DIAJUKAN OLEH:
IMAM WAHYUDI INDRAWAN
NIM 041211431002
KATA PENGANTAR
meminta ampunan, dan bertobat. Serta kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan
diri dan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi-Nya petunjuk, tidak ada orang
dapat menunjukinya. Saya bersaksi tidak ada yang patut diibadahi dengan benar,
kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi
Skripsi ini tidak lepas dari bantuan moril (doa dan dukungan) maupun
pemerintah, dan pihak lainnya. Ucapan terima kasih paling besar penulis berikan
kepada Mama tercinta, Nurhayati, yang tidak bosan menanyakan progres skripsi
penulis yang tidak mudah ini. Semoga doa dan dukungan Mama menjadikan
Allah selalu menjaga Mama. Teruntuk imam dalam keluarga penulis, Bapak
tercinta, Badarudin, yang dalam diamnya senantias memikirkan penulis dan selalu
memberikan teladan terbaik dalam setiap gerak langkahnya bagi penulis. Semoga
kebaikan selalu menyertai Bapak dari sisi Allah. Terima kasih atas segala
dukungan dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan penulis selama
v
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ini. Penulis menyadari bahwa tanpa doa, nasihat, semangat, kasih sayang dan
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan
segala kelemahan dan kekurangan penulis, penulis dengan segenap hati ingin
dalam banyak interaksi selama ini. Terima kasih atas segala kebaikan
dan mohon maaf atas segala kurang dan khilaf dari penulis selama
vi
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penulis dalam setiap aktivitas selama ini. Doa-doa dan kebaikan yang
Mas Daniar, Mas nurwin, Ayu, Hap, Dek Novi, Dek Zaka, Dek
ini.
Arum, Arinda, Rosyi, Prima, Tiwi, Jannah, Galih, Zeqi, Rofi’i, Arikha,
dan Pito) mas sangat kangen untuk bisa berpartner dengan kalian lagi.
vii
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menuju safar ilmiah terbaik dengan beasiswa terbaik pula. Serta untuk
surgaNya.
bingkai kesuksesan.
sesama. Semoga tetap kompak dalam kebaikan. See you on the top rek!
pihak yang mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan semua pihak
yang berjasa dalam kehidupan penulis. Semoga skripsi ini membawa kebaikan
dan manfaat untuk ilmu ekonomi Islam kedepannya dan Allah jadikan amal
viii
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK
SKRIPSI SARJANA EKONOMI ISLAM
JUDUL:
ISI:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan wakaf di
Indonesia dengan teori-teori ekonomi kelembagaan dalam rangka memberikan
masukan bagi perbaikan kebijakan wakaf di Indonesia di masa mendatang. Objek
dari penelitian ini adalah kebijakan wakaf di Indonesia sejak masa kerajaan Islam
hingga masa Orde Reformasi. Penelitian ini menggunakan metode studi
kepustakaan dengan mengkaji kepustakaan yang berkaitan dengan sejarah
kebijakan wakaf, fikih wakaf, sejarah hukum Islam di Indonesia, peraturan
perundang-undangan wakaf dan teori ekonomi kelembagaan. Interpretasi data
kepustakaan dilakukan dengan teknik analisis historis yang terdiri atas tahapan
periodisasi yang didasarkan pada masa pemerintahan yang berkuasa di Indonesia
dan deskriptif historis menggunakan teori perubahan kelembagaan dan teori hak
kepemilikan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan kebijakan wakaf di
Indonesia dari sudut pandang teori perubahan kelembagaan adalah hasil interaksi
antara pemerintah dan umat Islam Indonesia dalam merumuskan kebijakan wakaf
sebagai bagian dari hukum Islam. Sementara itu, ditinjau dari perspektif teori hak
kepemilikan, perkembangan kebijakan wakaf di Indonesia cenderung tertinggal
dibandingkan praktik di dunia Islam dan masih meninggalkan sejumlah
permasalahan yang menghambat insentif bagi masyarakat untuk berwakaf seperti
profesionalisme nazhir dan pemahaman yang benar mengenai wakaf. Oleh karena
itu, kebijakan wakaf di masa mendatang harus dapat mengakomodasi sejumlah
hal yang dapat memberikan insentif bagi para pelaku perwakafan dan wacana
mengenai wakaf harus terus diinisiasi agar praktik wakaf di Indonesia terus
berkembang ke arah yang lebih baik.
ix
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
ISLAMIC ECONOMICS BACHELOR DEGREE THESIS
TITLE:
CONTENT:
This research is aimed to evaluate waqf regulations in Indonesia with
institutional economics theories in order to give advice for betterment of future’s
waqf regulations in Indonesia. Objects of this research are waqf regulations in
Indonesia since Islamic kingdoms era until Reformation Order. This research used
library research method to analyze literatures regarding waqf’s regulations’
history, history of Islamic law in Indonesia, waqf laws in Indonesia and
institutional economics theory. Data interpretarion is conducted by using
historical analysis technique which consists of periodization, which is based on
governmental period in Indonesia, and historical descriptive that used institutional
change theory and property right theory.
This research shows that waqf regulation’s development in Indonesia from
institutional change theory perspective is result of interaction between
government and Moslem society in Indonesia in formulating waqf regulations as
part of Islamic law. On the other hand, from perspective of property right theory,
waqf regulation’s development in Indonesia can be regarded as left behind other
Moslem community practices and left some problems which inhibit incentive for
society to donate for waqf such as nazhir’s professionalism and right
understanding of waqf. Therefore, waqf regulations in future should accommodate
some features which can bring incentive for waqf’s stakeholders and issues
regarding waqf should always be initiated in order to develop waqf practices in
Indonesia into better practices.
x
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
وتن هذ الدراسة أن تقدم سياسة الوقف ي اندونيسيا من وجهة نظرية التغير امؤسسي هو نتيجة التفاعل بن احكومة
وامسلمن باندونيسيا ي صياغة السياسات اأوقاف كجزء من القانون اإسامي .وي الوقت نفسه ،من وجهة نظرية حقوق املكية
تظهر أن تطوير السياسات اأوقاف ي اندونيسيا متخلفة بتطوير مارسة اأوقاف ي العام اإسامي و م حلل أيضا امشاكل ال
تعيق ال اس للوقف مثل ال اظر احفف والفهم الصحيح عن الوقف .ولذلك ،ي بغي أن تكون سياسة الوقف قادرة على استيعاب
حافز عامل اأوقاف ي امستقبل ،وي بغي أن يستمر احديث عن اأوقاف وموذجها وتتطور مارسة الوقف ي إندونيسيا حو
اأفضل.
الكلمات امفتاحية :تقييم سياسة الوقف ،تاريخ سياسة الوقف ،نظرية ااقتصاد امؤسسي ،نظرية التغير امؤسسي ،نظرية حقوق
املكية.
xi
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latin. Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI no. 158/1987 dan
1. Konsonan Tunggal
No. Arab Latin Keterangan No. Arab Latin Keterangan
1. ﺍ - Tidak 16. ﻁ ṭ t (dengan titik
dilambangkan di bawahnya)
2. ﺏ B - 17. ﻅ ẓ z (dengan titik
di bawahnya)
3. ﺕ T -
18. ﻉ ‛ koma terbalik
4. ﺙ ṡ s (dengan titik letak di atas
di atasnya) 19. ﻍ G -
5 ﺝ J -
20. ﻑ F -
6. ﺡ ḥ H (dengan titik
di bawahnya) 21. ﻕ Q -
7. ﺥ Kh - 22. ﻙ K -
8. ﺩ D - 23. ﻝ L -
9. ﺫ Ż z (dengan titik 24. ﻡ M -
di atasnya)
10. ﺭ R -
25. ﻥ N -
26. ﻭ W -
11. ﺯ Z -
27. ﻩ H -
12. ﺱ S -
13. ﺵ Sy -
28. ء ‘ Apostrof
29 ﻱ Y -
14. ﺹ ṣ S (dengan titik
dibawahnya)
15. ﺽ ḍ d (dengan titik
dibawahnya)
xii
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syiddah ( ّ ) ditulis rangkap.
misalnya; ﺱﻝﻡﻭﻥ
ﺍﻝﻡditulis al-muslimūn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf
syamsiyah (huruf hijaiyah selain huruf qamariyah), huruf lam diganti dengan
huruf yang mengikutinya, misalnya; ﺍﻝﺭﺡﻡﻥditulis ar-rahmān.
7. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat, misalnya :
Penghubung antar kata menggunakan tanda petik (’), sedangkan penghubung
dalam satu kata menggunakan tanda pisah (-).
ﺍﻝﺭﺡﻡﺍﻥﺍﻝﺭﺡﻱﻡ. ﺏﺱﻡdibaca bismi’l-Lāhi’r-rahmāni’r-rahīm
xiii
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI iii
DECLARATION iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK ix
ABSTRACT x
ﺍﻝﻡﻝﺥﺹ xi
PEDOMAN TRANSLITERASI xii
DAFTAR ISI xiv
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR LAMPIRAN xix
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian 10
1.3. Manfaat Penelitian 10
1.4. Sistematika Skripsi 11
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah 12
2.2.1. Definisi Sejarah 12
2.2.2. Fungsi Sejarah 14
2.2.3. Interpretasi Sejarah 17
2.2. Wakaf 18
2.2.1. Definisi Wakaf 18
2.2.2. Dalil Wakaf 21
2.2.3. Rukun dan Syarat Wakaf 29
2.2.3.1. Wakif 29
xiv
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xv
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5: PENUTUP
xvi
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
xvii
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
xviii
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
xix
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia sebelum Islam datang ke bumi khatulistiwa. Hal ini ditunjukkan dengan
eksistensi tanah-tanah adat dengan konsep mirip dengan wakaf seperti tanah
Huma di Ponorogo pada zaman Empu Sendok dan Huma Serang di Banten
Indonesia yang dicirikan dengan gotong royong dan selaras dengan dakwah Islam
di Indonesia.
Wakaf selama ini berperan sebagai sarana yang digunakan para juru dakwah
dan umat Islam dalam rangka memenuhi kebutuhan tempat ibadah, yakni masjid
ataupun surau melalui penyerahan tanah oleh umat Islam untuk diwakafkan
Wakaf pada saat ini dianggap berpotensi dari sisi ekonomi karena dalam
syariat Islam, wakaf dapat memobilisasi modal untuk kepentingan publik dan
seluruh Indonesia pada tahun 2016 telah terdata aset wakaf tanah sebesar
1
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
43.613,81 hektar. Jumlah tersebut belum termasuk lahan-lahan wakaf yang belum
telah mempraktikkan wakaf dengan nominal yang cukup besar namun masih
membangun masjid, pemakaman dan sekolah yang secara ekonomi minim nilai
produktif. Masih pula terdapat sekitar 33,96% aset wakaf di seluruh Indonesia
dengan jumlah penduduk mayoritas muslim yang besar (207,2 juta jiwa atau
87,18 persen pada tahun 2010 berdasarkan rilis BPS) dan sumber daya alam yang
produktif. Salah satu contohnya adalah Mesir yang menurut Ali (2012:97),
bentuk-bentuk aset wakaf di Mesir telah mencakup gedung dan tanah pertanian
sistem bagi hasil, serta saham di berbagai perusahaan yang mendatangkan bagi
hasil. Hasil dari pengelolaan aset-aset wakaf tersebutlah yang digunakan untuk
telah berdiri sejak tahun 970 Masehi telah memberikan beasiswa kepada ribuan
Damaskus pada masa Kesultanan Turki ‘Utsmani dan masa pemerintah mandat
Perancis antara abad ke-18 hingga abad ke-20. Dokumen-dokumen wakaf di masa
(digerakkan aliran air atau hewan). Adapula wakaf alat-alat pertanian dengan
pasar. Wakaf berupa gedung yang disewakan juga ada dengan penyebutan
peruntukan gedung dan gaji nazhir (pengelola) aset wakaf tersebut. Kemajuan
yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 tahun 2006 sebagai
yang dilakukan pemerintah untuk mendorong praktik perwakafan yang lebih baik
wakaf yang lebih beragam seperti wakaf uang, wakaf saham, wakaf Hak Atas
11,1% sampel responden lembaga wakaf yang mengikuti secara penuh aturan
lainnya dalam menjalankan wakaf belum sesuai dengan aturan yang tercantum
dalam UU wakaf.
menjadi sistem perbankan ganda (dual banking system). Salah satu wujud dari
konvensional yang telah membuka Unit Usaha Syariah (UUS) melalui skema
yang disebut Islamic Window. Layanan syariah juga semakin mudah didapatkan
dengan konsep office chaneling yang dikenalkan dalam Peraturan Bank Indonesia
banyak bank umum konvensional yang mendirikan bank umum syariah pasca UU
No. 10 tahun 1998 seperti Bank Syariah Mandiri yang didirikan oleh Bank
Mandiri, kemudian Bank Mega membentuk PT. Bank Syariah Mega. Adapun
bank lain seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia dan Bank
UU Perbankan No. 10 tahun 1998. Kondisi tersebut masih belum dapat ditemui
relevansi untuk diadakan evaluasi bagi regulasi tersebut. Hal ini dilakukan agar
aturan perwakafan yang berlaku di Indonesia dapat relevan dan memberi ruang
bagi praktek wakaf yang berlangsung di Indonesia untuk berkembang lebih baik.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam evaluasi kebijakan adalah
pendekatan sejarah. salah satu manfaat dari mempelajari sejarah adalah agar
bahwa studi mengenai sejarah wakaf umumnya dikaji dari perspektif teologis dan
mensintesis fakta yang diperoleh dari sumber sejarah agar didapatkan penafsiran
yang menyeluruh (Sulasman, 2014:111). Oleh karena itu, diperlukan suatu teori
yang memberikan perspektif dalam pengkajian sejarah wakaf. Dan teori tersebut
ialah:
pendapatan per kapita Polandia, Rusia, dan Korea Selatan yang masih
(Yustika, 2013:18). Kelembagaan yang secara luas dipahami oleh Johnson dan
interaksi dalam masyarakat dalam bentuk hukum, konvensi, nilai, dan norma, oleh
Serikat dan Eropa dicirikan dengan negara yang memiliki kelembagaan yang
mapan dan maju, yakni adanya jaminan kepemilikan privat yang aman, penegakan
hukum yang tidak bias, dan layanan publik yang luas. Adapun negara-negara
dengan kelembagaan yang lemah seperti Korea Utara, Zimbabwe dan Kolombia
berdasarkan Al Qur’an, Al Hadits dan Ijma’ para ulama. Apabila aturan syariat
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya (QS. Al A’raaf (7): 96).
Adanya kemakmuran setelah menjalankan aturan syariat Islam dalam
dan dinasti Mamluk telah memiliki administrasi dan pengaturan wakaf yang baik
wakaf berkaitan dengan aspek nilai dan aturan dalam Islam atau syariat wakaf
dalam Islam, pemikiran Islam yang berkembang di Indonesia dari masa ke masa,
Wakaf apabila dipandang dari perspektif ekonomi kelembagaan pada satu sisi
mereka bisa melakukan kegiatan transaksi. Pada sisi yang lain, wakaf
karena itu, pengkajian sejarah kebijakan wakaf tersebut dari perspektif ekonomi
harapan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan wakaf di masa depan yang tetap
kebijakan wakaf yang berlaku di Indonesia sejak masa kerajaan Islam hingga
sehingga dari evaluasi sejarah kebijakan wakaf tersebut, akan didapatkan bahan
mendatang.
BAB 1. PENDAHULUAN
Berisi landasan teori yang mengkaji berbagai teori yang sesuai dan relevan
terdahulu yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dan kerangka berpikir
penelitian.
jenis data yang digunakan dan prosedur pengumpulannya dan metode dan teknik
Bab ini membahas hasil penelitian yang diperoleh dari data-data yang
BAB 5. PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dalam bab 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah
Sejarah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yakni syajarah yang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah berarti “peristwa segala sesuatu
pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar ada
dalam masa lampau” (Tim Prima Pena, 2012:684). Kata sejarah juga padanan
bagi kata history dalam bahasa Inggris dan historia dalam bahasa Latin dan
Yunani (Kuntowijoyo, 2013:1). Kata lain yang dapat menjadi padanan bagi kata
diberikan para ahli. Sulasman (2014) telah merangkum beberapa pendapat ahli
12
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
rekonstruksi masa lalu yang dilakukan oleh sejarawan. Adapun sejarawan muslim,
mengenai peristiwa dan orang-orang di masa lampau yang tidak mungkin dapat
didapatkan oleh orang yang tidak hidup masa itu kecuali melalui rantai
periwayatan dan tidak bisa melalui akal atau proses pemikiran internal semata
kebenaran dan menyelidiki penjelasan atas sebab suatu hal yang terjadi serta
2003:200).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah ilmu yang
kini dan pedoman menghadapi masa depan yang dilakukan melalui rantai
Sebagai salah satu cabang ilmu, sejarah memiliki fungsi. Beberapa fungsi
atau menolaknya.
Indonesia (MSI).
Indonesia.
ke waktu.
era industri.
sisi estetik bagi manusia pada saat melihat peninggalan fisik dari
dan monumen.
tersebut.
berlatar sejarah.
bahkan negara.
Interpretasi atau penafsiran sejarah adalah salah satu proses penting dalam
menjelaskan fakta sejarah yang ada dan menjelaskan masalah kekinian. Karena
tidak ada masa lalu yang aktual melainkan interpretasi sejarah maka tidak ada
tanpa adanya campur tangan manusia yang subjektif, maka fakta sejarah tidak
dapat berbicara sehingga dikatakan bahwa subjektivitas dalam sejarah tidak dapat
bahwa ada dua jenis subjektivitas yang sulit dihindari khususnya dalam sejarah
Oleh karena itu, kajian sejarah yang ilmiah akan berusaha menafsirkan
fakta sejarah yang terjadi menggunakan teori-teori dari ilmu sosial untuk dapat
untuk menerima interpretasi yang berbeda atas suatu fakta sejarah yang sama
sebagai akibat dari perbedaan sudut pandang di antara sejarawan. Hal ini
2014:139).
2.2. Wakaf
bahwa “Kata wakaf merupakan bentuk mashdar (kata dasar) dari kalimat
Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena, 2002:795) bermakna “Pemberian yang ikhlas
dari seseorang berupa benda bergerak atau tidak bergerak bagi kepentingan umum
Islam telah sepakat dalam penggunaan kata wakaf dengan arti menahan dan
mencegah sesuai dengan arti bahasa, tetapi selanjutnya mereka saling berbeda
secara terminologi yang diberikan oleh para ahli hukum Islam sebagaimana
dimiliki, baik berupa sewa atau hasilnya untuk diserahkan kepada yang
(Haq, 2014:2).
manfaatnya disertai dengan kekekalan benda, dan harta itu lepas dari
benda serta memutus semua hak wewnang atas harta itu, sedangkan
manfaatnya”.
diambil manfaatnya bagi kepentingan di jalan Allah, baik berupa ibadah maupun
kesejahhteraan umum dengan jangka waktu tertentu atau selamanya. Haq (2014:4)
Dasar hukum mengenai wakaf dalil-dalil yang berasal dari syariat Islam.
Beberapa dalil dari hukum syariat Islam yang digunakan ulama sebagai dasar
1. Dalil Al-Qur’an
َ ۡ ْ ك ۡ َوٱ ۡ َع ُ ا
َ ۡ ۡٱ ُ َ ُُۡ ْ َذ ْ َ ۡ ْ َُ َ َ ذ َ َ
ي ٱرك ُع ا َوۤ وٱ دوا رب ءام ا يأ ُي َ ٱَِي
ٓ
َ ُۡ ُ َ ذ
٧ ۩ُِح ن ل َع ك ۡ تف
Ya> ayyuha’l-laz\i>na a>manu’r-ka‘u> wa’s-judu> wa‘budu> rabbakum
wa’f-‘alalu’l-khayra la‘allakum tuflih}u>na
ُ َ َۡ َ ۡ َ ذك َ ْ َ ْ ذ َ َ
ٰيأ ُي َ ٱَِي َ َء َام ُ كا ثنف ُِق ا ِم َطيِ َب
ثخرج لك ِ ِ َم ك َسبۡ ُ ۡ َو ٓ
َ ذك ۡ ِ َ َۡ ْ ُ ِ َ ۡ َ ِ َ َ َ َ ذ
ُ ُ تُ ف ُِق َن َو َ ۡس
خهِي ِ َِّ ثن
ِ ر م ٱۡۡض وَ تي ا ٱۡ ِي م
ٌ َ َ ۡ َ ُ كْ َ ذ ذَ َ ي ْ ُ ُۡ
٧ تغ ِ ا ِي ِۚ وٱع ا ثن ٱّ غ ِن َِيد
Ya> ayyuha’l-laz\i>na a>manu> anfiqu> min t}ayyiba>ti ma> kasabtum wa
minna> akhrajna> lakum mina’l-ard}i, wa la> tayammau’l-khabi>s\a
minhu tunfiqu>na wa lastum bi’akhiz\i>hi illa> an tugmid{u> fi>hi,
wa‘lamu> anna’l-llaha ganiyyun h}ami>dun
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji”.
c. Surat Ali ‘Imran ayat 92 yang berbunyi:
ۡ َ ن َو َم تُ ف ُِق ا ْ ِم
َ َءل فَإ ذن ذ َ ُ ْ ُ ُ ُ ْ ۡ ذ َ ذ َ لَ َت
ّٱ ِ ۚ ُ ُِ َ ت فِق ا ِ ذ
ٰ ا ٱل ِب ح
َ
٢ ٞ ِي ب ِ ِۦ ع
Lan tana>lu’l-birra h}atta> tunfiqu> mimma> tuh}ibbu>na, wa ma> tunfiqu>
min syay’in fa’inna’l-llaha bihi> ‘ali>mun
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang
kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya”.
Rozalinda (2015:19) memberikan catatan bahwa “Kata-kata tunfiqu pada
kedua ayat ini (QS. Al-Baqarah ayat 267 dan QS. Ali ‘Imran ayat 92)
sedangkan wakaf adalah menafkahkan harta pada jalan kebaikan sehingga ayat ini
dijadikan sebagai dalil wakaf”. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan Basyir dalam Ali (2012:80-81) bahwa “Di dalam Al-Qur’an surah
Al-Hajj ayat 77, Tuhan memerintahkan agar manusia berbuat kebaikan supaya
manusia itu bahagia…. Ayat-ayat al-Qur’an tersebut, menurut pendapat para ahli
2. Dalil Hadits
ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ََ ْ َ َ َ ْ ُ َٰ َ َْ َ َ َ َ ُُ ذ
َِّ ِم ثَث ٍ ِم صدق ٍ ج ِري ٍ و ِع ٍم ِّما م ت اب الم انقطع
َ ُ َ َ َ ُ ََْ ُ
َ َص ل ٍِح يَ ْدع ُل
ٍ ين فع ب ِ ِ وو
Iz\a> ma>ta’b-nu a>dama’n-qat{a‘a ‘amaluhu illa min s\ala>sa\ tin min
s{adaqatin ja>riyatin wa ‘ilmin yuntafa‘a bihi wa waladin
s{a>lihin yad‘u> lahu
Artinya: “Jika manusia itu mati, maka akan putus amalannya
kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang diambil
manfaatnya, anak sholih yang mendo’akan orang tuanya”.
(HR. Muslim:1631)
Hadis di atas dimasukkan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalany
ً ُ َ ً َ َ َ ََ َ َ َََْ َ ُ َ َ َ
َ ِ ق ل ث َص ْ ُ ث ْرض ْ ثصِ ْ َم ب ث ْر ًض فَأ ََ انذ ذ ثص ب ُر ِِي
ِ
ََص ْ ََ ُ َأنْ َف َس ِم ْ ُ فَ َ يْ َف تَأ ْ ُ ُرِ ب ِ قَ َل ّ ْن ش ْ َ َحبذ ْس َ ث
ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َ
َ ُ ْ ُ َُ َ ََُ َ ذ ْ َ َ ََ َ ذ َ ُ َُ ذ
َص َ َوَ يُ ه ُ َو أن َ ي ع ث, صدق ر, ِ وتصدق ب
ْ اِّ َوا ذ يْف َواب
ِ
ذ
ي ب سَ ِ ِ الْ ُف َق َراءِ َوال ْ ُق ْر ََ َوا رقَ ب َو, ثُ َ ُ
ير
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ْ ْ َ
ْ َ ُ َ ْ ََ َ ْ َ ََ َ َ ُ َ
َ ِوف ث ْو ُي ْطع ِ ِم َ ب ِ َ ع ُر َ ج ح ل م و ِِ ثن يأ, ِ ا ذسبِي
ِ ي ُم َ َ ِ ٍل ِي َ ْ َ ِيق
ً َ
صد
As{a>ba ‘Umaru ard{an bikhaybara, fa’ata’n nabiyya s{allallahu
‘alaihi wa ilaihi wa Sallama yasta’miruhu fi>ha> faqa>la: ya> rasula’l-
llahi, inni> as{abut ard{an bikhaybara lam us{ib ma>lan qat{u huwa
anfasu ‘indi> minhu, fama> ta’muruni> bihi? Qa>la: in syi’ta h{abbasta
as{laha wa tas{addaqta biha>. Qa>la: fatas{addaqa biha> ‘Umaru: annahu
la> yuba‘u as{luha>, wa la> yubta>‘u wa la> yu>habu. Qa>la: fatas{addaqa
‘Umaru fi’l-fuqara>’i wa fi’l-qurba> wa fi’r-riqa>bi wa fi> sabili’l-llahi
wa’b-ni’s-sabi>li wa’d{-d{ayfi, la> juna>h{a ‘ala> man waliyaha> an
ya’kula minha> bi’l ma‘ru>fi, aw yut{‘ima s{adi>qan gaira
mutamawwilin fi>hi.
Artinya: “Bahwa sahabat Umar Radhiyallahu ‘Anhu memperoleh
sebidang tanah di Khaibar, kemudian Umar Radhiyallahu ‘Anhu
menghadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk
meminta petunjuk. Umar berkata: ‘Wahai Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya
belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang
engkau perintahkan kepadaku?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: ‘Bila engkau suka, kau tahan (pokoknya) tanah
itu, dan engkau sedekahkan (hasilnya).’ Kemudian Umar
mensedekahkan (tanahnya untuk dikelola), tidak dijual, tidak
dihibahkan, tidak diwariskan. Ibnu Umar berkata: ‘Umar
menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah) kepada orang-orang
fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, dan tamu.
Dan tidak dilarang bagi yang mengelola (nazhir) wakaf makan
hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) atau memberi makan
orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta.’” (HR.
Bukhari:2565, Muslim:3085 dalam Al-Mubarakfury, 2012:706-
707)
bahwa sumur yang bernama Rumah tersebut adalah mata air milik
Bani Ghifar yang setiap hari menjual air sekantong kulit untuk
“Ini milik Ummu Sa’ad” (HR. Abu Daud: 2/314, An-Nasa’i: 6/255
ْﺵ
ُﺏ َﻉ ﻩ َ ِﻱ َﻡﺍﻥًﺍ َﻭﺍﺡْﺕ
َ ﻑَﺇِ َﻥ،ﺱﺍﺏًﺍ ْ ِﺱﺏِﻱ ِْﻝ هِ ﺇ َ ﻱ ْ ِﺱﻑَ َﺭﺱًﺍﻑ َ ََﻡ ِﻥ ﺍﺡْﺕَﺏ
ٌ َﺱﻥ
ﺍﺕ َ ﻱﺍ َﻡ ِﺓ َﺡَﻕِ ﻱﻭْ َﻡ ﺍ ْﻝ ِ ﻱ ِﻡ َﺯﺍ
َ ﻥ ِﻩ ْ ﻑِ ُﺏﻭْﻝَ ﻩَ َﻭ َﺭﻭْﺙَ ﻩُ َﻭ
Mani’h}-tabasa farasan fi> sabi>lil’l-llahi i>ma>nan wah}tisa>ban,
fainna syab‘ahu wa raws\ahu wa bawlahu fi> mi>za>nihi yawma’l-
qiya>mati h}asana>tun.
ِﺏ ِﻝ ه
ِﺱ ْ ِﺱ ﺃَ ْﺩ َﺭﺍ َﻉ ﻩُ َﻭﺃَ ْﻉﺕَﺍ َﺩﻩُﻑ
َ ﻱ َ َﻑَﻕَ ْﺩ ﺇِﺡْﺕَﺏ،ﺃَ َﻡﺍ َﺥﺍﻝِ ٌﺩ
Amma> kha>lidun, faqad ih}tabasa adra>‘uhu wa a‘ta>dahu fi>
sabi>li’l-llahi
berkata:
ُﺹ َﻝ ه
َ هِ ﺍﻝ َﺭﺱُﻭْ ُﻝ َ َﺱﺍ ِءﻕَ ِﻱﺱُﻭْ َﺭ ِﺓ ﺍﻝﻥ
ْ ﻑ ﺕ ﺍ ْﻝ
ِ ُﻑَ َﺭﺍ ِءﺽ ِ َﻝَ َﻡﺍﻥَ َﺯﻝ
ْ َ َﺭ َﻭﺍﻩُ ﺍ ْﻝﺏ،ﺱﺍ ِء
ﻱ ﻩَﻕِﻱ َ ِﺕ ﺍﻝﻥ َ َﻝ َﺡﺏ:ﺱﻝَ َﻡ
ِ ْﺱﺏَ ْﻉ َﺩﺱُﻭْ َﺭ ْ ََﻉﻝ
َ ﻱ ِﻩ َﻭ
Lamma> nazalati’l-fara>id}u fi> su>rati’n-nisa>i qa>la rasu>lu’l-llahi
s}alla’l-llahu ‘Alaihi wa sallama: la> h}absa ba‘da su>rati’n-nisa>i,
rawa>hu’l-bayhaqiyyu
3. Dalil Ijma’
“Sampai hari ini, para ulama setelah Nabi Muhammad telah ijma’
bahwa jika seorang yatim atau nazhir wakaf atau wakil seseorang
harus menyikapi harta itu dengan yang terbaik diantara yang baik”.
4. Dalil Istihsan
Dalil istihsan adalah dalil dalam fikih Islam yang popular pada mazhab
2.2.3.1.Wakif
hartanya. Lebih lanjut, pelaku wakaf haruslah memenuhi kriteria ahliyah Al-
tabarru’, yaitu orang tersebut mampu bertindak atas namanya sendiri, tidak
haruslah memiliki kamalul ahliyah atau kecakapan hukum yang ditandai oleh
empat indikator:
1. Merdeka
atau hamba sahaya menjadi tidak sah. Hal ini dikarenakan “Wakaf
adalah pengguguran hak miliki dengan cara memberikan hak miliki itu
tentang Wakaf pada Pasal 8 ayat (2) dan (3) yang berbunyi:
2. Berakal sehat
orang gila, orang lemah mental (idiot), orang yang berubah akal karena
2007a:22). Namun, orang yang bodoh (idiot) dapat menjadi ahliyah Al-
3. Dewasa (baligh)
dipandang tidak cakap melakukan akad dan tidak cakap pula untuk
agar orang tersebut tidak menjadi beban bagi orang lain (Direktorat
bahwa wakaf orang yang boros dipandang sah bila dilakukan setelah
Istilah mauquf atau mauquf bih bermakna harta yang diwakafkan (Haq,
2014:8). Terdapat lima syarat dari harta benda wakaf yang disepakati oleh para
fuqaha atau ulama fikih sebagaimana dijelaskan oleh Haq (2014:14) sebagai
berikut:
pada penekanan ulama atas syarat-syarat di atas (Haq, 2014:14). Misalkan pada
mazhab Hanafiyah yang menekankan bahwa wakaf pada dasarnya dilakukan pada
benda tidak bergerak karena syarat sah harta wakaf ialah mu’abbad atau kekal
1. Hendaknya benda itu selalu mengikuti atau melekat pada benda tidak
bergerak. Kriteria ini terbagi lagi menjadi dua macam:
a. Hubungannya sangat erat dengan benda tidak bergerak seperti
bangunan dan pohon.
b. Sesuatu yang khusus disediakan untuk kelestarian benda tidak
bergerak seperti alat pembajak atau sapi.
2. Hendaknya ada keterangan dari hadis Nabi bahwa barang itu boleh
diwakafkan seperti pedang, baju perang, dan hewan yang disiapkan
khusus untuk saran perang.
3. Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan, seperti mewakafkan kitab dan
Al-Qur’an.
bahwa kriteria ketiga dari wakaf benda bergerak menurut mazhab Hanafiyah ialah
dapat mendatangkan pengetahuan dan mungkin dikerjakan pada masa lalu seperti
tempat memanaskan air, sekop, dan kampak sebagai alat bantu pekerjaan manusia
haruslah bermanfaat bagi mauquf ‘alaih atau penerima wakaf sehingga apa saja
manfaat baik harta wakaf itu benda tidak bergerak, benda bergerak ataupun benda
Mazhab Hanabilah menekankan bahwa harta wakaf haruslah harta yang dapat
pada pasal 1 ayat (5) menyatakan bahwa harta benda wakaf haruslah harta benda
yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta
mempunyai nilai ekonomis menurut syari’ah yang diwakafkan wakif. Pada pasal
16 ayat (1) dijelaskan bahwa harta benda wakaf terdiri atas benda tidak bergerak
yang lebih lanjut diatur dalam pasal 16 ayat (2) dan benda bergerak yang diatur
dalam pasal 16 ayat (3). Hal ini menunjukkan bahwa UU wakaf mencoba
wakaf.
Istilah mauquf ‘alaih berarti tujuan dari wakaf (Haq, 2014:18). Makna
tahun 20014 tentang Wakaf adalah pihak yang menerima harta benda
berikut:
sebagai berikut:
maupun non-muslim.
Istilah sighat waqf berarti ikrar dari aktivitas wakaf. Peraturan Pemerintah
kehendak dari wakif untuk mewakafkan tanah benda miliknya. Ikrar wakaf dapat
menjadi sah di mata hukum apabila memenuhi sejumlah syarat. Haq (2014, 28-
a. Jelas tujuannya.
dasar dalam ikrar wakaf ialah bersifat selamanya meskipun tetap sah
merupakan syarat sah ikrar wakaf menurut jumhur ulama fikih. Hal ini
bila dilakukan tidak dengan sighat tanjiz, yakni pernyataan ikrar yang
(Rozalinda, 2015:31).
wakaf bila dilakukan dengan ikrar yang tidak tegas seperti janji semata
atau adanya khiyar syarat atau opsi berupa syarat tertentu. Selain itu,
d. Pernyataan ikrar wakaf tidak diiringi dengan syarat batal, yakni syarat
ini dengan syarat tanah ini tetap menjadi milik saya” (Rozalinda,
2015:32).
f. Ikrar wakaf dinyatakan dengan lafzh sharih (jelas) atau lafzh kinayah
1) ْ ََﻭﻕ
ُﻑﺕ
Waqaftu
2) ُﺱﺕ
ْ .َﺡﺏ
H{abbastu
3) ُﺱﺏّ ْﻝﺕ
َ
Sabbaltu
1) ْ ﺹ ّﺩ
ُﻕﺕ َ َﺕ
Tas}addaqtu
Haq (2014:30).
2) َُﺡ ّﺭ ْﻡﺕ
H{arramtu
3) ُﺍَﺏّﺩْﺕ
Abbadtu
Haq (2014:30).
Ikrar wakaf dalam hukum positif diatur dalam pasal 17 UU No. 41 tahun
orang saksi.
lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh
PPAIW.
beberapa sisi:
Apabila ditinjau dari aspek mauquf ‘alaih, terdapat dua macam wakaf
a. Wakaf Ahli/Dzurri.
Wakaf ahli atau wakaf dzurri ialah wakaf yang pada awalnya
ۡ َ ن َو َم تُ ف ُِق ا ْ ِمَ ُ ْ ُ ُ َ ََ ُ ْ ۡ ذ َ ذ
َءل ۚ ُ ُِ َ ت فِق ا ِ ذ
ٰ ل ت ا ٱل ِب ح
َ َ فَإ ذن ذ
٢ ٞ ٱّ ب ِ ِۦ ع ِي ِ
Lan tana>lu’l-birra h}atta> tunfiqu> mimma> tuh}ibbu>na, wa ma>
tunfiqu> min syay’in fa’inna’l-llaha bihi> ‘ali>mun
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan
(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya”(QS. Ali ‘Imran:92).
َﻭﺃَ َﺭﻯ ﺃَ ْﻥﺕَﺝْ َﻉﻝَ ﻩَﺍ،ٌ َﺫﺍﻙَ َﻡﺍ ٌﻝ َﺭﺍﺏِﺡ،ٌ َﺫﺍﻙَ َﻡﺍ ٌﻝ َﺭﺍﺏِﺡ،ﺏﺥ ٍ ﺥ
ٍ َﺏ
ْﺏ
َﻱﻥِ ﻕ َﺭ َ
ْ ﻱ ﺍأ ْ ﻑ
ِ
Bakhin bakhin, z\a>ka ma>lun ra>bih}un, z\a>ka ma>lun ra>bih}un,
wa ara> an taj‘alaha> fi’l-‘aqrabi>na.
Artinya: “Wah, wah, sungguh ini merupakan harta yang
sangat menguntungkan. Ini merupakan harta yang sangat
menguntungkan. Aku sarankan, agar engkau sedekahkan
kepada kerabatmu”.
Abu Thalhah pun membaginya kepada kerabatnya dengan
keponakan-keponakannya (dari pihak Bapak).
Hadits di atas diriwayatkan Imam Bukhari:1461, 5/354, 5/355 dan
b. Wakaf Khairi
Wakaf khairi ialah wakaf yang sejak awal ditujukan untuk umum
walaupun hanya dalam jangka waktu tertentu dan sesudah itu untuk
diri wakif dan anak cucunya, atau untuk seseorang atau beberapa
yang dilakukan oleh sahabat ‘Umar bin Khattab dalam hadis dari
َ ﺕ َﺡﺏَﺱ
ْﺕ ْﺵ
َ ﺉ َ َﻱﻑَﺕَﺃْ ُﻡ ُﺭﻥِﻱﺏِ ِﻩﻕ
ِ ﺍﻝ ﺇِ ْﻥ َ َﺱ ِﻡ ْﻥ ﻩُﻑ
ْﻙ َ َﻑ ِ ُﺃ
ﺹﺏْ َﻡ ًﺍﻝﻕَﻁ ﺃَ ْﻥ
َ ﻱﻝ
ِه ِ ﺏ
ِﺱ
َ ﻑِﻱ ِ ﻑُﻕَ َﺭﺍ ِء َﻭﺍ ْﻝﻕُﺭْﺏَﻯ َﻭﺍﻝﺭِﻕَﺍ
ﺏ َﻭ ﻑِﻱ ﺍ ْﻝ, ﺙ
ُ ﻱُﻭ ﻩَﺏُ َﻭ َﻝﻱُﻭ َﺭ
ُ ْﻱﺃ
ﻙ َﻝ ِﻡ ْﻥ َﻩﺍ َ ﻱ َﻩﺍ ﺃَ ْﻥِ ﺍﺡ َﻉﻝَﻯ َﻡ ْﻥ َﻭ
َﻝ َ َ َﻝ ُﺝﻥ, ﻱﻝ
ِ ﺏ
ِﺱ
َ ْﻑ َﻭﺍﺏ ِْﻥ ﺍﻝ
ِ ﺽﻱ
َ َﻭﺍﻝ
ْ ﺹ ِﺩﻱﻕًﺍ َﻍ
ِ ﻱ َﺭ ُﻡﺕَ َﻡ ِﻭ ٍﻝ
ﻑﻱﻩ ْ ُﻭﻑ ﺃَﻭْﻱ
َ ُﻁ ِﻉ َﻡ ِ ﺏﺍ ْﻝ َﻡ ْﻉﺭ
ِ
wakaf, yaitu:
yaitu:
terdaftar;
1) Uang;
2) Logam mulia;
3) Surat berharga;
4) Kendaraan;
berikut:
a. Wakaf langsung
b. Wakaf produktif
berhak sesuai tujuan wakaf. Wakaf jenis ini lebih berupa investasi
2013:154).
c. Wakaf tunai
Wakaf tunai ialah sebutan lain untuk wakaf uang. Uang yang
Pengelolaan antar aset wakaf dapat berbeda satu sama lain. Rozalinda
Objek dari perbuatan wakaf adalah harta yang mengandung nilai ekonomi.
Wakaf dapat dipahami sebagai kegiatan memindahkan harta yang awalnya untuk
Namun dalam kenyataannya, banyak aset wakaf yang belum menjadi alat
asuhan, dan rumah sakit. Selain itu, adanya sejumlah persepsi tertentu mengenai
investasi karena aset wakaf tidak dapat dijadikan agunan ke bank maupun
digabungkan dengan aset wakaf lainnya sehingga potensi produktif wakaf tidak
‘Umar bin Khattab ialah tanpa adanya pengelolaan kebun milik ‘Umar yang
melalui pembangunan pusat riset, sarana belajar, pusat seni, dan lain-lain
disewakan atau dikelola secara bagi hasil, saham-saham pada berbagai perusahaan
dan sebagainya. Salah satu contoh negara yang berhasil adalah negara Mesir yang
dengan pengelolaan wakaf yang maju dalam wujud Universitas Al-Azhar di Kairo
yang telah berusia lebih dari 1000 tahun dan rutin memberikan beasiswa kepada
internasional (Ali, 2012:96-97). Harta wakaf di Arab Saudi berupa hotel, tanah,
sebagiannya ada yang diwakafkan untuk dua tanah suci yaitu Makkah dan
Madinah, yakni manfaat dari aset wakaf diperuntukkan bagi pembangunan kedua
kota suci dan fasilitas haji. Pengelolaan wakaf di Arab Saudi sendiri dikawal oleh
Majelis Tinggi Wakaf yang diketuai Menteri Haji dan Wakaf dan beranggotakan
Ekonomi dan Keuangan, Direktur Arkeologi dan tiga orang lainnya dari kalangan
sejak 1925 harta wakaf telah mencapai ¾ lahan produktif di Turki. Upaya
pengelolaan wakaf yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Wakaf Turki antara
lain:
Ltd. (SIBL) yang menginisiasi Pasar Modal Sosial (the Voluntary Capital Market)
wakaf tunai (Cash Waqf Deposit Certificate), sertifikat wakaf keluarga (Family
Tunai dianggap sebagai tanggung jawab sosial dan dapat menggantikan sebagian
2007b:116).
2007b:119):
intermediasi keuangan dari surplus unit kepada deficit unit pada semua tingkatan
sosial. Selain itu, wakaf memiliki keistimewaan karena harta wakaf tidak terkena
beban pajak dan zakat sebagaimana dipaparkan para ahli fikih (Qohaf dalam Uha,
sum yang besar di muka. Praktik ini ialah dalam rangka menyiasati
Wakaf, 2007b:43-44).
Wakaf, 2007b:43).
wakaf lama dengan harta wakaf baru karena harta wakaf lama tidak
2007b:44).
tujuan wakaf tertentu seperti yayasan anak yatim piatu dan lain
(Uha, 2013:180).
rangkaian konsep pokok dan asas yang menjadi garis besar dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan; konsep dasar yang menjadi pedoman dalam melaksanakan suatu
kebijakan wakaf dapat diartikan sebagai panduan, pedoman dan konsep dasar
mengenai wakaf.
Di dalam studi mengenai hukum Islam, padanan kata dari kebijakan adalah
qanun. Kata qanun ( )ﻕﺍﻥَ ُﻭ ْﻥsecara etimologis berarti ukuran segala sesuatu, dan
juga berarti jalan atau cara (thariqah). Kata yang memiliki akar kata serupa
Istilah qanun pada masa kini diartikan sebagai formalisasi hukum Islam
yang berasal dari syariat dan kemudian dikodifikasi oleh pemerintah sehingga
berlaku untuk masyarakat secara umum. Hal ini penting agar para hakim yang
Ide mengenai taqnin atau formalisasi hukum syariat Islam pertama kali
pada masa khalifah Bani Abbasiyah yang kedua, yaitu Al-Manshur. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan keseragaman putusan hukum bagi para qadhi atau
hakim dengan tetap mengacu pada Al Qur’an dan Sunnah karena pada masa itu
banyak keputusan hakim pada perkara-perkara yang sama memiliki putusan yang
2015:172-173).
Abu Zur’ah dari Sulaiman bin Habib yang menunjukkan Umar Ibn Abdul Aziz
sebagai khalifah dari Bani Umayyah pada masa sebelumnya pernah menyatakan
keinginan untuk membentuk kodifikasi hukum bagi masyarakat sipil dan militer.
Umar Ibn Abdul Aziz juga tercatat pernah memerintahkan Abu Bakar bin
sunnah qauliyah (sabda Nabi) dan sunnah amaliyah (praktik faktual) yang
dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya Akan tetapi, hal ini urung dilakukan
Perkembangan praktik taqnin pada dunia Islam menjadi konkrit pada masa
menerbitkan dua qanun sekaligus, yaitu Qanun Name yang mengatur tentang
ketentuan mengenai gaji tentara, polisi rakyat yang bukan muslim, urusan
kepolisian dan hukum pidana, hukum pertanahan dan hukum perang, serta
suatu kodifikasi hukum Islam bernama Fatawa Alamghirriyah yang disusun pada
selanjutnya, ketika Inggris menguasai India pada tahun 1772 M, terjadi upaya
penyatuan hukum Islam di India dan hukum Inggris yang menghasilkan Anglo
Muhammadan Law (Hukum Inggris terkait Islam) yang menjadi panduan para
mufti dan hakim Inggris dalam perkara terkait hukum Islam (Syamsoni,
2015:174).
nampak sejak awal masa kemerdekaan bangsa Indonesia ditandai dengan adanya
hukum Islam ke dalam hukum negara meluas pada masa era Orde Baru yang
Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang No. 7 tahun 1989
tentang Peradilan Agama dan penerbitan Kompilasi Hukum Islam pada tahun
1991 (Syamsoni, 2015:175). Sejumlah kebijakan wakaf juga lahir sebagai hasil
proses taqnin dari fikih wakaf menjadi bagian dari peraturan perundang-undangan
Tanah Milik; Buku III dari Kompilasi Hukum Islam berisi ketentuan tentang
perilaku kolektif dalam bentuk kontrol atau yurisdiksi, pembebasan atau liberasi
dan perluasan atau ekspansi kegiatan individu dan meliputi dua hal penting, yaitu
(1) norma dan konvensi (norms and conventions) serta (2) aturan main (rules of
the game). Definisi lain diberikan oleh Hayami dan Kikuchi (1981:5) yang
komunitas.
aturan tertulis dan formal maupun aturan informal dan tak tertulis
(Rodgers, 1994:2).
berikut:
sebagai aturan, nilai, norma, atau konvensi formal maupun informal yang
mengatur interaksi, larangan dan pola perilaku para pelaku ekonomi yang
dapat dipahami sebagai ekonomi yang didasarkan pada aturan main para
berbeda dapat dianalogikan seperti permainan dalam olahraga. North dalam Arifin
strategi dan koordinasi serta cara bermain yang terkadang sesuai aturan namun
evolusi dan implikasi dari suatu aturan main atau kelembagaan. Pemahaman di
(perilaku rasional menurut ekonomi klasik), namun juga secara luas memberi
2013:27).
terjadi antara sumber daya dan keinginan tiada batas manusia sehingga timbullah
pada gilirannya melahirkan sejumlah konsep dan teori yang saling berkaitan
disampaikan oleh Arifin (2005:19) ditampilkan pada tabel yang berada di bawah
ini:
Tabel 2.1
Ikhtisar Ekonomi Neoklasik dan Ekonomi Kelembagaan
Uraian-Elemen Ekonomi Neoklasik Ekonomi Kelembagaan
(Mainstream (Institutional
Economics) Economics)
Pendekatan Materialistik Idealistik
Satuan observasi Komoditas dan harga Transaksi
Tujuan individual Diri sendiri (self-interest) Diri sendiri dan orang
lain
Hubungan dengan ilmu- Hanya ilmua ekonomi Hampir semua ilmu
ilmu sosial lain saja sosial
Konsep nilai Nilai dalam pertukaran Nilai dalam penggunaan
Konsep ekonomi Mirip ilmu-klmu alam Pendekatan budaya
Falsafah Pra-Dewey Pasca-Dewey
Tingkah laku sosial Percaya free-will Behaviourist
Postulat Keseimbangan Ketidakseimbangan
Fokus Sebagian (particularism) Keseluruhan (holism)
Metode Ilmiah Hampir pasti positif Kebanyakan normatif
Data Kebanyakan kuantitatif Kebanyakan kualitatif
Sistem Tertutup Terbuka
Ekonometrika Dipakai secara baik Tidak/kadang dipakai
Visi ekonomi Mengarah ke statis Lebih ke arah dinamis
Peranan Memberikan pilihan Merekomendasi pilihan
Sikap terhadap kegiatan Melawan Tak dapat dihindari
kolektif
Tokoh panutan dan idola Adam Smith Thorstein Veblen
Alfred Marshall John R. Commons
Sumber: Arifin, Bustanul. 2005. Ekonomi Kelembagaan Pangan. Jakarta: LP3ES.
Meskipun memiliki peran yang penting dalam diskursus aktivitas ekonomi
dengan pendekatan ilmu ekonomi murni. Bahkan, sebagian besar ahli ekonomi
sehingga sulit dibuat generalisasi. Akan tetapi, pengkajian mengenai peran faktor
disparitas ekonomi antara negara maju dan berkembang yang muncul setelah
empat hipotesis para ahli berikut dibantah oleh Yeager (Yustika, 2013:16):
sumber daya alam (mineral, lahan, kayu) dan ekonomi yang makmur.
pendapat per kapita lebih rendah dari Swiss dan Jerman (Yustika,
2013:17).
sosial, maka kelembagaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kenyataan sosial
produktif.
dicirikan dengan kepemilikan privat yang aman, penegakan hukum yang tidak
produktivitas rendah dan kesejahteraan terbatas. Hal ini dapat dilihat pada negara-
telekomunikasi.
kebutuhan akan adanya integrasi dalam sistem sosial yang kompleks. Manig
potensi produktivitas yang lebih besar dari perbaikan pendayagunaan sumber daya
2013:160-161).
perubahan kelembagaan.
perubahan yang terjadi seperti perubahan permintaan pasar, teknologi dan sumber
dana sumbangan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yustika (2013:160) yang
antarpelakunya”.
2013:168):
2013:162).
(Yustika, 2013:162).
Kesimpulan dari pemaparan di atas ialah bahwa adanya interaksi dan persaingan
Pendapat lain yang dikemukakan Pejovich dalam Hayami dan Kikuchi (1981:26)
yang mendefinisikan hak kepemilikan sebagai “The set of economic and social
muncul karena kehadiran benda dan penggunaannya. Oleh sebab itu, dapat
ekonomi dan sosial berupa hak untuk bertindak (seperti memiliki, menggunakan,
pada suatu aset meningkat, maka pemilik akan menemukan hak-haknya menjadi
tidak lengkap dan tidak cukup berharga untuk digali potensi keuntungannya. Oleh
sebab itu, pemilik maupun individu lain yang berminat pada aset tersebut
aset tersebut sehingga didapatkan biaya informasi produk dan biaya transaksi
adalah nol (Yustika, 2013:120-121). Hal ini sejalan dengan pandangan De Soto
dalam Wahid (2014:76) yang melihat bahwa kesuksesan ekonomi negara maju
dan kegagalan ekonomi negara berkembang terletak pada Formal Property System
Tabel 2.2
Tipe-Tipe Rezim Hak Kepemilikan
Tipe Pemilik Hak Pemilik Kewajiban
Pemilik
Kepemilikan Individu Pemanfaatan yang Mencegah
privat bisa diterima penggunaan yang
secara sosial; tidak bisa diterima
kontrol akses secara sosial
Kepemilikan Kolektif Pengecualian Merawat;
bersama terhadap non- mengatur tingkat
pemilik pemanfaatan
Kepemilikan Warga negara Menentukan Menjaga tujuan-
negara aturan tujuan sosial
Akses terbuka Tidak ada Memanfaatkan Tidak ada
(tanpa (capture)
kepemilikan)
Sumber: Yustika, Ahmad Erani. 2013. Ekonomi Kelembagaan, Paradigma, Teori,
dan Kebijakan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kualitas hak kepemilikan yang direfleksikan oleh aturan hukum dan
berikut:
kepemilikan akan mendorong pengelola atau pemilik aset untuk memakai dan
Hal ini sesuai dengan pendapat De Soto dalam Wahid (2014:76) yang menyatakan
mengenai informasi atas suatu aset dalam rangka memfasilitasi pemanfaatan aset
potensi ekonomi suatu aset (De Soto dalam Wahid, 2014:77). yakni
aset dan standar sosial dari aturan hukum atas aset tersebut sehingga
yang berisi berbagai informasi atas aset pribadi. Hal ini akan
aset tersebut.
ekonomi atau pemilik aset yang telah terdata oleh sistem kepemilikan
teridentifikasi, baik data pribadi, riwayat utang dan koleksi aset beserta
nilai potensialnya.
dapat terlacak dan dilindungi oleh pihak ketiga, yaitu negara (De Soto
berikut:
wakaf kota.
pada tahun 1986 dengan judul “History of Waqf and Case Studies from
akhir Turki Utsmani dan awal mandat Prancis (abad 19 hingga abad
penelitian yang telah sebelumnya secara ringkas dapat dilihat pada tabel yang
Tabel 2.3
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Skripsi Ini dengan
Penelitian Terdahulu
Penulis dan
Tahun Judul Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian
No. Penulisan Penelitian Skripsi Ini dengan Skripsi Ini dengan
Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu
Terdahulu
1 Amelia Faith and State: 1. Meneliti tentang sejarah 1.Fokus Penelitian Skripsi:
Fauzia, 2008 A History of filantropi Islam di Sejarah Wakaf di
Philanthropy in Indonesia. Indonesia.
Indonesia 2. Mengkaji sejarah sebagai 2.Perspektif penelitian
proses yang bersifat skripsi: ekonomi
berkelanjutan. kelembagaan, yakni teori
perubahan kelembagaan
dan teori hak kepemilikan.
2 Heghnar The Image of an 1. Meneliti sejarah wakaf 1. Sumber data utama
Watenpaugh, Ottoman City: pada suatu wilayah di skripsi: Literatur.
1999 Imperial negara muslim. 2. Dimensi ruang dan
Architecture and 2. Meneliti nilai ekonomi dan waktu penelitian skripsi:
the sosial dari sejarah praktik Sejarah wakaf di
Representation wakaf. Indonesia sejak abad ke-
of Urban Life in 13 hingga era reformasi.
Aleppo in the
Sixteenth and
Seventeenth
Centuries
3 Carolyn History of Waqf 1. Meneliti sejarah wakaf 1. Sumber data utama
Deguiihem- and Case Studies pada suatu wilayah di skripsi: Literatur.
Schoem, from Damascus negara muslim. 2. Dimensi ruang dan
1986 in Late Ottoman 2. Meneliti nilai ekonomi dan waktu penelitian skripsi:
and French sosial dari sejarah praktik Sejarah wakaf di
Mandatory wakaf. Indonesia sejak abad ke-
Times 13 hingga era reformasi.
Objek Penelitian
Perspektif Utama
Perspektif Pendukung
Tujuan Penelitian
BAB 3
METODE PENELITIAN
kualitatif yang berfokus pada hal terpenting dari sifat suatu barang atau jasa, yakni
hal yang dapat dijadikan suatu pelajaran berharga di balik fenomena sosial yang
Penelitian studi kepustakaan dipilih karena objek dari penelitian ini, yakni
sejarah perkembangan wakaf di Indonesia sejak masa kerajaan Islam hingga pasca
bersifat kompleks, yakni mencakup nilai syariat Islam, nilai sosial, nilai hukum,
nilai sosial, dan nilai ekonomi yang tersebar pada banyak literatur. Penelitian studi
dalam penelitian ini adalah sejarah kebijakan wakaf di Indonesia serta peneliti
79
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
ilmu yang merupakan kerjasama antara satu ilmu dengan ilmu lainnya sehingga
interdisipliner terbagi atas objek material dan objek formal. Objek material adalah
Pada penelitian ini, objek material yang dikaji adalah mengenai sejarah
kebijakan wakaf di Indonesia sejak masa kerajaan Islam hingga masa pasca
peraturan pemerintah, dan regulasi perwakafan lainnya yang mengatur wakaf dan
aktivitas mirip wakaf, baik yang dikelola secara tradisional, seperti tanah desa,
tanah adat dan lainnya ataupun yang dikelola modern seperti wakaf uang. Objek
material penelitian ini mengandung unsur agama Islam, ilmu ekonomi, ilmu
formal yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekonomi kelembagaan yang
Pemilihan objek formal pada dua teori ekonomi kelembagaan di atas ialah
agar selaras dengan fokus penelitian yang mengkaji kebijakan di bidang wakaf
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan
yang berkaitan dengan objek material dan objek formal penelitian. Klasifikasi
data kepustakaan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
seperti disertasi karya Amelia Fauzia berjudul Faith and State: A History
karya Ahmad Faisol Haq, dan Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf
Shalih Al-‘Utsaimin
Sulasman.
situs transaksi buku online dilakukan apabila buku yang dicari tidak
1) scholar.google.com
2) search.proquest.com
8) Waqf history
isi, bab yang menyusun buku, sub bab hingga bagian terkecil dalam
3. Mencatat data
susunan bentuk sesuatu yang diurai menjadi jelas bentuknya dan lebih terang
makna dan duduk perkaranya. Pada penelitian ini, data yang telah melalui proses
analisis akan diinterpretasi lebih lanjut dengan dua teori ekonomi kelembagaan,
1. Reduksi data.
2. Klasifikasi data.
yaitu:
3. Penyajian data
grafis seperti tabel atau diagram sebagai alat bantu untuk menjelaskan
Metode interpretasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis,
karena metode ini cocok digunakan pada penelitian dengan objek material yang
berhubungan dengan dimensi historis atau sejarah (Kaelan, 2012:189), yang pada
penelitian ini berupa sejarah kebijakan wakaf di Indonesia. Selain itu, metode
mengenai sejarah kebijakan wakaf di Indonesia dan evaluasi atas kebijakan wakaf
dengan metode historis yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Periodisasi
dari yang lebih dahulu terjadi dan memberi bentuk pada waktu sehingga
klasifikasi data.
2. Deskriptif Historis
BAB 4
PEMBAHASAN
merupakan awal sejarah praktik wakaf yang dijalankan umat Islam. Beberapa aset
fakir, kerabat, budah, sabilillah, tamu, dan ibnu sabil. Praktik wakaf ini
2015a:33-34).
2015a:34).
89
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90
bernama Mukhairiq.
Nabi telah berwakaf. Sementara itu, salah satu perkembangan wakaf pada masa
ini adalah adanya wakaf yang dilakukan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib yang
tidak memberikan syarat sama sekali bagi nazhir pengelola wakaf sehingga
2015a:43).
berkembang pada masa Dinasti-Dinasti Islam. Pada masa Bani Umayyah, daerah-
daerah yang ditaklukkan seperti Mesir dan Syam memiliki sejumlah lahan yang
merupakan aset wakaf. Aset wakaf tersebut berupa tanah, bangunan dan kebun-
mendorong khalifah Hisyam bin Abdul Malik membentuk pejabat khusus yang
mengurusi harta wakaf. Kemudian pada masa selanjutnya, yakni era Bani
Mal Khusus yang terpisah dari pos anggaran lain di Baitul Mal negara dan diawasi
oleh seorang hakim. Selain itu, dibentuk pula lembaga khusus bernama shadr al
wuquf yang bertugas mengelola administrasi dan menunjuk staf pengelola wakaf.
Aset-aset wakaf pada masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah sangat besar dan
pendidikan, perpustakaan, menyediakan gaji bagi pegawai negara, gaji para guru
dan beasiswa serta santunan bagi kaum fakir miskin (Direktorat Pemberdayaan
Wakaf, 2015a:44-46).
mazhab Hanafi dan madrasah mazhab Maliki. Selain itu, bea cukai yang berasal
dari pedagang asing non muslim yang berdagang di Kairo dan Iskandariyah
dikelola sebagai wakaf untuk para ulama Sunni dan keturunannya (Direktorat
memberikan contoh perkembangan wakaf yang lebih luas. Segala sesuatu yang
belajar. Selain itu, hamba sahaya juga diwakafkan untuk merawat masjid. Secara
pembiayaan masjid.
dikemukakan oleh Cizakca (2000:34) adalah praktik wakaf uang yang dikenal
luas di Kesultanan Turki Utsmani. Praktik ini diakui oleh para ulama di Turki
Utsmani sejak awal abad ke-15 di Anatolia dan Eropa. Wujud praktik wakaf uang
ialah berupa uang yang diwakafkan diberikan kepada orang yang membutuhkan.
Pada akhir periode yang umumnya satu tahun, peminjam akan mengembalikan
pokok yang dipinjamnya plus sejumlah tambahan uang yang nantinya akan
disedekahkan untuk kepentingan sosial. Praktik wakaf uang yang disebut istiglal
ini mampu mendukung sekitar 6000 peminjam di kota Bursa saja pada sekitar
abad ke-18 (Cizakca, 2000:37). Selain adanya wakaf uang, hal lain yang menonjol
Islam di Damaskus, pada masa akhir Turki Utsmani dan awal mandat Prancis
dengan praktik wakaf, baik dalam aspek ibadah (masjid), pendidikan (madrasah
atau sekolah), ekonomi (membiayai kaum miskin penjagaan aset dalam bentuk
sejak era Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hingga dinasti Turki
penyediaan modal bagi masyarakat. Praktik wakaf yang dijalankan juga didukung
Islam masuk di Indonesia pada masa yang cukup awal, yakni sekitar 20
tersebut, yaitu:
Hal ini dikuatkan oleh berita perjalanan dari Ibnu Bathutah pada tahun
1345 M.
secara massal juga menjadi daerah pertama yang menjadi tempat lahirnya
kerajaan Islam pada masa awal seperti Kerajaan Peureulak dan Samudera Pasai
kehadiran pranata sosial dan pranata hukum yang dirujuk masyarakat berdasarkan
ajaran Islam karena “ajaran Islam mengatur segala sendi kehidupan manusia, baik
yang bersifat prifat maupun publik (hamblun min al-nas dan hamblun min Allah)”
(Farkhani, 2008:164). Hal ini juga berlaku dalam perkara berkaitan dengan wakaf.
Wakaf sendiri merupakan salah satu ajaran Islam yang dipraktikkan secara
dengan wakaf telah dijalankan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan eksistensi
tanah-tanah adat dengan konsep mirip dengan wakaf seperti tanah preman di
Ponorogo pada zaman Empu Sendok dan Huma Serang di Banten (Rozalinda,
praktik wakaf dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Adanya praktik
termaktub dalam kitab-kitab fikih yang menjadi rujukan ulama dan hakim atau
1077 H/1666 M) yang pada awalnya berlaku di Aceh pada tahun 1628
abad ke-17 Masehi (Sumarni, 2012:449). Kitab ini adalah kitab yang
serta Bone dan Goa yang saat ini berada di Provinsi Sulawesi Selatan
6. Kitab Fathul Qarib yang ditulis oleh Syeikh Nawawi al-Bantani (1813-
2012:450).
juga dapat ditemukan pada hukum adat yang berlaku secara lokal. Hal ini
bahwa “Sejak masa dahulu praktek wakaf ini telah diatur oleh hukum adat yang
sifatnya tidak tertulis dengan berlandaskan ajaran yang bersumber dari nilai-nilai
ajaran Islam”. Hal ini dikuatkan oleh Ali (2012: 94) yang menegaskan bahwa
memahami pengertian wakaf dapat juga menerima paham mazhab lain, ... serta
dan hukum Islam telah menyatu dalam kehidupan masyarakat yang ditunjukkan
(adat berasaskan pada hukum syara’ dan syara’ berasal dari kitabullah) dan
fikih wakaf di masa kerajaan Islam. Salah satu contoh dinamika dari
perkembangan mazhab fikih yang terjadi pada masa kerajaan Islam adalah kajian
yang dilakukan oleh Kamaruzzaman yang dikutip oleh (Bustamam, 2002: 237-
152), bahwa di Aceh pernah berkembang tiga mazhab fikih yaitu madzhab Syi’ah,
mazhab Syafi’i inilah yang kemudian terus berkembang di Aceh dan membumi di
pendidikan yang sejenis yang mengkaji kitab-kitab fikih mazhab Syafi’i seperti
fath al-mu’in, al-Bajuri, Tahrir al-Tullab, Tuhfa, Nihayah, dan Minhaj al-Talibin.
sejak awal masuknya Islam di Indonesia. Proses penyebaran ajaran Islam mazhab
1. Dakwah Islam yang datang ke wilayah nusantara pada abad ke-13. Aji
dan Mamalik yang pada masa itu berkuasa di Mesir dan Jazirah Arab.
hukum Islam yang dimotori oleh organisasi Islam modern seperti Muhammadiyyah,
al-Irsyad, dan Persatuan Islam yang menjadikan khazanah hukum Islam di luar
Wujud dari aktivitas wakaf pada masa tersebut yang nampak jelas adalah
masjid-masjid yang pada masa kerajaan berdekatan dengan alun-alun dan keraton.
Selain masjid, pesantren juga didirikan di dekat istana raja. Masjid dan pesantren
yang dibangun tersebut berasal dari tanah negara yang disumbangkan untuk
kepentingan agama (Aini, 2009:56). Selain berasal dari negara, lahan wakaf juga
berasal dari umat Islam yang mewakafkan tanahnya sebagai sarana dakwah kaum
lingkungan kerajaan pertama kali digagas oleh Maulana Malik Ibrahim yang
dikenal sebagai Walisongo pertama di Indonesia. Hal ini juga dilakukan oleh
Sunan Ampel dan diikuti oleh para wali lainnya sebagai upaya mengembangkan
aset wakaf umat di masa depan dan mengenalkan Islam kepada para penguasa
Selain memiliki aturan tertulis maupun tidak tertulis, kebijakan wakaf pada
sebagai berikut:
(Salahuddin, 2005:190).
Sistem peradilan pada masa kerajaan Islam pun telah dibuat secara
Mukim.
Kaya Sri Paduka Tuan, Orang Kaya Raja Bandhara dan Fakih (ulama).
di Indonesia diatur oleh syariah Islam yang tertulis pada kitab-kitab fikih yang
bersifat lintas mazhab serta dipengaruhi oleh hukum adat yang tidak terulis.
Aturan mengenai wakaf, khususnya yang telah tertulis pada kitab-kitab menjadi
rujukan para hakim dan telah ada lembaga peradilan yang berwenang untuk
Praktik wakaf yang marak pada masa ini berupa tanah yang kemudian
disertai dengan kekekalan benda, dan harta itu lepas dari penguasaan waqif, serta
menjadikan praktik wakaf yang dijalankan masyarakat dan negara ialah wakaf
tanah yang kemudian dibangun masjid atau pesantren di atasnya. Hal inilah yang
menjadikan praktik wakaf di Indonesia pada masa kerajaan Islam terbatas pada
Pandangan mengenai hukum wakaf sebagai bagian dari hukum Islam pada
masa kolonial Hindia Belanda terbagi menjadi dua teori besar, yaitu:
dan hukum pada suatu tempat merupakan penerimaan secara utuh atas
bahwa hukum yang berlaku bagi orang Islam adalah hukum adat yang
wakaf. Hal tersebut dikarenakan hukum Islam adalah hukum yang wajib
pada tahun 1759 sebagai rujukan bagi para hakim dan pejabat
(3) pembagian harta, (4) hak pengasuhan anak dalam kasus perceraian
orang tua, (5) hak masing-masing orang tua yang bercerai terhadap
anak mereka, (6) pusaka dan wasiat, (7) perwalian, dan (8) perkara-
2008:7).
hukum agama tersebut dijalankan berdasarkan hukum Islam yang dianggap telah
menjadi bagian dari adat istiadat masyarakat pribumi muslim. Maka dapat
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam kitab-kitab fikih rujukan pada masa
kerajaan Islam.
mengikuti hukum Islam, namun dalam pandangan Farkhani (2008:166) teori ini
mengurangi resistensi, terutama dari kalangan ulama dan kaum santri sehingga
Receptie. Teori ini menurut Farkhani (2008:166) ini diterapkan ketika pemerintah
Hinda Belanda merasa semakin kuat kekuasannya. Teori ini menguat setelah
Aceh dan Tanah Gayo yang menyimpulkan bahwa hukum yang berlaku di dua
daerah tersebut adalah hukum adat, dan hukum Islam tidaklah berlaku hingga
akibat stagnasi kajian hukum Islam karana para ulama sebagai sentral pelaksanaan
dan kajian hukum Islam banyak yang gugur di medan pertempuran (jihad)
melawan pemerintah Hindia Belanda. Hal ini bersamaan dengan mulai terkikisnya
yaitu:
1. Islam sehagai agama, yang harus disikapi secara toleran oleh negara.
secara lebih rinci memberikan sejumlah poin terkait sikap yang harus dijalankan
bersikap netral terhadap ajaran Islam yang murni agama. Kedua, masalah
boleh diakomodasi. Dengan kata lain, Islam dikerucutkan hanya pada masalah
ritual dan perdata namun disisihkan dari kebijakan politik (Hardjono, 2008:11).
suatu gerakan yang disebut “politik hukum yang sadar”, yakni gerakan yang
Indonesia dengan hukum Belanda karena hukum Islam dianggap kuno dan
mengubah tata peraturan hukum Islam yang digeser cakupannya dari keseluruhan
aspek kehidupan masyarakat menjadi terbatas pada perkara keluarga atau Ahwal
5. Ordonansi Perkawinan untuk Luar Jawa yang terbit pada tahun 1932
7. Ordonansi Guru terbit pada tahun 1905 dan diubah tahun 1925
dalam Bijblad nomor 6200 pada tanggal 28 Februari 1905 yang berisi
keras terhadap hukum Islam. Hukum Islam disingkirkan dari sistem hukum dan
digantikan oleh hukum adat. Keadaan inilah yang menurut Sularno (2008:253)
menjadi sebab adanya konflik dari tiga sistem hukum yang berlaku di Indonesia,
yaitu hukum Islam, hukum adat dan hukum sipil yang berasal dari Barat. Hal ini
dikarenakan secara alami, suatu komunitas dapat menerima adanya hal-hal yang
pada awalnya asing melalui adaptasi dan penyerapan hal baru tersebut.
(2006:11), hukum Islam dapat bergandengan dengan hukum adat karena dalam
Islam, suatu adat atau kebiasaan lokal dapat diakui sebagai hukum Islam selama
tidak bertentangan dengan syariat Islam sehingga pada dasarnya, hukum adat dan
Hukum Islam kemudian secara resmi tersisih dari sistem hukum Hindia
kebiasaan mereka”.
3. Pasal 134 ayat (2) dari Indische Staatsregeling (IS) yang terbit tahun
1929 yang berisi ketentuan: “Dalam hal terjadi perkara perdata antara
sesama orang Islam akan diselesaikan oleh hakim agama Islam apabila
keadaan tersebut telah diterima oleh hukum Adat mereka dan sejauh
lahir Staatblad nomor 638 dan 639 yang berisi peresmian Kerapatan
2008:13).
6. Pasal 163 IS jo. Pasal 131 IS yang mengatur adanya unifikasi sistem
(Tionghoa).
Ada dua keuntungan yang hendak diraih pemerintah kolonial dari penyisihan
1. Seluruh aturan di atas hingga mencapai klimaks pada Pasal 163 IS jo.
(Hardjono, 2008:14).
Eropa, Timur Asing dan Pribumi dalam Pasal 163 IS jo. Pasal 131 IS
dikatakan netral apabila dikaitkan dengan pengelolaan harta wakaf itu sendiri. Hal
No. 435, sebagaimana termuat di dalam Bijblad 1905 No. 6196, tentang
sebagai berikut:
menunjukkan pemahaman pemerintah atas peran wakaf yang besar bagi rakyat
sehingga perlu mengatur wakaf dalam suatu aturan khusus. Akan tetapi, aturan
tersebut tidak lebih dari aturan mengenai administrasi semata dan tidak ada upaya
untuk memberdayakan rakyat melalui wakaf karena aset wakaf hanya digunakan
sebatas ibadah dan pendidikan yang cenderung tidak bernilai ekonomis bagi
kolonial melalui para bupati mendata tanah wakaf yang telah ada. Ini
hukum Eropa dan hukum Adat, karena hal ini dapat mempermudah
ekonomis.
meletakkan wakaf sebagai praktik keagamaan murni dan dominasi mazhab Syafi’i
di masyarakat maka tidaklah heran praktik wakaf pada masa ini tidak jauh
berbeda dengan pada masa kerajaan Islam seperti masjid dan pesantren
(2013:125) pada masa kolonial khususnya abad ke-20 praktik wakaf telah
didukung oleh praktik yang modern khususnya yang dijalankan oleh ormas-ormas
Islam seperti Muhammadiyah yang mendirikan sekolah modern di atas lahan yang
diwakafkan.
berlaku di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari pandangan politik dan hukum saat
itu yang terbelah antara kaum nasionalis dan Islam. Menurut Ibnu Anshori
wacana negara Islam dan negara Pancasila. Hal ini tidak terlepas bahwa pada
yang secara jelas mendukung kaum Islam terkesan dibatasi. Salah satu yang
1945.
masuknya hukum Islam dalam hukum nasional menjadi sulit. Bahkan, sejak tahun
1945 hingga tahun 1975, masih terdapat dua kubu yang berseberangan dalam
Perpecahan di atas diperparah oleh kondisi pada masa awal Orde Lama
dari buah pemikiran bangsa Indonesia sendiri. Fokus pemerintah pada masa itu
adalah pada pembentukan tata pemerintah yang baik dan penguatan kedaulatan
nasional pada masa Orde Lama dapat terwadahi. Hal ini secara tersirat dimulai
1994:84). Lebih lanjut, Anshori (1994:85) menyatakan bahwa pada tahun 1955,
sebagai berikut:
Pada tahun 1959, terbitlah Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang
menegaskan bahwa UUD 1945 dijiwai oleh Piagam Jakarta (Kamsi, 2012:8) yang
memuat tujuh kata yang dihapuskan dari Pembukaan UUD 1945. Sumarni
Piagam Jakarta yang memuat ketentuan mengenai syariat Islam dalam pandangan
dalam aturan perundang-undangan, dan wakaf merupakan salah satu ajaran agama
tahun 1960 tentang Pokok Agraria (UUPA). Sebelum terbitnya UUPA, telah
Sosial) dari Jawatan Urusan Agama serta Surat Edaran Nomor 5/D/1956 pada
berikut:
sengketa wakaf di Jawa dan Madura diselesaikan oleh pengadilan negeri. Adapun
selain Jawa dan Madura, sengketa mengenai wakaf dijalankan oleh kesultanan
setempat atau masyarakat muslim secara luas apabila tidak terdapat kesultanan
(Anshori, 1994:89). Akan tetapi, sejak 1946 pengadilan agama mulai dibentuk di
dan 45 tahun 1957 yang pada intinya membentuk pengadilan agama yang
dan Madura.
kehidupan bangsa Indonesia. Akan tetapi, potensi konflik yang lebih besar dengan
umat Islam, seperti Kementerian Agama, Peradilan Agama dan UUPA yang
belum menyentuh peraturan teknis. Berdasarkan ketentuan pasal 49 ayat (3) yang
UUPA mengenai wakaf harus diatur lebih lanjut dalam suatu peraturan
pemerintah yang bersifat lebih teknis. Akan tetapi, baru pada masa Orde Baru
Wakaf, 2006:17).
Permasalahan lain pada kebijakan wakaf pada masa Orde Lama adalah
sengketa wakaf masih didominasi oleh para ulama yang menjadi hakim dan
satu mazhab, namun kitab yang fikih yang digunakan ada sejumlah 13 kitab fikih
yang berbeda dan diakui berdasarkan Surat Edaran Biro Pengadilan Agama No.
dapat berbeda pada perkara yang sama sehingga kepastian hukum bagi umat Islam
menjadi tidak tercapai (Omara dan Harahab, 2010:627). Selain itu, pengadilan
(Wibowo, 2007:126).
Maka dapat disimpulkan bahwa pada masa Orde Lama, wakaf telah secara
formal memiliki aturan dan lembaga yang lebih baik dibandingkan dengan masa
kolonial. Hal ini ditandai dengan akomodasi aturan wakaf dalam UUPA dan
sejumlah permasalahan masih ditemui dari kebijakan wakaf pada masa Orde
Lama, yaitu:
pesantren.
masyarakat. Hal ini dikarenakan ketiadaan peraturan teknis dari suatu undang-
pemerintahan Orde Lama ditandai krisis yang hebat akibat G30S/PKI. Masa Orde
Baru dimulai dari lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun
1966 yang menjadi dasar pelimpahan wewenang dari Soekarno kepada Soeharto
untuk memulihkan keadaan negara pasca kudeta PKI dan pada akhirnya
terbentuklah pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Orde Baru sendiri
Pancasila dan UUD 1945 yang dijalankan secara murni dan konsekuen (Kamsi,
2012).
renggang. Kondisi ini dalam pandangan Kamsi (2012:8) tercermin dari lahirnya
Golongan Karya. Pasal 2 ayat (1) dari UU ini menjadi dasar bagi
berasaskan Islam.
Masa awal Orde Baru juga ditandai oleh adanya sejumlah tekanan dan
intimidasi oleh umat Islam. Tekanan dan intimidasi tersebut berupa pelarangan
jilbab bagi para siswi di sekolah negeri, sensor khutbah Idul Fithri dan Idul Adha,
Islam Indonesia karena trauma akan bangkitnya kekuatan umat Islam di dunia
Kondisi ketegangan antara umat Islam dan pemerintah Orde Baru mulai
mencair pada sekitar tahun 1974. Hal ini ditandai dengan lahirnya Undang-
(Kamsi, 2012:11).
umat Islam menunjukkan adanya pola akomodatif dari pemerintah Orde Baru
terhadap umat Islam. Hal ini semakin menguat sejak tahun 1983 setelah umat
teori Receptie Exit yang digagas Prof. Hazairin sebagai penolakan atas
jiwa dari Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 menghapus Pasal
hukum di Indonesia.
memuat hukum Islam terus muncul pada masa Orde Baru, tidak terkecuali
peraturan mengenai wakaf. Pada masa Orde Baru, peraturan wakaf yang lahir
pertama kali adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 1977 tentang
Perwakafan Tanah Milik. Peraturan yang ditetapkan pada 17 Mei 1977 tersebut
merupakan aturan pelaksanaan dari pasal 49 ayat (3) dari UU No. 5 tahun 1960
(2012:101), terdapat sejumlah peraturan turunan dari PP tersebut yang secara rinci
PPAIW.
Milik.
mendaftarkan aset wakaf tanah melalui Kepala KUA sebagai PPAIW (Pejabat
Pembuat Akta Ikrar Wakaf). Hal ini dapat dipandang sebagai suatu kemajuan
karena wakaf seringkali dilakukan atas dasar kepercayaan sehingga tanah wakaf
dapat jatuh kepada pihak yang tidak berkepentingan dan keberadaan akad
2011:277).
2. Sumatera Barat
3. Sumatera Utara
Pada masa Orde Baru, selain PP mengenai Perwakafan Tanah Milik, lahir
pengadilan agama dari sekedar pelengkap lembaga peradilan. Hal ini dikarenakan
penyelesaian wakaf yang lebih sederhana karena melalui satu lembaga peradilan
saja. Selain itu, ssalah satu hal menarik dari fenomena lahirnya UU Pengadilan
Islam.
1. Membentuk rujukan hukum positif dan tunggal bagi para hakim agama
pengadilan agama masih pada perkara yang sama masih sering terjadi
tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Ketua
Mahkamah Agung No. 7/KMA/1985 dan No. 25 tahun 1985 pada tanggal 21
Maret 1985 (Hidayat, 2014:19 dan Asy’ari, 2012:236). Pada tahap selanjutnya,
panitia penyusunan KHI dibentuk. Proses perumusan KHI oleh panitia tersebut
melalui sejumlah proses yang menurut Hidayat (2014:20) adalah sebagai berikut:
dan Mesir.
lokakarya di hadapan para ulama pada tanggal 25 Februari 1988. Pada lokakarya
Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 tahun 1991 dan ditindaklanjuti oleh Keputusan
Mawardi (1998:3), KHI merupakan seperangkat aturan yang menjadi rujukan bagi
waris, dan wakaf seiring lahirnya UU No. 7 tahun 1989 tentang Pengadilan
Agama. Artinya, KHI merupakan sumber pengambilan keputusan bagi para hakim
Wakaf diatur pada buku III dari KHI yang terdiri atas 5 bab dan 12 pasal
(pasal 215 sampai dengan pasal 228) (Gunawan, 2015:288). Definisi wakaf
menurut KHI adalah “Perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau
selain tanah untuk dijadikan wakaf, baik benda bergerak maupun benda tidak
bergerak selama tahan lama dan bermanfaat dalam pandangan Islam (Abror,
2014:326). Ini dikarenakan redaksi definisi pada KHI yang menjadikan cakupun
wakaf pada seluruh harta benda seseorang. Aspek definisi wakaf inilah yang
membedakan antara KHI dengan PP No. 28 tahun 1977. Namun, mengingat KHI
adalah rujukan pengambilan keputusan pada ranah yudikatif dan bukan peraturan
teknis tataran eksekutif maka perwakafan di luar wakaf tanah masih belum
menyimpulkan bahwa KHI pada dasarnya rangkuman pendapat para ulama fikih
sehingga sifatnya adalah normatif dan mendapat pengakuan legal negara melalui
Sifat KHI yang cenderung normatif dan non teknis menjadikan KHI
sebagai suatu aturan hukum tidak dapat dijalankan secara optimal karena bentuk
KHI yang dilegalkan oleh sebuah Instruksi Presiden hanyalah sebuah perintah dari
KHI hanya terbatas kepada instansi-instansi yang dituju melalui Kepmenag nomor
wakaf. Hal ini tercermin dari fakta bahwa meskipun wakaf sebagai ajaran Islam
telah terwadahi oleh beragam peraturan di atas, namun sifat dari kebijakan
tersebut tidaklah mengikat bagi umat Islam. Kamsi (2012:12) menyatakan bahwa
Maka dapat disimpulkan bahwa pada masa Orde Baru, kebijakan wakaf di
pengadilan negeri.
Namun, sejumlah permasalahan masih terjadi pada masa Orde Baru terkait
masyarakat.
2. KHI sebagai kitab rujukan hukum tidak berlaku bagi seluruh warga
Orde Baru pimpinan Soeharto yang dianggap melarang aspirasi masyarakat atau
memunculkan lagi keinginan untuk memasukkan tujuh kata dari Piagam Jakarta
2006:2). Kondisi di atas juga sesuai dengan pendapat Farkhani (2008:171) bahwa
perumusan hukum Islam (termasuk wakaf) pada masa Orde Reformasi tidak
terlepas dari konflik dua aliran, yaitu Islam fundamentalis yang menginginkan
formalisasi dan penerapan ketat hukum Islam dengan Islam moderat yang
memandang cukup mengambil esensi dan makna universal ajaran Islam sebagai
merupakan respon terhadap wacana implementasi wakaf tunai atau wakaf uang
yang digagas oleh Prof. Abdul Mannan. Praktik wakaf uang yang digagas oleh
Prof. Abdul Mannan melalui Social Islami Bank Limited (SIBL) di Bangladesh
direspon dengan cukup baik di Indonesia, khususnya setelah Prof. Abdul Mannan
menyampaikan seminar tentang wakaf uang pada tahun 2001 di Jakarta (Nawawi,
2013:396). Pemaparan dan praktik wakaf uang dari Prof. Abdul Mannan dan
tentang wakaf uang. Fatwa ini diterbitkan pada tanggal 28 Shafar 1423 H/11 Mei
2002 M sebagai tanggapan atas surat dari Direktur Pengembangan Zakat dan
26 April 2002 yang berisi tentang permohonan fatwa tentang wakaf uang
KHI masih kaku serta belum dapat mengakomodasi praktik wakaf uang. Oleh
karena MUI memandang perlu menerbitkan fatwa agar wakaf, sebagai instrumen
2005:10).
4) Wakaf Uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal- hal yang
adalah respon atas terbatasnya cakupan pada peraturan wakaf di masa lalu yang
hanya mencakup wakaf tanah dan diperuntukkan bagi kepentingan ibadah ritual
kriteria, yaitu:
wakif.
mengenai lembaga khusus untuk menjadi nazhir nasional dan implementasi wakaf
Undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf yang disahkan dan diundangkan
pada tanggal 27 Oktober 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan
termuat pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 159
nazhir, harta benda yang diwakafkan (mauquf bih), sasaran harta dan manfaat
wakaf (mauquf ‘alaih), dan pembentukan Badan Wakaf Indonesia sebagai nazhir
tahun 2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan
sebagai berikut:
a. Hukum Islam yang dalam konteks ini adalah wakaf telah menjadi
(3) bahwa wakaf uang dengan jangka waktu tertentu minimal selama
dan badan hukum asing yang berskala Nasional atau Internasional, serta
2012:517).
a. Harta benda yang dijadikan sebagai aset wakaf wajib didaftarkan dan
wakaf.
c. Wakaf tidak lagi terbatas pada benda tidak bergerak seperti tanah
baik yang berwujud ataupun tidak seperti uang, logam mulia, surat
d. Peruntukan wakaf tidak hanya terbatas pada bidang ibadah dan sosial
syariah.
wakaf yang sering ditarik kembali oleh ahli waris dari wakif. Aset
dan pengadilan.
terwujud”.
Selain peraturan yang langsung berkaitan dengan wakaf, pada masa Orde
Agama sebagai pengganti atas Undang-Undang No. 7 tahun 1989. Salah satu hal
penting yang diatur dalam UU di atas adalah pengadilan agama dapat langsung
menjadikan sengketa wakaf sebagai salah satu wewenang pengadilan agama dapat
lebih cepat diputuskan perkaranya. Ini dapat dipandang sebagai langkah maju
Secara ringkas, Huda (2012) memberikan sejumlah poin utama terkait arah
pembaruan yang hendak dicapai dari lahirnya UU nomor 41 tahun 2004 tentang
Wakaf dan membedakannya dari peraturan wakaf pada masa sebelumnya, yaitu:
harta benda wakaf, serta perubahan dan pengalihan harta benda wakaf
Tangerang.
3. Wakaf produktif satu unit toko dan enam kamar kos muslim di
Pasuruan.
Rembang.
Jembrana, Bali.
Sulawesi Selatan.
16. Wakaf produktif mini market dan restoran Masjid al-Badar di Kota
Medan
Jawa Timur.
masyarakat.
dari konsep kepemilikan wakaf yang merupakan hak Allah dan hak
sasaran dari kebijakan yang dibuat. Wirausaha politik dari kelembagaan, misalkan
pemerintah ialah pihak yang mendefinisikan tindakan politik yang diizinkan dan
2013:168).
hukum Islam. Hal ini sejalan dengan pemikiran Mahfud MD bahwa kekuasaan
negara adalah dua entitas yang salin berhubungan timbal balik karena
masa kerajaan Islam, terlihat bahwa negara dan agama adalah satu kesatuan
menjadi rujukan negara dan raja atau sultan umumnya berperan sebagai hakim
hukum di Eropa yang sekuler atau terlepas dari pengaruh agama. Penerapannya
menerbitkan sejumlah surat edaran yang pada intinya melarang intervensi dan
sengketa wakaf juga diserahkan kepada pengadilan agama lokal kecuali di Jawa
dengan umat Islam secara umum bersifat simbiotik meskipun terdapat sejumlah
nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Negara pada masa pasca kemerdekaan
bersimbiosis dengan umat Islam untuk dapat menjadikan wakaf berperan dalam
pembangunan.
untuk menjadikan wakaf dapat berjalan sebagai bagian dari ajaran agama Islam
yang dianut dan bagian dari aktivitas kenegaraan. Keadaan berubah ketika
paradigma yang dianut adalah paradigma sekuler yang membatasi wakaf sebagai
ritual agama dan cukup diadministrasikan saja. Dua keadaan ekstrim di atas
sekuler
Sementara itu dari sisi peran wirausaha ekonomi, yang dalam konteks ini
bahwa pola pendekatan umat Islam kepada pemerintah dapat dibagi menjadi tiga
kategori:
dan awal masa Orde Baru (1966-1981). Umat Islam pada masa ini
karena itu, umat Islam yang diwakili Masyumi pada masa Orde Lama
Pola ini menguat pada tahun 1982 hingga 1985 yang ditandai dengan
2013:125-126).
penyusunan kebijakan wakaf di Indonesia. Hal ini tercermin dari dua elemen
Indonesia, yaitu:
Indonesia.
sehingga kebijakan wakaf dapat terus dikembangkan baik dari sisi pengelolaan,
Oleh karena itu, para akademisi dan praktisi dari kalangan umat Islam di
bidang wakaf pada masa mendatang harus mendorong wacana dan gagasan
juga harus didukung oleh elemen umat Islam yang berada di dalam pemerintahan
penting agar peraturan wakaf yang telah menyentuh aspek perekonomian menjadi
lebih diperhatikan pemerintah sehingga kebijakan wakaf yang lebih baik dapat
dilahirkan.
adalah berkaitan dengan posisi wakaf dalam teori hak kepemilikan. Muntaqo
dua ketentuan:
di luar yang dipersyaratkan wakif pada saat telah menjadi harta wakaf
di jalan Allah
Wakaf (2015a:20).
ditinjau dari perspektif teori hak kepemilikan dapat dianggap sebagai upaya
pemberian kejelasan atas hak kepemlikan atas suatu aset sehingga akan muncul
pengelolaan wakaf akan sangat erat kaitannya dengan kejelasan aturan yang
mengatur wakaf itu sendiri di dalam membuka insentif bagi masyarakat untuk
berwakaf. Dalam konteks wakaf, insentif tersebut tidaklah berasal dari suatu yang
bersifat duniawi melainkan keinginan untuk memiliki pahala yang terus menerus
tidak terputus meskipun orang yang berwakaf telah meninggal sebagaimana hadits
Selain insentif akhirat, wakaf dapat juga memberikan manfaat dan insentif secara
Wakaf, 2015a:57-58).
Praktik wakaf di Indonesia sejak masa kerajaan Islam hingga masa Orde
Baru didominasi oleh benda tidak bergerak. Hal ini merupakan konsekuensi logis
(Siregar, 2012:283) dan wakaf selama dipandang hanya pada wakaf benda tidak
bergerak (‘iqar) dan hanya ditujukan bagi kepentingan ibadah murni dan
pendidikan yang bersifat non ekonomi. Karena itulah mayoritas aset wakaf pada
masa itu berupa pemakaman, masjid, dan pesantren. Kondisi tersebut ditunjukkan
masjid, dan pesantren. Akan tetapi, peran wakaf menjadi lebih strategis
layanan kesehatan dan lembaga sosial bagi keluarga miskin dan yatim
3. Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, praktik wakaf masih didominasi
Indonesia masih didominasi satu mazhab saja. Nawawi (2013:411) dan Siregar
Indonesia, khususnya fanatisme pada mazhab tertentu menjadi salah satu faktor
mengenai hukum wakaf yang belum cukup baik. Artinya, tidak semua orang
memahami rukun dan syarat wakaf serta maksud dari syariat wakaf tersebut
khususnya tanah dengan peruntukan yang juga terbatas seperti masjid, panti
dengan praktik wakaf yang dijalankan oleh umat Islam sejak masa Nabi
pada dasarnya umat Islam telah menjalankan praktik wakaf dengan beragam
tujuan. Selain untuk kepentingan ibadah dan pendidikan, wakaf juga digunakan
Utsmani juga telah digunakan sebagai suatu proses akumulasi modal untuk
terbatas pada wakaf tanah yang diperuntukkan hanya untuk pembangunan fasilitas
Oleh karena terbatasnya cakupan harta wakaf pada benda tidak bergerak
dan peruntukannya yang hanya pada ibadah ritual dan pendidikan semata serta
telah beragamnya praktik wakaf yang dijalankan oleh dunia Islam, maka UU
nomor 41 tahun 2004 dalam pandangan Siregar (2012:287) adalah peraturan yang
berkembang seperti wakaf uang dan wakaf temporer. Apabila ditinjau dari
seseorang untuk berwakaf yang manfaatnya tidak lagi terbatas pada aspek ibadah
dan pendidikan semata, namun menjadi lebih luas telah menyentuh aspek
ekonomi masyarakat.
3. Harta wakaf banyak yang terlantar dan tidak memberikan manfaat yang
optimal bagi mauquf ‘alaih bahkan ada aset wakaf yang hilang.
aset wakaf termasuk wakaf uang pada masa kini menuntut pengawasan
dan audit yang baik agar aset wakaf tersebut terkelola secara amanah
insentif bagi para calon wakif namun juga minim insentif bagi para nazhir. Secara
logis, hal inilah yang menjadikan praktik wakaf yang profesional masih sulit
direalisasikan karena minimnya insentif bagi nazhir. Oleh karena itu, kebijakan
ini akan menyulitkan bagi nazhir apabila aset wakaf yang dikelolanya
belum mencapai kondisi Break Even Point (BEP), yakni kondisi ketika
sebelum mencapai kondisi BEP maka tidak ada keuntungan dari aset
kinerja nazhir.
wakaf ahli (wakaf keluarga) dalam kebijakan wakaf nasional. Hal ini
pedoman yang jelas dan tepat ketika mendapatkan suatu aset wakaf dari
wakif.
wakaf yang dikelola para nazhir. Pusat informasi tersebut juga dapat
berperan sebagai basis data yang dapat digunakan para peneliti dan
diperkuat agar basis data dan pusat informasi wakaf dapat direalisasikan
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
sehingga akan lahir kebijakan yang lebih baik. Sementara ditinjau dari
159
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
160
5.2. Saran
teori sosial dan tidak terbatas pada aspek fikih semata agar kebijakan
wakaf pada masa mendatang dapat menjadi lebih baik dan berkembang
2. Untuk Pemerintah
profesional.
3. Untuk Masyarakat
bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Luqman Haji dan Nima Jihatea. 2007. Bermazhab dan Fanatik Mazhab:
Rajawali Press.
Aji, Didik Kusno. 2014. Mazhab Kaum Santri (Implementasi Mazhab Syafi’i di
162
SKRIPSI SEJARAH DAN EVALUASI.... IMAM WAHYUDI INDRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
163
Al-‘Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 2005. Panduan Wakaf, Hibah, dan Wasiat
Ali, Mohammad Daud. 2012. Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf. Jakarta:
UI Press.
Asy’ari, Moh. 2012. Kompilasi Hukum Islam sebagai Fiqh Lintas Madzhab di
World From The Seventh Century To The Present, Eighth Draft. Istanbul:
Bogazici University.
Deguiihem-Schoem, Ranbi Carolyn. 1986. History of Waqf and Case Studies from
Agama RI.
Farkhani. 2008. Sejarah Formalisasi Syari’at Islam di Indonesia. Ishraqi, Vol. IV,
Fauzia, Amelia. 2008. Faith and the State: a History of Islamic Philanthropy in
of Melbourne.
Gunawan, Edi. 2015. Pembaruan Hukum Islam dalam Kompilasi Hukum Islam.
Hadjar, Ibnu. 2006. Syariat Islam dan Hukum Positif di Indonesia. Al-Mawarid,
Pustaka Jaya.
Harahab, Yulkarnain dan Andy Omara. 2010. Kompilasi Hukum Islam dalam
(10): 625-644.
Hayami, Yujiro dan Masao Kikuchi. 1981. Asian Village at the Crossroads. An
Press.
Herawati, Andi. 2011. Kompilasi Hukum Islam (KHI) sebagai Hasil Ijtihad
Kamsi. 2012. Politik Hukum Islam pada Masa Orde Baru. Ishraqi, Vol. 10, No. 1
(6): 1-13.
Kencana.
Latief, Hilman. 2013. Filantropi Islam dan Pendidikan di Indonesia. Jurnal MP,
Mardani. 2009. Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional. Ijtihad,
183-202.
Muttaqien, Dadan. 2005. Telaah terhadap Draf KHI Perspektif Sejarah Sosial
No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Al-Tahrir, Vol. 13, No. 2 (12): 393-415.
Nusantara.
Nielsen, Klaus dan Bjorn Johnson. 1998. Institutions and Economic Change.
Tahun 2013 Tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan
Pemberdayaan Wakaf.
Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang. 2015. Jakarta:
Wakaf.
Rini, Yufi Wiyos. 2011. Pandangan Politik Hukum Islam terhadap KHI di
Rodgers, Gerry (Ed.). 1994. Workers, Institutions, and Economic Growth in Asia.
Sabiq, Sayyid. Tanpa Tahun. Fikih Sunnah 5. Terjemahan oleh Abdurrahim dan
Dialektika Hukum antara Islam dan Adat. Ulumuna, Vol. IX, No. 15 (1): 188-
200.
Bandung: Alfabeta.
(Studi Analisis Yuridis Relasi antara Hukum Agama dan Negara). Al-
Syukron, Ahmad. 2011. Rekonstruksi Hukum Islam: Kajian Historis atas Urgensi
(11): 267-285.
Tim Prima Pena. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Gitamedia
Press.
Sistem Tata Hukum di Indonesia. Analisis, Jurnal Studi Keislaman, Vol. 15,
Uha, Ismail Nawawi. 2013. Manajemen Zakat dan Wakaf. Jakarta: VIV Press.
Utama, Sofyan Mei. 2012. Kepastian Hukum Wakaf Uang di Indonesia. Jurnal
Gramedia.
Zahra, Abu (Ed.). 1999. Politik Demi Tuhan Nasionalisme Religius di Indonesia.
LAMPIRAN 1
wakafs
1934 M Terbitnya Surat Edaran Pemberian wewenang kepada para
sekretaris Governemen nomor bupati untuk menengahi sengketa
3088/A tentang Toezicht van de wakaf
regeering op
Muhammedaansche bedehuizen,
vrijdag diesten en wakafs.
1937 M Terbitnya Staatblad nomor 116, Pengadilan Agama di Jawa,
638 dan 639 yang masing- Madura, dan Kalimantan Selatan
masing berisi ketentuan kewenangannya dibatasi hanya
mengenai Pengadilan Agama di pada bidang perkawinan saja.
Jawa dan Madura serta
Kerapatan Qadi di Kalimantan
Selatan.
1946 M Pendirian Kementerian Agama Kementerian yang bertugas
Republik Indonesia menangani permasalahan terkait
umat beragama di Indonesia.
Berkaitan dengan umat Islam,
urusan wakaf juga menjadi bidang
tugas kementerian ini.
1953 M Terbitnya petunjuk Menteri Wakaf menjadi wewenang Bagian
Agama tertanggal 22 Desember D (Ibadah Sosial) dari Jawatan
1953 tentang Petunjuk-Petunjuk Urusan Agama
mengenai Wakaf
1956 M Terbitnya Surat Edaran Menteri Surat edaran berkaitan dengan
Agama Nomor 5/D/1956 administrasi wakaf
1957 M Terbitnya Peraturan Pemerintah Pembentukan kembali pengadilan
Nomor 29 dan Peraturan agama di Jawa dan Madura serta
Pemerintah Nomor 45 tahun pengukuhan pengadilan agama di
1957 luar Jawa dan Madura untuk
mengadili perkara umat Islam,
termasuk wakaf
1959 M Lahirnya Dekrit Presiden Salah satu butir dekrit adalah
Pancasila diberlakukan kembali
sebagai dasar negara yang dijiwai
Piagam Jakarta
1960 M Terbitnya Undang-Undang Ketentuan mengenai wakaf
Nomor 5 tahun 1960 tentang tercantum dalam Pasal 5, Pasal 14
Pokok Agraria (UUPA) dan Pasal 49
1977 M Terbitnya Peraturan Pemerintah Peraturan pelaksanaan ketentuan
(PP) Nomor 28 tahun 1977 wakaf dalam UUPA dengan
tentang Perwakafan Tanah Milik penekanan pada penertiban dan
registrasi wakaf tanah di seluruh
Indonesia melalui Kantor Urusan
Agama (KUA)
1989 M Terbitnya Undang-Undang Pengadilan Agama dapat
LAMPIRAN 2
Centuries
36. Hilman Latief Filantropi Islam dan Jurnal 2013 Jurnal MP Filantropi
Pendidikan di Indonesia Islam,
Pendidikan
37. Ibnu Anshori Mustafa Kemal and Sukarno: Tesis 1994 McGill Perbandinga
A Comparison of Views Unversity n Pemikiran
Regarding Relations between Mustafa
State and Religion Kemal
Ataturk dan
Sukarno
38. Ibnu Hadjar Syariat Islam dan Hukum Jurnal 2006 Al-Mawarid Sejarah
Positif di Indonesia Hukum
Islam
Indonesia
39. Ibrahim Pembaruan Hukum Jurnal 2012 Jurnal Tsaqafah Hukum
Siregar Perwakafan di Indonesia Wakaf
40. Imam Hukum Islam di Indonesia Jurnal 2008 Suhuf Sejarah
Hardjono dalam Perspektif Sejarah Hukum
Hukum Islam
Indonesia
41. Ismail Nawawi Ekonomi Kelembagaan Buku 2009 CV. Media Ekonomi
Syariah. Nusantara Kelembagaa
n Syariah
42. Ismail Nawawi Manajemen Zakat dan Wakaf Buku 2013 VIV Press Pengelolaan
Uha Zakat dan
Wakaf
43. Kaelan Metode Penelitian Kualitatif Buku 2012 Penerbit Metodologi
Interdisipliner Bidang Sosial, Paradigma Penelitian
Bidaya, Filsafat, Seni, Kualitatif
Agama, dan Humaniora
44. Kamaruzzama Islam Historis Dinamika Buku 2002 Galang Press Sejarah
n Bustamam- Studi Islam di Indonesia Islam
Ahmad Indonesia,
Studi Islam
45. Kamsi Politik Hukum Islam pada Jurnal 2012 Ishraqi Politik
Masa Orde Baru Hukum
Islam
46. Khoirul Abror Dinamika Perwakafan dalam Jurnal 2014 Al-‘Adalah Wakaf,
Pemikiran Hukum Islam, Hukum
Peraturan Perundang- Islam
Undangan di Indonesia dan Indonesia
Negara-Negara Muslim.
47. Klaus Nielsen Institutions and Economic Buku 1998 Edward Elgar Ekonomi
dan Bjorn Change. Publishing Kelembagaa
Johnson. Limited n
48. Kuntowijoyo Pengantar Ilmu Sejarah Buku 2013 Penerbit Tiara Ilmu Sejarah
Kencana
49. Luqman Haji Bermazhab dan Fanatik Jurnal 2007 Jurnal Fiqh Fikih Syafi’i
Abdullah dan Mazhab: Satu Sorotan dalam di Tanah
Nima Jihatea Kerangka Amalan Melayu
Bermazhab Syafi’i (Indonesia
Masyarakat Melayu. dan
Malaysia)
50. M. Rusydi Formalisasi Hukum Ekonomi Jurnal 2007 Al-Mawarid Hukum
Islam: Peluang dan Ekonomi
Tantangan (Menyikapi UU Syariah
No. 3 Tahun 2006)
51. M. Sularno Dinamika Hukum Islam Jurnal 2008 Jurnal Al- Hukum
Bidang Keluarga di Indonesia Mawarid Islam,
Hukum
Keluarga
52. Mardani Kedudukan Hukum Islam Jurnal 2009 Ijtihad, Jurnal Hukum
dalam Sistem Hukum Hukum Islam,
Nasional Hukum
Nasional
53. Miftahul Huda Arah Pembaruan Hukum Jurnal 2012 Ulumuna Jurnal Hukum
Wakaf di Indonesia Studi Wakaf
Keislaman
54. Moh. Asy’ari Kompilasi Hukum Islam Jurnal 2012 Al Ihkam Kompilasi
sebagai Fiqh Lintas Madzhab Hukum
di Indonesia Islam, Fikih
55. Mohammad Sistem Ekonomi Islam, Zakat Buku 2012 UI Press Zakat dan
Daud Ali dan Wakaf Wakaf
56. Muhammad Panduan Wakaf, Hibah, dan Buku 2005 Pustaka Imam Fikih Wakaf,
bin Shalih Al- Wasiat Menurut Al-Qur’an Asy-Syafi’i Hibah, dan
‘Utsaimin dan As-Sunnah Wasiat
57. Muhidin Al-Tabari: The Conception of Jurnal 2003 Afkar-Bil Ilmu Sejarah,
Mulalic History Pemikiran
Imam Al-
Thabari
58. Muh Mahkamah Syar’iyyah di Jurnal 2005 Jurnal Ulumuna Sejarah
Salahuddin Kesultanan Bima: Wujud Pengadilan
Dialektika Hukum antara Agama
Islam dan Adat
59. Murat Cizakca A History of Philanthropic Buku 2000 Bogazici Sejarah
Foundations: The Islamic University Wakaf Dunia
World From The Seventh Islam
Century To The Present,
Eighth Draft
60. Muslim Perkembangan Studi Hukum Jurnal 2013 Al –‘Adalah Hukum
Islam di Indonesia Islam
61. Nawawi Implementasi Wakaf Jurnal 2012 Jurnal Al- Wakaf