Anda di halaman 1dari 48

PBB, BPHTB DAN BEA METERAI

Oleh: Iim Ibrahim Nur, M.Ak. BKP., CPC.

1
PROFIL PEMBICARA
Iim Ibrahim Nur, M.Ak., BKP., CPC.
❑ Lahir di Ciamis tahun 1973
❑ Sarjana (S1) Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM (1996 )
❑ Pascasarjana (S2) pada Magister Akuntansi UI (2004)

Pengalaman Pekerjaan:
❑ 1997, Aparatur Sipil Negara (ASN / PNS) Kementerian Kehutanan.
❑ 2002, Aparatur Sipil Negara (ASN / PNS) Direktorat Jenderal Pajak.
❑ 2008, Konsultan Pajak Bersertikat (A), 2012 BKP (B).
❑ 2010, Tax & Treasury Manager Telkom Metra (PT Telkom Indonesia Group).
❑ 2011, Ass. Vice President/ Head of Tax PT BRI (Persero) Tbk.
❑ 2018, Group Head of Accounting Control PT BRI (Persero) Tbk.
❑ 2022, CEO/Managing Partner APBI Tax Consulting.

Sertifikatasi dan Kompetensi:


❑ Bersertifikat Konsultan Pajak (B).
❑ Bersertifikat Public Coach Nasional (BNSP).
❑ Bersertifikat Manajemen Risiko BARA (LSPP-BNSP).
❑ Nomor Induk Dosen Nasional (Kemendikbud). 2
PBB-P3
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
SEKTOR PERKEBUNAN PERHUTANAN PERTAMBANGAN

3
OBJEK PBB
❑ PBB adalah pajak yang dikenakan atas Bumi dan BUKAN OBJEK PBB
Bangunan
a. Digunakan semata-mata untuk kepentingan umum dibidang
❑ Objek PBB adalah Bumi/Bangunan yang dimiliki,
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi
nasional, yang tidak dimaksud memperoleh keutungan
atau Badan (FASUM/FASOS = Fasilitasi Umum, Fasilitasi Sosial).
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau
sejenis dgn itu kecuali kuburan yang bersatu dengan rumah.
Bumi adalah permukaan dan tubuh bumi yang ada c. Hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
dibawahnya. nasional, tanah penggembalaan yg dikuasai desa, tanah
Bangunan adalah konstruksi teknis yang ditanam/ negara yang belum ada hak.
dilekatkan secara tetap pada tanah atau perairan. d. Digunakan perwakilan diplomatik/konsulat (asas timbal
balik).
Termasuk bangunan: jalan lingkungan suatu komplek e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi
bangunan, jalan tol, kolam renang, pagar mewah, tempat internasional yang ditentukan menurut Peraturan Menteri
olah raga, galangan kapal, dermaga, taman mewah, Keuangan.
tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa Obyek pajak yang digunakan negara untuk penyelenggaraan
minyak, gardu listrik, dan menara serta fasilitas lain yang pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih
memberi manfaat. lanjut dengan Peraturan Pemerintah
4
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PBB
40%
PBB = 0,5% x NJKP x (NJOP – NJOPTKP)

Dasar perhitungan PBB adalah Dasar pengenaan PBB adalah


Nilai Jual Kena Pajak (NJKP): Nilai Jual Objek Pajak (NJOP):

NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari


PBB Sektor Perkebunan 40 %
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar.

PBB Sektor Kehutanan NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) ditetapkan


40 %
maksimal Rp 12.000.000,-
NJOPTKP adalah fasilitas pengurang PBB bagi
PBB Sektor Pertambangan 40 %
Wajib Pajak.
PBB = 0,2% x (NJOP – NJOPTKP) 5
PENGELOLAAN PBB
PEMBAGIAN PENGELOLAAN PEMUNGUT PBB:

1. PBB P2: PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan.


▪ Dasar Hukum UU No. 28/2009 ➔ PDRD
▪ Sesuai SE-64/2010 perpindahan pemungutan
PBB-P2 mulai 1 Januari 2011 dan selambat-
lambatnya tahun 2014.
▪ Dikelola oleh Pemerintah Daerah
▪ DKI Jakarta dikelola oleh Provinsi
▪ Luar DKI Jakarta dikelola oleh Kabupaten/Kota
2. PBB P3: PBB sektor Perkebunan, Perhutanan,
Pertambangan
▪ Dasar Hukum: UU No. 12/1994 ➔ PBB
▪ Dikelola oleh Pemerintah Pusat (c.q. DJP).
6
MEKANISME PERHITUNGAN PBB
1. PBB terutang setahun sekali.
2. PBB terutang setiap awal tahun pajak (tanggal 1 Januari).
▪ Jika tanggal 1 Januari ada barangnya (objek pajak) maka
menjadi terutang, meskipun setelah itu tidak ada misal-
nya karena hancur, tenggelam atau penyebab apapun.
▪ Jika setelah itu tidak ada, maka WP bisa mengajukan
Pengurangan PBB.
▪ Pengurangan PBB karena bencana alam bisa 100%.
▪ Pengurangan PBB selain bencana alam maksimal 75%.
▪ Berlaku sebaliknya, jika tanggal 1 Januari barangnya
belum ada (belum ada objek pajak), maka PBB terutang
di tahun depan
3. PBB terutang saat diterbitkan SPPT PBB (Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang)
▪ SPPT harus dibayar dalam jangka waktu 6 bulan sejak
SPPT PBB diterima.
▪ Untuk PBB-P2, biasanya tanggal jatuh tempo langsung
ditulis di dalam SPPT (sekitar bulan Agustus-September)
▪ Jika SPPT telat dibayar, akan dikenakan sanksi bunga. Saat
telat bayar, Pokok Pajak + Sanksi langsung kelihatan.
7
CARA PERHITUNGAN PBB-P3

8
NJOP = NILAI JUAL OBJEK PAJAK

LEBIH DETIL TERKAIT DAFTAR NJOP


SILAHKAN LIHAT LAMPIRAN PDF DAFTAR NJOP
9
PERHITUNGAN PBB

10
PBB PERKEBUNAN

11
PENENTUAN NJOP PERKEBUNAN
No. Jenis Areal Pengertian Penentuan NJOP
1 Areal Produktif Areal yang sudah ditanami meliputi areal tanaman belum Nilai Dasar Tanah (NDT) Areal Produktif +
menghasilkan maupun sudah menghasilkan Standar Investasi Tanaman (SIT)
2 Areal Belum Produktif 1. Areal sudah diolah tapi belum menghasilkan 1. NDT areal sudah diolah termasuk biaya
pembukaan lahan
2. Areal belum diolah 2. NDT areal belum diolah
3 Areal Emplasemen Areal yang digunakan untuk berdirinya bangunan dan NDT areal emplasemen termasuk biaya
sarana pelengkap lainnya pematangan tanah
4 Areal Lainnya 1. Areal tidak produktif/tidak dapat dimanfaatkan 1. NDT areal tidak produktif
2. Areal jalan: jalan utama, jalan produksi, jalan kontrol 2. NDT areal jalan termasuk biaya
pematangan tanah

Nilai Dasar Tanah (NDT) adalah nilai tanah areal perkebunan tidak termasuk SIT

12
STANDAR INVESTASI TANAMAN (SIT)
❑ Standar Investasi Tanaman (SIT) adalah jumlah biaya yang
diinvestasikan untuk satu jenis tanaman budidaya
perkebunan per hektar yang dihitung berdasarkan:
▪ Komponen tenaga kerja
▪ Bahan dan alat
Mulai pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkan
❑ Sehingga SIT adalah jumlah biaya tenaga kerja, bahan dan
alat yang diinvestasikan untuk pembukaan lahan,
penanaman, dan pemeliharan tanaman.
❑ Penentuan SIT Perkebunan diatur sebagai berikut:
▪ Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah
biaya yang diinvestasikan untuk suatu jenis tanaman
budidaya perkebunan per hektar dalam satu tahun
▪ Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan
dalam satu tahun mengalami lebih dari satu kali
periode tanam, maka besarnya SIT Perkebunan dalam
satu tahun dihitung sebesar SIT dalam satu kali tanam
dikalikan jumlah periode tanam.
13
PBB PERKEBUNAN - OBJEK DAN CARA HITUNG

Objek Pajak Sektor Perkebunan adalah objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan yang
dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan yang diberikan hak guna usaha perkebunan.

14
PBB PERKEBUNAN - OBJEK DAN CARA HITUNG

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat, menetapkan


besarnya SIT. setiap tahun untuk masing-masing kabupaten/kota.
15
PBB PERKEBUNAN - CONTOH HITUNGAN

Kita Jawab
Pake Excel
DAFTAR NJOP BUMI
Lama Baru NJOP
A33 174 Rp2.310 per-m2
A37 178 Rp1.700 per-m2
A39 180 Rp1.440 per-m2

DAFTAR NJOP BANGUNAN


Lama Baru NJOP
B10 070 Rp780.000 per-m2
B12 072 Rp700.000 per-m2
B13 073 Rp660.000 per-m2
B15 075 Rp595.000 per-m3
B19 079 Rp480.000 per-m4
16
PBB PERKEBUNAN - CONTOH HITUNGAN

Kita Jawab
Pake Excel

17
PBB PERHUTANAN

18
PENENTUAN NJOP PERHUTANAN
No. Jenis Areal Pengertian Penentuan NJOP
1 Areal Produktif 1. Hutan tanaman: areal hutan yang ditanami 1. Nilai Dasar Tanah + SIT
2. Hutan alam: areal blok tebangan 2. Pendapatan Bersih setahun x Angka
Kapitalisasi
2 Areal Belum Produktif 1. Hutan Tanaman: areal sudah diolah tapi belum ditanami 1. NDT termasuk biaya pematangan lahan

2. Hutan alam: areal hutan dapat ditebang selain blok tebangan 2. NDT belum produktif
3 Areal Emplasemen Areal yang digunakan untuk berdirinya bangunan dan sarana NDT areal emplasemen termasuk biaya
pelengkap lainnya termasuk jalan yang diperkeras pematangan tanah
4 Areal Lainnya 1. Log Ponds 1. NDT Log Ponds
2. Log Yards 2. NDT Log Yards
3. Areal tidak produktif: rawa, payau, danau, pihak ketiga secara 3. Areal Tdk Produktif: NDT areal tidak
tidak sah dll produktif

19
PBB PERHUTANAN

20
CARA PERHITUNGAN PBB HUTAN TANAMAN

21
CARA PERHITUNGAN PBB HUTAN ALAM

22
PBB PERHUTANAN - CONTOH HITUNGAN

Kita Jawab
Pake Excel

23
PBB PERTAMBANGAN

24
PENENTUAN NJOP PERTAMBANGAN

No. Jenis Areal Pengertian Penentuan NJOP


1 Permukaan Bumi:
a. Areal Daratan (Onshore) Areal produktif, areal belum produktif, areal tidak produktif, Perbandingan harga tanah sekitarnya dengan
areal emplasemen, areal pengaman, dan areal lainnya penyesuaian seperlunya.
b. Areal Perairan Lepas Areal produktif, areal belum produktif, areal tidak produktif, Perbandingan harga perairan/daratan
Pantai (Offshore) areal emplasemen, areal pengaman, dan areal lainnya sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya
2 Tubuh Bumi Hasil produksi tambang berupa minyak atau gas bumi Angka kapitalisasi x penjualan hasil produksi
dalam satu tahun sebelum tahun pajak
berjalan (Nilai Jual Pengganti)
3 Bangunan Bangunan di areal onshore maupun offshore Biaya pembangunan baru: Bangunan
dikurangi penyusutan fisik (atau dikurangi nilai
perolehan baru)

25
PBB PERTAMBANGAN - BATU BARA & MINERAL
Objek PBB Mineral dan Batubara adalah bumi/bangunan yang berada di dalam
kawasan yg digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.

26
PBB PERTAMBANGAN - BATU BARA & MINERAL

27
PBB PERTAMBANGAN - MINYAK & GAS BUMI

Objek PBB Migas adalah bumi/bangunan, yang berada di dalam kawasan yg


digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi.
PERHITUNGAN:

NJOP BUMI:
NJOP PERMUKAAN BUMI:
On-Shore Luas x NJOP/M2 XXX
Off-Shore Luas x Nilai Bumi/M2 XXX
NJOP TUBUH BUMI = Angka Kapitalisasi x HP. Minyak Bumi & Harga Minyak Mentah Ind., dan/atau XXX
Angka Kapitalisasi x HP Gas Bumi & Harga Gas Bumi XXX
XXX
NJOP BANGUNAN: LUAS X KONVERSI NJOP/M2 XXX
NJOP BUMI + BANGUNAN XXX
NJOPTKP (XXX)
NJOPKP XXX
NJKP 40% XXX
PBB 0,5% XXX

28
PBB PERTAMBANGAN - PANAS BUMI

Objek PBB Panas Bumi adalah bumi/bangunan, yang berada di dalam kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan Panas Bumi.
PANAS BUMI:
NJOP BUMI:
NJOP PERMUKAAN BUMI:
On-Shore Luas x NJOP/M2 XXX
Off-Shore Luas x Nilai Bumi/M2 XXX
NJOP TUBUH BUMI = Angka Kapitalisasi x HP. UAP & Harga UAP, dan/atau XXX
Angka Kapitalisasi x HP LISTRIK & Harga LISTRIK XXX
XXX
NJOP BANGUNAN: LUAS X KONVERSI NJOP/M2 XXX
NJOP BUMI + BANGUNAN XXX
NJOPTKP (XXX)
NJOPKP XXX
NJKP 40% XXX
PBB 0,5% XXX

Catatan:
Nilai Bumi/M2 areal OFFSHORE, Tubuh Bumi, dan Angka Kapitalisasi sesuai KEP-132/PJ./2013
29
PBB PERTAMBANGAN - BELUM BERPRODUKSI

30
CONTOH SOAL PBB PERTAMBANGAN

31
PBB SEKTOR LAIN

32
PBB SEKTOR LAINNYA - PERIKANAN

33
FASILITAS PBB

Keberatan PBB

Pengurangan PBB

34
PBB-P2
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN

35
DEFINISI-DEFINISI
Sumber: Perda DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2011
1. PBB adalah pajak atas bumi/bangunan yg dimiliki, dikuasai, 7. Rumah Susun adalah suatu bangunan gedung bertingkat
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan pada sektor yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
perdesaan dan perkotaan, kecuali kawasan yg digunakan utk bangunan-bangunan yang terstrukturkan secara fungsional
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan dalam arah horizontal maupun vertikal, merupakan satuan-
2. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan satuan yang masing-masing dapat memiliki secara terpisah
perairan pedalaman serta laut wilayah Provinsi DKI Jakarta terutama tempat-tempat hunian yang dilengkapi dengan
3. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam/diletakkan bangunan bersama dan tanah Bersama.
secara tetap pada tanah/perairan pedalaman, atau laut. 8. Apartemen strata title adalah suatu bangunan bertingkat
4. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah tinggi yang beratap dasar yang biasanya ditinggali orang
kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh sebagai tempat tinggal milik pribadi, yang bergandengan
tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat dengan milik bersama dalam bagian-bagian yang
tertentu, atau sarana kota/lingkungan, atau pengamanan diperuntukan bagi pemakaian bersama, biasanya
jaringan prasarana, atau budidaya pertanian. penghuninya lapisan masyarakat keatas, dengan dilengkapi
sarana yang mewah dan modern.
5. Kawasan hijau lindung adalah bagian dari kawasan hijau
yang memiliki karakteristik alamiah yang perlu dilestarikan 9. NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi
untuk tujuan perlindungan habitat setempat maupun untuk jual beli yang terjadi secara wajar, bilamana tidak terdapat
tujuan perlindungan wilayah yang lebih luas. transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan
6. Benda Cagar Budaya adalah benda buatan manusia, harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan
bergerak atau tidak bergerak yang merupakan Kesatuan atau baru, atau NJOP pengganti.
kelompok atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang 10. SPOP adalah surat yg digunakan oleh WP untuk melaporkan
berumur sekurang-kurangnyu 50 (lima puluh) tahun data subjek dan objek PBB-P2 sesuai ketentuan UU. 36
OBJEK DAN NON OBJEK PBB-P2
1. Objek PBB-P2 adalah Bumi/Bangunan yang dimiliki, BUKAN OBJEK PBB-P2 (DKI)
dikuasai, dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, a. digunakan Pemda untuk penyelenggaraan pemerintahan;
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha b. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. di bidang ibadah, sosial, kesehatan, Pendidikan, dan
2. Termasuk bangunan: jalan lingkungan suatu komplek kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
bangunan, jalan tol, kolam renang, pagar mewah, memperoleh keuntungan (dikenal dengan FASUM & FASOS);
tempat olah raga, galangan kapal, dermaga, taman c. digunakan utk kuburan, peninggalan purbakala, atau sejenis;
mewah; tempat penampungan/kilang minyak, air dan d. merupakan cagar budaya yg tidak dimanfaatkan sbg tempat
gas, pipa minyak; gardu listrik, dan fasilitas lain yang hunian/tempat tinggal, kegiatan usaha atau sejenisnya;
memberi manfaat. e. merupakan Ruang Terbuka Hijau (Kawasan hijau lindung dan
3. Besarnya NJOPTKP ditetapkan sebesar Rp.15.000.000 hijau binaan), hutan lindung,hutan suaka alam, hutan
(lima belas juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak wisata, taman nasional, dan tanah negara yang belum
dibebani suatu hak;
▪ Note: vide pasal 77(4) UU No. 28/2009 NJOPTKP
f. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat
ditetapkan minimal Rp 10.000.000 dengan Perda)
berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan
4. NJOPTKP adalah fasilitas pengurang PBB bagi Wajib
g. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga
Pajak. Sehingga 1 WP hanya mendapat 1 NJOPTKP.
internasional yang ditetapkan dengan PMK.
37
SUBJEK DAN TARIF PBB-P2
1) Subjek PBB-P2 adalah orang pribadi atau Badan yang a. Cara menghitung PBB-P2
secara nyata:
▪ Mempunyai suatu hak atas Bumi PBB = TARIF x (NJOP – NJOPTKP)
▪ Memperoleh manfaat atas Bumi
▪ Memiliki, menguasai, atau memperoleh manfaat b. Tarif PBB-P2 adalah sebagai berikut:
atas Bangunan.
NJOP Tarif
2) Dalam hal Subjek Pajak belum jelas, Kepala DPP atas < 200.000.000 0,01%
nama Gubernur dapat menetapkan subjek pajak
200 Juta ≤ NJOP < 2 Milyar 0,1%
sebagai Wajib Pajak PBB-P2.
▪ Subjek pajak dapat memberikan keterangan secara 2 Milyar ≤ NJOP < 10 Milyar 0,2%
tertulis kepada Kepala DPP bahwa ia bukan WP atas ≥ 10 Milyar 0,3%
objek pajak dimaksud.
c. Dasar Pengenaan Pajak adalah NJOP.
▪ Kepala DPP dapat mengabulkan atau menolak
komplain WP paling lambat 1 bulan. Jika lewat 1 d. NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
bulan dianggap dikabulkan transaksi jual beli yang terjadi secara wajar.
e. NJOPTKP ditetapkan sebesar Rp.15.000.000 untuk
setiap WP. 38
PENDATAAN DAN PENETAPAN PBB-P2
1) Pendataan dilakukan dengan SPOP: 4) Gubernur dapat menerbitkan STPD jika SPPT/
▪ SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak) harus diisi SKPD tidak atau kurang bayar setelah jatuh
dengan jelas, benar, lengkap, dan ditandatangani.
tempo.
▪ SPOP disampaikan ke Kepala DPP paling lambat 30
hari sejak diterima. 5) Jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
▪ Jika SPOP telat disampaikan, Gubernur akan bayar dalam STPD ditambah sanksi
menerbitkan SKPD.
administrasi berupa bunga 2% setiap bulan,
▪ Kesalahan terlambat dalam pengisian SPOP akan
dikenakan sanksi 25% dari pajak terutang. paling lama 15 bulan sejak terutangnya pajak.
2) Atas dasar SPOP, Gubernur menerbitkan SPPT 6) Pajak yg terutang berdasarkan STPD yang
(Surat Pemberitahuan Pajak Terutang). tidak dibayar pada waktunya dapat ditagih
3) Pajak yg terutang berdasarkan SPPT harus dengan Surat Paksa.
dilunasi paling lambat 6 bulan sejak SPPT
diterima oleh WP.

39
BAGI HASIL PBB
KMK-83/2000
Pemerintah Pusat 10% 10% Penerimaan PBB 2021 = Rp 100 Trilyun
Dimana 30% berasal dari Sektor Perkebunan
Pemerintah Daerah 90% Hitung berapa bagi hasil biaya pemungutan
untuk Pemerintah Pusat (DJP) dari
- Pemerintah Provinsi 16,20% Sektor Perkebunan:
- Pemerintah Kab/Kota 64,80% Jawaban:
- Biaya Pemungutan 9% Penerimaan Sektor = 30% x 100 T = 30 T
Biaya Pemungutan = 9% x 30 T = 2,7 T
Pusat | Daerah Bagi hasil biaya pemungutan untuk DJP =
60% x 2,7 T = Rp 1,62 Trilyun
Biaya Pemungutan Daerah Pusat
Perdesaan 10% 90%
Perkotaan 20% 80%
Perkebunan 60% 40%
Perhutanan 65% 35%
Pertambangan 70% 30% 40
BPHTB
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

41
OBJEK DAN BUKAN OBJEK BPHTB

BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas Bukan Objek BPHTB


perolehan hak atas Tanah/Bangunan
Adalah objek pajak yang diperoleh:
a. Perwakilan diplomatik, konsulat;
b. Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan atau
pelaksanaan pembangunan;
Jual beli Tukar menukar
c. Badan atau perwakilan internasional yg ditetapkan
oleh Peraturan Menkeu dgn tdk menjalankan usaha
Hibah Hibah wasiat
atau melakukan kegiatan lain di luar
fungsi/tugasnya;
Waris Pemisahan hak
d. Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau
karena perbuatan hukum lain dengan tdk merubah
Putusan hakim Hadiah nama;
e. Orang pribadi atau badan, karena wakaf.
Pemasukan dalam Penggabungan/ f. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk
perseroan peleburan usaha kepentingan ibadah.
42
TARIF DAN DASAR PENGENAAN BPHTB

BPHTB = 5% x (NPOP – NPOPTKP)

Dasar pengenaan BPHTB adalah NPOP Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) ditetapkan
Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) maksimal Rp60.000.000,-

Harga transaksi, dalam hal jual beli


Kecuali NPOPTKP Waris/Hibah Wasiat
Harga transaksi, dalam risalah lelang ditetapkan maksimal Rp300.000.000,-
Harga Pasar
Untuk waris/hibah wasiat, BPHTB dibayar 50%
NJOP PBB, jika NPOP tidak diketahui atau NPOP < NJOP dari BPHTB terhutang
Pilih lah Mana Yang Paling Besar
43
BEA METERAI

44
OBJEK BEA METERAI
❑ Bea Meterai adalah pajak atas Dokumen.
❑ Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam bentuk tulisan tangan, cetakan,
atau elektronik, yang dapat dipakai sebagai alat bukti atau keterangan
❑ Pemeteraian Kemudian adalah pemeteraian yang memerlukan pengesahan dari pejabat
yang ditetapkan oleh Menteri

45
BUKAN OBJEK BEA METERAI

46
MEKANISME PELUNASAN BEA METERAI

47
48
IIM IBRAHIM NUR | 0811116062

Anda mungkin juga menyukai