RepublikIndonesia
ModulStandarisasiPelayanan
PajakDaerah dan RetribusiDaerah
Kabupaten/Kota
DirektoratPendapatanDaerah
DirektoratJenderalBinaKeuanganDaerah DirektoratPendapatanDaerah
KementerianDalam Negeri DirektoratJenderalBinaKeuanganDaerah
GedungH Lantai12 KementerianDalam Negeri
JalanVeteranNo.7GambirJakartaPusat
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi 1
Kata Pengantar 3
BAB I : 5
A. GAMBARAN UMUM PAJAK DAERAH DAN 5
RETRIBUSI DAERAH
2. Fasilitas perkantoran 9
3. Teknologi informasi 9
4. Data 9
5. SOP 10
1
A. TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK KABUPATEN / 96
KOTA
F. PENAGIHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya modul ini bisa tersusun. Modul standarisasi pelayanan pajak daerah dan
retribusi daerah ini mengacu kepada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah.
Dalam Undang-undang 28 tahun 2009 tentang Pajak Derah dan retribusi Derah
membagi jenis pajak menjadi 2 yaitu Jenis Pajak Provinsi dan Jenis Pajak kabupaten/Kota,
dan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan tata
Cara Pemungutan Pajak Daerah membagi jenis pajak disamping menjadi jenis pajak
Provinsi dan Jenis Pajak Kabupaten /Kota, masing masing jenis pajak masih dibagi lagi
menjadi Jenis Pajak yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah dan Jenis Pajak
yang dibayar sendiri berdasarkan penghitungan oleh Wajib Pajak.
Berdasarkan pasal 183 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak Daerah
dan Retribusi Derah menjelaskan bahwa pada saat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
berlaku, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Derah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun
1997 tentang Pajak Derah dan Retribusi Derah (Lembaran Negera Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 286, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4048) dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku. Dalam Pasal 185 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak Derah dan Retribusi Daerah menjelaskan juga bahwa Undang-Undang ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu pada tanggal 1 januari 2010.
Saat ini banyak Daerah yang masih menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 91
Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala
Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib pajak.
3
Dengan demikian Modul standarisasi pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
diharapkan dapat dijadikan acuan serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para
aparatur pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk mengelola dan menjalankan
proses pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah di daerah masing-masing..
Akhir kata, terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan
modul ini.
Drs. Syarifuddin, MM
4
BAB I
PENDAHULUAN
Potensi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai salah satu
komponen penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Otonomi daerah dikatakan
berhasil apabila daerah mampu membiayai daerahnya sendiri. Dan PAD merupakan
pendapatan daerah yang berasal dari sumber daya dalam daerah itu sendiri. Karena itu
peranan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai salah satu unsur pendapatan Asli
Daerah perlu di optimalkan dalam pemungutannya sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1. Pengertian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 10 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009). Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
(Pasal 1 angka 64 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
2. Fungsi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
a. Fungsi Pajak Daerah.
Pajak memiliki fungsi anggaran (budgetair), mengatur (regulator),
Stabilitas perekonomian (Stabilization), redistribusi (redistributive) pendapatan.
Fungsi anggaran (budgetair) artinya pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah daerah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran daerahnya.
5
Fungsi Pengaturan (regulatory) artinya pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.
Contohnya pajak dengan tarif tinggi dikenakan untuk minuman keras dsb.
Fungsi Stabilitas Perekonomian (Stabilitazion) artinya pajak juga memiliki
peranan penting dalam menentukan kestabilan ekonomi suatu negara. Misalnya,
pajak dapat digunakan oleh Pemerintah untuk mengatasi inflasi atau deflasi.
Fungsi redistribusi (redistributive) pendapatan artinya membuat
pendapatan masyarakat merata. Misalnya Pemerintah dapat memanfaatkan
pajak untuk membuka lapangan pekerjaan, dengan begitu akan banyak teserap
tenaga kerja sehingga pendapatan merata.
b. Fungsi Retribusi Daerah.
Fungsi utama dari retribusi daerah adalah untuk menyediakan pelayanan
kepada masayarakat terutama bila pelayanan tersebut belum dapat disediakan
pihak swasta namun karena kemampuan keuangan Pemerintah daerah belum
memadai untuk membiayai pelayanan tersebut maka pengguna jasa diminta
untuk berkontribusi melalui retribusi daerah.
B. Maksud dan Tujuan
6
Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten / Kota yang Melaksanakan
Fungsi Penunjang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan.
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2018 tentang Perangkat
Daerah menyebutkan bahwa, Pembentukan Perangkat Daerah dilakukan
berdasarkan asas:
a. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah;
b. intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah;
c. efisiensi;
d. efektivitas;
e. pembagian habis tugas;
f. rentang kendali;
g. tata kerja yang jelas; dan
h. fleksibilitas.
Selaras dengan asas diatas, perangkat daerah pengelola pajak daerah dan
retribusi daerah, mempedomani hal diatas dalam pembentukan organisasi dan
pembagian sumber daya manusianya. Secara maksimal organisasi dan
pembagian sumber daya manusia terkait pengelolaan pajak dan retribusi daerah
adalah sebagai berikut :
a. Kelompok Bidang Perencanaan Dan Pengembangan Pendapatan Daerah,
melaksanakan fungsi:
1) perumusan kebijakan teknis perencanaan dan pengembangan
pendapatan daerah;
2) perumusan kebijakan tentang intensifikasi pajak daerah dan retribusi
daerah;
3) melakukan analisis regulasi pendapatan daerah;
4) merumuskan standarisasi kebijakan operasional prosedur pajak daerah
dan retribusi daerah;
5) perumusan kebijakan tentang sistem administrasi pelayanan pajak daerah
dan retribusi daerah;
6) perumusan kebijakan strategi penyuluhan dan penyebarluasan informasi
pajak daerah dan retribusi daerah kepada masyarakat;
7) merumuskan kebijakan pelayanan pajak dan retribusi daerah yang
berbasis teknologi informasi;
8) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam perumusan
kebijakan pendapatan daerah; dan
9) melaksanakan fungsi konsultasi dan pendampingan wajib pajak dan
retribusi.
b. Kelompok Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah, melaksanakan fungsi:
1) melaksanakan pelayanan pendaftaran dan pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah;
2) pelaksanaan pendaftaran, penetapan, pendapatan dan penilaian pajak
daerah dan retribusi daerah;
3) pelaksanaan koordinasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah;
4) pelaksanaan koordinasi penerimaan bagi hasil pajak dan bukan pajak;
5) penyusunan laporan realisasi penerimaan pendapatan daerah
6) pelaporan pendapatan daerah; dan
7
7) sosialisasi dan konsultasi kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah.
c. Kelompok Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pendapatan Daerah
melaksanakan fungsi:
1) perumusan kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi pendapatan
daerah;
2) perumusan kebijakan tentang pengendalian dan evaluasi intensifikasi
pajak daerah dan retribusi daerah;
3) pengendalian dan evaluasi operasional prosedur pajak daerah dan
retribusi daerah;
4) melaksanakan monitoring dan sinkronisasi regulasi yang terkait dengan
pendapatan daerah;
5) pengendalian dan evaluasi sistem administrasi pelayanan pajak daerah
dan retribusi daerah;
6) pengendalian dan evaluasi pendapatan strategi penyuluhan dan
penyebarluasan informasi pajak daerah dan retribusi daerah kepada
masyarakat;
7) pengendalian dan evaluasi kebijakan pelayanan pajak dan retribusi
daerah yang berbasis teknologi informasi;
8) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian dan
evaluasi kebijakan pendapatan daerah
9) melaksanakan pemeriksanaan pajak daerah; dan
10) melaksanakan monitoring dan evaluasi pemungutan pajakdaerah dan
retribusi daerah.
d. Kelompok Bidang Pengelolaan Sistem Informasi Pendapatan Daerah,
melaksanakan fungsi:
1) merumuskan kebijakan pelayanan pajak dan retribusi daerah yang
berbasis teknologi informasi;
2) perumusan kebijakan teknis pengelolaan sistem informasi pajak daerah;
3) melakukan analisis regulasi pendapatan daerah;
4) merumuskan standarisasi kebijakan operasional prosedur pengelolaan
sistem informasi pajak daerah dan retribusi daerah;
5) perumusan kebijakan tentang sistem informasi pelayanan pajak daerah
dan retribusi daerah;
6) pengelolaan sistem informasi pajak daerah dan retribusi daerah;
7) pengembangan sistem informasi pajak daerah dan retribusi daerah;
8) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam pengelolaan
informasi pajak daerah dan retribusi daerah;
9) menyelenggarakan sistem informasi pajak daerah dan retribusi daerah
baik internal maupun eksternal; dan
10) melaksanakan pemeliharaan basis data pajak daerah dan retribusi
daerah.
8
PP No. 18 Tahun 2018 membuat tipologi atas organisasi perangkat daerah
berdasarkan kondisi daerah masing-masing. Organisasi pengelola pajak dan
retribusi daerah juga mengikuti aturan tersebut yang pada prinsipnya adalah
pembentukan organisasi pengelola pajak dan retribusi daerah disesuaikan
dengan besarnya beban pengelolaan pajak dan retribusi daerah di daerah yang
bersangkutan. Namun sesuai dengan asas pembentukan perangkat daerah yang
telah disebutkan sebelumnya, penyesuaian organisasi pengelola pajak dan
retribusi tetap membagi habis tugas-tugas yang disebutkan di atas dan
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Fasilitas Perkantoran
9
5. Standar Operasional Prosedur
Tujuan Penyusunan dari SOP adalah untuk memberikan panduan bagi seluruh
instansi pemerintah daerah dalam mengidentifikasi, menyusun,
mendokumentasikan, mengembangkan, memonitor serta mengevaluasi SOP
sesuai dengan tugas dan fungsi aparatur pemerintah Daerah.
a. Setiap instansi pemerintah sampai dengan unit yang terkecil memiliki SOP;
b. Penyempurnaan proses penyelenggaraan pemerintahan;
c. Ketertiban dalam penyelenggaraan pemerintahan;
d. Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Manfaat SOP :
10
BAB II
1. PAJAK REKLAME
NO MUATAN REGULASI URAIAN
1. Objek Pajak 1. Objek Pajak Reklame adalah semua
penyelenggaraan Reklame, meliputi:
a. Reklame papan/billboard/videotron/
megatron dan sejenisnya;
b. Reklame kain;
c. Reklame melekat, stiker;
d. Reklame selebaran;
e.Reklame berjalan, termasuk pada
kendaraan;
f. Reklame udara;
g. Reklame apung;
h. Reklame suara;
i. Reklame film/slide; dan j.
Reklame peragaan.
2. Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame
adalah:
a. penyelenggaraan Reklame melalui internet,
televisi, radio, warta harian, warta
mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;
b. label/merek produk yang melekat pada
barang yang diperdagangkan, yang
berfungsi untuk membedakan dari produk
sejenis lainnya;
c. nama pengenal usaha atau profesi yang
dipasang melekat pada bangunan tempat
usaha atau profesi diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan yang mengatur nama
pengenal usaha atau profesi tersebut;
d. Reklame yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah; dan
1
Disadur dari’’PEDOMAN UMUM PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH’’ yang diterbitkan oleh DJPK KEMENKEU RI
11
e. Pengecualian objek Pajak Reklame lainnya
diatur dalam Peraturan Daerah.
2. Subjek Pajak 1. Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi
atau Badan yang menggunakan Reklame.
2. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau
Badan yang menyelenggarakan Reklame.
3. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri
secara langsung oleh orang pribadi atau Badan,
Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau
Badan tersebut.
4. Dalam hal Reklame diselenggarakan melalui
pihak ketiga, pihak ketiga tersebut menjadi
Wajib Pajak Reklame.
3. Wajib Pajak 1. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau
Badan yang menyelenggarakan Reklame.
2. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri
secara langsung oleh orang pribadi atau Badan,
Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau
Badan tersebut.
3. Dalam hal Reklame diselenggarakan melalui
pihak ketiga, pihak ketiga tersebut menjadi Wajib
Pajak Reklame.
4. Dasar Pengenaan Pajak 1. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai
Sewa Reklame.
2. Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak
ketiga, Nilai Sewa Reklame ditetapkan
berdasarkan nilai kontrak Reklame.
3. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri
atau Nilai Sewa Reklame tidak diketahui
dan/atau dianggap tidak wajar, Nilai Sewa
Reklame dihitung dengan memperhatikan faktor
jenis, bahan yang digunakan, lokasi
penempatan, waktu, jangka waktu
penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media
Reklame.
4. Cara perhitungan Nilai Sewa Reklame diatur
dalam Perda.
5. Tata Cara dan Hasil Perhitungan Nilai Sewa
Reklame diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Kepala Daerah.
5. Tarif Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi
sebesar 25% (dua puluh lima persen).
6. Cara Perhitungan Pajak pajak terutang = tarif x dasar pengenaan pajak.
12
CONTOH KASUS
1. Pengecualian Pajak • Papan nama pengenal usaha/profesi yang
Reklame berupa melekat pada bangunan tempat usaha atau
penetapan ukuran papan profesi tidak termasuk objek Pajak Reklame.
nama pengenal usaha Termasuk dalam kategori papan nama
atau profesi yang usaha/profesi adalah nama usaha/profesi pada
dipasang melekat pada pagar/totem.
bangunan tempat usaha • Pengaturan ukuran papan nama usaha/profesi
atau profesi. Misalnya: 1 tidak dapat dikaitkan dengan pemungutan
m 2. pajak.
2. Pajak Reklame atas Reklame ucapan selamat dari orang pribadi, badan,
kegiatan pemilihan umum atau partai politik, reklame yang bertujuan sosial,
dan ucapan selamat dari keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan adat
orang pribadi, badan, istiadat tidak bersifat komersial sehingga tidak
atau partai politik, termasuk objek Pajak Reklame.
reklame yang bertujuan
social, keagamaan,
pendidikan, kesehatan,
dan adat istiadat untuk
ukuran tertentu.
13
2. PAJAK AIR TANAH
4. Dasar Pengenaan Pajak 1. Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai
Perolehan Air Tanah;
2. Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam
rupiah yang dihitung dengan
mempertimbangkan sebagian atau faktor-faktor
berikut :
a. Jenis sumber air;
b. Lokasi sumber air;
c. Tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan
air;
d. Volume air yang diambil dan/atau
dimanfaatkan;
e. Kualitas air; dan
f. Tingkat kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh pengambilan dan/atau
pemanfaatan air.
3. Besarnya Nilai Perolehan Air Tanah ditetapkan
dengan Peraturan Bupati yang berpedoman
pada Peraturan Gubernur mengenai nilai
perolehan air tanah.
14
5. Penggunaan faktor-faktor dalam menetapkan
NPAT disesuaikan dengan kondisi masing-
masing Daerah.
CONTOH KASUS
1. Pengambilan air tanah Pengambilan air tanah oleh badan usaha dan
oleh badan usaha dan digunakan oleh para karyawannya dapat dikenakan
digunakan oleh para Pajak Air Tanah. Sedangkan Penyediaan sumber
karyawannya/masyarakat air tanah oleh badan usaha yang pengelolaannya
setempat untuk oleh masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga
kebutuhan rumah tangga tidak dapat dikenakan Pajak Air Tanah.
2. Kegiatan Pengambilan UU No. 28 Tahun 2009 mengatur bahwa objek
dan/atau Pemanfaatan Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau
Air Tanah yang belum pemanfaatan Air Tanah dan bukan dikenakan
memiliki Izin Usaha. terhadap Izin Usahanya.
15
3. Objek Pajak yang tidak dikenakan Peak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
adalah objek pajak yang:
a. digunakan oleh Pemerintah dan Daerah
untuk penyelenggaraan pemerintahan;
b. digunakan semata-mata untuk melayani
kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan;
c. digunakan untuk kuburan, peninggalan
purbakala, atau yang sejenisnya dengan itu;
d. merupakan hutan lindung, hutan suaka
alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan
tanah Negara yang belum dibebani suatu hak;
e. digunakan oleh perwakilan diplomatic dan
konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal
balik; dan
f. digunakan oleh badan atau perwakilan
lembaga internasional yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
4. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena
Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap
Wajib Pajak.
5. NJOPTKP PBB-P2 hanya diberlakukan 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun untuk setiap WP
meskipun WP tersebut memiliki beberapa objek
PBB P2.
2. Subjek Pajak Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang
secara nyata mempunyai suatu hak atau Bumi
dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh
manfaat atas Bangunan;
16
4. Dasar Pengenaan Pajak 1. Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan adalah NJOP;
2. Besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 (tiga)
tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat
ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
perkembangan wilayahnya;
3. Penetapan besarnya NJOP ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
5. Tarif Tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%.
17
5. Kewenangan Kepala Dalam rangka mengurangi secara massal beban
Daerah dan tata cara masyarakat dan efektiofitas penagihan PBB P2,
pemberian pengurangan kebijakan yang dapat ditempuh adalah:
PBB P2 secara massal a. Kepala Daerah berdasarkan pertimbangan
untuk mengurangi beban kondisi objek pajak dapat memberikan
masyarakat sehubungan pembebasan melalui pebetapan NJOP tertentu
dengan kenaikan Nilai yang tidak dikenakan PBB P2.
Jual Objejk Pajak (NJOP) b. Kebijakan lain yang dapat ditempuh oleh
PBB P2 sehingga Pemda antara lain melalui perubahan Perda,
efektifitas penagihan PBB yaitu:
P2 tetap dapat 1. Menaikkan NJOPTKP; dan Menurunkan tarif
dilaksanakan. PBB.
18
b) Jenis Pajak Yang Yang Dibayar Sendiri Berdasarkan Penghitungan Oleh Wajib
Pajak
1) Pajak Hotel;
2) Pajak Restoran;
3) Pajak Hiburan;
4) Pajak Penerangan Jalan;
5) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
6) Pajak Parkir:
7) Pajak Sarang Burung Walet; dan
8) BPHTB.
1. PAJAK HOTEL
19
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, serta
rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10
(sepuluh).
5. Tidak termasuk dalam kategori rumah kos
adalah rumah sewa/kontrak. Sesuai dengan
UU No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, atas persewaan tanah dan/atau
bangunan dikenakan PPh final sebesar 10%
dari jumlah bruto nilai persewaan tanah
dan/atau bangunan.
6. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa
penginapan/peristirahatan termasuk jasa
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang
mencakup juga motel, losmen, gubuk
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, serta
rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10
(sepuluh).
7. Tidak termasuk dalam kategori rumah kos
adalah rumah sewa/kontrak. Sesuai dengan
UU No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, atas persewaan tanah dan/atau
bangunan dikenakan PPh final sebesar 10%
dari jumlah bruto nilai persewaan tanah
dan/atau bangunan.
2. Subjek Pajak Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau
Badan yang melakukan pembayaran kepada
orang pribadi atau Badan yang mengusahakan
Hotel.
20
cuma-Cuma dengandasar pengenaan Pajak
sebesar harga berlaku.
4. Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah
pembayaran/ nilai voucher pada saat terjadinya
transaksi ,bukan berdasarkan daftar harga
(publish rate.
5. Tarif Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi 10%.
CONTOH KASUS
1. Kamar kos dengan jumlah Kamar kos dengan jumlah <10 kamar tidak
< 10 kamar. termasuk objek Pajak Hotel.
4. Pembelian kamar hotel Pembelian kamar hotel melalui Travel agent, dasar
melalui Travel agent pengenaan pajak ditetapkan sebesar harga yang
seperti Traveloka. dibayarkan Travel agent kepada hotel.
2. PAJAK RESTORAN
21
a. Usaha bakery yang terdaftar sebagai PKP
dan/atau usaha industri/industri rumah
tangga.
b. Usaha retail yang menyediakan kursi/
meja untuk konsumen.
4. Penjualan makanan pada bakery dan
barang-barang retail merupakan objek PPN.
5. Dalam Perda harus ditetapkan ketentuan
mengenai omset/nilai penjualan dalam periode
tertentu (bulan atau tahun) yang tidak
dikenakan Pajak Restoran
6. Restoran adalah usaha jasa penyediaan
makanan dan minuman yang dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan untuk
proses pembuatan dan dikonsumsi di tempat
pelayanan maupun di tempat lain dengan
dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah
makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan
sejenisnya termasuk jasa boga/ katering.
7. Tidak termasuk dalam kategori Restoran
yaitu:
a. Usaha bakery yang terdaftar sebagai PKP
dan/atau usaha industri/industri rumah
tangga.
b. Usaha retail yang menyediakan kursi/
meja untuk konsumen.
8. Penjualan makanan pada bakery dan
barang-barang retail merupakan objek PPN.
9. Dalam Perda harus ditetapkan ketentuan
mengenai omset/nilai penjualan dalam periode
tertentu (bulan atau tahun) yang tidak
dikenakan Pajak Restoran.
2. Subjek Pajak Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau
Badan yang membeli makanan dan/atau minuman
dari Restoran.
22
b. Jumlah pembelian dengan menggunakan
voucher makanan atau minuman.
3. Jumlah pembayaran yang seharusnya diterima
restoran merupakan harga jual makanan atau
minuman dalam hal voucher atau bentuk lain
yang diberikan secara cuma-cuma.
5. Tarif Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar paling
tinggi 10%
CONTOH KASUS
1. Bakery yang menyediakan Usaha bakery tidak termasuk objek Pajak
fasilitas makan/minum di Restoran, sepanjang terdaftar sebagai PKP dan
tempat. usaha industri/industri rumah tangga.
3. Lounge di Bandara yang Sepanjang izin operasi lounge tersebut adalah izin
menyediakan makanan restoran, maka dapat dikenakan Pajak Restoran.
dan minuman.
23
dapat dilakukan mekanisme SKPDLB atau
pengembalian pajak.
3. PAJAK HIBURAN
NO MUATAN REGULASI URAIAN
1. Objek Pajak 1. Objek Pajak Hiburan adalah jasa
penyelenggaraan Hiburan dengan dipungut
bayaran Hiburan, meliputi:
a. tontonan film;
b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau
busana;
c. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya;
d. pameran;
e. diskotik, karaoke, klab malam, dan
sejenisnya;
f. sirkus, akrobat, dan sulap;
g. permainan bilyar dan boling;
h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan
permainan ketangkasan;
i. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat
kebugaran (fitness center); dan
j. pertandingan olahraga.
2. Penyelenggaraan hiburan sebagaimana dalam
huruf a sampai dengan j dapat dikecualikan
dengan Peraturan Daerah.
2. Subjek Pajak Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau
Badan yang menikmati Hiburan.
24
5. Tarif 1. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi
sebesar 35% (tiga puluh lima persen.
2. Khususuntuk Hiburan berupa pagelaran
busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke,
klab malam, permainan ketangkasan, panti
pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan
dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75%
(tujuh puluh lima persen).
3. Khusus Hiburan kesenian rakyat/ tradisional
dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan
paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
6. Cara Perhitungan Pajak pajak terutang = tarif x dasar pengenaan pajak.
CONTOH KASUS
1. Kolam renang, kolam • Kolam renang, kolam pemancingan, lapangan
pemancingan, lapangan futsal, taman rekreasi, arung jeram, outbond,
futsal, taman rekreasi, water park, water boom, pasar seni dan tempat
arung jeram, outbond, wisata/rekreasi lainnya tidak termasuk objek
water park, water boom, Pajak Hiburan.
pasar seni, warnet. • Permainan/pertandingan futsal akan menjadi
objek Pajak Hiburan apabila dalam
turnamen/pertandingan tersebut memungut
bayaran bagi para penonton.
• Warnet merupakan objek PPN.
2. Sauna/pemandian air • Sesuai dengan Permenkes No. 8 Tahun 2014
panas di taman rekreasi tentang Pelayanan Kesehatan SPA,
yang diselenggarakan oleh Pelayanan Kesehatan SPA adalah pelayanan
masyarakat dan kesehatan yang dilakukan secara holistik
menggunakan sumber air dengan memadukan berbagai jenis perawatan
panas alami disamakan kesehatan tradisional dan modern yang
dengan pelayanan SPA. menggunakan air beserta pendukung
perawatan lainnya berupa pijat penggunaan
ramuan, terapi aroma, latihan fisik, terapi
warna, terapi musik, dan makanan untuk
memberikan efek terapi melalui panca indera
guna mencapai keseimbangan antara tubuh
(body), pikiran (mind), dan jiwa (spirit) sehingga
terwujud kondisi kesehatan yang optimal.
• Berdasarkan hal tersebut, maka
sauna/pemandian air panas di taman rekseasi
yang diselenggarakan oleh masyarakat dan
menggunakan sumber air panas alami tidak
termasuk pelayanan SPA sehingga bukan
merupakan objek Pajak Hiburan.
25
3. Golf sebagai objek Pajak Sesuai dengan Putusan MK No. 52/PUU-
Hiburan. IX/2011, Golf tidak termasuk objek Pajak Hiburan.
5. Sepeda air (jet sky), • Sepeda air (jet sky), seluncur es (ice skating),
seluncur es (ice skating), banana boat, permainan wahana wisata air/
banana boat, permainan waterpark, permainan anak-anak, kereta
wahana wisata air/ pesiar dan pertunjukan komedi putar, dan
waterpark, permainan sejenisnya tidak termasuk objek Pajak
anak-anak, kereta pesiar Hiburan.
dan pertunjukan komedi • Permainan elekronik yang menggunakan
putar, Permainan elekronik teknologi multimedia, game online, dan play
yang menggunakan station tidak termasuk objek Pajak Hiburan.
teknologi multimedia,
game online, dan play
station.
8. Pengenaan pajak hiburan • Bar dan cafe termasuk objek Pajak Restoran.
untuk bar, kafe, dan pub. • Dalam KBBI, Pub didefinisikan sebagai tempat
hiburan khusus untuk mendengarkan musik
sambil minum-minum yang dibuka pada waktu
malam. Namun demikian, dalam Raperda
cukup diatur sebagai “diskotik, karaoke, klab
malam, dan sejenisnya”, sesuai dengan Pasal
42 UU No. 28 Tahun 2009.
9. Lounge Lounge tidak termasuk objek Pajak Hiburan.
Lounge merupakan tempat untuk menunggu,
seperti yang disediakan oleh maskapai
penerbangan dan hotel.
26
yang belum memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 UU No
usaha 28 Tahun 2009.
27
3. Dasar Pengenaan Pajak 1. Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan
adalah Nilai Jual Tenaga Listrik.
2. Nilai Jual Tenaga Listrik ditetapkan:
a. untuk tenaga listrik yang berasal dari
sumber lain dengan pembayaran, nilai jual
tenaga listrik:
• jumlah tagihan biaya beban/tetap
ditambah dengan biaya pemakaian
kWh/variabel yang ditagihkan dalam
rekening listrik, untuk tenaga listrik yang
dibayar setelah penggunaan; dan
• jumlah pembelian tenaga listrik.
28
6. Cara Perhitungan Pajak pajak terutang = tarif x dasar pengenaan pajak.
CONTOH KASUS
1. Pengenaan PPJ atas Sesuai dengan Permen ESDM No. 35 Tahun
penggunaan tenaga listrik 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha
yang dihasilkan sendiri Ketenagalistrikan, usaha penyediaan tenaga listrik
dengan kapasitas tertentu untuk kepentingan sendiri yang memerlukan izin
yang tidak memerlukan izin operasi dari instansi terkait adalah yang memiliki
dari instansi teknis terkait kapasitas pembangkit listrik >200 Kva.
dan yang menggunakan
pembangkit tenaga listrik
dengan jumlah total daya
terpasang dibawah 20
KVA.
5. PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
NO MUATAN REGULASI URAIAN
1. Objek Pajak 1. Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan adalah kegiatan pengambilan Mineral
Bukan Logam dan Batuan yang meliputi:
a. asbes;
b. batu tulis;
c. batu setengah permata;
d. batu kapur;
e. batu apung;
f. batu permata;
g. bentonit;
h. dolomit;
i. feldspar;
j. garam batu (halite);
k. grafit;
l. granit/andesit;
m. gips;
n. kalsit;
o. kaolin;
p. leusit;
q. magnesit;
29
r. mika;
s. marmer;
t. nitrat;
u. opsidien;
v. oker;
y. perlit;
z. phospat;
aa. talk;
ff. tras;
gg. yarosif;
hh. zeolit;
ii. basal;
jj. trakkit; dan
30
c. Pengecualian objek Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan lainnya diatur dalam
Peraturan Daerah.
3. Pengambilan MBLB yang menjadi objek Pajak
MBLB merupakan pengambilan MBLB di tanah
yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh
Pemerintah/Pemda.
4. Pajak MBLB hanya dikenakan terhadap MBLB
yang diambil dan dimanfaatkan di luar wilayah
pertambangan.
2. Subjek Pajak Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
adalah orang pribadi atau Badan yang dapat
mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan.
CONTOH KASUS
31
1. Untuk kegiatan yang Pemungutan Pajak MBLB dilakukan pada
dibiayai dengan APBD, kegiatan pengambilan bukan kegiatan
Pajak MBLB dipungut pemanfaatan. Untuk mempermudah administrasi
melalui kontraktor yang pemungutan, Pemda dapat memungut Pajak
melaksanakan kegiatan MBLB kepada kontraktor sepanjang MBLB
tersebut. tersebut berasal dari Daerah yang bersangkutan
dan belum dikenakan Pajak MBLB.
7. Perhitungan Pajak MBLB Dasar pengenaan Pajak MBLB adalah harga jual
berdasarkan harga jual batuan sebelum diolah. Adapun penjualan batuan
batuan hasil olahan dalam yang telah diolah dalam bentuk split merupakan
bentuk split. objek PPN.
32
8. Pemungutan Pajak Mineral Pajak MBLB bukan dikenakan atas izin usaha,
Bukan Logam dan Batuan melainkan dikenakan berdasarkan objek-objek
(MBLB) kepada Wajib pajak dari masing-masing pajak. Pajak Daerah
Pajak yang belum memiliki dapat dipungut apabila Wajib Pajak sudah
izin kegiatan usaha. memenuhi persyaratan objektif dan subjektif
sebagaimana diatur dalam Pasal 57 UU 28 tahun
2009 mengenai Pajak MBLB.
11. Penjelasan makna kalimat Pengambilan MBLB yang dapat dikenakan pajak
“mengambil” pada adalah pengambilan MBLB yang dimanfaatkan
Undang-Undang 28 Tahun secara komersial.
2009, apakah MBLB yang
dipergunakan untuk
kepentingan perusahaan
swasta yang tidak untuk
dikomersilkan dapat
dikecualikan dari objek
Pajak MBLB.
33
6. PAJAK PARKIR
NO MUATAN REGULASI URAIAN
CONTOH KASUS
1. Penyediaantempat parkir Penyelenggaraan parkir berbayar oleh Pemda
berbayar oleh Pemda dan dan BLUD merupakan objek Retribusi Tempat
BLUD
34
Khusus Parkir sehingga tidak termasuk objek
Pajak Parkir.
2. Penyelenggaraan tempat Pelayanan parkir oleh pihak ketiga pada tempat
parkir milik Pemerintah/ parkir milik Pemerintah/Pemda/BLUD dapat
Pemda /BLUD oleh pihak dikenakan Pajak Parkir sepanjang terdapat
ketiga perjanjian sewa penggunaan aset (pihak ketiga
menyewa lahan parkir milik
Pemerintah/Pemda/BLUD) dan tarif ditetapkan
oleh pihak ketiga.
3. Penyediaan tempat parkir Dapat dikenakan Pajak Parkir dengan dasar
gratis untuk pelanggan pengenaan pajak yang ditetapkan dalam
pada minimarket/tempat peraturan kepala daerah.
usaha lainnya
4. Pelayanan vallet parking Parkir Valet adalah kegiatan untuk memarkirkan
kendaraan oleh petugas valet. Mengingat Pajak
Parkir dipungut atas penyediaan tempat parkir
bukan atas kegiatan memarkirkan kendaraan
(valet), maka pembayaran atas pelayanan parkir
valet tidak termasuk sebagai dasar perhitungan
Pajak Parkir. Atas tarif jasa parkir valet dikenakan
PPN.
5. Pengenaan tarif pajak Untuk penyelenggara tempat parkir yang
parkir yang lebih tinggi memberikan pelayanan vallet cukup diberlakukan
untuk parkir vallet tarif Pajak Parkir non vallet. Sedangkan untuk jasa
vallet telah dikenakan PPN bukan Pajak Parkir.
6. Penyelenggaraan parkir Pihak ketiga yang menyelenggarakan parkir
oleh pihak ketiga pada dengan menyewa lahan parkir milik swasta
lahan parkir milik swasta merupakan wajib pajak parkir.
7. Potongan harga/voucher Potongan harga/voucher parkir tetap
parkir diperhitungkan dalam pengenaan pajak, karena
fungsi pajak tidak hanya sebagai sumber
pendapatan tetapi juga sebagai alat
pengendalian.
7. PAJAK SARANG BURUNG WALET
NO MUATAN REGULASI URAIAN
35
2. Subjek Pajak Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang melakukan pengambilan dan/atau
mengusahakan sarang burung Walet.
3. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan
Wajib Pajak yang melakukan pengambilan dan/atau
mengusahakan sarang burung Walet.
4. Dasar Pengenaan Pajak 1. Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Jual
Sarang Burung Walet.
2. Nilai Jual Sarang Burung Walet dihitung
berdasarkan perkalian antara harga pasaran
umum sarang burung Walet dengan volume
sarang burung Walet.
5. Tarif Tarif Pajak ditetapkan sebesar paling tinggi
sebesar 10% (sepuluh persen).
CONTOH KASUS
1. Harga pasaran umum Harga pasaran umum sarang burung walet tidak
sebagaimana dimaksud perlu ditetapkan oleh Bupati, cukup mengacu
pada ayat (2) ditetapkan pada harga pasar yang berlaku secara umum di
dengan Keputusan Bupati. wilayah yang bersangkutan.
36
4) Hibah wasiat;
5) Waris;
6) Pemasukan dalam perseroan atau
badan hukum lain;
7) Pemisahan hak yang mengakibat- kan
peralihan;
8) Penunjukan pembeli dalam lelang;
9) Pelaksanaan putusan hakim yang
mempunyai kekuatan hukum tetap;
10) Penggabungan usaha;
11) Peleburan usaha;
12) Pemekaran usaha; atau
13) Hadiah
c. Pemberian hak baru karena
1) Kelanjutan pelepasan hak; atau
2) Di luar pelepasan hak
3. Hak atas tanah adalah :
a. Hak milik
b. Hak Guna Usaha
c. Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
d. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun;
Dan
e. Hak Pengelolaan
4. Objek Pajak yang tidak dikenakan pajak
adalah objek pajak yang diperoleh:
a. Perwakilan Diplomatik dan Konsulat
berdasarkan asas perlakuan timbal
balik;
b. Negara untuk penyelenggaraan
Pemerintahan dan/atau untuk
pelaksanaan Pembangunan guna
kepentingan umum;
c. Badan atau perwakilan Lembaga
Internasional yang ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Keuangan dengan
syarat tidak menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan lain di luar fungsi
dan tugas Badan atau Perwakilan
Organisasi tersebut;
d. Orang pribadi atau Badan karena
konversi hak atau karena perbuatan
Hukum lain dengan tidak adanya
perubahan nama;
e. Orang Pribadi atau Badan karena
Wakaf; dan Orang pribadi atau Badan
37
yang digunakan untuk kepentingan
ibadah.
2. Subjek Pajak Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh Hak Atas Tanah dan/atau
Bangunan.
3. Wajib Pajak Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh Hak Atas Tanah dan/atau
Bangunan.
4. Dasar Pengenaan Pajak 1. Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai
Perolehan Objek Pajak
2. Nilai Perolehan Objek Pajak, dalam hal:
a. jual beli adalah harga transaksi;
b. tukar menukar adalah nilai pasar;
c. hibah adalah nilai pasar;
d. hibah wasiat adalah nilai pasar;
e. waris adalah nilai pasar;
f. pemasukan dalam peseroan atau badan
hukum lainnya adalah nilai pasar;
g. pemisahan hak yang mengakibatkan
peralihan adalah nilai pasar;
h. peralihan hak karena pelaksanaan
putusan hakim yang mempunyai kekuatan
hukum tetap adalah nilai pasar;
i. pemberian hak baru atas tanah sebagai
kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai
pasar;
j. pemberian hak baru atas tanah di luar
pelepasan hak adalah nilai pasar;
k. penggabungan usaha adalah nilai pasar;
l. peleburan usaha adalah nilai pasar;
m. pemekaran usaha adalah nilai pasar;
n. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau
o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah
harga transaksi yang tercantum dalam
risalah lelang.
3. Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan
huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari
pada NJOP yang digunakan dalam pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun
terjadinya perolehan, dasar pengenaan yang
dipakai adalah NJOP Pajak Bumi dan
Bangunan.
4. Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak
Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar
38
Rp 60.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk
setiap Wajib Pajak.
5. Besarnya Nilai Perolehan Pajak Tidak Kena
Pajak untuk perolehan hak karena waris atau
hibah yang diterima orang pribadi yang masih
dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat keatas atau satu
derajat kebawah dengan pemberi hibah wasiat
termasuk suami/istri, ditetapkan paling rendah
sebesar Rp.300.000.000,- (Tiga ratus Juta
Rupiah).
6. NPOPTKP BPHTB diberlakukan 1 (satu) kali
setiap WP dalam 1 (satu) tahun.
5. Tarif Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan ditetapkan sebesar paling tinggi
sebesar 5% (lima persen).
7. Saat terutang pajak Saat terutangnya pajak Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan ditetapkan untuk:
a. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
b. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
c. hibah adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
e. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan
mendaftarkan peralihan haknya ke kantor
bidang pertanahan;
f. pemasukan dalam perseroan atau badan
hukum lainnya adalah sejak tanggal dibuat
dan ditandatanganinya akta;
g. pemisahan hak yang mengakibatkan
peralihan adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
h. putusan hakim adalah sejak tanggal putusan
pangadilan yang mempunyai kekuatan hukum
yang tetap;
i. pemberian hak baru atas Tanah sebagai
kelanjutan dari pelepasan hak adalah sejak
tanggal diterbitkannya surat keputusan
pemberian hak;
39
j. pemberian hak baru di luar pelepasan hak
adalah sejak tanggal diterbitkannya surat
keputusan pemberian hak;
k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal
l. peleburan usaha adalah nilai pasar
m. pemekaran usaha adalah nilai pasar
n. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau
o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah
harga transaksi yang tercantum dalam risalah
lelang
CONTOH KASUS
1. Apabila saat terutang pajak • BPHTB merupakan pajak yang bersifat self
BPHTB untuk pemberian assessment, sehingga Pemda tidak dapat
hak baru, tidak dapat menetapkan jumlah pajak yang terutang
diketahui dan/atau belum dengan menerbitkan SKPD.
dapat ditentukan karena • BPHTB terutang untuk peristiwa pemisahan
ada sengketa/ masalah hak baru atau pemberian hak baru adalah saat
terkait gugatan/tuntutan ditandatanganinya akta dan diterbitkannya
hukum terhadap tanah surat keputusan pemberian hak.
dan/atau bangunannya, • Secara umum, suatu objek tanah dan/atau
maka saat terutang BPHTB bangunan belum diberikan pemisahan hak baru
dihitung sejak tanggal atau hak baru apabila masih dalam
ditetapkannya SKPD sengketa/gugatan hukum.
dan/atau STPD
2. Kepala Daerah dapat • Dalam hal terdapat perbedaan antara NJOP
memberikan pengurangan PBB tanah dan/atau bangunan sektor
pajak yang terutang perkebunan/pertambangan dengan NJOP PBB
kepada Wajib Pajak karena Perdesaan Perkotaan, maka dasar pengenaan
adanya perbedaan NJOP pajak tetap menggunakan NJOP PBB
PBB tanah dan/atau Perdesaan Perkotaan.
bangunan sektor • NJOP PBB sektor perkebunan/pertambangan
perkebunan/pertambangan selain menghitung harga tanah juga menghitung
dengan NJOP PBB harga tanaman/tambang.
Perdesaan Perkotaan. • NJOP PBB P2 untuk wilayah
perkebunan/pertambangan ditetapkan hanya
sebesar nilai tanah dan digunakan untuk
mengverifikasi perhitungan BPHTB.
3. Perhitungan BPHTB atas BPHTB dihitung berdasarkan harga pasar pada
perolehan tanah pada saat pembuatan akta. Apabila harga pasar tidak
tahun lampau. diketahui atau lebih rendah dari NJOP, maka
BPHTB dihitung dari NJOP.
4. Kepala Daerah Pedoman verifikasi BPHTB terutang cukup
menetapkan nilai pasar menggunakan NJOP. Sehingga NJOP dapat
tanah dan/bangunan ditetapkan mendekati nilai pasar. Agar penetapan
sebagai pedoman NJOP yang mendekati nilai pasar tersebut tidak
40
verifikasi perhitungan menyebabkan PBB P2 terutang terlalu besar,
BPHTB oleh Wajib Pajak maka dapat dilakukan penyesuaian tarif PBB P2.
5. Pengadaan tanah untuk 1. Pengadaan tanah untuk pembangunan
pembangunankepentingan Bandara oleh BUMN sepanjang mendapatkan
umum, contoh Bandar penugasan khusus dari pemerintah
udara, transmisi listrik dikategorikan sebagai pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dan tidak dikenakan
BPHTB.
2. Sesuai dengan Pasal 10 UU No. 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum, disebutkan bahwa
tanah yang digunakan untuk pelabuhan, bandar
udara, dan terminal termasuk dalam ruang
lingkup pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum.
6. Mekanisme pengembalian 1. Pasal 3 ayat (4) PP Nomor 55 Tahun 2016
kelebihan pembayaran menetapkan bahwa BPHTB merupakan jenis
BPHTB oleh Wajib Pajak. pajak yang dibayar sendiri berdasarkan
perhitungan oleh Wajib Pajak (self assessment)
2. Kelebihan pembayaran BPHTB, berdasarkan
ketentuan Pasal 165 (4) UU No. 28 Tahun 2009,
Kepala Daerah menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah lebih Bayar (SKPDLB)
berdasarkan permohonan dari Wajib Pajak.
7. Apabila NJOP saat Sesuai Pasal 87 Undang-Undang Nomor 28
terjadinya transaksi jual tahun 2009, dasar pengenaan BPHTB dapat
beli atau pemberian Hak menggunakan NJOP PBB P3 yang ditetapkan
Guna Usaha atas tanah KPP Pratama sebagai dasar penghitungan
perkebunan tidak diketahui BPHTB terutang.
atau lebih rendah dari
NJOP.
8. Peralihan hak yang Atas BPHTB yang terutang pada tahun sebelum
dilakukan sebelum diberlakukannya BPHTB (1 Juli 1998) tidak dapat
diberlakukannya BPHTB (1 dilakukan penagihan.
Juli 1998) namun
pendaftaran dan
perubahan nama
kepemilikan sertifikat
dilakukan pada saat ini.
9. Permohonan pembebasan Transaksi pembelian tanah oleh yayasan dapat
BPHTB atas pembelian dibebaskan dari pengenaan BPHTB sepanjang
lahan perkuburan bagi tanah tersebut digunakan untuk kepentingan
umat Budha oleh yayasan. wakaf, ibadah, dan/atau umum, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 85 ayat (4) UU No. 28
Tahun 2009.
41
B. JENIS RETRIBUSI DAERAH
1. JENIS RETRIBUSI JASA UMUM
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Peleyanan Persampahan/Kebersihan
c. Retribusi Pemakaman dan Pengabuan Mayat
d. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum
e. Retribusi Pelayanan Pasar
f. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
g. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
h. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
i. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
j. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
k. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
l. Retribusi Pelayanan Pendidikan
m. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
a. RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
42
dipikul Pemda untuk penyelenggaraan jasa yang
bersangkutan. Apabila tingkat penggunaan jasa sulit
diukur, maka dapat ditaksir berdasarkan formula
tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Struktur Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah untuk menutup
dan Besaran Tarif seluruh atau sebagian biaya penyediaan jasa dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat,
keadilan, dan efektivitas pengendalian atas
pelayanan kesehatan.
2. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif retribusi
disesuaikan dengan tujuan pengenaan retribusi atas
pelayanan tersebut.
6. Struktur dan Besaran Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan jenis
Tarif Retribusi layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Karcis pendaftaran Pelayanan pendaftaran/kartu pasien tidak termasuk
objek Retribusi Pelayanan Kesehatan.
2. Kartu status Kartu status pasien, medical record dan sebagainya
pasien/medical record. merupakan bagian dari pelayanan medis.
43
7. Penyewaan Penyewaan gedung/ruang pertemuan dan
gedung/ruang perlengkapannya di Rumah Sakit merupakan objek
pertemuan dan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
perlengkapannya di
Rumah Sakit
44
b. pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau
lokasi pembuangan sementara ke lokasi
pembuangan/pembuangan akhir sampah; dan
c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan
akhir sampah.
2. Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan
kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah,
sosial, dan tempat umum lainnya.
3. Jenis pelayanan persampahan/kebersihan
disesuaikan dengan pelayanan
persampahan/kebersihan yang disediakan oleh
Pemda.
4. Dalam hal terdapat swakelola sampah oleh
masyarakat, maka pengenaan Retribusi Pelayanan
Persampahan/ Kebersihan hanya untuk penyediaan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
2. Subjek Retribusi Orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan
persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh
Pemda.
45
2. Struktur tarif Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan dapat dibedakan atas jenis
layanan atau jenis wajib retribusi/penerima layanan.
7. Formula Retribusi Tarif X tingkat penggunaan jasa
CONTOH KASUS
1. Pelayanan • Jenis kegiatan yang tidak menetap seperti angkutan
persampahan/ umum (darat/air) bukan objek Retribusi Pelayanan
kebersihan untuk Persampahan/ Kebersihan.
angkutan umum • Biaya layanan persampahan terhadap angkutan
(darat/air) umum (darat/air) cukup dibebankan pada
terminal/pelabuhan/ tempat usaha angkutan.
2. Tarif hanya Tidak boleh menggunakan tarif tunggal, harus ada
berdasarkan diskriminasi tarif antara rumah tangga dan komersial
kecamatan/lokasi (sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan).
46
layanan dan/atau jangka waktu pemakaian fasilitas
pemakaman/pengabuan mayat.
2. Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah penggunaan
jasa yang dijadikan alokasi beban biaya yang dipikul
Pemda untuk penyelenggaraan jasa yang
bersangkutan. Apabila tingkat penggunaan jasa sulit
diukur, maka dapat ditaksir berdasarkan formula
tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif Retribusi
Penetapan Struktur Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
dan Besaran Tarif adalah untuk menutup ………. (seluruh atau
sebagian) biaya penyediaan jasa dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat.
2. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif retribusi
disesuaikan dengan tujuan pengenaan retribusi atas
pelayanan tersebut.
6. Struktur dan Besaran Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan
Tarif Retribusi jenis layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Tarif berdasarkan Pada dasarnya penetapan tarif retribusi ini adalah untuk
periode tertentu mengganti biaya pemakaman, biaya penyediaan lahan,
dan sewa lahan. Sehingga tarif dapat ditetapkan per
(bulan/tahun)
periode tertentu atau per frekuensi.
47
3. Golongan Retribusi Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum digolongkan sebagai
Retribusi Jasa Umum.
CONTOH KASUS
1. Pengenaan tarif Tarif dapat ditetapkan secara berlangganan sepanjang
berlangganan secara wajib retribusi memilih untuk layanan parkir secara
wajib berlangganan, sehingga dalam struktur tarif harus tetap
mengatur tarif per sekali parkir.
48
e. RETRIBUSI PELAYANAN PASAR
1. Objek Retribusi 1. Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan
fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa
pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah,
dan disediakan untuk pedagang.
2. Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan fasilitas
pasar yang dikelola BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
CONTOH KASUS
49
• Terhadap kegiatan perdagangan di tepi jalan yang
menggunakan kendaraan dapat dikenakan retribusi
parkir di tepi jalan umum.
2. Surat Izin • Biaya atas pelayanan yang bersifat administrasi
Berjualan/Surat lainnya (seperti Surat Keterangan sebagai perjanjian
Penunjukan/Surat penggunaan tempat usaha) agar dibebankan/menjadi
Perjanjian faktor perhitungan biaya atas penggunaan tempat
Penggunaan Tempat usaha.
Usaha/Surat Izin • Pemberian surat tersebut sudah termasuk dalam
Penempatan pembayaran retribusi pelayanan pasar per periode
tertentu.
3. Balik nama surat izin Balik nama atas pemakaiann tempat usaha tidak
berjualan/surat diperlukan sehingga tidak dapat dikenakan retribusi.
perjanjian penggunaan
tempat usaha
50
dimana kegiatan pengujian berkala kendaraan
bermotor terdiri atas:
a. Pemeriksaan persyaratan teknis;
b. Pengujian laik jalan; dan
c. Pemberian tanda lulus uji.
2. Subjek Retribusi Orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan
pengujian kendaraan bermotor.
CONTOH KASUS
1. • Surat keterangan Sesuai dengan Permenhub 133 Tahun 2015, pengujian
mutasi atas berkala kendaraan bermotor dapat dilakukan pada Unit
kendaraan Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor di daerah
bermotor yang lain, dalam hal:
melakukan
51
numpang uji keluar 1. Masa uji akan segera berakhir sedangkan kendaraan
daerah sedang berada di luar daerah.
• Penetapan tarif 2. Kendaraan terkena sanksi pelanggaran karena tidak
yang berbeda memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta
bagi pengujian terkena kewajiban uji.
kendaraan 3. Peralatan uji dari daerah asal sedang tidak berfungsi
bermotor dari luar sebagaimana mestinya.
daerah. • Untuk melakukan pengujian berkala di daerah
lain, pemilik kendaraan wajib mendapat
rekomendasi dari Unit Pelaksana Daerah asal dan
memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh Unit
Pelaksana Daerah yang dituju.
• Unit Pelaksana yang dituju wajib menyampaikan
hasil pengujiannya kepada Unit Pelaksana Daerah
asal.
• Mengingat pelayanan pengujian kendaraan
bermotor bersifat mandatory bagi Unit Daerah asal,
maka biaya administrasi atas penerbitan
rekomendasi numpang uji cukup dibebankan pada
kegiatan pelayanan pengujian.
• Adapun tarif retribusi untuk kendaraan bermotor
yang numpang uji cukup dikenakan tarif
sebagaimana yang berlaku di Daerah yang dituju
maupun ditetapkan berbeda sebagai kompensasi
pelaporan hasil pengujian kendaraan bermotor
kepada Unit Pelaksana Daerah asal.
2. Jenis kendaraan Sesuai dengan Pasal 143 PP No. 55 Tahun 2012 tentang
bermotor lain yang Kendaraan, jenis kendaraan bermotor yang wajib uji adalah
tidak diatur sebagai mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta
kendaraan wajib uji gandengan, dan kereta tempelan.
oleh peraturan
perundang-undangan,
seperti Sepeda Motor,
Kendaraan Khusus,
dan Kendaraan Dinas.
52
banding, penilaian b. Pengujian laik jalan; dan
fisik penghapusan c. Pemberian tanda lulus uji.
kendaraan, dan
penentuan jenis/sifat
kendaraan
8. Pengujian emisi gas Sesuai dengan Pasal 13 Permenhub No. 133 Tahun 2015
buang tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, salah
satu kegiatan kegiatan pengujian berkala kendaraan
bermotor adalah pengujian laik jalan yang di dalamnya
termasuk pengujian atas emisi gas buang/ketebalan asap
gas buang. Dengan demikian, maka pengujian untuk emisi
gas buang sudah termasuk dalam pengujian kendaraan
bermotor.
11. Kendaraan Bermotor, Sesuai dengan Pasal 4 Permenhub No. 133 Tahun 2015
kereta gandengan, tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, uji
kereta khusus dan berkala pertama kali dilakukan:
kendaraan bermotor di a. paling lama 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya
air yang tipenya telah STNK yang pertama kali untuk mobil penumpang,
memperoleh sertifikat mobil bus, dan mobil barang; dan
uji tipe, sertifikat b. paling lama 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya
Registrasi Uji Tipe dan SRUT yang pertama kali untuk kereta gandengan
Tanda Lulus Uji Tipe dan kereta tempelan.
53
dibebaskan dari
kewajiban uji berkala
untuk pertama kali
selama 6 (enam) bulan
terhitung sejak
diterbitkannya Surat
Tanda Kendaraan
Bermotor untuk yang
pertama kali.
54
kepada Wajib Retribusi, apabila kondisi keuangan
Pemda tidak mencukupi.
4. Wajib Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran adalah pemilik gedung/tempat usaha,
maka dalam menetapkan besaran tarif cukup
memperhatikan biaya penyediaan jasa.
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan jenis
layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Pengenaan izin Pemberian izin memproduksi, mendistribusikan,
terhadap memperdagangkan atau mengedarkan untuk penjualan
memproduksi, dan bahan-bahan berbahaya tidak termasuk objek
mendistribusikan, Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran. Atas
memperdagangkan pemberian izin tersebut tidak dikenakan retribusi.
atau mengedarkan
untuk penjualan dan
bahan-bahan
berbahaya.
55
2. Subjek Retribusi Orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan
cetak peta .
56
2.Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah
penggunaan jasa yang dijadikan alokasi beban biaya
yang dipikul Pemda untuk penyelenggaraan jasa
yang bersangkutan. Apabila tingkat penggunaan
jasa sulit diukur, maka dapat ditaksir berdasarkan
formula tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Struktur Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
dan Besaran Tarif adalah untuk menutup ………. (seluruh atau
sebagian) biaya penyediaan jasa dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat.
2. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif retribusi
disesuaikan dengan tujuan pengenaan retribusi atas
pelayanan tersebut.
6. Tarif Struktur dan besaran tariff disesuaikan dengan jenis
layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Tarif per periode Satuan tariff pelayanan penyedotan kakus agar
tertentu (per bulan, per disesuaikan dengan volume limbah/frekuensi angkut
hari, dansebagainya) bukan berdasarkan frekuensi waktu.
57
4. Cara Mengukur Tingkat 1. Tingkat penggunaan jasa pengolahan limbah cair
Penggunaan Jasa diukur berdasarkan frekuensi layanan dan/atau
volume limbah.
2. Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah
penggunaan jasa yang dijadikan alokasi beban biaya
yang dipikul Pemda untuk penyelenggaraan jasa
yang bersangkutan. Apabila tingkat penggunaan
jasa sulit diukur, maka dapat ditaksir berdasarkan
formula tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif Retribusi
Penetapan Struktur Pengolahan Limbah Cair adalah untuk menutup
dan Besaran Tarif seluruh atau sebagian biaya penyediaan jasa, dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat.
2. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif retribusi
disesuaikan dengan tujuan pengenaan retribusi atas
pelayanan tersebut.
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan jenis
layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Pengenaan tarif atas Pembuangan limbah cair ke sumber air tidak termasuk
pembuangan limbah objek Retribusi Pengolahan Limbah Cair.
cair ke sumber air/izin
pembuangan limbah
cair.
58
alat ukur, takar, timbang dan perleng- kapannya
yang belum dipakai.
2. Tera ulang ialah hal menandai berkala dengan
tanda-tanda terasah atau tera batal yang berlaku
atau memberikan keterangan- keterangan tertulis
yang bertanda terasah atau tera batal yang berlaku,
dilakukan oleh pegawai- pegawai yang berhak
melakukannya berdasarkan pengujian yang
dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya yang telah ditera.
3. Menjustir ialah mencocokkan atau melakukan
perbaikan ringan dengan tujuan agar alat yang
dicocokkan atau diperbaiki itu memenuhi persyaratan
tera atau tera ulang.
2. Subjek Retribusi Orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan
tera/tera ulang.
59
7. Formula Retribusi Tarif X tingkat penggunaan jasa
CONTOH KASUS
1. Penelitian terkait • Biaya Penelitian untuk memberikan izin tipe dan izin
pemberian izin tipe tanda pabrik bukan merupakan objek retribusi tera.
dan izin tanda pabrik • Penerbitan izin tipe serta Surat Keterangan Hasil
Pengujian dan SNI sebagai persyaratan penerbitan
izin tipe merupakan kewenangan Pemerintah Pusat
(Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan
Permendag No. 74/M DAG/PER/12/2012 tentang
Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya
Asal Impor.
• Penerbitan izin tanda pabrik serta Surat
Keterangan Hasil Pengujian dan SNI sebagai
persyaratan penerbitan izin tanda pabrik merupakan
kewenangan Pemerintah Pusat (Direktorat
Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag
No. 53/M-DAG/PER/7/2016 tentang Izin Pembuatan
Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan
Perlengkapannya Produksi Dalam Negeri.
2. Biaya penerbitan Pengenaan tarif sebagai penggantian penerbitan
sertifikat dan tabel sertifikat dan tabel TUT bagian dari dalam tarif pelayanan
TUT. tera/tera ulang.
60
ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional.
• Definisi Verifikasi sesuai dengan Permendag No.
78/M-DAG/PER/11/2016 adalah kegiatan
pengukuran untuk mencari hubungan antara
standar ukuran dengan standar ukuran yang lebih
tinggi sesuai dengan hierarki.
4. Tarif pemeriksaan Sesuai dengan Permendag No. 26/M-DAG/PER/5/2017
BDKT per kemasan tentang Pengawasan Metrologi Legal, pengawasan
BDKT dilakukan dengan cara mengambil sampel BDKT
di tempat usaha dan di lokasi produksi atau pengemasan.
Pengambilan sampel BDKT di tempat usaha dilakukan
secara acak berdasarkan prinsip statistik.
61
(seluruh atau sebagian) biaya penyediaan jasa dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat.
2. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif retribusi
disesuaikan dengan tujuan pengenaan retribusi atas
pelayanan tersebut.
6. Tarif Struktur dan besaran tariff disesuaikan dengan jenis
layanan yang diberikan Pemda.
62
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan jenis
layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Menara non Menara non telekomunikasi dan penyewaan menara non
telekomunikasi telekomunikasi (seperti menara televisi) untuk dipasang
alat operator telekomunikasi tidak termasuk objek
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
63
variabel zonasi dan variabel tinggi menara sudah
mewakili oleh variabel jenis menara.
10. Dalam penjelasan pasal/lampiran tarif agar
dicantumkan cara perhitungan tarif.
3. Dalam penjelasan Penjelasan/Lampiran:
atau lampiran tidak
(Perhitungan disesuaikan dengan kondisi dan
mencantumkan cara
SBU Daerah) Tarif Retribusi merupakan hasil dari
menghitung tarif
perhitungan sebagai berikut:
retribusi.
a. Jumlah menara sebanyak 120 unit.
b. Jumlah petugas pengawas sebanyak 2 tim,
masing- masing tim terdiri dari 3 orang per
kunjungan menara.
c. Jumlah pengawasan sebanyak 3 menara per hari
d. Jumlah kunjungan ke menara per tahun = 120
menara x 2 kali = 240 kunjungan.
e. Jumlah hari kerja per tahun = 240
kunjungan/3 menara per hari = 80 hari.
f. umlah hari kerja per tim = 80 hari kerja/2 = 40 hari
Maka biaya operasional per tahun adalah sebagai
berikut:
64
CONTOH PENGHITUNGAN RETRIBUSI
PENGENDALIAN MENARA
TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN ACEH
BESAR
= Rp615.600,-
65
2. Jenis Retribusi Jasa Usaha
a) Retribusi Tempat Khusus Parkir
b) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
c) Retribusi Rumah Potong Hewan
d) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
e) Retribusi Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga
f) Retribusi Penyeberangan di Air
g) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
h) Retribusi Terminal
i) Retribusi Tempat Pelelangan
j) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
k) Retribusi Pasar Grosir Dan/Atau Pertokoan
66
Apabila tingkat penggunaan jasa sulit diukur,
maka dapat ditaksir berdasarkan formula
tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Besaran Retribusi Tempat Khusus Parkir didasarkan
Tarif pada tujuan memperoleh keuntungan yang
layak.
2. Penetapan tarif harus memperhatikan harga
pasar, komponen biaya per jenis layanan, dan
ketersediaan pelayanan sejenis oleh pihak
swasta/masyarakat.
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan
jenis layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
67
4. Cara Mengukur Tingkat 1. Tingkat penggunaan jasa tempat pengi-
Penggunaan Jasa napan/pesanggrahan/villa diukur berdasar- kan
frekuensi/jangka waktu penggunaan pelayanan
tempat penginapan/pesang- grahan/villa.
2. Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah
penggunaan jasa yang dijadikan alokasi beban
biaya yang dipikul Pemda untuk
penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.
Apabila tingkat penggunaan jasa sulit diukur,
maka dapat ditaksir berdasarkan formula
tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Besaran Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrah-
Tarif an/Villa didasarkan pada tujuan memper- oleh
keuntungan yang layak.
2. Penetapan tarif harus memperhatikan harga
pasar, komponen biaya per jenis layanan, dan
ketersediaan pelayanan sejenis oleh pihak
swasta/masyarakat.
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan
jenis layanan yang diberikan Pemda.
68
4. Cara Mengukur Tingkat 4. Tingkat penggunaan jasa rumah potong hewan
Penggunaan Jasa diukur berdasarkan frekuensi dan/atau jangka
waktu penggunaan pelayanan rumah potong
hewan.
5. Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah
penggunaan jasa yang dijadikan alokasi beban
biaya yang dipikul Pemda untuk
penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.
Apabila tingkat penggunaan jasa sulit diukur,
maka dapat ditaksir berdasarkan formula
tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 4. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Besaran Retribusi Rumah Potong Hewan didasarkan pada
Tarif tujuan memperoleh keuntungan yang layak.
5. Penetapan tarif harus memperhatikan harga
pasar, komponen biaya per jenis layanan, dan
ketersediaan pelayanan sejenis oleh pihak
swasta/masyarakat.
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan
jenis layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
69
3. Hewan yang dipotong Pemotongan hewan yang dipotong akibat kecelakan
akibat kecelakaan dan dan dipergunakan untuk usaha agar memperhatikan
dipergunakan untuk ketentuan/norma yang berlaku dan cukup dikenakan
usaha retribusi yang sama dengan pemotongan hewan
dalam keadaan normal.
70
3. Jenis pelayanan kepelabuhanan dapat
berpedoman pada PP No. 11 Tahun 2015
mengenai jenis dan tarif PNBP di Kemenhub
dan Permenhub No. 69 Tahun 2015 mengenai
petunjuk teknis PP No. 11 Tahun 2015.
3. Subjek Retribusi Orang pribadi atau badan yang menggunakan
layanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas
lainnya di lingkungan pelabuhan yang disediakan,
dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
71
Bentuk pelayanan jasa pemanduan dan
penundaaan kapal agar berpedoman pada PP No.
11 Tahun 2015 mengenai jenis dan tarif PNBP di
Kemenhub dan Permenhub No. 69 Tahun 2015
mengenai petunjuk teknis PP No. 11 Tahun 2015.
2. Kegiatan penundaan 1. Sesuai dengan Pasal 1 Permenhub No. 57
kapal tanpa Tahun 2015 tentang Pemanduan dan
mencantumkan tarif Penundaan Kapal, kegiatan penundaan kapal
atas kegiatan merupakan bagian dari kegiatan pemanduan
pemanduan kapal yang meliputi kegiatan mendorong, menarik
kapal. atau menggandeng kapal yang berolah-gerak,
untuk bertambat ke atau untuk melepas dari
dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin,
kapal dan fasilitas tambat lainnya dengan
mempergunakan kapal tunda. Berdasarkan hal
tersebut maka dalam Raperda agar mengatur tarif
terkait dengan jasa pemanduan kapal.
2. Bentuk pelayanan jasa pemanduan dan
penundaaan kapal agar berpedoman pada PP
No. 11 Tahun 2015 mengenai jenis dan tarif
PNBP di Kemenhub dan Permenhub No. 69
Tahun 2015 mengenai petunjuk teknis PP No. 11
Tahun 2015.
3. Kegiatan penundaan Penundaan kapal dengan menggunakan kapal
kapal yang bukan milik pelabuhan cukup dikenakan jasa
menggunakan kapal pemanduan.
bukan milik pelabuhan.
4. Penerbitan izin di Penerbitan izin di bidang kepelabuhanan dan surat-
bidang kepelabuhanan surat kapal tidak termasuk objek Retribusi Pelayanan
dan surat-surat kapal. Kepelabuhanan dan tidak perlu dikenakan
retribusi/dibiayai dari penerimaan pajak.
5. Jasa Kegiatan Alih Tidak dapat dikenakan retribusi karena tidak ada
Muat antar Kapal pelayanan yang diberikan oleh Pemda sebagai
kegiatan Alih Muat penyelenggara pelabuhan.
Muatan Kapal (Ship to
Ship) di Luar Daerah
Lingkungan Kerja/
Daerah Lingkungan
Pelabuhan dan
dikenakan tarif sebesar
persentase tertentu
dari tarif Kegiatan Alih
Muat antar Kapal yang
dilakukan di
72
wilayah/lingkungan
kerja pelabuhan.
6. Penyediaan fasilitas air 1. Tidak dapat dikenakan retribusi karena tidak ada
bersih yang dikelola pelayanan yang diberikan oleh Pemda sebagai
oleh pihak lain dan penyelenggara pelabuhan.
dikenakan tarif sebesar 2. Penetapan tarif atas pelayanan air bersih yang
persentase tertentu dikelola oleh pihak lain adalah kewenangan pihak
dari tarif penyediaan air pengelola tersebut, pengenaan retribusi terhadap
oleh pelabuhan. pengelola pelayanan air bersih tersebut
disesuaikan dengan fasilitas yang digunakannya
untuk melakukan usaha/kegiatan di pelabuhan.
7. Pemakaian dan Tidak dapat dikenakan retribusi karena tidak ada
pemanfaatan perairan pelayanan yang diberikan oleh Pemda sebagai
penyelenggara pelabuhan.
73
2. Subjek Retribusi Orang pribadi atau badan yang menggunakan
layanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga
yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
CONTOH KASUS
1. Kawasan tujuan Dalam hal Pemda menetapkan suatu kawasan
wisata yang dikelola sebagai tempat tujuan wisata namun
oleh masyarakat/ pengelolaannya oleh masyarakat/badan usaha,
badan usaha, seperti maka tidak termasuk objek
Desa Wisata Kawasan
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.
Minapolitan, dan
sebagainya.
74
2. Apabila dalam area/pelataran pasar yang
dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemda terdapat
tempat rekreasi/permainan atau
sarana/prasarana olahraga yang dimiliki
dan/atau dikelola oleh Pemda, maka dapat
menjadi objek Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga.
3. Apabila dalam area/pelataran pasar yang
dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemda terdapat
tempat rekreasi/permainan, sarana/prasarana
olahraga, dan/atau tempat penyediaan makanan
yang dimiliki dan/atau dikelola oleh masyarakat,
maka atas pemakaian area/pelataran tersebut
dapat dikenakan Retribusi Pelayanan Pasar.
4. Pembedaan tarif Retribusi merupakan pembayaran atas pelayanan.
terhadap wisatawan Sepanjang pelayanan yang diterima oleh wajib
lokal dan non lokal retribusi sama, maka tidak perlu ditetapkan
(mancanegara) pembedaan tarif.
75
penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.
Apabila tingkat penggunaan jasa sulit diukur,
maka dapat ditaksir berdasarkan formula
tertentu.
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Besaran Retribusi Penyeberangan di Air didasarkan pada
Tarif tujuan memperoleh keuntungan yang layak.
2. Penetapan tarif harus memperhatikan harga
pasar, komponen biaya per jenis layanan, dan
ketersediaan pelayanan sejenis oleh pihak
swasta/masyarakat.
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan
jenis layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Penerbitan izin dan Penerbitan izin dan surat-surat kapal tidak termasuk
surat-surat kapal. objek Retribusi Pelayanan Penyeberangan di Air dan
tidak perlu dikenakan retribusi/dibiayai dari
penerimaan pajak.
76
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Besaran Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
Tarif didasarkan pada tujuan memperoleh keuntungan
yang layak.
2. Penetapan tarif harus memperhatikan harga
pasar, komponen biaya per jenis layanan, dan
ketersediaan pelayanan sejenis oleh pihak
swasta/masyarakat.
6. Tarif Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan
jenis layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Pemeriksaan Pemeriksaan kesehatan hewan/produk asal hewan
kesehatan tidak termasuk objek Retribusi Penjualan Produksi
hewan/produk asal Usaha Daerah.
hewan
h) RETRIBUSI TERMINAL
77
5. Prinsip dan Sasaran 1. Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif
Penetapan Besaran Retribusi Terminal didasarkan pada tujuan
Tarif memperoleh keuntungan yang layak.
2. Penetapan tarif harus memperhatikan harga
pasar, komponen biaya per jenis layanan, dan
ketersediaan pelayanan sejenis oleh pihak
swasta/masyarakat.
6. Tarif Retribusi Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan
jenis layanan yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, yang menjadi kewenangan
1. Perubahan
kabupaten/kota adalah pengelolaan terminal
kewenangan
golongan C.
pengelolaan Terminal
78
4. Cara Mengukur Tingkat Tingkat penggunaan jasa tempat pelelangan diukur
Penggunaan Jasa berdasarkan frekuensi dan/atau jangka waktu
penggunaan pelayanan tempat pelelangan.
CONTOH KASUS
79
a. Penggunaan tanah yang tidak mengubah
fungsi dari tanah, antara lain, pemancangan
tiang listrik/ telepon atau penanaman/ pemben-
tangan kabel listrik/telepon di tepi jalan umum.
b. Jalan/trotoar/jembatan dan aset lainnya yang
merupakan fasilitas umum.
CONTOH KASUS
1. Pemakaian tanah Pemakaian kekayaan Daerah yang tidak mengubah
untuk pemancangan fungsi tanah tidak dapat dikenakan Retribusi
tiang listrik, Pemakaian Kekayaan Daerah.
penanaman pipa
bawah tanah, pema-
sangan pipa/kabel di
jembatan milik Pemda.
2. Penggunaan jalan Penggunaan fasilitas umum tidak termasuk objek
umum/jembatan dan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
aset lainnya yang
80
merupakan fasilitas
umum.
3. Papan reklame (misal termasuk objek retribusi pemakaian kekayaan
megatron) yang daerah atas persewaan papan reklame dan
disediakan oleh dikenakan pajak reklame atas penayangan reklame.
Pemda, disewakan
kepada swasta
4. Rumah Dinas 1. Pengenaan sewa atau retribusi atas pemakaian
rumah dinas dapat ditetapkan sepanjang
pemakaian rumah dinas tersebut bukan karena
fasilitas atas jabatan tertentu.
2. Sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik
Daerah, jenis Rumah negara yang dapat
disewabelikan adalah rumah negara golongan III
(yang merupakan aset daerah).
5. Aset daerah yang Aset daerah yang disewakan kepada masyarakat
dapat/telah sebaiknya berupa jenis-jenis aset yang belum
disediakan secara disediakan secara memadai oleh pihak swasta, hal
memadai oleh pihak tersebut agar tidak mengganggu daya saing usaha.
swasta/ masyarakat.
Contoh: tenda, kursi,
peralatan makan,
sound system, dan
sebagainya.
6. Aset Daerah dengan 1. Aset yang peruntukannya bersifat khusus
peruntukan khusus. seperti penginapan/mess merupakan objek
Contoh: Retribusi jasa usaha lainnya, yaitu Retribusi
penginapan/mess, Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa
lapangan olahraga, 2. Penjualan air bersih yang diusahakan oleh
tempat hiburan, Pemda merupakan objek Retribusi Penjualan
penjualan air bersih, Produksi Usaha Daerah.
terminal, tempat parkir.
81
laboratorium milik Pemda tersebut disewakan
kepada pihak ketiga.
82
k) RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
CONTOH KASUS
83
dalam radius tertentu 2. Terhadap kegiatan perdagangan di tepi jalan yang
dari pasar atau tempat menggunakan kendaraan dapat dikenakan
usaha di trotoar jalan Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum.
3. Balik nama surat Balik nama atas pemakaian tempat usaha tidak
izin berjualan/surat diperlukan sehingga tidak dapat dikenakan retribusi.
perjanjian penggunaan
tempat usaha
4. Penitipan tempat Terhadap penyewa yang tidak menggunakan
usaha tempat usahanya tidak perlu dikenakan biaya
penitipan tempat usaha karena telah dikenakan
biaya penyewaan tempat usaha.
84
3. RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
b) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
c) Retribusi Izin Trayek
d) Retribusi Izin Usaha Perikanan
e) Retribusi Perpanjangan IMTA
85
2. Biaya penyelenggaraan pemberian izin meliputi
penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan,
penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya
dampak negatif dari pemberian izin tersebut.
6. Tarif Retribusi Struktur dan besaran tarif berdasarkan jenis kekayaan
Daerah.
CONTOH KASUS
86
2. Balik Nama IMB IMB merupakan izin atas mendirikan bangunan bukan
kepemilikan, sehingga tidak diperlukan balik nama dalam
hal terjadi perubahan pemilik bangunan.
87
b) RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL
CONTOH KASUS
88
Minuman Beralkohol, penjualan minuman beralkohol diatur
sebagai berikut:
2. Subjek Retribusi Subjek Retribusi Izin Trayek adalah orang pribadi atau
Badan yang memperoleh Izin Trayek dari Pemerintah
Daerah.
89
6. Tarif Retribusi Struktur dan besaran tarif disesuaikan dengan jenis layanan
yang diberikan Pemda.
CONTOH KASUS
1. Retribusi dikenakan per • Izin Trayek berlaku selama 5 tahun dan dapat
tahun. diperpanjang.
• Retribusi izin trayek dapat dipungut sesuai masa
berlakunya izin atau dipungut sesuai dengan masa
retribusi yang ditentukan (misalnya per tahun).
5. Izin Insidentil Izin Insidentil tidak termasuk objek Retribusi Izin Trayek.
90
tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
3. Permen Kelautan dan Perikanan No.26/PERMEN-
KP/2013 tentang Perubahan atas Permen Kelautan
dan Perikanan No. PER.30/MEN/2012 tentang Usaha
Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia.
4. Jenis kegiatan dan perizinan usaha perikanan
terdiri atas:
1.Perikanan Tangkap (SIUP, SIPI, dan SIKPI);
2.Perikanan Budidaya (SIUP dan SIKPI).
2. Subjek Retribusi Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang
pribadi atau Badan yang memperoleh Izin Usaha
Perikanan dari Pemerintah Daerah.
CONTOH KASUS
1. Izin Usaha Perikanan Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Tangkap Pemerintahan Daerah, kewenangan penerbitan izin
perikanan tangkap ditetapkan sebagai berikut:
• Izin usaha perikanan tangkap untuk kapal
perikanan berukuran di atas 5 GT sampai
dengan 30 GT diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi.
91
• Izin usaha perikanan tangkap untuk kapal
perikanan berukuran di atas 30 GT atau kapal
perikanan yang menggunakan modal asing/tenaga
kerja asing diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
5. Izin Pemasangan Rumpon Pemasangan rumpon tidak termasuk dalam izin usaha
perikanan, sehingga tidak dikenakan retribusi.
92
e) RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING
NO MUATAN REGULASI URAIAN
1. Objek Retribusi 1. Objek Retribusi Perpanjangan IMTA meliputi
pemberian Perpanjangan IMTA kepada Pemberi Kerja
Tenaga Kerja Asing.
93
CONTOH KASUS
1. Tarif dalam nilai US Dollar Penetapan tarif dalam nilai US Dollar, namun harus ada
ketentuan tambahan yang menyatakan bahwa retribusi
dibayarkan dengan rupiah berdasarkan nilai kurs yang
berlaku pada saat penerbitan SKRD.
2. Tarif dikenakan per Tarif Retribusi Perpanjangan IMTA dikenakan per orang
orang per jabatan per per bulan, sebagaimana penetapan PNBP IMTA dalam
bulan PP No. 65 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi.
94
Tingkat kepadatan lalu lintas ditetapkan berdasarkan
kriteria:
a. Memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan
bermotor dengan kapasias jalan pada salah satu jalur
jalan sama dengan atau lebih besar daro 0,9 (nol
koma Sembilan);
b. Kecepatan rata-rata sama dengan atau kurang dari
10 (sepuluh) km/jam.
Dikecualikan sebagai objek retribusi Pengendalian Lalu
Lintas yaitu :
a. Sepeda Motor;
b. Kendaraan penumpang umum;
c. Kendaraan pemadam kebakaran;
d. Ambulan.
2. Subjek Retribusi Subjek Retribusi Pengendalian Lalu Lintas meliputi orang
perseorangan dan badan hokum yang menggunakan
kendaraan bermotor perseorangan dan barang pada
ruas jalan, koridor, atau Kawasan yang dikenakan
Retribusi Pengendalian Lalu Lintas.
3. Wajib Retribusi Wajib Retribusi Pengendalian Lalu Lintas meliputi orang
perseorangan dan badan hokum yang menggunakan
kendaraan bermotor perseorangan dan barang pada ruas
jalan, koridor, atau Kawasan yang dikenakan Retribusi
Pengendalian Lalu Lintas.
4. Golongan Retribusi Retribusi Pengendalian Lalu Lintas digolongkan sebagai
Retribusi Jasa Umum
5. Prinsip dan Sasaran Dalam penetapan tarif retribusi Pengendalian lalu Linas
Penetapan Besaran Tarif harus menenuhi prinsip dan sasaran yang meliputi:
a. Efekivitas pengendalian lalu linas;
b. Dapat menutup biaya penyelenggaraan.
Efektivitas pengendalian lalu lintas diukur berdasarkan
biaya kemacetan.
Biaya penyelenggaraan meliputi biaya modal, biaya
operasional, biaya pemeliharaan dan biaya bunga
6. Tarif Besarnya tarif retribusi pengendalian lalu lintas ditetapkan
dengan Peraturan Derah.
95
BAB III
a) PENDAFTARAN
Tahapan
96
Formulir yang digunakan adalah sebagai berikut :
Pendaftaran PBB-P2
97
b) PENETAPAN
Tahapan
98
Penetapan PBB-P2
Tahapan
99
penerimaan sejenis dan selanjutnya dibukukan dalam
buku kas umum.
d. Bendahara penerima menyetorkan uang ke kas daerah
secara harian disertai Bukti Setoran Bank.
e. Bendahara penerima secara bulanan menyiapkan
laporan realisasi penerimaan dan penyetoran uang
yang ditandatangani oleh kepala OPD pemungut pajak
daerah.
f. Bendahara penerima mendistribusikan :
a. Salinan SSPD kepada unit kerja pembukuan.
b. Buku pembantu penerimaan sejenis kepada unit
kerja pembukuan, unit kerja penagihan dan unit
kerja pendataan.
c. Laporan realisasi penerimaan dan penyetoran
uang kepada kepala daerah dan Kepala OPD
pemungut retribusi daerah.
d. Buku kas umum kepada Kepala Daerah.
100
g. Bendahara penerima mendistribusikan :
a. Salinan Rekening koran kepada unit kerja
pembukuan.
b. Buku pembantu penerimaan sejenis kepada unit
kerja pembukuan, unit kerja penagihan dan unit
kerja pendataan.
c. Laporan realisasi penerimaan dan penyetoran
uang kepada kepala daerah dan Kepala OPD
pemungut pajak daerah.
d. Buku kas umum kepada Kepala Daerah.
a) PENDAFTARAN
Tahapan
101
Batuan, Parkir dan Sarang Burung Walet adalah sebagai
berikut :
102
d. Unit kerja yang membidangi pendataan selanjutnya
mencatat Pendaftaran tersebut, jika diperlukan dapat
memberikan nomor identifikasi pendaftaran.
e. Prosedur pendaftaran wajib pajak BPHTB secara
elektronik diatur dengan peraturan kepala daerah.
Tahapan
103
Formulir yang digunakan adalah sebagai berikut :
104
c) PELAPORAN
d) PENETAPAN
105
Tahapan
106
B. TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN
MENGGUNAKAN SKRD DAN YANG DIPUNGUT DENGAN
MENGGUNAKAN DOKUMEN LAIN YANG DIPERSAMAKAN SEPERTI
KARCIS, KUPON, DAN KARTU LANGGANAN
a) PENDAFTARAN
Tahapan
b) PENETAPAN
107
Tahapan
108
Tahapan
a. SSRD
b. Buku pembantu penerimaan sejenis
c. Buku Kas Umum
109
l. Bank / TPE menyetorkan penerimaan pembayaran
retribusi daerah ke Kas Daerah dan melaporkan
rekening koran secara harian kepada bendahara
penerima.
m. Bendahara penerima mencatat penerimaan dari
pembayaran retribusi dalam buku pembantu
penerimaan sejenis dan selanjutnya dibukukan dalam
buku kas umum.
n. Bendahara penerima secara bulanan menyiapkan
laporan realisasi penerimaan dan penyetoran uang
yang ditandatangani oleh kepala OPD pemungut
retribusi daerah.
o. Bendahara penerima mendistribusikan :
1. Salinan Rekening koran kepada unit kerja
pembukuan.
2. Buku pembantu penerimaan sejenis kepada unit
kerja pembukuan, unit kerja penagihan dan unit
kerja pendataan.
3. Laporan realisasi penerimaan dan penyetoran
uang kepada kepala daerah dan Kepala OPD
pemungut retribusi daerah.
4. Buku kas umum kepada Kepala Daerah.
a. SSRD
b. Buku pembantu penerimaan sejenis
c. Buku Kas Umum
110
Pajak/Retribusi tidak mampu memenuhi kewajiban
pajak/retribusi pada waktunya.
Tahapan
111
d. Dalam hal permohonan Wajib Pajak/Retribusi ditolak,
Kepala Daerah dalam hal ini diwakili oleh Kepala OPD
pemungut pajak/retribusi menerbitkan keputusan
penolakan angsuran pembayaran pajak/retribusi.
e. Apabila jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana
dimaksud telah terlampaui dan Kepala Daerah dalam
hal ini diwakili oleh kepala OPD pemungut
pajak/retribusi tidak menerbitkan suatu keputusan,
permohonan disetujui sesuai dengan permohonan
Wajib Pajak/Retribusi, dan keputusan persetujuan
pengangsuran pembayaran pajak/retribusi harus
diterbitkan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah jangka
waktu 7 (tujuh) hari kerja tersebut berakhir.
f. Pengangsuran atas kekurangan pembayaran
pajak/retribusi, dapat diberikan untuk paling lama 12
(dua belas) bulan sejak diterbitkannya keputusan
persetujuan pengangsuran pembayaran pajak/retribusi
sebagaimana dimaksud dengan angsuran paling
banyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, untuk
permohonan angsuran atas utang pajak/retribusi
berupa pajak/retribusi yang masih harus dibayar.
g. Besarnya pembayaran angsuran atas utang
pajak/retribusi sebagaimana dimaksud ditetapkan
dalam jumlah yang sama besar untuk setiap angsuran.
Sanksi administrasi berupa bunga yang timbul akibat
angsuran sebagaimana dimaksud dihitung berdasarkan
saldo utang pajak/retribusi.
h. Membuat Surat Perjanjian Angsuran yang
ditandatangani oleh Kepala OPD pemungut
pajak/retribusi dan dicantumkan dalam daftar Surat
Perjanjian Angsuran.
i. Menyerahkan Surat Perjanjian Angsuran kepada
WP/WR dan Daftar Surat Perjanjian Angsuran kepada
unit-unit lain yang terkait.
112
penundaan pembayaran pajak/retribusi pajak paling
lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum jatuh tempo
pembayaran, disertai dengan alasan dan bukti yang
mendukung permohonan, dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib
Pajak/Retribusi, dan dalam hal ditandatangani oleh
bukan Wajib Pajak/Retribusi harus dilampiri surat
kuasa;
2. surat permohonan mencantumkan: jumlah utang
pajak/retribusi yang pembayarannya dimohonkan
untuk ditunda dan jangka waktu penundaan .
b. Mengadaan penelitian untuk dijadikan bahan dalam
persetujuan perjanjian penundaan pembayaran oleh
Kepala OPD Pemungut Pajak/Retribusi Daerah.
Setelah mempertimbangkan alasan dan bukti
pendukung yang diajukan oleh Wajib Pajak/Retribusi,
Kepala Daerah dalam hal ini diwakili oleh kepala OPD
pemungut pajak/retribusi menerbitkan keputusan dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal
diterima permohonan. Keputusan sebagaimana
dimaksud, dapat berupa:
1. menyetujui lamanya penundaan sesuai dengan
permohonan Wajib Pajak/Retribusi;
2. menyetujui sebagian lamanya penundaan yang
dimohonkan Wajib Pajak/Retribusi; atau
3. menolak permohonan Wajib Pajak/Retribusi.
c. Dalam hal permohonan Wajib Pajak/Retribusi disetujui,
Kepala Daerah dalam hal ini diwakili Kepala OPD
pemungut pajak/retribusi menerbitkan keputusan
persetujuan penundaan pembayaran pajak/retribusi.
d. Dalam hal permohonan Wajib Pajak/Retribusi ditolak,
Kepala Daerah dalam hal ini diwakili oleh Kepala OPD
pemungut pajak/retribusi menerbitkan keputusan
penolakan penundaan pembayaran pajak/retribusi.
e. Apabila jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana
dimaksud telah terlampaui dan Kepala Daerah dalam
hal ini diwakili oleh kepala OPD pemungut
pajak/retribusi tidak menerbitkan suatu keputusan,
permohonan disetujui sesuai dengan permohonan
Wajib Pajak/Retribusi, dan keputusan persetujuan
penundaan pembayaran pajak/retribusi harus
diterbitkan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah jangka
waktu 7 (tujuh) hari kerja tersebut berakhir.
113
f. Sanksi administrasi berupa bunga yang timbul akibat
penundaan pembayaran sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dihitung berdasarkan saldo
utang pajak/retribusi.
g. Membuat Surat Perjanjian Penundaan Pembayaran
yang ditandatangani oleh Kepala OPD pemungut
pajak/retribusi dan dicantumkan dalam daftar Surat
Perjanjian Penundaan Pembayaran.
h. Menyerahkan Surat Perjanjian Penundaan
Pembayaran kepada WP dan Daftar Surat Perjanjian
Penundaan Pembayaran kepada unit-unit lain yang
terkait.
Tahapan
114
q. Penyerahan Surat Keputusan Kepada WP/WR.
Tahapan
115
t. Menyampaikan Laporan Hasil Penelitian kepada
Kepala OPD pemungut pajak daerah untuk diteliti dan
dipertimbangkan ditolak atau diterima.
u. Membuat Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
Kepala OPD pemungut pajak daerah atas permohonan
WP, berupa Surat Keputusan Penolakan apabila
permohonan ditolak, dan Surat Keputusan Pembetulan
apabila permohonan diterima.
v. Menyerahkan Surat Keputusan kepada WP dengan
tembusan kepada Unit kerja Penetapan dan Unit Kerja
Pembukuan.
Tahapan
116
a. Membuat Daftar Surat Paksa untuk WP yang setelah
lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah tanggal
Surat Teguran belum membayar Pajak terutang.
b. Menerbitkan Surat Paksa dari Daftar Surat Paksa.
c. Mengirim / menyerahkan Surat Paksa kepada WP yang
bersangkutan melalui Juru Sita Pajak.
117
Kegiatan-5 Prosedur Pencabutan penyitaan dan Pengumuman Lelang
adalah sebagai berikut :
a. Membuat Daftar Surat Pencabutan Penyitaan untuk WP
yang telah melunasi utang pajaknya sesudah
penerbitan Surat Perintah Penyitaan samapi dengan
sebelum pengumuman lelang.
b. Penerbitan Surat Pencabutan Penyitaan.
c. Pelaksanaan Pencabutan Penyitaan dengan
pembuatan Berita Acara Pencabutan Penyitaan.
d. Membuat Laporan Pelaksanaan Pencabutan
Penyitaan.
e. Monitoring Penyetoran WP untuk mengetahui WP yang
telah melunasi utang pajaknya sesudah pengumuman
lelang sampai dengan sebelum Pelaksanaan Lelang.
f. Pembuatan Daftar Surat Pencabutan Pengumuman
Lelang.
g. Penerbitan Surat Pencabutan Pengumuman Lelang.
h. Mengirim/ menyerahkan Surat Pencabutan
Pengumuman Lelang oelh Juru Sita Pajak.
118
BAB IV
119
b. Piutang dari Perikatan antar Lain:
1) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran;
2) Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMD dan Lembaga Lainnya; dan
3) Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.
c. Piutang dari Transfer Antar Pemerintahan antara lain:
1) Piutang transfer pemerintah pusat;
2) Piutang transfer pemerintah lainnya; dan
3) Piutang transfer pemerintah daerah lainnya.
2. Kriteria Kualitas Piutang
Dalam rangka melaksanakan prinsip kehati-hatian Pemerintah Daerah
wajib menilai kualitas piutang agar dapat memantau dan mengambil langkah-
langkah yang diperlukan agar hasil penagihan piutang yang telah disisihkan
senantiasa dapat direalisasikan. Penilaian Kualitas Piutang dilakukan
berdasarkan kondisi Piutang pada tanggal laporan keuangan dengan langkah-
langkah:
a. Penilaian Kualitas Piutang dilakukan dengan mempertimbangkan sekurang-
kurangnya:
1) Jatuh tempo piutang; dan/atau
2) Upaya penagihan.
b. Menetapkan kualitas piutang dalam 4 (empat) golongan, yaitu:
1) kualitas lancar;
2) kualitas kurang lancar;
3) kualitas diragukan; dan
4) Kualitas Macet
Penilaian kualitas piutang dilakukan berdasarkan kondisi piutang pada tanggal
laporan keuangan
c. Menetapkan kriteria kualitas piutang berdasarkan penggolongan jenis
piutang:
1) Pajak daerah
Penggolongan kriteria kualitas piutang pajak daerah dapat dipilah
berdasarkan cara pemungutan:
a) Pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak (self assessment)
dilakukan dengan ketentuan:
(1) Kualitas Lancar, dapat ditentukan dengan kriteria:
(a) Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau
(b) Masih dalam tenggang waktu jatuh tempo; dan/atau
(c) Wajib pajak menyetujui hasil pemeriksaan; dan/atau
(d) Wajib pajak kooperatif; dan/atau
(e) Wajib pajak likuid; dan/atau
(f) Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.
(2) Kualitas Kurang Lancar, dapat ditentukan dengan kriteria:
(a) Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau
(b) Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama belum melakukan
pelunasan; dan/atau
120
(c) Wajib pajak kurang kooperatif dalam pemeriksaan; dan/atau
(d) Wajib pajak menyetujui sebagian hasil pemeriksaan; dan/atau
(e) Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.
(3) Kualitas Diragukan, dapat ditentukan dengan kriteria:
(a) Umur piutang lebih dari 2 tahun sampai dengan 5 tahun;
dan/atau
(b) Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua belum melakukan
pelunasan; dan/atau
(c) Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau
(d) Wajib pajak tidak menyetujui seluruh hasil pemeriksaan; dan/atau
(e) Wajib pajak mengalami kesulitan likuidita
121
(4) Kualitas Macet, dapat ditentukan dengan kriteria:
(a) Umur piutang lebih dari 5 tahun; dan/atau
(b) Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga belum melakukan
pelunasan; dan/atau
(c) Wajib pajak tidak diketahui keberadaannya; dan/atau
(d) Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau
(e) Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).
2) Piutang retribusi yang dapat dilakukan dengan ketentuan:
a) Kualitas Lancar
(1) Umur piutang 0 sampai dengan 1 (satu) bulan; dan/atau
(2) Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan sampai
dengan tanggal jatuh tempo yang ditetapkan.
b) Kualitas Kurang Lancar
(1) Umur piutang 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga) bulan
dan/atau
(2) Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal SuratTagihan Pertama
tidak dilakukan pelunasan.
c) Kualitas Diragukan
(1) Umur piutang 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (dua belas) bulan;
dan atau
(2) Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua
tidak dilakukan pelunasan.
d) Kualitas Macet
122
d) Kualitas Macet
Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan atau Piutang telah diserahkan
kepada instansi yang menangani pengurusan piutang negara.
Tata cara penagihan piutang diatur sesuai dengan kebijakan
pengelolaan piutang di daerah.
3. Penentuan Besaran Penyisihan Piutang
Besaran Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada setiap akhir tahun
(periode pelaporan) ditentukan:
a. Kualitas lancar, sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari piutang dengan
kualitas lancar;
b. Kualitas kurang lancar, sebesar 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan
kualitas kurang lancar;
c. Kualitas diragukan, sebesar 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan
kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang
sitaan (jika ada); dan
d. Kualitas macet, sebesar 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas
macet setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika
ada).
4. Pencatatan Akuntansi
Pencatatan penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan berdasarkan dokumen bukti
memorial penyisihan piutang. Pencatatan penyisihan piutang dilakukan pada akhir
periode pelaporan/tanggal pelaporan. Jurnal pencatatan penyisihan piutang tidak
tertagih dilakukan oleh PPK-SKPD/PPK-SKPKD dalam media Buku Jurnal Umum
dengan jurnal sebagai berikut:
Rekening
xxxx x.x.x.xx.xx Beban Penyisihan Piutang Tidak xxx
Tertagih*)
x.x.x.xx.xx Penyisihan Piutang Tidak xxx
Tertagih **)
*)Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih disajikan dalam Laporan Operasional (LO)
123
Berikut disajikan ilustrasi pelaporan beban penyisihan piutang tidak tertagih
dalam Laporan Operasional (LO), piutang dan penyisihan piutang tidak tertagih
dalam neraca.
Format LO
DINAS X LAPORAN
OPERASIONAL
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2015
URAIAN 2015
KEGIATAN
OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi
Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
JUMLAH
PENDAPATAN BEBAN
Beban
Pegawai
Beban
Persedian
Beban Jasa
Beban Pemeliharaan
Beban Perjalanan Dinas
Beban Penyisihan Piutang Pajak Tidak Tertagih
Beban Penyusutan
JUMLAH BEBAN
SURPLUS (DEFISIT) – LO
124
Format Neraca
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA….
SKPD…..
NERACA
31 Desember 20XX
Aset Kewajiban:
Aset Lancar: Kewajiban Jangka Pendek
Kas dan Setara Kas xxx Utang Perhitungan Pihak Ketiga xxx
Investasi Jangka Pendek Jumlah Kewajiban Jk. Pendek xxx
Piutang xxx
Penyisihan Piutang Tidak (xxx) Utang Jangka Panjang xxx
Tertagih
Persediaan xxx Jumlah Kewajiban Jk. Panjang xxx
Jumlah Aset Lancar xxx
Ekuitas xxx
Investasi Jangka Panjang Jumlah Ekuitas xxx
Investasi Non Permanen:
Dana Bergulir xxx
Penyisihan Dana Bergulir xxx
Tidak
Investasi Permanen:
Tertagih
Penyertaan Modal Pemda Xxx
Jumlah Investasi Jangka xxx
Panjang
Aset Tetap:
Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Jaringan dan Irigasi xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx)
Jumlah Aset Tetap xxx
Aset Lainnya
Jumlah Aset Lainnya xxx
125
6. Penghapusan
a. Penghapusan piutang oleh Pemerintah Daerah terdiri atas:
1) Penghapusbukuan atau penghapusan bersyarat piutang; dan
2) Penghapustagihan atau penghapusan mutlak piutang.
b. Penghapusbukuan atau penghapusan bersyarat piutang
1) Penghapusbukuan atau penghapusan bersyarat piutang dapat
dilakukan dengan pertimbangan antara lain:
a) Piutang melampaui batas umur (kedaluwarsa) yang ditetapkan
sebagai kriteria kualitas piutang macet; dan/ata
b) Debitor tidak melakukan pelunasan 1 bulan setelah tanggal
Surat Tagihan Ketiga; dan/atau
c) Debitor mengalami musibah (force majeure); dan/atau
d) Debitor meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan
tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan
berdasarkan surat keterangan dari pejabat yang berwenang; dan/atau
e) Debitor tidak mempunyai harta kekayaan lagi, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menyatakan bahwa
debitor memang benar-benar sudah tidak mempunyai harta kekayaan
lagi; dan/atau
f) Debitor dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan; dan/atau
g) Debitor yang tidak dapat ditemukan lagi karena:
(1) Pindah alamat atau alamatnya tidak jelas/tidak lengkap berdasarkan
surat keterangan/pernyataan dari pejabat yang berwenang; dan/atau
(2) Telah meninggalkan Indonesia berdasarkan surat
keterangan/pernyataan dari pejabat yang berwenang; dan/atau
h) Dokumen-dokumen sebagai dasar penagihan kepada debitor tidak
lengkap atau tidak dapat ditelusuri lagi disebabkan keadaan yang tidak
dapat dihindarkan seperti bencana alam, kebakaran, dan sebagainya
berdasarkan surat keterangan/ pernyataan Gubernur/Bupati/Walikota;
dan/ atau
i) Objek piutang hilang dan dibuktikan dengan dokumen keterangan dari
pihak kepolisian.
2) Tata cara penghapusbukuan atau penghapusan bersyarat piutang
dilakukan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) Perlakuan akuntansi penghapusbukuan atau penghapusan bersyarat
piutang dilakukan dengan cara mengurangi akun piutang dan akun
penyisihan piutang tidak tertagih;
4) Penghapusbukuan atau penghapusan bersyarat piutang tidak
menghilangkan hak tagih dan oleh karena itu terhadap piutang yang
sudah dihapusbukukan ini masih dicatat secara ekstrakomtabel dan
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
c. Penghapustagihan atau penghapusan mutlak piutang
1) Penghapustagihan atau penghapusan mutlak piutang dapat dilakukan
dengan pertimbangan antara lain:
126
a) Penghapustagihan karena mengingat jasa-jasa pihak yang
berutang/debitor kepada daerah, untuk menolong pihak berutang dari
keterpurukan yang lebih dalam, misalnya kredit UKM yang tidak mampu
membayar;
b) Penghapustagihan sebagai suatu sikap menyejukkan, membuat citra
penagih menjadi lebih baik, memperoleh dukungan moril lebih luas
menghadapi tugas masa depan;
c) Penghapustagihan sebagai sikap berhenti menagih, menggambarkan
situasi tak mungkin tertagih melihat kondisi pihak tertagih;
d) Penghapustagihan untuk restrukturisasi penyehatan utang, misalnya
penghapusan denda, tunggakan bunga dikapitalisasi menjadi pokok
kredit baru, reschedulling dan penurunan tarif bunga kredit;
e) Penghapustagihan setelah semua upaya tagih dan cara lain gagal atau
tidak mungkin diterapkan, misalnya, kredit macet dikonversi menjadi
saham/ekuitas/penyertaan, dijual, jaminan dilelang;
f) Penghapustagihan sesuai hokum perdata umumnya, hukum kepailitan,
hukum industri (misalnya industri keuangan dunia, industri perbankan),
hokum pasar modal, hukum pajak, melakukan benchmarking
kebijakan/peraturan write off di negara lain;
g) Penghapustagihan secara hukum sulit atau tidak mungkin dibatalkan,
apabila telah diputuskan dan diberlakukan, kecuali cacat hukum.
2) Tata cara penghapustagihan atau penghapusan mutlak piutang dilakukan
mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan;
3) Penghapustagihan atau penghapusan mutlak piutang dilakukan dengan cara menutup
ekstrakomptabel dan tidak melakukan penjurnalan dan diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan
➢ Ilustrasi penyisihan piutang
a. Penyisihan Piutang Pajak
Pada 31 Desember 2015, terdapat pendapatan pajak yang belum dibayarkan
namun telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sejumlah Rp 20.000.000
dengan rincian sebagai berikut:
1) Piutang sejumlah Rp 12.000.000 memiliki umur kurang dari 1 tahun;
2) Piutang sejumlah Rp 5.000.000 memiliki umur lebih dari 1 tahun s.d. 2
tahun;
3) Piutang sejumlah Rp 2.000.000 memiliki umur lebih dari 2 tahun s.d. 5
tahun;
4) Piutang sejumlah Rp 1.000.000 memiliki umur lebih dari 5 tahun.
127
Perhitungan Penyisihan Piutang:
Jumlah 20.000.000
JUMLAH Rp 2.560.000,00
Jurnal:
128
c. Penyisihan Piutang
Uraian Kualitas Jumlah Persentase Penyisihan
Penyisihan Piutang Tidak
Piutang Tertagih
Tidak
Tertagih
Piutang
Retribusi Lancar 250.000.000 0,5% 1.250.000
Piutang Kurang
Retribusi Lancar 120.000.000 10% 12.000.000
Piutang
Retribusi Diragukan 80.000.000 50% 40.000.000
Piutang
Retribusi Macet 30.000.000 100% 30.000.000
Jumlah 480.000.000
JUMLAH 83.250.000
129
LAMPIRAN :
CONTOH DIAGRAM ALIR DAN FORMULIR YANG DIGUNAKAN DALAM
PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH.
KODE DESKRIPSI
DAK-01 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN OBJEK PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK REKLAME DAN
AIR TANAH
DAK-02 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN OBJEK PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DAK-03 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK REKLAME DAN AIR TANAH
DAK-04 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2)
DAK-05 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH MELALUI BENDAHARA PENERIMA
DAK-06 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH MELALUI BANK / TPE
DAK-07 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PERHITUNGAN WAJIB PAJAK – PAJAK HOTEL,
RESTORAN, HIBURAN, PENERANGAN JALAN, MINERAL BUKAN LOGAM
DAN BATUAN, PARKIR DAN SARANG BURUNG WALET.
DAK-08 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PERHITUNGAN WAJIB PAJAK – BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
DAK-09 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK MELALUI BENDAHARA PENERIMA
DAK-10 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK MELALUI BANK / TPE
DAK-11 DIAGRAM ALIR PELAPORAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK
DAK-12 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK
DAK-13 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN RETRIBUSI DAERAH
130
DAK-14 DIAGRAM ALIR PENETAPAN RETRIBUSI DAERAH
DAK-15 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN RETRIBUSI DAERAH MELALUI
BENDAHARA PENERIMA
DAK-16 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN RETRIBUSI DAERAH MELALUI BANK / TPE
DAK-17 DIAGRAM ALIR ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
DAK-18 DIAGRAM ALIR KEBERATAN DAN BANDING
DAK-19 DIAGRAM ALIR PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN
KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI
ADMINISTRASI
DAK-20 DIAGRAM ALIR PENAGIHAN
131
DAK-01 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN OBJEK PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK REKLAME DAN AIR TANAH
MULAI
FORMULIR SURAT
PENDAFTARAN
OBJEK PAJAK TERISI
LENGKAP
DAFTAR INDUK
OBJEK PAJAK
SELESAI
Phase
DAK-02 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN OBJEK PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERDESAAN DAN PERKOTAAN
MULAI
FORMULIR SPOP
TERISI LENGKAP
SELESAI
• SPOP
• Petapersil
• Data Pendukung bangunan
Phase
DAK-03 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK REKLAME DAN AIR TANAH
MULAI
KARTU DATA
DAFTAR SKPD
SELESAI
DAFTAR SKPD
TANDA TERIMA
SKPD
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-04 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH – PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
PERKOTAAN (PBB-P2)
KARTU DATA +
DATA LAIN YANG
MULAI MENDUKUNG
MELAKUKAN
PENILAIAN NJOP
KARTU DATA
DAFTARSPPT YANG
DITERBITKAN
(DHKP)
DAFTAR SPPT YANG
DITERBITKAN
(DHKP)
TANDA TERIMA
SPPT
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-05 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH MELALUI BENDAHARA PENERIMA
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH MELALUI BENDAHARA PENERIMA
WAJIB PAJAK BENDAHARA DATA BANK PEMBUKUAN PENDATAAN PENAGIHAN KEPALA OPD KEPALA DAERAH
MULAI
MENERIMA UANG +
SKPD/SPPT
MELUNASKAN PEMBAYARAN
+ MENERBITKAN SSPD
SSPD SSPD
SSPD
MENERIMA
UANG YANG PENYETORAN
SELESAI DITERIMA PERHARI HARIAN DARI
BENDAHARA
PENERIMA
BUKU PEMBANTU SELESAI
MENCATAT DALAM BUKU PENERIMAAN
PEMBANTU PENERIMAAN SEJENIS
BUKTI SETORAN
SEJENIS DAN MEMBUKUKAN BANK
DALAM BUKU KAS UMUM
BUKU PEMBANTU
PENERIMAAN
BUKU PEMBANTU SELESAI
SEJENIS
PENERIMAAN
SEJENIS
BUKU PEMBANTU
PENERIMAAN
SEJENIS
BUKU KAS UMUM
SELESAI
MENYIAPKAN
LAPORAN
RREALISASI
PENERIMAAN DAN TANDA TANGAN
PENYETORAN UANG LAPORAN REALISASI
BULANAN DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
LAPORAN REALISASI
DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-06 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PENETAPAN KEPALA DAERAH MELALUI BANK / TPE
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH MELALUI BANK/TPE
PEMBUKUAN +
WAJIB PAJAK BENDAHARA DATA BANK PENDATAAN + KEPALA OPD KEPALA DAERAH
PENAGIHAN
MULAI
BUKTI BAYAR
BUKTI BAYAR
REKENING KORAN
HARIAN REKENING KORAN
HARIAN
SELESAI BUKU PEMBANTU
MENCATAT DALAM BUKU PENERIMAAN
PEMBANTU PENERIMAAN SEJENIS
SEJENIS DAN MEMBUKUKAN
DALAM BUKU KAS UMUM
BUKU PEMBANTU
SELESAI
PENERIMAAN
SEJENIS
MENYIAPKAN
LAPORAN
TANDA TANGAN
RREALISASI
LAPORAN REALISASI
PENERIMAAN DAN
DAN PENYETORAN
PENYETORAN UANG
UANG BULANAN
BULANAN
LAPORAN REALISASI
DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-07 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PERHITUNGAN WAJIB PAJAK–PAJAK HOTEL, RESTORAN,
HIBURAN, PENERANGAN JALAN, MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN, PARKIR
DAN SARANG BURUNG WALET.
PENDAFTARAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, HIBURAN, PENERANGAN JALAN,
MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN, PARKIR DAN SARANG BURUNG WALET
WAJIB PAJAK PENDATAAN DATA
MULAI
FORMULIR
MENGISI FORMULIR
PENDAFTARAN
PENDAFTARAN
WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK
FORMULIR
PENDAFTARAN
WAJIB PAJAK TERISI
LENGKAP
DAFTAR INDUK
NPWPD
WAJIB PAJAK
SELESAI
Phase
DAK-08 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK YANG DIPUNGUT
BERDASARKAN PERHITUNGAN WAJIB PAJAK – BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH
DAN BANGUNAN
MULAI
FORMULIR SSPD
MENGISI FORMULIR
BPHTB
SSPD BPHTB
FORMULIR SSPD
BPHTB TERISI
LENGKAP
SELESAI
Phase
DAK-09 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK MELALUI BENDAHARA PENERIMA
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN PERHITUNGAN WAJIB PAJAK MELALUI BENDAHARA PENERIMA
WAJIB PAJAK BENDAHARA DATA BANK PEMBUKUAN PENDATAAN PENAGIHAN KEPALA OPD KEPALA DAERAH
MULAI
NPWPD + MASA
MENERIMA UANG +
PAJAK + JUMLAH
MELUNASKAN PEMBAYARAN
PEMBAYARAN
+ MENERBITKAN SSPD
SSPD SSPD
SSPD
MENERIMA
UANG YANG PENYETORAN
SELESAI DITERIMA PERHARI HARIAN DARI
BENDAHARA
PENERIMA
BUKU PEMBANTU SELESAI
MENCATAT DALAM BUKU PENERIMAAN
PEMBANTU PENERIMAAN SEJENIS
BUKTI SETORAN
SEJENIS DAN MEMBUKUKAN BANK
DALAM BUKU KAS UMUM
BUKU PEMBANTU
PENERIMAAN
BUKU PEMBANTU SELESAI
SEJENIS
PENERIMAAN
SEJENIS
BUKU PEMBANTU
PENERIMAAN
SEJENIS
BUKU KAS UMUM
SELESAI
MENYIAPKAN
LAPORAN
RREALISASI
PENERIMAAN DAN TANDA TANGAN
PENYETORAN UANG LAPORAN REALISASI
BULANAN DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
LAPORAN REALISASI
DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-10 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK MELALUI BANK / TPE
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN PERHITUNGAN WAJIB PAJAK MELALUI BANK/TPE
PEMBUKUAN +
WAJIB PAJAK BENDAHARA DATA BANK PENDATAAN + KEPALA OPD KEPALA DAERAH
PENAGIHAN
MULAI
BUKTI BAYAR
BUKTI BAYAR
REKENING KORAN
HARIAN REKENING KORAN
HARIAN
SELESAI BUKU PEMBANTU
MENCATAT DALAM BUKU PENERIMAAN
PEMBANTU PENERIMAAN SEJENIS
SEJENIS DAN MEMBUKUKAN
DALAM BUKU KAS UMUM
BUKU PEMBANTU
SELESAI
PENERIMAAN
SEJENIS
MENYIAPKAN
LAPORAN
TANDA TANGAN
RREALISASI
LAPORAN REALISASI
PENERIMAAN DAN
DAN PENYETORAN
PENYETORAN UANG
UANG BULANAN
BULANAN
LAPORAN REALISASI
DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-11 DIAGRAM ALIR PELAPORAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK
MULAI
SELESAI
• SPTPD
• SSPD
• Dokumen
Pendukung
Phase
DAK-12 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK
PENERBITAN SKPDKB/SKPDKBT/SKPDN PAJAK KABUPATEN / KOTA YANG DIPUNGUT DENGAN PERHITUNGAN OLEH WAJIB PAJAK
MULAI
KARTU DATA
MEMBUAT NOTA
KARTU DATA PERHITUNGAN
BERDASARKAN KARTU
DATA / HASIL
PEMERIKSAAN ATAU
DATA LAIN
TERDAPAT
SELISIH ?
TIDAK
SKPDN
YA
SKPDKB / SKPDKBT
DAFTAR SKPDN /
SKPDKB / SKPDKBT SELESAI DAFTAR SKPDN /
SKPDKB / SKPDKBT
TANDA TERIMA
SKPDN / SKPDKB /
SKPDKBT
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-13 DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN RETRIBUSI DAERAH
MULAI
FORMULIR
MENGISI FORMULIR
PENDAFTARAN
PENDAFTARAN
WAJIB RETRIBUSI
WAJIB RETRIBUSI
FORMULIR
PENDAFTARAN
WAJIB RETRIBUSI
TERISI LENGKAP
DAFTAR INDUK
WAJIB RETRIBUSI
SELESAI
Phase
DAK-14 DIAGRAM ALIR PENETAPAN RETRIBUSI DAERAH
MULAI
KARTU DATA
MEMBUAT NOTA
PERHITUNGAN
KARTU DATA BERDASARKAN
KARTU DATA
MENERBITKAN
SKRD + TANDA
TANGAN
DAFTAR SKRD
SELESAI DAFTAR SKRD
TANDA TERIMA
SKRD
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-15 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN RETRIBUSI DAERAH MELALUI BENDAHARA
PENERIMA
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN RETRIBUSI DAERAH MELALUI BENDAHARA PENERIMA
WAJIB PAJAK BENDAHARA DATA BANK PEMBUKUAN PENDATAAN PENAGIHAN KEPALA OPD KEPALA DAERAH
MULAI
MENERIMA UANG +
SKRD
MELUNASKAN PEMBAYARAN
+ MENERBITKAN SSPD
SSRD SSRD
SSRD
MENERIMA
UANG YANG PENYETORAN
SELESAI DITERIMA PERHARI HARIAN DARI
BENDAHARA
PENERIMA
BUKU PEMBANTU SELESAI
MENCATAT DALAM BUKU PENERIMAAN
PEMBANTU PENERIMAAN SEJENIS
BUKTI SETORAN
SEJENIS DAN MEMBUKUKAN BANK
DALAM BUKU KAS UMUM
BUKU PEMBANTU
PENERIMAAN
BUKU PEMBANTU SELESAI
SEJENIS
PENERIMAAN
SEJENIS
BUKU PEMBANTU
PENERIMAAN
SEJENIS
BUKU KAS UMUM
SELESAI
MENYIAPKAN
LAPORAN
RREALISASI
PENERIMAAN DAN TANDA TANGAN
PENYETORAN UANG LAPORAN REALISASI
BULANAN DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
LAPORAN REALISASI
DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-16 DIAGRAM ALIR PEMBAYARAN RETRIBUSI DAERAH MELALUI BANK / TPE
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN RETRIBUSI DAERAH MELALUI BANK/TPE
PEMBUKUAN +
WAJIB PAJAK BENDAHARA DATA BANK PENDATAAN + KEPALA OPD KEPALA DAERAH
PENAGIHAN
MULAI
BUKTI BAYAR
BUKTI BAYAR
REKENING KORAN
HARIAN REKENING KORAN
HARIAN
SELESAI BUKU PEMBANTU
MENCATAT DALAM BUKU PENERIMAAN
PEMBANTU PENERIMAAN SEJENIS
SEJENIS DAN MEMBUKUKAN
DALAM BUKU KAS UMUM
BUKU PEMBANTU
SELESAI
PENERIMAAN
SEJENIS
MENYIAPKAN
LAPORAN
TANDA TANGAN
RREALISASI
LAPORAN REALISASI
PENERIMAAN DAN
DAN PENYETORAN
PENYETORAN UANG
UANG BULANAN
BULANAN
LAPORAN REALISASI
DAN PENYETORAN
UANG BULANAN
SELESAI
SELESAI
Phase
DAK-17 DIAGRAM ALIR ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
DAK-18 DIAGRAM ALIR KEBERATAN DAN BANDING
MEMBUAT SURAT
PERMOHONAN
KEBERATAN KARTU DATA
• Meneliti kelengkapan
SURAT
surat permohonan
PERMOHONAN
keberatan.
KEBERATAN
• Meneliti materi
permohonan
keberatan dengan
dilakukan penelitian
dan pemeriksaan bila
diperlukan.
• Membuat Laporan
Hasil Penelitian.
TANDA TERIMA
PUAS ? SELESAI
TIDAK
AJUKAN BANDING
YA
KE BPSK
SELESAI
Phase
DAK-19 DIAGRAM ALIR PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN
DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI
MEMBUAT SURAT
PERMOHONAN
KARTU DATA
MEMPERTIMBANGKAN
Laporan Hasil APAKAH AKAN DITERIMA
Penelitian ATAU DITOLAK DAN
MEMBUAT REKOMENDASI
KEPADA KEPALA DAERAH
SK KEPALA OPD
SELESAI SELESAI
TANDA TERIMA
SELESAI
Phase
DAK-20 DIAGRAM ALIR PENAGIHAN
CONTOH FORMULIR YANG DIGUNAKAN
DALAM PEMUNGUTAN PAJAK KAB/KOTA
Kepada
Nomor : Yth. ..................................................
Jalan.........................................
Lampiran : di -
Hal : Pendaftaran Wajib Pajak Daerah ............................
PERHATIAN
1. Harap diisi dan ditulis dengan huruf Cetak, Benar, dan Lengkap
2. Beri tanda V pada kotak yang tersedia untuk jawaban yang diberikan.
3. Setelah Formulir Perdaftaran ini diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali
kepada Badan/Dinas Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota………………………………
Jl………………………………..
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada :
Alamat : ...........................................................
PERHATIAN :
1. Harap diisi dengan huruf cetak
2. Beri nomor pada kotak ... yang tersedia
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya
4. Keterlambatan penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan
secara Jabatan dan Sanksi Administratif
1. NPWPD : ..............................................
2. NOPD : ..............................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ..............................................
4. Alamat Objek Pajak : ..............................................
..............................................
5. Golongan Objek Pajak : Bintang [_], Melati [_], Lainnya [_]
6. Data Objek Pajak (Lampirkan Reakpitulasi Penjualan)
Omzet Penjualan
Hari ke Jumlah (Rp)
Kamar Hotel Penunjang Lainnya*)
1 2 3 4=2+3
1
2
3
dst
Jumlah Omzet (Rp)
Tarif Pajak (%)
Jumlah Pajak Terutang (Rp)
*) penunjang lainnya merupakan fasilitas yang dikelola oleh manajemen sebagai fasilitas hotel, dan
jika fasilitas tersebut dinikmati pihak di luar tamu hotel atau dikelola oleh pihak lain, maka tariff pajak
dan jenis pajaknya disesuaikan dengan perizinannya
7. Menggunakan Register : Ya [_], Tidak [_], Lainnya [_]
8. Mengadakan Pembukuan : Ya [_], Tidak [_], Lainnya [_]
9. Nama Objek Pajak/Usaha :
10. Rincian Data Pendukung :
Terlampir:
a. Rekap Omzet Penjualan : Ya [_], Tidak [_]
b. Rekap Bon/Bill : Ya [_], Tidak [_]
c. Lainnya (SSPD dll) : Ya [_], Tidak [_]
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut diatas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada :
PERHATIAN :
1. NPWPD : ..............................................
2. NOPD : ..............................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ..............................................
4. Alamat Objek Pajak : ..............................................
5. Golongan Objek Pajak : Rumah Makan [_], Kafe [_], Warung Nasi [_],
Kedai Kopi [_], Lainnya ………… [_]
6. Data Objek Pajak (Lampirkan Rekapitulasi Penjualan)
1 2
1
2
dst
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut diatas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
PERHATIAN :
1. NPWPD : ....................................................
2. NOPD : ....................................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ....................................................
4. Alamat Objek Pajak : ....................................................
5. Hiburan Yang : Tontonan Film [_],Pagelaran kesenian,musik,tari,
Diselenggarakan (Golongan dan/atau busana [_],Kontes kecantikan,binaraga,dan
Objek Pajak) sejenisnya [_], Pameran [_],Diskotik,karaoke,klab
malam, dan sejenisnya [_], Sirkus, akrobat, dan
sulap [_],Permainan billyard,golf,dan boling [_],
Pacuan kuda,pacuan kendaraan, permainan
ketangkasan [_],Panti pijat,refleksi,mandi uap/spa,
mandi uap, fitness centre [_], Pertandingan olah raga
[_], Lainnya ………… [_]
6. Dasar Pengenaan Pajak Hiburan didasarkan jumlah uang yang diterima atau yang
seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan (Lampirkan Reakpitulasi Penjualan)
Jumlah Permbayaran dan Pajak Terutang untuk Masa Pajak Sekarang
Masa Pajak Bulan : ………………………
No Uraian Jumlah
1 2
1 Dasar Pengenaan (Jumlah
Pembayaran Yang Diterima)
2 Jumlah Omzet (Rp)
3 Tarif Pajak (%)
4 Jumlah Pajak Terutang (Rp)
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut diatas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
PERHATIAN :
1. Harap diisi dengan huruf cetak
2. Beri nomor pada kotak [_ _] yang tersedia
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya
4. Keterlambatan penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan
secara Jabatan dan diberikan Sanksi Administratif
1. NPWPD : ..............................................................
2. NOPD : ..............................................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ..............................................................
4. Alamat Objek Pajak : ..............................................................
5. Golongan Objek Pajak : Dalam Gedung [_], Di Luar Gedung [_]
6. Data Objek Pajak (Lampirkan Rekapitulasi Omset)
Omset Penjualan
Hari ke Penjualan Karcis ke Jumlah (Rp)
Parkir Cuma-cuma*)
Pengguna
1 2 3 4=2+3
1
2
dst
Jumlah Omzet (Rp)
Tarif Pajak (%)
Jumlah Pajak Terutang (Rp)
*) Parkir cuma-cuma (penunjang lainnya) merupakan fasilitas yang diberikan oleh
manajemen yang sama sebagai fasilitas parkir.
7. Menggunakan Register : Ya [_], Tidak [_], Lainnya [_]
8. Mengadakan Pembukuan : Ya [_], Tidak [_], Lainnya [_]
9. Nama Objek Pajak/Usaha :
10. Rincian Data Pendukung :
Terlampir:
a. Rekap Omzet Penjualan : Ya [_], Tidak [_]
b. Rekap Bon/Bill/Bukti : Ya [_], Tidak [_]
c. Lainnya (SSPD dll) : Ya [_], Tidak [_]
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut diatas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
NPWPD : .............................................................. Yth. ……………………………
PERHATIAN :
1. Harap diisi dengan huruf cetak
2. Beri nomor pada kotak [_ _] yang tersedia
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya
4. Keterlambatan penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan
secara Jabatan dan diberikan Sanksi Administratif
1. NPWPD : ..........................................
2. NOPD : ..........................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ..........................................
4. Alamat Objek Pajak : ..........................................
..........................................
5. Golongan Objek Pajak : a. Asal Tenaga Listrik [_] 1) PLN
2) Non PLN
b. Golongan Tarif [_] 1) Industri/Bisnis
2) Rumah Tangga
3) Sosial
4) Lainnya……
c. Voltase [_] 1) 110 volt
2) 220 volt
3) Lainnya ……
d. Daya Listrik [_] 1) 450 watt
2) 900 watt
3) 1.200 watt
4) 1.600 watt
5) 2.200 watt
6) > 2.200 watt
6. Data Objek Pajak (Lampirkan Rekapitulasi Omzet) :
Tarif Listrik perKWH Rp …………………………..
Taksiran Penggunaan Listrik Bulan …………………. Jml KWH Terpakai :…….
a. Masa Pajak Tanggal ……………….. s/d Tanggal …………..
b. Dasar Pengenaan Rp…………………………..
(Jumlah Pembayaran yang diterima)
c. Tarif Pajak (Perda) % …………………………..
d. Pajak Terutang (bxc) Rp …………………………..
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut diatas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
NPWPD : .............................................................. Yth. ……………………………
PERHATIAN :
1. Harap diisi dengan huruf cetak
2. Beri nomor pada kotak [_ _] yang tersedia
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya
4. Keterlambatan penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan
secara Jabatan dan diberikan Sanksi Administratif
1. NPWPD : ..........................................
2. NOPD : ..........................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ..........................................
4. Alamat Objek Pajak : ..........................................
..........................................
5. Perhitungan Pajak Penerangan Jalan
Penggunaan
NO. Golongan Tarif JUMLAH PPJ
Listrik
1. Industri/ Bisnis
2. Rumah Tangga
3. Sosial
4. Lainnya
Jumlah
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut diatas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
Alamat :
PERHATIAN :
1. Harap diisi dengan huruf cetak
2. Beri nomor pada kotak [_ _] yang tersedia
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya
4. Keterlambatan penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan
secara Jabatan dan Sanksi Administratif
1. NPWPD : ..............................................................
2. NOPD : ..............................................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ..............................................................
4. Alamat Objek Pajak : ..............................................................
5. Data Objek Pajak (Lampirkan Rekapitulasi Penjualan)
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut di atas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
PERHATIAN :
1. Harap diisi dengan huruf cetak
2. Beri nomor pada kotak [_ _] yang tersedia
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya
4. Keterlambatan penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan
secara Jabatan dan Sanksi Administratif
1. NPWPD : ..........................................
2. NOPD : ..........................................
3. Nama Objek Pajak/Usaha : ..........................................
4. Alamat Objek Pajak : ..........................................
5. Golongan Objek Pajak : ..........................................
6. Data Objek Pajak (Lampirkan Rekapitulasi Omset Penjualan)
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut diatas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut di atas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
Kepada
Nama : …………………………………..
di
……………………………….
PERHATIAN :
1. Harap diisi dengan huruf cetak
2. Beri nomor pada kotak [_ _] yang tersedia
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya
4. Keterlambatan penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan
secara Jabatan dan Sanksi Administratif
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya atau yang saya beri kuasa menyatakan
apa yang telah kami beritahukan tersebut di atas beserta lampiran lampirannya adalah
benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK,
PETUGAS,
TENTANG
PENOLAKAN / PERSETUJUAN ATAS PERMOHONAN ANGSURAN
PEMBAYARAN PAJAK
a.n. BUPATI/WALIKOTA………………………
Kepala Badan/Dinas…………………
NAMA : ……………………………………………………
ALAMAT : ……………………………………………………
NPWPD : ……………………………………………………
NOPD : ……………………………………………………
Nota Perhitungan Untuk Pajak Reklame data yang harus disajikan meliputi:
1. Nota Perhitungan Untuk Pajak Air Tanah data yang harus disajikan meliputi:
Jenis Pajak
Nilai Tarif
No Penggunaan Volume Air Terutang
Perolehan Air Pajak
Air Tanah (Rp)
1 2 3 4 5 6
1
2
dst
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-04A
NAMA : ……………………………………………………
ALAMAT : ……………………………………………………
NPWPD : ……………………………………………………
NOPD : ……………………………………………………
Nota Perhitungan Untuk Pajak Reklame data yang harus disajikan meliputi:
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-04B
NAMA : ……………………………………………………
ALAMAT : ……………………………………………………
NPWPD : ……………………………………………………
NOPD : ……………………………………………………
Nota Perhitungan Untuk Pajak Air Tanah data yang harus disajikan meliputi:
Jenis Pajak
Nilai Tarif
No Penggunaan Volume Air Terutang
Perolehan Air Pajak
Air Tanah (Rp)
1 2 3 4 5 6
1
2
dst
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-05
dalam (Rp)
Penerimaan dari Bendahara
Uraian Penyetoran ke Kas Daerah
Penerimaan
Bukti
No
Jml s/d Jml s/d Jml s/d Surat Jml s/d Jml s/d Jml s/d
Kode Rek Jenis
Bulan/Hari*) Bulan/Hari*) Bulan/Hari*) Tanda Bulan/Hari*) Bulan/Hari*) Bulan/Hari*)
Pendapatan Pajak
Lalu Ini Ini Setoran Lalu Ini Ini
(STS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst
Jumlah Penerimaan
dan Penyetoran
*) Coret yang tidak diperlukan
Pada hari ini …………, tanggal ……….., bulan …….. ., tahun ……., atas permintaan
Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk ....... Provinsi/Kabupaten/Kota .................... yang
memilih tempat kedudukan di ……….di Provinsi ........., saya, Jurusita Pajak Daerah pada
Badan/Dinas/ UPTD..............., bertempat kedudukan di ……….
1. NPWPD : .........................................................................................
Nama Wajib Pajak : …..…………………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………………………...
RT/RW………..Kode Pos:…………..
PERHITUNGAN PAJAK
Perda Tarif Dasar Pengenaan Pajak Jumlah Perhitungan
Pasal / Ayat Pajak Semula Kelebihan Semula Kelebihan
1 2 3 4 5 6
% Rp Rp Rp Rp
a. Jumlah Kurang Bayar Tambahan Rp
b. Jumlah Sanksi Kenaikan ( 100 % x a ) Rp
c. Jumlah Pajak Yang Harus Dibayar Rp
Terbilang : ……………………………………………………………………………………
PERHATIAN :
1. Harap penyetoran pajak yang harus dibayar tersebut diatas dilakukan melalui Kas Umun
Daerah (KUD) atau Bank lainnya yang ditunjuk dengan menggunakan Surat Setoran
Pajak Daerah (SSPD).
2. Apabila SKPDKBT ini tidak atau kurang dibayar setelah lewat tanggal
……………………….., dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % per
bulan.
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
a.n. KEPALA BADAN/DINAS.........
KABUPATEN/KOTA...............................,
1. NPWPD : .........................................................................................
Nama Wajib Pajak : …..…………………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………………………...
RT/RW…........Kode Pos………..
PERHITUNGAN PAJAK
Perda Tarif
Dasar Pengenaan Pajak Jumlah Perhitungan
Pasal / Ayat Pajak
1 2 3 4 5 6
% Rp Rp Rp Rp
a. Jumlah Pokok Pajak Rp
b. Jumlah Kredit/Pajak Telah Dibayar Rp
c. Jumlah Kelebihan Membayar Pokok Pajak ( b – a ) Rp
Terbilang : ……………………………………………………………………………………
PERHATIAN :
Apabila kelebihan pembayaran pokok pajak tidak dikembalikan kepada Wajib Pajak
melewati tanggal ………………………., maka Wajib Pajak berhak atas bunga sebesar 2%
per bulan.
1. NPWPD : .........................................................................................
Nama Wajib Pajak : …..…………………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………………………...
RT/RW…........Kode Pos………..
PERHITUNGAN PAJAK
Perda Tarif
Dasar Pengenaan Pajak Jumlah Perhitungan
Pasal / Ayat Pajak
1 2 3 4 5 6
% Rp Rp Rp Rp
a. Jumlah Pokok Pajak Rp
b. Jumlah Kredit/Pajak Telah Dibayar Rp
c. Jumlah Pajak Kurang/Lebih Bayar (a-b) Rp Nihil
Terbilang : Nihil
Nama : …………..…………………………………………………..
NPWPD : ………………………………………………………………
NOPD : ………………………………………………………………
Alamat Tempat Tinggal : ………………………………………………………………
RT ........ RW ........ Kode Pos ..................................
Nama : …………………………………………………………………………….
NIP : …………………………………………………………………………….
Jabatan : Jurusita Pajak Daerah
Badan/Dinas ................... Pemerintah .........................................
untuk melakukan penyitaan barang-barang (barang bergerak dan atau barang tidak
bergerak) milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak baik yang berada ditempat Wajib Pajak/
Penanggung Pajak maupun yang berada di tangan orang lain.
Penyitaan agar dilakukan bersama-sama dengan 2 orang saksi, Warga Negara
Indonesia yang telah mencapai usia 21 tahun atau telah dewasa dan dapat dipercaya.
Berita Acara Pelaksanaan Sita supaya disampaikan dalam waktu paling lambat 2
hari setelah pelaksanaan penyitaan.
DISITA
KUTIPAN BERITA ACARA PELAKSANAAN SITA ATAS BARANG BERGERAK / BARANG TIDAK BERGERAK :
NOMOR : ……………………………………………………………….
TANGGAL : ……………………………………………………………….
BARANG INI TERMASUK DALAM, BARANG-BARANG YANG DISITA NEGARA, BARANG SIAPA DENGAN SENGAJA,
MEMINDAHTANGANKAN / MEMINDAHKAN HAK / MEMINJAMKAN/ MERUSAK
BARANG INI, DAPAT DITUNTUT BERDASARKAN PASAL 231 KUH PIDANA,
DENGAN ANCAMAN HUKUMAN PENJARA SELAMA-LAMANYA 4 (EMPAT) TAHUN
(……… Nama Lengkap ………) (……… Nama Lengkap………) (……… Nama Lengkap………) (……… Nama Lengkap………)
NIP. ………...... NIP. ………...... NIP. ………...... NIP. ………......
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah ………………………….
FPK-14
MENGETAHUI,
PETUGAS,
Pada hari ini ………… tanggal……… bulan……………… tahun …………, berdasarkan Surat
Perintah ………………….. Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi/Kabupaten/Kota
…………………….Tanggal ………………………. yang bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ............... dalam hal ini memiliki domisili di kantor
dengan alamat ............................ dan berdasarkan Surat Pencabutan Penyitaan dan Berita
Acara Sita yang telah dibuat, maka saya Juru Sita Pajak Daerah tersebut bertempat tinggal
di ……………………………..……….….…….. dengan dibantu 2 orang saksi Warga Negara
Indonesia dan yang telah dewasa yaitu :
Kepada Penanggung Pajak dan Penyimpan barang telah dijelaskan, bahwa barang yang
telah di Sita tersebut akan dicabut Surat Perintah Penyitaannya dan akan dikembalikan
kepada yang berhak.
Salinan Berita Acara ini disampaikan kepada Penyimpan Barang dan Penanggung Pajak.
JURU SITA,
Penyimpan : …………………………….
Saksi 1. …………………………….
2. …………………………….
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ……
FPK-16
Kepada
Nomor : Yth. Sdr. Kepala KPKNL
Sifat : …………………………………..
Lampiran : di
Hal : Permintaan Pelaksanaan Lelang ……………………………….
Barang Sitaan atas Tunggakan
Pajak Daerah
Bersama ini saya harapkan kepada Saudara untuk dapat melaksanakan Lelang
barang-barang sitaan atas Tunggakan Pajak Daerah seperti yang terlampir dalam Berita
Acara Sita yang telah saya laksanakan terhadap Wajib Pajak Daerah.
NPWPD : ........................................................................
NOPD : ........................................................................
Bertempat tinggal di ……………………………………………………………………….
KEPALA DAERAH……………
Kepada
Nomor : Yth. Sdr. Kepala KPKNL
Sifat : …………………………………..
Lampiran : di
Hal : Pembatalan Lelang Barang ……………………………….
Sitaan atas Tunggakan Pajak
Daerah
Bersama ini saya harapkan kepada Saudara untuk dapat membatalan Lelang barang-
barang sitaan atas Tunggakan Pajak Daerah seperti yang terlampir dalam Berita Acara Sita
yang telah saya laksanakan terhadap Wajib Pajak Daerah.
NPWPD : ........................................................................
NOPD : ........................................................................
Bertempat tinggal di ……………………………………………………………………….
KEPALA DAERAH……………
SURAT PAKSA
Nomor :……………………….
Alamat : ................................................................................
RT ........ RW ......... Kode Pos .............
menunggak Pajak Daerah sebagai berikut :
Tanggal Jatuh Jumlah
No Jenis Nomor & Tanggal
Tahun Pajak Tempo Tunggakan
. Pajak SKPD
Pembayaran (Rp)
1 2 3 4 5 6
Jumlah Rp.
Terbilang : …..…………………………………………………………………………………..
Dengan ini :
1. Memerintahkan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk membayar jumlah tunggakan pajak
tersebut ditambah dengan biaya penagihan, ke Kas Daerah/BUD atau Bank yang ditunjuk,
dalam waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam setelah Surat Paksa diterima.
2. Memerintahkan kepada Jurusita Pajak Daerah yang melaksanakan Surat Paksa ini atau
Jurusita Pajak Daerah lain yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk
melakukan Penyitaan atas barang-barang milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak apabila dalam
waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam Surat Paksa ini tidak dipenuhi.
Nama :
Jabatan :
NIP :
Nama WP :
NPWPD :
NOPD
Alamat :
1. Objek Pemeriksaan :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...................................................................................................................
Contoh
KEPUTUSAN BUPATI / WALIKOTA ………..
NOMOR ………………
Tentang
PERSETUJUAN/PENOLAKAN*) SELURUHNYA/SEBAGIAN *) ATAS
PERMOHONAN KEBERATAN PEMBAYARAN PAJAK
1
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA……………………….
TENTANG PERSETUJUAN/PENOLAKAN*)
SELURUHNYA/SEBAGIAN*) ATAS PERMOHONAN
KEBERATAN PEMBAYARAN PAJAK
PERTAMA : Berdasarkan penelitian terhadap permohonan Wajib
Pajak:
a. Nama : .................................................................
b. Alamat : ......................RT/RW........Kode Pos.......
c. NPWPD : ………………………………………………
d. NOPD : ………………………………………………
dengan ini diberikan PERSETUJUAN/PENOLAKAN*)
untuk keberatan pembayaran pajak berdasarkan
............... Nomor...........Tahun Pajak...............dengan
perhitungan sebagai berikut;
a. Ketetapan Awal : Rp. ……………….
b. Ditambah(Dikurangi) : Rp. ……………….
c. Besar Ketetapan Baru : Rp. ………………
Terbilang : …………………………………………………...
KEDUA : Apabila di kemudian hari ternyata diketahui terdapat
kekeliruan dalam Keputusan Bupati/Walikota……….. ini,
kekeliruan tersebut akan dibetulkan sesuai ketentuan
yang berlaku
KETIGA : Keputusan Bupati/Walikota……………. ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
*) Coret yang tidak diperlukan
a.n.BUPATI/WALIKOTA…………………..
KEPALA BADAN/ DINAS……………
2
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-21.
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit
Lampiran : .....................................
Hal : Permohonan Pengembalian ..................................
Kelebihan Pembayaran Pajak .... di -
Tahun ………..... ....................................
HORMAT KAMI,
PEMOHON,
Berdasarkan catatan kami, ternyata sampai saat ini Saudara belum memasukkan Formulir
SPTPD atas Objek Pajak:
Apabila Surat Teguran ini tidak juga Saudara indahkan, maka berdasarkan Peraturan
Daerah......., akan dilakukan Pemerikasaan/Penetapan Secara Jabatan ditambah sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan.
Demikian untuk menjadi perhatian Saudara, agar kewajiban ini dapat dipenuhi sebagaimana
mestinya.
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
a.n. KEPALA …….
TANDA TERIMA
NPWP : .............................................................
Nama : .............................................................
YANG MENERIMA
LAPORAN PENELITIAN/PEMERIKSAAN
Kepada
Nomor :
Yth. .............................................................
Lampiran :
Hal : Laporan .............................................................
Penelitian/Pemeriksaan
di -
...................................
NAMA OBJEK /
NOMOR
NO NPWPD TUJUAN CATATAN
LAMPIRAN
ALAMAT PEMERIKSAAN
MENGETAHUI,
KEPALA BADAN/DINAS..............., PEMERIKSA,
No. Kohir:..............
SKPD
Pajak Air Tanah
Perhatian :
1.Harap Penyetoran dilakukan melalui Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk dengan
menggunakan SSPD.
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama………….
sejak SKPD ini diterima atau jatuh tempo dikenakan Sanksi Administrasi berupa Bunga
sebesar 2 (dua) persen setiap bulan dari Pokok Pajak.
a.n. KEPALA......
Perhatian :
1.Harap Penyetoran dilakukan melalui Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk dengan
menggunakan SSPD.
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama………….sejak SKPD
ini diterima atau Jatuh Tempo dikenakan Sanksi Administrasi berupa Bunga sebesar 2 (dua) persen
setiap bulan dari Pokok Pajak.
PERHATIAN
a.n.KEPALA BIDANG/DINAS
Kepada:
Nomor :
Yth. .................................................
Lampiran :
Jalan................................
Hal : Permohonan Angsuran
di -
.......................
Dengan hormat,
RINCIAN ANGSURAN
JUMLAH ANGSURAN
TANGGAL PENYETORAN
…………………………. Rp ……………………..
…………………………. Rp ……………………..
HORMAT SAYA,
PEMOHON,
1. NPWPD : ..................................................................................
Nama Wajib Pajak : …..……………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………
RT ……. RW ……… Kode Pos …….
Nomor Telepon : ……………………………………………………………
2. NOPD : ……………………………………………………………
Nama NOPD : ……………………………………………………………
Alamat NOPD : ……………………………………………………………
3. Jenis Pajak : ……………………………………………………………
4. Masa Pajak : ……………………………………………………………
5. Tahun Pajak : ……………………………………………………………
6. Jatuh Tempo Pembayaran : …………………………………………………………….
PERHITUNGAN PAJAK
Terbilang : ………………………………………………………………………………
PERHATIAN :
1. Harap penyetoran pajak yang harus dibayar tersebut diatas dilakukan melalui Kas
Umum Daerah (KUD) atau Bank lainnya yang ditunjuk dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak Daerah (SSPD).
2. Apabila SKPDKB ini tidak atau kurang dibayar setelah lewat tanggal jatuh tempo,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % per bulan.
3.
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
Kepada:
Nomor :
Yth. ...................................................
Lampiran :
Jalan............................................
Hal : Permohonan Penundaan di -
Pembayaran
...................................
Dengan hormat,
1. NPWPD : ..........................................................................................
Jenis Setoran
No. Jumlah Setoran
*Kode Rekening *) Uraian
1. 4 1 1... a. Pokok Pajak
b. Kenaikan
c. Bunga
2. 4 1 4 0 7... Denda
Realisasi
No. Kode
Jenis Pajak Target Lebih/Kurang * Persentase (%)
Rekening S/D S/D
Pendapatan Bulan Lalu Bulan ini Bulan ini
Jumlah Keseluruhan
Mengetahui,
Kepada:
Nomor :
Yth. Walikota/ Bupati ........
Lampiran :
Cq. .......
Hal : Permohonan Keberatan
Jalan............................................
di -
...................................
Dengan hormat,
Bersama ini, kami akan mengajukan Surat Permohonan Keberatan Pajak atas
Ketetapan …….
dengan Nomor Kohir/No Urut : ……….. Bulan ……….. Tahun … sebesar Rp ………..
1. .................................
2. .................................
3. .................................
4. Dst .......................
Demikian agar kiranya Bapak dapat menyetujuinya, sebelumnya kami ucapkan
terima kasih.
HORMAT KAMI,
WAJIB PAJAK
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-35
Kepada:
Nomor :
Yth. Walikota/ Bupati ........
Lampiran :
Cq. .......
Hal : Permohonan Pembetulan
Jalan............................................
SKP………
di -
...................................
Dengan hormat,
HORMAT KAMI,
Kepada:
Nomor :
Yth. Walikota/ Bupati ........
Lampiran :
Cq. .......
Hal : Permohonan Pembatalan
Jalan............................................
SKP………
di -
...................................
Dengan hormat,
HORMAT KAMI,
Kepada:
Nomor :
Yth. Walikota/Bupati .........
Lampiran :
C.q. ........................
Hal : Permohonan Pengurangan
Jalan............................................
Ketetapan
di -
...................................
Dengan hormat,
Bersama ini, kami akan mengajukan Surat Permohonan Pengurangan Pajak atas Ketetapan
……. dengan Nomor Kohir/No Urut : ………….. Bulan …………….. Tahun ……… sebesar Rp ………..
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA ........................
Nomor : …………………………….
TENTANG PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF
/KETETAPAN PAJAK
KEDUA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan
diadakan pembetulan seperlunya.
BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA .........
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA ........................
Nomor …………………………….
TENTANG PEMBATALAN
KEDUA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan
diadakan pembetulan seperlunya.
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA ........................
Nomor …………………………….
TENTANG PEMBETULAN
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA ........................
Nomor : …………………………….
TENTANG RESTITUSI
TENTANG
PENOLAKAN PERMOHONAN ANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK ........ TERUTANG
ATAS NAMA WAJIB PAJAK .......
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
………………………………………………......………………………………......
Jenis Pajak : ………………………………………………......
Nomor SKPD ........ : ………………………………………………......
Masa Pajak : …………………………………….……….……
Pajak : …………………………………….……….…….
NPWPD : ..........…………………………………………...
NOPD : ..........……………………………………………
KEDUA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan
diadakan pembetulan seperlunya.
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA ........................
Nomor …………………………….
TENTANG KOMPENSASI
Menetapkan
PERTAMA :
Memberikan kompensasi kelebihan bayar atas surat ketetapan Pajak :
……….................................................................................................
Nomor : ...………………………………………….…..
Tahun/Bulan : ...………………………………………….…..
Nama/Merek : ...………………………………………….…..
Usaha
Alamat : ...………………………………………….…..
RT …… RW …… Kode Pos …................
NPWPD : ...………………………………………….…..
NOPD : ...………………………………………….…..
Semula : Rp ...………………………………………….
ditetapkan
Dikurangi/ : Rp ...………………………………………….
ditambah dgn
sejumlah
Jumlah : Rp ...………………………………………….
restitusi
Realisasi
No. Kode Rekening Jenis Pajak Target Lebih Persen
Pendapatan s/d Bulan Lalu Bulan Ini s/d Bulan Ini ( Kurang ) (%)
Halaman: .........
Pajak Daerah (Rp) Retribusi Daerah (Rp) Lain-Lain PAD Yang Sah (Rp)
Kode dan
No. Kode dan Nama Kode dan Nama Kode Kode dan Nama Kode dan Nama Kode dan Nama
Tanggal Referensi Nama Kode
Urut Kode Rekening – Rekening – Rincian Kode Rekening – Kode Rekening – Kode Rekening
Rekening –
Rincian Objek Objek Rincian Objek Rincian Objek – Rincian Objek
Rincian Objek
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
MENGETAHUI,
PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN, BENDAHARA PENERIMAAN,
NAMA : ……………………………………………………
ALAMAT : ……………………………………………………
NPWPD : ……………………………………………………
NOPD : ……………………………………………………
ALAMAT :…………………………………………………………
PEMUNGUTAN : SELF ASSESSMENT.
No Rekening Nomor Uraian Jumlah Pajak Terutang Kurang Bayar/Lebih Pengenaan Sanksi Jumlah
Kohir Pajak Terutang Yang Dilaporkan Bayar/Nihil
Kode Nama Hasil Pemeriksaan
Kenaikan Denda Bunga
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-46
SURAT TEGURAN
UNTUK MELAKUKAN PEMBAYARAN/MELUNASI
Nomor : ………………….
NPWPD : Kepada Yth :
NOPD : ..............
.............
di
.........
Berdasarkan catatan kami, ternyata sampai saat ini Saudara belum melakukan
pembayaran/melunasi atas Ketetapan Pajak :
TANDA TERIMA
NPWPD : ......................................................
Nama : ……………………………………….
ALAMAT : ……………………………………….
YANG MENERIMA,
Nama : ……………………………………………………………
NPWPD : ……………………………………………………………
NOPD : ...................................................................................
Alamat/tempat tinggal : ……………………………………………………………
RT ...... RW ...... Kode Pos ..........
A. Barang Bergerak :
1. Kendaraan dan sejenisnya
No Jenis Kendaraan Nomor identitas Taksiran harga Ket.
pasar
Jumlah Rp.
2. Perhiasan Emas, Permata, dan sejenisnya
No Jenis Banyaknya Taksiran harga Jumlah Ket.
perhiasan pasar (satuan)
Jumlah Rp.
3. Uang tunai
No Jenis mata Pecahan Jumlah lembar Jumlah Ket.
uang
Jumlah Rp.
4. Harta kekayaan yang tersimpan di Bank ( deposito berjangka, tabungan, saldo
rekening koran, giro, atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu ).
No Jenis Nomor Mata uang Jumlah Ket.
rekening
Jumlah Rp.
Jumlah Rp.
6. Piutang
Jumlah Rp.
7. Penyertaan Modal
Jumlah Rp.
B. Barang Tidak Bergerak ( Tanah, Bangunan, Kapal Laut di atas bobot 1000 dwt, dsb.)
Jumlah Rp.
Pembayaran
Wajib Pajak Surat Paksa Surat Paksa yang dilanjutkan Tunggakan akibat
Surat dengan Perintah Sita
No. Teguran Penyitaan
Nomor /
Nama Dan NPWPD/ Tanggal Tunggakan Tunggakan Tunggakan
Nomor Tanggal Pajak dan Nomor Tanggal Pajak dan Tanggal Pajak dan
Alamat NOPD Denda Denda Denda
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA ........................
Nomor : …………………………….
TENTANG
KEBERATAN PAJAK
Membaca :
Surat Permohonan Nomor ........…………….
Tanggal : ........……………………….
Atas Nama : ........……………………….
Alamat : …………………………......
RT …RW …Kode Pos …..
NPWPD : ..........……………………….
NOPD : ..........……………………….
Menimbang :
Mengingat :
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Menolak/Menerima (seluruhnya/sebagian) permohonan Wajib Pajak atas
surat ketetapan Pajak : …………………………………
Nomor : …………………………………
Tahun/Bulan : …………………………………
Nama/Merek Usaha : …………………………………
Alamat : …………………………………
RT … RW … Kode Pos ………
NPWPD : …………………………………
NOPD : …………………………………
TENTANG
PERSETUJUAN ANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK ........ TERUTANG
ATAS NAMA WAJIB PAJAK .......
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Tanggal
Angsuran ke- Utang Pajak (Rp) Bunga 2% (Rp) Jumlah
Pembayaran
Angsuran (Rp)
KETIGA : Bilamana tidak dapat memenuhi ketentuan pada diktum kedua maka akan ditagih
dengan surat paksa.
KEEMPAT : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan
diadakan pembetulan seperlunya.
NAMA : ……………………………………………………
ALAMAT : ……………………………………………………
NPWPD : ……………………………………………………
NOPD : ……………………………………………………
ALAMAT :…………………………………………………………
PEMUNGUTAN : SELF ASSESSMENT.
No Rekening Nomor Uraian Jumlah Pajak Terutang Yang Kurang Bayar/Lebih Pengenaan Sanksi Jumlah
Kohir Pajak Terutang Dilaporkan Bayar/Nihil
Kode Nama Hasil
T Pemeriksaan
Kenaikan Denda Bunga
e
m
p
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-52
NAMA : ……………………………………………………
ALAMAT : ……………………………………………………
NPWPD : ……………………………………………………
NOPD : ……………………………………………………
ALAMAT :…………………………………………………………
PEMUNGUTAN : SELF ASSESSMENT.
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-53
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Catatan :
1. Untuk Pendataan.
2. Arsip.
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPK-54
Pembayaran
Nama WP/ Rincian Objek
No. No.SSPD Masa Pajak
NOPD Pajak
BP/ BPP BANK/ Tempat Lainnya
MENGETAHUI,
ATASAN LANGSUNG, BENDAHARA PENERIMAAN,
KARTU NOPD
No. Registrasi ......
(… Nama Lengkap … )
NIP . ..................
PERHATIKAN
1. Kartu ini harap disimpan baik baik dan apabila hilang agar segera melaporkan ke ………….....
2. Kartu ini hendaknya dibawa apabila saudara akan melakukan transaksi Retribusi
3. Dalam hal Wajib Retribusi pindah domisili, supaya melaporkan diri ke …………..
Lampiran II.B
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
KDPK-02
KARTU NPWD
(… Nama Lengkap… )
NIP . ..................
PERHATIKAN
1. Kartu ini harap disimpan baik baik dan apabila hilang agar segera melaporkan
ke ………………………
2. Kartu ini hendaknya dibawa apabila saudara akan melakukan transaksi Retribusi
3. Dalam hal Wajib Retribusi pindah domisili, supaya melaporkan diri ke …………..
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah..................... Lampiran II.B
KDPK-03
1.
2.
3.
No.
Jenis Judul Tempat Jangka Waktu Masa Jumlah Pajak Tanggal Jumlah
Reklame Reklame Pemasangan Pemasangan Pajak Ukuran Tarif Pajak Terutang Setor Setoran
Catatan: Format kolom pada Kartu data dapat diisi dengan informasi yang berasal dari kegiatan pendaftaran, pendataan, penetapan, dan pembayaran.
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota..................... Lampiran IV
KDPK-06
1. Jenis Hiburan : [ ][ ]
01. Tontonan Film
02. Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana
03. Kontes Kecantikan/Binaraga/Sejenisnya
04. Pameran
05. Diskotik/Karaoke/Klab Malam/Sejenisnya
06. Sirkus/Akrobat/Sulap
07. Permainan Bilyar/Golf/Boling
08. Pacuan Kuda/Kendaraan Bermotor/Permainan Ketangkasan
09. Panti Pijat/Refleksi/Mandi Uap/Spa/Pusat Kebugaran (Fitness Center)
10. Pertandingan Olah Raga
B. Penitipan Kendaraan
Jenis Rata-rata Kapasitas
No. Tarif
Kendaraan Kendaraan/Bulan Tampung
1. Mobil
2. Motor
Harga Pasar/
No. Jenis Objek Pajak Sumber Pengambilan
Harga Standar Per M3
Jumlah Perolehan
Tempat
No. Jenis Tarif (%) Harga Pasar
Pengambilan M3
(Rp)
KARTU NOPD
No. Registrasi ......
(… Nama Lengkap … )
NIP . ..................
PERHATIKAN
1. Kartu ini harap disimpan baik baik dan apabila hilang agar segera melaporkan ke ………….....
2. Kartu ini hendaknya dibawa apabila saudara akan melakukan transaksi Retribusi
3. Dalam hal Wajib Retribusi pindah domisili, supaya melaporkan diri ke …………..
Lampiran II.B
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
KDPK-02
KARTU NPWD
(… Nama Lengkap… )
NIP . ..................
PERHATIKAN
1. Kartu ini harap disimpan baik baik dan apabila hilang agar segera melaporkan
ke ………………………
2. Kartu ini hendaknya dibawa apabila saudara akan melakukan transaksi Retribusi
3. Dalam hal Wajib Retribusi pindah domisili, supaya melaporkan diri ke …………..
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah..................... Lampiran II.B
KDPK-03
1.
2.
3.
No.
Jenis Judul Tempat Jangka Waktu Masa Jumlah Pajak Tanggal Jumlah
Ukuran Tarif Pajak
Reklame Reklame Pemasangan Pemasangan Pajak Terutang Setor Setoran
Catatan: Format kolom pada Kartu data dapat diisi dengan informasi yang berasal dari kegiatan pendaftaran, pendataan, penetapan, dan pembayaran.
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota..................... Lampiran IV
KDPK-06
1. Jenis Hiburan : [ ][ ]
01. Tontonan Film
02. Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana
03. Kontes Kecantikan/Binaraga/Sejenisnya
04. Pameran
05. Diskotik/Karaoke/Klab Malam/Sejenisnya
06. Sirkus/Akrobat/Sulap
07. Permainan Bilyar/Golf/Boling
08. Pacuan Kuda/Kendaraan Bermotor/Permainan Ketangkasan
09. Panti Pijat/Refleksi/Mandi Uap/Spa/Pusat Kebugaran (Fitness Center)
10. Pertandingan Olah Raga
2.1 Untuk Nomor 01, 02, 03, 04, 06, 07 (Golf), 08, dan 10:
a. Jumlah Kursi / Pengunjung : ………….buah/orang
b. Jumlah Pertunjukan /Hari : ………….kali
c. HTM/Sewa (berdasarkan kategori) : Rp……………..
2.2 Untuk Permainan Bilyar, Boling, dan Permainan Ketangkasan:
a. Jumlah Meja /Mesin / Pengunjung : ………….buah /orang
b. Sewa per Meja /Game / HTM : Rp….………….
2.3 Untuk Nomor 05 dan 09 :
B. Penitipan Kendaraan
Jenis Rata-rata Kapasitas
No. Tarif
Kendaraan Kendaraan/Bulan Tampung
1. Mobil
2. Motor
Harga Pasar/
No. Jenis Objek Pajak Sumber Pengambilan
Harga Standar Per M3
Jumlah Perolehan
Tempat
No. Jenis Tarif (%) Harga Pasar
Pengambilan M3
(Rp)
(..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....) (..... Nama Jelas .....)
NIP. ............... NIP. ............... NIP. ...............
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
BK-02
Jumlah Penerimaan
Uraian Jumlah Penerimaan Pada Hari Ini Jumlah Penerimaan s/d
Hari Sebelumnya Hari Ini
No.
Kode Rincian Bank/ Bank/
Jenis BP/ BankTempat Jumlah BP/ Jumlah BP/ Jumlah
Rekening Objek Tempat Tempat
Pajak BPP Lainnya BPP BPP
Pendapatan Pajak lainnya lainnya
JUMLAH
MENGETAHUI,
ATASAN LANGSUNG, BENDAHARAPENERIMAAN,
Halaman: .........
Nomor Nomor BKU Nomor STS & Bukti Jumlah
Tanggal Setor
Urut Penerimaan Penerimaan Lainnya (Rp)
MENGETAHUI,
Saat Diterima
SPTPD Omzet Pajak
No. Nomor Nama Alamat NPWPD/NOPD (Rp) Terutang
Tanggal (Rp)
Register
(...... Nama Jelas .....) (...... Nama Jelas .....) (...... Nama Jelas .....)
NIP. ................ NIP. ................ NIP. ................
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
BK-06
(...... Nama Jelas .....) (...... Nama Jelas .....) (...... Nama Jelas .....)
NIP. ................ NIP. ................ NIP. ................
Lampiran II-B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
BK-07
Kode Penerimaan
No. Urut Tanggal Uraian Pengeluaran (Rp)
Rekening (Rp)
1 2 3 4 5 6
Jumlah
MENGETAHUI,
PENGGUNA ANGGARAN/ BENDAHARA PENERIMAAN,
KUASA PENGGUNA ANGGARAN,
Pembayaran Besaran
No. No.Kohir Nama NPWPD/ Ketetapan Tindak
Tunggakan
Lanjut **)
NOPD Pajak No *) Tanggal Rp No*) Tanggal Rp Jumlah
NPWPD :
NAMA BADAN USAHA :
ALAMAT :
Halaman : ……
Penetapan Penyetoran
No.Kohir/ Pajak
No. No.Kohir Jumlah Jumlah Ket.
Transaksi Terutang
SKPD STPD SKPDKB SKPDKBT SKPD STPD SKPDKB SKPDKBT
( .... Nama Jelas .... ) ( .... Nama Jelas .... ) ( .... Nama Jelas .... )
NIP. ................ NIP. ................ NIP. ................
Lampiran II.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
BK-11
DAFTAR TUNGGAKAN WAJIB PAJAK YANG DITETAPKAN OLEH KEPALA DAERAH (OFFICIAL ASSESSMENT)
PAJAK .............
NPWPD :
NAMA BADAN USAHA :
ALAMAT :
Halaman : ……
Penetapan Penyetoran
No.Kohir/ Pajak
No. No. Jumlah Jumlah Ket.
Transaksi Terutang
Kohir SKPD STPD SKPDKB SKPDKBT SKPD STPD SKPDKB SKPDKBT
Kepada
Nomor : Yth. Kepala
Lampiran : Dinas/Badan/Unit.......................................
Hal : Permohonan Pendaftaran ...................................................................
Objek PBB-P2 Baru. di -
....................................
PEMOHON,
(.....Nama Lengkap....)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-02
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Dinas/Badan/Unit....................
Lampiran : ..............................................................
Hal : Mutasi Subjek dan/atau di -
Objek PBB-P2 Tahun........ ....................................
2. Nama : ………………………………………….......
Alamat : ………………………………………….......
Luas Tanah : ……………...... M 2
Luas Bangunan : ……………...... M 2
3. dst.........................
Dengan ini dimohon mulai tahun pajak ………................ untuk :
1. SPPT PBB-P2 diatasnamakan pembeli / pihak yang memanfaatkan*);
atau
2. SPPT PBB-P2 sebagian diatasnamakan pembeli / pihak yang
memanfaatkan *) tersebut di atas, dan sisanya tetap atas nama Wajib
Pajak lama.
PEMOHON,
(....Nama Lengkap...)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Lambang & Kop Surat Bupati/Walikota……………………….………..
FPBB-03
MEMUTUSKAN :
1
adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran …..
Keputusan Bupati/Walikota ini.
KETIGA : NJOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal..………
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota................ Nomor …..
Tahun……tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan merupakan dasar pengenaan pajak, sehingga
penggunaan NJOP di luar kepentingan perpajakan bukan
menjadi tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota.........................
KEEMPAT : Apabila di kemudian hari ternyata diketahui terdapat
kekeliruan dalam Keputusan Kabupaten/Kota................ ini,
kekeliruan tersebut akan dibetulkan sebagaimana mestinya.
KELIMA : Keputusan Kabupaten/Kota........................ ini mulai berlaku
untuk Tahun Pajak..............
(....Nama Lengkap...)
NIP .………………….........
Keterangan:
*)
coret yang tidak perlu;
2
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI
KLASIFIKASI DAN BESARNYA NJOP BUMI TAHUN ...................
PROVINSI : ………….
KABUPATEN/KOTA : ………….
KECAMATAN : ………….
KELURAHAN/DESA : …………..
PENGELOMPOKAN
KODE KELAS NJOP BUMI
BLOK NAMA JALAN NILAI JUAL BUMI
ZNT BUMI (Rp/m2)
(Rp/m2 )
1 2 3 4 5 6
a.n. BUPATI/WALIKOTA………………………..
KEPALA BADAN/DINAS……………………
(………NAMA LENGKAP……….)
NIP. …………………………
3
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI
PROVINSI : ………….
KABUPATEN/KOTA : ………….
KECAMATAN : ………….
KELURAHAN/DESA : ………….
LUAS/TYPE
KOMPONEN JENIS LANTAI/TINGGI NILAI
NO VOL/LBR
PENGGUNAAN BANGUNAN KOLOM (Rp 1.000,00)
BTG
1 2 3 4 5
1 Atap
a. Dec/Beton/GentengGlasur
b. Genteng Beton/Alumunium
c. Geneng Biasa/Sirap
d. Asbes
e. Seng
f. ……..
2 Langit-Langit
a. Akustik/Jati
b. Tripleks/Asbes/Bambu
c. ………….
3 Dinding
a. Kaca
Alm./Spandex
b. Beton
c. Batu-bata
d. Kayu
e. Seng
f. ……………
4 Lantai
a. Marmer
b. Keramik
c. Teraso
d. Ubin PC/Papan
e. Semen
f. Marmer
g. …………….
a.n. BUPATI/WALIKOTA…………………
KEPALA BADAN/DINAS…………………………
4
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK
a.n. BUPATI/WALIKOTA…………………………………..
KEPALA BADAN/DINAS………………………………………
(………Nama Lengkap…….)
NIP. ……..........……………
5
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK
a.n. BUPATI/WALIKOTA……………………..
KEPALA BADAN/DINAS…………………………
(……NAMA LENGKAP….)
NIP. ………………………………
6
Lampiran III.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPBB-04
Badan/Dinas/…….. : ……………………………………………………………………………………
1. Jenis Transaski : Perekaman Data Pemutakhiran Data Penghapusan Data
2. NOP : ……………………………………………………………………………………
3. NOP Bersama : ……………………………………………………………………………………
4. NOP Asal : ……………………………………………………………………………………
5. NOP SPPT : ……………………………………………………………………………………
Lama
DATA OBJEK PAJAK
1. Nama Jalan : ……………………………………………………………………………………
2. Blok/Kavling/No. : ……………………………………………………………………………………
3. Kelurahan/Desa : ……………………………………… RT/RW ………………………
DATA SUBJEK PAJAK
1
SKET / DENAH LOKASI OBJEK PAJAK
Contoh Sket;
Jln. Kawi
Jl. Bormo Jln. Semeru
Ruko
Jln. Ijen
RSB Bunda Ali
Keterangan;
1. Gambaran sket/denah lokasi dihubungkan dengan sarana lain yang mudah dikenali
2. Disebutkan batas kepemilikan Utara, Timur, Selatan dan Barat
2
LAMPIRAN SPOP PBB-P2
FASILITAS
1. Jenis/Jumlah : Split = …….unit / Window = ………unit / AC Sentral = ada/tidak ada *)
AC
2. Luas Kolam : Diplester = ……..m2 / Dengan Pelapis = …………….m2
Renang :
3. Luas : Penutup Lantai = ……m2/Berat = …..m2/Sedang = ……m2/Ringan = …m2*)
Perkerasan : Beton-Lampu = ….m2/Aspal-Lampu = …..m2/Tanah-Rumput-Lampu = ….m2
Halaman
4. Jml Lap Tenis : Beton-Tnp Lampu=..m2/Aspal-TnpLampu=..m2/Tnh-Rmput-TnpLampu=..m2 *)
5. Bentuk/Pjg : Baja/Besi = ..m / Bata-Batako = ..m
Pagar
6. Bentuk/Jml Lift : Penumpang = ..unit / Kapsul = ..unit / Barang = ..unit *)
7. Vol/Jml Tgga : Lebar < 0,8m = ..unit / Lebar > 0,8m = ..unit
Jln
8. Damkar : Hydrant = ..unit / Sprinkler = ..unit / Fire Alarm = ..unit
9. Saluran PABX : ….saluran/sambungan
10. Jml Sumur : Kedalaman > 50m = ….unit / Kedalamam > 100m = …unit
Artesis
3
Lampiran III.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPBB-05
Wilayah : Perdesaan/Perkotaan*)
NPWPD ………………………………………
*) Coret yang Tidak Sesuai
Objek Pajak Luas (m2) Kelas NJOP Per M2 (Rp) Jumlah (Rp)
Bumi …………….. ………… ……………………… …………………………..
Bangunan ……………. ………… ……………………… …………………………..
MEMUTUSKAN :
1
adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran …..
Keputusan Bupati/Walikota ini.
KETIGA : NJOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal..………
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota................ Nomor …..
Tahun……tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan merupakan dasar pengenaan pajak, sehingga
penggunaan NJOP di luar kepentingan perpajakan bukan
menjadi tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota.........................
KEEMPAT : Apabila di kemudian hari ternyata diketahui terdapat
kekeliruan dalam Keputusan Kabupaten/Kota................ ini,
kekeliruan tersebut akan dibetulkan sebagaimana mestinya.
KELIMA : Keputusan Kabupaten/Kota........................ ini mulai berlaku
untuk Tahun Pajak..............
(....Nama Lengkap...)
NIP .………………….........
Keterangan:
*)
coret yang tidak perlu;
2
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI
KLASIFIKASI DAN BESARNYA NJOP BUMI TAHUN ...................
PROVINSI : ………….
KABUPATEN/KOTA : ………….
KECAMATAN : ………….
KELURAHAN/DESA : …………..
PENGELOMPOKAN
KODE KELAS NJOP BUMI
BLOK NAMA JALAN NILAI JUAL BUMI
ZNT BUMI (Rp/m2)
(Rp/m2 )
1 2 3 4 5 6
a.n. BUPATI/WALIKOTA………………………..
KEPALA BADAN/DINAS……………………
(………NAMA LENGKAP……….)
NIP. …………………………
3
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI
PROVINSI : ………….
KABUPATEN/KOTA : ………….
KECAMATAN : ………….
KELURAHAN/DESA : ………….
LUAS/TYPE
KOMPONEN JENIS LANTAI/TINGGI NILAI
NO VOL/LBR
PENGGUNAAN BANGUNAN KOLOM (Rp 1.000,00)
BTG
1 2 3 4 5
1 Atap
a. Dec/Beton/GentengGlasur
b. Genteng Beton/Alumunium
c. Geneng Biasa/Sirap
d. Asbes
e. Seng
f. ……..
2 Langit-Langit
a. Akustik/Jati
b. Tripleks/Asbes/Bambu
c. ………….
3 Dinding
a. Kaca
Alm./Spandex
b. Beton
c. Batu-bata
d. Kayu
e. Seng
f. ……………
4 Lantai
a. Marmer
b. Keramik
c. Teraso
d. Ubin PC/Papan
e. Semen
f. Marmer
g. …………….
a.n. BUPATI/WALIKOTA…………………
KEPALA BADAN/DINAS…………………………
4
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK
a.n. BUPATI/WALIKOTA…………………………………..
KEPALA BADAN/DINAS………………………………………
(………Nama Lengkap…….)
NIP. ……..........……………
5
LAMPIRAN …….
KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK
a.n. BUPATI/WALIKOTA……………………..
KEPALA BADAN/DINAS…………………………
(……NAMA LENGKAP….)
NIP. ………………………………
6
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-06
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit...........
Lampiran : ………………………………............................
Hal : Permohonan Angsuran di -
Pembayaran PBB-P2 ....................................
Tahun ………...
Pemohon
Wajib Pajak,
(...Nama Lengkap...)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Lambang & Kop Surat Bupati/Walikota……………………….………..
FPBB-07
MEMUTUSKAN :
1
Nomor........... Tahun.... Pajak...............sebesar Rp…..…....
(…………….) sebanyak...............kali dengan ketentuan
sebagai berikut :
Angsuran Jumlah Jatuh Tempo Bunga
Ke- Angsuran (Rp) Pembayaran (Rp)
1 2 3 4
a.n. BUPATI/WALIKOTA…………………………..
KEPALA BADAN/DINAS……………………………
(……Nama Lengkap…….)
NIP. ………………….
2
Lampiran III.B
Lambang & Kop Surat Bupati/Walikota……………………….………..
FPBB-08
TENTANG
PENOLAKAN ATAS PERMOHONAN ANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK
1
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA……………….. TENTANG
PENOLAKAN ATAS PERMOHONAN ANGSURAN
PEMBAYARAN PAJAK
PERTAMA : Berdasarkan penelitian terhadap permohonan Wajib Pajak:
a. Nama : .................................................................
b. Alamat : .................................................................
atas utang pajak berdasarkan
(……Nama Lengkap……).
NIP. ………………………
2
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-09
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit...........
Lampiran : …………………………………………………...
Hal : Permohonan Penundaan di -
Pembayaran PBB-P2 ....................................
Tahun ……….....
Pemohon
Wajib Pajak,
(.....Nama Lengkap....)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Lambang & Kop Surat Bupati/Walikota……………………….………..
FPBB-10
TENTANG
PERSETUJUAN ATAS PERMOHONAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK
1
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA……………….. TENTANG
PERSETUJUAN ATAS PERMOHONAN PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
PERTAMA : Berdasarkan penelitian terhadap permohonan Wajib Pajak:
a. Nama : .................................................................
b. Alamat : .................................................................
dengan ini diberikan persetujuan untuk menunda kekurangan
pembayaran pajak berdasarkan.........................Nomor...........
Tahun Pajak ................. yang jatuh tempo pada tanggal
...................... sebesar Rp…..…....................(………………….)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. ditunda sampai dengan tanggal .................................; dan
b. dikenai sanksi administratif berupa bunga sebesar
Rp..........................................(……………………………..).
(...NAMA LENGKAP...)
NIP. ………………………
2
Lampiran III.B
Lambang & Kop Surat Bupati/Walikota……………………….………..
FPBB-11
TENTANG
PENOLAKAN ATAS PERMOHONAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK
1
MEMUTUSKAN :
a.n. BUPATI/WALIKOTA……………………..
Kepala Badan/Dinas…………………
(…Nama Lengkap….)
NIP. ……………….
2
Lampiran III.B
Logo & Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Kabupaten/Kota ………..
FPBB-12
Tanggal : …………………………………………………………………………………
Pembayaran
Jumlah Yang Rp ……………………………………………………………………………………
Dibayar
Tanda Terima,
Dan
Cap Bank/Pos
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit....
Lampiran : …………………………………………
Hal : Permohonan Keberatan di -
PBB-P2 Tahun ………... ....................................
Nama : .................................……………………………
Pekerjaan : .................................……………………………
Alamat : .................................……………………………
Desa / Kel *) : .................................……………………………
Kecamatan : .................................……………………………
Kab / Kota *) : .................................……………………………
No.Telp/HP/e-mail : .................................……………………………
Pemohon
Wajib Pajak,
(....Nama Lengkap..)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Logo & Kop Surat Desa/Kelurahan Pemerintah Kabupaten/Kota …
FPBB-14
Nomor : Kepada
Lampiran : 1 (satu) berkas/set/….. Yth. Kepala Daerah/Badan/Dinas/Unit
Hal : Permohonan Keberatan atas ………………………………………….
SPPT PBB-P2 Tahun… Yang ………………………………………….
Diajukan Secara Kolektif di -
....................................
bertindak untuk dan atas nama Wajib Pajak mengajukan Keberatan PBB-P2 yang terutang
Tahun Pajak .................. sejumlah ................ SPPT yang terletak di desa/kelurahan*)
............................. dengan alasan Keberatan dan perhitungan PBB-P2 yang terutang
menurut Wajib Pajak sebagaimana daftar terlampir.
KEPALA DESA/LURAH……………………………..
KABUPATEN/KOTA………………………………………
(……Nama Lengkap……….)
NIP. ……………………
1
LAMPIRAN
Surat Permohonan Keberatan Secara Kolektif
Nomor: ……………………………
Desa/Kelurahan*) : ................................................................................................................
Kecamatan : ................................................................................................................
Kabupaten : ................................................................................................................
Tahun Pajak : ................................................................................................................
KEPALA DESA/LURAH……………………………..
KABUPATEN/KOTA………………………
(……Nama Lengkap…….)
NIP. ……………………
Keterangan:
*) coret yang tidak perlu
2
Lampiran III.B
Lambang & Kop Surat Bupati/Walikota……………………….………..
FPBB-15
MEMUTUSKAN :
1
dengan ini diberikan PERSETUJUAN/PENOLAKAN*) untuk
keberatan pembayaran pajak berdasarkan ...............
Nomor...........Tahun Pajak...............sebesar Rp…..…....
(…………….) sebanyak...............kali dengan ketentuan
sebagai berikut :
KEDUA : Apabila di kemudian hari ternyata diketahui terdapat
kekeliruan dalam Keputusan Bupati/Walikota……….. ini,
kekeliruan tersebut akan dibetulkan sesuai ketentuan yang
berlaku.
KETIGA : Keputusan Bupati/Walikota……….. ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
a.n. BUPATI/WALIKOTA………………………..
KEPALA BADAN/DINAS……………………………
(…NAMA LENGKAP….)
NIP. ……………………
2
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-16
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Dinas/Badan/Unit ..........
Lampiran : ……………………………….
Hal : Permohonan Pengurangan di –
Ketetapan PBB-P2 Untuk Tahun …… ....................................
Hormat Kami,
WAJIB PAJAK,
(....Nama terang...)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Logo & Kop Surat Desa/Kelurahan Pemerintah Kabupaten/Kota …
FPBB-17
Kepada
Nomor : Yth.Kepala Daerah/Badan/Dinas/Unit
Lampiran : 1 (satu) berkas/set/….. ………………………………………….
Hal : Permohonan Pengurangan ………………………………………….
atas SPPT PBB-P2 Tahun… di -
Yang Diajukan Secara ....................................
Kolektif
bertindak untuk dan atas nama Wajib Pajak mengajukan permohonan pengurangan
PBB-P2 yang terutang Tahun Pajak .................. atas sejumlah ................ SPPT
yang terletak di desa/kelurahan*) ............................. dengan alasan pengurangan
dan perhitungan PBB-P2 yang terutang menurut Wajib Pajak sebagaimana daftar
kolektif terlampir.
KEPALA DESA/LURAH………………
KABUPATEN/KOTA…………………………
(……Nama Lengkap……….)
NIP. ……………………
Keterangan:
*) coret yang tidak perlu
1
LAMPIRAN
Surat Permohonan Pengurangan Secara Kolektif
Nomor: ……………………………
Desa/Kelurahan*) : ................................................................................................................
Kecamatan : ................................................................................................................
Kabupaten : ................................................................................................................
Tahun Pajak : ................................................................................................................
KEPALA DESA/LURAH……………………………..
Kabupaten/Kota………………………………………
………………………………………….
NIP …………………………………….
Keterangan:
*) coret yang tidak perlu
2
Lampiran III.B
Lambang & Kop Surat Bupati/Walikota……………………….………..
FPBB-18
MEMUTUSKAN :
1
PERTAMA : Berdasarkan penelitian terhadap permohonan Wajib
Pajak:
a. Nama : .................................................................
b. Alamat : .................................................................
dengan ini diberikan PERSETUJUAN/PENOLAKAN*)
untuk penguarangan Ketetapan pembayaran pajak
berdasarkan ............... Nomor...........Tahun
Pajak...............sebesar Rp…..….... (…………….)
sebanyak...............kali dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. …..
b. …..
a.n. BUPATI/WALIKOTA…………………………..
KEPALA BADAN/DINAS……………………
(……Nama Lengkap….)
NIP. …………………………
2
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-19
Kepada
Nomor : Yth. Kepala
Lampiran : Dinas/Badan/Unit.................
Hal : Permohonan Pembetulan Subjek / ……………………………………….
Objek *) PBB-P2 Tahun ……………..... di –
....................................
Nama
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-20
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit...........
Lampiran : …………………………………………………..
Hal : Permohonan Pembatalan di –
SPPT / SKPD / STPD *) ....................................
PBB-P2 Tahun ………...
Pemohon
Wajib Pajak,
Tanda tangan
Nama terang
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-21
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit..........
Lampiran : ………………………………………
Hal : Permohonan Penghapusan di –
Subjek dan Objek Pajak ....................................
PBB-P2.
Pemohon,
Wajib Pajak,
(..Nama Lengkap..)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-22
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit...........
Lampiran : …………………………………………………...
Hal : Permohonan Penghapusan di -
dan Pengurangan Sanksi ....................................
Administrasi PBB-P2.
PEMOHON,
WAJIB PAJAK,
(..Nama Lengkap..)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-23
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Daerah/Dinas/Badan/Unit.......
Lampiran : ..................................................................
Hal : Permohonan Pengembalian di -
Kelebihan Pembayaran PBB-P2 ....................................
Tahun ……….....
Pemohon,
Wajib Pajak,
(..Nama Lengkap..)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-24
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Dinas/Badan/Unit....................
Lampiran : ................................................................
Hal : Permohonan Surat Keterangan di -
Lunas PBB-P2 Tahun.............. ....................................
PEMOHON,
WAJIB PAJAK,
(..Nama Lengkap..)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-25
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Dinas/Badan/Unit....................
Lampiran : ................................................................
Hal : Permohonan Surat Keterangan di -
NJOP PBB-P2 Tahun.............. ....................................
PEMOHON,
WAJIB PAJAK,
(..Nama Lengkap..)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III.B
Surat Perorangan / Badan Hukum
FPBB-26
Kepada
Nomor : Yth. Kepala Dinas/Badan/Kantor....................
Lampiran : .......................................................................
Hal : Permohonan Salinan di -
SPPT PBB-P2. ....................................
PEMOHON,
WAJIB PAJAK,
(..Nama Lengkap..)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
CONTOH FORMULIR YANG DIGUNAKAN
DALAM PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH
FRD 01 Pendaftaran
FRD 02 SPRD
FRD 03 FPRD
FRD 04 Kartu NPWRD
FRD 05 SKRD
FRD 06 SSRD
FRD 07 Kartu Data
FRD 08 Lap Realisasi Pterima & Setor Uang
FRD 09 Rekap (Buku) Penerimaan Harian
FRD 10 SKRDLB
FRD 11 STRD
FRD 12 Surat Permohonan Keberatan
FRD 13 Tolak-Setuju Keberatan Retribusi Daerah
FRD 14 Surat Tugas Pemeriksaan Penelitian
FRD 15 Laporan Hasil Pemeriksaan
FRD 16 Surat Permoh Pengembalian Kelebihan Bayar
FRD 17 SPMKRD
FRD 18 Surat Permoh Angs
FRD 19 Surat Permoh Betul-Batal-Kurang-Hapus
FRD 20 Skada Setuju-Tolak Betul-Batal-Kurang-Hapus
FRD 21 Buku Kas Umum
FRD 22 LPJ-BP Piutang Retribusi
Logo dan Kop Surat Badan/Dinas Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Lampiran IV.B
……………………………………… FRD – 01
Kepada
Nomor : Yth. ..........................................
Jalan.....................................
Lampiran : di -
Hal : Pendaftaran Wajib Retribusi Daerah ............................
PERHATIAN
1. Harap diisi dan ditulis dengan huruf Cetak, Benar, dan Lengkap
2. Beri tanda V pada kotak yang tersedia untuk jawaban yang diberikan.
3. Setelah Formulir Perdaftaran ini diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali
kepada Badan/Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota...............………………………………
Jalan……………………………….. atau melalui Pos paling lambat tanggal ..................
WAJIB RETRIBUSI,
PETUGAS,
Kepada :
Nomor : Yth....................................................
Lampiran : Jalan..........................................
Hal : Pendataan Retribusi Daerah di -
...................................
PETUGAS,
NPWRD :
Kepada
Nomor : Yth. .......................................................
Lampiran : Jalan...............................................
Hal : Pemberitahuan Kewajiban di -
Retribusi Daerah ...................................
Nama :
Alamat :
PERHATIAN
1. Harap diisi dengan huruf cetak.
2. Beri pilihan pada tempat yang tersedia yaitu [ ].
3. Setelah diisi dan ditandatangani harap diserahkan kepada ………….paling lambat
tanggal…………bulan berikutnya.
4. Pengisian formulir dilengkapi dengan data dan dokumen pendukung.
Untuk Retribusi yang dibayar dengan karcis atau yang sejenisnya tidak perlu diisi oleh Wajib
Retribusi.
B. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku, saya/yang diberi kuasa menyatakan apa yang telah kami
beritahukan tersebut di atas beserta lampirannya adalah benar dan lengkap.
Tata cara perhitungan dan penetapan dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
Diterima tanggal :
Nama petugas :
NIP :
Tanda tangan :
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah..................... Lampiran III.B
FRD-04
KARTU NPWRD
PERHATIKAN
1. Kartu ini harap disimpan baik baik dan apabila hilang agar segera melaporkan
2. Kartu ini hendaknya dibawa apabila saudara akan melakukan transaksi Retribusi
3. Dalam hal Wajib Retribusi pindah domisili, wajib melaporkan
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah..................... Lampiran IV.B
FRD-05
Nama : No Ketetapan :
Alamat :
NPWRD : Masa Retribusi :
Tanggal Jatuh Tempo : Tahun :
Jumlah Keseluruhan
PERHATIAN :
1. Harap Penyetoran dilakukan melalui Bendahara Penerimaan (BP) atau Kas Daerah ( Bank …...……… ) dengan
menggunakan Tanda Bukti Pembayaran ( TBP ) SKRD ini.
2. Apabila SKRD ini tidak atau Kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama …….. hari sejak SKRD ini
diterima dikenakan Sanksi Administrasi berupa Bunga sebesar 2 ( dua ) % dari Retribusi yang terutang.
Nomor Ketetapan :
TANDA TERIMA
NPWRD : ..................................
Nama : ..................................
Alamat : ..................................
Jumlah yang dibayar : Rp …………………….
Keterangan Penerima : ....................................
PENERIMA,
Bank : ……………………….................
Nomor Rekening : ...................................................
Harap diterima uang sebesar : ...................................................
(Dengan huruf) : (.................................................)
Catatan :
Lembar Asli : Untuk pembayar/penyetor/pihak ketiga
Salinan 1 : Untuk Bendahara penerima/Bendahara Pembantu
Salinan 2 : Arsip
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah..................... Lampiran IV.B
FRD-07
1. Nama :
2. Alamat :
3. Nama Pemilik :
4. Alamat :
PETUGAS,
Badan/Dinas :
Pengguna Anggaran :
/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Penerimaan :
Halaman: .........
PERHITUNGAN RETRIBUSI
Terbilang : …………………………………………………………………………………………….
PERHATIAN :
Apabila kelebihan pembayaran pokok Retribusi tidak dikembalikan kepada Wajib Retribusi
melewati tanggal ………………………., maka Wajib Retribusi berhak atas bunga sebesar
2% per bulan.
KEPALA BADAN/DINAS......
Formulir ini bukan sarana untuk
melakukan pembayaran Retribusi Daerah.
(… Nama Lengkap …)
NIP. ……......……
Lampiran IV.B
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
FRD-11
NPWRD :
Perincian Retribusi Terutang :
Retribusi Terutang pada :
Sanksi Administrasi
No. Jenis Retribusi Pokok (Rp) Jumlah (Rp)
(2%) (Rp)
1 2 3 4 5
1
2
dst
Jumlah
Jumlah yang Harus Dibayar*)
Perhatian:
Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) ini harus dilunasi satu bulan sejak tanggal diterima
(Pasal ………..Ayat (…) Perda …………………. No …….. Tahun ……….)
PENERIMA, PETUGAS,
Kepada
Nomor : Yth. .....................................................
Lampiran : Jalan............................................
Hal : Permohonan Keberatan di -
...................................
Dengan Hormat,
Dengan alasan :
1. ………………………………………………………
2. ………………………………………………………
3. .......dst
HORMAT SAYA,
PEMOHON,
(.....Nama Lengkap......)
Lampiran IV.B
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
FRD-13
NPWRD/Identitas yang :
dipersamakan
Menimbang :
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Menolak/Menyetujui*) Surat Permohonan Keberatan Nomor………………
Tanggal…………….. Atas Nama ……………. Alamat ………………….......
NPWRD/Identitas yang dipersamakan :
Pengelola : ………………………………
Semula Ditetapkan : Rp. …………………………
Ditambah (Dikurangi) dengan jumlah : Rp. …………………………
Besarnya Ketetapan Menjadi : Rp. …………………………
Dengan Huruf : ………………………………
Berhubung ………………………………..............................................
KEDUA : Memenuhi pembayaran sesuai dengan Surat Ketetapan yang telah diterima.
KETIGA Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
diadakan pembetulan seperlunya.
KEPALA BADAN/DINAS..........
(.....Nama Lengkap.....)
NIP. …………….
Lampiran IV.B
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
FRD-14
Nama :
Jabatan :
NIP :
Nama WR :
NPWRD :
Alamat :
1. Objek Pemeriksaan :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...................................................................................................................
KEPALA BADAN/DINAS..........
(.....Nama Lengkap.....)
NIP……………………….
*) Coret yang tidak diperlukan
Lampiran IV.B
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
FRD-15
Kepada
Nomor : Yth......................................................
Lampiran : Jalan............................................
Hal : Laporan Penelitian/ di -
Pemeriksaan*) ...................................
Kepada
Nomor : Yth. .............................................
Lampiran : Jalan....................................
Hal : Permohonan Pengembalian di -
Kelebihan Pembayaran Retribusi ...................................
Daerah
Dengan Hormat,
Dengan Alasan :
1. ……………………………………
2. ……………………………………
3. ……………………………………
4. ......dst
HORMAT SAYA,
PEMOHON
Nama :
NPWRD :
Identitas Yang Dipersamakan :
Alamat Lengkap :
Nomor Telpon/HP :
Rekening : ………………………………………………………
Nama Retribusi : ………………………………………………………
Jumlah : Rp.……………………………………………………
Dengan Huruf : (………………………………………………………)
KEPALA BADAN/DINAS
( ………Nama Lengkap………. )
NIP. ………………………….
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
Lampiran IV.B
FRD-18
Kepada
Nomor : Yth. ...................................................
Lampiran : Jalan..........................................
Hal : Permohonan Angsuran di -
...................................
Dengan hormat,
HORMAT SAYA,
PEMOHON,
(.....Nama Lengkap......)
Logo dan Kop Badan/Dinas Pemerintah.....................
Lampiran IV.B
FRD-19
SURAT PERMOHONAN
PEMBETULAN/PEMBATALAN/PENGURANGAN/PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI
Kepada
Nomor : Yth. .............................................
Lampiran : Jalan....................................
Hal : Permohonan Pembetulan/ di -
Pembatalan/Pengurangan/ ...................................
Penghapusan Sanksi
Administrasi
Dengan Hormat,
HORMAT SAYA,
PEMOHON
PERSETUJUAN/PENOLAKAN*)
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KEBERATAN DAN
PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI
Nomor : ...............................
HORMAT SAYA,
PEMOHON
Bulan :
Badan/Dinas :
Bendahara Penerima :
Rekapitulasi :
1. Jumlah Penerimaan Rp..............
2. Jumlah Penyetoran Rp..............
Sisa Kas Per............ Rp.............
Badan/Dinas :
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran :
Bendahara Penerimaan :
MENGETAHUI
PENGGUNA ANGGARAN, BENDAHARA PENERIMA,