i
SKRIPSI
kepada
ii
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Abd. Hamid Paddu, MA. Dr. Sultan Suhab, SE., M.Si.
NIP. 19590306 198503 1 002 NIP. 19691215 199903 1 002
iii
SKRIPSI
Menyetujui,
Panitia Penguji
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : A31113309
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
v
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
kepada Allah SWT atas berkah, kesehatan dan karunia-Nya sehingga peneliti
salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) di Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas
arahan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
1. Kedua orang tua, Ibu.. Ibu… Ibu… Hj. Indrawati Jalil, S.Ag. dan Ayah
menyelesaikan studi, dan kepada Bapak Dr. Sultan Suhab, SE., M.Si.,
vi
3. Ibu Dr. Nursini, SE., MA., Bapak Dr. Ilham Tajuddin, M.Si., dan Bapak
Dr. Hamrullah, SE., M.Si., selaku tim penguji tidak hanya menguji tetapi
ini.
7. Buat adik saya, Fazhanul Amaliah Dwi Indra Hermansyah, yang selalu
8. Buat sahabat terkasih dan telah menjadi saudara saya yang terlahir dari
Irfan Arfan, Khairul Djafri, Rizky Agung, Azhari Farmawan dan Aditya
vii
9. Kepala Badan Pendapatan Daerah, Kepala Dinas Kebudayaan
10. Para pegawai Departemen Ilmu Ekonomi terkhusus untuk Bapak Aspar
urusan akademik.
diantaranya Fandi, Nabil, Aco, Sudi, Imran, Angga, Ahmad, Arung, Aan,
12. Kepada seluruh keluarga tercinta, terkhusus Prof. Dr. H. Irwansyah, SH,
MH., Dr. Ir. Abd. Rasyid Jalil, M.Si., Tante Hasma, Tante Nur, Tante
13. Kepada Class of 2013, diantaranya Capt Tiar, Adi Jawa, Fikar Lapar, Aji
Nas, Rasul Gagah, Oka Sotta, dan Coach Fardhan yang telah
14. Keluarga besar Futsal Ekowowits Kak Chum, Kak Fitrah, Kak Andi, Kak
Idu, Kak Tri, Kak Muklas, Kak Mul, Kak Fadil, Kak Yasser, Kak Uyuun,
Kak Vially, Adiatma, Oka dan teman-teman yang lain yang selalu
viii
15. Kakak-kakak Espada, Regalians, angkatan 2010, 2009, 2008, dan 2007,
terkhusus untuk Kak Dilfira Nurfitri, yang telah sabar dan selalu
2014, 2015, dan 2016 yang telah memberikan dorongan serta dukungan
16. Terakhir, kepada Mace Mala, Aco, Mama Rohani, dan Kak Lia yang
kuliah sehingga peneliti mampu tetap sehat dan bugar selama menjalani
perkuliahan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
peneliti harapkan demi tercapainya penulisan yang lebih baik. Harapan peneliti
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan pihak-pihak yang
membutuhkannya, baik itu di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Wassalam.
Peneliti
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 44
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................. 44
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Sinjai ..................................... 44
4.1.1.1 Letak Geografi dan Topografi Kabupaten Sinjai ....... 44
4.1.1.2 Visi Kabupaten Sinjair .............................................. 45
4.1.1.3 Misi Kabupaten Sinjai .............................................. 45
4.1.2 Perkembangan Pendapatan Asli daerah dan Pendapatan
Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Sinjai Tahun 2007-
2016 ..................................................................................... 46
4.1.3 Perkembangan PDRB dan PDRB Sektor Pariwisata
Kabupaten Sinjai Tahun 2007-2016 ..................................... 47
4.1.4 Perkembangan Jumlah Wisatawan Kabupaten Sinjai Tahun
2007-2016 ............................................................................ 48
4.1.5 Perkembangan Tingkat Infrastruktur Kabupaten Sinjai
Tahun 2007-2016 ................................................................. 49
4.1.6 Perkembangan Jumlah Objek Wisata Kabupaten Sinjai
Tahun 2007-2016 ................................................................. 50
4.1.7 Potensi Pariwisata Kabupaten Sinjai .................................... 51
4.2 Hasil Estimasi ............................................................................... 53
4.3 Pembahasan................................................................................. 55
4.3.1 Pengaruh Jumlah Wisatawan Terhadap Pendapatan Asli
Daerah ................................................................................. 55
4.3.2 Pengaruh Tingkat Infrastruktur Terhadap Pendapatan Asli
Daerah ................................................................................. 56
4.3.3 Pengaruh Jumlah Objek Wisata Terhadap Pendapatan Asli
Daerah ................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 62
LAMPIRAN ................................................................................................... 66
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Perkembangan PAD (rupiah), PDRB Sektor Pariwisata
(rupiah), Jumlah Wisatawan (jiwa), Tingkat Infrastruktur
(km), dan Jumlah Objek Wisata (buah) Kabupaten
Sinjai Tahun 2007-2016 .................................................... 4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................... 37
Gambar 4.1 Perkembangan PAD Kabupaten Sinjai Tahun 2007-2016 . 46
Gambar 4.2 Perkembangan Pendapatan Daerah Sektor Pariwisata
Kabupaten Sinjai Tahun 2007-2016 .................................. 47
Gambar 4.3 Perkembangan PDRB dan PDRB Sektor Pariwisata
Kabupaten Sinjai Tahun 2007-2016 (Atas Dasar
Harga Konstan) ................................................................. 47
Gambar 4.4 Perkembangan Jumlah Wisatawan Kabupaten
Sinjai Tahun 2007-2016 .................................................... 48
Gambar 4.5 Perkembangan Tingkat Infrastruktur Kabupaten
Sinjai Tahun 2007-2016 .................................................... 49
Gambar 4.6 Perkembangan Jumlah Objek Wisata
Kabupaten Sinjai Tahun 2007-2016 .................................. 50
Gambar 4.7 Kerangka Konsep dengan Hasil Etimasi ........................... 54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian masyarakat, serta harus
memperbaiki tingkat hidup yang berkeadilan sosial yang menjadi tujuan dan cita-
migas sebagai penghasil devisa, karena itu sektor pariwisata merupakan salah
masyarakat pada masa mendatang dan disamping itu juga dapat meningkatkan
pendapatan pajak negara. Selain itu pariwisata dirasakan cukup adil dalam
1
2
pariwisata. Hal ini berarti banyak industri lain yang dapat digerakkan oleh industri
apabila masyarakat luas dapat lebih berperan atau ikut serta secara aktif. Agar
yang akan diperoleh. Disamping itu, masyarakat juga harus mengetahui hal-hal
industri lainnya;
memiliki potensi wilayah lautan, daratan dan pegunungan dengan luas wilayah
223 km2 dan memiliki jumlah penduduk 238.099 Jiwa menyimpan potensi
dimana segala sektor nya masih belum bisa dikatakan telah maju, meskipun
toraja. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Sinjai adalah,
terdapat banyak daerah pesisir. Hal itulah mestinya sangat perlu menjadi
sektor pariwisata, jumlah wisatawa, panjang jalan kondisi baik, dan jumlah objek
1E+11
pad
1E+10
jumlah objek
1E+09 wisata
jumlah wisatawan
100000000
Asli Daerah (PAD), PDRB Sektor Pariwisata, jumlah wisatawan, panjang jalan
kondisi baik, dan jumlah objek wisata dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir
begitu pula dengan PDRB Sektor Pariwisata, jumlah wisatawan, dan jumlah
objek wisata namun kenaikan trennya sangat lambat. Sedangkan panjang jalan
kondisi baik sebaliknya mengalami turun naik dimana pada tahun 2012
km, kemudian tahun 2016 turun lagi hingga 446,86 km, berdasarkan fakta
tersebut peningkatan panjang jalan kondisi yang baik secara konsisten sangat
5
Terlihat pula bahwa jumlah PDRB Sektor Pariwisata masih sangat kecil
dibanding jumlah PAD dalam rentang waktu 2012-2016. Kenaikan tren yang
lambat pada PDRB Sektor Pariwisata, jumlah wisatawan, dan jumlah objek
pariwisata memiliki potensi yang besar jika dikelola secara serius, secara efektif,
dan secara efisien. Berdasarkan penjelasan latar belakang ini, maka judul skripsi
Kabupaten Sinjai.
Kabupaten Sinjai.
Kabupaten Sinjai.
1. Penulis
2. Pemerintah
Sinjai.
7
sebagai referensi bagi penelitian yang lain. Selain itu dapat pula
Kabupaten Sinjai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terhutang oleh setiap orang maupun badan yang sifatnya memaksa, namun tetap
Menurut Mardiasmo (2016:3) pajak adalah iuran dari rakyat kepada kas
mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pajak juga dapat dipandang
dari berbagai aspek, dari sudut pandang ekonomi pajak merupakan alat untuk
rakyat. Dari sudut pandang hukum pajak adalah masalah keuangan Negara,
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
8
9
umum. Dari ketiga definisi di atas terdapat persamaan pandangan atau prinsip
mengenai pajak, yaitu perbedaan mengenai ketiga definisi tersebut hanya pada
2. Berdasarkan undang-undang.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung
5. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran kepada negara (yang
berikut :
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
Contoh :
1. Menurut golongan
a. Pajak Langsung
dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak bisa dilimpahkan
atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi
Dalam pengertian ekonomis, pajak tidak langsung adalah pajak yang pada
akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak
beban pajaknya.
Jika ketiga unsur tersebut ditemukan pada seorang, maka pajaknya disebut
pajak langsung, sebaliknya jika unsur tersebut terpisah atau terdapat pada lebih
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subyektif
materialnya, yaitu yang disebut gaya pikul. Contoh jenis pajak ini adalah
Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif
Pajak Negara atau Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh
negara
a) Pajak Pengasilan
d) Bea Materai
e) Bea Lelang
b. Pajak Daerah
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan
berikut:
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
perekonomian masyarakat.
14
pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
Kabupaten/Kota dalam rangka otonomi daerah saat ini. Salah satu komponen
sebagai berikut :
daerah.
4) Berkurangnya dan bantuan dari pusat (DAU dari pusat yang tidak
memcukupi).
penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut
pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri atas: pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain PAD
1. Pajak Daerah
Negara yang diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah
daerah didefinisikan sebagai iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat
daerah.
16
1 Januari 2014.
1) Pajak Hotel;
2) Pajak Restoran;
3) Pajak Hiburan;
4) Pajak Reklame;
2. Retribusi Daerah
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
satu pendapatan asli daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
tempat penggunaan atau mendapat jasa yang telah disediakan oleh pemerintah
masing daerah, terdiri dari: 10 jenis retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi
perizinan tertentu.
pelayanan pasar, retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan, retribusi jasa
Daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan
pendapatan berikut:
Bank, 3) bagian laba lembaga keuangan non Bank, 4) bagian laba atas
yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah”. Menurut Halim (2004:69),
Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
manufaktur dan jasa pasti akan meningkat lebih cepat dari pada permintaan
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
memiliki trend hidup dan waktu senggang serta pendapatan (income) yang
pendekatan, yaitu :
• Segi produksi, PDRB merupakan jumlah netto atas suatu barang dan
jasa yang dihasilkan untuk unit-unit produksi dalam suatu wilayah dan
(satu tahun).
profit biasanya
dasar harga konstan dan atas dan dasar harga berlaku. Adapun defenisi
• PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai barang dan jasa
• PDRB atas dasar harga konstan adalah nilai barang dan jasa
harga tetap.
pertumbuhan ekonomi karena nilai PDRB atas dasar harga konstan ini tidak
sektor yaitu :
1. Pertanian,
3. Industri Pengolahan,
5. Bangunan,
9. Jasa-jasa lainnya.
21
2.1.4 Pariwisata
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
yang bersifat multi dimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dengan
pengusaha.
Pariwisata berasal dari kata yakni, Pari dan Wisata. Pari diartikan sebagai
diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan
kata travel; dalam bahasa Inggris. Maka kata Pariwisata dapat diartikan sebagai
tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut tour (Yoeti, 2001). Pariwisata
kesehatan, menikmati olah raga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan
lain-lain, pariwisata bukanlah merupakan kegiatan yang baru saja dilakukan oleh
Istilah pariwisata ini mulai dipakai setelah tahun 1960 untuk mengganti
sederhana dan sempit yaitu bepergian ke suatu tempat yang tidak jauh untuk
sekedar bersantai. Sedangkan dalam era saat ini, alasan dan sifat perjalanan
yang dilakukan dalam kaitannya dengan mobilitas pergerakan manusia ini, jauh
22
lebih luas. Oleh karena itu, pariwisata mengandung nilai ekonomi yang tinggi
bayaran.
Wisata Budaya; ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, dan adat istiadat mereka, cara hidup
mereka budaya, dan seni mereka. Sering perjalanan seperti ini disatukan dengan
(seni tari, drama, musik, dan seni suara) atau kegiatan yang bermotif
dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti
mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat
dengan wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolah raga atau
menghadiri pesta olahraga di suatu tempat atau suatu negara seperti : Asian
Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, dan lain-lain. Olah raga lain yang
banyak orang berpendapat bahwa hal ini tidak dapat digolongkan dalam dunia
pekan raya ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang khusus mempunyai
urusan bisnis. Tetapi dalam kenyataannya pada dewasa ini dimana pameran
atau pekan raya banyak dikunjungi oleh masyarakat kebanyakan dengan tujuan
Politik; jenis wisata ini meliputi perjalanan yang dilakuka untuk mengunjungi atau
atraksi diadakan secara meriah bagi para pengunjung. Disamping itu yang
kemampuan terbatas dari segi finansial untuk dapat memanfaatkan waktu libur
jasmaniah dan mental mereka; 7) Wisata Pertanian; wisata pertanian ini adalah
wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan oleh raga di air, danau, pantai,
taman laut dengan pemandangan yang indah; 9) Wisata Cagar Alam; untuk jenis
wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan, dan sebagainya
keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh–tumbuhan
pajak dan pungutan lainnya. Dalam konsep makro dapat dianalogikan bahwa
semakin besar PDRB yang diperoleh maka akan semakin besar pula potensi
pendapatan daerah. Jadi, dengan adanya peningkatan PDRB maka hal ini
(Saragih, 2003).
25
pengadaan perjalanan wisata itu sendiri sebab pada umumnya orang-orang yang
yang tinggi. Mereka memiliki trend hidup dan waktu senggang serta tingkat
mereka telah terpenuhi dan mempunyai cukup uang untuk membiayai perjalanan
wisata.
suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan
di daerah tujuan wisata tersebut. Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari
pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah melalui PDRB sektor pariwisata.
26
Oleh karena itu, semakin tingginya arus kunjungan wisatawan, maka Pendapatan
gedung, serta fasilitas publik lainnya, yang mana sarana ini dibutuhkan untuk
sistem sosial dan sistem ekonomi yang sekaligus menjadi penghubung dengan
sistem lingkungan, dimana sistem ini dapat dipakai sebagai dasar didalam
yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh agen-agen publik yang bertujuan untuk
memenuhi tujuan sosial dan ekonomi serta fungsi-fungsi pemerintahan dalam hal
pelayanan lainnya yang serupa. Secara khusus, tingkat infrastruktur ini terlihat
pada kondisi dan panjang jalan, khususnya kondisi jalan yang baik, yang
hari dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sehingga, semakin baik tingkat
infrastruktur suatu daerah yang terlihat pada kondisi dan panjang jalan, maka
semakin baik tadi, maka secara otomatis terjadinya peningkatan pendapatan asli
seperti keindahan alam atau pegunungan, pantai flora dan fauna, kebun
ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau
Sedangkan objek wisata alam adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber
persyaratan, yaitu:
see” (sesuatu untuk dilihat). Artinya, di tempat tersebut harus ada objek
wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh
tersedia fasilitas rekreasi yang membuat mereka betah untuk tinggal lebih
sepeda air) sehingga mereka dapat melakukan sesuatu yang tidak bisa
asal masing-masing.
Penggolongan jenis objek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang
ditonjolkan oleh tiap-tiap objek wisata. Dalam UU No. 9 Tahun 1990 Tentang
Kepariwisataan disebutkan bahwa objek dan daya tarik wisata terdiri dari :
a) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
b) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
Sujali (1989) mengemukakan bahwa bahan dasar yang perlu dimiliki oleh
a) Objek wisata alam (natural resources): Bentuk dari objek ini berupa
bentuk yang lain. Contohnya adalah pantai Bira, pantai Losari, gunung
b) Objek wisata budaya atau manusia (human resources): objek ini lebih
c) Objek wisata buatan manusia (man made resources): objek ini sangat
Secara garis besar, bahwa suatu daerah yang memiliki keunikan kondisi
wisata yang tersedia menjadi sangat bervariasi. Begitu juga dengan Kabupaten
Sinjai yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Dengan demikian
banyaknya jumlah obyek wisata yang ada, dan semakin membaiknya kualitas
Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sinjai melalui kenaikan PDRB sektor pariwisata
itu sendiri.
pariwisata, dalam hal ini pendapatan asli daerah juga akan semakin meningkat.
dimana produknya baik barang maupun jasa yang diperhitungkan dalam industri
rangkaian barang dan jasa yang saling terkait membentuk suatu industri
pariwisata. Pengembangan pariwisata ini tidak dapat berdiri sendiri dan manfaat
mempunyai tingkat sosial ekonomi yang tinggi. Mereka memiliki trend hidup dan
melakukan perjalanan wisata, maka PDRB sektor pariwisata pun akan meingkat
Sektor Pariwisata
Pada dasarnya wisatawan ingin melihat sesuatu yang jarang, unik dan
ekonomi akan lebih menjurus kearah perkembangan jumlah daripada mutu yang
baik maka seni budaya dengan mutu yang baik akan tetap menonjol dan tidak
tenggelam.
dengan pendapatan daerah berjalan melalui jalur PAD dan bagi hasil
suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan
di daerah tujuan wisata tersebut, paling sedikit untuk keperluan makan, minum
untuk produk-produk yang ada di daerah tujuan wisata. Dengan adanya kegiatan
32
bagi daerah tersebut. Oleh karena itu, semakin tingginya arus kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Sinjai, maka PAD akan meningkat begitu pula dengan
cinderamata, dan kegiatan penunjang wisata lainnya akan menjadi hidup dengan
Selalu yang diharapkan nilai konsumsi ini terus meningkat sehingga ekonomi
yang sangat diharapkan. Kedua hal tersebut akan lebih memacu pertumbuhan
juga sebaliknya.
Sektor Pariwisata
(laut, darat dan udara), jalan raya, jembatan dan pos serta telekomunikasi yang
dengan baik dan lancar. Hal ini akan mempengaruhi kecenderungan arus
wisatawan tersebut menjadi stabil dan menuju pada peningkatan. Dampak positif
lain yang dapat dicapai adalah terbukanya daerah-daerah wisata yang terisolir
lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lain dan lebih baik, penyediaan air
hidup baik wisatawan dan juga masyarakat lokal itu sendiri sebagai tuan rumah.
sementara untuk daya tarik alamiah dan budaya hanya diperlukan penataan dan
akhirnya akan mendorong pemerintah untuk membangun jalan raya yang layak
infrastruktur adalah tersedianya jalanan yang dalam kondisi baik agar akses
menuju suatu daerah wisata lancar, aman, dan memakan waktu yang cepat.
Oleh karena itu, semakin baik kondisi infrastruktur di Kabupaten Sinjai, yang
dalam hal ini panjang jaolan kondisi baik, maka akan meningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sinjai, melalui pengaruh PDRB sektor pariwisata
Kabupaten Sinjai.
2.2.4 Hubungan Antara Jumlah Objek Wisata Terhadap PAD Melalui PDRB
Sektor Pariwisata
daerah adalah karena adanya obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi di
daerah tersebut. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah, swasta dan
potensi yang dimiliki beraneka ragam, baik obyek wisata alam, budaya, maupun
wisata baru, yaitu berupa obyek wisata buatan, atau membuka obyek wisata
ditingkatkan, dan objek wisata yang telah tersedia dapat terus dikembangkan
menjadi lebih baik agar nantinya semakin banyak orang yang dapat berkunjung.
35
PDRB sektor pariwisata itu sendiri, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun
akan meningkat.
disadari untuk melakukan penelitian perlu adanya suatu bentuk hasil penelitian
untuk itu pada bagian ini akan diberikan beberapa penelitian terdahulu yang
berkunjung ke obyek wisata, retribusi obyek wisata dan pendapatan asli daerah
(PAD). Hasil penelitian yang didapat adalah secara keseluruhan variabel obyek
wisata dan pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
2000). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh
adalah regresi linear berganda dengan penerimaan daerah dari sektor pariwisata
36
sebagai variabel dependen dan lima variabel sebagai variabel independen yaitu
jumlah obyek dan atraksi wisata, jumlah kamar hotel berbintang dan melati
terhuni, jumlah wartel dan pos-pos telepon, jumlah armada biro perjalanan wisata
dan jumlah kunjungan wisatawan di kota Surakarta. Dari hasil uji signifikansi
yaitu jumlah rumah makan, jumlah sarana angkutan, jumlah pengunjung obyek
wisata, jumlah kamar hotel dan dana pengembangan. Dari hasil uji signifikansi
diperoleh bahwa tiga variabel yaitu jumlah rumah makan, jumlah sarana
pendapatan pariwisata pada taraf signifikan 5 persen dan variabel jumlah kamar
Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan penerimaan
independen yaitu jumlah wisatawan, jumlah kamar hotel berbintang dan melati,
jumlah sarana angkutan, pendapatan perkapita dan jumlah obyek wisata. Dari
hasil regresi dan uji signifikansi dapat diperoleh koefisien regresi masing-masing
37
variabel sebesar 0,674 untuk jumlah wisatawan, 0,426 untuk jumlah kamar hotel
berbintang dan melati, 0,410 untuk jumlah sarana angkutan dan 0,282 untuk
jumlah pendapatan perkapita pada taraf signifikansi 5 persen dan jumlah obyek
Dalam penelitian Arief Eka Atmaja (2011), dari hasil analisis dalam
Penduduk. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi tertinggi yaitu 5.742.
infrastruktur, jumlah objek wisata, sektor pariwisata dalam hal ini PDRB sektor
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Kabupaten Sinjai
JUMLAH WISATAWAN
TINGKAT
PDRB SEKTOR PENDAPATAN
INFRASTRUKTUR
PARIWISATA ASLI DAERAH
di Kabupaten Sinjai.
METODE PENELITIAN
memiliki potensi yang mampu dikelola dan dikembangkan secara maksimal yang
dalam hal ini dimaksudkan PDRB sektor pariwisata agar mampu memberikan
Jenis dan sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang
yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data sekunder yaitu
data yang diambil dari catatan atau sumber lain yang telah diolah oleh pihak
ketiga, secara berkala (time series) untuk melihat perkembangan objek penelitian
39
40
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
antara lebih dari satu variabel independent atau variabel bebas terhadap variabel
Y2 = f (Y1)...................……………………………………..……………….(3.2)
Y2 = β0 + β1 Y1 + µ1...........................……………………………….........(3.4)
Dimana :
negatif, karena rasio dua jumlah kuadrat. Nilai koefisien determinasi adalah
diantara nol dan satu atau 0 ≤ R2 ≤ 1. Makin besar nilai R2 maka makin
tepat/cocok suatu garis regresi, sebaliknya makin kecil R2 maka makin tidak
tepat garis regresi tersebut untuk mewakili data hasil observasi (Gujarati,
2. Uji t-Statistik
terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
(βi) sama dengan nol, atau Ho : βi ≤ 0 Artinya suatu variabel bebas bukan
dan Ha ditolak.
diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini, maka akan dikemukakan batasan -
tertentu (Rupiah).
43
barang dan jasa akhir dari sektor pariwisata antara lain dari sub sektor
km dari Kota Makassar. Kabupaten ini memiliki Luas wilayah 819.96 km 2 dan
bervariasi, yaitu antara area dataran rendah hingga area pegunungan. Sekitar
38,26% atau seluas 31,370 Ha, merupakan kawasan dataran hingga landau
ketinggian antara 0-1000 m lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya, wilayah
44
45
berikut:
sebagai berikut:
kehidupan;
46
yang berkualitas.
tetap positif. Penurunan pertumbuhan pendapatan asli daerah pada tahun 2008-
100.000.000.000
80.000.000.000
Rupiah
60.000.000.000
40.000.000.000
PAD
20.000.000.000
Linear (PAD)
0
Tahun
cukup besar juga terjadi pada tahun 2014 yakni sebesar 88 persen, serta tahun
Rupiah
Pendapatan
100.000.000 Daerah Sektor
0 Pariwisata
2007
2009
2011
2013
2015
-100.000.000
Tahun
gambar 4.2, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yakni sebesar 172
persen, dan tahun 2016 sebesar 99% serta tahun 2012 sebesar 60 persen.
negatif terjadi juga pada tahun 2010 dan 2014 tetapi secara umum
Tahun 2007-2016
5.000.000.000
0
2014
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2015
2016
Tahun
PDRB
PDRB Sektor Pariwisata
Linear (PDRB)
Linear (PDRB Sektor Pariwisata)
mengalami tren positif dari waktu ke waktu dalam periode 10 tahun terakhir.
pada tahun 2007. Hingga pada tahun 2016, pertumbuhannya hanya sebesar 4
tren yang positif dari waktu ke waktu dalam periode 10 tahun terakhir.
mengalami pertumbuhan yang positif atau dapat dikatakan dari tahun 2007
hingga tahun 2016 menunjukkan tren yang positif. Namun pertumbuhan tersebut
Tahun
Jumlah Wisatawan
Linear (Jumlah Wisatawan)
tahun 2016, sedangkan jumlah wisatawan terendah sebesar 10.096 jiwa di tahun
belum dikenakan tarif atau retribusi, padahal terlihat betapa besar potensi tarif
dan retribusi yang mampu diperoleh ketika telah ada aturan-aturan yang
400
200
Linear (Panjang
0
Jalan Kondisi
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Baik)
Tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai
Tingkat infrastruktur dalam hal ini tentang panjang jalan kondisi baik,
Kabupaten Sinjai dari tahun 2007 hingga 2016 memiliki tren yang positif.
penurunan. Pada tahun 2011 hingga 2013 panjang jalan kondisi baik mengalami
2014 hingga 2015. Pertumbuhan panjang jalan kondisi baik terbesar terjadi tada
50
tahun 2008 yaitu sebesar 48 persen. Peningkatan yang signifikan ini terjadi
Jalan kondisi baik terpanjang yakni sebesar 608.75 km pada tahun 2011,
setelah itu hingga tahun 2013 jalan kondisi baik berkurang hingga 439.99 km,
lalu kembali meningkat sepanjang 464.53 km tahun 2014 dan 471.81 km tahun
2015, dan pada tahun 2016 kkembali berkurang tersisa 446.36 km. Panjang jalan
kondisi baik dengan panjang terendah terjadi di tahun 2007, hanya sepanjang
275.86 km.
2016
Gambar 4.6 Perkembangan Jumlah Objek Wisata Kabupaten Sinjai Tahun 2007-
2016
150
100 Jumlah Objek
Buah
Wisata
50
Linear (Jumlah
0 Objek Wisata)
2007 2009 2011 2013 2015
Tahun
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sinjai
Objek Wisata merupakan salah satu faktor selain jumlah wisatawan dan
tren yang positif. Pada tahun 2007 jumlah objek wisata sebanyak 47 buah.
persen, mulai tahun 2009 pertumbuhan hanya sebesar 4 persen, lalu tahun 2010
kembali menurun dari tahun 2011 sebesar 6 persen hingga tahun 2012 sebesar
2 persen.
jumlah objek wisata dari tahun ke tahun hanya sebesar 12 persen dan hanya
pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan yang sangat besar. Ada beberapa hal
yang membuat pertumbuhan jumlah objek wisata tidak terlalu besar yaitu pada
daerah yang potensial menjadi objek wisata. Selain itu, masyarakat juga masih
enggan untuk menerima daerah mereka dijamah menjadi tempat umum sebagai
membuat tanah mereka menjadi kotor atau dirusak. Hingga pada tahun 2016,
tercatat bahwa seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Sinjai belum memiliki
aturan-aturan atau payung hukum seperti PERDA yang mengatur tentang tarif
dan retribusi.
3 (tiga) potensi unggulan lainnya yakni industri, pertanian dan peternakan, serta
ragam kekayaan potensi wisata, baik itu wisata alam, wisata budaya, wisata
bahari, dan wisata komersial. Objek wisata alam yang terdapat di Sinjai seperti
Sinjai Barat, dan masih banyak lagi. Objek wisata budaya yang terdapat di
Purbakala Batu Pake Gojeng yang juga berada di Kecamatan Sinjai Utara,
Selain itu, objek wisata bahari yang paling terkenal saat ini adalah Pulau-pulau
terdapat Pameran Kabupaten Sinjai yang tiap tahun diadakan, dimana kegiatan
ramai dikunjungi oleh wisatawan karena letak Kabupaten Sinjai yang strategis,
dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan baik itu melalui media cetak
mengembangkan segala wisata-wisata yang ada, bukan tidak mungkin pada 5-7
tahun yang akan datang pariwisata sinjai mampu bersaing dengan pariwisata
Tabel 4.1 Hasil Estimasi Pengaruh Secara Tidak Langsung Jumlah Wisatawan,
Tingkat Infrastruktur, dan Jumlah Objek Wisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah melalui PDRB Sektor Pariwisata Kabupaten
Sinjai Tahun 2007-2016
Variable Coefficient Std-Error t-Statistic Prob.
C 5.15511 1.82432 2.826 0.0047
Jumlah Wisatawan 0.900815 0.313513 2.873 0.0041
Tingkat Infrastruktur 0.476122 0.230692 2.064 0.0390
Jumlah Objek Wisata 0.290625 0.536329 0.5419 0.5879
R-Squared 0.969720
Sumber: Olah Data Gretl, 2017
(Y2) melalui variabel PDRB sektor pariwisata (Y1), hal ini dilihat dari nilai
koefisien sebesar 0,900815 dan nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
5% (α=0,05) yaitu 0.0041. Dimana ketika terjadi kenaikan pada jumlah wisatawan
signifikan terhadap variabel Pendapatan Asli Daerah (Y2) melalui variabel PDRB
sektor pariwisata (Y1), hal ini dilihat dari nilai koefisien sebesar 0.476122 dan
nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (α=0,05) yaitu 0.0390.
periode 2007-2016.
Disamping itu, variabel jumlah objek wisata (X3) tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel Pendapatan Asli Daerah (Y2) melalui variabel PDRB Sektor
Pariwisata (Y1), hal ini dilihat dari nilai koefisien sebesar 0.290625 dan nilai
54
probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi 5% (α=0,05) yaitu 0.5879. Maka
dari itu setiap terjadi penurunan atau peningkatan pada jumlah objek wisata tidak
Asli Daerah melalui PDRB sektor pariwisata di Kabupaten Sinjai dalam periode
2007-2016.
Tabel 4.2 Hasil Estimasi Pengaruh Secara Langsung PDRB Sektor Pariwisata
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2007-
2016
Variable Coefficient Std-Error t-Statistic Prob.
C 9.63070 7.02306 1.371 0.1703
PDRB sektor
0.786391 0.382648 2.055 0.0399
pariwisata
R-Squared 0.332244
Sumber: Olah Data Gretl, 2017
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.2 diatas, variabel PDRB Sektor
Wisata (Y1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Pendapatan Asli
Daerah (Y2). Hal ini dilihat dari nilai koefisien sebesar 0.786391 dan nilai
probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (α=0,05) yaitu 0.0399. Dimana
TINGKAT
PDRB SEKTOR PENDAPATAN
INFRASTRUKTUR 48** 79**
PARIWISATA ASLI DAERAH
(X2)
(Y1) (Y2)
JUMLAH OBJEK 29
WISATA
(X3)
Keterangan Gambar:
** : Signifikan pada α = 5%
*** : Signifikan pada α = 1%
55
4.3 Pembahasan
Asli Daerah (Y2) melalui variabel PDRB Sektor Pariwisata (Y1), hal ini dilihat dari
nilai koefisien sebesar 0,900815 dan nilai probabilitas lebih kecil dari taraf
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Austriana (2005)
bahwa semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka
semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut,
paling sedikit untuk keperluan makan, minum dan penginapan selama tinggal di
daerah tujuan wisata. Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari wisatawan
jumlah wisatawan bahwa dari tahun 2007-2016 mengalami tren yang positif,
sama halnya dengan PDRB sektor pariwisata sepanjang periode tahun 2007-
2016 terus mengalami kenaikan, serta pendapatan asli daerah yang juga
harus melalui pengaruh PDRB Sektor Pariwisata dulu, karena seluruh objek
wisata yang ada belum menetapkan tarif ataupun retribusi kepada setiap
56
berdasarkan data dan hasil analisis terlihat jelas bahwa jumlah wisatawan ini
memiliki potensi yang besar dalam meningkatan PAD, dimana hampir tiap tahun
pariwisata. Hal ini terbukti sesuai dengan hasil estimasi yang telah dilakukan dan
Pendapatan Asli Daerah (Y2) melalui variabel PDRB Sektor Pariwisata (Y1), hal
ini dilihat dari nilai koefisien sebesar 0.476122 dan nilai probabilitas lebih kecil
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Sumarno (2010) yang
regional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda
Kabupaten Sinjai, yang dalam hal ini kondisi dan panjang jalan, maka akan
dari tahun 2007-2016. Begitu pula dengan PDRB sektor pariwisata dan PAD
yang trennya juga terus meningkat. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
sektor pariwisata.
berpengaruh positif dan signifikan terbukti sesuai dengan hasil estimasi yang
wisata (X3) tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Pendapatan Asli Daerah
(Y2) melalui variabel Pertumbuhan PDRB Sektor Pariwisata (Y1), hal ini dilihat
dari nilai koefisien sebesar 0.290625 dan nilai probabilitas lebih besar dari taraf
Hal ini sejalan dengan teori yang telah diungkapkan Yoeti (1992) bahwa
jika suatu objek wisata harus memiliki tiga persyaratan yakni something to see,
something to do, dan something to buy. Dimana banyak objek wisata yang
Penelitian ini juga sejalan dengan hasil yang telah dilakukan oleh ikhsan
terhadap pendapatan asli daerah. Sama halnya dengan penelitian yang dilakuka
oleh Ibrianti (2014) bahwa jumlah objek wisata tidak memiliki dampak terhadap
pendapatan asli daerah. Hal ini disebabkan karena adanya objek wisata yang
ada di daerah tersebut tidak dikelola oleh pemerintah maupun swasta, namun
58
daerah tersebut.
Jumlah objek wisata tidak memiliki pengaruh langsung terhadap PAD dan
harus melalui PDRB Sektor Pariwisata, karena tiap-tiap objek wisata yang ada
belum memiliki payung hukum ataupun PERDA yang mengatur tentang tarif dan
retribusi. Objek wisata yang ada hampir semuanya masih dikelola oleh
masyarakat setempat dan hanya beberapa yang mulai dikelola oleh pemerintah.
Maka dari itu hipotesis yang telah diungkapkan bahwa jumlah obyek wisata
berpengaruh positif dan signifikan terbukti tidak sesuai dengan hasil estimasi
5.1. Kesimpulan
sektor pariwisata.
59
60
5.2. Saran
dari segi pelayanan hingga sarana yang ada di hotel tersebut, hingga
itu, masih perlunya toko-toko souvenir ditiap objek wisata, sekitaran objek
yang dijual adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas dari Kabupaten
Sinjai.
d. Objek Wisata yang telah ada memerlukan perbaikan dan perawatan agar
kekurangan yang ada pada objek wisata yang kurang begitu menarik
wisatawan. Jika suatu objek wisata telah dikelola dengan baik, mulai dari
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Diponegoro.
AR, Mustopadidjaya. 1997. Sistem dan Proses Penyusunan APBDN, Modul pada
Daerah: Tinjauan Atas Kinerja PAD dan Upaya yang dilakukan Daerah.
Jaya Yogyakarta.
Jakarta.
YKPN.
Ida Bagus Wijaya Saputra, dkk, 2001. Hukum Bisnis Pariwisata. Refrika Aditama.
Bandung.
Jakarta.
62
63
Desentralization. Bandung.
Pres. Jakarta.
Loudon dan Della Bitta. 2008. Perilaku Konsumen. International 2th Edition.
Jakarta.
Yogyakarta.
Mill, Robert Christie. 2000. Tourism The International Business. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Jakarta.
Musgrave, Richard. A. 1993. “Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktek Edisi
5”.Jakarta, Erlangga.
Rudi, Badrudin. 2001. “Menggali Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah
Jakarta.
Indonesia”, Vol. XIV No. 2 Desember 2003, Semarang :Media Ekonomi &
Bisnis.
Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam
Jakarta.
Kanisius.
Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Jakarta.
66
67
LAMPIRAN 1
Tabel 6.1 Data PAD, PDRB Sektor Pariwisata, Jumlah Wisatawan, Tingkat
Infrastruktur, dan Jumlah Objek Wisata Kabupaten Sinjai Tahun
2007-2016
PAD PDRB Sektor Jumlah Tingkat Jumlah
(Rupiah) Pariwisata Wisatawan Infrastruktur Objek
(Rupiah) (Jiwa) (Km) Wisata
Tahun
(Buah)
LAMPIRAN 2
0.27084 (-0.189)
-0.0083512 0.0072200
LAMPIRAN 3
BIODATA
Identitas Diri
Nama : Fakhrul Indra Hermansyah
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 30 Desember 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Jalan Tentara Pelajar Lr 159 No. 5A, Makassar
Nomor HP : 085396152575
Alamat E-mail : roelhy67@gmail.com
Riwayat Pendidikan
- Pendidikan Formal
1. Tahun 2000-2001 : TK Pertiwi X Sinjai
2. Tahun 2001-2007 : SD Negeri 3 Sinjai
3. Tahun 2007-2010 : SMP Negeri 1 Sinjai
4. Tahun 2010-2013 : SMA Negeri 2 Sinjai
- Pendidikan Non Formal
1. Tahun 2013 : Pelatihan Basic Character and Study Skill (BCSS)
Universitas Hasanuddin
2. Tahun 2014 : Latihan Kepemimpinan Tingkat I HIMAJIE FEB-UH
Riwayat Prestasi
- Prestasi Akademik
- Prestasi Non Akademik
1. Tahun 2015 : Atlet Futsal dalam Pekan Olahraga Nasional (POMNAS)
Aceh, mewakili kontingen Sulawesi Selatan
Pengalaman
- Organisasi
1. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HIMAJIE) FEB-
UH Periode 2014-2015