2023
PEDOMAN PENILAIAN
PENCEGAHAN KORUPSI
PEMERINTAH DAERAH
melalui Monitoring Center for Prevention (MCP)
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas ridho-Nya
sehingga “Pedoman Penilaian atas Upaya Pencegahan Korupsi Pemerintah Daerah Tahun
2023 bisa diselesaikan dengan baik. Mengacu pada Pasal 8 huruf b dan e UU No. 19 Tahun
2019 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi), sehubungan dengan tugas koordinasi, KPK menetapkan sistem
pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi dan meminta laporan
kepada instansi berwenang mengenai upaya pencegahan sehingga tidak terjadi Tindak
Pidana Korupsi. KPK menetapkan pelaporan atas upaya pencegahan korupsi pemerintah
daerah melalui Monitoring Center for Prevention (MCP).
Pedoman ini disusun untuk memberikan petunjuk bagi Pemerintah Daerah
dalam melaporkan upaya pencegahan korupsi. Selain itu, bagi Kedeputian Bidang
Koordinasi dan Supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
pedoman ini digunakan untuk memfasilitasi dalam melakukan penilaian.
Sebagian permasalahan korupsi di daerah berasal dari titik rawan korupsi
daerah, namun sebagian lainnya karena kebijakan pusat belum dapat diimplementasikan
dengan baik di daerah. Pencegahan korupsi daerah juga perlu ditindaklanjuti melalui
program antikorupsi sektor politik. Melalui program pencegahan korupsi diharapkan
mendorong sinergi dari K/L terkait membangun sistem pencegahan korupsi daerah,
termasuk mendorong pembangunan program integritas sektor politik.
Pembaruan program pencegahan korupsi daerah 2023 antara lain evaluasi
indikator dan subindikator menuju pada output yang substantif. Pemerintah Daerah
perlu bersiap menuju output efektivitas sistem pencegahan korupsi. Beberapa perubahan
fokus substansi tahun 2023 antara lain bantuan pemerintah, alokasi anggaran wajib,
pengadaan langsung dan e-purchasing, pendalaman reviu/ audit APIP dengan tetap
membawa program sebelumnya, yaitu pencegahan jual beli jabatan, penguatan database
dan optimalisasi pajak, penagihan tunggakan pajak, penguatan database BMD, sertifikasi
dan penertiban BMD. Adapun tata kelola desa di tahun ini menjadi bagian terpisah dari
area lainnya dengan pembobotan dan dashboard berbeda.
Penyusunan pedoman ini merupakan salah satu bentuk dari Pengelolaan
Bersama MCP dengan melibatkan Kemendagri dan BPKP. Pedoman ini tentunya masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tentunya
diperlukan untuk perbaikan dalam penyusunan program pencegahan korupsi daerah di
tahun berikutnya. Penyusun mengucapkan terima kasih atas peran serta seluruh pihak
yang berpartisipasi dalam upaya pencegahan korupsi daerah.
1
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 4
I. Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Titik Rawan Korupsi Daerah 6
C. Maksud dan Tujuan 8
D. Ruang Lingkup 8
E. Sasaran 9
F. Metodologi 9
G. Pelaksana, Tahapan, Waktu Pelaksanaan 9
H. Disclaimer 10
II. Penilaian Upaya Pencegahan Korupsi Daerah 12
A. Perencanaan dan Penganggaran 13
B. Pengadaan Barang dan Jasa 22
C. Perizinan 30
D. Pengawasan APIP 34
E. Manajemen ASN 46
F. Optimalisasi Pajak Daerah 52
G. Pengelolaan BMD 56
H. Tata Kelola Desa 62
III. Penutup 64
Lampiran 65-66
2
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Penanganan TPK oleh KPK Berdasarkan Instansi Tahun 2004 –2022 4
Gambar 2. Pengaruh Indeks Pencegahan Korupsi Daerah terhadap Pengaduan 5
dan Kasus Korupsi Daerah
Gambar 3. Penanganan TPK oleh KPK Berdasarkan Modus Operandi Th 2004 – 7
2022
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Highlight Survey Penilaian Integritas 2022 7
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Referensi Pakta Integritas Perencanaan dan Pelaksanaan APBD 65
Lampiran 2. Referensi Pakta Integritas Pemanfaatan BMD 66
3
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi di Indonesia. Dari
data penanganan korupsi yang dilakukan oleh KPK pada tahun 2004 sampai 2022,
Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/ Kota) merupakan pelaku korupsi
terbanyak berdasarkan instansi, yaitu sebanyak 695 orang atau 54% (Gambar 1).
600 45%
40%
500
35%
400 30%
25%
300
20%
200 15%
10%
100
5%
0 0%
Pemkab/ Kementerian Pemerintah BUMN/
DPR RI Komisi
Pemkot / Lembaga Provinsi BUMD
JUMLAH 548 422 174 109 76 22
% 41% 31% 13% 8% 6% 2%
JUMLAH %
Gambar 1. Penanganan TPK oleh KPK Berdasarkan Instansi Tahun 2004 –2022
4
karena pandemi covid-19 maka upaya sistem pencegahan korupsi menurun dan
mengakibatkan terjadinya kenaikan kasus korupsi di tahun 2021 (Gambar 2).
Gambar 2. Pengaruh Indeks Pencegahan Korupsi Daerah terhadap Pengaduan dan Kasus
Korupsi Daerah
1 Cressey, Donald. R. (1953). Other People’s Money. Montclair, NJ: Patterson Smith,
pp.1-300
2 Pope, Jeremy. 2003. Strategi Memberantas Korupsi: Elemen Sistem Integritas Nasional. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
5
integritas seorang pejabat negara dan ASN yang kuat. Pun dengan pilihan “penindakan
adalah pencegahan korupsi yang paling efektif” jika memang dirasa pencegahan korupsi
sudah sangat sulit dilakukan sehingga perlu diberikan efek jera.
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi dan
Supervisi, sebagian permasalahan di daerah berasal dari titik rawan korupsi Pemerintah
Daerah, namun sebagian lainnya karena kebijakan Pemerintah yang belum dapat
diimplementasikan dengan baik oleh Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, melalui
program pencegahan korupsi diharapkan menimbulkan keterbukaan dan sinergi dari
berbagai Kementerian/ Lembaga terkait dalam membangun sistem pencegahan korupsi
daerah. Diseminasi dan pendampingan dari Pemerintah Pusat serta peran serta dari
seluruh stakeholder Pemerintah Daerah dirasa masih perlu dilakukan mengingat
tingginya korupsi daerah juga menjadi salah satu kendala bagi kemajuan perekonomian.
6
300 60%
250 50%
200 40%
150 30%
100 20%
50 10%
0 0%
Pengadaan Penyalahgu
Gratifikasi/ Pungutan/ Merintangi
Barang/ naan TPPU Perizinan
Penyuapan Pemerasan Proses KPK
Jasa/ KN Anggaran
JUMLAH 277 92 57 50 27 25 11
% 51% 17% 11% 9% 5% 5% 2%
Gambar 3. Penanganan TPK oleh KPK Berdasarkan Jenis Perkara Th 2004 – 2022
Merujuk pada data Survey Penilaian Integritas (SPI) Tahun 2022, skor SPI
Pemerintah Daerah di Indonesia 69,2. Beberapa highlight yang dapat diperhatikan dalam
memetakan titik rawan korupsi daerah antara lain:
7
C. MAKSUD DAN TUJUAN
D. RUANG LINGKUP
Berdasarkan hasil identifikasi titik rawan korupsi pada Pemerintah Daerah yang
dilakukan oleh Kedeputian Koordinasi dan Supervisi serta memperhatikan data
penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh KPK dan hasil Survey Penilaian Integritas
(SPI) Tahun 2022, maka fokus area pencegahan korupsi daerah tahun 2023 adalah:
8
E. SASARAN
Upaya koordinasi dalam pencegahan korupsi daerah ini menekankan pada pihak
yang berkaitan dalam melakukan upaya pencegahan korupsi daerah. Sasaran kegiatan
monitoring dan evaluasi adalah:
F. METODOLOGI
Kegiatan penilaian atas upaya pencegahan korupsi daerah tahun 2023 ini
dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi bersama Kementerian
Dalam Negeri dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), selanjutnya
disebut dengan Penilai.
Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Penilai Kemendagri untuk menilai dokumen
kelengkapan yang disampaikan Pemerintah Daerah melalui Monitoring Center for
Prevention (MCP) pada laman JAGA.ID. Rincian dokumen kelengkapan yang perlu
disampaikan dapat dilihat pada Bab II. Penilaian Upaya Penecegahan Korupsi
Pemerintah Daerah.
9
2. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Koordinasi KPK dan Tim BPKP untuk melakukan
penilaian terhadap efektivitas upaya pencegahan korupsi.
BULAN
NO KEGIATAN PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
1. Input dokumen Pemda
kelengkapan
2. Koordinasi Upaya KPK
Pencegahan Korupsi
3. Penilaian Upaya Kemendagri
Pencegahan Korupsi
4. Pemantauan Upaya KPK,
Pencegahan Korupsi Kemendagri,
BPKP
5. Penjaminan Kualitas KPK, BPKP
(Quality Assurance)
Nilai akhir atas upaya pencegahan korupsi Pemerintah Daerah sebagai Indeks Upaya
Pencegahan Korupsi Daerah diperoleh pada bulan Januari 2024.
H. DISCLAIMER
10
Indeks Upaya Pencegahan Korupsi Daerah dinilai berdasarkan atas upaya-upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam membangun sistem pencegahan korupsi
daerah. Pembangunan sistem merupakan salah satu dari 3 strategi pemberantasan
korupsi (TRISULA). Apabila terdapat SULA lain yang merusak sistem yang telah dibangun,
maka KPK dapat memberlakukan FAKTOR PENGURANG apabila:
1. Terjadi tindak pidana korupsi (Penetapan Tersangka) yang dilakukan baik oleh
Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Sekretaris Daerah maupun unsur legislatif,
baik Ketua, Wakil Ketua, maupun Anggota DPRD.
2. Sistem pencegahan korupsi Pemerintah Daerah yang dibangun belum efektif
dalam memberantas korupsi daerah.
3. Faktor lain dalam konteks pencegahan korupsi yang relevan digunakan sebagai
unsur pengurang.
Besarnya nilai pengurang akan ditentukan melalui mekanisme yang ditentukan lebih
lanjut oleh Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi.
11
II. PENILAIAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI PEMERINTAH DAERAH
Pedoman ini disusun untuk memberikan pedoman baik bagi Pemerintah Daerah
maupun Penilai.
Pelaporan Pemerintah Daerah ke dalam MCP secara teknis dilakukan oleh Admin
MCP yang ditunjuk oleh Sekretaris Daerah. Masing-masing Kelompok Kerja
menyampaikan evidence kepada Admin MCP untuk diunggah ke dalam MCP dan
selanjutnya dilakukan penilaian oleh KPK, Kemendagri, dan BPKP.
Pedoman teknis penilaian atas upaya pencegahan korupsi daerah dapat dilihat
sebagai berikut:
12
AREA 5: MANAJEMEN ASN
2. Belum selesainya evaluasi jabatan Tata Kelola ASN Evaluasi Jabatan 1. Rekapitulasi OPD yang telah dan belum 1. Evaluasi Jabatan selesai (50)
pada instansi mengakibatkan menyelesaikan skor evaluasi jabatan (untuk Penilaian ini diberikan jika Pemda sudah
penempatan ASN tidak sesuai Pemda yang belum menyelesaikan Evaluasi menyampaikan:
kompetensi, dapat diatur secara Jabatan) Rekapitulasi OPD yang telah dan
subjektif, dan menjadi modus 2. Rekapitulasi Nilai dan Kelas Jabatan seluruh belum menyelesaikan skor evaluasi
penyuapan/ gratifikasi OPD – (d/h Format sesuai KemenPAN RB) jabatan
3. Peta Jabatan seluruh OPD – (d/h Format sesuai Rekapitulasi Nilai dan Kelas Jabatan
KemenPAN RB) seluruh OPD
4. Surat Penyerahan Hasil Evaluasi/Kelas Jabatan Peta Jabatan seluruh OPD
kepada Kemendagri (d/h KemenPAN RB) yang
ditandatangani Sekda Jika belum ada ketiga dokumen tersebut,
5. Bukti Pengiriman/ Tanda Terima Surat maka Evaluasi Jabatan dianggap belum
Penyerahan Hasil Evaluasi Jabatan kepada selesai
Kemendagri (d/h KemenPAN RB) Saat ini Jika Evaluasi Jabatan belum selesai, maka
Pemda input lewat SIMONA penghitungannya:
6. Surat persetujuan Kemendagri terkait Hasil Jumlah OPD yang sudah selesai
Validasi Evaluasi/ Kelas Jabatan dibandingkan jumlah OPD seluruhnya
7. Daftar Penyederhanaan Struktur Organisasi dikalikan 50
dan Penyetaraan Jabatan di Pemerintah Daerah 2. Evaluasi Jabatan disampaikan kepada
Kemendagri (d/h KemenPAN RB) untuk
Catatan: divalidasi (aplikasi SIMONA) (25)
Perubahan evajab disesuaikan berdasarkan 3. Evaluasi Jabatan divalidasi oleh
struktur organisasi. Jika struktur organisasi Kemendagri (d/h KemenPAN RB) (25)
pemda berubah maka Evajab perlu
disesuaikan.
47
TITIK RAWAN KORUPSI/
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
PERMASALAHAN
Jika struktur organisasi berubah, maka
penilaian evajab dilakukan berdasarkan
struktur organisasi yang berlaku, bukan yang
lama.
Perubahan evajab disesuaikan berdasarkan
struktur organisasi terkini. Struktur
Organisasi Pemda mengacu dalam rangka
Penyederhanaan dan Penyetaraan Birokrasi
(Permenpan 7 Tahun 2022).
3. 1. Pada beberapa proses Pelaksanaan Evaluasi Promosi, Rotasi, dan Mutasi ASN Evaluasi Promosi, Rotasi, dan Mutasi ASN
promosi/rotasi/mutasi Pengisian Jabatan 1. Dokumen rencana Kebutuhan dan Pemenuhan (50)
seringkali terjadi karena ASN untuk 5 tahun kedepan berdasarkan 1. Laporan Pelaksanaan Promosi, Rotasi,
berdasarkan permintaan ANJAB ABK yang disusun berdasarkan jumlah, dan Mutasi ASN diberikan selama tahun
subjektif kuasa tertentu. Hal pangkat, dan kualifikasi pegawai yang ada berjalan, nilai 20.
ini menjadi awal terjadinya dengan mempertimbangkan pegawai yang Perlu dilakukan pendalaman atas
penyuapan/ gratifikasi. akan pensiun dan pindah. laporan.
2. Proses pengisian jabatan 2. Laporan BKD/ BKPSDM atas pelaksanan Jika Pengadaan, Promosi, Rotasi, dan
seringkali masih kurang Pengadaan Pegawai secara Terbuka dan Mutasi ASN tidak sesuai dengan
transparan. Pada akhirnya Kompetitif dari Jalur CPNS, PPPK dan PNS dari perencanaan atau kriteria maka
praktik penyuapan dan Instansi Lain serta Promosi, Rotasi, Mutasi ASN diberikan nilai pengurang.
gratifikasi dilakukan. (Laporan dengan memberikan penjelasan a.l 2. Tindak Lanjut Rekomendasi Reviu
berapa kali pemda melakukan pengadaan Manajemen ASN. Jika terdapat Laporan
pegawai, promosi, rotasi, mutasi ASN selama Tindak Lanjut atas Rekomendasi Reviu
tahun berjalan) Manajemen ASN maka diberikan nilai
3. Laporan Reviu Manajemen ASN tahun berjalan maksimal 20.
oleh Inspektorat Penilaian secara proporsional berapa
4. Laporan Tindak Lanjut atas Rekomendasi rekomendasi yang telah ditindaklanjuti
Reviu Manajemen ASN yang dilakukan oleh dibandingkan rekomendasi seluruhnya
Inspektorat. dikalikan 20.
5. Laporan Evaluasi Benturan Kepentingan 3. Laporan Evaluasi Benturan Kepentingan
terkait pelaksanaan promosi, rotasi, mutasi terkait pelaksanaan promosi, rotasi,
ASN. mutasi ASN (10).
48
TITIK RAWAN KORUPSI/
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
PERMASALAHAN
Pelaksanaan Pengisian JPT melalui Seleksi Pelaksanaan Pengisian JPT melalui
Terbuka Seleksi Terbuka (50)
1. Laporan Pelaksanaan Pengisian JPT melalui 1. Laporan Pelaksanaan Pengisian JPT
Seleksi Terbuka (yang mencakup Tanggal melalui Seleksi Terbuka dan Tangkap
Pelaksanakan, SK Tim Ujikom/Pansel, Hasil Layar Sistem Informasi Jabatan
Seleksi, dll) Pimpinan Tinggi (SIJAPTI) (20)
2. Tangkap Layar Sistem Informasi Jabatan 2. Berita Acara Tim Penilai Kinerja/
Pimpinan Tinggi (SIJAPTI) Baperjakat beserta dokumen
3. Berita Acara Tim Penilai Kinerja/ Baperjakat pendukungnya (20)
beserta dokumen pendukungnya. 3. Laporan Evaluasi Benturan Kepentingan
4. Laporan Evaluasi Benturan Kepentingan terkait pelaksanaan Seleksi Jabatan
terkait pelaksanaan Seleksi Jabatan Pimpinan Pimpinan Tinggi (10).
Tinggi.
Penilaian memperhatikan:
Ada berapa Pengisian JPT selama tahun 2023,
Catatan: dan berapa yang dilakukan melalui seleksi
Laporan yang disampaikan untuk pelaksanaan terbuka.
tahun 2023 Jika tidak seluruh pengisian JPT dilakukan
secara terbuka maka diberikan nilai
pengurang,
4. Belum adanya sistem informasi Sistem Informasi 1. Dokumen yang menjelaskan upaya Pemda 1. Database Kepegawaian (20)
kepegawaian yang baik, sehingga Kepegawaian dalam melakukan update database Pemda melakukan update database
tidak ada data pemetaan profile kepegawaian secara berkala. Misalnya kepegawaian secara berkala.
ASN yang seharusnya bermanfaat kenaikan pangkat, ketika ASN pensiun apakah 2. Absensi elektronik (20)
dalam penempatan ASN. Pada sudah difasilitasi Pemda secara otomatis, dst. Jika sudah ada absensi elektronik maka
akhirnya penempatan pegawai Dan seluruh database telah dilakukan diberikan nilai 30.
bersifat subjektif. digitalisasi. 3. Aplikasi Penilaian Kinerja (40)
Database kepegawaian ASN diupdate melalui Apabila sudah ada aplikasi penilaian
aplikasi SIMPEGNAS. Kinerja yang telah dimanfaatkan
2. Tampilan tangkapan layar (screenshot) Sistem diberikan nilai 50.
absensi pegawai secara elektronik; 4. Integrasi Absensi Elektronik dengan
3. Tampilan tangkapan layar (screenshoot) Aplikasi Penilaian Kinerja (20)
aplikasi penilaian kinerja yang sudah Jika aplikasi penilaian kinerja sudah
memenuhi unsur: terintegrasi dengan absensi maka
a. Laporan aktivitas harian ASN diberikan nilai 20.
b. Verifikasi atas aktivitas harian oleh
atasan langsung
49
TITIK RAWAN KORUPSI/
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
PERMASALAHAN
c. Adanya sasaran dan realisasi/ capaian
kinerja sebagai pengukuran penilaian
kinerja
4. Screenshoot aplikasi penilaian kinerja yang
menunjukkan sudah terintegrasi dengan
absensi elektronik.
5. Penghasilan ASN yang rendah Peningkatan Tambahan 1. Penjelasan yang berupa simulasi bahwa 1. TPP Berdasarkan Penilaian Kinerja
menjadikan pembenaran untuk Integritas dan Penghasilan besaran nilai TPP dihitung berdasarkan nilai (50)
melakukan tindakan koruptif. Kinerja ASN Pegawai dan kelas jabatan serta memperhatikan beban Jika TPP diberikan berdasarkan penilaian
Perlu kebijakan untuk kerja, resiko kerja, lokasi kerja, manajerial, dst kinerja:
memberikan penambahan gaji 2. Penjelasan yang berupa simulasi pencairan TPP diberikan berdasarkan kehadiran
ASN dalam rangka meminimalkan TPP dihitung berdasarkan: kehadiran, aktivitas diberikan nilai 10
risiko korupsi Pemda. harian, dan capaian kinerja ASN TPP diberikan berdasarkan aktivitas
3. Pasal dalam Perkada Tambahan Penghasilan yang disetujui atasan maka diberikan
Pegawai yang sudah mengakomodir kewajiban nilai 20
pelaporan LHKPN, Gratifikasi, BMD, TPTGR TPP diberikan berdasarkan penilaian
dalam pemberian/ pencairan TPP kinerja (ada target, sasaran, dan
capaian kinerja ASN sebagai
pengukuran penilaian kinerja) maka
diberikan nilai 20
Jika memenuhi ketiganya maka diberikan
nilai 50
50
TITIK RAWAN KORUPSI/
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
PERMASALAHAN
4. Laporan penilaian kinerja instansi
(tahunan) – 25
7. Pelanggaran ASN yang tidak Penegakan Kode 1. Media pengaduan kode etik dan pelanggaran 1. Media/saluran pengaduan – (30)
dilakukan upaya hukuman pada Etik pegawai (media pangaduan bisa berdiri 2. Laporan pelanggaran kode etik – (30)
akhirnya menimbulkan respon sendiri atau digabung dengan media 3. Laporan tindak lanjut atas pelanggaran
permissive bagi ASN lain. pengaduan lainnya yang sudah digunakan kode etik pegawai – 40
Diperlukan penegakan kode etik oleh Pemda). Penilaian lebih ditekankan pada
untuk memberikan efek jera. 2. Laporan pelanggaran kode etik oleh pegawai. efektivitas.
3. Tindak lanjut laporan Jika penegakan kode etik dinilai tidak
pelanggaran/pemrosesan laporan atas efektif maka dapat diberikan penilaian
pelanggaran kode etik pegawai. secara proporsional (nilai berkurang)
51
TITIK RAWAN KORUPSI/
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
PERMASALAHAN
3. Kepatuhan BUMD
Jumlah yang sudah lapor dibandingkan
jumlah wajib lapor seluruhnya
dikalikan 20%
Jika kepatuhan BUMD 100% maka
hanya akan mendapatkan nilai 20%
Perluasan (50)
Provinsi/ Kota
1. Staf Khusus (25)
2. Ajudan (25)
52
III. PENUTUP
Penyusun
65
LAMPIRAN
Pada hari ……. tanggal ……… bulan …… tahun 2023, kami yang bertandatangan di
bawah ini menyatakan secara bersama-sama dengan penuh kesadaran dan komitmen
tinggi dengan menjunjung nilai integritas:
66
Lampiran 2. Referensi Pakta Integritas Pemanfaatan BMD
Pada hari ……. tanggal ……… bulan …… tahun ……., saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : __________________________________________
Jabatan : __________________________________________
Alamat : __________________________________________
Dengan penuh kesadaran dan komitmen tinggi dengan menjunjung nilai integritas
menyatakan:
1. Saya akan menjaga aset yang saya manfaatkan ketika saya menjabat sebagai ___________
dengan penuh tanggungjawab, termasuk bertanggungjawab apabila terjadi kerusakan
atau kekurangan.
2. Setelah menjalankan tugas sebagai _______________, saya akan menyerahkan kembali
semua aset milik/ tercatat sebagai Barang Milik Daerah yang bergerak maupun tidak
bergerak serta semua yang digunakan dalam rangka membantu tugas jabatan.
3. Pakta Integritas ini berlaku sebagai Surat Kuasa kepada Kepala Badan Pengelolaan
Aset Daerah untuk menarik kembali secara langsung Barang Milik Daerah bergerak
dan tidak bergerak seketika saat saya tidak menjabat.
4. Apabila saya melanggar pernyataan dalam Pakta Integritas ini, saya bersedia
bertanggungjawab mutlak dan siap dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian Pakta Integritas dan Surat Kuasa ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
____________________________________
67