1
2
DASAR HUKUM PBB
3
4
CIRI-CIRI KHUSUS PBB
1. PBB merupakan Pajak Pusat
PBB merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat, namun di dalam pelaksanaannya dibantu atau
didelegasikan kepada pemerintah daerah (Gubernur/
Bupati/Walikota), khususnya dalam pemungutannya.
Mulai tahun 2010 PBB Sektor Perdesaan & Perkotaan
telah dialihkan menjadi pajak daerah
2. PBB merupakan Pajak Objektif
PBB merupakan pajak objektif (kebendaan), namun
dalam pengenaannya juga memperhatikan kondisi
subjektif Wajib Pajak (antara lain dalam bentuk
diberikannya pengurangan PBB)
5
3. Sumber Penerimaan APBN & APBD
PBB merupakan sumber penerimaan APBN juga APBD
karena sebagian hasil penerimaan PBB diserahkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat I & II untuk pembiayaan
pembangunan di daerah. Mulai Tahun 2010 PBB Sektor
Perdesaan & Perkotaan telah sepenuhnya menjadi sumber
penerimaan daerah.
4. Pajak yang Potensial
PBB dikatakan sebagai pajak yang potensial karena meliputi
Objek yang sangat luas (bumi +/bangunan) di wilayah
nusantara,dan Subjek yang sangat besar (orang/badan yang
mempunyai hak/memiliki/menguasai/ memanfaatkan bumi
+/bangunan)
6
PENGERTIAN BUMI
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang
ada di bawahnya
Permukaan bumi meliputi :
a. tanah dan perairan pedalaman
b. laut wilayah Indonesia
Contoh perairan yang merupakan objek pajak :
tambang minyak lepas pantai, budidaya mutiara laut,
tambang di daratan baik migas maupun non migas
7
PENGERTIAN BANGUNAN
Bangunan merupakan konstruksi teknik yang
ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah
dan /atau perairan
Dilekatkan secara tetap pada tanah atau perairan
mengandung arti bahwa konstruksi teknik yang tidak
dilekatkan secara tetap berarti bukan objek pajak.
Contoh : kapal-kapal yang berada berlabuh di
dermaga/pelabuhan, bukan merupakan objek pajak.
8
SEKTOR PBB
Sektor Perkebunan, Kehutanan dan Pertambangan
Sektor Perkebunan adalah objek PBB yang digunakan untuk
pengusahaan tanaman perkebunan dengan luasan paling sedikit 2
(dua) hektar, termasuk emplasemen.
Sektor Kehutanan adalah objek PBB yang meliputi areal
pengusahaan hutan dan budidaya hutan.
Sektor Pertambangan adalah objek PBB yang meliputi areal
usaha penambangan bahan-bahan galian dan semua golongan
yaitu bahan galian strategis, bahan galian vital dan bahan galian
lainnya.
Sektor Perdesaan dan Perkotaan yaitu objek PBB yang
meliputi kawasan pertanian, perkantoran, pertokoan, industri
serta objek khusus perkotaan.
9
OBJEK PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN PBB
Objek pajak yang :
Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan
Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis
dengan itu
Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah penggembalaan yang dikuasaioleh desa, dan tanah negara yang
belum dibebani suatu hak
Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik
Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan
SUBJEK PAJAK
Memperoleh manfaat Memperoleh manfaat
atas bangunan atas bumi
ORANG PRIBADI/BADAN
18
CARA PENILAIAN NJOP PBB
PASAL 1 AYAT 3 UU PBB :
NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual-
beli yang terjadi secara wajar
23
Dlm hal ada objek pajak yang nilai jual per m2 nya
lebih besar dari ketentuan NJOP maka NJOP yang
terjadi di lapangan tersebut digunakan sebagai dasar
pengenaan PBB.
Menteri Keuangan mengatur tentang Penentuan
Klasifikasi dan Besarnya NJOP sbg DPP PBB – PMK
No.139/PMK.03/2014
Gubernur DKI Jakarta mengatur tentang Penentuan
Klasifikasi dan Besarnya NJOP sbg DPP PBB P2
daerah Provinsi DKI Jakarta – Pergub No 37 Tahun
2019
24
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP)
Dlm rangka penyesuaian besarnya NJOPTKP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) UU
PBB, dipandang perlu unt menetapkan penyesuaian
besarnya NJOPTKP dengan Keputusan Menteri
Keuangan. Maksimal Rp 12 Juta unt setiap Wajib
Pajak.
Besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah
Kabupaten/Kota, ditetapkan oleh Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri
Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat
pemerintah kabupaten/kota setempat. Paling rendah
Rp10 juta untuk setiap Wajib Pajak.
25
Contoh
Seorang WP memiliki 3 buah objek pajak pada lokasi
yang berbeda. Masing-masing NJOP sebagai dasar
pengenaan PBB adalah Rp200 juta, Rp250 juta dan
Rp300 juta. Berapakah NJOP untuk penghitungan PBB
untuk masing-masing objek pajak jika NJOPTKP Rp10
juta?
26
Jawaban
NJOP unt penghitungan PBB masing-masing objek
pajak adalah:
27
DASAR PENGHITUNGAN PAJAK
28
Prosentase NJKP yang berlaku saat ini (berdasarkan PP
25/2002) yaitu :
a. sektor perkebunan : 40%
b. sektor kehutanan : 40%
c. sektor pertambangan : 40%
d. objek lainnya :
1. bila NJOP ≥ Rp.1 M: 40%
2. bila NJOP < Rp.1 M : 20%
Khusus PBB Sektor Pedesaan & Perkotaan yang telah
menjadi Pajak Daerah, tidak lagi menggunakan NJKP
sebagai dasar penghitungan pajak.
29
TARIF PAJAK
30
Formula Penghitungan PBB
Formula penghitungan PBB adalah sbb :
PBB = Tarif Pajak x (% NJKP x NJOPKP)
= 0,5% x %NJKP x (NJOP – NJOPTKP)
31
Rumus penghitungan dpt dibuat dg urutan
sbb:
PBB PBB P2
NJOPKP XX NJOPKP XX
NJKP (%xNJOPKP) XX
32
SAAT TERUTANG PAJAK
Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun takwim, yaitu tanggal
1 Januari s/d 31 Desember;
Saat yang menentukan pajak terutang adalah menurut keadaan
objek pajak pada tanggal 1 Januari. Contoh :
a) Pada tanggal 1 Januari 2020 objek pajak A terdiri dari tanah
dan bangunan di atasnya. Jika pada bulan Mei 2010 bangunan
tersebut habis terbakar, maka PBB terutang Tahun 2020 tetap
dihitung berdasarkan keadaan pada 1 Januari, yaitu atas tanah
dan bangunan.
b) Pada tanggal 1 Januari 2020 objek pajak B hanya berupa tanah
saja. Jika pada bulan Agustus 2020 di atas tanah tsb telah
berdiri sebuah bangunan, maka PBB terutang Tahun 2020
tetap dihitung berdasarkan keadaan pada 1 Januari, yaitu
hanya atas tanah saja.
33
TEMPAT PEMBAYARAN PAJAK
ATM
BANK PERSEPSI,
KANTOR POS YANG DITUNJUK DALAM SPPT
PBB
PRINSIP-PRINSIP DALAM MENGHITUNG PBB
Pemerinta
Pemerintah Mengalihkan semua
h Daerah
Pusat kewenangan
Kab/Kota
a. Mendata
b. Menilai
c. Menetapkan
d. Mengadministrasik
an
e. Memungut
f. dll
40
PENGHITUNGAN PBB P2
Oleh Paling
Paling
Tinggi 0,3%
NJOP Kepala rendah Rp.10
(dalam Juta
Daerah PERDA)
41
PERBANDINGAN PBB P2 BERDASARKAN UU PBB & UU PDRD