Anda di halaman 1dari 143

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERAN INDUSTRI KREATIF DALAM PEREKONOMIAN


JAWA TIMUR: PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN


DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DIAJUKAN OLEH
NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
NIM: 041311133146

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

$uraaqva .*]..: ;9.1. :.3s.1?


Skripsi telah selesai dan siap diuji

NIP: 196702101998022001

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERI\TYATAAF{ ORISINALITAS SKruPSI

Saya, (Ni SheilaFairuz Ratnasari, 041311133146), menyatakan bahwa:

1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya" serta bukan
merupakan hasil peniruan atau peqiiplakanQtlagiarism) dafi karya orang lain.
Skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di
Universitas Airlangga, maupun di perguruan tinggt lainnya
2. Dalam Skripsl ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnyq dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpang;an dan ketidakbenaran dalam pernyataan inq maka


saya bersedia menerima sanksi akadeinik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis Skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai
dengan nonna dan peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga.

NIM:041311133146

lv

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DECLARATION

I S.Ii Sheila Fairuz Rahasari, 041311133146), declare ftat:

1. Ir{y thesis is geiruine and tnrly my own ercdion, and is not anothet's pe$lon
work made under my name, not a piracy or plagiarism. The thesis hm never
been submitted to obtain an rcademic degree in Airlangga Universiry or in any

other universitie#mlleges.

2. This thesis does not corilain any wort or opinion written or published by
anyone, unless clearly acknowledged or referred b by quoting the autlu/s
name and stated in the References.

3. Thb $abmeirt is hrc; if on lhe fifiil€ efu stetemeat is proven to be fraud md


disbnest, I agree to receive an acafuiic smstioo in fte fsrm of r€oloval of
, the degree obtained &rough this thesis, and ofrersmction in aecordme wi&
the prevailing noilns and regulation in AirlanggaUniversify.

NM:041311133146

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Industri

Kreatif dalam Perekonomian Jawa Timur Jawa Timur: Pendekatan Model Input-

Output”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga Surabaya

Skripsi ini dapat terselesaikan karena mendapatkan arahan, bimbingan,

saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua (I Made Hermawan dan Arita Ratnasari) serta keluarga tercinta,

yang telah memberikan dukungan sangat besar baik moril maupun materil,

kepercayaan, kesabaran, pengorbanan serta doa dan kasih sayang yang tak

terhingga kepada penulis. Terima kasih juga untuk I Rendy Ichsan Hermawan

atas doa, perhatian, dukungan, dan cintanya sebagai seorang kakak;

2. Dr. Nurul Istifadah, SE., MSi. selaku Dosen Pembimbing dan mentor yang

senantiasa meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi;

3. Dr. Hj. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Airlangga;

4. Drs.Ec. Tri Haryanto, M.P., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga;

5. Dr. Muryani, SE. M.Si., MEMD selaku Ketua Departemen Ekonomi

vi

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga;

6. Rossanto Dwi Handoyo, SE., M.Si., Ph.D selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga;

7. Drs. Ec. Bambang Eko Afiatno, Msi selaku dosen wali penulis selama

menjalani masa kuliah pada program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga yang selalu memberikan motivasi

kepada penulis;

8. Dr. Wasiaturrahma, S.E., M.Si., Achmad Jayadi, S.E., M.Ec.Dev., dan M.

Khoerul Mubin, S.E., MSc. selaku dosen-dosen penguji Tim IX Ujian Skripsi

14 Februari 2017, terima kasih atas bantuan dan apresiasi yang diberikan;

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga atas ilmu

dan arahan yang telah diberikan selama masa kuliah;

10. Mbak Winda, Mbak Arimbi, Pak Tomo, dll selaku staff Departemen Ilmu

Ekonomi, terima kasih atas segala bantuan, arahan, dan informasi yang

diberikan kepada penulis, beserta seluruh staff administrasi Departemen ilmu

ekonomi;

11. Mas Mubin, Mas Joko, Pak Wiji, beserta seluruh staff akademik dan staff

kemahasiswaaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga;

12. Mas Andik dan seluruh staff RBC Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan

perpustakaan kampus B Universitas Airlangga, terima kasih atas bantuan dan

keramahan yang diberikan kepada penulis;

13. Ibu Aza selaku staff bagian neraca Kantor BPS Jawa Timur, terima kasih atas

informasi, dan kesabarannya dalam mengarahkan penulis;

vii

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

14. Pak Ari Juliano Gema dan Pak Wawan Rusia selaku Direktur Riset dan

Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia, terima kasih

atas informasi, keramahan, dan kesabaran yang diberikan kepada penulis;

15. Dr Agus Windarto, DEA selaku program expert Bali Creative Industry Centre

dan tim penyusun buku ekonomi kreatif, terima kasih atas diskusi singkat, dan

informasi yang diberikan untuk penulis tentang industri kreatif dan ekonomi

kreatif;

16. Seluruh staff Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terima kasih atas

informasi yang diberikan kepada penulis;

17. Megatru Raka Pamungkas, terima kasih atas dukungan, kepercayaan,

kesabaran, arahan, doa, tenaga waktu, dan kasih sayang yang selalu diberikan

kepada penulis;

18. Kholidia Nur Solikha, Bayu Dwiky Rachmandiaz, Nur Muarova, dan Nur

Rizal Ramadhan yang membuat segala kesulitan dalam menjalani masa

perkuliahan menjadi lebih mudah, terima kasih karena selalu ada untuk

penulis, Cepet nyusul!!!;

19. Corny Aziz as my ice cream mate, terima kasih atas waktu, tenaga, dukungan,

kesabaran dan segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama 3,5

tahun;

20. Devin Ilham, terima kasih atas waktu, tenaga, dan arahan yang diberikan

kepada penulis dalam mengolah data input-output;

21. Imroatul Amalia, Ginanti Permata Hatiku, Nurindah Lestari Baderan,

Shabrina Ayu Oktasari, Neysa Febri Anne. Terima kasih Lima Serangkai-ku

viii

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

untuk bantuan setiap semesternya, kalian membuat pelajaran ilmu ekonomi

terasa lebih sederhana;

22. Rachmamega Annisa, dan Rizky Widi Ibrahim, terima kasih banyak atas

tingkah kalian berdua yang membuat penulis lupa akan kurva-kurva rumit

yang ada di text book, cepet nyusul yaaaaaa;

23. Seluruh teman-teman pejuang skripsi: Debby, Ary, Fiqy, Olly, Chali, Farah,

Naomisela, Ayu, Fadhila, Epik Safputri dll terima kasih untuk segala

informasinya;

24. Denny, Demas, Awan, Zeqy, Yasmine, Lucha, Annisa, Anggia, Bagus,

Wawan, Kacong, Aul, Bunda, Sinta, Astrid, Ivana, Athifa, Fahd, Kiyep, Ceka,

Bang Dul, Brinda, Yusti, Dina, Wino, Jay, Erly, Andy, Andri, Antok, Weny,

Intan, Tamara, dll selaku teman-teman EP 2013. Terima Kasih atas segala

bantuan selama menjalani masa perkuliahan;

25. Kakak-kakak EP 2012: Mbak Della, Mbak Cece, Mas Trianto, Mas Tegar,

Mas Boy, Mas Abah, Mbak Jane, Mbak Nicul, Mbak Devi, Mbak Deafara,

Mas Ditya, Mas Ardhy, Mas Reza, Mas Ganang, Mas Adi, Mbak Reni, Mbak

Nana dll terima kasih atas bantuannya;

26. Kakak-kakak EP 2011-2010: Mbak Puci, Mas Ganda, Mas Alam, Mas Ragil,

Mas Andiga, Mas Tian, Mas Paska, Mas Aris, Mas Angga, Mas Dhany, Mas

Aji, Mas Yem, Mas Jalmo, Mbak Rista, Mas Wa’a dll, terima kasih atas

segala saran, bantuan, dan informasi yang diberikan untuk penulis;

27. Harold Ferry Haryono, Dhamar Gani Satya, Vinna Rizky, Ade Wahyanto,

Wahyu Pratama, Ronal Irawan Prakoso, Freshal Fitran, Intan Cintya Darani,

ix

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Arief Rio Ramadhan, Gusti Ayu Mega, Gadhis Richi Andita, Arief Musthafa,

terima kasih atas waktu dan dukungannya.

28. Teman-teman organisasi Workshop Entrepreneur Business Society (WEBS

UNAIR) dan HIMA EP UNAIR

29. Serta seluruh pihak yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu-per satu

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Surabaya, Januari 2017

Penulis,

Ni Sheila Fairuz Ratnasari


NIM: 041311133146

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN


DAFTAR No. :

ABSTRAK
SKRIPSI SARJANA EKONOMI
NAMA : NI SHEILA FAIRUZ R
NIM : 041311133146
TAHUN PENYUSUNAN : 2017

JUDUL :
PERAN INDUSTRI KREATIF DALAM PEREKONOMIAN JAWA TIMUR:
PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT
ISI :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran, keterkaitan, dan dampak
pengganda (multiplier effect) masing-masing subsektor industri kreatif dalam
perekonomian Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan alat analisis model input-
output (I-O) dan data sekunder berupa tabel input-output Jawa Timur tahun 2010,
dengan 110 sektor. Model I-O digunakan untuk menganalisis keterkaitan ke
belakang dan ke depan sektor industri kreatif dalam perekonomian Jawa Timur
serta dampak pengganda (multiplier) terhadap perekonomian Jawa Timur secara
keseluruhan. Hasil analisis menunjukkan bahwa industri kreatif berperan sebesar
20,27% dalam perekonomian Jawa Timur dan berpotensi menjadi leading sector.
Subsektor industri kreatif yang berperan besar dan menjadi leading sector dalam
perekonomian Jawa Timur adalah subsektor kuliner. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa enam dari 15 subsektor industri kreatif memiliki keterkaitan
total ke belakang yang tinggi (>1), terutama subsektor arsitektur. Sedangkan,
keterkaitan total ke depan industri kreatif relatif rendah (<1) karena hanya
subsektor kerajinan, serta subsektor televisi dan radio yang memiliki indeks
keterkaitan ke depan yang tinggi. Hal ini menandakan industri kreatif berperan
dalam menarik dan mengembangkan sektor hulunya, tetapi kurang berperan
dalam mengembangkan sektor hilirnya. Hasil yang didapatkan dari analisis
dampak menunjukkan bahwa pengganda output sektor industri kreatif memiliki
nilai yang tinggi, sedangkan pengganda pendapatan dan pengganda tenaga kerja
sektor industri kreatif memiliki angka yang rendah. Hal ini mengindikasikan
bahwa sektor industri kreatif dapat mengembangkan penciptaan output
perekonomian Jawa Timur tetapi kurang berperan dalam peningkatan pendapatan
masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.

Kata Kunci: industri kreatif, input-output, keterkaitan ke depan, keterkaitan ke


belakang, dampak pengganda

xi

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

MINISTRY OF NATIONAL EDUCATION


FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS OF AIRLANGGA
UNIVERSITY
STUDY PROGRAM : ECONOMIC DEVELOPMENT
LIST NO : ………………………………..

ABSTRACT
THESIS OF ECONOMICS UNDERGRADUATE
NAME : NI SHEILA FAIRUZ R
NIM : 041311133146
YEAR OF PREPARATION : 2017

TITLE :
ROLE OF THE CREATIVE INDUSTRY IN THE ECONOMY OF EAST JAVA:
INPUT-OUTPUT MODEL APPROACH
SUMMARY :
This study aims to analyze the role, intersectoral linkages, and multiplier effect of
each subsector of creative industries in the economy of East Java. This research
uses input-output (I-O) model as the analytic tool and East Java’s input-output
table in 2010 with 110 sectors as secondary data. The I-O model is being used to
analyze the relevance between the creative industry sector in the economy of East
Java and the multiplier effect to the whole East Java’s economy. The analysis
result shows that the creative industry contributes 20,27% to the economy of East
Java and has the potential to become the leading sector. One of the subsector of
creative industry, culinary subsector, play a major role and is the leading sector in
the economy of East Java. Subsectors of creative industries that play a major role
and be a leading role in The Economy of East Java is a culinary subsector. This
study also shows that six of the 15 subsectors of the creative industry have a high
total backward linkage (>1), especially in architecture subsector. While the total
forward linkage is relatively low (<1), because the only subsectors which have
high index of forward linkages are crafting subsector and also television and radio
subsector. It indicates that the creative industries play a role in attracting and
developing the upstream sector, but lesser role in developing the downstream
sector. In addition, this study also looked of the impact points out that the output
multiplier, income multiplier and employment multiplier. The results obtained
from the analysis of the impact indicates that the output multiplier creative
industry sector has a high value, while the income multiplier and employment
multiplier have low. It implies that the creative industry sector can develop the
establishment of the output in the economy of East Java, but less role in
increasing people’s income and employment.
Key words: creative industries, input-output, forward linkage, backward linkage,
multiplier effect

xii

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.....................................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………..………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................................iv

DECLARATION....................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

ABSTRAK.............................................................................................................xi

ABSTRACT…………………………………………………………..…………xii

DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL……………....…………………..……………………….....xvi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....…………………………………………..……………...1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................9

1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………..…...10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori...........................................................................................11

2.1.1. Teori Produksi...............................................................................11

2.1.2. Teori Keseimbangan Umum.........................................................19


xiii

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.3. Industri Kreatif…………………………………………………..21

2.1.4. Subsektor Industri Kreatif……………………………………….25

2.15. Produk Domestik Bruto Industri Kreatif…………………………31

2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………………..31

2.3 Model Analisis Input-Output…………………………………………….34

2.3.1 Pengertian Analisis Input-Output………………………………..34

2.3.2 Kerangka Dasar Model Input-Output………………………........36

2.3.3 Analisis Keterkaitan Antar Sektor……………………………….43

2.3.4 Analisis Multiplier……………………………………………….44

2.4 Kerangka Berpikir………………………………………………………..45

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian...............................................................................47

3.2. Identifikasi Variabel..................................................................................47

3.3. Definisi Operasional..................................................................................48

3.4. Jenis Dan Sumber Data.............................................................................52

3.5. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................53

3.6. Teknik Analisis.........................................................................................53

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum......................................................................................63

4.1.1. Struktur Perekonomian Jawa Timur.................................................63

4.2. Hasil dan Pembahasan...............................................................................75

4.2.1. Peran Masing-Masing Subsektor Industri Kreatif Jawa Timur........75

4.2.2. Keterkaitan Antar Sektor Industri Kreatif Jawa Timur....................90

xiv

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.2.3. Analisis Dampak Pengganda (Multiplier Effect)………………….97

4.3. Keterbatasan Penelitian………………………………….......…………101

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan.................................................................................................102

5.2. Saran........................................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................105

LAMPIRAN........................................................................................................108

xv

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kerangka Dasar Model Input-Output…………....................................37

Tabel 2.2 Simplifikasi Tabel Input-Output………………………...…………….39

Tabel 3.1 Subsektor Industri Kreatif Jawa Timur..................................................49

Tabel 4.1 Struktur Permintaan dan Penawaran Menurut Sektor Ekonomi

Provinsi Jawa Timur Tahun 2010........................................................64

Tabel 4.2 Struktur NTB Menurut Pendekatan Pengeluaran dalam

Perekonomian Jawa Timur...................................................................70

Tabel 4.3 Neraca Perdagangan Ekonomi Jawa Timur...........................................73

Tabel 4.4 Struktur Permintaan dan Penawaran 15 Subsektor Industri Kreatif

di Jawa Timur Tahun 2010.................................................................76

Tabel 4.5 Struktur NTB 15 Subsektor Industri Kreatif Menurut

Pendekatan Pendapatan di Jawa Timur Tahun 2010………...……….82

Tabel 4.6 Struktur NTB 15 Subsektor Industri Kreatif Menurut

Pendekatan Pengeluaran di Jawa Timur Tahun 2010..........................85

Tabel 4.7 Neraca Perdagangan 15 Subsektor Industri Kreatif di Jawa Timur

Tahun 2010…………………....………………………………………88

Tabel 4.8 Indeks Keterkaitan ke Belakang Industri Kreatif Jawa Timur………..91

Tabel 4.9 Sektor-Sektor Hulu Subsektor Arsitektur……………………………..92

Tabel 4.10 Sektor-Sektor Hulu Subsektor Televisi dan Radio…………………..93

Tabel 4.11 Indeks Keterkaitan ke Depan Industri Kreatif Jawa Timur………….94

Tabel 4.12 Sektor-Sektor Hilir Subsektor Kerajinan…………………………….96

xvi

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 4.13 Sektor-Sektor Hilir Subsektor Seni Rupa……………………………96

Tabel 4.14 Nilai Multiplier Subsektor Industri Kreatif di Jawa Timur

Tahun 2010…………………….……………………………………98

xvii

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi

Marginal............................................................................................13

Gambar 2.2 Kurva Isoquant……………………………………………………..14

Gambar 2.3 Kurva Isoquant Fungsi Produksi Leontief........................................16

Gambar 2.4 Garis Isocost………………………………………………………..17

Gambar 2.5 Kurva Production Possibility Frontier (PPF)……………………...20

Gambar 4.1 Struktur Output Sektor dalam Perekonomian Jawa Timur

Tahun 2010…………………………………………………………66

Gambar 4.2 Struktur NTB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Jawa Timur

Tahun 2010 (dalam %)……… …………………….………………67

Gambar 4.3 Struktur NTB Menurut Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Tahun 2010………………..………………………………………..69

Gambar 4.4 Struktur Output 15 Subsektor Industri Kreatif dalam Provinsi

Jawa Timur Tahun 2010………………………...……………….…78

Gambar 4.5 Kontribusi NTB 15 Subsektor Industri Kreatif Provinsi Jawa

Timur Tahun 2010…………………………………………...….….81

xviii

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Potensi Produk Unggulan Kabupaten/Kota di Jawa Timur…….108

Lampiran 2 Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Transaksi

Total atas Harga Produsen, Klasifikasi 24 Sektor……………....111

Lampiran 3 Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Transaksi

Domestik atas Harga Produsen, Klasifikasi 24 Sektor………....112

Lampiran 4 Klasifikasi Sektor Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timut

Tahun 2010……………….……………………………………..113

Lampiran 5 Matriks Koefisien Input 24 Sektor……………………………...115

Lampiran 6 Keterkaitan Langsung ke Belakang……...……………………..116

Lampiran 7 Keterkaitan Langsung ke Depan………………………………..117

Lampiran 8 Matriks (1-A)…………………………………...………………118

Lampiran 9 Matriks (1-A)-1 (Leontief Matrix Inverse)……………………...119

Lampiran 10 Keterkaitan Total ke Belakang………………………………….120

Lampiran 11 Keterkaitan Total ke Depan………………………………...…..121

Lampiran 12 Output Multiplier…………………………………...…………..122

Lampiran 13 Income Multiplier……………………………...………………..123

Lampiran 14 Employment Multiplier………………………………………….124

xix

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah era ekonomi pertanian, ekonomi industri dan ekonomi informasi,

era ekonomi kreatif sedang berkembang saat ini. Ekonomi Kreatif hadir dengan

mengedepankan ilmu pengetahuan, ide dan kreativitas dalam perekonomian

(UNCTAD, 2013). Ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi salah

satu sektor penggerak yang dapat mewujudkan visi pembangunan Indonesia

hingga 2025 mendatang (Kemenparekraf, 2014). Hal ini dapat terjadi karena pada

dasarnya kreativitas merupakan sumber daya terbarukan selama sumber daya

manusia tetap berkreasi dan menciptakan nilai tambah yang didukung oleh iklim

yang kondusif.

Melalui ekonomi kreatif, perekonomian akan tumbuh secara inklusif dan

berkelanjutan, citra dan identitas bangsa akan dikenal oleh dunia, kreativitas yang

didorong oleh inovasi akan tumbuh, dan toleransi sosial antar lapisan masyarakat

karena adanya peningkatan antar budaya dapat meningkat. Maka dari itu, ekonomi

kreatif tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian, namun juga berdampak

positif terhadap aspek sosial, budaya, dan lingkungan.

Pengembangan ekonomi kreatif hadir di Indonesia berdasarkan Instruksi

Presiden nomor 6 tahun 2009. Pengembangan ekonomi kreatif ini perlu dilakukan

guna menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan dalam rangka

ketahanan nasional (Lemhannas, 2012). Ekonomi kreatif dapat mendorong

peningkatan peran pasar, karena pasar memiliki peran yang sangat besar dalam

1
SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2

menunjang perputaran roda perekonomian. Apabila roda perekonomian

masyarakat stabil, maka masyarakat akan sejahtera. Kesejahteraan masyarakat

termasuk pada bagian inti dari ketahanan nasional.

Keberhasilan pengembangan ekonomi kreatif banyak ditentukan oleh

perkembangan industri-industri kreatif di tanah air. Industri kreatif merupakan

bagian atau subsistem dari ekonomi kreatif, yang menjadi penggerak penciptaan

nilai ekonomi pada era ekonomi kreatif. Industri kreatif didefinisikan sebagai

industri yang menghasilkan output dari pemanfaatan kreativitas, keahlian, dan

bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan peningkatan

kualitas hidup (Kemenparekraf, 2014). Berdasarkan hal tersebut, pada Instruksi

Presiden nomor 6 tahun 2009 menjelaskan bahwa penyusunan dan pelaksanaan

rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif juga harus dilakukan oleh daerah

yaitu provinsi maupun kabupaten atau kota.

Sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden No. 6 tahun 2009 tentang

pengembangan ekonomi kreatif dan meyadari kehadiran industri kreatif sebagai

sektor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional yang nantinya

akan berdampak pada ekonomi nasional, maka pemerintah provinsi Jawa Timur

juga berkomitmen untuk mengembangkan industri kreatif. Hal ini dibuktikan

dengan adanya penerbitan Surat Keputusan Gubernur tentang Tim Koordinasi

Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Timur nomor 188/650/KPTS/013/2011

tertanggal 18 November 2011.

Pengembangan industri kreatif di Jawa Timur, terlihat dari munculnya

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Industri Kecil Menengah

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3

(IKM) Jawa Timur yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk-produk

unik yang berdaya saing di perdagangan nasional maupun internasional. Hal ini

terbukti dengan kepercayaan yang diberikan kepada provinsi Jawa Timur untuk

mewakili Indonesia pada perhelatan tahunan pameran kerajinan berskala

internasional pada tahun 2013, yaitu Toward The Global Market Through the

Enviromentally Friendly Handycraft (Pemprov Jatim, 2014). Selain itu upaya

pemerintah provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan industri kreatif adalah

membangun kampung-kampung industri kreatif seperti kampung tenun ikat

Bandar Kidul di Kediri, kampung batik di Probolinggo, kampung batik Tanjung

Bumi di Bangkalan, kampung kerajinan anyaman bambu Gintangan di

Banyuwangi, kampung batik Jetis dan kampung topi di Kabupaten Sidoarjo, serta

kampung sulam pita dan kampung Tas Gadukan di Surabaya.

Sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan industri kreatif di Jawa

Timur, pemerintah provinsi Jawa Timur juga menyelenggarakan beragam

kegiatan kreatif seperti pada subsektor fesyen terdapat Jember festival, Indonesia

Fashion Week Batik Banyuwangi, Banyuwangi Islamic Fashion Week, Kediri

Batik Tenun Festival, Surabaya Fashion Week, Surabaya Fashion Parade, dan

lain-lain. Pada subsektor kuliner terdapat festival rujak uleg di Surabaya, festival

kuliner “Sego Tempong” di Banyuwangi, Festival Ngopi Sepuluh Ewu

Banyuwangi, dan lain-lain. Pada subsektor musik terdapat Festival Perkusi dan

Larlare Orkestra di Banyuwangi, Jazz Gunung di Bromo, Banyuwangi Beach

Festival, dan lain-lain. Pada subsektor seni rupa terdapat Festival Wayang Kulit.

Pada subsektor kerajinan terdapat Festival Craft Jatim dan Osing Traditional

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 4

Furniture Festival. Pada subsektor film terdapat Festival Film Malang, dan

Festival Film BudPar Jatim. Pada subsektor seni pertunjukkan terdapat Parade

Bunga dan Budaya Surabaya, Festival Mbois Malang, dan sebagainya yang

dilaksanakan secara berkelanjutan.

Pada tahun 2013, industri kreatif berkontribusi pada PDRB Jawa Timur

sebesar 6,9% dan mampu menyerap 11% dari total tenaga kerja yang ada di Jawa

Timur (www.kanalsatu.com, 2014). Dari 15 kelompok industri kreatif yaitu

arsitektur, film, video, dan fotografi, desain, mode atau fesyen, kerajinan, kuliner,

musik, penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan interaktif, penelitian dan

pengembangan, seni rupa, seni pertunjukkan, televisi dan radio, serta teknologi

informasi, yang memberikan kontribusi terbesar adalah subsektor fesyen sebesar

43% dan kerajinan sebesar 25%. Gabungan kontribusi dari keduanya adalah

sebesar 68% dan umumnya dilakukan oleh pelaku usaha dalam skala industri

kecil menengah.

Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah kelompok usaha yang mampu

menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan masyarakat

(Nurhayati dkk, 2012). Kriteria IKM diukur berdasarkan nilai investasi awal

(asset) oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), sedangkan

Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur IKM berdasakan jumlah tenaga kerja

(Lestari, 2011). Jumlah IKM di provinsi Jawa Timur tahun 2013 tercatat sebanyak

802.389 unit usaha atau total 99,87% dari total jumlah industri Jatim

(www.kanalsatu.com, 2014).

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut serta

mengembangkan industri kreatif Jawa Timur, salah satunya adalah pada subsektor

mode atau fesyen, yaitu dengan membentuk program pengembangan Sentra

Kreatif Batik (SKB) di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (BI, 2015). Program ini

juga diselenggarakan di empat provinsi lainnya, sebagai bentuk pelestarian dan

pengembangan industri kreatif regional yang juga akan berdampak pada

perekonomian nasional. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur juga

menilai bahwa provinsi Jawa Timur memiliki banyak produk unggulan pada

sektor Industri kreatif melalui pengembangan klaster maupun One Village One

Product, seperti terlihat pada lampiran 1 halaman 108 yang berisi produk-produk

unggulan pada tiap Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Rata-rata produk unggulan

kabupaten dan kota di Jawa Timur berasal dari subsektor fesyen, kerajinan, dan

kuliner.

One Village One Product (OVOP) adalah program untuk mengembangkan

industri kecil dan menengah yang berupa pendekatan pengembangan potensi

daerah di satu wilayah untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar

global, dengan tetap memiliki ciri khas keunikan karakteristik dari daerah tersebut

(BI, 2015). Sedangkan program klaster adalah pendekatan yang memiliki efisiensi

kolektif dan kerja sama kegiatan antar industri dalam hal pembelian bahan baku,

pemasaran, produk bersama, menikmati jasa-jasa pihak ketiga yang nantinya

bermanfaat pada penekanan biaya transaksi.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur mengembangkan

pendekatan klaster karena hal tersebut tertuang dalam kebijakan pembangunan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6

industri jangka panjang. Pembentukan industri klaster dengan memperkuat

industri-industri yang terdapat dalam mata rantai (value chain) yang mendorong

keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Sehubungan dengan itu,

kebijakan dasar yang menjadi perhatian adalah membentuk hubungan antara

industri pendukung dan segala sesuatu yang memiliki keterkaitan di bagian hulu

maupun di hilir (BI, 2015).

Industri kreatif dan perekonomian Jawa Timur saling memiliki keterkaitan

antar sektor dan efek perubahan satu sama lain. Efek atau dampak yang

dimaksudkan adalah ketika terjadi perubahan permintaan akhir pada sektor

industri kreatif maka perubahannya akan berdampak pada perekonomian Jawa

Timur. Hal ini disebut sebagai efek pengganda atau dampak pengganda

(multiplier effect). Terdapat tiga efek pengganda ketika terjadi perubahan

permintaan akhir, yaitu dampaknya terhadap output (output multiplier),

pendapatan masyarakat (income multiplier), dan tenaga kerja (employment

multiplier).

Pengganda output (output multiplier) mengindikasikan bahwa peningkatan

permintaan akhir di sektor industri kreatif akan meningkatkan output sektor itu

sendiri dan sektor lain dalam perekonomian Jawa Timur. Angka pengganda

pendapatan (income multiplier) merupakan angka yang memperlihatkan

bagaimana perubahan permintaan akhir di sektor industri kreatif mampu untuk

mempengaruhi peningkatan pendapatan masyarakat. Pengganda tenaga kerja

(employment multiplier) menggambarkan penyerapan tenaga kerja yang dapat

terserap akibat adanya perubahan permintaan akhir di sektor industri kreatif.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7

Keterkaitan sektor industri kreatif dalam perekonomian dapat

dikelompokkan menjadi keterkaitan ke belakang (backward linkages) dan

keterkaitan ke depan (forward linkages). Keterkaitan ke belakang merupakan

hubungan dengan bahan mentah atau bahan baku yaitu dapat dilihat dari

mekanisme input, dimana peningkatan output industri kreatif akan meningkatkan

permintaan input untuk industri kreatif itu sendiri atau input yang berasal dari

sektor lainnya. Dengan kata lain, harus ada peningkatan output dari sektor-sektor

lainnya. Misalnya, peningkatan output pada subsektor seni rupa akan

meningkatkan penggunaan input produksi subsektor jasa perdagangan.

Peningkatan permintaan akhir pada subsektor seni rupa akan meningkatkan output

sektor hulunya.

Keterkaitan ke depan (forward linkages) merupakan hubungan dengan

penjualan barang jadi, yaitu dapat dilihat dari mekanisme penggunaan output yang

berarti adanya peningkatan output industri kreatif akan meningkatkan distribusi

output industri kreatif yang membuat sektor lain memiliki input lebih banyak.

Sehingga sektor lain tersebut akan meningkatkan proses produksinya, dan pada

akhirnya menghasilkan output yang meningkat pula. Misalnya peningkatan output

subsektor desain akan meningkatkan distribusi output subsektor desain yang

membuat sektor barang-barang elektronika, komunikasi dan perlengkapannya

memiliki input produksi dari subsektor desain lebih banyak. Peningkatan

permintaan akhir pada subsektor seni rupa akan meningkatkan output sektor

hilirnya.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8

Dengan pemaparan tersebut, penelitian ini akan menganalisis sejauh mana

peranan masing-masing subsektor industri kreatif dalam perekonomian Jawa

Timur serta menganalisis keterkaitan antar sektor, dan dampak pengganda

(multiplier effect) terhadap perekonomian Jawa Timur dengan menggunakan

pendekatan model input-output. Maka dari itu judul dari penelitian ini adalah

“Peran Industri Kreatif dalam Perekonomian Jawa Timur: Pendekatan Model

Input-Output”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran masing-masing subsektor industri kreatif dalam

perekonomian Jawa Timur?

2. Bagaimana tingkat keterkaitan ke belakang (backward linkages) dan

keterkaitan ke depan (forward linkages) masing-masing subsektor industri

kreatif terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya di Jawa Timur?

3. Bagaimana dampak pengganda (multiplier effect) masing-masing

subsektor industri kreatif terhadap output, pendapatan masyarakat, dan

penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis peran masing-masing subsektor industri kreatif dalam

perekonomian Jawa Timur.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 9

2. Untuk menganalisis tingkat keterkaitan ke belakang (backward linkages)

dan keterkaitan ke depan (forward linkages) masing-masing subsektor

industri kreatif terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya di Jawa Timur.

3. Untuk menganalisis dampak pengganda (multiplier effect) masing-masing

subsektor industri kreatif terhadap output, pendapatan masyarakat, dan

penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan mampu

memberikan kontribusi terhadap ilmu ekonomi, khususnya ilmu ekonomi

perencanaan dan pembangunan.

2. Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar

kebijakan atau pengambilan keputusan dalam pengembangan ekonomi

kreatif di Jawa Timur. Sehingga tujuan dalam pengembangan ekonomi

kreatif melalui industri kreatif dapat tercapai dan berdampak pada

peningkatan produk domestik bruto regional (PDRB) Jawa Timur.

3. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai

informasi tambahan dalam penyusunan penelitian-penelitian di masa

mendatang dan menambah pengetahuan mengenai keterkaitan antara

sektor industri kreatif dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, serta dampak

pengganda (multiplier effect) industri kreatif terhadap output, pendapatan

masyarakat, dan penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan

dan secara garis besar diuraikan dalam kerangka sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

sistematika penulisan dalam penelitian.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi landasan teori yang sesuai dengan permasalahan yang

dibahas, serta dibahas pula penelitian-penelitian terdahulu, dan terdapat

kerangka berpikir dalam penelitian ini.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi pendekatan penelitian, identifikasi variabel, definisi

operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data, dan

tehnik analisis.

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi gambaran umum mengenai subjek dan objek penelitian,

deskripsi hasil penelitian, analisis model, dan pembahasan hasil analisis.

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan

masalah dan simpulan lain dari pembahasan, serta saran yang diberikan terkait

penelitian yang dilakukan.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Produksi

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan input dan output. Dengan pengertian ini dapat

dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau

masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output

tersebut dalam bentuk persamaan, tabel, dan grafik merupakan fungsi produksi.

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum

output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Nicholson, 2011:303).

Secara matematis fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

…………………………………………….… (2.1)

Nilai Q merupakan output sedangkan k,l,m menunjukkan input yang

digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan fungsi produksi persamaan 2.1

maka akan dapat diketahui hubungan antara input dan output juga antara input itu

sendiri. Input yang digunakan dalam proses produksi terdiri atas modal (k), tenaga

kerja (l) dan raw materials (m).

Fungsi Produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor

produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan (Sukirno, 2013:195). Fungsi

produksi dinyatakan dalam bentuk rumus berikut:

………………………………………….... (2.2)

11
SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12

dimana Q = Jumlah produksi/ output

K = Jumlah stok/modal

L = Labor/tenaga kerja

R = Resources/Sumber daya

T = Teknologi

Dengan membandingkan berbagai kombinasi faktor-faktor produksi di

atas untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, maka dapat ditentukan

manakah gabungan faktor produksi yang paling ekonomis dan efisien. Terdapat

dua pendekatan analisis dalam teori produksi, yaitu teori produksi dengan satu

faktor berubah dan teori produksi dengan dua faktor yang berubah.

Teori produksi dengan satu faktor yang berubah menggambarkan tentang

hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang

digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi suatu barang. Dalam

analisis ini faktor-faktor produksi yang lain dianggap tetap. Pada kondisi tersebut,

maka akan berlaku hukum The Law of Diminishing Return. Hukum ini

menyatakan bahwa apabila sektor produksi seperti tenaga kerja ditambahkan satu

unit secara terus menerus, pada mulanya produksi total (TP) akan terus bertambah

namun pada satu tingkat tertentu produksi marginal (MP) akan semakin berkurang

dan mencapai nilai negatif.

Berdasarkan pada Gambar 2.1 halaman 13, tahap I menggambarkan tenaga

kerja yang jumlahnya sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total produksi,

produksi rata-rata, dan produksi marginal. Tahap II menunjukkan produksi total

yang terus meningkat sampai produski optimum sedangkan produksi rata-rata

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13

menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol. Tahap III menunjukkan

bahwa penambahan tenaga kerja menurunkan produksi total, dan produksi rata-

rata, sedangkan produksi marginal bernilai negatif.

Sumber: Sukirno (2013:198)


Gambar 2.1
Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marginal

Teori Produksi dengan dua faktor yang berubah mengasumsikan bahwa

terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya, misalnya modal

(K) dan tenaga kerja (L). Dalam teori produksi diasumsikan bahwa modal (K) dan

tenaga kerja (L) dapat ditukar penggunaannya satu sama lain. Jika upah tenaga

kerja dan pembayaran per unit dalam penggunaan modal diketahui, maka

perusahaan dapat mengatur rencana untuk menimumkan biaya dan

memaksimalkan output. Alat analisis yang dapat digunakan adalah isoquant dan

isocost. Isoquant menunjukkan kombinasi dua macam input yang berbeda namun

menghasikan suatu tingkat output yang sama. Kurva isoquant memiliki

karakteristik yaitu kemiringannya yang negatif. Semakin ke kanan kedudukan

isoquant, maka menunjukkan semakin tinggi jumlah output.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14

6 A

Modal
IQ3 = 4000
3 B
IQ2 = 3000
C
2
IQ1 = 2000
D
1 IQ = 1000

0 1 2 3 6
Tenaga Kerja

Sumber: Sukirno (2013:200)


Gambar 2.2
Kurva Isoquant

Kurva isoquant pada Gambar 2.2 memiliki slope negatif. Hal ini

menunjukkan apabila perusahaan mengurangi jumlah input modal (K) yang

digunakan, maka harus lebih banyak input tenaga kerja (L) yang ditambahkan

agar kombinasi modal dan tenaga kerja tetap mampu memproduksi output yang

sama. Dengan demikian dua input dapat saling mengganti (substitusi) untuk

mempertahankan tingkat output yang sama. Kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang

terletak di atas kurva IQ menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda,

dimana semakin jauh dari titik nol letak kurvanya maka semakin tinggi tingkat

produksi yang ditunjukkan.

Kemiringan dari isoquant memperlihatkan bagaimana jumlah suatu input

dapat disubstitusikan dengan input lain pada tingkat output yang konstan. Hal ini

dapat disebut juga sebagai tingkat substitusi teknis marginal atau Marginal Rate

of Technical Substitution (MRTS). MRTS didefinisikan oleh Pindyck dan

Rubinfild (2013:218) sebagai suatu tingkat dimana input tenaga kerja (L) dapat

disubstitusi dengan input modal (K) pada tingkat output yang konstan sepanjang

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15

isoquant. Secara matematis tingkat substitusi teknis marginal (MRTS) dapat

dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:

MRTS = - (∆K/∆L) …………………………………………. (2.3)

dimana, MRTS = (-) Perubahan dalam input modal/tenaga kerja

= (-) ∆K/∆L (untuk tingkat Q yang konstan)

MRTS selalu diukur sebagai angka yang positif , maka dari itu diberi tanda (-)

karena slope dari kurva isoquant bernilai negatif.

Output dapat mengalami peningkatan atau tidak lagi konstan apabila

terdapat penambahan modal (K) dan tenaga kerja (L) pada proporsi tertentu. Hal

ini disebut sebagai fungsi produksi proporsi yang konstan atau fungsi produksi

Leontief. Pengertian dari fungsi produksi Leontief adalah pada tingkat produksi

tertentu, proporsi input selalu konstan dan tidak ada kemungkinan melakukan

substitusi input. Pada suatu tingkat output, diperlukan kombinasi tertentu dari

modal (K) dan tenaga kerja (L) yang linier. Formulasi fungsi produksi Leontief

adalah sebagai berikut (Varian, 2010:334):

f (Q) = min (x1, x2)……………………………………..…... (2.4)

dimana, Q = tingkat produksi

min (x1, x2) = minimum input kombinasi x1 dan x2

Fungsi min pada notasi mengandung makna “jumlah minimum dari input

x1 dan input x2. Jika suatu perusahaan ingin memproduksi coklat kemasan maka

input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit coklat kemasan adalah satu

coklat (x1) dan satu box (x2). Tambahan satu box tidak akan menghasilkan

manfaat apapun kecuali menambah jumlah coklat sebanyak jumlah box yang

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16

ingin ditambah. Jumlah total coklat kemasan yang dapat diproduksi memerlukan

kombinasi minimum dari coklat dan box. Contoh tersebut menggambarkan fungsi

produksi konstan atau fungsi produksi Leontief, karena fungsi ini menggambarkan

keterbatasan metode produksi/teknologi (Pindyck &Rubinfeld, 2013:221).

Capital
per
year .C q3

. q2
B

K1 .A q1

L1 Labor per year

Sumber: Pindyck &Rubinfeld (2013:220)


Gambar 2.3
Kurva Isoquant Fungsi Produksi Leontief

Kurva isoquant fungsi produksi Leontief memliki bentuk L seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 2.3. Pada gambar tersebut terlihat tiga buah isoquant

yang masing-masing menunjukkan output produk (j) senilai Q1, Q2 dan Q3. Di

sepanjang isoquant dari suatu proses produksi hanya ada tiga titik optimal

produksi, yaitu titik A untuk output senilai Q1, titik B untuk output senilai Q2 dan

titik C untuk output Q3. Secara teknis titik A, B dan C menggambarkan

kombinasi input yang efisien. Sebagai contoh, untuk memproduksi output Q1

dengan menggunakan input (L) dan input (K) pada titik A apabila kapital/modal

tetap berada di titik K1 maka berapapun tambahan tenaga kerja (L) tidak akan

meningkatkan jumlah output. Output yang lebih besar dihasilkan apabila terdapat

tambahan pada kedua input (K dan L) dan akan bergerak dari titik kombinasi A ke

titik kombinasi B.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17

Fungsi produksi Leontief ini bersifat constant return to scale. Artinya,

apabila seluruh input produksi dilipatkan λ-kali, maka output juga akan berlipat

sebesar λ-kali tersebut. Dengan begitu, fungsi ini tidak mengakomodasi

kemungkinan adanya peningkatan teknologi yang bisa melipatgandakan output

lebih besar dari pelipatgandaan input (Nazara, 2005:19).

Dalam setiap aktivitas produksi, produsen harus mempertimbangkan

harga-harga input yang digunakan dalam suatu proses produksi, agar dapat

meminumkan biaya dan memaksimumkan keuntungan dalam memproduksi

tingkat output tertentu sesuai permintaan pasar. Untuk meminimumkan biaya,

maka analisis yang dipakai adalah garis isocost. Seperti pada gambar 2.4 sebagai

berikut:

7
6
Modal

5
4

2 A
TC TC1 TC2 TC3

4 8 10 12 14
Tenaga Kerja

Sumber: Sukirno (2013:201)


Gambar 2.4
Garis Isocost
Garis isocost merupakan garis yang menunjukkan kombinasi berbagai

jenis faktor produksi (input) berbeda yang dapat diperoleh dengan menggunakan

sejumlah biaya tertentu. Dalam sistem produksi garis isocost menunjukkan

kombinasi dua jenis input yaitu modal (K) dan tenaga kerja (L). Untuk membuat

garis isocost, diperlukan (i) harga input yang digunakan dan (ii) jumlah uang yang

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18

tersedia untuk membeli input. Dari gambar diatas, garis total cost (TC) berbentuk

lurus dan mempunyai slope negatif karena harga input bersifat tetap. Bentuk

persamaan dari garis isocost dalam (Pindyck dan Rubinfeld, 2001:217)

dirumuskan sebagai berikut:

C = wL +rK…………………………………………………. (2.5)

Di mana C = total cost untuk memperoleh K dan L tertentu

w = tingkat upah (wage) per unit tenaga kerja

L = jumlah input tenaga kerja

r = biaya penggunaan modal per unit

K = modal

Persaman di atas dapat diubah ke dalam bentuk hubungan ketergantungan antara

input modal (K) dan tenaga kerja (L) sebagai berikut:

rK=C–wLK=C/r–(w/r)L………………………………….. (2.6)

Bentuk persamaan K = C/r – (w/r)L tersebut yang digunakan untuk

menggambarkan kurva isocost yang memiliki slope negatif sebesar – (w/r),

dengan begitu slope dari kurva isocost merupakan negatif dari rasio harga input

tenaga kerja (w), terhadap input modal (r). Alat analisis yang digunakan untuk

menganalisis perilaku produsen yaitu kurva keseimbangan produsen. Dalam kurva

tersebut menunjukkan pencapaian kombinasi penggunaan input pada kondisi

biaya terkecil untuk memproduksi output dalam jumlah tertentu. Sehingga titik

keseimbangan produsen dapat terjadi pada keseimbangan yang meminimumkan

biaya total produksi apabila slope isoquant sama dengan slope isocost.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19

Secara garis besar keputusan produksi yang diambil produsen pada

dasarnya sama dengan keputusan membeli oleh konsumen. Keputusan yang

diambil produsen maupun konsumen dapat dilihat dari 3 tahap, yakni (1)

Teknologi Produksi, (2) Keterbatasan Biaya dan (3) Pilihan Input.

2.1.2 Teori Keseimbangan Umum

Keseimbangan umum (general equilibrium) adalah mekanisme keterkaitan

antara seluruh pasar sebagai suatu sistem yang saling berinteraksi secara simultan.

Model keseimbangan umum adalah model analisis keseimbangan harga dan

output pasar dengan pendekatan keterkaitan antar barang dan antar pasar dengan

asumsi perfectly competitive price system (Nicholson, 2002:223-224).

Dalam model keseimbangan umum, yang dimaksud dengan perfectly

competitive price system adalah pasar dengan kondisi terdapat pembeli dalam

jumlah besar yang menjadikan tingkat harga sebagai faktor eksogen dan dalam

melakukan konsumsi para pembeli ini memaksimumkan tingkat kepuasan. Pada

saat yang sama para pembeli ini adalah pemilik faktor produksi dalam

perekonomian (tenaga kerja dan modal), terdapat penjual dalam jumlah besar

yang menjadikan tingkat harga sebagai faktor eksogen dan dalam melakukan

produksi para penjual ini memaksimumkan keuntungan, berlaku hukum law of

one price atau hukum satu harga, yaitu masing-masing barang harus

diperdagangkan pada harga tunggal di pasar.

Permintaan dalam keseimbangan umum, diasumsikan bahwa setiap

individu memiliki preferensi yang identik. Individu memilih tingkat konsumsi

berdasarkan tingkat pendapatan dan harga barang-barang. Tingkat pendapatan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20

selanjutnya dihitung berdasarkan kepemilikan faktor produksi (tenaga kerja,

modal, dan lain-lain). Dalam model keseimbangan umum, hal yang lebih

kompleks untuk dimodelkan adalah sisi penawaran. Dalam model ini, produksi

diasumsikan efisien dalam alokasi faktor. Dalam model ini dimisalkan modal (K)

dan pekerja (L). Kemudian kurva untuk menggambarkan alokasi faktor produksi

yang efisien dikenal sebagai Production Possibility Frontier atau PPF (Nicholson,

2011:442)

Alokasi sumber daya disebut efisien secara teknis, apabila untuk

meningkatkan output satu atau lebih produk menyebabkan pengurangan produksi

barang-barang lainnya. Batas kemungkinan produksi atau Production Possibility

Frontier (PPF) menyajikan cara untuk menggambarkan efisiensi teknis secara

grafik. Garis batas PPF pada gambar 2.5 memperlihatkan seluruh kombinasi dua

barang dengan alokasi sumber daya yang tersedia dalam perekonomian.

Sumber: Nicholson (2011:445)


Gambar 2.5
Kurva Production Possibility Frontier (PPF)

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21

Slope dari PPF yang menunjukkan biaya oportunitas atau opportunity cost

yang terlibat dalam memproduksi suatu barang dan jasa lebih banyak dengan

mengurangi jumlah produk (barang atau jasa) lainnya. Slope ini disebut dengan

tingkat transformasi produk atau rate of product transformation (RPT). Kuva PPF

memiliki bentuk yang cembung karena bentuk tersebut didasarkan pada asumsi

bahwa produksi output X atau Y menyebabkan peningkatan biaya marginal.

Dalam Keseimbangan umum yang kompetitif, ketika konsumen

memaksimalkan kepuasan dan produsen memaksimalkan keuntungan, rasio

kepuasan marginal dari barang-barang yang dibeli oleh konsumen sama dengan

harga relatif barang-barang tersebut. Rasio biaya marginal dari berbagai produk

yang diproduksi oleh produsen sama dengan harga relatif dari produk-produk

tersebut. Harga yang kompetitif mengindikasikan kelangkaan yang relatif dari

barang-barang tersebut, hal inilah yang menunjukkan bagaimana pasar yang

sangat kompetitif mendukung adanya efisiensi alokatif (Samuelson, 2003:342).

2.1.3 Industri Kreatif

Ekonomi kreatif pertama kali dikemukakan oleh John Howkins,

merupakan kegiatan ekonomi dimana input dan output-nya adalah gagasan. Karena

esensi dari kreativitas adalah gagasan. Gagasan yang dimaksud adalah gagasan yang

orisinil dan dapat diproteksi oleh HKI. Contohnya adalah penyanyi, bintang film,

pencipta lagu, atau periset mikro biologi yang sedang meneliti farietas unggul padi

yang belum pernah diciptakan sebelumnya (Anggraini, 2008).

Di era kreativitas, Phink (2008) menyatakan bahwa bila ingin maju

diperlukan sebuah kemampuan teknologi dengan hasrat untuk mencapai tingkat

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22

high concept dan high touch. High Concept adalah kemampuan menciptakan

keindahan artistik dan emosional, mengenali pola-pola dan peluang, menciptakan

narasi indah yang menghasilkan temuan-temuan baru. High Touch adalah

kemampuan berempati, memahami esensi interaksi manusia, dan menemukan

makna. Sedangkan teori industri kreatif menurut Alvin Toffler adalah tanda

bahwa ekonomi telah memasuki era baru, yaitu gelombang keempat setelah

ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi. Dengan adanya

persaingan yang ketat di era globalisasi hadirlah ekonomi yang berorientasi pada

kreativitas atau disebut sebagai Knowledge-based Economy. (Anggraini, 2008).

Ekonomi kreatif adalah ekosistem yang memiliki hubungan saling

ketergantungan antara rantai nilai kreatif (creative value chain); lingkungan

pengembangan (nurturance environment); pasar (market) dan pengarsipan

(archiving). Ekonomi kreatif tidak hanya terkait dengan penciptaan nilai tambah

secara ekonomi, tetapi juga penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya dan

lingkungan. Oleh karena itu, ekonomi kreatif dapat meningkatkan daya saing dan

dapat meningkatkan kualitas hidup bangsa. Ekonomi kreatif erat kaitannya dengan

industri kreatif, namun ekonomi kreatif memiliki cakupan yang lebih luas dari

industri kreatif. Industri kreatif merupakan bagian dari ekonomi kreatif, berfungsi

sebagai penggerak penciptaan nilai ekonomi pada era ekonomi kreatif. Dalam

proses penciptaan nilai kreatif, industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi

ekonomi, tetapi juga transaksi sosial dan budaya. Proses umum yang terjadi dalam

creative value chain adalah kreasi-produksi-distribusi-komersialisasi, namun

setiap kelompok industri kreatif memiliki rantai nilai kreatif yang berbeda.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka industri kreatif didefinisikan sebagai

industri yang menghasilkan output dari pemanfaatan kreativitas, keahlian, dan

bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan peningkatan

kualitas hidup (Kemenparekraf, 2014).

Industri kreatif adalah sebuah sektor yang mengutamakan input berupa

sumber daya manusia, yang mengedepankan kreativitas dengan mengandalkan ide

dan ilmu pengetahuan. Seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah Ia seorang

pekerja di pabrik atau seorang remaja di gang senggol yang sedang membuat

music hip-hop. Namun perbedaanya adalah pada status kelasnya, karena ada

individu-individu yang secara khusus bergelut di bidang kreatif dan mendapat

balas jasa ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut. Tempat-tempat dan

kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat

akan menjadi pemenang dari kompetisi di era ekonomi ini (Dr Richard dalam

Anggraini, 2008)

Menurut ahli ekonomi, Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi

yang lebih penting dari obyek yang ditekankan di kebanyakan model-model

ekonomi. Romer berpendapat bahwa suatu negara miskin karena masyarakatnya

tidak mempunyai akses pada ide yang digunakan dalam perindustrian nasional

untuk menghasilkan nilai ekonomi. Industri kreatif adalah industri yang potensial

dalam pengembangan ekonomi dan budaya negara. Menurut Departemen

Perdagangan Indonesia pada studi pemetaan industri kreatif tahun 2007 dalam

buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008), industri kreatif

adalah: “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 24

bakat individu untuk menciptakan kemakmuran serta pekerjaan dengan

menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan produksi individual”. Istilah

industri kreatif mengacu pada industri yang menggabungkan penciptaan produksi

dan komersialisasi kreatif yang berwujud dan berbudaya. Isinya biasanya

dilindungi oleh hak cipta dan mereka dapat mengambil bentuk barang atau

layanan. Industri kreatif merupakan salah satu kegiatan selain untuk

meningkatkan pemberdayaan wanita di Indonesia, juga dapat meningkatkan

sistem ekonomi masyarakat (Maghfira, 2014).

Industri kreatif di berbagai negara saat ini diyakini dapat memberikan

kontribusi bagi perekonomian negaranya secara signifikan. Banyak studi telah

dilakukan untuk melihat perkembangan serta kiprah sektor industri kreatif dalam

perekonomian di dunia. Indonesia juga mulai melihat potensi dari sektor industri

kreatif, karena apabila dilihat dari sumber daya yang tersedia di Indonesia serta

kreativitas masyarakat lokal yang dapat disejajarkan dengan bangsa-bangsa

lainnya di dunia. Hal ini terbukti dari posisi Indonesia yang berada pada peringkat

ke-43 di Economic Creativity yang dipulikasikan oleh World Economic Forum

(Departemen Perdagangan RI, 2009).

Kemenparekraf (2014) menyatakan bahwa industri kreatif adalah bagian

dari ekonomi kreatif dan memiliki bagian-bagian lagi di dalamnya, yaitu terdiri

dari core creative industry, forward dan backward linkage creative industry. Core

creative industry adalah industri kreatif yang penciptaan nilai tambah utamanya

adalah pemanfaatan kreativitas orang kreatif. Dalam proses penciptaan nilai

tambah tersebut, core creative industry membutuhkan output dari industri lainnya

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25

sebagai input. Industri yang menjadi input bagi core creative industry disebut

sebagai backward linkage creative industry. Output dari core creative industry

juga dapat menjadi input bagi industri lainnya, yang disebut sebagai forward

linkage creative industry. Dengan melihat keterkaitan antar kelompok industri

sebagai core creative industry, backward dan forward linkage industry, maka

dapat disimpulkan bahwa antara 15 kelompok industri kreatif saling berkaitan,

walaupun setiap kelompok industri memiliki karakteristik industri yang berbeda.

2.1.4 Subsektor Industri Kreatif

Dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJP) Tahun 2005-2025 yang kemudian dikembangkan

melalui rencana induk pengembangan ekonomi kreatif jangka panjang

(Kemenparekraf, 2014), pemerintah telah menentukan 15 subsektor industri

kreatif, antara lain:

1. Arsitektur

Arsitektur merupakan wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi,

dan seni secara utuh dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai

bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu

dengan keseluruhan lingkungan ruang. Misalnya arsitektur taman,

perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan

warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik

dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 26

2. Desain

Definisi subsektor desain ialah proses pemecahan masalah objektif manusia

dan lingkungan yang didasari kolaborasi ilmu dan kreativitas dengan

menambahkan nilai-nilai termasuk nilai identitas budaya dan nilai tambah

(added value) baik secara ekonomis, fungsional, sosial, dan estetika sehingga

dapat memberikan solusi subjektif. Bidang desain yang merupakan subsektor

desain dalam konteks industri kreatif di Indonesia adalah desain komunikasi

visual, desain interior, desain produk, dan konsultasi identitas perusahaan.

3. Film, Video, dan Fotografi

Definisi subsektorfilm, video, dan fotografi ialah industri yang mendorong

penggunaan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu dalam memproduksi

citra dari satu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk

di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas yang

ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya

gambar bergerak alternatif yang berdaya saing dan memberikan nilai tambah

budaya, sosial, dan ekonomi. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing

film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

4. Kerajinan

Kerajinan merupakan bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu

antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide

kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda

hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan

eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga dari tematik produknya.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27

5. Kuliner

Subsektor kuliner didefinisikan sebagai kegiatan persiapan, pengolahan,

penyajiaan produk makanan, dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas,

estetika, tradisi, dan kearifan lokal sebagai unsur penting dalam meningkatkan

cita rasa dan nilai produk tersebut guna menarik daya beli dan memberikan

pengalaman baru bagi konsumen. Subsektor Kuliner didefinisikan lebih

kearah penyajian makanan dan minuman yang membutuhkan kemampuan

seperti memasak berbagai menu makanan di dapur dan kemudian

menyajikannya di piring dengan penataan tertentu.

6. Mode atau fesyen

Mode atau fesyen adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain

pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi

pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk mode, serta distribusi

produk mode.

7. Musik

Industri kreatif subsektor musik adalah segala jenis usaha dan kegiatan kreatif

yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi,

distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya seni musik.

8. Penerbitan dan Percetakan

Industri Kreatif subsektor penerbitan dan percetakan didefinisikan sebagai

suatu usaha atau kegiatan mengelola informasi dan daya imajinasi untuk

membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam

bentuk tulisan, gambar dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28

untuk dikonsumsi publik melalui media cetak, ataupun digital seperti buku,

majalah, koran, dan rekaman suara, untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial

ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.

9. Penelitian dan Pengembangan

Industri kreatif subsektor penelitian dan pengembangan meliputi kegiatan

sistematis untuk mengumpulkan, memanfaatkan serta mengolah ilmu

pengetahuan dengan tujuan untuk mengkonfirmasi, merancang, dan

mengembangkan suatu (obyek penelitian) menjadi hal baru yang lebih baik

dan inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan

keuntungan.

10. Periklanan

Definisi subsektor periklanan adalah komunikasi melalui media tentang

produk atau merek kepada khalayak, sasarannya agar memberikan tanggapan

sesuai tujuan pemrakarsa. Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan

meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan,

contohnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material

iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat

kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai

poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame

sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta

penyewaan kolom untuk iklan. adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

kreasi produksi iklan, seperti riset pasar, perencanaan komunikasi iklan,

promosi, kampanye, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 29

11. Permainan Interaktif

Industri kreatif subsektor permainan interaktif memiliki definisi, yaitu suatu

media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik

dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan dan aturan. Subsektor

permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi

juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

12. Seni Pertunjukkan

Seni pertunjukan merupakan cabang kesenian yang melibatkan perancang,

pekerja teknis dan penampil yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan

suatu gagasan kepada penonton; baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa,

ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di

dalam ruang dan waktu yang sama. Kegiatan seni pertunjukan meliputi

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan

pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian

tradisional, tarian kontemporer, drama, musik-tradisional, musik-teater, opera,

termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata

panggung, dan tata pencahayaan.

13. Seni Rupa

Seni rupa merupakan penciptaan karya dan saling berbagai pengetahuan yang

merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif yang mendorong

terjadinya perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai

ekonomi untuk keberlangsungannya.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30

14. Teknologi Informasi

Definisi industri kreatif subsektor teknologi informasi adalah suatu proses

menghasilkan ide atau gagasan untuk menghasilkan suatu karya yang

memiliki nilai tambah, yaitu teknologi sebagai teknik dalam mengumpulkan,

memproses, menganalisis, dan atau menyebarkan informasi untuk

memudahkan pengguna saling berinteraksi melalui jaringan komputer.

Kegiatan industri kreatif subsektor teknologi informasi meliputi meliputi

kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi

termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi

sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain

prasarana piranti lunak dan piranti keras, desain portal, jasa pengembangan

komputer, pengembang aplikasi, desain pembuatan perangkat komputer,

konsultan teknologi informasi, serta penyimpanan data di internet.

15. Televisi dan Radio

Subsektor televisi dan radio memiliki definisi proses pengemasan gagasan dan

informasi secara berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan

gambar atau hanya suara saja yang disiarkan kepada publik dalam bentuk

virtual secara teratur dan berkesinambungan. Kegiatan industri kreatif

subsektor televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan

radio.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 31

2.1.5 Produk Domestik Bruto Industri Kreatif

Produk Domestik Bruto (PDB) industri kreatif merupakan bagian dari nilai

PDB nasional yang diperoleh dari nilai tambah yang dihasilkan oleh industri

kreatif (Departemen Perdagangan, 2009). Total nilai tambah bruto (NTB) yang

dihasilkan oleh ke-15 subsektor industri kreatif merupakan NTB industri kreatif.

………………………………………. (2.7)

Keterangan:

PDBC = PDB yang diperoleh dari industri kreatif

NTBKC = Nilai tambah yang diperoleh masing-masing subsektor industri

kreatif

i = 1 – 15 lapangan usaha industri kreatif, yaitu periklanan;

arsitektur; seni rupa; kerajinan; desain; mode (fesyen); film, video,

dan fotografi; kuliner; permainan interaktif; musik; seni

pertunjukan; penerbitan dan percetakan; teknologi dan informasi;

televisi dan radio; serta penelitian dan pengembangan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Zuhdi (2012) menggunakan model input-output yang dianalisis

dengan analisis dekomposisi untuk meneliti peran industri kreatif terhadap

perekonomian nasional Indonesia serta perubahan nilai total output industri kreatif

di Indonesia pada masa mendatang, menggunakan tehnik forecasting dengan dua

skenario perubahan tingkat output untuk impor dan ekspor. Peneliti menggunakan

tabel input-output Indonesia tiga periode 1990, 1995, dan 2005. Peneliti

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 32

menggunakan dua belas subsektor industri kreatif sebagai sektor penelitian. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari kedua skenario, perubahan pada total

ekspor dan impor hanya berubah pada total ekspor yang dapat berpengaruh secara

signifikan terhadap total output produk industri kreatif Indonesia. Jika terjadi

penambahan total ekspor 30%, maka akan terjadi peningkatan total output pada

industri kreatif Indonesia. Industri kreatif lebih banyak berperan pada

perekonomian nasional Indonesia tahun 1990-1995 dan konsumsi adalah

komponen yang paling berkontribusi dalam hal tersebut.

Pada perubahan struktural perekonomian nasional Jepang, industri kreatif

memiliki peran penting pada periode 1995-2000, apabila diteliti dengan analisis

dekomposisi. Namun apabila diteliti dengan pendekatan input-output yaitu

analisis simple output multiplier, perubahan permintaan akhir pada industri kreatif

tidak berperan penting dalam perubahan perekonomian nasional Jepang tahun

1990-2005 secara keseluruhan (Zuhdi, 2014). Penelitian tersebut menggunakan

tujuh subsektor ekonomi kreatif di Jepang dan menggunakan tabel input-output

nasional jepang tahun 1995, 2000, dan 2005.

Industri kreatif memang memiliki dampak pada perekonomian nasional,

seperti penurunan pengangguran, penurunan pengangguran kaum muda,

berkontribusi terhadap PDB, dan berkontribusi untuk perdagangan luar negeri,

ekspor (Daubarite, 2015). Industri kreatif dapat mengembangkan suatu wilayah

walaupun wilayah tersebut berada dalam kondisi pembangunan ekonomi lemah.

Kegiatan yang termasuk dalam industri kreatif juga mampu bertahan pada krisis

ekonomi tahun 2008, karena industri kreatif dapat menjadi elemen substitusi yang

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33

nyata dari berkurangnya kinerja dari sektor-sektor yang lain. Industri kreatif

memiliki multiplier effect yang dapat membantu menstimulus kegiatan ekonomi

sektor-sektor lainnya. Namun, kegiatan industri kreatif lebih banyak dilakukan

oleh wilayah lokal yang kecil sehingga diperlukan dukungan yang lebih dari

berbagai pihak, terutama pada wilayah dengan pembangunan rendah, agar

kontribusi industri kreatif dapat optimal (Radu et al, 2014).

Penelitian (Agbeibor, 2006) juga membuktikan peran dari industri kreatif,

bagaimana industri kreatif dalam usaha kecil dan menengah (UKM) menawarkan

solusi bisnis yang berkelanjutan yang secara bersamaan memerangi kemiskinan

dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

memiliki peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan berkontribusi secara

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga dapat digunakan

sebagai sarana pengembangan inisiatif dan ditargetkan pada adanya penciptaaan

lapangan kerja serta peningkatkan produktivitas pada Indusri kreatif.

Studi kasus di Ghana menunjukkan di mana sektor pertanian

mempekerjakan sekitar 60% dari angkatan kerja (sebagian besar tinggal di daerah

pedesaan miskin) dan menjalani profesi agribisnis (UKM) mobilisasi bahan baku

mengolahnya menjadi produk bernilai tinggi yang berperan terhadap industri yang

lebih besar dan memberikan kontribusi terhadap PDB. Saat ini banyak surplus

modal di dunia yang tidak diinvestasikan pada sektor produktif (Peter Drucker

dalam Agbeibor, 2006).

Pendapatan industri kreatif perlu ditingkatkan agar peran industri kreatif

juga meningkat terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan industri kreatif di Indonesia adalah tenaga kerja yang terampil. Karena

dapat meningkatkan nilai tambah bruto subsektor industri kreatif, semakin sedikit

jumlah perusahan, dapat meningkatkan nilai tambah bruto di subsektor industri

kreatif dan semakin tinggi nilai impor akan meningkatkan nilai tambah bruto di

subsektor industri kreatif (Leksono dan Santosa, 2013).

2.3 Model Analisis Input - Output

2.3.1 Pengertian Analisis Input – Output

Metode analisis Input-Output pertama kali diperkenalkan oleh Profesor

Wassily Leontief pada tahun 1930-an (Nazara, 2005:1). Metode Input-Output (I-

O) yang dikemukakan Leontief sebenarnya merupakan pengembangan teknik

yang digunakan Francis Quesnay di tahun 1778 dalam bukunya Tableau

Economique. Metode I-O juga sering digunakan dalam analisis sistem industri

atau sistem ekonomi yang bersifat makro untuk mengkaji keterkaitan antar sektor

dan melihat pengaruh perubahan tingkat produksi suatu sektor dan dampaknya

terhadap sektor lain (Miller and Blair, 2009).

Analisis input-output memiliki tiga ciri utama: (1) analisis I-O

memusatkan perhatiannya pada perekonomian dalam keadaan keseimbangan. Hal

ini tidak dapat ditemui dalam analisis keseimbangan parsial; (2) analisis ini

memusatkan perhatiannya pada teknis produksi, bukan analisis permintaan; (3)

analisis ini didasarkan pada penelitian empiris (Arsyad, 1999:214). Analisis input-

output merupakan bentuk usaha untuk memasukkan fenomena keseimbangan

umum dalam analisis empiris sisi produksi (Baumol dalam Nazara, 2005:2).

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35

Leontief dalam BPS (2010:5) melanjutkan bahwa analisis input-output adalah

metode yang mengukur hubungan timbal balik antar sektor dalam sistem ekonomi

yang kompleks secara sistematis.

Menurut (BPS, 2010:5) Transaksi–transaksi yang digunakan dalam

penyusunan Tabel Input-Output (I-O), sebagai penerapan dari model analisis

input-output harus memenuhi tiga asumsi atau prinsip atau prinsip dasar. Asumsi–

asumsi yang digunakan dalam analisis Input-Output antara lain:

1. Keseragaman (homogeneity), artinya bahwa setiap sektor hanya memproduksi

output tunggal dengan satu struktur input tunggal dan tidak ada substitusi

output diantara berbagai sektor.

2. Kesebandingan (proportionality), dimana hubungan antara input dengan

output merupakan fungsi linear artinya tiap jenis input yang diserap oleh

sektor tertentu, naik-turunnya sebanding dengan kenaikan atau penurunan

output sektor tersebut.

3. Penjumlahan (additivity), efek total dari pelaksanaan produksi di berbagai

sektor dihasilkan oleh masing–masing sektor secara terpisah. Asumsi ini

menunjukkan bahwa semua pengaruh di luar sistem input-output diabaikan,

termasuk pengaruh teknologi.

Penyusunan tabel I-O digunakan untuk menganalisis perekonomian di

suatu wilayah pada satu waktu tertentu. Tabel I-O sangat berguna dalam

perencanaan pembangunan. Tabel I-O umumnya disusun setiap lima tahun sekali.

Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa perubahan struktur ekonomi dan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 36

penggunaan teknologi oleh sektor-sektor perekonomian untuk proses produksi

barang dan jasa, cukup direkam berkala dengan tenggang waktu lima tahun.

2.3.2 Kerangka Dasar Model Input – Output

Tarigan (2005:100) mengatakan bahwa Tabel Input-Output adalah sistem

informasi statistik yang yang disusun dalam bentuk matriks yang menggambarkan

hubungan barang dan jasa antar sektor–sektor dalam perekonomian. Suatu sektor

memiliki ketergantungan atau keterkaitan terhadap sektor lain. Besarnya

ketergantungan suatu sektor ditentukan oleh besarnya input dalam proses

produksi. Pengembangan suatu sektor tidak akan tercapai tanpa dukungan input

memadai dari sektor lain, sehingga perencanaan suatu sektor harus

memperhatikan prospek pengembangan sektor–sektor secara terintegrasi.

Tabel input-output (I-O) yang berbentuk matriks memiliki baris dan

kolom, dimana masing-masing barisnya menunjukkan permintaan antara dan

permintaan akhir. Sedangkan masing-masing kolomnya menunjukkan pemakaian

input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya.

Tabel (IO) juga menggambarkan transaksi barang dan jasa serta

keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor lainnya. Seberapa besar

ketergantungan suatu sektor dengan sektor lainnya ditentukan oleh besarnya input

yang digunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain pengembangan suatu

sektor tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh input dari sektor lain.

Kerangka dasar Metode Input-Output pada Tabel 2.1 pada halaman 37

terdiri atas empat kuadran sebagai berikut:

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37

1. Kuadran I: menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan

oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini menunjukkan

distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi sehingga

disebut juga sebagai transaksi antara (intermediate transaction). Dari kuadran

ini juga dapat disusun matriks koefisien input yang merupakan dasar analisis

keterkaitan (linkages), yaitu perbandingan antara penggunaan input antara dan

nilai output suatu sektor yang bersangkutan. Keterkaitan ini penting untuk

melihat perubahan output suatu sektor terhadap pendapatan, ketenagakerjaan

dan output sektor-sektor lainnya.

Tabel 2.1
Kerangka Dasar Model Input-Output
KUADRAN I KUADRAN II

Transaksi Antar Kegiatan Permintaan Akhir

(n x n) (n x m)

KUADRAN III KUADRAN IV

Input Primer Sektor Produksi Input Primer Permintaan Akhir

(p x n) (p x m)

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2010.

2. Kuadran II: menunjukkan permintaan akhir (final demand), yaitu penggunaan

barang dan jasa bukan untuk proses produksi yang biasanya terdiri atas

konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, persediaan (stock), investasi

dan ekspor.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 38

3. Kuadran III: memperlihatkan input primer (primary input) sektor-sektor

produksi, yaitu semua balas jasa faktor produksi yang biasanya meliputi upah

gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung.

4. Kuadran IV: memperlihatkan input primer yang langsung didistribusikan ke

sektor-sektor permintaan akhir. Dalam penyusunan tabel I-O, kuadran ini

diabaikan karena bukan tujuan pokok.

Tiap kuadran dinyatakan dalam bentuk matriks, masing–masing dengan

dimensi seperti tertera pada Tabel 2.2 halaman 39. Bentuk seluruh matriks

menunjukkan kerangka model Input-Output yang berisi uraian statistik mengenai

transaksi barang dan jasa antar berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu periode

tertentu. Kumpulan sektor produksi pada kuadran I yang berisi kelompok

produsen dan menggunakan berbagai sumberdaya dalam menghasilkan barang

dan jasa secara makro disebut sistem produksi atau sektor endogen. Sedangkan

sektor diluar sektor produksi yang berada di kuadran II, III dan IV dinamakan

sektor eksogen. Ilustrasi Tabel Input-Output pada gambar 2.1 halaman 38 dapat

disimplikasi dalam dimensi matrix (3x3) sektor perekonomian, seperti terlihat

pada Tabel 2.2 halaman 39.

Tabel 2.2 memperlihatkan sistem perekonomian yang terdiri dari 3 sektor

produksi, yaitu sektor 1, 2 dan 3. Pada garis horizontal, isian–isian angka

memperlihatkan bagaimana penyediaan yang berasal dari Output (Xi) dan Impor

(Mi) suatu sektor dapat dialokasikan, sebagian untuk memenuhi Permintaan

Antara (Xj) dan sebagian lagi dipakai untuk memenuhi Permintaan Akhir (Fj).

Permintaan Antara adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang digunakan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39

pada sektor produksi. Komponen permintaan akhir terdiri dari konsumsi rumah

tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal dan ekspor.

Isian angka pada garis vertikal menunjukkan pemakaian Input Antara (Xi)

maupun Input Primer (Vi) yang disediakan oleh sektor–sektor lain untuk proses

produksi. Input pada input antara berasal dari sektor produksi lain dan digunakan

dalam proses produksi lebih lanjut (Nazara dalam BPS, 2010). Input Primer dapat

disebut juga sebagai nilai tambah, yang terdiri dari gaji/upah, sewa tanah, bunga

netto dan surplus usaha.

Tabel 2.2
Simplifikasi Tabel Input-Output

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2010.


Dari simplifikasi tabel Input-Output pada Tabel 2.2 menunjukkan bahwa

susunan angka-angka dalam bentuk matriks memperlihatkan interdependensi di

antara beberapa sektor. c adalah output total dan M1 adalah impor yang

dialokasikan secara baris sebanyak X11, X12, dan X13 berturut-turut kepada sektor

1,2, dan 3 sebagai permintaan antara, serta sebanyak F1 untuk memenuhi

permintaan akhir. Dan alokasi output secara keseluruhan dapat dituliskan dalam

bentuk aljabar sebagai berikut:

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40

X11 + X12 + X13 + F1 = X1 + M1

X21 + X22 + X23 + F2 = X2 + M2 (2.8)

X31 + X32 + X33 + F3 = X3 + M3

Secara umum persamaan diatas dapat dirumuskan kembali menjadi:

Baris:

untuk i = 1, 2, dan 3 (2.9)

dimana Xj + Mi adalah banyaknya penyediaan sektor i yang dipergunakan sebagai

input oleh sektor j, dan Fi adalah permintaan akhir terhadap sektor i.

Isian secara vertikal atau kolom terutama di sektor produksi, menunjukkan

struktur input suatu sektor. Berikut adalah persamaan aljabar untuk sisi kolom:

X11 + X12 + X13 + V1 = X1

X21 + X22 + X23 + V2 = X2 (2.10)

X31 + X32 + X33 + V3 = X3

Kolom:

untuk i = 1, 2, dan 3 (2.11)

dimana Xij adalah aliran barang atau jasa dari sektor i ke sektor j, sebagai

permintaan antara, dan Vj adalah nilai tambah atau jumlah input primer dari sektor

j. Neraca yang berimbang adalah jumlah produksi sama dengan jumlah masukan

(input).

Aliran barang dan jasa antar industri dapat ditransformasi menjadi

koefisisen–koefisien dengan asumsi bahwa jumlah berbagai pembelian adalah

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 41

tetap (untuk produksi) dan tidak ada kemungkinan substitusi antara sebuah bahan

baku dan bahan baku lainnya. Berdasarkan asumsi Leontief bahwa input yang

digunakan suatu sektor merupakan fungsi tingkat output dalam sektor yang

bersangkutan, sehingga dapat ditentukan koefisien input/teknologi (aij) seperti

berikut:

(2.12)

atau

Xij = aijXj…………………………………………………… (2.13)

dimana, aij = Koefisien input sektor industri kreatif

Xij = Banyaknya penyediaan sektor-sektor lain yang

dipergunakan sebagai input oleh sektor industri kreatif.

Xj = Output Sektor industri kreatif.

Seluruh koefisien aij akan dinyatakan dalam matriks teknologi (matriks

A). Setiap kolom matriks A menunjukkan komposisi penggunaan input dalam

proses produksi sektor i sekaligus mencerminkan teknologi yang digunakan oleh

sektor produksi. Singkatnya, matriks A ini menunjukkan komposisi bahan baku

yang digunakan oleh setiap sektor i.

Dalam analisis IO, konsep ini mengadopsi fungsi produksi Leontief yang

bersifat constant return to scale. Apabila persamaan 2.8 disubstitusikan dengan

menggunakan koefisien aij, maka persamaan 2.8 menjadi persamaan 2.14 pada

halaman 42.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42

a11X11 + a12X12 +a13 X13 + F1 = X1

a21X21 + a22 X22 + a23X23 + F2 = X2 (2.14)

a31X31 + a32 X32 + a33X33 + F3 = X3

dalam bentuk persamaan matriks, persamaan 2.14 akan menjadi:

(2.15)

A x + F = X

Atau ……………………………… (2.16)

dimana (I-A) I adalah matriks identitas (identity matrix) dan A adalah matriks

koefisien input atau matriks teknologi yang mengandung a ij sebagai elemen-

elemennya. Apabila terdapat perubahan permintaan akhir dalam perekonomian

maka akan ada perubahan output yang jika dituliskan menjadi:

X = (I – A)-1 F …………………………………… (2.17)

(I – A)-1 adalah matriks kebalikan dari (I - A) atau biasa dikenal dengan

sebutan matriks kebalikan Leontief (Leontief Inverse Matrix). Matriks kebalikan

Leontief merupakan kekuatan inti dari model Input-Output. Karena dengan

matriks ini dapat diketahui perubahan setiap variabel eksogen dalam permintaan

akhir terhadap sistem perekonomian secara keseluruhan. Matriks kebalikan

Leontief juga mengandung informasi tentang bagaimana kenaikan produksi suatu

sektor menyebabkan berkembangnya sektor – sektor lain, karena setiap sektor

memiliki pola (pembelian dan penjualan) dengan sektor lain yang berbeda – beda,

maka dampak dari perubahan suatu produksi terhadap total produksi sektor –

sektor lainnya juga berbeda–beda. Atau secara sederhana, berdasarkan persamaan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43

2.14 dapat dilihat bahwa output mempunyai hubungan fungsional dengan

permintaan akhir, dengan (I-A)-1 sebagai koefisien arahnya. Selanjutnya disebut

sebagai matriks output multiplier.

2.3.3 Analisis Keterkaitan Antar Sektor

Analisis keterkaitan pada mulanya dikembangkan oleh Rassumen (1956)

dan Hirschman (1958) untuk melihat keterkaitan antar sektor, terutama untuk

menentukan strategi kebijakan pembangunan. Dikenal dua jenis keterkaitan

sebagai berikut:

a. Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkages)

Peningkatan output sektor i akan menyebabkan peningkatan permintaan input

yang berasal dari sektor itu sendiri dan sektor lainnya, sehingga harus ada

peningkatan output sektor i itu sendiri dan sektor lain. Input tersebut

digunakan oleh sektor i dalam proses produksi. Keterkaitan antar sektor

industri ini disebut dengan keterkaitan ke belakang (backward linkages)

karena keterkaitannya bersumber dari mekanisme penggunaan input untuk

proses produksi sektor tersebut.

b. Keterkaitan ke Depan (Forward linkages)

Peningkatan output sektor i akan meningkatkan distribusi output sektor

tersebut yang membuat sektor lain (sektor j) memiliki input yang cukup

banyak untuk proses produksi, sehingga sektor j akan menghasilkan output

yang digunakan sektor lain yang membutuhkan. Keterkaitan antar sektor

industri yang seperti ini disebut dengan keterkaitan ke depan (forward

linkages).

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 44

2.3.4 Analisis Multiplier

Analisis utama yang dapat dilakukan dengan menggunakan tabel input-

output adalah bagaimana efek dari suatu perubahan variabel-variabel eksogen,

seperti permintaan akhir di perekonomian dapat mempengaruhi variabel-variabel

endogen, yaitu output sectoral (Nazara, 2005:43). Komponen permintaan akhir

tersebut adalah konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, investasi maupun

ekspor dan impor.

a. Pengganda Output (Output Multiplier)

Pengganda Output (Output Multiplier) dihitung dengan tujuan untuk melihat

dampak perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap semua sektor yang

ada tiap satuan perubahan jens pengganda (BPS, 2010:29). Peningkatan

permintaan akhir di suatu sektor akan meningkatkan output sektor itu sendiri

dan sektor lain dalam perekonomian. Peningkatan output sektor-sektor lain

tercipta akibat adanya efek langsung dan tidak langsung dari peningkatan

akhir sektor tersebut (Miller and Blair dalam BPS, 2010:29)

b. Pengganda Pendapatan (Income Multiplier)

Pengganda Pendapatan (Income Multiplier) pendapatan mengukur

peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan permintaan akhir dalam

perekonomian. Dalam tabel I-O, yang dimaksud dengan pendapatan adalah

upah dan gaji yang diterima oleh rumah tangga.

c. Pengganda Tenaga Kerja (Employement Multiplier)

Pengganda Tenaga Kerja (Employement Multiplier) menunjukkan perubahan

tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan permintaan akhir. Multiplier

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45

tenaga kerja tidak diperoleh dari elemen-elemen dalam tabel I-O seperti pada

multiplier output dan pendapatan, karena dalam tabel I-O tidak mengandung

elemen-elemen yang berhubungan dengan tenaga kerja. Untuk memperoleh

multiplier tenaga kerja maka pada tabel I-O harus ditambahkan baris yang

menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk masing-masing sektor dalam

perekonomian suatu wilayah atau negara (Tresnasari, 2007).

2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir penelitian mengacu kepada teori produksi, terutama

teori produksi Leontief dan perkembangan teori Industri Kreatif. Industri kreatif

dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 15 subsektor, masing-masing

subsektor industri kreatif memiliki peran, keterkaitan antar sektor dan dampak

pengganda terhadap perekonomian Jawa Timur.

Keterkaitan antar sektor dalam penelitian ini dianalisis dari dua sisi, yaitu

sektor hulu atau keterkaitan ke belakang (backward linkages) dan sektor hilir atau

keterkaitan ke depan (forward linkages). Efek atau Dampak pengganda yang

dimaksudkan adalah ketika terjadi perubahan permintaan akhir pada sektor

industri kreatif maka perubahannya akan berdampak pada perekonomian Jawa

Timur. Hal ini disebut sebagai efek pengganda atau dampak pengganda

(multiplier effect). Terdapat tiga dampak pengganda ketika terjadi perubahan

permintaan akhir, yaitu dampaknya terhadap output (output multiplier),

pendapatan masyarakat (income multiplier), dan tenaga kerja (employment

multiplier). Analisis-analisis tersebut dilakukan dengan metode input-output dan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 46

menggunakan tabel input-output Jawa Timur tahun 2010. Berikut adalah bagan

kerangka berpikir penelitian ini:

1. Subsektor Arsitektur Peran Sektor


2. Subsektor Desain Industri Kreatif
3. Subsektor Film, Video, & Fotografi
4. Subsektor Kerajinan
5. Subsektor Kuliner
6. Subsektor Mode/ Fesyen
7. Subsektor Musik
Keterkaitan Perekonomian
Industri Kreatif 8. Subsektor Penerbitan & Percetakan
Sektor Jawa Timur
9. Subsektor Penelitian & Pengembangan
10. Subsektor Periklanan
11. Subsektor Permainan Interaktif
12. Subsektor Seni Pertunjukkan
13. Subsektor Seni Rupa
14. Subsektor Teknologi Informasi Multiplier
15. Subsektor Televisi & Radio Effect

Gambar 2.6
Kerangka Berpikir

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pendekatan model input-output, yang

termasuk pada pendekatan kuantitatif matematis. Alat analisis input-output

merupakan alat analisis yang mampu memberikan gambaran yang menyeluruh

dari kegiatan produksi sektor industri kreatif.

Pada analisis input-output dapat diketahui bahwa output dari masing-

masing subsektor industri kreatif dapat digunakan sebagai input di sektor-sektor

lainnya, sehingga dapat diketahui keterkaitan antar sektor dalam perekonomian

Jawa Timur. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis peran dan

dampak pengganda (multiplier effect) yang mampu diciptakan oleh subsektor

industri kreatif. Dampak yang dimaksud adalah bagaimana efek perubahan

permintaan akhir di subsektor industri kreatif dapat meningkatkan output (output

multiplier), penyerapan tenaga kerja (income multiplier), dan peningkatan

pendapatan masyarakat (multiplier effect) di Jawa Timur.

3.2 Identifikasi Variabel

Terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

variabel endogen dan eksogen. Variabel endogen meliputi transaksi masing-

masing subsektor industri kreatif terhadap sektor-sektor perekonomian maupun

subsektor industri kreatif itu sendiri di Jawa Timur. Variabel eksogen terdiri dari

semua komponen permintaan akhir dan input primer subsektor industri kreatif.

Beberapa komponen permintaan akhir diantaranya; konsumsi rumah tangga,

47
SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor,

sedangkan input primer terdiri atas upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan,

pajak tak langsung, dan subsidi.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan arti dan cakupan variabel yang

digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk menghindari kesalahan

pengertian terhadap makna masing-masing variabel. Penjelasan tiap variabel,

yaitu:

1. Industri Kreatif

Sektor industri kreatif yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan

menjadi 15 subsektor industri kreatif berdasarkan rencana induk

pengembangan ekonomi kreatif sebagai tindak lanjut dari UU Nomor 17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP)

2005-2025. Subsektor tersebut yaitu arsitektur, desain, film, video, dan

fotografi, kerajinan, kuliner, mode, musik, penerbitan dan percetakan,

penelitian dan pengembangan, periklanan, permainan interaktif, seni

pertunjukan, seni rupa, teknologi informasi, dan televisi dan radio. Dalam

tabel input-output (I-O) Jawa Timur tahun 2010 matriks 110 x 110, sektor

industri kreatif memiliki 20 kode I-O. Kode I-O sektor industri kreatif adalah

52-59, 68, 72-74, 76-77, 85, 98-99, 105-106, dan 109-110. Pengelompokkan

klasifikasi kode I-O untuk masing-masing subsektor industri kreatif terdapat

pada tabel berikut ini:

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49

Tabel 3.1
Subsektor Industri Kreatif Jawa Timur
No Subsektor Kode I-O Keterangan
1 Mode (Fesyen) 52 Tekstil dan Bahan Tekstil
53 Permadani, Tali, dan Tekstil Lainnya
54 Pakaian Jadi
56 Alas Kaki
2 Kerajinan 55 Kulit dan Barang dari Kulit
57 Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur), dan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya
68 Bahan Bangunan, Keramik, dan Barang
dari Tanah Liat
3 Penerbitan dan Percetakan 58 Kertas dan Barang dari Kertas
4 Film, Video, dan Fotografi 59 Percetakan dan Reproduksi Rekaman
5 Teknologi Informasi 72 Komputer, Barang Elektronik, Komunikasi
dan Optik
6 Permainan Interaktif 73 Peralatan Listrik
7 Desain 74 Mesin dan Perlengkapan
76 Furnitur
8 Seni Rupa 77 Barang Lainnya
9 Arsitektur 85 Konstruksi Khusus
10 Kuliner 98 Penyediaan Makanan dan Minuman
11 Televisi dan Radio 99 Informasi dan Komunikasi
12 Periklanan 105 Jasa Perusahaan
13 Penelitian dan Pengembangan 106 Jasa Pemerintahan
14 Seni Pertunjukkan 109 Jasa Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi
15 Musik 110 Jasa Lainnya
Sumber: Klasifikasi Kode Input-Output (I-O) per Subsektor oleh Penulis,
berdasarkan Pengelompokkan 15 Subsektor Industri Kreatif pada Buku
Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Jangka Panjang dan
Data yang tersedia pada Tabel I-O Jawa Timur Tahun 2010.

2. Input Antara

Input antara mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor

industri kreatif dalam kegiatan produksi di Jawa Timur. Barang dan jasa

tersebut berasal dari produksi sektor lain atau produksi sektor industri kreatif

itu sendiri. Dalam tabel input-output (I-O) Jawa Timur tahun 2010, Input

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 50

antara industri kreatif tercantum pada kode I-O 1 – 110 dan nilai total input

antara tercantum pada kode I-O 190.

3. Input Primer

Input primer atau Nilai Tambah Bruto (NTB) merupakan balas jasa yang

diberikan kepada faktor – faktor produksi yang berperan dalam proses

produksi sektor industri kreatif. Input primer dalam tabel input-output Jawa

Timur berkode 209 yang terdiri atas upah dan gaji (kode I-O: 201), surplus

usaha (kode I-O: 202), penyusutan (kode I-O: 203), pajak tak langsung (kode

I-O: 204) dan subsidi (kode I-O: 205).

4. Output

Output adalah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor

industri kreatif dengan memanfaatkan faktor produksi yang ada di provinsi

Jawa Timur. Output dinilai atas harga produsen (harga pabrik) yaitu harga

yang benar-benar diterima oleh produsen. Pada Tabel input-output Jawa

Timur 2010, output diberikan kode 210.

5. Peran Industri Kreatif

Peran industri kreatif dalam perekonomian Jawa Timur dalam penelitian ini

dilihat dari hal-hal berikut: yaitu oleh perbandingan antara sisi permintaan

(kode I-O: 180, dan 301-306AP) dan sisi penawaran (kode I-O: 409 dan 600),

presentase struktur output (kode I-O: 600); presentase struktur NTB menurut

sektor (kode I-O:209), presentase struktur NTB menurut pendekatan

pendapatan (kode I-O: 201-205), rasio upah/gaji dan surplus usaha, presentase

struktur NTB menurut pendekatan pengeluaran (kode I-O: 301-306 dan 409);

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51

dan neraca perdagangan yang terdiri dari ekspor (kode I-O: 305LN-306AP)

dan impor (kode I-O: 407LN-408AP) pada masing-masing subsektor industri

kreatif. Nilai dan kontribusi tertinggi pada hal-hal tersebut mengindikasikan

bahwa suatu subsektor industri kreatif memiliki peranan dalam perekonomian

Jawa Timur.

6. Keterkaitan ke belakang (backward linkges)

Keterkaitan ke belakang merupakan suatu perhitungan dari mekanisme

penggunaan input (sisi hulu) untuk melihat keterkaitan ke belakang antara

sektor industri kreatif pada masing-masing subsektornya dengan sektor

lainnya dalam perekonomian Jawa Timur. Nilai indeks keterkaitan ke

belakang lebih dari satu (TBL > 1) mengindikasikan bahwa nilai keterkaitan

ke belakangnya tinggi, sedangkan nilai indeks indeks keterkaitan ke belakang

kurang dari satu (TBL < 1) mengindikasikan bahwa nilai keterkaitan ke

belakangnya rendah.

7. Keterkaitan ke depan (forward linkages)

Keterkaitan ke depan merupakan suatu perhitungan dari mekanisme

penggunaan output (sisi hilir) untuk melihat keterkaitan ke depan antara sektor

industri kreatif pada masing-masing subsektornya dengan sektor lainnya

dalam perekonomian Jawa Timur. Nilai indeks keterkaitan ke depan lebih dari

satu (TFL > 1) mengindikasikan bahwa nilai keterkaitan ke depannya tinggi,

sedangkan nilai indeks indeks keterkaitan ke depan kurang dari satu (TFL < 1)

mengindikasikan bahwa nilai keterkaitan ke depannya rendah.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52

8. Dampak Pengganda (Multiplier Effect)

Peningkatan jumlah permintaan akhir (konsumsi rumah tangga, konsumsi

pemerintah, investasi, maupun ekspor dan impor) pada masing-masing

subsektor industri kreatif akan menimbulkan dampak bagi output, income, dan

employment pada perekonomian Jawa Timur.

a. Pengganda Output (Multiplier Output) bertujuan untuk melihat dampak

perubahan permintaan akhir pada masing-masing subsektor industri kreatif

di Jawa Timur terhadap output semua sektor yang ada pada perekonomian.

b. Pengganda Pendapatan (Income Multiplier) melihat pengaruh perubahan-

perubahan permintaan akhir di dalam masing-masing subsektor industri

kreatif Jawa Timur terhadap pendapatan masyarakat di dalam

perekonomian.

c. Pengganda Tenaga Kerja (Employment Multiplier) menunjukkan efek total

dari perubahan lapangan pekerjaan akibat adanya satu unit perubahan

permintaan akhir pada masing-masing subsektor industri kreatif di Jawa

Timur.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder ialah data sejumlah fakta atau keterangan yang diperoleh secara tidak

langsung. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data input-

output (I-O) berdasarkan tabel I-O Jawa Timur tahun 2010, khususnya transaksi

domestik atas harga produsen matriks 110 x 110. Tabel input-output Jawa Timur

tahun 2010, digunakan sebagai data utama karena merupakan tabel input-output

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 53

terlengkap dan terbaru yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Jawa Timur.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi

kepustakaan dan mengumpulkan data dari semua variabel yang akan dianalisis.

Data dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan melalui

data sekunder yang berasal Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur.

Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh informasi, literatur-

literatur, dan referensi yang relevan dan berkaitan dengan topik yang diangkat

dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut digunakan untuk mendapatkan pengetahuan

secara teoritis, karena teori tersebut berguna untuk mendapatkan dukungan atau

melengkapi data yang diperoleh.

3.6 Teknik Analisis

Dalam penelitian ini digunakan alat analisis model input-output. Sesuai

dengan rumusan masalah, berikut adalah teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Peran Industri Kreatif dalam Perekonomian Jawa Timur

Dalam menganalisis peran masing-masing subsektor industri kreatif dalam

perekonomian Jawa Timur, penelitian ini melihat perbandingan struktur

permintaan dan penawaran, presentase struktur output, presentase struktur Nilai

Tambah Bruto (NTB) menurut pendekatan sektor atau lapangan usaha, menurut

pendekatan pendapatan, dan menurut pendekatan pengeluaran atau penggunaan.

Peran masing-masing subsektor industri kreatif Jawa Timur juga dapat dianalisis

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 54

berdasarkan distribusi pendapatan tiap subsektor yang dapat dihitung dengan rasio

antara upah/gaji dan surplus usaha pada struktur NTB, serta neraca perdagangan

masing-masing subsektor industri kreatif Jawa Timur. Berikut adalah

penjelasannya:

a) Struktur permintaan dan penawaran.

Permintaan adalah penjumlahan dari permintaan antara, permintaan

domestik, dan permintaan yang berasal dari ekspor. Sementara sisi penawaran

adalah penjumlahan dari impor dan output yang diproduksi oleh domestik.

Perbandingan yang dilakukan dalam struktur permintaan dan penawaran masing-

masing subsektor industri kreatif menggambarkan suatu produk subsektor lebih

banyak dibutuhkan oleh permintaan antara, domestik, atau ekspor dan dapat

diketahui penawaran untuk pemenuhan kebuthan tersebut berasal dari impor atau

produksi domestik (impor). Berikut adalah asumsinya:

1. Jika permintaan antara > permintaan akhir (domestik dan ekspor),

menunjukkan produk subsektor industri kreatif lebih banyak digunakan

untuk input sektor lainnya (diproes menjadi produk lain).

2. Jika permintaan antara < permintaan akhir (domestik dan ekspor),

menunjukkan produk subsekor indstri kreatif lebih banyak digunakan

untuk final consumption (tanpa diproses menjadi produk lain).

3. Jika permintaan domestik > permintaan ekspor, menunjukkan permintaan

produk subsekor indstri kreatif lebih banyak berasal dari dalam wilayah

Jawa Timur.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 55

4. Jika permintaan domestik < permintaan ekspor, menunjukkan permintaan

produk subsekor indstri kreatif lebih banyak berasal dari luar wilayah Jawa

Timur (dalam negeri maupun luar negeri).

5. Jika penawaran sisi impor > penawaran sisi output, menunjukkan bahwa

untuk memenuhi permintaan produk suatu subsektor industri kreatif,

penawaran lebih banyak berasal dari luar wilayah Jawa Timur.

6. Jika penawaran sisi impor < penawaran sisi output, menunjukkan bahwa

untuk memenuhi permintaan produk suatu subsektor industri kreatif,

penawaran lebih banyak berasal dari produksi domestik (dalam wilayah

Jawa Timur).

b) Struktur Output

Struktur output menggambarkan output yang merupakan nilai produksi

barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh masing-masing subsektor industri

kreatif dalam perekonomian Jawa Timur. Presentase tertinggi dari besaran nilai

output yang diciptakan oleh suatu subsektor industri kreatif menunjukkan bahwa

subsektor tersebut merupakan leading sector dari sektor industri kreatif dalam

perekonomian Jawa Timur.

c) Struktur Nilai Tambah Bruto

Nilai Tambah Bruto (NTB) adalah balas jasa terhadap fakor produksi yang

tercipta karena adanya kegiatan produksi. Besaran nilai tambah pada masing-

masing subsektor industri kreatif ditentukan oleh besarnya output (nilai produksi)

yang dihasilkan serta jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Maka dari itu, suatu subsektor yang memiliki output yang besar belum tentu

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 56

memiliki nilai tambah yang besar. Hal ini tergantung dari biaya produksi yang

dikeluarkannya.

Nilai tambah bruto dalam model input-output menggambarkan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan indikator penting yang

digunakan untuk melihat kondisi perekonomian suatu wilayah. PDRB

menggambarkan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu. Struktur PDRB yang dapat

digambarkan oleh struktur NTB adalah pendekatan menurut sektor ekonomi,

pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.

Dalam pendekatan menurut sektor ekonomi, presentase tertinggi dari

besaran nilai NTB suatu subsektor industri kreatif menunjukkan bahwa subsektor

tersebut merupakan berperan besar dalam perekonomian Jawa Timur. Struktur

NTB dengan pendekatan pendapatan adalah penjumlahan dari komponen

upah/gaji, surplus usaha, penyusutan, pajak tak langsung, dan subsidi. Presentase

tertinggi dari komponen tersebut menunjukkan bahwa pendapatan dalam nilai

tambah bruto masing-masing subsektor industri kreatif berasal dari salah satu

komponen tersebut.

Struktur NTB menurut pendekatan pendapatan juga menunjukkan

distribusi pendapatan masing-masing subsektor industri kreatif dalam

perekonomian Jawa Timur yang dapat dilihat dari rasio antara upah dan gaji, serta

surplus usaha. Berikut adalah asumsinya:

1. Jika angka rasio antara upah/gaji dengan surplus usaha lebih dari satu (>1),

rasio tersebut mengindikasikan bahwa upah dan gaji yang diterima pekerja

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 57

lebih tinggi daripada surplus usaha yang diterima oleh pemilik modal

(perusahaan) yang artinya subsektor industri kreatif lebih padat karya.

2. Jika angka rasio antara upah/gaji dengan surplus usaha kurang dari satu

(<1), rasio tersebut mengindikasikan bahwa upah dan gaji yang diterima

pekerja lebih rendah daripada surplus usaha yang diterima oleh pemilik

modal (perusahaan) yang artinya subsektor industri kreatif lebih padat

modal.

Gambaran mengenai struktur Nilai Tambah Bruto (PDRB) menurut

pengeluaran atau penggunaan terdiri dari komponen konsumi rumah tangga (C),

komponen investasi (I), komponen pengeluaran pemerintah (G), dan komponen

ekspor netto (NX). Karena pada dasarnya pendapatan suatu wilayah (Y)

memenuhi persamaan berikut:

Y=C + I + G + NX …..…………………………………. (3.1)

Komponen dengan presentase tertinggi menunjukkan bahwa pendapatan

sektor industri kreatif didominasi oleh komponen tersebut, dan presentase

subsektor industri kreatif yang tertinggi pada tiap komponennya menunjukkan

bahwa subsektor industri kreatif tersebut berperan besar dalam perekonomian

Jawa Timur berdasarkan pendekatan pengeluaran.

d) Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan masing-masing subsektor industri kreatif di Jawa

Timur menunjukkan peran ekspor dan impor pada setiap subsektornya yang

menghasilkan surplus atau defisit perdagangan dalam perekonomian Jawa

Timur, menunjukkan arus perdagangan dalam negeri dan luar negeri, serta

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 58

dapat menggambarkan subsektor industri kreatif mana yang memiliki

kontribusi ekspor dan impor tertinggi dari 15 subsektor industri kreatif.

Berikut adalah asumsinya:

1. Nilai ekspor > nilai impor, menunjukkan bahwa subsektor industri kreatif

mengalami surplus perdagangan.

2. Nilai ekspor < nilai impor, menunjukkan bahwa subsektor industri kreatif

mengalami defisit perdagangan.

3. Nilai ekspor dalam negeri > nilai ekspor luar negeri, menunjukkan bahwa

produk suatu subsektor industri kreatif lebih banyak diekspor ke wilayah

dalam negeri di luar Jawa Timur.

4. Nilai ekspor dalam negeri < nilai ekspor luar negeri, menunjukkan bahwa

produk suatu subsektor industri kreatif lebih banyak diekspor ke wilayah

luar negeri.

5. Nilai impor dalam negeri > nilai impor luar negeri, menunjukkan bahwa

produk suatu subsektor industri kreatif lebih banyak diimpor dari wilayah

dalam negeri di luar Jawa Timur.

6. Nilai impor dalam negeri < nilai impor luar negeri, menunjukkan bahwa

produk suatu subsektor industri kreatif lebih banyak diimpor dari wilayah

luar negeri.

2. Keterkaitan Antar Sektor

a) Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkages)

Peningkatan output sektor j atau subsektor akan meningkatkan permintaan

input yang berasal dari subsektor itu sendiri maupun dari sektor lainnya, yang

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 59

berarti harus ada peningkatan output sektor-sektor lainnya. Keterkaitan ke

belakang disebut sebagai daya sebaran atau daya menarik (pull factor) karena

sifatnya menarik penggunaan bahan baku atau input dari sektor (hulu) sehingga

penciptaan jumlah output sektor hulu tersebut bertambah. Indeks keterkaitan ke

belakang diformulasikan sebagai berikut (BPS, 2010:34):

…………………………………… (3.2)

Dimana, TBLj = Total backward linkage untuk subsektor industri kreatif

Jawa Timur.

Bij = Elemen matriks kebalikan Leontief baris ke i, kolom ke j.

n = Jumlah sektor.

Indeks keterkaitan ke belakang yang dinotasikan αj menyajikan beberapa

asumsi berikut:

1. Jika (TBLj > 1), menunjukkan indeks keterkaitan ke belakang masing-masing

subsektor industri kreatif di Jawa Timur tergolong tinggi.

2. Jika (TBLj < 1), menunjukkan indeks keterkaitan ke belakang masing-masing

subsektor industri kreatif di Jawa Timur tergolong rendah.

Semakin tinggi indeks keterkaitan ke belakang (TBLj > 1), memberi

makna bahwa sektor j atau subsektor industri kreatif memiliki ketergantungan

yang tinggi terhadap sektor ekonomi lain dan dianggap mampu mendorong

pertumbuhan sektor–sektor hulunya.

b) Keterkaitan ke Depan (forward linkages)

Peningkatan output pada sektor i atau subsektor industri kreatif akan

meningkatkan distribusi output untuk sektor tersebut yang membuat sektor lain (j)

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 60

memiliki input lebih banyak, sehingga akan mendorong sektor hilir (j)

meningkatkan produksinya guna menghasilkan output yang lebih besar.

Keterkaitan ke depan seringkali disebut juga sebagai derajat kepekaan karena

sifatnya yang mendorong sektor hilir untuk berkembang. Indeks keterkaitan ke

depan dirumuskan dalam bentuk matematik sebagai berikut:

……………………………………..(3.3)

Dimana, TFLi = Total forward linkage untuk subsektor industri kreatif

Jawa Timur.

Bij = Elemen matriks kebalikan Leontief baris ke i, kolom ke j.

n = Jumlah sektor.

Indeks keterkaitan ke depan yang dinotasikan oleh βi menggambarkan

seberapa besar output sektor (i) mampu mendorong sektor – sektor lain untuk

berkembang. Berikut adalah asumsinya:

1. Jika (TFLi > 1), menunjukkan indeks keterkaitan ke depan masing-masing

subsektor industri kreatif di Jawa Timur tergolong tinggi

2. Jika (TFLi < 1), menunjukkan indeks keterkaitan ke depan masing-masing

subsektor industri kreatif di Jawa Timur tergolong rendah

Apabila indeks keterkaitan langsung ke depan yang tertera (TFLi > 1),

menandakan masing-masing subsektor industri kreatif memiliki kemampuan kuat

mendorong sektor hilir untuk berkembang. Semakin tinggi indeks keterkaitan ke

depan, semakin tinggi pula dorongan masing-masing subsektor industri kreatif

terhadap pertumbuhan sektor – sektor hilir.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61

3. Dampak Pengganda (Multiplier Effect)

Analisis utama yang dapat dilakukan dengan menggunakan tabel I-O

adalah melihat bagaimana efek dari perubahan permintaan akhir masing-masing

subsektor industri kreatif terhadap output dalam perkekonomian Jawa Timur.

Komponen permintaan akhir tersebut adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi

ekspor dan impor atau yang sering disebut sebagai analisis multiplier. Analisis

multipier yang dipaparkan pada penelitian ini meliputi multiplier output,

multiplier pendapatan, multiplier tenaga kerja.

a) Pengganda Output (Output Multiplier)

Pengganda output menunjukkan nilai total dari output yang dihasilkan

oleh perekonomian Jawa Timur akibat adanya perubahan permintaan akhir pada

subsektor industri kreatif.

…………………………………………….. (3.4)

Dimana, Oij = Multiplier Output subsektor industri kreatif Jawa Timur.

aij = Elemen matriks kebalikan leontief.

i = Baris ke 1,2, ……..n.

b) Pengganda Pendapatan (Income Multiplier)

Pengganda pendapatan menunjukkan nilai pendapatan masyarakat yang

berubah di perekonomian Jawa Timur akibat adanya perubahan permintaan akhir

pada masing-masing subsektor industri kreatif.

………………………………………… (3.5)

Dimana, v = Bagian nilai tambah per total output.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 62

= Matriks kebalikan leontief.

c) Pengganda Tenaga Kerja (Employment Multiplier)

Pengganda Tenaga Kerja menunjukkan efek total dari perubahan lapangan

pekerjaan akibat adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir di subsektor

industri kreatif.

…..…………………………………... (3.6)

Dimana, wj = Koefisien tenaga kerja subsektor industri kreatif Jawa

Timur.

Ij = Multiplier tenaga kerja.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Struktur Perekonomian Jawa Timur

Kondisi perekonomian provinsi Jawa Timur tercermin dari struktur

perekonomian yang digambarkan oleh tabel Input-Output (I-O) Jawa Timur tahun

2010. Gambaran perekonomian yang dimaksud meliputi struktur permintaan dan

penawaran, struktur output, struktur Nilai Tambah Bruto (NTB), dan neraca

perdagangan. Struktur NTB terbagi menjadi beberapa pendekatan yaitu

pendekatan menurut lapangan usaha (sektor), menurut pendapatan, dan menurut

sisi pengeluaran atau penggunaan.

Analisis Tabel Input-Output Jawa Timur 2010 melalui struktur permintaan

dan penawaran, memberikan gambaran mengenai struktur perekonomian di Jawa

Timur atau kondisi perekonomian Jawa Timur yang ditampilkan pada tabel 4.1

halaman 64. Tabel tersebut menunjukkan bahwa permintaan yang terjadi dalam

perekonomian Jawa Timur didominasi oleh permintaan akhir sebesar 64,12%,

sedangkan permintaan antara hanya 35,88% dari total permintaan sebesar Rp

2.025,88 trilliun. Hal ini mengindikasikan bahwa barang dan jasa yang ada di

Jawa Timur lebih banyak digunakan untuk konsumsi akhir daripada digunakan

sebagai input dalam proses produksi di sektor-sektor lainnya.

Sektor-sektor yang berkontribusi tinggi terhadap permintaan antara adalah

industri pengolahan sebesar Rp238,79 trilliun, pertanian sebesar Rp128,68 trilliun

dan industri kreatif sebesar Rp112 trilliun. Produk-produk yang dihasilkan oleh

63
SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 64

sektor tersebut digunakan kembali sebagai proses produksi dalam sektor-sektor

lainnya. Permintaan akhir yang mendominasi permintaan di Jawa Timur terdiri

dari permintaan domestik dan permintaan ekspor. Permintaan domestik memiliki

kontribusi yang lebih tinggi daripada permintaan ekspor dalam permintaan akhir,

yaitu sebesar Rp899,45 trilliun.

Sektor-sektor yang memiliki nilai permintaan domestik tertinggi adalah

sektor industri pengolahan sebesar Rp284,34 trilliun, industri kreatif sebesar

Rp241,76 trilliun, dan konstruksi sebesar Rp127,56 trilliun. Ketiga sektor tersebut

juga berkontribusi paling tinggi pada permintaan ekspor, yaitu sektor industri

pengolahan sebesar Rp212,51, sektor industri kreatif sebesar Rp79,53 trilliun, dan

sektor PHR sebesar Rp48,64 trilliun.

Tabel 4.1
Struktur Permintaan dan Penawaran Menurut Sektor Ekonomi
Provinsi Jawa Timur Tahun 2010
Permintaan Penawaran
Sektor Antara Domestik Ekspor Jumlah Impor Output Jumlah
Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp)
Pertanian 128.677.546 62.682.880 33.952.529 225.312.955 26.686.841 198.626.114 225.312.955
Pertambangan 49.133.634 1.295.129 14.640.629 65.069.392 11.021.973 54.047.419 65.069.392
Industri Pengolahan 238.795.324 284.340.737 212.514.655 735.650.715 209.427.774 526.222.941 735.650.715
Listrik, Gas, dan Air Bersih 7.886.987 8.169.303 127.043 16.183.332 120.775 16.062.558 16.183.332
Konstruksi 2.806.984 127.556.098 - 130.363.082 - 130.363.082 130.363.082
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 95.044.843 93.151.224 48.643.072 236.839.139 1.670.042 235.169.096 236.839.139
Pengangkutan dan Komunikasi 42.961.854 20.591.092 9.190.916 72.743.862 6.607.338 66.136.524 72.743.862
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Keuangan 36.121.855 18.761.690 691.300 55.574.845 2.201.118 53.373.727 55.574.845
Jasa-Jasa 3.443.005 41.147.784 194.499 44.785.288 48.459 44.736.829 44.785.288
Industri Kreatif 122.001.909 241.758.432 79.593.174 443.353.515 89.361.413 353.992.102 443.353.515
Total 726.873.939 899.454.369 399.547.816 2.025.876.125 347.145.732 1.678.730.393 2.025.876.125
Presentase Penawaran dan Permintaan (%) 35,88 44,40 19,72 100,00 17,14 82,86 100,00
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur tahun 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.

Pada tabel 4.1 juga terdapat sisi penawaran yang terdiri dari impor sebesar

Rp347,14 trilliun dan output (produk-produk yang dihasilkan dalam wilayah Jawa

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 65

Timur) sebesar Rp1.678,73 trilliun, sisi penawaran menunjukkan jumlah produk-

produk dari masing-masing sektor ekonomi di Jawa Timur yang berhasil dipenuhi

oleh sektor-sektor tersebut melalui produksi sendiri maupun dari impor dalam

negeri atau luar negeri. Tabel 4.1 halaman 64 menggambarkan bahwa seluruh

permintaan dipenuhi oleh seluruh sektor dengan output produksinya sebesar

82,26% dan impor sebesar 17,14%. Hal ini memberi makna bahwa

ketergantungan Provinsi Jawa Timur dengan wilayah lain dalam memenuhi

permintaannya adalah rendah. Karena penciptaan output domestik mendominasi

komposisi penawaran perekonomian Jawa Timur.

Output adalah nilai produksi barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh

sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Jawa Timur. Besaran nilai output

pada setiap sektornya menunjukkan kontribusi suatu sektor dalam pembentukan

output dalam perekonomian Jawa Timur. Kontribusi dalam pembentukan output

terbesar dalam perekonomian Jawa Timur (pada gambar 4.1 halaman 66)

dihasilkan oleh sektor industri pengolahan, yang menguasai perekonomian dengan

sumbangan nilai output sebesar Rp526,22 trilliun atau 31,35% dari total output

yang dihasilkan seluruh sektor ekonomi di Jawa Timur.

Sektor industri kreatif dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR)

menempati posisi kedua dan ketiga dalam hal kontribusi pembentukan output,

masing – masing sebesar Rp353,99 trilliun dan Rp235,17. Sementara itu, sektor

pertanian berada di posisi keempat yaitu sebesar 11,83% atau senilai dengan

Rp198,63 trilliun dan sektor-sektor lainnya seperti sektor konstruksi, sektor

pertambangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 66

dan jasa keuangan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor jasa-jasa

memiliki kontribusi sebesar 21,73% atau setara dengan Rp364,72 trilliun.

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.
Gambar 4.1
Struktur Output Sektor dalam Perekonomian Jawa Timur Tahun 2010

Dilihat dari besarnya output yang dihasilkan, keterlibatan sektor industri

pengolahan, sektor industri kreatif, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

(PHR) dapat dikatakan sebagai leading sectors dalam perekonomian Jawa Timur.

Sebagai leading sector, ketiga sektor tersebut pantas untuk mendapat perhatian

dari semua pihak dalam rangka pengembangan daerah terutama industri kreatif.

Sektor industri kreatif baru saja diresmikan dalam Instruksi Presiden nomor 6

tahun 2009, namun sudah menjadi salah satu leading sector dalam perekonomian

Jawa Timur.

Model input-output juga dapat menggambarkan struktur perekonomian

provinsi Jawa Timur melalui Nilai Tambah Bruto (NTB), karena NTB dalam

model input-output menggambarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB merupakan indikator penting yang digunakan untuk melihat kondisi

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 67

perekonomian suatu wilayah. PDRB menggambarkan jumlah nilai tambah barang

dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu.

Struktur PDRB yang dapat digambarkan oleh struktur NTB adalah pendekatan

menurut pendekatan sektor atau lapangan usaha, pendekatan pendapatan, dan

pendekatan pengeluaran.

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.
Gambar 4.2
Struktur NTB Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2010
(dalam %)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi NTB terhadap

perekonomian Jawa Timur menurut sektor berasal dari industri pengolahan adalah

23,26% dari total NTB sebesar Rp951,86 trilliun atau setara dengan nilai sebesar

Rp221,42 trilliun. Kemudian pada posisi kedua adalah sektor industri kreatif

sebesar 20,27%. Industri kreatif merupakan sektor baru yang mulai

dikembangakan potensinya berdasarkan Instruksi Presiden no 6 tahun 2009.

Dengan kontribusi NTB terhadap perekonomian Jawa Timur tahun 2010 sebesar

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 68

Rp192,96 trilliun, hal ini menandakan bahwa industri kreatif memang

berkontribusi terhadap perekonomian Jawa Timur.

Sektor yang juga menunjang industri kreatif dan mampu berkontribusi

besar dalam perekonomian Jawa Timur adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran (PHR). Sektor tersebut berperan sebesar 19,29% atau senilai dengan

Rp183,65 trilliun. Setelah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor

pertanian memiliki peranan terhadap nilai tambah bruto Jawa Timur senilai

Rp142,62 trilliun (14,98%) dan diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 6,69%,

sektor pertambangan sebesar 4,52%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar

3,53%, sektor jasa-jasa yang berperan sebesar 3,02%, sektor keuangan, real estate,

dan jasa keuangan sebesar 3,44%, dan yang terakhir adalah sektor listrik, gas, dan

air, sebesar 1%.

Apabila dibandingkan dengan sektor-sektor yang berkontribusi dalam

penciptaan output (Gambar 4.1), ternyata urutan sektor-sektor yang berkontribusi

dalam penciptaan output sama dengan urutan sektor-sektor yang berkontribusi

dalam penciptaan nilai tambah. Tiga sektor tertinggi dalam penciptaan output dan

juga nilai tambah adalah industri pengolahan, industri kreatif, dan sektor PHR.

Sedangkan sektor pertambangan serta sektor pengangkutan dan komunikasi

memiliki urutan kontribusi yang berbeda pada penciptaan output dan NTB.

Sektor pertambangan berada pada posisi ketujuh dalam penciptaan output dan

berada pada urutan keenam untuk kontribusinya terhadap NTB perekonomian

Jatim. Sementara sektor pengangkutan dan komunikasi berada pada posisi keenam

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 69

dalam penciptaan output dan berada pada urutan ketujuh untuk kontribusinya

terhadap NTB perekonomian Jatim.

Struktur NTB juga mencerminkan struktur PDRB berdasarkan pendekatan

pendapatan. Nilai tambah bruto (PDRB) dalam perekonomian Jawa Timur

menurut komponen pendapatan pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai

tertinggi berasal dari surplus usaha yaitu sebesar Rp545,16 trilliun (57,27%).

Komponen upah dan gaji juga memiliki nilai yang cukup tinggi, yaitu Rp297,64

trilliun (31,27%). Sedangkan komponen pajak tak langsung dan penyusutan

memberikan kontribusi yang kecil, masing-masing hanya mencapai 6,31% dari

total NTB yang dihasilkan provinsi Jawa Timur atau setara dengan Rp60,03

trilliun dan Rp 49,30 trilliiun. Besaran subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah

untuk mendorong perekonomian mencapai Rp275,07 milliar.

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.
Gambar 4.3
Struktur NTB Menurut Pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010

Surplus usaha mencakup sewa properti (tanah, hak cipta), bunga netto, dan

keuntungan perusahan. Keuntungan perusahaan dalam bentuk bruto, yaitu

sebelum dibagikan dalam bentuk dividen dan sebelum dipotong pajak perseroan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 70

(BPS, 2010:10). Sedangkan upah dan gaji merupakan balas jasa yang diberikan

kepada buruh/karyawan. Semua pendapatan pekerja tersebut masih berupa

pendapatan bruto atau belum dipotong pajak. Keduanya memiliki proporsi yang

besar dalam struktur NTB. Namun porsi yang diterima oleh upah dan gaji lebih

rendah dari surplus usaha, rasio keduanya adalah sebesar 0,55.

Angka rasio tersebut memiliki arti adanya ketidakseimbangan pada

distribusi pendapatan antara surplus usaha yang diterima pemilik modal

(perusahaan) dengan gaji/upah yang diterima para pekerja karena berada di bawah

angka satu. Jadi pada intinya perbandingan surplus usaha yang diterima oleh

pengusaha/pemilik modal lebih besar daripada upah/gaji yang diterima oleh

pekerja di Jawa Timur.

Struktur Nilai Tambah Bruto (PDRB) menurut pendekatan pengeluaran

atau penggunaan terdiri dari komponen konsumi rumah tangga (C), komponen

investasi (I), komponen pengeluaran pemerintah (G), dan komponen ekspor netto

(NX) digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2
Struktur NTB Menurut Pendekatan Pengeluaran dalam Perekonomian Jawa
Timur Tahun 2010
C I G NX Y
Sektor
Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) %
Pertanian 50.684.788 8,39 11.998.093 5,01 - 0,00 7.265.688 13,87 69.948.568 7,35
Pertambangan 592.138 0,10 702.991 0,29 - 0,00 3.618.656 6,91 4.913.785 0,52
Industri Pengolahan 264.985.837 43,86 19.354.900 8,09 - 0,00 3.086.881 5,89 287.427.617 30,20
Listrik, Gas, dan Air Bersih 8.169.303 1,35 - 0,00 - 0,00 6.268 0,01 8.175.571 0,86
Konstruksi - 0,00 127.556.098 53,31 - 0,00 - 0,00 127.556.098 13,40
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 66.222.087 10,96 26.929.138 11,25 - 0,00 46.973.030 89,64 140.124.254 14,72
Pengangkutan dan Komunikasi 18.919.003 3,13 1.672.090 0,70 - 0,00 2.583.578 4,93 23.174.670 2,43
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Keuangan 18.761.690 3,11 - 0,00 - 0,00 (1.509.817) -2,88 17.251.873 1,81
Jasa-Jasa 35.741.592 5,92 - 0,00 5.406.192 9,65 146.040 0,28 41.293.824 4,34
Industri Kreatif 140.081.375 23,19 51.055.649 21,34 50.621.408 90,35 (9.768.239) -18,64 231.990.193 24,37
Total 604.157.811 100,00 239.268.958 100,00 56.027.600 100,00 52.402.084 100,00 951.856.454 100,00
Presentase Terhadap Y 63,47% 25,14% 5,89% 5,50% 100,00%
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 71

Tabel 4.2 halaman 70, menggambarkan bahwa komponen konsumsi rumah

tangga memberikan kontribusi tertinggi terhadap NTB menurut pendekatan

penggunaan di Jawa Timur pada tahun 2010, sebesar 63,47% atau senilai dengan

Rp604,16 trilliun. Investasi berada pada posisi kedua yaitu sebesar Rp239,27

trilliun (25,14%). Kontributor tertinggi ketiga dalam pembentukan perekonomian

Jawa Timur adalah pengeluaran pemerintah yaitu sebesar 5,89% dari nilai total Y

atau setara dengan Rp56,03 trilliun. Sedangkan ekspor netto memiliki nilai

terkecil yaitu Rp52,4 trilliun (5,5%).

Nilai investasi pada tabel 4.2 merupakan penjumlahan dari Pembentukan

Motal Tetap Bruto (PMTB) dan perubahan stok. Nilai investasi menjadi bagian

penting dalam pembangunan ekonomi, kontribusinya dalam perekonomian Jawa

Timur sebesar 25,14% dari total NTB/PDRB berindikasi positif, karena investasi

terutama PMTB berkaitan secara langsung dengan kapasitas produksi.

Peningkatan PMTB akan meningkatkan capital stock, dan akan meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output. Peningkatan output pada

perekonomian akan menyerap tenaga kerja. Sektor yang menjadi alokasi investasi

tertinggi adalah sektor konstruksi (53,31%), sektor industri kreatif (21,34%), dan

sektor PHR (11,25%).

Dalam tabel 4.2 halaman 70, apabila dilihat dari besaran nilai Y per sektor,

sektor industri pengolahan menghasilkan nilai Y tertinggi dengan nilai Rp287,43

trilliun atau berkontribusi sebesar 30,20% dari total permintaan akhir sektor–

sektor ekonomi yang ada. Secara umum penggunaan output dari industri

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 72

pengolahan lebih banyak terpakai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

masyarakat/rumah tangga di Jawa Timur.

Konsumsi total masyarakat Jawa Timur tercatat sebesar Rp604,16 trilliun,

sebagian besar konsumsi masyarakat berasal dari sektor industri pengolahan, yaitu

sebesar Rp264,98 trilliun rupiah atau mencakup 43,86% dari total konsumsi yang

dilakukan pada seluruh sektor. Pada posisi kedua dan ketiga terdapat sektor

industri kreatif sebesar Rp140,08 trilliun (23,19%) dan sektor PHR sebesar

Rp66,22 trilliun (10,96%). Sedangkan dari sisi konsumsi pemerintah, pengeluaran

yang dilakukan hanya sebesar Rp56,02 trilliun. Konsumsi pemerintah Jawa Timur

hanya dialokasikan untuk sektor jasa-jasa (9,65%) dan sektor industri kreatif

(90,35%).

Nilai investasi terbesar berasal dari sektor konstruksi, yaitu sebesar

53.31% dari total nilai investasi sektoral di Jawa Timur, atau setara dengan

Rp127,56 trilliun. Sektor-sektor ekonomi yang juga memiliki nilai investasi yang

cukup tinggi adalah sektor industri kreatif sebesar 21,34% atau senilai dengan

Rp51,05 trilliun dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) sebesar

11,25% atau senilai dengan Rp26,93 trilliun, dan.

Sektor konstruksi unggul sebagai sektor yang memiliki investasi tertinggi

di Jawa Timur karena tuntutan dari jumlah penduduk yang semakin meningkat

dan disertai pula dengan perubahan zaman yang ditandai dengan adanya

perubahan lingkungan dan ekonomi dunia, sehingga perlu untuk melakukan

pembangunan secara berkala. Pembangunan tersebut berupa pembangunan sarana

dan prasarana untuk menunjang aktivitas masyarakat sehingga secara tidak

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 73

langsung juga berakibat pada perbaikan kondisi ekonomi. Sektor konstruksi

mengalami pelonjakan juga dikarenakan adanya urgensi untuk memenuhi

kebutuhan sarana dan prasarana masyarakat secara cepat.

Selain aktif dalam melakukan investasi, Jawa Timur termasuk daerah yang

aktif dalam perdagangan, baik domestik maupun luar negeri. Aktivitas

perdagangan mencakup kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan Jawa Timur

dengan provinsi lain ataupun dengan negara lain. Struktur ekspor-impor atau

neraca perdagangan pada tabel 4.3, menunjukkan nilai perdagangan Jawa Timur

pada tahun 2010, mengalami surplus perdagangan sebesar Rp52,40 trilliun yang

berasal dari selisih ekspor terhadap impor.

Total nilai ekspor seluruh sektor ekonomi Jawa Timur mencapai Rp399,55

trilliun yang terdiri dari Rp138,64 trilliun ekspor ke luar negeri dan Rp260,91

trilliun ekspor ke dalam negeri. Hal ini mengindikasikan bahwa produk berupa

barang maupun jasa yang diproduksi di Jawa Timur lebih banyak di ekspor ke

antar daerah di wilayah Indonesia (dalam negeri).

Tabel 4.3
Neraca Perdagangan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2010
Ekspor LN Ekspor DN Impor LN Impor DN Selisih (NX)
Sektor
Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) %
Pertanian 7.678.671 5,54 26.273.858 10,07 10.047.976 5,73 16.638.865 9,69 7.265.688 13,87
Pertambangan 10.987.659 7,93 3.652.970 1,40 10.598 0,01 11.011.375 6,42 3.618.656 6,91
Industri Pengolahan 77.817.524 56,13 134.697.130 51,63 111.515.569 63,54 97.912.204 57,04 3.086.881 5,89
Listrik, Gas, dan Air Bersih - 0,00 127.043 0,05 - 0,00 120.775 0,07 6.268 0,01
Konstruksi - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran 17.071.684 12,31 31.571.388 12,10 526.542 0,30 1.143.500 0,67 46.973.030 89,64
Pengangkutan dan Komunikasi 2.864.262 2,07 6.326.654 2,42 199.505 0,11 6.407.833 3,73 2.583.578 4,93
Keuangan, Real estate,
dan Jasa Keuangan 15.668 0,01 675.632 0,26 61.805 0,04 2.139.312 1,25 (1.509.817) -2,88
Jasa-Jasa 402 0,00 194.097 0,07 4.768 0,00 43.692 0,03 146.040 0,28
Industri Kreatif 22.201.592 16,01 57.391.582 22,00 53.131.908 30,27 36.229.505 21,11 (9.768.239) -18,64
Total 138.637.461 100,00 260.910.355 100,00 175.498.671 100,00 171.647.061 100,00
52.402.084 100,00
Total Ekspor 399.547.816 Total Impor 347.145.732
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 74

Sebagian besar nilai total ekspor Jawa Timur berasal dari sektor industri

pengolahan. Sektor industri pengolahan tercatat mampu menghasilkan nilai

ekspor sebesar Rp212,51 trilliun atau berkontribusi sebesar 53,19% terhadap

keseluruhan nilai ekspor Jawa Timur. Nilai tersebut terdiri dari ekspor dalam

negeri sebesar Rp77,82 trilliun dan senilai Rp134,70 trilliun ekspor luar negeri.

Selain itu, nilai impor yang diciptakan industri pengolahan juga tergolong tinggi.

Sepanjang tahun 2010 dari total nilai impor Jawa Timur sebesar Rp347,14

trilliun yang terdiri dari Rp175,50 trilliun impor luar negeri, dan Rp171,65 trilliun

impor dalam negeri, nilai impor industri pengolahan mencapai 60,33% dari nilai

total tersebut atau senilai dengan Rp209,43 trilliun. Sehingga, struktur

perdagangan atau struktur ekspor impor industri pengolah mengalami surplus

perdagangan sebesar Rp3,09 trilliun. Nilai impor industri pengolahan sebagian

besar berasal dari luar negeri. Impor ini untuk membeli mesin-mesin dan alat-alat

produksi yang dibutuhkan oleh industri pengolahan, dan rata-rata alat atau mesin

yang berteknologi tinggi dengan harga yang kompetitif berasal dari luar negeri.

Industri kreatif mengalami defisit perdagangan pada tahun 2010, karena

sebagai sektor yang baru diresmikan oleh Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2009

memang memerlukan perlengkapan maupun peralatan dari luar negeri dan di luar

Provinsi Jawa Timur. Impor luar negeri yang dilakukan oleh sektor industri kreatif

lebih tinggi yaitu sebesar Rp53,13 trilliun, dibandingkan dengan impor dalam

negeri yaitu sebesar Rp36,23 trilliun wajar terjadi karena sektor yang

mengandalkan ide dan kreativitas ini sudah lebih dulu dikembangkan oleh

beberapa negara lain, seperti Inggris dan Australia.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 75

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Peran Masing-Masing Subsektor Industri Kreatif Jawa Timur

Sektor industri kreatif di Jawa Timur terbagi atas 15 subsektor yaitu

arsitektur, desain, film, video, dan fotografi, kerajinan, kuliner, mode, musik,

penerbitan dan percetakan, penelitian dan pengembangan, periklanan, permainan

interaktif, seni pertunjukan, seni rupa, teknologi informasi, dan televisi dan radio.

Penggelompokan tersebut berdasarkan rencana induk pengembangan ekonomi

kreatif sebagai tindak lanjut dari UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) 2005-2025. Setiap subsektor

memiliki peranannya masing-masing sebagai sektor industri kreatif secara

keseluruhan dalam perekonomian Jawa Timur.

Peran masing-masing subsektor industri kreatif terhadap perekonomian

Jawa Timur dapat diketahui berdasarkan perbandingan sisi penawaran dan sisi

permintaan dalam struktur permintaan dan penawaran, presentase struktur output,

presentase struktur Nilai Tambah Bruto (NTB) menurut pendekatan sektor atau

lapangan usaha, menurut pendekatan pendapatan, dan menurut pendekatan

pengeluaran. Peran masing-masing subsektor industri kreatif Jawa Timur juga

dapat dianalisis berdasarkan distribusi pendapatan tiap subsektor yang dapat

dihitung dengan rasio antara upah/gaji dan surplus usaha pada struktur NTB, serta

neraca perdagangan masing-masing subsektor industri kreatif Jawa Timur.

Analisis pertama untuk melihat peranan masing-masing subsektor industri

kreatif dalam perekonomian Jawa Timur adalah melihat perbandingan antara sisi

penawaran dan sisi permintaan masing-masing subsektor tersebut. Tabel 4.4

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 76

menunjukkan bahwa permintaan yang terjadi pada sektor industri kreatif dalam

perekonomian Jawa Timur didominasi oleh permintaan akhir sebesar 72,48%,

sedangkan permintaan antara hanya 27,52% dari total permintaan sebesar

Rp443,35 trilliun. Hal ini mengindikasikan bahwa barang dan jasa sektor industri

kreatif yang ada di Jawa Timur lebih banyak digunakan untuk konsumsi akhir

daripada digunakan sebagai input dalam proses produksi di sektor-sektor lainnya.

Dengan demikian kontribusi industri kreatif dalam penciptaan produk untuk

sektor-sektor lain dalam perekonomian Jawa Timur relatif rendah.

Tabel 4.4
Struktur Permintaan dan Penawaran 15 Subsektor Industri Kreatif
di Jawa Timur Tahun 2010
Permintaan Penawaran
Sektor Industri Kreatif Antara Domestik Ekspor Jumlah Impor Output Jumlah
Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp)
Mode (Fesyen) 4.876.897 23.114.803 3.884.566 31.876.266 20.932.997 10.943.269 31.876.266
Kerajinan 30.104.022 5.141.007 12.571.454 47.816.483 900.418 46.916.065 47.816.483
Penerbitan dan Percetakan 11.608.503 1.530.222 10.086.797 23.225.522 8.220.302 15.005.219 23.225.522
Film, Video, dan Fotografi 5.897.552 1.218.635 4.188 7.120.375 188.397 6.931.978 7.120.375
Teknologi Informasi 3.270.745 5.987.093 128.527 9.386.364 6.425.596 2.960.768 9.386.364
Permainan Interaktif 6.461.635 4.168.593 909.003 11.539.231 8.163.679 3.375.551 11.539.231
Desain 8.440.130 30.669.532 26.268.117 65.377.778 26.807.891 38.569.887 65.377.778
Seni Rupa 3.387.294 4.041.757 888.708 8.317.759 6.361.763 1.955.997 8.317.759
Arsitektur 7.496.372 11.702.463 - 19.198.835 - 19.198.835 19.198.835
Kuliner 7.166.829 65.547.588 14.520.324 87.234.741 4.075.563 83.159.178 87.234.741
Televisi dan Radio 15.637.484 21.069.144 2.375.228 39.081.856 519.356 38.562.499 39.081.856
Periklanan 14.500.486 2.354.403 1.490.997 18.345.887 2.105.298 16.240.589 18.345.887
Penelitian dan Pengembangan 874.325 51.449.732 - 52.324.057 - 52.324.057 52.324.057
Seni Pertunjukkan 1.234.703 1.035.051 955.470 3.225.224 466.403 2.758.820 3.225.224
Musik 1.044.933 12.728.409 5.509.795 19.283.136 4.193.748 15.089.388 19.283.136
Total 122.001.909 241.758.432 79.593.174 443.353.515 89.361.413 353.992.102 443.353.515
Presentase (%) 27,52 54,53 17,95 100,00 20,16 79,84 100,00
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.

Subsektor-subsektor industri kreatif yang berkontribusi tinggi terhadap

permintaan antara adalah subsektor kerajinan sebesar Rp30,1 trilliun, subsektor

televisi dan radio sebesar Rp 15,64, dan subsektor periklanan sebesar Rp14,5

trilliun. Produk-produk yang dihasilkan oleh ketiga subsektor tersebut digunakan

kembali sebagai proses produksi dalam sektor-sektor lainnya. Permintaan akhir

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 77

yang mendominasi permintaan sektor industri kreatif di Jawa Timur terdiri dari

permintaan domestik dan permintaan ekspor. Permintaan domestik memiliki

kontribusi yang lebih tinggi daripada permintaan ekspor dalam permintaan akhir,

yaitu sebesar Rp241,76 trilliun.

Subsektor-subsektor yang memiliki nilai permintaan domestik tertinggi

adalah kuliner sebesar Rp65,55 trilliun, penelitian dan pengembangan sebesar

Rp51,45 trilliun, dan subsektor desain sebesar Rp30,67 trilliun. Sedangkan

subsektor yang berkontribusi paling tinggi pada permintaan ekspor, yaitu

subsektor desain sebesar Rp26,27 trilliun, subsektor kuliner sebesar Rp14,52

trilliun, dan subsektor kerajinan sebesar Rp12,57 trilliun.

Pada tabel 4.4 halaman 76 juga terdapat sisi penawaran yang terdiri dari

impor sebesar Rp89,36 trilliun dan output (produk-produk sektor industri kreatif

yang dihasilkan dalam wilayah Jawa Timur) sebesar Rp353,99 trilliun, sisi

penawaran menunjukkan jumlah produk dari masing-masing subsektor industri

kreatif di Jawa Timur yang berhasil dipenuhi oleh subsektor-subsektor tersebut,

melalui produksi sendiri maupun dari impor dalam negeri atau luar negeri. Dari

tabel 4.4 tersebut menggambarkan bahwa seluruh permintaan dipenuhi oleh

seluruh subsektor dengan output produksinya sebesar 79,84% dan impor sebesar

20,14%. Hal ini memberi makna bahwa ketergantungan Provinsi Jawa Timur

dengan wilayah lain dalam memenuhi permintaan barang dan jasa industri kreatif

adalah rendah. Karena penciptaan output domestik mendominasi komposisi

penawaran sektor industri kreatif dalam perekonomian Jawa Timur.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 78

Output adalah nilai produksi barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh

masing-masing subsektor industri kreatif dalam perekonomian Jawa Timur.

Besaran nilai output pada setiap subsektornya menunjukkan kontribusi suatu

subsektor dalam pembentukan output dalam perekonomian Jawa Timur.

Kontribusi subsektor industri kreatif dalam penciptaan output terbesar dalam

perekonomian Jawa Timur (pada Gambar 4.4), dihasilkan oleh subsektor kuliner,

yang menguasai perekonomian dengan sumbangan nilai output sebesar Rp83,16

trilliun atau 23,49% dari total output yang dihasilkan seluruh sektor industri

kreatif di Jawa Timur.

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.
Gambar 4.4
Struktur Output 15 Subsektor Industri Kreatif Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010

Pada Gambar 4.4 halaman 78, subsektor penelitian dan pengembangan

serta subsektor kerajinan menempati posisi kedua dan ketiga dalam hal kontribusi

pembentukan output, masing – masing sebesar Rp52,32 trilliun dan Rp46,92.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 79

Sementara subsektor desain berada di posisi keempat yaitu sebesar 11,83% atau

senilai dengan Rp198,63 trilliun dan subsektor televisi dan radio berada pada

posisi kelima yaitu sebesar Rp38,57 (10,89%). Sedangkan, subsektor-subsektor

lainnya seperti subsektor arsitektur, film, video, dan fotografi, mode, musik,

penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan interaktif, seni pertunjukan,

seni rupa, dan teknologi informasi memiliki kontribusi dibawah 6% dalam

pembentukan output.

Dilihat dari besarnya output yang dihasilkan, keterlibatan subsektor

kuliner, subsektor penelitian dan pengembangan, serta subsektor kerajinan dapat

dikatakan sebagai leading sectors dalam sektor industri kreatif terhadap

perekonomian Jawa Timur. Sebagai leading sectors, ketiga subsektor tersebut

pantas untuk mendapat perhatian dari semua pihak dalam rangka pengembangan

daerah, terutama subsektor kuliner yang sebagian besar outputnya dialokasikan

untuk permintaan akhir dan subsektor kerajinan yang sebagian besar outputnya

dialokasikan untuk digunakan sebagai proses produksi sektor-sektor ekonomi

lainnya.

Besaran output (nilai produksi) yang dihasilkan, serta jumlah biaya yang

dikeluarkan dalam proses produksi, menentukan besaran nilai tambah pada

masing-masing subsektor industri kreatif. Nilai Tambah Bruto (NTB) adalah balas

jasa terhadap fakor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Nilai

tambah bruto (NTB) masing-masing subsektor industri kreatif memperlihatkan

peran masing-masing subsektor tersebut dalam perekonomian Jawa Timur karena

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 80

NTB dalam model input-output menggambarkan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB).

PDRB merupakan indikator penting yang digunakan untuk melihat kondisi

perekonomian suatu wilayah. PDRB menggambarkan jumlah nilai tambah barang

dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu.

Struktur PDRB yang dapat digambarkan oleh struktur NTB adalah pendekatan

menurut sektor atau lapangan usaha, pendekatan pendapatan, dan pendekatan

pengeluaran.

Gambar 4.5 halaman 81 menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi NTB

masing-masing subsektor industri kreatif terhadap perekonomian Jawa Timur

menurut pendekatan sektor atau lapangan usaha berasal dari subsektor kuliner

yaitu 21,10% dari total NTB sebesar Rp192,96 trilliun atau setara dengan nilai

sebesar Rp40,72 trilliun. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor kuliner

memberikan kontribusi tertinggi dalam perekonomian Jawa Timur dibandingkan

dengan subsektor-subsektor industri kreatif lainnya.

Subsektor-subsektor yang juga menunjang kontribusi industri kreatif,

sehingga industri kreatif berada dalam posisi kedua yang memiliki nilai NTB

dalam perekonomian Jawa Timur, adalah subsektor televisi dan radio. Subsektor

tersebut berperan sebesar 16,96% atau senilai dengan Rp32,73 trilliun. Setelah

subsektor televisi dan radio, subsektor penelitian dan pengembangan memiliki

kontribusi terhadap nilai tambah bruto Jawa Timur senilai Rp27,95 trilliun

(14,49%) dan diikuti oleh subsektor desain sebesar 11,27%, subsektor kerajinan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 81

sebesar 10,66%, subsektor periklanan sebesar 5,09%, dan sepuluh subsektornya

berkontribusi terhadap NTB kurang dari 5%.

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.
Gambar 4.5
Kontribusi Nilai Tambah Bruto 15 Subsektor Industri Kreatif Provinsi
Jawa Timur Tahun 2010

Suatu subsektor yang memiliki output yang besar belum tentu memiliki

nilai tambah yang besar. Hal ini tergantung dari biaya produksi yang

dikeluarkannya, apabila diperbandingkan dengan subsektor-subsektor yang

berkontribusi dalam penciptaan output (Gambar 4.4 halaman 78), ternyata urutan

sektor-sektor yang berkontribusi dalam penciptaan output sama dengan urutan

sektor-sektor yang berkontribusi dalam penciptaan nilai tambah. Terdapat lima

subsektor industri kreatif yang memiliki peringkat kontribusi yang sama dalam

penciptaan output dan juga nilai tambah, yaitu adalah subsektor kuliner

(kontributor tertinggi), desain (urutan keempat), mode atau fesyen (urutan

kesepuluh), film, video, dan fotografi (urutan kesebelas), serta seni rupa

(kontributor terendah).

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 82

Nilai tambah bruto (PDRB) dalam perekonomian Jawa Timur menurut

komponen pendapatan pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa nilai tambah bruto

seluruh subsektor industri kreatif yang tertinggi berasal dari komponen surplus

usaha, yaitu sebesar Rp106,21 trilliun (55,04%). Komponen upah dan gaji juga

memiliki nilai yang cukup tinggi, yaitu Rp71,43 trilliun (37,02%). Sedangkan

komponen penyusutan dan pajak tak langsung memberikan kontribusi yang kecil,

masing-masing hanya mencapai 5,76% dan 2,29% dari total NTB yang dihasilkan

provinsi Jawa Timur atau setara dengan Rp11,11 trilliun dan Rp 4,42 trilliiun.

Besaran subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendorong sektor

industri kreatif mencapai Rp211,41 milliar.

Tabel 4.5
Struktur NTB 15 Subsektor Industri Kreatif Menurut Pendekatan
Pendapatan di Jawa Timur Tahun 2010
Upah dan Gaji Surplus Usaha Penyusutan Pajak Tak Langsung Subsidi Nilai Tambah Bruto
Subsektor Industri Kreatif Rasio
(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) Jumlah (Juta Rp) %
Mode (Fesyen) 1.203.788 3.701.516 0,33 395.070 40.631 - 5.341.006 2,77
Kerajinan 4.824.823 12.946.852 0,37 2.539.641 259.156 - 20.570.472 10,66
Penerbitan dan Percetakan 1.399.901 6.212.746 0,23 598.711 66.917 - 8.278.275 4,29
Film, Video, dan Fotografi 655.961 2.820.541 0,23 130.296 81.859 - 3.688.657 1,91
Teknologi Informasi 258.826 1.485.788 0,17 44.235 100.427 - 1.889.275 0,98
Permainan Interaktif 283.753 1.679.029 0,17 738 20.322 - 1.983.842 1,03
Desain 5.490.982 15.193.916 0,36 527.195 538.734 - 21.750.828 11,27
Seni Rupa 151.890 665.664 0,23 3.377 3.624 - 824.554 0,43
Arsitektur 2.931.178 2.730.515 1,07 247.936 233.377 - 6.143.005 3,18
Kuliner 11.350.924 27.572.532 0,41 1.110.447 685.442 (542) 40.718.803 21,10
Televisi dan Radio 9.423.644 19.148.123 0,49 2.607.054 1.763.019 (210.866) 32.730.975 16,96
Periklanan 3.277.195 5.641.779 0,58 419.240 490.912 - 9.829.127 5,09
Penelitian dan Pengembangan 25.808.542 - - 2.146.012 - - 27.954.553 14,49
Seni Pertunjukkan 553.387 1.434.254 0,39 18.871 8.895 - 2.015.407 1,04
Musik 3.818.531 4.974.425 0,77 325.017 125.651 - 9.243.623 4,79
Total 71.433.325 106.207.680 0,67 11.113.840 4.418.965 (211.408) 192.962.403 100,00
Presentase Total NTB (%) 37,02 55,04 5,76 2,29 -0,11 100,00
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.

Subsektor industri kreatif yang memiliki nilai tertinggi pada komponen

upah dan gaji adalah subsektor peelitian dan pengembangan, yaitu sebesar

Rp25,80 trilliun. Kontribusi NTB tertinggi pada komponen surplus usaha berasal

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 83

dari subsektor kuliner, sebesar Rp27,57 trilliun. Sedangkan pada komponen

penyusutan, pajak tidak langsung, dan subsidi, subsektor televisi dan radio

memiliki kontribusi tertinggi yaitu sebesar Rp2,61 pada penyusutan, sebesar

Rp1,76 trilliun pada pajak tak langsung, dan Rp210,87 milliar pada subsidi

Kuliner adalah subsektor industri kreatif yang memiliki kontribusi

tertinggi dalam NTB perekonomian Jawa Timur, sebagian besar nilai tersebut

berasal dari komponen surplus usaha, yaitu sebesar Rp27,57 trilliun. Sementara

nilai yang berasal dari komponen upah dan gaji sebesar Rp11,35 dan sisanya

sebesar Rp1,79 trilliun berasal dari penyusutan, pajak tidak langsung, dan subsidi.

Sehingga rasio antara upah dan gaji, serta surplus usaha subsektor kuliner kurang

dari satu (>1) yaitu sebesar 0,41. Angka rasio tersebut mengindikasikan bahwa

terjadi ketidakseimbangan antara upah dan gaji yang diterima oleh pekerja dengan

surplus usaha yang diterima oleh pengusaha/pemilik modal pada subsektor

kuliner. Surplus usaha yang diterima oleh pengusaha/pemilik modal lebih besar

dari upah dan gaji yang diterima pekerja.

Subsektor televisi dan radio yang memiliki kontribusi tertinggi kedua

dalam NTB perekonomian Jawa Timur menghasilkan angka rasio upah dan gaji

dengan surplus usaha lebih tinggi daripada subsektor kuliner, yaitu 0,42. Untuk

angka rasio upah dan gaji dengan surplus usaha tertinggi kedua dicapai oleh

subsektor musik, yaitu sebesar 0,77. Hal ini memberi makna bahwa gap yang ada

antara upah dan gaji yang diterima oleh pekerja dengan surplus usaha yang

diterima oleh pengusaha/pemilik modal semakin kecil. Semakin mendekati angka

satu (1) ketidakseimbangan antara upah dan gaji yang diterima oleh pekerja

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 84

dengan surplus usaha yang diterima oleh pengusaha/pemilik modal semakin kecil,

dan bila rasio tersebut lebih dari satu (>1) mengindikasikan bahwa upah dan gaji

yang diterima oleh pekerja lebih tinggi dari surplus usaha yang diterima oleh

pemilik modal.

Arsitektur menjadi subsektor industri kreatif satu-satunya yang memiliki

nilai rasio yang paling tinggi yaitu sebesar 1,07. Angka ini menandakan bahwa

subsektor arsitektur adalah usaha dengan daya serap tenaga kerja sangat tinggi.

Karena dalam pengerjaan sebuah bangunan diperlukan jumlah pekerja yang

banyak. Sedangkan subsektor penelitian dan pengembangan tidak memiliki

surplus usaha dan tidak terkena pajak, dikarenakan usaha penelitian didominasi

oleh lembaga penelitian milik pemerintah yang bersifat non-profit oriented.

Angka rasio seluruh subsektor industri kreatif (sektor industri kreatif) sebesar

0,67. Hal itu mengindikasikan bahwa industri kreatif cukup mendekati rasio ideal

perbandingan antara upah dan gaji dan surplus usaha.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator penting

yang digunakan untuk melihat kondisi perekonomian Jawa Timur, salah satunya

adalah dengan mengunakan pendekatan pengeluaran atau penggunaan yang dapat

digambarkan oleh struktur NTB menurut pendekatan penggunaan dalam metode

input-output. Beberapa komponennya adalah konsumsi rumah tangga (C),

konsumsi pemerintah (G), Investasi (I), dan Ekspor Netto (NX).

Tabel 4.6 menggambarkan kontributor tertinggi terhadap PDRB sektor

industri kreatif menurut pendekatan penggunaan di Jawa Timur pada tahun 2010

adalah komponen konsumsi rumah tangga sebesar 60,38% atau senilai dengan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 85

Rp140,08 trilliun. Investasi berada pada posisi kedua yaitu sebesar Rp51.05

trilliun (22,01%). Kontributor tertinggi ketiga dalam pembentukan perekonomian

Jawa Timur adalah pengeluaran pemerintah yaitu sebesar Rp50,62 (18,82%).

Sedangkan ekspor netto memiliki nilai terkecil yaitu sebesar -4,21% dari nilai

total Y, yaitu Rp231,99 trilliun, atau setara dengan yaitu minus Rp9,77 trilliun.

Tabel 4.6
Struktur NTB 15 Subsektor Industri Kreatif Menurut Pendekatan
Pengeluaran di Jawa Timur Tahun 2010
C I G NX Y
Subsektor Industri Kreatif
Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) %
Mode (Fesyen) 21.532.440 15,37 1.582.363 3,10 - 0,00 (17.048.432) 174,53 6.066.371 2,61
Kerajinan 2.060.826 1,47 3.080.182 6,03 - 0,00 11.671.036 -119,48 16.812.043 7,25
Penerbitan dan Percetakan 368.185 0,26 1.162.037 2,28 - 0,00 1.866.494 -19,11 3.396.716 1,46
Film, Video, dan Fotografi 1.218.635 0,87 - 0,00 - 0,00 (184.209) 1,89 1.034.426 0,45
Teknologi Informasi 5.115.155 3,65 871.938 1,71 - 0,00 (6.297.070) 64,46 (309.977) -0,13
Permainan Interaktif - 0,00 4.168.593 8,16 - 0,00 (7.254.676) 74,27 (3.086.083) -1,33
Desain 4.905.837 3,50 25.763.694 50,46 - 0,00 (539.774) 5,53 30.129.758 12,99
Seni Rupa 3.124.346 2,23 917.410 1,80 - 0,00 (5.473.054) 56,03 (1.431.298) -0,62
Arsitektur - 0,00 11.702.463 22,92 - 0,00 - 0,00 11.702.463 5,04
Kuliner 65.547.588 46,79 - 0,00 - 0,00 10.444.762 -106,93 75.992.349 32,76
Televisi dan Radio 21.069.144 15,04 - 0,00 - 0,00 1.855.872 -19,00 22.925.016 9,88
Periklanan 1.052.626 0,75 1.301.777 2,55 - 0,00 (614.300) 6,29 1.740.103 0,75
Penelitian dan Pengembangan 828.325 0,59 - 0,00 50.621.408 100,00 - 0,00 51.449.732 22,18
Seni Pertunjukkan 615.285 0,44 419.766 0,82 - 0,00 489.067 -5,01 1.524.118 0,66
Musik 12.642.984 9,03 85.426 0,17 - 0,00 1.316.046 -13,47 14.044.455 6,05
Total 140.081.375 100,00 51.055.649 100,00 50.621.408 100,00 (9.768.239) 100,00 231.990.193 100,00
Presentase Terhadap Y 60,38% 22,01% 21,82% -4,21% 100,00%
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen diolah.

Nilai tambah bruto menurut pendekatan pengeluaran atau penggunaan,

sektor industri kreatif mayoritas dihasilkan oleh komponen konsumsi rumah

tangga, terutama kontribusi dari subsektor kuliner sebesar 46,79% dari nilai total

konsumsi rumah tangga atau setara dengan Rp65,55 trilliun, diikuti oleh subsektor

mode atau fesyen sebesar 15,37% atau senilai dengan Rp21,53 triliun. Tiga belas

subsektor lainnya jika diagregasi maka akan memiliki nilai konsumsi rumah

tangga sebesar Rp53 trilliun atau hanya sebesar 37,84% dari total konsumsi rumah

tangga sektor industri kreatif.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 86

Nilai konsumsi pemerintah pada sektor industri kreatif hanya berasal dari

subsektor penelitian dan pengembangan, yaitu sebesar Rp 50,62 trilliun. Hal ini

tidak lepas dari adanya institusi khusus pemerintah terkait penelitian dan

pengembangan, yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi

Jawa Timur. Subsektor yang tidak berkontribusi dalam konsumsi industri kreatif

baik rumah tangga maupun pemerintah adalah subsektor arsitektur dan subsektor

permainan interaktif. Hal ini dikarenakan struktur permintaan akhir subsektor

arsitektur dalam tabel input-output Jawa Timur tahun 2010 seluruhnya berasal

dari pembentukan modal tetap bruto. Sedangkan untuk subsektor permainan

interaktif, struktur permintaan akhir dalam tabel input-output Jawa Timur tahun

2010 hanya berasal dari dua komponen, yaitu pembentukan modal tetap bruto

(PMTB) dan perubahan stok.

Nilai investasi (penjumlahan komponen pembentukan modal tetap bruto

dan perubahan stok) menjadi bagian penting dalam pengembangan industri

kreatif, kontribusinya terhadap sektor industri kreatif dalam perekonomian Jawa

Timur sebesar 22,01% dari total NTB sektor industri kreatif berindikasi positif,

karena investasi terutama PMTB berkaitan secara langsung dengan kapasitas

produksi. Peningkatan PMTB akan meningkatkan capital stock, dan akan

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output. Peningkatan

output pada perekonomian akan menyerap tenaga kerja.

Nilai investasi juga dapat menggambarkan prioritas pembangunan di

suatu sektor ekonomi. Dari sisi investasi, pada Tabel 4.6 halaman 85 dapat dilihat

bahwa total investasi industri kreatif ialah sebesar Rp51,05 trilliun. Nilai investasi

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 87

tertinggi terdapat pada subsektor desain yaitu sebesar Rp25,76 trilliun dan pada

subsektor arsitektur, yaitu sebesar Rp11,70 trilliun. Tingginya investasi pada

subsektor desain menunjukkan bahwa subsektor tersebut lebih menarik bagi para

investor, karena sebuah desain yang bagus (desain produk, interior, maupun

grafis) mempu membuat produk dari sektor-sektor lainnya memiliki nilai jual

yang lebih unggul. Sementara itu nilai investasi yang juga tinggi pada subsektor

arsitektur menunjukkan bahwa prioritas pengembangan industri kreatif lebih

dipusatkan pada pengembangan dan pembangunan sarana atau prasarana fisik

seperti taman, perancangan tata ruang, bangunan-bangunan dengan eksterior dan

interior yang mengasah kreativitas, dan lain-lain.

Perdagangan menjadi salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi di Jawa

Timur dalam beberapa tahun terakhir. Ekspor netto pada tabel 4.6 halaman 85

diperinci dalam neraca perdagangan pada tabel 4.7 halaman 88. Sektor industri

kreatif yang tergolong sektor baru setelah disahkannya Instruksi Presiden (Inpres)

nomor 6 tahun 2009, mengalami defisit perdagangan dalam neraca perdagangan

15 subsektor industri kreatif Jawa Timur tahun 2010 (Tabel 4.9 halaman 88) yaitu

sebesar Rp9.77 trilliun.

Total keseluruhan ekspor yang berasal dari sektor industri kreatif senilai

Rp79,59 trillliun, sedangkan nilai impornya adalah sebesar Rp89,36 trilliun. Nilai

Impor tersebut terdiri atas impor luar negeri sebesar Rp53,13 trilliun, dan impor

dalam negeri sebesar Rp36,23 trilliun. Sedangkan nilai ekspor tersebut terdiri atas

ekspor domestik atau dalam negeri sebesar Rp57,39 trilliun, dan ekspor ke luar

negeri sebesar Rp22,20 trilliun. Hal ini menunjukkan bahwa barang maupun jasa

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 88

seluruh subsektor (sektor) industri kreatif lebih banyak melakukan ekspor ke

dalam negeri dan impor dari luar negeri.

Tabel 4.7
Neraca Perdagangan 15 Subsektor Industri Kreatif di Jawa Timur Tahun
2010
Ekspor LN Ekspor DN Impor LN Impor DN Selisih (NX)
Sektor
Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) % Jumlah (Juta Rp) %
Mode (Fesyen) 2.220.096 10,00 1.664.470 2,90 2.975.436 5,60 17.957.562 49,57 (17.048.432) 174,53
Kerajinan 2.151.253 9,69 10.420.201 18,16 493.602 0,93 406.816 1,12 11.671.036 -119,48
Penerbitan dan Percetakan 2.932.113 13,21 7.154.684 12,47 5.275.222 9,93 2.945.081 8,13 1.866.494 -19,11
Film, Video, dan Fotografi - 0,00 4.188 0,01 68.323 0,13 120.074 0,33 (184.209) 1,89
Teknologi Informasi 25.845 0,12 102.681 0,18 6.138.196 11,55 287.400 0,79 (6.297.070) 64,46
Permainan Interaktif 689.545 3,11 219.458 0,38 7.002.349 13,18 1.161.330 3,21 (7.254.676) 74,27
Desain 6.417.399 28,91 19.850.718 34,59 22.486.083 42,32 4.321.808 11,93 (539.774) 5,53
Seni Rupa 471.266 2,12 417.442 0,73 2.985.990 5,62 3.375.773 9,32 (5.473.054) 56,03
Arsitektur - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
Kuliner 2.310.796 10,41 12.209.528 21,27 1.907.283 3,59 2.168.280 5,98 10.444.762 -106,93
Televisi dan Radio 503.421 2,27 1.871.807 3,26 212 0,00 519.144 1,43 1.855.872 -19,00
Periklanan 698 0,00 1.490.299 2,60 9.068 0,02 2.096.230 5,79 (614.300) 6,29
Penelitian dan Pengembangan - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
Seni Pertunjukkan 421.806 1,90 533.664 0,93 171.463 0,32 294.941 0,81 489.067 -5,01
Musik 4.057.353 18,28 1.452.442 2,53 3.618.682 6,81 575.066 1,59 1.316.046 -13,47
Total 22.201.592 100,00 57.391.582 100,00 53.131.908 100,00 36.229.505 100,00
(9.768.239) 100,00
Total Ekspor 79.593.174 Total Impor 89.361.413
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Total atas
Harga Produsen, diolah.

Terdapat enam dari 15 subsektor industri kreatif yang menghasilkan

surplus perdagangan yaitu seni pertunjukkan (Rp489,07 milliar), musik (Rp1,32

trilliun), televisi dan radio (Rp1,85 trilliun), penerbitan dan percetakan (Rp1,87

trilliun), kuliner (Rp10,45 trilliun), dan yang memiliki surplus perdagangan

tertinggi adalah subsektor kerajinan (Rp11,67 trilliun). Sedangkan penyumbang

defisit perdagangan terbesar adalah subsektor mode atau fesyen sebesar Rp17,05

trilliun.

Subsektor kerajinan yang mengahsilkan surplus perdagangan tertinggi,

lebih banyak melakukan ekspor ke dalam negeri yaitu sebesar Rp10,42 trilliun

dan melakukan aktivitas impor dari luar negeri yaitu sebesar Rp493,62 milliar.

Sebaliknya, subsektor mode atau fesyen yang mengalami defisit perdagangan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 89

tertinggi lebih banyak melakukan ekspor ke luar negeri sebesar Rp2,22 trilliun

dan melakukan aktivitas impor dari dalam negeri sebesar Rp17,96 trilliun.

Nilai Ekpor luar negeri tertinggi dihasilkan oleh subsektor desain

(28,89%) dan subsektor musik (18,28%) dari total nilai ekspor ke luar negeri

sebesar Rp22,20 trilliun. Sedangkan nilai ekspor ke dalam negeri tertinggi juga

dihasilkan oleh subsektor desain (34,59%) dan subsektor kuliner (21,27%) dari

total nilai ekspor ke dalam negeri yaitu sebesar Rp1,25 trilliun. Impor dari luar

negeri, nilai tertingginya berasal dari subsektor desain (42,32%) dan subsektor

permainan interaktif (13,18%). Sebagian besar nilai impor dari dalam negeri

berasal dari subsektor mode atau fesyen (49,57%) dan subsektor desain (11,93%).

Nilai ekspor tertinggi dihasilkan oleh subsektor desain yang unggul dalam

ekspor ke luar negeri (28,91%) atau ekspor domestik (34,59%) dengan nilai total

keduanya sebesar Rp26,27 trilliun. Pada posisi kedua, nilai ekspor tertinggi

dihasilkan oleh subsektor kuliner, sebesar 18,24% atau setara dengan Rp14,52

trilliun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor desain dan sektor kuliner Jawa Timur

lebih diminati oleh masyarakat di luar wilayah Jawa Timur terutama wilayah

dalam negeri. Kudapan khas Jawa Timur yang terkenal dan menarik banyak

peminat, antara lain: terasi, petis, lapis legit, wingko, bandeng presto, aneka

kerupuk laut, sambel pecel, dan lain-lain.

Subsektor desain sebagai kontributor ekspor terbesar juga menjadi

kontributor tertinggi bagi nilai impor. Nilai total impor subsektor desain adalah

sebesar Rp26.51, yang terdiri atas impor domestik sebesar Rp4,32 trilliun dan

impor luar negeri sebesar Rp22,49 trilliun. Jawa Timur memerlukan banyak

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 90

pembelajaran mengenai desain sehingga impor lebih banyak dilakukan oleh

subsektor ini. Terutama impor dari luar negeri, karena kemajuan desain yang

berkualitas tinggi lebih banyak berasal dari luar negeri.

4.2.2 Keterkaitan Antar Sektor Industri Kreatif Jawa Timur

Indeks keterkaitan terdiri atas indeks keterkaitan ke belakang (backward

linkage) atau biasa disebut daya penyebaran yang dihitung berdasarkan sisi kolom

atau mekanisme input dan indeks keterkaitan ke depan (forward linkage) atau

derajat kepekaan yang dihitung berdasarkan sisi baris atau mekanisme output.

Terdapat dua jenis indeks keterkaitan dalam analisisnya, yaitu keterkaitan total

dan keterkaitan langsung. Keterkaitan total digunakan untuk menentukan sektor

unggulan/kunci (key sector) dalam perekonomian, nilai keterkaitan total

didapatkan dari penjumlahan keterkaitan langsung dan keterkaitan tidak langsung.

Nilai keterkaitan langsung berasal dari matriks koefisien input atau koefisien

teknis. Sedangkan untuk menentukan indeks keterkaitan total diperoleh dari

matriks kebalikan Leontief (Leontief Inverse Matrix).

Penelitian ini menjelaskan besaran input yang dibutuhkan dan output yang

dihasilkan oleh sektor industri kreatif maupun sektor – sektor ekonomi lain di

Jawa Timur. Besaran input dan output direpresentasikan melalui indeks backward

linkage dan indeks forward linkage. Apabila indeks keterkaitan ke belakang lebih

dari satu (αj>1), maka menunjukkan bahwa sektor industri kreatif mampu

memberikan dorongan kuat terhadap sektor – sektor hulunya memberikan indikasi

bahwa sektor tersebut mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sektor-

sektor lain sebagai penyedia input untuk keperluan kegiatan produksi sektor

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 91

tersebut, sedangkan jika indeks keterkaitan ke depan (βi>1), bisa diartikan bahwa

sektor – sektor industri kreatif mampu mendorong sektor – sektor hilirnya untuk

berkembang. Terjadinya kenaikan permintaan output sebesar satu satuan secara

langsung menyebabkan alokasi output sektor industri kreatif ke sektor – sektor

ekonomi lain termasuk sektor industri kreatif itu sendiri meningkat sebesar nilai

keterkaitannya.

Tabel 4.8
Indeks Keterkaitan ke Belakang Industri Kreatif Jawa Timur
Indeks Keterkaitan Kebelakang Indeks Penyebaran
Subsektor Industri Kreatif
Nilai Peringkat Nilai Peringkat
Mode (Fesyen) 0,9934 7 1,0004 8
Kerajinan 1,1210 3 0,9718 11
Penerbitan dan Percetakan 0,9496 10 1,0085 7
Film, Video, dan Fotografi 0,9527 9 1,0147 6
Teknologi Informasi 0,9078 12 1,0693 3
Permainan Interaktif 0,8759 14 1,0911 2
Desain 1,0051 6 0,9751 10
Seni Rupa 1,0813 4 0,8894 12
Arsitektur 1,2205 1 0,7834 15
Kuliner 1,1701 2 0,8375 14
Televisi dan Radio 0,8447 15 1,1610 1
Periklanan 0,9928 8 0,9983 9
Penelitian dan Pengembangan 1,0553 5 0,8861 13
Seni Pertunjukkan 0,9206 11 1,0656 4
Musik 0,8997 12 1,0422 5
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Domestik atas
Harga Produsen, diolah.

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa dari 15 subsektor industri kreatif di Jawa

Timur, hanya enam subsektor industri kreatif yang memiliki indeks keterkaitan ke

belakang yang tinggi atau lebih dari satu (>1). Subsektor-subsektor tersebut

meliputi subsektor arsitektur; kuliner; kerajinan; seni rupa; penelitian dan

pengembangan; desain. Subsektor arsitektur memiliki indeks ketekaitan ke

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 92

belakang paling tinggi diantara subsektor industri kreatif yang lain dengan nilai

keterkaitan sebesar 1,2205.

Besaran nilai keterkaitan ke belakang memiliki makna apabila terjadi

peningkatan output sebesar satu unit pada subsektor arsitektur, maka subsektor ini

memerlukan input tambahan dari subsektor industri kreatif maupun sektor

ekonomi lain yang digunakan dalam proses produksi termasuk dari subsektor

arsitektur itu sendiri sebesar 1,2205 satuan. Kemudian, angka tersebut

menunjukkan bahwa dengan meningkatnya output dari subsektor arsitektur akan

meningkatkan output sektor hulunya. Hal ini menggambarkan bahwa subsektor

arsitektur memiliki kemampuan untuk mempengaruhi peningkatan output sektor

lainnya ketika permintaan akhir subsektor tersebut ditingkatkan serta

mengindikasikan bahwa subsektor arsitektur memiliki ketergantungan tertinggi

terhadap sektor lainnya.

Tabel 4.9
Sektor-Sektor Hulu Subsektor Arsitektur
Nilai
Kode I-O Sektor Hulu %
(Juta Rp)
57 Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 3.343.998 34,83
87 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor 1.593.417 16,60
69 Semen, Kapur dan Barang Lainnya Bukan Logam 1.154.916 12,03
36 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 776.395 8,09
73 Peralatan Listrik 655.439 6,83
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Domestik atas
Harga Produsen, diolah.

Tabel 4.9 pada halaman 92, memuat sektor–sektor hulu yang memiliki

kontribusi tertinggi sebagai input dalam penciptaan output subsektor arsitektur.

Input kegiatan produksi yang paling dibutuhkan subsektor arsitektur adalah sektor

kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 93

sejenisnya sebesar 34,83%. Empat sektor-sektor lain yang juga berperan dalam

menyediakan input bagi subsektor arsitektur adalah sektor perdagangan eceran

(bukan mobil dan motor), sektor semen, kapur, dan barang lainnya bukan logam,

sektor pertambangan dan penggalian lainnya, serta sektor peralatan listrik.

Selain indeks keterkaitan ke belakang, terdapat indeks penyebaran.

Berbeda halnya dengan indeks keterkaitan ke belakang, indeks penyebaran

subsektor justru berasal dari subsektor-subsektor dengan indeks keterkaitan yang

rendah. Seperti subsektor televisi dan radio memiliki indeks keterkaitan ke

belakang 0,447 yang terendah, namun memiiki indeks penyebaran tertinggi yaitu

sebesar 1,1610.

Tabel 4.10
Sektor-Sektor Hulu Subsektor Televisi dan Radio
Nilai
Kode I-O Sektor Hulu %
(Juta Rp)
99 Informasi dan Komunikasi 1.449.590 27,63
104 Real Estate 1.097.707 20,92
105 Jasa Perusahaan 503.443 9,60
85 Konstruksi Khusus 383.796 7,32
79 Ketenagalistrikan 354.823 6,76
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Domestik atas
Harga Produsen, diolah.

Besaran nilai persebaran menggambarkan pengaruh subsektor televisi dan

radio ke sektor-sektor penyedia input secara meluas. Dua sektor hulu yang

berperan besar dalam kegiatan produksi subsektor televisi dan radio pada tabel

4.10 adalah sektor informasi dan komunikasi sebesar 27,63%, serta sektor real

estate sebesar 20,92% dari total kontribusi yang diberikan oleh kelima sektor-

sektor hulu tersebut.

Indeks keterkaitan yang dapat diketahui dari metode input-output

berikutnya adalah indeks keterkaitan ke depan (forward linkages) beserta

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 94

persebarannya pada subsektor-subsektor industri kreatif di Jawa Timur. Indeks

keterkaitan ke depan subsektor industri kreatif seperti yang tertera dalam Tabel

4.11 mendeskripsikan besaran pengaruh output yang dihasilkan subsektor industri

kreatif terhadap pembentukan input bagi sektor ekonomi yang lain.

Tabel 4.11
Indeks Keterkaitan ke Depan Industri Kreatif Jawa Timur
Indeks Keterkaitan Ke Depan Indeks Penyebaran
Subsektor Industri Kreatif
Nilai Peringkat Nilai Peringkat
Mode (Fesyen) 0,7633 12 1,2239 2
Kerajinan 1,2401 1 0,8263 15
Penerbitan dan Percetakan 0,8717 5 1,0304 11
Film, Video, dan Fotografi 0,8339 6 1,0852 10
Teknologi Informasi 0,7705 9 1,1810 7
Permainan Interaktif 0,7742 8 1,1569 8
Desain 0,7656 10 1,2010 6
Seni Rupa 0,7278 14 1,2307 1
Arsitektur 0,9025 4 0,9794 12
Kuliner 0,8197 7 1,0908 9
Televisi dan Radio 1,0156 2 0,8948 14
Periklanan 0,9682 3 0,9548 13
Penelitian dan Pengembangan 0,7319 13 1,2065 5
Seni Pertunjukkan 0,7647 11 1,2079 4
Musik 0,7238 15 1,2198 3
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Domestik atas
Harga Produsen, diolah.

Angka keterkaitan yang dihasilkan suatu subsektor memberikan makna,

bahwa setiap tambahan output pada subsektor tersebut, maka akan menambah

output keseluruhan di sektor hilir sebesar nilai keterkaitannya. Hal ini dapat

terjadi karena pertambahan output yang dihasilkan subsektor tersebut

menimbulkan peningkatan distribusi output yang nantinya akan digunakan

sebagai input oleh sektor-sektor lainnya, sehingga output keseluruhan di sektor

hilir akan meningkat.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 95

Pada tabel 4.11 halaman 94 menunjukkan bahwa nilai tertinggi indeks

keterkaitan total ke depan terdapat pada subsektor kerajinan yaitu sebesar 1,2401.

Angka tersebut berarti apabila terjadi peningkatan terhadap output sebesar satu

unit maka output subsektor tersebut akan memberikan tambahan output di sektor

lainnya sebesar 1,2401 atau dengan kata lain akan ada tambahan yang

didistribusikan ke sektor-sektor produksi lain dalam perekonomian, termasuk

subsektor kerajinan itu sendiri untuk digunakan dalam proses produksinya. Hal ini

menunjukkan bahwa output subsektor kerajinan banyak dikonsumsi dan

digunakan sebagai input bagi kegiatan produksi pada sektor-sektor produksi

lainnya.

Dari lima belas subsektor industri kreatif hanya subsektor kerajinan

(1,2401) dan subsektor televisi dan radio (1,0156) yang memiliki indeks

keterkaitan total ke depan lebih dari satu (>1), sedangkan tiga belas subsektor

lainnya memiliki indeks keterkaitan total ke depan di bawah satu. Subsektor yang

paling rendah indeks keterkaitan total ke depannya adalah subsektor musik

sebesar 0.7328. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor musik kurang mampu

mendorong sektor hilirnya.

Pada tabel 4.12 halaman 96, terdapat sektor-sektor hilir dari subsektor

kerajinan. Terdapat lima sektor yang menggunakan subsektor kerajinan sebagai

input dalam kegiatan produksi. Sektor tersebut adalah konstruksi bangunan sipil,

kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan

sejenisnya, konstruksi gedung, konstruksi khusus, dan furnitur. Sektor konstruksi

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 96

bangunan sipil menggunakan input dari subsektor kerajinan paling tinggi, yaitu

sebesar 33,38%.

Tabel 4.12
Sektor-Sektor Hilir Subsektor Kerajinan
Nilai
Kode I-O Sektor Hilir %
(Juta Rp)
84 Konstruksi Bangunan Sipil 9.882.739 33,38
57 Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 5.940.299 20,07
83 Konstruksi Gedung 5.070.318 17,13
85 Konstruksi Khusus 3.343.998 11,30
76 Furnitur 2.611.727 8,82
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Domestik atas
Harga Produsen, diolah.

Pada kolom indeks persebaran pada tabel 4.11 halaman 94, terdapat 11

subsektor yang memiliki indeks penyebaran yang tinggi atau lebih dari satu (>1).

Subsektor tersebut meliputi subsektor seni rupa; mode atau fesyen; musik; seni

pertunjukkan; penelitian dan pengembangan; desain; teknlogi informasi;

permainan interaktif; kuliner; film, video, dan fotografi; penerbitan dan

percetakan. Subsektor seni rupa memiliki nilai persebaran tertinggi, yaitu sebesar

1,2307. Indeks persebaran cukup penting digunakan untuk melihat seberapa besar

pengaruh output subsektor seni rupa terhadap sektor-sektor hilirnya secara merata.

Tabel 4.13
Sektor-Sektor Hilir Subsektor Seni Rupa
Nilai
Kode I-O Sektor Hilir %
(Juta Rp)
87 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor 287.528 59,09
84 Konstruksi Bangunan Sipil 69.191 14,22
106 Jasa Pemerintahan 31.593 6,49
77 Barang Lainnya 27.605 5,67
86 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 10.907 2,24
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Domestik atas
Harga Produsen, diolah.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 97

Distribusi output yang dihasilkan subsektor seni rupa pada tabel 4.13

halaman 96, dialokasikan atau digunakan sebagai input oleh sektor perdagangan

eceran (bukan mobil dan motor), sektor konstruksi bangunan sipil, sektor jasa

pemerintahan, sektor barang lainnya, dan sektor perdagangan besar (bukan mobil

dan sepeda motor). Sektor hilir yang paling dominan dalam menggunakan input

dari subsektor seni rupa adalah sektor perdagangan eceran (bukan mobil dan

motor) yaitu sebesar 59,09% atau senilai dengan Rp287.53 miliar.

4.2.3 Analisis Dampak Pengganda (Multiplier Effect)

Penggunaan analisis dampak pengganda (multiplier effect) adalah hal yang

utama dalam menggunakan metode input-output. Multiplier effect diperlukan

untuk mengetahui efek dari suatu perubahan permintaan akhir terhadap output

dalam perekonomian (output multiplier), pendapatan rumah tangga atau

masyarakat (income multiplier) dan penyerapan tenaga kerja (employment

multiplier) di Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 4.14 halaman 98 diketahui bahwa

sektor dengan angka multiplier output tertinggi adalah subsektor arsitektur dengan

angka multiplier sebesar 1,7140 diikuti subsektor kuliner sebesar 1,6432 serta

subsektor kerajinan dengan nilai sebesar 1,5743. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap satu juta rupiah peningkatan permintaan akhir di subsektor arsitektur,

kuliner; serta kerajinan maka output seluruh sektor perekonomian Jawa Timur

akan meningkat masing-masing sebesar Rp1,7140 juta, Rp1,6432 juta, dan Rp

1,5743 juta.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 98

Pernyataan tersebut didukung oleh perhitungan keterkaitan antar sektor

sebelumnya, yaitu subsektor arsitektur, kuliner, dan kerajinan juga memperoleh

indeks keterkaitan ke belakang (backward linkages) yang tinggi sebesar 1,7140;

1,6432; 1,5743. Peningkatan produksi secara maksimum dapat tercapai apabila

setiap satuan uang pada permintaan akhir digunakan untuk mengkonsumsi output

subsektor dengan nilai multiplier output yang besar. Sebaliknya, apabila konsumsi

dilakukan pada sektor dengan nilai multiplier output yang kecil seperti subsektor

televisi dan radio, maka tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap penambahan

permintaan akhir.

Tabel 4.14
Nilai Multiplier Subsektor Industri Kreatif di Jawa Timur Tahun 2010
Output Multiplier Income Multiplier Employment Multiplier
Subsektor Industri Kreatif
Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat
Mode (Fesyen) 1,3950 7 0,1535 10 0,1791 2
Kerajinan 1,5743 3 0,1619 9 0,0520 3
Penerbitan dan Percetakan 1,3335 10 0,1244 12 0,0071 12
Film, Video, dan Fotografi 1,3379 9 0,1266 11 0,0128 9
Teknologi Informasi 1,2748 12 0,1114 14 0,0055 13
Permainan Interaktif 1,2300 14 0,1034 15 0,0102 11
Desain 1,4114 6 0,2009 8 0,0157 7
Seni Rupa 1,5185 4 0,1179 13 0,2034 1
Arsitektur 1,7140 1 0,2617 5 0,0510 4
Kuliner 1,6432 2 0,2243 7 0,0169 6
Televisi dan Radio 1,1862 15 0,2899 3 0,0031 15
Periklanan 1,3943 8 0,2814 4 0,0125 10
Penelitian dan Pengembangan 1,4820 5 0,7310 1 0,0151 8
Seni Pertunjukkan 1,2928 11 0,2593 6 0,0288 5
Musik 1,2635 13 0,3197 2 0,0031 14
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur 2010 Transaksi Domestik Atas
Harga Produsen, diolah.

Hasil analisis multiplier output menunjukkan bahwa seluruh subsektor

industri kreatif mempunyai nilai multiplier output yang tinggi atau lebih dari satu

(>1). Hal ini mengindikasikan bahwa akibat kenaikan satu satuan permintaan

akhir sektor industri kreatif dapat meningkatkan nilai total produksi pada semua

sektor-sektor perekonomian di Jawa Timur, dan menunjukkan bahwa sektor

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 99

industri kreatif memegang peran yang cukup penting dalam perekonomian Jawa

Timur terkait dengan peningkatan total produksi domestik.

Angka multiplier pendapatan tertinggi terdapat pada subsektor penelitian

dan pengembangan yaitu sebesar 0,7310. Angka tersebut menunjukkan apabila

ada tambahan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah pada subsektor peneltian

dan pengembangan, maka akan terjadi peningkatan dalam pendapatan masyarakat

sebesar Rp0,7310 juta atau Rp731 ribu. Selanjutnya terdapat subsektor musik dan

subsektor televisi dan radio pada peringkat kedua dan ketiga, dengan nilai

multiplier pendapatan masing-masing sebesar 0,3197 dan 0,2899. Angka tersebut

menunjukkan apabila ada tambahan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah di

subsektor musik dan subsektor televisi dan radio, maka akan terjadi peningkatan

dalam pendapatan masyarakat masing-masing sebesar Rp0,3197 juta dan

Rp0,2899 juta.

Angka multiplier pendapatan seluruh subsektor industri kreatif tersebut

rendah kurang dari satu atau kurang dari satu (<1). Hal ini berarti sektor industri

kreatif kurang mampu mempengaruhi perubahan pendapatan masyarakat Jawa

Timur. Indikator kesejahteraan masyarakat tercermin dari tingkat pendapatan

sehingga peningkatan taraf hidup masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan

pembangunan Jawa Timur.

Angka multiplier tenaga kerja tertinggi terdapat di subsektor seni rupa

yaitu sebesar 0,2034. Hal ini menunjukkan setiap satu juta rupiah peningkatan

permintaan akhir di subsektor seni rupa, maka akan menambah dua lapangan

pekerjaan baru di perekonomian Jawa Timur. Sedangkan subsektor dengan angka

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 100

multiplier tenaga kerja terkecil adalah subsektor televisi dan radio dengan nilai

sebesar 0.0031. Angka multiplier tenaga kerja seluruh subsektor industri kreatif

tersebut rendah atau kurang dari satu (<1). Artinya, sektor industri kreatif kurang

mampu mempengaruhi peningkatan jumlah lapangan pekerjaan di Jawa Timur.

Pada tabel 4.14 halaman 98, subsektor industri kreatif yang memiliki

posisi lima tertinggi untuk nilai multiplier (output, income, maupun employment)

secara keseluruhan adalah subsektor arsitektur. Selain unggul dalam

menghasilkan dampak pengganda output (output multiplier) tertinggi.

Peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah pada subsektor arsitektur

juga mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Jawa Timur sebesar

Rp0,2617 juta atau Rp261 ribu. Serta mampu untuk meningkatkan lapangan kerja

baru di Jawa Timur sebesar 0,0510 lapangan pekerjaan pada setiap peningkatan

permintaan akhirnya. Maka dari itu, subsektor Arsitektur memerlukan perhatian

lebih dan patut untuk dikembangkan karena nilai multiplier yang dihasilkan cukup

konsisten pada setiap kategorinya (output, pendapatan, dan tenaga kerja).

Subsektor desain dalam tabel tersebut juga memliki nilai yang cukup

konsisten. Subsektor desain berada pada posisi keenam untuk pengganda output,

posisi kedelapan untuk pengganda pendapatan, dan posisi ketujuh dalam

pengganda tenaga kerja. Hal ini menandakan bahwa apabila terjadi peningkatan

permintaan akhir sebesar satu juta rupiah pada subsektor desain, maka akan terjadi

peningkatan output secara keseluruhan sebesar Rp1,5185 juta, peningkatan

pendapatan masyarakat sebesar Rp0,1179 juta, dan meningkatkan lapangan

pekerjaan 0,0157 di Jawa Timur.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 101

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini ialah belum dipublikasikannya tabel

input-output Jawa Timur tahun 2015 yang seharusnya dipublikasi setiap lima

tahun sekali. Dengan begitu peneliti memakai tabel input-output Jawa Timur

tahun 2010 sebagai tabel input-output dengan subsektor terlengkap. Dengan

keterbatasan tersebut peneliti tidak mampu menjangkau perkembangan industri

kreatif dalam lima tahun terakhir.

Keterbatasan penelitian yang kedua adalah belum adanya subsektor

industri kreatif dalam tabel input-output Jawa Timur tahun 2010, karena pada

tabel I-O Jawa Timur tahun 2010 hanya terbatas pada 110 sektor saja. Sehingga

terdapat beberapa subsektor industri kreatif tersebut masih tergabung dalam sektor

lain di luar industri kreatif. Dalam perhitungan ini ada yang bersifat undervalued

khususnya pada subsektor yang bersifat tak berwujud (intangible) dan jasa seperti,

periklanan, arsitektur, desain, seni rupa, permainan interaktif, teknologi informasi,

radio dan televisi ataupun penelitian dan pengembangan dan ada pula yang

bersifat overvalued khususnya subsektor yang menghasilkan produk yang

berwujud (tangible).

Penelitian ini juga tidak dapat mencakup pendapatan industri kreatif yang

transaksinya melalui internet atau media digital atau yang biasa disebut e-

commerce. Dan yang terakhir, keterbatasan penelitian ini adalah tidak tersedianya

data tenaga kerja sektoral dalam tabel input-output Jawa Timur tahun 2010,

sehingga analisis yang diperoleh kurang dapat merepresentasikan kondisi tenaga

kerja sebenarnya.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

1. Industri kreatif pada tahun 2010 secara keseluruhan memiliki peran yang besar

diantara sektor-sektor ekonomi lainnya dalam perekonomian Jawa Timur,

yaitu berperan sebesar 20,27% dan berpotensi menjadi leading sector dalam

penciptaan output. Subsektor industri kreatif yang menjadi leading sector dan

berperan dalam perekonomian Jawa Timur pada tahun 2010 adalah subsektor

kuliner. Sedangkan subsektor yang memiliki potensi dan patut dikembangkan

dalam perannya untuk menjadi produk yang dapat menjadi input bagi sektor-

sektor lainnya dan menghasilkan surplus perdagangan dalam perekonomian

adalah subsektor kerajinan.

2. Berdasarkan analisis keterkaitan, subsektor arsitektur memiliki indeks

keterkaitan total ke belakang tertinggi. Dari lima belas subsektor industri

kreatif, hanya terdapat enam subsektor yang memiliki indeks keterkaitan total

ke belakang tinggi atau lebih dari satu (>1) yaitu arsitektur, kuliner, kerajinan,

seni rupa, penelitian dan pengembangan, serta desain. Dan sebelas subsektor

lainnya memiliki nilai indeks keterkaitan total ke belakang yang cukup tinggi

walaupun kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri kreatif

cukup mampu menarik dan mengembangkan sektor hulunya. Sedangkan dari

sisi keterkaitan ke depan, hanya subsektor kerajinan dan subsektor televisi dan

102
SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 103

radio yang memiliki dengan indeks keterkaitan total ke depan tinggi atau lebih

dari satu (>1). Hal ini menunjukkan bahwa subsektor kerajinan dan subsektor

televisi dan radio mampu mendorong output sektor hilirnya. Namun secara

rata-rata agregasi seluruh subsektor industri kreatif kurang mampu mendorong

sektor hilirnya.

3. Seluruh subsektor industri kreatif, terutama subsektor Arsitektur, mempunyai

nilai multiplier output yang tinggi atau lebih dari satu (>1). Hal ini

menunjukkan apabila terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor

industri kreatif, dampak yang ditimbulkannya dalam peningkatan output pada

perekonomian Jawa Timur tinggi. Hasil analisis multiplier pendapatan dan

tenaga kerja seluruh subsektor industri kreatif memiliki nilai yang rendah atau

kurang dari satu (<1). Rendahnya nilai multiplier pendapatan dan tenaga kerja

pada masing-masing subsektor industri kreatif ini menunjukkan apabila terjadi

peningkatan permintaan akhir pada masing-masing subsektor industri kreatif,

dampak yang ditimbulkannya dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan

tenaga kerja pada perekonomian Jawa Timur rendah.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka saran

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pemisahan klasifikasi masing-masing subsektor industri kreatif sangat perlu

untuk dilakukan agar tidak ada nilai yang mengalami overvalued dan

undervalued. Ilmu pengetahuan juga perlu memiliki adanya satu pedoman

khusus untuk menganalisis peranan industri kreatif dalam perekonomian suatu

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 104

wilayah (Jawa Timur), agar dapat dibandingkan dengan peranan industri

kreatif di wilayah yang lain.

2. Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu melakukan edukasi dan sosialisasi

kepada masyarakat, bahwa industri kreatif memerlukan partisipasi aktif

masyarakat untuk memanfaatkan kreativitasnya dalam menciptakan nilai

tambah suatu barang atau jasa. Pemerintah juga perlu mengajak masyarakat

Jawa Timur untuk mencintai produk lokal terutama pada subsektor mode atau

fesyen, untuk mengurangi defisit neraca perdagangan industri kreatif. Surplus

perdagangan pada subsektor kerajinan juga dapat meningkat bila pemerintah

bersama seluruh masyarakat Jawa Timur, mempromosikan produk kerajinan

ke luar wilayah Jawa Timur baik dalam negeri maupun luar negeri.

Penyelenggaraan festival-festival subsektor arsitektur dan kuliner secara

khusus akan membuat permintaan akhir meningkat dan akan meningkatkan

output secara keseluruhan dalam perekonomian Jawa Timur, karena kedua

subsektor tersebut memiliki angka output multiplier yang tinggi.

3. Penelitan selanjutnya terkait dengan industri kreatif di Jawa Timur sebaiknya

menggunakan data matriks tabel input-output Jawa Timur yang lebih baru dari

tahun 2010, dengan demikian dampak sektor industri kreatif dapat

mencerminkan keadaan terkini sektor industri kreatif Jawa Timur. Pada

penelitian selanjutnya diperlukan analisis lebih dalam, terkait dengan upaya-

upaya untuk mengembangakan subsektor-subsektor industri kreatif yang

memiliki nilai keterkaitan ke depan, keterkaitan ke belakang, dan dampak

pengganda baik output, income, dan employment multiplier yang tinggi.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Agbeibor, W. (2006). Pro-poor Economic Growth: Role of Small and Medium


Sized Enterprises. Journal of Asian Economics, 17 (1), 35-40.
Anggraini, N. (2008). Industri Kreatif. Jurnal ekonomi, 13(3).
Arsyad, Lincolin. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Badan Pusat Statistik Jawa Timur. (2010). Tabel Input Output Jawa Timur Tahun
2010. BPS Jatim.
Bank Indonesia. (2015). Kajian Peningkatan Akses Pembiayaan bagi Industri
Kreatif di Indonesia Sektor Kerajinan. Departemen Pengembangan
UMKM.
Daubaraitė, U., Startienė, G. (2015). Creative Industries Impact on national
Economy in Regard to Sub-sectors. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 213, 129-134.
Departemen Perdagangan RI. (2009). Studi Industri Kreatif di Indonesia 2009.
Jakarta.
________. (2008). Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta.
Disperindag Jawa Timur. Pelaksanaan dan Kebijakan Pembangunan Industri
Jawa Timur. Disampaikan dalam Forum Komunikasi Perencanaan
Industri. Surabaya. 8 Juli 2011.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. (2009). Pedoman Penulisan
Pembimbingan dan Ujian Skripsi. Surabaya: Airlangga University Press.
Indonesia, D. P. R. (2009). Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.
Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta.
Kemenparekraf. (2014). Ekonomi Kreatif: Menuju Kekuatan Baru Indonesia
2005-2005. Ruru Corps.
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. (2012). Pengembangan
Ekonomi Kreatif guna Menciptakan Lapangan Kerja dan Mengentaskan
Kemiskinan dalam Rangka Ketahanan Nasional. Jurnal Kajian
Lemhannas RI, Edisi 14.
Leksono, A., & Santosa, P. B. (2013). Faktor – faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Industri Kreatif di Indonesia (Tahun 2002 -2008). Doctoral
Dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Lestari, A.W., & Woyanti, N. (2011). Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai Investasi,
dan Upah Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja pada Industri
Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang. Doctoral Dissertation,
Universitas Diponegoro.

105
SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 106

Maghfira, R., Lantu. D.C. (2014). Development Competitiveness Model for


Small-Medium Enterprises among the Creative Industry in Bandung.
Procedia - Social and Behavioral Science, 115,305 – 323.
Miller, Ronald & Peter D. Blair. (2009). Input – Output Analysis, Foundations &
Extentions. 2nd Edition. New York: Cambridge University Press.
Nazara, Suahasil. (2005). Analisis Input-Output. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nurhayati, N., Hubeis, M., & Raharja, S. (2012). Kelayakan dan Strategi
Pengembangan Usaha Industri Kecil Tahu di Kabupaten KUningan, Jawa
Barat. Manajemen IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil
Menengah, 7(2), 111-112.
Nicholson, Walter & Snyder. Christoper. (2011). Basic Principles and Extensions.
11th ed. Amherst College.
Nicholson, Walter. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi 8.
Terjemahan oleh Ign Bayu Mahendra dkk. (2002). Jakarta: Erlangga.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (2014). Roadmap Pengembangan Ekonomi
Kreatif 2014-2018.
Phink, D.H. (2008). A Whole New Mind. United Kingdom: Penguin.
Radu-Daniel, P., Christian, B., Constantin, D. C., & Irina, S. (2014). Territorial
Imbalances in The Distribution of Creative Industries in The North-
Eastern Development Region. Procedia-Social and Behavioral Sciences,
122, 179-183.
Romer, P. M., & Griliches, Z. (1993). Implementing a national technology
strategy with self-organizing industry investment boards. Brookings
Papers on Economic Activity. Microeconomics, 1993(2), 345-399.
Republik Indonesia. (2009). Instruksi Presiden tentang Pengembangan Ekonomi
Kreatif. Jakarta.
Rubinfeld, D., & Pindyck, R. (2013). Microeconomics. Pearson Education.
_________.(2001). Microeconomy. New Jersey: Prentice-Hall.inc.
Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. (2001). Ilmu Mikroekonomi. Terjemahan oleh
Nur Rosyidah dkk. 2003. Jakarta: PT Media Global Edukasi.
Sukirno, Sadono. (2013). Mikroekonomi Teori Pengantar. Depok: Raja Grafindo
Persada.
Tarigan, Robinson. (2005). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tresnasari, Wilma. 2007. Analisis Dampak Penurunan Investasi Sektor
Transportasi Terhadap Perekonomian Propinsi Jawa Barat (Analisis
Input-Output Demand Side). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 107

UNCTAD. (2013). Creative Economy Report: The Challenge of Assesing the


Creative Economy Towards Informed Policy-Making.
Varian, H. (2010). Intermediate Microeconomics. 8th edition. New York: W.W.
Norton & Company, Inc.
Win. (2014). Pemprov Jatim Targetkan Kontribusi Industri Kreatif naik 8%.
Diakses 17 Oktober 2016, dari
http://kanalsatu.com/id/post/23594/pemprov_jatim_targetkan_kontribusi_ind
ustri_kreatif_naik_8 .
Zuhdi, U. (2012). Analyzing The Influence of Creative Industry Sector to The
National Economic Structural Changes by Decomposition Analysis: The
Case of Indonesia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 65, 980-985.
________. (2014). Analyzing The Role of Creative Industries in National
Economy of Japan: 1995-2005. Open Journal of Applied Sciences, 2014.

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN
Lampiran 1 Potensi Produk Unggulan Kabupaten/Kota di Jawa Timur

No Kabupaten/Kota Produk Unggulan Subsektor


Industri Kreatif

1 Kab. Bangkalan Batik dan Kerupuk Hasil Laut Fesyen dan


Kuliner

2 Kab. Banyuwangi Batik Gajah Oling, Industri Fesyen, Film,


Rekaman Seni Tari Gandrung Video dan
Banyuwangi, Kerajinan Pelepah fotografi.
Pisang

3 Kab. Blitar Gendang Soekarno Musik

4 Kab. Bojonegoro Produk Kayu dan Furniture Kerajinan dan


Seni Rupa

5 Kab Bondowoso Meubel, Anyaman Bambu, Kerajinan dan


Kerajinan Kuningan Seni Rupa

6 Kab. Gresik Meubel Rotan dan Meubel Pelepah Kerajinan dan


Pisang Seni Rupa

7 Kab. Jember Sangkar Burung, Suwar Suwir, Kerajinan,


dan Kerajinan Manik-Manik Kuliner, dan Seni
Rupa

8 Kab. Jombang Manik-manik Kaca dan Kerajinan dan


Pengolahan Makan dan Minuman Kuliner

9 Kab. Kediri Keripik Pisang, Snack Jagung, dan Kuliner dan


Bordir Fesyen

10 Kab. Lamongan Tenun Ikat, Tas Tempurung, Kuliner dan


Wingko, dan Bandeng Presto Fesyen

11 Kab. Lumajang Perhiasan Perak Fesyen

12 Kab. Madiun Kerajinan Keramik Kerajinan

13 Kab. Magetan Kerajinan Kulit, Anyaman Bambu, Kerajinan, Seni


dan Batik Rupa, dan Fesyen

14 Kab. Malang Kerajinan Kayu Seni Rupa

15 Kab. Mojokerto Alas Kaki Fesyen

108
SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 109

16 Kab. Nganjuk Meubel Kayu Kerajinan

17 Kab. Ngawi Kerajinan Kayu Seni Rupa

18 Kab. Pacitan Batik Fesyen

19 Kab. Pamekasan Batik Tulis Fesyen

20 Kab. Pasuruan Bordir, Perak, dan Produk Kayu Fesyen dan Seni
Rupa

21 Kab. Ponorogo Meubel, Kerajinan Reog, Sate Kerajinan, Seni


Ayam Rupa, dan Kuliner

22 Kab. Probolinggo Bordir dan Konveksi dan Fesyen dan Seni


Kerajinan Kayu dan Bambu Rupa

23 Kab. Sampang Anyaman Daun Pandan Seni Rupa

24 Kab. Sidoarjo Batik Tulis, Kerupuk, Sepatu dan Fesyen dan


Alas Kaki Kuliner

25 Kab. Situbondo Krajinan Kerang, Meubel, dan Kerajinan dan


Kerajinan Kayu Seni Rupa

26 Kab. Sumenep Batik Tulis, Meuel Ukir, dan Fesyen, Seni


Kerajinan Keris Rupa, dan
Kerajinan.

27 Kab. Trenggalek Batik Tulis, Meubel Kayu, dan Fesyen, Kerajinan,


Keripik Tempe dan Kuliner

28 Kab. Tuban Batik dan Gerabah Seni Fesyen dan


Kerajinan

29 Kab. Konveksi dan Kerajinan Marmer Fesyen dan


Tulungagung Kerajinan

30 Kota Batu Kerajinan Kayu dan Sari Apel Fesyen dan


Kuliner

31 Kota Blitar Kendang Bung Karno dan Kerajinan dan


Kerajinan batik Kayu Musik

32 Kota Kediri Tenun Ikat Fesyen

33 Kota Madiun Kerajinan Kayu dan Sambel Pecel Seni Rupa dan
Kuliner

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 110

34 Kota Malang Garmen dan Handicraft Gondosuli Fesyen dan


Kerajinan

35 Kota Mojokerto Alas Kaki, Batik Tulis, dan Fesyen dan


Miniatur Perahu Layar Kerajinan

36 Kota Pasuruan Furniture Kayu dan Gerabah Seni Kerajinan dan


Seni Rupa

37 Kota Probolinggo Kerajinan Kayu Seni Rupa

38 Kota Surabaya Desain Kemasan Desain

Sumber: Disperindag Jawa Timur. Pelaksanaan dan Kebijakan Pembangunan


Industri Jawa Timur. Disampaikan dalam Forum Komunikasi Perencanaan
Industri. Surabaya. 8 Juli 2011. (Dikelompokkan dalam Kategori Subsektor
Industri Kreatif oleh Penulis).

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 111

Lampiran 2.
Tabel Input-Output Transaksi Total atas Harga Produsen Jawa Timur Tahun 2010, Klasifikasi 24 Sektor.
kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 180 301 302 303 304 305LN 306AP 309 310 407LN 408AP 409 501 503 509 600 700
1 15258089,75 161688,19 93023755,18 0,00 1179,46 323875,75 8646,73 2295,32 1199491,75 211723,50 4644116,39 390458,94 0,00 44,16 0,00 838114,77 7935,70 0,00 12478036,50 0,00 4823,19 0,00 19877,14 103393,15 128677545,59 50684787,88 0,00 10399034,21 1599058,33 7678670,89 26273857,73 96635409,03 225312954,62 10047975,97 16638865,03 26686841,00 0,00 0,00 0,00 198626113,62 225312954,62
2 9820,44 2568043,51 25028402,93 1501148,97 15119771,06 1983891,54 231,45 884343,60 203027,34 2800,71 399936,21 63269,97 0,00 97,87 390,11 2778,81 105396,88 1180841,68 39,54 0,00 0,00 79401,41 0,00 0,00 49133634,04 592137,66 0,00 0,00 702991,10 10987658,59 3652970,40 15935757,75 65069391,79 10597,79 11011375,20 11021972,99 0,00 0,00 0,00 54047418,80 65069391,79
3 23534954,58 483361,54 122763120,94 1850641,55 14201036,75 17541726,06 10680482,39 402919,68 4076224,79 960932,37 4018861,59 2361536,85 466681,72 199065,69 628583,82 5737610,42 566996,05 1960780,50 19187807,14 57992,43 544591,91 3951468,14 77007,62 2180563,90 238795323,64 264985836,89 0,00 8196249,54 11158650,09 77817524,07 134697130,49 496855391,09 735650714,73 111515569,48 97912204,41 209427773,88 0,00 0,00 0,00 526222940,89 735650714,78
4 371695,19 82223,65 1919172,73 536684,93 388049,95 2002397,43 207155,92 294839,80 98549,31 62065,62 152063,56 334503,20 20974,22 5043,41 6631,55 83891,63 2807,47 196751,91 314862,48 461718,62 109767,37 88693,79 6512,45 139930,46 7886986,64 8169302,73 0,00 0,00 0,00 0,00 127042,98 8296345,71 16183332,35 0,00 120774,72 120774,72 0,00 0,00 0,00 16062557,63 16183332,35
5 8517,33 0,00 119647,87 0,00 2558973,10 40716,53 54920,95 11732,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 40,28 12435,62 2806983,82 0,00 0,00 127556098,42 0,00 0,00 0,00 127556098,42 130363082,24 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 130363082,24 130363082,24
6 8594352,22 790236,21 35440890,72 703304,69 8154711,37 5227435,77 6843783,53 1426338,96 2256428,95 1010495,07 4763044,15 848214,30 371353,91 225268,36 207821,42 2889287,55 141473,83 2176338,31 5604876,31 460160,20 1220950,77 4737747,75 72772,78 872270,27 95044842,55 66222086,76 0,00 26929137,64 0,00 17071683,62 31571388,06 141794296,08 236839138,63 526542,17 1143500,00 1670042,17 0,00 0,00 0,00 235169096,47 236839138,64
7 2597128,50 660499,45 11391234,64 125269,64 1728839,64 7995348,31 7468040,90 698411,19 518004,34 349383,60 1999630,93 670550,18 239027,48 120904,02 84129,30 606998,11 54286,97 675591,31 1328043,29 265400,10 557125,31 2432277,97 45613,96 350115,06 42961854,19 18919002,65 0,00 1672089,68 0,00 2864261,79 6326653,96 29782008,07 72743862,26 199504,66 6407833,16 6607337,82 0,00 0,00 0,00 66136524,43 72743862,25
8 2458338,84 1299250,26 6207916,96 272067,51 2500598,22 5742705,06 2533752,53 7186969,91 121934,39 172796,91 1252647,05 721280,14 152516,63 5556,10 5556,10 70712,44 13764,06 0,00 840806,21 1419368,49 400012,18 2511401,91 37789,83 174123,07 36121854,56 18761690,24 0,00 0,00 0,00 15668,13 675632,11 19452990,48 55574845,05 61805,44 2139312,11 2201117,56 0,00 0,00 0,00 53373727,48 55574845,04
9 43312,28 6741,51 215370,57 20916,60 111390,24 184284,61 153068,38 252891,83 1943565,61 5182,23 7600,01 0,00 19076,00 222,74 620,66 3475,86 139,74 0,00 13386,37 129797,95 194154,39 111169,82 4692,55 21944,86 3443004,81 35741591,69 5406192,00 0,00 0,00 402,23 194097,23 41342283,15 44785287,96 4767,62 43691,52 48459,14 0,00 0,00 0,00 44736828,83 44785287,97
10 163837,24 3051,18 345650,70 317,25 12,91 220678,62 52532,40 56938,11 185671,01 2074232,97 151782,38 17874,44 26661,20 1798,46 5046,01 449641,68 1521,58 0,00 822017,47 31702,28 7925,00 131349,61 938,00 73657,38 4876897,39 21532439,66 0,00 557735,63 1024627,76 2220096,09 1664469,57 26999368,70 31876266,09 2975435,54 17957561,91 20932997,44 0,00 0,00 0,00 10943268,65 31876266,09
11 101531,27 376730,75 827420,20 103,46 15280553,14 264872,99 4053,71 8601,96 38686,22 436018,69 6495627,63 129757,85 33831,07 4545,18 664,79 2621293,84 26879,03 3351072,86 6909,00 6393,35 523,64 85876,29 356,98 1717,90 30104021,83 2060825,62 0,00 940617,19 2139564,62 2151253,19 10420200,67 17712461,30 47816483,12 493601,67 406816,28 900417,95 0,00 0,00 0,00 46916065,18 47816483,13
12 13343,33 1424,55 966154,30 507223,49 914721,52 319241,26 29199,27 304641,95 924665,09 53355,30 945143,73 825870,29 1556561,99 2285,35 7,79 37923,92 1958,49 31519,17 100621,15 62440,65 748089,76 3247978,57 13471,92 660,36 11608503,20 368184,88 0,00 0,00 1162036,72 2932112,97 7154683,86 11617018,43 23225521,63 5275221,84 2945080,54 8220302,38 0,00 0,00 0,00 15005219,26 23225521,63
13 16138,55 1130,47 498216,66 0,00 0,00 1690593,05 111970,97 319443,75 853947,77 3104,03 9557,50 1950,48 198527,03 20622,26 8354,81 3166,41 9,04 0,00 23602,71 85934,94 401542,06 1637162,36 6185,75 6391,12 5897551,73 1218635,28 0,00 0,00 0,00 0,00 4188,29 1222823,57 7120375,30 68322,84 120074,27 188397,11 0,00 0,00 0,00 6931978,18 7120375,30
14 0,00 110565,16 307907,31 0,00 0,00 2678,11 4211,89 333603,11 265413,65 0,00 26655,64 0,00 1021,21 301135,11 57908,50 7606,13 1022,83 461094,69 4608,62 64582,63 21998,80 560510,81 59998,84 678221,74 3270744,78 5115154,52 0,00 383098,86 488839,48 25845,27 102681,38 6115619,51 9386364,29 6138196,05 287400,22 6425596,27 0,00 0,00 0,00 2960768,02 9386364,29
15 635,63 18350,88 125652,12 0,00 1841234,89 49871,35 49943,89 125215,66 25963,46 88,59 3141,78 30585,36 0,00 110812,03 234733,78 94271,81 482,66 2824785,43 30200,85 242313,93 792,80 184268,76 2690,62 465598,55 6461634,81 0,00 0,00 2979157,34 1189435,49 689545,27 219457,78 5077595,89 11539230,70 7002349,09 1161330,21 8163679,30 0,00 0,00 0,00 3375551,39 11539230,70
16 400042,81 1981959,05 732191,58 5023,48 313,68 84804,41 110170,02 130585,16 47147,55 86394,30 777373,88 0,00 11968,48 63647,78 67913,97 3240943,13 14742,67 23214,22 740,09 36131,52 252914,90 302722,02 10265,69 37318,40 8440129,63 4905837,42 0,00 23279310,67 2484383,72 6417398,71 19850718,10 56937648,63 65377778,26 22486083,29 4321807,84 26807891,13 0,00 0,00 0,00 38569887,13 65377778,26
17 21710,06 1365,59 77162,53 2658,28 495007,76 2122792,99 50577,85 30041,34 61740,30 13144,74 18906,12 0,00 8550,82 3427,57 17244,87 29139,95 192147,27 3529,63 5207,00 831,99 1685,56 219911,31 3384,89 7126,08 3387294,48 3124346,44 0,00 880895,81 36514,30 471266,39 417442,01 4930464,94 8317759,43 2985989,90 3375772,61 6361762,50 0,00 0,00 0,00 1955996,93 8317759,43
18 347357,04 9873,64 67759,13 898913,60 0,00 10976,49 139035,08 2579913,07 505611,02 0,00 11060,68 0,00 0,00 0,00 0,00 4199,64 350,43 119850,69 24759,08 383795,91 0,00 2125833,78 57599,07 77749,55 7496371,97 0,00 0,00 11702463,01 0,00 0,00 0,00 11702463,01 19198834,98 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 19198834,98 19198834,98
19 1032767,61 29262,16 1235939,62 313,85 20296,77 198528,43 1174532,05 221282,54 1021850,13 50887,97 364169,15 75012,74 28243,56 53,89 1185,28 5562,49 305,28 0,00 1332575,66 50247,35 178689,26 126337,39 17394,00 1391,79 7166828,97 65547587,86 0,00 0,00 0,00 2310795,82 12209528,37 80067912,05 87234741,02 1907282,91 2168279,75 4075562,66 0,00 0,00 0,00 83159178,36 87234741,02
20 30769,62 26091,46 2691242,13 1293,85 137410,19 3743645,05 374898,91 2895125,34 1079667,69 36280,41 163322,57 249761,18 29136,96 4824,01 31792,83 23839,43 138,59 0,00 105431,62 1470393,94 540723,30 1472784,30 60892,09 494434,01 15637483,94 21069143,67 0,00 0,00 0,00 503421,00 1871807,33 23444372,01 39081855,95 212,00 519144,47 519356,47 0,00 0,00 0,00 38562499,47 39081855,95
21 982408,63 2417195,57 156045,29 157151,29 3137702,45 1556837,12 1964738,85 1365677,29 367388,77 383,23 6732,94 6318,78 35879,46 7,32 9894,72 44422,41 78,31 50459,10 202530,98 575302,25 958191,93 308905,07 83685,98 112548,25 14500486,00 1052626,29 0,00 1301777,11 0,00 698,34 1490299,00 3845400,75 18345886,74 9067,69 2096230,02 2105297,71 0,00 0,00 0,00 16240589,04 18345886,74
22 16,57 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 329829,75 544478,68 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 874325,00 828324,53 50621407,72 0,00 0,00 0,00 0,00 51449732,25 52324057,25 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 52324057,25 52324057,25
23 678,50 0,00 480848,30 0,00 0,00 69,05 52429,80 115905,33 54064,95 15550,88 101902,59 0,00 11532,05 2084,69 941,61 0,00 0,82 0,00 8300,28 26563,34 135220,38 24634,74 154641,44 30136,88 1234702,80 615285,00 0,00 419765,90 0,00 421806,07 533664,08 1990521,06 3225223,86 171462,82 294940,55 466403,37 0,00 0,00 0,00 2758820,49 3225223,86
24 20329,95 10036,33 210018,86 301,63 111612,44 208120,27 134467,24 70082,13 179580,17 5382,46 32316,50 0,00 12579,94 46,70 86,20 1555,42 27,95 0,00 5012,72 452,54 2216,93 29067,97 7602,08 4036,18 1044932,62 12642983,56 0,00 0,00 85425,62 4057352,78 1452441,82 18238203,77 19283136,39 3618682,44 575066,03 4193748,47 0,00 0,00 0,00 15089387,92 19283136,39
190 56007775,93 11039081,11 304805305,77 6583334,07 66703415,55 51516090,28 32532674,46 20622653,03 16033909,40 5602263,11 26345592,98 6726944,69 3243320,91 1071492,71 1391708,96 16819059,51 1131442,83 13055829,50 42440375,04 5831524,40 6411462,42 24369503,78 743413,96 5845764,56 726873938,99 604157811,22 56027599,72 217197431,03 22071527,23 138637461,22 260910355,23 1299002185,65 2025876124,70 175498671,21 171647060,85 347145732,06 0,00 0,00 0,00 1678730392,64 2025876124,70
200 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 131643283,47 4179,29 28977800,58 10522799,85 0,00 0,00 171148063,20 347145732,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
201 46522828,31 18122492,95 38883707,06 2137356,72 26993984,17 57083518,26 12807957,44 6258547,61 17396652,78 1203788,38 4824823,43 1399901,04 655960,79 258825,55 283752,74 5490982,41 151889,68 2931177,94 11350924,32 9423644,42 3277194,81 25808541,73 553387,11 3818530,88 297640370,54 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
202 91591310,16 23342982,03 135376174,40 6511236,46 28975429,62 106579607,00 13837242,97 24049406,17 8686175,53 3701516,04 12946851,86 6212745,56 2820541,43 1485788,17 1679029,26 15193916,20 665663,78 2730514,89 27572531,87 19148123,22 5641779,18 0,00 1434253,64 4974424,92 545157244,36 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
203 3059383,06 1354866,48 10494472,64 814738,23 2601493,96 10595334,35 5358737,26 1860036,27 2047038,70 395070,30 2539640,67 598711,33 130295,60 44234,89 737,99 527195,20 3376,95 247935,93 1110447,20 2607053,66 419240,41 2146011,74 18870,82 325017,03 49299940,68 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
204 1478870,98 188602,89 36663281,01 15892,82 5089505,51 9397625,51 1614632,85 583084,40 583513,60 40630,83 259156,24 66916,63 81859,45 100426,71 20322,45 538733,80 3623,69 233376,70 685441,83 1763019,40 490912,21 0,00 8894,96 125650,52 60033974,99 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
205 -34054,82 -606,66 0,00 -0,66 -746,56 -3078,93 -14720,55 0,00 -10461,19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -541,92 -210865,62 0,00 0,00 0,00 0,00 -275076,91 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
209 142618337,69 43008337,69 221417635,12 9479223,56 63659666,69 183653006,19 33603849,97 32751074,45 28702919,43 5341005,54 20570472,20 8278274,56 3688657,27 1889275,31 1983842,44 21750827,62 824554,09 6143005,48 40718803,31 32730975,08 9829126,62 27954553,47 2015406,53 9243623,35 951856453,65 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
210 198626113,62 54047418,80 526222940,89 16062557,63 130363082,24 235169096,47 66136524,43 53373727,48 44736828,83 10943268,65 46916065,18 15005219,26 6931978,18 2960768,02 3375551,39 38569887,13 1955996,93 19198834,98 83159178,36 38562499,47 16240589,04 52324057,25 2758820,49 15089387,92 1678730392,64 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 112

Lampiran 3.
Tabel Input-Output Transaksi Domestik atas Harga Produsen Jawa Timur Tahun 2010, Klasifikasi 24 Sektor.
kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 180 301 302 303 304 305LN 306AP 309 310 407LN 408AP 409 501 503 509 600 700
1 13.912.237,23 160.862,04 83.720.837,24 - 134,63 259.949,43 1.762,49 2.294,99 894.924,63 105.041,60 2.224.540,62 102.365,25 - 5,04 - 296.193,42 3.457,52 - 11.167.862,25 - 3.888,85 - 17.367,45 47.955,80 112.921.680,49 40.756.014,23 - 9.849.545,31 1.146.344,96 7.678.670,89 26.273.857,73 85.704.433,12 198.626.113,61 - - - - - - 198.626.113,62 198.626.113,62
2 9.141,63 2.413.202,27 20.290.872,98 1.496.678,36 10.148.225,87 1.976.542,98 152,18 581.449,28 133.488,96 1.864,68 262.957,14 41.599,53 - 64,35 256,50 1.827,05 104.882,22 776.394,55 38,42 - - 52.205,83 - - 38.291.844,77 575.374,98 - - 539.570,06 10.987.658,59 3.652.970,40 15.755.574,03 54.047.418,80 - - - - - - 54.047.418,80 54.047.418,80
3 13.893.303,28 121.466,79 70.739.225,54 141.186,73 10.051.786,14 4.120.881,43 1.193.809,30 60.204,55 2.196.735,19 337.410,18 991.383,06 325.154,43 44.108,56 104.806,96 140.039,95 2.679.758,60 326.222,44 1.498.960,32 15.973.273,08 11.453,19 131.642,71 1.485.421,54 41.447,55 364.486,04 127.219.057,61 178.493.990,78 - 1.680.127,41 6.315.110,50 77.817.524,07 134.697.130,49 399.003.883,25 526.222.940,86 - - - - - - 526.222.940,89 526.222.940,89
4 371.656,03 82.215,03 1.914.527,81 536.429,59 388.043,70 1.984.678,95 207.034,88 294.707,81 97.870,72 61.460,26 151.823,08 240.047,68 20.973,80 5.042,72 6.626,50 83.635,48 2.800,91 196.751,40 314.321,04 461.574,21 109.634,88 88.370,37 6.467,09 139.546,33 7.766.240,27 8.169.274,38 - - - - 127.042,98 8.296.317,36 16.062.557,63 - - - - - - 16.062.557,63 16.062.557,63
5 8.517,33 - 119.647,87 - 2.558.973,10 40.716,53 54.920,95 11.732,13 - - - - - - - - - - - - - - 40,28 12.435,62 2.806.983,82 - - 127.556.098,42 - - - 127.556.098,42 130.363.082,24 - - - - - - 130.363.082,24 130.363.082,24
6 8.579.977,19 789.931,80 35.283.338,63 700.313,43 8.138.891,41 5.116.290,61 6.787.154,47 1.392.097,10 2.252.997,02 1.008.162,62 4.761.923,80 840.254,34 369.977,38 225.247,06 207.762,89 2.888.487,33 141.445,02 2.176.338,31 5.592.831,05 441.687,59 1.198.190,28 4.632.368,69 71.733,22 871.732,32 94.473.056,87 65.123.830,26 - 26.929.137,64 - 17.071.683,62 31.571.388,06 140.696.039,59 235.169.096,46 - - - - - - 235.169.096,47 235.169.096,47
7 2.284.664,72 586.231,23 10.195.209,44 112.608,31 1.565.225,58 7.013.321,02 6.828.404,73 636.611,46 461.605,14 310.492,95 1.790.940,80 606.470,72 213.933,72 105.518,17 76.026,06 542.300,63 48.394,65 615.373,85 1.177.825,17 231.984,44 500.264,61 2.171.763,67 41.252,86 312.123,62 38.428.547,54 17.011.385,38 - 1.505.675,77 - 2.864.261,79 6.326.653,96 27.707.976,89 66.136.524,44 - - - - - - 66.136.524,43 66.136.524,43
8 2.323.790,10 1.181.900,30 5.956.386,62 266.639,89 2.426.741,36 5.553.870,33 2.381.689,36 6.874.277,26 97.750,87 158.710,99 1.208.503,86 689.299,27 146.355,67 4.899,86 4.899,86 68.673,42 13.046,66 - 829.687,41 1.358.594,15 271.260,37 2.333.655,88 33.070,90 170.014,63 34.373.024,90 18.309.402,34 - - - 15.668,13 675.632,11 19.000.702,59 53.373.727,49 - - - - - - 53.373.727,48 53.373.727,48
9 43.307,08 6.716,76 214.749,65 20.911,10 111.376,85 184.096,62 153.008,19 252.597,05 1.943.122,77 5.168,93 7.579,85 - 19.032,76 222,04 620,57 3.472,95 139,55 - 13.384,37 129.749,82 193.775,21 111.111,01 4.688,02 21.898,89 3.440.730,02 35.699.586,63 5.402.012,71 - - 402,23 194.097,23 41.296.098,80 44.736.828,82 - - - - - - 44.736.828,83 44.736.828,83
10 7.281,02 147,64 79.617,12 102,02 4,05 24.910,42 13.640,78 15.311,13 55.473,40 602.335,92 29.213,94 1.188,04 1.071,99 301,61 839,33 132.754,83 439,56 - 147.811,44 10.081,12 503,60 29.811,56 266,47 16.117,17 1.173.696,09 5.350.328,31 - 170.801,96 363.876,63 2.220.096,09 1.664.469,57 9.769.572,56 10.943.268,65 - - - - - - 10.943.268,65 10.943.268,65
11 101.004,82 375.921,22 810.554,69 92,01 14.953.056,61 264.011,53 3.618,06 5.517,91 36.846,53 387.937,14 6.420.335,15 129.483,90 33.759,64 4.340,93 652,83 2.614.490,04 26.734,35 3.343.998,06 5.933,79 5.694,68 394,41 77.413,22 326,70 1.637,64 29.603.755,83 1.983.457,35 - 839.073,17 1.918.324,97 2.151.253,19 10.420.200,67 17.312.309,35 46.916.065,18 - - - - - - 46.916.065,18 46.916.065,18
12 4.995,01 533,27 361.675,51 189.876,83 342.421,88 119.506,53 10.930,62 114.041,34 346.144,21 19.973,32 353.810,29 309.160,82 582.691,97 855,51 2,92 14.196,65 733,15 11.799,06 37.667,07 23.374,38 280.044,03 1.215.866,14 5.043,15 247,20 4.345.590,86 137.828,35 - - 435.003,21 2.932.112,97 7.154.683,86 10.659.628,39 15.005.219,25 - - - - - - 15.005.219,26 15.005.219,26
13 15.711,29 1.100,54 485.026,65 - - 1.645.835,54 109.006,60 310.986,66 831.339,98 3.021,85 9.304,47 1.898,84 193.271,13 20.076,30 8.133,62 3.082,58 8,80 - 22.977,84 83.659,86 390.911,45 1.593.819,40 6.021,99 6.221,92 5.741.417,31 1.186.372,59 - - - - 4.188,29 1.190.560,87 6.931.978,18 - - - - - - 6.931.978,18 6.931.978,18
14 - 33.825,09 94.197,79 - - 819,31 1.288,54 102.058,88 81.197,74 - 8.154,74 - 312,42 92.125,97 17.715,89 2.326,93 312,91 141.062,26 1.409,91 19.757,70 6.730,07 171.476,53 18.355,39 207.487,73 1.000.615,81 1.564.874,31 - 117.201,07 149.550,19 25.845,27 102.681,38 1.960.152,22 2.960.768,02 - - - - - - 2.960.768,02 2.960.768,02
15 147,49 4.257,98 29.155,26 - 427.224,61 11.571,73 11.588,56 29.053,98 6.024,34 20,56 728,99 7.096,77 - 25.711,89 54.465,65 21.874,04 111,99 655.439,38 7.007,55 56.224,48 183,96 42.756,17 624,31 108.033,56 1.499.303,23 - - 691.258,54 275.986,58 689.545,27 219.457,78 1.876.248,16 3.375.551,39 - - - - - - 3.375.551,39 3.375.551,39
16 56.774,91 271.479,67 112.307,84 688,09 278,05 11.709,39 22.385,27 17.930,28 6.458,06 13.145,49 139.028,97 - 1.639,39 8.733,67 9.318,03 1.554.712,25 2.192,20 20.577,28 101,37 6.349,34 48.416,05 41.465,48 1.406,15 5.111,70 2.355.000,21 4.027.461,10 - 5.579.009,50 340.299,50 6.417.398,71 19.850.718,10 36.214.886,93 38.569.887,13 - - - - - - 38.569.887,13 38.569.887,13
17 3.118,96 196,19 11.085,49 381,90 71.114,88 304.969,32 7.266,22 4.315,86 8.869,87 1.888,43 2.716,13 - 1.228,45 492,42 2.477,47 4.186,37 27.604,68 507,08 748,06 119,53 242,15 31.593,38 486,29 1.023,76 486.632,89 448.856,67 - 126.553,18 5.245,80 471.266,39 417.442,01 1.469.364,04 1.955.996,93 - - - - - - 1.955.996,93 1.955.996,93
18 347.357,04 9.873,64 67.759,13 898.913,60 - 10.976,49 139.035,08 2.579.913,07 505.611,02 - 11.060,68 - - - - 4.199,64 350,43 119.850,69 24.759,08 383.795,91 - 2.125.833,78 57.599,07 77.749,55 7.496.371,97 - - 11.702.463,01 - - - 11.702.463,01 19.198.834,98 - - - - - - 19.198.834,98 19.198.834,98
19 974.882,13 27.622,05 1.166.666,57 296,26 19.159,16 187.401,13 1.108.700,82 208.879,90 964.576,56 48.035,76 343.757,87 70.808,36 26.660,54 50,87 1.118,85 5.250,72 288,17 - 1.257.886,26 47.431,05 168.673,92 119.256,32 16.419,09 1.313,78 6.765.136,13 61.873.718,03 - - - 2.310.795,82 12.209.528,37 76.394.042,23 83.159.178,36 - - - - - - 83.159.178,36 83.159.178,36
20 30.334,27 25.722,29 2.653.164,16 1.275,55 135.465,99 3.690.676,78 369.594,52 2.854.162,65 1.064.391,64 35.767,09 161.011,74 246.227,35 28.724,71 4.755,76 31.343,00 23.502,13 136,63 - 103.939,88 1.449.589,56 533.072,69 1.451.946,10 60.030,54 487.438,33 15.416.231,57 20.771.039,57 - - - 503.421,00 1.871.807,33 23.146.267,91 38.562.499,48 - - - - - - 38.562.499,47 38.562.499,47
21 859.698,68 2.115.270,34 136.554,10 137.521,96 2.745.780,70 1.362.376,90 1.719.328,74 1.195.094,31 321.499,25 335,37 5.891,95 5.529,52 31.397,85 6,41 8.658,80 38.873,73 68,53 44.156,39 177.233,39 503.442,83 838.506,82 270.320,59 73.233,00 98.490,15 12.689.270,32 921.145,64 - 1.139.175,73 - 698,34 1.490.299,00 3.551.318,72 16.240.589,04 - - - - - - 16.240.589,04 16.240.589,04
22 16,57 - - - - - 329.829,75 544.478,68 - - - - - - - - - - - - - - - - 874.325,00 828.324,53 50.621.407,72 - - - - 51.449.732,25 52.324.057,25 - - - - - - 52.324.057,25 52.324.057,25
23 539,08 - 382.040,55 - - 54,86 41.656,19 92.088,37 42.955,34 12.355,38 80.963,00 - 11.489,71 1.656,31 748,12 - 0,65 - 6.594,68 21.104,94 107.434,44 19.572,63 122.864,73 23.944,16 980.988,25 488.852,34 - 333.509,75 - 421.806,07 533.664,08 1.777.832,24 2.758.820,49 - - - - - - 2.758.820,49 2.758.820,49
24 14.139,83 6.980,44 146.071,69 209,79 77.628,35 144.751,19 93.524,25 48.743,31 124.901,06 3.743,59 22.476,67 - 8.749,56 32,48 59,96 1.081,82 19,44 - 3.486,43 314,75 1.541,91 20.217,27 5.287,38 2.807,23 726.768,40 8.793.409,96 - - 59.414,97 4.057.352,78 1.452.441,82 14.362.619,52 15.089.387,92 - - - - - - 15.089.387,92 15.089.387,92
190 43.842.595,66 8.215.456,60 234.944.630,56 4.504.125,40 54.161.532,92 34.029.919,01 21.589.330,57 18.473.438,03 12.478.707,58 3.121.344,03 18.988.106,82 3.616.584,82 1.748.304,34 604.946,32 593.283,74 10.987.984,81 699.077,55 9.601.208,63 36.866.779,56 5.245.983,51 4.914.835,39 18.086.245,55 584.031,61 2.977.817,14 550.876.270,14 472.514.527,75 56.023.420,43 188.219.630,45 11.548.727,38 138.637.461,22 260.910.355,23 1.127.854.122,45 1.678.730.392,59 - - - - - - 1.678.730.392,64 1.678.730.392,64
200 12.165.180,28 2.823.624,51 69.860.675,22 2.079.208,68 12.541.882,63 17.486.171,27 10.943.343,89 2.149.215,00 3.555.201,82 2.480.919,08 7.357.486,16 3.110.359,88 1.495.016,57 466.546,39 798.425,21 5.831.074,70 432.365,29 3.454.620,87 5.573.595,48 585.540,88 1.496.627,03 6.283.258,23 159.382,35 2.867.947,42 175.997.668,85 131.643.283,47 4.179,29 28.977.800,58 10.522.799,85 - - 171.148.063,20 347.145.732,05 - - - - - - - -
201 46.522.828,31 18.122.492,95 38.883.707,06 2.137.356,72 26.993.984,17 57.083.518,26 12.807.957,44 6.258.547,61 17.396.652,78 1.203.788,38 4.824.823,43 1.399.901,04 655.960,79 258.825,55 283.752,74 5.490.982,41 151.889,68 2.931.177,94 11.350.924,32 9.423.644,42 3.277.194,81 25.808.541,73 553.387,11 3.818.530,88 297.640.370,54 - - - - - - - - - - - - - - - -
202 91591310,16 23342982,03 135376174,4 6511236,46 28975429,62 106579607 13837242,97 24049406,17 8686175,534 3701516,036 12946851,86 6212745,563 2820541,428 1485788,169 1679029,264 15193916,2 665663,7771 2730514,895 27572531,87 19148123,22 5641779,177 0 1434253,639 4974424,919 545157244,4 - - - - - - - - - - - - - - - -
203 3059383,056 1354866,475 10494472,64 814738,2275 2601493,965 10595334,35 5358737,26 1860036,273 2047038,704 395070,295 2539640,67 598711,3296 130295,6006 44234,88708 737,9881249 527195,2018 3376,94982 247935,9347 1110447,199 2607053,664 419240,4149 2146011,745 18870,81573 325017,0343 49299940,68 - - - - - - - - - - - - - - - -
204 1478870,976 188602,8932 36663281,01 15892,81674 5089505,506 9397625,506 1614632,847 583084,404 583513,6003 40630,82749 259156,241 66916,62599 81859,45112 100426,7104 20322,44567 538733,8041 3623,692292 233376,7048 685441,832 1763019,396 490912,2136 0 8894,96342 125650,5207 60033974,99 - - - - - - - - - - - - - - - -
205 -34054,81537 -606,6561553 0 -0,664181517 -746,5631502 -3078,931938 -14720,55303 0 -10461,18995 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -541,9155093 -210865,6219 0 0 0 0 -275076,9112 - - - - - - - - - - - - - - - -
209 142618337,7 43008337,69 221417635,1 9479223,557 63659666,69 183653006,2 33603849,97 32751074,45 28702919,43 5341005,538 20570472,2 8278274,563 3688657,273 1889275,313 1983842,435 21750827,62 824554,0944 6143005,479 40718803,31 32730975,08 9829126,618 27954553,47 2015406,529 9243623,351 951856453,6 - - - - - - - - - - - - - - - -
210 198626113,6 54047418,8 526222940,9 16062557,63 130363082,2 235169096,5 66136524,43 53373727,48 44736828,83 10943268,65 46916065,18 15005219,26 6931978,184 2960768,023 3375551,392 38569887,13 1955996,926 19198834,98 83159178,36 38562499,47 16240589,04 52324057,25 2758820,489 15089387,92 1678730393 - - - - - - - - - - - - - - - -

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 113

Lampiran 4.
Klasifikasi Sektor Tabel Input-Output Provinsi Jawa Timur Tahun 2010

Kode IO Sektor
1 Pertanian
2 Pertambangan
3 Industri pengolahan
4 Listrik, Gas, dan Air bersih
5 Konstruksi
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi
8 Keuangan, real estate, dan Jasa Keuangan
9 Jasa-Jasa
10 Fesyen (Mode)
11 Kerajinan
12 Penerbitan dan Percetakan
13 Film, Video, dan Fotografi
14 Teknologi Informasi
15 Permainan Interaktif
16 Desain
17 Seni Rupa
18 Arsitektur
19 Kuliner
20 Televisi dan Radio
21 Periklanan
22 Penelitian dan Pengembangan
23 Seni Pertunjukkan
24 Musik
190 Jumlah Input Antara
200 Impor
201 Upah dan Gaji
202 Surplus Usaha
203 Penyusutan
204 Pajak Tidak Langsung
205 Subsidi
209 Nilai Tambah Bruto
210 Jumlah Input
301 Konsumsi Rumah Tangga
302 Konsumsi Pemerintah
303 Pembentukan Modal Tetap Bruto

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 114

304 Perubahan Stok


305 LN Ekspor Barang dan Jasa Luar Negeri
306 AP Ekspor Barang dan Jasa Antar Provinsi
309 Jumlah Permintaan Akhir
310 Total Permintaan
407 LN Impor Barang dan Jasa Luar negeri
408 AP Impor Barang dan Jasa Antar Provinsi
409 Impor
501 Margin Perdagangan
503 Margin Transportasi
509 Margin Perdagangan dan Transportasi
600 Ouput
700 Total Penyediaan

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 115

Lampiran 5 Matriks Koefisien Input 24 Sektor.


kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 180
1 0,0700 0,0030 0,1591 0,0000 0,0000 0,0011 0,0000 0,0000 0,0200 0,0096 0,0474 0,0068 0,0000 0,0000 0,0000 0,0077 0,0018 0,0000 0,1343 0,0000 0,0002 0,0000 0,0063 0,0032 0,4706
2 0,0000 0,0446 0,0386 0,0932 0,0778 0,0084 0,0000 0,0109 0,0030 0,0002 0,0056 0,0028 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0536 0,0404 0,0000 0,0000 0,0000 0,0010 0,0000 0,0000 0,3803
3 0,0699 0,0022 0,1344 0,0088 0,0771 0,0175 0,0181 0,0011 0,0491 0,0308 0,0211 0,0217 0,0064 0,0354 0,0415 0,0695 0,1668 0,0781 0,1921 0,0003 0,0081 0,0284 0,0150 0,0242 1,1176
4 0,0019 0,0015 0,0036 0,0334 0,0030 0,0084 0,0031 0,0055 0,0022 0,0056 0,0032 0,0160 0,0030 0,0017 0,0020 0,0022 0,0014 0,0102 0,0038 0,0120 0,0068 0,0017 0,0023 0,0092 0,1439
5 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0196 0,0002 0,0008 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0008 0,0220
6 0,0432 0,0146 0,0671 0,0436 0,0624 0,0218 0,1026 0,0261 0,0504 0,0921 0,1015 0,0560 0,0534 0,0761 0,0615 0,0749 0,0723 0,1134 0,0673 0,0115 0,0738 0,0885 0,0260 0,0578 1,4577
7 0,0115 0,0108 0,0194 0,0070 0,0120 0,0298 0,1032 0,0119 0,0103 0,0284 0,0382 0,0404 0,0309 0,0356 0,0225 0,0141 0,0247 0,0321 0,0142 0,0060 0,0308 0,0415 0,0150 0,0207 0,6110
8 0,0117 0,0219 0,0113 0,0166 0,0186 0,0236 0,0360 0,1288 0,0022 0,0145 0,0258 0,0459 0,0211 0,0017 0,0015 0,0018 0,0067 0,0000 0,0100 0,0352 0,0167 0,0446 0,0120 0,0113 0,5193
9 0,0002 0,0001 0,0004 0,0013 0,0009 0,0008 0,0023 0,0047 0,0434 0,0005 0,0002 0,0000 0,0027 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0000 0,0002 0,0034 0,0119 0,0021 0,0017 0,0015 0,0787
10 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0003 0,0012 0,0550 0,0006 0,0001 0,0002 0,0001 0,0002 0,0034 0,0002 0,0000 0,0018 0,0003 0,0000 0,0006 0,0001 0,0011 0,0658
11 0,0005 0,0070 0,0015 0,0000 0,1147 0,0011 0,0001 0,0001 0,0008 0,0354 0,1368 0,0086 0,0049 0,0015 0,0002 0,0678 0,0137 0,1742 0,0001 0,0001 0,0000 0,0015 0,0001 0,0001 0,5709
12 0,0000 0,0000 0,0007 0,0118 0,0026 0,0005 0,0002 0,0021 0,0077 0,0018 0,0075 0,0206 0,0841 0,0003 0,0000 0,0004 0,0004 0,0006 0,0005 0,0006 0,0172 0,0232 0,0018 0,0000 0,1848
13 0,0001 0,0000 0,0009 0,0000 0,0000 0,0070 0,0016 0,0058 0,0186 0,0003 0,0002 0,0001 0,0279 0,0068 0,0024 0,0001 0,0000 0,0000 0,0003 0,0022 0,0241 0,0305 0,0022 0,0004 0,1314
14 0,0000 0,0006 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0019 0,0018 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0311 0,0052 0,0001 0,0002 0,0073 0,0000 0,0005 0,0004 0,0033 0,0067 0,0138 0,0733
15 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0033 0,0000 0,0002 0,0005 0,0001 0,0000 0,0000 0,0005 0,0000 0,0087 0,0161 0,0006 0,0001 0,0341 0,0001 0,0015 0,0000 0,0008 0,0002 0,0072 0,0741
16 0,0003 0,0050 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0003 0,0001 0,0012 0,0030 0,0000 0,0002 0,0029 0,0028 0,0403 0,0011 0,0011 0,0000 0,0002 0,0030 0,0008 0,0005 0,0003 0,0638
17 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0013 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0000 0,0002 0,0002 0,0007 0,0001 0,0141 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0006 0,0002 0,0001 0,0187
18 0,0017 0,0002 0,0001 0,0560 0,0000 0,0000 0,0021 0,0483 0,0113 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0062 0,0003 0,0100 0,0000 0,0406 0,0209 0,0052 0,2035
19 0,0049 0,0005 0,0022 0,0000 0,0001 0,0008 0,0168 0,0039 0,0216 0,0044 0,0073 0,0047 0,0038 0,0000 0,0003 0,0001 0,0001 0,0000 0,0151 0,0012 0,0104 0,0023 0,0060 0,0001 0,1068
20 0,0002 0,0005 0,0050 0,0001 0,0010 0,0157 0,0056 0,0535 0,0238 0,0033 0,0034 0,0164 0,0041 0,0016 0,0093 0,0006 0,0001 0,0000 0,0012 0,0376 0,0328 0,0277 0,0218 0,0323 0,2976
21 0,0043 0,0391 0,0003 0,0086 0,0211 0,0058 0,0260 0,0224 0,0072 0,0000 0,0001 0,0004 0,0045 0,0000 0,0026 0,0010 0,0000 0,0023 0,0021 0,0131 0,0516 0,0052 0,0265 0,0065 0,2507
22 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0050 0,0102 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0152
23 0,0000 0,0000 0,0007 0,0000 0,0000 0,0000 0,0006 0,0017 0,0010 0,0011 0,0017 0,0000 0,0017 0,0006 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0005 0,0066 0,0004 0,0445 0,0016 0,0631
24 0,0001 0,0001 0,0003 0,0000 0,0006 0,0006 0,0014 0,0009 0,0028 0,0003 0,0005 0,0000 0,0013 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004 0,0019 0,0002 0,0116
190 0,2207 0,1520 0,4465 0,2804 0,4155 0,1447 0,3264 0,3415 0,2788 0,2848 0,4047 0,2410 0,2503 0,2043 0,1694 0,2848 0,3576 0,5001 0,4433 0,1360 0,2947 0,3457 0,2117 0,1973

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 116

Lampiran 6 Keterkaitan Langsung ke Belakang.

Kode IO Jumlah KolomNilai Tengah Simpangan Koefisien Keragaman Keterkaitan Ke Belakang Penyebaran
1 0,2207 0,0092 0,0208 2,2619 0,7642 0,6025
2 0,1520 0,0063 0,0123 1,9373 0,5262 0,5161
3 0,4465 0,0186 0,0425 2,2861 1,5459 0,6090
4 0,2804 0,0117 0,0230 1,9688 0,9708 0,5245
5 0,4155 0,0173 0,0318 1,8353 1,4383 0,4889
6 0,1447 0,0060 0,0089 1,4802 0,5010 0,3943
7 0,3264 0,0136 0,0291 2,1360 1,1301 0,5690
8 0,3415 0,0142 0,0284 1,9977 1,1824 0,5322
9 0,2788 0,0116 0,0158 1,3607 0,9654 0,3625
10 0,2848 0,0119 0,0224 1,8858 0,9860 0,5024
11 0,4047 0,0169 0,0344 2,0391 1,4012 0,5432
12 0,2410 0,0100 0,0162 1,6123 0,8344 0,4295
13 0,2503 0,0104 0,0204 1,9603 0,8667 0,5222
14 0,2043 0,0085 0,0183 2,1465 0,7074 0,5718
15 0,1694 0,0071 0,0151 2,1350 0,5864 0,5687
16 0,2848 0,0119 0,0243 2,0457 0,9860 0,5449
17 0,3576 0,0149 0,3576 24,0000 1,2379 6,3933
18 0,5001 0,0208 0,0432 2,0725 1,7313 0,5521
19 0,4433 0,0185 0,0475 2,5696 1,5348 0,6845
20 0,1360 0,0057 0,0104 1,8335 0,4710 0,4884
21 0,2947 0,0123 0,2947 24,0000 1,0201 6,3933
22 0,3457 0,0144 0,0222 1,5405 1,1967 0,4104
23 0,2117 0,0088 0,0117 1,3244 0,7329 0,3528
24 0,1973 0,0082 0,0137 1,6645 0,6832 0,4434
6,9324 0,2889 1,1644 90,0936 24,0000 24,0000

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 117

Lampiran 7 Keterkaitan Langsung Ke Depan.


Kode IO Jumlah Baris Nilai Tengah Simpangan Koefisien Keragaman Keterkaitan Ke depan Penyebaran
1 0,4706 0,0196 0,0427 2,1777 1,6292 1,0131
2 0,3803 0,0158 0,0271 1,7129 1,3166 0,7969
3 1,1176 0,0466 0,0520 1,1167 3,8691 0,5195
4 0,1439 0,0060 0,0070 1,1642 0,4980 0,5416
5 0,0220 0,0009 0,0040 4,3636 0,0760 2,0301
6 1,4577 0,0607 0,0280 0,4612 5,0465 0,2146
7 0,6110 0,0255 0,0199 0,7806 2,1154 0,3632
8 0,5193 0,0216 0,0263 1,2164 1,7980 0,5659
9 0,0787 0,0033 0,0089 2,7206 0,2725 1,2657
10 0,0658 0,0027 0,0112 4,0759 0,2276 1,8963
11 0,5709 0,0238 0,0488 2,0529 1,9763 0,9551
12 0,1848 0,0077 0,0177 2,2952 0,6397 1,0678
13 0,1314 0,0055 0,0095 1,7279 0,4549 0,8039
14 0,0733 0,0031 0,0068 2,2402 0,2539 1,0423
15 0,0741 0,0031 0,0076 2,4688 0,2567 1,1486
16 0,0638 0,0027 0,0081 3,0559 0,2210 1,4217
17 0,0187 0,0008 0,0029 3,6607 0,0648 1,7031
18 0,2035 0,0085 0,0163 1,9254 0,7045 0,8958
19 0,1068 0,0045 0,0059 1,3291 0,3698 0,6184
20 0,2976 0,0124 0,0151 1,2143 1,0304 0,5649
21 0,2507 0,0104 0,0138 1,3176 0,8680 0,6130
22 0,0152 0,0006 0,0023 3,5991 0,0526 1,6745
23 0,0631 0,0026 0,0090 3,4369 0,2184 1,5990
24 0,0116 0,0005 0,0007 1,4723 0,0402 0,6850
6,9324 0,2889 0,3916 51,5859 24,0000 24,0000

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 118

Lampiran 8 Matriks (I-A).


kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 0,9300 -0,0030 -0,1591 0,0000 0,0000 -0,0011 0,0000 0,0000 -0,0200 -0,0096 -0,0474 -0,0068 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0077 -0,0018 0,0000 -0,1343 0,0000 -0,0002 0,0000 -0,0063 -0,0032
2 0,0000 0,9554 -0,0386 -0,0932 -0,0778 -0,0084 0,0000 -0,0109 -0,0030 -0,0002 -0,0056 -0,0028 0,0000 0,0000 -0,0001 0,0000 -0,0536 -0,0404 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0010 0,0000 0,0000
3 -0,0699 -0,0022 0,8656 -0,0088 -0,0771 -0,0175 -0,0181 -0,0011 -0,0491 -0,0308 -0,0211 -0,0217 -0,0064 -0,0354 -0,0415 -0,0695 -0,1668 -0,0781 -0,1921 -0,0003 -0,0081 -0,0284 -0,0150 -0,0242
4 -0,0019 -0,0015 -0,0036 0,9666 -0,0030 -0,0084 -0,0031 -0,0055 -0,0022 -0,0056 -0,0032 -0,0160 -0,0030 -0,0017 -0,0020 -0,0022 -0,0014 -0,0102 -0,0038 -0,0120 -0,0068 -0,0017 -0,0023 -0,0092
5 0,0000 0,0000 -0,0002 0,0000 0,9804 -0,0002 -0,0008 -0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0008
6 -0,0432 -0,0146 -0,0671 -0,0436 -0,0624 0,9782 -0,1026 -0,0261 -0,0504 -0,0921 -0,1015 -0,0560 -0,0534 -0,0761 -0,0615 -0,0749 -0,0723 -0,1134 -0,0673 -0,0115 -0,0738 -0,0885 -0,0260 -0,0578
7 -0,0115 -0,0108 -0,0194 -0,0070 -0,0120 -0,0298 0,8968 -0,0119 -0,0103 -0,0284 -0,0382 -0,0404 -0,0309 -0,0356 -0,0225 -0,0141 -0,0247 -0,0321 -0,0142 -0,0060 -0,0308 -0,0415 -0,0150 -0,0207
8 -0,0117 -0,0219 -0,0113 -0,0166 -0,0186 -0,0236 -0,0360 0,8712 -0,0022 -0,0145 -0,0258 -0,0459 -0,0211 -0,0017 -0,0015 -0,0018 -0,0067 0,0000 -0,0100 -0,0352 -0,0167 -0,0446 -0,0120 -0,0113
9 -0,0002 -0,0001 -0,0004 -0,0013 -0,0009 -0,0008 -0,0023 -0,0047 0,9566 -0,0005 -0,0002 0,0000 -0,0027 -0,0001 -0,0002 -0,0001 -0,0001 0,0000 -0,0002 -0,0034 -0,0119 -0,0021 -0,0017 -0,0015
10 0,0000 0,0000 -0,0002 0,0000 0,0000 -0,0001 -0,0002 -0,0003 -0,0012 0,9450 -0,0006 -0,0001 -0,0002 -0,0001 -0,0002 -0,0034 -0,0002 0,0000 -0,0018 -0,0003 0,0000 -0,0006 -0,0001 -0,0011
11 -0,0005 -0,0070 -0,0015 0,0000 -0,1147 -0,0011 -0,0001 -0,0001 -0,0008 -0,0354 0,8632 -0,0086 -0,0049 -0,0015 -0,0002 -0,0678 -0,0137 -0,1742 -0,0001 -0,0001 0,0000 -0,0015 -0,0001 -0,0001
12 0,0000 0,0000 -0,0007 -0,0118 -0,0026 -0,0005 -0,0002 -0,0021 -0,0077 -0,0018 -0,0075 0,9794 -0,0841 -0,0003 0,0000 -0,0004 -0,0004 -0,0006 -0,0005 -0,0006 -0,0172 -0,0232 -0,0018 0,0000
13 -0,0001 0,0000 -0,0009 0,0000 0,0000 -0,0070 -0,0016 -0,0058 -0,0186 -0,0003 -0,0002 -0,0001 0,9721 -0,0068 -0,0024 -0,0001 0,0000 0,0000 -0,0003 -0,0022 -0,0241 -0,0305 -0,0022 -0,0004
14 0,0000 -0,0006 -0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0019 -0,0018 0,0000 -0,0002 0,0000 0,0000 0,9689 -0,0052 -0,0001 -0,0002 -0,0073 0,0000 -0,0005 -0,0004 -0,0033 -0,0067 -0,0138
15 0,0000 -0,0001 -0,0001 0,0000 -0,0033 0,0000 -0,0002 -0,0005 -0,0001 0,0000 0,0000 -0,0005 0,0000 -0,0087 0,9839 -0,0006 -0,0001 -0,0341 -0,0001 -0,0015 0,0000 -0,0008 -0,0002 -0,0072
16 -0,0003 -0,0050 -0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0003 -0,0003 -0,0001 -0,0012 -0,0030 0,0000 -0,0002 -0,0029 -0,0028 0,9597 -0,0011 -0,0011 0,0000 -0,0002 -0,0030 -0,0008 -0,0005 -0,0003
17 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0005 -0,0013 -0,0001 -0,0001 -0,0002 -0,0002 -0,0001 0,0000 -0,0002 -0,0002 -0,0007 -0,0001 0,9859 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0006 -0,0002 -0,0001
18 -0,0017 -0,0002 -0,0001 -0,0560 0,0000 0,0000 -0,0021 -0,0483 -0,0113 0,0000 -0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0001 -0,0002 0,9938 -0,0003 -0,0100 0,0000 -0,0406 -0,0209 -0,0052
19 -0,0049 -0,0005 -0,0022 0,0000 -0,0001 -0,0008 -0,0168 -0,0039 -0,0216 -0,0044 -0,0073 -0,0047 -0,0038 0,0000 -0,0003 -0,0001 -0,0001 0,0000 0,9849 -0,0012 -0,0104 -0,0023 -0,0060 -0,0001
20 -0,0002 -0,0005 -0,0050 -0,0001 -0,0010 -0,0157 -0,0056 -0,0535 -0,0238 -0,0033 -0,0034 -0,0164 -0,0041 -0,0016 -0,0093 -0,0006 -0,0001 0,0000 -0,0012 0,9624 -0,0328 -0,0277 -0,0218 -0,0323
21 -0,0043 -0,0391 -0,0003 -0,0086 -0,0211 -0,0058 -0,0260 -0,0224 -0,0072 0,0000 -0,0001 -0,0004 -0,0045 0,0000 -0,0026 -0,0010 0,0000 -0,0023 -0,0021 -0,0131 0,9484 -0,0052 -0,0265 -0,0065
22 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0050 -0,0102 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0000 0,0000 0,0000
23 0,0000 0,0000 -0,0007 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0006 -0,0017 -0,0010 -0,0011 -0,0017 0,0000 -0,0017 -0,0006 -0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0001 -0,0005 -0,0066 -0,0004 0,9555 -0,0016
24 -0,0001 -0,0001 -0,0003 0,0000 -0,0006 -0,0006 -0,0014 -0,0009 -0,0028 -0,0003 -0,0005 0,0000 -0,0013 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -0,0001 -0,0004 -0,0019 0,9998

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 119

Lampiran 9 Matriks (I-A)-1 (Leontief Matrix Inverse)


kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 180
1 1,0921 0,0052 0,2024 0,0047 0,0251 0,0057 0,0090 0,0039 0,0387 0,0222 0,0681 0,0146 0,0046 0,0085 0,0094 0,0289 0,0382 0,0295 0,1891 0,0012 0,0060 0,0093 0,0130 0,0095 1,8389
2 0,0050 1,0479 0,0494 0,1054 0,0900 0,0116 0,0040 0,0176 0,0080 0,0045 0,0110 0,0077 0,0026 0,0032 0,0033 0,0057 0,0668 0,0511 0,0118 0,0028 0,0031 0,0072 0,0031 0,0037 1,5263
3 0,0918 0,0058 1,1762 0,0196 0,1009 0,0236 0,0330 0,0120 0,0719 0,0459 0,0414 0,0319 0,0148 0,0471 0,0528 0,0915 0,2029 0,1062 0,2444 0,0037 0,0185 0,0443 0,0256 0,0332 2,5390
4 0,0033 0,0026 0,0062 1,0366 0,0057 0,0098 0,0058 0,0091 0,0044 0,0080 0,0062 0,0187 0,0060 0,0032 0,0033 0,0042 0,0037 0,0139 0,0066 0,0137 0,0097 0,0051 0,0042 0,0112 1,2014
5 0,0001 0,0000 0,0003 0,0000 1,0201 0,0002 0,0010 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0009 1,0241
6 0,0589 0,0244 0,0966 0,0625 0,0966 1,0318 0,1286 0,0492 0,0703 0,1154 0,1367 0,0724 0,0709 0,0913 0,0733 0,1004 0,0992 0,1586 0,1005 0,0194 0,0930 0,1142 0,0412 0,0702 2,9758
7 0,0189 0,0164 0,0330 0,0163 0,0285 0,0367 1,1235 0,0232 0,0197 0,0416 0,0577 0,0516 0,0437 0,0463 0,0302 0,0263 0,0385 0,0555 0,0282 0,0100 0,0434 0,0576 0,0230 0,0286 1,8983
8 0,0189 0,0293 0,0242 0,0267 0,0349 0,0317 0,0527 1,1558 0,0100 0,0256 0,0435 0,0606 0,0347 0,0078 0,0067 0,0106 0,0179 0,0167 0,0222 0,0441 0,0290 0,0620 0,0194 0,0188 1,8041
9 0,0006 0,0009 0,0010 0,0019 0,0017 0,0013 0,0036 0,0065 1,0459 0,0010 0,0008 0,0007 0,0034 0,0004 0,0005 0,0004 0,0005 0,0006 0,0007 0,0042 0,0138 0,0031 0,0026 0,0020 1,0982
10 0,0001 0,0001 0,0002 0,0000 0,0002 0,0002 0,0003 0,0004 0,0015 1,0583 0,0009 0,0002 0,0002 0,0002 0,0003 0,0039 0,0003 0,0002 0,0020 0,0003 0,0001 0,0007 0,0002 0,0012 1,0720
11 0,0016 0,0094 0,0033 0,0133 0,1372 0,0021 0,0018 0,0123 0,0043 0,0443 1,1600 0,0114 0,0074 0,0025 0,0009 0,0826 0,0176 0,2045 0,0015 0,0030 0,0015 0,0117 0,0052 0,0020 1,7415
12 0,0004 0,0011 0,0014 0,0132 0,0048 0,0016 0,0016 0,0045 0,0105 0,0028 0,0095 1,0218 0,0888 0,0012 0,0005 0,0014 0,0010 0,0029 0,0011 0,0016 0,0214 0,0272 0,0031 0,0006 1,2242
13 0,0009 0,0016 0,0022 0,0011 0,0019 0,0080 0,0043 0,0088 0,0210 0,0015 0,0018 0,0013 1,0298 0,0081 0,0034 0,0011 0,0013 0,0019 0,0016 0,0033 0,0275 0,0331 0,0038 0,0016 1,1711
14 0,0001 0,0008 0,0003 0,0006 0,0002 0,0001 0,0003 0,0029 0,0022 0,0001 0,0004 0,0002 0,0002 1,0322 0,0056 0,0001 0,0003 0,0080 0,0001 0,0008 0,0006 0,0039 0,0075 0,0144 1,0820
15 0,0001 0,0002 0,0002 0,0021 0,0035 0,0002 0,0005 0,0028 0,0007 0,0001 0,0002 0,0007 0,0002 0,0092 1,0165 0,0007 0,0002 0,0351 0,0002 0,0021 0,0002 0,0025 0,0012 0,0077 1,0873
16 0,0004 0,0057 0,0006 0,0008 0,0011 0,0002 0,0006 0,0008 0,0003 0,0015 0,0037 0,0002 0,0004 0,0033 0,0030 1,0424 0,0017 0,0022 0,0002 0,0003 0,0034 0,0011 0,0008 0,0005 1,0751
17 0,0001 0,0000 0,0002 0,0001 0,0007 0,0014 0,0003 0,0002 0,0003 0,0003 0,0003 0,0001 0,0003 0,0003 0,0009 0,0003 1,0145 0,0003 0,0002 0,0000 0,0002 0,0008 0,0003 0,0002 1,0221
18 0,0031 0,0019 0,0023 0,0598 0,0023 0,0025 0,0058 0,0581 0,0131 0,0020 0,0032 0,0044 0,0023 0,0008 0,0007 0,0011 0,0015 1,0082 0,0023 0,0135 0,0028 0,0448 0,0236 0,0073 1,2674
19 0,0062 0,0016 0,0046 0,0010 0,0027 0,0019 0,0201 0,0058 0,0240 0,0063 0,0105 0,0064 0,0057 0,0012 0,0012 0,0018 0,0019 0,0032 1,0176 0,0020 0,0128 0,0044 0,0074 0,0011 1,1511
20 0,0031 0,0043 0,0097 0,0037 0,0071 0,0194 0,0133 0,0671 0,0289 0,0078 0,0098 0,0227 0,0099 0,0044 0,0121 0,0040 0,0043 0,0059 0,0060 1,0427 0,0406 0,0359 0,0270 0,0367 1,4263
21 0,0067 0,0447 0,0056 0,0154 0,0289 0,0090 0,0335 0,0304 0,0103 0,0031 0,0047 0,0046 0,0078 0,0024 0,0046 0,0032 0,0052 0,0080 0,0058 0,0162 1,0582 0,0104 0,0314 0,0095 1,3596
22 0,0003 0,0004 0,0004 0,0004 0,0005 0,0005 0,0061 0,0119 0,0002 0,0005 0,0007 0,0009 0,0006 0,0003 0,0002 0,0002 0,0004 0,0004 0,0004 0,0005 0,0005 1,0009 0,0003 0,0003 1,0279
23 0,0002 0,0004 0,0010 0,0002 0,0006 0,0002 0,0011 0,0024 0,0013 0,0015 0,0023 0,0002 0,0020 0,0007 0,0004 0,0003 0,0003 0,0006 0,0004 0,0008 0,0075 0,0008 1,0469 0,0018 1,0739
24 0,0002 0,0002 0,0005 0,0001 0,0009 0,0007 0,0018 0,0012 0,0031 0,0006 0,0008 0,0002 0,0015 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0003 0,0003 0,0001 0,0003 0,0007 0,0021 1,0003 1,0165
190 1,3132 1,2049 1,6218 1,3857 1,5961 1,2005 1,4526 1,4871 1,3906 1,3950 1,5743 1,3335 1,3379 1,2748 1,2300 1,4114 1,5185 1,7140 1,6432 1,1862 1,3943 1,4820 1,2928 1,2635

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 120

Lampiran 10 Keterkaitan Total Ke Belakang.


Kode IO Jumlah KolomNilai Tengah Simpangan Koefisien Keragaman Keterkaitan Ke Belakang Penyebaran
1 1,3132 0,0547 0,2220 4,0575 0,9351 1,0993
2 1,2049 0,0502 0,2128 4,2389 0,8580 1,1484
3 1,6218 0,0676 0,2403 3,5566 1,1548 0,9636
4 1,3857 0,0577 0,2101 3,6387 0,9867 0,9858
5 1,5961 0,0665 0,2069 3,1110 1,1366 0,8429
6 1,2005 0,0500 0,2094 4,1857 0,8549 1,1340
7 1,4526 0,0605 0,2281 3,7688 1,0344 1,0211
8 1,4871 0,0620 0,2337 3,7722 1,0589 1,0220
9 1,3906 0,0579 0,2114 3,6483 0,9902 0,9884
10 1,3950 0,0581 0,2146 3,6924 0,9934 1,0004
11 1,5743 0,0656 0,2353 3,5869 1,1210 0,9718
12 1,3335 0,0556 0,2068 3,7224 0,9496 1,0085
13 1,3379 0,0557 0,2088 3,7453 0,9527 1,0147
14 1,2748 0,0531 0,2096 3,9467 0,9078 1,0693
15 1,2300 0,0512 0,2064 4,0271 0,8759 1,0911
16 1,4114 0,0588 0,2117 3,5992 1,0051 0,9751
17 1,5185 0,0633 0,2077 3,2827 1,0813 0,8894
18 1,7140 0,0714 0,2065 2,8915 1,2205 0,7834
19 1,6432 0,0685 0,2116 3,0912 1,1701 0,8375
20 1,1862 0,0494 0,2118 4,2851 0,8447 1,1610
21 1,3943 0,0581 0,2141 3,6847 0,9928 0,9983
22 1,4820 0,0617 0,2020 3,2706 1,0553 0,8861
23 1,2928 0,0539 0,2119 3,9329 0,9206 1,0656
24 1,2635 0,0526 0,2025 3,8469 0,8997 1,0422
33,7039 1,4043 5,1360 88,5832 24,0000 24,0000

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 121

Lampiran 11 Keterkaitan Total Ke Depan.

Kode IO Jumlah Baris Nilai Tengah Simpangan Koefisien Keragaman Keterkaitan Ke Depan Penyebaran
1 1,8389 0,0766 0,2226 2,9056 1,3094 0,7357
2 1,5263 0,0636 0,2117 3,3288 1,0869 0,8428
3 2,5390 0,1058 0,2355 2,2259 1,8080 0,5636
4 1,2014 0,0501 0,2102 4,1986 0,8555 1,0631
5 1,0241 0,0427 0,2082 4,8790 0,7292 1,2353
6 2,9758 0,1240 0,1963 1,5830 2,1190 0,4008
7 1,8983 0,0791 0,2229 2,8180 1,3518 0,7135
8 1,8041 0,0752 0,2307 3,0689 1,2847 0,7770
9 1,0982 0,0458 0,2131 4,6562 0,7820 1,1789
10 1,0720 0,0447 0,2159 4,8340 0,7633 1,2239
11 1,7415 0,0726 0,2368 3,2636 1,2401 0,8263
12 1,2242 0,0510 0,2076 4,0698 0,8717 1,0304
13 1,1711 0,0488 0,2091 4,2859 0,8339 1,0852
14 1,0820 0,0451 0,2103 4,6645 0,7705 1,1810
15 1,0873 0,0453 0,2070 4,5691 0,7742 1,1569
16 1,0751 0,0448 0,2125 4,7434 0,7656 1,2010
17 1,0221 0,0426 0,2070 4,8609 0,7278 1,2307
18 1,2674 0,0528 0,2043 3,8680 0,9025 0,9794
19 1,1511 0,0480 0,2066 4,3081 0,8197 1,0908
20 1,4263 0,0594 0,2100 3,5341 1,0156 0,8948
21 1,3596 0,0567 0,2136 3,7712 0,9682 0,9548
22 1,0279 0,0428 0,2041 4,7653 0,7319 1,2065
23 1,0739 0,0447 0,2135 4,7707 0,7647 1,2079
24 1,0165 0,0424 0,2040 4,8177 0,7238 1,2198
33,7039 1,4043 5,1135 94,7906 24,0000 24,0000

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 122

Lampiran 12 Output Multiplier.


Multiplier
Kode IO
Output Tenaga Kerja Pendapatan
1 1,3132 28,5077 0,3076
2 1,2049 0,0126 0,4040
3 1,6218 0,6433 0,1198
4 1,3857 0,0247 0,1844
5 1,5961 0,0146 0,3305
6 1,2005 0,0841 0,2914
7 1,4526 0,2409 0,2813
8 1,4871 0,0588 0,1744
9 1,3906 0,0553 0,5408
10 1,3950 0,1791 0,1535
11 1,5743 0,0520 0,1619
12 1,3335 0,0071 0,1244
13 1,3379 0,0128 0,1266
14 1,2748 0,0055 0,1114
15 1,2300 0,0102 0,1034
16 1,4114 0,0157 0,2009
17 1,5185 0,2034 0,1179
18 1,7140 0,0510 0,2617
19 1,6432 0,0169 0,2243
20 1,1862 0,0031 0,2899
21 1,3943 0,0125 0,2814
22 1,4820 0,0151 0,7310
23 1,2928 0,0288 0,2593
24 1,2635 0,0031 0,3197

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 123

Lampiran 13 Income Multpilier.


Koefisien Upah/gaji
Kode IO Upah/gaji Output Output Multiplier Income Multplier
(upah-gaji/Output)
1 46.522.828 198.626.114 0,23422 1,31319 0,30758
2 18.122.493 54.047.419 0,33531 1,20489 0,40401
3 38.883.707 526.222.941 0,07389 1,62175 0,11983
4 2.137.357 16.062.558 0,13306 1,38570 0,18439
5 26.993.984 130.363.082 0,20707 1,59610 0,33050
6 57.083.518 235.169.096 0,24273 1,20054 0,29141
7 12.807.957 66.136.524 0,19366 1,45263 0,28132
8 6.258.548 53.373.727 0,11726 1,48711 0,17438
9 17.396.653 44.736.829 0,38887 1,39063 0,54077
10 1.203.788 10.943.269 0,11000 1,39502 0,15346
11 4.824.823 46.916.065 0,10284 1,57427 0,16190
12 1.399.901 15.005.219 0,09329 1,33352 0,12441
13 655.961 6.931.978 0,09463 1,33786 0,12660
14 258.826 2.960.768 0,08742 1,27481 0,11144
15 283.753 3.375.551 0,08406 1,22998 0,10339
16 5.490.982 38.569.887 0,14236 1,41145 0,20094
17 151.890 1.955.997 0,07765 1,51848 0,11791
18 2.931.178 19.198.835 0,15267 1,71403 0,26169
19 11.350.924 83.159.178 0,13650 1,64316 0,22429
20 9.423.644 38.562.499 0,24437 1,18621 0,28988
21 3.277.195 16.240.589 0,20179 1,39428 0,28135
22 25.808.542 52.324.057 0,49324 1,48200 0,73099
23 553.387 2.758.820 0,20059 1,29284 0,25933
24 3.818.531 15.089.388 0,25306 1,26349 0,31974

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 124

Lampiran 14 Employment Multpilier.


Koefisien TK
Kode IO Jumlah TK Output Output Multiplier Employment Multplier
(TK/Output)
1 4.311.920.647 198.626.114 21,7087 1,3132 28,5077
2 563.892 54.047.419 0,0104 1,2049 0,0126
3 208.746.104 526.222.941 0,3967 1,6218 0,6433
4 286.476 16.062.558 0,0178 1,3857 0,0247
5 1.195.829 130.363.082 0,0092 1,5961 0,0146
6 16.482.468 235.169.096 0,0701 1,2005 0,0841
7 10.966.658 66.136.524 0,1658 1,4526 0,2409
8 2.109.171 53.373.727 0,0395 1,4871 0,0588
9 1.780.493 44.736.829 0,0398 1,3906 0,0553
10 1.404.759 10.943.269 0,1284 1,3950 0,1791
11 1.548.891 46.916.065 0,0330 1,5743 0,0520
12 79.836 15.005.219 0,0053 1,3335 0,0071
13 66.480 6.931.978 0,0096 1,3379 0,0128
14 12.720 2.960.768 0,0043 1,2748 0,0055
15 27.878 3.375.551 0,0083 1,2300 0,0102
16 428.444 38.569.887 0,0111 1,4114 0,0157
17 261.956 1.955.997 0,1339 1,5185 0,2034
18 570.762 19.198.835 0,0297 1,7140 0,0510
19 853.432 83.159.178 0,0103 1,6432 0,0169
20 101.193 38.562.499 0,0026 1,1862 0,0031
21 145.149 16.240.589 0,0089 1,3943 0,0125
22 532.839 52.324.057 0,0102 1,4820 0,0151
23 61.403 2.758.820 0,0223 1,2928 0,0288
24 37.299 15.089.388 0,0025 1,2635 0,0031

SKRIPSI PERAN INDUSTRI KREATIF ... NI SHEILA FAIRUZ RATNASARI

Anda mungkin juga menyukai