Anda di halaman 1dari 79

MODUL

EKONOMI REGIONAL

O l e h

EMILIA
IMELIA

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2006

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Atas Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Esa, kami
dapat menyelesaikan modul yang berjudul “ Ekonomi Regional “ yang
didanai oleh SP4 jurusan Ilmu Ekonomi .

Modul ini dapat terlaksana atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
untuk itu kami menyampaikan rasa terima kasih kepada :

- Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

- Ibu Ketua dan Ibu sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Jambi .

- Bapakj jKetuaj jdanj jIbuj jsekretarisj j jProgramj jSP4j jFakultasj jEkonomi


Universitas Jambi.

- Bapakj jdanj jIbuj jdosenj jdilingkunganj jJurusanj jlmuj jEkonomij jFakultas


Ekonomi Universitas Jambi

Demikianlah Modul Berbasis Multi Media, Mudah-mudahan berguna bagi


kita semua. Demi kesempurnaan untuk itu kami menerima kritik dan saran.

Penulis
Dra. Emilia ME
Dra. Imelia MSi

2
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------- ii
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ------------------ 1
BAHAN AJAR
1.jPendahuluan ----------------------------------------------------------- 4
2.jKonsep Region -------------------------------------------------------- 8
3.jTeori Lokasi ------------------------------------------------------------- 13
4.jTeori Pertumbuhan Ekonomi Regional -------------------------- 17
5.jTeori Basis dan Location Quotient -------------------------------- 20
6.jAnalisis Shift Share --------------------------------------------------- 23
7.jTeori Pusat Pertumbuhan ------------------------------------------ 28
8.jMid Semester ---------------------------------------------------------- 35
9.jPendapatan Regional ------------------------------------------------ 36
10. Ketimpangan Regional --------------------------------------------- 43
11. Entropy Theil ---------------------------------------------------------- 50
12. Analisa Tipologi Wilayah ------------------------------------------- 52
13. Border Regional Economic ---------------------------------------- 54
14. Model Input Output --------------------------------------------------- 56
15. Otonomi Daerah ------------------------------------------------------ 70
16. Semester --------------------------------------------------------------- 76

SAP MATAKULIAH ------------------------------------------------------------ 77 - 90


POWER POINT ---------------------------------------------------------------- 91 - 115

3
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

MATA KULIAH EKONOMI REGIONAL


Kode/SKS EPR 172/3 SKS
SKS 3
Jurusan Ilmu Ekonomi
Prasyarat Matematika ekonomi
Makroekonomi
Mikroekonomi
Deskripsi
Matakuliah Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib konsentrasi
urusan ilmu ekonomi. Mata ajar ini bertujuan untuk
melihat aplikasi ekonomi mikro dan ekonomi makro pada
tingkat sub-nasional. Pendekatannya banyak
menggunakan model mikro ekonomi dan makro ekonomi
dengan penyesuaian pada karakter daerah itu sendiri.
Mata ajar ini dimulai dengan pengenalan konsep region
model pertumbuhan ekonomi daerah, dan bagaimana
daerah dapat menspesialisasikan dirinya, diikuti dengan
model pemilihan lokasi, dan diakhiri dengan model-model
perekonomian yang cocok untuk analisa perekonomian
daerah. Pendekatan bahan ajar dimulai dengan metode
kualitatif sebagai teori dasar, dan dianalisis dengan
metode kuantitatif dan empiris pada model-model ekonomi
daerah.

Tujuan Mahasiswa memahami permasalahan ekonomi wilayah


Instruksional maupun antar wilayah dan model-model yang digunakan
umum dalam analisis ekonomi wilayah serta kebijakan-kebijakan
ekonomi wilayah.

Perte Pokok Daftar


TIK Sub pokok Bahasan
muan Bahasan pustaka
1. Pendahuluan Mahasiswa 1. Konsep Ekonomi Richardson
mampu regional
menjelaskan 2. Peranan ilmu ekonomi
tentang konsep regional
ekonomi regional, 3. Manfaat ilmu ekonomi
regional

2. Knsep Region Mahasiswa 1.jKonsep regin Sjafrizal


mampu 2.jKlasifikasi region
menjelaskan - Homogenuesu
tentang konsep region
region, dan - Nodal region
klasifikasi region - Planning/
menurut jenisnya Administratif region

4
3. Teori Lokasi Mahasiswa 1. Pendekatan teori Philips Mc
mampu lokasi (konvensional Cann
menjelaskan ttg dan modern)
teori lokasi 2. Teori Weber (The
weber location-
Production model)
3.. Market Area
Analysis ; Spatial
monopoli power.
4. Teori Bid Rent
4. Teori Mahasiswa 1. Teori Pertumbuhan Harvey
Pertumbuhan mampu Neo-Klassik ( The Neo Amstrong
Ekonomi menjelaskan ttg Classic/Growth dan James
Regional teori-teori Models) Tailor
pertumbuhan 2. Teori Pertumbuhan
ekonomi regional Kumulatif (Cumulative
causatin growth
model)
3. Teori pertumbuhan
Core-pheri
(Corephery-phery
model)

5–6 Analisis Mahasiswa 1. Konsep Ekonomi - Harvey


Perencanaan mampu Basis Amstrong
Regional menerapkan 2. Analisis Location dan James
model LQ dan Quotient Tailor
Shift-Share dalam 3. Analisis Shift-Share
menganalisis
perencanaan
regional

7. Teori Pusat Mahasiswa 1. Konsep Pusat Harvey


Pertumbuhan mampu Pertumbuhan Amstrong
menjelaskan ttg dan James
teori-teori pusat Tailor
pertumbuhan
ekonomi

8. Mid Semester

9. Pendapatan Mahasiswa 1. Konsep Pendapatan Robinson


Regional mampu Regional Tarigan
menjelaskan 2. 3 Pendekatan Untuk
konsep menghitung
Pendapatan Pendapatan Regional
Regional

5
10 & Disparitas Mahasiswa 1. Disparitas - Harvey
11 Pertumbuhan mampu Pertumbuhan Amstrong
Regional menjelaskan Regional dan James
tentang disparitas 2. Faktor-faktor Tailor
pertumbuhan penyebab disparitas. - Akita
regional serta 4. Alat untuk mengukur Takahiro
menghitung disparitas antar dan
ketimpangan daerah Indeks Lukman
antar daerah Williamson RA
dengan indeks 5. Indeks Entrophy
williamson dan
Entrophy

12. Tipologi Mahasiswa 1. Tipologi Wilayah Syafrizal


Wlayah mampu
menjelaskan ttg
konsep Tipologi
wilayah
13. Border Mahasiswa 1. Masalah-masalah Roxing
Regional mampu spasial dan ekonomi
Economic menjelaskan ttg publik di daerah
konsep dan perbatasan
masalah- masalah
ekonomi
perbatasan
14. Model Input- Mahasiswa 1. Model Input-Output Philips Mc
Output mampu Cann
menjelaskan
Model Input-
Output
14&15 Kebijaksanaan Mahasiswa 1. Otonomi Daerah -Mudrajat
Regional mampu 2. Desentralisasi Fiskal Kuncoro
menjelaskan 3. Daya Saing Daerah - Goritno
Kebiaksanaan Mangku
Regional Soebroto
- UU no 32
dan 33
tahun 2004

16. UJIAN AKHIR SEMESTER

6
Buku Teks

Anonim 2006, Model pelatihan I-O dan SNSE kerjasama laboratorium Ilmu
Ekonomi FEUI dan Dikti Depdiknas RI.

Anonim. 2004, Undang-undang RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah


Daerah

............ 2004 Undang-undang RI No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangang


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Armstrong H dan Taylor J. 2000. Regional Economics And Policy. Blackwell


Publishers,Third Edition, 2000

D ojodipuro, 1992. Teori Lokasi, LPEM Universitas Indonesia. Jakarta

Guo. R. 1996. Border- Regional Economic. Physica Verlag Heidelberg


Printed in Germany.

Isard, W 1998. Methods of Interregional and Regional Analysis, Walter Isard,


et al, Ashgate Publishing Company, 1998.

Kuncoro, M. 2004 Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan antar Wilayah,


dalam buku Otonomi Dan Pembangunan Daerah, Penerbit Erlangga .
Jakarta

Mc Cann, 2001. Urban And Regional Economis, Oxford University Press.

Ricardson, H.W. 1978 Regional And Urban Economic, Penguin London.

Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah


Indonesia Bagaian Barat, Prisma LP3ES Jakarta.

Tarigan,R. 2004. Teori Ekonomi Regional. Bumi Aksara Jakarta

Wijayanti, 2004, Analisis Kesenjangan Pembangunan Regional Indonesia,


1992 – 2001 dalam jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 9 No.2 Tahun
2004.

Komponen Nilai :

( Nilai Tugas + kuis) + Mid Tes + ( 2 X Semester )


2
4

7
PERTEMUAN KE SATU
MATERI 1.

KONSEP EKONOMI REGIONAL

Tujuan Instruktusional Khusus ;


1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
dari ilmu ekonomi regional.
2. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jlatarj jbelakang
munculnya teori ilmu ekonomi regional.
3. Agar mahasiswa dapat menjelskan tujuan dan manfaat
mempelajari ilmu ekonomi regional.

Ilmuj jekonomij jRegionalj jmunculj jsebagaij jsuatuj jperkembanganj jbaru


dalam ilmu ekonomi yang secara resmi baru mulai pada pertengahan tahun
lima puluhan.Karena adanya kekhususan yang dimiliki oleh ekonomi regional
menyebabkan ilmu ini telah berkembang menjadi suatu bidang spesialisasi
yangj baru yangj berdiri sama halnyaj dengan cabang ilmu ekonomi lainnya
sepertij jekonometrik,ekonomij jkependudukan,operationalj jresearch,danj jlain-
lainnya.Samaj jhalnyaj jdenganj jilmu-ilmuj jlain,ilmuj jekonomij jregionalj jmuncul
sebagaij jsuatuj jkritikj jdanj jsekaligusj jmemberij jdimensij jbaruj jpadaj janalisis
ekonomi dalam rangka melengkapi dan mengembangkan pemikiran ekonomi
tradisionalj jsehingaj jdapatj jmemecahkanj jmasalah-masalahj jsosialj jekonomi
yang terus berubah sepanjang zaman.
Ada dua kelompok ilmu yang lazim mengunakan ilmu ekonomi regional
sebagaij jperalatanj janalisa.Kelompokj jpertamaj jmenamakanj jdirinyaj jdengan
Regional science yang lebih banyak menekankan analisaanya pada aspek-
aspekj j jsosialj jekonomij jdanj jgeografi.j j jKelompokj jilmuj jkeduaj jmenamakan
dirinya sebagai Regional Planning yang lebih menekankan analisanya pada
aspek-aspek tata ruang, land-use, dan perencanaan.
Di Indonesia, ilmu ekonomi Regionalj mulai masuk danj berkembang
pada permulaan repelita II pada saat mana aspek pembangunan daerah dan
perencanaanj jwilayahj jmulaij jdirasakanj jkeperluannya.dewasaj jinij jInstitut
Teknologij jBandungj j(ITB)j jtelahj jmembukaj jProgranj jPascaj jSarjanaj jdalam
bidangj jperencanaanj jwilayah,sedangkanj jFakultasj jEkonomij juniversitas
Andalasj jsudahj jsejakj jsepuluhj jtahunj jyangj jlaluj jmulaij jsecaraj jaktif

8
mengembangkanj jilmuj jekonomij jRegional,walaupunj jmasihj jterbatasj jdalam
bidang penelitian dan perencanaan.
Ilmuj jekonomij jregionalj jsalahj jsatuj jcabangj jilmuj jekonomij jyangj jmemiliki
kekhususanj jyaituj jsesuatuj jyangj jtidak jdibahas jdalamj jcabangj jilmuj jlainnya,
sddangkanj jpadaj jsisij jlainj jmemilikij jprinsip-prinsipj jyangj jutuhj jatauj jmampu
memberikan solusi yang lengkap untuk bidang tertentu.. Samuelson (1955)
mengemukakanj jbahwaj jpersoalanj jpokokj jilmuj jekonomij jmencakupj j3j jhal
utama.
1. Whatj jcommoditiesj jshallj jbej jproducedj jandj jinj jwhatj jquantitiesj jyaitu
barang apa yang diproduksi. Hal ini bersangkut paut dengan kekuatan
permintaan dan penawaran yang ada dalam masyarakat.
2. How shall goods be produced yaitu bagaimana atau oleh siapa barang
itu diproduksi.j Hal ini bersangkut paut dengan pilihan tehnologi untuk
menghasilkanj jbarangj jtersebutj jdanj japakahj jadaj jpengaturanj jdalam
pembagian peran itu.
3. For Whom are goods to be produced yaitu untuk siapa atau bagaimana
pembagian hasil dari kegiatan memproduksi barang tersebut.j Hal ini
bersangkutj jpautj jdenganj jpengaturanj jbalasj jasa,j jsistemj jperpajakan,
subsidi,j jbantuanj jkepadaj jfakirj jmiskin,j jdll.j Ketigaj jhalj jinij jmelandasi
analisis ekonomi kalssik.
Domar (1946), Harrod ( 1948) Sollow (1956) dan Swan (1960) dan
ekonom lain menjawab persoalan pokok yaitu :
4. Whenj jdoj jallj jthosej jactivitiesj jbej jcarriedj joutj j jyaituj jkapanj jberbagai
kegiatanj jtersebutj jdilaksanakan.j jPertanyaanj jinij jdijawabj jdengan
menciptakanj jteorij jekonomij jdinamisj j(dynamicj jeconomicj janalysis)
dengan memasukkan unsur waktu ke dalam analisis.
5. Where do all those activities should be carried out yaitu dimana lokasi
dari berbagai kegiatan tersebut. Didalam ilmu ekonomi regional untuk
memecahkanj jmasalahj jkhususj jyangj jterpautj jdenganj jpertanyaan
dimanaj jdiabaikanj jdalamj janalisisj jekonomij jtradisional.j jDanj jilmu
ekonomi regional untuk menjawab pertanyaan di wilayah mana suatu
kegiatan sebaik dapat dilaksanakan.

9
Ilmu j Ekonomi j Regional j Û j ilmu ekonomi wilayah, menitik beratkan pada
bahasan dimensi tata ruang / space/ spatial.
Hal-hal yang menjadi landasan pentingnya ekonomi regional
1.jKeuntungan sumber daya alam ( natural resources advantage )
2.jPenghematan dari pemusatan ( economic of concentration )
3.jBiaya angkut
Tujuan Ilmu Ekonomi Regional : Untuk j menentukan diwilayah mana suatu
kegiatan ekonomi sebaiknyaj dipilih dan mengapa wilayah tersebut menjadi
pilihan.
Peran Ilmu Ekonomi Regional
Û Penentuan kebijaksanaan awal, sektor mana yang dianggap strategis,
memiliki daya saing dan daya hasilnya yang besar, comperative
advantage.
Û Dapat menyarankan komoditi / kegiatan apa yang perlu dijadikan
unggulan dan disub wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.
Manfaat Ilmu Ekonomi Regional
Û Makro : Bagaimana pemerintah pusat dapat mempercepat Laju
pertumbuhan ekonomi keseluruh wilayah
Û Mikro : Dapat membantu perencanaan wilayah menghemat waktu dan
biaya dalam proses menentukan lokasi suatu kegiatan ekonomi

Bahan Diskusi :
1. Coba saudara jelaskan apa konsep dari ilmu ekonomi regional ?
2. Jelaskan latar belakang timbulnya ilmu ekonomi regional ?
3.jJelaskan tujuan dan manfaat mempelajari ilmu ekonomi regional ?
4. Jelaskan peran ilmu ekonomi regional dalam pembangunan ekonomi
wilayah ?

Bahan Bacaan
1. Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah
Indonesia Bagaian Barat, Prisma LP3ES Jakarta.
2. Ricardson, H.W. 1978 Regional And Urban Economic, Penguin London.

10
PERTEMUAN KE DUA
MATERI 2
KONSEP REGION

Tujuan Instruktusional Khusus ;


1.jAgar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
region.
2. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jpembagianj jwilayah
menurut jenisnya dan beri contoh dari masing-masing jenis
konsep region

Ruangj j(j jregionj j)j jmerupakanj jhalj jyangj jsangatj jpentingj jdalam
pembangunan wilayah. Konsep ruang mempunyai beberapa unsur, yaitu:
j(1)j jarak;j j(2)j jlokasi;j j(3)j jbentuk;j jdanj j(4)j jukuran. jKonsepj jruangj jsangat
berkaitan erat dengan waktu,karena pemanfaatan bumi dan segala kekayaan
membutuhkan organisasi/pengaturan ruang dan waktu.Unsur-unsur tersebut
di atas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah.
Whittlesseyj j(1945)j jmemformulasikanj jpengertianj jtataj jruang
berdasarkan: j(1) unit jareal kongret,j (2) fungsionalitas di antara jfenomena,
dan j(3) subyektifitas dalam penentuan criteria.Kemudian Hartchorne (1960)
mengintroduksikanj junsurej jhubunganj jfungsionalj jdiantaraj jfenomena,yang
melahirkanj jkonsepj jstrukturj jfungsionalj jtataj jruang.Strukturj jfungsionalj jtata
runag bersifat subyektif,karena dapat menentukan fungsionalitas berdasarkan
criteria subyektif.
Menurut Hanafiah (1985) konsep jarak mempunyai dua pengertian , yaitu
arakj jabsolutj jdanj jarakj jrelatifj jyangj jmempengaruhij jkonsepj jruang.j jKonsep
arakj jdanj jruangj jrelatifj jinij jberkaitanj jdenganj jhubunganj jfungsionalj jdiantara
fenomena,j jdalamj jstrukturj jfungsionalj jtataj jruang.j jJarakj jrelatifj jmerupakan
fungsij dari pandanganj atauj persepsij terhadapj jarak. Dalam jkonsepj ruang
absolut , jarak dij ukur secara fisik, sedangkan dalam konsepj ruang relatif
arak di ukur secara fungsional berdasarkan unit waktu ,ongkos dan usaha.
Ide mendasar dari konsep ruang relatif adalah persepsi terhadap dunia nyata.
Persepsij jmanusiaj jdipengaruhij jolehj jfaktor-faktorj jekonomi,j jsosialj jbudaya,
politik, psikologi dan sebagainya. Melalui berbagai faktor tersebut manusia
dapatj jmengambarkanj jruangj jrelatif.j jSecaraj jskematisj jpadaj jgambarj j3.1j jdi
sajikan persepsi manusia mengenai ruang.

11
Tingkah Laku

Dunia Nyata Keputusan Imajinasi

Informasi Persepsi Manusia Sistim Tata Nilai

2.Konsep Wilayah
Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi
olehj jkriteriaj jtertentuj jdanj jbagian-bagiannyaj jtergantungj jsecaraj jinternal.
Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu; (1) wilayah homogen, (2)
wilayah nodal. (3) wilayah perencanaan, (4) wilayah administrative.

2.1.Wilayah Homogen.
j j j j j j Wilayah homogrn adalah wilayah yang dipandang dari aspek/criteria
mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat atau ciri-ciri
kehomogenan ini misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan stuktur
produksij jdanj jkosumsij jyangj jhomogen,j jdaerahj jdenganj jtingkatj jpendapatan
rendah/miskin dll.), geografi seperti wilayah yang mempunyai topografi atau
iklim yang sama), agama,suku,dan sebagainya.Richarson (1975) dan Hoover
(1977)j jmengemukakanj jbahwaj jwilayahj jhomogenj jdij jbatasij jberdasarkan
keseragamamnyaj jsecaraj jinternalj j(internalj juniformity).Contohj jwilayah
homogen adalah pantai utara Jawa barat (mulai dari indramayu,subang dan
karawang),merupakan wilayah yang homogen dari segi produksi padi.Setiap
perubahanj jyangj jterjadij jdij jwilayahj jtersebutj jsepertij jsubsidij jharga
pupuk,subsidi suku bunga kredit,perubahan harga padi dan lain sebagainya
kesemuanyaj jakanj jmempengaruhij jseluruhj jbagianj jwilayahj jtersebut jdengan
prosesj jyangj jsama.Apaj jyangj jberlakuj jdij jsuatuj jbagianj jakanj jberlakuj jpula
bagian wilayah lainnya.

12
2.2. Wilayah Nodal
j j j j j j Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional
mempunyaij jketergantunganj jantaraj jpusatj j(inti)j jdanj jdaerahj jbelakangnya
(interland).Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk,factor
produksi,barangj jdanj jasa,ataupunj jkomunikasij jdanj jtransportasi.Sukirno
(1976) menyatakan bahwa pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk
di gunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah,mengartikan wilayah
tersebutj jsebagaij jekonomij jruangj jyangj jyangj jdij jkuasaij jolehj jsuatuj jatau
beberapa pusat kegiatan ekonomi.
j j j j j j j j j Batas wilayah nodal di tentukan sejauh mana pengaruh dari suatu
pusat kegiatan ekonomi bila di gantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan
ekonomij jlainnya.j jHooverj j(1977)j jmengatakanj jbahwaj jstrukturj jdarij jwilayah
nodal dapat di gambarkan sebagai suatu sel hidup dan suatu atom,dimana
terdapatj jintij jdanj jplasmaj jyangj jsalingj jmelengkapi.j jPadaj jstrukturj jyang
demikian,j jintegrasij jfungsionalj jakanj jlebihj jmerupakanj jdasarj jhubungan
ketergantungan atau dasar kepentingan masyarakat di dalam wilayah itu, dari
padaj jmerupakanj jhomogenitasj jsemata-mata.Dalamj jhubunganj jsaling
ketergantunganj jinij jdenganj jperantaraanj jpembelianj jdanj jpenjualanj jbarang-
barangj jdanj jasa-jasaj jsecaraj jlocal,j jaktifitas-aktifitasj jregionalj jakan
mempengaruhi pembangunan yang satu dengan yang lain.
j Wilayah homogen dan nodal memainkan peranan yang berbeda di
dalam organisasi tata ruag masyrakat.Perbedaan ini jelas terlihat pada arus
perdagangan.Dasarj jyangj jbiasaj jdij jgunakanj juntukj jsuatuj jwilayahj jhomogen
adalah suatu out put yang dapat diekspor bersama dimana seluruh wilayah
merupakanj jsuatuj jdaerahj jsurplusj juntukj jsuatuj joutj jputj jtertentu,sehinga
berbagaij jtempatj jdij jwilayahj jtersebutj jkecilj jatauj jtidakj jsamaj jsekali
kemungkinannya untuk mengadakan perdagangan secara luas di antara satu
samaj jlainya.sebaliknya,dalamj jwilayahj jnodal,pertukaranj jbarangj jdanj jasa
secara intern di dalam wilayahj tersebut merupakan suatu hal yangj mutlak
harus ada.Biasanyaj daerah belakang akan menjual barang-barang mentah
(raw material) dan jasa tenaga kerja pada daerah inti,sedangkan daerah inti
akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk barang jadi.Contoh wilayah
nodal adalah DKI Jakarta dan Botabek(Bogor,Tangerang dan Bekasi),Jakarta
yang merupakan inti dan Botabek sebagai daerah belakangnya.

13
2.3. Wilayah Administratif
j Wilayah Administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan
berdasarkanj jkepentinganj jadministrasij jpemerintahanj jatauj jpolitik,j jseperti:
propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW.Sukirno (1976)
menyatakanj jbahwaj jdij jdalamj jpraktek,j japabilaj jmembahasj jmengenai
pembangunanj jwilayahj j,makaj jpengertianj jwilayahj jadministrasij jmerupakan
pengertianj jyangj jpalingj jbanyakj jdigunakan.Lebihj jpopulernyaj jpengunaan
pengertian tersebut di sebabkan dua factor yakni : (a) dalam kebijaksanaan
danj jrencanaj jpembangunanj jwilayahj jdij jperlukanj jtindakan-tindakanj jdari
berbagaij jbadanj jpemerintahan.Denganj jdemikian,lebihj jpraktisj japabila
pembangunan wilayah di dasarkan pada suatu wilayah administrasiyang telah
ada;j jdanj j(b)j jwilayahj jyangj jbatasnyaj jdij jtentukanj jberdasarkanj jatasj jsuatu
administrasij jpemerintahj jlebihj jmudahj jdij janalisis,karenaj jsejakj jlama
pengumpulanj jdataj jdij jberbagaij jbagianj jwilayahj jberdasarkanj jpadaj jsuatu
wilayah administrasi tersebut.
j Namun dalam kenyataannya,pembangunan tersebut sering kali tidak
hanya dalam suatu wilayah administrasi,sebagai contoh adalah pengelolaan
pesisir,pengelolaanj jdaerahj jaliranj jsungai,pengelolaanj jlingkunganj jdan
sebagainya,yangj jbatasnyaj jbukanj jberdasarkanj jadministrasij jnamun
berdasarkanj jbatasj jekologisj jdanj jseringkalij jlitasj jbatasj jwilayah
administrasi.Sehingaj jpenanganannyaj jmemerlukanj jkerjaj jsamaj jdarij jsuatu
wilayah administrasi yang terkait.

2.4. Wilayah Perencanaan.


j j j j j j j Boudeville(dalam Glasson,1978) mendefinisikan wilayah perencanan
(planningj jregionj jatauj jprogrammingj jregion)sebagaij jwilayahj jyang
memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan
ekonomi.Wilayah perencanaan dapt dilihat sebagai wilayah yang cukup besar
untukj jmemungkinkanj jterjadinyaj jperubahan-perubahanj jpentingj jdalam
penyebaranj jpendudukj jdanj jkesempatanj jkerja,namunj jcukupj jkecilj juntuk
memungkinkanj jpersoalan-persoalanj jperencanaannyaj jdapatj jdipandang
sebagai satu kesatuan.

14
Klassen (dalam Glasson,1978) mempunyai pendapat yang hampir sama
dengan Boudeville,yaitu bahwa wilayah perencanaan harus mempunyai cirri-
ciri:j j(a)cukupj jbesarj juntukj jmengambilj jkeputusan-keputusanj jinvestasiyang
berskala ekonomi,(b) mampu mengubah industrinyaj sendiri dengan tenaga
kerjaj jyangj jada,j j(c)mempunyaij jstrukturj jekonomij jyangj jhomogen,(d)
mempunyaij jsekurang-kurangnyaj jsatuj jtitikj jpertumbuhanj j(growthpoint).(e)
mengunakanj jsuatuj jcaraj jpendekatanj jperencanaanj jpembangunan,(f)
masyrakatj jdalamj jwilayahj jituj jmempunyaij jkesadaranj jbersamaj jterhadap
persoalan-persoalannya.
Salah satu contoh wilayah perencanaan yang sesuai dengan pendapat
Boudeville dan klassen di atas,yang lebih menekankan pada aspek fisik dan
ekonomi,yangj jadaj jdij jIndonesiaj jadalahj jBARELANGj j(pulauj jBatam,j jP
Rempang,Pj jGalang)j jDaerahj jperencanaanj jtersebutj jsudahj jlintasj jbatas
wilayah administrasi.
Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi,namun
ada juga dari aspek ekologis.Misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan
daerahj jaliranj jsugaij j(DAS).Pengelolaanj jdaerahj jaliranj jsungaij jharus
direncanakan dan di kelola mulai dari hulu sampai hilirnya.Contoh wilayah
perencanaanj jdarij jaspekj jekologisj jadalahj jDASj jCimanuk,DASj jBrantas,DAS
Citanduy dan lain sebagainya

Bahan Diskusi
1.jCoba saudara jelaskan konsep region
2. Sebutkan Klasifikasi wilayah menurut jenisnya dan beri contohnya

Baha Bacaan
1.jBudiharsono,j S, jTeknis Analisis Pembangunanj Wilayahj jPesisir Dan
Lautan PT. Pradnya Paramita. Jakarta cetakan tahun 2001
2.jSjafrizal, 1983. Teori Ekonomi Regional konsep dan perkembangan,
EKI. Jakarta.

15
PERTEMUAN KE TIGA
MATERI KE-3
TEORI LOKASI

Tujuan Instruktisional Khusus


1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
teori lokasi.
2. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj j3j jkelompokj jyang
dikategori ke dalam teori lokasi.

Teori Lokasi adalah suatu ilmu yang mengkhususkan analisanya pada


penggunaan konsep space dalam analisa sosial-ekonomi. Teori lokasi seringk
dikatakan sebagai pondasi dan bagian yang tidak terpisahkan dalam analisa
ekonomi regional. Peranan teori lokasi dalam ilmu ekonomi regional sama
halnyaj jdenganj jteorij jmikroj jdanj jmakroj jpadaj janalisaj jtradisional.j jDengan
demikian analisa ekonomi regional tidak dapat dilakukan tanpa peralatan teori
lokasi.
Secara garis besar teori lokasi dapat dikategorikan atas 3 kelompok
utama. j Pertama, Least Cost Theory yang menekankan analisa pada aspek
produksi j dan mengabaikan unsur-unsur pasar j dan permintaan. Pelopor ini
inij jadalahj jAlfredj jWeberj j(1909)j jyangj jberanggapanj jbahwaj jadaj jtigaj jfaktor
utama yang menentukan pemilihan lokasi perusahaan industri yaitu, ongkos
transpor, perbedaan upah buruh dan kekuatan aglomerasi.
Analisa least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara
lainj j:j j(a).j jLokasij jpasarj jdanj jsumberj jbahanj jbakuj jtelahj jtertentu,j j(b).
Sebahagianj jbahanj jbakuj jadalahj jlocalizedj jmaterials,j j(c).j jTidakj jterjadi
perubahan tehnologi (fixed technical coefficients, dan (d). Ongkos transpor
tetapj jsetiapj jkesatuanj jproduksij jdanj jarak.j jWeberj jmenyederhanakan
persoalanj jpemilihanj jlokasij jindustrij jdalamj jbentukj jVarignonj jproblemj jyang
kemudian dikenal dengan nama Weberian Locational Triangle
Weber menyimpulkanj jbahwaj lokasij joptimum darij suatuj jperusahaan
industrij jumumnyaj jterletakj jdimanaj jpermintaanj jterkonsentrasij j(pasar)j jatau
sumber bahanj baku.j Alasanj yangj jdiberikanj adalahj bilaj suatuj perusahaan
industrij memilih lokasij pada salah satuj dari kedua tempat tersebuit, maka
ongkosj jangkutj juntukj jbahanj jbakuj jdanj jhasilj jproduksij jakanj jdapat
diminimumkanj jdanj jkeuntunganj jaglomerasij jyangj jditimbulkanj jdarij jadanya

16
konsentrasij jperusahaanj jpadaj jsuatuj jlokasij jakanj jdapatj jpulaj jdimanfaatkan
semaksimal mungkin.
Dalamj jprosesj jproduksij jberatj jbarangj jberkurangj j(weightj jloosing
process), lokasi optimum akan berada pada sumber bahan baku. Sebaliknya
bilaj jdalamj jprosesj jproduksij jbilaj jdalamj jprosesj jproduksij j jberatj jbarang
bertambahj j(weightj jgainningj jprocess),j jlokasij joptimumj jakanj jberadaj jpada
pasar. Hanya bila industri menggunakan proses footloose, perusahaan akan
dapatj jbebasj jkeduaj jalternatifj jlokasij jtersebut.j j j j jMosesj j(1956)j j jmencoba
menggabungkanj jdenganj jteorij jproduksij jalaj jNeoj jClassic.j jIaj jmenyimpulkan
returnj jtoj jscalej jakanj jmempengaruhij jpemilihanj jlokasi.j jInij jmerupakanj jawal
mempertimbangkan faktor teknologi pada teori lokasi melalui perubahan pada
koeffisien produksi.
Kelompok teori lokasi yang kedua dinamakan Market Area theory yang
dipelopori oleh August Losch (1954), menurut kelompok ini faktor permintaan
lebihj jpentingj jartinyaj j jdalamj jpersoalanj jpemilihanj jlokasi.j jBilaj jpermintaan
terhadapj jsuatuj jbarangj jadalahj jelastisj jterhadapj jharga,j jdiperkirakanj jakan
timbul berbagai pengaruh terhadap pemilihan lokasi perusahaan. Di samping
ituj jadanyaj junsurj jpersainganj jantarj jtempatj j(spatialj jcompetation)j jdiantara
sesama produsen menetukan pula tingkah laku perusahaan dalam memilih
lokasi.
Teori Market Area disusun atas dasar beberapa asumsi utama yaitu :
(a).j jKonsumenj jtersebarj jsecaraj jmerataj jkeseluruhj jtempat,j j(b).j jBentuk
persamaan permintaan dianggap sama, dan (c). Ongkos angkut untuk setiap
kesatuan produksi dan jarak adalah sama.
Berdasarkanj jketigaj jasumsij jini,j jteorij jinij jberkesimpulanj jbahwa
pemilihanj jlokasij jperusahaanj jakanj jlebihj jbanyakj jditentukanj jolehj jbesarnya
ongkos angkut untuk hasil produksi dan tingkat persaingan sesama produsen
di pasar.
Penelitianj jempirisj jpertamaj jtentangj jteorij jareaj jpasarj jdilakukanj joleh
Reillyj j(1929),j jhasilj jpenelitianj jinij jternyataj jsangatj jmemuaskanj jsehingga
penemuanj jyangj jdidapatj jkemudianj jdikenalj jdenganj jhukumj jReillyj jyang
berbunyi: lokasi perusahaan industri cenderung terkonsentrasi pada beberapa
pusatj j jsedangkanj jumlahj jindustrij jyangj jmasukj jkej jkonsentrasij jtersebut
sebanding dengan luas daerah pasar ( diukur dengan jumlah penduduk ) dan

17
berhubunganj jterbalikj jdenganj jarakj jantaraj jpusatj jdenganj jdaerahj jpinggiran
daerah pasar.
Kelompokj jteorij jlokasij jketiga,j jlazimj jdinamakanj jsebagaij jBidj j jRent
Theory j yang dipelopori oleh Von Thunen, menurut kelompok ini pemilihan
lokasij jperusahaanj jindustrij jlebihj jbanyakj jditentukanj jolehj jkemampuan
perusahaan yang bersangkutan untuk membayar sewa tanah. Tentunya teori
inij jlebihj jbanyakj jberlakuj juntukj jpemilihanj jlokasij jpadaj jdaerahj jperkotaan
dimanaj jhargaj jdanj jsewaj jtanahj jsangatj jtinggij jsehinggaj jmerupakanj jbagian
ongkos produksi yang cukup menentukan.
Teorij jBidj jRentj j jdisusunj jatasj jbeberapaj jasumsij jtertentuj jyaituj j:j j(a)
terdapatj jseluasj jtanahj jyangj jdapatj jdimanfaatkanj jdanj jmempunyaij jtingkat
keseburuan yang sama, (b). Ditengah tanah tersebut terdapat sebuah pusat
produksi dan konsumsi yang menggunakan hasil pertanian yang diproduksi
didaerah sekitarnya, (c). Ongkos angkut j sama untuk setiap kesatuan jarak
produksi, (d). Harga barang produksi juga sama untuk setiap jenis produksi.
(e).j jTidakj jterjadij jperubahanj jtehnologij j(j jfixedj jtechnicalj jcoefficient).
Berdasarkanj j jasumsij jtersebut,j jteorij jbidj jrentj jberkesimpulanj jbahwaj jlokasi
perusahaanj jindustrij jakanj jsangatj jditentukanj jolehj jtitkj jkesamaanj jantara
kemampuanj jperusahaanj juntukj jmembayarj jsewaj jtanahj j(bid-rent)j jdan
besarnya sewa tanah yang diinginkan oleh sipemilik tanah (land-rent).
Variabel penentu dalam proses penentuan lokasi industri
1. Limpahan sumber daya ( resources endowment )
Adalah tersedianya sumber daya yang digunakan sebagai faktor
produksi, baik secara kuantitatif maupun secara kwalitatif di suatu
wilayah.
2. Permintaan Pasar
Luas pasar ditentukan, 1. jumlah penduduk, 2. pendapatan perkapita, 3.
distribusi pendapatan.
Pasar mempengaruhi lokasi melalui 3 unsur : ciri-ciri pasar, biaya
distribusi dan harga yang terdapat di pasar yang bersangkutan.
3. Aglomerasi
4. Kebijaksanaan Pemerintah dan Wiraswasta
Kebijaksanaan pemerintah : dorongan, hambatan, larangan
( kebijaksanaan fiskal ).

18
Kebijaksanaan Wiraswasta : Pusat perusahaan, lokasi cabang
- Fungsi unit produksi
- Fungsi unit distribusi
- Fungsi unit Pemasaran.

Diskusi :
1. Sebutkan dan Jelaskan pengertian dari teori lokasi ?
2. Sebutkan dan jelaskan 3 kelompok dari teori lokasi ?
3.jSebutkan jelaskan variabel-variabel penentu lokasi ?

Bahan bacaan :
1. Sjafrizal,j jTeorij jEkonomij jRegional,j jkonsepj jdanj jperkembangan,j jEKI.
Jakarta tahun 1983.
2. D ojodipuro M 1992, Teori Lokasi, LPEM UI Jakarta.
3. Cann, Philip Mc. 2001 Urban And Regional Economics, Oxford Press

19
PERTEMUAN KE EMPAT
MATERI - 4

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL

Tujuan Instruktusional Khusus


1.jAgarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jkonsepj jdarij jteori
pertumbuhan ekonomi regional.
2.jAgarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj j4j jkelompokj jdalam
teori-teori yangj mendukung j teori pertumbuhan ekonomi
regional .
3. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jfaktor-faktorj jyang
mempengaruhi teori pertumbuhan ekonomi regional.

Pertumbuhan Ekonomi Regional


Penekananj jpertumbuhanj jekonomij jregionalj jlebihj jdipusatkanj jpada
pengaruh perbedaan karateristik space terhadap pertumbuhan ekonomi.
Faktor j yangj j menjadi perhatian utama dalam teori pertumbuhan ekonomi
regional
· Keuntungan Lokasi
· Aglomerasi Migrasi
· Arus lalu lintas modal antar wilayah.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Nasional Þ faktor – faktornya :
· Modal
· Lapangan Kerja
· Kemajuan Tehnologi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional dibagi atas 4 kelompok
· Export Base - Models
· Neo Klassik Models
· Cumulative Causation Models
· Core Periphery Models

20
· Export Base Models
Dipelopori oleh Douglas C. NorthKelompok ini berpendapatan bahwa
pertumbuhan ekonomi suatu region akan lebih banyak ditentukan oleh jenis
keuntungan lokasi ( comperative advantage ) dan dapat digunakan oleh
daerah tersebut sebagai kekuatan ekspor.
Keuntunganj jlokasij jumumnyaj jberbedaj jsetiapj jregionj j j j-----------
 j jhalj jini
tergantung pada keadaan geografi daerah setempat.
Exportj j Basej Models -------------- j > berorientasij padaj prinsipj Comperative
advantage dan Comperative Competitive.
· Model Neo Klassik
Penekananj janalisanyaj jpadaj jperalatanj jfungsij jproduksi.j jUnsur-unsur
yang menentukan pertumbuhan ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja
dan tehnologi. Selain itu dibahas secara mendalam perpindahan penduduk
( migrasi ) dan lalu lintas modal terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
Modelj jNeoj jKlassikj j jmengatakanj jbahwaj jterdapatj jhubunganj jantara
tingkat pertumbuhan suatu negara dengan perbedaan kemakmuran daerah
(regional disparity) pada negara yang bersangkutan.
Padaj j jsaatj jprosesj jpembangunanj jbaruj jdimulaij j(NSB)j jtingkatj jperbedaan
kemakmuranj jantarj jwilayahj j jcenderungj jmenjadij jtinggij j j( .Divergence j)
sedangkan bila proses proses pembangunan telah berjalan dalam waktu lama
(j jNegaraj jmajuj j)j jmakaj jperbedaanj jtingkatj jkemakmuranj jantarj jwilayah
cenderung menurun ( Convergence ) Þ Teori Simon Kuznet
Alasan ( pada NSB )
1.jLalu lintas orang dan modal masih belum lancar
2.jBelum lancarnya fasilitas perhubungan dan komunikasi
3.jMasihj jkuatnyaj jtradisij j jyangj jmenghalangij jmobilitasj jpendudukj jyang
mengakibatkan belum lancarnyaj arus perpindahan orang dan modal
antar wilayah.
· Model Cumulative Causation ( Keynes )
Menurut Dixon dan Thirwall ( 1974 ) Setiap negara akan mengalami
j“ Verdoorn Effect “ j --------  jTidak terjadi Convergence dalam perbedaan
tingkat kemakmuran antar wilayah walaupun negar tsb. Tergolong maju..

21
Daerahj jmajuj j jtetapj jberkembangj jsecaraj jpesatj jkarenaj jadanyaj jhubungan
positip antara kemajuan tehnologi dengan tingkat keuntungan perusahaan
(j jusahaj j).j jSedangkanj jdaerahj jyangj jkurangj jberkembangj jakanmj jtetap
berkembangj jsecaraj jlambatj jkarenaj jtingkatj jkeuntunganj jyangj jdiperoleh
usahawan pada daerah ini rendah.
Peningkatan pemerataan pembangunan tidak dapat hanya diserahkan pada
mekanismej jpasar.j jTapij jdapatj jdilakukanj jmelaluij jcampurj jtanganj jaktifj jdari
pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan wilayah.
· Model Core Periphery
Oleh John Friedman Menekankan analisanya pada hubungan yang erat
danj jsalingj jmempengaruhij jantaraj jpembangunanj jkotaj j(j jcorej j)j jdanj jdesa
( periphery).Menurut teori ini gerak langkah pembangunan daerah perkotaan
--- Akanj jlebihj jbanyakj jditentukanj jolehj jkeadaanj jdesaj j–desaj jsekitarnya.
Sebaliknyaj jcorakj jpembangunanj jdaerahj jpedesaanj jsangatj jditentukanj joleh
arahj j jpembangunanj j jdaerahj jperkotaanj j---------j j>j j jAspekj jinteraksij jantar
daerah ( spatial interaction )
Menurut John Friedman
Hubungan Core Periphery dapat terjadi disebabkan karena :
- Perluasan pasar
- Penemuan sumber-sumber baru
- Perbaikan prasarana perhubungan
- Penyebaran tehnologi antar daerah
Bahan Diskusi:
1. Coba saudara jelaskan konsep dari teori pertumbuhan ekonomi regional ?
2. Sebutkan dan jelaskan 4 kelompok dari teori Pertumbuhan Ekonomi
Regional ?
Bahan Bacaan
1. Sjafrizal. 1983, Teori Ekonomi Regional; Konsep dan Perkembangan.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, 1983
2. Tarigan, R , Ekonomi Regional, teori dan aplikasi. Bumi Aksara Jakarta
tahun 2004.
3. Amstrong, H and Taylor, Regional Economic and Policy, Black will
Publishers Third Edition 2000

22
PERKULIAHAN KE LIMA
MATERI KE – 5
ANALISIS PERENCANAAN REGIONAL
EKONOMI BASIS DAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT
Tujuan Instruktisional Khusus
1. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jkonsepj jdarij jteori
ekonomi basis .
2. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jformulasij jdarij jlocation
quotient.
3. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmengaplikasikanj jformulasij jdari
location quotient beserta dengan contoh

TEORI EKONOMI BASIS


Aktifitas dalam perekonomian regional digolongkan dalaam dua sektor yakni :
aktivitas Basis dan Non Basis
Kegitatanj jBasisj jmerupakanj jkegiatanj jyangj jmelakukanj jaktifitasj jyang
berorientasi ekspor j (barang dan jasa ) keluar batas wilayah perekonomian
yang bersangkutan.
Aktifitas Basis jmemiliki peranan penggerak utama (primer mover) dalam
pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayahj semakin
maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis
menimbulkan efek ganda ( multiplier effect ) dalam perekonomian regional.
Kegiatan non Basis adalah kegiatan yang menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat yang berada di dalam batas wilayah perekonomian
yangj bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran adalahj bersifat
lokal
Inti dari Model Ekonomi Basis ( Economic Base Model )

23
Adalah bahwa j arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh
ekspor wilayah tersebut.
Untukj jmenganalisisj jbasisj jekonomij jsuatuj jwilayahj jtehnikj jyangj jdigunakan
adalahj jKuosienj jlokasij j j(Location. .Quotient. .=. .LQ).j LQj jdigunakanj juntuk
mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan
(leadingj jsector).j jIndikatorj jyangj jdigunakanj j:j Kesempatan. .Kerja. .(Tenaga
Kerja) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah
Location Quotient
jYaituj j:j j jusahaj juntukj jmengukurj jkonsentrasij j jdarij jsuatuj jkegiatan
(industri) dalam suatuj daerah denganj caraj membandingkakan peranannya
dalamj jperekonomianj jdaerahj jituj jdenganj jperananj jkegiatanj j jatauj jindustri
sejenis dalam perekonomian regional atau nasional.
LQ j► merupakan rasio antara jumlah tenaga kerja pada sektor tertentu
(Industri) atau PDRB terhadap total tenaga kerja sektor tertentu atau total nilai
PDRB disuatu daerah (kabupaten) dibandingkan dengan rasio tenaga kerja
atau PDRB dan sektor yang sama di Propinsi .
Formula Matematis
LQ = Vi (s) / V (s)
Vi r / Vr
Dimana :
Vi(s) = Jumlah PDRB suatu sektor Kabupaten/Kota
V(s) = Jumlah PDRB total Kabupaten/Kota
Vi r = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat Propinsi
Vr = Jumlah PDRB total tingkat Propinsi

Penggandaan (multiplier effect ) jangka pendek

Penggandaan Basis (M) = Pendapatan Total (Y)


Pendapatan Basis (YB)

M Jangka pendek = 1
_____________
1 - YN
Y

24
M Jangka panjang = 1
______ _____________
1 - YN + YI - MI
YN + YB
Y = M x YB
Dimana
Y = Pendapatan total
YB = Pendapatan basis
Yn = pendapatan non basis
M = penggandaan basis
YI = pendapatan local yang diinvestasikan dalam barang capital
MI = Pengeluaran local untuk import barang-barang investasi

RCA = Revealed Comperative Advantage


RCA j►menunjukkan perbandingan pangsa ekspor suatu komoditi disuatu
daerah terhadap ekspor komoditi ditingkat nasional.
RCA = Ei (s) / E (s)
-------------------
Ei r / Er
Dimana
Ei(s) = ekspor komoditi sektor I di propinsi
E (s ) = Total ekspor propinsi
Ei r = ekspor komoditi sektor I di Indonesia (nasional)
Er = Total ekspor Indonesia (nasional)

Bahan Diskusi
1. Sebutkan dan jelaskan inti dari konsep ekonomi Basis ?
2. Sebutkan dan jelaskan penggunaan dari formula location quotient ?
Buku bacaan
1. Amstrong. H and James Tailor 2000, Regional Economic and Policy,
Black well Publishers Third Edition 2000.
2. Budiharsono,j jS,j jTeknikj jAnalisisj jPembangunanj jWilayahj jPesisirj jdan
Lautan, PT Pradnya Paramita. Tahun 2001

25
PERTEMUAN KE ENAM
MATERI KE – 6
ANALISIS PERENCANAAN REGIONAL
ANALYSIS SHIFT - SHARE
Tujuan Instruktusional Khusus
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan konsep j analysis shift -
share.
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan formulasi dari alat shift-
share.
3. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan dari formulasi Shift-
Share .

► Merupakan tehnik yangj sangat berguna dalam menganalisis perubahan


strukturj jekonomij jdaerahj jdibandingkanj jdenganj jstrukturj jperekonomian
nasional.j jTehnikj jinij jmenggambarkanj jperformancej j(kinerja)j jsectorj j-sektor
disuatu wilayah dibandingkan kinerja perekonomian nasional.
►j jMerupakanj jsuatuj jtehnikj jmembagij jatauj jmenguraikanj jpertumbuhan
ekonomij j jsuatuj jdaerahj jsebagaij jperubahanj jatauj jpeningkatanj jnilaij jsuatu
variable/indicatorj jpertumbuhanj jperekonomianj jsuatuj jwilayahj jdalamj jkurun
waktu tertentu.
Tujuanj janalisisj jadalahj juntukj jmenentukanj jkinerjaj jatauj jproduktifitasj jkerja
perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih
besar ( tingkat regional atau nasional ).
Tiga komponen utama dalam analysis Shift-Share
1. Pangsa Pertumbuhan Nasional ( National Growth Share )
Yaitu : pertumbuhan ( perubahan ) variable ekonomi disuatu wilayah
yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Pangsa pertumbuhan proposional
Yaituj j:j jmenggambarkanj jperubahanj jdalamj jsuatuj jsektorj jlokalj j jyang
diakibatkanj jpertumbuhanj jatauj jkemunduranj jsektorj jyangj j jsamaj jditingkat
nasional.
3. Pangsa Lokal ( pergeseran regional )
Yaituj j:j jpangsaj jdarij jpertumbuhanj jyangj jmenggambarkanj j jtingkat
keunikan ( kekhasan ) tertentu yang dimiliki oleh suatu wilayah ( Lokal ) yang

26
bisaj jmenyebabkanj jvariablej jekonomij j j jwilayahj j jdarij jsuatuj jkelompok
industri/sektor.
Wilayah yang dibahas dalam analysis Shift Share Analysis
1. Differential Shift ( wilayah studi )
adalah Melihat perubahan pertumbuhan dari suatu
kegiatan/sector/industri i di wilayah studi terhadap kegiatan/sector/industri i
tersebut diwilayah referensi
2. Proportionality shift ( wilayah refrensi )
Melihat perubahan pertumbuhan suatu suatu sector/industri/kegiatan i
diwilayah refrensi terhadap keseluruhan (total) kegiatan /sector/industri yang
ada diwilayah referensi
Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) --------- > Shift share
Merupakanj jalatj juntukj jmelihatj jdeskripsij jkegiatanj jekonomij jyangj jpotensial
dengan formula :
a.jRasio Pertumbuhan Wilayah Studi ( RPs )
b.jRasio Pertumbuhan Wilayah Refrensi ( RPr )
a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs)
RPs = D Eij / E ij(t)
-------------------
DE ir / Eir (t)

D Eij = perubahan PDRB sektor I di wilayah studi


E ij(t) = PDRB sektor I pada awal periode penelitian wilayah
studi
DE ir = perubahan PDRB sektor I diwilayah refrensi
Eir (t) = PDRB awal periode penelitian wilayah refrensi

RPs j adalah : perbandingan antara laju pertumbuhan pendapatan / Tenaga


kerja kegiatan i wilayah studi dengan laju pertumbuhan pendapatan / Tenaga
kerja kegiatan i diwilayah refrensi.

27
b. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr)
RPr = D Eir / Eir (t)
-----------------------
DE r / E r (t)

D Eir = Perubahan PDRB kegiatan i diwilayah refrensi


Eir (t) = PDRB disektor i pada awal periode penelitian
DE r = Perubahan PDRB di wilayah refrensi
E r (t) = PDRB pada awal penelitian wilayah refrensi
RPr j jadalahj : perbandinganj antaraj lajuj petumbuhanj pendapatanj / tenaga
kerjaj jkegiatanj jij jdiwilayahj jrefrensij denganj jlajuj pertumbuhanj jtotalj jkegiatan
(PDRB)/ total tenaga kerja wilayah refrensi.
Keterangan
Jika nilai RPr > 1 Þ Positip ( + )
Nilai RPr < 1 Þ negatif ( - )
RPr positip artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu
dalamj jwilayahj jrefrensij jlebihj jtinggij jdarij jpertumbuhanj jPDRBj jtotalj jwilayah
refrensi
RPr Negatif artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu
dalamj jwilayahj jrefrensij jlebihj jkecilj jdarij jpertumbuhanj jPDRBj jtotalj jwilayah
refrensi.

Jika nilai RPs > 1 Þ positip ( + )


RPs < 1 Þ negatif ( - )

RPs positip j artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat


wilayahj jstudij jlebihj jtinggij jdibandingkanj jdenganj jpertumbuhanj jsektorj jpada
wilayah refrensi.

RPsj jNegatifj jartinyaj jpertumbuhanj jsuatuj jsektorj jpadaj jtingkatj jwilayahj jstudi
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor tersebut pada wilayah
refrensi.

28
Darij jkombinasij jkeduaj jperbandinganj jtersebutj jdapatj jdiperolehj jdeskripsi
kegiatan ekonomi yang potensial pada wilayah studi
a. Nilai RPr positip ( + ) dan nilai RPs (+ ) berarti pertumbuhan sektor tsb
menonjol pada wilayah refrensi maupun wilayah studi disebut Dominan
Pertumbuhan.
b. Nilai RPr positp (+) dan nilai RPs negatif (-)
artinya sektor tersebut mempunyai pertumbuhan menonjol pada wilayah
refrensi tetapi belum menonjol pada wilayah studi.
c. Nilai RPr negati (-) dan nilai RPs positip (+)
artinya pertumbuhan sektor tsb tidak menonjol diwilyah refrensi tetapi
pada wilayah studi pertumbuhan sektor tsb menonjol.
d. Nilai RPr negatif (-) dan nilai RPs negatif (-)
berarti pertumbuhan sector tsb adalah rendah baik diwilayah refrensi
maupun wilayah studi.

Analisis Overlay
Untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial berdasarkan
kriteria pertumbuhan dan kriteria keunggulan komperative.
Analysis Overlay ada 4 kemungkinan

a. RPs (+) dan LQ (+) menunjukkan suatu kegiatan yang sangat dominan
baik dari pertumbuhan maupun keunggulan komperative.
b. RPs (+) dan LQ (-) menunjukkan suatu kegiatan yang pertumbuhannya
dominan tetapi tidak mempunyai keunggulan komperative.
c. RPs (-) dan LQ (+) menunjukkan suatu kegiatan yang pertumbuhannya.
kecil tetapi mempunyai keunggulan komperative
d. RPs (-) dan LQ (-) menunjukkan bahwa suatu kegiatan yang tidak
potensial baik dilihat dari pertumbuhan maupun kriteria keunggulan
komperative.

29
Bahan Diskusi
1. Coba Saudara jelaskan konsep dari analisis Shift-Share
2. Sebutkan dan jelaskan penggunaan formulasi analisis Shift-Share

Bahan Bacaan
1. Budiharsono, S, 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan
Lautan, PT Pradnya Paramita. Tahun 2001.
2. Tarigan, R. 2004 ,Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi, Bumi Aksara
Jakarta Tahun 2004

30
PERTEMUAN KE 7
MATERI KE- 7
TEORI PUSAT PERTUMBUHAN
( GROWTH POLE = GROWTH CENTRE )

Tujuan Instruktisional Khusus


1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) dari
teori pusat pertumbuhan.
2. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jempatj jcirij jdarij jPusat
Pertumbuhanekonomi wilayah.
3. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmemberikanj jcontohj jwilayahj jyang
merupakan pusat pertumbuhan..

Teori Pusat Pertumbuhan ( Growth Pole ) dipelopori oleh Francois Perroux


Ahli Ekonomi Regional berkebangsaan Perancis.
“ Ia menyatakan bahwa pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi
disegala tata-ruang, akan tetapi hanya terbatas pada beberapa tempat
tertentu dengan variable–variabel yang berbeda intensitasnya.
“ Salah satu cara untuk menggalakkan kegiatan pembangunan dari suatu
daerah tertentu melalui pemanfaatan “ Aglomeration economies “ sebagai
faktor pendorong utama.
“ Pusat Pertumbuhan merupakan teori yang menjadi dasar dari strategi
kebijaksanaan pembangunan wilayah melalui industri daerah

Tata ruang : sebagai suatu arena (medan) kekuatan didalamnya terdapat


kutub-kutub atau pusat-pusat. Setiap kutub mempunyai kekuatan pancaran
pengembangan keluar dan kekuatan tarikan kedalam.

Growth Pole dapat diartikan dengan 2 cara


1. Secara Fungsional
Adalah : suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri
yang sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu
menstimulasi kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah
belakangnya).

31
2. Secara Geografis
Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga
menjadi pusat daya tarik ( pole of attraction ) yaang menyebabkan berbegai
macam usaha tertarik untuk berlokasi disitu dan masyarakat senang datang
memanfaatkan fasilitas yang ada dikota.
Inti teori Perroux
1.j jDalamj jprosesj jpembangunanj jakanj jtimbulj jindustrij junggulanj jyang
merupakanj jindustrij jpenggerakj jutamaj jdalamj jpembangunanj jsuatuj jdaerah.
Keterkaitan industri sangat erat , maka perkembangan indsutri unggulan akan
mempengaruhij jperkembanganj jindustrij jlainj jyangj jberhubunganj jdengan
industri unggulan.
2.j jPemusatanj jindustrij jpadaj jsatuj jdaerahj jakanj jmempercepatj jpertumbuhan
perekonomian karena akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar
daerah.
3. Perekonomian merupakan gabungan dari system industri yang relative aktif
( unggulan ) dengan industri yang relative pasip atau industri yang tergantung
industri unggulan.

Teori Perroux ======= > Berlandaskan pada Teori Shcumpeter


Peran “ Inovasi ( Kewiraswastaan )
Teori Perroux j -------- > j berdasarkan j pada teori inovasij dan perusahaan
berskalaj jbesar.j jEkspansij jregionalj jadalahj jinteraksij jantaraj jindustri-industri
pendorong yang merupakan pusat nadi dari kutub pertumbuhan.

Industrinya mempunyai ciri-ciri :


- Tingkat konsentrasi tinggi
- Pengaruh multiplier (percepatan) dan pengaruh polarisasi lokal sangat
besar
- Tingkat tehnologi maju dan keahlian managerial modern.
- Keahlian managerial modern
- Prasarana sudah sangat berkembang

32
Konsep Dasar Ekonomi dari pada kutub pertumbuhan
1.jKonsep Industri Utama dan industri pendorong
2.jKonsepj jPolarisasi,j jpertumbuhanj jdarij jpadaj jindustrij jutamaj jdan
perusahaanj jpendorongj j jakanj jmenimbulkanj jpolarisasij junit-unit
ekonomi lain ke kutub pertumbuhan.
3.jTerjadinya Aglomerasi
Yang ditandai :
· Scale Economies
· Localization Economies
· Urbanization Economies
Scale Economies
Keuntunganj j jyangj jtimbulj jbilaj jkegiatanj jekonomij jdilakukanj jdenganj jskala
besar.
biaya produksi rata-rata rendah, spesialisasi dan efisiensi

Localization Economies
Kekuatanj jpusatj jpengembanganj j jakanj jterletak jpadaj keterkaitanj jyangj erat
antara beberapa kegiatan produksi yang berada dalam pusat tsb. Kekuatan
itu timbul karena kegiatan produksi saling berkaitan dan terkonsentrasi pada
pada suatu tempat , maka ongkos angkut bahan baku dan barang jadi akan
berkurang. Produksi akan lebih besar karena persediaan bahan baku, tenaga
terampil dan pasar terjamin.

Urbanization Economies
Seringkalij jpusatj jpertumbuhanj j jdiletakkanj jdij jdaerahj jperkotaanj jdimana
tersediaj jberbagaij jfasilitasj jsocial,j jsaranaj jindustrij jyangj jdapatj jdigunakan
secara bersama dengan ongkos relative murah.

Kunci : Penurunan ongkos produksi karena merupakan kekuatan utama pusat


pengembangan dalam memancing industri untuk datang dan memilih lokasi
pada pusat tersebut.

33
Pusat pertumbuhan / pengembangan
1. Perlu j j dirumuskan dengan tegas kegiatan-kegiatan produksi apa j j yang
harus diprioritaskan j untuk masing-masing pusat pengembangan j sehingga
tingkat saling keterkaitan menjadi sangat tinggi.

2.j jPenentuanj jenisj jkegiatanj jyangj jakanj jdiprioritaskanj jpadaj jsetiapj jpusat
pengembangan tsb. Harus dilakukan dengan memperhatikan potensi j j dari
masing-masing wilayah pembangunan.

3.j jPusatj jpengembanganj jbertempatj jdij jdaerahj jperkotaan,j jmakaj jkegiatan


yangj jharusj jdiprioritaskanj jadalahj jberupaj jkegiatanj jindustri,j jasaj jdan
perdagangan.

Industri yang diprioritaskan pada pusat pengembangan, diperlukan tiga tahap


analisa :
Pertama,j jmelakukanj jinventarisasij jtentangj jpotensij jpengembangab
yang ada diwilayah ybs. Baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum
digarap. Informasi tentang potensi melalui data produksi ( kontribusi masing-
masing sector terhadap PDRB ).
Kedua, Melihat keterkaitan dari setiap kegiatan produksi tsb. Dengan
kegiatan lainnya. Dengan menggunakan table input-output Melalui informasi
ini diketahui Industri Hulu dan Industri hilir, juga tergantung dengan orientasi
lokasi ( Locational Orientation ). Dari masing-masing industri.
Ketiga j: Meneliti orientasi lokasi dari masing-masing potensi industri
tersebut dengan menggunakan peralatan analisa “Weber”
Selanjutnyaj jmenentukanj jpembangunanj jfasilitasj jekonomij jyang
dibutuhkanj jsetiapj jpusatj jpengembangan.j jSehinggaj jdapatj jtumbuhj jdan
berfungsi sebagai “ Motor Penggerak “ pembangunan untuk masingmasing
wilayah.
Pembahasan berikutnya penelitian tentang
1.jPotensi lokasi dari masing-masing wilayah.
2.jPosisi keuntungan lokasi

34
3.jfasilitasj jindustrij jyangj jdimilikij jmasing-masingj jpusat
pengembangan.
Daya tarik suatu daerah untuk menjadi pusat pertumbuhan :
1.jKeadaan prasarana
2.jKeadaan pasar
Industri degan keadaan pasar
1.jIndustri j yang didasarkan pada ketersediaan j bahan baku (resources
based industry ) contoh : bahan pertanian dan bahan makanan
2.jIndustri dekat pasar (market oriented industry)
Contoh : industri bahan makanan tidak tahan lama, industri jasa
3.jIndustri yang letaknya netral ( Footloose)
Contohj j:j j jindustrij jpengolahanj jkarenaj jtidakj jtergantungj jdarij jsumber
bahan baku tetapi ketersediaan prasarana dan fasilitas.

Pusat Pertumbuhan Memiliki Empat Ciri


1.Adanya hubungan internal dari berbagai macam kegiatan
Hubunganj jinternalj jsangatj jmenentukanj jdinamikaj jsebuahj jkota.j jAda
keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lain sehingga apabila ada satu
sektor yang tumbuh akan mendorong pertumbuhan sektor lain karena saling
terkait.j jKihidupanj jkotaj jmenjadij jsatuj jiramaj jdenganj jberbagaij jkomponen
kehidupan kota dan menciptakan sinergi untuk saling mendukung terciptanya
pertumbuhan.
2. Ada efek penggandaan ( multiplier Effect )
Keberadaan sektor-sektor yangj saling terkait dan saling mendukung
akan menciptakan efek penggandaan. Permintaan ------- > akan menciptakan
Produksi baik sektor tsb. Maupun sektor yang terkait akhirnyaj akan terjadi
akumulasij jmodal.j jUnsusrj jefekj jpenggandaanj jsangatj jberperanj jdalam
membuat kota mampu memacu pertumbuhan belakangnya.
3. Adanya konsentrasi geografis
Konsentrasi geografis dari berbagai sektor j atau fasilitas, selain bisa
menciptakan efisiensi diantara sektor-sektor yang salng membutuhkan, juga
meningkatkan daya tarik ( attractiveness ) dari kota tsb.
4. Bersifat mendorong daerah belakangnya.

35
Hal ini antara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang
harmonis.j jKotaj jmembutuhkanj jbahanj jbakuj jdarij jwilayahj jbelakangnyaj jdan
menyediakanj jberbagaij jkebuthanj jwilayahj jbelakangnyaj juntukj jdapat
mengembangkan dirinya.
Agglomerationj jEconomies jadalah:j jpemusatanj jproduksij jdij jlokasij jtertentu,
pemusatanj jproduksij jinij jdapatj jterjadij jdalamj jsatuj jperusahaanj jatauj jdalam
berbagaij jperusahaanj jdij jsatuj jtempatj jakanj jmenimbulkanj jpenghematan
ekstern.
3 Jenis aglomeration economies :
Scale Economies ( Internal Returns to Scale )
Keuntunganj j jyangj jtimbulj jbilaj jkegiatanj jekonomij jdilakukanj jdenganj jskala
besar.biaya produksi rata-rata rendah, spesialisasi dan efisiensi
Localization Economies
Kekuatanj jpusatj jpengembanganj j jakanj jterletak jpadaj keterkaitanj jyangj erat
antara beberapa kegiatan produksi yang berada dalam pusat tsb. Kekuatan
itu timbul karena kegiatan produksi saling berkaitan dan terkonsentrasi pada
pada suatu tempat , maka ongkos angkut bahan baku dan barang jadi akan
berkurang. Produksi akan lebih besar karena persediaan bahan baku, tenaga
terampil dan pasar terjamin.
Urbanization Economies
Seringkalij jpusatj jpertumbuhanj j jdiletakkanj jdij jdaerahj jperkotaanj jdimana
tersediaj jberbagaij jfasilitasj jsocial,j jsaranaj jindustrij jyangj jdapatj jdigunakan
secara bersama dengan ongkos relative murah.

Cluster (Pengelompokan Industri)


Merupakan jaringan dari perusahaan, pelanggan dan pemasok saling
terkait, termasuk material dan komponen, peralatan, training, keuangan dll.
Menurut Poter kekuatan suatu cluster tergantung dari empat hal yang saling
terkait :
1.jFirm strategy, struckter and rivalry
2.jDemand condition
3.jRelated and asupporting industries
4. Factor conditions

36
Bahan Diskusi
1. Sebutkan dan jelaskan konsep dari Teori Pusat Pertumbuhan ?
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri dari pusat pertumbuhan ?
3. Jelaskan pengertian Agglomeration, dan efisiensi apa yang terjadi akibat
terjadinya agglomeration ?

Bahan Bacaan

1. Sjafrizal 1983, Teori Ekonomi Regional; Konsep Dan Perkembangan,


Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Indonesia, 1983.
2. Amstrong, H and Taylor, Regional Economic and Policy, Black will
Publishers Third Edition 2000

37
PERTEMUAN KE DELAPAN
MATERI KE- 8

UJIAN MID SEMESTER

38
PERTEMUAN KE SEMBILAN
MATERI KE - 9
PENDAPATAN REGIONAL
Tujuan Instruktisional Khusus
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep) dan
dari pendapatan regional.
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan masing-masing 3
pendekatan dari pendapatan regional.
3. Agar mahasiswa dapat menghitung pendapatan regional dari
ketiga pendekatan tersebut.

KONSEP DAN DEFINISI


1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) Atas Dasar Harga Pasar
Adalahj jumlahj jnilaij jtambahj j(j jgrossj jvaluej jaddedj j)j jyangj jtimbulj jdari
seluruh sektor perekonomian di wilayah itu.
Nilai tambah bruto adalah : nilai produksi (output ) dikurangi biaya antara
( intermediate cost ). Biaya antara adalah : biaya pembelian/biaya perolehan
darij jsektorj jlainj jyangj jtelahj jdihitungj jsebagaij jproduksij jdarij jsektorj jlainj jatau
berasal dari impor.
Nilai tambah bruto j : mencakup komponen pendapatan ( upah, gaji, bunga,
sewa, tanah dan keuntungan ) penyusutan, pajak tidak langsung netto.

2. Produk Domestik Regional Neto (PDRN ) atas Dasar Harga Pasar.


Adalah : produk domestik regional bruto atas harga pasar dikurangi
penyusutan.
Penyusutan adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang
modalj j(j jmesin-mesin,j jperalatan,j jkendaraanj jdll.)j j jkarenaj jterpakaij jdalam
proses produksi atau karena faktor waktu.

3. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor.


Adalah : PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung
neto.j jPajakj jtidakj jlangsungj jmeliputij jpajakj jpenjualanj j,beaj jekspor,j jbea

39
cukaidanj jpajakj jperseroan.j jPajakj jtidakj jlangsungj jnetoj jadalahj jpajakj jtidak
langsung dikurangi subsidi.

4. Pendapatan Regional.
Adalahj jprodukj jdomestikj jregionalj jatasj jhargaj jdasarj jbiayaj jfaktor
dikurangij jaliranj jdanaj jyangj jmengalirj jkeluarj jditambahj jaliranj jdanaj jyang
mengalir masuk.
· jPendapatanj jRegionalj jatasj jhargaj jberlakuj jadalahj j:j jpendapatanj jregional
yang didalamnya masih ada unsur inflasi.
· jPendapatanj jRegionalj jatasj jhargaj jkonstanj jadalahj j:j jpendapatanj jregional
dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan.
· jHarga konstan j adalah harga produk didasarkan atas harga pada tahun
tertentu.j jTahunj jyangj jdijadikanj jpatokanj jhargaj j jdisebutj jtahundasarj juntuk
penentuan harga konstan.
CONTOH PERHITUNGAN NILAI KONSTAN
Misalnya disuatu propinsi hanya ada 3 sektor yaitu 2 sektor produksi
dan 1j sektor jasa. Nilaij tambah masing-masingj sektor dalamj jkurunj waktu
berselang waktu 5 tahun adalah sbb.
Kondisi Tahun 1995
Sektor Jumlah produksi Harga Jual Total Nilai
( unit ) Per Unit (Rp) Produksi (Rp)
Produksi 1 1.000,00 500,00 500.000,00
Produksi 2 2.000,00 800,00 1. 600.000,00
Jasa 900.000,00
Jumlah 3. 000.000,00

Kondisi Tahun 2000


Sektor Jumlah produksi Harga Jual Total Nilai
( unit ) Per Unit (Rp) Produksi (Rp)
Produksi 1 1.100,00 600,00 660.000,00
Produksi 2 2.300,00 1.000,00 2.300.000,00
Jasa 1.200.000,00
Jumlah 4.1600.000,00

Nilai Produksi Tahun 2000 Dalam Harga Konstan 1995

Sektor Jumlah produksi Harga Jual Total Nilai


( unit ) Per Unit (Rp) Produksi (Rp)
Produksi 1 1.100,00 500,00 550.000,00

40
Produksi 2 2.300,00 800,00 1. 840.000,00
Jasa 968.919,00
Jumlah 3. 358.919,00

Dalam harga konstan maka besarnya kenaikan pendapatan regional dalam


kurun waktu 5 tahun adalah 11,96% .
Totalj jpendapatanj jtahunj j2000j jdenganj jmenggunakanj jhargaj jkonstanj jtahun
1995 dibagi dengan total pendapatan tahun 1995
= j 3.358.919 : 3.000.000 j = j 11,96 % j Sedangkan indeks tahun 1995 j = 1
akibatnya terjadi kenaikan indeks 0,1196.
Indeks inflasi
Mula-mulaj dihitungj jnilaij jproduksij jtahunj 2000j jdenganj hargaj jtahunj berlaku
(2000) yaitu ( 1.100 x 600 ) + ( 2.300 x 1000 ) = 2.960.000
Nilai produksi tahun 2000 dengan harga konstan ( 1995 ) ( 1.100 x 500 ) +
(2.300 x 800 ) = 2.390.000 Maka inflasi 2.960.000 : 2.390.000 = 1.2385
Hal ini berarti tingkat inflasi selama 5 tahun adalah 23,85%.
Nilai konstan sektor jasa adalah nilai harga berlaku tahun 2000 dibagi indeks
inflasi yaitu 1.200.000 : 1.2385 = 968.919

METODA PERHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL


Metoda perhitungan pendapatan regional dibagi dalam 2 metoda
1.jMetodaj jlangsungj jadalahj jperhitunganj jdenganj jmenggunakanj jdata
daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali
dari sumber data yang ada didaerah itu sendiri.
2.jMetoda tak langsung dengan menggunakan data dari sumber nasional
yang dialokasikan ke masing-masing daerah. Atau perhitungan dengan
mengalokasikanj jpendapatanj jnasionalj jmenjadij jpendapatanj jregional
denganj jmemakaij jberbagaij jindikatorj jantaraj jlainj jumlahj jproduksi,
umlah penduduk, luas areal (sebagai alokator ).
Metoda ini terpaksa digunakan karena adanya kegiatan usaha yang lokasinya
adaj jdibeberapaj jwilayah,j jsedangkanj jpencatatanj jyangj jlengkapj jhanya
dilakukanj jdij jkantorj jpusat.j jMisalnyaj jlabaj jperusahaanj jtidakj jtercatatj jpada
masing-masing wilayah melainkan tercatat di kantor pusat.
1. Metoda Langsung

41
Pendekatan dalam menghitung Pendapatan regional
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pendapatan
3. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan Produksi ( Production Approach )
Adalah : menjumlahkan nilai tambah produksi barang- barang dan jasa
yangj dihasilkan dalam wilayahj suatu negara, selama satu periode tertentu
baik oleh kegiatan penduduk atau perusahaan nasional maupun asing.

PDB = VAsp + VAss + VAst


VAs = OPs - IPs
Keterangan
VAs = Tambahan Nilai masing-masing sektor
OPs = Keluaran sektor
IPs = Masukan sektor
VAsp = Tambahan Nilai sektor Primer yang terdiri dari
Pertanian + Pertambangan
VAss = Tambahan nilai sektor sekunder yang terdiri dari Industri +
Bangunan + listrik, Gas dan Air minum
VAst = Tambahan nilai sektor Tersier yang terdiri dari
Perdagangan + Perbankan + Pemerintahan + jasa lainnya.

Pendekatan Pendapatan ( Income Approach )


Adalahj jsemuaj jbalasj jasaj jyangj jditerimaj jolehj jfaktor-faktorj jproduksi
(endowment) : tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian dalam bentuk upah
dan gaji, sewa tanah, bunga dan laba.
Pendekatan Pengeluaran (Consumption Approach )
Adalah : menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa
yangj j jdiproduksij jdij jdalamj jnegeri.j jDilihatj jdarij jpenggunaanj jmakaj jtotal
penyediaan / produksi barang dan jasa itu digunakan untuk :
1.jKonsumsi rumah tangga
2.jKonsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
3.jKonsumsi ppemerintah
4.jPembentukan modal tetap bruto ( investasi )

42
5.jEkspor netto.

Dapat digambarkan dengan persamaan :

PDB = C + I + G + (X – M)
C = cY
I = -ir + I a
G = Ga
X = Xa
M = mY + Ma
Keterangan :
C = Konsumsi rumah tangga konsumen
I = Investasi ( pembentukan modal )
G = Konsumsi dari pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
C + I + G = Agregate Expenditure/permintaan domestik

CARA – CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


GNP = GDP + F
NNP = GNP - D
NI = NNO - Nit
GDP = NI + Nit + D - F
NI = GDP + F - D Nit
Keterangan
GNP = Pendapatan Nasional Bruto = PNB
GDP = Produk Domestik Bruto = PDB
NNP = Produk Nasional Neto
F = Pendapatan neto terhadap luar negeri atas faktor produksi, yaitu
Selisih antara pendapatan orang-orang Indonesia yang bekerja di
Luar Negeri dan orang-orang asing yang bekerja di Indonesia.
Bagi NSB biasanya F menunjukkan angka negatif.

43
D = Penyusutan
Nit = Pajak tak langsung neto yaitu selisih antara pajak tak langsung
dengan subsidi.
NI = Pendapatan Nasional = Y

PI = NI - ( Eni + Bt )
DI = PI -Pt +Tr =C + S
NI = DI - Tr + Pt + (Enr + Bt )
DI = NI - (Enr + Bt) + Tr - Pt
Keterangan :
PI = Pendapatan Personal
DI = Pendapatan yang siap = Yd
Bt = Pajak atas laba usaha ( pajak perusahaan )
Enr = Bagian laba usaha yang tetap di tahan di perusahaan atau laba
Di tahan.
Pt = Pajak langsung rumah tangga konsumen
T = Transfer, misal pensiun.

PENGGUNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA


TAHUN 1993 (Milyar Rp. Atas dasar harga berlaku)

Produk Domestik Bruto ( GDP ) 71.214,7


Ditambah : Pendapatan neto terhadap
Luar negeri atas faktor produksi
(F) 3.035,9 (-)
_______
Pendapatan Nasional Bruto (GNP) 68.178,8
Dikurangi penyusutan (D) 4.629,0
__________
Produk Nasional Neto ( NNP ) 63.549,8
Dikurang : Pajak tak langsung neto (Nit) 2.280,6
__________
Pendapatan Nasional ( NI = Y ) 61.269,2

44
PENGGUNAAN PENDAPATAN NASIONAL 1993
(Dalam Milyar Rp. Atas harga berlaku )
Pendapatan Nasional ( Y ) 61.269,2
Dikurangi : Laba ditahan 1.339,5
Pajak perusahaan 5.697,2 +
________
7.036,7
__ ____
Pendapatan personal (PI ) 54.232,5
Dikurangi : Pajak langsung konsumen
Dan transfer/iuran 5697,2
Ditambah : Transfer ( pensiun ) 2.848,6 -
________
2.848,6
________
Pendapatan Disposible ( Yd ) 51.383,9

Bahan Diskusi
1.jSebutkan dan jelaskan konsep dari Pendapatan Regional
2.jSebutkan dan jelaskan j 3 pendekatan cara menghitung Pendapatan
Regional ?
3.jCoba saudara beri contoh cara menghitung Pendapatan Regional ?.

Bahan Bacaan
1. Tarigan, R. Ekonomi Regional, teori dan aplikasi. Sinar Grafika Offset.
Tahun 2004.

45
PERTEMUAN KE SEPULUH
MATERI KE- 10
DISPARITAS REGIONAL

Tujuan Instruktisional Khusus


1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
Ketimpangan (disparitas) regional
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab
ketimpangan (disparitas) regional.
3. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jformulasij jyang
digunakanj juntukj jmenghitungj jdisparitasj jregionalj jdengan
beberapa pendekatan.

Indikator yang digunakan untuk menganalisis Development Gap antar


wilayah, diantaranya j : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Konsumsi
Rumahj jTanggaj jPerkapita,j jKontribusij jSektoralj jterhadapj jPDRB,j jTngkat
Kemiskinan dan Struktur Fiskal.

Faktor-faktor Penyebab Ketimpangan Pembangunan Ekonomi


1.jKonsentrasi Kegiatan Ekonomi wilayah
2.jAlokasi Investasi
3.jTingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antar daerah
4.jPerbedaan Sumber Daya Alam antar wilayah
5.jPerbedaan Kondisi demografis antar wilayah
6.jKurang Lancarnya Perdagangan antar wilayah.

1. Konsentrasi Kegiatan Ekonomi Wilayah


Konsentrasij jkegiatanj jekonomij jyangj jtinggij jdij jdaerahj jtertentu
merupakanj jsalahj jsatuj jfaktorj jyangj jmenyebabkanj jterjadinyaj jketimpangan
pembangunan antar daerah.
Ekonomij jdarij jdaerahj jdenganj jkonsentrasij jtinggij jcenderungj jtumbuhj jpesat
dibandingkan, sedangkan daerah yang tingkat konsentrasi ekonomi rendah

46
cenderungj jmempunyaij jtingkatj jpembangunanj jdanj jpertumbuhanj jekonomi
yang lebih rendah.

Seperti j ketimpangan pembangunan sektor industri manufaktur atau tingkat


industrialisasij jantarj jpropinsij j(wilayah)j jsebagaij jsalahj jsatuj jfaktorj jpenyebab
terjadinya ketimpangan ekonomi antar wilayah.

Industri manufaktur merupakan sektor ekonomi yang secara potensial


sangatj jproduktifj jdilihatj jdarij jsumbanganj jterhadapj jpembentukanj jPDBj jatau
PDRB. Contohnya j industri manufaktur Jawa dan luar Jawa. Karena di luar
Jawa terdapat keterbatasan :
- Pasar lokal kecil
- Infrastruktur terbatas
- Kurang Sumber Daya Manusia

2. Alokasi Investasi
Berdasarkanj jteorij jPertumbuhanj jEkonomij jdarij jHarrodj jDomar
menerangkan bahwa adanya korelasi positip antara tingkat investasi dan laju
pertumbuhan ekonomi. Artinya rendahnya investasi disuatu wilayah membuat
pertumbuhanj jekonomij jdanj jtingkatj jpendapatanj jmasyarakatj jperj jkapitaj jdi
wilayah tersebut rendah karena tidak ada kegiatan kegiatan ekonomi yang
produktif.
3. Tingkat Mobilitas Faktor Produksi Yang Rendah Antar Wilayah
Kurang lancarnya mobilitas faktor produksi j seperti tenaga kerja dan
kapital antar propinsi merupakan penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi
regional. Hubungan antara faktor produksi dan kesenjangan pembangunan
atauj jpertumbuhanj j jantarj jpropinsij jdapatj jdelaskanj jdenganj jpendekatan
mekanisme pasar.Perbedaan laju pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan
perbedaanj jpendapatanj jperkapitaj j jantarj jwilayahj jdenganj jasumsij jbahwa
mekanisme pasar output atau input bebas. ( tanpa distorsi atau rekayasa ).
Menurut teori Arthur Lewis “ Unlimited Supply OF Labour “

47
Jikaj jperpindahanj jfaktorj jproduksij jantarj jdaerahj jtidakj jadaj jhambatan,j jmaka
padaj jakhirnyaj jpembangunanj jekonomij jyangj joptimalj jantarj jdaerahj jakan
tercapai dan semua daerah akan lebih baik (Pareto Optimum atau better off )
Mobilitas tenaga kerja j cenderung j bergerak dari daerah yang tingkat
upahnya rendah ke daerah yang tingkat upahnya lebih tinggi. Dengan asumsi
ada lowongan kerja. Begitu juga dengan kapital j yang cenderung berpindah
dari daerah yang tingkat kapital rendah ke daerah yang kapitalnya tinggi.

4 Perbedaan Sumber Daya Alam ( SDA ) Antar Wilayah


Menurut Kaum Klassik j Pembangunan ekonomi di daerah yang kaya
SDAj jakanj jlebihj jmajuj jdanj jmasyarakatnyaj jlebihj jmakmurj jdibandingkanj jdi
daerah yang miskin SDA. Dalam arti SDA dilihat sebagai modal awal untuk
pembangunanj jyangj jselanjutnyaj jharusj jdikembangkanj jselainj jituj jdiperlukan
fakor-faktorj jlainj jyangj jsangatj jpentingj jyaituj jtehnologij jdanj jSDM.j Semakin
pentingnya penguasaan tehnologi dan peningkatan SDM, faktor endowment
lambat laun akan tidak relevan.

5. Perbedaan Kondisi Domografi antar wilayah


Ketimpangan j Ekonomi Regional di Indonesia juga disebabkan oleh
perbedaan kondisi geografis antar wilayah. Terutama dalam hal jumlah dan
pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan,
disiplinj jmasyarakatj jdanj jetosj jkerja.j jDilihatj jdarij jsisij jpermintaan,j jumlah
pendudukj jyangj jbesarj jmerupakanj jpotensij jbesarj jbagij jpertumbuhanj jpasar,
yang berarti faktor pendorong bagi pertuimbuhan kegiatan ekonomi.. Dari sisi
penawaranj jumlah populasi yangj besar dengan pendidikan dan kesehatan
yang baik, disiplin yang tinggi, etos kerja tinggi merupakan aset penting bagi
produksi.
6. Kurang Lancarnya Perdagangan antar Wilayah
Kurang lancarnya perdagangan antar daerah (intra-trade) merupakan
unsur menciptakan ketimpangan ekonomi regional.
Tidakj jlancarnyaj jIntra-tradej jdisebabkanj j:j jKeterbatasanj jtransportasij jdan
komunikasi.j jTidakj jlancarnyaj jarusj jbarangj jdanj jasaj jantarj jdaerah
mempengaruhij jpembangunanj jdanj jpertumbuhanj jekonomij jsuatuj jwilayah
melalui sisi permintaan dan sisi penawaran.

48
Sisij jpermintaanj j:j jkelangkaanj jakanj jbarangj jdanj jasaj juntukj jkonsumen
mempengaruhij jpermintaanj jpasarj jterhadapj jkegiatanj jekonomij jlokalj jyang
sifatnya komplementer dengan barang jasa tersebut.

Sisi penawaran, sulitnya mendapat barang modal, input antara, bahan baku
atau material lain yang dapat menyebabkan kegiatan ekonomi suatu wilayah
akan lumpuh dan tidak beroperasi optimal.

DISPARITAS REGIONAL
Alat yang digunakan untuk mengukur kesenjangan pembangunan
( pendapatan ) :
1.jGini Ratio
2.jKurva Lorenz
3.jKriteria Bank Dunia
4.jIndeks Williamson
5.jIndeks Entrophy Theil

1. Gini Ratio
Ginij jRatioj jadalahj jalatj jyangj jdigunakanj juntukj jmengukurj jkesenjangan
distribusi pendapatan. Gini Ratio berkisar antara 0 sampai dengan 1
Bila Gini Ratio = 0 j artinyaj : distribusi pendapatan amat merata sekali,
karenaj jsetiapj golonganj penduduk menerimaj bagianj pendapatanj j jyang
sama ( perfect equality )
Gini Ratio = 1 artinya : terjadi ketimpangan distribusi pendapatan yang
sempurna karena seluruh pendapatan hanya dinikmati oleh satu orang
atau sekelompok orang.
Menurut kriteria H.T. Oshima
- Bila gini Ratio --------- > < 0,3 artinya ketimpangan rendah
- Bila Gini Ratio ------- > 0,3 - 0,4 artinya ketimpangan sedang
- Bila Gini Ratio -------- > > 0,4 artinya ketimpangan Tinggi

Rumus Gini Coefficient ( Gini ratio ) ------ > GC

49
GC = 1 - E ( Xi - Xi-1 ) ( Yi + Yi –1 )
Atau
GC = 1 - E fi ( Yi + Yi-1 )

Keterangan
GC = Angka Gini Coefficient
Xi = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas – i
fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
Yi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam
Kelas – i
Kelas i = kuintil, desil

Kurva Lorenz
j jAdalahj j j:j jkurvaj jyangj jmenunjukkanj jhubunganj jkuantitatifj jantara
persentasej jpendudukj jdanj jpersentasej jpendapatanj jyangj jmerekaj jterima
selama satu tahun.
Sumbu vertikal : menunjukkan pangsa (share) pendapatan yang diterima oleh
masing-masing persentase jumlah penduduk. ( % kumulatif )

Sumbuj jHorizontalj j:j jmenunjukkanj jpangsaj j(share)j jpenerimaj jpendapatan


dalam persentase kumulatif. ( % kumulatif )
Garis Diagonal : menunjukkan distribusi pendapatan dalam keadaan merata
sempurna ( Perfect Equality )

2. Kriteria Bank Dunia


Berdasarkanj jpenilaianj jdistribusij jpendapatanj jatasj jpendapatanj jyang
diterima oleh 40% penduduk berpendapatan terendah.
Kesenjangan Distribusi Pendapatan dikategorikan :
a.jTinggi, bila 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima kurang
dari 12% bagian pendapatan.
b.jSedang, bila 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima 12 %
- 17% bagian pendapatan

50
c. Rendah, bila 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima lebih
dari 17% bagian pendapatan.

3. Indeks Williamson
Untuk mengukur ketimpangan Ekonomi ( pendapatan ) antar wilayah
Indeks Williamson ---------- > Vw berkisar antara 0 - 1
- Bila Vw ----- > < 0,3 artinya : ketimpangan ekonomi wilayah rendah
- Bila Vw ----- > 0,3 - 0,4 artinya ketimpangan ekonomi wilayah sedang
- Bila Vw ----- > > 0,4 artinya ketimpangan ekonomi wilayah tinggi

Vw = V E ( Yi - Y ) fi /n
-------------------------------
Y
0 < Vw < 1
Keterangan :
Vw = Indeks Williamson
Yi = Pendapatan perkapita di wilayah ke- i
Y = Pendapatan rata-rata nasional
fi = populasi diwilayah ke- i
n = populasi total

atau
Vw = V E ( Ri - R ) fi/n
-----------------------------
R
Keterangan :
Ri = Yi / Ii
Ii = Indeks biaya hidup wilayah ke- i
Ri = Ri rata-rata

51
Bahan Diskusi
1. Jelaskan pengertian dari konsep Disparitas Regional ?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Disparitas Regional ?
3. Sebutkan dan jelaskan alat-alat yang dipergunakan dalam menghitung
disparitas regional ?

Bahan Bacaan
1. Kuncoro, M. 2004. Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah
dalam buku Otonomi Dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
2. Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Wilayah
Indonesia Bagian Barat, Prisma. LP3ES. Jakarta.

52
PERTEMUAN KE SEBELAS
MATERI KE- 11

ENTROPY THEIL INDEKS

Tujuan Intruktisional Khusus


1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
dari entropy Theil Indeks.
2. Agar mahasiswa menghitung disparitas regional antar
wilayah dan dan antar wilayah di dalam wilayah tersebut.
Dengan pendekatan entropy theil
3. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan formulasi dari
pendekatan entropy theil.

Indeks Entropy Theil


Konsepj jentropij jmerupakan japlikasij jkonsepj jteorij jinformasij jdalam
mengukurj j jkesenjanganj j(ketimpangan)j ekonomij jdanj jkonsentrasij jindustri.
Studij jempirisj jyangj jdilakukanj jTheilj jdenganj jmenggunakanj jindeksj jentropi
menawarkanj jpandanganj jyangj jtajamj jmengenaij jpendapatanj jregional
perkapitaj jdanj jkesenjanganj jpendapatan,j jkesenjanganj jinternasional,j jserta
distribusi produk domestik bruto dunia.
Untuk mengukur ketimpangan pendapatan regional bruto provinsi, Ying
menggunakan indeks entropi Theil tersebut dapat dibagi/diurai menjadi dua
sub indikasi, yaittu kesenjangan “antar daerah” (between region inequality)
dan kesenjangan “dalam satu daerah” (within-region inequality).
Untukj jmengukurj jkesenjanganj jekonomij jregionalj jdigunakanj jindeks
Entropi Theil sebagai berikut Ying (2000) yaitu

I Theil = ∑ (yj/Y) x log (yj/Y)/(xj/X)

53
Di mana :
yj adalah PDRB perkapita per provinsi ke-
xj adalah jumlah penduduk per provinsi ke-
Y adalah PDB nasional
X adalah jumlah penduduk nasional

Selanjutnnya dihitung kesenjangan dalam pulau dan antar provinsi, dengan


rumus sebagai berikut :
I Theil = I (inter) + ∑ Yi Ii (intra)
Di mana i = 1 dan 2
I (inter) adalah kesenjangan dalam provinsi
I (intra) adalah kesenjangan antar pulau
Yi = ∑ yj j εi ; i = 1,2
Xi = ∑ xj jεi ; i = 1,2
I ( inter) = ∑ Yi x log ( Yi / Xi )
I ( intra) = ∑( yj/Yi) x log (yi/Yi) / (xj/Xi)
Di mana I = 1,2
Indeks entropi Theil memungkinkan kita untuk membuat perbandingan
selama kurun waktuj tertentu. Indeks ketimpangan entropi Theil juga dapat
menyediakan pengukuran ketimpangan secara rinci dalam sub unit geografis
selamaj jperiodej jtertentuj j,j jsedangkanj jyangj jkeduaj jugaj jpentingj jktikaj jkita
mengkaji gambaran yang lebih rinci mengenai ketimpangan spasial. Sebagai
contoh , ketimpangan antar daerah dalam suatu negara dan antar sub unit
daerah dalam suatu kawasan.
Indeksj jentropij jTheilj jyangj jsemakinj jmembesarj jmenunjukkan
ketimpangan yang semakin membesar pula, demikian sebaliknya, bila indeks
semakin kecil, maka ketimpangan akan semakin rendah/kecil atau dengan
kata lain semakin merata. Indeks ketimpangan entropi.
Bahan Diskusi
1.jCoba saudar jelaskan konsep dari Indeks Entropi Theil
2.jCoba saudara aplikasikan formulasi Indeks Entropi Theil untuk wilayah
Saudara.
Bahan Bacaan

54
1.jKuncoro,j j2004.j jPertumbuhanj jEkonomij jdanj jKetimpanganj jAntar
Wilayah,j jdalamj jbukuj jOtonomij jdanj jPembangunanj jDaerah,j jpenerbit
Erlangga. Jakarta Tahun 2004.
2.jWijayanti,j j2004,j jAnalisisj jKesenjanganj jPembangunanj jRegional
Indonesia, 1992 j– 2001j dalam jurnal Ekonomi Pembangunanj Volj 9
No.2 Tahun 2004.

PERTEMUAN KE DUABELAS
MATERI KE- 12
ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH
Tujuan Instruktisional Khusus
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan konsep analisis Tipologi
Wilayah menurut Klassen.
2. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jpembagianj jwilayah
menurut Tipologi Klassen
3. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmengaplikasikanj jformulasij jtipologi
Klassen ke wilayah yang bersangkutan,

Menurutj jKlassenj jAlatj janalisisj jTipologij wilayahj jdigunakanj juntuk


mengetahuij jgambaranj jtentangj jpolaj jdanj jstrukturj jpertumbuhanj jekonomi
masing-masingj jdaerah.j jTipologij jdaerahj jpadaj jdasarnyaj jmembagij jdaerah
berdasarkanj duaj indikator utama, jyaituj jpertumbuhanj ekonomij daerahj jdan
pendapatanj jperkapitaj jdaerah.j jDenganj jmenentukanj jrata-rataj jpertumbuhan
ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai
sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi

Menurut Tipologi Daerah, daerah dibagi menjadi 4 klasifikasi :

1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh adalah daerah yang memiliki laju
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi dari
rata-rata wilayah.
2. Daerah maju tapi tertekan adalah daerah yang memiliki pendapatan
perkapita yang lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih
rendah dari rata-rata.
3. Daerah berkembang cepat adalah daerah yang memiliki tingkat

55
pertumbuhan , tetapi tingkat perkapita lebih rendah dari rata-rata.
4. Daerah Relatif tertinggal adalah daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang rendah .

PDRB perkapita (y)

Laju Yi > y Yi < y


Pertumbuhan (r)

Ri > r Daerah maju dan Daerah berkembang


Tumbuh cepat cepat

Ri < r Daerah maju tapi Daerah relative


tertekan Tertinggal

Dimana
Ri = laju pertumbuhan PDRB di propinsi i
Yi = Pendapatan perkapita propinsi i
R = Laju pertumbuhan PDRB
Y = Pendapatan perkapita rata-rata

Bahan Diskusi
1.jCoba saudara jelaskan konsep Tipologi menurut Klassen
2.jCobaj jsaudaraj japlikasikanj jkej jwilayahj jtempatj jsaudara,j jtermasuk
klasifikasi yang mana

Bahan Bacaan
1.jKuncoro jM,j j2004.j jStrategij jPengembanganj jKawasanj jStrategikj jatau
Andalan. Dalam buku Otonomi dan Pembangunan Daerah. Penerbit
Erlangga Jakarta tahun 2004.
2.jSjafrizal, 1983. Ekonomi Regional ; Suatu Perkembangan Baru Dalam
Ilmuj jEkonomi,j jdalamj jEkonomij jDanj jKeuanganj jIndonesia.j Jakarta
Tahun 1983

56
PERTEMUAN KE TIGA BELAS
MATERI KE- 13
BORDER REGIONAL ECONOMIC
Tujuan Instruktisional Khusus
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
Border Regional Economic
2. .Agar mahasiswa dapat menjelaskan cakupan kajian yang
lebih mendalam tentang Border Regional Economic..

Border regional economic adalah cabang dari ekonomi regional yang


mengkajij jtentangj jberbagaij jketentuanj jdalamj jpembangunanj jekonomij jdan
organisasi wilayah pada wilayah perbatasan.
Borderj jeconomicj j(j jperekonomianj jwilyahj jperbatasanj j)j jmenyangkut
tentang j satu atau lebih kekuasaan politik yang independen, menyebabkan
beberapa cross border heterogen dalam sistem politik dan kebijakan kebijan
ekonomij jyangj jadaj jpadaj jlokasij jyangj jberbeda.j jSetiapj jwilayahj jmempunyai
tujuanj jekonomij jdanj jkeinginanj jpolitikj jyangj jberbeda,j jkadang-kadangj jtidak
terjadi koordinasi antar cross border.
Teori-teori tradisonal dan metodologi dalam ekonomi regional tidak mampu
menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada dalam border region dengan
sempurna.j jBorderj jregionalj jeconomicj jdapatj jdiberlakukanj jsebagaij jbagian
tertentuj jdarij jinterregionalj jeconomic.j jInterj jregionalj jeconomicj jdidefinisikan
sebagai satu ketergantungan ekonomi, interaksi dan kerjasama diantara dua
atau lebih wilayah politic ( seperti : negara bagian, provinsi, kotamadya dan
kabupaten ).
CAKUPAN BORDER REGIONAL ECONOMIC

57
1.jEachj jindependentj jeconomiesj jinj jaj jborder-regionj j(j jmasingj jmasing
perekonomian pada wilayah perbatasan )
2.jCross-borderj jeconomicj jinteractionj jandj jinterj jrelationj j(j jinteraksij jdan
inter relasi perekonomian antar wilayah perbatasan ).
3.jCross border economic as whole ( perekonomian wilayah perbatasan
secara keseluruhan ).
BIDANG KAJIAN AHLI EKONOMI WILAYAH PERBATASAN

1. Mengkaji distribusi faktor produksi pada wilayah-wilayah perbatasan seperti


modal, tenaga kerja, sumber daya alam, tehnologi dan informasi yang secara
heterogenj jdidistribusikanj jdanj jtidakj jdapatj jmelewatij jbatasj jwilayahj jsecara
bebas. Hal ini menganjurkan bahwa perekonomian wilayah perbatasan harus
memberlakukanj j:j j(a).j jPembagianj jwilayahj jfaktorj jproduksij jpadaj jwilayah
perbatasanj j(b).j jPengaruhj jkerjasamaj jekonomij jdanj jperdaganganj jantar
wilayah perbatasan. (3). Keterkaitan ekonomi antara wilayah perbatasan dan
pusat wilayah masing-masing.

2.j jMenrekonstruksij j(merumuskanj jkembalij j)j jhubunganj jantarj jwilayahj jdan


mengatur instrumen kebijakan untuk wilayah perbatasan dalam usaha untuk
mempromosikanj jpembangunanj jsosialj jekonomij jmelaluij jpendekatan
manajemen dan koordinasi yang sesuai pada wilayah perbatasan tanpa harus
merubahj jstrukturj jpolitikj jdanj jkomposisij jsosialj j.j j jinij jsecaraj jtidakj jlangsung
menunjukkan ada tiga aspek yang menjadi fokus : (a). Alokasi yang rasional
dari faktor produksi dan pembangunan yang berkelanjutan. (b) Kemungkinan
danj jkondisij jyangj jmaksimumj jdarij joutputj jperekonomianj j jdalamj jwilayah
perbatasan. (c) Bentuk dan organisasi kerjasama dan integrasi ekonomi pada
antar wilayah perbatasan.

3.j jMerumuskanj jstrategij jdanj jkebijakanj j jpembangunanj jwilayahj jperbatasan


dari perspektif (pandangan) lokal dan keseluruhan. Untuk itu ada tiga aspek
yangj jharusj jdikordinasikanj j:j j(a).j jKarateristikj jdanj jpreferensij jnasionalj jdan
wilayahj jperbatasan.j (b).j jWilayahj jperbatasanj jdanj jmasing-masingj jsub
wilayahnya. (c) Sub wilayah dibawah wilayah administrasi masing-masing.

58
Bahan Diskusi
1.jCobaj jsaudarj jelaskanj jkonsepj jdanj jcakupanj jdarij jBorderj jRegional
Economic
Bahan Bacaan
1. Guo, R. 1996. Border – Regional Economics, Physica-Verlag A Springer-
Verlag Company
PERTEMUAN KE EMPAT BELAS
MATERI KE- 14
Model Input-Output
Tujuan Instruktusional Khusus
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian (konsep)
dari Model Input-Output.
2. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jgambaranj jstruktur
perekonomian menurut model Input-Output.

Hubungan antara susunan input dan distribusi output merupakan teori


dasar yang melandasi model I-O. Secara sederhana, model I-O menyajikan
informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar-
satuan kegiatan ekonomi untuk suatu waktuj tertentu yangj disajikan dalam
bentukj jtabel.j jIsianj jsepanjangj jbarisj jmenunjukkanj jalokasij joutputj jdanj jisian
menurut kolom menunjukkan pemakaian input dalam proses produksi .

Sebagaij jmodelj jkuantitatif,j jmodelj jI-Oj jmampuj jmemberij jgambaran


menyeluruh tentang:

(1) strukturj jperekonomianj jyangj jmencakupj jstrukturj joutputj jdan


nilaij jtambahj jmasing-masingj jkegiatanj jekonomij jdij jsuatu
daerah

(2) struktur input antara (intermediate input), yaituj penggunaan


barang dan jasa oleh kegiatan produksi di suatu daerah

(3) strukturj jpenyediaanj jbarangj jdanj jasaj jbaikj jyangj jberupa


produksi dalam negeri maupun barang-barang yang berasal
dari impor, dan

59
(4) strukturj jpermintaanj jbarangj jdanj jasa,j jbaikj jpermintaanj joleh
kegiatan produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi,
investasi dan ekspor.

Kerangka dasar model I-O terdiri atas empat kuadran seperti disajikan pada
Gambar 1.

Kuadran I :j jMenunjukkanj jarusj jbarangj jdanj jasaj jyangj jdihasilkan


dandigunakanj jolehj jsektor-sektorj jekonomij jdalamj jproses
produksij jdij jsuatuj jperekonomian.j jKuadranj jinij jmenunjukkan
distribusij jpenggunaanj jbarangj jdanj jasaj juntukj jsuatuj jproses
produksij jsehinggaj jdisebutj jugaj jsebagaij jtransaksij jantara
(intermediate transaction).

Kuadran II :j jMenunjukkanj jpermintaanj jakhirj j(final– –demand)j jdanj jimpor.


Permintaanj jakhirj jyaituj jpenggunaanj jbarangj jdanj jasaj jbukan
untukj jprosesj jproduksij jyangj jbiasanyaj jterdirij jatasj jkonsumsi
rumah tangga, pengeluaranj pemerintah, pembentukanj modal
tetap bruto, perubahan persediaan (stock), dan ekspor.

Kuadran III : Memperlihatkan input primer dari sektor-sektor produksi, yaitu


semuaj jbalasj jasaj jsetiapj jfaktorj jproduksij jyangj jbiasanya
meliputi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak
tidak langsung neto.

Kuadran IV : Memperlihatkan input primer yang langsung didistribusikan ke


sektor-sektor permintaan akhir. Informasi ini digunakan dalam
Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau dikenal dengan
sebutanj jdataj Social– –Accounting– –Matrix j(SAM).j jDalam
penyusunan Tabel I-O, kuadran ini tidak disajikan.

Gambar 1.

Kerangka Dasar Model Input-Output

Kuadran I : Transaksi antar kegiatan Kuadran II : Permintaan akhir


(nxn) (nxm)

Kuadran III : Input primer sektor Kuadran IV : Input primer

60
produksi permintaan akhir
(pxn) (pxm)

Tiapj jkuadranj jdinyatakanj jdalamj jbentukj jmatriks,j jmasing-masing


dengan dimensi seperti tertera pada Gambar 1. Bentuk seluruh matriks ini
menunjukkanj jkerangkaj jmodelj jI-Oj jyangj jberisij juraianj jstatistikj jmengenai
transaksij jbarangj jdanj jasaj jantarj jberbagaij jkegiatanj jekonomij jdalamj jsuatu
periodej jtertentu.j jKumpulanj jsektorj jproduksij jpadaj jkuadranj jpertama,j jyang
berisij jkelompokj jprodusen,j jmemanfaatkanj jberbagaij jsumberdayaj jdalam
menghasilkan barang dan jasa yangj secara makro disebut sebagai sistem
produksi.j jSektorj jdij jdalamj jsistemj jproduksij jinij jdinamakanj jsektorj jendogen.
Sedangkanj jsektorj jdij jluarj jsistemj jproduksi,j jyaituj jyangj jberadaj jdij jkuadran
kedua,j ketigaj jdanj keempatj dinamakanj sektorj jeksogen.j Denganj jdemikian,
dapat dilihat secara jelas bahwa model I-O membedakan dengan tegas sektor
endogenj jdenganj jsektorj jeksogen.j jOutput,j jselainj jdigunakanj jdalamj jsistem
produksij jdalamj jbentukj jpermintaanj jantara,j jugaj jdigunakanj jdij jluarj jsistem
produksi dalam bentuk permintaan akhir. Input yang digunakan dalam sistem
produksi ada yang berasal dari dalam sistem produksi berupa input antara
danj jugaj jadaj jyangj jberasalj jdarij jluarj jsistemj jproduksij jyangj jdisebutj jinput
primer.

Tabelj jI-Oj jpertamaj jkalij jdiperkenalkanj jolehj jW.j jLeontiefj jpadaj jtahun
1930-an.j Tabelj jI-Oj jadalahj jsuatuj jtabelj jyangj jmenyajikanj jinformasij jtentang
transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor produksi di dalam suatu
ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks.

Angka-angka di dalam Tabel I-O menunjukkan hubungan dagang antar


sektorj jyangj jberadaj jdalamj jperekonomianj jsuatuj jwilayah.j jSetiapj jbaris
menunjukkan secara rinci jumlah penjualan dari sebuah sektor, yang tertera
pada kolom penjual, ke berbagai sektor, yang tertulis di bawah label pembeli.
Karena sebuah sektor tidak menjual barangnya kepada semua sektor yang
ada, maka umum dijumpai angka nol dalam sebuah baris di dalam Tabel I-O.
Adapun kolom dalam Tabel I-O mencatat berbagai pembelian yang dilakukan
sebuah sektor terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor
yang ada di dalam wilayah tersebut. j Jika angka-angka yang berada pada

61
kolom suatu sektor juga banyak dijumpai angka nol, hal ini karena sebuah
sektor tidak selalu membeli barang dan jasa dari seluruh sektor yang ada di
perekonomian negara tersebut.

Selain transaksi antar sektor, ada lagi beberapa transaksi yang dicatat
dalamj jsebuahj jTabelj jI-O.j j jPerusahaan-perusahaanj jdij jdalamj jsuatuj jsektor
menjualj jhasilj jproduknyaj jkej jkonsumenj j(rumah-tangga),j jpemerintah,j jdan
perusahaanj jdij jluarj jnegeri,j jditambahj jlagij jsebagianj jhasilj jproduksij juga
dijadikan bagian dari investasi oleh sektor lainnya. Penjualan-penjualan yang
baru sajaj disebutkan inij dapat dikelompokkan kej dalam satuj neraca yang
disebut “konsumsi akhir.” Dalam hal pembelian, selain barang dan jasa dari
berbagaij jsektor,j jperusahaanj jugaj jmembutuhkanj jasaj jtenagaj jkerjaj jdan
memberikan kompensasi pada pemilik modal atau kapital. Pembayaran jasa
kepadaj jtenagaj jkerjaj jdanj jpemilikj jmodalj jdisebutj jpembayaranj juntukj j“nilai
tambah.”j j jSelainj jituj jperusahaanj jugaj jmembelij jbarangj jdanj jasaj jdarij jluar
negeri, dengan kata lain, perusahaan mengimpor barang dan jasa. Transaksi
imporj jbarangj jdanj jasaj jinij jdicatatj jpadaj jbarisj j“impor.”j j jDenganj jdemikian,
lengkaplah transaksi-transaksi perdagangan dari berbagai sektor yang ada di
dalamj jsuatuj jnegara.j j jSecaraj jsederhanaj jsimplifikasij jdarij jTabelj jI-Oj jdapat
dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1
Simplifikasi Tabel Input Output
SEKTOR Sektor Pembeli Konsumsi Total
Penjual 1 2 N Akhir Produksi
1 X11 x12 ... x1n f1 X1
2 X21 x22 ... x2n f2 X2
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
N xn1 xn2 ... xnn fn Xn
Nilai V1 v2 ... vn
Tambah
Impor M1 m2 ... mn
Total X1 X2 ... Xn
Input

Dari Tabel I-O pada Tabel 1 dapat dibuat dua persamaan neraca yang
berimbang:

62
n

Baris:j åx ij + fi = X i "i= 1,..., n


j =1
n

Kolom: åx ij + v j + m j = X j "j= 1,..., n


i =1

dimanaj x–
ij jadalah nilai aliran barang atau jasa dari sektorj i jke sektorj j; j f i

adalah total konsumsij akhir; j v– j jadalahj nilai tambah danj m–j jadalahj impor.
Definisij jneracaj jyangj jberimbangj jadalahj jumlahj jproduksij j(keluaran)j jsama
dengan jumlah masukan.

Aliranj antarj industrij jdapat jditransformasij menjadij jkoefisien-koefisien


denganj jmengasumsikanj jbahwaj jumlahj jberbagaij jpembelianj jadalahj jtetap
untuk sebuah tingkat total keluaran (dengan kata lain, tidak ada economies of
scale) dan tidak ada kemungkinan substitusi antara sebuah bahan baku
masukan dan bahan baku masukan lainnya (dengan kata lain, bahan baku
masukan dibeli dalam proporsi yang tetap). Koefisien-koefisien ini adalah:

aij = xij / X j

atau
xij = aijX j

Dengan menggabungkan kedua persamaan di atas didapat:


n

åa X ij j + fi = X i "i= 1,..., n
j =1

Dalam notasi matriks persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut:


AX + f = X

dimana a ij Î Anxn ;f i Î f nx1 ; dan X i Î X nx1

Dengan memanipulasi persamaan di atas didapat hubungan dasar dari


Tabel I-O adalah :

(I - A)–-1 f –= X
-1–
dimanaj (I– –-– –A– dinamakanj
–) jsebagaij jmatriksj jkebalikanj jLeontiefj j(matriks
multiplierj jmasukan).j j jMatriksj jinij jmengandungj jinformasij jpentingj jtentang
bagaimana kenaikan produksi dari suatu sektor (industri) akan menyebabkan
berkembangnyaj jsektor-sektorj jlainnya.j j jKarenaj jsetiapj jsektorj jmemilikij jpola
(pembelianj jdanj jpenjualanj jdenganj jsektorj jlain)j jyangj jberbeda-beda,j jmaka
dampak dari perubahan produksi suatu sektor terhadap total produksi sektor-

63
sektor lainnya berbeda-beda. Matriks kebalikan Leontief merangkum seluruh
dampak dari perubahan produksi suatu sektor terhadap total produksi sektor-
sektor lainnyaj ke dalam koefisien-koefisien yang disebut sebagaij multiplier
-1
(ai ). Multiplier ini adalah angka-angka yang terlihat di dalam matriks (I – A)–.

3. Asumsi-Asumsi

Secara konsepsional, ada 3 (tiga) asumsi dasar yang melandasi penyusunan


modelj jI-Oj jdanj jmodel-modelj jekonomij jyangj jditurunkanj jdarij jTabelj jI-O
berangkat dari asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Asumsi homogenitas, yang mensyaratkan bahwa tiap sektor hanya


memproduksij jsatuj jenisj joutputj jdenganj jstrukturj jinputj jtunggalj jdan
bahwa tidak ada substitusi otomatis antara berbagai sektor.

2. Asumsij jproporsionalitas,j jyangj jmensyaratkanj jbahwaj jdalamj jproses


produksij jhubunganj jantaraj jinputj jdenganj joutputj jmerupakanj jfungsi
linier, yaitu tiap jenis input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau
turun sebanding (berbanding lurus) dengan kenaikan atau penurunan
output sektor yang dihasilkan.

3. Asumsi aditivitas, yaitu suatu asumsi yang menyebutkan bahwa efek


totalj jpelaksanaanj jproduksij jdij jberbagaij jsektorj jdihasilkanj joleh
masing-masingj jsektorj jsecaraj jterpisah.j jInij jberartij jbahwaj jdij jluar
sistem Tabel I-O semua pengaruh luar diabaikan.

Denganj jasumsi-asumsij jtersebut,j jmodelj janalisisj jI-Oj jmempunyai


keterbatasan-keterbatasan,j jantaraj jlain:j jkarenaj jrasioj jinput-outputj jkonstan
sepanjang periode analisis, produsen tidak dapat menyesuaikan perubahan-
perubahan inputnya atau mengubah proses peroduksi. Selain itu, hubungan
yangj tetap inij berarti bahwaj apabilaj input suatu sektor diduakalikanj maka
outputnya akan dua kali juga. Asumsi semacam ini menolak adanya pengaruh
perubahan teknologi ataupun produktivitas yang berarti perubahan kuantitas
dan harga input sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output.

4 Konsep dan Definisi

Dalam penyusunan Tabel I-O maupun analisis ekonomi yang menggunakan


modelj jI-O,j jterdapatj jbeberapaj jbesaranj j(variable)j jyangj jperluj jdijelaskan.

64
Besaranj jtersebutj jmenyangkutj joutput,j jinputj jantara,j jinputj jprimerj j(nilai
tambah), permintaan akhir, dan impor.

a. Output

Output merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
seluruh sektor-sektor ekonomi yang ada di dalam suatu system ekonomi.

Ada tiga jenis produksi yang dicakup dalam penyusunan output setiap
sector, yaitu:

1. Produk utama (main product), adalah produk yang memiliki nilai dan
atauj jkuantitasj jpalingj jdominanj jdij jantaraj jproduk-produkj jyang
dihasilkan, atau dengan kata lain adalah produksi yang memberikan
nilai terbesar pada keseluruihan kegiatan usaha perusahaan

2. Produkj jikutanj j(by– –product)j jadalahj jprodukj jyangj jsecaraj jotomatis


terbentukj jpadaj jsaatj jmenghasilkanj jprodukj jutama,j jdenganj jkataj jlain
adalah produksi yang dihasilkan bersama produksi utama dalam suatu
proses yang tunggal. Teknologi yang digunakan untuk mendapatkan
produk utama dan produk ikutan merupakan teknologi tunggal.

3. Produk sampingan (secondary product) adalah produk yang dihasilkan


sejalanj jdenganj jprodukj jutamaj jtetapij jmenggunakanj jteknologij jyang
berbeda, dengan kata lain adalah produksi yang dihasilkan bersama
produksi utama tetapi tidak dari suatu proses yang sama.

Untukj jlebihj jelasnyaj jdiberikanj jilustrasij jsebagaij jberikut:j jAndaikan


seseorang berusaha di bidang penggilingan padi. Dari penggilingan padi ini
dihasilkanj jberas,j jmerang,j jdanj jdedak,j jselainj jituj jmesinj jpenggilinganj jpadi
tersebut dapat membangkitkan listrik. Listrik ini dijual ke lingkungan sekitar.
Listrikj jyangj jdijualj jinij jdimasukkanj jsebagaij jprodukj jsampinganj jkarena
teknologinya berbeda. Sedangkan beras dimasukkan sebagai produk utama,
dan untuk merang dan dedaknya dimasukkan sebagai produk ikutan karena
teknologinya menyatu dengan teknologi produk beras.

Untukj jmenghitungj joutputj jsuatuj jsektor,j jprodukj jikutanj jdimasukkan


sebagai bagian dari output sektor yang bersangkutan, sedangkan produksi
sampinganj jdihitungj jdij jsektorj jyangj jsesuaij jdenganj jkarakteristiknya.j jDalam

65
contohj jini,j jlistrikj jyangj jdihasilkanj jolehj jpenggilinganj jpadij jdanj jdijual
digolongkan ke dalam sektor listrik.

Secara umum pengertian mengenai output dan acara memperkirakan


output telah dijelaskan. Namun untuk beberapa sektor, agak berbeda atau
bersifatj jkhususj jsepertij jsektorj jbangunan,j jsektorj jperdagangan,j jsektor
keuangan, dan sektor pemerintahan. Dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.jOutputj jsektorj jbangunanj jadalahj jseluruhj jnilaij jproyekj jyangj jtelah


diselesaikanj jselamaj jperiodej jperhitunganj jtanpaj jmemperhatikan
apakah bangunan tersebut sudah selesai seluruhnya atau belum dan
berlokasi pada wilayah domestik. Oleh karena itu, output dari sektor ini
pada umumnya diperoleh berdasarkan parkiraan

b.jOutputj jsektorj jperdaganganj jmencakupj jseluruhj jmarginj jperdagangan


yang timbul dari kegiatan perdagangan pada suatu wilayah domestik.
Margin perdagangan adalah selisih antara nilai penjualan dengan nilai
pembelianj jdarij komoditas-komoditas jyangj diperdagangkanj dikurangi
denganj jbiayaj jpengangkutanj jyangj jdikeluarkanj jdalamj jrangka
memperdagangkan komoditas-komoditas tersebut.

c. Outputj jsektorj jbankj jterdirij jdarij jasaj jpelayananj jdij jbidangj jperbankan
(service charge) dan imputasi jasa bank (imputed service charge) yaitu
selisih antara bunga yang diterima dengan bunga yang harus dibayar.

d.jOutputj jsektorj jpemerintahanj jterdirij jatasj jbelanjaj jpegawaij jdan


penyusutan barang-barang modal milik pemerintah

Dalam kerangka model I-O, output biasanya dinotasikan dengan X (Xi


atauj jXj) jsedangkanj jdalamj jpenyajianj jTabelj jI-Oj jbiasanya,j joutputj jdiberikan
kode 210.

b Input Antara

Input jantaraj mencakupj penggunaanj berbagaij jbarangj jdanj jasaj oleh


suatu sektor dalam kegiatan produksi. Barang dan jasa tersebut berasal dari
produksi sektor-sektor lain, dan juga produksi sendiri. Barang-barang yang
digunakan sebagai input antara biasanya habis sekali pakai, seperti bahan
baku,j jbahanj jpenolong,j jbahanj jbakar,j jdanj jsejenisnya.j jDalamj jmodelj jI-O,

66
pengggunaan input antara diterjemahkan sebegai keterkaitan antara sektor
danj dinotasikanj sebagaij Xij, yaituj input jantaraj yangj jberasalj jdarij produksi
sektor I yang digunakan oleh sektor j dalam rangka menghasilkan output Xj.
Σxij disebut sebagai total input antara sektor j, dan dalam Tabel I-O biasanya
diberikan kode 190.

Dalam suatu Tabel I-O, input antara dinilai dengan dua jenis harga.
Input antara atas dasar harga pembeli menggunakan harga beli konsumen
sebagaij jdasarnya.j jDanj jdalamj jhargaj jtersebutj jtentunyaj jmarginj jdistribusi
(keuntunganj jpedagangj jdanj jongkosj jangkut)j jsudahj jtermasukj jdij jdalamnya.
Sebaliknyaj jinputj jantaraj jatasj jdasarj jhargaj jprodusenj jmenggunakanj jharga
pabrikj jsebgaij jdasarnya,j jyangj jtentunyaj jmarginj jdistribusij jtidakj termasukj di
dalamnya.j jMarginj jdistribusij jselanjutnyaj jdiperlukanj jsebagaij jinputj jyang
berasal dari sektor perdagangan dan angkutan.

Inputj jantaraj jugaj sebenarnyaj jmencakupj jduaj jkomponen,j jkomponen


input yang berasal dari produksi suatu wilayah/daerah sendiri dan komponen
impor (dari kota lain dan luar negeri). Oleh karena itu suatu Tabel I-O yang
ingin menggambarkan secara langsung hubungan produksi domestik dengan
berbagai sektor pemakai, harus memisahkan komponen impor dari setiap unit
antara.j jDalamj jmodelj jI-O,j janalisisj jdenganj jmenggunakanj jinputj jantara
domestik lebih sering dipakai.

c Input Primer (Nilai Tambah)

Input primer atau lebih dikenal dengan nilai tambah merupakan balas
asa yang diciptakan/diberikan kepada faktor-faktor produksi yang berperan
dalam proses produksi. Balas jasa tersbut mencakup upah dan gaji, surplus
usaha, penyusutan dan pajak tak langsung. Upah dan gaji merupakan balas
asaj jyangj jdiberikanj jkepadaj jburuh/karyawan,j jbaikj jdalamj jbentukj juang
maupun barang, termasuk dalam upah dan gaji juga adalah semua tunjangan
(perumahan,j jkendaraan,j jdanj jkesehatan)j jdanj jbonus,j juangj jlemburj jyang
diberikan perusahaan kepada pekerja. Semua pendapatan pekerja tersebut
masih dalam bentuk bruto atau sebelum dipotong pajak penghasilan.

Surplusj jusahaj jmencakupj jsewaj jpropertij j(tanah,j jhakj jcipta/patent),


bungaj jnetoj j(bungaj jyangj jditerimaj jdikurangij jbungaj jyangj jdibayar)j jdan

67
keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan dalam bentuk bruto, yaitu
sebelumj jdibagikanj jkepadaj jpemilikj jsahamj jberupaj jdevidenj jdanj jsebelum
dipotongj jpajakj jperusahaan/perseroan.j jPenyusutanj jmerupakanj jnilai
penyisihan keuntungan perusahaan untuk akumulasi pengganti barang modal
yang habis dipakai.

Sedangkanj jpajakj jtakj jlangsungj jmerupakanj jpajakj jyangj jdikenakan


pemerintah untuk setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
sepertij jpajakj jpertambahanj jnilaij j(PPn).j jDalamj jmodelj jI-O,j jnilaij jtambah
biasanyaj jdinotasikanj jdenganj jVj,j jdanj juntukj jsetiapj jkomponennya
menggunakan notasi h. Jadi Vj jmerupakan
h nilai tambah yang diciptakan di
sektor j untuk komponen h. Untuk dalam Tabel I-O, umumnya komponen nilai
tambahj jberkodej j201j jsampaij jdenganj j204j jdanj jumlahj jnilaij jtambahj juntuk
setiap sektor diberi kode 209.

d Permintaan Akhir dan Impor

Permintaan akan barang dan jasa dibedakan antara permintaan oleh


sektor-sektor produksi untuk proses produksi disebut permintaan antara, dan
permintaan oleh konsumen akhir disebut permintaan akhir. Dalam Tabel I-O,
permintaanj jakhirj jmencakupj jpengeluaranj jkonsumsij jrumahj jtangga,
pengeluaranj jkonsumsij jpemerintah,j jpembentukanj jmodalj jtetap,j jperubahan
stok, ekspor, dan impor.

Pengeluaranj jkonsumsij jrumahj jtanggaj j(kodej j301)j jmencakupj jsemua


pembelian barang dan jasa oleh rumah tangga, baik untuk makanan maupun
non-makanan. Termasuk pula pembelian barang-barang tahan lama (durable
goods) seperti perlengkapan rumah tangga, kendaraan bermotor, dan
sebagainya.j Satu-satunyaj pembelian yangj tidak termasuk dalam konsumsi
rumahj jtanggaj jadalahj jbangunanj jtempatj jtinggal,j jkarenaj jdianggapj jsebagai
pembentukan modal di sektor persewaan bangunan. Konsumsi rumah tangga
mencakupj pulaj jbarang-barangj jhasilj jproduksij jsendirij jdanj pemberianj jpihak
lain.

Pengeluaranj jkonsumsij jpemerintahj j(kodej j302)j j jmencakupj jsemua


pembelianj jbarangj jdanj jasaj jolehj jpemerintahj jyangj jbersifatj jrutinj j(current
expenditure), termasuk pembayaran gai para pegawai (belana pegawai).

68
Sedangkanj jpengeluaranj jpembangunanj juntukj jpengadaanj jsaranaj jdan
berbagai barang modal, termasuk dalam pembentukan modal. Pembentukan
modalj jtetapj j(kodej j303)j jmencakupj jsemuaj jpengeluaranj juntukj jpengadaan
barangj jmodalj jbaikj jdilakukanj jolehj jpemerintahj jmaupunj jperusahaan-
perusahaanj jswastaj j(bisnis).j jBarangj jmodalj jdapatj jterdirij jdari
bangunan/konstruksi, mesian dan peralatan, kendaraan dan angkutan serta
barang modal lainnya.

Sedangkan perubahan stok (kode 304) sebenarnyaj juga merupakan


pembentukan modal (tidak tetap) yang diperoleh dari selisih antara stok akhir
dan stok awal periode perhitungan. Stok biasanya dipegang oleh produsen
merupakamnj jhasilj jproduksij jyangj jbelumj jsempatj jdijual,j jolehj jpedagang
sebagaij jbarangj jdaganganj jyangj jbelumj jsempatj jdijualj jdanj jolehj jkonsumen
sebagai bahan-bahan/inventory yang belum sempat digunakan.

Eksporj jdanj jimporj j(kodej j305j jdanj j409)j jmerupakanj jkegiatanj jatau
transaksij jbarangj jdanj jasaj jantaraj jpendudukj jsuatuj jwilayah/daerahj jdengan
penduduk luar wilayah/daerah, baik penduduk kota lain maupun luar negeri.
Perbandinganj jeksporj jdanj jimporj jbaikj jkeseluruhanj jmaupunj juntukj jsetiap
kelompok komoditi menunjukkan terjadinya surplus atau defisit perdagangan
antara suatu wilayah/daerah dengan kota lain atau luar negeri.

5. Jenis Tabel Transaksi

Tabelj jtransaksij jadalahj jtabelj jyangj jmenggambarkanj jbesarnyaj jnilai


transaksi barang dan jasa antara sektor-sektor kegiatan ekonomi. Atas dasar
harga,j terdapat jduaj jenis tabelj transaksi,j yaitu:j tabelj jtransaksij atas dasar
harga pembeli dan tabel transaksi atas dasar harga produsen. Sedangkan
berdasarkanj jperlakuanj jimporj jdibedakanj jmenjadi:j jtabelj jtransaksij jtotal,
dimanaj jimporj jdiperlakukanj jsecaraj jbersaingj jdanj jtabelj jtransaksij jdomestik,
dimana impor diperlakukan secara tidak bersaing.

Tabel transaksi atas dasar harga pembeli adalah tabel transaksi yang
menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar kegiatan ekonomi yang
dinyatakan atas dasar harga pembeli. Dalam tabel transaksi ini unsur margin
perdaganganj jdanj jbiayaj jangkutanj jmasihj jtergabungj jdalamj jnilaij jinputj jbagi
sektor yang membeli. Dalam penyusunan Tabel I-O, tabel transaksi ini yang

69
pertama kali disusun. Contoh tabel transaksi atas dasar harga pembeli untuk
3 sektor ekonomi disajikan pada Tabel 2.

Tabel transaksi atas dasar harga produsen adalah tabel transaksi yang
menggambarkan nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang
dinyatakanj jatasj jdasarj jhargaj jprodusen.j jArtinya,j jdalamj jtabelj jtransaksij jini
unsurj jmarginj jperdaganganj jdanj jbiayaj jangkutanj jtelahj jdipisahkanj jsebagai
inputj jyangj jdibelij jdarij jsektorj jperdaganganj jdanj jangkutan.j jDengan
mengeluarkanj junsurj jmarginj jperdaganganj jdanj jbiayaj jangkutanj jdarij jtabel
transaksi atas dasar harga pembeli akan diperoleh tabel transaksi atas dasar
harga produsen.

Tabel 2. Transaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli (Rp. Miliar)

Perdaga
Total Total
Total ngan Total
Permin- Permin- Total
Permin- Impor dan Penye-
taan taan Output
Sektor 1 2 3 taan Angkuta diaan
Antara Akhir
n
1 2.040j43.770 2.319 48.129 42.243 90.373 3.394 8.588 78.391 90.373
2 6.436j63.136j19.525 89.097j154.947j244.044 42.64 31.521j169.879j244.044
5
3 2.546 6.924j13.822 23.292 63.721 87.014 7.072 -40.109j120.050 87.014
Total Biaya
Antara 11.023j113.82j35.666j160.519j260.912j421.430 53.11 0 368.320j421.430
9 1
Nilai
Tambah 67.368j56.049j84.384j207.801
Bruto
Total Input
78.391j169.87j120.05j368.320
9 0
Sumber : Diolah dari Biro Pusat Statistik, 1994
Sektor 1 meliputi sektor pertanian dan pertambangan
Sektor 2 meliputi sektor industri, listrik, gas & air minum, bangunan
Sektor 3 meliputi sektor lainnya

Tabel 3. Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen (Rp. Miliar)

Perdagan
Total Total
Total g- Total
Permin- Permin- Total
Permin- Impor an dan Penye-
taan taan Output
Sektor 1 2 3 taan Angkuta diaan
Antara Akhir
n
1 1.811j41.130 1.906 44.848 36.938 81.785j3.394 0 78.391 81.785
2 5.582j54.121j16.462 76.164j136.359j212.523j42.64 0 169.879j212.523
5
3 3.629j18.579j17.299 39.507 87.615j127.122j7.072 0 120.050j127.122

70
Total
Biaya 11.02j113.82j35.666j160.519j260.912j421.430j53.11 0 368.320j421.430
Antara 3 9 1
Nilai
Tambah 67.36j56.049j84.384j207.801
Bruto 8

Total 78.39j169.87j120.05j368.320
Input 1 9 0
Sumber : Diolah dari Biro Pusat Statistik, 1994

Tabel transaksi domestik adalah tabel transaksi yang menggambarkan


besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang hanya
berasal dari produksi dalam negeri. Tabel transaksi ini diperoleh dengan
memisahkan nilai transaksi barang dan jasa yang berasal dari impor, baik
transaksi antara maupun permintaan akhir, dari transaksi total. Jumlah impor
masing-masing kolom disajikan sebagai vektor baris tersendiri. Data pada
vektor baris ini sekaligus menunjukkan rincian barang dan jasa menurut
sektor yang menggunakan barang dan jasa tersebut. Penyajian model I-O
dengan memunculkan impor sebagai vektor baris dapat dilihat pada Tabel 4 .

Tabel 4. Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen (Rp. Miliar)


Total Total
Total Perdagan Total
Permin- Permin- Total
Permin- Impor g-an dan Penye-
taan taan Output
Sektor 1 2 3 taan Angkutan diaan
Antara Akhir
1 1.789j38.070 1.894 41.752 36.639 78.391 0 0 78.391 78.391
2 4.909j35.757j13.974 51.639j115.239j169.879 0 0 169.87 169.879
9
3 3.423j17.795j15.569 30.788 83.262j120.050 0 0 120.05 120.050
0
Total
Biaya 10.120j91.622j31.437j133.180j235.140j368.320 0 0 368.32 368.320
Antara 0

Impor 902j22.207 4.230 27.339 25.772 53.111 0 0 0 53.111

Nilai
Tambah 67.368j56.049j84.384j207.801
Bruto

Total 78.391j169.87j120.05j368.320
Input 9 0

Sumber : Diolah dari Biro Pusat Statistik, 1994.

Tabel transaksi seperti disajikan pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4


hanyalahj jmerupakanj jsuatuj jlaporanj jneracaj jmengenaij jkeadaanj jsuatu

71
perekonomianj jpadaj jkurunj jwaktuj jtertentu.j jTabelj jtersebutj jtentunyaj jmasih
mempunyai kemampuan analisis yang terbatas.
Untukj jkeperluanj janalisisj jyangj jlebihj jmenyeluruh,j jterutamaj janalisis
untuk jidentifikasi jsektor-sektorj jandalan,j jakanj jdibahas jpulaj jmatriks-matriks
dalam bentuk koefisien, yaituj matriks koefisien jlangsung j(direct coefficeint
matrix),j jmatriksj jkebalikanj jterbukaj j(open– –inverse– –matrix)j jyang
menggambarkanj jkoefisienj jlangsungj jdanj jtidakj jlangsungj jsertaj jmatriks
kebalikanj jtertutupj j(closed– –inverse– –matrix)j jyangj jmenggambarkanj jkoefisien
langsung,j jtidakj jlangsung,j jdanj jyangj jterimbasj j(induced).j jMatriks-matriks
tersebut merupakan matriks yang sangat penting dalam analisis model I-O.

Bahan Diskusi :

1. Jelaskan pengertian (konsep) dari Model Input- Output ?


2. Coba saudara jelaskan pengertian output, Input antara, input primer dan
permintaan akhir ?.
3. Beri penjelasan gambaran struktur perekonomian menurut model Input-
Output.

Bahan Bacaan
Anonim 2006, Model pelatihan I-O dan SNSE kerjasama laboratorium Ilmu
Ekonomi FEUI dan Dikti Depdiknas RI.

72
PERTEMUAN KE LIMA BELAS
MATERI KE- 15

OTONOMI DAERAH

Tujuan Instruktisional Khusus


1. Agarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jdanj jmemahami
pengertian dari otonomi daerah.
2.jAgarj jmahasiswaj jdapatj jmenjelaskanj jkonsepj jderajat
desentralisasi fiskal.
3. Agar mahasiswa dapat menjelaskan hak dan kewajiban
derah dalam penyelenggaraan otonomi daerah.
4.jAgar mahasiswa dapat menganalisis kemampuan
keuangan daerah dalam menghadapi otonomi daerah
5.jAgar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor penentu
dalam meningkatkan daya saing daerah.

Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Otonomi daerah adalah


hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendirij jurusanj jpemerintahj jdanj jkepentinganj jmasyarakatj jsetempatj jsesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom disebut
ugaj jdaerahj jadalahj jkesatuanj jmasyarakatj jhukumj jyangj jmempunyaij jbatas-
batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah
dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalamj jmenyelenggarakanj jotonomi,j jdaerahj jmempunyaij jhakj jdan


kewajiban. Dimana haknya adalah :
a.jMengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahnnya
b.jMemilih pimpinan daerah
c. Mengelola kekayaan daerah
d.jMemungut pajak daerah dan retribusi daerah.

73
e.jMendapatkanj j jbagij jhasilj jdarij jpengelolaanj jsumberj jdayaj jalamj jdan
sumber daya lainnya yang berada di daerah.
f. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah
g.jMendapatkanj jhakj jlainnyaj jyangj jdiaturj jdalamj jperaturanj jperundang-
undangan.

Kewajiban yang dilakukan daerah dalam menyelenggarakan otonomi adalah :


a.jMelindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan
nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b.jMeningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengembangkan kehidupan demokrasi.
d.jMewujudkan keadilan dan pemerataan
e.jMeningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
g.jMenyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.
h.jMengembangkan sistem jaminan sosial.
i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
k. Melestarikan lingkungan hidup.

Menurutj jUndang-Undangj jNo.j j33j jTahunj j2004j jtentangj jperimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Yang disebut
denganj jpenerimaanj jdaerahj jadalahj juangj jyangj jmasukj jkej jkasj jdaerah,
Pedapatanj jdaerahj jadalahj jhakj jpemerintahj jdaerahj jyangj jdiakuij jsebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode yang bersangkutan.

Penerimaan Daerah bersumber dari :


1.jPendapatan Asli Daerah
a.jPajak Daerah
b.jRetribusi Daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah
d.jLain PAD yang sah.

74
2.jDana Perimbangan
a.jDana bagi hasil
b.jDana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus.
3.jLain pendapatan yang sah

Pendapatan Asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh (dipungut) daerah


berdasarkanj jPeraturanj jdaerahj j jdanj jsesuaij jdenganj jperundang-undangan.
Danj jDanaj j jPerimbanganj jadalahj jdanaj jyangj jbersumberj jdarij jpendapatan
APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Desentralisasi adalah; penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah


atauj jdaerahj jtingkatj jatasnyaj jkepadaj jdaerahj j.j jSentralisasij jadalah:j jsistem
perencanaan yang dikendalikan pada satu titik pusat (terpusat).Tumbuhnya
perhatian terhadap desentralisasi j dikaitkan dengan gagalnya perencanaan
terpusat dan populernya strategi pertumbuhan dan pemerataan (growth with
equity), tetapi juga adanyaj kesadaran bahwa pembangunan adalah proses
yangj kompleks dan penuh ketidakpastian yang tidak dapat dengan mudah
dikendalikanj jdanj jdirencanakanj jdarij jpusat.j jKarenaj jituj jparaj jpelopor
menyatakan pentingnya desentralisasi dalam perencanaan dan administrasi
negara di dunia ketiga ( Allen, 1990).

Perjalanan Desentralisasi di Indonesia


Periode Konsfigurasi UU otonomi Hakikat
politik Otonomi
Perjuangan Demokrasi UU.No.1Tahun 1945 Otonomi Luas
kemerdekaan UU.No.22Tahun 1948
(1945 – 1949)
Pasca Demokrasi UU.No.1 Tahun 1957 Otonomi Luas
Kemerdekaan
( 1950 – 1959)
Demokrasi Otoritarian Penpresj jNo.6j jTahun Otonomi
Terpimpin ( 1959 – 1959 Terbatas
1965 ) UU No.18 Tahun 1965

75
Orde Baru (1965 – Otoritarian UU No. 5 Tahun 1974 Sentralisasi
1998)
Pascaj jOrdej jBaru Demokrasi UU No. 22 Tahun 1999 Otonomi Luas
(1998 – sekarang) UU No. 25 Tahun 1999
UU No. 32 Tahun 2004
UU No. 33.Tahun 2004

Keunggulanj jsistemj jDesentralisasij jadalahj j(a).j jSistemj jdesentralisasi


mampu mengatasi permasalahan keberagaman kebutuhan, preferensi, dan
keinginanj jantarj jpendudukj jyangj jdapatj jberbeda.(b).j jKeunggulannyaj jadalah
nilai positip dari persaingan antar daerah. Penduduk dapat memilih daerah
yangj j jmencerminkanj jpreferensinya.(c).j jKeunggulanj jketigaj jadalahj jadanya
inovasi dan eksperiman kebijakan yang dilakukan di masing-masing daerah.

Derajat Otonomi Fislkal daerah adalah menggambarkan kemampuan


dari pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan asli darah seperti
pajak, retribusi dan lain-lain. Selain itu juga otonomi daerah dan desentralisasi
fiskalj j jmenggambarkanj j:j j(a).j jAdalanyaj jkeleluasaanj jbagij jdaerahj juntuk
mengmbangkanj jpotensij jdaerahj jpadaj jsatuj jsisi,j jdanj jkeleluasaanj juntuk
menyusunj jdaftarj jproritasj jpembangunanj jgunaj jmendorongj jpercepatan
pembangunan daerah. (b). Kemamapuan daerah dalam meningkatkan daya
saing daerah.
Daya saing j menurut Michael Porter (1990) adalah produktifitas dari
nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja atau laju perubahan
nilaij jtambahj jperunit jinput jyangj jdicapaij jolehj jperusahaan.j jDanj jdayaj jsaing
daerahj jadalah:j jkemampuanj jperekonomianj jdaerahj juntukj jmencapai
pertumbuhanj jtingkatj jkesejahteraanj jyangj jtinggij jdanj jberkelanjutanj jdengan
tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional.

76
Faktor Penentu Daya Saing Daerah
No. Faktor Variabel
1. Perekonomian Daerah - Nilai Tambah
- Tingkat konsumsi
- Akumulasi kapital
- Tingkat biaya hidup
2. Keterbukaan - Nilai Tukar
Internationalization - Perdagangan Internasional
- Keterbuaan terhadap PMA
- Keterbukaan Pasar Uang
3. Pemerintah - Pengeluaran pemerintah
Government terhadap PDB
- Kebijakan Fiskal dan
tabungan
- Pajak
- Intervensi Ekonomi
- Birokrasi Pemerintah
4. Keuangan - Perkembangan Pasar Uang
Finance - Efisiensi lembaga keuangan
- Resiko dan Stabilisasi
keuangan
- Tabungan dan Investasi
5. Infrastruktur - Transportasi
Infrastructure - Telekomunikasi
- Energi dan infrastruktur
lainnya
6. IPTEK - Penguasaanj jIPTEKj jtenaga
Science dan Tecnology kerja
- Kemampuan Litbang
- Tingkat koputerisasi
- Tingkat penguasaan
tehnologi
7. Manajemen - Kewiraswastaan
Management - Strategi
- Orientasi pembeli konsumen

77
- Kontrol Kualitas
- Sumber Daya managerial
8. Penduduk - Kualitas Tenaga Kerja Buruh
People - Tingkat Pengetahuan Dasar
- Tingkat Upah Tenaga Kerja
- Regulasi Pasar Tenaga Kerja
- Hubunganj jkerjaj j–j jIndustrij j/
relation
9. Kelembagaan - Undang-Undang/Peraturan
Rules and Law - Hukum ( Law Enforment )
- Hak Cipta – Perlindungan
- Hak Cipta Intelektual

Untuk mengukur Daya Saing dapat dilihat dari dua aspek :


1. Kualitas barang, jika kualitas barang itu itnggi maka akan menimbulkan
permintaanj jyangj jtinggi,j jbaikj jpermintaanj jyangj jbersifatj jriilj jmaupun
permintaan yang bersifat potensial.
2. Persepsi masyarakat Internasional terhadap barang, jika harga bukan
menjadij jmasalahj jberartij jbahwaj jperubahanj jhargaj jtidakj jakan
menyebabkan berkurangnya konsumsi secara substansial.

Bahan Diskusi
1. Coba saudara jelaskan pengertian otonomi daerah dan derajad
desentralisasi fiskal ?.
2. Jelaskan kenapa muncul UU No. 32 tentang Otonomi Daerah dan No. 33
tahun 2004 tentang dana perimbangan.
3. Apa yang dimaksud dengan konsep daya saing daerah dan jelaskan faktor-
faktor yang memengaruhi daya saing daerah ?

Bahan Bacaan
Anonim. 2004, Undang-undang RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah
............ 2004 Undang-undang RI No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangang
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

78
Alisyahbana, A . Abdullah, P. 2002. Daya Saing Daerah, Konsep Dan
Pengukurannya Di Indonesia. BPFE Yogyakarta.

PERTEMUAN KE ENAM BELAS


MATERI KE- 16

UJIAN SEMESTER

79

Anda mungkin juga menyukai