BAB
4
TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
0
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
PERSPEKTIF
MP3EI berjalan, kesenjangan juga makin melebar. Karena jelas bahwa pendekatan
MP3EI dikatakan melalui Keppres dengan pendekatan bisnis as usual, yang memerlukan
kolaborasi semua pihak, yakni pemerintah dan swasta untuk mencapai pertumbuhan.
"Jadi kalau digeneralisir pemerintah pusat dan daerah adalah penguasa. BUMN dan
pengusaha adalah kolaborasi pengusaha. Jadi MP3EI adalah kolaborasi pengusaha dan
penguasa. Ini yang biasa disebut dengan kapitalisme semu, yang tidak mau bersaing
dengan bisnis sehat," ujar Arwin. MP3EI ini juga dinilai sebagai pemikiran orde baru
yang dimodifikasi atau diperbaharui melalui pencitraan. Maka di mata Arwin, MP3EI
lebih tepat jika diplesetkan menjadi pendekatan not business as usual.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/177160
2
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
4.1 Pendahuluan
Hakikat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang ditunjukkan
dengan kebijakan pemerintah dan swasta dalam mengelola sumberdaya-sumberdaya yang
ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi. Masalah pokok dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah
terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pertumbuhan dan pertumbuhan
ekonomi yang didasarkan pada kekhasan wilayah masing-masing dengan menggunakan
potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (Malizia,
Emil E. dan Edward J. Feser. 1999). Orientasi ini mengarahkan pada inisiatif yang
muncul dari daerah tersebut dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi untuk
menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi
(Waluyo, 2007).
Setiap usaha pertumbuhan dan pembangunan ekonomi mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Kusreni, 2009). Dalam usaha mencapai tujuan tersebut,
pemerintah beserta swasta harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah beserta swasta dengan
menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi
sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian. Pendekatan alternatif terhadap teori pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi telah dirumuskan untuk kepentingan perencanaan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi. Pendekatan ini merupakan sistesis dan perumusan kembali
konsep-konsep yang telah ada. Pendekatan ini memberikan dasar bagi kerangka pikir dan
rencana tindakan yang akan diambil dalam konteks pertumbuhan dan pertumbuhan
ekonomi. Paradigma baru teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi ditunjukkan
pada Tabel 4.1 berikut ini:
3
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Tabel 4.1
Paradigma Baru Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
No. Komponen Konsep Lama Konsep Baru
1 Kesempatan Kerja Semakin banyak perusahaan Perusahaan harus mengem-
semakin banyak peluang kerja bangkan pekerjaan yang sesuai
dengan kondisi penduduk
daerah
2 Basis Pembangunan Pengembangan sektor eko- Pengembangan lembaga-
nomi lembaga ekonomi baru
3 Aset-Aset Lokasi Keunggulan komparatif di- Keunggulan kompetitif dida-
dasarkan pada aset fisik sarkan pada kualitas ling-
kungan
4 Sumberdaya Pengetahuan Ketersediaan angkatan kerja Pengetahuan sebagai pem-
bangkit ekonomi
Sumber: Arsyad (2004:302).
4
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
5
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
6
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
7
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Tabel 4.2
Ringkasan Perbedaaan Pengertian Ekonomi Pertumbuhan, Ekonomi
Pembangunan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pembangunan Ekonomi, Tahun 1994
8
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Contoh 4.1:
Jelaskan pengertian pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dan mengapa perlu
membedakan pengertian antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Jawab:
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan produksi barang terlepas dari apa yang terjadi
pada orang-orang yang memproduksi dan mengkonsumsi barang tersebut, sedang
pembangunan (perkembangan) ekonomi adalah pengembangan kemampuan manusia yang
berupa peningkatan harapan hidup, bebas buta huruf, serta peningkatan kesehatan dan
pendidikan masyarakat.
Pembedaan pengertian antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi
diperlukan karena kedua istilah tersebut di samping berbeda secara pengertian juga
berbeda dalam dampak yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara.
Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh percepatan pertumbuhan
ekonomi, namun lebih pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih utuh.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional atau Gross National Product
GDP atau Gross National Product (GNP) tanpa memandang apakah perubahan struktur
ekonomi terjadi atau tidak, sedang pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka
panjang yang disertai oleh perubahan sistem kelembagaan seperti ekonomi, politik,
hukum, sosial, dan budaya yang berefek pada perubahan struktural dan transformasi
kelembagaan.
10
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Dengan demikian, timbul struktur ketergantungan sebagai rintangan yang hampir tak
dapat diatasi serta merintangi pula pembangunan yang mandiri (Arsyad, 2004:74-75).
Mulai tahun 1980 dan awal tahun 1990, pendekatan model perubahan struktural dan
teori ketergantungan diganti dengan model neo klasik melalui peran perdagangan bebas,
keterbukaan ekonomi, dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik. Model neo klasik
memandang bahwa ketergantungan suatu negara menjadi semakin bertambah karena
karena ketidakmampuannya aspek teori ketergantungan dalam mengelola eksploitasi
faktor eksternal dan internal seperti negara luar serta struktur sosial-budaya dan pola
perilaku masyarakat setempat yang mengakibatkan intervensi pemerintah berupa regulasi
dalam perekonomian.
11
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Contoh 4.2:
Jelaskan perbedaan teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Friedrich List, Bruno
Hilderbrand, dan Karl Bucher.
Jawab:
Menurut Friedrich List, perkembangan ekonomi didasarkan pada cara produksi dan hanya
terjadi apabila dalam kehidupan masyarakat terdapat kebebasan perorangan dan kebebasan
dalam berorganisasi politik sehingga terjadi lima tahap perkembangan ekonomi, yaitu
tahap primitif; tahap beternak; tahap pertanian; tahap pertanian dan industri pengolahan;
dan tahap pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Menurut Bruno Hilderbrand,
perkembangan ekonomi didasarkan pada cara distribusi yang digunakan yang meliputi
tahap perekonomian barter (natura), perekonomian uang, dan perekonomian kredit.
Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi merupakan sintesis dari pendapat Friedrich
List dan Bruno Hilderbrand yang didasarkan pada cara produksi dan distribusi yang meliputi
tahap produksi untuk kebutuhan sendiri (subsisten), tahap perekonomian kota karena
pertukaran sudah meluas, dan tahap perekonomian nasional sebagai perluasan pertukaran
antarperekonomian kota.
12
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dibedakan dalam 5 tahap yaitu masyarakat
tradisional, prasyarat untuk tinggal landas, tinggal landas, menuju kekedewasaan, dan
masa konsumsi tinggi. Dasar pembedaan proses pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap
adalah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi. Menurut
WW Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu masyarakat
tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan proses yang multi dimensional (Sukirno
(2006:168). Pembangunan ekonomi berarti 1) perubahan struktur ekonomi suatu negara
yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan
sektor industri, 2) proses yang menyebabkan antara lain perubahan orientasi organisasi
ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi
berorientasi ke luar, 3) perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam
keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil, 4) perubahan
dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi yang tidak produktif
menjadi investasi yang produktif, dan 5) perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang
terjadi kurang merangsang pembangunan ekonomi (Arsyad, 2004:48).
Pada tahap Masyarakat Tradisional dengan ciri masyarakat yang fungsi produksinya
terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif primitif dan cara hidup masyarakat
yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional dan telah
berlangsung turun temurun, tingkat produktivitas per pekerja masih rendah. Oleh karena
itu, sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.
Sistem pemerintahan terkadang masih sentralisasi dengan pusat kekuasaan politik di
daerah berada di tangan tuan tanah yang ada didaerah tersebut. Kebijakan pemerintah
pusat dipengaruhi oleh pandangan tuan tanah di daerah tersebut.
Pada tahap Prasyarat Tinggal Landas dengan ciri masyarakat mempersiapkan dirinya
untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri sehingga pada tahap ini dan sesudahnya
pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Tahap Prasyarat Tinggal Landas
mempunyai 2 corak. Pertama, corak yang dialami oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur
Tengah, dan Afrika, di mana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional
yang sudah lama ada. Kedua, corak yang dialami oleh Amerika Serikat, Kanada, Australia,
dan Selandia Baru, dimana tahap ini dicapai tanpa merombak sistem masyarakat yang
tradisional. Corak kedua tersebut terjadi karena sifat masyarakat negara-negara tersebut
13
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
yang terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifat yang dibutuhkan oleh suatu
masyarakat untuk tahap Prasyarat Tinggal Landas.
Menurut WW Rostow, kemajuan sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam
masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas, yaitu kemajuan pertanian menjamin
penyediaan bahan makanan bagi penduduk di pedesaan maupun di perkotaan, kenaikan
produktivitas di sektor pertanian akan memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri,
dan kemajuan sektor pertanian akan menciptakan tabungan yang dapat digunakan sektor
industri sehingga dapat meningkatkan investasi di sektor-sektor lainnya.
Pada tahap Tinggal Landas, dengan ciri terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5%
atau kurang menjadi 10% persen dari Produk Nasional Bersih, terjadinya perkembangan satu
atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, dan
terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang dapat menciptakan
perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang dapat menyebabkan
pertumbuhan ekonomi terus terjadi. Pada tahap ini, negara mempunyai kemampuan untuk
mengerahkan sumber-sumber modal dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri
peranannya besar sekali dalam menciptakan tahap lepas landas.
Pada tahap Menuju Kekedewasaan, dengan ciri masyarakat sudah secara efektif
menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi dan muncul sektor-
sektor unggulan baru. Pada tahap Konsumsi Tinggi, perhatian masyarakat lebih
menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan
masyarakat, bukan lagi pada masalah produksi.
Contoh 4.3:
Apa ciri tahap tinggal landas dalam teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi WW
Rostow?
Jawab:
Ciri tahap tinggal landas adalah 1) terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5% atau
kurang menjadi 10% persen dari Produk Nasional Bersih, 2) terjadinya perkembangan satu
atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, dan 3)
terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang dapat menciptakan
perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang dapat menyebabkan
pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
14
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
15
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal sampai batas
maksimum dari sumber alam. Pengaruh stok modal terhadap tingkat output total dapat
secara langsung dan tak langsung. Pengaruh langsung adalah karena pertambahan modal
(sebagai input) akan langsung meningkatkan output, sedang pengaruh tak langsung adalah
meningkatkan produktivitas per kapita yang dimungkinkan karena adanya spesialisasi dan
pembagian kerja. Semakin besar stok modal, semakin besar kemungkinan dilakukannya
spesialisasi dan pembagian kerja di antara tenaga kerja. Hal ini akan mempercepat proses
pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan meningkatkan tingkat produktivitas tenaga
kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2006:244).
Spesialisasi dan pembagian kerja ini dapat menghasilkan pertumbuhan output, karena
spesialisasi tersebut dapat meningkatkan keterampilan setiap pekerja dalam bidangnya dan
pembagian kerja dapat mengurangi waktu yang hilang pada saat peralihan pekerjaan. Ada
dua faktor penunjang penting dibalik proses akumulasi modal bagi terciptanya
pertumbuhan output yaitu makin meluasnya pasar dan adanya tingkat keuntungan di atas
tingkat keuntungan minimal.
Potensi pasar dapat dicapai secara maksimal, jika dan hanya jika setiap warga
masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan kegiatan ekonominya. Untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan pembenahan dan penghilangan
peraturan perundangan yang menjadi penghambat kebebasan berusaha dan kegiatan
ekonomi, baik antara warga masyarakat di suatu negara maupun antara warga masyarakat
antarnegara. Hal ini menunjukkan bahwa Adam Smith merupakan penganjur laissez-faire
dan free trade.
Tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimal mempunyai hubungan erat
dengan luas pasar. Jika pasar tidak tumbuh secepat pertumbuhan modal, maka tingkat
keuntungan akan merosot yang akhirnya mengurangi gairah para pemilik modal untuk
melakukan akumulasi modal. Dalam jangka panjang, tingkat keuntungan tersebut
menurun dan akhirnya mencapai tingkat keuntungan minimal pada posisi stasioner
perekonomian tersebut.
Menurut Sukirno (2006:245), apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses
tersebut akan berlangsung terus menerus secara kumulatif. Perkembangan pasar,
spesialisasi, dan pembangian kerja yang terjadi akan menimbulkan kenaikan
16
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
17
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Contoh 4.4:
Mengapa pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith dapat berhenti.
Jawab:
Sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan
produksi suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia merupakan batas
maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian, artinya jika sumberdaya ini belum
digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada berperan dalam
pertumbuhan output. Pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumberdaya
alam tersebut telah digunakan secara optimal.
18
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
kerja akan menurun. Penurunan jumlah penduduk atau tenaga kerja mengakibatkan tingkat
upah akan naik di atas atau sama dengan tingkat upah alamiah, tergantung persentase
penurunan jumlah penduduk atau tenaga kerja. Dengan demikian, dari sisi faktor produksi
tanah dan tenaga kerja ada suatu kekuatan dinamis yang selalu menarik perekonomian ke
arah tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the law of diminishing returns. Akumulasi
faktor produksi modal dan kemajuan teknologi cenderung meningkatkan produktivitas
tenaga kerja, artinya akan memperlambat bekerjanya the law of diminishing returns dan
pada akhirnya akan memperlambat penurunan tingkat hidup minimal. Teori pertumbuhan
ekonomi menurut David Ricardo merupakan proses tarik menarik antara dua kekuatan
dinamis, yaitu the law of diminishing returns dan kemajuan teknologi dan pada akhirnya
kekuatan the law of diminishing returns lebih kuat daripada kemajuan teknologi (Arsyad,
2004:60).
Keterbatasan teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi David Ricardo adalah 1)
pengabaian pengaruh kemajuan teknologi, padahal kenaikan produksi pertanian yang
sangat pesat di negara-negara maju telah membuktikan bahwa kemajuan teknologi mampu
menahan berlakunya the law of diminishing returns, 2) pengertian yang salah tentang
keadaan stasioner, padahal tidak ada perekonomian yang mencapai keadaan stasioner
dengan laba dan produksi yang meningkat serta akumulasi modal terjadi, 3) Pengabaian
faktor-faktor kelembagaan, padahal faktor-faktor kelembagaan penting dalam
pembangunan ekonomi dan tidak dapat diabaikan, 4) teori David Ricardo bukan teori
pertumbuhan tetapi teori distribusi yang menentukan besarnya pangsa tenaga kerja, tuan
tanah, dan pemilik modal, dan 5) pengabaian suku bunga, padahal suku bunga merupakan
imbalan jasa yang terpisah dari modal dan termasuk dalam laba.
Contoh 4.5:
Jelaskan salah satu keterbatasan teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi David
Ricardo.
Jawab:
Salah satu keterbatasan teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi David Ricardo
adalah mengabaikan pengaruh kemajuan teknologi, padahal kenaikan produksi pertanian
yang sangat pesat di negara-negara maju telah membuktikan bahwa kemajuan teknologi
mampu menahan berlakunya the law of diminishing returns.
19
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
20
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
mengakibatkan tingkat upah tenaga kerja semakin mahal bersamaan dengan peningkatan
permintaan tenaga kerja di sektor modern. Kondisi ini mengakibatkan kurva penawaran
tenaga kerja mempuyai arah kemiringan dari kiri bawah ke kanan atas (slope positif).
Dengan demikian, secara umum perekonomian akan beralih dari sektor pertanian
(tradisional) di perdesaan ke sektor industri (modern) di perkotaan.
Contoh 4.6:
Jelaskan proses alih tenaga kerja serta pertumbuhan output dan peningkatan penyerapan
tenaga kerja di sektor perkotaan (modern).
Jawab:
Alih tenaga kerja di sektor perkotaan (modern) ini terjadi karena adanya pertumbuhan
kesempatan kerja dan pertumbuhan output pada sektor perkotaan (modern). Pertumbuhan
output pada sektor perkotaan (modern) dipengaruhi oleh tingkat investasi dan akumulasi
modal di sektor industri. Investasi di sektor modern terjadi karena adanya kelebihan
keuntungan sektor modern. Investasi di sektor modern semakin meningkat karena tingkat
upah di sektor modern dianggap konstan dan besarnya ditetapkan melebihi tingkat rata-
rata upah di sektor tradisional. Kelebihan tingkat upah di daerah modern dibandingkan di
daerah tradisional inilah yang mengakibatkan alih tenaga kerja dari perdesaan ke
perkotaan terus menerus terjadi (urbanisasi).
21
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian dapat tumbuh dan berkembang
dengan mantap.
Klasik berpendapat bahwa pembentukan modal merupakan pengeluaran yang akan
menambah jumlah barang modal dalam masyarakat. Tambahan jumlah barang modal
tersebut akan meningkatkan produksi dan pendapatan nasional sehingga akan tercipta
pembangunan ekonomi karena berlakunya hukum Klasik bahwa supply creates its own
demand. Keynes berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi dalam masyarakat tidak
ditentukan oleh kemampuan barang modal dalam memproduksi barang tetapi ditentukan
oleh tingkat pengeluaran seluruh masyarakat. Oleh karena itu, analisis penananam modal
dipandang sebagai tindakan untuk meningkatkan pengeluaran masyarakat (Sukirno,
2006:256). Berbeda dengan pandangan ekonom paham Klasik dan Keynes yang hanya
memperhatikan pada aspek peranan pembentukan modal dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi, Harrod-Domar menjelaskan selain aspek peranan pembentukan
modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi juga menjelaskan tentang pertumbuhan
ekonomi itu sendiri. Harrod-Domar menjelaskan bahwa pembentukan modal dipandang
sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk
menghasilkan barang dan sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif
dari masyarakat (Sukirno, 2006:257).
Teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Harrod-Domar mempunyai beberapa
asumsi yaitu 1) perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan
barang-barang modal dalam masyarakat digunakan secara penuh, 2) perekonomian terdiri
dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan berarti pemerintah dan
perdagangan luar negeri tidak ada, 3) besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional
dengan besarnya pendapatan nasional berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol, dan 4)
kecenderungan untuk menabung atau marginal propensity to save (MPS), rasio modal-
output atau capital-output ratio (COR), dan rasio pertambahan modal-output atau
incremental capital-output ratio (ICOR) besarnya tetap (Arsyad, 2004: 65).
Fungsi produksi dalam teori Harrod-Domar berbentuk huruf L, karena sejumlah modal
hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu, artinya modal dan tenaga kerja tidak
substitutif. Untuk menghasilkan output sebesar Q1 dibutuhkan modal sebesar K1 dan tenaga
kerja sebesar L1 dan untuk menghasilkan output sebesar Q2 dibutuhkan modal sebesar K2 dan
22
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
tenaga kerja sebesar L2. Fungsi produksi dalam teori Harrod-Domar ditunjukkan dalam
Gambar 4.1 berikut ini:
Modal
K2 Q2
K1 Q1
L1 L2 Tenaga Kerja
Gambar 4.1
Kurva Produksi Harrod-Domar
Stok modal (K) mempunyai hubungan langsung dengan output total (Y) atau Capital
Output Ratio (COR) atau k, maka:
ΔK/ΔY = k atau ΔK = k ΔY persamaan 4.3
24
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
menunjukkan hubungan antara stok modal yang ada dan aliran output yang dihasilkan.
ICOR menunjukkan perbandingan antara perubahan tertentu pada stok modal (ΔK) dan
perubahan output atau pendapatan (ΔY). Besamya COR tergantung pada teknik produksi
yang digunakan. Pada sektor dengan teknik produksi bersifat padat modal, nilai COR
tinggi. Sebaliknya, pada sektor dengan teknik produksi bersifat padat karya, nilai COR
rendah. Sektor-sektor seperti transportasi, telekomunikasi, perhubungan, perumahan, dan
industri barang modal mempunyai COR sektoral yang relatif tinggi karena untuk
menghasilkan setiap output yang diinginkan pada sektor-sektor tersebut dibutuhkan
modal yang relatif besar.
Menurut Djojohadikusumo (1994:38), ada dua konsep pengertian mengenai
pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, yaitu the warranted rate of growth sebagai laju
pertumbuhan produksi dan pendapatan pada tingkat yang dianggap memadai berdasarkan
sudut pandang pengusaha atau investor dan the natural rate of growth sebagai laju
pertumbuhan produksi dan pendapatan sebagaimana yang ditentukan oleh kondisi dasar
yang menyangkut bertambahnya angkatan kerja karena pertambahan penduduk dan
meningkatnya produktivitas karena kemajuan teknologi. Oleh karena itu, berdasarkan
kondisi the warranted rate of growth dan the natural rate of growth, maka proses
pertumbuhan ekonomi mengandung di dalamnya secara inheren unsur ketidakstabilan
yang sewaktu-waktu dapat mengganggu keadaan equilibrium.
Keterbasan teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Harrod-Domar adalah 1)
Marginal Propoensity to Save (MPS) dan ICOR konstan, padahal dalam kenyataannya
MPS dan ICOR berubah dalam jangka panjang sehingga memodifikasi persyaratan-
persyaratan pertumbuhan yang diinginkan, 2) proporsi penggunaan tenaga kerja dan
modal tetap, padahal dalam kenyataannya antara tenaga kerja dan modal dalam kegiatan
produksi dapat saling mensubstitusi, 3) harga konstan, padahal dalam kenyataannya
perubahan harga terjadi setiap waktu, dan 4) suku bunga tetap, padahal dalam
kenyataannya perubahan suku bunga terjadi setiap waktu sehingga mempengaruhi nilai
investasi, 5) mengabaikan program pemerintah, 6) mengabaikan wiraswasta), 7)
kegagalan membedakan barang modal dan barang konsumsi, dan 8) ketidakstabilan
dalam sistem ekonomi bukan faktor langkanya modal tetapi akses permintaan dan
penawaran dalam produksi (Jhingan, 1994:303-304).
25
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Contoh 4.7:
Apabila besarnya MPS = 0,1 dan COR = 0,9, maka hitunglah pertumbuhan ekonomi yang
terjadi dalam perekonomian tersebut.
Jawab:
ΔY s 0,3
r= = = = 11,11%
Y k 0,8
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam perekonomian tersebut
sebesar 11,11%.
Analisis terhadap hubungan antara input dan output dengan menggunakan fungsi
produksi Cobb-Douglass dapat memberikan banyak informasi mengenai karakteristik
proses produksi yang dianalisis. Karakteristik peoses produksi yang dapat diketahui dari
persamaan Q = T La Kb adalah sebagai berikut (Algifari, 2003:149):
a. Nilai konstanta T, a, dan b dapat membedakan antara proses produksi satu dengan
proses produksi yang lain.
b. Nilai konstanta T menunjukkan tingkat teknologi yang digunakan dalam proses
produksi waktu tertentu.
c. Nilai a menunjukkan elastisitas input L. Jika teknologi dan jumlah input L yang
digunakan dalam proses produksi tidak berubah, maka a menunjukkan besarnya
persentase perubahan jumlah output setiap perubahan 1% jumlah input L yang
digunakan dalam proses produksi.
d. Nilai b menunjukkan elastisitas input K. Jika teknologi dan jumlah input K yang
digunakan dalam proses produksi tidak berubah, maka b menunjukkan besarnya
persentase perubahan jumlah output setiap perubahan 1% jumlah input K yang
digunakan dalam proses produksi.
e. Jumlah nilai a dan b menunjukkan skala produksi suatu proses produksi. Jika a+b > 1,
maka skala produksi tersebut adalah increasing return to scale. Proses produksi yang
memiliki karakteristik increasing return to scale berarti jika teknologi tidak berubah
sedangkan input L dan input K masing-masing ditambah 1% maka output akan
meningkat lebih daripada 1%. Jika a+b = 1, maka skala produksi tersebut adalah
constant return to scale. Proses produksi yang memiliki karakteristik constant return
to scale berarti jika teknologi tidak berubah sedangkan input L dan input K masing-
masing ditambah 1% maka output akan meningkat sebesar 1% pula. Jika a+b < 1,
maka skala produksi tersebut adalah decreasing return to scale. Proses produksi yang
memiliki karakteristik decreasing return to scale berarti jika teknologi tidak berubah
sedangkan input L dan input K masing-masing ditambah 1% maka output akan
meningkat kurang daripada 1%.
27
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
f. Hasil bagi nilai a dan b menunjukkan intensitas penggunaan input dalam proses
produksi. Jika pada suatu proses produksi di mana hasil bagi a dengan b lebih besar
daripada 1 maka proses produksi tersebut lebih banyak menggunakan input L atau
labor intensive (padat karya). Jika pada suatu proses produksi di mana hasil bagi a
dengan b lebih kecil daripada 1 maka proses produksi tersebut lebih banyak
menggunakan input K atau capital intensive (padat modal).
Contoh 4.8:
Apabila elastisitas input Labor = 0,4 dan elastisitas input Kapital = 0,6, maka hitunglah
skala produksi dan intensitas faktor produksi yang digunakan.
Jawab:
Hasil penjumlahan elastisitas input L dan K = 0,4 + 0,6 = 1, maka skala produksi adalah
constant return to scale.
Hasil bagi elastisitas input L dengan K = 0,4 / 0,6 = 0,67 < 1, maka intensitas faktor
produksi yang digunakan adalah lebih banyak menggunakan input Kapital daripada input
Labor atau capital intensive (padat modal).
28
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
S = sk K + sb (Q - K)
Q Q Q
S = sk K + sb Q – sb K
Q Q Q Q
S = sk K - sb K + sb
Q Q Q
S = ( sk - sb ) K + sb
Q Q
s = ( sk - sb ) K + sb persamaan 4.8
Q
yang menunjukkan bahwa:
s: MPS seluruh masyarakat atau MPS kelompok kapitalis dan kelompok buruh
sk: MPS kelompok kapitalis
sb: MPS kelompok buruh
K/Q = profit share atau bagian pendapatan nasional yang diterima kelompok kapitalis
atau pola distribusi pendapatan antarkelompok masyarakat
29
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Apabila nilai s pada persamaan 4.9 disubstitusi dengan nilai s pada persamaan 4.8 maka
diperoleh persamaan:
r = [ ( sk - sb ) K + sb ] h persamaan 4.10
Q
30
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
metode deduksi, dimulai dengan adanya problematik tertentu, kemudian masalah ini
dikaji secara teoritis, dicari dasar rasionalnya. Berdasarkan kajian teori dan dasar rasional
yang telah ada, dirumuskan hipotesis, yaitu jawaban atau dugaan sementara terhadap
masalah kemudian dilakukan pengumpulan data empiris, dalam rangka menguji hipotesis
tersebut. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak. Pada metode induksi, dimulai dengan pengumpulan data
empiris atau berangkat dari data empiris yang telah ada, tanpa atau belum adanya
problematik tertentu. Berdasarkan data empiris yang telah didapat atau yang telah ada,
dilakukan rasionalisasi atau teoritisasi untuk menafsirkan data empiris. Kesimpulan akhir
dengan metode induksi adalah suatu generalisasi empiris, konsep, atau suatu teori.
Langkah Nicholas Kaldor dalam menjelaskan teori pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi disebut dengan stylized facts (Djojohadikusumo, 1994:49 dan 52), yaitu dapat
diuji secara empiris-kuantitatif berdasarkan data konkrit yang ditemukan dalam
perkembangan selanjutnya. Ada dua sisi pendekatan teori pertumbuhan ekonomi menurut
Nicholas Kaldor berdasarkan stylized facts. Sisi pertama adalah menjembatani perbedaan
antara pendekatan Neo-Keynes dan Neo-Klasik dan sisi kedua adalah perkembangan
pemikiran Nicholas Kaldor tentang pertumbuhan ekonomi semakin mendekati kerangka
pemikiran yang berkisar pada masalah-masalah pembangunan ekonomi. Pembahasan
mengenai pertumbuhan antarsektoral dan pertumbunan antarregional sudah menyangkut
beberapa masalah penting dalam pembangunan ekonomi negara-negara sedang
berkembang.
Contoh 4.9:
Apabila MPS kelompok kapitalis = 0,6, MPS kelompok buruh = 0,4, output kelompok
kapitalis = 60, output kelompok buruh = 40, dan output capital ratio atau efisiensi
pengeluaran investasi = 1,2, maka hitunglah pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam
perekonomian tersebut.
Jawab:
r = [ ( sk - sb ) K + sb ] h = [ (0,6 – 0,4) 60 + 0,4 ] 1,2 = [ 0,12 + 0,4 ] 1,2 = 0,52 x 1,2 =
Q 100
= 62,4%
31
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
32
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
menyatakan bahwa pada tahap awal pembangunan akan ditandai dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang disertai tingkat ketimpangan pendapatan yang
tinggi pula. Kondisi tersebut akan berlangsung sampai pada titik krisis tertentu, dimana
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan diikuti oleh menurunnya tingkat
ketimpangan pendapatan (Pressman, 2000:176). Inverted U curve seperti yang
dikemukakan Simon Kuznets ditunjukkan dalam Gambar 4.2. Nampak pada Gambar 4.2,
ketika pertumbuhan ekonomi sebesar r1 terjadi ketimpangan pendapatan sebesar t1 (titik A).
Ketika pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi r2 ketimpangan pendapatan juga
meningkat menjadi t2 (titik B), namun ketika pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi r3
ketimpangan pendapatan menurun menjadi t3 (titik C). Apabila titik A, B, dan C dihubungkan
satu sama lain maka akan diperoleh garis yang disebut dengan inverted U curve karena
berbetuk kurva huruf U terbalik.
Fenomena yang kontradiktif antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
ketidakmerataan pembangunan yang terjadi di negara sedang berkembang seperti yang
dijelaskan pada Gambar 4.2 oleh Simon Kuznets dengan inverted U curve (Kuncoro,
1997:105-106) dan Sukirno (2006:268-270) sejalan dengan penjelasan Simon Kuznets
dalam Pressman (2000:173-177). Simon Kuznets menjelaskan faktor penyebab
pertumbuhan ekonomi, perubahan kesenjangan pendapatan, lingkaran pertumbuhan yang
dilewati ekonomi, dan memahamkan dampak pertumbuhan ekonomi terhadap
distribusipendapatan.
Ketimpangan Pendapatan
t2 B
t1 A
t3 C
Pertumbuhan Ekonomi
r1 r2 r3
33
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Gambar 4.2
Inverted U Curve Menurut Simon Kuznets
34
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
modal yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan teknologi atau yang disertai dengan
perbaikan yang seperti itu. Kekurangan dalam penanaman modal akan menimbulkan
proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan masalah resesi
yang lebih serius dari masa-masa sebelumnya.
Contoh 4.10:
Jelaskan yang dimaksud dengan inverted U curve.
Jawab:
Inverted U curve menunjukkan fenomena yang kontradiktif antara pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan ketidakmerataan pembangunan yang terjadi di negara sedang
berkembang. Inverted U curve menunjukkan bahwa pada tahap awal pembangunan akan
ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang disertai tingkat
ketimpangan pendapatan yang tinggi pula. Kondisi tersebut akan berlangsung sampai
pada titik krisis tertentu, dimana tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan diikuti
oleh menurunnya tingkat ketimpangan pendapatan
35
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
berani mengambil risiko bisnis karena ide-ide baru tersebut belum pernah dicoba
diterapkan secara ekonomis.
Menurut Joseph Schumpeter, perkembangan ekonomi yang diartikan sebagai
peningkatan output total masyarakat terdiri dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan
oleh peningkatan banyaknya faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi dalam kegiatan produksi, misalnya kenaikan
output karena pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi. Pembangunan
ekonomi adalah kenaikan output masyarakat yang disebabkan oleh inovasi yang
dilakukan oleh inovator. Pembangunan ekonomi berawal dari suatu lingkungan politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi yang menunjang kreativitas inovator. Lingkungan
yang menunjang kreativitas inovator akan menimbulkan beberapa wirausaha perintis yang
mencoba menerapkan ide-ide baru (lima jenis inovasi) dalam kehidupan ekonomi. Inovator
yang berhasil dalam menerapkan jenis-jenis inovasi tersebut akan menimbulkan posisi
monopoli bagi inovator yang bersangkutan dan akan menghasilkan keuntungan di atas
keuntungan normal yang diterima pengusaha yang tidak mampu melakukan inovasi.
Keuntungan monopoli merupakan imbalan bagi inovator dan sekaligus merupakan
rangsangan bagi calon inovator (Arsyad, 2004:70).
Inovasi mempunyai 3 pengaruh yaitu 1) diperkenalkannya teknologi baru, 2)
menimbulkan keuntungan lebih sebagai sumber dana penting bagi akumulasi modal, dan
3) inovasi akan diikuti oleh timbulnya proses peniruan atau imitasi yaitu adanya pengusaha
lain yang meniru teknologi baru tersebut yang pada akhirnya akan diikuti oleh investasi
(akumulasi modal) oleh para peniru atau imitator tersebut. Proses peniruan ini mempunyai
pengaruh berupa menurunnya keuntungan monopolis yang diperoleh inovator dan
penyebaran teknologi baru di dalam masyarakat sehingga teknologi tersebut tidak lagi
menjadi monopoli bagi pencetusnya. Proses tersebut akan meningkatkan output
masyarakat dan secara keseluruhan merupakan proses pembangunan ekonomi. Seperti
disinggung di muka, kunci dalam proses inovasi adalah terdapatnya lingkungan yang
menunjang terjadinya inovasi tersebut. Selain lingkungan yang menunjang, inovasi akan
berhasil apabila 1) didukung oleh sistem kapitalis dan bebas berusaha yang didukung oleh
lembaga-lembaga politik sosial yang sesuai, 2) tersedianya cadangan ide-ide baru secara
36
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
memadai, dan 3) adanya sistem perkreditan yang mampu menyediakan dana bagi
innovator untuk merealisir berbagai ide menjadi kenyataan.
Contoh 4.11:
Jelaskan perbedaan antara pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
menurut Joseph Schumpeter.
Jawab:
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh
peningkatan banyaknya faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi dalam kegiatan produksi, misalnya kenaikan
output karena pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi. Pembangunan
ekonomi adalah kenaikan output masyarakat yang disebabkan oleh inovasi yang
dilakukan oleh inovator yang meliputi 1) diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya
tidak ada, 2) diperkenalkannya cara berproduksi baru, 3) pembukaan daerah pasar baru,
4) penemuan sumber bahan mentah baru, dan 5) perubahan organisasi industri sehingga
menjadi undustri yang efisiensi.Pembangunan ekonomi berawal dari suatu lingkungan
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi yang menunjang kreativitas inovator.
Contoh 4.12:
Jelaskan aliran Teori Ketergantungan yang lebih tepat dengan kondisi di negara sedang
berkembang pada umumnya.
Jawab:
Aliran Teori Ketergantungan yang lebih tepat dengan kondisi di negara sedang
berkembang pada umumnya adalah aliran Non-Marxis Aliran Non-Marxis berpendapat
bahwa ketergantungan kawasan Amerika Latin (negara sedang berkembang pada umumnya
juga berlaku) dapat dilihat dari perspektif kewilayahan, yaitu dengan membedakan antara
kondisi dalam negeri (intern) dan luar negeri (ekstern) negara sedang berkembang. Kondisi
intern pada umumnya dilihat sebagai faktor yang dibentuk dari sistem intern itu sendiri,
meskipun terdahulu juga dipengaruhi oleh kondisi ekstern. Oleh karena itu, subyek yang
perlu dibangun adalah bagaimana konsep negara sedang berkembang itu sendiri sehingga
dapat dijadikan landasan dalam mengadakan pembaharuan yang diperlukan untuk
menentukan sikap terhadap kondisi ekstern. Dengan demikian, tidak semata menyalahkan
faktor kolonialisme sebagai penghambat negara-negara sedang berkembang dalam
mewujudkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi tetapi juga karena faktor-faktor
intern, seperti struktur sosial-budaya dan pola perilaku masyarakat negara sedang
berembang itu sendiri yang menjadi faktor penyebab keterbelakangan.
Pertumbuhan ekonomi sebagai nilai relatif dari perubahan PDRB dari waktu ke waktu
menunjukkan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat dari waktu ke waktu pula.
Peningkatan pendapatan masyarakat ditunjukkan dengan peningkatan alokasi pendapatan
untuk konsumsi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier sehingga masyarakat daerah
tersebut menjadi lebih kaya, lebih sehat, lebih berpendidikan sebagai indikator angka
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan terjadi pula penurunan angka Indeks
Kriminalitas Daerah (IKD) sebagai Indikator Sosial (Arsyad, 2004:38).
Semua pemerintahan kabupaten/kota di Indonesia umumnya ketika menyusun target-
target hasil pembangunan ekonomi menggunakan salah satu asumsi, yaitu pencapaian
pertumbuhan ekonomi dalam persentase tertentu. Apabila target pertumbuhan ekonomi
tersebut mampu dicapai bahkan terlewati, maka dikatakan pemerintahan kabupaten/kota
berhasil dalam mengelola pemerintahan, sebaliknya apabila target pertumbuhan ekonomi
tersebut tidak mampu dicapai, maka dikatakan pemerintahan kabupaten/kota belum
berhasil dalam mengelola pemerintahan bahkan dikatakan gagal (Badrudin, 2011:246).
Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh percepatan
pertumbuhan ekonomi, namun lebih pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
lebih utuh. Hal ini dijelaskan oleh Kuncoro (2010:40-41) yang sependapat dengan
Djojohadikusumo (1994:1) dan Sen dalam Pressman (2000:274) yang menyatakan bahwa
sebaiknya perlu membedakan pengertian antara pertumbuhan ekonomi dengan
pembangunan ekonomi karena kedua istilah tersebut di samping berbeda secara definisi
juga berbeda dalam dampak yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara
atau daerah. Menurut Sen dalam Pressman (2000:274), pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan produksi barang terlepas dari apa yang terjadi pada orang-orang yang
memproduksi dan mengkonsumsi barang tersebut, sedang pembangunan (perkembangan)
ekonomi adalah pengembangan kemampuan manusia yang berupa peningkatan harapan
hidup, bebas buta huruf, serta peningkatan kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Standar kehidupan masyarakat yang menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang diukur dengan pendapatan nasional atau Gross Domestic Product atau
Produk Domestik Bruto menuai kritikan karena merupakan cara pandang yang terlalu
sederhana dalam memahami kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan
model yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dilakukan terus menerus
39
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
40
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Contoh 4.13:
Jelaskan implementasi teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia.
Jawab:
Semua pemerintahan kabupaten/kota di Indonesia umumnya ketika menyusun target-target
hasil pembangunan ekonomi menggunakan salah satu asumsi, yaitu pencapaian
pertumbuhan ekonomi dalam persentase tertentu. Apabila target pertumbuhan ekonomi
tersebut mampu dicapai bahkan terlewati, maka dikatakan pemerintahan kabupaten/kota
berhasil dalam mengelola pemerintahan, sebaliknya apabila target pertumbuhan ekonomi
tersebut tidak mampu dicapai, maka dikatakan pemerintahan kabupaten/kota belum
berhasil dalam mengelola pemerintahan bahkan dikatakan gagal. Keberhasilan
pembangunan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh percepatan pertumbuhan ekonomi,
amun lebih pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih utuh. Oleh karena
itu, pemerintahan kabupaten/kota di Indonesia sebaiknya perlu membedakan pengertian
antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi karena kedua istilah
tersebut di samping berbeda secara definisi juga berbeda dalam dampak yang
ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi
adalah kenaikan produksi barang terlepas dari apa yang terjadi pada orang-orang yang
memproduksi dan mengkonsumsi barang tersebut, sedang pembangunan (perkembangan)
ekonomi adalah pengembangan kemampuan manusia yang berupa peningkatan harapan
hidup, bebas buta huruf, serta peningkatan kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan (necessary) tetapi tidak
mencukupi (sufficient) bagi proses pembangunan ekonomi. Hasil pembangunan ekonomi
tidak hanya berorientasi pada pencapaian angka pertumbuhan ekonomi tertentu.
Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh percepatan pertumbuhan
ekonomi, namun lebih pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih utuh.
GLOSSARY
41
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Capital Intensive: Jika pada suatu proses produksi lebih banyak menggunakan input
Kapital daripada input Labor. Disebut juga dengan padat modal.
Capital-Output Ratio: Rasio antara kapital dengan output. Semakin kecil nilai COR
semakin bagus produksi yang dilakukan.
Constant Return To Scale: Proses produksi yang apabila teknologi tidak berubah
sedangkan input L dan input K masing-masing ditambah 1% maka output akan
meningkat sebesar 1%.
Decreasing Return To Scale: Proses produksi yang apabila teknologi tidak berubah
sedangkan input L dan input K masing-masing ditambah 1% maka output akan
meningkat kurang daripada 1%.
Free Trade: Perdagangan bebas tanpa hambatan dengan kesepakatan transaksi sebagai
hasil tawar menawar antara penjual dan pembeli.
Full Employment: Asumsi ekonomi mashab Klasik, yaitu kondisi perekonomian dalam
kesempatan kerja penuh, tidak terjadi pengangguran faktor produksi.
42
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
IPM telah memasukkan aspek kesehatan dan pendidikan bersama dengan aspek pangan,
sandang, dan perumahan menjadi kesatuan dengan tingkat pendapatan. Formula
penghitungan IPM adalah IPM = 1/3 [ X1 + X2 + X3], yang menunjukkan bahwa X1, X2,
dan X3 masing-masing adalah indeks harapan hidup, indeks pendidikan, dan indeks
tingkat kehidupan yang layak
Increasing Return To Scale: Proses produksi yang apabila teknologi tidak berubah
sedangkan input L dan input K masing-masing ditambah 1% maka output akan
meningkat lebih daripada 1%.
Labor Intensive: Jika pada suatu proses produksi lebih banyak menggunakan input
Labor daripada input Kapital. Disebut juga dengan padat karya.
43
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Profit Share: Kontribusi keuntungan dari sektor atau pelaku ekonomi yang berperan
dalam pembentukan keuntungan.
Purchasing Power Adjusted Real: Merupakan formulasi PDB per kapita dengan
memperhitungkan daya beli yang mengakibatkan PDB suatu wilayah menjadi lebih
obyektif jika dibandingkan dengan PDB wilayah lain. Formulasi ini merupakan
pengembangan model yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat yang
dilakukan dengan memasukkan aspek harga lokal ke dalam PDB.
Stationary State: Perubahan yang hanya terjadi di sekitar titik keseimbangan. Merupakan
asumsi teori pertumbuhan dan pembangunan mashab Klasik.
Stylized Facts: Langkah Nicholas Kaldor dalam menjelaskan teori pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, yaitu dapat diuji secara empiris-kuantitatif berdasarkan data
konkrit yang ditemukan dalam perkembangan selanjutnya. Ada dua sisi pendekatan teori
pertumbuhan ekonomi menurut Nicholas Kaldor berdasarkan stylized facts. Sisi pertama
adalah menjembatani perbedaan antara pendekatan Neo-Keynes dan Neo-Klasik dan sisi
kedua adalah perkembangan pemikiran Nicholas Kaldor tentang pertumbuhan ekonomi
semakin mendekati kerangka pemikiran yang berkisar pada masalah-masalah
pembangunan ekonomi. Pembahasan mengenai pertumbuhan antarsektoral dan
pertumbunan antarregional sudah menyangkut beberapa masalah penting dalam
pembangunan ekonomi negara-negara sedang berkembang.
Supply Creates Its Own Demand: Asumsi mashab ekonom Klasik yang menyatakan
bahwa penawaran akan menciptakan permintaan dengan sendirinya.
The Law of Diminishing Return: Hukum pertambahan hasil yang semakin menurun,
yaitu pertambahan input variabel pada sejumlah input tetap akan mengakibatkan output
bertambah dengan pertambahan yang semakin menurun.
The Natural Rate of Growth: Merupakan laju pertumbuhan produksi dan pendapatan
sebagaimana yang ditentukan oleh kondisi dasar yang menyangkut bertambahnya
angkatan kerja karena pertambahan penduduk dan meningkatnya produktivitas karena
kemajuan teknologi.
The Warranted Rate of Growth: Merupakan laju pertumbuhan produksi dan pendapatan
pada tingkat yang dianggap memadai berdasarkan sudut pandang pengusaha atau
investor.
Vent for Surplus: Perluasan pasar sebagai akibat kenaikan pendapatan nasional dan
perkembangan penduduk yang terjadi secara bersama-sama.
44
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, 1992, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 4: Teori Pertumbuhan
Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.
Pressman, Steven, 2000, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia. Jakarta: Murai Kencana
PT RadjaGrafindo Persada.
Setyowati, Endang, dkk, 2004, Ekonomi Makro Pengantar, Edisi 2, Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN Yogyakarta.
Sukirno, Sadono, 2006, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan,
Ed. 2, Jakarta: Prenada Media Group.
Todaro, Michael P. and Stephen C. Smith, 2006, Economic Development, 9th Edition,
New York: Pearson Addison Wesley.
45
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
[http://www.pikiran-rakyat.com/node/177160]
46
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
3. Menurut Friedrich List, perkembangan ekonomi yang didasarkan pada cara produksi
dan hanya terjadi apabila dalam kehidupan masyarakat terdapat kebebasan perorangan
dan kebebasan dalam berorganisasi politik meliputi tahapan:
A. tiga perkembangan ekonomi, yaitu tahap perekonomian produksi untuk kebutuhan
sendiri (subsisten), tahap perekonomian kota karena pertukaran sudah meluas, dan
tahap perekonomian nasional sebagai perluasan pertukaran antarperekonomian
kota.
B. tiga perkembangan ekonomi, yaitu tahap perekonomian barter (natura), tahap
perekonomian uang, dan tahap perekonomian kredit
C. lima perkembangan ekonomi, yaitu tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat
untuk tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap menuju kekedewasaan, dan tahap
masa konsumsi tinggi
D. lima perkembangan ekonomi, yaitu tahap primitif, tahap beternak, tahap pertanian,
tahap pertanian dan industri pengolahan, serta tahap pertanian, industri
pengolahan, dan perdagangan.
47
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
A. ada dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan
pertumbuhan penduduk.
B. unsur pokok dalam pertumbuhan output total adalah sumberdaya alam yang
tersedia (faktor produksi tanah), sumberdaya insani (jumlah penduduk), dan stok
barang modal yang ada
C. pembatas pertumbuhan output total adalah faktor produksi tanah.
D. jawaban A, B, dan C benar
6. Apabila besarnya MPS = 0,15 dan COR = 0,90, maka laju pertumbuhan ekonomi yang
terjadi dalam perekonomian tersebut adalah:
A. 10%
B. 12,5%
C. 15%
D. 20%
7. Apabila elastisitas input Labor = 0,3 dan elastisitas input Kapital = 0,8, maka skala
produksi yang terjadi adalah:
A. increasing return to scale
B. capital intensive
C. jawaban A dan B benar
D. jawaban A dan B salah
8. Apabila elastisitas input Labor = 0,3 dan elastisitas input Kapital = 0,8, maka
intensitas penggunaan faktor produksi yang terjadi adalah:
A. increasing return to scale
B. capital intensive
C. jawaban A dan B benar
D. jawaban A dan B salah
48
BAB 4: Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
9. Apabila MPS kelompok kapitalis = 0,6, MPS kelompok buruh = 0,4, output
kelompok kapitalis = 80, output kelompok buruh = 20, dan output capital ratio atau
efisiensi pengeluaran investasi = 0,2, maka laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi
dalam perekonomian tersebut adalah:
A. 8,9%
B. 11,2%
C. 15,2%
D. 15%
SOAL URAIAN
49