Anda di halaman 1dari 23

COR - LOR

Oleh:
Nurul Istifadah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
nistifadah@yahoo.com.au
CAPITAL OUTPUT RATIO
CAPITAL COEFFISIEN

PERBANDINGAN ANTARA MODAL YANG


DIPERLUKAN DAN HASIL YANG DICAPAI
(konsep statis)
INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO

Pertambahan modal yang diiperlukan untuk


menghasilkan satu satuan unit output
(konsep dinamis)
Besaran Nilai COR/ICOR

(Berdasar data empiris) :


Pada mulanya naik, kemudian turun
pada saat pembangunan ekonomi
menuju ke kematangan, dan kemudian
stabil pada jangka panjang.
INCREMENTAL LABOUR OUTPUT RATIO

Perbandingan antara penambahan tenaga


kerja terhadap penambahan satu unit
output
INVESTASI (I) = Perubahan MODAL (C)

ICOR = C / Y S = MPS. Y
Y = C / ICOR
SYARAT S = I
C = ICOR . Y MPS. Y = I
MPS . Y = C
C = I
MPS . Y = ICOR . Y
I = ICOR . Y
MPS / ICOR = Y / Y
MPS / ICOR = rate of growth
Rog = S Rog = S
---------------------- ----------------------

ICOR ICOR

Rog = S Rog = S
------------------- ----------------------

ICOR ICOR
S > ICOR
TABUNGAN dan INVESTASI

Tingkat investasi tidak harus selalu sama


dengan tingkat tabungan
Jika tabungan tidak mencukupi, maka
dapat ditutup dengan investasi asing dan
bantuan luar negeri
Tabungan (swasta dan pemerintah),
pajak, pinjaman luar negeri, tabungan
paksa (defisit anggaran)
APABILA TINGKAT INVESTASI TIDAK SAMA DENGAN
TINGKAT TABUNGAN, MAKA DAPAT DITUTUP DENGAN
MODAL BANTUAN LUAR NEGERI

Bantuan / pinjaman luar negeri harus dapat dibayar kembali


dengan tabungan dalam negeri di masa yang akan datang

Kenaikan pendapatan nasional dan tingkat tabungan harus bisa


menjamin pembayaran kembali hutang tersebut. Jika kenaikan Y
dan tingkat tabungan tidak menjamin pembayaran kembali hutang
tersebut, maka akan menjadi beban berat di masa yang akan
datang.

Pinjaman luar negeri hendaknya untuk investasi yang secara


langsung atau tidak langsung menaikkan produk nasional
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ICOR
Sumber daya alam
Pertumbuhan penduduk
Inovasi tehnologi (padat modal)
Komposisi investasi
Efisiensi penggunaan faktor produksi
Ketrampilan manajerial & organisasi
Kebijakan harga faktor produksi
(suku bunga, sewa, upah, dll)
Kebijakan ketenaga-kerjaan
Kemajuan industrialisasi
Pembangunan prasarana sosial ekonomi
KONSEP INVESTASI
INVESTASI MINIMUM INVESTASI TERTINGGI
Tingkat investasi yang Investasi yang sesuai
dengan kapasitas absorpsi
diperlukan untuk
masyarakat.
mencegah turunnya
pendapatan per kapita
Kapasitas absorpsi
dengan adanya
ditentukan oleh: SDA, TK,
kenaikan penduduk sistem perpajakan, skill
(tehnis), pengelolaan
administratif, dll
KEBIJAKAN INVESTASI
Mempertimbangkan peran antara
pemerintah dan swasta
PPP (Public Privat Partnership)
Tergantung dari besaran COR/ICOR
Contoh perhitungan :
Diketahui:
Pendapatan Nasional : 1000
Tingkat tabungan : 12%
ICOR : 6

Hitung tingkat pertumbuhan nasional


Jawab:
Domestic Saving (S) = 12% x 1000 = 120
sehingga investasi = 120
Kenaikan Produksi Nasional =
Y = C / ICOR
120/6 = 20
(20/1000) x 100% = 2%
Tingkat pertumbuhan nasional =
rate of growth = MPS / ICOR
12% / 6 = 2%
Jika :
Kenaikan penduduk = 2%
Target pertumbuhan ekonomi = 2%
ICOR = 6

Hitung tabungan atau investasi yang


diperlukan !
Jawab :
Pertumbuhan ekonomi nasional total =
(2% + 2%) = 4%
Kenaikan produksi nasional = 4% x 1000 = 40
Investasi yang dibutuhkan =
ICOR x kenaikan produksi = 6 x 40 = 240
atau
rate of growth = MPS / ICOR
4% = I / 6
Investasi yang dibutuhkan= 4% x 6 = 240
Pada tahun 2003 PDRB Jatim sebesar 250 M.
Berikut tabel sumbangan masing-masing sektoral, data
ICOR, dan besarnya investasi yang direncanakan oleh
Bappeprov Jatim pada masing-masing sektor.
Hitung :
*) Pertumbuhan tiap sektor
*) Pertumbuhan ekonomi Jatim
*) Apabila target pertumbuhan sebesar 6%, berapa
investasi total yang harus dilakukan ? Apb masing-2
sektor mendapat alokasi nilai investasi yang sama,
berapa pertumbuhan masing-masing sektor.
Pertanian Industri Listrik & Bang Perdagn Keuang&Jasa Total

Nilai Output 54 67 17 64 48 250

ICOR 3 5 4 4 5

Investasi 21 45 8 32 20 126
Jawaban soal :

Pertanian Industri Listrik & Bang Perdagn Keuang&Jasa Total

Nilai Output 54 67 17 64 48 250

ICOR 3 5 4 4 5
Investasi 21 45 8 32 20 126

Y 7 9 2 8 4 30

Growth 12.96 13.43 11.76 12.50 8.33 12.00

Y = 6% 3 3 3 3 3 15

Pertumbuhan 5.56 4.48 17.65 4.69 6.25 6.00


ICOR JAWA TIMUR, 1989 2002
Sumber : BPS Provinsi Jatim
1) Rata-rata 1990-1997

Tahun PMTB PDRB Pertambahan ICOR ICOR


ADHK'93 ADHK'93 PDRB per tahun rata2/thn
(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (8 TAHUN)

1 2 3 4 5=2/4 6
1989 9,122,756 36,528,631 -
1990 9,776,485 39,456,071 2,927,440 3.34
1991 10,621,644 42,365,440 2,909,369 3.65
1992 11,630,443 45,713,037 3,347,597 3.47
1993 12,888,500 49,172,247 3,459,210 3.73
1994 14,557,678 52,727,481 3,555,234 4.09

1995 16,277,893 57,040,504 4,313,023 3.77


1996 18,093,079 61,752,469 4,711,965 3.84
1997 19,078,004 64,853,576 3,101,107 6.15 4.01 1)
1998 12,379,783 54,398,897 (10,454,679) (1.18) 3.44 2)
1999 12,778,300 55,058,970 660,073 19.36 5.40 3)
2000*) 11,957,212 56,856,521 1,797,551 6.65 5.80 4)
2001**) 11,998,996 58,750,180 1,893,659 6.34 6.13 5)
2002***) 12,067,461 60,755,495 2,005,315 6.02 6.37 6)
KELEMAHAN ANALISIS COR/ICOR

1. COR/ICOR hanyalah alat untuk memperkirakan


kebutuhan modal secara total dari suatu
perekonomian, tetapi tidak dapat dipergunakan
sebagai alat untuk menentukan prioritas antara
berbagai sektor dalam perekonomian
2. COR/ICOR tidak mampu menjelaskan jumlah
investasi modal SDM yang diperlukan untuk mencapai
laju pertumbuhan
3. asumsi tidak ada perubahan produksi / tehnologi
4. Asumsi bahwa jika modal meningkat, maka
persediaan faktor pendukung juga meningkat.
ILOR = L/ Y
INCREMENTAL LABOUR OUTPUT RATIO

PERBANDINGAN ANTARA
PENAMBAHAN TENAGA KERJA
TERHADAP PENAMBAHAN SATU UNIT
OUTPUT
KEGUNAAN ILOR
Mengukur kemungkinan penyerapan
tenaga kerja yang dikaitkan dengan unsur
pendapatan
Dengan demikian akan dapat diketahui
seberapa besar tenaga kerja yang dapat
terserap per tahun jika terjadi
penambahan output per satuan di suatu
wilayah.
ILOR JAWA TIMUR, 1990 2002
Sumber : BPS Provinsi Jatim
1) Rata-rata 1990-1997

Tahun TK TK PDRB ADHK''93 PDRB ILOR ILOR rata2


(Juta Rp) (Juta Rp) per thn per tahun
1 2 4 4 5 3/5 = 6 7

1990 15,432,144 39,456,071


1991 15,566,687 134,543 42,365,440 2,909,369 0.05
1992 15,489,201 (77,486) 45,713,037 3,347,597 (0.02)
1993 15,589,769 100,568 49,172,247 3,459,210 0.03
1994 15,975,468 385,699 52,727,481 3,555,234 0.11
1995 16,402,595 427,127 57,040,504 4,313,023 0.10
1996 16,128,336 (274,259) 61,752,469 4,711,965 (0.06)

1
1997 16,138,438 10,102 64,853,576 3,101,107 0.00 0.03

1998 16,350,540 212,102 54,398,897 (10,454,679) (0.02) 0.02

1999 16,418,571 68,031 55,058,970 660,073 0.10 0.04

4
2000 16,091,686 (326,885) 56,856,521 1,797,551 (0.18) 0.01

5
2001 17,056,804 965,118 58,750,180 1,893,659 0.51 0.06

6
2002 16,180,053 (876,751) 60,755,495 2,005,315 (0.44) (0.01)

Anda mungkin juga menyukai