Tahun 2007-2011
SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2014
ii
Tahun 2007-2011
SKRIPSI
Fakultas Ekonomi
Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2014
iii
iv
v
vi
Moto
Saya menganggap orang yang bisa mengatasi keinginannya lebih berani daripada
orang yang bisa menaklukkan musuhnya, karena kemenangan yang sulit diraih
HALAMAN PERSEMBAHAN
kemudahan dan segala hal yang tidak dapat dituliskan karena sangat
mudah begitu juga skripsi ini karena kemurahanNya skripsi ini selesai.
2. Ibu dan ayahku yang sangat kucintai, sangat berharga untukku dan sangat
semua tidak akan dapat membalas kasih sayangnya, karena doa dan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia dan hidayah-Nya
semoga selalu dilimpahkan oleh Allah SWT dan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, karena dengan
syafaatnya kita dapat hijrah dari zaman jahiliyah menuju zaman yang di ridhoi
Allah SWT.
antar Propinsi di Pulau Jawa Tahun 2007-2011”. Penelitian ini bertujuan untuk
kekurangan, segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat penulis
bermanfaat bagi diri penulis dan pihak-pihak terkait. Penulis tidak lupa
skripsi ini.
3. Bapak Suharto S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
skripsi ini.
8. Semua peneliti dan penulis lain yang karyanya dijadikan referensi dan
kasih udah jadi teman terbaikku disaat senang maupun susah selama
11. Teman-teman di lingkungan rumah : mas dodi, mas indra, yogi, adit,
angga. Terima kasih atas pertemanan yang selalu dijaga sejak kecil.
12. Teman-teman dari CMS010 : Aldo, Ajek, hanung, harun dan bawang.
Terima kasih atas waktu selo yang kalian luangkan semoga tercapai
13. Anak-anak KKN unit 107 : Hilmy, Dara, Septi, Anggit, Vikri, Nofri dan
Pesantren.
14. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Karena keterbatasan yang ada, kritik
DAFTAR ISI
Motto ...................................................................................................................vi
Pendapatan........................................................................................... 72
Pendapatan........................................................................................... 73
Pendapatan........................................................................................... 73
Pendapatan........................................................................................... 74
LAMPIRAN ...................................................................................................... 82
DAFTAR TABEL
1.2 Indeks Gini menurut Propinsi di Pulau Jawa tahun 2007- 2011(%) ........... 6
Abstraksi
BAB I
PENDAHULUAN
banyak faktor, salah satunya adalah kebijakan pemerintahyang harus dikenali dan
atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan berdampak
bahwa prioritas pada laju pertumbuhan ekonomi tinggi sudah tidak dapat lagi
yang paling penting dari segala kegiatan ekonomi. Tingginya ekonomi suatu
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat PDRB dan
laju pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat
Pusat atau propinsi kepada daerah seperti propinsi atau kecamatan (Kuncoro,
2004).
Namun pada awal tahun 1990 kesenjangan pendapatan tersebut mulai menaik.
keragaman potensi sumber daya alam, letak geografis, kualitas sumber daya
manusia, ikatan etnis atau politik. Keberagaman ini dapat menjadi sebuah
keunggulan dalam satu sisi, namun disisi lain dapat berpotensi menjadi sumber
instabilitas sosial dan politik nasional. Selain itu juga disebabkan karena
mekanisme pasar, baik input maupun output terutama kapital dan tenaga kerja
antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Suatu ekonomi dikatakan
lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Disini,
Regional Bruto) saja, akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial
Pulau Jawa adalah salah satu pulau terbesar yang ada diwilayah Indonesia
yang terdiri atas 6 Propinsi. Sebagai wilayah yang secara umum memiliki
kemajuan ekonomi yang relatif baik, juga terlihat adanya perbedaan kemajuan
propinsi di Pulau Jawa menunjukan tingkat yang beragam dan akan berdampak
ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun (Sadono, 1994). Ini berarti bahwa
pendapatan riil daerah yang bersangkutan dari tahun ke tahun. Indikator yang
digunakan adalah PDRB. Dari PDRB, kita dapat melihat seberapa jauh
Tabel 1.1
konstan 2000 di Pulau Jawa satu sisi dapat diartikan tercapainya pertumbuhan
ekonomi yang telah disusun dengan baik, namun distribusi pendapatan apabila
dilihat dari indeks Gini propinsi di Pulau Jawa masih terjadi ketimpangan baik
antar propinsi maupun antar masyarakat atau rumah tangga. Sehingga kebijakan
propinsi perlu kecermatan agar ketimpangan yang terjadi tidak berada pada angka
yang tinggi. Angka ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi di Pulau Jawa
Tabel 1.2
distribusi pendapatan adalah Ratio Gini. Nilai Ratio Gini berkisar antara nol
dan satu bila Ratio Gini sama dengan nol berarti distribusi pendapatan
pendapatan yang sama. Namun, apabila ratio gini sama dengan satu maka
sempurna karena seluruh pendapatan hanya dinikmati satu orang saja (Kuncoro,
1997:133).
setiap tahunnya diatas angka 1%. Hal ini berarti pembangunan ekonomi belum
untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi dalam sebuah skripsi yang berjudul
2007-2011 ‖
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak
antara lain :
Yogyakarta.
ekonomi pembangunan.
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Adapun sistematika penulisan skripsi
BAB I PENDAHULUAN
berfungsi sebagai penjelasan alur dari inti penelitian ini. Serta hipotesis
Pada bab ini menguraikan tentang jenis dan sumber data, definisi
Dalam bab ini terdapat dua subbab yaitu diskripsi data penelitian yang
berupa pemaparan data yang digunakan dalam penelitian dan hasil serta
BAB II
bebas yang digunakan adalah proporsi penduduk usia 60 tahun ke atas, proporsi
anggota rumah tangga terdidik, proporsi jumlah rumah tangga yang bekerja di
menengah ke atas.
kecil pekerja bekerja sebagai manajer, teknisi, dan atau yang memiliki
keahlian tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori Kuznets yang menyatakan bahwa pada awal
kenyataannya variasi data pada data khususnya data time series cenderung
13
positif antara inflasi dan ketimpangan pada data lintas negara. Albanesi
yang terjadi antara bagian yang berseberangan pada distribusi pendapatan yang
permanen.
industri. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa populasi penduduk di Propinsi
Sulawesi Selatan yang berusia produktif baik yang bekerja maupun yang sedang
mencari pekerjaan atau tidak bekerja lebih banyak yang berada di perdesaan
dengan angka yang cukup tinggi agar dapat mengurangi angka ketimpangan
sektor industri di Propinsi Sulawesi selatan baik dari industri migas maupun non
menggunakan data primer dan data sekunder, dengan sampel penelitian yaitu 45
orang sampel. Gini rasio dan kriteria Bank Dunia sebagai metode dalam
Indeks Gini (gini rasio) di Kabupaten Peukan Bada sebesar 0,386 yang berarti
kriteria bank dunia, secara keseluruhan Kecamatan Peukan Bada masih kurang
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah‖ metode yang dilakukan dalam penelitian ini
melalui survei daerah yang akan digunakan untuk sampel penelitian dengan
mengelompokkan 3 wilayah yaitu kota (urban), pinggiran kota (sub urban) dan
Analisis ini menggunakan analisis panel data dari tahun 1970 hingga 1990 di
tujuh belas negara berkembang. Tujuh belas negara tersebut adalah Barbados,
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) pengaruh inflasi terhadap Distribusi
Pendapatan (2) ambang batas inflasi atau tingkat inflasi yang moderat di negara
dengan kata lain tingkat inflasi tidak boleh melebihi sekitar 17,31% agar kondusif
dimiliki satu orang saja dan tingkat ketimpangan sangat tinggi (Kuncoro,
1997:103).
sudah maju dan yang sedang berkembang. Ditemukan bahwa selama tahap awal
oleh ukuran Negara, sumber daya dan kebijakan yang di anut. Dengan kata lain,
fenomena umum yang terjadi dalam proses pembangunan ekonomi suatu daerah.
daya alam dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing
menjadi berbeda. Karena itu, tidaklah mengherankan bila mana pada setiap
daerah biasanya terdapat daerah maju (developed region) dan wilayah relatif
pendapatan diantara setiap orang atau rumah tangga dalam masyarakat. Konsep
(Sadono, 2006).
pendapatan, yaitu :
4. Investasi yang sangat banyak pada proyek – proyek yang padat modal
Para ahli ekonomi pada umumnya membedakan antara dua ukuran utama
dari distribusi pendapatan baik untuk tujuan analisis maupun kuantitatif, yaitu:
Demikian pula tempat dan sektor dari sumber pendapatan pun turut
diabaikan.
tersebut terdiri dari tanah atau sumberdaya alam, tenaga kerja, dan
1. Pendapatan karena hasil kerja yang berupa upah atau gaji dan
2. Pendapatan dari sumber lain seperti sewa, laba, bunga, hadiah atau
warisan.
2006).
1. Indeks Gini
Indeks Gini adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga
daerah.
22
daerah yang memiliki minyak dan gas alam, tetapi daerah lain tidak
cukup besar, tetapi daerah tidak ada. Demikian pula halnya dengan
masing-masing daerah.
Daerah dengan kandungan sumber daya alam yang cukup tinggi akan
sumber daya alam yang lebih rendah. Kondisi ini akan mendorong
daerah tersebut.
produktivias kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong
tinggi.
kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat dijual
suatu daerah yang tidak dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang
masyarakat setempat.
banyak pada daerah tertentu, misalnya minyak bumi, gas, batubara dan
penyediaan tenaga kerja yang lebih banyak dan tingkat pendapatan per
ternyatalebih rendah.
adalah otonomi atau federal, maka dana pemerintah akan lebih banyak
ditentukan oleh kekuatan pasar. Dalam hal ini kekuatan yang berperan
lokasi tersebut ditentukan pula oleh ongkos transportasi baik untuk bahan
upah buruh, konsenstrasi pasar, tingkat persaingan usaha dan sewa tanah.
2.2.6. Inflasi
definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana terjadi kenaikan tingkat
harga umum, baik harga barang-barang, jasa-jasa maupun faktor produksi. Dari
agregat, yaitu lebih besarnya permintaan agregat dari pada penawaran agregat.
Dalam hal ini tingkat harga umum mencerminkan keterkaitan antara arus barang
atau jasa dan arus uang. Bila arus barang lebih besar dari arus uang maka akan
28
timbul deflasi, sebaliknya bila arus uang lebih besar dari arus barang maka
menyebabkan turunnya daya beli dari nilai uang terhadap barang dan jasa besar
kecilnya ditentukan oleh elastisitas permintaan dan penawaran akan barang dan
jasa tersebut. Faktor lain yang juga turut menentukan fluktuasi tingkat harga
dengan mengadakan kontrol harga, pemberian subsidi kepada konsumen dan lain
sebagainya.
berhati-hati, yang mengusahakan inflasi yang rendah dan ekonomi makro yang
sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga
berada di bawah angka 10% setahun, inflasi sedang antara 10% - 30% setahun,
inflasi berat antara 30% - 100% setahun dan hiperinflasi atau inflasi tak
Ada dua macam sebab yang dapat menimbulkan terjadinya inflasi, yaitu :
29
disebabkan oleh adanya gangguan pada sisi permintaan barang dan jasa.
Kenaikan mendorong harga naik sehingga terjadi inflasi. Dalam demand pull
barang input dan harga faktor produksi (misalnya tingkat upah). Inflasi ini
produksi sudah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir
harga juga dapat menaikkan hasil produksi atau output. Akan tetapi, bila keadaan
jumlah produksi melainkan hanya akan menaikkan harga sehingga sering disebut
inflasi murni.
Kedua, cost push inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya
gangguan dari sisi penawaran barang dan jasa atau yang biasa juga disebut
dengan supply shock inflation, hal ini biasanya ditandai dengan kenaikan harga
yang disertai oleh turunnya produksi atau output. Jadi, inflasi yang dibarengi
dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan
Perubahan kenaikan tingkat upah disebabkan oleh harga barang didalam negri
ekonomi tidak dapat dengan cepat diubah pemanfaatannya dan juga bahwa upah
dan tingkat harga mudah naik tapi sukar untuk turun kembali (rigidity of price).
Dengan asumsi ini, bila terjadi perubahan pola permintaan dan biaya, maka
mobilitas sumber daya dari sektor yang kurang berkembang kesektor yang
berkembang akan sulit sekali, sehingga suatu sektor yang kurang berkembang
akan terjadi idle capacity, sedangkan sektor yang berkembang akan kekurangan
sumber daya. Dan hal ini justru mendorong peningkatan harga pada sektor yang
berkembang. Kekuatan di sektor yang lemah dan kenaikan harga di sektor yang
PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode (Sasana, 2006). PDRB
yang dimilikinya. Oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-
masing daerah sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam dan faktor
per kapita dapat dihitung dari PDRB harga kosntan dibagi dengan jumlah
masing sektor tergantung pada sektor yang lain, satu dengan yang lain saling
memerlukan baik dalam tenaga, bahan mentah maupun hasil akhirnya. Sektor
31
industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan pertambangan, hasil
PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi atau usaha di suatu daerah dalam
periode waktu tertentu. Untuk menghitung angka PDRB ada tiga pendekatan
akhir seperti:
Y=C+G+I+X–M
Dimana :
32
I = Investasi
X = Ekspor
M = Impor
Y = PDRB
wilayah. PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan
oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode (Sasana,
2006). Semakin tinggi PDRB suatu daerah, maka semakin besar pula potensi
itu diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Hal itu juga
wilayah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja dan teknologi) yang berarti secara
wilayah selain di tentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta diwilayah
33
pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana di luar
wilayah.
penduduk, antar daerah serta antar sektor. Tujuan utama dari usaha-usaha
jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para
digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal sebagai
berikut.
perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang
barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak lagi mau membeli barang
yang bersangkutan. Akibatnya banyak barang yang tidak terjual, dan terpaksa
tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh turunnya skala produksi tersebut
Kedua, apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal lain
tidak berubah), maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi
padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga
kerja dengan kebutuhan akan barang-barang modal seperti mesin dan lainnya.
Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya pergantian atau
2.2.9. Kemiskinan
berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang
rendah dan ketidaksamaan derajat antar jenis kelamin serta buruknya lingkungan
kesehatan, transpor dan kebutuhan pokok lainnya). Karena data pendapatan tidak
pengeluaran adalah perkiraan nilai barang dan jasa yang dikonsumsi berasal dari
jumlah penduduk, inflasi, share sektor pertanian dan share sektor industri serta
relatif tidak besar. Inflasi maupun jumlah penduduk juga berpengaruh signifikan
mengurangi kemiskinan.
boros, tidak ada kterampilan bekerja dan tingkat tabungan rendah serta
memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk berobat‖.
Jadi kemiskinan dapat diartiakan dimana kondisi suatu individu atau kelompok
pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang rendah dan
ketidaksamaan derajat antar jenis kelamin serta buruknya lingkungan hidup. Dan
sendiri dimana terhambatnya proses pembangunan daerah itu sendiri, dan juga
Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional atau Produk Domestik Regional Bruto
yang menjadi sorotan adalah jumlah penduduk miskin propinsi di Pulau Jawa
yang cukup tinggi dibandingkan dengan propinsi lain di luar Pulau Jawa. Padahal
setiap propinsi memiliki akses dan fasilitas untuk pemenuhuhan kebutuhan hidup.
Terutama propinsi-propinsi yang ada di pulau jawa dimana akses untuk kepusat
pemerintahan lebih mudah begitu juga sebaliknya dari pusat ke daerah yang ada
di pulau jawa dibandingkan dari daerah yang berada diluar pulau jawa.
penduduk, pendapatan perkapita, output selama kurun waktu tertentu dalam suatu
daerah yang dibatasi secara jelas. Namun dalam proses pembangunan ekonomi
mengingat adanya perbedaan kekayaan sumberdaya alam dan faktor lain yang
terjadi antar daerah dan dasar pelaksanaan pembangunan itu sendiri serta
antar propinsi. Rendahnya inflasi dalam jangka panjang serta stabilnya ekonomi
antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Suatu ekonomi dikatakan
lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Disini,
Regional Bruto) saja, akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial
distribusi pendapatan rumah tangga. Jadi apabila pendapatan dari rumah tangga
Pendapatan
dapat di tinjau dari beberapa sudut pandang. Secara umum kemiskinan adalah
tidak untuk makan. Dengan adanya angka kemiskinan yang tinggi maka sumber
luasnya kemiskinan dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Bagi sebagian
besar mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau hanya bekerja paruh
miskin. Mereka yang bekerja dengan bayaran tetap di sektor pemerintah dan
atas. Namun demikian, adalah salah jika beranggapan bahwa setiap orang yang
tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedangkan yang bekerja secara penuh
adalah orang kaya, karena kadangkala ada juga pekerja di perkotaan yang tidak
bekerja secara sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih baik yang lebih
mereka rasakan lebih rendah dan mereka bersikap demikian karena mereka
(Arsyad, 2004).
41
Gambar 3.1
Kerangka Penelitian
PDRB (X2)
Ketimpangan Distribusi
Inflasi (X1) Pendapatan (Y) UMP (X3)
Kemiskinan (X4)
2.3. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data dikumpulkan dari beberapa sumber antara lain Badan Pusat
1. Data indeks Gini menurut propinsi di Pulau Jawa periode tahun 2007-
2011.
2011.
3. Data PDRB menurut atas harga konstan 2000 propinsi di Pulau Jawa
tahun 2007-2011.
2011.
tersebut.
44
(2006:42-43) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah data indeks Gini disetiap Propinsi se-Pulau Jawa
dari tahun 2007-2011 dalam satuan persen (%), data tersebut di peroleh
dari Sistem Informasi dan manajemen data regional yang dikelola oleh
menyajikan data Badan Pusat Statistik yang diambil dari media internet.
kemiskinan (X);
a. Inflasi (X1)
Statistik.
b. PDRB (X2)
Pulau Jawa dari tahun 2007-2011 dalam satuan ribu rupiah (Rp),
d. Kemiskinan (X4)
Pulau Jawa dari tahun 2007-2011 dalam satuan persen (%), data
sepenuhnya melalui data sekunder. Data yang diperoleh merupakan data-data dari
literatur yang berkaitan baik berupa dokumen artikel catatan-catatan arsip. Data
yang diperoleh kemudian disusun dan diolah sesuai dengan kepentingan dan
tujuan penelitian. Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian
data, sehingga tidak diperlukan teknik sampling serta kuesioner. Periode data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2007-2011. Secara umum data
dalam penelitian ini di peroleh dari Badan Pusat Statistik nasional maupun
daerah, buku, jurnal, serta dari browsing website internet yang berkaitan dengan
penelitan.
Studi ini menggunakan analisis panel data sebagai alat pengolahan data
kombinasi antara deret waktu (time series) dan kerat lintang (cross section).
data berbagai waktu (time series) yaitu data yang diambil dari satu variable untuk
beberapa unit sampel dalam suatu waktu. Sedangkan data kerat lintang (cross
panel. Pertama data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan
cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan
informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi nasalah yang
dalam pengertian riil bukan investasi finansial adalah penambahan stok kapital
48
seperti mesin dsb atau penggantian kapitl yang sudah usang. Secara teoritis
kebutuhan kapital yang diinginkan. Akan tetapi kedua data tersebut sulit
didapatkan sehingga kita hanya bisa mengambil data untuk mewakili atau proksi
data harga nilai sahamperusahaan (Vt) dan variabel kebutuhan kapital yang
diinginkan diprosi dengan nilai aktual awal tahun (Kt). Model ekonomi perilaku
I = ƒ (Vt , Kt)
Adapun model regresinya dalam bentuk log linier dapat ditulis sbb:
Dimana: Yit = nilai investasi, X1 = nilai harga saham, X2 = nilai kapital awal
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang bukan
dari data silang tempat (cross section) sebanyak 35 data mewakili kabupaten/kota
49
di Jawa Tengah dan data silang waktu (time series) dari tahun 2004-2008.
ini disebabkan karena pada tahun tersebut terjadi peningkatan PDRB, tetapi tidak
diikuti dengan tingginya PDRB per kapita propinsi, sehingga pada periode
tersebut menarik untuk diteliti serta ketersediaan data pada. Secara umum, data-
data pada penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa
Tengah.
dari data time series dan data cross section, maka model persamaan dapat ditulis
sebagai berikut:
I = 1,2,….,N
t = 1,2,…..N
dimana:
N : banyaknya observasi
T : banyaknya waktu
penggunaan data panel dibandingkan data time series dan data cross section
adalah:
50
tiap individu.
sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross section.
teknologi.
macam pendekatan yang terdiri dari pendekatan efek tetap (fixed effext)
dimana dengan asumsi bahwa intersep maupun slopnya sama baik anatara
mengestimasi data panel yaitu hanya dengan mengkombinasikan data time series
51
dan cross section dengan metode Ordinary Least Squares (OLS). Metode ini
diasumsikan bahwa perilaku data antara ruang sama dalam berbagai kurun waktu.
Model ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar ruang
dan waktu. Dalam estimasi model Fixed Effect dapat dilakukan dengan
estimasi ini sering disebut dengan Least Squares Dummy Variables (LSDV) dan
weight.
Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan interep antara variabel
independen namu intersepnya sama antar waktu (time invariant). Disamping itu,
model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar daerah
Metode ini memilih estimasi data penel dengan residual yang mungkin
adalah variable random. Model random effect ditulis dalan model regresi linear
sebagai berikut:
paling tepat digunakan untuk penelitian ini akan digunakan pengujian yang
Uji chow test dilakukan untuk memilih apakah model yang digunakan
pooled least square atau fixed effect. Hipotesis dari chow test adalah:
H1 : F stat > F tabel, maka model fixed effect yang valid digunakan.
Apabila nilai Chow statistik (F statistik) dari hasil pengujian lebih kecil
dari F-tabel, maka hipotesis nol diterima. Sehingga model yang akan diterima dan
( RRSS URSS ) /( N 1)
Chow
URSS /( NT N K )
53
Keterangan :
Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode Pooled
Residual yang diperoleh dari estimasi data panel metode Fixed Effect
Model)
terbaik di antara fixed effect dan random effect Uji Hausman dilakukan dengan
menggunakan alat bantu Eviews 6. Jika nilai Hausman test (χ2 statistik) hasil
pengujian lebih besar dari χ2 tabel, maka hipotesis nol ditolak sehingga model
yang akan diterima dan digunakan adalah model fixedeffect dan sebaliknya.
dilakukan dengan membandingkan hasil dari t hitung dengan t tabel atau dapat
tertentu.
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel
jika Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel
maka bila probabilitas < 0.05, berarti variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen secara signifikan.. Sebaliknya, bila probabilitas > 0.05, berarti
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya secara
secara signifikan.Sebaliknya, jika Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha
maka bila probabilitas < 0.05, berarti variabel independen secara bersama-sama
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik garis regresi cocok
dengan datanya atau mengukur persentase total variasi Y yang dijelaskan oleh
garis regresi. Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik garis regresi
Semakin besar nilai R2 maka semakin besar variasi variabel dependen yang
nilai R2, maka semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan
menghasilkan estimator yang BLUE, sehingga tidak ada gangguan dalam OLS
yang BLUE.
regresi parsial dari masing-masing variabel bebasnya. Jika nilai R2 parsial dari
masing-masing variabel bebas lebih tinggi dari R2 model utama maka model
sebaliknya maka tidak ada korelasi antar variabel independen. (Agus Widarjono,
2009 : 109).
gangguan yang tidak konstan sehingga estimator tidak lagi mempunyai varian
57
yang minimum tetapi masih estimator yang linier dan tidak bias (LUE).
serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan
waktu) atau ruang (seperti dalam data cross-sectional. Uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode waktu atau ruang dengan kesalahan pengganggu pada
variabel gangguan lainnya. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS
141)
58
BAB IV
sebagai dependent variable dan independent variable terdiri dari variabel inflasi,
.Uji ini digunakan untuk memilih model yang akan digunakan antara
model estimasi Common Effect atau model estimasi Fixed Effect, dengan uji
hipotesis:
59
(kurang dari 5%) maka model yang digunakan adalah estimasi Fixed Effect,
sebaliknya bila p-value tidak signifikan (lebih besar dari 5%) maka model yang
Tabel 4.1
Uji Chow
Dari hasil dari perhitungan F-hitung diatas adalah 9.701714 dan nilai F–Kritis
2.71. Hal itu menunjukan bahwa nilai F-Hitung lebih besar dari F-Kritis sehingga
menolak hipotesisi nul sehingga model panel data yang tepat digunakan adalah
Uji ini digunakan untuk memilih model yang akan digunakan antara
model estimasi Fixed Effect atau model estimasi Random Effect, dengan uji
hipotesis:
(kurang dari 5%) maka model yang digunakan adalah estimasi Fixed Effect,
sebaliknya bila p-value tidak signifikan (lebih besar dari 5%) maka model yang
Tabel 4.2
Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
sebesar 30.904469 dan nilai chi-square kritis diperoleh dengan derajat kebebasan
4 pada tingkat signifikasi α 0,05 adalah 9,49. Hal ini menunjukkan nilai chi-
square uji hausman lebih besar dibanding nilai chi-squares kritis sehingga
menolak hipotesisi nul. Sehingga berdasarkan uji hausman tersebut model yang
lebih tepat digunakan adalah metode fixed effect dibandingkan dengan Random
effect.
H0 : X ≥ 0
Ha : X < 0
Untuk nilai t tabel uji satu sisi dengan derajat kebebasan 25 dan α
signifikan. Selain itu nilai probabilitas sebesar 0.0323 dengan α = 5%. Hal
62
ini berarti 0.0323 < 0.05 berarti inflasi berpengaruh terhadap variabel
H0 : X ≤ 0
Ha : X > 0
Untuk nilai t tabel uji satu sisi dengan derajat kebebasan 25 dan α
α=5%. Hal ini berarti 0.1630 > 0.05 berarti PDRB tidak mempengaruhi
H0 : X ≥ 0
Ha : X < 0
Untuk nilai t tabel uji satu sisi dengan derajat kebebasan 25 dan α
signifikan. Selain itu nilai probabilitas sebesar 0.0027 dengan α = 5%. Hal
63
ini berarti 0.0027 < 0.05 berarti variabel UMP berpengaruh terhadap
H0 : X ≥ 0
Ha : X < 0
Untuk nilai t tabel uji satu sisi dengan derajat kebebasan 25 dan α
signifikan. Selain itu nilai probabilitas sebesar 0.0027 dengan α = 5%. Hal
Dari hasil regresi yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F-hitung
sebesar 15.00167 dan nilai f-tabel yang diperoleh sebesar 2,76 dengan tingkat
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik garis regresi cocok
dengan datanya atau mengukur persentase total variasi Y yang dijelaskan oleh
garis regresi. Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik garis regresi
Hasil regresi yang telah dilakukan, variabel inflasi, PDRB, UMP dan
0.870980 atau 87%. Hal ini menunjukan variasi variabel indeks gini sebesar 87%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model tersebut. Sedangkan Dari hasil regresi
yang telah dilakukan, variabel inflasi, PDRB, UMP dan kemiskinan terhadap
indeks gini diperoleh nilai R2 untuk unweighted sebesar 0.861777 atau 86,1%.
Hal ini menunjukan variasi variabel indeks gini sebesar 86,1%. Dapat dijelaskan
65
yang BLUE.
regresi parsial dari masing-masing variabel bebasnya. Jika nilai R2 parsial dari
masing-masing variabel bebas lebih tinggi dari R2 model utama maka model
sebaliknya maka tidak ada korelasi antar variabel independen. (Widarjono, 2009 :
109).
koefisien determinasi regresi auxilary. Dengan kata lain apabila nilai koefisien
multikolinearitas.
66
Hasil uji klien diatas dapat disimpukan bahwa terdapat dua koefisien
determinasi regresi auxiliary lebih besar dari koefisien determinasi regresi asli
akan menyebabkan kesulitan memperoleh standar error yang kecil. Masalah ini
timbul akibat jumlah observasi yang sedikit. Dalam kasus ini, tidak ada pilihan
Tabel 4.5
Uji Klien
R2 asli = 0.798472
gangguan yang tidak konstan sehingga estimator tidak lagi mempunyai varian
yang minimum tetapi masih estimator yang linier dan tidak bias (LUE).
Tabel 4.6
Uji Heterokedastisitas
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/21/14 Time: 10:56
Sample: 2007 2011
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Linear estimation after one-step weighting matrix
Effects Specification
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Varian lain dari metode least squares adalah Generalized Least Squares
seperti ini akan menghasilkan penduga parameter regresi yang tidak lagi efisien
digunakan adalah dengan uji durbin watson. Dari hasil uji regresi metode fixed
effect dengan melihat hasil nilai statistik durbin watson (d) Weighted dan
dengan jumlah observasi 30 dan jumlah variabel inflasi, PDRB, UMP dan
kemiskinan tanpa konstanta k adalah 4 pada tingkat signifikasi 5%, dan nilai
- DL adalah 1,143
- Du adalah 1.739
- 4 - dL adalah 2.857
- 4 - du adalah 2.261
Dari gambar 4.7 terlihat bahawa nilai statistik Durbin Watsom (d)
autokolerasi.
Sehingga keputusan dapat diambil dari hasil uji durbin watson ditunjukan
Gambar 4.7
Keputusan Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi Autokorelasi
positif negatif
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
0 1,143 1,739 2,261 2,857 4
2.235996
2.476202
Sumber : olahan data eviews
eviews maka dapat dilihat perbedaan dari 6 propinsi dengan melihat intersep dari
masing-masing propinsi yang ada di Pulau Jawa yaitu seperti pada tabel di bawah
ini :
70
Tabel 4.8
0.00276200488705*LOG(X1_JKT) - 0.00143933372136*X2_JKT +
0.0121138086625*X3_JKT + 0.399768848809*LOG(X4_JKT)
0.00276200488705*LOG(X1_JABAR) - 0.00143933372136*X2_JABAR +
0.0121138086625*X3_JABAR + 0.399768848809*LOG(X4_JABAR)
0.00276200488705*LOG(X1_JATENG) - 0.00143933372136*X2_JATENG +
0.0121138086625*X3_JATENG + 0.399768848809*LOG(X4_JATENG)
71
0.00276200488705*LOG(X1_JOGJA) - 0.00143933372136*X2_JOGJA +
0.0121138086625*X3_JOGJA + 0.399768848809*LOG(X4_JOGJA)
0.00276200488705*LOG(X1_JATIM) - 0.00143933372136*X2_JATIM +
0.0121138086625*X3_JATIM + 0.399768848809*LOG(X4_JATIM)
0.00276200488705*LOG(X1_BANTEN) - 0.00143933372136*X2_BANTEN +
0.0121138086625*X3_BANTEN + 0.399768848809*LOG(X4_BANTEN)
Keterangan :
JKT : Jakarta
JOGJA : DI Yogyakarta
BANTEN : Banten
72
Berdasarkan hasil regresi metode GLS yang telah dilakukan di atas maka
diperoleh nilai intersep dari masing-masing kota. Hasil regresi metode GLS yang
hal itu menunjukan bahwa model GLS mampu menjelaskan adanya perbedaaan
terbesar sampai terkecil, dan kota yang memiliki indeks gini terbesar adalah Jawa
Pendapatan
positif terhadap angka ketimpangan. Ini menunjukan semakin tinggi inflasi suatu
sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dalam
jangka panjang serta stabilnya ekonomi makro merupakan situasi positif yang
Pendapatan
antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Para teoretikus menyatakan
(Produk Domestik Bruto) dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) saja,
akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial seperti kenikmatan,
kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan tentram yang dirasakan
Pendapatan
Pulau Jawa. Yang berarti bahwa UMP yang rendah akan meningkatkan
Hal tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa UMP memiliki kolerasi positif
terhadap angka ketimpangan. Ini menunjukan semakin tinggi UMP suatu daerah
dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dalam
upah yang merupakan penghasilan bagi pekerja merupakan bagian terbesar dari
distribusi pendapatan rumah tangga. Jadi apabila pendapatan dari rumah tangga
Pendapatan
Pulau Jawa. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa kemiskinan memiliki
pendapatan.
Hasil tersebut sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi
Dengan adanya angka kemiskinan yang tinggi maka sumber penerimaan daerah
semakin kentara.
76
BAB V
5.1. Kesimpulan
2. PDRB yang di gambarkan oleh laju PDRB atas dasar harga konstan
tinggi.
77
5.2. Implikasi
antara lain : inflasi, PDRB, UMP, dan kemiskinan. Dimana faktor-faktor tersebut
Implikasi yang dapat disampaikan atas temuan empiris dari penelitian ini adalah:
2. Agar tingkat UMP sesuai dengan kebutuhan serta kinerja para pekerja
menurunkan kemiskinan.
diinginkan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, R. (2004), Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara, Jakarta.
Widiarto, (2001), ―Ketimpangan, Pemerataan dan Infrastruktur‖,
widoarto@bandung2. wasantara. net.id diunduh pada tanggal 08 Oktober
2013.
Williamson.J.G. (1965), ―Regional Inequality and the Process of National Development:
a Description of Pattern‖, Economic Cultural Change, Vol XIII, no. 4.
82
Lampiran
Sumber: Dit. Pengupahan & Jamsostek, Ditjen PHI & Jamsostek, Depnakertrans
Tahun 2007-2011
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/21/14 Time: 11:21
Sample: 2007 2011
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Coefficien
Variable t Std. Error t-Statistic Prob.
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/21/14 Time: 11:24
Sample: 2007 2011
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Effects Specification
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/21/14 Time: 11:27
Sample: 2007 2011
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.491202 0.116681 4.209780 0.0003
LOG(X1?) 0.001386 0.001567 0.884552 0.3848
X2? -0.004252 0.001137 -3.740353 0.0010
X3? -0.001630 0.001201 -1.357073 0.1869
LOG(X4?) -0.005007 0.006121 -0.818015 0.4211
Random Effects (Cross)
_JKT--C -0.005405
_JABAR--C -0.012285
_JATENG--C -0.010988
_JOGJA--C 0.009757
_JATIM--C -0.005249
_BANTEN--C 0.024170
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.013260 0.3718
Idiosyncratic random 0.017235 0.6282
Weighted Statistics
R-squared 0.310579 Mean dependent var 0.181918
Adjusted R-squared 0.200272 S.D. dependent var 0.027770
S.E. of regression 0.024834 Sum squared resid 0.015418
F-statistic 2.815577 Durbin-Watson stat 1.536574
Prob(F-statistic) 0.046739
Unweighted Statistics
R-squared 0.248302 Mean dependent var 0.362000
Sum squared resid 0.022160 Durbin-Watson stat 1.069106
Sumber: Olahan Data Eviews 6
88
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/21/14 Time: 10:56
Sample: 2007 2011
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Linear estimation after one-step weighting matrix
Effects Specification
Weighted Statistics
Unweighted Statistics