Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH UKURAN PEMERINTAHAN, TINGKAT

KETERGANTUNGAN, KEKAYAAN DAERAH, DAN KUALITAS SDM


TERHADAP KETERBUKAAN LAPORAN KEUANGAN
MELALUI EGOVERNMENT
(Studi pada Kabupaten dan Kota di Pulau Sumatra)

SKRIPSI

Oleh:

Nama: Dena Mantovani

No. Mahasiswa: 13312148

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2017

i
PENGARUH UKURAN PEMERINTAHAN, TINGKAT
KETERGANTUNGAN KEKAYAAN DAERAH DAN KUALITAS SDM
TERHADAP KETERBUKAAN LAPORAN KEUANGAN
MELALUI E GOVERNMENT
(Studi pada Kabupaten dan Kota di Pulau Sumatra)

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai

derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi UII

Oleh:

Nama: Dena Mantovani

No. Mahasiswa: 13312148

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2017

ii
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Orang tua saya tercinta, Bapak Soemantoro dan Ibu Sulistyorini

Kakak-kakak saya, Rony B. Kuncoro dan Rizky Ayuningtyas

Terimakasih atas semangat, dorongan, serta doanya selama ini

Sahabat-sahabat saya yang selalu menjadi tempat berbagi dalam suka dan duka

vi
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk dan kekuatan kepada hamba-Nya.

Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, serta kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya.

Berkat rahmat taufik dan hidayahnya, serta tidak lepas dari bimbingan

berbagai pihak sehingga makalah yang diberi judul PENGARUH UKURAN

PEMERINTAHAN, TINGKAT KETERGANTUNGAN, KEKAYAAN

DAERAH DAN KUALITAS SDM TERHADAP KETERBUKAAN LAPORAN

KEUANGAN MELALUI E GOVERNMENT " bisa diselesaikan, skripsi ini

disusun guna memenuhi prasyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan strata satu (S1) pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Islam Indonesia

Skripsi ini tidak luput dari banyak kekurangan, demikian penulis juga

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam segi isi

maupun pengkajiannya. Kritik dan saran sangat diharapkan penulis agar dapat

lebih baik lagi dikemudian hari.

Pada kesempatan kali ini pula dengan kerendahan dan ketulusan hati,

penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:


vii
1. Allah SWT yang telah melancarkan segala sesuatu yang penulis kerjakan.

Terimakasih atas segala rezeki, kesehatan, ilmu, dan segalanya yang telah

engkau berikan kepada penulis serta keluarga besar. Sesungguhnya

engkaulah tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang.

2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberi tuntunan serta hidayahnya

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Orang tua tercinta yaitu Bapak Soemantoro, dan Ibu Sulistyorini,

terimakasih banyak atas segala doa, dukungan, motivasi, nasihat, dan

semangat sampai detik ini, semoga senantiasa sehat.

4. Kakak-kakak tersayang yaitu Rony Bagus Kuncoro, dan Rizky Ayuning

Tyas, yang telah memberikan doa, semangat, dorongan, serta dukungan

nya kepada jalan yang penulis ambil sampai saat ini.

5. Kakak Ipar penulis yaitu Dilla Aristarini Djangkaru, dan Hanky Akla

Hafiz. Serta saudara sepupu saya Safira Ulfah, terimakasih atas semangat

dan dorongan yang diberikan kepada penulis.

6. Bapak Arief Rahman ,S.E., M.Com., Ph.D. Dosen pembimbing skripsi,

terimakasih karena telah membimbing penulis secara sabar dan tekun,

serta telah memberikan banyak wawasan dan dorongan sehingga skripsi

ini terselesaikan.

7. Bapak Nandang Sutrisno, SH., LL.M., M.Hum., Ph.D. selaku Rektor

Universitas Islam Indonesia.

8. Bapak Dr. Dwiprapto Agus Harjito, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia.

8
9. Bapak Drs. Dekar Urumsah, S.Si, M.Com(SI), Ph.D. selaku Ketua Prodi

Akuntansi serta segenapjajaran staff pengajar Prodi Akuntansi yang telah

memberikan banyak ilmu dan pengetahuan bagi penulis.

10. Sahabat Brother Over Form yaitu Aji, Alan, Arif, Aziz, Azmi, Dandi, Dwi,

Eka, Erik, Fhadlan, Ganda, Icang, Imam, Ismail, Ismun, Julio, Ozi, Oji,

Raka, Romi, Said. Terimakasih karena selalu ada ketika suka maupun

duka, terimakasih pula atas segala dorongan dan pelajaran kehidupannya.

Semoga sukses semua yo dab.

11. Teman-teman dari tim lomba SAP yaitu Abiyoga, Billy, dan Gatut, atas

segala masukan, dukungan, serta pelajarannya kepada penulis, semoga kita

selalu dilancarkan segalanya.

12. Keluarga Besar ERP CC yaitu Ibu Primanita Setyono, Dra., MBA, Ibu

Noor Endah Cahyawati, SE, M.Si, Mbak Tari, Mas Iksan, dan Dian, atas

segala motivasi, dan bimbingannya

13. Teman teman Asisten dosen yaitu Dipta, Erika, Farid, Fuad, Hemas, Hesti,

Ilma, Rima, Roy, Yusuf. Atas segala masukan, dan nasihatnya.

14. Teman Teman KKN unit 45 yaitu Bang Iyas, Hasan, Heny, Jallu, Serly,

Usi, Zulfi. Terima kasih atas segala pelajaran yang penulis dapat dari

kalian. Semoga menjadi lebih baik kedepannya.

15. Teman-teman kelas ICT SMA Muh 1 Yogyakarta angkatan 2013.

Terimakasih atas segala nasihat, dan doronganya kepada penulis.

9
16. Teman-teman Akuntansi FE UII angkatan 2013. Terimakasih telah

menjadi teman teman yang baik, menjalin persahabatan baru, dan juga

saling bertukar informasi.

17. Serta semua pihak yang mengenal, mendukung, dan mendoakan penulis

dengan tulus dan ikhlas, yang tidak dapat penulis tuliskan satu

persatukarena keterbatasan tempat. Hanya Allah SWT yang akan

membalas segala kebaikan kalian.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademisi maupun praktisi

kedepannya dan penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh

dari kata sempurna.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

1
0
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME..........................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN...............................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN BERITA ACARA .......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................xi
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................ 4
1.4 Tujuan penelitian ................................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis .......................................................................................... 5
1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 6
2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 6
2.1.1 Teori Agensi ................................................................................................ 6
2.1.2 Teori Sinyal ................................................................................................. 7
2.1.3 Good Public Governance............................................................................. 8
2.1.4 E-government .............................................................................................. 9
2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................................... 10
2.3 Hipotesis penelitian ........................................................................................... 15
H1: Ukuran pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan
keuangan pemerintah daerah melalui e-government ................................................. 15
H2: Tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat berpengaruh positive
terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui e-government 16
H3: Kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan keuangan
pemerintah daerah melalui e-government.................................................................. 17

1
1
H4: Kualitas SDM berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan keuangan
pemerintah daerah melalui E-Government ................................................................ 18
2.4 Kerangka penelitian........................................................................................... 18
BAB III ................................................................................................................................... 19
METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 19
3.1 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 19
3.2 Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 19
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 20
3.4 Pengukuran variabel penelitian ......................................................................... 22
3.4.1 Variabel Independen.................................................................................. 22
3.4.2 Variabel Dependen .................................................................................... 24
3.5 Metode Analisis Data ........................................................................................ 25
3.5.1 Analisis Deskriptif..................................................................................... 25
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 25
3.5.3 Uji Hipotesis.............................................................................................. 26
BAB IV ................................................................................................................................... 28
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 28
4.1 Deskripsi objek penelitian ................................................................................. 28
4.2 Statistik Deskriptif............................................................................................. 29
4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 31
4.4.1 Uji Multikolinieritas .................................................................................. 31
4.4.2 Uji Autokorelasi ........................................................................................ 32
4.4.3 Uji Heterokedastisitas................................................................................ 33
4.4.4 Uji Normalitas ........................................................................................... 34
4.4 Uji Hipotesa ........................................................................................................... 36
BAB V .............................................................................................................................. 44
PENUTUP......................................................................................................................... 44
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 44
5.2 Implikasi Penelitian ........................................................................................... 45
5.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 46
5.4 Saran ................................................................................................................. 46
DAFTAR REFRENSI ....................................................................................................... 48

1
2
LAMPIRAN I.................................................................................................................... 50
LAMPIRAN II .................................................................................................................. 53
LAMPIRAN III ...................................................................................................................... 57
LAMPIRAN IV ...................................................................................................................... 59

1
3
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Draft Indeks E-Government Pemerintah daerah................................49

Lampiran 2 Data Variabel Independen dan Dependen. ........................................ 51

Lampiran 3 Tabel Hasil Uji Asumsi KlasiK dan Regresi..................... 55

Lampiran 4 Tabel Data Sebelum Pengolahan. ...................................................... 59

14
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 13

Tabel 3.1 Indeks E-government........................................................................ 21

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampling ................................................................... 28

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................ 29

Tabel 4.3 Analisis Korelasi .............................................................................. 31

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 33

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 34

Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas............................................................. 36

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 37

Tabel 4.8 Hasil R Square ..................................................................................38

Tabel 4.9 Hasl Regresi...................................................................................... 39

15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ........................................................................ 18

Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas .................................................... 35

Gambar 4.2 Grafik Plot Linier Uji Normalitas .................................................... 36

16
Abstrack

This study aims to determine the size of local government, the level of
dependence, local wealth, and quality of human resources on the openness of
government financial statements through e-government. This research uses
quantitative approach with multiple regression analysis method. The population of
this study was 154 district / city governments on Sumatra island in 2017, while
the sample used in this study was 122 selected through purposive sampling
method. Data collection through the official website of each district / city
government that opened using Google Chrome application version 59.0.3071.115
then searched through google search, accessed on 1-15 April 2017 every 09.00-
18.00 and through www.bps.go.id . Data were analyzed with the help of SPSS
Ver. 22. The results show the size of local government and regional information
on the openness of government financial reports through e-government. This
study fails to prove the level of dependence, and the quality of human resources
on the openness of government financial reports through e-government.

Keywords: openness, quantitative, size, dependence, wealth, quality of human


resources, local government

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran pemerintah


daerah, tingkat ketergantungan, kekayaan daerah, dan kualitas sumber daya
manusia pada keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui e-
government. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
analisis data regresi berganda. Populasi dari penelitian ini adalah 154 pemerintah
kabupaten/kota di pulau Sumatra pada tahun 2017, sedangkan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 122 yang dipilih melalui metode purposive
sampling. Pengumpulan data melalui website resmi masing masing pemerintah
kabupaten/kota yang dibuka menggunakan aplikasi Google Chrome versi
59.0.3071.115 kemudian dicari melalui google search, diakses pada tanggal 1-15
April 2017 setiap pukul 09.00-18.00 dan melalui www.bps.go.id. Data dianalisis
dengan bantuan SPSS Ver. 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
pemerintah daerah dan kekayaan daerah berpengaruh terhadap keterbukaan
laporan keuangan pemerintah daerah melalui e-government. Penelitian ini gagal
membuktikan pengaruh tingkat ketergantungan, dan kualitas sumber daya
manusia terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui e-
government.

xvii
Kata kunci: keterbukaan, kuantitatif, ukuran, ketergantungan, kekayaan, kualitas
SDM, pemerintah daerah

xviii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kini internet menjadi sumber informasi yang kebanyakan orang gunakan

untuk mencari Informasi yang dibutuhkan, Penggunaan internet menjadi suatu

kebutuhan sebagai sumber Informasi karena mudah, cepat, murah dan akurat.

Perkembangan internet membawa perubahan dan penyebaran berbagai informasi,

salah satunya adalah informasi keuangan pemerintah. Menurut Duadji (2012)

dalam rangka mencapai good governance terdapat 3 pilar good governance:

akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan partisipasi

(participation). Dengan menerapkan 3 pilar tersebut dalam setiap program kerja,

harapannya good governance dapat tercapai.

Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah untuk

menjadi akuntabel secara publik. Dengan keluarnya Undang-Undang No. 14

tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik yang mengatur bahwa pejabat

publik harus lebih transparan, bertanggung jawab dan lebih berorientasi kepada

pelayanan masyarakat. Undang undang ini sudah memberikan landasan hukum

bagi hak setiap orang untuk mendapatkan informasi publik, dimana setiap badan

yang berorientasi publik harus menyediakan informasi secara cepat, tepat waktu

dan sederhana.

Menurut Trisnawati & Achmad (2014) Internet adalah media yang mudah

dijangkau oleh masyarakat dan sarana yang efektif bagi pemerintah untuk

meningkatkan derajat transparansi. Keterbukaan informasi akan mendorong

1
partisipasi publik yang merupakan unsur penting dari good governance.

Partisipasi publik sangat penting dalam mendorong kelancaran proses

pembangunan. Oleh karena itu, keterbukaan informasi mengharuskan adanya

transparansi informasi tentang penyelenggaraan negara terhadap masyarakat,

khususnya terkait dengan segala informasi berkaitan dengan pelaksanaan

pemerintahan untuk mewujudkan terciptanya pembangunan yang lebih baik.

E-government di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2003 melalui

instruksi presiden no 3 tahun 2003, Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-government. Pengembangan e-government oleh pemertintah ini

diwujudkan dalam bentuk pembuatan website resmi, nantinya website tersebut

digunakan sebagai media keterbukaan informasi keuangan, dan proses

penggunaan anggaran. Setelah 13 tahun pengimplementasian e-government di

Indonesia khususnya dalam hal keterbukaan laporan keuangan, pemerintah daerah

masih dalam tahap persiapan (Martani, Fitriasari, dan Annisa 2014). Ini artinya

baru sedikit pemerintah daerah yang menggunakan fasilitas e-government ini

sebagai sarana keterbukaan laporan keuangan mereka.

Menurut Saadah (2015) bentuk transparansi yang sangat beresiko dan

menimbulkan masalah jika tidak dipublikasi adalah transparansi tentang anggaran.

Keterbukaan anggaran meliputi terbukanya akses informasi sumber keuangan dan

jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawabannya harus jelas

sehingga memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.

Bukan hanya untuk pihak yang berkepentingan, namun masyarakat awam juga

dapat mengetahui dan mengaksesnya.

2
Dalam Puspita dan Martani (2010) mengungkapkan bahwa pengungkapan

dalam website Pemda di Indonesia masih tergolong rendah, karena masih berada

di bawah level 50%. Informasi yang paling banyak disajikan adalah profil daerah,

namun informasi tentang kegiatan pembangunan dan keuangan masih sedikit

diungkapkan.

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai keterbukaan

laporan keuangan melalui e-government. Penelitian Martani, Fitriasari, dan

Annisa (2014) membuktikan bahwa ukuran pemerintahan dan kekayaan daerah

berpengaruh terhadap keterbukaan laporan keuangan melalui egovernment,

dimana ukuran pemerintah daerah dihitung menggunakan total pengeluaran

pemerintah daerah, dan kekayaan daerah menggunakan total GDP. Sedangkan

dalam penelitian Afryansyah (2013) membuktikan bahwa ukuran pemerintah

daerah dan kekayaan daerah tidak berpengaruh terhadap keterbukaan laporan

keuangan melalui e-government.

Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan Martani, Fitriasari,

dan Annisa (2014), dengan beberapa dalam beberapa perbedaan. Ukuran

pemerintah daerah dihitung menggunakan jumlah penduduk, dan kekayaan daerah

menggunakan jumlah PAD. Penelitian ini menggunakan kabupaten / kota di

sumatra sebagai objek penelitian karena jumlah pengguna e government disana

termasuk yang terbanyak setelah pulau jawa.

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan latar belakang

3
tersebut. Oleh karena itu peneliti mengambil judul Pengaruh Ukuran

Pemerintahan, Tingkat Ketergantungan, Kekayaan Daerah, dan Kualitas SDM

Terhadap Keterbukaan Laporan Keuangan Melalui E-government : Studi pada

Kabupaten dan Kota di Pulau Sumatra

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang tulisan yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis

ingin menjawab pertanyaan yang menjadi pokok masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran pemerintah daerah berpengaruh terhadap keterbukaan

laporan keuangan pemerintah daerah melalui e-government?

2. Apakah tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat

berpengaruh terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah

daerah melalui e-government?

3. Apakah kekayaan daerah berpengaruh terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah melalui e-government?

4. Apakah kualitas SDM berpengaruh terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah melalui E-Government?

1.4 Tujuan penelitian

Dengan rumusan masalah yang demikian maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran pemerintahan, tingkat ketergantungan

kepada pemerintah pusat, kekayaan daerah serta kualitas SDM terhadap

keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui E-Government.

4
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dalam penelitian ini teori agensi dan signalling dapat

berperan dalam mengungkapkan bagaimana transparansi anggaran dan

laporan keuangan dilakukan oleh pemerintah daerah melalui website,

khususnya pemerintah kabupaten / kota di pulau Sumatera.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penulis berharap dari penelitian ini dapat memberikan gambaran

kepada pengguna laporan keuangan pemerintahan daerah, khususnya

masyarakat, sehingga dapat menilai akuntabilitas, transparansi, dan kinerja

keuangan pemerintahan daerah. Selain itu, hasil penelitian ini bermanfaat

bagi investor, kreditor, dan donatur terkait pertimbangan untuk melakukan

kerjasama di bidang keuangan dengan suatu pemerintahan daerah.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi

Menurut Jensen & Meckling (1976) teori agensi didefinisikan sebagai

hubungan kontrak di mana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain

(agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan

mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Teori

agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh

kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara

principal dan agen. Teori ini lalu dikembangkan oleh Hendriksen dan Breda

(1991) yang mengatakan Manajer sebagai agen lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan

pemilik. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan

sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang

disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan

sebenarnya. Kondisi tersebut dikenal sebagai Asymmetric Information.

Hal ini pun terjadi di pemerintahan daerah, masyarakat bertindak sebagai

principal sedangkan pemerintahan bertindak sebagai agen. Principles baik rakyat

secara langsung perlu melakukan pengawasan kepada agen baik pemerintah

maupun para politisi (Hilmi & Martani, 2012). Teori agensi yang selanjutnya di

aplikasikan pada sektor pubik, dituangkan dalam Undang Undang No. 22 Tahun

1999 tentang pemerintah daerah, dimana legislatif yang mewakili masyarakat

6
memiliki hak untuk memilih, mengangkat, dan memberhentikan kepala daerah

selaku agen.

Teori agensi telah digunakan dalam beberapa penelitian yang berkaitan

dengan keterbukaan laporan keuangan. Salah satunya adalah penelitian Hilmi dan

Martani (2012), dalam penelitiannya terbukti bahwa kekayaan daerah berpengaruh

terhadap keterbukaan laporan keuangan. Selaku agen, pemerintah daerah yang

memiliki kekayaan yang lebih besar akan mendorong keterbukaan laporan

keuangan yang lebih besar pula.

2.1.2 Teori Sinyal

Teori sinyal berawal dari penelitian Akerlof (1970) menemukan bahwa

ketika pembeli tidak memiliki informasi terkait spesifikasi produk dan hanya

memiliki persepsi umum mengenai produk tersebut, maka pembeli akan menilai

semua produk pada harga yang sama, baik produk yang berkualitas tinggi maupun

yang berkualitas rendah, hal tersebut dapat dikurangi apabila penjual

mengkomunikasikan produk mereka dengan memberikan sinyal berupa informasi

tentang kualitas produk yang mereka miliki. Dalam penelitian Spence (1973)

memberikan ilustrasi pada pasar tenaga kerja (job market) dan mengemukakan

bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (superior performance)

menggunakan informasi finansial untuk mengirimkan sinyal ke pasar.

Dalam sektor publik, Pemerintah akan memberikan sinyal ke masyarakat

dengan cara memberikan laporan keuangan yang berkualitas, peningkatan sistem

internal kontrol, pengungkapan yang lebih lengkap, penjelasan lebih detail dalam

7
website (Puspita & Martani, 2010). Tujuannya agar rakyat dapat terus mendukung

pemerntah yang saat ini berjalan sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan

baik. Kinerja pemerintahan yang baik perlu diinformasikan kepada rakyat baik

sebagai bentuk pertanggungjawaban maupun sebagai bentuk promosi untuk tujuan

politik. Teori sinyal tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007

tentang penyampaian informasi laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah

kepada masyarakat.

Teori sinyal telah digunakan dalam beberapa penelitian yang berkaitan

dengan keterbukaan laporan keuangan. Dalam penelitian Puspita dan Martani

(2010), dalam penelitianya terbukti bahwa jumlah penduduk berpengaruh

terhadap keterbukaan laporan keuangan. Jumlah penduduk yang tinggi

menyebabkan sinyal yang diberikan oleh pemerintah daerah semakin besar. Sinyal

tersebut dalam bentuk laporan keuangan yang berkualitas, peningkatan sistem

internal kontrol, pengungkapan yang lebih lengkap, penjelasan lebih detail.

2.1.3 Good Public Governance

Menurut Good Public Governance (GPG) yang dikeluarkan oleh Komite

Nasional Kebijakan Governance (KNKG), pedoman umum GPG merupakan

acuan bagi lembaga-lembaga negara untuk melaksanakan GPG dalam rangka

mendorong efektivitas penyelenggaraan negara yang didasarkan pada asas

demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum serta kewajaran dan

kesetaraan, mendorong terlaksananya fungsi legislatif dan pengawasan, eksekutif,

yudikatif dan lembaga-lembaga non struktural sesuai dengan tugas dan

8
wewenangnya dengan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan, mendorong penyelenggara negara untuk

meningkatkan kompetensi dan integritas yang diperlukan untuk melaksanakan

fungsi, tugas dan wewenangnya, mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung

jawab untuk memajukan dan mengutamakan kesejahteraan rakyat dengan

memertimbangkan hak asasi dan kewajiban warga negara, meningkatkan daya

saing yang sehat dan tinggi bagi Indonesia baik secara regional maupun

internasional, dengan cara menciptakan pasar bagi Indonesia yang inovatif dan

efisien sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus

investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

2.1.4 E-government

E-government merupakan bentuk dari teknologi informasi, terutama

teknologi internet. Fungsi dari teknologi ini adalah untuk memperkaya akses,

penyampaian informasi dan pelayanan pemerintah untuk masyarakat, unit bisnis,

pegawai, dan stakeholder lainnya. Implementasi e-government terus mengalami

peningkatan, terdapat 19% dari seluruh organisasi Pemerintah di seluruh dunia

telah mengadopsi e-government (West, 2005).

Publikasi laporan keuangan melalui internet merupakan salah satu bentuk

pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure) dan bentuk

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat

(Trisnawati dan Achmad 2014). Dengan menggunakan internet yang mudah

dijangkau oleh masyarakat dan merupakan sarana yang efektif bagi pemerintah

9
sehingga dapat meningkatkan derajat transparansi. Penggunaan internet membuat

publikasi laporan keuangan menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga dapat

diakses oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.

Pemda dapat mendisplay informasi pada website miliknya.Display

informasi dapat dikatakan sebagai pengungkapan informasi oleh Pemda pada

website Pemda. Puspita dan Martani (2010) mengatakan bahwa Implementasi e-

government dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi Pemerintah,

yaitu:(1) Meningkatkan efisiensi, meningkatkan akses terhadap servis,

meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan citizen empowerment. (2)

Menurunkan biaya dan waktu untuk melakukan pelayanan. (3) Memberikan

keuntungan stratejik seperti meningkatkan proses pengambilan keputusan melalui

arus informasi; meningkatkan sharing knowledge dan organizational learning.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan dan telah memberikan bukti

terkait faktor faktor yang mempengaruhi keterbukaan laporan keuangan

pemerintah daerah melalui E-Government, namun hasil dari penelitian tersebut

berbeda beda dan belum bisa memberikan jawaban yang konsisten. Penelitian

Afryansyah & Haryanto (2013) dan Verawaty (2014) mengungkapkan bahwa

ukuran pemerintah daerah tidak mempengaruhi keterbukaan informasi keuangan

dan kinerja melalui Internet, sedangkan dalam penelitian Martani & Fitriati

(2014), Pratama, & Werastuty, Sujana (2015), dan Trisnawati & Achmad (2014)

10
mengungkapkan bahwa Ukuran pemerintahan tersebut berpengaruh positif

terhadap keterbukaan laporan keuangan melalui internet

Martani & Fitriati (2014) melakukan sebuah penelitian mengenai faktor

faktor yang mempengaruhi tingkat transparansi informasi keuangan dan kinerja

melalui website yang dimiliki pemerintah daerah. Variabel indpenden yang

digunakan dalam penelitian tersebut dibagi menjadi 2 macam yaitu faktor

karakteristik dan faktor ekonomi, faktor karakteristik terdiri dari ukuran

pemerintah daerah, tingkat ketergantungan, dan tipe pemerintahan, lalu faktor

ekonomi terdiri dari tingkat kekayaan sosial dan tingkat pengangguran. Dari 5

variabel yang diteliti 3 diantaranya yaitu ukuran pemerintahan daerah, tingkat

ketergantungan, dan tingkat kekayaan sosial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui E-

Government pemerintah kabupaten / kota, sedangkan tipe pemerintahan dan tingat

pengangguran tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah melalui e-government pemerintah kabupaten / kota.

Lain halnya dalam penelitian Hilmi & Martani (2012) dimana tingkat

ketergantungan tidak berpengaruh signifikan terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah melalui e-government.

Kualitas SDM juga berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan

pemerintah daerah melalui Internet. Semakin tinggi Kualitas SDM suatu daerah,

maka semakin tinggi pula kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan

keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah. Merujuk kepada hal ini,

semakin tinggi kualitas SDM, semakin tinggi juga keinginan pemerintah daerah

11
untuk melaporkan informasi keuangannya, hal ini di kemukakan dalam penelitian

yang dilakukan dalam Putri (2016)

Penelitian ini mengacu pada penelitian Martani, Fitriasari, dan Annisa

(2014) dan penelitian Pratama & Werastuti (2015) sebagai variabel yang dianggap

berpengaruh dalam keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui

internet, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

Ukuran pemerintahan daerah, tingkat ketergantungan, kekayaan daerah dan

kualitas SDM terhadap keterbukaan laporan keuangan melalui internet. Dengan

penelitian ini diharapkan dapat menyediakan bukti empiris bagi pengembanan

teori di bidang aknuntansi dan keuangan sektor publik terkait permasalahan

keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet.

12
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Independen Variabel Dependen Lokasi Hasil

Puspita, Martani Penghasilan asli daerah, tingkat pengungkapan Indonesia ketergantungan daerah (DAU),
(2010) tingkat ketergantungan, dan kualitas informasi Ukuran Pemda, Kompleksitas
ukuran pemda, dalam website pemda pemerintahan berpengaruh secara
kompleksitas positif
pemerintahan, belanja
daerah belanja daerah, dan penghailan asli
daerah tidak berpengaruh
Hilmi, Martani Kekayaan Daerah, Tingkat tingkat pengungkapan Indonesia Kekayaan Daerah, Jumlah Penduduk
(2012) Ketergantungan, Total laporan keuangan berpengaruh secara positif
Aset, Jumlah Penduduk, pemerintah provinsi
Jumlah SKPD, Kualitas
Tingkat Ketergantungan, Total Aset,
Hasil Audit
Jumlah SKPD, Kualitas Hasil Audit
tidak berpengaruh
Martani, Fitriasari, ukuran pemerintah daerah, Keterbukaan informasi Indonesia Ukuran pemerintah daerah, tingkat
Annisa tingkat ketergantungan, keuangan dan kinerja ketergantungan, dan tingkat
(2014) dan tipe pemerintahan melalui website kekayaan sosial berpengaruh positif
tingkat kekayaan sosial, pemnerintah kabupaten /
dan tingkat pengangguran kota Tipe pemerintahan, dan tingkat
pengangguran tidak berpengaruh
Prasetyo (2015) Kualitas SDM, Keterandalan dan Indonesia Kualitas SDM, Pemanfaatan
Pemanfaatan Teknologi, ketepatwaktuan Teknologi, Pengendalian Interen,
Pengendalian Interen, pelaporan keuangan GCG berpengaruh positif.
GCG pemerintah

13
Peneliti Variabel Independen Variabel Dependen Lokasi Hasil
Pratama, Werastuti, Kompleksitas Pemerintah pelaporan keuangan Indonesia Kompleksitas Pemerintah Daerah,
Sujana Daerah, Ukuran pemerintah daerah Ukuran Pemerintah Daerah,
(2015) Pemerintah Daerah, melalui web Kekayaan Pemerintah Daerah,
Kekayaan Pemerintah Belanja Daerah berpengaruh secara
Daerah, Belanja Daerah positif

Mya Dewi kompetisi politik, ukuran Publikasi Laporan Indonesia kompetisi politik, ukuran
Trisnawati, pemerintah, pembiayaan Keuangan Pemerintah pemerintah, pembiayaan utang,
Komarudin Achmad utang, kekayaan Daerah melalui Internet kekayaan pemerintah daerah
(2014) pemerintah daerah, tipe berpengaruh secara positif
pemerintah daerah, opini
audit tipe pemerintah daerah dan opini
audit tidak berpengaruh
Verawaty Ukuran pemerintahan, Internet Financial Indonesia Ukuran pemerintahan, Pendapatan
(2014) Pendapatan per kapita, Reporting per kapita, debt level tidak
debt level berhubungan
Rahmad Dian Ukuran daerah, tingkat Pengungkapan informasi Indonesia Ukuran daerah, tingkat investasi,
Afryansyah investasi, kekayaan daerah, akuntansi di internet kekayaan daerah, kompetisi politik
(2013) kompetisi politik, press oleh pemerintah daerah tidak berpengaruh
visibility Press visibility berpengaruh
Annisa Karunia Putri Ukuran Pemerintah daerah, Transparansi Laporan Indonesia Ukuran Pemerintah Daerah
(2016) Tipe pemerintahan, tingkat Keuangan berpengaruh secara positif
ketergantungan, Kualitas
SDM Tipe pemerintahan, tingkat
ketergantungan, Kualitas SDM tidak
berpengaruh

14
2.3 Hipotesis penelitian

Ukuran Pemerintah Daerah

Dalam teori agensi, semakin banyak jumlah penduduk maka tekanan yang

di berikan kepada agen semakin tinggi sehingga pemerintah akan memberikan

informasi mengenai kinerja pemerintah daerah agar tidak terjadi asimetri

informasi. Dalam teori sinyal pemerintah berkeinginan memberikan sinyal dalam

bentuk informasi mengenai kinerja pemerintah daerah kepada masyarakat melalui

web, sejalan dengan bertambahnya jumlah masyarakat sebagai pengguna

informasi tersebut.

Jumlah penduduk merupakan proksi dari ukuran pemerintah daerah.

Semakin kompleks pemerintahan maka semakin besar pengungkapan yang harus

mereka lakukan (Hilmi & Martani, 2012), Pemerintah daerah yang besar juga

lebih kompleks dalam pengelolaan keuangannya, sehingga semakin banyak

informasi keuangan yang harus dilaporkan untuk mengurangi terjadinya asimetri

informasi.

H1: Ukuran pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap keterbukaan


laporan keuangan pemerintah daerah melalui e-government

Tingkat ketergantungan Pemerintah Daerah

Dalam teori agensi, agen akan melaksanakan tanggung jawab melaporkan

hasil penggunaan dana alokasi kepada pemerintah pusat, sehingga semakin besar

15
ketergantungan pemda terhadap pemerintah pusat semakin besar pula

tanggungjawab agen terhadap principal.

Di Indonesia pemerintah pusat memberikan dana perimbangan kepada

setiap kabupaten / kota dalam bentuk Dana Alokasi Umum yang bersumber dari

APBN, DAU diberikan pemerintah pusat untuk membiayai kekurangan dari

pemerintah daerah dalam memanfaatkan PAD-nya. DAU bersifat Block Grant

yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan

kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah. Dengan demikian semakin tinggi dana DAU yang

dialokasikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan memberikan

tekanan terhadap pemerintah daerah untuk melaporkan penggunaan dana tersebut.

Dalam penelitian Martani, Fitriasari, dan Annisa (2014), tingkat ketergantungan

memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan pemerintah

kabupaten / kota.

H2: Tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat berpengaruh


positive terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah melalui
e-government

Kekayaan Daerah

Dalam teori agensi pemerintah daerah selaku agen memiliki tanggung

jawab kedapa masyarakat untuk melakukan keterbukaan terhadap laporan

keuangannya .Dalam teori sinyal sektor publik, Semakin besar kekayaan daerah,

maka semakin besar dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk melakukan

16
pengungkapan melalui egovernment, sehingga kekayaan daerah meningkat dapat

meningkatkan tingkat pengungkapan laporan keuangan.

Afryansyah (2013) mengatakan kota dengan tingkat kekayaan yang lebih

tinggi akan memiliki tingkat pemantauan politik dan informasi yang lebih tinggi

atas gambaran tentang kinerja pemerintah daerah. Seiring dengan masyarakat

yang sudah sangat mengenal internet saat ini, kecenderungan memanfaatkan

internet sebagai media untuk mendapatkan informasi tentang kinerja pemerintah

daerah juga meningkat. Dalam penelitian Pratama, Werastuty, dan Sujana (2015)

terbukti bahwa kekayaan daerah berpengaruh terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah melalui e-government.

H3: Kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan


keuangan pemerintah daerah melalui e-government

Kualitas SDM

Dalam teori agensi terdapat asumsi mengenai adanya Assymmetric

Information (AI) antara prinsipal dan agen, sehingga dengan adanya kualitas

SDM seperti; tingkat pendidikan yang baik; angka melek huruf yang tinggi; dan

masa studi di sekolah dapat berpengaruh terhadap meningkatnya transparansi

laporan keuangan melalui web, dan meminimalisir adanya Assymmetric

Information.

Kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting, masyarakat yang

memiliki tingkat intelektual yang tinggi akan dapat memanfaatkan adanya

transparansi karena masyarakat dapat mengerti bagaimana cara membaca

17
informasi laporan keuangan dan memberikan kesadaran terhadap informasi

tersebut dan mengurangi tindakan manipulasi ( De Renzio& Krafchik, 2010; Rios,

2013; Sharma, 2008; dalam Putri 2016)

H4: Kualitas SDM berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan


keuangan pemerintah daerah melalui E-Government

2.4 Kerangka penelitian

Berdasarkan Hipotesa yang disusun diatas, dapat dibuat kerangka pemikiran

teoritis yang menggambarkan variabel-variabel yang mempengaruhi keterbukaan

laporan keuangan pemerintah daerah melalui e-government. Variabel-variabel

tersebut antara lain ukuran pemerintah daerah, tingkat ketergantungan, kekayaan

pemerintah daerah, dan kualitas sumber daya manusia.

UKURAN PEMERINTAH DAERAH


KETERBUKAAN
LAPORAN
TINGKAT KETERGANTUNGAN
KEUANGAN

KEKAYAAN DAERAH

KUALITAS SDM

GAMBAR 2.1 KERANGKA PENELITIAN

18
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau gejala sesuatu yang

memiliki karakteristik tertentu Priadana & Muis (2009). Populasi dalam penelitian

ini terdiri dari 156 pemerintah kabupaten / kota di pulau Sumatra pada tahun 2015

karena di pulau Sumatra sendiri memiliki infrastruktur yang baik setelah pulau

jawa, dan rata rata pemerintah daerah memiliki website resmi dan dari sisi

masyarakat di pulau Sumatra juga sudah bisa mengakses internet. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 154 pemerintah kabupaten / kota di pulau

sumatra, dimana 32 kabupaten lainnya tidak memenuhi kriteria yang telah

ditentukan. Pengambilan sample menggunakan metode purposive sampling,

metode purposive sampling adalah metode pengumpulan sampel berdasar kriteria

yang telah ditentukan penelti, yaitu kabupaten / kota yang memiliki website resmi.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data

sekunder adalah informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2006). Alasan

penggunaan data sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini mempunyai

validitas data yang dijamin oleh pihak lain sehingga handal untuk digunakan

dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dengan mencocokkan dan mengambil

data yang telah ditentukan dan dilihat melalui website resmi masing masing

pemerintah kabupaten/kota. Lalu mencari data yang digunakan oleh variable

independen, data ini berupa jumlah dana alokasi umum (DAU), pendapatan asli

19
daerah (PAD), dan Kualitas SDM yang didapatkan dari statistika keuangan

pemerintah kabupaten/kota yang dikeluarkan BPS dan data jumlah penduduk

yang dimiliki kabupaten/Kota di pulau Sumatra tahun 2013-2015 yang diperoleh

lewat www.bps.go.id .

3.3 Metode Pengumpulan Data

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran

pemerintah daerah, Tingkat ketergantungan pemerintah daerah, Kekayaan daerah,

dan Kualitas SDM. Variable dependen yang digunakan adalah transparansi

laporan keuangan pemerintah daerah melalui website resmi setempat, diakses

pada tanggal 1 - 15 April 2017, pada pukul 09.00 18.00 menggunakan aplikasi

Google Chrome versi 59.0.3071.115. Website pemerintah daerah sendiri di

temukan dengan menggunakan fasilitas Google search.

Penelitian ini menggunakan indeks untuk menentukan variabel dependen yang

didapatkan dari hasil transparansi informasi dan publikasi data melalui web resmi

masing masing pemerintah kabupaten / kota, adapun indeks data yang digunakan

ada pada gambar 3.1

Pengumpulan data untuk variabel independen menggunakan data ukuran

pemerintahan, tingkat ketergantungan pemerintah daerah, kekayaan pemerintah

daerah, dan kualitas SDM yang diambil dari statistika keuangan daerah 2013

2015 dari Badan Pusat Statistik.

20
Tabel 3.1

Indeks E-government

No Isi Website

1 Berita penggunaan Anggaran

2 Berita Proses penganggaran

3 Kabupaten / Kota dalam Angka

4 Berita Laporan Keuangan

5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

6 Laporan Realisasi Anggaran

7 APBD Perubahan

8 Neraca

9 Laporan Arus Kas

10 Catatan Atas Laporan Keuangan

11 Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)

12 Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah

13 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

14 Laporan Oprasional tahun 2015

15 Laporan Perubahan Ekuitas tahun 2015

16 Sisa Anggaran Lebih tahun 2015

21
3.4 Pengukuran variabel penelitian

3.4.1 Variabel Independen

3.4.1.1 Ukuran Daerah

Suatu pemerintah daerah yang berukuran besar memiliki jumlah dan

transfer kekayaan yang besar pula, sehingga pemerintah daerah akan mendapatkan

pengawasan yang lebih besar. Pemerintah daerah yang besar juga lebih kompleks

dalam pengelolaan keuangannya, sehingga semakin banyak informasi keuangan

yang harus dilaporkan untuk mengurangi terjadinya asimetri informasi (Pratama

& Werastuti, 2015)

Size dapat di ukur dengan jumlah karyawan, total aset, total pendapatan,

dan tingkat produktifitas (Damanpour, 1991), dalam penelitian Hilmi & Martani

(2010) menggunakan jumlah penduduk sebagai variabel independen yang

mempengaruhi keterbukaan informasi keuangan pemerintah daerah, selain itu

dalam penelitian Verawaty (2014) juga menggunakan jumlah penduduk sebagai

variabel independen, maka dari itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan

jumlah penduduk sebagai proksi dari ukuran pemerintahan

3.4.1.2 Tingkat Ketergantungan

Tingkat ketergantungan yang dimaksud adalah besar dana yang diberikan

pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah. pengukuran tingkat

ketergantungan ini menggunakan data Dana Alokasi Umum (DAU) yang didapat

dari APBD masing masing daerah

22
Pemda yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sumber

dana pemerintah pusat sehingga Pemda memiliki tekanan untuk mengungkapkan

informasi lebih banyak (Puspita & Martani, 2012). Dalam putri (2016)

menggunakan tingkat ketergantungan yang diukur dengan menghitung dana

alokasi umum dibagi dengan total realisasi anggaran pendapatan

3.4.1.3 Kekayaan Daerah

Kekayaan daerah yang dimaksud adalah penerimaan yang diperoleh dari

sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil

pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah. pengukuran kekayaan daerah ini menggunakan data Pandapatan

Asli Daerah (PAD) yang didapat dari APBD masing masing daerah.

PAD menunjukkan kinera daerah untuk menghasilkan pendapatannya

secara mandiri. Pemda yang memiliki PAD tinggi akan menunjukkan kepada para

stakeholdersnya bahwa Pemda telah menghasilkan kinerja yang tinggi (Puspita &

Martani, 2010). Dalam penelitian Trisnawaty & Achmad (2014) menggunakan

ukuran rasio untuk kekayaan daerah dimana perhitungannya adalah Penghasilan

daerah dibagi dengan total penduduk

23
3.4.1.4 Kualitas SDM

Kualitas SDM di proyeksikan menggunakan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) yang diambil dari www.bps.go.id dalam website tersebut dapat

ditemukan Indeks Pembangunan Manusia dari tiap tiap daerah

3.4.2 Variabel Dependen

3.4.2.1 Keterbukaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Melalui E

Government

Keterbukaan informasi yang dimaksud adalah tingkat pemberian informasi

keuangan oleh pemerintah daerah di internet. Variabel ini akan diukur dengan

menggunakan indeks yang dikembangkan oleh Perez et al. (2005) dan Garcia-

Sanchez et al. (2013) lalu dikembangkan oleh Dewi Martani et al (2014) dan Putri

(2016).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005

Standar tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) akuntansi pemerintahan,

fungsi dari laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi

keputusan mengenai alokasi sumber daya. Adapun laporan keuangan meliputi

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas

Laporan Keuangan. Lalu ditambah dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013

pasal 10 ayat (2) tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis

Akrual pada Pemerintah Daerah, pemerintah daerah harus telah

24
mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual paling lambat mulai tahun

anggaran 2015 dengan adanya penambahan komponen laporan keuangan pada

2015 yaitu Laporan Oprasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Sisa Anggaran

Lebih (SAL).

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif

Untuk mengukur tingkat pengungkapan, langkah pertama adalah membuat

checklist berdasarkan dari checklist yang sudah dipakai pada Martani, Fitriasari,

dan Annisa (2014). Checklist terdiri dari beberapa indikator: penganggaran dan

berita keuangan, informasi penganggaran, informasi laporan keuangan, pelaporan

kinerja / infomasinya. Setelah daftar dibuat, Pengamatan dilakukan pada masing-

masing daerah situs web pemerintah untuk menilai ketersediaan Informasi

menurut daftar. Jika ada suatu informasi, maka akan diberi skor 1 dan jika tidak

ada, maka akan diberikan nilai 0. Pengungkapan nilai tingkat diperoleh dengan

membagi Total nilai yang diperoleh oleh masing-masing pemerintah daerah

dengan total item checklist. Setelah itu, data tingkat disclosure diperoleh oleh

checklist tersebut dianalisis secara deskriptif untuk melihat tingkat pengungkapan

keuangan dan kinerja di website pemerintah daerah.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini menggunakan 4 uji asumsi klasik yaitu: Uji

Normalitas, Uji Multikolineritas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas

25
3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran

data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.

3.5.2.2 Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain

3.5.3 Uji Hipotesis

3.5.3.1 Analisis Regresi Berganda

26
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda (multiple regression

analysis), uji ini digunakan untuk menguji 4 variabel independen Dengan model

sebagai berikut:

DINDEKS = + 1LnSIZE + 2 DEPEND + 3 WEALTH + 4LnBD + e

DINDEKS = Dummy Publikasi Informasi Keuangan dan Kinerja Pemerintah

Daerah melalui Internet

= Konstanta

= Slope atau Koefisien Regresi

Ln = Logaritma Natural

SIZE = Ukuran Pemerintah Daerah

DEPEND = Tingkat Ketergantungan Pemerintah Daerah

WEALTH = Kekayaan Pemerintah Daerah

IPM = Kualitas Sumber Daya Manusia

e = error

pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan = 5%, penentuan

pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas (sig) < =5% maka hipotesis di dukung

2. Jika nilai probabilitas (sig) > =5% maka hipotesis tidak di dukung

27
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi objek penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran

pemerintah daerah, tingkat ketergantungan, kekayaan daerah, dan kualitas

sumberdaya manusia terhadap keterbukaan informasi keuangan & kinerja

pemerintah daerah melalui e-government. Objek dari penelitian ini adalah

pemerintah daerah yang memiliki web resmi se-pulau Sumatera. Pulau Sumatera

dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki jumlah pengguna E-government

terbesar kedua setelah pulau Jawa.

Menggunakan teknik pengambilan sampel yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya yaitu purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 122

pemerintah kabupaten/kota berikut adalah tabel hasil seleksi

Tabel 4.1

Proses Seleksi Menggunakan Metode Purposive Sampling

Kriteria Sampel Jumlah

Populasi 154

Pemerintah Daerah yang tidak memiliki (32)

web resmi

Total data 122

28
4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan mean, median, standar

deviasi, maksimum, dan minimum dari masing-masing data sampel (Ghozali,

2006). Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai

distribusi dan perilaku data sampel tersebut (Ghozali, 2006).

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Variabel Jumlah Minimum Maximum Mean Std Deviasi

SIZE 122 10,410 14,608 12,487 0,789

DEPEND 122 0,000 0,734 0,497 0,144

WEALTH 122 4,461 6,190 5,425 0,312

IPM 122 1,765 1,920 1,835 0,030

INDEKS 122 0,000 0,595 0,142 0,118

Dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 maka dapat disimpulkan

deskripsi masing masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Ukuran daerah memiliki rata rata sebesar 12,487 dimana rata-rata dari

seluruh Jumlah Penduduk sebesar 361.434. Nilai minimum sebesar

10,41 dimana jumlah penduduk paling sedikit berada di kota sabang

yaitu berjumlah 33.215 penduduk. Nilai maksimum sebesar 14,608

29
yang dimana jumlah penduduk terbesar berada di kota medan yang

berjumlah 2.210.624 penduduk. Standar deviasi variabel ukuran daerah

sebesar 0,789 menunjukkan bahwa penyebaran data dari variabel

ukuran daerah sebesar 0,789 dari total 122 data penelitian.

2. Tingkat ketergantungan memiliki rata rata sebesar 0,497, rata-rata

jumlah dana alokasi umum sebesar Rp 540.688.889.418 . Nilai

minimum sebesar 0 menunjukkan bahwa ada pemerintah daerah yang

tidak mendapatkan dana alokasi umum yaitu Kabupaten Bengalis dan

Nilai Maksimum sebesar 0,734 dimana jumlah dana alokasi umum

terbesar adalah Rp 686.834.562.000 yang dimiliki oleh Kabupaten

Karo. Standar deviasi variabel tingkat ketergantungan sebesar 0,144

menunjukkan bahwa penyebaran data dari variabel tingkat

ketergantungan sebesar 0,144 dari total 122 data penelitian.

3. Kekayaan daerah memiliki rata rata sebesar 5,425, rata-rata jumlah

pendapatan asli daerah sebesar Rp 119.480.286.697. Nilai minimum

sebesar 4,461 dimana pendapatan asli daerah terkecil adalah Rp

4.335.027.000 yang dimiliki oleh Kabupaten Pesisir Barat. Nilai

maksimum sebesar 6,190 dimana pendapatan asli daerah terbesar

adalah Rp 51.541.736.000 yang dimiliki oleh Kota Sabang. Standar

deviasi variabel kekayaan daerah sebesar 0,312 menunjukkan bahwa

penyebaran data dari variabel kekayaan daerah sebesar 0,312 dari total

122 data penelitian.

30
4. Kualitas Sumber Daya Manusia memiliki rata-rata sebesar 1,835, rata

rata dari keseluruhan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) sebesar 69.

Nilai minimum sebesar 1,765 dimana kualitas SDM terendah sebesar

58,25 yang dimiliki oleh Kabupaten Nias Barat dan nilai maksimum

sebesar 1,920 dimana kualitas SDM tertinggi adalah sebesar 83,25

yang dimiliki oleh Kota Banda Aceh. Standar deviasi variabel kualitas

SDM sebesar 0,03 menunjukkan bahwa penyebaran data dari variabel

kualitas SDM sebesar 0,03 dari total 122 data penelitian.

5. Keterbukaan (keterbukaan Informasi keuangan) memiliki rata-rata

sebesar 0,142 artinya rata rata seluruh keterbukaan sebesar 0,142, nilai

minimum sebesar 0 terdiri dari 12 daerah dan nilai maksimum sebesar

0,595 (Kabupaten Bintan). Nilai minimum sebesar 0 ini menunjukkan

bahwa adanya pemerintah daerah yang tidak melakukan transparansi

Informasi keuangan melalui e-government. Standar deviasi variabel

keterbukaan informasi keuangan sebesar 0,118 menunjukkan bahwa

penyebaran data dari variabel keterbukaan informasi keuangan sebesar

0,118 dari 122 data penelitian.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

antar variabel saling berkorelasi, model korelasi yang baik sehausnya tidak terjadi

korelasi antar variabel bebas, jika terjadi korelasi maka artinya variabel variabel

31
ini tidak ortogonal atau nilai korelasinya sama dengan nol. Peneliti menggunakan

metodeVIF ( Variance Inflation Factor), jika nilai tolerance VIF lebih besar dari

0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10 maka persamaan regresi tersebut tidak

mengalami multikolinieritas.

Tabel 4.4

Analisis Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

SIZE 0,592 1,689 Tidak ada Multikolinieritas

DEPEND 0,624 1,602 Tidak ada Multikolinieritas

WEALTH 0,368 2,715 Tidak ada Multikolinieritas

IPM 0,546 1,833 Tidak ada Multikolinieritas

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa semua variabel bebas mempunyai

nilai toleransi yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam

penelitian ini.

4.4.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada t dan

kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

metode durbin watson, dimana terdapat ketentuan ketika dw > du dan dw < (4-du)

32
maka tidak terjadi autokorelasi

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1,1961

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa nilai DW 1,961, nilai ini

dibandingkan dengan nilai pada tabel signifikasi 5%, jumlah sampel 122, dan

jumlah variabel bebas sebanyak 4 maka diperoleh nilai du 1,7727, nilai dw lebih

kecil dari (4-du) 2,273, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi

dalam penelitian ini.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

TABEL 4.6

Hasil Uji Heterokedastisitas

Model Sig.

SIZE 0,398

DEPEND 0,954

WEALTH 0,090

IPM 0,700

Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah data ini bebas

dari heterokedastisitas atau tidak yaitu variasi nilai yang berubah/tidak konstan.

33
Berdasarkan tabel diatas nilai sig dari ukuran daerah 0,398, tingkat

ketergantungan 0,954, kualitas SDM 0,700, dan kekayaan daerah 0,090, dimana

keempat semuanya berada diatas 0,05 yang artinya dalam penelitian ini tidak

terjadi gejala heterokedastisitas.

4.4.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah data

terdistribusi normal ataukah tidak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode kolmogorof smirnoff dimana jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05

maka data tersebut berdistribusi normal, begitu pula sebaliknya jika nilai

signifikasi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Gambar 4.1

Grafik Histogram Uji Normalitas

34
Gambar 4.2
Grafik Plot Linier Uji Normalitas

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas

Nilai

Sig. (2-tailed) 0,092

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikasi 0,092 dimana lebih

besar dari 0,05 yang artinya dalam penelitian ini data telah berdistribusi normal

dan memenuhi asumsi normalitas. Lalu dalam grafik histogram menunjukkan pola

berbentuk bel dan grafik plot linier memperlihatkan data yang bergerak mengikuti

35
garis linier diagonal, kedua hal tersebut menambah bukti bahwa data pada

penelitian ini berdistribusi normal.

4.4 Uji Hipotesa

Sebelum melakukan uji hipotesa, peneliti akan memberi penjelasan

mengenai seberapa besar kemampuan variabel bebas mempengaruhi variable

terikat. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat nilai R square.

Tabel 4.8

Hasil R- Square

R-Square

Keterbukaan Laporan Keuangan Pemerintah Menggunakan 0,150

E Government

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R Square untuk variabel

Keterbukaan Laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah sebesar 0,150, hal

ini artinya sebesar 15 % variabel keterbukaan laporan keuangan pemerintah

daerah menggunakan E- Government dapat dijelaskan oleh model, sedangkan 85

% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diketahui oleh peneliti. R

Square dapat meningkat apabila ditambahkan dengan variabel lain yang memiliki

pengaruh terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah

menggunakan e-government. Untuk keterbukaan laporan keuangan pemerintah

daerah menggunakan e-government sendiri telah diproksikan dengan Ukuran

36
Daerah, Tingkat ketergantungan, Kekayaan Daerah, dan Kualitas SDM.

Tabel 4.9

Hasil Uji Regresi

Model B Sig. Keterangan

SIZE 0,038 0,025 Didukung

DEPEND -0,016 0,855 Tidak didukung

WEALTH 0,118 0,028 Didukung

IPM 0,244 0,592 Tidak didukung

Rumus Regresi:

Y= -1,406 + 0,038(SIZE) - 0,016(DEPEND) + 0,118(WEALTH) + 0,244(IPM)

1. Ukuran daerah berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah menggunakan e-government

Menurut hasil pengujian data pada tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa

ukuran pemerintah daerah mempunyai nilai signifikasi 0,025 (< 0,05). Hal

ini menunjukkan bahwa ukuran pemerintah daerah berpengaruh secara

signifikan terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah

menggunakan E- Government.

Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1

yang mengharapkan berpengaruh positif antara ukuran pemerintah daerah

terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan

37
e-government didukung secara statistik oleh hasil penelitian. Hal ini dapat

diartikan bila ukuran pemerintah daerah yang besar mendorong

pemerintah untuk melakukan keterbukaan laporan keuangan pemerintah

daerah menggunakan e-government.

Dalam teori agensi, semakin banyak jumlah penduduk maka

tekanan yang di berikan kepada agen semakin tinggi sehingga pemerintah

akan memberikan informasi mengenai kinerja pemerintah daerah agar

tidak terjadi asimetri informasi. Dalam teori sinyal pemerintah

berkeinginan memberikan sinyal dalam bentuk informasi mengenai kinerja

pemerintah daerah kepada masyarakat melalui web, sejalan dengan

bertambahnya jumlah masyarakat sebagai pengguna informasi tersebut.

Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah penduduk maka

semakin besar dorongan dari masyarakat untuk meminta pengungkapan

yang lebih besar dalam laporan keuangan kepada pemerintah.

Pemerintah perlu meningkatkan keterbukaan laporan keuangan

daerah karena jumlah penduduk yang semakin meningkat, sehingga

tekanan yang diberikan kepada pemerintah daerah juga semakin

meningkat. Hasil dari penelitian ini mendukung pernyataan yang terdapat

dalam penelitian yang dilakukan oleh Martani & Fitriasari, Annisa (2014)

yang mengungkapkan bahwa ukuran pemerintah daerah yang besar akan

mendorong pemerintah daerah untuk menyediakan informasi keuangan

melalui website.

38
2. Tingkat Ketergantungan berpengaruh positif terhadap keterbukaan

laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan e-government

Menurut hasil pengujian data pada tabel diatas diperoleh hasil

bahwa tingkat ketergantungan mempunyai nilai signifikasi 0,855 (> 0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan pemerintah daerah

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah menggunakan E- Government.

Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis H2

yang mengharapkan berpengaruh positif antara Tingkat ketergantungan

terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan

E- Government tidak didukung secara statistik oleh hasil penelitian. Hal

ini dapat diartikan bila tingkat ketergantungan yang besar tidak

mendorong pemerintah untuk melakukan keterbukaan laporan keuangan

pemerintah daerah menggunakan e-government.

Dalam teori agensi, agen akan melaksanakan tanggung jawab

melaporkan hasil penggunaan dana alokasi kepada DPRD, sehingga

semakin besar ketergantungan pemda terhadap pemerintah pusat semakin

besar pula tanggung jawab agen terhadap principal. Namun hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan tidak

berpengaruh terhadap keterbukaan laporan keuangan melalui e-

government. Dana alokasi umum berasal dari pemerintah pusat namun

pertanggungjawaban pelaporannya adalah kepada DPRD sehingga

pemerintah pusat sebagai principle disini tidak mempunyai akses

39
monitoring secara langsung terhadap pengelolaan dana tersebut. Jika ada

monitoring tersebut tidak digunakan dalam menentukan anggaran dana

perimbangan di daerah sehingga tidak mendorong pemerintah daerah

untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya. Dalam penelitian

Hilmi dan Martani (2012) mengatakan bahwa Insentif pelaporan keuangan

baru diberikan mulai tahun 2010, namun lebih diarahkan pada pencapaian

opini bukan kualitas pengungkapan.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat ketergantungan

pengaruhnya adalah negatif terhadap keterbukaan, hasil tersebut tidak

sejalan dengan hipotesa awal, hal ini mungkin karena adanya

penyimpangan dalam pengelolaan dana alokasi umum sehingga

pemerintah enggan untuk melakukan keterbukaan. Hasil dari penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilmi & Martani (2012),

dimana tingkat ketergantungan tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap tingkat pengungkapan pemerintah kabupaten / kota.

3. Kekayaan Daerah berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah menggunakan e-government

Menurut hasil pengujian data pada tabel diatas diperoleh hasil

bahwa Kekayaan daerah mempunyai nilai signifikasi 0,028 (< 0,05). Hal

ini menunjukkan bahwa kekayaan daerah berpengaruh secara signifikan

terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan

e-government.

Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis H3

40
yang mengharapkan berpengaruh positif antara kekayaan daerah terhadap

keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan e-

government didukung secara statistik oleh hasil penelitian. Hal ini dapat

diartikan bila kekayaan daerah yang besar mendorong pemerintah untuk

melakukan keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah

menggunakan e-government.

Dalam teori agensi pemerintah daerah selaku agen memiliki

tanggung jawab kepada masyarakat untuk melakukan keterbukaan

terhadap laporan keuangannya .Dalam teori sinyal sektor publik, Semakin

besar kekayaan daerah, maka semakin besar dana yang dimiliki oleh

pemerintah daerah untuk melakukan pengungkapan melalui e

government, sehingga kekayaan daerah meningkat dapat meningkatkan

tingkat pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan

bahwa pemerintah daerah yang memiliki kekayaan daerah yang besar

mempunyai kemampuan malakukan pengungkapan yang lebih besar

melalui e-government

Pemerintah daerah perlu meningkatkan keterbukaan laporannya

karena kekayaan yang dimiliki pemerintah daerah semakin besar dari

tahun ke tahun, sehingga dana untuk melakukan keterbukaan menjadi

lebih besar. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pratama & Werastuti, Sujana (2015) yang mengatakan

bahwa kekayaan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pelaporan keuangan pemerintah daerah.

41
4. Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap

keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan e-

government

Menurut hasil pengujian data pada tabel diatas diperoleh hasil

bahwa kualitas sumber daya manusia mempunyai nilai signifikasi 0,592 (>

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap keterbukaan laporan keuangan

pemerintah daerah menggunakan e-government.

Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis H4

yang mengharapkan berpengaruh positif antara kualitas sumber daya

manusia terhadap keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah

menggunakan e-government tidak didukung secara statistik oleh hasil

penelitian. Hal ini dapat diartikan bila kualitas sumber daya manusia yang

tinggi tidak mendorong pemerintah daerah untuk melakukan keterbukaan

laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan e-government.

Dalam teori agensi terdapat asumsi mengenai adanya Assymmetric

Information (AI) antara prinsipal dan agen, sehingga dengan adanya

kualitas SDM seperti; tingkat pendidikan yang baik; angka melek huruf

yang tinggi; dan masa studi di sekolah dapat berpengaruh terhadap

meningkatnya transparansi laporan keuangan melalui web, dan

meminimalisir adanya Assymmetric Information. Namun dalam penelitian

ini tidak dapat membuktikan bahwa kualitas SDM yang tinggi

berpengaruh terhadap keinginan pemerintah daerah untuk melakukan

42
keterbukaan laporan keuangan.

Tidak berpengaruhnya kualitas sumber daya manusia terhadap

keterbukaan laporan keuangan kemungkinan karena kurangnya perhatian

pemerintah terhadap masyarakat dalam bentuk infrastruktur. Pemerintah

harus membangun infrastruktur yang baik untuk mendukung Kualitas

SDM. Tercatat jumlah pulau-pulau kecil yang berada d sekitar Sumatra

sebanyak 5277 pulau, ditambah dengan kondisi geografis pulau sumatra

yang sebagian besar adalah pegunungan kondisi yang demikian membuat

pemerintah kesulitan dalam pembangunan infrastruktur. . Hasil dari

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016),

dimana mengatakan bahwa kualitas SDM tidak mendorong pemerintah

daerah untuk melakukan keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah

menggunakan e-government.

43
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran

pemerintahan, tingkat ketergantungan kepada pemerintah pusat, kekayaan daerah

serta kualitas SDM terhadap keterbukaan Informasi keuang dan kinerja pemda

melalui E-Government dan dapat diakses yang berjumlah 122 kabupaten / kota

pada tahun 2013 2015. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka dapat ditarik kesimpulan. Ukuran pemerintah daerah berpengaruh terhadap

keterbukaan laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan E- Government.

Pemerintah daerah yang memiliki jumlah penduduk yang besar memiliki tekanan

untuk melakukan pengungkapan laporan keuangan yang lebih besar.

Kekayaan Daerah juga berpengaruh positif terhadap keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah menggunakan e-government. Penelitian ini

menunjukkan bahwa pemerintah daerah yang memiliki kekayaan daerah yang

besar mempunyai kemampuan malakukan pengungkapan yang lebih besar melalui

e-government.

Tingkat ketergantungan tidak berpengaruh dengan keterbukaan laporan

keuangan pemerintah daerah menggunakan e-government. Hasil ini karena

kurangnya monitoring yang dilakukan pemerintah pusat terhadap pemerintah

daerah. Kualitas Sumber Daya Manusia diukur menggunakan Indeks

Pembangunan Manusia tidak berpengaruh dengan keterbukaan laporan keuangan

pemerintah daerah menggunakan e-government. Hal ini karena kurangnya

44
perhatian pemerintah terhadap masyarakat, bahwasanya masyarakat juga

membutuhkan informasi tersebut.

5.2 Implikasi Penelitian

Berdasarkan Hasil yang didapatkan dari penelitian dan pembahasan

sebelumnya maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi pihak terkait.

Bagi pihak akademik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan mengenai faktor faktor apa saja yang mempengaruhi keterbukaan

laporan keuangan menggunakan e-government, dan untuk selanjutnya dapat

digunakan sebagai rujukan dalam pengembangan penelitian yang sejenis.

Penelitian ini menguji faktor faktor yang mempengaruhi keterbukaan laporan

keuangan menggunakan e-government, dimana variabel yang diteliti terdiri dari

variabel yang masih belum konsisten dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini

diharapkan dapat memperkaya pngembangan akuntansi sektor publik, dimana

hasil penelitian ini juga dapat berkontribusi untuk menambah bukti empiris faktor

apa saja yang mempengaruhi keterbukaan laporan keuangan menggunakan e-

government.

Bagi praktisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

pemerintah daerah di pulau sumatra. Pemerintah daerah perlu meningkatkan

keterbukaan laporan keuangan karena jumlah penduduk yang semakin banyak

menyebabkan tuntutan untuk keterbukaan juga semakin meningkat. Tidak

mustahil bagi pemerintah untuk melakukan keterbukaan yang lebih besar, karena

dari tahun ke tahun kekayaan daerah juga semakin meningkat. Pemerintah daerah

45
juga perlu lebih memperhatikan masyarakatnya dalam bentuk infrastruktur

sehingga masyarakat dapat berkontribusi dalam mengawasi pemerintah. Tidak

hanya pemerintah daerah, DPRD juga perlu meningkatkan monitoringnya

terhadap pemerintah daerah sehingga dana alokasi umum digunakan secara

semestinya.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1. Masih rendahnya kemampuan variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini. Sehingga variabel dependennya belum dijelaskan secara

luas.

2. Kemampuan menjelaskan keterbukaan laporan keuangan pemerintah

daerah menggunakan E- Government masih rendah. Artinya bahwa masih

ada faktor faktor lain yang mempengaruhi keterbukaan laporan keuangan

pemerintah daerah menggunakan e government.

3. Objek penelitian hanya terbatas pada pulau sumatra saja

5.4 Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah dijelaskan maka peneliti

memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian

selanjutnya dapat memperluas objek penelitian, misalnya pulau sumatra dan jawa

karena kedua pulau ini yang memiliki angka pengguna e-government terbesar.

Selain itu berdasarkan dari keterbatasan, penelitian selanjutnya dapat

menambahkan variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap keterbukaan

laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan e govenrment, seperti

kompetisi politik, tipe pemerintahan, opini audit, dan tingkat pengangguran. Yang

46
terakhir dalam penelitian berikutnya diharapkan dapat memasukkan berita politik,

ataupun hasil opini auditor dalam indeks penilaian e-government sehingga

mungkin dapat menambah nilai keterbukaan pelaporan keuangan melalui e-

government.

47
DAFTAR REFRENSI

Afryansyah, R. D. (2013). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENGUNGKAPAN INFORMASI AKUNTANSI DI INTERNET OLEH
PEMERINTAH DAERAH. DIPONEGORO JOURNAL OF
ACCOUNTING, 1-11.
Akerlof, G. A. (1970). The Market for "Lemons": Quality Uncertainty and the
Market Mechanism. The Quarterly Journal of Economics, 1-3.
Damanpour, F. 1991. Organizational innovation: A meta-analysis of effects of
determinants and moderators. Academy of Management Journal, Vol. 34:
555-590

DUADJI, N. (2012). Good Governance dalam Pemerintah Daerah. MIMBAR.


Hilmi, A. Z., & Martani, D. (2012). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI.
Garcia, I.M.S., Frias, J.V.A., and Rodriguez, L.D. 2013. Determinants of
Corporate Social Disclosure in Spanish Local Governments. Journal of
Cleaner Production 39: 60-72.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Cetakan IV Penerbit UNDIP

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). THEORY OF THE FIRM:


MANAGERIAL BEHAVIOR,AGENCY COSTS AND OWNERSHIP
STRUCTURE. Journal of Financial Economics, 3: 305-360.
Martani, D., Fitriasari, D., & Annisa. (2014). FINANCIAL AND
PERFORMANCE TRANSPARENCY ON THE LOCAL
GOVERNMENT WEBSITES IN INDONESIA. Journal of Theoretical
and Applied Information Technology, 60: 3.
Perez, C.C., Hernandez, A.M.L., and Bolivar, M.P.R. 2005. Citizens Access to
On-Line Governmental Financial Information: Practices in the European
Union Countries. Government Information Quarterly 22: 258-276.

Pratama, K. A., Werastuty, D. N., & Sujana, E. (2015). PENGARUH


KOMPLEKSITAS PEMERINTAH DAERAH, UKURAN
PEMERINTAH DAERAH, KEKAYAAN DAERAH, DAN BELANJA
DAERAH TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 3: 1.

48
Priadana, M.S. dan S. Muis. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.
Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Puspita, R., & Martani, D. (2010). ANALISIS PENGARUH KINERJA DAN


KARAKTERISTIK PEMDA TERHADAP TINGKAT
PENGUNGKAPAN DAN KUALITAS INFORMASI.
Putri, A. K. (2016). PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH
DAERAHTERHADAP TRANSPARANSILAPORAN KEUANGAN
MELALUI WEB.
Presiden Republik Indonesia. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-
Government (2003)

Sa'adah, B. (2015). Akuntabilitas danTransparansiAnggaran Melalui E-


Govenrment ( Studi tentang Penganggaran di Pemerintahan Daerah
Kabupaten Blitar). Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik, 3(2), 1-10.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business : Metodologi Penelitian


untuk Bisnis. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.

Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economics, 3:


355-374.
Trisnawaty, M. D., & Achmad, K. (2014). DETERMINAN PUBLIKASI
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI
INTERNET.
Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah Tahun 1999.

Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang


Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2008.

Verawaty. (2014). DETERMINAN AKSESIBILITAS INTERNET FINANCIAL


REPORTING MELALUI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH
DI INDONESIA.
West, D. M. (2005). Digital government, technology, and public sector
performance. Princeton NJ: Princeton University Press.

49
LAMPIRAN I
DRAFT INDEKS E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH

no Isi Website ada tidak


Tahun 2013
1 Berita penggunaan Anggaran
2 Berita Proses penganggaran
3 Kabupaten / Kota dalam Angka
4 Berita Laporan Keuangan
5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
6 Laporan Realisasi Anggaran
7 APBD Perubahan
8 Neraca
9 Laporan Arus Kas
10 Catatan Atas Laporan Keuangan
11 Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)
12 Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
13 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2014
1 Berita penggunaan Anggaran
2 Berita Proses penganggaran
3 Kabupaten / Kota dalam Angka
4 Berita Laporan Keuangan
5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
6 Laporan Realisasi Anggaran
7 APBD Perubahan
8 Neraca
9 Laporan Arus Kas
10 Catatan Atas Laporan Keuangan
11 Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)
12 Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
13 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2015
1 Berita penggunaan Anggaran
2 Berita Proses penganggaran
3 Kabupaten / Kota dalam Angka
4 Berita Laporan Keuangan
5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

50
6 Laporan Realisasi Anggaran
7 APBD Perubahan
8 Neraca
9 Laporan Arus Kas
10 Catatan Atas Laporan Keuangan
11 Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)
12 Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
13 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
14 Laporan Oprasional
15 Laporan Perubahan Ekuitas
16 Laporan Perubahan Sisa Anggaran

51
52
LAMPIRAN II
DATA VARIABEL INDEPENDEN DAN DEPENDEN

Variabel
Nama Kabupaten Variabel Independen Dependen
SIZE DEPEND WEALTH IPM INDEKS
Kabupaten Aceh Barat 12,175 0,530 5,795 1,835 0,310
Kabupaten Aceh Barat Daya 11,854 0,495 5,630 1,805 0,119
Kabupaten Aceh Besar 12,881 0,503 5,421 1,856 0,143
Kabupaten Aceh Jaya 11,367 0,504 5,630 1,829 0,024
Kabupaten Aceh Selatan 12,323 0,545 5,546 1,801 0,286
Kabupaten Aceh Singkil 11,648 0,533 5,511 1,820 0,167
Kabupaten Aceh Tamiang 12,537 0,469 5,590 1,826 0,071
Kabupaten Aceh Tengah 12,186 0,460 5,877 1,854 0,190
Kabupaten Aceh Tenggara 12,206 0,513 5,507 1,825 0,048
Kabupaten Aceh Timur 12,907 0,523 5,415 1,810 0,095
Kabupaten Aceh Utara 13,277 0,400 5,518 1,825 0,238
Kabupaten Bireuen 12,984 0,545 5,587 1,844 0,143
Kabupaten Nagan Raya 11,952 0,455 5,628 1,824 0,214
Kabupaten Pidie 12,945 0,522 5,655 1,837 0,143
Kabupaten Pidie Jaya 11,910 0,569 5,306 1,848 0,262
Kabupaten Simeulue 11,398 0,534 5,605 1,800 0,048
Kota Banda Aceh 12,430 0,522 5,824 1,920 0,476
Kota Langsa 12,019 0,535 5,823 1,874 0,143
Kota Lhokseumawe 12,162 0,547 5,403 1,876 0,167
Kota Sabang 10,411 0,526 6,191 1,860 0,119
Kabupaten Asahan 13,468 0,639 5,004 1,835 0,000
Kabupaten Batubara 12,901 0,657 5,034 1,820 0,119
Kabupaten Deli Serdang 14,523 0,459 5,492 1,862 0,024
Kabupaten Humbang Hasundutan 12,117 0,618 5,181 1,820 0,071
Kabupaten Karo 12,873 0,734 5,138 1,861 0,143
Kabupaten Labuhanbatu 13,044 0,528 5,500 1,847 0,190
Kabupaten Labuhanbatu Selatan 12,657 0,633 5,104 1,843 0,048
Kabupaten Langkat 13,829 0,643 5,039 1,836 0,048
Kabupaten Mandailing Natal 12,974 0,630 5,183 1,806 0,167
Kabupaten Nias 11,821 0,601 5,667 1,770 0,238
Kabupaten Nias Barat 11,349 0,622 5,372 1,765 0,143
Kabupaten Nias Selatan 12,639 0,537 5,079 1,769 0,071
Kabupaten Pakpak Bharat 10,726 0,661 5,517 1,816 0,214
Kabupaten Serdang Bedagai 13,319 0,617 5,075 1,833 0,048
Kabupaten Tapanuli Tengah 12,766 0,630 5,135 1,826 0,095

53
Kabupaten Tapanuli Utara 12,589 0,607 5,232 1,853 0,119
Kabupaten Toba Samosir 12,099 0,628 5,279 1,866 0,095
Kota Binjai 12,486 0,573 5,525 1,868 0,262
Kota Medan 14,609 0,312 5,881 1,897 0,452
Kota Pematangsiantar 12,458 0,525 5,704 1,883 0,048
Kota Sibolga 11,368 0,591 5,845 1,855 0,071
Kota Tebing Tinggi 11,963 0,614 5,632 1,862 0,190
Kabupaten Agam 13,075 0,602 5,197 1,844 0,452
Kabupaten Lima Puluh Kota 12,819 0,639 5,175 1,830 0,214
Kabupaten Padang Pariaman 12,914 0,596 5,192 1,833 0,286
Kabupaten Pasaman 12,506 0,631 5,333 1,806 0,167
Kabupaten Pasaman Barat 12,925 0,610 5,233 1,815 0,381
Kabupaten Pesisir Selatan 13,017 0,529 5,306 1,833 0,214
Kabupaten Sijunjung 12,313 0,601 5,381 1,815 0,071
Kabupaten Solok Selatan 11,982 0,618 5,334 1,827 0,024
Kabupaten Tanah Datar 12,751 0,574 5,451 1,842 0,095
Kota Padangpanjang 10,837 0,594 5,969 1,881 0,214
Kota Pariaman 11,347 0,646 5,446 1,878 0,214
Kota Payakumbuh 11,758 0,571 5,738 1,889 0,310
Kota Sawahlunto 11,005 0,563 5,945 1,815 0,000
Kota Solok 11,099 0,625 5,631 1,886 0,048
Kabupaten Bengalis 13,207 0,000 5,792 1,853 0,262
Kabupaten Indragiri Hilir 13,464 0,354 5,187 1,812 0,000
Kabupaten Indragiri Hulu 12,923 0,305 5,291 1,833 0,119
Kabupaten Kampar 13,584 0,265 5,269 1,853 0,286
Kabupaten Kuantan Singingi 12,658 0,399 5,335 1,835 0,190
Kabupaten Pelalawan 12,892 0,238 5,367 1,844 0,048
Kabupaten Rokan Hilir 13,377 0,112 5,348 1,825 0,143
Kabupaten Rokan Hulu 13,292 0,353 5,218 1,828 0,048
Kabupaten Siak 12,996 0,055 5,849 1,858 0,000
Kota Pekanbaru 13,853 0,289 5,988 1,899 0,262
Kabupaten Bintan 11,938 0,259 6,038 1,857 0,595
Kabupaten Karimun 12,325 0,233 6,064 1,840 0,167
Kabupaten Kepulauan Anambas 10,607 0,164 5,979 1,819 0,143
Kabupaten Lingga 11,392 0,340 5,375 1,787 0,119
Kabupaten Natuna 11,219 0,100 5,923 1,850 0,262
Kota Batam 13,989 0,221 5,841 1,899 0,262
Kota Tanjung Pinang 12,217 0,326 5,719 1,890 0,024
Kabupaten Batanghari 12,471 0,524 5,425 1,833 0,286
Kabupaten Bungo 12,749 0,474 5,497 1,835 0,095
Kabupaten Kerinci 12,367 0,560 5,406 1,838 0,310

54
Kabupaten Merangin 12,811 0,564 5,271 1,827 0,143
Kabupaten Muaro Jambi 12,897 0,508 5,196 1,824 0,143
Kabupaten Sarolangun 12,536 0,526 5,200 1,833 0,167
Kabupaten Tanjung Jabung Barat 12,647 0,293 5,364 1,813 0,286
Kabupaten Tanjung Jabung Timur 12,272 0,389 5,163 1,786 0,286
Kabupaten Tebo 12,768 0,570 5,185 1,828 0,190
Kota Jambi 13,264 0,462 5,709 1,878 0,048
Kota Sungai Penuh 11,375 0,499 5,562 1,864 0,000
Kabupaten Kaur 11,660 0,634 5,348 1,809 0,000
Kabupaten Kepahiang 11,794 0,590 5,425 1,816 0,000
Kabupaten Bengkulu Tengah 11,588 0,632 5,102 1,811 0,024
Kabupaten Bengkulu Utara 12,569 0,581 5,314 1,829 0,024
Kabupaten Lebong 11,601 0,622 5,416 1,811 0,071
Kabupaten Mukomuko 12,085 0,652 5,401 1,818 0,024
Kabupaten Seluma 12,131 0,610 5,070 1,802 0,048
Kota Bengkulu 12,769 0,563 5,491 1,887 0,119
Kabupaten Muara Enim 13,305 0,301 5,373 1,818 0,190
Kabupaten Empat Lawang 12,381 0,390 5,029 1,803 0,000
Kabupaten Lahat 12,882 0,419 5,369 1,815 0,000
Kabupaten Musi Banyuasin 13,324 0,050 5,535 1,818 0,286
Kabupaten Musi Rawas 12,859 0,407 5,415 1,807 0,048
Kabupaten Ogan Ilir 12,922 0,424 5,108 1,815 0,143
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 13,384 0,536 4,914 1,827 0,095
Kota Lubuklinggau 12,299 0,437 5,480 1,864 0,143
Kota Pagar Alam 11,805 0,466 5,427 1,815 0,048
Kota Palembang 14,273 0,375 5,690 1,882 0,452
Kota Prabumulih 12,084 0,404 5,646 1,864 0,024
Kabupaten Belitung 12,073 0,461 5,740 1,847 0,000
Kabupaten Bangka 12,648 0,507 5,488 1,845 0,000
Kabupaten Bangka Barat 12,189 0,562 5,262 1,828 0,167
Kabupaten Bangka Selatan 12,173 0,548 5,274 1,805 0,000
Kabupaten Bangka Tengah 12,106 0,517 5,546 1,837 0,262
Kabupaten Belitung Timur 11,690 0,508 5,776 1,838 0,048
Kota Pangkal Pinang 12,187 0,466 5,779 1,884 0,048
Kabupaten Lampung Barat 12,588 0,573 5,113 1,810 0,024
Kabupaten Lampung Timur 13,824 0,552 4,952 1,827 0,143
Kabupaten Lampung Utara 13,315 0,708 4,723 1,814 0,048
Kabupaten Mesuji 12,184 0,555 5,061 1,777 0,190
Kabupaten Pesawaran 12,963 0,596 4,958 1,797 0,024
Kabupaten Pesisir Barat 11,918 0,636 4,461 1,782 0,048
Kabupaten Pringsewu 12,866 0,591 5,136 1,830 0,071

55
Kabupaten Tanggamus 13,260 0,563 4,768 1,804 0,071
Kabupaten Tulang Bawang 12,970 0,617 4,820 1,820 0,143
Kabupaten Tulang Bawang Barat 12,486 0,587 4,924 1,799 0,071
Kota Bandar Lampung 13,795 0,434 5,760 1,874 0,310
Kota Metro 11,973 0,539 5,786 1,876 0,095

56
LAMPIRAN III
HASIL UJI ASUMSI KLASIK DAN REGRESI

Tabel Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 122
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,10889306
Most Extreme Differences Absolute ,075
Positive ,075
Negative -,045
Test Statistic ,075
Asymp. Sig. (2-tailed) ,092c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Tabel Multikolinieritas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) -1,406 ,650 -2,164 ,032

SIZE ,038 ,017 ,251 2,266 ,025 ,592 1,689

DEPEND -,016 ,088 -,020 -,183 ,855 ,624 1,602


IPM ,244 ,454 ,062 ,537 ,592 ,546 1,833

WEALTH ,118 ,053 ,312 2,220 ,028 ,368 2,715

a. Dependent Variable: keterbukaan

57
Tabel Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,387a ,150 ,121 ,110739 1,961

a. Predictors: (Constant), kekayaan nat, size, tinkat ketergantungan, ipm naturl


b. Dependent Variable: keterbukaan

Tabel Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -,500 ,384 -1,304 ,195

SIZE ,008 ,010 ,098 ,848 ,398

DEPEND ,003 ,052 ,007 ,058 ,954

IPM ,104 ,268 ,047 ,387 ,700

WEALTH ,054 ,031 ,251 1,708 ,090

a. Dependent Variable: RES_2

Tabel Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1,406 ,650 -2,164 ,032

SIZE ,038 ,017 ,251 2,266 ,025

DEPEND -,016 ,088 -,020 -,183 ,855


IPM ,244 ,454 ,062 ,537 ,592

WEALTH ,118 ,053 ,312 2,220 ,028

a. Dependent Variable: keterbukaan

58
LAMPIRAN IV
DATA SEBELUM DIOLAH

nama jumlah total ralisasi


penduduk DAU PAD pendapatan IPM keterbukaan
Kabupaten Aceh Barat 193791 565634080000 120984504000 1067001011000 68,41 0,310
Kabupaten Aceh Barat Daya 140689 416171312000 60000000000 841018397000 63,77 0,119
Kabupaten Aceh Besar 392584 698185445000 103534638000 1387315322000 71,70 0,143
Kabupaten Aceh Jaya 86385 400638553000 36836018000 795413519000 67,53 0,024
Kabupaten Aceh Selatan 224897 604474808000 79039082000 1109395464000 63,28 0,286
Kabupaten Aceh Singkil 114518 400115697000 37100893000 750427676000 66,05 0,167
Kabupaten Aceh Tamiang 278324 486741323000 108301269000 1038716472000 67,03 0,071
Kabupaten Aceh Tengah 196090 579832765000 147854426000 1261117003000 71,51 0,190
Kabupaten Aceh Tenggara 200014 539245123000 64230377000 1050870696000 66,77 0,048
Kabupaten Aceh Timur 402976 730055738000 104856211000 1396749268000 64,55 0,095
Kabupaten Aceh Utara 583892 738765524000 192540263000 1844974384000 66,85 0,238
Kabupaten Bener Meriah 136821 421563069000 59618500000 742400455000 70,62 0,000
Kabupaten Bireuen 435300 780023926000 168341627000 1431230869000 69,77 0,143
Kabupaten Gayo Lues 87881 416868039000 28347657000 813018188000 63,67 0,000
Kabupaten Nagan Raya 155070 503087763000 65795441000 1106827638000 66,73 0,214
Kabupaten Pidie 418882 766392994000 189252525000 1469133107000 68,68 0,143
Kabupaten Pidie Jaya 148719 402160221000 30116183000 706437960000 70,49 0,262
Kabupaten Simeulue 89117 403115791000 35906840000 755543543000 63,16 0,048
Kota Banda Aceh 250303 612503568000 167087668000 1172455300000 83,25 0,476
Kota Langsa 165890 425446753000 110346992000 795695693000 74,74 0,143

59
Kota Lhokseumawe 191407 469107319000 48458013000 858195755000 75,11 0,167
Kota Sabang 33215 340919772000 51541736000 648293105000 72,51 0,119
Kota Subulussalam 75188 292296821000 35018771000 564708821000 61,32 0,000
Kabupaten Asahan 706283 795350930000 71255888000 1244329152000 68,40 0,000
Kabupaten Batubara 400803 578874665000 43361398000 881354105000 66,02 0,119
Kabupaten Dairi 279090 560602194000 60481900000 867433833000 69,00 0,000
Kabupaten Deli Serdang 2029308 1500192375000 630720702000 3270185445000 72,79 0,024
Kabupaten Humbang Hasundutan 182991 511805111000 27752527000 827984388000 66,03 0,071
Kabupaten Karo 389591 686834562000 53557219000 935516730000 72,69 0,143
Kabupaten Labuhanbatu 462191 593025840000 146290700000 1122255891000 70,23 0,190
Kabupaten Labuhanbatu Selatan 313884 427015380000 39900150000 674319562000 69,67 0,048
Kabupaten Labuhanbatu Utara 351097 531602310000 30421081000 807225549000 69,69 0,000
Kabupaten Langkat 1013385 1039650946000 110900351000 1617906011000 68,53 0,048
Kabupaten Mandailing Natal 430894 722942098000 65720595000 1146943746000 63,99 0,167
Kabupaten Nias 136115 365879173000 63227700000 608660736000 58,85 0,238
Kabupaten Nias Barat 84917 301537799000 20000000000 485109309000 58,25 0,143
Kabupaten Nias Selatan 308281 468405844000 36975738000 872672476000 58,74 0,071
Kabupaten Nias Utara 351097 359841940000 30000000000 571580395000 59,88 0,000
Kabupaten Padang Lawas 258003 427773483000 40117300000 726210814000 65,99 0,000
Kabupaten Padang Lawas Utara 252589 444806362000 26315846000 760001342000 67,35 0,000
Kabupaten Pakpak Bharat 45516 326899366000 14960679000 494314574000 65,53 0,214
Kabupaten Samosir 123789 447470935000 26595698000 764161846000 68,43 0,000
Kabupaten Serdang Bedagai 608691 720551907000 72418621000 1168459388000 68,01 0,048
Kabupaten Simalungun 849405 1425600872000 112414289000 2120420865000 71,24 0,000
Kabupaten Tapanuli Selatan 275098 592764058000 98438746000 1100721216000 67,63 0,000

60
Kabupaten Tapanuli Tengah 350017 558241964000 47720445000 885484559000 67,06 0,095
Kabupaten Tapanuli Utara 293399 616216474000 50000000000 1015487775000 71,32 0,119
Kabupaten Toba Samosir 179704 506843572000 34197976000 806672799000 73,40 0,095
Kota Binjai 264687 541895577000 88674387000 945514122000 73,81 0,262
Kota Gunungsitoli 135995 397362423000 34400000000 604061846000 66,41 0,000
Kota Medan 2210624 1528724690000 1679237163000 4903165637000 78,87 0,262
Kota Padangsidempuan 209796 481834636000 56027872000 788264594000 72,80 0,000
Kota Pematangsiantar 257411 536792310000 130134853000 1021649201000 76,34 0,048
Kota Sibolga 86519 380075078000 60531154000 643323810000 71,64 0,071
Kota Tanjungbalai 167012 398405838000 51070413000 616322755000 66,74 0,000
Kota Tebing Tinggi 156815 400236724000 67190406000 651791602000 72,81 0,190
Kabupaten Agam 476881 767750679000 75048534000 1275092042000 69,84 0,452
Kabupaten Dharmasraya 223112 477807496000 66455813000 773759167000 69,84 0,000
Kabupaten Kepulauan Mentawai 85295 546799618000 47819890000 971510637000 57,41 0,000
Kabupaten Lima Puluh Kota 368985 725615816000 55265130000 1135080697000 67,65 0,214
Kabupaten Padang Pariaman 406076 724226441000 63238862000 1214774844000 68,04 0,286
Kabupaten Pasaman 269883 562775575000 58048354000 891764117000 64,01 0,167
Kabupaten Pasaman Barat 410307 611155638000 70243322000 1001134036000 65,26 0,381
Kabupaten Pesisir Selatan 450186 784825492000 91084865000 1483140531000 68,07 0,214
Kabupaten Sijunjung 222512 516685152000 53527174000 860170524000 65,30 0,071
Kabupaten Solok 363684 676074363000 46099407000 1092870210000 67,12 0,000
Kabupaten Solok Selatan 159796 433585911000 34508264000 701146188000 67,09 0,024
Kabupaten Tanah Datar 344828 667139623000 97333895000 1162014964000 69,49 0,095
Kota Bukittinggi 122621 408640651000 62661940000 675606641000 78,72 0,000
Kota Padang 902413 1072429395000 451050259000 2312998749000 80,36 0,000

61
Kota Padangpanjang 50883 343008704000 47351075000 577459715000 75,98 0,214
Kota Pariaman 84709 389745497000 23647405000 603365955000 75,44 0,214
Kota Payakumbuh 127826 425111374000 69930235000 744285011000 77,42 0,310
Kota Sawahlunto 60186 344941712000 52971460000 612998567000 65,30 0,000
Kota Solok 66106 360719232000 28259394000 577080735000 76,83 0,048
Kabupaten Bengalis 543987 337287018000 4982847245000 71,29 0,262
Kabupaten Indragiri Hilir 703734 841133812000 108243628000 2375286831000 64,8 0,000
Kabupaten Indragiri Hulu 409431 609433272000 80091168000 2000165187000 68 0,119
Kabupaten Kampar 793005 671809364000 147214196000 2539065407000 71,28 0,286
Kabupaten Kepulauan Meranti 181095 347404428000 61464549000 1694105033000 63,25 0,000
Kabupaten Kuantan Singingi 314276 602796123000 67952677000 1512174842000 68,32 0,190
Kabupaten Pelalawan 396990 518942022000 92317747000 2183211524000 69,82 0,048
Kabupaten Rokan Hilir 644680 320515985000 143632952000 2870711365000 66,81 0,143
Kabupaten Rokan Hulu 592278 570751535000 97801429000 1616827706000 67,29 0,048
Kabupaten Siak 440841 185019984000 311112375000 3363004349000 72,17 0,000
Kota Dumai 285967 343254509000 152320192000 1260808205000 72,2 0,000
Kota Pekanbaru 1038118 959493675000 1010623791000 3324027228000 79,32 0,071
Kabupaten Bintan 153020 290035577000 167196747000 1118558295000 71,92 0,595
Kabupaten Karimun 225298 299313329000 261175403000 1283492046000 69,21 0,167
Kabupaten Kepulauan Anambas 40414 184263823000 38519042000 1126664112000 65,86 0,143
Kabupaten Lingga 88591 308643756000 21000000000 908507880000 61,28 0,119
Kabupaten Natuna 74520 145433895000 62369004000 1449500000000 70,87 0,262
Kota Batam 1188985 529988410000 824774150000 2402645275000 79,34 0,000
Kota Tanjung Pinang 202215 325258855000 105825387000 999250247000 77,57 0,024
Kabupaten Batanghari 260631 517978869000 69319389000 988265935000 68,05 0,286

62
Kabupaten Bungo 344100 580998294000 108143353000 1225246100000 68,34 0,095
Kabupaten Kerinci 234882 550843626000 59877570000 984452114000 68,89 0,310
Kabupaten Merangin 366315 642011056000 68380541000 1137971236000 67,15 0,143
Kabupaten Muaro Jambi 399157 572622998000 62614297000 1126711567000 66,66 0,143
Kabupaten Sarolangun 278222 517687718000 44070169000 984218767000 68,1 0,167
Kabupaten Tanjung Jabung Barat 310914 461000000000 71943820000 1574888399000 65,03 0,286
Kabupaten Tanjung Jabung Timur 213670 432097281000 31087871000 1110361071000 61,12 0,286
Kabupaten Tebo 350962 560336666000 53754387000 982687248000 67,29 0,190
Kota Jambi 576067 668201807000 294536445000 1445473827000 75,58 0,048
Kota Sungai Penuh 87132 370113129000 31784555000 741710248000 73,03 0,000
Kabupaten Bengkulu Selatan 152194 511116682000 40021161000 830350837000 68,57 0,000
Kabupaten Bengkulu Tengah 107791 397017701000 13617540000 628652916000 64,68 0,024
Kabupaten Bengkulu Utara 287439 584660290000 59260625000 1006465234000 67,46 0,024
Kabupaten Kaur 115805 393623581000 25811647000 621020701000 64,47 0,000
Kabupaten Kepahiang 132415 415341353000 35270024000 703749232000 65,45 0,000
Kabupaten Lebong 109190 382681510000 28446500000 614824830000 64,72 0,071
Kabupaten Mukomuko 177131 479075773000 44581176000 735000195000 65,77 0,024
Kabupaten Rejang Lebong 256094 566446460000 63981100000 923029842000 67,51 0,000
Kabupaten Seluma 185587 460578378000 21786982000 755043457000 63,41 0,048
Kota Bengkulu 351298 610291533000 108933736000 1084862474000 77,16 0,119
Kabupaten Banyuasin 811501 829437390000 96738866000 1707371366000 64,15 0,000
Kabupaten Empat Lawang 238118 366775204000 25480000000 941332119000 63,55 0,000
Kabupaten Lahat 393235 622781695000 92074118000 1487457062000 65,25 0,000
Kabupaten Muara Enim 600398 593564398000 141775414000 1974349835000 65,82 0,190
Kabupaten Musi Banyuasin 611506 131033381000 209786860000 2632637256000 65,76 0,286

63
Kabupaten Musi Rawas 384333 578786009000 100030861000 1423035167000 64,11 0,048
Kabupaten Musi Rawas Utara 182828 324442113000 21015641000 740254362000 62,32 0,000
Kabupaten Ogan Ilir 409171 557402625000 52410910000 1313872262000 65,35 0,143
Kabupaten Ogan Komering Ilir 787513 931158869000 138652983000 1688778148000 64,73 0,000
Kabupaten Ogan Komering Ulu 349787 568562532000 106821471000 1232217309000 67,18 0,000
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 344074 523633902000 39355000000 1055253900000 62,57 0,000
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 649394 693714985000 53257964000 1294588504000 67,17 0,095
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir 179529 94777636000 29080685000 228663352000 60,83 0,000
Kota Lubuklinggau 219471 443790917000 66298884000 1015187478000 73,17 0,143
Kota Pagar Alam 133862 351582212000 35765316000 754310289000 65,37 0,048
Kota Palembang 1580517 1210604984000 773614194000 3228141363000 76,29 0,000
Kota Prabumulih 177078 406701018000 78442000000 1007273736000 73,19 0,024
Kabupaten Bangka 311085 500006221000 95716088000 985984335000 70,03 0,000
Kabupaten Bangka Barat 196598 440000000000 35927672000 782902091000 67,23 0,167
Kabupaten Bangka Selatan 193583 433411852000 36363309000 790640099000 63,89 0,000
Kabupaten Bangka Tengah 180903 404287787000 63557000000 781870305000 68,66 0,262
Kabupaten Belitung 175048 442340798000 96089556000 960543782000 70,29 0,000
Kabupaten Belitung Timur 119394 412859933000 71255860000 812336351000 68,83 0,048
Kota Pangkal Pinang 196202 419863119000 118027010000 901629896000 76,61 0,048
Kabupaten Lampung Barat 293105 491134702000 37980720000 856445066000 64,54 0,024
Kabupaten Lampung Selatan 972579 881977988000 125152045000 1671592367000 65,22 0,000
Kabupaten Lampung Tengah 1239096 1220616169000 98569046000 2060975011000 67,61 0,000
Kabupaten Lampung Timur 1008797 974792193000 90421560000 1766837179000 67,10 0,143
Kabupaten Lampung Utara 606092 861223023000 32048254000 1217030760000 65,20 0,048
Kabupaten Mesuji 195682 402889285000 22528500000 726300494000 59,79 0,190

64
Kabupaten Pesawaran 426389 601857515000 38677844000 1009477423000 62,70 0,024
Kabupaten Pesisir Barat 149890 363080538000 4335027000 571147307000 60,55 0,048
Kabupaten Pringsewu 386891 570582781000 52875660000 964662929000 67,55 0,071
Kabupaten Tanggamus 573904 698708398000 33633817000 1240726833000 63,66 0,071
Kabupaten Tulang Bawang 429515 586645052000 28369725000 950475512000 66,08 0,143
Kabupaten Tulang Bawang Barat 264712 442703859000 22208000000 753969846000 63,01 0,071
Kabupaten Way Kanan 432914 640397380000 35963150000 1029004811000 65,18 0,000
Kota Bandar Lampung 979287 950106009000 563199791000 2191181938000 74,81 0,000
Kota Metro 158415 422921330000 96774395000 784602360000 75,10 0,095

65

Anda mungkin juga menyukai