Dosen Pengampu :
01 Pembangunan Ekonomi
1. kinerja efektivitas, yaitu kinerja pencapaian sasaran dan target pembangunan dan
2. kinerja optimalisasi, yaitu kinerja implementasi/ pelaksanaan pembangunan termasuk
kemampuan penyerapan anggaran.
Kinerja akhir pelaksanaan PN dilakukan dengan membandingkan dua aspek kinerja tersebut
dalam bentuk rasio. Sebagian besar PN telah berhasil mencapai target sasaran pembangunan relatif
lebih baik dibandingkan dengan optimalisasi pelaksanaan pembangunan (termasuk penyerapan
anggaran yang digunakan) yang ditunjukkan dengan empat PN memiliki nilai rasio lebih dari 1.
Keterangan:
1. Kategori Kinerja:
realisasi >90 persen target (kinerja baik);
realisasi 60–90 persen target (kinerja cukup);
realisasi <60 persen target (kinerja kurang);
2. Kategori Nilai Rasio:
>1 menunjukkan kinerja efektivitas pelaksanaan PN relatif lebih baik dibandingkan kinerja optimalisasi pelaksanaan PN
(termasuk kemampuan penyerapan anggaran);
<1 menunjukkan kinerja optimalisasi pelaksanaan PN (termasuk kemampuan penyerapan anggaran) relatif lebih baik
dibandingkan kinerja efektivitas pelaksanaan PN; dan
=1 menunjukkan kinerja efektivitas pelaksanaan PN setara dengan kinerja optimalisasi pelaksanaan PN (termasuk kemampuan
penyerapan anggaran). Real Estate
Berikut penjelasan ringkas kinerja efektivitas pencapaian sasaran setiap PN, yang memuat
capaian
beberapa indikator terpilih/strategis :
Prioritas Nasional Prioritas Prioritas
Prioritas Nasional 1 3 Nilai Tambah
Pembangunan Manusia Nasional 4 Nasional 5
Prioritas Sektor Riil,
dan Pengentasan Ketahanan Stabilitas
Nasional 2 Industrialisasi,
Kemiskinan Pangan, Air, Pertahanan
Infrastruktur dan Kesempatan Energi, dan dan Keamanan
dan Pemerataan Kerja Lingkungan
Wilayah
Hidup
Triwulan IV-2020 Triwulan IV- Triwulan IV- Triwulan IV- Triwulan IV-
menunjukkan 2020 2020 2020 2020
pencapaian kinerja menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan
efektivitas pencapaian pencapaian pencapaian pencapaian
pencapaian sasaran kinerja kinerja kinerja kinerja
yang baik efektivitas efektivitas efektivitas efektivitas
pencapaian pencapaian pencapaian pencapaian
sasaran yang sasaran sasaran yang sasaran yang
baik yang kurang baik. baik.
Real Estate
Kerangka Ekonomi Makro
Pandemi COVID-19 yang lebih lama dan berdampak lebih besar dari perkiraan menyebabkan
proses pemulihan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut pada tahun 2022. Pada saat yang
sama, pemerintah akan melanjutkan agenda reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing
perekonomian pascapandemi COVID-19. Upaya akselerasi pemulihan dan reformasi struktural
perekonomian diarahkan untuk mendorong perekonomian kembali ke tingkat sebelum krisis dan
terus tumbuh dengan lebih baik.
Real Estate
Seiring dengan belum berakhirnya
pandemi COVID-19 dan perkiraan
vaksinasi yang
Pemerintah akan Kembali
baru mencapai herd immunity pada
melanjutkan agenda reformasi
awal tahun 2022, agenda pemulihan
struktural pada tahun 2022, di
ekonomi masih menjadi bagian
antaranya melalui perbaikan iklim
penting dalam rangka mencapai
investasi, reformasi kelembagaan,
sasaran kerangka ekonomi makro
dan peningkatan kualitas SDM
RKP Tahun 2022.
Bantuan terhadap dunia usaha
dan rumah tangga tetap perlu
diberikan untuk mengakselerasi
proses pemulihan ekonomi.
Upaya pemulihan ekonomi
dilakukan terutama pada sektor
yang terkena dampak besar dari
pandemi COVID-19.
Strategi Pengembangan
Wilayah Kalimantan
Pengembangan Wilayah Kalimantan diarahkan
untuk menjaga perannya sebagai paru-paru dunia
sekaligus memantapkan kontribusinya sebagai
salah satu lumbung energi nasional.
Real Estate
Guna meneguhkan dan mempercepat pencapaian tujuan kehidupan berbangsa dan
bernegara serta sebagai peta jalan menuju 100 tahun Indonesia merdeka, Presiden
mengamanatkan untuk menyusun Visi Indonesia 2045 yang menjadi bagian integral
dari
RPJMN Tahun 2020–2024. Upaya pencapaian Visi Indonesia 2045 dimulai pada
periode
RPJMN Tahun 2020–2024.
Tema RKP Tahun 2022 juga disusun sebagai respons terhadap kondisi
Indonesia
yang sedang berada dalam proses pemulihan akibat pandemi COVID-
19. Krisis Kesehatan akibat pandemi COVID-19 telah berdampak
sistemik terhadap pembangunan nasional, terutama pada aspek sosial
dan ekonomi.
Pandemi COVID-19 merupakan
unprecedented shock yang mengubah
secara signifikan pola interaksi
antar manusia, sehingga
berimplikasi terhadap perubahan
pola aktivitas ekonomi,
sosial, serta pelayanan publik.
Penerapan social distancing dan
protokol kesehatan
menuntut penggunaan teknologi
digital secara intensif dalam
mendukung aktivitas manusia.
Kondisi demikian tetap akan
berlangsung dalam kehidupan era
new normal, meskipun herd immunity
diharapkan telah tercapai di tahun
Berdasarkan hal tersebut, tema pembangunan RKP Tahun 2022 diarahkan untuk
pemulihan dampak COVID-19 dengan berorientasi pada membangun ke depan dengan
lebih
baik (Build Forward Better). Adapun tema pembangunan RKP Tahun 2022 adalah
“Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”.
• Pemulihan Ekonomi
dapat diterjemahkan
sebagai upaya
pemulihan daya beli
masyarakat dan dunia
usaha serta
diversifikasi ekonomi.
• Pemulihan daya beli
dan usaha yang
dilakukan sejalan
dengan penuntasan
krisis kesehatan,
dilakukan melalui
pemberian bantuan
untuk pemulihan
dunia usaha, menjaga
daya beli rumah
tangga, serta
percepatan
Selanjutnya dalam rangka
mendukung pemulihan ekonomi,
dilakukan pula reformasi
struktural. Reformasi struktural
dilakukan untuk
mendukung/menciptakan
ekosistem yang kondusif dalam
rangka mendukung proses
pemulihan ekonomi melalui
reformasi iklim investasi,
reformasi kelembagaan dan tata
kelola, serta reformasi
peningkatan kualitas
Real Estate SDM dan
perlindungan sosial.
Strategi
Pengentasan
Kemiskinan
Banyak negara di dunia dihadapkan pada
permasalahan kemiskinan, tak terkecuali Indonesia.
Keseriusan dan komitmen negara-negara tersebut
ditunjukan dengan masuknya pengurangan
kemiskinan sebagai salah satu Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development
Goals (SDGs), khususnya tujuan 1 yaitu tanpa
kemiskinan. Di Indonesia, upaya penanggulangan
kemiskinan juga menjadi prioritas nasional pada
setiap rencana kerja pemerintah setidaknya dalam
4 periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
Potret nyata kemiskinan Indonesia
Pada provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi seperti Papua, Papua
Barat, NTT, Maluku, dan Gorontalo, aksesibilitas di wilayah ini cenderung
sulit akibat dari kondisi topografi wilayah yang dipisahkan oleh pegunungan,
01 lembah, ataupun tersebar di pulau-pulau kecil. Kondisi keterisolasian ini pun
menyebabkan terhambatnya mobilitas penduduk, distribusi barang dan
jasa, hingga penyelenggaraan layanan dasar kepada masyarakat. Selain itu,
02 bencana alam seperti tanah longsor, kekeringan, dan banjir memperparah
kondisi kemiskinan karena hilangnya asset masyarakat ataupun rusaknya
fasilitas publik pada wilayah yang terkena bencana.
Ketiga, pengembangan ekonomi daerah juga perlu dilakukan agar lebih inklusif.
Dalam pengembangannya, peningkatan daya ungkit dari sektor produktif di daerah
dilakukan dengan memprioritaskan pengembangan sektor usaha yang berkaitan erat
03 dengan usaha masyarakat miskin dan rentan yang masih memiliki potensi tumbuh
serta punya peluang berkolaborasi dengan mitra-mitra strategis dalam peningkatan
skala usahanya. Untuk wilayah KTI seperti Provinsi NTT, Maluku, Papua, dan Papua
04 Barat, pengembangan ekonomi lokal harus diprioritaskan pada pengembangan potensi
perikanan, kelautan, serta pariwisata alam dan budaya yang melibatkan masyarakat
dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar-besarnya.
Real Estate
Kemiskinan
merupakan isu global
yang dihadapi oleh
banyak negara di
dunia, termasuk
Indonesia. Penurunan
kemiskinan menjadi
isu yang mendapatkan
perhatian serius
karena kemiskinan
merupakan masalah
multidimensi
Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa metode pengukuran kemiskinan multidimensi dapat melengkapi pengukuran kemiskinan yang telah ada di
Indonesia. Pengukuran kemiskinan moneter dapat dilengkapi dengan pengukuran kemiskinan multidimensi untuk menangkap gambaran kemiskinan yang
komprehensif di Indonesia (Artha dan Dartanto, 2014). Lebih dari 60 persen penduduk yang dinyatakan tidak miskin oleh kemiskinan moneter diidentifikasi
sebagai miskin dalam kemiskinan multidimensi.
Strategi dan Kebijakan Penurunan Kemiskinan
Terdapat berbagai kebijakan penanggulangan kemiskinan yang telah terbukti dapat menjinakkan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di
berbagai negara, terutama negara berkembang. Salah satu pendapat dikemukakan oleh Irma Adelman (1986) dalam tulisannya berjudul
“Poverty-Focused Approaches to Development Policy” dan juga Adelman dan Robinson (2000) yang menyebutkan empat pendekatan, yaitu:
Pendekatan yang berorientasi kepada aset
yaitu kebijakan untuk meningkatkan kuantitas aset kelompok miskin. Misalnya melalui pemberian kredit
yang disubsidi atau dengan memperluas akses kelompok miskin terhadap pendidikan dasar
Strategi atau kebijakan yang dapat meningkatkan harga dari aset utama yang
dimiliki kelompok miskin
Kebijakan peningkatan harga yang bekerja melalui pasar faktor produksi harus dapat
meningkatkan upah dari kelompok miskin. Hal ini hanya bisa terjadi jika ada
kenaikan permintaan tenaga kerja dari kelompok miskin.
Penguatan akses penduduk miskin dan rentan terhadap aset produktif dan kesempatan
kerja untuk mendukung akselerasi graduasi program, melalui :