Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No.

1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN DALAM


PERSPEKTIF ISLAM

P. PARDOMUAN SIREGAR
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Dharmawangsa Medan
Email : pardo.siregar19@gmail.com

ABSTRACT

Economic growth is one of the important conditions for human needs fulfillment. The absence of
growth means the stagnant activity of economic life that will result in less to say no loss of income
which is a basic human need. Economic growth can be seen from various indicators. These indicators
include increased output (out put), the creation of new jobs, rising investment climate and so forth.
Welfare is the goal of Islamic teachings in the economic field. Welfare is a part of rahmatan lil
alamin taught by this Islamic religion. But the welfare that is meant in the Qur'an is not unconditional
to get it. Welfare will be given by Allah SWT if man does what he enjoins and keeps away from what
he forbids. The verses of the Qur'an that provide explanations about welfare are directly (explicitly)
and some are indirectly (implicitly) related to economic problems. Nevertheless, this two-way
explanation becomes a view of welfare.

Keywords : Economic growth, Islam perspective, welfare

A. PENDAHULUAN memanfaatkan faktor-faktor pertumbuhan


Manusia adalah makhluk yang ekonomi seperti sumber daya alam,
memiliki berbagai kebutuhan yang harus kemajuan teknologi, dan lain sebagainya.
dipenuhi untuk mempertahankan Maka dalam hal Ini, meningkatnya
kelangsungan hidupnya. Kebutuhan- pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan syarat penting bagi terpenuhinya kebutuhan
primer, kebutuhan skunder dan kebutuhan- manusia. Tidak adanya pertumbuhan berarti
kebutuhan pelengkap lainnya. mandegnya aktivitas kehidupan ekonomi
Secara historis, ilmu ekonomi muncul yang itu akan berakibat kepada berkurangnya
dari adanya kebutuhankebutuhan yang untuk tidak mengatakan hilangnya income
disebutkan di atas, namun dalam yang merupakan kebutuhan dasar manusia.
kenyataannya tidak semua manusia mampu Pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dari
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka berbagai indikator. Indikator-indikator
yang perlu dipikirkan adalah bagaimana tersebut diantaranya adalah meningkatnya
manusia berusaha agar bisa mengelola, produksi (out put), terciptanya lapangan
mengatur dan mensiasati terpenuhinya kerja baru, meningkatnya iklim investasi
kebutuhan-kebutuhan tersebut. dan lain sebagainya.

Salah satu usaha yang dapat Dalam pandangan ekonomi


dilakukan manusia baik secara individual konvensional, pertumbuhan ekonomi secara
maupun secara kolektif adalah bagaimana garis besar ditujukan untuk kesejahteraan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan materi, yang itu hanya berdimensi jangka

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

pendek, atau dengan ungkapan lain hanya hidup lebih baik. Kesemuanya itu Membuka
untuk kesejahteraan duniawi tanpa diimbangi Jalan Bagi Pertumbuhan Ekonomi dan
dengan tujuan ukhrawi. Di sisi lain Islam juga mendahului atau berbarengan dengan
memandang bahwa pertumbuhan ekonomi perubahan sosial.
merupakan satu sarana untuk menjamin
tegaknya keadilan sosial secara kekal.(Syed Sementara itu, dalam Islam
Nawab 1991 : 134) pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai:
A sustained growth of a right kind of output
Berdasarkan beberapa pandangan di which can contribute to human welfare. (A.
atas, jurnal ini akan mencoba untuk H. M. Sadeq 1989 : 24) (Sebuah
memaparkan berbagai permasalahan tersebut Pertumbuhan Produksi Atau Hasil Yang
yang diawali dengan pendahuluan, diikuti Terus Menerus Dengan Cara Yang Benar
kemudian dengan pembahasan tentang Yang Dapat Memberikan Kontribusi Bagi
definisi pertumbuhan ekonom, faktor-faktor Kesejahteraan Umat Manusia).
pertumbuhan ekonomi, pengukuran
pertumbuhan ekonomi, dengan pendekatan Dari kedua definisi pertumbuhan di
aksiologis Islam dalam pertumbuhan atas, kita dapat melihat perbedaan mendasar
ekonomi, kesejahteraan, pengertian antara pandangan ilmu ekonomi
kesejahteraan, kesejahteraan menurut konvensional dengan ilmu ekonomi Islam.
Alquran, kesejahteraan menurut ekonom Perbedaan mendasar tersebut terletak pada
Islam beserta penutup. tujuan akhir dari pertumbuhan ekonomi itu
sendiri. Ilmu ekonomi konvensional hanya
1. Metode Penelitian berorientasi kepada pertumbuhan yang
Metode Penelitian dalam tinggi dari suatu aktifitas kehidupan
penelitian ini menggunakan metode ekonomi, tanpa menyertainya dengan
tinjauan Pustaka (Library Research) distribusi yang merata dari output yang
dihasilkan, yang ujung-ujungnya berakhir
pada kesejahteraan materi yang
B. PEMBAHASAN pendistribusiannya tidak merata untuk
kesejahteraan manusia. Berbeda dengan
1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi pandangan ilmu ekonomi konvensional,
ilmu ekonomi Islam memandang
Pertumbuhan Ekonomi (Economic pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah sarana
Growth) didefinisikan sebagai peningkatan untuk meningkatkan kesejahteraan materi
dalam kapasitas suatu bangsa jangka panjang manusia tanpa memandang ras, agama, dan
untuk memproduksi aneka barang dan jasa bangsa. Lebih dari itu, ilmu ekonomi Islam
bagi rakyatnya. Kapasitas itu bertumpu pada mempunyai orientasi ganda dalam hal
kemajuan teknologi produksi. Secara ekonomi yaitu Kesejahteraan Materi
konvensional, Pertumbuhan Diukur Dengan (Duniawi) Dan Kepuasan Batin
Kenaikan Pendapatan Nasional ( GNP) (Ukhrawi).
Perkapita. (Gerardo P. Sicat 1991:345)
Adapun yang berkaitan dengan
Pembangunan Ekonomi pembangunan ekonomi (economic
(Economic Development) adalah suatu development) tidak ada perbedaan antara ilmu
konsep yang lebih luas. Konsep ini ekonomi konvensional, keduanya
mencakup juga Modernisasi Lembaga, baik memandang bahwa pertumbuhan ekonomi
yang bersifat ekonomi, seperti pemerintah, merupakan komponen dari pembangunan
kota, desa, cara berpikir, tidak saja yang ekonomi. Cakupan dari pembangunan
berkenaan dengan tujuan agar dapat ekonomi lebih luas dari cakupan
Memproduksi Secara Efisien, melainkan pertumbuhan ekonomi.
juga agar mengkonsumsi secara rasional dan

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

2. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi (1). Potensi Menabung;

Dalam pembahasan tentang faktor- (2). Mobilisasi Untuk Menabung;


faktor pertumbuhan ekonomi ini perlu kita
ketahui bahwa keberadaan faktor-faktor (3). Alokasi dan Pemanfaatan Tabungan
pertumbuhan ekonomi ini memberikan Untuk Pertumbuhan Ekonomi
kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Adapun faktor-faktor pertumbuhan ekonomi b. Sumber Daya Manusia
tersebut adalah sebagai berikut: Sumber daya manusia merupakan
faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi.
a. Sumber-sumber Investasi (M. Abdul Mannan 1997: 380). Manusia
merupakan pelaku-pelaku yang aktif dalam
Pertumbuhan mensyaratkan adanya pertumbuhan ekonomi yang melakukan
sumber-sumber investasi untuk eksploitasi terhadap sumber daya alam,
meningkatkan produksi dari aset-aset fisik pengumpulan modal, pembangunan sosial,
yang menghasilkan aliran pendapatan ke ekonomi dan institusi-institusi politik yang
depan. Aset-aset fisik tersebut meliputi menggiatkan proses pertumbuhan. Mereka
pabrik-pabrik dan mesin-mesin industri yang menyediakan dua faktor penting dalam
membantu terjadinya pertumbuhan produksi. proses pertumbuhan yaitu sebagai pekerja
dan pelaku enterprenuership.
Ketentuan formasi modal dalam
pertumbuhan ekonomi dijelaskan secara Kepiawaian yang efisien seorang
mendalam dalam berbagai sumber ilmu pekerja sangat penting dalam pertumbuhan
ekonomi. Beberapa penulis dalam bidang ekonomi. Efisien dalam bekerja
ekonomi yang menunjukkan perhatian mensyaratkan dua kualitas yaitu
kepada perkembangan sumber daya manusia profesionalisme dan kualitas moral.
tidak menyanggah pentingnya modal dalam Profesionalisme bekerja meliputi
membantu tingkat pertumbuhan ekonomi. keterampilan dan efisien dalam bekerja.
Sedangkan kualitas moral adalah kualitas
Proses pertumbuhan ekonomi yang memberikan dorongan untuk bekerja
meliputi mobilisasi sumber-sumber yang secara efisien, ikhlas, dan jujur. (M. Abdul
memadai bagi investasi, konversinya ke Mannan 1997: 34)
dalam aset-aset fisik yang produktif, dan
faktor-faktor lain. Ada dua sumber modal Kedua kualitas diatas, yaitu
yaitu sumber domestik dan sumber dari profesionalisme dan moral adalah sangat
luar. Berkaitan dengan sumber-sumber modal penting untuk mendapatkan kontribusi
dari luar, Islam melihat bahwa merupakan maksimal dalam pertumbuhan ekonomi
hal yang penting untuk mengadakan pekerja yang profesional dengan
kerjasama dengan negara-negara Islam dari keterampilan yang tinggi tanpa kejujuran,
luar dan menghindarkan diri dari ribâ dalam keikhlasan tidak dapat memberikan kontribusi
pengelolaan keuangan dan membebaskan diri apa-apa bagi proses pertumbuhan, begitu juga
dari pengaruh perbudakan sosial budaya dan sebaliknya dengan pekerja yang mempunyai
politik ekonomi Barat. kejujuran, keikhlasan tapi tidak memiliki
keterampilan juga tidak bisa memberikan
Beberapa potensi penting dari kontribusi apa-apa bagi pertumbuhan
ekonomi Islam adalah bagaimana ekonomi. Maka dengan demikian, keduanya
memobilisasikan sumber-sumber domestik merupakan dua sisi mata uang yang tidak
untuk pertumbuhan ekonomi Ada tiga bisa dipisahkan satu sama lain.
aspek yang bisa dikemukakan di sini
berkaitan dengan sumber-sumber domestik c. Enterpreneurship (Jiwa Wiraswasta)
tersebut yaitu: Ditegaskan oleh beberapa ekonom
bahwa enteprenuership merupakan salah satu

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

faktor yang sangat penting dalam yang cukup tinggi bagi pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi. Menurut pendapat ekonomi. Kemajuan dalam teknologi
Schumpeter, pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambahnya produk yang
ditentukan oleh fungsi yang dinamis dari dihasilkan oleh setiap satuan faktor satuan
enterprenuership, dan fungsi dari produksi atau input yang digunakan (Sicat
enterprenuership ini adalah suatu inovasi. 1991 : 348). Tatkala tenaga kerja menjadi
(Sadeq, 34) Walaupun menurut beberapa relatif langka, kemajuan teknologi menjurus
pendapat ekonomi yang lain fungsi yang ke arah penemuan proses yang “hemat
inovatif enterprenuership tersebut tidak begitu tenaga kerja”. Namun penemuan juga
nampak dalam perusahaan-perusahaan negara menghemat faktor lain. Sebagai contoh,
dan dalam penafsiran yang lebih luas. penyulapan lahan-lahan dari laut atau rawa,
Kontribusi mendasar dari enterprenuership dapat dianggap sebagai penemuan yang
dalam menggerakkan roda pertumbuhan menciptakan “penghemat lahan begitu pula
ekonomi tidak bisa disanggah, karena halnya dengan praktek di bidang pertanian
perannya yang begitu vital. seperti penanaman padi dengan irigasi dan
Islam mendukung bertumbuh- tumpang sari berbagai jenis tanaman yang
kembangnya jiwa enterprenuership dalam berumur pendek.
usaha untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Islam memberikan motivasi positif Penemuan teknologi yang
kepada berbagai aktifitas kehidupan ekonomi menghemat kerja mungkin akan membuat
dengan maksud untuk mendapatkan sumber orang kehilangan pekerjaan untuk
penghidupan yang halal. Dari pokok pikiran sementara waktu. Namun, perekonomian
sumber-sumber enterprenuership ataupun yang mengalami pertumbuhan cepat
non-enterprenuership dalam mendapatkan menciptakan bidang usaha baru juga
harta, ada dua pengertian yang agak luas dari berkat penemuan-penemuan yang
apa yang dimaksud dengan mencari mengakibatkan semakin sedikitnya
pendapatan: Pertama, bekerja untuk orang lain kebutuhan akan tenaga kerja dalam proses
atas dasar gaji dan upah dalam jumlah produksi yang menggantikan proses
tertentu. Kedua, melakukan usaha-usaha produksi yang lama itu.
wiraswasta. Islam menganjurkan umatnya
untuk bekerja untuk mendapatkan upah atau Singkatnya, kemajuan teknologi
gaji, baik yang dilakukan kepada orang lain merupakan faktor penting dalam
maupun yang dilakukan secara mandiri pertumbuhan ekonomi, dan kiranya
(wiraswasta). Dalam Alquran Allah bermanfaat bila kita mengamati dampak
memerintahkan untuk menggali dan keseluruhannya terhadap proses produksi.
mendapatkan karunia yang banyak yang Program teknologi meliputi dua
disediakan oleh Allah, hal itu bisa dilakukan bentuk inovasi, yaitu inovasi produk dan
melalui wiraswasta. proses inovasi (Abdul Hasan 1990 : 28).
Inovasi produk mengacu kepada pengenalan
Dalam aktivitas ekonomi ada dua terhadap produk-produk baru yang tidak ada
motif yang dianjurkan dalam aktifitas sebelumnya, atau pengenalan produk yang
kewiraswastaan, yatu: motivasi keuntungan lebih unggul dibanding dengan produk
dan motivasi untuk berprestasi. Namun sebelumnya. Adapun proses inovasi adalah
demikian , segala aktivitas bisnis harus selalu untuk menemukan teknik-teknik baru dalam
mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang memproduksi produk-produk yang ada
telah ditentukan oleh syari'ah yaitu aktifitas dengan ongkos yang lebih murah.
bisnis yang halal.
Islam tidak menentang konsep
d. Kemajuan Teknologi kemajuan teknologi sebagai sebuah kenyataan
Tidak dapat dipungkiri bahwa yang harus diterima dan dimanfaatkan, karena
kemajuan teknologi memberikan kontribusi hal ini memberikan kontribusi yang cukup

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

signifikan dalam proses teknologi. Ayat al- diidam-idamkan, khususnya dalam Islam.
Qur’an membimbing manusia untuk Berangkat dari orientasi yang seimbang
menemukan dan mendapatkan hal-hal yang antara duniawiyah (materi) dan ukhrawiyah
baru yang memberikan manfaat bagi banyak (kepuasan non-materi) itulah Islam
orang. Penemuan-penemuan baru tersebut memandang bahwa pertumbuhan ekonomi
bisa digunakan untuk mengeksplorasi sumber merupakan satu sarana untuk menjamin
daya alam yang memang telah disediakan tegaknya keadilan sosial secara kekal.
Allah bagi manusia untuk kesejahteraannya. Karena, menurut Islam, keadilan sosial
adalah salah satu unsur penting dari dinamika
3. Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi sosial. Dalam konteks suatu perekonomian
yang sedang tumbuh inilah kue pendapatan
Sebagaimana yang telah disinggung nasional dapat diperbesar demi
pada pembahasan di atas, pertumbuhan kemungkinan masing-masing menerima
ekonomi dapat diukur melalui Gross National secara adil dari pertumbuhan tersebut. Suatu
Product (GNP). GNP didefinisikan sebagai lingkungan sosial yang di dalamnya setiap
Jumlah Nilai Akhir Dari Semua Barang orang menikmati hasil pertumbuhan jelas
Dan Jasa Yang Dihasilkan Dalam Seluruh lebih unggul dibandingkan dengan
Kegiatan Ekonomi Selama Satu Tahun. lingkungan sosial lainnya yang berisi orang-
GNP ini mengukur aliran penghasilan orang yang sebagian menikmati sementara
negara (dari pertumbuhan ekonomi) selama yang lain menjadi korban.( Naqvi 134)
kurun waktu tertentu.
Dengan demikian, kebijaksanaan
GNP = C + I + G (E – M) + Z pertumbuhan dalam suatu perekonomian
Di mana: Islam harus ditujukan untuk
menyeimbangkan distribusi pendapatan dari
C = Consumer Spending suatu pertumbuhan ekonomi untuk semua
manusia tanpa memandang secara
I = Investment Spending diskriminatif antara satu kelompok dengan
kelompok yang lainnya.
G = Output for Government
Pertumbuhan ekonomi dalam
(E – M) = Net Export or Import perspektif Islam harus memasukkan aspek
aksiologis (nilai, moral) agar pertumbuhan
Z = Zakat ekonomi tidak hanya diorientasikan kepada
kesejahteraan materi saja melainkan
Tambahan huruf Z (Zakat) merupakan konsep memasukkan juga aspek ruhaniyah.
ekonomi Islam dalam mengukur pertumbuhan Memasukkan aspek ruhaniyah ini dalam
ekonomi, dimana hal tersebut tidak terdapat pandangan Islam tidak akan menimbulkan
dalam konsep ekonomi konvensional, dan masalah-masalah matematis, karena sifatnya
tidak dimasukkan dalam pengukuran ini, yang abstrak sekalipun ditinjau dari sudut
karena yang diambil adalah dari pengukuran pandang ilmu ekonomi neo-klasik, bukanlah
pertumbuhan ekonomi yang ada di Amerika arus konsumsi akan tetapi “nilai guna” yang
Serikat pada tahun 2007, tapi bisa dimasukkan berkaitan dengannya, yang ia sendiri adalah
dalam negara yang memakai sistem ekonomi kualitas yang tidak berwujud.
Islam dalam pelaksanaan ekonominya.
Selanjutnya, maksimalisasi tingkat
4. Pendekatan Aksiologis Islam dalam pertumbuhan pendapatan nasional, tanpa
Pertumbuhan Ekonomi mempedulikan dampaknya atas distribusi
pendapatan dan kesejahteraan umum, tidak
Keseimbangan orientasi duniawiyah dapat menjadi sasaran utama dalam
dan ukhrawiyah merupakan orientasi yang perekonomian Islam. Dalam ekonomi Islam

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

pertumbuhan ekonomi yang dituju adalah barang mewah. Semakin banyak barang
pertumbuhan optimal, baik dari segi mewah yang dimiliki maka tingkat
kesejahteraan materi maupun rohani, Islam kesejahteraannya semakin tinggi pula, begitu
tidak memperkenankan konsumsi modal dan pun sebaliknya. Logika masyarakat sekarang
pertumbuhan yang melampaui batas yang tentang kesejahteraan terkontruksi dengan
memaksakan pengorbanan yang tidak alamiah pemikiran materialisme. Dimana sangat tidak
bagi manusia. Jadi menurut Islam tingkat masuk akal dalam arti lain sangat susah untuk
pertumbuhan yang rendah yang diiringi diterima oleh akal jika mengatakan bahwa
dengan distribusi pendapatan yang merata orang yang tinggal di gubug sederhana jauh
akan lebih baik daripada tingkat pertumbuhan lebih sejahtera dibanding dengan orang yang
yang tinggi tapi tidak dibarengi dengan tinggal di apartemen mewah, atau
distribusi yang merata. Namun demikian, menganggap gila jika ada yang mengatakan
yang lebih baik dari keduanya adalah bahwa orang yang hanya memiliki sepeda
pertumbuhan yang tinggi tanpa memaksakan butut jauh lebih sejahtera dibanding dengan
pengorbanan yang tidak alamiah dari orang yang memiliki BMW limitt
manusia dan disertai dengan distribusi ededition.
pendapatan yang merata.
Adanya perubahan struktur sosial
Penjelasan-penjelasan di atas selaras masyarakat saat ini tidak dapat dipisahkan
dengan apa yang dijelaskan oleh dari sistem ekonomi yang dianut. Sistem
Abdurrahman Basalamah yang menyatakan ekonomi kapitalis yang memuja materi
bahwa ekonomi Islam merupakan tatanan sebagai indikator kesejahteraan
yang bergerak berdasarkan dinamika dan (economisentris). Orang akan lebih dihargai
motivasi Alquran dan Hadits Rasulullah. jika memiliki ekonomi yang bagus. Hal ini
Untuk itu, karena secara totalitas gerak dan terbukti ketika saat ini masyarakat ternyata
interaksi hendaknya terkonsentrasikan pada lebih menghargai individu yang punya
kesadaran ibadah kepada Allah (Abdurrahman banyak uang walau seorang koruptor
2002 : 145). dibanding orang alim atau baik hati tapi
miskin.
Islam memotivasi orang mu’min agar
secara keseluruhan aktivitasnya, termasuk Seiring dengan semangat umat Islam
ekonomi, bernilai ibadah, yang beranjak dari untuk berusaha menerapkan ajaran
kesadaran ibadah dan mengharapkan agamanya, muncullah kajian tentang
pertolongan Allah, sehingga orang mu’min kesejahteraan dalam perekonomian yang
tumbuh rasa percaya diri dan tidak berbasiskan syariah Islam. Paradigma ini
mempertahankan materi untuk menguatkan menjelaskan bahwa kesejahteraan
alasan bahwa aktivitas ekonomi yang masyarakat akan dapat tercapai bila seluruh
berdasarkan Alquran dan Hadis tersebut aktivitas manusia berlandaskan syariah atau
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, kita hukum-hukum Islam. Meskipun belum semua
bisa melihat kepada salah satu prinsip dasar meyakini akan keampuhannya dalam
ekonomi Islam yaitu hak untuk kepemilikan menyelesaikan masalah-masalah
dan distribusi pendapatan yang merata yang perekonomian, sosial, politik, hukum, budaya,
didapatkan dari sumbersumber daya alam dan berbagai masalah alam, namun paradigma
yang diberikan oleh Allah kepada seluruh ini memberikan pemahaman yang sempurna
umat manusia tanpa memandang secara tentang alam semesta, yakni : langit, bumi,
diskriminatif dan parsial (Muhammad 1991 : dan segala isinya termasuk manusia sebagai
50) khalifah didalamnya.

5. Kesejahteraan Dalam kehidupan memang akan


Materialistme mengajarkan bahwa terjadi perbedaan dan kesenjangan ekonomi
kesejahteraan diukur dari pemilikan barang- atau rezeki diantara pelaku ekonomi. Kondisi

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

inilah yang secara religius akan menciptakan Pengertian kesejahteraan menurut


mekanisme ekonomi, yang berkelebihan kamus bahasa Indonesia berasal dari kata
menolong yang kekurangan sehingga sejahtera yang mempunyai makna aman,
kesenjangan akan semakin menyempit sentosa, makmur, dan selamat (terlepas dari
walaupun tidak bisa dihilangkan sama sekali. segala macam gangguan, kesukaran, dan
Dengan demikian hanya dengan tolong sebagainya) (WJS 1999 : 887). Kata sejahtera
menolong dan saling memberilah, maka mengandung pengertian dari bahasa
kebutuhan manusia itu dapat terpenuhi, sansekerta “catera” yang berarti payung.
karena yang kaya membutuhkan yang miskin Dalam konteks kesejahteraan, “catera” adalah
dan sebaliknya yang miskin membutuhkan orang yang sejahtera, yakni orang yang dalam
yang kaya (Muhammad Nafik 2009 : 16). hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan,
Dalam perspektif ide atau gagasan, ternyata ketakutan, atau kekhawatiran sehingga
konsep kesejahteraan banyak mengadopsi hidupnya aman dan tentram, baik lahir
pada paham kapitalisme dan sosialisme.(M. maupun batin (Adi 2012 : 8). Kesejahteraan
Umar 2000 : 6). Paham ini telah terbukti material dan spiritual merupakan tujuan yang
membawa banyak kegagalan dalam ingin dicapai dalam proses pembangunan
mengantarkan pembangunan untuk mencapai (Harry 2010 : viii). Hal ini menunjukkan
kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena bahwa keberhasilan pembangunan haruslah
itu, muncullah sebuah alternatif konsep dicapai tidak saja dalam aspek material, tetapi
kesejahteraan yang mengacu pada nilai-nilai juga dalam aspek spiritual. Ketika sebuah
ajaran syariah Islam. Pada saat krisis ekonomi proses pembangunan hanya diarahkan untuk
moneter melanda dunia, lembaga-lembaga mencapai keberhasilan material maka bisa
ekonomi di negara-negara berkembang yang dipastikan kesejahteraan masyarakat yang
menerapkan mekanisme syariah terbukti diinginkan tidak akan bisa tercapai.
dapat bertahan dan bahkan disebagiannya Masyarakat akan merasakan kehidupan yang
mampu untuk dapat tumbuh dan berkembang. hampa dan tanpa makna meskipun semua
Sehingga berawal dari keberhasilannya ini fasilitas tersedia. Kesejahteraan oleh sebagian
mulailah banyak dikaji tentang konsep masyarakat selalu dikaitkan dengan konsep
kesejahteraan yang berlandaskan pada kualitas hidup. Konsep kualitas hidup
ekonomi syariah Islam.(M. Lutfi 2003 : 47) merupakan gambaran tentang keadaan
kehidupan yang baik. World Health
Dalam teori-teori ekonomi, nilai-nilai Organization (WHO) mengartikan kualitas
yang ditawarkan ekonomi Islam tergolong hal hidup sebagai sebuah persepsi individu
yang baru. Meskipun pada kenyataannya terhadap kehidupannya di masyarakat dalam
ajaran Islam memberikan petunjuk konteks budaya dan sistem nilai yang ada
petunjuknya dalam beraktivitas ekonomi yang terkait dengan tujuan, harapan, standar,
tetapi secara bangunan ilmu masih dan juga perhatian terhadap kehidupan.
membutuhkan proses untuk menjadi mapan. Konsep ini memberikan makna yang lebih
Muncul dan berkembangnya ilmu ekonomi luas karena dipengaruhi oleh kondisi fisik
Islam ini turut memberikan alternatif individu, psikologis, tingkat kemandirian, dan
pemecahan masalah yang berlarut-larut hubungan sosial individu dengan
akibat dari mengusung ide atau gagasan lingkungannya (Adi : 44) Undang-Undang
kapitalisme maupun sosialisme yang Nomor 13 tahun 1998 menjelaskan juga
mengalami kegagalan. Di sisi lain, ajaran tentang arti dari kesejahteraan. Kesejahteraan
syariah Islam memang menuntut para didefinisikan sebagai suatu tata kehidupan dan
pemeluknya untuk berlaku secara penghidupan sosia l baik material maupun
profesional yang dalam prosesnya spiritual yang diliputi rasa keselamatan,
menampilkan kerapian, kebenaran, ketertiban, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang
dan keteraturan (Didin dan Hendri 2003 : 1) memungkinkan bagi setiap warga negara
untuk mengadakan pemenuhan jasmani,
6. Pengertian Kesejahteraan

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi Kesejahteraan merupakan jaminan atau
diri, keluarga, serta masyarakat dengan janji dari Allah Swt yang diberikan kepada
menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi laki-laki ataupun perempuan yang beriman
manusia sesuai dengan Pancasila (Adi : 45). kepadaNya. Allah Swt juga akan membalas
berbagai amal perbuatan baik orangorang
7. Kesejahteraan Menurut Alquran yang bersabar dengan pahala yang lebih baik
dari amalnya. Kehidupan yang baik adalah
Kesejahteraan merupakan tujuan kehidupan yang bahagia, santai, dan puas
dari ajaran Islam dalam bidang ekonomi. dengan rezeki yang halal, termasuk
Kesejahteraan merupakan bagian dari didalamnya mencakup seluruh bentuk
rahmatan lil alamin yang diajarkan oleh ketenangan apapun dan bagaimanapun
Agama Islam ini. Namun kesejahteraan yang bentuknya (Salim : 1988 : 595).
dimaksudkan dalam Alquran bukanlah tanpa
syarat untuk mendapatkannya. Kesejahteraan b. Qs. Thaha Ayat : 117 – 119 yang
akan diberikan oleh Allah Swt jika manusia Berbunyi :
َ ‫ف َ ق ُلْ ن َ ا ي َ ا آ َد ُم إ ِ ﱠن ٰھ َ َذ ا‬
melaksanakan apa yang diperintahkannya
dan menjauhi apa yang dilarangnya (Darsyaf َ َ ‫ع دُ ﱞو ل‬
‫ك‬
1994 : 66-68). Ayat-ayat Al-Qur’an yang
memberikan penjelasan tentang
‫ك ف َ َال ي ُ ْخ رِ َج ن ﱠكُ َم ا‬ َ ‫َو ل ِ َز ْو ِج‬
kesejahteraan ada yang secara langsung ْ َ ‫ِم َن الْ َج ن ﱠةِ ف َت‬
ٰ‫ش ق َ ى‬
(tersurat) dan ada yang secara tidak 117. “Maka Kami berkata: "Hai
langsung (tersirat) berkaitan dengan Adam, Sesungguhnya ini (iblis)
permasalahan ekonomi. Namun demikian, adalah musuh bagimu dan bagi
penjelasan dengan menggunakan dua cara ini isterimu, Maka sekali-kali janganlah
menjadi satu pandangan tentang sampai ia mengeluarkan kamu
kesejahteraan. berdua dari surga, yang
menyebabkan kamu menjadi
a. Qs. Al-Nahl Ayat 97 yang celaka.
Berbunyi : ‫ص ا ل ِ ًح ا‬ َ ‫ع ِم َل‬ َ ‫َم ْن‬
‫ِم ْن َذ َك رٍ أ َ ْو أ ُنْ ث َ ىٰ َو ھ ُ َو‬ َ ‫ك أ َ ﱠال ت َ ُج و‬
‫ع ف ِ ي ھ َ ا َو َال‬ َ َ ‫إ ِ ﱠن ل‬
ً ‫َح ي َ ا ة‬ ُ ‫ُم ْؤ ِم ٌن ف َ ل َن ُ ْح ي ِ ي َن ﱠه‬ ‫ت َ ْع َر ٰى‬
‫ط َ ي ﱢ ب َ ة ً ۖ َو ل َ ن َ ْج زِ ي َ ن ﱠھ ُ ْم أ َ ْج َر ھ ُ ْم‬ 118. Sesungguhnya kamu tidak akan
‫ون‬َ ُ ‫س ِن َم ا َك ا ن ُوا ي َ ْع َم ل‬ َ ‫ب ِ أ َ ْح‬ kelaparan di dalamnya dan tidak
akan telanjang,”
97. “Barangsiapa yang mengerjakan

‫ك َال ت َظْ َم أ ُ ف ِي ھ َا َو َال‬ َ ‫َو أ َن ﱠ‬


amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan

ٰ‫ض َح ى‬ ْ َ‫ت‬
beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik [839] dan Sesungguhnya
akan Kami beri Balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih 119. Dan Sesungguhnya kamu tidak
baik dari apa yang telah mereka akan merasa dahaga dan tidak
kerjakan”. (pula) akan ditimpa panas matahari
di dalamnya".
[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa
laki-laki dan perempuan dalam Islam Kesejahteraan menurut
mendapat pahala yang sama dan bahwa pengertian Alquran tercermin di
amal saleh harus disertai iman. Surga yang dihuni oleh Nabi Adam

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

dan isterinya sesaat sebelum mereka 9. Dan hendaklah takut kepada Allah
bertugas sebagai khalifah di bumi. orang-orang yang seandainya
Kesejahteraan yang digambarkan meninggalkan dibelakang mereka anak-
dalam ayat ini menjamin adanya anak yang lemah, yang mereka khawatir
pangan, sandang, dan papan yang terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh
diistilahkan dengan tidak kelaparan, sebab itu hendaklah mereka bertakwa
tidak merasa dahaga, tidak kepada Allah dan hendaklah mereka
telanjang, dan tidak kepanasan oleh mengucapkan Perkataan yang benar.
matahari. Sedangkan kebalikan Kesejahteraan dapat diperoleh hanya
darinya adalah kehidupan yang dengan ketaqwaan kepada Allah Swt dan juga
sempit, yakni jauh dari tentram dan berbicara secara jujur dan benar. Pada ayat
tenang, selalu tidak puas, dadanya ini, Allah Swt meminta kepada hambaNya
sesak dan gelisah walaupun untuk memperhatikan kesejahteraan generasi
lahirnya t ampak mewah, serba ada, yang akan datang. Oleh karenanya harus
cukup pakaian dan tempat dipersiapkan generasi yang kuat akan
tinggalnya (Salim : 595). ketaqwaannya kepada Allah Swt. Bahkan
c. Qs. Al-A’raf Ayat 10 Yang Nabi Muhammad Saw juga melarang untuk
Berbunyi : memberikan seluruh hartanya kepada orang
lain dengan meninggalkan ahli warisnya. Nabi
Saw bersabda: ”Sesungguhnya bila kamu
meninggalkan ahli warismu dalam keadaan

ِ‫األ َ ْر ض‬ ْ ‫َو ل َ ق َ ْد َم كﱠ ن ﱠا كُ ْم ف ِ ي‬ berkecukupan adalah lebih baik dari pada


membiarkan mereka dalam keadaan miskin
ً ِ ‫ش ۗ ق َل‬
‫يال‬ َ ِ ‫َو َج َع لْ ن َ ا ل َ كُ ْم ف ِ ي ھ َ ا َم َع ا ي‬ dan memintaminta kepada orang lain.” (Salim
II : 314-315).
َ ‫َم ا ت َ ْش كُ ُر‬
‫ون‬ d. Qs. Al-Baqarah Ayat 126 Yang
Berbunyi :
10. Sesungguhnya Kami telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi ‫َو إ ِ ْذ ق َ ا َل إ ِ بْ َر ا ھِ ي ُم َر بﱢ ا ْج َع ْل ٰھ َ َذ ا‬
dan Kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber) penghidupan. Amat sedikitlah ‫ق أ َھْ ل َ ه ُ ِم َن‬ ْ ‫ب َل َ ًد ا آ ِم ن ً ا َو ا ْر ُز‬
kamu bersyukur.
Pada ayat ini, Allah Swt mengingatkan
ِ ‫ال ث ﱠ َم َر ا تِ َم ْن آ َم َن ِم نْ ھ ُ ْم ب ِ ا ﱠ‬
kepada hambaNya untuk mensyukuri nikmat ‫اآل ِخ رِ ۖ ق َ ا َل َو َم ْن َك ف َ َر‬ ْ ‫َو الْ ي َ ْو ِم‬
yang telah diberikanNya. Nikmat itu adalah
sarana untuk mendapatkan kesejahteraan
ْ َ ‫يال ث ُ ﱠم أ‬
ٰ‫ض ط َ ﱡر ه ُ إ ِ ل َ ى‬ ً ِ ‫ف َ أ ُ َم ت ﱢ ُع ه ُ ق َ ل‬
yang berupa bumi yang diciptakanNya untuk
tempat tinggal, tempat memenuhi segala hajat
‫ص ي ُر‬ ِ ‫س الْ َم‬ َ ْ‫ع َذ ا بِ ال ن ﱠارِ ۖ َو ب ِ ئ‬ َ
hidup, menguasai tanah, hasil tanamannya, 126. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa:
binatang-binatangnya, dan tambang- "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri
tambangnya (Salim : 377). yang aman sentosa, dan berikanlah rezki
dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada
c. Qs. Al-Nisa Ayat 9 Yakni :
Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:

‫ين ل َ ْو ت َ َر كُ وا ِم ْن‬ َ ‫ش ال ﱠ ِذ‬ َ ‫َو لْ ي َ ْخ‬


"Dan kepada orang yang kafirpun aku beri
kesenangan sementara, kemudian aku
َ ‫ض َع ا ف ً ا َخ ا ف ُوا‬
‫ع ل َ يْ ھِ ْم‬ ِ ً ‫َخ لْ ف ِ ھِ ْم ذُ ﱢر ي ﱠة‬ paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah
seburuk-buruk tempat kembali".
‫س ِد ي ًد ا‬ َ ‫ﷲ َ َو لْ ي َ ق ُو ل ُوا ق َ ْو ًال‬
‫ف َلْ ي َ ت ﱠق ُوا ﱠ‬

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

Kesejahteraan hanya diperoleh dengan Konsep kesejahteraan tersebut dalam


penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah pandangan ekonomi Islam masih mencakup
Swt. Ajaran Islam mengajarkan juga tentang hanya dimensi materi. Ekonomi Islam
konsep untuk berbagi, membagi nikmat, menghendaki kesejahteraan itu juga
membagi kebahagian dan ketenangan tidak mencakup keseluruhan unsur materi dan non
hanya untuk individu namun u ntuk materi (psikis). Hal ini disebabkan kepuasan
seluruh umat manusia di seluruh dunia manusia itu terletak pada unsur-unsur non
(Salim I : 223). materi.

8. Kesejahteraan Menurut Ekonom


Islam Kesejahteraan dalam fungsi matematisnya
Kesejahteraan menurut al-Ghazali dapat dilihat dibawah ini: (Hasan : 2012
adalah tercapainya kemaslahatan. :112).
Kemaslahatan sendiri merupakan
terpeliharanya tujuan syara’ (Maqasid al- Ki = ƒ (MQ, SQ)
Shari’ah). Manusia tidak dapat merasakan
Ki = adalah kesejahteraan yang
kebahagiaan dan kedamaian batin melainkan
Islami (Islamic Welfare)
setelah tercapainya kesejahteraan yang
sebenarnya dari seluruh umat manusia di MQ = Kecerdasan Material
dunia melalui pemenuhan kebutuhan- (Material Quetient)
kebutuhan ruhani dan materi. Untuk mencapai
tujuan syara’ agar dapat terealisasinya SQ = Kecerdasan Spiritual
kemaslahatan, beliau menjabarkan tentang (Spiritual Quetient)
sumber-sumber kesejahteraan, yakni:
terpeliharanya agama, jiwa, akal, keturunan Dalam fungsi diatas dapat diketahui
dan harta (Abdur 2010 : 84-86). bahwa kesejahteraan yang optimal dapat
Harta merupakan sarana yang penting tercapai apabila kecerdasan material dikontrol
dalam menciptakan kesejahteraan umat. oleh kecerdasan spiritual mulai dari cara
Dalam hal tertentu harta juga dapat membuat memperolehnya sampai kepada
bencana dan malapetaka bagi manusia. Al- membelanjakannya. Dalam prakteknya,
Ghazali menempatkan urutan prioritasnya mereka yang memiliki kecerdasan spiritual
dalam urutan yang kelima dalam maqasid dapat menjadi tenteram, aman, dan sejahtera
al-shari’ah. Keimanan dan harta benda sangat meskipun mereka tidak memiliki kecerdasan
diperlukan dalam kebahagiaan manusia. material. Sedangkan manusia yang hanya
Namun imanlah yang membantu memiliki kecerdasan material tidak akan
menyuntikkan suatu disiplin dan makna, pernah mendapatkan kebahagiaan meskipun
sehingga dapat menghantarkan harta sesuai dengan harta yang melimpah.
tujuan syariah.
Kesejahteraan, kemakmuran, dan
Sistem ekonomi konvensional kebahagiaan telah dijamin oleh Tuhan.
beranggapan bahwa tingkat kesejahteraan Memang sumber-sumber daya yang
optimal akan dapat tercapai apabila setiap disediakan Tuhan di dunia ini tidak tak
faktor produksi sudah teralokasikan terbatas, namun semua itu akan dapat
sedemikian rupa sehingga tercapai mencukupi bagi kebahagiaan manusia
keseimbangan yang ideal di seluruh sektor seluruhnya jika dipergunakan secara efisien
produksi. Dalam pandangan konsumen, dan adil. Manusia dapat melakukan pilihan
kesejahteraan optimal dapat tercapai apabila terhadap berbagai kegunaan alternatif dari
distribusi barang telah teralokasi sedemikian sumber-sumber tersebut. Namun harus
rupa kepada setiap konsumen, sehingga disadari bahwa jumlah umat manusia
tercapai keseimbangan ideal. bukanlah sedikit tetapi dalam jumlah yang

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

besar. Oleh karenanya, penggunaan sumber- - Pertumbuhan ekonomi (economic


sumber tersebut hanya bisa dilakukan dengan growth) didefinisikan sebagai
perasaan tanggung jawab dan dalam batasan peningkatan dalam kapasitas suatu
yang ditentukan oleh petunjuk Tuhan dan bangsa jangka panjang untuk
maqasidnya.(Umar 2000 : 205). memproduksi aneka barang dan jasa
bagi rakyatnya. Sementara
Persaingan atau kompetisi dalam pertumbuhan ekonomi menurut Islam
memanfaatkan sumber daya tetap akan adalah sebuah pertumbuhan produksi
didorong sepanjang hal dilakukan dengan atau hasil yang terus menerus dengan
sehat, meningkatkan efisiensi, dan membantu cara yang benar dan dapat
mendorong kesejahteraan manusia, yang memberikan kontribusi bagi
merupakan keseluruhan tujuan Islam. Namun kesejahteraan umat manusia.
demikian, jika persaingan itu melampaui
batas, mengakibatkan nafsu pamer, - Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi
kecemburuan, mendorong kekejaman, dan adalah sebagai berikut: sumber daya
kerusakan maka ia harus dikoreksi (Umar : alam, enterprenuership
209). Komitmen ini menuntut semua sumber (kewirausahaan), sumber daya
daya di tangan manusia sebagai suatu titipan manusia dan yang terakhir adalah
sakral dari Allah Swt dan harus dimanfaatkan perkembangan teknologi.
untuk merealisasikan maqasid al-shari’ah,
yang berupa: (Umar : 212). pemenuhan - Untuk mengukur suatu pertumbuhan
kebutuhan pokok, sumber pendapatan yang ekonomi secara nasional adalah
terhormat, distribusi pendapatan dan memakai Gross National Product atau
kekayaan yang merata, dan pertumbuhan dan GNP dengan rumus: GNP = C + I +
stabilitas. G + (E – M).
Konsep ekonomi Islam untuk Sementara dalam konsep ekonomi
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Islam ditambahkan huruf Z (zakat).
berdasarkan khazanah literatur Islam adalah:
(Muhammad 2009 : 220-221). kepemilikan - Pendekatan aksiologis Islam dalam
harta, meliputi kepemilikan individu, pertumbuhan ekonomi adalah
kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. pendekatan yang menjadikan nilai
Pengelolaan harta harus mencakup (syarî’ah) atau moral sebagai dasar
pemanfaatan dan pengembangan harta. Politik dari berbagai aktivitas kehidupan
ekonomi Islam yang dilaksanakan oleh negara ekonomi. Disamping itu Islam juga
untuk menjamin tercapainya semua menekankan kepada distribusi
kebutuhan pokok (primer) setiap individu pendapatan yang merata bagi semua
masyarakat secara keseluruhan, disertai orang/kelompok tanpa memandang
jaminan yang memungkinkan setiap individu secara diskriminatif sebagai realisasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari Islam sebagai rahmah li al-
pelengkap (sekunder dan tersier) sesuai Âlamîn, dengan orientasi bukan saja
dengan kemampuan mereka. kesejahteraan materi tapi juga
kesejahteraan ruhaniyah dalam suatu
pertumbuhan ekonomi.
C. PENUTUP
- Kesejahteraan dalam perspektif
Dari penjelasan-penjelasan di atas, ekonomi Islam adalah terpenuhinya
penulis dapat mengemukakan beberapa kebutuhan materi dan non materi,
kesimpulan berikut: dunia dan diakhirat berdasarkan
kesadaran pribadi dan masyarakat

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

untuk patuh dan taat (sadar) terhadap Hilal. Mushaf Al Azhar Al Quran dan
hukum yang dikehendaki oleh Allah Terjemahannya. Bandung: Penerbit
Swt melalui petunjukNya dalam Hilal, tt. Ibn Katsier. Terjemah
Alquran, melalui contoh dalam Singkat Tafsir Ibnu Katsier I, terj.
keteladanan Rasulullah Saw, dan Salim Bahreisy dan Said Bahreisy.
melalui ijtihad dan kebaikan para Surabaya : Bina Ilmu, 1988.
ulama. Oleh karenanya kesejahteraan
bukanlah sebuah cita-cita yang tanpa ----------, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
pengorbanan tetapi membutuhkan Katsier II, terj. Salim Bahreisy dan
perjuangan yang terus-menerus dan Said Bahreisy Surabaya : Bina Ilmu,
berkesinambungan. 1988.

- Fungsi matematis dari kesejahteraan ----------, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu


Katsier III, terj. Salim Bahreisy dan
adalah : Ki = ƒ (MQ, SQ).
Said Bahreisy Surabaya : Bina Ilmu,
1988.
Daftar Pustaka
----------, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Katsier IV, terj. Salim Bahreisy dan
Aedy, Hasan. Teori dan Aplikasi Ekonomi Said Bahreisy Surabaya : Bina Ilmu,
Pembangunan Perspektif Islam 1988.
Sebuah Studi Komparasi.
----------, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Katsier V, terj. Salim Bahreisy dan
Basalamah, Abdurrahman. Tatanan Ekonomi Said Bahreisy Surabaya : Bina Ilmu,
Islam menurut Al-Qur’an Dalam 1988.
Penyelesaian Krisis Ekonomi
Mannan, M. Abdul. Teori dan Praktek
Indonesia Dalam Islam dan Perdamaian
Ekonomi Islam. Ter. M. Nastangin.
Global. Yogyakarta: Madyan Press,
Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa,
2002.
1997.
Djojohadikusumo, Sumitro. Perkembangan
Nafik Muhammad HR, Benarkah Bunga
Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori
Haram? Perbandingan Sistem Bunga
Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
dengan Bagi Hasil & Dampaknya
Pembangunan. Jakarta: LP3ES, 1994.
pada Perekonomian. Surabaya :
Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Amanah Pustaka, 2009.
Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2012.
Naqvi, Syed Nawab Haidar. Etika dan Ilmu
Hafidudin, Didin. dan Hendri Tanjung. Ekonomi Suatu Sintesis Islami, terj.
Manajemen Syariah dalam Praktek. Husin Anis. Bandung: Mizan, 1991.
Jakarta : Gema Insani Press, 2003.
Poerwadarminto, W.J.S. Kamus Umum
Hamidi, M. Lutfi. Jejak-Jejak Ekonomi Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Syariah. Jakarta : Senayan Abadi Pustaka, 1999.
Publising, 2003.
Rohman, Abdur. Ekonomi Al-Ghazali,
Hikmat, Harry. Strategi Pemberdayaan Menelusuri Konsep Ekonomi Islam
Masyarakat. Bandung: Humaniora dalam Ihya’ Ulum al-Din. Surabaya:
Utama Press, 2010. Bina Ilmu, 2010.

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

Sadeq, Syed Nawab Haidar. Islamic


Economic. Lahore: Islamic Publication (Pvt)
Limited, 1989.

Sadeq, Abdul Hasan Muhammad. Economic


Development in Islam. Malaysia:
Pelindung Publicarion, 1990.

Sadr, Muhammad Baqer. dan


Taleghani,Ayatullah Sayyid Mahmud.
Islamic Economics: Contemporary Ulama
Perspectives. Kuala Lumpur, Iqra’,
1991

Sholahuddin, Muhammad. World Revolution


With Muhammad. Sidoarjo: Mashun,
2009.

Sicat, Gerardo P. dan Arndt, H. W. Ilmu


Ekonomi untuk Konteks Indonesia. terj.
Nirwono. Jakarta: LP3ES, 1991.

Syamsuddien, Darsyaf Ibnu. Darussalaam.


Prototype Negeri Yang Damai.
Surabaya : Media Idaman Press,
1994.

http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=267753&val=7085&title=MENEROP
ONG%20KONSEP%20PERTUMBUHAN%
20EKONOMI%20(Telaah%20atas%20Kontr
ibusi%20Sistem%20Ekonomi%20Islam%20a
tas%20Sistem%20Ekonomi%20Konvensiona
l)

Universitas Dharmawangsa

Anda mungkin juga menyukai