum of the annual rates of return ÷ Number of years = 45% ÷
5 = 9%
Artinya tingkat imbalan yang Dinda harapkan di tahun depan berdasarkan imbalan-
imbalan tahun lalu yaitu sebesar 9%
• Secara umum, harga saham cenderung akan meningkat bila ada kabar baik tentang
profit masa depan, dan harga saham cenderung akan turun bila ada kabar buruk
tentang profit masa depan.
• Pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh spekulan atau sentimen investor.
• Hipotesis Efisiensi Pasar (HEP) menyatakan bahwa harga sekuritas merefleksikan
secara akurat harapan arus kas masa depan dan didasarkan pada seluruh informasi
yang tersedia di tangan para investor.
• Efisiensi Pasar adalah suatu pasar dimana seluruh informasi yang tersedia berkaitan
sepenuhnya dengan harga sekuritas dan imbalan yang diperoleh para investor atas
investasi mereka yang tidak dapat diprediksikan.
• Ada 3, yaitu
o The weak-form efficient market hypothesis
o The semi-strong form efficient market hypothesis
o The strong-form efficient market hypothesis
• Secara umum, pasar diharapkan setidaknya berbentuk weak-form dan semi-strong
form efficient.
• Jika terdapat strategi perolehan profit yang sederhana, maka strategi tersebut akan
menarik perhatian para investor, yang dengan mengimplemantasikan strategi-strategi
tersebut akan berlomba untuk mendapatkan profit.
• Hipotesis efisiensi pasar didasarkan pada asumsi bahwa para investor, sebagai suatu
kelompok, adalah orang-orang yang rasional. Pandangan ini telah “teruji”.
• Jika para investor tidak secara rasional dalam memproses informasi, maka pasar
mungkin saja tidak secara akurat menggambarkan informasi publik.
• Efek pengurangan risiko dengan memasukan sejumlah besar investasi dalam suatu
portofolio disebut dengan diversifikasi.
• Perolehan hasil dari diversifikasi bergantung pada tingkat korelasi diantara investasi-
investasi tersebut, yang diukur dengan koefisien korelasi.
• Koefisien korelasi dapat berkisar dari -1.0 (korelasi negatif sempurna), yang berarti
bahwa dua variabel bertentangan secara sempurna, hingga +1.0 (korelasi positif
sempurna).
• Semakin rendah korelasi, semakin besar keuntungan diversifikasi yang akan
diperoleh.
• Suatu portofolio dapat mengurangi risiko dibandingkan dengan risiko rata-rata dari
investasi individual yang ada di dalam portofolio tersebut.
• Contoh : Evaluasilah ekspektasi imbalan dan standar deviasi dari portofolio S&P500
dan dana internasional dimana korelasinya diasumsikan 0,20 dan Sarah tetap
menempatkan separuh uangnya ke tiap dana-dana tersebut
Artinya :
Suatu rata-rata tertimbang sederhana dari standar deviasi dua buah dana akan
menghasilkan nilai standar deviasi sebesar 25% (20 x .5 + 30 x .5) atas portofolio
tersebut.
Namun demikian, standar deviasi dari portofolio bernilai kurang dari 25% (19.62%)
disebabkan oleh keuntungan diversifikasi (dengan korelasi kurang dari 1).
• Untuk memahami bagaimana suatu investasi berkontribusi pada risiko portofolio, kita
mengategorisasi risiko dari investasi individual ke dalam dua kategori:
o Risiko sistematik
Komponen risiko sistematik mengukur kontribusi dari investasi pada risiko
portofolio pasar. Sebagai contoh: perang, resesi.
o Risiko tidak sistematik
Risiko tidak sistematik adalah elemen dari risiko yang tidak berkontribusi
pada risiko pasar dan telah didiversifikasikan. Sebagai contoh: penarikan
produk, unjuk rasa buruh, perubahan manajemen
• Contoh : Suatu portofolio yang terdiri dari 4 investasi yang masing-masing beta nya
1,5; 0,75; 1,8; dan 0,6. Apabila investasinya dalam jumlah yang sama, berapa beta
dari potofolio tersebut?
Portofolio Beta = .25(1.50) + .25(0.75) + .25(1.80) + .25 (0.60) = 1.16
• Contoh :
• Suatu perusahaan mungkin mendapatkan pinjaman satu tahun dengan tingkat bunga
sebesar 75 basis poin (atau 0,75%) di atas LIBOR dengan batas atas (ceiling) sebesar
2,5% dan batas bawah (floor) sebesar 1,75%.
• Obliglasi Perusahaan
.
(Mirip dengan PV pada AKM 2)
The financial press quotes promised yield and not expected YTM.
• First Relationship Nilai obligasi berhubungan terbalik dengan perubahan dalam hasil
saat jatuh tempo.
• Second Relationship: nilai pasar obligasi akan lebih rendah dari nilai nominal
(discount bond) jika hasil yang diharapkan oleh pasar di saat jatuh tempo di atas
tingkat kupon bunga dan akan bernilai lebih tinggi dari nilai nominal (premium
bond) jika hasil yang diharapkan oleh pasar di saat jatuh tempo di bawah tingkat
kupon bunga
• Third Relationship Sebagaimana pendekatan tanggal jatuh tempo, nilai pasar obligasi
mendekati nilai nominalnya. Hal ini dikarenakan pada saat jatuh tempo, obligasikan
akan diserahkan kembali dan investor akan menerima sejumlah nilai nominal obligasi.
• Fourth Relationship Obligasi jangka panjang memiliki risiko tingkat bunga yang lebih
besar dibandingkan dengan obligasi jangka pendek.
• Tingkat bunga dalam konteks keuangan lebih umum disebut dengan tingkat bunga
nominal (atau quoted interest rate). Sedangkan tingkat bunga yang telah
menyesuaikan pengaruh inflasi disebut Tingkat Bunga Riil.
• Tingkat Bunga Riil (kurang lebih) ≈ Nominal interest rate – Inflation premium
• Fisher Effect: Tingkat Bunga Nominal dan Riil
Hubungan antara tingkat bunga nominal, rnominal , tingkat inflasi yang telah
diantisipasi, rinflation, dan tingkat bunga riil dikenal dengan istilah Fisher effect.
• Hubungan antara tingkat bunga dan saat jatuh tempo dengan risiko bernilai tetap
dikenal dengan istilah term structure of interest rates atau the yield curve.
• Gambar 9-3 mengilustrasikan suatu struktur syarat hipotetis dari U.S. Treasury
Bonds.
• Selama tidak ada risiko gagal (default risk) atau risiko likuiditas (liquidity risk) dan
risiko rill tingkat bunga bebas (real-risk free rate of interest) tidak berubah, maka
bentuk kurva yield ditentukan oleh premi inflasi (inflation premium) dan premi risiko
jatuh tempo (maturity risk premium).
• Selama periode dimana inflasi diharapkan menurun, premi inflasi akan turun terhadap
jatuh tempo yang lebih panjang, menghasilkan kemiringan (slope) yang menurun
pada kurva yield Treasury, sebagaimana terlihat pada Gambar ini
Pelaksanaan PPh pemotongan dan pemungutan pada dasarnya merupakan pajak yang
dibayar dalam tahun pajak berjalan (prepaid tax), ini bertujuan agar pelunasan pajak tersebut
mendekati jumlah pajak yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, sehingga dapat
meringankan kewajiban pajak pada akhir tahun pajak. Untuk PPh final tidak termasuk
kategori prepaid tax karena pajak telah berakhir tanpa ada lagi pengkreditan pajak atau
penghitungan ulang.
1. PPh Pasal 21
Merupakan PPh yang terkait dengan penghasilan dari pekerjaan, jasa, kegiatan (active
income) yang dilakukan oleh orang pribadi dalam negeri baik yang bersifat sebagai
karyawan tetap atau bukan karyawan tetap.
2. PPh Pasal 22
Wajib Pajak dapat memungut PPh Pasal 22. Pemungut PPh Pasal22 ditunjuk berdasarkan
3. PPh Pasal 23
Merupakan pajak yang terkait dengan penghasilan dari pemanfaatan modal/aktiva (passive
income) dan pemanfaatan jasa (active income) yang diterima/diperoleh subyek pajak dalam
negeri.
4. PPh Pasal 26
Merupakan pajak yang terkait dengan penerima pengasilan yang berasal dari subyek
pajak luar negeri baik berasal dari active maupun passive income.
Merupakan pajak yang bersifat Final (khusus) atas obyek-obyek pajak tertentu, jenis
penghasilan yang dikenakan PPh ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
6. PPh pasal 15
Sedangkan tempat terutang PPh pemotongan dan pemungutan pada dasarnya adalah
tempat di mana pekerjaan, jasa, atau kegiatan usaha dilakukan PPh pemotongan
pemungutan menganut sistem desentralisasi atau tidak mengenal adanya pemusatan,
kecuali ditentukan lain.
Terkait bukti potong, pemotong harus memberikan bukti potong PPh pasal 21 kepada
pegawai tetap atau penerima pensiun berkala paling lama 1 bulan setelah tahun kalender
berakhir, jika pegawai tetap atau penerima pensiun berkala berhenti bekerja sebelum bulan
Desember Bukti Potong harus diberikan paling lama 1 bulan setelah yang bersangkutan
berhenti bekerja. Dan bukti potong diberikan sekali pada akhir masa.
Untuk selain pegawai tetap dan penerima pensiun berkala, pemotong harus memberikan bukti
potong setiap kali melakukan pemotongan dan apabila dalam 1 bulan kalender kepada 1
PPh pasal 21/26 yang dipotong setiap masa pajak wajib disetor paling lama 10 hari setelah
masa pajak berakhir dan dilaporkan paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Dalam hal jatuh temponya jatuh pada hari libur maka penyetoran dan pelaporan dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
PPh 21
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam
bentuk apa punditerima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.
3. Dana Pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiundan pembayaran
lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun
4. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas atau Badan
yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagaiimbalan sehubungan dengan
jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
3. Pemberi kerja Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah
tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
– Penghasilan teratur
• Uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang
dibayarkan sekaligus
• Honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur anggota dewan komisaris atau
dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan
yang sama
• Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak
teratur mantan pegawai
• penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang
masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan
-WP yang dikenakan PPh berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit)
3. Iuran Pensiun kepada Dana Pensiun yang telah disahkan Menkeu, Iuran THT/JHT
yang dibayar Pemberi Kerja
5. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh (cfm.
PMK 154/PMK.03/2009)
JKK, JKM, JPK dibayar Biaya bagi perusahaan Penghasilan (digabung dalam
perusahaan (deductible) penghasilan bruto gaji)
(Premi Asuransi) Alasan : karena tidak
tercantum dalam Pasal 4 ayat
(3) (bukan obyek PPh)
sehingga merupakan obyek
PPh.
Pegawai Tetap :
• pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu yang
menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur
Perhitungan PPh 21 untuk pegawai tetap dapat dibagi menjadi 2 yaitu perhitungan PPh 21
bulan Desember atau akhir masa dan perhitungan PPh 21 bulanan (selain bulan Desember
atau akhir masa)
1. Perhitungan Bulanan
a. Perhitungan Bulanan tanpa penghasilan tidak teratur
Tuan A ber-NPWP bekerja di perusahaan X dengan gaji bulan Januari 2018 sebesar
Rp8.000.000, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji sedangkan yang dibayar
sendiri 0,3% dari gaji. Selain itu, Tuan A membayar iuran pensiun sebesar 200.000 dan
pemberi kerja membayar sebesar 300.000. Diketahui Tuan A menikah dengan 2 anak
sesuai keadaan 1 Januari 2018. Hitunglah PPh 21 bulan Januari!
Jawab:
Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000
PKP 21.756.000
PPh terutang setahun 1.087.800
Untuk menghitung PPh 21 bulanannya maka dihitung dulu PPh 21 sebulan untuk
penghasilan teratur (caranya sama dengan bagian a) ditambah PPh 21 untuk penghasilan
tidak teratur. Cara perhitungannya sebagai berikut:
Contoh 2:
Pada bulan Februari Tuan A mendapat bonus atas kinerjanya sebesar 20.000.000 dan
penghasilan lain (gaji) tidak mengalami perubahan. Hitunglah PPh 21 bulan Februari
Jawab:
Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000
PKP 21.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a
PKP 40.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur dan
bonus 2.037.800 b
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a
PPh 21 atas bonus (b-a) 950.000
PPh 21 bulan Februari = PPh 21 penghasilan teratur sebulan + PPh 21 atas bonus
= 90.650 + 950.000 =1.040.650
Berapakah jumlah penghasilan bruto yang diisi pada SPT Masa PPh 21 lampiran I?
Penghasilan bruto = gaji + premi yang dibayar pemberi kerja + bonus
= 8.000.000 + 40.000 + 20.000.000 =28.040.000
Contoh 3:
Kelanjutan contoh soal 1 dan 2
Pada bulan Desember Tuan A mendapatkan kenaikan gaji menjadi 9.000.000. Berapakah
PPh 21 bulan Desember!
Jawab:
PKP 41.710.750
PPh terutang setahun 2.085.538
Gimana jika pada bulan Desember selain mendapatkan kenaikan gaji Tuan A juga mendapat
THR sebesar 15.000.000. Berapakah PPh 21 bulan Desember ?
Jawab:
PKP 56.585.000
PPh terutang setahun 3.487.750
PPh 21 yang telah dipotong (90.650 x 10 bulan +
1.040.650) 1.947.150
PPh 21 bulan Desember 1.540.600
*tanpa perlu menghitung PPh 21 atas THR (penghasilan tidak teratur)
Perhitungan PPh 21 untuk pegawai tetap yang dibayarkan mingguan atau harian
a) Untuk yang dibayarkan mingguan maka dihitung dulu penghasilan sebulannya dengan
cara dikali 4. Perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan contoh sebelumnya.
Setelah didapat PPh 21 sebulannya lalu dibagi 4 untuk mendapat PPh 21 seminggunya
b) Untuk yang dibayarkan harian maka dihitung dulu penghasilan sebulannya dengan
cara dikali 26. Perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan contoh sebelumnya.
Setelah didapat PPh 21 sebulannya lalu dibagi 26 untuk mendapat PPh 21 seharinya.
2) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan kewajiban
subjektifnya sudah ada
Contoh 4:
Siswono (K/2) mulai bekerja di PT X pada bulan Juli 2018 dengan gaji sebesar 15 juta,
premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji dan iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebesar 200.000. Berapakah PPh 21 bulan Juli ?
Jawab:
Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000
PKP 18.750.000
PPh 21 terutang setahun 937.500
3) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan sekaligus
kewajiban subjektifnya baru dimulai
Contoh 5:
Ahmed Jafar (K/2) mulai bekerja di Indonesia yaitu di PT X pada bulan Juli 2018 dengan
gaji sebesar 15 juta, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji. Berapakah PPh 21
bulan Juli ?
Jawab:
Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000
PKP 107.400.000
PPh 21 terutang disetahunkan 11.110.000
PPh 21 setahun (... X 6/12) 5.555.000
4) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang berhenti bekerja pada tahun berjalan tapi
tidak kehilangan kewajiban subjektifnya
Contoh 6:
Gaji 12.000.000
PKP 68.820.000
PPh 21 terutang setahun 5.323.000
1. PPh Pasal 21
Merupakan PPh yang terkait dengan penghasilan dari pekerjaan, jasa, kegiatan (active
income) yang dilakukan oleh orang pribadi dalam negeri baik yang bersifat sebagai karyawan
tetap atau bukan karyawan tetap.
2. PPh Pasal 22
Merupakan PPh potput dimana objeknya adalah penjualan atau pembelian. Tidak setiap
Wajib Pajak dapat memungut PPh Pasal 22. Pemungut PPh Pasal22 ditunjuk berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Direktur Jenderal pajak.
3. PPh Pasal 23
Merupakan pajak yang terkait dengan penghasilan dari pemanfaatan modal/aktiva (passive
income) dan pemanfaatan jasa (active income) yang diterima/diperoleh subyek pajak dalam
negeri.
4. PPh Pasal 26
Merupakan pajak yang terkait dengan penerima pengasilan yang berasal dari subyek pajak
luar negeri baik berasal dari active maupun passive income.
5. PPh Pasal 4 ayat (2)
Merupakan pajak yang bersifat Final (khusus) atas obyek-obyek pajak tertentu, jenis
penghasilan yang dikenakan PPh ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
6. PPh pasal 15
Pada dasarnya saat yang menentukan terutang PPh pemotongan pemungutan adalah saat
dibayarkan/tersedia untuk dibayarkan secara tunai atau saat dibebankan atau telah jatuh tempo
pembayarannya, mana yang terlebih dahulu. Pemotong pajak harus memotong pada saat
tersebut, kecuali ditentukan lain.
Sedangkan tempat terutang PPh pemotongan dan pemungutan pada dasarnya adalah tempat di
mana pekerjaan, jasa, atau kegiatan usaha dilakukan PPh pemotongan pemungutan menganut
sistem desentralisasi atau tidak mengenal adanya pemusatan, kecuali ditentukan lain.
Terkait bukti potong, pemotong harus memberikan bukti potong PPh pasal 21 kepada
pegawai tetap atau penerima pensiun berkala paling lama 1 bulan setelah tahun kalender
berakhir, jika pegawai tetap atau penerima pensiun berkala berhenti bekerja sebelum bulan
Desember Bukti Potong harus diberikan paling lama 1 bulan setelah yang bersangkutan
berhenti bekerja. Dan bukti potong diberikan sekali pada akhir masa.
Untuk selain pegawai tetap dan penerima pensiun berkala, pemotong harus memberikan
bukti potong setiap kali melakukan pemotongan dan apabila dalam 1 bulan kalender kepada 1
penerima penghasilan dilakukan lebih dari 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat
sekali dalam 1 bulan kalender tersebut.
PPh 21
Pegawai Tetap :
• pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu yang
menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur
3. Perhitungan Bulanan
c. Perhitungan Bulanan tanpa penghasilan tidak teratur
Contoh 1:
Tuan A ber-NPWP bekerja di perusahaan X dengan gaji bulan Januari 2018 sebesar
Rp8.000.000, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji sedangkan yang dibayar
sendiri 0,3% dari gaji. Selain itu, Tuan A membayar iuran pensiun sebesar 200.000 dan
pemberi kerja membayar sebesar 300.000. Diketahui Tuan A menikah dengan 2 anak
sesuai keadaan 1 Januari 2018. Hitunglah PPh 21 bulan Januari!
Jawab:
Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000
PKP 21.756.000
PPh terutang setahun 1.087.800
Untuk menghitung PPh 21 bulanannya maka dihitung dulu PPh 21 sebulan untuk
penghasilan teratur (caranya sama dengan bagian a) ditambah PPh 21 untuk penghasilan
tidak teratur. Cara perhitungannya sebagai berikut:
Contoh 2:
Pada bulan Februari Tuan A mendapat bonus atas kinerjanya sebesar 20.000.000 dan
penghasilan lain (gaji) tidak mengalami perubahan. Hitunglah PPh 21 bulan Februari
Jawab:
Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000
PKP 21.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a
PKP 40.756.000
PPh terutang setahun atas ph teratur dan
bonus 2.037.800 b
PPh terutang setahun atas ph teratur 1.087.800 a
PPh 21 atas bonus (b-a) 950.000
PPh 21 bulan Februari = PPh 21 penghasilan teratur sebulan + PPh 21 atas bonus
= 90.650 + 950.000 =1.040.650
Contoh 3:
Kelanjutan contoh soal 1 dan 2
Pada bulan Desember Tuan A mendapatkan kenaikan gaji menjadi 9.000.000. Berapakah
PPh 21 bulan Desember!
Jawab:
PKP 41.710.750
PPh terutang setahun 2.085.538
PPh 21 yang telah dipotong (90.650 x 10 bulan +
1.040.650) 1.947.150
PPh 21 bulan Desember 138.388
Gimana jika pada bulan Desember selain mendapatkan kenaikan gaji Tuan A juga mendapat
THR sebesar 15.000.000. Berapakah PPh 21 bulan Desember ?
Jawab:
PKP 56.585.000
PPh terutang setahun 3.487.750
PPh 21 yang telah dipotong (90.650 x 10 bulan +
1.040.650) 1.947.150
PPh 21 bulan Desember 1.540.600
*tanpa perlu menghitung PPh 21 atas THR (penghasilan tidak teratur)
Perhitungan PPh 21 untuk pegawai tetap yang dibayarkan mingguan atau harian
6) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan kewajiban
subjektifnya sudah ada
Contoh 4:
Siswono (K/2) mulai bekerja di PT X pada bulan Juli 2018 dengan gaji sebesar 15 juta,
premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji dan iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebesar 200.000. Berapakah PPh 21 bulan Juli ?
Jawab:
Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000
PKP 18.750.000
PPh 21 terutang setahun 937.500
7) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap mulai bekerja pada tahun berjalan dan sekaligus
kewajiban subjektifnya baru dimulai
Contoh 5:
Ahmed Jafar (K/2) mulai bekerja di Indonesia yaitu di PT X pada bulan Juli 2017 dengan
gaji sebesar 15 juta, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji. Berapakah PPh 21
bulan Juli ?
Jawab:
Gaji 15.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 75.000
PKP 107.400.000
8) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang berhenti bekerja pada tahun berjalan tapi
tidak kehilangan kewajiban subjektifnya
Contoh 6:
Siswanto (K/2) pegawai tetap di PT X dan selama tahun 2018 memperoleh gaji sebesar
12.000.000 sebulan, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji dan iuran pensiun
yang dibayar sendiri sebesar 200.000. Sejak tanggal 1 September Siswanto tidak lagi
bekerja di PT X. Berapakah PPh 21 bulan Agustus 2018?
Jawab
Perhitungan PPh 21 bulan Januari-Juli
Gaji 12.000.000
PKP 68.820.000
PPh 21 terutang setahun 5.323.000
PKP 23.380.000
PPh terutang setahun 1.169.000
PPh 21 yang telah dipotong bulan Januari-Juli 3.105.081
lebih
PPh 21 bulan Agustus (1.936.081) potong
*Atas kelebihan potong ini direstitusikan kepada Siswanto pada bulan Agustus oleh pemberi
kerja
9) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang berhenti bekerja pada tahun berjalan
sekaligus kehilangan kewajiban subjektifnya
Contoh 7:
Ahmed Jafar (K/2) mulai bekerja di Indonesia yaitu di PT X pada bulan Juli 2017 dengan gaji
sebesar 15 juta, premi yang dibayar pemberi kerja 0,5 % dari gaji. Pada tanggal 31 Agustus
2018 Ahmed Jafar berhenti bekerja dan kembali ke negaranya, berapa besar PPh 21 bulan
Agustus 2018?
Perhitungan akhir masa (bulan Agustus)
PKP 80.880.000
PPh 21 setahun 7.132.000
PPh 21 yang dipotong di cabang Bandung 3.548.667
PKP 22.236.000
PPh 21 terutang setahun 1.111.800
Gaji 10.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 50.000
PKP 44.700.000
Gaji 10.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 50.000
PKP 44.700.000
PPh 21 terutang setahun 2.235.000
Gimana jika rapelannya dibayar di bulan Desember bukan November? Maka tidak perlu
mencari PPh PPh 21atas rapel seperti perhitungan di atas tapi langsung dihitung PPh 21
setahun itu dikurangi PPh 21 yang telah dipotong, maka didapatkan PPh 21 akhir masa
Desember.
Contoh 10:
Kepada Dendi Setiawan (K/2) diberikan kenaikan gaji yang semula 8 juta sebulan menjadi 10
juta sebulan yang berlaku mulai bulan Agustus. Selisih akibat kenaikan gaji ini bari
dibayarkan pada bulan Desember.Premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dari gaji dan iuran
JHT yang dibayar sendiri sebesar 2% dari gaji Berapah PPh 21 bulan Desember?
Jawab:
12) Perhitungan PPh 21 pegawai tetap yang memiliki NPWP pada tahun berjalan
Pertama menghitung selisih perhitungan masa-masa sebelumnya untuk yang ber-NPWP
dan yang tidak ber-NPWP. Atas selisih ini akan mengurangi PPh 21 masa saat pegawai
tetap baru memiliki NPWP
Contoh:
Haise Sasaki (K/0) mulai bekerja di PT Aogiri Tree bulan Januari 2018. Ia menerima gaji
sebesar 8 juta sebulan dan premi yang dibayar pemberi kerja 0,5% dar gaji. Tapi ia baru
memiliki NPWP pada bulan Mei 2018. Hitunglah PPh 21 bulan Mei!
Jawab:
Perhitungan bulan Januari-April (yang telah dipotong)
Gaji 8.000.000
Premi yang dibayar pemberi kerja (0,5% x
gaji) 40.000
PKP 33.156.000
PPh 21 terutang setahun 1.657.800
Gaji 8.000.000
PKP 33.156.000
PPh 21 terutang setahun 1.657.800
13) Perhitungan PPh 21 Penerima pensiun yang memasuki pensiun pada tahun pertama
Contoh:
Agus Martin (K/2) sejak 1 Juli 2018 memasuki masa pensiun dengan uang pensiun
sebesar 6 juta. Sebelum pensiun Agus bekerja di PT X dengan gaji sebesar 12 juta dan
iuran pensiun dibayar sendiri sebesar 200.000. Berapakah PPh 21 bulan Juli?
PKP 300.000
PPh 21 setahun 15.000
Penghasilan neto setahun 67.800.000
PPh 21 setahun 15.000
Perhitungan PPh 21 bulan Juli
PKP 35.100.000
PPh 21 setahun 1.755.000
Adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan
bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau
penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
Contoh:
Nurcahyo dengan status belum menikah pada bulan Januari 2016 bekerja sebagai buruh harian
PT Cipta Mandiri Sejahtera. Ia bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp450.000,00
Upah sehari Rp 450.000,00
Batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh Rp 450.000,00. Penghasilan Kena Pajak
Sehari Rp 0,00
Sampai dengan hari ke-10, karena jumlah kumulatif upah yang diterima belum melebihi
Rp4.500.000 maka tidak ada PPh Pasal 21 yang dipotong.Pada hari ke-11 jumlah kumulatif
upah yang diterima melebihi Rp4.500.000, maka PPh Pasal 21 terutang dihitung berdasarkan
upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.
Upah s.d. hari ke-11(11 X Rp 450.000) Rp 4.950.000
PTKP sebenarnya(11 X (Rp 54.000.000 /360)) (Rp 1.650.000)
Penghasilan Kena Pajak s.d. hari ke-11 Rp 3.300.000
PPh Pasal 21 terutang s.d hari ke-11(5% X Rp 3.300.000) Rp 165.000
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-10 Rp 0
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-11 Rp 165.000
Sehingga pada hari ke-11, menerima upah bersih Rp 285.000
(Rp 450.000 - Rp 165.000 )
Misalkan Nurcahyo bekerja selama 12 hari, maka penghitungan PPh Pasal 21 yang harus
dipotong pada hari ke- 12 adalah sebagai berikut. Pada hari kerja ke-12, jumlah PPh Pasal 21
yang dipotong adalah:
Upah sehari Rp 450.000
PTKP sehari (Rp54.000.000/360) (Rp 150.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 300.000
Contoh
Nashrun Berlianto melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT Cahaya Kurnia dengan fee
sebesar Rp5.000,000,00.
Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar:
5% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp125.000,00
Dalam hal Nashrun Berlianto tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang
menjadi sebesar:
120% x 5% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp150.000,00
PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh (Tarif Pajak)
atas jumlah kumulatif penghasilan kena pajak.
DPP= (50% x Penghasilan bruto sebulan-PTKP sebulan) kumulatif
PPh 21 sebulan = DPP x tarif pajak
Catatan : Besarnya tarif sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) huruf (a) UU PPh yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih
PPh Pasal 21 bagi peserta kegiatan = Penghasilan bruto x tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a
UU PPh.
Contoh
Sony Gemilang adalah seorang atlet bulutangkis profesional Indonesia yang bertempat
tinggal di Jakarta. Ia menjuarai turnamen Indonesia Grand Prix Gold dan memperoleh hadiah
sebesar Rp200.000.000.
PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah turnamen Indonesia Grand Prix Gold tersebut adalah:
5% X Rp50.000.000 =Rp 2.500.000
15% X Rp 150.000.000 =Rp 22.500.000
PPh 21 =Rp 25.000.000
Catatan: Apabila yang bersangkutan tidak memiliki NPWP akan dikenakan tarif 20% lebih
tinggi
b. Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan
Sekaligus
tarif 0% tarif 5%
PPh 21 untuk mantan pegawai, peserta program pensiun yang melakukan penarikan
dana pensiun dan dewan komisaris/pengawas bukan pegawai tetap
Formulir 1721-II
Diisi daftar Bukti Pemotongan yang Tidak Final
Formulir 1721-III
Diisi daftar Bukti Pemotongan yang Final, yaitu PPh 21 penerima pesangon dan manfaat
pensiun
Formulir 1721-IV
Diisi kode akun pajak. KAP 411121 untuk jenis pajak PPh pasal 21
Kode jenis setoran:
100 untuk Masa PPh pasal 21 tidak final
200 untuk tahunan PPh pasal 21 yang masih harus disetor
300 untuk STP PPh pasal 21
401 untuk PPh final atas pembayaran sekaligus JHT, uang tebusan dan uang pesangon
402 untuk PPh final atas honorarium atau imbalan yang diterima pejabat negara, PNS,
anggota TNI/Polri dan para pensiunannya
Formulir 1721-VI
Nomor Bukti Potong diisi dengan format 1.3-mm.yy-xxxxxxx
1.3 untuk kode bukti potong PPh pasal 21 dan pasal 26 tidak Final
mm, diisi dengan masa pajak perolehan penghasilan
yy, diisi dengan 2 digit terakhir dari tahun pajak
xxxxxxx, diisi dengan nomor urut pemotongan selama satu tahun pajak tersebut
Pada kolom (5), penulisan tarif hanya menuliskan tarif tertingginya saja
Pada huruf C, identitas pemotong dilakukan oleh pemotong/pimpinan/kuasanya
Formulir 1721-VII
Nomor Bukti Potong diisi dengan format 1.4-mm.yy-xxxxxxx
1.4 untuk kode bukti potong PPh pasal 21 dan pasal 26 Final
mm, diisi dengan masa pajak perolehan penghasilan
yy, diisi dengan 2 digit terakhir dari tahun pajak
xxxxxxx, diisi dengan nomor urut pemotongan selama satu tahun pajak tersebut
Pada kolom (5), penulisan tarif hanya menuliskan tarif tertingginya saja
Pada huruf C, identitas pemotong dilakukan oleh pemotong/pimpinan/kuasanya
Formulir 1721-A1
Formulir 1721-A2
Untuk Bukti Potong PPh 21 PNS, Tentara/Polri, pejabat negara dan pensiunannya
Nomor Bukti Potong diisi dengan format 1.2-mm.yy-xxxxxxx
*Jika masih kurang jelas, langsung liat petunjuk pengisian SPT Masa PPh 21 ya*
Soal Latihan
Roy Mustang belum ber-NPWP (TK/0) bekerja di PT Tepok Jidat pada bulan Januari 2018,
pada bulan Agustus mendapat kenaikan gaji dari 10 juta menjadi 12 juta yang berlaku surut
mulai bulan Mei dan baru dibayarkan pada bulan Agustus. Selain itu, pada bulan Agustus
juga mendapat bonus 20 juta dan baru memiliki NPWP. Premi yang ditanggung perusahaan
sebesar 0,5% dari gaji dan iuran dibayar sendiri sebesar 200.000 pe bulan. Hitunglah PPh 21
bulan Agustus!
Caranya:
1.Cari dulu PPh atas bonus,
2.kemudian cari PPh atas rapel termasuk selisih akibat adanya kenaikan tarif bulan Mei-Juli,
3.cari selisih akibat adanya kenaikan tarif bulan Januari-April,
4.PPh 21 bulan Agustus adalah penghasilan teratur bulan Agustus + PPh 21 atas bonus
+perhitungan no.2 (bernilai positif jika perhitungan PPh 21 setelah kenaikan dan ber-NPWP
>sebelum kenaikan dan tidak ber-NPWP, bernilai negatif jika sebaliknya) – perhitungan no.3
Pertemuan 1
1. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi privat, semua penyediaan barang
atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, misalnya rumah sakit swasta dan
perusahaan pengangkutan.
2. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi publik yang bersifat primer adalah
semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah
merupakan satu-satunya penyelenggara sehingga klien/pengguna mau tidak mau harus
memanfaatkannya. Misalnya pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara, dan pelayanan
perizinan.
3. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi publik yang bersifat sekunder adalah
segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi
yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan.
a. Efektif
b. Sederhana
c. Transparan
d. Efisiensi
f. Ketepatan Waktu
Dengan adanya SOP, maka proses pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit
pelayanan dapat berjalan sesuai dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara
konsisten.
Dalam konsep manajemen pelayanan, kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila produk
pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan memenuhi kualitas yang diharapkan
masyarakat. Oleh karena itu, survei kepuasan pelanggan memiliki arti penting dalam upaya
peningkatan pelayanan publik.
a. Kelembagaan (organisasi)
a. Fungsi Pengaturan
Fungsi pengaturan pada dasarnya mengandung tujuan pokok pemeliharaan sistem, yakni
mewujudkan ketertiban sosial. Dalam rangka ketertiban sosial ini pemerintah bertanggung
jawab untuk menentukan peraturan-peraturan tertentu yang secara hokum mengikat setiap
warga Negara.
b. Fungsi Pelayanan
Fungsi pelayanan mengacu kepada konsepsi negara kesejahteraan, bahwa pemerintahan negara
yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan hidup seluruh rakyatnya.
Etika pelayanan publik atau etika profesi PNS berkaitan dengan penerapan prinsip-
prinsip atau standar-standar moral dalam menjalankan tanggung jawab peran aparatur birokrasi
pemerintahan dalam menyelenggarakan pelayanan bagi kepentingan publik. Fokus utama
Pertemuan 2
A. Pengertian Etika
1. Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.
3. Studi tentang prinsip-prinsip perilaku baik dan benar sebagai falsafat moral.
4. Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia.
Meta-Etika adalah konsepsi mengenai benar atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa.
Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara
baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati
dan berlaku di masyarakat.
Etika merupakan pengetahuan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah Etika
b. Etika Filosof Yunani dan Romawi: Hedonisme, Epicurus, Sinis, Stoicisme, Skeptis
Etika lebih hedonistik (edone, "kenikmatan") dimulai dengan Democritus (460-370 SM), yang
menganggap disposisi gembira dan ceria sebagai kebaikan dan kebahagiaan tertinggi manusia.
Para Sinis, Antisthenes (444-369 SM) dan Diogenes dari Sinope (414-324 SM), mengajarkan
kebalikan dari Hedonisme, yaitu bahwa kebajikan saja sudah cukup untuk kebahagiaan, bahwa
kesenangan adalah kejahatan, dan bahwa manusia benar-benar bijaksana atas hukum manusia.
Tuhan telah menulis hukum moral di hati semua orang, bahkan yang berada di luar pengaruh
Wahyu Kristen; hukum ini memanifestasikan dirinya dalam hati nurani setiap orang dan adalah
norma yang menurut seluruh umat manusia akan dinilai pada hari perhitungan.
Pada fondasi diletakkan filsuf dan teolog Katolik yang berhasil terus membangun. Abad
keenam belas ditandai dengan kebangkitan kembali pertanyaan etis, meskipun sebagian besar
dijawab melalui teologi.
Para Reformator benar-benar memegang teguh kesucian sebagai sumber wahyu yang
sempurna. Thomas Hobbes (1588-1679) mengandaikan bahwa manusia awalnya dalam kondisi
kasar (Naturae status) di mana setiap orang bebas untuk bertindak saat dia senang, dan
memiliki hak untuk semua hal, sehingga muncul perang semua melawan semua.
Hukum ini tidak harus dipahami sebagai otoritas eksternal, karena ini akan heteromony yang
asing bagi moralitas sejati, melainkan lebih merupakan hukum akal kita sendiri, yang otonom
yaitu, harus diamati untuk kepentingan sendiri, tanpa memperhatikan setiap kesenangan atau
utilitas yang timbul darinya.
Tidak ada kode universal moralitas yang mengikat semua manusia pada segala waktu. Manusia
berbeda satu sama lain dan selalu berubah, dan mereka melihat dunia dengan cara mereka
sendiri.
C. Teori Etika
a. Teori Teleologi
Teori teleleologi disebut juga teori konsekuensialis, menyatakan bahwa nilai moral
suatu tindakan ditentukan semata-mata oleh konsekuensi tindakan tersebut. Benar atau
salahnya tindakan ditentukan oleh hasil atau akibat dari tindakan tersebut. Maka, yang
menyebabkan tindakan itu benar atau salah adalah bukan tindakan itu sendiri melainkan akibat
dari tindakan tersebut.
1) Egoisme Etis
Suatu tindakan benar atau salah tergantung semata-mata pada baik buruknya akibat tindakan
tersebut bagi pelakunya.
2) Altruisme Etis
Berlawanan dengan egoisme etis, bahwa baik buruknya suatu tindakan ditentukan oleh baik
buruknya akibat tindakan tersebut terhadap orang lain, kecuali pelaku.
3) Utilitarianisme
Gabungan antara egoisme etis dan altruisme etis, bahwa benar salahnya tindakan tergantung
pada baik buruknya konsekuensi tindakan tersebut bagi siapa saja yang dipengaruhi oleh
tindakan tersebut.
b. Teori Deontologi
Menurut Teori Deontologi perbuatan tertentu adalah benar bukan karena manfaat bagi
kita sendiri atau orang lain tetapi karena sifat atau hakikat perbuatan itu sendiri atau kaidah
yang diikuti untuk berbuat.
1) Deontologi Tindakan
2) Deontologi Kaidah
Suatu tindakan benar atau salah karena kesesuaian atau tidak sesuainya dengan suatu prinsip
moral yang benar.
3) Deontologi Monistik
Teori ini mendukung suatu kaidah umum seperti “the golden rule” sebagi prinsip moral
tertinggi yang menjadi dasar untuk menurunkan kaidah atau prinsip-prinsip moral lainnya.
4) Dentologi Pluralistik
Teori ini dikemukakan oleh William David Ross yang mengidentifikasi tujuh kewajiban moral
pada pandangan pertama (prime face).
c. Teori Keutamaan
Teori keutamaan (virtue) adalah teori yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan:
apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya.
1) Hak
Hak merupakan konsep moral yang penting, yang memungkinkan individu memilih
secara bebas dalam memenuhi kepentingan atau menjalankan aktivitas tertentu dan melindungi
pilihan-pilihan tersebut. Hak adalah suatu klaim yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
Macam-macam Hak :
Hak Legal dan Hak Moral
Hak legal adalah hak yang diakui dan ditegakkan sebagai bagian dari hukum. Hak
moral meliputi hak-hak yang secara moral seharusnya kita miliki, terlepas apakah
diakui atau tidak oleh hukum.
Hak Absolut
Hak yang bersifat absolut adalah suatu hak yang bersifat mutlak tanpa pengecualian,
berlaku dimana saja dengan tidak dipengaruhi oleh situasi dan keadaan.
2) Kewajiban
Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan atau dilakukan oleh semua
individu agar bisa mendapatkan haknya secara layak, karena dengan melakukan kewajiban ini
hak yang diperoleh itu menjadi hasil karena kita sudah melakukan kewajiban.
3) Keadilan
Seringkali dijadikan sebagai kriteria tunggal untuk menilai benar/salahnya suatu perbuatan.
Menurut konsep tradisional (Aristoteles), keadilan terdiri dari keadilan universal dan keadilan
khusus.
a. Keadilan Universal
Keadilan yang berlaku bagi keseluruhan “keutamaan”. Orang yang adil adalah orang yang
selalu berbuat benar secara moral dan mematuhi hukum.
b. Keadilan Khusus
Keadilan distributif
Keadilian distributif adalah keadilan dalam pendistribusian manfaat dan beban.
Keadilan ini diperlukan dalam kondisi:
a) Manfaat yang akan dibagikan (yang tersedia) lebih sedikit daripada jumlah dan
keinginan orang. (contoh: pembagian kompor gas).
b) Beban atau pekerjaan yang tidak menyenangkan terlalu banyak dibandingkan dengan
jumlah orang yang bersedia memikul.
Keadilan kompensasi
Keadilan kompensasi berhubungan dengan masalah pemberian imbalan atau
penggantian (kompensasi) kepada seseorang karena kekeliruan atau kesalahan yang
menimpa dan merugikannya. Alasan yang mendasari adanya kompensasi adalah terjadi
suatu kekeliruan atau kecelakaan yang disebabkan kelalaian sehingga menyebabkan
seseorang dalam keadaan lebih buruk, misalnya merusak keseimbangan moral. Dengan
memberikan kompensasi maka keadaan si korban dapat dikembalikan seperti semula,
sehingga keseimbangan moral tercapai kembali.
Keadilan retributif
Keadilan retributif berkaitan dengan pemberian hukuman terhadap pelaku kesalahan.
Alasan yang mendasari pemberian hukuman adalah seseorang yang melakukan suatu
kejahatan telah merusak kesimbangan moral karena menjadikan orang lain dalam
keadaan buruk. Pemulihan keseimbangan moral dalam kasus ini dicapai dengan
memberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatan tersebut.
Pertemuan 3
Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral. Sedangkan etiket adalah Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada
kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang
itu atau Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan
dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
1. Etiket menyangkut tata acara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya
menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan
tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar
etiket.
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan
itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil
barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan
suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan
kanan atau tangan kiri.
2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar
kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja
makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak
ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri
selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus
dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap
sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika
yang tidak bisa ditawar-tawar.
4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa
juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil dari luar sangan sopan dan halus, tapi di
dalam penuh kebohongan.
Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,
sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
a. Power
b. Achievement
c. Hedonism
d. Stimulation
e. Self-direction
f. Universalism
g. Benevolence
h. Tradition
i. Comformity
j. Security
C. Pengertian Norma
Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan
untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Norma terdiri dari
beberapa macam, antara lain yaitu :
a. Norma Agama
b. Norma Kesusilaan
c. Norma Kesopanan
e. Norma Hukum
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan
seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan. Dengan kata lain
norma kesusilaan merupakan peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat
penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh
umat manusia.
Norma Kesopanan
Sebuah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat.
Norma Kesopanan ini timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati.
Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber
norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat
istiadat.
Norma Kebiasaan
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan
norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara
selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma
ini.
Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan
memaksa. Norma Hukum merupakan peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh
lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa
peraturan perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama.
Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa
ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan
hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu
kekuasaan negara.
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan
“apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
a. Adanya pengetahuan khusus, biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
d. Izin khusus untuk menjalankan suatu profesie. Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu profesi.
Etika Profesi adalah suatu bidang etika (sosial) terapan. Etika profesi berkaitan dengan
kewajiban etis mereka yang menduduki posisi yang disebut profesional. Etika profesi berfungsi
sebagai panduan bagi para profesional dalam menjalani mereka memberikan dan
mempertahankan jasa kepada masyarakta yang berstandar tinggi.
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam
diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
Tanpa etika profesi, apa yang semua dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera
jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-
adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional
ini.
Terdapat beberapa prinsip yang melekat dengan etika profesi diantaranya adalah
sebagai berikut:
Tanggung jawab.
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya dan tangggung
jawab terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya, tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen profesional dan tidak
mengganggu kepentingan umum.
Prinsip integritas moral yang tinggi.
Komitm6en pribadi menjaga keluhuran profesi.
Dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etik dalam pengambilan keputusan,
yaitu:
Prinsip konsekuensi (Principle of Consequentialist)
a. Adalah konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan.
Artinya keputusan dinilai etik atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan
tersebut.
b. Prinsip tidak konsekuensi (Principle of Nonconsequentialist)
Adalah terdiri dari rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan
pengambilan keputusan etik dan berdasarkan alas an bukan akibat, antara lain:
1) Prinsip Hak, yaitu menjamin hak asasi manusia yang berhubungan dengan kewajiban
untuk tidak saling melanggar hak orang lain.
2) Prinsip Keadilan, yaitu keadilan yang biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan
kesamaan.
Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
a). Keadilan distributive, yaitu keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan
beban antar anggota kelompok sesuai dengan kontribusi tenaga dan pikirannya terhadap
Sementara itu, menurut Muslich (1998 : 31-33) prinsip-prinsip etika bisnis terdiri dari:
a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai
dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang
dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi
dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan
komunitasnya.
b. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan suatu
perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal
perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
c. Prinsip Tidak Berniat Jahat
Prinsip ini memiliki hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang
ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
d. Prinsip Keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis.
Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama
kepada konsumen, dan lain-lain.
e. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat
dan prinsip keadilan.
Adiwarman Karim merumuskan prinsip-prinsip etika yang harus dianut dalam dunia bisnis.
Prinsip-prinsip itu terdiri dari:
a. Kejujuran
b. Keadilan
c. Rendah Hati
d. Simpatik
e. Kecerdasan
f. Lakukan dengan Cara yang Baik, Lebih Baik, atau Dipandang Baik
Untuk mencapai standar pelayanan prima ini, ada sejumlah prinsip yang harus dijadikan
panduan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Kondisional
4. Partisipasif
5. Kesamaan hak
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Netralitas PNS
Pada dasarnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negara manapun mempunyai tiga peran
yang serupa.
Pertama, sebagai pelaksana peraturan dan perundangan yang telah ditetapkan
pemerintah.Untuk mengemban tugas ini, netralitas PNS sangat diperlukan.
Kedua, melakukan fungsi manajemen pelayanan publik. Ukuran yang dipakai untuk
mengevaluasi peran ini adalah seberapa jauh masyarakat puas atas pelayanan yang diberikan
PNS. Apabila tujuan utama otonomi daerah adalah mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga desentralisasi dan otonomi terpusat pada pemerintah kabupaten dan
pemerintah kota, maka PNS pada daerah-daerah tersebut mengerti benar keinginan dan harapan
masyarakat setempat.
Ketiga, PNS harus mampu mengelola pemerintahan.Artinya pelayanan pada pemerintah
merupakan fungsi utama PNS. Setiap kebijakan yang diambil pemerintah harus dapat
dimengerti dan dipahami oleh setiap PNS sehingga dapat dilaksanakan dan disosialisasikan
sesuai dengan tujuan kebijakan tersebut. Dalam hubungan ini maka manajemen dan
administrasi PNS harus dilakukan secara terpusat, meskipun fungsi-fungsi pemerintahan lain
telah diserahkan kepada pemerintah kota dan pemerintah kabupaten dalam rangka otonomi
daerah yang diberlakukan saat ini.
Ketiga peran tersebut di atas juga merupakan prasyarat netralitas. Untuk mewujudkan ketiga
peran tersebut diharapakan dalam manajemen sistem kepegawaian perlu selalu ada:
a. Stabilitas, yang menjamin agar setiap PNS tidak perlu kuatir akan masa depannya serta
ketenangan dalam mengejar karier.
b. Balas jasa yang sesuai untuk menjamin kesejahteraan PNS beserta keluarganya. Sehingga
keinginan untuk melakukan korupsi, baik korupsi jabatan maupun korupsi harta, menjadi
berkurang, kalau tidak mungkin dihapuskan sama sekali dan
c. Promosi dan mutasi yang sistematis dan transparan, sehingga setiap PNS dapat
memperkirakan kariernya dimasa depan serta bisa mengukur kemampuan pribadi.
Pertemuan 6-7
Pertemuan 8
Habit 1 - Proactive
Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Proaktif berarti
menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihanpilihan kita dan memiliki kebebasan
untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi
di sekitar kita. Orang-orang yang proaktif adalah agen-agen perubahan, dan memilih untuk
tidak menjadi korban, untuk tidak menjadi reaktif; mereka memilih untuk tidak menyalahkan
orang lain.
Habit 6 – Synergy
Sinergi adalah alternatif ketiga – bukan cara saya, cara Anda, tetapi sebuah cara ketiga yang
lebih baik daripada apa yang bisa kita capai sendiri-sendiri. Sinergi merupakan buah dari sikap
menghormati, menghargai, dan bahkan merayakan adanya perbedaan di antara orang-orang.
Paradigma 7 Kebiasaan
Saat kita memikirkan secara lebih mendalam bahwa Kebiasaan 1, 2, dan 3 diwakili oleh
empat kata "membuat dan memenuhi janji," kita menjadi paham mengenai paradigma yang
menyertai masing-masing kebiasaan. Kebiasaan 1, Menjadi Proaktif, adalah sebuah paradigma
determinasi diri atau penetapan diri, dan bukan sekadar determinasi genetik, sosial, fisik, atau
lingkungan, melainkan "Saya bisa dan akan membuat janji." Inilah kekuatan dari pilihan.
PERTEMUAN 1
Header merupakan teks yang selalu diulang pada bagian atas tiap halaman sedangkan Footer
adalah teks yang selalu diulang pada bagian bawah tiap halaman. Ini berguna untuk
memberikan penomoran halaman atau tulisan lainnya. Header dan Footer dapat diaktifkan
melalui Tab Insert lalu Header & Footer Group
STYLE
Style adalah salah satu fitur di MS word untuk membantu kita membuat template suatu
format. Sehingga bisa digunakan untuk text selanjutnya tanpa harus format ulang.
Opsi pertama adalah Set Style. Opsi ini memungkinkan untuk memilih Group Style yang
lain. Opsi kedua, Colors, memungkinkan untuk memilih skema warna yang lain. Opsi ketiga,
Fonts, memungkinkan untuk memilih skema lain dari font. (Perhatikan bahwa font dan colors
tidak akan bekerja dengan semua set style.)
Jadi, apabila pengguna memilih mengatur gaya modern namun tidak suka dengan warnanya,
Pengguna dapat memilih skema warna yang berbeda dari daftar Warna untuk dengan mudah
menyesuaikan Style nya.
SECTIONS BREAKS
Fungsinya memisahkan format all page antar section.
PERTEMUAN 2
TABLE OF CONTENT
Table of Content adalah fitur untuk membuat daftar isi secara otomatis. Fitur ini
sangat bergantung dengan style yang dibuat.
Membuat Table of Content (TOC) dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara yang pertama
adalah membuat TOC dengan cara manual, sedangkan yang kedua adalah membuat dengan
cara otomatis. Untuk pembuatan TOC secara manual dapat digunakan fitur tabulasi
Saat ini yang akan dibahas secara cukup detail adalah membuat TOC dengan cara otomatis.
Berikut ini adalah langkah – langkah membuat TOC secara otomatis:
1. Menentukan Style untuk level paragraf
Secara standar, word menggunakan style heading untuk membuat level pada TOC. Style
yang digunakan adalah Heading1 untuk TOC level 1, Heading2 untuk TOC level 2, Heading3
untuk TOC level 3 dan seterusnya.
dapat dilihat bahwa Teks “4. KOMUNIKASI DATA” menggunakan style heading1 dengan
format font adalah Cabria dengan besar 14 point, dicetak tebal dan menggunakan warna
biru dengan allignment rata kiri. Format ini dapat dirubah dengan cara klik kanan pada
Quick Style dan klik Modify. Pengguna dapat merubahnya sesuai dengan keinginan untuk
semua format yang ada.
Untuk mengaplikasikan style pada teks, sangat disarankan untuk dilakukan per level TOC,
misalkan level 1 menggunakan style heading1, maka aplikasikan style heading1 untuk
semua text yang dikategorikan sebagai level 1 TOC di dokumen, misalkan judul bab. Setelah
itu beralih ke Level 2 TOC, Level 3 dan seterusnya.
Agar mudah mengaplikasikan style pada teks, dapat menggunakan Format Painter yang
terletak pada Tab Home – Group Clipboard
Format Painter adalah fitur yang digunakan untuk meng-copy hanya format dari suatu
teks saja, tidak dengan hurufnya. Fitur ini dapat diaplikasikan dalam atau antar dokumen.
Cara menggunakan format painter adalah:
a. Pilih teks yang memiliki format yang ingin diduplikasi di tempat lain
b. Klik ikon format painter pada tab home atau dapat menggunakan shortcut Ctrl+Shift+C.
d. Pilih teks yang akan di format. Format teks yang baru akan menggantikan teks lama.
Setelah dilakukan format painter terhadap seluruh teks yang akan dijadikan isi TOC pada
dokumen, berdasarkan level TOC yang dipilih dari quick style, maka pengguna dapat
menerapkan TOC secara otomatis dengan meletakkan kursor pada halaman daftar ini klik
pada Tab References Table of Contents Plih format TOC yang diinginkan, misalkan
Automatic Table 2
Excel memiliki banyak sekali fungsi yang dapat digunakan, diantaranya adalah fungsi
yang terkait dengan text, aritmatika, statistika, logika dan masih banyak fungsi lainnya.
Diantara fungsi – fungsi terebut, akan dibahas beberapa fungsi.
a. Change case
1) Merubah ke huruf kecil (LOWER)
Contoh:
A B
1 Hujan di Bogor
2 123
=LOWER("Training@STAN.A training@stan.ac.id
C.ID")
Merubah huruf pertama dari setiap kata menjadi huruf kapital (PROPER)
Sintaks: PROPER (teks)
Teks adalah teks tertutup dalam tanda kutip, formula dengan hasil teks, atau referensi ke
sebuah sel yang berisi teks yang ingin huruf pertama dari setiap kata menjadi huruf kapital
Contoh:
Teks adalah string teks yang berisi karakter yang ingin di ekstrak
jml_char adalah jumlah karakter yang diinginkan. Karakter yang ingin di ekstrak harus lebih besar
atau sama dengan nol. Jika jml_char adalah lebih banyak dari panjangnya teks, maka akan
ditampilkan semua teks, jika jml_char diabaikan, maka diasumsikan itu adalah 1
= LEFT (A1) H
Teks adalah string teks yang berisi karakter yang ingin di ekstrak
Start_num adalah posisi karakter pertama yang ingin di ekstrak dalam teks. Karakter pertama dari
teks tersebut adalah karakter ke-1 dan seterusnya. Jika start_num lebih besar dari panjangnya teks,
MID akan memunculkan “ (teks kosong)”. Jika start_num lebih kecil dari 1, maka MID akan
menampilkan #Value! error value.
Jml_char adalah jumlah karakter yang dinginkan. Jika jml_char negatif, maka MID akan menampilkan
#Value! error value.
Contoh:
RIGHT : Mengambil sebagian dari teks, dimulai dari sisi kanan teks
jml_char adalah jumlah karakter yang diinginkan. Karakter yang ingin di ekstrak harus lebih besar
atau sama dengan nol. Jika jml_char adalah lebih banyak dari panjangnya teks, maka akan
ditampilkan semua teks, jika jml_char diabaikan, maka diasumsikan itu adalah 1
=RIGHT("Stock r
Number")
=RIGHT(A1,5) Bogor
Fungsi lookup merupakan fungsi bantuan references. Fungsi Vlookup dipakai untuk menghasilkan
nilai pada tabel secara vertikal, sedangkan fungsi hlookup dipakai untuk menghasilkan nilai pada
tabel secara horizontal
Sintaks : VLOOKUP(lookup_value,table_array,col_index_num,range_lookup)
HLOOKUP(lookup_value,table_array,col_index_num,range_lookup)
Lookup_value adalah nilai yang dicari pada kolom (vlookup) atau baris (hlookup) pertama dari tabel
array (tabel referensi)
Table_array adalah tabel suatu text, angka atau nilai logical dimana data akan diambil. Table_array
dapat berupa range tabel atau nama suatu range table.
Col_index_num adalah nomor/ururan kolom pada tabel referensi dimana data akan diambil
Range_lookup adalah nilai logical. Untuk nilai yang mendekati sama dengan kolom/baris pertama
pada table_array diisi dengan TRUE atau dikosongkan sedangkan jika diisi dengan FALSE maka nilai
yang dibandingkan adalah benar-benar sama.
Pertemuan 5
HLOOK UP
Deskripsi
Mencari nilai di baris sebuah nilai array nilai, dan kemudian mengembalikan nilai dalam kolom yang
sama dari baris yang ditentukan dalam tabel atau array secara horizontal.
Syntax
HLOOKUP(lookup_value, table_array, row_index_num, [range_lookup])
lookup_value: Nilai yang akan dicari.
table_array: Tabel yang berisi nilai yang akan dicari.
row_index_num: Nomor baris pada tabel untuk mencari nilai yang diinginkan.
range_lookup: Nilai logika berupa TRUE dan FALSE yang digunakan untuk mencari nilai dan nilai
defaultnya adalah TRUE. Jika logika TRUE yang dipilih, maka nilai yang dicari akan bersifat
approximate match2. Sebaliknya jika logika FALSE yang dipilih, maka nilai yang dicari akan bersifat
exact match3.
Contoh:
Tabel 2.12.
ContohPenggunaanHLOOK UP DATA
A B C
Pertemuan 6 – 8
Jaringan Komputer
Jaringan komputer atau Computer Network, merupakan sekumpulan komputer, printer atau
peralatan pendukung lainnya yang dihubungkan melalui suatu media (kabel, microwave)
dengan menggunakan software yang memfasilitasi komunikasi antara komputer-komputer
tersebut, dengan demikian komunikasi antar sekumpulan komputer tersebut dapat berjalan
dengan baik.
Jenis-jenis jaringan
Suatu jaringan sering diklasifikasikan oleh batas fisik, organisasi atau tujuan dibuatnya
jaringan tersebut. Klasifikasi tersebut dapat berbeda terhadap penggunaan, tingkat kepercayaan
(trust level) dan hak aksesnya. Berikut adalah jenis jaringan menurut areanya:
Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang menghubungkan komputer dan perangkat di
wilayah geografis terbatas seperti rumah, sekolah, komputer laboratorium, gedung
perkantoran, atau kelompok tertentu yang diposisikan dekat gedung. Setiap komputer atau
perangkat pada jaringan adalah node/titik jaringan.
Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan komputer yang biasanya mencakup sebuah
kota atau kampus yang besar. MAN biasanya menghubungkan sejumlah jaringan area lokal
(LAN) dengan menggunakan teknologi backbone berkapasitas tinggi, seperti serat-optik link,
dan menyediakan layanan up-link untuk Wide Area Network (WAN) dan Internet.
2. Topologi jaringan
Topologi jaringan adalah pola tata letak interkoneksi dari berbagai elemen dari suatu komputer.
Topologi jaringan dapat berbentuk fisik dan logik. Topologi fisik mengacu pada desain fisik
jaringan termasuk perangkat, lokasi dan instalasi kabel. Topologi logis mengacu pada
bagaimana data sebenarnya ditransfer dalam jaringan. Dalam topologi fisik secara umum
berhubungan dengan jaringan inti sedangkan topologi logis berhubungan dengan jaringan
dasar. Topologi dapat dipahami sebagai bentuk atau struktur dari jaringan. Bentuk ini tidak
selalu sesuai dengan desain fisik yang sebenarnya dari perangkat pada jaringan komputer.
Komputer di jaringan rumah dapat disusun dalam lingkaran tetapi tidak berarti bahwa itu
merupakan topologi ring.
a. Topologi Bus
Topologi bus diimplementasikan dengan menggunakan media fisik berupa kabel koaksial
dalam bentuk satu garis lurus. Topologi ini umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang
terhubung secara sederhana sehingga komputer-komputer yang terlibat di dalamnya bisa
berkomunikasi satu sama lainnya. Realisasi dari topologi bus ini adalah adanya sebuah jalur
utama yang menjadi penghubung antar komputer. Komputer terhubung ke jalur utama melalui
sebuah jalur cabang. Sebelum mengirimkan data, NIC komputer pengirim akan melihat dahulu
apakah jalur transmisi sedang sibuk atau tidak. Apabila jalur sedang sibuk (sedang digunakan
oleh komputer lainnya), maka ia akan menunggu selama beberapa waktu yang acak sebelum
mencoba mengirimkan data kembali. Data akan dikirimkan begitu ada indikasi bahwa jalur
transmisi sedang tidak digunakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrokan
pada saat transmisi data.
b. Topologi Star
Topologi star dirancang untuk mengatasi masalah kepadatan jalur komunikasi. Metode
operasinya mirip dengan metode operasi topologi bus, dengan satu perbedaan mendasar yaitu
pada bagian pusat dari topologi ini terdapat sebuah switch. Sebuah switch merupakan sebuah
hardware “cerdas” yang digunakan untuk mengantisipasi bentrokan pada saat transmisi data.
Semua data akan ditransfer melalui switch. Switch ini berfungsi untuk menyediakan sebuah
jalur komunikasi virtual antara komputer yang akan berkomunikasi. Switch mendeteksi bila
ada dua buah komputer yang ingin saling berkomunikasi, kemudian switch akan membuat jalur
komunikasi virtual di antara keduanya sehingga data bisa dikirimkan melalui jalur tersebut.
Setelah transfer data selesai, jalur virtual ini akan dihancurkan. Keuntungan yang bisa
diperoleh dengan menggunakan topologi star ini adalah efisiensi dalam penggunaan sumber
daya jaringan. Sumber daya jaringan digunakan dengan sangat efisien karena jalur virtual bisa
c. Topologi Ring
Topologi ring merupakan sebuah alternatif yang juga bisa diimplementasikan pada sebuah
jaringan komputer. Secara sederhana, sebuah jaringan bertopologi ring dapat diilustrasikan
pada Gambar 4.11. Pada topologi ring, salah satu komputer pada jaringan ini berfungsi sebagai
penghasil token. Token di sini dapat diibaratkan sebagai kendaraan yang berfungsi membawa
data melalui media fisik. Token akan membawa data melalui jalur transmisi hingga
menemukan tujuannya. Sebuah token dapat berada dalam dua jenis keadaan yang berbeda,
yaitu sedang digunakan, atau sedang bebas. Bila sebuah token berada dalam kondisi sedang
digunakan, ini berarti token tersebut sedang membawa data dan sedang digunakan oleh salah
satu komputer untuk mengirimkan datanya. Token yang sedang berada dalam keadaan ini akan
berkeliling mencari komputer tujuannya. Selama tujuannya belum ditemukan, token ini akan
berada dalam keadaan tersebut. Setelah token menemukan tujuannya, ia akan menyampaikan
data yang dibawanya. Kemudian token tersebut akan berada dalam keadaan bebas. Ini berarti
token tersebut bisa dibebani dengan data lagi dan siap untuk membawa data baru. Token yang
bebas akan berkeliling lagi untuk menerima tugas untuk membawa data baru.
Jaringan tanpa kabel (wireless) merupakan jaringan yang menggunakan gelombang radio
sebagai media transmisi data. Dalam menggunakan jaringan wireless ini, paling tidak ada 2
perangkat yang dapat digunakan yaitu kartu wireless LAN (dapat berupa kartu jaringan yang
di hubungkan dengan port PCI, PCMCIA atau dengan koneksi ke port USB) dan Access Point
yang digunakan sebagai pusat transmisi data. Dalam penggunaan perangkat tersebut dapat
dibentuk 2 topologi jaringan wireless, yaitu:
1) Topologi Ad Hoc Topologi Ad Hoc adalah topologi jaringan peer to peer yang
menggunakan kartu wireless LAN dalam menghubungkan komputer yang satu dengan yang
lainnya dengan menggunakan SSID (Service Set IDentifier) yang telah di buat dan berasal dari
salah satu komputer. Tidak seperti jaringan peer to peer dengan topologi yang menggunakan
kabel yang hanya dapat menghubungkan 2 komputer saja, pada topologi Ad Hoc ini komputer
yang dapat terhubung ke jaringan dapat lebih dari 2.
Topologi Infrastruktur adalah topologi yang menggunakan access point sebagai media
penghubung untuk transmisi data. Penggunaan access point ini lebih dikenal dengan istilah
Hotspot. Berbeda dengan topologi ad hoc yang menampilkan SSID dari salah satu komputer,
pada topologi Infrastruktur, SSID yang yang terlihat pada jaringan wireless berasal dari access
point.
SIMULTAX AKM 2
Contoh :
1. Bonds Payable
b. bunga periodic pada tingkat tertentu pada nilai nominal (nilai saat jatuh tempo)
o risiko relatif,
o kondisi pasar,
o dankeadaan ekonomi
Suku bunga
Stated, kupon, atau tingkat nominal = Nilai ditulis dalam ketentuan indenture obligasi.
o Penerbit obligasi menetapkan tingkat suku bunga ini.
Suku bunga pasar atau hasil efektif = Nilai yang memberikan pengembalian
yang dapat diterima sesuai dengan risiko penerbit
Interest yang dibayar kepada pemegang bonds setiap periode = (Stated rate x
Face Value of the bond)
Interest yang dicatat sebagai beban oleh penerbit obligasi = (Market rate
x Carrying Value of the bond)
Menghasilkan beban bunga periodik sebesar persentase konstan dari nilai tercatat obligasi
Bonds Issued at a
Discount Iustrasi :
PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh
tempo dalam lima tahun dengan bunga 8 persen jatuh tempo 1 Januari 2020
dibayarkan setiap 6 bulan sekali pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Pada saat
dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi tersebut adalah 10 persen
Cash 4,000
Bonds Issued at a
Premium Iustrasi :
PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh
tempo dalam lima tahun dengan bunga 8 persen dibayarkan setiap semester pada
tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi
tersebut adalah 6 persen
Cash 108,530
Journal entry to record first payment and amortization of the premium on July 1, 2015.
Cash 4,000
Accrued Interest
Apabila PT Sinar laporan keuangannya dibuat di akhir Februari 2015, maka pengakuan beban
bunganya :
Cash 2,667
Interest expense 2,667
(€100,000 x .08 x 4/12) = €2,667
Jurnal pada 1 Juli 2015
Interest expense 4,000
Cash 4,000
($100,000 x .08 x 1/2) = $4,000
Cash 2,667
Interest expense 2,667
(€100,000 x .08 x 4/12) = €2,667
2. Notes Payable
Coldwell, Inc. mengeluarkan € 100,000, 4 tahun, 10% note pada nilai nominal ke Flint
Hills Bank pada 1 Januari 2015, dan menerima € 100,000 tunai. Catatan ini membutuhkan
pembayaran bunga tahunan setiap tanggal 31 Desember. Siapkan catatan jurnal Coldwell
untuk mencatat (a) penerbitan surat dan (b) pembayaran bunga 31 Desember.
Cash 10,000
Zero-Interest-Bearing Notes
Ilustrasi: Turtle Cove Company mengeluarkan surat berharga tiga tahun, $ 10.000, tanpa
bunga kepada Jeremiah Company. Tingkat implisit yang menyamakan total kas yang
harus dibayar ($ 10.000 pada saat jatuh tempo) ke nilai sekarang dari arus kas masa depan
($ 7.721,80 hasil tunai pada tanggal penerbitan) adalah 9 persen.
Marie Co. mengeluarkan uang tunai sebesar € 10.000, Notes payable tiga tahun dengan
suku bunga 10 persen untuk Morgan Corp. Tingkat bunga pasar untuk risiko serupa adalah
12 persen. Dalam hal ini, karena tingkat bunga efektif (12%) lebih besar dari tingkat yang
dinyatakan (10%), nilai sekarang dari Notes kurang dari nilai nominal. Artinya, Notes
payable itu ditukarkan dengan harga diskon.
Cash 1,000
Cash 11,000
PT Sinar menerbitkan € 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari 2015, jatuh tempo
dalam lima tahun dengan bunga 8 persen dibayarkan setiap semester pada tanggal 1 Januari
dan 1 Juli. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi tersebut adalah 10 persen
Ilustrasi: Pada 31 Desember 2015, Morgan National Bank melakukan perjanjian modifikasi
utang dengan Resorts Development Company. Bank merestrukturisasi pinjaman ¥10.500.000
yang diterbitkan pada nilai nominal (pembayaran bunga sampai saat ini) dengan :
Alokasi
Saham Biasa Saham Preferen
Jurnal :
Cash Rp 13.500.000
Share Capital-Preference Rp 5.000.000
Share Premium-Preference Rp 3.100.000
Share Capital-Ordinary Rp
3.000.000
Share Premium-Ordinary Rp 2.400.000
Metode inkremental
Metode inkremental dapat dilakukan ketika hanya satu jenis saham yang harga
pasarnya diketahui dari informasi yang ada. Contoh : PT A menjual 300 lembar saham
biasa dengan nilai par Rp 10.000 dan 100 lembar saham preferen dengan nilai par Rp
50.000. penjualan tersebut dilakukan sekaligus dengan sejumlah uang Rp 3.500.0000.
harga pasar saham biasa adalah Rp 20.000 dan harga pasar saham preferen tidak
diketahui.
Jumlah Harga Total
Alokasi
Saham Biasa Saham Preferen
Jurnal :
Cash Rp 13.500.000
Share Capital-Preference Rp 5.000.000
Share Premium-Preference Rp 2.500.000
Share Capital-Ordinary Rp
3.000.000
Share Premium-Ordinary Rp 3.000.000
Land Rp 100.000.000
Share Capital-Ordinary Rp
80.000.000
Share Premium-Ordinary Rp 20.000.000
(Land berasal dari nilai pasar. Share Capital berasal dari nilai par dikali jumlah saham.
Share Premium merupakan sisa dari harga pasar tanah dengan nilai par saham.)
Contoh : PT A telah mengesahkan 100.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 1.000 per
lembar. Saham tersebut telah beredar di masyarakat sebanyak 4.000 lembar. Pada tanggal 1
Maret, PT A membeli saham yang beredar sejumlah 1.500 lembar dengan harga Rp 4.500. Pada
tanggal 1 Juni, PT A menjual saham treasuri dengan harga Rp 5.000 sebanyak 500 lembar. Pada
tanggal 1 September, PT A menjual lagi saham treasuri sebanyak 600 lembar dengan harga Rp
3.500. Buat jurnal transaksi tersebut.
(Pada tanggal 1 September PT A mendebit Retained Earning karena jumlah agio saham
treasury (Share Premium) melebihi batas saldo normal. Saldo normal Share Premium adalah
kredit, karena PT A menjual lebih murah dari harga beli semula, dimana mengakibatkan agio
saham melebihi saldo normal, maka perusahaan menutup dengan Retained Earnings.)
3. Dividen
Imbalan atas kepemilikan saham adalah pemberian dividen. Dividen sendiri tidak selalu dibagikan
dalam bentuk kas. Ada beberapa macam jenis dividen, diantaranya adalah Cash Dividend, Share
Dividend, Property Dividend, dan Liquidating Dividend. Ada tiga tanggal penting yang harus
diperhatikan dalam pembagian dividen. Yaitu tanggal deklarasi, tanggal pencatatan, dan tanggal
pembayaran.
Tanggal deklarasi (declaration) merupakan tanggal saat terutangnya pembayaran dividen. Pada saat
itu perusahaan mengumumkan jumlah dividen yang akan dibagikan dan melakukan pencatatan.
Pada tanggal pencatatan (record) perusahaan akan mendata siapa saja pemilik saham yang berhak
untuk menerima dividen, dan berapa besar dividen yang diterima, namun tidak ada jurnal pada
tanggal ini. Terakhir, pada tanggal pembayaran (payment) perusahaan akan membayar dividen yang
telah diumumkan dan melakukan jurnal.
30-Nov No Entry
B. Property Dividend
Property dividend adalah pembayaran dividen dengan menggunakan aset selain kas. Untuk hal
ini harus diperhatikan berapa nilai fair value aset yang dibagikan. Contoh : PT akan
membagikan tanah kepada pemilik saham. Dalam catatan PT A tanah tersebut bernilai Rp
25.000.000, namun ketika perusahaan mengumumkan pembagian dividen pada tanggal 20
Oktober, diketahui nilai tanah di pasar adalah Rp 40.000.000. tanah tersebut akan dibagikan
kepada pemegang saham pada tanggal 1 Desember.
Jurnal
20-Okt Land Rp 15.000.000
Unrealized Holding Gain-Income Rp 15.000.000
Retained Earnings Rp 40.000.000
Property Dividends Payable Rp 40.000.000
(Perusahaan harus melakukan penyesuaian nilai tanah pada saat melakukan deklarasi,
sehingga nilai tanah menjadi sama dengan nilai pasar saat itu. Perusahaan mengakui
keuntungan di Laporan Laba Rugi)
C. Liquidating Dividend
Liquidating dividen merupakan dividen yang dibayar kepada pemegang saham atas agio saham
yang telah dibayarkan atau Share Premium.
Contoh : PT A akan membagikan dividen kepada pemegang saham sejumlah Rp 15.000.000
yang akan diambil dari agio saham biasa.
4. Pelaporan Ekuitas
Ekuitas dilaporkan di Laporan Posisi Keuangan pada bagian sisi kredit. Akun-akun yang terdapat
di bagian ekuitas antara lain Share Capital, Share Premium, Retained Earnings, Accumulated Other
Comprehensive Income, Traesury Share, dan Non-controlling interest. Contoh : PT A memiliki
Laporan Posisi Keuangan pada 31 Desember 2016 bagian ekuitas sebagai berikut
Share Capital – Preference, 8%, $100 par (10.000 shared authorized, 2.000 $ 200.000
shares issued, 2.000 outstandings)
Share Capital – Ordinary, $5 par (100.000 shares authorized, 20.000 shares $ 100.000
issued, 20.000 outstandings)
BAB 17 Investasi
A. Debt Investment
Debt Investment dicirikan dengan kontrak pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan
atas pokok investment dan bunga dari pokok.
Perusahaan menilai Debt Investment pada:
Amortized cost: apabila tujuan bisnis perusahaan adalah menahan aset keuangan
1. Amortized Cost
Hanya Debt Investment yang dapat diukur dengan amortized cost. Debt Investment
yang merupakan Held for collection tidak hanya ditahan sampai dengan tanggal
jatuh tempo namun investment ini dapat dijual sebelum jatuh tempo.
Contoh 1.a
Pada 1 Januari 2015, PT A membeli obligasi PT B sebesar Rp 100.000.000 dengan
tingkat bunga obligasi 8% dan suku bunga pasar 10%. Jatuh tempo obligasi 1 Januari
2020 dimana pembayaran bunga dilakukan setiap 1 July dan 1 Januari, jumlah uang
yang dibayarkan PT A kepada PT B sebesar Rp 92.278.265. Tentukan:
a. Jurnal pada saat
pembelian. Jurnal
pembelian
1/01/15 Debt Investment 92.278.265
Cash 92.278.265
c. Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian dilakukan untuk mengakui Interest Revenue yang sehrusnya
diterima oleh PT A
31/12/15 Interest Receivable 4.000.000
Debt Invest,ent 644.608
Interest Revenue 4.644.608
Contoh 1.b
Melanjutkan kasus pada contoh 1a, apabila obligasi dijual pada tanggal 1 Maret 2017
dimana harga jual obligasi Rp 95.000.000. tentukan jurnal penjualan obligasi
tersebut.
Jurnal Amortisasinya
1/3/18 Debt Investment 248,738
Interest Revnue 248.738
(2/6 x 746.215)
Jurnal penjualan
1/Mar/2017 Cash 98.333.333
Interest Revenue 1.333.333*
Debt Investment 95.919.259
Gain on Sale of Investment 1.080.741
(2/6 x 4.000.000)*
2. Fair Value
Penilaian obligasi dengan fair value biasanya digunakan untuk obligasi yang dibeli
dengan tujuan untuk dijual kembali dalam waktu yang relatif singkat. Obligasi
seperti ini disedut dengan trading investment. Perlakuan jurnal dengan
menggunakan fair value sebenarnya sama dengan amortized cost. Namun pada setiap
akhir tahun perusahaan harus melakukan:
Penyesuaian amortized cost obligasi terhadap fair value
Mengakui gain or loss yang dilaporkan dalam bagian net income
Contoh 2.c
Melanjutkan kasus 1.a, karena danya penurunan suku bunga pasar maka, fair value dari
debt investment meningkat sebesar Rp 95.000.000,00 dia akhir tahun 2015. Tentukan
jurnal atas transaksi ini!
Apabila di akhir tahun 2016 fair value debt investment sebesar Rp 94.500.000 maka
Debt Investment
December 31, 2016
Investment Amortized Fair Value Unrealized gain or
Cost (loss)
PT B 10% bonds Rp 94.924.306 Rp 94.500.000 Rp 424.306
Less: previous fair value adj
balance (Dr.) (786.375)
Fair Value adj (Cr.) Rp (362.069)
31/12/16 Fair Value Adjustment 362.069
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 362.069
3. Fair Value Option
Perusahaan memiliki pilihan untuk mencatat aset keuangannya pada fair value.
Pilihan pencatatan tersebut dilakukan dengan:
basis investment by investment
biasanya digunakan pada saat pertama kali perusahaan membeli investment.
Apabila perusahaan memilih menggunakan fair value maka perusahaan harus
menerapkan fair vaue sampai asset tidak lagi menjadi milik perusahaan.
Contoh 3.a
PT C membeli obligasi yang diterbitkan oleh PT E, dimana obligasi akan ditahan PT C
sampai tanggal jatuh tempo dan PT C menilai obligasi tersebut dengan fair value
option. Pada 31 Desember 2015 amortized cot dari obliagasi tersebut adalah Rp
900.000.000 dan niali pasarnya sebesar Rp 1.000.000.000. Maka pada tanggal 31
Desember 2015 PT C melakukan pencatatan sebagai berikut.
Jawaban:
31/12/15 Debt Investment 10.000.000
Unrealized gain or (loss) 10.000.000
B. Equity Investment
Equity investment merepresentasikan kepemilikan saham baik ordinary share, preference
share, maupun share capital lainnya. Biaya dari equity investment ditentukan pada harga
beli sekuritas tersebut, sedangkan komisi broker/pialang dan biaya lainnya dicatat
sebagai expense.
Contoh 4.a
Pada 1 Maret 2015 PT X membeli saham biasa dari PT Y seharga Rp 100.000.000.
investasi tersebut merepresentasikan kepemilikan kurang dari 20%. Tanggal 10
Desember 2015 PT Y membagikan cash dividen sebanyak Rp 10.000.000.
tentukan jurnal-jurnal berikut ini.
Jawaban:
Jurnal pembelian investment
1/03/2015 Equity Investment 100.000.000
Cash 100.000.000
b. Non-Trading
Perlakuan akuntansi untuk equity investment-non trading sama seperti dengan
trading, namun unreized gain or (loss) yang harus diakui dilaporkan dlam other
comprehensive income.
Pendapatan dari suatu kontrak tidak dapat diakui sampai satu atau kedua pihak
menyelesaikan kewajiban atau mendapatkan haknya.
a. Suatu kontrak yang menimbulkan terjadinya kelebihan hak daripada kewajiban maka
disebut kontrak asset, sebaliknya, Jika suatu kontrak menimbulkan kelebihan
kewajiban daripada hak maka disebut kontrak liabilitas.
Contoh kasus:
Pada 1 Maret 2015, Margo Company mengadakan suatu kontrak dengan Sun Yoong yang
akan dikirim pada 30 juli 2015. Kontrak menjelaskan bahwa Sun Yoong harus membayarkan
nilai kontrak secara penuh sebesar 5000 pada 31 Agustus 2015. Harga pokok Penjualan yang
ditransfer adalah 3000. Margo mengirim barang pada 31 juli 2015. Jurnal yang harus dibuat:
Pada 1 Maret tidak perlu dibuat jurnal karena belum dilakukan pemenuhan kewajiban
31 Juli 2015
COGS 3.000
Inventory 3.000
A/R 5.000
b. Modifikasi Kontrak
a. Barang atau jasa yang dimaksud pada kontrak yang baru terpisah dari
kontrak lama
b. Perusahaan memiliki hak untuk menerima jumlah pembayaran yang
memiliki harga jual yang berbeda.
Misal: 100 barang akan dikirim sesuai perjanjian dengan harga jual 100 per
product, setelah melakukan pengiriman barang sebanyak 60 unit, perusahaan
melakukan modifikasi perjanjian dengan akan mengirim tambahan 20 unit
barang dengan harga jual 95 per product
Misal: seperti contoh diatas: harga barang menurut perjanjian lama = 4000
5900 / 60 unit
= 98.3/unit
Sale of asset
Sale of Permitting
Performing other than
product of use of an
Service inventory
inventory asset
Service
Date of
waktu Performed As time passes Date of sale
sales (date
and billable or assets are or trade in
pencatatan of delivery)
used
pada langkah ini menjelaskan bagaimana pemenuhan kewajiban dapat digolongkan sebagai
separate performance obligation atau single performance obligation.
Syarat yang dipenuhi agar dapat diakui single performance obligation adalah antara
kewajiban yang dimaksud disajikan secara terpisah dari yang lainnya dan tidak saling
berhubungan
a. Variable Consideration
Jika menggunakan metode most likely Amount yang dicatat adalah 100.000
+50.000
Pada metode ini digunakan jika perusahaan tidak bisa mengestimasi kondisi kondisi
yang terjadi di masa depan dan ada hanya dua outcome yaitu sukses atau gagal
menepati kontrak
Contoh: pada 1 juli 2015,SEK Company menjual barang kepada Silva Company
dengan harga 900.000 dengan penerbitan notes zero bearing interest berumur 4 tahun
dengan face amount 1.416.163. barang dagangannya memiliki cost of inventory pada
pembukuan SEK sebesar 590.000
1 Juli 2015
COGS 590.000
Inventory 590.000
31 Desember 2015
Discount on Notes Receivable 4000
Dalam prakteknya Perusahaan tidak perlu menyesuaikan time value of money jika
time of period pembayarannya kurang dari satu tahun.
c. Non-cash Consideration
Perusahaan kadang menerima pembayaran dalam bentuk barang, jasa, atau non-
consideration lainnya. Ketika situasi ini terjadi, perusahaan umumnya mengakui
pendapatan atas dasar fair value barang yang diterima. Contohnya, Djan Cough
menerima saham biasa dari Monroe Company untuk membayar jasa konsultasi. Pada
kasus ini pendapatan diakui sebesar fair value dari saham biasa yang diterima. Jika
Djan Cough tidak dapat menentukan jumlah itu maka digunakanlah selling price dari
jasa yang diserahkan.
Tambahan, Perusahaan kadang menerima uang kontribusi( ex: donasi, dan hadiah)
atau berupa penghapusan utang dapat berupa asset( plant, building, dll). Maka harus
dinilai dengan fair value barang yang diterima.
VOLUME DISCOUNT
31 March 2015
A/R 679.000
* 700.000-(700.000 x 3%)
Cash 679.000
A/R 679.000
Cash 700.000
A/R 679.000
Ketika harga tersebut tidak dapat ditentukan, perusahaan seharusnya menggunakan perkiraan
terbaik harga jual standalone price. Berikut merupakan pendekatan yang digunakan
Chai Co membeli peralatan dari Handler Co dengan harga 2.000.000, harga wajar
pemasangan peralatan adalah 20.000 yang dikerjakan juga oleh Handler Co. Chai Co. juga
menyewa jasa training dari Handler dengan harga wajar 50.000. Chai berkewajiban
membayar Handler 2.000.000 pada saat pengiriman barang dan instalasi. Handler mengirim
barang pada 1 September 2015 dan menyelesaikan instalasi pada 1 November 2015.
( Equipment,Installation,Training)
1 November 2015
Cash 2.000.000
1 November 2015
COGS 1.500.000
Inventory 1.500.000
Training dilaksanakan ketika tepat instalasi selese dalam kurun waktu satu tahun
31 Desember 2015
Pendapatan yang timbul pada satu waktu diakui pada saat transaksi
a. Right Of Return
Jaminan hak pengembalian untuk produk karena alasan tertentu (ketidakpuasan
Contoh
COGS 5.820.000
2. Repurchase Agreement
b.
c. Warraties
Jaminan Warranty adalah garansi atas produk yang memenuhi persetujuan
dalam
Contoh
PT ABC menjual 1.000 unit rollmatic selama tahun 2015 dengan total harga
Rp
menjual warranty tambahan terkait 400 unit Rollomatics selama 3 tahun diluar
periode
2 tahun. Buatlah jurnal-jurnal terkait!
Jawaban:
Jurnal pencatatan revenue dan liability terkait warranty
Consigment/Konsinyasi
Consignor : Pengusaha manufaktur menitipkan barang kepada
agen/Consignee namun menahan kepemilikan barang tersebut
hingga barang tersebt dijual.
Consignor memperoleh profit
atas penjualan. Consignee :
memperoleh komisi atas
penjualan.
SEMANGAT UTS