Anda di halaman 1dari 17

DISAMPAIKAN DALAM RAPAT KOORDINASI

PERCEPATAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK


BPKAD PROVSU DAN RANPERDA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
official_bpkad PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA UTARA
MEDAN, 15 NOVEMBER 2022
bpkad.sumutprov.go.id
BpkadProvsu OLEH:
BPKAD Provsu DR. DRS. ISMAEL P. SINAGA, M.Si
KEPALA BPKAD PROVSU
KEUANGAN NEGARA
Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu, baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

PENERIMAAN DAERAH
Uang yang masuk ke kas Daerah

PENDAPATAN DAERAH
Semua HAK Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

BELANJA DAERAH
Semua KEWAJIBAN Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
LANDASAN KEBIJAKAN
PENATAUSAHAAN PENGELOLAAN KEUANGAN TERKAIT
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

UUD 1945
Pasal 18A Ayat (2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah Pasal 23A Pajak dan Pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara
daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan UU diatur dengan Undang-Undang

UNDANG UNDANG NO.17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA UNDANG UNDANG NO.1 TAHUN 2022 TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN
PASAL 6 (1) ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH NO. 12 TAHUN 2019 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERMENDAGRI 77 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA UTARA No. 188.44/135/KPTS/2022 TENTANG FORMULA PERHITUNGAN PENETAPAN BESARAN
BELANJA BAGI HASIL PAJAK PROVINSI KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2022
01 PAJAK DAN RETRIBUSI MERUPAKAN
SALAH SATU KOMPONEN DARI
POSISI PAJAK PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
DAN RETRIBUSI
DAERAH 02 PENYUMBANG PAD TERBESAR PADA
STRUKTUR APBD ADALAH PAJAK
DAERAH

PADA STRUKTUR
APBD 03 PAJAK YANG DITERIMA OLEH
PEMERINTAH PROVINSI, SEBAGIAN
MERUPAKAN HAK DARI PEMERINTAH
KABUPATEN KOTA
DESENTRALISASI FISKAL
Merupakan pendelegasian tanggung jawab dan
kewenangan dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah
Daerah untuk mengatur dan mengambil keputusan di
bidang fiskal.
Kewenangan tersebut meliputi pengaturan atas aspek
penerimaan dan pengeluaran.

Terakhir ditandai dengan Terobosan baru:


Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 Penerapan Skema
Tentang Hubungan Keuangan OPSEN PAJAK
antara Pemerintah Pusat dengan (PKB, BBNKB dan
MBLB).
Pemerintah Daerah
(HKPD)
Pajak Dipungut Oleh:
PEMERINTAH PROVINSI
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
PKB
BBNKB PBB-P2
PAB BPHTB
PBBKB PBJT
PAP Pajak Reklame
Pajak Rokok PAT
Opsen Pajak MBLB Pajak MBLB
Pajak Sarang Burung Walet
Opsen PKB
Opsen BBNKB
OBJEK PAJAK
Kendaraan Bermotor yang wajib
didaftarkan di wilayah Provinsi
sesuai dengan ketentuan
peraturanperundangundangan.

KECUALI OBJEK PAJAK


Pajak Kendaraan Bermotor
a. Kereta api;
adalah Pajak atas b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata
kepemilikan dan/atau digunakan untuk keperluan pertahanan
dan keamanan negara;
penguasaan kendaraan c. Kendaraan Bermotor kedutaan, konsulat,
bermotor perwakilan negara asing dengan asas
timbal balik, dan lembagalembaga
internasional yang memperoleh fasilitas
pembebasan Pajak dari Pemerintah;
d. Kendaraan Bermotor berbasis energi
terbarukan; dan
e. Kendaraan Bermotor lainnya yang
ditetapkan dengan Perda.
OBJEK PAJAK
Penyerahan pertama atas
Kendaraan Bermotor

Bea Balik Nama Kendaraan KECUALI OBJEK PAJAK


Bermotor adalah Pajak atas a. Kereta api;
penyerahan hak milik b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata
digunakan untuk keperluan pertahanan
kendaraan bermotor dan keamanan negara;
sebagai akibat perjanjian c. Kendaraan Bermotor kedutaan, konsulat,
perwakilan negara asing dengan asas
dua pihak atau perbuatan
timbal balik, dan lembagalembaga
sepihak atau keadaan yang internasional yang memperoleh fasilitas
terjadi karena jual beli, pembebasan Pajak dari Pemerintah;
d. Kendaraan Bermotor berbasis energi
tukar-menukar, hibah, terbarukan; dan
warisan, atau pemasukan e. Kendaraan Bermotor lainnya yang
ditetapkan dengan Perda.
ke dalam badan usaha
Sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 188.44/135/KPTS/2022
70% dialokasikan berdasarkan
aspek potensi
Yakni realisasi penerimaan pada
masing-masing Kab/Kota
70 % Aspek Potensi

30% Aspek Pemerataan 30% dialokasikan kepada seluruh


30% dari Realisasi Pemerintah Kab/Kota berdasarkan
aspek pemerataan
Penerimaan dalam satu
memperhatikan
tahun anggaran - Jumlah penduduk
diberikan kepada - Luas Wilayah
Kab/Kota. - Jumlah Desa/Kelurahan
- Panjang Jalan
PENGERTIAN
OPSEN PAJAK ADALAH PUNGUTAN TAMBAHAN BERDASARKAN PERSENTASE
TERTENTU ATAS SUATU JENIS PAJAK. SEBAGAI SUATU PUNGUTAN TAMBAHAN,
DASAR PENGENAAN PAJAK OPSEN ADALAH BESARAN PAJAK

LATAR BELAKANG
OPSEN MENJADI PENGGANTI SKEMA BAGI HASIL PKB DAN BBNKB YANG DINILAI
LEBIH OPTIMAL DALAM PENYALURANNYA KE KAB/KOTA.
DIHARAPKAN TIDAK ADA LAGI JEDA ANTARA PEMUNGUTAN PKB DAN BBNKB
OLEH PROVINSI DAN PENYALURAN BAGI HASIL DARI PROVINSI KE KAB/KOTA.
KEWENANGAN PEMUNGUTAN OPSEN PAJAK ANTARA LEVEL PEMERINTAHAN
PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA, SEJATINYA MERUPAKAN PENGALIHAN DARI
BAGI HASIL PAJAK PROVINSI.

PEMUNGUTAN
BERSAMAAN DENGAN PAJAK YANG DIKENAKAN OPSEN

PENETAPAN
DENGAN PERDA
PKB
TARIF OPSEN SEBESAR 66%
Dikenakan atas pajak terutang dari:

BBNKB
TARIF OPSEN SEBESAR 66%

Pajak MBLB
TARIF OPSEN SEBESAR 25%
MENCIPTAKAN ALOKASI SUMBER DAYA NASIONAL
YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
MENGURANGI SISA LEBIH
PERHITUNGAN ANGGARAN (SILPA)
PADA APBD PROVINSI,
DIKARENAKAN ADANYA DBH YANG
BELUM DIBAGIKAN

MENGATUR TATA KELOLA HUBUNGAN


KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH YANG ADIL, SELARAS DAN
PERCEPATAN PENERIMAAN
AKUNTABEL
PKB DAN BBNKB BAGI
KABUPATEN/KOTA.
PENERIMAAN PKB DAN BBNKB
LANGSUNG TERBAGI ANTARA
PEMERATAAN LAYANAN PUBLIK DAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA,
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TANPA PERLU ADA LAGI MEKANISME
DENGAN ADANYA DBH
SINERGI PEMUNGUTAN PAJAK
ANTARA PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA
PERBEDAAN TARIF
UU NO. 28 TAHUN 2009 UU NO. 1 TAHUN 2022

BAGI HASIL OPSEN


TARIF PKB PRIBADI 1% - 2% TARIF PKB MAX. 1,2%
TARIF PKB PRIBADI PROGRESIF 2% -10% TARIF PKB PROGRESIF MAX. 6%
TARIF BBNKB MAX. 20% TARIF BBNKB MAX. 12%
OPSEN (TAMBAHAN PAJAK) 66% DARI PAJAK
BAGI HASIL KEPADA PROVINSI 70%
TERUTANG
BAGI HASIL KEPADA KAB/KOTA 30%
UNTUK KAB/KOTA

BAGI HASIL PKB UNTUK KAB/KOTA 2% X 30 % = BAGI HASIL PKB UNTUK KAB/KOTA 1,2% X 66 % =
0,6% 0,79%
Meningkatkan kemandirian Daerah tanpa menambah
beban Wajib Pajak, karena penerimaan perpajakan akan
dicatat sebagai PAD

Memberikan kepastian atas penerimaan Pajak dan


memberikan keleluasan belanja atas penerimaan tersebut
pada tiap-tiap level pemerintahan dibandingkan dengan
skema bagi hasil

Mendorong peran Daerah untuk melakukan ekstensifikasi


perpajakan Daerah baik itu bagi Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten/Kota

Mendukung pengelolaan Keuangan Daerah yang lebih


berkualitas karena perencanaan, penganggaran, dan
realisasi APBD akan lebih baik
Masa Berlaku OPSEN

Pasal 191 ayat (1)


Undang-Undang No. 1 Tahun 2022

Ketentuan mengenai
PKB, BBNKB, Pajak MBLB,
Opsen PKB, Opsen BBNKB, dan
Opsen Pajak MBLB
Mulai berlaku 3 (tiga) tahun
terhitung sejak diundangkannya
UU No.1/2022
Artinya tanggal 5 Januari 2022
Mekanisme
SINERGI PEMPROV DAN
BERSAMAAN PEMKAB/PEMKOT
Pembayaran OPSEN PKB dan BBNKB Pemerintah provinsi diamanatkan
ke Kas daerah Kab/Kota dilakukan untuk bersinergi dengan pemerintah
bersamaan dengan pembayaran PKB kabupaten/kota. Hal ini sesuai Pasal
dan BBNKB ke Kas daerah Provinsi. 112 RPP KUPDRD.
Artinya pembayaran opsen sekaligus
pembayaran pajak dilakukan melalui
mekanisme setoran yang dipisahkan
(split payment) secara langsung
atau otomatis.

REKONSILIASI DENGAN BANK Rekonsiliasi dilakukan dengan membandingkan


Pemprov dan Pemkab/Pemkot - Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD),
bersama dengan Bank tempat - Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD),
pembayaran pajak melakukan - Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD),
rekonsiliasi data penerimaan PKB, - Rekening Koran, dan
BBNKB, pajak MBLB, dan opsen atas - Dokumen penyelesaian kekurangan
ketiga jenis pajak tersebut. pembayaran pajak serta
Rekonsiliasi data perlu dilakukan - Dokumen pengembalian kelebihan
setiap kuartal. pembayaran pajak.
Pemerintah perlu segera mendefenitifkan
Rancangan Peraturan Pemerintah yang merinci PENERAPAN
- Penjelasan mengenai pemungutan pajak
(aspek jenis, tarif, prosedur pemungutan)
- Menetapkan skema OPSEN Pajak
- Menetapkan simplikasi jumlah dan
nomenklatur pajak.
- Menetapkan skema transfer daerah dalam
rangka pelaksanaan split payment dari pajak
yang diopsenkan .

Penerapan tersebut perlu pengaturan


yang tepat , komprehensif dan efektif,
dengan didukung oleh
Anggaran, Sumber Daya Manusia yang
kompeten dan handal, sistem dan
infrastruktur yang memadai.
What Now?

Anda mungkin juga menyukai