FITRIANI
105730 1850 10
FITRIANI
105730 1850 10
i
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh panitia ujian Skripsi Fakultas
Makassar Nomor: 099 Tahun 1435/2014 dan telah dipertahankan di depan penguji
pada hari Kamis, tanggal 29 Mei 2014, sebagai salah satu syarat untuk
Panitia Ujian:
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diujikan pada hari Kamis, tanggal 29 Mei 2014.
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(QS. Alam Nasyroh: 6-8)
“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”
(Khalifah Umar Bin Khatab)
“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan
menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat
pintu lain yang telah terbuka”
(Kahlil Gibran)
Persembahan:
terdekatku yang menyayangiku, terima kasih atas dukungan, motivasi, dan doa
iv
ABSTRAK
FITRIANI. 2014. Analisis Pemungutan PPh Final atas Pengalihan Hak atas
Tanah dan Bangunan Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Real
Estate PT. Baruga Asrinusa Development, dibimbing oleh H. Andi Arman, SE,
M.Si, Ak dan Ismail Rasulong, SE, MM
Kata Kunci: PPh Final, PP Nomor 71 Tahun 2008, UU PPh, Tarif Pajak
Penghasilan, Subjek Pajak, Objek Pajak.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan taufik-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul Analisis
Pemungutan PPh Final atas Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan Serta
Development.
berbagai pihak terutama dari H. Andi Arman, SE, M.Si, Ak dan Ismail Rasulong,
SE, MM. Masing-masing Pembimbing I dan Pembimbing II, yang penuh dengan
Muhammadiyah Makassar.
Ekonomi dan Bisnis. Para Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan
v
terima kasih atas kesediaannya telah mengizinkan penulis melakukan
Manajer Keuangan. Kak Fadli, Kak Rusli dan Kak Verdi Verdian
Nely, Kiki, Hera, Ruslan dan Awi terima kasih atas motivasi dan
do’anya.
8. Buat seluruh sahabatku QAM (Qadri dan Mira). Figi (Mira, Erna,
Jum dan Kiki). Sahabatku di bangku kuliah The Lifo (Wati, Ika,
maupun duka.
9. Terima kasih buat kakak saya Arfah, Nurhafsah dan kakak ipar saya
vi
10. Kepada kedua Orang Tua, ayah saya Amir (Alm) dan ibu saya
Amir dan adik saya Haeruddin. Tante saya Siang dan Tanning. Om
saya Ramli dan Rahman. Keponakan saya Muflif dan Zakir beserta
segenap keluarga yang selalu memberi do’a dan motivasi yang tak
karunia dan memberkahi kita semua disetiap langkah yang kita tempuh. Semoga
apa yang penulis susun ini memberikan manfaat bagi setiap pembaca ke
depannya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah................................................................ 4
Bangunan ............................................................................. 15
ix
atas Tanah dan Bangunan Ditinjau dari Segi Objek
F. Ketentuan Umum................................................................. 29
Perusahaan ........................................................................... 45
K. Hipotesis .............................................................................. 48
C. Kegiatan usaha..................................................................... 66
x
BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pembahasan ......................................................................... 68
A. Simpulan .............................................................................. 80
B. Saran ................................................................................... 81
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber penerimaan dari sektor minyak dan gas (migas) yang dulu menjadi
lain. Salah satu upaya yang kini tengah dijalankan oleh pemerintah untuk
diharapkan dapat menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif serta
terbesar dari penerimaan negara di luar migas. Penerimaan PPh ini diharapkan
dapat terus meningkat seiring dengan pertumbuhan dunia usaha nasional. Untuk
1
2
meningkat.
bursa, penghasilan atas hadiah undian, penjualan tanah dan bangunan, penghasilan
atas sewa tanah dan bangunan, pelayaran dalam negeri, pelayaran atau
terkena dampak kebijaksanaan PPh Final. Sumber penghasilan yang terkena PPh
Final yaitu: Penghasilan dari usaha real estate/developer, yang diatur dalam PP
Pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan
sehingga kehadirannya dapat diterima dan diakui oleh masyarakat karena saling
menguntungkan.
3
sekaligus memberikan kedudukan sosial yang lebih baik orang atau badan yang
mempunyai hak atasnya. Gejala meningkatnya investasi tanah pada saat ini dan
Sehubungan dengan kepesatan usaha properti atau real estate tersebut maka
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan, yang bertujuan
yang tidak menguntungkan baik dari segi sosial, ekonomi, maupun politik dan
penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan, yang
akhirnya diberi suatu ketetapan terhadap pajak ini yaitu peraturan pemerintah
nomor 48 tahun 1994 yang diubah ke peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1996
dan perubahan kedua nomor 79 tahun 1999 dan diperbaharui kembali atau
perubahan ketiga nomor 71 tahun 2008. Salah satu subjek dari peraturan tersebut
adalah wajib pajak badan dalam hal mengalihkan pengalihan atau penjualan hak
atas tanah dan bangunan, berdasarkan aturan tersebut maka Meteri Keuangan
4
Dari aturan-aturan itu maka wajib pajak badan real estate wajib melaksanakan
ketentuan pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan
bangunan.
“Analisis Pemungutan PPh Final atas Pengalihan Hak atas Tanah dan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan PPh Final atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Penulis
c. Pihak-pihak lain
Hasil penelitian ini sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan
TINJAUAN PUSTAKA
disetor. Dengan demikian setiap warga Negara sebagai Wajib Pajak dituntut untuk
1. Pengertian Pajak
berbeda-beda oleh para ahli dalam bidang perpajakan, namun pada dasarnya
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
sebagai berikut:
6
7
Berdasarkan definisi pajak yang telah diberikan oleh para ahli dalam
pembiayaan tersebut masih ada jasa, maka surplus tersebut akan digunakan
dalam arti bahwa pajak itu dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur
fungsi mengatur ini lebih baik banyak ditujukan terhadap sektor swasta.
ataupun atas ciri-ciri tertentu yang ada dalam masing-masing pajak ataupun
atas ciri-ciri tertentu pada setiap pajak. Ciri-ciri tertentu bersamaan dari
Bangunan (PBB), serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
1) Pajak provinsi
2) Pajak kabupaten/kota
telah kawin atau belum dan jumlah anak yang menjadi tanggungannya
dilakukan atau yang akan terjadi dalam wilayah Negara dengan tidak
dari pajak ini adalah cukai rokok, undian-undian hadiah dan lain-lain.
1. Pajak Penghasilan
Perpajakan yaitu:
Wajib Pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
Jadi pengertian penghasilan tidak terikat pada ada atau tidak adanya
menjadi:
sebagainya.
perusahaan.
tidak terbatas dari apa yang disebutkan diatas, tetapi juga meliputi semua
dan bentuk suatu penghasilan akan menjadi lain, sehingga tidak tercakup
seperti apa yang disebutkan diatas, maka dari itu tidak berarti bahwa nama
Lembaran Negara Nomor 60, Pasal 4). Pasal ini memberikan kesempatan
kepada pemerintah untuk mengatur sifat pengenaan, tarif serta tata cara
dan moneter. Pengenaan PPh dalam ketentuan ini dapat bersifat final dengan
dimaksud dalam pasal 4 ayat (2), sepanjang tidak melebihi tarif pajak
penghasilan yang telah dikenakan PPh Final. Dengan sistem ini penghasilan
yang dikenakan PPh Final tidak perlu digabung dengan penghasilan lainnya
dalam perhitungan PPh Badan terutang. Oleh karena itu, Wajib Pajak tidak
yang dikenakan PPh Final dengan PPh terutang menurut SPT PPh Badan.
Ada beberapa jenis penghasilan yang dipungut PPh Final yang berlaku
Indonesia (SBI).
14
b. Hadiah undian.
d. Bunga obligasi.
e. Diskonto obligasi.
i. Pengalihan hak atas tanah dan bangunan (baik wajib pajak pribadi
maupun badan).
m. Uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua
dalam negeri.
Harta Tetap yang sudah dikenal sejak jaman Kolonial Belanda. Anggapan
demikian adalah keliru karena Ordonansi Bea Balik Nama Stb 1924 No. 291
belum dicabut. Disamping itu Pajak Penghasilan atas Tanah dan Bangunan
dengan Bea Balik Nama atas Pemindahan Harta Tetap. Pajak Penghasilan
(PPh).
tanah, maka sistem Bea Balik Nama atas Pemindahan Harta Tetap,
dijadikan sebagai bahan telaah. Hal ini dimaksudkan agar nanti bila “Revisi
lebih sejauh ini umumnya pihak yang memperoleh tanah termasuk golongan
yang mampu.
tanah.
17
memberikan hasil kepada orang atau badan yang memiliki hak atasnya baik
penggunaannya.
serta masyarakat dan disisi lain penerimaan pajak harus dikelola dengan
lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai hak atasnya. Oleh karena
meningkatnya investasi tanah pada saat ini dan mendatang dapat memicu
keadaan yang tidak menguntungkan baik dari segi sosial, ekonomi maupun
oleh sebagian masyarakat untuk tujuan spekulasi tanah. Hal ini terbukti
telah meningkat sedemikian rupa sehingga harga tanah di kota lebih tinggi
18
Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan
2008.
dan Bangunan Ditinjau dari Segi Objek Pajak, Subjek Pajak dan Tarif
Pajak
1. Objek Pajak
Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 tahun 2008 dan peraturan terkait adalah
Pengalihan hak atas tanah dan bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi
hak, penyerahan hak, lelang, hibah atau cara lain yang disepakati
sehubungan dengan:
1) Warisan
pengambilalihan usaha
yang kuat
a. Pengalihan hak atas tanah dan bangunan oleh hak Wajib Pajak
kantor pemerintah.
Dengan Ketentuan
juta rupiah);
Pajak (PTKP).
b. Pengalihan hak atas tanah dan bangunan oleh Wajib Pajak Badan
1) Hibah atau
2) Wakaf
menteri keuangan.
22
Dengan syarat:
yang bersangkutan.
penerimaan warisan.
43/PMK. 03/2008.
23
pajak penghasilan.
3. Subjek Pajak
selain pemerintah.
1. Bendaharawan.
Dalam hal :
khusus.
Tarif Pajak Penghasilan atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan
Tarif pajak penghasilan atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan
a) Orang pribadi.
pokok.
juta rupiah).
25
2009
pengalihan .
tidak final.
26
Desember 2009.
tanah dan bangunan untuk masa peralihan wajib dilakukan paling lambat
sebagai berikut:
penghasilan yaitu:
Rp. 25.000.000,00
50.000.000,00
29
dilakukannya pembayaran.
F. Ketentuan Umum
tahun 1996 jo Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2008 dan peraturan
terkait adalah:
Tahunan.
penjualan atau pengalihan hak atas tanah dan bangunan (Wajib Pajak
d. Pengembang kondominium.
e. Pengembang apartemen.
3. Rumah susun sederhana adalah rumah tidak susun dengan luas lantai
bangunan tidak lebih dari 36 m2, yang dibangun diatas tanah kaveling
tidak lebih dari 54 m2, sepanjang nilai penjualan atau pengalihan hak
atas tanah dan bangunan tersebut tidak lebih dari Rp. 30.000.000,00
tidak lebih dari 36 m2, didalam suatu rumah susun sepanjang nilai
penjualan atau pengalihan hak atas tanah dan bangunan tersebut tidak
bangunan tidak lebih dari 70 m2, yang dibangun diatas tanah dengan
luas kaveling lebih dari 54 m2, sampai dengan 200 m2, sepanjang nilai
penjualan atau pengalihan hak atas tanah dan bangunan tersebut tidak
a. Notaris;
c. Camat;
d. Pejabat Lelang;
dan bangunan.
10. Penggabungan adalah penggabungan dari dua badan usaha atau lebih
11. Peleburan adalah penggabungan dari dua badan usaha atau lebih dengan
bergabung.
12. Pemekaran usaha adalah pemisahan satu badan usaha menjadi dua
badan usaha atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan
mengalihkan sebagian aktiva dan pasiva kepada badan usaha yang baru
13. Nilai pengalihan hak adalah nilai yang tertinggi antara nilai berdasarkan
akta pengalihan hak dengan nilai jual objek pajak tanah dan untuk
1994, kecuali:
14. Nilai jual obyek pajak adalah nilai jual obyek pajak menurut Surat
dimaksud belum terbit, adalah Nilai Jual Obyek Pajak menurut Surat
dan hasil usaha dalam suatu periode yang berakhir pada tanggal neraca.
33
Penghasilan bersih (laba) sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja dan
with generally accepted accounting principle that results from those types of
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan, ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi pananam modal (IAI, Paragraf 6).”
34
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan, dan manfaat ini
(loss) termasuk kerugian yang belum terealisasi, yang mungkin timbul atau
revenue.
Panjang
saat transaksi dibukukan. Ada dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam
(FASB) dinyatakan “revenue and gains are generally recognized when : 1).
they realized or realizable and 2). they been earned through substantial
Skousen).”
sale) yang umumnya terjadi saat barang atau jasa diserahkan kepada
konsumen.
pembuatan barang atau penyelesaian kontrak jasa lebih dari satu periode
akuntansi. Jika diakui pada saat penyerahan atau penyelesaian kontrak maka
wajar.
settlement.
37
contract
obligation
menurut kontrak.
Dalam metode ini pendapatan dan laba diakui hanya pada saat
pekerjaan telah selesai. Laba yang diakui adalah sebesar nilai kontrak
tersebut.
terpenuhi.
dapat diandalkan.
estimasi.
tidak ada pendapatan yang diakui sehingga laba menjadi lebih rendah
yang harus diambil oleh pengambil keputusan adalah memilih tujuan yang
ingin dicapai atas alokasi biaya tersebut, baru kemudian memilih dan
yaitu :
menanggungnya.
40
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun yang
berasal dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
mempunyai arti yang berbeda. Istilah diterima mengacu pada stelsel kas,
adalah:
penghargaan.
c. Laba Usaha.
termasuk:
penyertaan saham;
sebagai biaya.
42
pengembalian utang.
h. Royalti.
n. Premi asuransi.
UU PPh memberikan kriteria biaya usaha yang boleh dan tidak boleh
pasal 6 ayat (1) UU PPh yang dapat dikurangkan sebagai beban/biaya bagi
biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
Menteri Keuangan.
di Indonesia.
b.
8) Pajak penghasilan.
Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi Wajib
Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap mulai berlaku tanggal 1
Januari 2012. Tarif pajak untuk badan 28% tahun 2009 dan 25% untuk
tahun 2010.
saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta
dan moneter. Pengenaan PPh dalam ketentuan ini dapat bersifat final dengan
pengalihan hak atas tanah dan bangunan ini ditetapkan dan mulai berlaku
Desember 1999 dan Surat edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-
bersifat final.
c. Bagi Wajib Pajak Badan lainnya dan bagi Wajib Pajak Badan
hak.
48
J. Kerangka Pikir
Mengevaluasi
K. Hipotesis
Di duga bahwa, pemungutan PPh Final atas pengalihan hak atas tanah dan
METODE PENELITIAN
yaitu:
49
50
penelitian.
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik
D. Metode Analisis
1. Analisis Kuantitatif
hubungan antara variabel satu dengan yang lainnya bisa dinilai berdasarkan
2. Analisis Deskriptif
A. Sejarah Singkat
khususnya di bidang perumahan atau real estate dewasa ini yang tumbuh dan
diatur sedemikian rupa agar semua bekerja secara efisien dan efektif dengan
perusahaan yang khususnya bergerak dalam bidang real estate yaitu : PT. Bumi
Sarana Indah. Perusahaan ini didirikan hari kamis 27 Mei 1992 dihadapan Ny.
Pudja Irawati S.H. selaku notaris dengan akte notaris nomor 124 berkedudukan di
Makassar tepat di Jalan Sumoharjo No. 28. Aktivitas rancangan bangunan dan
52
53
Karena PT. Bumi Sarana Indah ini belum disetujui oleh Menteri
disampaikan kepada Menteri Kehakiman. Setelah salah satu nama yang diajukan
pada hari selasa tanggal 26 April 1994, sesuai akte pemberian nomor IOI,
dihadapan notaris susanto wibowo S.H. dengan akte pendirian Nomor 420 dan
berdasarkan akte perubahan ini nama PT. Bumi Sarana Indah menjadi PT. Baruga
No. 1.
Visi
Misi
Lingkungan
Tujuan :
B. Struktur Organisasi
kerjasama yang baik antara para karyawan dan personil yang ada dalam suatu
organisasi diperlukan hubungan kerjasama dan pembagian tugas yang ada dalam
pekerjaan dan pekerjaan lainnya tidak saling tumpang tindih. Dengan demikian
akan terjadi rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai profesinya. Selain itu
dengan adanya struktur organisasi akan dapat mendorong etos kerja yang lebih
baik.
hubungan antara atasan dan bawahan serta tugas dan tanggung jawab masing-
masing pelaksana.
hanya pada seorang pimpinan. Adapun struktur organisasi pada PT. Baruga
Asrinusa Development.
55
1. Komisaris
3. Direktur Utama
4. Direktur Operasional
5. Manajer
6. Kepala Bagian
7. Staf
Sedangkan tugas dan tanggung jawab setiap jenjang dalam organisasi dalam
1. Komisaris bertugas :
penentuan perusahaan.
NV. Hadji Kalla Group memiliki kordinasi dengan presiden komisaris dan
perusahaan.
61
57
milik perusahaan.
presiden direktur.
perusahaan.
berikut :
5. Job Description
a. Depertemen Perencanaan
Manajer Perencanaan
baru.
maket-maket.
b. Depertemen PPC
c. Depertemen Lansekap
Manajer Lansekap
kegiatan pemahaman
d. Depertemen
1) Bagian Salesmen
keluhan user.
3) Bsgisn Promosi
penjualan
administrasi
2) Bagian Perizinan
Telkom
operasi
f. Depertemen Trading
barang
g. Depertemen Keuangan
bagian yaitu:
pembantu
oleh user
perbankan
baru
personalia
C. Kegiatan Usaha
membeli dan membebaskan hak atas lahan atau tanah yang belum
A. Pembahasan
1. Deskripsi Perumahan
kavlin yang desain rumahnya ditentukan sendiri oleh pemiliknya. Jumlah tipe
rumah, batasan minimum luas tanah dan luas bangunan (net) untuk tahap tertentu
V 3 200-300 120-180
VI 4 144-300 100-180
VIII 145-750
Dari luas ijin proyek PT. Baruga Asrinusa Development sebesar 300 Hektar
direncanakan untuk:
1. Perumahan 27,6%
68
69
TOTAL 100,0%
Sistem pengalihan hak atas tanah dan bangunan yang dilakukan oleh
sebgai berikut:
terhutang di bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro. Pembayaran tersebut
5) Nama pembeli
6) Lembaga SSP Final yang digunakan adalah lembar ke-1 sampai dengan
lembar ke-5 dengan jenis penghasilan Pengalihan Hak atas Tanah dan
keputusan, perjanjian, kesepakatan atau risalah lelang atas pengalihan hak atas
tanah dan bangunan dan ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang dan
pembayaran.
penghasilan atau Penghasilan atas Pengalihan hak atas tanah dan Bangunan yang
dilakukan kerena pengalihan oleh Wajib Pajak Badan Real Estate PT. Baruga
2002, bangunan PPh atas penghasilan dari jasa kontruksi dan sewa atas tanah dan
bangunan diatur dalam Pasal 23 UU PPh. Sejak tahun 1995 penghasilan atas
71
pengalihan hak atas tanah dan bangunan yang merupakan objek pajak menurut
Pasal 4 Ayat (1) UU PPh, diatur dalam PP Nomor 79 Tahun 1999 yang kemudian
diubah dengan PP Nomor 71 Tahun 2008, dan mulai berlaku tanggal 4 November
2008.
final adalah potongan pajak tersebut dianggap sebagai pembayaran atas pajak
kembali dengan PPh Badan tahun yang bersangkutan. Hal ini berbeda dengan
ketentuan PPh Pasal 23 UU PPh, dimana potongan pajak merupakan pajak yang
Perubahan lain yang terjadi setelah diterapkan PPh Final adalah menyangkut
besar tarif dan pengenaan pajak. Seperti halnya PPh Pasal 23, tarif PPh Final
menggunakan tarif khusus, namun besarnya tarif dan dasar pengenaan pajak yang
dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan sebesar 5% (lima persen) dari
jumlah bruto.
1) Bagi orang pribadi, yayasan atau orang organisasi yang sejenis, Wajib
2) Bagi Wajib Pajak lainnya dan bagi Wajib Pajak Badan yang usahanya
Badan terhutang.
PP Nomor 71 Tahun 2008 selain mengatur tarif PPh Final atas pengalihan
hak atas tanah dan bangunan yang besarnya 5% (lima persen), juga mengadakan
pengecualian bagi pengalihan hak atas rumah sederhana (RS), rumah sangat
sederhana (RSS), dan rumah susun sederhana yang dikenakan pajak PPh Final
Nomor 79 Tahun 1999 maupun PP Nomor 71 Tahun 2008 adalah tetap 5% dari
jumlah bruto nilai pengalihan, kecuali untuk RS, RSS, dan rumah susun
sederhana.
pertumbuhan sektor real estate tetapi pengenaan pajak dengan tarif final ini jelas.
Jadi pada hakekatnya penerapan pajak penghasilan dengan tarif final tidak
73
memenuhi azas-azas perpajakan yang adil dan menyimpang dari sistem akuntansi
keuangan, karena selain dapat merugikan kedua belah pihak, yakni perusahaan
atau pemerintah, pelaksanaan pajak penghasilan dari nilai bruto pengalihan atau
2008 tidak berbeda, yaitu sebesar 5%. Perbedaannya, pada PPh tidak final,
pembayaran PPh atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan bagi Wajib Pajak
Badan merupakan PPh Pasal 25 yang dapat diperhitungkan kembali dengan PPh
Badan yang terhutang pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan pada PPh Final,
pembayaran PPh tersebut tidak dapat diperhitungkan kembali dengan PPh Badan
yang terhutang.
Besarnya penghasilan yang menjadi dasar pengenaan pajak PPh Final atas
usaha realti atau developer didasarkan pada uang muka dan pembayaran angsuran
dari konsumen. Hal ini berbeda dengan PPh tidak Final. Perhitungan PPh tidak
dari penjualan atau pengalihan hak atas tanah dan bangunan pada laporan
atas tanah dan bangunan masih dihitung dengan menggunakan ketentuan Pasal 17
75
Kas Rp 495.000.000
Penjualan Rp 450.000.000
Pada saat penerimaan uang muka (20% dari harga jual) dari konsumen,
Piutang Rp 396.000.000
Kas/Bank Rp 99.000.000
Penjualan Rp 450.000.000
450.000.000 X 5% = Rp 22.500.000
B. Hasil Penelitian
Tarif Pasal 17
Rp 36.000.000.000 X 5% = Rp 1.800.000.000
Catatan:
Rp 36.000.000.000 X 5% = Rp 1.800.000.000
36.000.000.000
Rp 2.547.300.000
Harus dilihat dari jumlah penjualan bersih dan laba sebelum pajak. Pada
data ini lebih untung menggunakan PPh Final karena peredaran usahanya rendah.
PPh Final harus dibayar sekaligus sedangkan penerimaan uang dicicil dan ada
lebih efisien yaitu pajak yang dibayarkan hanya Rp 1.800.000.000 dari pada
Pengakuan pendapatan pada perusahaan Real Estate adalah terjadi pada saat
pembayaran uang muka dan pelunasan. Dalam hal ini terutang pajak penghasilan
terjadi pada saat pengakuan pendapatan, yaitu pada saat penerimaan uang muka.
tanah dan bangunan pada PT. Baruga Asrinusa Development telah dilakukan
Sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto nilai penjualan atau pengalihan
hak atas tanah dan bangunan berupa rumah menengah ke atas. Hanya saja proses
penghasilannya, ini tidak lazim karena seharusnya pada saat penjualan dan
catat.
terutang wajib pajak badan termasuk PT. Baruga Asrinusa Development yang
dapat diperhitungkan dengan pajak penghasilan terutang untuk tahun pajak yang
79
5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan bangunan benar-benar
bersifat final.
BAB VI
A. Simpulan
lebih lanjut dai permasalahan yang telah dikemukakan yaitu sebagai berikut :
1. Penerapan PPh Final atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan pada
bangunan.
Pengaruh penerapan PPh Final atas laba rugi pada PT. Baruga Asrinusa
80
81
B. Saran
lebih efisien menggunakan tarif PPh Final dari pada menggunakan tarif
pasal 17.
atas penjualan propertinya, sehingga pengaruh PPh Final atas laba ruginya tidak
Smith, Jay. M. and K. Fred. Skousen. 2009. Intermediete Accounting. Edisi Enam
Belas. Jakarta. Salemba Empat.
http://auditme-post.blogspot.com/2008/04/akuntansi-kontrak-konstruksi.html,
diakses tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.05 PM
http://keuanganlsm.com/prinsip-dasar-akuntansi-menurut-apb-statement-no-4/
diakses tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.27 PM
82
83
http://kuwatslametgemiadi.wordpress.com/2012/08/23/penghasilan-yang-
dikenakan-pajak-final/ diakses tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.41 PM
tahun 1996 dan lulus pada tahun 2003. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 1 Limbung Kab. Gowa dan tamat tahun 2006. Penulis melanjutkan
pendidikannya di SMK Negeri 1 Limbung Kab. Gowa dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu di Universitas