SKRIPSI
Disusun oleh
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar
sarjana strata-1 di Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
SKRIPSI
Disusun oleh
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
ii
iii
iv
v
HALAMAN MOTO
(Al-Insan: 3)
“Takdir diciptakan bukan untuk disesali, tapi tuhan ingin melihat bagaimana
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
(Alm.H.Muchtar), dan kakak-kakakku (Ka Mia, Ka Eva, dan Ka Ala) yang tersayang.
Sebagai tanda kebanggan telah berhasil menyelesaikan amanah yang diberikan untuk
Doakan selalu anak dan adikmu ini agar bisa terus membanggakan dan membalas
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini, yang
diajukan guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar sarjana di Jurusan
Dalam kesempatan kali ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan kelancaran bagi penulis unuk
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik serta Nabi Muhammad SAW
utusan-Nya.
2. Bapak Prof. Dr. Hadri Kusuma, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia.
3. Bapak Dr. D. Agus Hardjito, Msi., dan Ibu Dra. Siti Nursyamsiah, MM., selaku
viii
4. Bapak Drs. Sutrisno, M.M., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
5. Mama dan almarhum Ayahku yang tersayang atas didikan kalian terhadap anakmu
ini, kesabaran serta dukungan, doa dan kasih sayang yang tidak ada batasnya dan
6. Untuk kakak-kakak ku yang tanpa mereka tidak akan sampai seperti ini, terutama
Ka’ Mia yang sangat luar biasa perhatiannya terhadap adiknya yang satu ini, yang
adiknya ini membuat kecewa, Ka’ Eva dan Ka’ Ala yang selalu memberikan
dukungan moral dan kasih sayang yang tiada putus, terima kasih pun tidak akan
cukup.
7. Tim Ha Ha (Mami Ria, Bu Dina, Kunyit, Moci, Yoga, Kelex, Coco, Ilox, Mas
Adam, dan Mas gentong) terimakasih karena sudah mau menjadi sahabat dalam
keadaan senang, susah dan sedih, sahabat yang lebih dari sahabat biasa yang
bagaikan keluarga kedua, yang selalu memberi semangat, saling mendoakan, dan
saling berjuang untuk berjalan di jalan masing-masing, semoga nantinya jarak dan
waktu tidak akan memisahkan kita sebagai keluarga dan sahabat. Hati tidak pernah
8. Anak kos Dwil, Sita, Dian “buntung” yang sudah menemani selama hampir empat
tahun ini, yang selalu pasang surut dalam hal pertemanan alias sering musuhan,
ix
walaupun seperti itu tetap kita tidak pernah benar-benar bermusuhan, bakal rindu
9. Semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang selalu memberikan doa,
motivasi, inspirasi, dan dukungan kepada penulis, semoga Allah SWT yang
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, maka saran dan
penulis semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
Wassalamualaikum Wr. Wb
x
DAFTAR ISI
Halaman Persembahan…………………………………………………………..............................vii
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..viii
Daftar Isi....................................................................................................................................... xi
Abstrack ........................................................................................................................................ 1
Abstrak .......................................................................................................................................... 1
2.1.3 Produk Penghimpun dan Penyaluran Dana Bank Konvensional dan Bank Syariah . 14
xi
2.1.4 Konsep Efisiensi ................................................................................................... 20
4.1.1 Tingkat Efisiensi Bank Konvensional di Indonesia Tahun 2007-2012 (Persen) ...... 50
4.1.2 Tingkat Efisiensi Bank Syariah di Indonesia tahun 2007-2012 (Persen) ................. 51
xii
4.7 Pembahasan .................................................................................................................. 73
Lampiran ..................................................................................................................................... 81
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Tingkat Efisiensi Bank Konvensional di Indonesia tahun 2007-2012 (Persen) ... 50
Tabel 4.3 Tingkat Efisiensi Bank Syariah di Indonesia tahun 2007-2012 (Persen) ............. 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
Gambar 4.23 DEA Reference Set .......................................................................................... 69
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2Hasil pengolahan DEA CRS dan VRSEfisiensi Bank Konvensional dan Syariah ........ 84
Lampiran 3 Tingkat Efisiensi 5 Bank Konvensional di Indonesia Tahun 2007-2012 (Persen) ....... 86
xvii
ABSTRACK
The purpose of this research is to measure and analyze the efficiency comparison between
conventional banks with Islamic banks during the period 2007-2012. The data which is used in this
research is a secondary data , collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The
sampling technique that issued in this research is purposive sampling with taking 5 samples of
conventional banks and 5 Islamic banks. Efficiency measurements in this using Data Envelopment
Analysis (DEA) CRS and VRS (Multi Stage). Input variables used in the research is the capital,
deposits and current account deposits, and other operational costs, while the output variable is
cash, financing or credit, and other operating income. To determine differences in efficiency
between conventional banks and Islamic banks, this research used a different test parametric
Independent Sample T-Test.
The result of this study showed that of the 55 banks surveyed only 15 bank that have the
scale and overall efficiency, while technically there are 24 banks of 55 banks that experienced
efficiency. Of different test Independent Sample T-Test showed a significant difference between the
efficiency of conventional banks and Islamic banks during the period 2007-2012.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi dan menganalisa perbandingan
efisiensi antar bank konvensional dengan bank syariah selama periode 2007-2012.Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling dengan mengambil 5 bank konvensional dan 5 bank syariah.Pengukuran efisiensi dalam
penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) CRS dan VRS (Multi
Stage). Variabel input yang digunakan dalam penelitian adalah modal, dana simpanan wadiah dan
giro, dan biaya operasional lainnya, sedangkan variabel outputnya adalah kas, pembiayaan atau
kredit, dan pendapatan operasional lainnya. Untuk mengetahui perbedaan efisiensi antara bank
konvensional dan bank syariah, penelitian ini menggunakan uji beda parametric Independent
Sample T-Test.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 55 bank yang diteliti hanya 15 bank yang
mengalami efisiensi secara skala dan overall, sedangkan secara teknis ada 24 bank dari 55 bank
yang mengalami efisiensi. Dari uji beda Independent Sample T-Test menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank konvensional dan bank syariah selama periode
2007-2012.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Industri perbankan saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam
yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, dengan begitu maka akan
memberikan manfaat bagi pihak yang kekurangan ataupun pihak yang kelebihan dana.
maret 1992 dalam Kasmir (1998) adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarkannya kepda masyarakat dalam rangka
peranan yaitu sebagai lembaga transmisi dan sebagai lembaga perantara.Fungsi transmisi
mencetak uang sebagai alat pembayaran yang sah, hal ini dimaksudkan untuk
fungsi yang kedua yaitu bank sebagai lembaga perantara berkaitan erat dengan pemberian
fasilitas atau kemudahan mengenai aliran dana dari pihak yang kelebihan dana (penabung)
2
kepada mereka yang membutuhkan dana (peminjam) dalam hal ini, lembaga keuangan
sebagai broker yang berperan untuk meningkatkan efisiensi kedua belah pihak.
Pasca krisis moneter pada tahun 1998 bank syariah mulai dikenal oleh masyarakat
luas kendati bank syariah telah berdiri di Indonesia sejak 1992. Krisis moneter yang
menghancurkan bank konvensional, membuat para bankir mulai berfikir dan mencari
Bank syariah menawarkan berbagai produk dan jasa bank tetapi dengan konsep
syariah islam. Meskipun bank syariah membawa konsep islam dalam pelaksanaannya
namun bank syariah tetap ditujukan untuk semua kalangan masyarakat termasuk
masyarakat yang non muslim. Bank syariah mempunyai sistem operasional yang berbeda
dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik
bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga dibayar kepada
penyimpan dana di bank syariah (Ismail, 2011). Itulah yang menjadi keunggulan bank
terlihat pada saaat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 dimana bank syariah mampu
Di dalam industri perbankan, analisa yang banyak digunakan oleh banyak Negara
3
untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat produktivitas dan efisiensi suatu bank yang
yang tidak terpisahkan dari pengembangan sistem perbankan nasional seperti yang
dipaparkan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API). API merupakan kerangka dasar
sitem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh, arah, bentuk, dan tatanan industry
perbankan untuk rentang waktu sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan ini
dilandasi oleh visi mencapai suatu perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna
Menurut Noor, 2013 yakni semakin banyaknya jumlah Bank Umum Syariah (BUS)
dan Bank Umum Konvensional (BUK) yang beroperasi di indonesia dengan berbagai
masyarakat. Permasalahan yang paling penting adalah bagaimana kualitas kerja dan
kesehatan dari BUS dan BUK yang ada.Dengan kondisi seperti ini, maka penilaian efisiensi
bank menjadi sangat penting karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu
perusahaan sekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasional
dalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam kegiatan operasinya. Analisis
efisiensi menjadi sangat penting karena penghimpunan dan penyaluran pembiayaan yang
4
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan
dasar dari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang
maksimal dengan input yang ada, merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat
tingkat output yang optimal dengan input yang yang ada, atau mendapatkan tingkat input
yang minimum dengan tingkat output tertentu. Pemisahan antara unit dan harga diperlukan
agar dapat mengidentifikasi berapa tingkat efisiensi teknologi, efisiensi alokasi dan total
efisiensi. Dengan di identifikasikannya input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk
Menurut Farrell (1957) dalam Rusydiana (2013) efisiensi dari perusahaan terdiri
dari dua komponen yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis
perusahaan dapat dikatakan efisien secara ekonomi jika perusahaan tersebut dapat
meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output tertentu dengan suatu tingkat
Ditinjau dari teori ekonomi ada dua jenis pengertian efisiensi, yaitu efisiensi teknis
5
teknis cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional dalam proses konversi
input menjadi output. Sedangkan dalam efisiensi ekonomi, harga tidak dapat dianggap
sudah ditentukan (given), karena harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan makro (Sarjana,
Adapun menurut Subekti (2004) dalam Utami (2011) analisis kinerja bank
berdasarkan rasio keuangan hanya menghasilkan prediksi klasifikasi bank saja, apakah
kemudian suatu bank akan mengarah pada kebangkrutan atau keberhasilan, tanpa diketahui
secara pasti faktor apa saja yang menyebabkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan.
Dengan menggunakan alat analisis DEA (Data Envelopment Analysis) akan diperoleh
suatu gambaran faktor apa saja yang dapat menyebabkan suatu bank menjadi tidak efisien.
efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan membandingkan secara relative
terhadap UKE yang lain (Charnes et, al.1987; Banker et,al. 1984 dalam Etty Puji Lestari
2007)
Atas uraian diatas itulah maka penulis tertarik untuk melakukan peneliatan dengan
6
1. Apakah terdapat perbedaan efisiensi antara bank umum konvensional dengan bank
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak yang memiliki
7
BAB II
menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan sudah diubah
dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 pengertian perbankan adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang
pengembangan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kea rah
Eksistensi suatu bangsa dimata dunia internasional salah satunya bisa dilihat dari
dalam hal pembiayaan, hal ini karena pembangunan sangat memerlukan tersedianya dana.
Lembaga keuangan sebagai salah satu penopang pembangunan terdiri dari lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank . Konsekuensi lembaga keuangan bank
sebagai lembaga intermediasi yang bermotivasi laba adalah menyalurkan dana dalam
bentuk pinjaman (kredit). Tujuan utama pengelolaan kredit supaya bank dapat
meningkatkan kesehatan dan kinerjanya dengan peningkatan kuantitas serta kualitas kredit
8
(Amirillah, 2010), sedangkan dalam Ismail, 2011 membagi fungsi pokok bank menjadi dua
yaitu sebagai pihak yang menghimpun dana masyarakat dan sebagai penyalur dana kepada
tentang perubahan undang undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan terdapat dua jenis
bank yaitu:
1. Bank Umum
Yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas
pembayaran.
Menurut kasmir (2000) dalam Purwanto (2011) bank terbagi dalam dua kelompok
a. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk
9
pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu.
2. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (bank syariah), yang menerapkan aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam
hal untuk menyimpan Dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya. Sedangkan penentuan biaya-biaya pada bak lainnya juga sesuai syariah
Perbankan di Indonesia menganut system Dual System Banking (bank syariah dan
10
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Investasi tidak mempertimbangkan halal Investasi, hanya untuk proyek dan produk
menguntungkan.
Return baik yang dibayar kepada nasabah Return yang dibayar dan/atau diterima
penyimpan dana dan return yang diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan
dari nasabah pengguna dana berupa bunga. lainnya berdasarkan prinsip syariah.
Perjanjian menggunakan hukum positif. Perjanjian dibuat dalam bentuk akad sesuai
keuntungan atas dana yang dipinjam. keuntungan akan tetapi juga falah
kesejahteraan masyarakat.
Hubungan antara bank dan nasabah adalah Hubungan antara bank dan nasabah adalah
Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam,
(DPS).
11
Bank Konvensional Bank Syariah
Keuntungan utama dari bisnis perbankan diperoleh dari selisih bunga simpanan
yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.
Keuntungan ini disebut spread based. Dalam bank syariah keuntungan tidak diperoleh dari
Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang
meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah (Ismail,
2011).
Tabel dibawah ini akan menggambarkan perbedaaan antara bunga pada bank
12
Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil
Besarnya bunga ditetapkan pada saat Bagi hasil ditetapkan dengan rasio nisbah
perjanjian dan mengikat kedua pihak yang yang disepakati antara pihak yang
melaksanakan perjanjian dengan asumsi melaksanakan akad pada saat akad dengan
Besarnya bunga yang diterima berdasarkan Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan
yang diperoleh.
Jumlah bunga yang diterima tetap, meskipun Jumlah bagi hasil akan dipengaruhioleh
Sistem bunga tidak adil, karena tidak terkait Sistem bagi hasil adil, karena
Eksistensi bunga diragukan oleh semua Tidak ada agama satu pun yang meragukan
13
2.1.3 Produk Penghimpun dan Penyaluran Dana Bank Konvensional dan Bank
Syariah
dengan nama kredit. Pengertian kredit menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
Pada sistem operasi bank konvensional, dana dihimpun dalam rangka untuk
mebiayai operasinya. Dana untuk biaya operasi dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Adapun sumber-sumber dana bank yang dikutip dari Kasmir (1998) sebagai berikut:
A. Modal
Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Maksud dari modal
sendiri berupa setoran modal dari para pemegang saham, cadangan-cadangan yang
ada pada perbankan dan laba ditahan. Keuntungan dari sumber dana sendiri
perusahaan tidak perlu membayar bunga yang relative besar dari pada jika
Merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan
ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai biaya operasinya dari sumber
14
dana ini. Adapun sumber dana masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk
(Kasmir, 1998) :
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat
Deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
Penyaluran dana dalam bank konvensional dikenal dengan nama kredit. Menururt
UU Perbankan No. 10 tahun 1998 kredit mempunyai pengertian sebagai penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
15
Kredit dalam bank konvensional jika dilihat dari segi jangka waktu penggunaannya
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka aktu kurang dari satu tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
Merupakan kredit yang berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, kredit
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga
tahun atau lima tahu, biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.
adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah (Karim, 2004 dalam Purwanto, 2011) dimana :
1. Prinsip Wadiah
Prinsip ini mempunyai implikasi hukum di mana nasabah bertindak sebagai pihak
wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah seperti pada produk
rekening giro. Berbeda dengan wadi’ah amanah yang mempunyai prinsip harta
titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi, pada wadi’ah dhamanah pihak
yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga boleh
16
2. Prinsip mudharabah
untuk melakukan mudharabah kedua oleh bank dimana dalam hal ini bank
bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.Prinsip ini dalam aplikasinya
a. Giro Wadiah
Merupakan data titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau dengan cara
pemindah bukuan.
b. Tabungan Wadiah
c. Deposito Mudharabah
Merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah
investor.
d. Tabungan Mudharabah
17
Merupakan produk menghimpunan dana oleh bank syariah yang menggunakan akad
mudharabah muthlahaq.
Secara garis besar produk pembiayaan bank syariah terbagi kedalam empat kategori
di awal dan menjadi bagian harga jual barang kepada nasabah. Prinsip jual-
a) Pembiayaan Murabahah
Transaksi jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah
tangguh.
b) Pembiayaan Salam
waktu penyerahan.
c) Pembiayaan Istishna
Jual beli seperti akad salam, namun pembayarannya dilakukan oleh bank
18
d) Pembiayaan Dengan Prinsip sewa (Ijarah) :
1) Ijarah
Transaksi jual beli yang dilandasi perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya
prinsip ini sama saja dengan prinsip jual beli, tetapi perbedaannya terletak
pada objek transaksinya. Apabila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa (Karim, 2004).
Perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya prinsip sewa
yang diakhiri dengan opsi kepemilikan objek sewa di akhir masa sewa.Pada
umumnya bank lebih banyak menggunakan prinsip ini karena sifatnya yang
lebih sederhana dari sisi pembukuan dan tidak direpotkan oleh urusan
a. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih atas suatu
b. Pembiayaan Mudharabah
19
Mudharabah adalah bentuk kerjasama atas dua pihak atau lebih dimana
kontribusi 100% modal dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.
mencerminkan perbandingan antara output dan input. Dalam berbagai literature efisiensi
juga sering dikaitkan dengan produktivitas karena sama-sama menilai variable input
dimana pada produktivitas dihitung dengan cara membagi output terhadap input, sedangkan
pada efisiensi adalah dengan membagi input terhadap output (Mulyadi, 2007 dalam Budi,
2010).
Prasetyo (2007) dalam Rusydiana (2013) mengatakan bahwa dalam sudut pandang
level output yang optimal dengan menggunakan tingkat input tertentu. Efisiensi ini
menggunakan input seminimal mungkin. Dengan kata lain, suatu proses produksi
20
dikatakan efisien secara teknis apabila output dari suatu barang tidak dapat lagi
setidak-tidaknya keadaan suatu usaha yang lain menjadi lebih buruk. Dengan kata
lain, apabila input dialokasikan untuk memproduksi output yang tidak dapat
digunakan atau tidak diinginkan konsumen, hal ini berarti input tersebut tidak
3. Economic Efficiency, yaitu kombinasi antara efisiensi teknikal dan efisiensi alokatif.
Efisiensi ekonomis secara implicit merupakan konsep least cost production. Untuk
ekonomi jika perusahaan tersebut menggunkana biaya dimana biaya per unit dari
output adalah yang paling minimal. Dengan kata lain, untuk tingkat output tertentu,
suatu proses produksi dikatakan efisien secara eekonomi jika tidak ada proses
lainnya yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output tersebut pada
kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kegiatan organisasi.Efisiensi dalam dunia
21
perbankan merupakan salah satu parameter kinerja yang cukup popular sehingga lazim
digunakan Karena dapat memberikan jawaban atas berbagai kesulitan dalam menghitung
beranggapan bahwa model lembaga keuangan sebagai produsen sebagai deposit dan
sedangkan inputnya diwakili oleh jumlah tenaga kerja dan pengeluaran modal pada
aktiva tetap.
dari unit ekonomi yang mengalami surplus ke unit ekonomi yang mengalami defisit.
Berdasarkan pendekatan ini, biaya operasi dan biaya bunga secara umum
pinjaman, total deposit, dan pendapatan selain bunga juga dianggap sebagai input.
3. Pendekatan Asset (Favero and Papi, 1995) dalam kusumawardani (2008) lembaga
22
2. Efisiensi Karena ketepatan penilaian dasar asset-asetnya.
3. Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi resiko yang akan
muncul.
4. Efisiensi karena berkaitan erat dengan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh
Menurut Silkman (1986); ario (2005) dalam Ferrari(2011), ada tiga jenis
cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan. Pendekatan ini
akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi, apabila dpat memproduksi jumlah
Efisiensi =
Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan output
b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model dari tingkat
output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya
Y = f (X1, X2,X3,X4………………Xn)
23
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan
untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi
(UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan dinilai efisien, apabila
mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil
estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena
hanya satu indicator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi.
c. Pendekatan frontier, pendekatan ini ada dua macam yaitu: pendekatan secara
Frontier Approach (SFA), Distribution Free Approuch (DFA) dan Thick Frontier
(DEA).
DEA diperkenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (1978). Data Envelopment
Analysis (DEA) dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja suatu aktifitas dalam
sebuah unit entitas (organisasi). Pada dasarnya prinsip kerja model DEA adalah
membandingkan data input dan output dari suatu organisasi data (decision making unit,
DMU) dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis. Perbandingan ini
24
DEA merupakan pendekatan non parametric yang sering banyak dipilih dalam
1. Menurut Coeli et, al (1997), Lan et, al (2003) dalam Lie dan Lih (2005) dalam
banyak criteria yang harus dipenuhi), dan membutuhkan pembentukan fungsi lebih
2. Di sisi lain Coeli et, al (1997) dalam H. S. A, Mokhtar, N. Abdullah dan S. M. Al-
Pada model ini diperkenalkan suatu suatu ukuran efisiensi untuk masing-masing
decision making unit (DMU) yang merupakan rasio maksimum antara output yang
terbobot dengan input yang terbobot. Masing-masing nilai bobot yang digunakan
dalam rasio tersebut ditentukan dengan batasan bahwa rasio yang sama untuk tiap
DMU harus memiliki nilai yang kurang atau sama dengan satu. Oleh karena itu
25
ukuran efisiensi merupakan suatu fungsi nilai bobot dari kombinasi virtual input dan
virtual output.
Hasil model DEA yang memberikan variable return terskala disebut model BCC.
Nilai-nilai pengukuran efisiensi BCC disebut nilai efisiensi teknis murni (pure
technical efficiency), hal ini berkaitan dengan nilai yang diperoleh dari model yang
tereliminasi. Secara umum nilai efisiensi CCR untuk tiap DMU tidak akan melebihi
nilai efisiensi BCC. Apabila nilai efisiensi teknis murni telah diperoleh maka
mengambil sampel dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Menggunakan
variable input (Tabungan iB, Deposito iB, Modal disetor) dan variable
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan periode yang mencapai titik
optimal (efisien) antara lain: Januari 2007, Agustus 2007, September 2007,
Oktober 2007,November 2007, Juni 2008, Juli 2008, Agustus 2008, September
26
2008, Oktober 2008, November 2008, Desember 2008, Januari 2009, Februari
2009, Maret 2009, Mei 2009, Juli 2009, Agustus 2009, September 2009,
Oktober 2009, November 2009, Desember 2009, Maret 2010, April 2010,
pada periode yang optimal BPR Syariah tidak melakukan pemborosan dalam
bahwa kredit yang terkait dengan bank mempunyai potensi pengembangan yang
juga mempunyai tingkat potensi yang tinggi pula. Yang menarik adalah bahwa
potensi pengefisienan input yang dapat kita lakukan cukup besar, sebesar
85.75% untuk beban personalia 87.07% pada beban bunga. Berdasarkan metode
DEA, kelompok bank swasta nasional non devisa dapat dikatakan merupakan
yang paling efisien selama 3 tahun (2001- 2003) dalam kurun analisis 8 tahun
yang paling efisien di tahun 1997, sedangkan bank swasta nasional devisa di
27
Dalam “Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum” menunjukkan secara rata rata
tingkat efisiensi 93 bank umum mengalami peningkatan dari (0.776) dari tahun
penurunan ditahun 2004 dan 2005 yaitu sebesar 0.782 dan 0.736. dan dalam
penelitian ini dinyatakan bahwa jenis Bank Asing dan Bank Pemerintah lebih
jumlah biaya tenaga kerja) dan variabel output (total kredit/pembiayaan dan laba
operasional) terhadap nilai efisiensi BUK dan BUS, dan menganalisis perbedaan
nilai efisiensi BUK dan BUS periode 2006-2010. Disimpulkan bahwa selama
walaupun berfluktuatif dengan rata-rata efisiensi 83,29 persen untuk BUK dan
89,3 persen untuk BUS. Hal ini menunjukan bahwa BUS sedikit lebih baik dari
pada BUK di Indonesia dalam hal efisiensinya. Pada pengujian hipotesis uji
perbedaan nilai efisiensi antara BUK dan BUS selama periode tahun 2006-2010.
28
Melakukan penelitian tentang “Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah
(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia dengan metode Data
syariah sebagai sampel dan 7 unit usaha syariah.Variabel dalam penelitian ini
aset, dan biaya tenaga kerja, dan variabel outpunya berupa pembiayaan dan
Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), penelitian ini
DEA menunjukkan bahwa BUS dan UUS pada periode 2007-2011 cenderung
93,09 persen untuk BUS dan 97,31 persen untuk UUS. Pada pengujian hipotesis
terdapat perbedaan yang signifikan antara BUS dan UUS di Indonesia pada
periode 2007-2011
Dengan Metode Data Envelopment Analysis” studi kasus pada bank muamalat
Indonesia, bank syariah mandiri, dan bank syariah mega tahun 2005-
2007.Dengan variabel input (modal, biaya operasional, dan asset) dan outputnya
(pendapatan operasional lain, jumlah kantor cabang dan jumlah ATM). Dengan
29
khususnya bank umum syariah selama tahun 2005-2007 adalah dari ketiga bank
umum syariah yang paling tinggi nilai asset actual dan targetnya tahun 2007
mempunyai kekayaan yang paling tinggi dari ketiga bank syariah tersebut. Bank
muamalat dan bank syariah mandiri sudah mencapai efisien sempurna atau
100% tahun 2005 sampai 2007, sedangkan bank syariah mega tahun 2005
sampai 2007 belum mencapai efisien sempurna karena tingkat efisien hanya
99,2%.
Frontier (SFA)” dengan menggunakan variabel input (asset tetap, simpanan, dan
biaya operasional lainnya) dan variabel outputnya (kredit pada BUK dan
pembiayaan pada BUS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan selama periode
2006-2009 BUK dan BUS selalu mengalami peningkatan efisiensi dengan rata-
rata 0.9467 unutk BUK dan 0.9516 untuk BUS. Yang artinya BUS sedikit lebih
30
keseluruhan rata-rata efisiensi teknis dan biaya bank syariah mengalami
Envelopment Analysis (DEA) variabel input yang digunakan adalah staff cost,
fixed asset, dan total deposits. Sedangkan variabel outputnya berupa total loans,
other income, dan liquid assets. Didapatkan kesimpulan bahwa tingkat efisiensi
pada bank islam tergolong rendah yaitu sekitar 10% jika dibandingkan dengan
bank konvensional. Pada periode 1998-1999 kinerja bank islam terkena imbas
krisis global tetapi kemudian berjalan sangat baik setelah masa sulit.
variabel input berupa simpanan asset dan biaya tenaga kerja, sedangkan variabel
outputnya adalah pembiayaan dan pendapatan. Dari hasil penelitian ini ditarik
Penelitian ini memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda dari penelitian sebelumnya,
yaitu menganalisis perbandingan tingkat efisiensi anatara dua kelompok bank dengan
31
objek penelitian yang diambil sebagai sampel penelitian yaitu 4 Bank Umum Konvensional
(BUK) dan 4 Bank Umum Syariah yang dipilih secara purposive sampling.Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini berupa variabel input (modal, dana simpanan Giro/Wadiah,
dan pendapatan operasional) dan vaiabel output (kas,kredit,dan beban operasional lainnya).
Periode tahun pengamatan dalam penelitian inipun lebih baru dari pengamatan sebelumnya,
perbankan. Dalam penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)
frontier interaksi antar input dalam mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan.
Hubungan input dan output tersebutlah yang kemudian akan menentukan nilai efisiensi,
sehingga akan dapat dilihat perbedaan antara efisiensi BUK dan BUS.
bahwa terdapat perbedaan efisiensi anatara Bank Umum syariah dengan Bank Umum
Konvensional dimana BUS mengalami kanaikan sedikit lebih banyak disbanding BUK
walaupun kenikan ini masih berfluktuatif. Kenaikan tingkat efisiensi terhadap perbankan
32
syariah juga ditunjukan oleh penelitian Uma Uctavia (2013) dimana dari tahun 2007-2011
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi adalah kumpulan dari semua elemen yang sedang dipelajari yang dari hal
tersebut akan diambil keputusan tertentu, santososo (2003:5) dalam utami (2011). Populasi
dalam penelitian ini adalah Bank Umum konvensional dan Bank umum Syariah yang ada di
Indonesia.Penelitian hanya dilakukan pada laporan laba/rugi maupun neraca tahunan mulai
sampling dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan, yang berarti pemilihan sampel
tidak dilakukan secara acak yang informasinya diperoleh dengan berbagai pertimbangan
tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak lima Bank umum
Konvensional yaitu bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan CIMB Niaga. Dan lima Bank
umum Syariah yang berskala nasional di Indonesia yaitu Mga Syariah, Muamalat, Bank
Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI syariah yang terdaftar pada Bank Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari orang lain yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada,
Hasan (2000) dalam Ferrari (2011). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan keuangan maupun laporan tahunan dari IDX (Indonesia Stock Exchange) dan
34
masing masing bank dan dari laporan tahunan yang dipublikasikan oleh bank Indonesia.
adalah sebuah metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data tersebut
a. Ekuitas/Modal diperoleh dari Neraca keuangan tahunan pada bank yang diteliti.
b. Dana simpanan wadiah/Giro diperoleh dari neraca pada bank yang diteliti.
c. Beban operasional lainnya diperoleh dari Laporan laba/rugi tahunan pada bank yang
diteliti.
d. Kas diperoleh dari Neraca keuangan tahunan pada bank yang diteliti.
e. Pembiayaan/Kredit diperoleh dari Neraca keuangan tahunan pada bank yang diteliti.
f. Pendapatan operasional lainnya diperoleh dari Laporan laba/rugi tahunan pada bank
yang diteliti.
a. Variable Penelitian
35
b. Definisi Operasional
(rugi).
wadiah.
terikat, jasa layanan, pendapatan transaksi dari valuta asing, dan lainnya.
Selain itu variabel output yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
• Kas adalah aktiva lancar yang merupakan semua kekayaan yang dapat
36
3.4 Metode Analisis
dengan metode DEA. Dimana didalam metode DEA terdapat dua macam asumsi yang
pertama adalah VRS (Variable return to Scale) maksudnya semua unit yang diukur akan
menghasilkan perubahan pada berbagai tingkat output. Selain itu dengan memperhatikan
bahwa suatu teknologi dapat juga mempengaruhi kondisi VRS membuka kemungkinan
Metode DEA merupakan metode yang dirancang secara khusus untuk mengukur
efisiensi relative yang menggunakan banyak input dan banyak output, dimana
penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan. Efisiensi relative UKE
adalah efisiensi suatu UKE disbanding UKE lain dalam sampel, Denrawijaya (2001) dalam
Kemudian setelah diketahui nilai efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah
bedaindependent sample t-test. Uji beda tersebut dilakukan utnuk mengetahi apakah
terdapat perbedaan nilai efisiensi antara bank konvemsional dan bank syariah selama
37
3.4.1 Kerangka Berfikir
Pengukuran menggunakan
metode DEA CRS dan VRS
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
38
Dalam penelitian ini penulis menganalisis input-output pada bank syariah maupun
konvensional yang dijadikan objek penelitian . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bank manakah yang lebih efisien ataupun adakah perbedaan efisiensi antara
bank satu dengan bank lainnya serta apa saja yang menyebabkan bank mengalami
a. Menurut Coeli et al. (1997) dalam Setiawan (2013) menjelaskan bahwa pendekatan
(sehingga akan lebih banyak kriteria yang harus dipenuhi), dan membutuhkan
besar).
b. Di sisi lain Coeli et, al (1997) dalam Rusydiana (2013) menyebutkan bahwa
Analisis DEA pada awalnya digunakan untuk mengatasi kekurangan analisis rasio
dan regresi berganda, dimana DEA dapat mengukur efisiensi relatif suatu UKE (Unit
39
Kegiatan Ekonomi) dengan menggunakan input dan output lebih dari satu. Efisiensi relatif
suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan UKE lain dalam sampel yang
menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA memformulasikan UKE sebagai
program linear fraksional untuk mencari solusi, apabila model tersebut ditransformasikan
ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan output (Sutawijaya dan Lestari,
DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan
maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian DEA ini menggunakan orientasi
output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi lainnya adalah minimisasi input,
namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil yang sama. Setiap UKE menggunakan
kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda,
sehingga setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman
Suatu Unit kegiatan Ekonomi (UKE) dapat dinyatakan efisien apabila nilainya sama
dengan satu atau 100%. Namun apabila nilai dari suatu UKE kurang dari satu bahkan
Efisiensi adalah perbandingan relative antara input dan output produktif pada
sebuah bank syariah dan konvensional. Farrell (1957) dalam Abidin dkk (2008) membagi
efisiensi perusahaan menjadi dua, yaitu efisiensi teknis dan alokatif. Dimana efisiensi
40
teknis mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan output dengan
Dalam penelitian ini digunakan alat teknis analisis efisiensi sebuah perusahaan atau
industry yang bernama Data Envelopment Analysis (DEA) dan digunakan untuk menjawab
hipotesis yang ada. DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang
mengukur efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dan membandingkan
secara relative terhadap UKE yang lain Charnes et, al. 1978 dalam Rusydiana (2013). DEA
mengukur satu input dan satu output, menjadi multi input dan multi output menggunakan
kerangka niai efisiensi relative sebagai rasio input (single virtual input) dengan output
(single virtual output). DEA memiliki dua metode yang akan digunakan dalam penelitian
ini, yaitu Constant Return to Scale (CRS) dan Variable Return to Scale (VRS).
Efisiensi teknis bank diukur dengan menghitung rasio antara output dan input
perbankan. Data Envelopment Analysis (DEA) menghitung bank yang menggunakan input
n untuk menghasilkan output m yang berbeda. Efisiensi pada bank dapat diukur sebagai
berikut:
Dimana :
41
hs adalah : efisiensi teknis bank s
yisadalah : jumlah output I, yang diproduksi oleh bank s dan dihitung dari i=1 hingga m
xjsadalah : jumlah input j, yang diberikan oleh bank s, dan dihitung dari j=1 hingga n.
Persamaan diatas menunjukkan adanya penggunaan satu variabel input dan satu
output. Rasio efisiensi (hs), kemudian dimaksimalkan dengan kendala sebagai berikut
(Setiawan, 2013) :
1….
≥0
adanya efisiensi rasio untuk UKE lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua
berbobot positif. Angka rasio bervariasi dai 0 sampai 1. Sebuah bank dikatakan efisien jika
mendekati 1 atau 100%, dan sebaliknya bank dikatakan mengalami inefisiensi jika semakin
mendekati angka 0 atau tingkat efisiensi menuju titik terendah. Beberapa bagian program
linear ditransformasikan ke dalam program ordinary linier secara primal maupun dual
sebagai berikut:
" #$% #$ ℎ
42
&' ( − ≤ 0, 1……..
1 ≥ 0
dengan memaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah input
yang dibobot harus sama dengan satu untuk semua bank, yaitu jumlah output yang
dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini berarti
semua bank akan berada dibawah referensi kinerja frontier (Insukindro 1995 dalam sarjono
2008).
" #$% #$ ℎ + -.
&' ( − ≤ 0, 1……..
1 ≥ 0
Dimana U0 nilai yang dapat positif ataupun negative. Transformasi juga dapat
43
"$ $%$# #$ /
&' ( 0 ≥ $ 1…….%
/ − 0 ≥ 0, 2 1 … . ; 0 ≥ 0; / 4'4 #
Variabel ßs merupakan efisiensi teknis dan bernilai antara 0 dan 1.Programasi linier
pada persamaan diatas diasumsikan Constant Return to Scale (CRS).Efisiensi teknis (ßs)
diukur sebagai rasio KF/KS dan bernilai kurang dari satu. Sementara (1-ßs) menerangkan
jumlah input yang harus dikurangi untuk menghasilkan output yang sama sebagai bentuk
Menurut Sutawijaya dan Lestari (2009:58), terdapat dua jenis asumsi yaitu
maksimisasi output dan minimisasi input, dan maksimisasi output akan memberikan hasil
normal atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai syarat sebelum melakukan uji
44
Jika hasil Uji K-S menunjukkan nilai probabilitas diatas pada 0,05 maka hipotesis
Jika hasil Uji K-S menunjukkan nilai probabilitas signifikan dibawah 0,05 maka
adalah dengan melihat angka t hitungnya atau dengan melihat angka sig-nya pada
masing-masing variabel. Cara menarik kesimpulan dari uji t yaitu sebagai berikut:
a. Bila angka Thitung lebih besar dari angka Ttabel, maka variabel tersebut
signifikan.
b. Atau dengan melihat angka sig-nya dimana bila angka sig-nya lebih kecil
45
BAB IV
ANALISIS DATA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana bank yang efisien dan mana bank
yang inefisien dengan cara membandingkan output dengan inputnya. Bank dapat dikatakan
efisien jika dalam menggunakan input yang ada dapat menghasilkan output yang maksimal
ataupun dengan mengurangi input tapi dapat menghasilkan output yang tetap. Untuk
menghitung nilai efisiensi setiap DMU yang ada digunakan Software Banxia Frontier
Analyst 3, adapun sampel yang digunakan adalah sektor perbankan yang mempunyai asset
terbesar.Yaitu 5 bank umum konvensional dan 5 bank umum syariah selama periode 2007-
2012.
Metode DEA adalah metode nonparametric yang digunakan untuk menilai tingkat
efisiensi relative DMU. Untuk memperoleh skor efisiensi dari DMU yang akan
Banxia Frontier Analyst 3. Suatu DMU akan dinyatakan telah mencapai efisiensi relative
jika mencapai skor 1 atau 100% dan semakin tidak efisien jika semakin jauh dari nilai 1
atau 100%. Berikut diurai nilai efisiensi berdasarkan hasil pengolahan DEA.
46
Tabel 4.1 Tingkat Efisiensi per DMU
Nama Bank CRS VRS Scale RTS
2007_Mandiri 75.1 75.64 99.28609 increasing
2008_Mandiri 87.71 93.97 93.3383 increasing
2009_Mandiri 91.34 96.63 94.52551 increasing
2010_Mandiri 94.62 100 94.62 constant
2011_Mandiri 100 100 100 constant
2012_Mandiri 95 100 95 constant
2007_BCA 83.98 84.46 99.43168 decreasing
2008_BCA 100 100 100 constant
2009_BCA 80.86 82.07 98.52565 increasing
2010_BCA 84.88 86.38 98.26349 increasing
2011_BCA 100 100 100 constant
2012_BCA 100 100 100 constant
2007_BNI 65.01 73.06 88.98166 increasing
2008_BNI 92.92 99.58 93.31191 increasing
2009_BNI 81.76 88.44 92.44686 increasing
2010_BNI 72.47 72.87 99.45108 increasing
2011_BNI 68.95 71.29 96.71763 increasing
2012_BNI 75.17 78.81 95.3813 increasing
2007_BRI 77.37 78.58 98.46017 increasing
2008_BRI 95.54 100 95.54 constant
2009_BRI 96.97 100 96.97 constant
2010_BRI 85.81 100 85.81 constant
2011_BRI 84.82 94.58 89.68069 increasing
2012_BRI 99.83 100 99.83 constant
2007_CIMBNiaga 86.38 86.91 99.39017 decreasing
2008_CIMBNiaga 100 100 100 constant
2009_CIMBNiaga 100 100 100 constant
2010_CIMBNiaga 100 100 100 constant
2011_CIMBNiaga 100 100 100 constant
2012_CIMBNiaga 100 100 100 constant
Sumber:DiolahdarisoftwareBanxiaFrontierAnalyst3
47
Nama Bank CRS VRS Scale RTS
2007_MegaSyariah 31.2 100 31.2 constant
2008_MegaSyariah 89.49 100 89.49 constant
2009_MegaSyariah 100 100 100 constant
2010_MegaSyariah 100 100 100 constant
2011_MegaSyariah 49.86 72.35 68.915 decreasing
2012_MegaSyariah 49.89 61.55 81.05605 decreasing
2007_Muamalat 81.04 87.92 92.1747 decreasing
2008_Muamalat 100 100 100 constant
2009_Muamalat 100 100 100 constant
2010_Muamalat 74.44 77.48 96.07641 decreasing
2011_Muamalat 82.29 82.42 99.84227 increasing
2012_Muamalat 88.2 89.81 98.20733 decreasing
2007_MandiriSyariah 100 100 100 constant
2008_MandiriSyariah 98.88 98.89 99.98989 decreasing
2009_MandiriSyariah 100 100 100 constant
2010_MandiriSyariah 81.14 85.24 95.19005 decreasing
2011_MandiriSyariah 87.55 94.71 92.44008 increasing
2012_MandiriSyariah 66.65 71.26 93.53073 increasing
2009_BRISyariah 88.86 100 88.86 constant
2010_BRISyariah 66.41 70.51 94.18522 decreasing
2011_BRISyariah 55.14 58.9 93.6163 decreasing
2012_BRISyariah 68.22 70.34 96.98607 decreasing
2010_BNISyariah 32.13 82.37 39.00692 decreasing
2011_BNISyariah 34.98 48.59 71.99012 decreasing
2012_BNISyariah 33.64 40.34 83.39118 decreasing
Sumber:DiolahdarisoftwareBanxiaFrontierAnalyst3
Pada umumnya suatu bisnis atau Unit Pengambil Keputusan (UPK), seperti bank,
mempunyai karakteristik yang mirip satu sama lainnya. Tetapi bervariasi dalam ukuran dan
tingkat produksinya.Hal ini menjelaskan bahwa bank memiliki peran yang penting dalam
48
efisiensi teknis dan efisiensi skala, sedangkan model VRS mencerminkan efisiensi teknis
saja, sehingga skala relative adalahrasio dari efisiensi model CRS dan VRS.
Jika nilai skala sama dengan 1 maka UPK beroperasi pada ukuran efisien skala
terbaik dan sebaliknya jika skala kurang dari 1 menandakan UPK sedang berada pada
kondisi inefisiensi. UPK yang efisien dengan model CRS berarti juga mengalami efisien
secara skala, sedangkan UPK yang efisien dengan model VRS tetapi tidak efisien dengan
Dalam membaca Return to Scale (RTS), apabila UPK dinyatakan dalam keadaan
constan itu artinya bank sedang dalam keadaan sudah efisien sehingga dapat melanjutkan
kegiatan operasionalnya. Dalam penelitian ini seperti yang terjadi pada bank mandiri pada
tahun 2011. Kemudian ketika UPK dinyatakan mengalami Increasing seperti yang terjadi
pada Bank BNI tahun 2012 yang artinya BNI masih dapat meningkatkan penggunaan input
untuk untuk memperoleh output yang lebih besar. Dan yang terakhir ketika UPK
mengalami decreasing seperti yang terjadi pada Bank Mega Syariah 2012, artinya UPK
tersebut harus mengurangi input hingga mencapai keadaan yang konstan, karena
penggunaan input yang ada sudah tidak sebanding lagi dengan output yang dihasilkan.
49
4.1.1 Tingkat Efisiensi Bank Konvensional di Indonesia Tahun 2007-2012
(Persen)
Dari tabel tingkat pencapaian efisiensi dari 5 buah bank konvensional dari tahun
2007-2012 diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 belum ada bank sepenuhya
mencapai tingkat efisiensi, sedangkan pada 2008 ada dua bank yang mencapai efisiensi
yaitu bank BCA dan CIMB Niaga, pada tahun 2009 hanya bank CIMB Niaga yang
mencapai tingkat efisiensi 100 persen begitupula ditahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011
terjadi penambahan bank yang mengalami efisiensi menjadi 3 bank yaitu bank Mandiri,
BCA dan CIMB Niaga, dan pada akhir tahu 2012 kembali hanya dua bank yang megalami
Dari tabel diatas juga menjelaskan pencapaian rata-rata efisiensi dari 5 bank dari
tahun 2007-2012 terus mengalami fluktuasi setiap tahunnya dimulai dari tahun 2007
sebesar 97,108 persen kemudian mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi sebesar
96,43 persen kemudian pada tahun 2009 mengalami sedikit kenaikan menjadi 96,49 persen
50
pada tahun 2010 kembali mengalami penuruan menjadi 95,63 persen tetapi kemudia pad a
tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan berturut turut menjadi 97,28 persen pada tahun
Dari tabel tingkat efisiensi perbankan syariah pada tahun 2007-2012 dibawah ini
dapat dilihat pada tahun 2007 hanya Bank Syariah Mandiri yang mengalami efisiensi 100
persen, pada tahun 2007-2008 bank BRI Syariah dan 2007-2009 BNI syariah tidak
mengeluarkan laporan tahunan dan keuangan sehingga tidak dihitung tingkat efisiensinya.
Sementara itu pada tahun 2008 hanya Bank Muamalat yang mengalami efisiensi pada tahun
2009 ada penambahan menjadi tiga bank yang mengalami efisiensi yakni Bank Mega
Syariah, Muamalat dan disusul Bank Mandiri Syariah, tetapi pada 2010 kembali hanya satu
bank yang mengalami efisiensi yakni bank Mega Syariah. sedangkan pada tahun 2011
sampai 2012 tidak ada satupun bank syariah yang mengalami efisiensi 100 persen.
Tabel dibawah ini juga menjelaskan hasil pencapaian rata-rata per tahun. Dimulai
dari tahun 2007 sebesar 74,46 persen kemudian terjadi peningkatan di tahun 2008 dan 2009
menjadi 96,49 persen dan 97,21 persen kemudian pada tahun 2010 mengalami penuruna
menjadi 84,88 persen tetpai mengalami kenaikan lagi pada tahun 2011 sampai 2012
menjadi 85, 35 persen dan 90,63 persen. Pencapaian rata-rata pada bank syariah terus
berfluktuasi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 dengan pencapaian rata-rata
51
Tabel 4.3 Tingkat Efisiensi Bank Syariah di Indonesia tahun 2007-2012 (Persen)
Berdasarkan grafikdibawah ini, maka terdapat 15 DMU dari 55 DMU yang efisien
secara skala dan overall.Adapun secara teknis, terdapat 24 DMU yang sudah efisien.
Distribusi efisiensi DMU berdasarkan model CRS dan VRS dapat ditunjukkan oleh grafik
berikut ini:
yang mengalami efisiensi yaitu Mandiri 2010, Mandiri 2011, Mandiri 2012, BCA 2008,
BCA 2011, BCA 2012, BRI 2008, BRI 2009, BRI 2010, BRI 2012, CIMB Niaga 2008,
CIMB Niaga 2009, CIMB Niaga 2010, CIMB NIaga 2011, CIMB Niaga 2012, Mega
Syariah 2007, Mega Syariah 2008, Mega Syariah 2009, Mega Syariah 2010, Muamalat
2008, Muamalat 2009, Mandiri Syariah 2007, Mandiri Syariah 2009, dan BRI Syariah
2009.
52
Gambar 4.1Distribusi Efisiensi VRS
Sedangkan jika dilihat dari grafik efisiensi CRS dibawah ini, terdapat 15 bank dari
55 bank yang mengalami efisiensi secara skala dan overall yaitu Mandiri 2011, BCA 2008,
BCA 2011, BCA 2012, CIMB Niaga 2008, CIMB Niaga 2009, CIMB Niaga 2010, CIMB
Niaga 2011, CIMB NIaga 2012, Mega Syariah 2009, Mega Syariah 2010, Muamalat 2008,
53
4.2 Perbandingan Efisiensi antar B
Bank
penelitian
litian dari tahun 2007-2012,
2007 2012, dapat diketahui mana bank yang paling efisien dan
inefisien. Pengukuran secara teknis menunjukkan bahwa pada tahun 2012 BCA dan CIMB
Niaga merupakan Bank yang paling efisien yakni 100% seperti yang ditunjukkan tabel
dibawah ini.
Efisiensi Teknis
100 2007
50
0 2008
2009
2010
Adapun perhitungan secara skala menunjukkan bahwa Bank yang paling efisien di
tahun 2012 adalah Bank BCA dan CIMB Niaga. Efisiensi skala menunjukkan dengan input
minimal, BCA dan CIMB Niaga dapat menghasilkan output yang lebih besar.
efisiensi skala
100
2007
50
0 2008
CIMB…
Mega…
Muam…
Mandir…
BRI…
BNI…
Mandiri
BNI
BCA
BRI
2009
2010
54
Tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan secara teknis, adapun perhitungan
secara overall menunjukkan bahwa bank yang paling efisien ditahun 2012 juga ditunjukkan
efisiensi overall
100 2007
50
2008
0
2009
2010
2011
Sub bab ini akan menguraikan satu per satu tren efisiensi masing
masing-masing Bank dari
tahun ke tahun. Kemudian akan dilanjutkan dengan analisis sumber inefisiensi dan
1. Mandiri
Mandiri mengalami efisiensi secara teknis pada tahun 2010, 2011, dan
2012.Efisiensi secara overall dicapai pada tahun 2011.Dan efisiensi secara skala
dicapai pada tahun 2011.Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Mandiri
efisien secara overall. Berdasarkan hasil return to scale,, kondisi Mandiri pada
55
tahun 2012 berada pada kondisi constant yang berarti bahwa Bank Mandiri
pada kondisi yang efisien secara teknis, maka tidak perlu dianalisa lagi potential
improvementnya.
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
-
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 75.10 87.71 91.34 94.62 100 95.00
VRS 75.64 93.97 96.63 100 100 100
SCALE 99.29 93.34 94.53 94.62 100 95.00
2. BCA
BCA mengalami efisiensi secara teknis, skala dan overall pada tahun 2008,
2011, dan 2012. Berdasarkan hasil return to scale, kondisi BCA pada tahun 2012
berada pada kondisi constant yang berarti bahwa Bank BCA sudah efisien dan
dapat melanjutkan kegiatan operasionalnya. Karena sudah pada kondisi yang efisien
56
Gambar 4.7Grafik Efisiensi Bank BCA
120
100
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 83.98 100 80.86 84.88 100 100
VRS 84.46 100 82.07 86.38 100 100
SCALE 99.43168 100 98.52564 98.26348 100 100
3. BRI
BRI mengalami efisiensi secara teknis pada tahun 2008, 2009, 2010, dan
2012.Sedangkan secara skala dan overall BRI belum efisien. Berdasarkan hasil
return to scale, kondisi BRI pada tahun 2012 berada pada kondisi constant yang
berarti bahwa Bank BRI sudah efisien dan dapat melanjutkan kegiatan
operasionalnya. Karena sudah pada kondisi yang efisien secara teknis, maka tidak
57
Gambar 4.8Grafik Efisiensi Bank BRI
120
100
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 77.37 95.54 96.97 85.81 84.82 99.83
VRS 78.58 100 100 100 94.58 100
SCALE 98.460168 95.54 96.97 85.81 89.680693 99.83
4. BNI
efisien.Berdasarkan hasil return to scale, kondisi BNI pada tahun 2012 berada
BNIadalah Kas. Oleh sebab itu, untuk mencapai efisiensi, BNI harus
meningkatkan Kas hingga 25%, kredit 24%, dan POP sebesar 24%.
58
Gambar 4.9Grafik Efisiensi Bank BNI
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 65.01 92.92 81.76 72.47 68.95 75.17
VRS 73.06 99.58 88.44 72.87 71.29 78.81
SCALE 88.98 93.31 92.45 99.45 96.72 95.38
Adapun potensi yang dapat ditingkatkan oleh BNI dengan orientasi output
59
5. CIMB Niaga
CIMB Niaga mengalami efisiensi secara teknis, skala dan overall pada tahun
2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012. Berdasarkan hasil return to scale, kondisi
CIMB Niaga pada tahun 2012 berada pada kondisi constant yang berarti bahwa
operasionalnya. Karena sudah pada kondisi yang efisien secara teknis, maka
105
100
95
90
85
80
75
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 86.38 100 100 100 100 100
VRS 86.91 100 100 100 100 100
SCALE 99.39017 100 100 100 100 100
6. Mega Syariah
Bank Mega syariah mengalami efisiensi secara teknis pada tahun 2007,
2008, 2009, dan 2010, dan efisien secara skala dan overall pada tahun 2009 dan
hasil return to scale, kondisi Bank Mega syariah pada tahun 2012 berada pada
60
input hingga kondisi constant, karena penggunaan input yang ada sudah tidak
120
100
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 31.2 89.49 100 100 49.86 49.89
VRS 100 100 100 100 72.35 61.55
SCALE 31.2 89.49 100 100 68.91499 81.05605
dan mengurangi BOP hingga 43%, wadiah/giro hingga 70% dan modal hingga
38%. Adapun potensi yang dapat ditingkatkan oleh Bank Mega syariah dengan
61
Gambar 4.13Grafik Potensi Bank Mega Syariah
7. Muamalat
Bank Muamalat mengalami efisiensi secara teknis, skala dan overall pada
tahun 2008 dan 2009.Namun ditahun 2012, Bank Muamalat belum efisien.
Berdasarkan hasil return to scale, kondisi Bank Muamalat pada tahun 2012
mengurangi input hingga kondisi constant, karena penggunaan input yang ada
62
Gambar 4.14Grafik Efisiensi Bank Muamalat
120
100
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 81.04 100 100 74.44 82.29 88.2
VRS 87.92 100 100 77.48 82.42 89.81
SCALE 92.17470 100 100 96.07640 99.84227 98.20732
Bank Muamalatadalah BOP, wadiah/giro dan modal. Oleh sebab itu, untuk
mencapai efisiensi, Bank Muamalat harus meningkatkan POP hingga 4%, dan
mengurangi BOP, wadiah/giro dan modal hingga 10%. Adapun potensi yang dapat
gambar berikut:
63
8. BSM
BSM mengalami efisiensi secara teknis, skala dan overall pada tahun 2007
scale, kondisi BSM pada tahun 2012 berada pada kondisi increasingyang berarti
sumber utama inefisiensi pada BSMadalah BOP. Oleh sebab itu, untuk
120
100
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
CRS 100 98.88 100 81.14 87.55 66.65
VRS 100 98.89 100 85.24 94.71 71.26
SCALE 100 99.9898 100 95.1900 92.4400 93.5307
Adapun potensi yang dapat ditingkatkan oleh BSM dengan orientasi output
64
Gambar 4.17Grafik Potensi Bank BSM
9. BRI Syariah
ditahun 2012, BRI syariah belum efisien. Berdasarkan hasil return to scale,
kondisi BRI syariah pada tahun 2012 berada pada kondisi decreasingyang
berarti bahwa BRI syariah harus mengurangi input hingga kondisi constant,
karena penggunaan input yang ada sudah tidak lagi sebanding dengan output
yang dihasilkan.
65
Gambar 4.18Grafik Efisiensi Bank BRI Syariah
120
100
80
60
40
20
0
2009 2010 2011 2012
CRS 88.86 66.41 55.14 68.22
VRS 100 70.51 58.9 70.34
SCALE 88.86 94.18522195 93.61629881 96.98606767
pada BRI syariah adalah BOP. Oleh sebab itu, untuk mencapai efisiensi,
BRI syariah harus mengurangi BOP hingga 46%, wadiah/giro 29% dan
modal hingga 39%. Adapun potensi yang dapat ditingkatkan oleh BRI
66
10. BNI syariah
Sepanjang tahun penelitian BNI syariah belum efiisen.Berdasarkan hasil
return to scale, kondisi BNI syariah pada tahun 2012 berada pada kondisi
orientasi output, maka sumber utama inefisiensi pada BNI syariahadalah POP,
pembiayaaan dan kas. Oleh sebab itu, untuk mencapai efisiensi, BNI syariah
harus meningkatkan POP, pembiayaan dan kas sebesar 196%, dan mengurangi
100
80
60
40
20
0
2010 2011 2012
CRS 32.13 34.98 33.64
VRS 82.37 48.59 40.34
SCALE 39.00692 71.99012142 83.39117501
Adapun potensi yang dapat ditingkatkan oleh BNI Syariah dengan orientasi
67
Gambar 4.21Grafik Efisiensi Bank BNI Syariah
ditingkatkan bagi seluruh bank agar mencapai titik efisiensi yang optimal adalah
12,44%. Dari sisi input, modal perlu dikurangi hingga 2,22%, wadiah/giro hingga
68
Gambar 4.22Potential Improvement Gabungan
Satu keunggulan lainnya yang dimiliki oleh DEA adalah dapat membuat
peringkat DMU yang dapat dijadikan benchmark bagi DMU lainnya. Dalam hal
ini, dapat memberikan informasi tentang DMU yang paling banyak dirujuk oleh
69
Gambar diatas menunjukkan bahwa DMU yang paling banyak dirujuk pada tahun
2012 adalah BCA yang dirujuk oleh 7 DMU yang tidak efisien.
Statistics 17 menunjukkan bahwa nilai K-S untuk variabel I (efisiensi tahun 2007) sebesar
1,078 dengan probabilitas signifikasi 0,195 dan nilainya jauh diatas α = 0,05, hal ini berarti
bahwa H0 diterima atau data berdistribusi normal. Variabel II (efisiensi tahun 2008)
mempunyai nilai K-S = 0,860 dengan probabilitas signifikasi 0,451 dan nilainya diatas α =
70
0,05, hal ini berarti bahwa H0 diterima atau data berdistribusi normal. Variabel III (efisiensi
tahun 2009) memiliki nilai K-S = 0,686 dengan probabilitas signifikasi 0,734 dan nilainya
diatas α = 0,05, hal ini berarti bahwa H0 diterima atau data berdistribusi normal.
Selanjutnya adalah variabel IV (efisiensi tahun 2010) memiliki nilai K-S = 1,214 dengan
probabilitas signifikasi 0,105 dan nilainya jauh diatas α = 0,05, hal ini berarti bahwa H0
diterima atau data berdistribusi normal. variabel V (efisiensi tahun 2011) yang memiliki
nilai K-S = 0,771 dengan probabilitas signifikasi 0,592 dan nilainya berada diatas α = 0,05,
hal ini berarti bahwa H0 diterima atau data berdistribusi normal. Dan yang terakhir variabel
VI (efisiensi tahun 2012) yang memiliki nilai K-S=0,799 dengan probabilitas signifikansi
0,546 dan nilainya berada diatas α = 0,05 hal ini berarti bahwa H0 diterima atau data
berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel diatas data nilai efisiensi yang dihasilkan dari
normal.
71
4.6 Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Efisiensi Equal 14.396 .000 2.528 53 .014 8.58614 3.39577 1.77509 15.39719
variances
assumed
Dari hasil pengujian Levene’s test untuk kesamaan ragam, diperoleh nilai sig F
sebesar 0,000 (sig < α 0,05) maka artinya variance tidak ada beda. Besar t hitung yang
diperoleh adalah 2,322 sedangkan nilai t table dengan α = 0,05 dan Df = 25,798 didapat
angka 2,00 maka dapat disimpulkan bahwa t hitung >t tabel sehingga menolak H1 dan
menerima H0. Berdasarkan nilai probabilitasnya diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,028.
Karena probabilitas α< = 0,05 maka menerima H0. Dengan melihat perbandingan nilai t dan
probabilitas yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
efisiensi antara bank konvensional dengan bank syariah selama periode 2007-2012.
72
4.7 Pembahasan
1. Dari penelitian ini dapat diketahui nilai efisiensi yang terjadi pada 5 bank
syariah dan 5 bank konvensional dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2012. Pada tahun 2007 hanya ada satu bank yang mengalami efisinesi dan ini
berasal dari bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri. Dari bank konvensional
bank CIMB Niaga terus menunjukkan efisiensi secara terus menerus dari tahun
efisiensi yang berfluktuatif. Dilihat dari tahun 2007-2012 bank yang paling
banyak mengalami efisiensi datang dari bank konvensional yakni bank CIMB
Niaga kemudian disusul bank BCA yang mengalami efisiensi pada tahun 2008,
2011 dan 2012. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarjono
(2008) dan Uctavia (2013) yang menyimpulkan bahwa hampir setiap tahunnya
nilai efisinesi antara bank konvensional dan bank syariah selama periode 2007-
maka hal ini mengindikasikan bahwa dari 10 bank yang diteliti ada yang tidak
73
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dengan bank
dengan Yudistira 2003 yang menyatakan ada perbedaan efisiensi antara bank
syariah dengan konvensional dimana bank syariah lebih rendah disbanding bank
74
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dan uraian pada bab dan sub bab sebelumnya, maka dapat
1. Dari 10 bank yang diteliti dengan rentang waktu penelitian dari tahun 2007-
2012 terdapat 15 DMU dari 55 DMU yang dinyatakan efisien secara skala
dan overall. Sedangkan secara teknis, terdapat 24 DMU yang sudah efisien.
Adapun bank yang dinyatakan efisien secara skala dan overall adalah
Mandiri tahun 2011, BCA tahun 2008, BCA tahun 2011, BCA tahun 2012,
CIMB Niaga pada tahun 2008, CIMB Niaga 2009, CIMB Niaga 2010,
CIMB Niaga 2011, CIMB Niaga 2012, Mega Syariah pada tahun 2009,
2. Dari hasil analisis per bank yang dilakukan per tahun dan dianalisa pada
tahun terakhir yakni tahun 2012, 4 dari lima bank konvensional mengalami
efisiensi dan berada pada kondisi yang konstan sehingga dapat melanjutkan
pada akhir tahun yaitu Mandiri, BCA, BRI, dan CIMB Niaga. Sedangkan 1
bank lagi berada pada posisi increasing yaitu BNI yang berarti bagwa BNI
75
yamh lebih besar. Adapun dari 5 bank syariah yang diteliti efisiensinya pada
bank tersebut ialah Mega Syariah, Muamalat, BSM, BNI Syariah. sedangkan
inefisiensi pada bank-bank adalah pembiayaan. Dari sini bank harus mampu
sebesar 12,44% agar dapat mencapai titik efisiensi. Sedangkan dari sisi
sementara hanya ada 3 bank syariah yang mulai beroperasi dibawah 2007
sedangkan yang lain baru mulai beroperasi sekitar tahun 2009 keatas sehingga tidak
semua bank syariah yang penulis teliti dimulai dari tahun 2007.
2. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 55 DMU sebagai sampel untuk diteliti,
sementara itu free software DEA yang ada mayoritas maksimal hanya 18 DMU.
76
Sulitnya mencari free software DEA dengan DMU yang banyak menjadi salah satu
3. Adapun dalam penggunaan metode DEA sendiri ada beberapa keterbatasan yang
beberpa diantaranya seperti metode DEA mensyaratkan semua input dan output
harus spesifik dan dapat diukur, nilai yang dihasilkan merupakan nilai yang bersifat
tiap DMU dan asumsi yang digunakan adalah tidak ada random error.
5.3 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi implikasi dan saran bagi beberapa
kinerja bank.Semakin efisien suatu bank, maka akan semakin baik bank tersebut
dalam mengelola input secara optimal dan menghasilkan output dengan maksimal.
wadiah/giro, serta biaya operasional lainnya agar bak dapat menjadi lebih efisien.
Bank dapat dikatakan efisien jika mampu memaksimalkan output dengan input
77
dengan bank konvensional dan bank syariah terus meningkatkan efisiensinya agar
mampu bersaing dalam dunia perbankan nasional yang berkembang semakin pesat
unit yang diukur akan menghasilkan perubahan pada berbagai tingkat output,
bahwa suatu teknologi dan skala produksi akan mempengaruhi tingkat efisiensi.
Selain itu, menggunakan variabel input biaya-biaya lainnya selain biaya tenaga
kerja, sehingga dapat diketahui biaya lain selain biaya tenaga kerja yang
3. Para investor
78
Daftar Pustaka
Abidin, Z. (n.d.). Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum. ISSN: 1858-2559 , Paper Vol.02.
79
(Periode 2006-2009). Semarang: Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Karim, A. (2004). Bank Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir, S. (1998). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kusumawardani, H. &. (2008, Agustus). Tingkat Kesehatan dan Efisiensi Bank Perkreditan
Rakyat Jawa Timur,. Vol. 02 .
Lestari, E. P. (2007). Disparitas Efisiensi Teknis Antar Sub Sektor dalam Industri
Manufaktur Di Indonesia, Aplikasi Data Envelopment Analysis. Jurnal
Organisasi dan Manajemen , 10-26.
Noor, V. S. (2013). Analisis Efisiensi Bnak Syariah dan Bank Konvensional Dengan
Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Jakarta: Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1Data Bank
Institusi X1 X2 Y2 X3 Y3
Y1 (kas)
Keuangan (modal) (wadiah/giro) (kredit) (BOP) (POP)
2007_Mandiri 29243732 5909369 62306208 125488384 8210461 3162590
2008_Mandiri 30513869 8388974 69086688 162637788 9379761 4653007
2009_Mandiri 35108769 8867881 72691525 184690704 10009867 5484363
2010_Mandiri 41542808 9521713 68287253 232545259 12074973 8432817
2011_Mandiri 62654408 11357523 68287253 298988258 16312021 11768351
2012_Mandiri 76523856 15286190 113907856 370570356 18913026 11897822
2007_BCA 20441731 7657723 43929352 80702481 5884151 2846166
2008_BCA 23279310 10798921 44787747 110026861 6825860 3878052
2009_BCA 27856693 8865151 51640601 119595661 8471253 4484150
2010_BCA 34107844 9639057 63990383 150016746 9571235 7359500
2011_BCA 42027340 10355620 76019811 198440354 10751933 24048708
2012_BCA 51897942 11054208 96455840 252760457 12859718 27613956
2007_BNI 17219585 3259229 42998400 83214985 7625927 4129716
2008_BNI 15431148 4428192 42131123 106342351 7227642 3548889
2009_BNI 19143582 4903316 45088123 113922685 7991230 4295385
2010_BNI 33119626 5480703 48277656 129399567 9643357 7061053
2011_BNI 37843024 6197731 65929216 156504508 11134002 7601475
2012_BNI 43525291 7969378 73365578 193834670 12739104 8445813
2007_BRI 19437635 5041396 37120467 105923763 9019611 1821701
2008_BRI 22356697 6750145 39848005 152217543 10996546 2535236
2009_BRI 27257381 8139304 49964916 194242503 11959515 3269594
2010_BRI 36637110 9975712 77048697 232972784 16113692 5544533
2011_BRI 49820329 10525973 76262900 269454762 17085627 5775975
2012_BRI 64881779 13895464 79403214 336081042 19491032 8389732
2007_CIMBN 9081875 1727661 16925721 58495469 3208440 1046838
2008_CIMBN 9302467 2766684 18172311 72790651 3507655 1430279
2009_CIMBN 11210407 2758596 19945401 80114845 3757400 1290330
2010_CIMBN 13840500 2515903 27389246 100350214 4350424 1367999
2011_CIMBN 18369491 2899117 30668994 119577189 5230507 2261681
2012_CIMBN 22651912 3560580 35757755 137104439 6056466 2715310
82
Institusi X1 Y1 X2 Y2 X3 Y3
Keuangan (modal) (kas) (wadiah/giro) (kredit) (BOP) (POP)
2007_MegaSyar 242614 11451 111767 95929 111279 7973
2008_MegaSyar 258934 46399 130354 133091 226995 36051
2009_MegaSyar 318920 111551 267940 194313 462795 61967
2010_MegaSyar 381774 135190 312240 140253 698212 78046
2011_MegaSyar 435641 95545 1039182 68113 747436 92705
2012_MegaSyar 620513 134523 1320452 33275 861544 150097
2007_Muamalat 846163 173671 929717 4091905 561667 117867
2008_Muamalat 941087 227098 754479 4952492 585980 147129
2009_Muamalat 898034 264712 1188439 5884778 739141 231150
2010_Muamalat 1749157 339130 2192897 7343577 788653 279698
2011_Muamalat 2067401 438053 2468994 9675116 1006652 354796
2012_Muamalat 2457989 753812 4962349 14805384 1248827 402691
2007_BMS 811376 201359 1845774 6502240 728252 209920
2008_BMS 1208428 315746 1812325 8209332 986865 300986
2009_BMS 1600459 446935 2585774 6276294 1090275 3469721
2010_BMS 2020615 692115 3930121 8394986 1593254 566542
2011_BMS 3073264 1052994 4583521 9702953 2311646 1081747
2012_BMS 4180690 1108282 6431011 10210577 2790740 1138747
2009_BRISyariah 448443 21094 129297 754177 179004 21465
2010_BRISyariah 955022 45738 315779 1309790 455838 59405
2011_BRISyariah 966676 76267 515830 1721836 657098 95708
2012_BRISyariah 1068564 131936 671800 2597083 742068 169071
2010_BNISyariah 1051450 39193 538690 677767 169559 30252
2011_BNISyariah 1076677 70235 894565 945336 393655 222911
2012_BNISyariah 1187219 114906 1468456 1225180 673953 318607
83
Lampiran 2Hasil pengolahan DEA CRS dan VRSEfisiensi Bank Konvensional dan
Syariah
84
Nama Bank CRS VRS Scale RTS
2007_MegaSyariah 31.2 100 31.2 constant
2008_MegaSyariah 89.49 100 89.49 constant
2009_MegaSyariah 100 100 100 constant
2010_MegaSyariah 100 100 100 constant
2011_MegaSyariah 49.86 72.35 68.915 decreasing
2012_MegaSyariah 49.89 61.55 81.05605 decreasing
2007_Muamalat 81.04 87.92 92.1747 decreasing
2008_Muamalat 100 100 100 constant
2009_Muamalat 100 100 100 constant
2010_Muamalat 74.44 77.48 96.07641 decreasing
2011_Muamalat 82.29 82.42 99.84227 increasing
2012_Muamalat 88.2 89.81 98.20733 decreasing
2007_MandiriSyariah 100 100 100 constant
2008_MandiriSyariah 98.88 98.89 99.98989 decreasing
2009_MandiriSyariah 100 100 100 constant
2010_MandiriSyariah 81.14 85.24 95.19005 decreasing
2011_MandiriSyariah 87.55 94.71 92.44008 increasing
2012_MandiriSyariah 66.65 71.26 93.53073 increasing
2009_BRISyariah 88.86 100 88.86 constant
2010_BRISyariah 66.41 70.51 94.18522 decreasing
2011_BRISyariah 55.14 58.9 93.6163 decreasing
2012_BRISyariah 68.22 70.34 96.98607 decreasing
2010_BNISyariah 32.13 82.37 39.00692 decreasing
2011_BNISyariah 34.98 48.59 71.99012 decreasing
2012_BNISyariah 33.64 40.34 83.39118 decreasing
85
Lampiran 3 Tingkat Efisiensi 5 Bank Konvensional di Indonesia Tahun 2007-2012
(Persen)
Tingkat Efisiensi Bank Syariah di Indonesia
tahun 2007-2012 (Persen)
Descriptive Statistics
86
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 8 8 9 10 10 10
a,,b
Normal Parameters Mean 88.6156 96.4588 96.8142 90.2603 91.3202 94.3383
Group Statistics
87
Independent Samples Test
95% Confidence
Interval of the
Difference
Efisiensi Equal 14.396 .000 2.528 53 .014 8.58614 3.39577 1.77509 15.39719
variances
assumed
88