Anda di halaman 1dari 10

NEGARA INDONESIA DAN PERKEMBANGAN EKONOMI

Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia

Dosen Pembimbing: Faqih Ali Syari’ati, Lc., M.S.I

Disusun Oleh:
Tugas_K01_ES-A_Suci Dwiyana_03.02.2020

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2020
ABSTRAK
Rakyat Indonesia belum merasa sejahtera meskipun sumber daya alam
yang dimilki bangsa sangat besar. Sepertinya tujuan-tujuan pembangunan belum
tercapai dan masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Pembangunan juga belum merata diseluruh pelosok tanah air, masih banyak
daerah-daerah terutama diluar Jawa yang membutuhkan perbaikan fasilitas-
fasilitas yang dibutuhkan.
Pembangunan memeng perlu tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan pembangunan itu sendiri
dibedakan menjadi tiga jangka waktu yaitu jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan. Maka dengan demikian jika pembangunan akan dilaksanakan perlu
ditinjau terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pembangunan itu termasuk
jangka panjang, menengah atau tahunan. Sehingga pembangunan itu dapat
dilaksanakan dengan biaya yang seminimal mungkin dan mendapat hasil yang
semaksimal mungkin.
Pembangunan daerah melalui mekanisme pengambilan keputusan otonomi
diyakini mampu merespons permasalahan aktual yang akan sering muncul dalam
keadaan masih tingginya intensitas alokasi sumber daya alam dalam
pembangunan. Otonomi dalam administrasi pembangunan ini dirasakan makin
relevan sejalan dengan keragaman sosial dan ekologi (bio-social diversity) pada
suatu wilayah.
Pengertian dan penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan
dengan kebijakan ekonomi atau keputusan politik yang berhubungan dengan
alokasi secara spasial dari kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan.
Dengan demikian, kesepakatan-kesepakatan nasional menyangkut sistem politik
dan pemerintahan, atau aturan mendasar lainnya, sangat menentukan pengertian
dari pembangunan daerah. Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap
pembangunan daerah dari setiap negara akan sangat beragam. Singapura, Brunei,
atau negara yang berukuran kecil sangat mungkin tidak mengenal istilah
pembangunan daerah. Sebaliknya bagi negara besar, seperti Indonesia atau
Amerika Serikat perlu menetapkan definisi-definisi pembangunan daerah yang
rinci untuk mengimplementasikan pembangunannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bertujuan
untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau
daerah dalam jangka panjang. Dimana kenaikan tinggkat PDB lebih besar
dari pada kenaikan jumlah penduduk.1
Prof. Meier mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses
kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang
panjang. Sadono Sukirno juga mendefinisikan pembangunan ekonomi
sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk
suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut
mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu
perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian
kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya
peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam
jangka panjang.
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka
panjang. Di sini terdapat empat unsur penting yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi.
1. Pembangunan sebagai suatu proses.
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan
merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau
bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi
dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan
pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-
tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan
sejahtera.
2. Pembangunan sebagai perubahan sosial.

1
Elly Suryani, Analisis Faktor Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi, Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol. 04 No. 02, 2006, hlm. 93-94
Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara
langsung atau tidak langsung perubahan sosial akan berdampak pada
kelancaran pembangunan atau bahkan menghambat pembangunan di
Indonesia.
3. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita.
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang
harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu
negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan
perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
4. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka
panjang.
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang
apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung
meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus
mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi
musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan
perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun,
kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi
negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari
tahun ke tahun.
B. Faktor Pembangunan
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor
nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
1. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil
laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama
dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
2. Keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan
mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi
(disebut juga sebagai proses produksi).
3. Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan
nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk
yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil
produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.
4. Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan
mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk
menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-
barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di
masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang
dan berlaku.
C. Kebijakan Pembangunan Ekonomi
Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan
di bidang ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya
kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat
kesejahteraan masyarakat. Selain kebijakan ekonomi diperlukan juga
kebijakan nonekonmi, seperti kebijakan sosial yang menyangkut masalah
pendidikan dan kesehatan. Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3 macam,
yaitu:
1. Kebijakan Mikro.
Kebijakan mikro adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada
semua perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh
atau disektor mana dan diwilayah mana perusahaan yang
bersangkutan beroperasi.
Contoh kebijakan pemerintah :
a) Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola hubungan kerja
(manajer dengan para pekerja), kondisi kerja dalam perusahaan.
b) Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan perusahaan
kecil di semua sektor ekonomi.
c) Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua sektor dan lain-
lain.
d) Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk melindungi
produsen atau konsumen.
2. Kebijakan Meso.
Kebijakan Meso di bagi menjadi 2 arti yaitu :
a) Kebijakan ekonomi meso dalam arti sektoral adalah kebijakan
ekonomi yang khusus ditunjukan pada sektor-sektor tertentu.
Setiap departemen pemerintah mengeluarkan kebijakan sendiri,
yang bisa sama / berbeda, untuk sektornya. Kebijakan ini
mencangkup keuangan, distribusi, produksi, tata niaga, sistem
pengadaan bahan baku, ketenagakerjaan, termasuk system
penggajian, investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan
sebagainya.
b) Kebijakan ekonomi meso dalam arti regional adalah kebijakan
ekonomi yang ditunjukan pada wilayah tertentu. Misalnya,
kebijakan industri regional dikawasan timur Indonesia (KTI)
yang menyangkup kebijakan industry regional, kebijakan
investasi regional, kebijakan fiscal regional, kebijakan
pembangunan infrastruktur regional, kebijakan pendapatan, dan
pengeluaran pemerintah daerah,kebijakan distribusi pendapatan
regional, kebijakan pendapatan, kebijakan perdagangan
regional, dan sebagainya. Kebijakan ekonomi regional bisa
dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
3. Kebijakan Makro.
Kebijakan ini mencakup semua aspek ekonomi pada tingkat
nasional, misalnya kebijakan uang ketat (kebijakan moneter).
Kebijakan makro ini bisa mempengaruhi kebijakan meso (sektoral atau
regional), kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif.
Instrumen yang digunakan untuk kebijakan ekonomi makro adalah
tarif pajak, jumlah pengeluaran pemerintah melalui APBN, ketetapan
pemerintah dan intervensi langsung di pasar valuta untuk
mempengaruhi nilai tukar mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus
Tambunan, 1996).2
D. Strategi Pembangunan Ekonomi
Untuk menjalankan kebijakan yang sudah dijelaskan tersebut harus
disusun strategi tertentu. Berikut ini strategi pembangunan ekonomi di
Indonesia.
1. Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan
cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain
mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior.
Baik komoditas maupun sektor.3 Koridor pembangunan ekonomi
Indonesia terbagi dalam empat tahap :
a) Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota
provinsi.
b) Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut,
seperti trafik barang.
c) Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional,
yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur
serta fasilitas.
d) Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang
fasilitas. Misalnya menghubungkan area pertambangan dengan
kawasan pemrosesnya.
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun
internasional.
2
Ibid., hlm. 96
3
Sutrisno Asyafiq, Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Era Globalisasi
Berbasis Ekonomi Kewarganegaraan, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 28 No. 01, 2019, hlm.
20-21
Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi
antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses
ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat
pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional.
Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan
langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang,
meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota,
khususnya Jawa dan Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa
menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok. Pada jangka
pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah
TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok.
Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung
mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali
populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan
infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional
atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi
pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan finansial.
Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas
pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya.
Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli.
Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah
maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan
anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional,
termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi
adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk
mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap
teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan pengembangan
sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
Kiranya mudah untuk menerima pendapat bahwa tidak ada satu
pun strategi pembangunan ekonomi yang cocok digunakan oleh semua
negara berkembang yang ingin meningkatkan kesejahteraan materiil para
warganya. Dikatakan demikian karena strategi yang mungkin dan tepat
ditempuh dipengaruhi oleh banyak faktor seperti : (a) persepsi para
pengambil keputusan tentang prioritas pembangunan yang berkaitan
dengan slfat keterbelakangan yang dihadapi oleh masyarakat, (b) luasnya
wilayah kekuasaan negara, (c) jumlah penduduk, (d) tingkat pendidikan
masyarakat, (e) topografi wilayah kekuasaan negara —apakah negara
kepulauan atau daratan(landlocked country)—, (f) jenis dan jumlah
kekayaan alam yang dimiliki, dan (g) sistem politik yang berlaku di negara
yang bersangkutan.
Berbeda halnya dengan beberapa dekade yang lalu, dewasa ini
kategorisasi negara-negara terbelakang dan sedang membangun sudah
berbeda berkat pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan selama ini,
Kategorisasi dimaksud ialah: (1) Negara-negara terbelakang yang masih
ditandai oleh perekonomian yang agraris sifatnya. (2) Sebaliknya negara-
negara yang sedang berkembang ada yang sudah mulai melakukan
industrialisasi meskipun baru pada tahap permulaan dengan objek-objek
yang masih saugat terbatas seperti di bidang agrobisnis. (3) Befaerapa
negara sudah digolongkan sebagai "Newly Industrializing Countries"
karena tahap industrialisasinya sudah demikian jauh sehingga banyak
sektor perekonomian yang sudah menerapkan teknologi tinggi. Di Benua
Asia, khususnya, negara-negara tersebut terakhir ini adakalanya dikenal
dengan istilah "Macan Asia" seperti Korea Selatan, Taiwan, Thailand,
Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Dengan menyimak kategorisasi seperti dikemukakan di atas dan
dengan memperhitungkan faktor-faktor yang dihadapi, dapat disimpulkan
adanya dua bentuk strategi pembangunan yang biasa ditempuh oleh
negara-negara sedang berkembang ialah modernisasi pertanian dan
industrialisasi.
KESIMPULAN
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau daerah dalam
jangka panjang. Dimana kenaikan tinggkat PDB lebih besar dari pada kenaikan
jumlah penduduk. Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
Di sini terdapat empat unsur penting yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di
bidang ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya kebijakan
ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan
masyarakat. Selain kebijakan ekonomi diperlukan juga kebijakan nonekonmi,
seperti kebijakan sosial yang menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan.
Kiranya mudah untuk menerima pendapat bahwa tidak ada satu pun
strategi pembangunan ekonomi yang cocok digunakan oleh semua negara
berkembang yang ingin meningkatkan kesejahteraan materiil para warganya.
Berbeda halnya dengan beberapa dekade yang lalu, dewasa ini kategorisasi
negara-negara terbelakang dan sedang membangun sudah berbeda berkat
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan selama ini.

Anda mungkin juga menyukai